Stt-Wastukancana Ac Id-6 1 7 Ali
Stt-Wastukancana Ac Id-6 1 7 Ali
Stt-Wastukancana Ac Id-6 1 7 Ali
ABSTRAK
Pada pasar yang kompetitif, perusahaan dituntut untuk menghasilkan kinerja yang baik agar dapat bersaing.
Kinerja perusahaan akan baik apabila ditopang dengan kinerja selling in yang baik. Penelitian ini ingin menguji
apakah hubungan distributor dengan outlet dan citra perusahaan berpengaruh terhadap kinerja selling in. Teknik
analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM), dimana akan diuji 2
hipotesis yang telah disusun. Hasil pengujian hipotesisi utama menunjukan ada hubungan positif antara
hubungan distributor dengan outlet dan citra perusahaan terhadap kinerja selling in. Hasil komputasi untuk
menguji model menunjukan hasil yang dapat diterima dengan menggunakan goodness of fit, yaitu : x2 (Chi-
Square), GFI (Goodness of Fit Index), AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index), CFI (Comparative Fit Index),
RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation), TLI (Tucker Lewis Index), dan CR (Critical Ratio)
Kata kunci: hubungan distributor dengan outlet, citra perusahaan, kinerja selling in
37
penjualan ke filosofi pemasaran. Bagi seorang H1 : Hubungan distributor dengan outlet
pemasok, hubungan baik dengan pengecer sama mempunyai pengaruh positif (+) dalam
pentingnya dengan hubungan baik antara perusahaan meningkatkan kinerja selling in
dengan konsumen. “Membangun hubungan yang 2.2 Citra Perusahaan dan Selling In
baik dengan pelanggan merupakan responsibilitas Citra perusahaan dapat mempunyai dampak yang
perusahaan agar dapat bertahan dalam persaingan” besar atas penjualan, pendapatan, dan penilaian.
(Doney dan Cannon, 1997). Noordewier, John, dan Komitmen dan kredibilitas yang baik akan membentuk
Nervin (1990) menyatakan “relationship berfungsi citra perusahaan yang baik. Demikian pula penelitian
sebagai alat untuk mempertahankan kompetitif dan The Corner/Roper Benchmark Survey (1994)
mengurangi biaya transaksi”. Michael Treacy (1996) mendapatkan bukti bahwa “84% responden percaya
mengatakan bahwa “salah satu strategi bahwa mereka membeli karena citra perusahaan”.
mempertahankan yang dilakukan para pemimpin Ricard M, Snider (1994) mengaitkan “hubungan
pasar adalah kedekatan hubungan dengan pelanggan perusahaan dengan sales melalui citra perusahaan yang
(consumer intimacy)”. “Saluran distribusi kebawah positif”. Citra perusahaan itu sendiri melibatkan
yang percaya kepada pemasoknya menunjukan kombinasi dari tujuan, produk, pelayanan, gaya
tingkat kooperatif yang lebih tinggi dan melakukan manajemen, kebijakan organisasi, dan keseluruhan
usaha effort yang lebih bagi kepentingan principal” filosofi. Citra perusahaan yang baik akan tercermin
(Morgan dan Hunt, 1994). pada bonafiditas perusahaan, kemampuan manajemn,
Dari berbagai pendapat para peneliti tersebut di dan komitmen perusahaan.
atas dapat disimpulkan bahwa hubungan distributor Implikasi citra perusahaan pada perusahaan
dengan outlet akan berpengaruh positif terhadap distribusi sering juga ditentukan oleh besarnya
kinerja selling in perusahaan. Ada beberapa ukuran ukuran perusahaan atau besarnya volume bisnis atau
yang dapat dipakai untuk mengetahui kedekatan penjualan merek produk distribusi, kecakapan dan
hubungan dengan outlet (Rich, 1997) : tingkay kepercayaan personel penjualan, ada
“Kelancaran komunikasi dan keakraban; tidaknya ikaln produk distribusi, keakuratan layanan
Sikap dan penerimaaan perusahaan oleh dan kinerja lainnya.
pelanggan; Dalam penelitian ini, “citra perusahaan dibentuk
Kepercayaan, loyalitas, dan komitmen oleh tiga indikator yang meliputi pertanyaan
pelanggan”. kesadaran merek, kemampuan manajemen, dan
Dalam penelitian ini, “hubungan distributor dengan komitmen perusahaan” (Ricard M, Snider, 1994).
outlet dibentuk oleh tiga indikator yang meliputi
pertanyaan bagaimana intensitas komunikasi/kontak,
lama hubungan, dan tingkat kepercayaan” (Doney Gambar 2
dan Cannon, 1997). Variabel Citra Perusahaan
Gambar 1
Variabel Hubungan Distributor Dengan Outlet Citra
Perusahaan
Hubungan
Dengan Outlet X4 X5 X6
X1 X2 X3 X4 : Kesadaran merek
X5 : Kemampuan manajemen
X6 : Komitmen perusahaan
38
“Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal” (Ghozali, 2001).
Uji yang paling mudah adalah dengan
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis mengamati skewness value dari data yang digunakan.
Uji normalitas dilakukan denagn menggunakan
kriteria critical ratio sebesar ± 2,58 pada tingkat
signifikansi 0,01 (1%), sehingga dapat disimpulkan
Hubungan H1 bahwa tidak ada data yang menyimpang.
Dengan Outlet
Tabel 4. 1
Kinerja Uji Normalitas Data
Selling In
Dimensi Min Max Skew cr kurtosis cr
H2 X1 4.00 10 -0.322 -1.408 -0.718 -1.572
Citra X2 4.00 10 -0.385 -1.686 -0.364 -0.796
Perusahaan X3 5.00 10 -0.177 -0.774 -0.768 -1.681
X4 3.00 10 -0.412 -1.802 -0.399 -0.873
X5 3.00 10 -0.295 -1.290 -0.353 -0.773
X6 3.00 10 -0.410 -1.795 -0.272 -0.596
3. METODOLOGI PENELITIAN
4. 2 Uji Kesesuaian
Penelitian ini dilakukan untuk menguji
hipotesis yang diajukan dengan menggunakan Pada langkah ini dilakukan evaluasi terhadap
metode penelitian yang telah dirancang sesuai dengan kesesuaian model melalui telaah terhadap berbagai
variabel-variabel yang akan diteliti agar mendapatkan criteria goodness of fit. Adapun beberapa pengukuran
yang penting dalam mengevaluasi criteria goodness
hasil yang akurat. Hipotesisi dalam penelitian ini
of fit tersebut seperti dalam tabel berikut :
adalah untuk menguji pengaruh hubungan distributor
dengan outlet (independent variable) terhadap kinerja Tabel 4. 2
selling in (dependent variable) dan pengaruh citra Goodness of Fit Index
perusahaan (independent variable) terhadap kinerja
selling in (dependent variable). Goodness of Fit Index Cut of Value
Metode penelitian yang digunakan dalam 2
γ –chi square ≥ 0,08
penelitian ini adalah survei menggunakan kuesioner
Significance probability ≥ 0,08
dan wawancara. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua supervisior distributor dari Galeri Smartfren RMSEA ≥ 0,90
Semarang . Teknik pengambilan sampel yang GFI ≥ 0,90
digunakan adalah sampel acak atau random sampling AGFI ≥ 0,90
dikarenakan anggota populasi dianggap homogen CMN/DF ≤ 2,00
dengan penentuan jumlah responden (sampel) TLI ≥ 0,95
sebanyak 115. CFI ≥ 0,95
Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kuantitatif dan metode 4. 3 Uji Reliabilitas
kualitatif yaitu dengan menggunakan regresi dan Pada dasarnya uji reliabilitas menunjukan sejauh
korelasi yang dapat dihitung menggunakan teknik mana suatu alat ukur dapat memberikan hasil yang
analisis SEM, sedangkan program komputer yang relative sama bila dilakukan pengukuran kembali pada
digunakan sebagai alat estimasi dalam pengukuran subyek yang sama. Standard loading diperoleh dari
ini adalah program AMOS dengan menggunakan standardized loading tiap-tiap indikatir yang didapat
maximum likelihood estimation dan metode kualitatif dari hasil perhitungan komputer. ∑ϵ ϳ adalah
yaitu dengan menganalisis variabel-variabel yang measurement error dari tiap indikator. Measurement
mempengaruhi kinerja selling in. Hal ini sudah sesuai error didapat dari 1 – reliabilitas dari indikator. Tingkat
dengan yang disarankan Hair (1995) “ sampel yang reliabilitas yang dapat diterima adalah ≥ 0,7.
representatif untuk menggunakan teknik analisis
SEM adalah berkisar antara 100-200”, maka sampel Hasil standard loading data
dalam penelitian ini ditentukan 115 responden. Hubungan Distributor 0,78+0,84+0,75 2,37
dengan Outlet
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Citra Perusahaan 0,88+0,86+0,83 2,57
4. 1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah Hasil measurement error
dalam model regresi, variable terikat atau variabel bebas Hubungan Distributor 0,38+0,3+0,43 2,37
keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. dengan Outlet
Citra Perusahaan 0,23+0,26+0,32 2,57
39
H1 : Hubungan distributor dengan outlet
Untuk mengukur bagaimana kuatnya dimensi- memiliki pengaruh positif (+) dalam
dimensi yang membentuk faktor latennya dapat meningkatkan kinerja selling in.
dianalisis dengan menggunakan uji t terhadap Variabel laten hubungan distributor dengan
regression weight yang dihasilkan oleh model seperti outlet terbentuk melalui dimensi-dimensi intensitas
disajikan pada tabel 1. Critical Ratio (CR) adalah kontak/komunikasi, lama hubungan, dan tingkat
identik dengan t hitung dalam analisis regresi. Oleh kepercayaan yang mengacu pada butir-butir yang
karena itu CR yang lebih besar dari 2.0 menunjukan dikembangkan oleh Doney dan Cannon (1997).
bahwa variabel-variabel itu secara signifikan Sementara konstruk selling in terbentuk melalui
merupakan dimensi dari faktor laten yang dibentuk. dimensi-dimensi ketersediaan produk, kelengkapan
produk, dan nilai pengembalian yang mengacu pada
Tabel 4. 3 butir-butir yang dikembangkan oleh Lindsay dan
Regression Weigth Confirmatory Factor Analisys
Mauren (2000).
Dimensi Variabel Laten Estimate SE CR (Doney dan Cannon, dikutip Dwyer, Schurr, dan
X1 HDDO 1.092 0.144 7.564 Oh, 1997) menyatakan “bahwa membangun
X2 HDDO 1.077 0.130 8.259 hubungan yang yang baik dengan pelanggan
X3 HDDO 1.000
merupakan responsibilitas perusahaan agar dapat
X4 CP 1.042 0.100 10.435
X5 CP 1.115 0.107 10.463
bertahan dalam persaingan”.
X6 CP 1.000 Parameter estimasi antara hubungan distributor
dengan outlet dan selling in menunjukan hasil positif
Evaluasi atas Goodness of Fit berdasarkan yang signifikan dengan nilai CR = 2,945 atau CR ≥
perhitungan dengan AMOS untuk model SEM ini, 2,00 dengan taraf signifikansi sebesar 0,05 (5%).
dihasilkan indeks goodness of fit sebagai berikut : Dengan demikian hipotesis 1 terbukti.
41