Laporan PKL
Laporan PKL
Laporan PKL
Disusun Oleh :
2021
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN
TANDA PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Menyetujui,
Pembimbing
NIP 197209091999032007
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis diberikan kekuatan untuk dapat menyelesaikan laporan
tepat waktu.
Laporan ini disusun berdasarkan apa yang telah penulis lakukan pada saat melakukan
praktik kerja lapangan (PKL) pada Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan selama kurang
lebih dua bulan yang dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2021 hingga 9 April 2021.
Selesainya laporan PKL ini tidak lepas dari dukungan, semangat serta bimbingan dari
1. Ibu Tri Anjarsari, S. Psi., M.M. selaku pembimbing dalam penulisan laporan PKL ini
yang telah bersedia memberikan waktu serta pikiran demi terselesaikannya laporan ini.
2. Seluruh pejabat dan pegawai Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan Kabupaten
Adapun tujuan penulisan laporan PKL ini tidak lain adalah sebagai bentuk pemenuhan
atas salah satu syarat kelulusan dari Program Studi Diploma III Akuntansi di Politeknik
Keuangan Negara STAN. Selain itu, laporan ini dibuat untuk menambah pengetahuan terkait
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik daan saran yang sifatnya membangun
dari semua pihak. Tidak lupa, mohon maaf apabila terdapat pemilihan kata yang tidak pantas
atau kurang berkenan. Penulis berharap laporan ini mampu bermanfaat bagi pembaca dan
Tim Penulis
DAFTAR ISI
(JUDUL LAPORAN) 1
TANDA PERSETUJUAN 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 5
BAB I PENDAHULUAN 7
BAB II PEMBAHASAN 12
2.2.1 Definisi 12
2.2.4 Permasalahan 14
2.2.5 Solusi 15
2.3.1 Definisi 15
2.3.5 Solusi 19
2.4 Subbagian Keuangan 19
2.4.1 Definisi 19
2.4.4 Permasalahan 23
2.4.5 Solusi 28
3.1 KESIMPULAN 45
3.2 SARAN 47
LAMPIRAN 48
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat berimbas pada seluruh
aspek kehidupan kita saat ini. Tak terkecuali dalam hal sumber daya manusia. Persaingan
antar manusia selalu terjadi, bahkan di era modern ini persaingan itu tak lagi sebatas
antara sumber daya manusia dalam daerah yang sama, melainkan bisa terjadi antarnegara.
Sehingga, manusia dituntut untuk terus menerus berkembang dan berproses agar menjadi
lebih baik. Dalam masa persaingan yang berat ini, sumber daya manusia yang bagus dan
terampil merupakan modal penting dalam suatu pekerjaan, maka kualitas tenaga kerja
sebagian akan dikelola oleh Aparatur Sipil Negara (ASN). Sebagai poros utama
pemerintahan negara, diperlukan ASN maupun calon ASN yang berintegritas dan
terampil sebagai bagian dari penentu masa depan Negara. Oleh karena itu, Politeknik
Keuangan Negara STAN sebagai salah satu dari kampus yang berada di bawah
kompetensi dengan adanya kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang dilaksanakan pada
satu syarat kelulusan dari Politeknik Keuangan Negara STAN. Sebagai calon ASN,
kegiatan PKL ini sangat membantu mahasiswa untuk mengenal dunia kerja yang
sesungguhnya. Selain itu, dengan adanya kegiatan PKL ini, mahasiswa mampu
membandingkan teori-teori yang telah dipelajari selama tiga tahun masa pendidikan di
Politeknik Keuangan Negara STAN dengan realita yang terjadi di lapangan. Kali ini,
penulis berkesempatan untuk melaksanakan PKL pada Dinas Pertanian, Perikanan dan
Daerah Nomor 21 Tahun 2016 yang diundangkan pada tanggal 11 Oktober 2016 tentang
Letjend Suprapto No.9 B, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dinas ini
merupakan penggabungan antara tiga Dinas, yakni Dinas Pertanian, Perkebunan, Dan
Kehutanan, Dinas Peternakan dan Perikanan, dan Dinas Ketahanan Pangan dimana
sebelumnya Dinas Ketahanan Pangan merupakan berada di ranah provinsi saja dan
sebelumnya merupakan ranah kabupaten dinaikkan menjadi tingkat provinsi dan dikelola
Oktober 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Tata Kerja
Dan Perincian Tugas Perangkat Daerah Kabupaten Semarang, Dinas Pertanian Perikanan
pangan. Selain itu, Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang
merupakan perangkat daerah bertipe A, yakni tipelogi perangkat daerah untuk mewadahi
Penulis terdiri dari lima mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN yang
terbagi menjadi empat kelompok dan berkesempatan untuk mengamati dan membantu
kegiatan yang terjadi dalam empat sub bagian. Adapun sub bagian tersebut adalah Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian, Sub Bagian Perencanaan, Sub Bagian Keuangan, serta
Bidang Perikanan dan Peternakan. Laporan PKL ini penulis susun sebagai hasil kinerja
dan bentuk pertanggungjawaban dari dua bulan pelaksanaan PKL penulis di Dinas
1. Apa definisi dari Subbagian Umum dan Kepegawaian, Subbagian Perencanaan, Sub
2. Apa tugas dan fungsi dari Subbagian Umum dan Kepegawaian, Subbagian
4. Apa solusi yang diberikan oleh Subbagian Umum dan Kepegawaian, Subbagian
terjadi?
1. Menyelesaikan salah satu persyaratan dalam penilaian PKL Program Studi D III
Akuntansi yang merupakan salah satu syarat kelulusan dari Politeknik Keuangan
Negara STAN
3. Melakukan pengamatan atas kegiatan yang terjadi di Dinas Pertanian, Perikanan dan
4. Menyimpulkan dan memberi saran atas permasalahan yang terjadi di Dinas Pertanian,
1. Manfaat Teoritis
Penulisan laporan ini juga diharapkan sebagai sarana pengembangan ilmu yang secara
2. Manfaat Praktis
Secara Praktis, penulisan laporan PKL ini diharapkan dapat memberikan
a. Bagi Penulis
b. Bagi Masyarakat
II.b.1 Definisi
Subbagian Perencanaan merupakan salah satu bagian pada Dinas Pertanian, Perikanan
dan Pangan yang melaksanakan sebagian tugas Sekretariat di bidang penyusunan perencanaan
Dinas. Bagian ini merencanakan seluruh program, perencanaan dan kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh dinas untuk satu tahun ke depan. Tugas utama dari bagian ini adalah
mengoordinasi semua kegiatan, bidang dan seksi, yang kemudian koordinasi tersebut akan
a. Tugas Pokok
dan Ketahanan Pangan, dan Standar Operasional Prosedur sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
Perencanaan;
Perencanaan;
j) menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan guna kelancaran pelaksanaan
tugas; dan
berlaku.
b. Fungsi
a. Membantu perekapan data usulan perencanaan untuk tahun 2022 dari SIPD.
f. Melakukan kunjungan ke UPTD Pasar Hewan Ambarawa, RPH Ambarawa, UPTD Pasar
II.b.4 Permasalahan
a. Terlalu banyak perencanaan yang harus disusun dan banyak pekerjaan yang tenggat
Subbagian Perencanaan tetap berusaha keras untuk mengejar tenggat waktu yang
sudah ditetapkan. Selain itu, kerja sama antar bidang sangat diperlukan sehingga target-target
dapat tercapai.
II.b.1 Definisi
Subbagian Umum dan Kepegawaian merupakan salah satu Subbagian yang ada pada
Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang yang memiliki tugas yakni
Melaksanakan sebagian tugas Sekretariat dan melakukan urusan umum, penatausahaan surat
menyurat, urusan rumah tangga, kehumasan, dokumentasi dan inventarisasi barang serta
administrasi kepegawaian.
a. Tugas Pokok
Subbagian Umum dan Kepegawaian Dispertanikap memiliki Tugas pokok secara rinci
berlaku;
e) melaksanakan inventarisasi barang kekayaan Dinas untuk tertib administrasi serta
optimal;
g) memproses usulan kenaikan pangkat, mutasi, gaji berkala, diklat pegawai, dan
Kepegawaian;
Dan Kepegawaian;
tugas; dan
berlaku.
b. Fungsi
kepegawaian;
b. pelaksanaan kegiatan urusan umum, penatausahaan surat menyurat, urusan rumah
kepegawaian;
d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.
a. Bertanggung jawab dalam berperan sebagai pembantu Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian.
b. Membuat rekap daftar persediaan setiap sub bagian, bidang dan seksi yang ada di
c. Melakukan Input setiap Belanja sub bagian umum dan kepegawaian pada Aplikasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) untuk periode bulan Januari, Februari,
dan Maret.
f. Melakukan pembenaran pada no. belanja pada A2 bulan Januari yang sebelumnya secara
(SPJ) pada Excel untuk periode bulan Januari, Februari, dan Maret.
h. Menyusun SPJ Belanja – Fungsional dan bukti transaksi dalam bentuk cetak untuk
digunakan oleh setiap sub bagian, bidang, dan seksi sebagai standar rekap persediaan
Dispertanikap.
j. Membuat aplikasi Kendaraan Dinas dalam bentuk spreadsheet dan digunakan pribadi oleh
k. Melakukan kunjungan kerja pada beberapa unit Dispertanikap, diantaranya UPTD Pasar
Hewan Ambarawa, UPTD RPH Ambarawa, UPTD Pasar Jetis, dan UPTD Balai Benih
Ikan Siwarak.
l. Memberikan saran kepada pegawai terkait input Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara
Negara (LHKPN).
membantu dalam membagikan konsumsi dan logistik serta pemasangan proyektor dan
a. Rekap persediaan yang masih dilakukan secara manual dan tidak dilakukan secara efisien,
aplikasi baru, sehingga SPJ belanja pada bulan januari dilakukan secara manual dan
c. Input aplikasi SIPKD yang sering mengalami kesalahan sistem yang disebabkan oleh
aplikasi tersebut secara langsung maupun kesalahan akibat kurangnya koordinasi pada
bidang lain.
d. Tidak adanya pencatatan pada persediaan yang dimiliki Sub Bagian Umum dan
II.c.4 Solusi
a. Pembuatan Aplikasi Rekap Persediaan yang dilakukan secara terintegrasi dan real-time
secara daring sehingga rekap persediaan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien.
b. belanja pada bulan Januari yang belum di input pada SIPKD dilakukan pada Februari,
secara langsung setelah mengetahui bahwa aplikasi SIPKD kembali digunakan. Sehingga
diperlukan adanya penyesuaian pada No. belanja yang disesuaikan pada aplikasi.
c. Setiap pegawai yang bertanggung jawab pada aplikasi SIPKD harus mengetahui segala
perbaikan dan kesalahan yang dibutuhkan sehingga apabila terdapat kesalahan yang
dilakukan oleh aplikasi maupun bidang lainnya dapat diatasi secara pribadi.
d. Perlu dilakukan pencatatan pada persediaan sehingga jumlah stok yang ada dan barang
yang perlu dibeli diketahui secara transparan dan dapat ditentukan waktu belanja yang
I.a.1 Definisi
Subbagian Keuangan merupakan salah satu bagian pada Dinas Pertanian, Perikanan
dan Pangan yang melaksanakan sebagian tugas Sekretariat di bidang penyusunan dan
pengelolaan keuangan Dinas. Tugas utama dari bagian ini adalah menyusun Laporan
perikanan dan Ketahanan Pangan, dan Standar Operasional Prosedur sesuai dengan
keuangan Dinas;
lingkungan Dinas;
tugas; dan
berlaku.
a) meminta bukti transaksi atas pendapatan yang diterima langsung melalui RKUD;
b) melakukan verifikasi dan rekonsiliasi dengan Bank yang ditetapkan oleh Kepala
Daerah;
c) meneliti kesesuaian antara jumlah uang yang diterima dengan jumlah yang telah
ditetapkan;
diterimanya; dan
a) mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP UP, SPP GU, SPP TU, dan
SPP LS;
d) menolak perintah bayar dari PA yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
undangan.
Selain tugas dan wewenang, Bendahara Pengeluaran melaksanakan tugas dan
c) menerima dokumen bukti transaksi secara elektronik atau dokumen fisik dari bank;
d) menerima dan menyetorkan atas pengembalian belanja atas koreksi atau hasil
e) menyiapkan dokumen surat tanda setoran atas pengembalian belanja akibat koreksi
fungsi BUD.
b. Membantu menginput data Panjar, BPK, STS, SPJ, SPP dan SPM di aplikasi SIPKD;
c. Melakukan kunjungan ke UPTD Pasar Hewan Ambarawa, UPTD Pasar Jetis, UPTD
Balai Benih Ikan Siwarak, UPTD Balai Benih Ikan Kebowan, serta KBU Pakopen;
d. Membantu menginput jurnal LRA dan LO untuk penerimaan dan belanja UP di aplikasi
SIPKD;
e. Membantu membuat kertas kendali non-gaji dan lampiran pengajuan SPP-GU (surat
f. Membantu perekapan SPJ fungsional, pengembalian panjar, dan Surat Tanda Setoran
(STS)
a. Secara umum
Salah satu kendalanya adalah perbedaan perincian akun uang saku dalam
laporan keuangan SKPD. SIPKD merincikan uang saku sebagai akun tersendiri
sedangkan SIPD merincikan uang saku sebagai subakun dalam akun perjalanan
dinas. Perbedaan perincian uang saku akan berdampak pada pemotongan pajak PPh
Pasal 21.
menyatakan biaya perjalanan dinas bukan termasuk objek pajak yang dikenai PPh
Pasal 21. Hal itu menimbulkan perbedaan tafsir antara Dispertanikap Kabupaten
pemahaman bahwa uang saku bukanlah objek pajak karena masuk dalam akun
objek pajak yang dikenai PPh pasal 21 karena dalam SIPKD uang saku merupakan
akun tersendiri.
b) Perjalanan dinas dalam kota SIPD belum bisa dilaksanakan secara maksimal.
kategori, yaitu Perjadin di bawah delapan jam dan Perjadin di atas delapan jam.
Menurut SIPD Perjadin di bawah delapan jam dapat dianggarkan dari belanja BBM
dan uang saku. Namun, dalam pelaksanaanya uang saku belum bisa direalisasikan
karena bukti transaksi perjalanan susah didapatkan. Perjadin dalam kota di atas
delapan jam dapat dianggarkan sama seperti Perjadin dalam kota di bawah delapan
jam. Hal itu dapat direalisasikan dengan membuat laporan perjalanan dinas dengan
maksimal. Perjadin dalam kota di bawah delapan jam menurut SIPD dianggarkan
umum yang berada di daerah kebanyakan tidak memberikan tiket bukti pembayaran
c) Kekurangan personel dan sumber daya manusia yang mumpuni di bidang keuangan.
Perubahan cara kerja dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat jika personel
keuangan, hanya memiliki Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak lima orang.
vital dalam mendukung jalannya visi dan misi lembaga. Hal tersebut dapat menjadi
Semarang hanya memiliki satu SDM dengan latar belakang pendidikan di bidang
Akuntansi. Meskipun di dunia kerja bukan hanya latar belakang pendidikan yang
menjadi dasar pegawai dapat bekerja, tetapi hal tersebut akan mempermudah bagi
pegawai untuk cepat beradaptasi. Adaptasi kinerja pegawai terlihat saat menemui
merasa kurang memahami objek pajak apa saja yang dikenai potongan pajak karena
SIPKD ke SIPD.
Daerah (SIPD) wajib dilaksanakan, diberi sanksi jika tidak dilaksanakan, dan
aplikasi Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) pada tahun 2021. Aplikasi
ini diklaim memiliki tingkat efisiensi yang lebih baik daripada Sistem Informasi
bulan Januari dan Februari transaksi kegiatan yang telah dilaksanakan tidak bisa di-
SPJ. Akibatnya, Ganti Uang (GU) atas penggunaan Uang Persediaan (UP) di
menginput ulang SPJ bulan Januari dan Februari tahun 2021. Aplikasi SIPD yang
diklaim memberikan tingkat efisiensi yang lebih baik daripada SIPKD belum bisa
Semarang.
b. Bendahara Penerimaan
(PAD) berdasarkan data potensi yang dimiliki. Data potensi menjadi patokan
pendapatan yang realistis karena berdasarkan tren tahun ke tahun dan fakta di
terkadang menentukan target pendapatan yang di luar kemampuan data potensi dan
ganda. Standar ganda tersebut adalah dengan memilih data potensi tertinggi
Contohnya DPRD berpendapat retribusi yang didapat dari Pasar Hewan Ambarawa
dianggap tidak relevan karena pasar ini tidak beroperasi setiap hari. Pasar Hewan
Ambarawa merupakan pasar hewan terbesar kedua se-Jawa Tengah. Pasar ini
memiliki sumber retribusi dari parkir, los, kios, dan tiket hewan masuk. Pasar
Hewan Ambarawa atau biasa disebut Pasar Pon Ambarawa merupakan pasar yang
beroperasi saat hari Pon saja. Pon merupakan salah satu dari lima hari pasaran di
kalender jawa. Oleh sebab itu, Pasar Pon Ambarawa akan terlihat ramai karena
c. Bendahara Pengeluaran
SIPD masih belum sempurna sehingga input SPP SPM harus diulangi kembali ke
aplikasi SIPKD dan menyebabkan SPM bulan Januari dan Februari terlambat.
b) Terjadi perbedaan nominal panjar antara aplikasi dengan rekening koran. Perbedaan
ini dapat disebabkan karena kekeliruan pencatatan pengembalian panjar bidang oleh
bendahara pengeluaran.
c) Terjadi perbedaan nominal register panjar antara bendahara PPTK dimana saldo
pengeluaran bahwa telah memungut pajak akan tetapi di aplikasi belum tercatat. Hal
untuk gaji outsourcing dan tunjangan Hari Raya). Pengajuan TU dihindari karena
Untuk menyiasati hal tersebut, beberapa kegiatan dalam pengajuan SPJ dalam 1
bulan dibagi menjadi 2 bagian sehingga perputaran UP menjadi lebih cepat dan
Terutama pada dana bergulir di bidang peternakan dimana pada tahun 2021 guliran
dirinci menjadi 2 bagian yaitu guliran 1 dan guliran 2 serta terdapat beberapa dana
II.d.4 Solusi
a. Secara Umum
perjalanan dinas. Perjalanan dinas bukan merupakan objek pajak yang dikenai pajak
Penerapan perjalanan dinas dalam kota hanya dipenuhi dari belanja BBM.
untuk keperluan perjalanan dinas dalam kota. Hal itu bisa direalisasikan karena
menyatakan SIPKD lebih relevan dalam penerapan uang saku karena tidak
BKUD Kabupaten Semarang. Hal ini menjadi solusi permasalahan aplikasi SIPD
yang belum bisa digunakan pada bulan Januari dan Februari tahun 2021.
b. Bendahara Pengeluaran
dengan data yang dimiliki Dispertanikap. Oleh sebab itu, apabila DPRD
c. Bendahara Penerimaan
II.e.1 Definisi
Bidang ini melaksanakan sebagian tugas Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan
dibidang Perikanan.
a. Rincian Tugas
Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya dan mengarahkan
pelaksanaan kegiatan
Usaha Perikanan
tugas
b. Fungsi
Perikanan.
c. Jenis Seksi
Pada bidang ini terdapat 3 seksi yang akan menjalankan tugasnya masing-masing,
a. Tugas
b. Rincian Tugas
serta ukuran minimum jenis ikan yang boleh ditangkap dan penetapan jenis
umum
Tangkap
Tangkap
pelaksanaan tugas
a. Tugas
b. Perincian Tugas
pemilihan dan penyiapan kolam ikan dan sarana produksi budidaya ikan
Budidaya
Budidaya
pelaksanaan tugas
a. Tugas
b. Rincian Tugas
perikanan
pengembangan perikanan
usaha perikanan
pengawasan lembaga sistem mutu produk perikanan dan hasil bahan asal
Usaha Perikanan
pelaksanaan tugas
II.f.1 Definisi
Bidang ini melaksanakan sebagian tugas Dinas Pertanian, Perikanan Dan Pangan
dibidang Peternakan
a. Rincian Tugas
Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya dan mengarahkan
pelaksanaan kegiatan
bidang peternakan
tugas
b. Fungsi
Peternakan.
c. Jenis Seksi
Pada bidang ini terdapat 3 seksi yang menjalankan tugasnya masing-masing, seksi
1. Seksi Pembibitan
a. Tugas
b. Rincian Tugas
Semarang
nuftah
kualitas/mutu ternak
peternak
Pembibitan
pelaksanaan tugas
2. Seksi Budidaya
a. Tugas
pengembangan peternakanbudidaya.
b. Perincian Tugas
usaha peternakan
pelaksanaan tugas
a. Tugas
Pengembangan Ternak
b. Perincian Tugas
Ternak
peternakan
Melaksanakan penataan wilayah penyebaran dan pengembangan peternakan
pengawasan lembaga sistem mutu produk peternakan dan hasil bahan asal
Pengembangan Ternak
Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan guna kelancaran
pelaksanaan tugas
a. Ternak Pemerintah
Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan memiliki beberapa aset hewan dan
tumbuhan yang biasa disebut sebagai aset biologis, salah satu aset biologis yang
dimiliki oleh Dinas ini adalah ternak gaduhan pemerintah. Ternak gaduhan
pemerintah ini adalah salah satu hal yang sangat sering dipertanyakan oleh auditor
BPK karena memang aset biologis merupakan hal yang unik karena tidak semua
Ternak gaduhan pemerintah atau biasa disebut ternak pemerintah adalah semua
ternak Pemerintah Kabupaten yaitu sapi, kerbau, kambing, dan domba yang
digaduhkan kepada petani ternak yang tergabung dalam kelompok peternak yang
sapi. Dalam Peraturan Bupati Semarang Nomor 88 Tahun 2014 tentang Pedoman
memenuhi jangka waktu ternak pemerintah dijual dan hasil dari penjualan ternak
pemerintah tersebut akan dibagi hasilnya 70% dari pertambahan harga ternak
akan menjadi milik penggaduh dan sisanya akan diserahkan ke pemerintah yang
70% dari hasil penjualan anakan sapi untuk penggaduh dan 30% diserahkan
dijual maka keuntungan hasil penjualan tersebut sebanyak 25% dari hasil
penjualan akan menjadi milik penggaduh dan 75% sisanya akan disetor ke kas
daerah
sebanyak 2 ekor baik jantan maupun betina dari keturunan pertama dan
keturunan kedua
Pola ini tidak ada di dinas ini karena pola ini hanya mengatur tentang
Semarang dalam pembahasan ini yaitu Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan
kurang lebih 40 ekor yang sekarang sudah berkembang biak menjadi 1.663 ekor
ternak pemerintah setiap akhir tahun. Dinas ini mengestimasi harga pasar ternak
dipasaran dengan membagi jenis ternak berdasarkan jenis kelamin, umur dan
data yang mereka dapatkan dengan aset biologis sapi yang diperoleh dari recorder
d. Penjualan Persediaan
Dinas tidak mencatat persediaan yang dihasilkan dari aset biologis sapi ternak
dengan peraturan yang berlaku antara penggaduh dan pemerintah (selanjutnya akan
Kecamatan Sumowono
10. Ikut dalam kunjungan lapangan dalam rangka monitoring hibah bebek petelur dari
12. Melakukan kunjungan ke UPTD Pasar Hewan Ambarawa, RPH Ambarawa, UPTD
UPTD Pasar Hewan Ambarawa merupakan salah satu penyumbang retribusi dalam
Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan. Sumber retribusi yang ada dalam UPTD ini antara
lain
Setiap hewan masuk ke pasar akan ditarik retribusi tiap ekornya. Besarnya
retribusi untuk sapi dan kerbau sebesar Rp5.000,00 sedangkan untuk kambing dan
domba Rp2.000,00. Pada praktiknya beberapa penjual yang ada tidak membayar
sesuai ketentuan yang berlaku, karena biasanya beberapa hewan ternak tidak bisa
langsung laku pada 1 kali pasaran, terkadang mereka harus membawa hewan
ternak dagangan yang mereka miliki beberapa kali pasaran, hal tersebut dianggap
merugikan jadi tekadang apabila ada penjual membawa 10 ekor kambing untuk
diperjual belikan, hanya 6 atau 8 ekor saja yang dibayar retribusinya. Pihak UPTD
Pasar Hewan juga sudah berusaha dengan giat agar hal itu diminimalisir supaya
2. Kios
Kios memiliki tarif Rp600,00 per meter persegi. Kios yang ada di pasar ini
ad beraneka ragam seperti kios pakaian, kios makanan, kios burung, bahkan hingga
3. Parkir khusus
Tarif untuk parkir khusus yaitu mobil Rp5.000,00 truck Rp15.000,00 motor
Rp2.000,000
4. Rumah Potong Hewan (RPH)
diterima dari RPH adalah pendapatan setiap penyembelihan hewan yang tarifnya
III.a KESIMPULAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat berimbas pada seluruh
aspek kehidupan kita saat ini, yang menimbulkan banyak persaingan terutama sumber daya
manusia. sebagai salah satu dari kampus yang ada di Indonesia, PKN STAN memberikan
kesempatan bagi mahasiswanya untuk lebih mengenal dunia kerja, menambah pengetahuan
dan kompetensi dengan adanya kegiatan Praktik Kerja Lapangan, yakni bentuk pengenalan
mahasiswa pada dunia kerja di sektor pemerintahan, yang dilaksanakan dalam rangka
mendukung mahasiswa sebagai calon ASN yang berintegritas dan terampil sebagai bagian
Pada kesempatan kali ini, penulis berkesempatan untuk melaksanakan PKL pada Dinas
Pertanian, Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang. Dinas Pertanian, Perikanan, dan
berlokasi di Jl. Letjend Suprapto No.9 B, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Daerah di bidang pertanian, bidang perikanan, bidang perkebunan serta bidang pangan.
Penulis terdiri dari lima mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN yang terbagi
menjadi empat kelompok dan berkesempatan untuk mengamati dan membantu kegiatan yang
terjadi dalam empat sub bagian. Adapun sub bagian tersebut adalah Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian, Sub Bagian Perencanaan, Sub Bagian Keuangan, serta Bidang Perikanan dan
Peternakan. Laporan PKL ini penulis susun sebagai hasil kinerja dan bentuk
pertanggungjawaban dari dua bulan pelaksanaan PKL penulis di Dinas Pertanian, Perikanan,
Sub Bagian Perencanaan memiliki tugas utama yaitu mengoordinasi semua kegiatan,
bidang dan seksi dalam Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan. Selain itu, Sub Bagian
Perencanaan juga menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA),
(DPPA) sesuai dengan ketentuan yang berlaku, melakukan monitoring, serta menyusun profil
dinas. Selama melaksanakan PKL di Sub Bagian Perencanaan, penulis memberikan kontribusi
dalam penyusunan profil maupun laporan, serta membantu dalam melakukan rekap usulan
dari aplikasi SIPD. Masalah yang dihadapi Sub Bagian Perencanaan adalah tenggat waktu
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian memiliki tugas yakni melaksanakan sebagian
tugas Sekretariat dan melakukan urusan umum, penatausahaan surat menyurat, urusan rumah
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi sub bagian tersebut, penulis memberikan kontribusi
dalam berbagai bentuk seperti diantaranya pengelolaan pada aplikasi SIPKD serta pembuatan
aplikasi persediaan. Selama kegiatan PKL tersebut berlangsung, penulis menemukan beberapa
masalah dan telah berhasil menemukan solusinya melalui kontribusi penulis tersebut.
Sub Bagian Keuangan memiliki tugas utama yaitu menyusun Laporan Keuangan
Dinas setiap satu bulan/triwulan/semesteran dan tahunan. Berdasarkan tugas pokok sub bagian
dokumen pendukung yang menunjang dalam pembuatan Laporan Keuangan Daerah. Dimulai
dari penginputan panjar per bidang, input SPJ, pengajuan dan pengesahan SPP serta SPM,
verifikasi data-data pendukung SPM, sampai melakukan penginputan jurnal LO maupun LRA
yang nantinya akan menjadi bagian dari Laporan Keuangan Daerah. Penulis juga
mengunjungi UPTD yang berada di bawah naungan dinas sehingga dapat mengetahui secara
III.b SARAN
Pencatatan dan perekapan data sering kali masih dilakukan secara manual dan belum
terkomputerisasi sehingga menyebabkan adanya bias. Untuk itu, penulis menyarankan untuk
menggunakan aplikasi pengolah data seperti Microsoft Excel guna mengurangi bias dan