Laporan Reaksi Logam-Logam Periode Ketiga

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

“REAKSI LOGAM-LOGAM PERIODE KETIGA”

Disusun oleh :
Amalia Nurul Fauziah XII IPA 1/03
Khalaqas Hakiim XII IPA 1/19
Wening Nurwulan XII IPA 1/26
Yudi Kristanto XII IPA1/28

DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN NONFORMAL


SMA NEGERI 2 BANTUL
2012
A. Dasar Teori
Periode ketiga sistem periodik modern mengandung unsur-unsur logam dan
nonlogam. Unsur logam pada periode ketiga berkurang kereaktifannya dari kiri ke kanan.
Unsur nonlogam pada periode ini bertambah kereaktifannya dari kiri ke kanan. Akhir periode
ini diisi dengan unsur gas mulia yang tidak bereaksi dengan unsur lain. Unsur Na, Mg, dan Al
merupakan logam, sedangkan unsur Al, Si, P, S, Cl, dan Ar adalah unsur nonlogam.
Daya pereduksi unsur-unsur periode ketiga berkurang dari kiri ke kanan, sebaliknya
daya pengoksidasinya bertambah. Natrium, Magnesium dan Alumunium tergolong pereduksi
kuat, tetapi berkurang dari Natrium ke Alumunium.

B. Tujuan
1. Mengamati kekuatan daya reduksi dan kereaktifan logam Na, Mg, dan Al melalui
reaksinya dengan air.
2. Mengkaji sifat amfoter dari logam alumunium dan basanya.

C. Alat dan Bahan


1. Gelas kimia 500 ml 7. Logam Na, Mg, dan Al
2. Penjepit logam 8. Indikator pp
3. Pinset 9. Larutan HCl 0,5 M
4. Tabung reaksi 10. Larutan NaOH 0,5 M
5. Penjepit tabung reaksi 11. Larutan Al2(SO4)3 0,5 M
6. Lampu pemanas 12. Air

D. Cara Kerja
1. Reaksi logam Natrium dengan air
a. Memasukkan air ke dalam gelas kimia besar sampai kira-kira ¾ volume gelas tersebut
kemudian menambahkan 1-2 tetes indikator pp.
b. Mengambil sehelai kertas dan mengapungkan di atas air sehingga ada sedikit air di
atas kertas tersebut.
c. Mengambil sepotong kecil logam Natrium engan memakai pinset dan memasukkan ke
dalam air di atas kertas.
d. Mengamati apa yang terjadi dari jarak yang agak jauh.
2. Reaksi logam Magnesium dengan air
a. Mengambil 2 buah tabung reaksi, kemudian memberi air kira-kira 2 ml dan 2 tetes
indikator pp ke dalam masing-masing tabung.
b. Memasukkan sekeping logam Mg ke dalam kedua tabung reaksi tersebut.
c. Memanaskan salah satu tabung reaksi kira-kira 3 menit, sedang tabung yang lain tidak
dipanaskan.
d. Mengamati perubahan warna air dalam kedua tabung reaksi.
3. Reaksi logam Alumunium dengan air
a. Mengambil 2 buah tabung reaksi, kemudian memberi air kira-kira 2 ml dan 2 tetes
indikator pp ke dalam masing-masing tabung.
b. Memasukkan sekeping logam Al ke dalam kedua tabung reaksi tersebut.
c. Memanaskan salah satu tabung reaksi kira-kira 3 menit, sedang tabung yang lain tidak
dipanaskan.
d. Mengamati perubahan warna air dalam kedua tabung reaksi.
4. Reaksi logam Alumunium dengan larutan asam dan larutan basa
a. Memasukkan 1 keping logam Al ke dalam tabung reaksi yang telah diisi dengan
larutan HCl. Kemudian menngamati terjadinya gas.
b. Memasukkan 1 keping logam Al ke dalam tabung reaksi yang telah diisi larutan
NaOH kira-kira 3 ml. Kemudian mengamati reaksi yang terjadi.
5. Reaksi larutan garam Al3+ dengan larutan basa kuat
a. Menuangkan kira-kira 2 ml larutan garam Al3+ ke dalam tabung reaksi.
b. Menambahkan sedikit-demi sedikit larutan NaOH sampai terjadi endapan putih.
Setelah itu menetesi terus dengan larutan NaOH sampai endapan larut kembali.

E. Hasil Pengamatan
1. Reaksi Natrium dengan air : timbul asap, ledakan, dan nyala api (Bereaksi hebat dengan
air), air berubah warna menjadi merah muda
2. Reaksi Mg dengan air
a. Mg + air dingin : terbentuk sedikit gelembung
b. Mg + air panas : banyak gelembung, air berubah warna menjadi merah muda
3. Reaksi Al dengan air
a. Al + air dingin : tidak ada perubahan
b. Al + air panas : gelembung banyak
4. Reaksi Al dengan larutan asam dan basa
a. Al + larutan HCl : gelembung kecil ,sedikit
b. Al + larutan NaOH : gelembung sedikit
5. Garam Al3+ + Larutan NaOH : terbentuk endapan berwarna putih
Setelah ditambah NaOH berlebih : endapan larut kembali dan larutan menjadi jernih
F. Analisis Data dan Pembahasan
1. Reaksi Natrium dengan air
Pada hasil pengamatan didapat bahwa Natrium bereaksi hebat dengan air ( dengan
mudah mereduksi air). Hal ini dibuktikan dengan adanya asap, diikuti dengan suara
ledakan dan timbul api. Ini menunjukkan Natrium merupakan pereduksi terkuat.
Sebelum direaksikan dengan Natrium, air ditetesi dengan pp (tidak terjadi perubahan
warna). Setelah Natrium direaksikan dengan air, terjadi perubahan warna menjadi merah
muda. Hal ini menunjukkan adanya sifat basa pada larutan. Menurut persamaan reaksinya
yaitu
2Na(s) + 2H2O → 2Na+(aq) + 2OH-(aq) + H2 (g)
Suatu senyawa bersifat asam atau basa , hal ini bergantung kepada kekuatan unsur
logam untuk mengikat elektron. Jika unsur logam mudah melepaskan elektron (memiliki
energi ionisasi yang rendah), maka akan terbentuk senyawa ionik yang mengandung ion
OH-. Dalam larutan, hal ini menyebabkan larutan bersifat basa. Namun, jika unsur
tersebut nonlogam yang mudah menarik elektron (memiliki keelektronegatifan yang
tinggi), oleh karena unsur cukup kuat menarik elektron, Akibatnya yang mudah terlepas
atau diberikan kepada pelarut adalah H+. Dan ini menyebabkan larutan bersifat asam.
Atom Natrium sangat mudah memberikan elektron sebab sifat reduktornya sangat
kuat. Sehingga NaOH merupakan senyawa ionik yang tersusun dari ion 2OH - dan OH-.
NaOH merupakan basa kuat serta sangat mudah larut dalam air.

2. Reaksi Mg dengan air


a. Mg + air dingin
Pada hasil pengamatan didapat bahwa reaksi air pada suhu biasa atau suhu kamar
dengan Magnesium menghasilkan sedikit gelembung. Namun, reaksi berlangsung
sangat lambat.
Mg(s) + 2H2O(l) → Mg(OH)2 (s) + H2 (g)
Menurut teori, Magnesium juga dapat mereduksi air, tetapi sifat reduktornya lebih
lemah dari pada Natrium. Oleh karena itu pada suhu biasa reaksi magnesium dengan
air hanya bereaksi lambat bahkan tidak berlangsung. Ini juga disebabkan karena reaksi
magnesium dengan air terhambat lapisan endapan Mg(OH)2 yang menutupi
permukaan logam itu, karena magnesium hidroksida sukar larut dalam air.
b. Mg + air panas
Pada hasil pengamatan didapat bahwa reaksi air pada suhu panas (suhu tinggi) dengan
Magnesium menghasilkan gelembung yang banyak. Ini membuktikan bahwa Mg
bereaksi cepat pada suhu tinggi.
Mg(s) + 2H2O(l) → Mg(OH)2 (s) + H2 (g)
Sebelum direaksikan Magnesium, air ditetesi dengan pp (tidak terjadi perubahan
warna). Setelah Magnesium direaksikan dengan air kemudian dipanaskan, terjadi
perubahan warna pada larutan menjadi merah muda. Hal ini dikarenakan Mg(OH) 2
merupakan senyawa ionik Meskipun Mg(OH)2 merupakan basa yang lebih lemah
daripada NaOH, namun Mg(OH)2 masih terolong basa yang cukup kuat.
3. Reaksi Al dengan air
a. Al + air dingin
Pada hasil pengamatan didapat bahwa reaksi air pada suhu biasa atau suhu kamar
dengan Alimunium tidak terjadi perubahan.
Menurut teori, pada Alumunium sifat reduktor semakin berkurang sehingga reaksi
alumunium dengan air tidak dapat berlangsung
b. Al + air panas
Pada hasil pengamatan didapat bahwa reaksi air pada suhu panas (suhu tinggi) dengan
Alumunium menghasilkan gelembung yang banyak. Alumunium ternyata dapat
bereaksi dengan air pada suhu tinggi terutama dengan uap air.
2Al(s) + 3H2O(g) → Al2O3(s) + 3H2(g)
4. Reaksi Al dengan larutan asam dan basa
a. Al + larutan HCl : gelembung sedikit
Pada hasil pengamatan didapat bahwa reaksi Al dengan HCl pada suhu panas (suhu
tinggi) menghasilkan gelembung yang sedikit.
2Al + 6HCl → 2AlCl3 + 3H2
Sifat basa Al(OH)3 jauh lebih lemah dari NaOH dan Mg(OH)2. Al(OH)3 sukar larut
dalam air teetapi sebagai basa, Al(OH)3 larut dalam asam.
b. Al + larutan NaOH : gelembung sedikit
Pada hasil pengamatan didapat bahwa reaksi Al dengan NaOH pada suhu panas (suhu
tinggi) menghasilkan gelembung yang sedikit.
2Al + 2OH- + 6H2O → 2[Al(OH)4]- + 3H2
Al(OH)3 cukup kuat menarik elektron, sehingga Al(OH)3 dapat menunjukkan sifat
asam. Itulah sebabnya Al(OH)3 juga larut baik atau bereaksi dengan basa.
Reaksi-reaksi di atas menunjukkan bahwa Al(OH)3 bersifat amfoter, yaitu
dapat bersifat asam maupun basa. Dalam kondisi tertentu Al(OH)3 dapat menerima
proton (bertindak sebagai basa), dan dalam kondisi yang lain Al(OH) 3 dapat bereaksi
dengan OH- (bertindak sebagai asam).
5. a. Garam Al3+ + Larutan NaOH
Pada hasil pengamatan didapat bahwa reaksi garam Al3+ dengan penambahan larutan
NaOH menghasilkan endapan berwarna putih.
Al2(SO4)3 + 6NaOH → 2Al(OH)3(s) + 3Na2SO4

b. Setelah ditambah NaOH berlebih


Pada hasil pengamatan setelah ditambah NaOH berlebih didapat bahwa endapan larut
kembali dan larutan menjadi tidak berwarna (jernih).
Al(OH)3(s) + OH- (aq) → [Al(OH)4]- (aq)
[Al(OH)4]- disebut ion aluminat.
G. Pertanyaan dan Jawaban
1. Persamaan Reaksi
a. Reaksi Natrium dengan air
2Na(s) + 2H2O → 2Na+(aq) + 2OH-(aq) + H2 (g)
b. Reaksi Magnesium dengan air
Mg(s) + 2H2O(l) → Mg(OH)2 (s) + H2 (g)
c. Reaksi Alumunium dengan air
2Al(s) + 3H2O(g) → Al2O3(s) + 3H2(g)
2. Susunan logam-logam periode tiga menurut daya reduksi yang makin menurun atau lemah
yaitu Na, Mg, Al
3. Persamaan reaksi Al dengan larutan HCl dan NaOH
a. Reaksi Al dengan larutan HCl
2Al + 6HCl → 2AlCl3 + 3H2
b. Reaksi Al dengan larutan NaOH
2Al + 2OH- + 6H2O → 2[Al(OH)4]- + 3H2
4. Persamaan reaksi perubahan yang terjadi pada garam Al3+
Al2(SO4)3 + 6NaOH → 2Al(OH)3 + 3Na2SO4
Al(OH)3(s) + OH- (aq) → [Al(OH)4]- (aq)
H. Kesimpulan
1. Daya reduksi unsur-unsur periode ketiga berkurang dari kiri ke kanan, dengan demikian
urutan kekuatan daya reduksi yaitu mulai dari logam Na, Mg, dan Al
2. Logam Alumunium bersifat amfoter karena dapat bereaksi pada larutan yang bersifat
asam maupun basa.
I. Lampiran

Alat Bahan

Reaksi Na dengan air Setelah ditetesi PP

Mg dengan air dingin Mg dengan air panas

Al dengan air dingin Al dengan air panas


Al dengan NaOH Al dengan HCl

Garam Al3+ dengan NaOH

Anda mungkin juga menyukai