Laporan Evaluasi Dampak PP Kelompok 5
Laporan Evaluasi Dampak PP Kelompok 5
Laporan Evaluasi Dampak PP Kelompok 5
Disusun Oleh :
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA -
MAGELANG
JURUSAN PERTANIAN
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
2020
i
KATA PENGANTAR
1. Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia-Nya yang
senantiasa memberikan keyakinan yang tinggi akan kekuasaan-Nya
2. Bapak Dr. Rajiman, SP., MP, selaku Direktur Politeknik Pembangunan
Pertanian Yogyakarta-Magelang,
3. Bapak Dr. Ir. Sujono, MP, selaku Kepala Jurusan Pertanian Politeknik
Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang,
4. Bapak Ir. Miftakhul Arifin, M.Pd, selaku Kepala Prodi Penyuluhan
Pertanian Berkelanjutan Politeknik Pembangunan Pertanian
Yogyakarta-Magelang,
5. Bapak Drs. Gunawan Yulianto, MM. M.Si selaku Dosen Mata Kuliah
Evaluasi Penyuluhan Pertanian,
6. Bapak Suparjo, A.Md selaku Koordinator BPP Kecamatan Kedungreja,
7. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan
evaluasi ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak terdapat
kekeliruan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penyusun harapkan demi
perbaikan di penyusunan selanjutnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2
D. Manfaat....................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................4
A. Dasar Teori...............................................................................................................4
B. Kerangka Pikir.......................................................................................................11
C. Definisi Operasional...............................................................................................11
BAB III METODE EVALUASI.......................................................................................13
A. Waktu dan Tempat..................................................................................................13
B. Penentuan Sampe dan Populasil.............................................................................13
C. Jenis Data...............................................................................................................13
D. Metode Pengambilan Data.....................................................................................14
E. Analisis Data..........................................................................................................14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................17
A. Gambaran Umum Wilayah Penyuluhan Penggunaan Pupuk Organik pada
Penanaman Padi.....................................................................................................17
B. Hasil dan Pembahasan...........................................................................................17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................26
A. Kesimpulan............................................................................................................26
B. Saran......................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................27
LAMPIRAN.....................................................................................................................28
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan pertanian dalam arti luas mempunyai tujuan untuk
meningkatkan produksi dan mutu perbaikan sehingga pendapatan pertani
meningkat, petani dapat meningkatkan gizi, masyarakat lebih baik, tersedianya
kesempatan dan lapangan kerja kesejahteraan petani yang semakin meningkat.
Agar pembangunan pertanian dapat mencapai sasaran yang diinginkan maka
harus dapat memadukan kebijakan pemerintah (pusat dan daerah) dengan
keinginan, kepentingan, serta kebutuhan petani.
Penyuluhan pertanian sebagai pendidikan informal untuk petani dan
keluarganya dengan tujuan untuk meningkatkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan petani sehingga memiliki sikap yang bisa lebih
maju dalam berusaha tani. Dengan kemajuan usaha taninya diharapkan bisa
meningkatkan produksi, pendapatan, dan akhirnya bisa meningkatkan
kesejahteraan petani dan keluarganya.
Kabupaten Cilacap merupakan daerah terluas di Jawa tengah, dengan
batas wilayah sebelah selatan Samudra Indonesia, sebelah utara berbatasan
dengan Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Kuningan
Provinsi Jawa Barat, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kebumen
dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar
Provinsi Jawa Barat. Terdapat 24 kecamatan 269 desa dan 15 kelurahan.
Visi dari Kabupaten Cilacap adalah “Terwujudnya masyarakat Cilacap
yang lebih Sejahtera, Mandiri, Berbudaya dan Terintegrasikannya sistem e-
government menuju smart regency (kabupaten cerdas) pada tahun 2021.”
(Cilacapkab.go.id).
Dari semua kecamatan yang ada di Kabupaten Cilacap terdapat
Kecamatan Kedungreja. Kecamatan Kedungreja secara administrasi menjadi
wilayah bagian dari Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah, terletak di
sebelah tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Kedungreja
berjarak 1 km dari kabupaten dan 22 km dari provinsi. Luas wilayah
Kecamatan Kedungreja secara keseluruhan sekitar 71,43 ha. Kecamatan
1
Kedungreja terdiri dari sebelas desa yaitu Desa Tambaksari, Desa Rejamulya,
Desa Kedungreja, Desa Ciklapa, Desa Jatisari, Desa Bumireja, Desa
Bangunreja, Desa Tambakreja, Desa Kaliwungu, Desa Sidanegara, dan Desa
Bojosari. Didalamnya terdapat 58 dusun, 485 rukun warga (RW) dan 93 rukun
tetangga (RT).
Kecamatan Kedungreja merupakan daerah dengan rata – rata produksi
padi tertinggi kedua di Kabupaten Cilacap, setelah Kecamatan
Gandrungmangu. Rata – rata produksi padi pada tahun 2016 yaitu sekitar
63,31%. Hal tersebut sejalan dengan program swasembada pangan yang ada di
Kabupaten Cilacap, dan menghasilkan produk unggulan “Beras Cilacap”.
Untuk mengukur berjalannya suatu program dan dampak apa yang
ditimbulkan maka dibutuhkan evaluasi. Evaluasi penyuluhan pertanian
merupakan upaya penilaian terhadap suatu kegiatan, melalui pengumpulan dan
penganalisisan informasi atau fakta-fakta secara sistematis mengenai
perencanaan, pelaksanaan, hasil dan dampak kegiatan tersebut, untuk menilai
hasil relevansi, evektivitas dan efisiensi pencapaian hasil kegiatan. (Deptan,
1995).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang didapatkan yaitu :
1. Bagaimana mengevaluasi dampak penyuluhan penggunaan pupuk organik
pada penanaman padi di Kecamatan Kedungreja dengan model pendekatan
CIPPO?
C. Tujuan
Tujuan dari evaluasi dampak penyuluhan ini yaitu :
D. Manfaat
Manfaat dari evaluasi dampak penyuluhan ini yaitu :
2
1. Dapat mengetahui outcome dari kegiatan penyuluhan penggunaan pupuk
organik pada penanaman padi melalui evaluasi dengan model pendekatan
CIPPO
2. Dapat mengetahui dampak dari kegiatan penyuluhan penggunaan pupuk
organik pada penanaman padi melalui evaluasi dengan model pendekatan
CIPPO
3. Sebagai sarana belajar dalam mengembangkan pola pikir ilmiah untuk
menjawab permasalahan di bidang pertanian.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
1. Evaluasi Penyuluhan Pertanian
a) Pengertian Evaluasi Penyuluhan Pertanian
Kata “evaluasi” dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan
sebagai istilah dari “penilaian” yaitu suatu tindakan pengambilan
keputusan untuk menilai sesuatu objek, keadaan, peristiwa, atau
kegiatan tertentu yang sedang diamati (Hornby and Parnwell, 1972).
Sejalan dengan pemikiran tersebut, Evaluasi merupakan upaya
penilaian atas hasil suatu kegiatan melalui pengumpulan dan
penganalisaan informasi/data secara sistematis serta mengikuti
prosedur tertentu yang secara ilmu diakui kebenarannya. Evaluasi bisa
dilakukan terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun pada hasil serta
dampak suatu kegiatan. Evaluasi pembinaan kelompok tani perlu
dilaksanakan secara teratur, baik awal, evaluasi proses, evaluasi akhir
maupun evaluasi dampak (DEPTAN, 2007).
Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal yang
ditujukan kepada petani beserta keluarganya yang hidup di pedesaan
dengan membawa dua tujuan utama yang diharapkannya. Untuk
jangka pendek adalah menciptakan perubahan perilaku termasuk di
dalamnya sikap, tindakan dan pengetahuan, serta untuk jangka panjang
adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat dengan jalan
meningkatkan taraf hidup mereka (Sastraadmadja, 1993).
Dengan demikian evaluasi penyuluhan pertanian dimaksudkan untuk
menentukan sejauh mana tujuan penyuluhan pertanian dicapai. Untuk
maksud tersebut dan agar evaluasi penyuluhan pertanian efisien
diperlukan adanya proses yang sistematis
4
b) Tujuan Evaluasi
Totok Mardikanto dan Sri Sutarni (1985) mengemukakan 3
kegunaan evaluasi penyuluhan yang mencakup:
1) Kegunaan bagi kegiatan penyuluhan itu sendiri, yakni
i. Untuk mengetahui seberapa jauh tujuan kegiatan yang telah dicapai
ii. Untuk mencari bukti, apakah seluruh kegiatan telah dilaksanakan
seperti yang direncanakan, dan apakah perubahan-perubahan yang
terjadi telah sesuai dengan sasaran yang diinginkan
iii. Untuk mengetahui segala masalah yan muncul atau dijumpai yang
berkaitan dengan tujuan yang diinginkan
iv. Untuk mengukur efektifitas dan efisiensi sistem kerja dan metode-
metode penyuluhan yang telah dilakasanakan
v. Untuk menarik simpati para aparat dan warga masyarakat bahwa
program yang dilaksanakn itu memang memperoleh perhatian
sungguh-sungguh, untuk selanjutnya dengan adanya simpati mereka
itu diharapkan lebih meningkatkan aktivitas dan partisipasi mereka
dalam kegiatan penyuluhan dimasa-masa mendatang.
2) Kegunaan bagi aparat penyuluhan, yang meliputi:
i. Adanya kegiatan evaluasi penyuluh merasa diperhatikan dan tidak
dilupakan sehingga memberikan kepuasan psikologis yang akan
mampu mendorong aktivitas penyuluhannya dimasa mendatang
ii. Melalui evaluasi sering kali juga digunakan untuk melakukan
penilaian terhadpa aktivitas atau mutu kegiatan penyuluhan itu
sendiri, yang sangat penting artinya karena melalui evaluasi
biasanya juga akan menentukan masa depan atau promosi bagi
pengembangan karir yanng bersangkutan
iii. Dengan adanya kegiatan evaluasi, setiap penyuluh akan selalu
mawas diri, dan selalu berusaha agar kegiatannya dapat dinilai baik,
sehingga akan membiasakan dirinya untuk bekerja tekun dan penuh
tanggung jawab
5
3) Kegunaan bagi pelaksanaan evaluasi yang berupa
i. Kebiasaan untuk mengemukakan pendapat berdasar data atau fakta
dan bukan didasarkan pada asumsi, praduga atau intuisi semata
ii. Kebiasan bekerja sistematis, sesuai denga prosedur dan pedoman
yang telah ditetapkan
iii. Memperoleh peningkatan pengetahuan dan ketrampilan untuk
menggunakan dan mengembangkan teknik pengukuran yang tepat
dan teliti, teknik pengunpulan data yang andal dan teknik analisis
yang tepat dan tajam.
2. Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian dan Evaluasi Dampak
Penyuluhan
Dalam prakteknya pelaksanaan evaluasi penyuluhan pertanian
dapat merupakan kombinasi dari beberapa macam/caraevaluasi, hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, lebihakurat, dan
lebih sahih dari padaevaluasi dengan menggunakan cara tunggal.
Evaluasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan merupakan proses yang
sistematis sebagai upaya penilaian atas suatu kegiatan oleh evaluator
melalui pengumpulan dan analissis informasi secara sisteatik mengenai
perencanaan, pelaksanaan, hasil dan dampak dari sebuah kegiatan
penyuluhan pertanian. Hasil evaluasi ini untuk menilai relevansi, efektivitas
hasil dari suatu kegiatan untuk selanjutnya digunakan sebagai pertmbangan
dalam pengambilan kebijakan pada perencanaan dan pengembangan
kegiatan selanjutnya.
Evaluasi pelaksanaan atau evaluasi proses adalah evaluasi yang
dilaksanakan pada saat kegiatan sedang dilaksanakan. Fokus utama pada
evaluasi ini menyangkut:
1) Tingkat efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
2) Kemungkinan keberhasilkan kegiatan
3) Sejauh mana hasil yan diperoleh
4) Tindakan korektif yang diperlukan
5) Tindakan lain sebagai pelengkap pelaksanaan kegiatan
6
3. Evaluasi CIPPO
Menurut suharsimi arikunto (2010) banyak sekali modelnya salah
satunya adalah model evaluasi CIPPO (Context, Input, Process, Product,
Outcome) yang dikembangkan oleh Stuflebeam, dkk (1967). Penggunaan
model evaluasi CIPPO mampu memberikan gambaran keberhasilan
program secara detail dan menyeluruh. Hal ini sesuai dengan pendapat
Amat Jaedun (2010:10) “Untuk mengevaluasi suatu program, selain
empat komponen konteks (C), masukan atau Input (I), Proses (P), dan hasil
atau produk (P), juga diperlukan evaluasi terhadap dampak atau outcome
(O), yaitu bagaimana keberhasilan lulusan baik di masyarakat ataupun di
tempat kerjanya”
Model CIPPO adalah model yang memandang sebuah program
sebagai sebuah sistem, 28 dengan demikian, jika evaluator telah
menentukan akan menggunakan model ini maka mau tidak mau mereka
harus menganalisis program tersebut berdasarkan komponen-komponenya.
Komponen CIPPO dijelaskan sebagai berikut:
a. Evaluasi Konteks
Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci
lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel
yang dilayani, dan tujuan program. Evaluasi Konteks dapat
mendiagnostik suatu kebutuhan yang seharusnya tersedia.
b. Evaluasi Masukan
Komponen kedua dari model CIPPO adalah evaluasi masukan.
Maksud dari evaluasi masukan adalah kemampuan awal siswa dan
sekolah dalam menunjang program, antara lain kemampuan sekolah
dalam menyediakan petugas yang tepat dan sebagainya. Menurut
Stufflebeam pertanyaan yang berkenaan dengan masukan mengarah
pada 29 “pemecahan masalah” yang mendorong diselenggarakannya
program yang bersangkutan. Menurut amat Jaedun (2010) Evaluasi
Input merupakan evaluasi yang bertujuan untuk menyediakan
informasi untuk selanjutnya menentukan bagaimana sumber daya
yang tersedia untuk menunjang pelaksana program.
7
c. Evaluasi Proses
Evaluasi proses dalam model CIPP menunjuk pada “apa” ( what)
kegiatan yang dilakukan dalam program, “siapa” (who) orang yang
ditunjuk sebagai penanggung jawab program, “kapan” (when)
kegiatan selesai. Dalam model CIPPO, evaluasi proses diarahkan
pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di dalam program
sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Evaluasi Proses menurut
Stuflebeam merupakan pengecekan berkelanjutan atas implementasi
rencana. (Badrujaman, 2009:66)
d. Evaluasi Produk
Evaluasi Produk adalah evaluas yang memiliki tujuan untuk
mengukur, menginterpretasikan dan menilai pencapaian program.
(Badrujaman, 2009) Menurut Stuflebeam Evaluasi produk diarahkan
pada hal-hal yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada
masukan mentah.
e. Evaluasi Keluaran (Outcome)
Evaluasi manfaat adalah menunjuk pada hasil keluaran dari
implementasi program, seberapa besar manfaat program bagi guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian dikelas.
4. Pupuk Organik
a. Pengertian Pupuk
Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur
hara atau nutrisi bagi tanaman yang menopang tumbuh dan
berkembangnya tanaman. Unsur hara yang diperlukan oleh tanaman
adalah C,H,O (ketersediaan dialam melimpah), N, P, K, Ca, Mg, S (hara
makro), dan Fe, Mn, Cu, Zn, Ci, Mo, B (unsur hara mikro). Pupuk dapat
diberikan lewat tanah, daun, atau injeksi kebatang tanaman. Pemberian
pupuk perlu memperhatikan takaran yang diperlukan oleh tumbuhan,
jangan sampai pupuk yang digunakan kurang atau melebihi takaran yang
akhirnya akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
8
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik atau
makhluk hidup yang telah mati. Bahan organik ini akan mengalami
pembusukan oleh mikroorganisme sehingga sifat fisiknya akan berbeda
dari semula. Pupuk organik termasuk pupuk majemuk lengkap karena
kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur dan mengandung unsur
mikro (Hadisuwito, 2007).
9
laritan pupuk yang diberikan kepermukaan tanah bisa langsung digunakan
oleh tanaman (Hadisuwito, 2007).
10
B. Kerangka Pikir
Adopsi
Produktivitas Pendapatan
Padi Petani
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Evaluasi Dampak Penyuluhan Penggunaan Pupuk
Organik
C. Definisi Operasional
11
melakukan perubahan
5. Adopsi : Penerapan atau penggunaan sesuatu ide, alat-
alat atau teknologi baru yang disampaikan
berupa pesan komunikasi (lewat penyuluhan).
6. Produktivitas : Produksi atau output yang dihasilkan dalam
satu kesatuan waktu untuk input.
12
BAB III
METODE EVALUASI
C. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dkumpulkan dari situasi aktual ketika
peristiwa terjadi, individu, kelompok fokus, dan satu kelompok responden
secara khusus sering dijadikan sebagai sumber data primer. Data atau
sumber primer antara lain meliputi dokumen historis dan legal, hasil dari
13
suatu eksperimen, data statistik, lembaran-lembaran penulisan kreatif, dan
objek-objek seni. Data primer juga berasal dari hasil wawancara terhadap
suatu individu.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan
kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum kegiatan
evaluasi dilakukan. Data yang dikumpulkan melalui sumber-sumber lain
yang tersedia dinamanakan data sekunder. Data sekunder yang digunakan
dalam evaluasi ini berupa Programa Kecamatan, Profil Gapoktan,
Monografi Desa Kecamatan Kedungreja.
14
E. Analisis Data
Analisis data menggunakan metode deskriptif yaitu untuk
memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui sampel atau
populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiono, 2003).
Teknik analisis data untuk mengetahui pelaksanaan disusun dalam
tabel skor jawaban responden dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Data dalam bentuk skor yang didapat dari jawaban kuisioner
dimasukkan ke dalam tabulasi silang antara skor pertanyaan dan skor
responden.
b. Data dalam bentuk skor dihitung jumlah dan rata-rata skor setiap
pertanyaan, skor setiap responden dan skor kumulatif.
c. Nilai skor hasil pelaksanaan berdasarkan nilai/skor pada kuisioner
yang dikategorikan menjadi 3 yaitu:
Sesuai (A) skor 3
Kurang sesuai (B) skor 2.
Tidak sesuai (C) skor 1.
15
Asumsi dalam analisis data adalah sebagai berikut.
Meningkat Nilai A = 38 - 48
Tetap Nilai B = 27 - 37
Menurun Nilai C = 16 - 26
¿ lai ya ng di capai
Ti ngkat Pe laksanaan= x 1 00 %
N ila ite rtingg i
16
BAB IV
17
dari seluruh kelompok tani di Desa Kedungreja, data responden dapat di
lihat pada Tabel 4.1 :
Tabel 4.1. Tabulasi Data Responden Evaluasi Dampak Penyuluhan
Penggunaan Pupuk Organik Pada Penanaman Padi
Umur
No Responden L/P Kelompok Tani Alamat
(Tahun)
18
2. Identitas Responden
a. Umur Responden
Umur responden dalam pelaksanaan evaluasi Dampak Penyuluhan
Penggunaan Pupuk Organik Pada Penanaman Padi ini dapat dilihat pada
Tabel 4.2. berikut ini :
b. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan dalam pelaksanaan evaluasi Dampak
Penyuluhan Penggunaan Pupuk Organik Pada Penanaman Padi dapat
diilihat pada Tabel 4.3. sebagai berikut :
19
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa responden yang
memiliki pendidikan terakhir SD berjumlah 6,25%, SMP berjumlah 31,25
%, SMA berjumlah 43,75 %, dan S1 berjumlah 18,75 %. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa petani yang menjadi responden memiliki latar
belakang pendidikan yang beragam.
c. Luas Lahan Yang Dimiliki
Luas lahan yang dimiliki respoden untuk melakukan budidaya padi
dapat dilihat pada Tabel 4.4. berikut ini :
Tabel 4.4. Data Responden berdasarkan Luas Lahan yang Dimiliki
No Luas Lahan (m2) Jumlah Presentase (%)
1 1000 - 2500 m2 5 31,25%
2 2501 - 5000 m2 9 56,25%
3 >5000 m2 2 12,5%
Sumber Data : Olahan data Primer Mahasiswa 2020
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa responden yang
memiliki luas lahan 2501-5000 m2 memiliki presentase tertinggi yaitu
56,25 %, yang memilki luas lahan 1000 - 2500 m2 berjumlah 5 orang
dengan presentase 31,25 %, dan yang memiliki luas lahan >5000 m2 yaitu
2 orang dengan presentase 12,5 %. Berdasarkan data tersebut dapat
diketahui bahwa petani yang menjadi responden memiliki luas lahan yang
beragam.
20
JUMLAH SKOR KAT
JUM RERAT
N JAWABAN JAWABAN PERSEN EGO
PERTANYAAN LAH A
O RI
A B C 3 2 1
Apakah bapak /
1 ibu tahu apa itu 15 1 0 45 2 0 47 15,67 97,94 % A
pupuk organik?
Apakah bapak /
2 ibu tahu apa saja 5 10 1 15 20 1 36 12 75% B
macam – macam
pupuk organik?
Apakah ibu/
bapak mau
menggunakan
3 14 1 1 42 2 1 45 15 93,75% A
pupuk organik
dalam usaha
budidaya padi?
Apakah Bapak/
Ibu sudah
menggunakan
4 6 9 1 18 18 1 37 12,33 77,08% B
pupuk organik
dalam budidaya
padi?
Pupuk organik
apa saja yang
telah di gunakan
5 ibu / bapak 3 10 3 9 20 3 32 10,67 66,68% B
dalam usaha
budidaya padi?
21
setuju jika pupuk
organik yang
digunakan dapat
meningkatkan
kesuburan
tanah?
Apakah setelah
menggunakan
pupuk organik,
7 15 1 0 45 2 0 47 15,67 97,92% A
hasil panen padi
bapak / ibu
meningkat?
Apakah bapak /
ibu telah bisa
8 membuat pupuk 12 3 1 36 6 1 43 14,33 89,56% A
organik sendiri
dirumah?
Apakah dengan
adanya pupuk
organik, pupuk
anorganik yang
9 0 14 2 0 28 2 30 10 62,5% B
digunakan bapak
/ ibu menjadi
berkurang dan
telah dikurangi?
Apakah bapak /
ibu menerapkan
10 pemupukan 9 7 0 27 14 0 41 13,67 85,43% A
organik secara
berkelanjutan?
22
RATA RATA 9,5 5,6 0,9 28,5 11,2 0,9 40,6 13,534 84,59%
Meningkat Nilai A = 38 - 48
Tetap Nilai B = 27 - 37
Menurun Nilai C = 16 – 26
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa presentase rata –
rata untuk evaluasi dampak adalah 84,59%. Pada pertanyaan 1 dan 2
responden berdasarkan data lebih banyak banyak menjawab opsi A dan B
yang artinya petani sudah banyak yang mengetahui tentang apa itu pupuk
organik, namun dalam menyebutkan pupuk organik yang diketahui petani
masih kurang, dan tetapi pertanyaan telah dijawab dengan benar.
Pada pertanyaan point yang ke 3 responden kebanyakan menjawab
pada opsi A, yang artinya petani sudah banyak yang tingkat minatnya mau
menggunakan pupuk organik dalam usaha budidaya padi mereka.
Pada point pertanyaan ke 4 dan ke 5 responden kebanyakan
menjawab opsi B, yang artinya petani masih kurang dalam penerapan
penggunaan pupuk organik. Hal itu dikarenakan petani sudah menerapkan
penggunaan pupuk organik dalam budidaya mereka namun dalam penerapan
tersebut mereka belum sesuai rekomendasi.
Pada point pertanyaan yang ke 6 responden kebanyakan memilih
opsi A, yang berarti bahwa petani setuju jika penggunaan pupuk organik
pada penanaman padi dapat meningkatkan kesuburan tanah. Hal ini
menunjukan bahwa tingkat kesadaran petani tinggi.
Pada point pertanyaan yang ke 7 responden kebanyakan memilih
opsi A, yang berarti petani banyak yang setuju dengan penggunaan pupuk
organik dalam usaha budidaya padi dapat meningkatkan hasil panen mereka.
Hal ini disebabkan karena pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisis dan
kimia pada tanah.
Pada point pertanyaan yang ke 8 responden kebanyakan memilih
opsi A, yang berarti petani sudah bisa membuat dan telah membuat pupuk
organik sendiri dalam usaha budidayanya. Hal tersebut menunjukan bahwa
23
petani dalam usaha budidayanya sudah dapat mandiri dengan menggunakan
pupuk organik hasil buatan sendiri.
Untuk pertanyaan point yang ke 9 responden kebanyakan memilih
pada opsi yang B, yang berarti dengan adanya penyuluhan penggunaan
pupuk organik, pupuk anorganik yang digunakan oleh petani telah
berkurang. Meski sudah diadakan penyuluhan penggunaan pupuk organik
petani tidak secara konstan langsung berpindah menggunakan pupuk
organik dan tidak mengunakan pupuk anorganik sama sekali namun mereka
secara bertahap telah menguranginya.
Dalam point pertanyaan yang ke 10 responden kebanyakan memilih
untuk menjawab pada opsi A, yang berarti tingkat adopsi pada penggunaan
pupuk organik pada penanaman padi sudah tinggi. Dimana kebanyakan
petani sudah menggunakan pupuk organik dalam penanaman padi mereka
dan penggunaan pupuk organik tersebut diterapkan secara berkelanjutan.
Berdasarkan data yang didapatkan dapat diketahui bahwa responden
sudah banyak melakukan penyuluhan penggunaan pupuk organik pada
tanaman padi yang disuluhkan. Dari hasil tersebut juga dapat terlihat tingkat
pengetahuan, sikap, minat, dan adopsi petani dalam penggunaan pupuk
organik pada penanaman padi. Selain itu juga didapatkan bahwa dengan
penggunaan pupuk organik hasil panen petani meningkat dan juga
meningkatkan kesuburan tanah yang terdapat disawah petani, dikarenakan
pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisis dan kimia tanah.
Pertanyaan dan hasil jawaban respoden pada kuisioner sudah di uji
validitasnya dalam SPSS dan terbukti valid namun ada 1 pertanyaan yang
tidak valid, dapat dilihat pada Lampiran 3.
24
25
BAB V
A. Kesimpulan
Evaluasi yang di lakukan berdasarkan metode pendekatan CIPPO
dimana yang diambil yaitu OUTCOMES atau hasil dari pelaksanaan
program penyuluhan penggunaan pupuk organik pada penanaman padi.
B. Saran
Berdasarkan outcomes yang telah dihasilkan dari penyuluhan
penggunaan pupuk organik pada penanaman padi, untuk penyuluhan
kedepannya masih diperlukan motivasi dalam penggunaan pupuk organik
perlu ditingkatkan lagi agar petani kedepannya lebih tertarik untuk
menggunakan pupuk organik, agar petani tidak ketergantungan lagi pada
penggunaan pupuk kimia / anorganmik.
26
DAFTAR PUSTAKA
27
28
LAMPIRAN LAMPIRAN 1.
29
berasal dari sisa tanaman, hewan atau
menyebutkan pupuk tahu apa saja macam –
manusia macamnya seperti pupuk 2
macam macam 2. Menyebutkan 2 – 3 macam pupuk organik?
kandang, pupuk hijau, dan kompos
pupuk organik pupuk
yang berbentuk cair maupun padat. 1
pada padi 3. Menyebutkan 1
(Suriadikarta dan Setyorini, 2005)
pupuk
3 Petani mau Upaya untuk meningkatkan 1. Mau menerapkan 3 Apakah ibu mau
menerapkan kesuburan lahan perlu dilakukan, agar 2. Mau menerapkan 2 menggunakan pupuk
pupuk organik tingkat produksi padi kembali namun ditunda organik dalam usaha
dalam meningkat, salah satunya adalah 3. Tidak mau 1 budidaya padi?
budidaya padi dengan mengaplikasikan pupuk menerapkan
organik dalam pelaksanaan budidaya
padi.
(I K. Kariada dan I B. Aribawa, 2009)
30
4 Penerapan Pemberian pupuk organik 1. Menerapkan sesuai 3 Apakah Bapak/ Ibu
penggunaan (kompos) 1,5-2,0 t/ha pada lahan rekomendasi sudah menggunakan
pupuk organik sawah dapat memberikan dampak 2. Menerapkan tidak 2 pupuk organik dalam
pada padi positif sesuai rekomendasi budidaya padi?
terhadap hasil panen. 3. Tidak menerapkan 1
(Adiningsih dan Diwiyanto, 2000)
5 Menyebutkan Pupuk organik merupakan pupuk yang 1. Menyebutkan > 3 3 Pupuk organik apa saja
pupuk organik berasal dari sisa tanaman, hewan atau pupuk yang telah di gunakan
yang telah manusia macamnya seperti pupuk 2. Menyebutkan 2 – 3 2 ibu / bapak dalam
dipakai dan kandang, pupuk hijau, dan kompos pupuk usaha budidaya padi?
diterapkan yang berbentuk cair maupun padat. 3. Menyebutkan 1 1
dalam (Suriadikarta dan Setyorini, 2005) pupuk
budidaya padi
31
6 Pupuk organik Pengaruh pupuk organik terhadap sifat 1. Setuju 3 Apakah bapak setuju
memperbaiki fisik tanah adalah dapat memper-baiki 2. Kurang setuju 2 jika pupuk organik
kesuburan struktur tanah, meningkatkan daya 3. Tidak setuju 1 yang digunakan dapat
tanah ikat air, memperbaiki aerase tanah, meningkatkan
dan dapat merangsang pertumbuhan kesuburan tanah?
akar.
(Munawar, 2011)
32
8 Petani secara Teknologi pembuatan pupuk organik 1. Sudah bisa membuat 3 Apakah bapak / ibu
mandiri mandiri adalah alternatif terbaik dan telah membuat telah bisa membuat
membuat dalam upaya mengatasi keterbatasan pupuk pupuk organik sendiri
pupuk organik pupuk an-organik, menjadi awal dari 2. Sudah bisa namun 2 dirumah?
upaya untuk menghasilkan produksi belum membuat
pertanian yang akrab lingkungan dan pupuk
sehat. 3. Belum bisa 1
(sulut.litbangpertanian.go.id, 2011)
33
berkelanjutan mereka untuk mengadopsi teknologi. 2. Menerapkan namun 2 pemupukan organik
Hal itu karena petani menyadari tidak berkelanjutan secara berkelanjutan?
pentingnya pupuk kompos dalam 3. Tidak menerapkan 1
memperbaiki struktur tanah, sehingga
hasil padi meningkat.
(priyanti, 2007)
34
LAMPIRAN 2.
KUESIONER EVALUASI DAMPAK
Kegiatan Evaluasi Dampak : Penggunaan Pupuk Organik Pada Tanaman Padi
Kecamatan Kedungreja, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2020
1. Nama :
2. Jenis kelamin : Laki-laki/ Perempuan *)
3. Umur : ………..Tahun
4. Pendidikan terakhir : SD / SLTP / SLTA / PerguruanTinggi *)
5. Alamat :
Dusun / Desa :
RT / RW :
Kecamatan :
Kabupaten :
Propinsi :
6. Nama kelompok tani :
7. Status dalam kelompok : Pengurus / Anggota *)
8. Lamanya Berusaha Tani : ............Tahun
9. Luas lahan padi sawah :...............m2
10. Status lahan padi sawah : pemilik / penyewa / penggarap *)
Pewawancara
Nama :
Tanggal Wawancara :
35
PERTANYAAN
Petunjuk Pengisian: Berilah tanda silang (X) pada jawaban a, b atau c sebagai
jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling benar!
2. Apakah bapak / ibu tahu apa saja macam – macam pupuk organik?
Rekomendasi :
Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari sisa tanaman, hewan
atau manusia macamnya seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan
kompos yang berbentuk cair maupun padat.
(Suriadikarta dan Setyorini, 2005)
36
Rekomendasi :
Pemberian pupuk organik (kompos) 1,5-2,0 t/ha pada lahan sawah dapat
memberikan dampak positif terhadap hasil panen.
(Adiningsih dan Diwiyanto, 2000)
5. Pupuk organik apa saja yang telah di gunakan ibu / bapak dalam usaha
budidaya padi?
Rekomendasi :
Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari sisa tanaman, hewan
atau manusia macamnya seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan
kompos yang berbentuk cair maupun padat. (Suriadikarta dan Setyorini,
2005)
a. Menyebutkan > 3 pupuk
b. Menyebutkan 2 – 3 pupuk
c. Menyebutkan 1 pupuk Alasan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju Alasan:
………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….
37
7. Apakah setelah menggunakan pupuk organik, hasil panen padi bapak / ibu
meningkat?
Rekomendasi :
Penggunaan pupuk organik untuk menyuburkan tanah merupakan salah
satu cara untuk meningkatkan produksi pertanian sekaligus memperbaiki
kualitas lingkungan.( Elfarisna, dkk . 2016)
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju Alasan:
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
8. Apakah bapak / ibu telah bisa membuat pupuk organik sendiri dirumah?
Rekomendasi :
Teknologi pembuatan pupuk organik mandiri adalah alternatif terbaik
dalam upaya mengatasi keterbatasan pupuk an-organik, menjadi awal
dari upaya untuk menghasilkan produksi pertanian yang akrab
lingkungan dan sehat.(sulut.litbangpertanian.go.id, 2011)
Rekomendasi :
Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik
seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan limbah panen dapat
memperbaiki sifat-sifat tanah, selain itu mengurangi penggunaan pupuk
anorganik N, P, dan K dan meningkatkan efisiensinya (Karama, 1990).
38
c. Belum mengurangi penggunaan pupuk anorganik Alasan:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…
(priyanti, 2007)
39
LAMPIRAN 3.
VALIDASI SPSS
40
41
Lampiran 4. Dokumentasi
DOKUMENTASI KEGIATAN
42
43