Pengaruh Jarak Tanam Dan Dosis Pupuk Kandangterhadap Pertumbuhan Dan Hasil T Anaman Cabai Rawit
Pengaruh Jarak Tanam Dan Dosis Pupuk Kandangterhadap Pertumbuhan Dan Hasil T Anaman Cabai Rawit
Pengaruh Jarak Tanam Dan Dosis Pupuk Kandangterhadap Pertumbuhan Dan Hasil T Anaman Cabai Rawit
PROPOSAL
Oleh :
A. LatarBelakang
Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.)berasal dari daratan benua
Amerika, tepatnya di Amerika Latin.Cabairawit yang dulunya merupakan
tanaman liar dan disebar oleh burung (cabaiburung) mempunyai nama ilmiah
Capsicum frutesncensL.Capsicum pendulum, Capsicum baccatum,
danCapsicumchenese. Karena ukuran buahnya yang kecil, di Indonesia cabai ini
dikenal dengan nama cabai rawit (Setiadi,2017).
Cabai rawit merupakan salah satu jenis sayuran penting yang bernilai
ekonomis tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah tropika seperti
diIndonesia.Hal ini menunjukkan bahwa cabai rawit benar-benar merupakan
komunitas sayuran yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.Cabai
paling ideal ditanam dengan intensitas cahaya matahari antara 60-70 %.
Sedangkan lama peyinaran yang paling ideal bagi pertumbuhan tanaman cabai
adalah 10-12 jam (Alif,2017).
Cabai merupakan salah satu komoditassayuran yang sangat terkenal
dinusantara, karena rasa pedasnya yang khasmahacabaibanyak digunakan
sebagaitambahan bumbu pelengkap masakan dan makanan khas Indonesia,
sehinggacabaibanyak diminati dan dicari oleh konsumen sehingga permintaan
cabai dipasaran meningkat.
Salah satu usaha untuk meningkatkanproduksi tanaman cabairawit
yaitudengan mengaturjarak tanam dan pemberian bahan organikyang
tepat.Jaraktanam merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi
tanaman.Peningkatan produksi cabairawit dapat dilakukan dengan cara perbaikan
tingkatkerapatan tanam. Untuk meningkatkan hasil tanaman cabairawit.
Peningkatan ingkat kerapatan tanampersatuan luas sampai suatu batas
tertentudapatmeningkatkan hasil,tetapi penambahan jumlah tanam akan
menurunkan hasilkarena terjadi kompetisihara, air,radiasi matahari dan ruang
tumbuh sehinggaakan mengurangi jumlah buah pertanaman(Irfan, 2017).
Jumlah populasi tanaman per hektar merupakan faktor penting
untukmendapatkan hasil maksimal.Produksi maksimal dicapai bila mengunakan
jaraktanam yang sesuai. Semakin tinggi tingkat kerapatan suatu
tanamanmengakibatkan semakin tinggi tingkat persaingan antar tanaman
dalamhalmendapatkan unsur hara dan cahaya.Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikanyaitu kesuburan tanah, jarak tanam yang tepat dan penggunaan pupuk
yangberimbang (Anonymous, 2017).
Selain mengatur jarak tanamyang tepat maka perlu usaha
untukmenambahkan unsur hara bagi tanaman yaitu dengan penambahan bahan
organik.Penambahan bahan organikpada tanah mempunyai pengaruh terhadap
beberapasifat kimia, yang kemudian akan mempengaruhi pertumbuhan dan
produksi cabairawit.Sumber pupuk organik dapat berasal dari kotoran
hewan,bahan tanamandan limbah(Sutanto,2017).
Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik,
unsurhara yang dikandung pupuk organik pada umunya rendah dan sangat
bervariasi. Pemberian bahan organik mampu meningkatkan kelebaban tanah dan
membantuperbaikan kesuburan tanah terutama apabila dilakukan dalam waktu
yang relatifpanjang (Sutanto,2017).
Pemberian pupuk kandang selain dapat menambah ketersediaan unsur
hara,juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Salah satu pupuk kandang yang
iberikan melalui tanah yaitu kotoran Sapi.Pupuk kandang mengandung unsur hara
yang sangat lengkap,baik unsur hara makro seperti N, P,dan K,maupununsurhara
mikro Ca, Mg, dan S, walaupun dalam jumlah yang sangat sedikit.
Dari uraian diatas maka perlu dilakukanpenelitian tentangpengaruhjaraktanam
dandosispupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabairawit.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah pada penelitian ini adalah
1. Apakah pupuk kandang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
cabai rawit?
2. Berapakah dosis pupuk kandang yang sesuai untuk pertumbuhan dan Hasil
cabai rawit?
3. Apakah Terdapat interaksi antara jarak tanam dan dosis pupuk kandang
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit?.
C. Batasan masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah pertumbuhan dan hasil cabai rawit
berdasarkan dosis pupuk kandang yang diberikan pada tanaman cabai rawit
tersebut.
D. Defenisi operasional
1. Pupuk kandang adalah pupuk organik, sebagaimana kompos dan pupuk hijau.
Zat hara yang dikandung pupuk kandang tergantung dari sumber kotoran
bahan bakunya. Pupuk kandang ternak besar kaya akan nitrogen, dan mineral
logam, seperti magnesium, kalium, dan kalsium. Pupuk kandang ayam
memiliki kandungan fosfor lebih tinggi.
2. Cabai rawit adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum yang
buahnya tumbuh menjulang menghadap ke atas. Warna buahnya hijau kecil
sewaktu muda dan jika telah masak berwarna merah tua. Bila ditekan buahnya
terasa keras karena jumlah bijinya sangat banyak
E. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan
dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit, serta
nyata tidaknya interaksi kedua faktor tersebut.
F. Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberi informasi ilmiah tentang
kemampuan berbagai dosis pupuk Kandang dan media tanam yang berbeda dalam
peningkatan pertumbuhan dan produktivitas tanaman cabai rawit (Capsicum
frutescens L.). Informasi ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam upaya
optimalisasi pertumbuhan dan produktivitas tanaman cabai rawit (Capsicum
frutescens L.).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a.Sistematika
Menurut Wiryanta(2017) tanaman cabai rawit (Capsicum frutescensL.)
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisio:Magnoliophyta
Clas:Magnoliophyta
Subclas:Asteridea
Ordo:Solanales
Family:Solanaceae
Genus:Capsicum
Species:Capsicum frutecesnsL.
a.Akar
Tanaman cabaimempunyai akaryang cukup rumit dan hanya terdiri
dariakar serabutsaja, biasanya diakar terdapatbintil yang merupakan hasil
simbiosisdengan beberapa mikroorganisme, tetapi tidak memiliki akar tunggang,
namunada beberapa akar tumbuh kearah bawah yang berfungsi sebagai akar
tunggangsemu (Setiadi, 2017).
b. Batang
d. Bunga
Buah cabai merupakan buah sejati tunggal, terdiri dari satu bunga dengan satu
bakal buah. Buah ini terdiri atas bagian tangkai buah, kelopak daun dan buah.
Bagian buah tersusun atas kulit buah berwarna hijau sampai merah, daging buah
dan biji, permukaan buah rata, licin dan yang telah masak berwarna merah
mengkilat (Nawangsih,2017).
b. Tanah
Cabai memerlukan jarak tanam yang tepat sehingga penggunaan cahaya diawal
pertumbuhan secara maksimum. Apabila jarak tanam terlalu rapat
makapenampilan masing masing tanaman secara individu menurun karena
persainganuntuk cahaya danfaktor pertumbuhan lainnya.Kerapatan tanaman
persatuan luasjuga akan mengakibatkan perubahaniklim, mikro yang dapat
mempengaruhipertumbuhan dan hasil tanaman cabairawit (Setiadi, 2017).
D. Pupuk Kandang
Menurut Wahyudi (2017), cabai rawit dapat dibedakan menjadi beberapa kultivar
sebagai berikut :
a. Taruna, merupakan kultivar cabai rawit yang cocok untuk ditanam di dataran
rendah hingga tinggi, cabai jenis ini mempunyai batang tegak, dengan warna buah
mudah putih gading, sedangkan warna buah matang merah oranye(Gambar 2a).
Panjang buah 3-4 cm dan mempunyai diameter 1,0-1,2 cm. Bentuk buah kerucut
dan bisa dipanen pada umur 100 hari setelah penanaman. Potensi produksi
pertanaman adalah 300-400 g.
b. Pelita F-1, merupakan kultivar yang cocok untuk ditanam di dataran rendah
maupun di dataran tinggi. Batang tanaman ini semi-tegak memayung, warna buah
muda hijau mengkilap dan saat matang berwarna merah tua mengkilap (Gambar
2b). Panjang buah 3-4 cm, bentuk buah ramping dan lancip di ujungnya. Panen
pertama bisa dilakukan pada umur 115 hari setelah penanaman. Potensi produksi
pertanaman adalah 500-700 g.
c. Bara, merupakan jenis kultivar cabai rawit yang mempunyai adaptasi yang luas,
bisa ditanam di dataran rendah hingga dataran tinggi, batang tanaman tegak
dengan banyak cabang. Warna buah hijau mudah mengkilap, ketika matang
berwarna merah mengkilap .Panjang buah 3-4 cm dan bentuk buah ramping dan
melancip di ujung buah. Dapat dipanen pada umur 115 hari setelah penanaman.
Potensi produksi pertanaman adalah 400-500 g.
Menurut Setiadi (2017), cabai rawit paling banyak mengandung vitamin A
dibandingkan cabai lainnya. Cabai rawit segarmengandung 11.050 SI vitamin A,
sedangkan cabai rawit kering mengandung mengandung 1.000 SI. Sementara itu,
cabai hijau segar hanya mengandung 260 vitamin A, cabai merah segar 470, dan
cabai merah kering 576 SI.
BAB III
D. Parameter Penelitian
Pertumbuhan dan hasil cabai rawit, parameter fisikanya yaitu iklim dan
suhu tanah
E. Instrumen penelitian
a.Benih
Benih cabai rawit yang digunakan adalah varietas Golden Phoenix
diproduksi dan dikemas oleh Pangan Agrilestari.Jawa Timur.
b.Kapur Dolomit
c. Pupuk Kandang
Pupuk kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kotoran ayam
yang sudah terdekomposisi dengan sempurna.
d. Pupuk anorganik
d .Pestisida
F. Prosedur penelitian
a. Tahapan persiapan
d) Penyusunan proposal
b. Tahapan lapangan
2. Pengolahan lahan
3. Pengapuran
6. Penanaman
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari,
sesuai dengan cuaca.
b. Penyulaman
penyulaman dilakukan pada umur 7 HST dengan bibit umur yang
sama.
c. Penyiangan
8. Panen
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi lokasi penellitian yaitu
pada lahan Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning yang
nantinya dapat dipakai sebagai dasar dalam penentuan metode dan
teknik dasar pengambilan sampe.
2. Pengambilan sampel
4. Dokumentasi
I. Alur penelitian
Observasi
Penyusunan
Proposal
Seminar Proposal
Pengambilan
Kkk
Sampel
Analisis Data
Kesimpulan
J. Jadwal Penelitian
Pelaksanaan jadwal penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
DAFTAR PUSTAKA