RMK 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

SEMINAR AKUNTANSI

SOA DAN ERM

Rangkuman
Rangkuman ini diajukan untuk menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Seminar Akuntansi
Universitas Hasanuddin

Disusun Oleh

Moh Faris Arfandhy F


A31115520
Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
SOA DAN ERM
A. Latar Belakang Sarbanes Oxley Act (SOA)
Sarbanes Oxley Act (SOA) merupakan undang-undang yang diprakarsai oleh
Senator Paul Sarbanes (Maryland) dan Representative Michael Oxley (Ohio), dan
telah ditandatangani oleh Presiden George W. Bush pada tanggal 30 Juli 2002.
Undang-undang ini dikeluarkan sebagai respon dari Kongres Amerika Serikat
Terhadap berbagai skandal pada beberapa korporasi besar seperti Enron,
WorldCom (MCI), AOL Time Warner, Aura Systems, Citigroup, Computer
Associates International, CMS Energy, Global Crossing, HealthSouth, Quest
Communication, Safety-Kleen dan Xerox; yang juga melibatkan beberapa KAP
yang termasuk dalam “the big five” seperti: Arthur Andersen, KPMG dan PWC.
Semua skandal ini merupakan contoh tragis bagaimana fraud schemes berdampak
sangat buruk terhadap pasar, stakeholders dan para pegawai.
Salah satu skandal korporasi yang melatarbelakangi diterbitkannya Sarbanes
Oxley Act (SOA) adalah kasus Enron yang mulai terungkap pada bulan Desember
tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002.

II.2 Sarbanes Oxley Act

Kongres berasumsi bahwa skandal- skandal keuangan tersebut tidak bisa di


lihat sebagai kasus, namun sebuah indikasi perlunya sebuah peraturan yang lebih
ketat yang mengatur penyiapan dan pemeriksaan laporan keuangan. Dengan
ditetapkan peraturan tersebut diharapkan kepercayaan publik bisa kembali lagi.
Sarbox terdiri dari 130 halaman dan terbagi menjadi 11 bab. Tujuan dari Sarbox
adalah melindungi investor lewat:

Berikut ini ringkasan isi pokok dari Sarbanes-Oxley Act:

 Membentuk independent public company board untuk mengawasi audit


terhadap perusahaan public.
 Mensyaratkan salah seorang anggota komite audit adalah orang yang ahli
dalam bidang keuangan.
 Mensyaratkan untuk melakukan full disclosure kepada para pemegang
saham berkaitan dengan transaksi keuangan yang bersifat kompleks. 
 Mensyaratkan Chief Executive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer
(CFO) perusahaan untuk melakukan sertifikasi tentang validitas pembuata
n laporan keuangan perusahaannya. Jika diketahui mereka melakukan
laporan palsu, mereka akan dipenjara selama 20 tahun dan denda sebesar
US$5 juta.
 Melarang kantor akuntan publik dari tawaran jasa lainnya, seperti
melakukan konsultasi, ketika rnereka sedang melaksanakan audit pada
perusahaan yang sama. Hal ini untuk menghindari adanya benturan
kepentingan (conflict of interest).
 Mensyaratkan adanya kode etik, terdaftar pada Securities and Exchange
Commission (Bapepam-LK), untuk para pejabat keuangan (financial
officer) Ancaman hukuman 10 tahun penjara untuk pelaku kecurangan
wire and mail fraud.
 Mensyaratkan mutual fund professional untuk menyampaikan suaranya
pada
wakil pemegang saham, sehingga memungkinkan para investor untuk me
ngetahui bagaimana saham mereka berpengaruh terhadap keputusan.
 Memberikan perlindungan kepada individu yang melaporkan adanya
tindakan menyimpang kepada pihak yang berwewenang.
 Mensyaratkan penasehat hukum perusahaan untuk mengungkap
adanya penyimpangan kepada pejabat senior dan kepada dewan komisaris
, jika perlu penasehat hukum tersebut berhenti untuk bekerja sama dengan 
perusahaan jika manajer senior tersebut mengabaikan laporan tersebut.

Sarbanes oxley act (SOA/SOX) adalah hukum federal Amerika Serikat yang
menetapkan standar baru untuk semua perusahaan publik kelas atas AS,
manajemen dan perusahaan akuntan publik. 
II.3 Enterprise Risk Management
Manajemen Risiko Perusahaan (Enterprise Risk Management) adalah suatu
proses baru, yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola
semua risiko perusahaan besar di suatu kerangka terpadu. Dianjurkan oleh Komite
Sponsoring Organizations Komisi Treadway (COSO) pada tahun 2004, adopsi
ERM telah didorong oleh lembaga global, berbagai bursa saham, kasus
pengadilan hukum, dan Lembaga pemeringkat. Diterapkan dalam pengaturan
strategis, ERM mengambil perspektif perusahaan secara luas dan menggabungkan
risiko strategis dan operasional serta asuransi yang lebih tradisional, risiko
keuangan dan hukum. Penelitian yang ada sudah termasuk studi lapangan
perusahaan mengadopsi ERM, telah menyelidiki faktor-faktor penentu adopsi
ERM, dan telah menjelaskan penunjukan petugas risiko.
Sementara itu di kalangan praktisi aktuaria, sebagaimana didefinisikan
oleh Casualty Actuarial Society (2003), ERM adalah sebuah proses atau disiplin
dengannya organisasi-organisasi di semua industri menaksir, mengendalikan,
mengeksploitasi, membiayai, dan mengawasi risiko dari semua sumbernya dengan
tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
ERM versi COSO terdiri dari 8 komponen yang saling terkait. Kedelapan
komponen ini diturunkan dari bagaimana manajemen menjalankan perusahaan
dan diintegrasikan dengan proses manajemen. Kedelapan komponen ini
diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan, baik tujuan strategis,
operasional, pelaporan keuangan, maupun kepatuhan terhadap ketentuan
perundang-undangan. Komponen-komponen tersebut adalah:

1. Lingkungan Internal (Internal Environment


2. Penentuan Tujuan (Objective Setting)
3. Identifikasi Kejadian (Event Identification) 
4. Penilaian Risiko (Risk Assessment) 
5. Respons Risiko (Risk Response) 
6. Kegiatan Pengendalian (Control Activities) 
7. Informasi dan komunikasi (Information and Communication) 
8. Pengawasan (Monitoring) 

Source :

 https://id.wikipedia.org/wiki/Sarbanes-Oxley
 COSO (The Committee of Sponsoring Organization) of the Treadway
Commission. 2004a. Enterprise Risk Management – Integrated
Framework. PDF Version. http://www.coso.org
 Enterprise Risk Management: A process for enhanced management and
improved performance. www.strategie-aims.com/...enterprise-risk-
management

Anda mungkin juga menyukai