Analisis Isu Kontemporer: Oleh: Angkatan 59 Kelompok 4A
Analisis Isu Kontemporer: Oleh: Angkatan 59 Kelompok 4A
Analisis Isu Kontemporer: Oleh: Angkatan 59 Kelompok 4A
OLEH :
Angkatan 59
Kelompok 4A
kehidupan dan perubahan itu merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dan
terjadi dengan sangat cepat. Ini menjadi tantangan bukan hanya untuk individu
tetapi juga untuk negara. Kita dituntut untuk berpikir kritis, analitis, dan juga objektif
pesatnya informasi global dalam waktu yang tidak lama ke penjuru dunia.
Perubahan global ini adalah bentuk dari konsekuensi logis dari interaksi peradaban
dan bangsa.
Saat ini negara sedang berhadapan dengan dilema globalisasi dan etnik
Isu yang saat ini menyita ruang publik adalah terkait Covid-19, korupsi, terorisme,
proxy war, hoax, hate speech, narkoba, money laundry dan sebagainya. Fenomena
ini menjadikan PNS wajib mengenal dan memahami isu-isu strategis kontemporer
1. Korupsi: Korupsi Bansos Covid-19, Saksi: Semula Diminta Fee Rp 2.000 Tiap
Paket
(https://www.youtube.com/watch?v=GtQECVfpk1A)
Berdasarkan video youtube dari channel Kompas TV pada tanggal 25 Mei 2021,
sidang kasus korupsi dan dana bansos dengan terdakwa mantan Menteri Sosial
Juliari Batubara kembali digelar di Pengadilan Tipikor, salah satu saksi Harry Van
untuk proyek bansos tahap 1. Uang diberikan kepada Matius Joko Santoso yang
merupakan supir dari Juliari Batubara. Dari kesaksian Harry ada proses tawar
menawar besaran fee antara saksi dan pejabat Kemensos. Harry sudah divonis
bersalah karena terbukti menyuap mantan Kemensos dan divonis 4 tahun penjara.
“Pak Joko meminta kalau bisa setiap paketnya Rp2000” kata Harry pada Majelis
tetapi Harry tidak dapat menyanggupi dan berjanji akan tetap memberi tetapi tidak
sebesar itu.
(https://www.youtube.com/watch?v=m4tSQAA6IDg)
Berdasarkan hasil identifikasi video youtube dari chanel Indosiar dan beberapa
Koin Bisa Menempel di Kulit, Ternyata Hoaks. Informasi vaksin mengadung magnet
bermula dari seorang yang menempelkan benda diduga magnet dan juga koin ke
lengannya yang telah divaksin dan benda tersebut menempel. kemudian magnet
berita bohong atau hoax. Prof Sri juga menjelaskan bahwa lubang jarum suntik
sangat kecil, sehingga tidak ada partikel magnetik yang bisa melewatinya. Jubir
Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi juga mengatakan bahwa
vaksin mengandung bahan aktif dan non aktif. Bahan aktif berisi antigen dan bahan
non aktif berisi zat untuk menstabilkan dan menjaga kualitas vaksin agar saat
disuntikkan masih baik. Jumlah cairan yang disuntikkan hanya 0,5 cc dan akan
segera menyebar di seluruh jaringan sekitar, sehingga tidak ada cairan yg tersisa.
Lebih lanjut dr. siti menjelaskan bahwa sebuah logam dapat menempel di
permukaan kulit yang lembab biasanya disebabkan keringat. Pecahan uang logam
seribu rupiah terbuat dari bahan nikel dan nikel bukan bahan yang bisa menempel
karena daya magnet. Jadi jelas dipastikan kalau berita tersebut merupakan Hoax.
3. Guru SMP di Kota Bau-Bau meninggal dunia usai disuntik vaksin covid-19
https://www.youtube.com/watch?v=A-EXCQ6llfQ
Berdasarkan investigasi dari video youtube dari channel Kompas TV 21 May, 2021.
Seorang guru SMP Negeri 1 Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, meninggal dunia
usai disuntik vaksin, Kamis (20/5/2021). Korban sempat mengalami gejala hingga
dilarikan ke rumah sakit. La Hinu, pria berusia 59 tahun yang kondisinya normal
langsung batuk, sesak napas, dan tak sadarkan diri. Gejala ini dialami saat pulang
perjalaan ke rumah sakit. Anak korban pun mempertanyakan orang tuanya lolos
screening padahal menderita diabetes dan sesak napas selama 15 tahun terakhir.
Dilansir dari Kompas.com, sang anak menjelaskan, ayahnya sekitar pukul 08.00
WITA pergi ke sekolah, rupanya di SMP Negeri 1 Baubau sedang ada program
vaksinasi untuk semua guru. Korban yang menderita diabetes melitus selama 15
tahun ini telah mengikuti tahapan screening kesehatan sebelum divaksin. Rahmat
sesalkan, tim vaksinasi meloloskan ayahnya untuk divaksin, padahal sang ayah
menderita diabetes lebih dari 15 tahun. Menanggapi kejadian ini, Jubir Satgas
benar, korban pun setuju menerima vaksin covid-19. Satgas menyatakan, korban
meninggal bukan karena vaksin covid -19.
B. MEMILAH/MENAPIS ISU (Teknik AKPL)
Kelayakan (APKL). Teknik APKL yang dibuat adalah teknik yang digunakan untuk
a. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan hingga
masa sekarang;
b. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan yang
c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat hidup
orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil
orang;
d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas
sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkat
Teknik AKPL dapat membantu untuk memilah atau menapis isu yang bisa dijadikan
prioritas dalam hal mengalisis isu, selanjutnya berikut tabel analisis isu berdasarkan
kriterian APKL sesuai dengan penjelasan yang isu yang terdapat pada awal pra
analisis yaitu Korupsi Bansos Covid-19, Saksi: Semula Diminta Fee Rp 2.000 Tiap
Paket, Hoax Vaksin mengandung magnet, serta Guru SMP di Kota Bau-Bau
A P K L
Vaksin Covid-19
Mengandung Magnet
Ternyata Hoaks!
Berdasarkan hasil analisis diatas, isu yang dapat diangkat menjadi isu prioritas
yaitu Guru SMP di kota Bau Bau yang meninggal dunia usai di suntik vaksin covid.
Analisis isu yang telah kami buat berdasarkan teknik tersebut yaitu, menyatakan
Guru SMP di kota Bau Bau yang meninggal dunia usai di suntik vaksin covid menjadi
kepala ikan atau diinterpretasikan sebagai effect. Tahap selanjutnya dalam teknik fishbone
diagram adalah mengidentifikasi garisgaris cabang yang menjadi sebab utama dan
diinterpretasikan sebagai penyebab dari masalah/isu yang dianalisis. Secara visual, garis-
garis cabang tersebut sebagai tulang ikan. Sebab utama tersebut kemudian
dikategorisasikan, pemerintah, masyarakat, tenaga medis, dan lembaga penyedia vaksin.
Kemudian ditentukan sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui brainstorming.
Sebab-sebab tersebut ditulis dengan garisgaris horizontal sehingga membentuk tulang-
tulang kecil. Dari setiap sebab-sebab yang telah didentifikasi di atas, tentu tidak semuanya
memiliki bobot permasalahan yang sama. Ada sebab-sebab yang dinilai menjadi key
leverage atau pengungkit utama dari permasalahan korupsi program bantuan sosial. Key
leverage artinya adalah penyebab yang paling sering diidentifikasi dan dinilai memiliki
bobot permasalahan lebih besar dibandingkan penyebab lainnya. Pada diagram di bawah,
sebab-sebab yang ditandai dengan bold huruf adalah key leverage yang kami
identifikasi.
PEMERINTAH MASYARAKAT
Lemahnya aturan
pemerintah terkait Kurang menjaga
Vaksin kondisi tubuh
LEMBAGA PENYEDIA
TENAGA MEDIS
VAKSIN
Dari diagram fishbone diatas, dapat dilihat 4 penyebab utama dari isu Guru SMP
meninggal dunia usai di suntik vaksin covid yaitu Kurang menjalankan SOP proses
vaksinasi, Kurangnya pengawasanlembaga vaksin bersama pemerintah,
masyarakat kurang menjaga kondisi ketika akan di vaksin, kurangnya upaya
pemerintah dalam menangani kasus ini. Solusi dari pada isu tersebut yaitu semua
stekholder mampu menjalankan vaksinasi sesuai SOP baik dari tenaga medis maupun
dari pasien atau masyarakat itu itu sendiri kemudian upaya pemerintah perlu di tingkatkan
agar kasus seperti ini tidak berulang. Dampak yang ditimbulkan apabila isu tersebut tidak
diselesaikan.