Jurnal k3 (2) Zoya Elvahra 191101024

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Analisa Standar Manajemen Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di

Rumah Sakit
Zoya Elvahra
[email protected]

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Fasilitas kesehatan, termasuk di dalamnya rumah sakit, puskesmas, balai kesehatan


masyarakat, klinik, laboratorium klinik, dan laboratorium kesehatan, merupakan tempat kerja
yang sangat sarat dengan potensi bahaya kesehatan dan keselamatan pekerjanya. Risiko
terjadinya gangguan kesehatan dan kecelakaan menjadi semakin besar mengingat fasilitas
kesehatan merupakan tempat kerja yang padat tenaga kerja. Dan dari berbagai penelitian
menunjukan bahwa prevalensi gangguan kesehatan yang terjadi di fasilitas kesehatan lebih tinggi
dibandingkan tempat kerja lainnya (Mansyur, 2007).

Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-
bahaya lain yang juga mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit, yaitu kecelakaan yang
berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya, radiasi, bahan-bahan
kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikokosial dan ergonomic. Semua potensi
bahaya tersebut di atas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para pegawai di RS, para
pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan RS.

Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat mengurangi dan bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya
dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
adalah upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan
pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK), pengendalian
bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi.

JURNAL KEPERAWATAN 1
Pengetahuan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang baik dapat menurunkan angka
kecelakaan kerja hingga tercapainya zero accident. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang
sering kontak dengan pasien sehingga diharapkan mampu menerapkan K3 dengan baik.

Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan juga


dinyatakan bahwa tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik berhak memperoleh pelindungan
atas keselamatan dan Kesehatan Kerja. Pengelola Rumah Sakit harus menjamin kesehatan dan
keselamatan baik terhadap SDM Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan Rumah Sakit dari berbagai potensi bahaya di Rumah Sakit. Oleh karena itu,
pengelola Rumah Sakit dituntut untuk melaksanakan upaya kesehatan dan Keselamatan Kerja
yang dilaksanakan secara terintegrasi, menyeluruh, dan berkesinambungan sehingga risiko
terjadinya penyakit akibat kerja, kecelakaan kerja serta penyakit menular dan tidak menular
lainnya di Rumah Sakit dapat dihindari.

METODE

Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah literature review. Dengan melakukan
analisis dan kajian bebas pada jurnal, e-book, maupun buku teks yang berkaitan dengan materi
pembelajaran yaitu kajian mengenai analisa standar manajemen penerapan k3 RS. Artikel
ataupun jurnal yang digunakan pada literature review ini adalah artikel atau jurnal yang
didapatkam dari google scholar, google book, dengan minimal10 tahun terakhir penerbitan.

Hal ini juga dapat didukung dengan pengolahan data yang dilakukan dengan
menggunakan langkah editing, Koding, Sorting, Entry data, Cleaning, mengeluarkan informasi.
Selanjutnya data diolah kemudian dianalisa, sehingga hasil analisa data dapat digunakan sebagai
bahan pengambilan keputusan dalam penanggulangan masalah.

JURNAL KEPERAWATAN 2
HASIL

Berdasarkan metode yang digunakan pada jurnal ini yaitu dengan melakukan analisis dan
kajian bebas pada jurnal, e-book, maupun buku teks yang berkaitan dengan analisa standar
manajemen penerapan k3 RS bahwa didapatkan metode metode yang digunakan dari beberapa
literature/ jurnal diantaranya adalah:

Jenis Penelitian yang dilakukan pada beberapa literature rata rata merupakan penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian dengan rancangan
pendekatan wawancara mendalam dan observasi, kemudian Pengumpulan data yang dilakukan
dengan wawancara mendalam dan telaah dokumen.

Hasil wawancara dengan informan utama dan informan triangulasi berdasarkan penilaian
yang dilakukan, pengetahuan informan tentang Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
sebagian informan sudah mengetahui program tersebut yang terdiri dari pengunaan APD,
screening kesehatan petugas kesehatan, pengendalian limbah, pendidikan dan pelatihan terkait
K3. Walaupun masih ada beberapa informan yang belum mengetahuinya. Kemudian untuk
awalan, Standar Pelayanan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit dilakukan Pemeriksaan kesehatan
sebelum bekerja bagi SDM rumah sakit. Bentuk pelayanan kesehatan kerja yang perlu dilakukan
adalah melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja bagi SDM rumah sakit meliputi
pemeriksaan fisik lengkap kesegaran jasmani, rongsen paru-paru, laboratorium, dan
pemeriksaan lain yang di anggap perlu (Kepmenkes RI No 1087 Tahun 2010). Berdasarkan hasil
wawancara pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja di rumah sakit dilaksanakan untuk semua
pegawai yang pertama kali diterima bekerja dirumah sakit sebagai syarat seleksi masuk, dalam
pemeriksaan kesehatan ini meliputi pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan darah , dan
rongsen. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi SDM rumah sakit. Program pemeriksaan yang
dibuat dari rumah sakit memang sangat baik karena, pentingnya pemeriksaan kesehatan berkala
harus dilakukan, dimaksudkan untuk mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja serta
menilai kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh pekerjaan seawall mungkin yang perlu
dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No 02 Tahun 1980).

JURNAL KEPERAWATAN 3
Pada kajian literature disebutkan bahwa ada elemen elemen penting yang mencakub
standarisasi penerapan k3 dalam rumah sakit,

a. Sumber Daya Manusia, Sumber daya manusia merupakan elemen paling penting dalam
menjalankan suatu organisasi. SDM di tuntut mampu dan terlatih dalam melaksanakan
semua tugas dan tanggung jawab yang di berikan dalam suatu organisasi termasuk rumah
sakit.
b. Pembiayaan, Pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di rumah
sakit menuntut dukungan dari semua pihak baik dari pimpinan rumah sakit, pihak
manajemen sampai dukungan dari semua unit kerja di rumah sakit tersebut. Selain itu
pihak manajemen juga harus mengidentifikasi sumber daya esensial yang diperlukan
untuk pelaksanaan SMK3 agar berjalan dengan baik, dimana salah satu sumber daya
tersebut adalah pendanaan. Pihak rumah sakit harus memiliki dana tersendiri yang
digunakan untuk pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Pelaksanaan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja di suatu institusi seperti rumah sakit selalu
membutuhkan peralatan-peralatan yang menunjang semua kegiatan.
d. Standar Operasional Prosedur (SOP) SOP sangat dibutuhkan untuk membantu kinerja
para petugas karena setiap tindakan ada prosedurnya sehingga dapat mengurangi
masalah-masalah atau kekeliruan yang bisa terjadi.
e. Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja merupakan bagian dari sistem manajemen
secara keseluruhan yang meliputi strruktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja
yang aman, nyaman dan produktif (Ramli, 2007).

JURNAL KEPERAWATAN 4
PEMBAHASAN

Menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.432/


MENKES/SK/IV/2007 Tentang Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit,
komitmen diwujudkan dalam bentuk kebijakan (policy) tertulis, jelas dan mudah dimengerti serta
diketahui oleh seluruh karyawan Rumah Sakit. Menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.432/ MENKES/SK/IV/2007 Tentang Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit, komitmen diwujudkan dalam bentuk kebijakan (policy) tertulis, jelas dan mudah
dimengerti serta diketahui oleh seluruh karyawan Rumah Sakit.

Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di RS (K3RS) perlu ditetapkan untuk


mencegah dan mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja di RS.Demi terciptanya
jaminan keselamatan kerja maka diperlukan pelayanan strategis yang profesional serta prosedur
kerja yang tetap, tidak hanya tergantung pada peraturan-peraturan yang mengayominya dan
finansial yang diberikan, melainkan banyak faktor yang harus ikut terlibat, diantaranya adalah
pelaksanaan organisasi.Suatu organisasi yang berhasil dapat diukur dengan melihat pada sejauh
mana organisasi tersebut dapat mencapai tujuannya.Pelaksanaan K3 di RS dapat dinilai dari
kefektivitasan organisasi K3 tersebut (Kun dwi apriliawati,2017). Berdasarkan data dari World
Health Organization (WHO) : Dari 35 juta pekerja kesehatan 3 juta terpajan patogen darah (2
juta terpajan virus HBV, 0,9 juta terpajan virus HBC dan 170,000 terpajan virus HIV/ AIDS).
Dapat terjadi : 15,000 HBC, 70,000 HBB & 1000 kasus HIV. Lebih dari 90% terjadi di negara
berkembang.8–12% pekerja rumah sakit, sensitif terhadap lateks. Probabilitas penularan HIV
setelah luka tusuk jarum suntik yang terkontaminasi HIV 4: 1000. Risiko penularan HBV setelah
luka tusuk jarum suntik yang terkontaminasi HBV 27–37: 100. Risiko penularan HCV setelah
luka tusuk jarum suntik yang mengandung HCV 3 - 10 : 100 (Sunandar, 2017).

A. Konteks Manajemen

Manajemen adalah suatu proses kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan
suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang
nyata. Manajemen adalah suatu kegiatan yang pelaksanaannya adalah “managing” atau
pengelolaan, sedangkan pelaksananya disebut “manager” atau pengelola (Terry, Rue, 1999).
Manajemen merupakan suatu bentuk kerja dimana ketika manajer melakukan
pekerjaannya, harus melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Dimana fungsi manajemen

JURNAL KEPERAWATAN 5
terdiri dari Planing (Perencanaan), Organizing (Mengorganisasikan),Staffing (Penempatan
Staf), Motivating (Motivasi) dan Controlling (Pengendalian)

B. Proses Manajemen
Proses adalah cara sistematik yang sudah ditetapkan dalam melakukan kegiatan. Manajemen
dianggap sebagai suatu proses untuk menekankan bahwa semua manajer, tidak peduli bakat atau
keterampilan tertentu mereka, terlibat dalam aktivitas yang saling terkait untuk mencapai sasaran
yang mereka inginkan.Proses manajemen diuraikan menjadi empat aktivitas manajemen yang
utama, yaitu (Stoner et al, 1996) Planing (Perencanaan), Organizing (Mengorganisasikan),
Leading (Memimpin) and ontrolling (Pengendalian).

C. Proses Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Menurut Health and Safety Executive (2013), proses manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja dapat dijabarkan ke dalam 4 tahapan utama yaitu:
1. Perencanaan (Plan), Manajemen harus menetapkan arah manajemen K3 yang efektif
dengan menetapkan kebijakan K3 yang menjadi bagian integral dari budaya organisasi
sebagai nilai-nilai dan standar kinerja. Semua tingkatan manajemen harus memimpin
dalam menjamin komunikasi tugas dan manfaat K3 pada seluruh organisasi.Manajemen
puncak harus mengembangkan kebijakan untuk menghindari masalah K3 dan
harus merespon dengan cepat apabila muncul kesulitan atau risiko yang baru;dan
pekerja lainnya harus memastikan bahwa K3 ditangani dengan benar dan tepat.
2. Pelaksanaan (Do), Pelaksanaan K3 akan bergantung pada sistem manajemen yang
efektif untuk memastikan, sejauh mana K3 yang wajar dapat dilaksanakan
pada karyawan, pelanggan dan anggota masyarakat. Organisasi harus bertujuan untuk
melindungi orang-orang dengan memperkenalkan sistem manajemen dan tindakan yang
menjamin bahwa risiko ditangani dengan bijaksana, bertanggung jawab dan
proporsional. Manajemen harus mempertimbangkan keterlibatan K3 pada proses kerja
yang baru, praktek kerja baru atau pegawai baru, serta menyediakan sumber daya
yang memadai untuk melaksanakan tugas dan mencari masukan bila diperlukan.
Keputusan rapat manajemen harus dibuat dalam konteks kebijakan K3 organisasi
dengan memasukkan rancangan K3 ketika mengimplementasikan perubahan

JURNAL KEPERAWATAN 6
3. Pemeriksaan (Check), Pemantauan dan pelaporan merupakan bagian penting dari
budaya K3. Sistem manajemen harus memungkinkan manajemen menerima
laporan khusus (misalnya insiden) dan laporan rutin terhadap kinerja K3. Informasi K3
sehari-hari banyak yang perlu dilaporkan hanya pada saat review formal. Akan tetapi
sistem pemantauan yang kuat dapat memastikan bahwa review formal dapat berjalan
sesuai rencana dan bahwa peristiwa tang sesuai dengan keadaan sementara
disampaikan pada perhatian manajemen. Dalam pelaksanaannya manajemen
harus memastikan bahwa telah dilakukan :
 Pelaporan infomasi kemajuan program K3 dan data insiden yangterjadi;

 Audit berkala terhadap efektivitas struktur manajemen dan kontrol risiko K3 yang

dilakukan;
 Pelaporan perubahan prosedur baru, proses kerja, atau kegagalan K3 utama

dilakukan secepatnya ke manajemen;


 Prosedur penerapan perubahan dan persyaratan hukum yang baru untuk
mempertimbangkan perkembangan eksternal lainnya.
4. Tindakan (Action), Sebuah tinjauan ruang rapat formal kinerja K3 sangat penting
untuk dilakukan. Hal ini membantu manajemen untuk menentukan apakah prinsip-
prinsip penting K3, kepemimpinan yang kuat dan aktif, keterlibatan pekerja, serta
penilaian dan review, telah tertanam dalam organisasi. Hal ini akan memberitahu
keefektifan sistem dalam dalam mengelola risiko dan melindungi orang. Manajemen
harus melakukan peninjauan ulang K3 setidaknya sekali setahun. Tinjauan Proses harus:
 Memeriksa apakah kebijakan K3 mencerminkan prioritas saat ini, rencana dan

target organisasi;
 Memeriksa apakah manajemen risiko dan sistem K3 lainnya telah secara efektif

dilaporkan ke manajemen;
 Laporan kekurangan K3 dan efek dari keputusan semua pengurus dan manajemen

yang sesuai;
 Memutuskan tindakan untuk mengatasi setiap kelemahan dan sistem untuk

memonitor pelaksanaannya;
 Mempertimbangkan ulasan langsung dengan fokus pada kelemahan utama atau

kejadian peristiwa.

JURNAL KEPERAWATAN 7
Kemudian pada pembahasan disebuah artikel disebutkan bahwa beberapa hal yang
terpaut pada penerapan kesehatan dan keselamatan kerja rumahsakit adalah:

Komitmen dan Kebijakan

Menurut Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit,
Depkes (2007) Komitmen diwujudkan dalam bentuk kebijakan (policy) tertulis, jelas dan mudah
dimengerti serta diketahui oleh seluruh karyawan RS. Manajemen RS mengidentifikasi dan
menyediakan semua sumber daya esensial seperti pendanaan. Pelaksanaan komitmen dan
kebijakan K3 di rumah sakit memerlukan beberapa penyususnan strategi yaitu sebagai berikut:

1. Advokasi sosialisasi program K3 RS.

2. Menetapkan tujuan yang jelas.

3. Organisasi dan penugasan yang jelas.

4. Meningkatkan SDM professional di bidang K3 RS pada setiap unit kerja di lingkungan rumah
sakit.

5. Sumberdaya yang harus didukung oleh manajemen puncak.

6. Kajian risiko secara kualitatif dan kuantitatif.

7. Membuat program kerja K3 RS yang mengutamakan upaya peningkatan dan pencegahan.

8. Monitoring dan evaluasi secara internal dan eksternal secara berkala (Pedoman Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit, Kepmenkes 2007).

Perencanaan

Beberapa hal sudah sesuai dengan pedoman SMK3 di rumah sakit (2007), dimana dalam
pedoman ini disebutkan bahwa perencanaan meliputi:

1. Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian faktor risiko. RS harus melakukan
kajian dan identifikasi sumber bahaya, penilaian serta pengendalian faktor risiko.

JURNAL KEPERAWATAN 8
2. Membuat peraturan dengan menetapkan dan melaksanakan standar operasional prosedur(SOP)
sesuai dengan peraturan. Sedangkan untuk bagian perencanaan yang lainnya belum berjalan
seperti:

a. RS harus mempertimbangkan peraturan perundang-undangan, bahaya potensial dan


risiko K3 yang bisa diukur, satuan/indikator pengukuran, sasaran pencapaiandan jangka
waktu pencapaian (SMART).

b. Indikator kinerjaharus dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja K3 yang sekaligus
merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian SMK3 RS.

c. RS harus menetapkan dan melaksanakan program K3RS, untuk mencapai sasaran


harus ada monitoring, evaluasi dan dicatat serta dilaporkan.

Pengorganisasian

Bedasarkan hasil penelitian dapat diketahui pengorganisasani K3 itu bertugas untuk


menjalankan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja serta mengawasi pelaksanaan K3 oleh
pekerja rumah sakit. Manajemen K3 berada satu tingkat di bawah direktur dan masih menjadi
tanggung jawab dan kerja rangkap bidang pelayanan medis dimana anggotanya inti berasal dari
Instalasi IPSRS dan Instalasi Kesling.

Penyelenggaraan K3RS

Pelaksanaan K3RS dapat dilakukannya dengan mengadakan medical check up yaitu


pemeriksaaan awal bagi pekerja serta imunisasi Hepatitis B dan memberikan jaminan kesehatan.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, kemudian melakukan pelatihan bagi karyawan,
seperti penggunaan alat kerja, APD, membuat SOP, penggunaan bahan kimia berbahaya, serta
melaksanakan sistem perlindungan bahaya kebakaran.

Faktor faktor yang dapat mempengaruhi standar manajemen k3RS ini dapat berupa:
pendidikan, usia, dan lama kerja. Pada hasil penelitian pada literature disebutkan bahwa rata rata
Pendidikan terakhir responden sebagian besar adalah D-III. Hal ini menunjukkan bahwa
pendidikan yang tinggi dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Oleh sebab itu, semakin
tinggi pendidikan seseorang, pengetahuan yang dimilikinya akan semakin baik

JURNAL KEPERAWATAN 9
Menurut WHO seseorang dapat berperilaku tertentu dalam hal ini adalah upaya untuk
menerapkan K3 karena terdapat empat alasan pokok, yaitu pengetahuan, persepsi, sikap,
dan kepercayaan.27 Meskipun pengetahuanK3 yang dimiliki responden masih tergolong cukup,
tetapi tiga alasan pokok lainnya mampu menunjang untuk menerapkan K3 dengan baik hingga
dihasilkannya penerapan K3 yang baik pada responden.

KESIMPULAN

Manajemen adalah suatu proses kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan
suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang
nyata. Manajemen adalah suatu kegiatan yang pelaksanaannya adalah “managing” atau
pengelolaan, sedangkan pelaksananya disebut “manager” atau pengelola (Terry, Rue, 1999).
Proses pada Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah :

 Perencanaan (Plan),
 Pelaksanaan (Do),
 Pemeriksaan (Check),
 Tindakan (Action)

Penerapan sistem kesehatan dan keselamatan rumah sakit adalah :

 Komitmen dan Kebijakan


 Perencanaan
 Pengorganisasian
 Penyelenggaraan K3RS

JURNAL KEPERAWATAN 10
DAFTAR PUSTAKA

Hanifa, N.D., Respati, T., & Susanti, Y. (2017). Hubungan Pengetahuan Dengan Upaya
Penerapan K3 Pada Perawat. Bandung Meeting On Global Medicine & Health
(Bamgmh), 1(1), 144-149.

Ibrahim, H., Damayanti, D.S., Amansyah, M., & Sunandar. Gambaran Penerapan Standar
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum
Daerah Haji Makassar. Al-Sihah : Public Health Science Journal, 9(2), 160-173.

Ivanna, A., Widjasena, B., & Jayanti, S. (2014). Analisa Komitmen Manajemen Rumah Sakit
(Rs) Terhadap Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Rs Prima Medika
Pemalang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (E-Journal), 2(1), 35-41.

Mauliku, N.E. Kajian Analisis Penerapan Sistem Manajemen K3rs Di Rumah Sakit Immanuel
Bandung. Jurnal Kesehatan Kartika, 35-47.

Nugraha, H., & Yulia, L. (2019). Analisis Pelaksanaan Program Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Dalam Upaya Meminimalkan Kecelakaan Kerja Pada Pegawai Pt. Kereta Api
Indonesia (Persero). Jurnal Ilmiah Manajemen, 10(2), 93-102.

Ningsih, S. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Implementasi Standard


Manajemen K3 Di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan Tahun 2017. The Indonesian
Journal Of Medical Laboratory, 1(1), 1-13.

Purba, H.I.D., Girsang, V.I., & Malay, U.S. (2018). Studi Kebijakan, Perencanaan Dan
Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3rs) Di Rumah Sakit
Umum (Rsu) Mitra Sejati Medan Tahun 2018. Jurnal Mutiara Kesehatan Masyarakat,
3(2), 113-124.

Simamora, R. H. (2018). Buku ajar keselamatan pasien melalui timbang terima pasien berbasis
komunikasi efektif: SBAR. Medan: USUpress.

Simamora, R. H. (2019). Buku ajar pelaksanaan identifikasi pasien. Uwais Inspirasi Indonesia.

JURNAL KEPERAWATAN 11
Tamboto, C.D., Kandou, G.D., & Karwatu, P.A.T. Analisis Penerapan Standar Pelayanan
Kesehatan Kerja Di Rumah Sakit Gmim Kalooran Amurang Kabupaten Minahasa
Selatan. 1-9.

Wati, N., Ramon, A., Husin, H., & Elianto, R. (2018). Analisis Sistem Manajemen Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Di Rumah Sakit Umum Daerah Mukomuko Tahun 2017. Jurnal
Ilmiah, 13(3), 8-15.

Yunita, A.R., Sriatmi, A., & Fatmasari, E.Y. (2016). Analisis Faktor-Faktor Kebijakan Dalam
Implementasi Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3rs) Di
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (E-Journal), 4(2), 1-9.

JURNAL KEPERAWATAN 12

Anda mungkin juga menyukai