Bahan Ajar PPKN 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

Bahan Ajar PKn Kelas X Semester II

Tahun Pelajaran 2018/2019

Pertemuan 1
Suprastruktur dan Infrastruktur Sistem Politik Indonesia
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : X / Genap
Standar Kompetensi :1.3 Menghargai nilai-nilai terkait fungsi dan kewenangan lembaga-
lembaga negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Kompetensi Dasar : 1.3 Menghargai nilai-nilai terkait fungsi dan kewenangan lembaga-
lembaga negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Indikator : 1. Membangun nilai-nilai disiplin atas fungsi lembaga-lembaga negara
menurut UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Membangun nilai-nilai tanggung jawab atas fungsi lembaga-lembaga
negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran:
Dengan mengikuti pembelajaran pada materi pertemuan pertama ini peserta didik
diharapkan dapat :
1) Membangun nilai-nilai disiplin dan tanggung jawab atas fungsi lembagalembaga
Negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2) Mengidentifikasi Suprastruktur dan Infrastruktur Sistem Politik Indonesia
3) Menyajikan dan mengomunikasikan hasil analisis tentang kewenangan lembaga-
lembaga Negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
B. Penjabaran Materi Pelajaran :
1. Suprastruktur Politik Indonesia
Dalam menjalankan sistem politik dalam suatu negara diperlukan struktur lembaga
negara yang dapat menunjang jalannya pemerintahan. Struktur politik merupakan
cara untuk melembagakan hubungan antara komponen-komponen yang membentuk
bangunan politik suatu negara supaya terjadi hubungan yang fungsional. Struktur
politik suatu negara terdiri dari kekuatan suprastruktur dan infrastruktur. Struktur
politik negara Indonesia pun terdiri dari dua kekuatan tersebut. Suprastruktur politik
diartikan sebagai mesin politik resmi di suatu negara dan merupakan penggerak
politik yang bersifat formal. Dengan kata lain suprastruktur politik merupakan
gambaran pemerintah dalam arti luas yang terdiri dari lembaga-lembaga negara yang
tugas dan peranannya diatur dalam konstitusi negara atau peraturan
perundangundangan lainnya.
2. Infrastruktur Politik Indonesia
Infrastruktur politik adalah kelompok-kelompok kekuatan politik dalam masyarakat
yang turut berpartisipasi secara aktif. Bahkan kelompokkelompok tersebut dapat
berperan menjadi pelaku politik tidak formal untuk turut serta dalam membentuk
kebijaksanaan negara. Banyak sekali organisasi atau kelompok yang menjadi
kekuatan infrastruktur politik di Indonesia. Akan tetapi, jika diklasifikasikan terdapat
empat kekuatan, sebagai berikut.
a) Partai Politik, yaitu organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga
negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-
cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara
melalui pemilihan umum. Pendirian partai politik biasanya didorong oleh adanya
persamaan kepentingan, persamaan cita-cita politik dan persamaan keyakinan
keagamaan.
b) Kelompok Kepentingan (interests group), yaitu kelompok yang mempunyai
kepentingan terhadap kebijakan politik negara. Kelompok kepentingan bisa
menghimpun atau mengeluarkan dana dan tenaganya untuk melaksanakan tindakan
politik yang biasanya berada di luar tugas partai politik. Contoh dari kelompok
kepentingan adalah elite politik, pembayar pajak, serikat dagang, Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), serikat buruh dan sebagainya.
c) Kelompok Penekan (pressure group), yaitu kelompok yang bertujuan
mengupayakan atau memperjuangkan keputusan politik yang berupa undang-undang
atau kebijakan publik yang dikeluarkan pemerintah sesuai dengan kepentingan dan
keinginan kelompok mereka. Kelompok ini biasanya tampil ke depan dengan
berbagai cara untuk menciptakan pendapat umum yang mendukung keinginan
kelompok mereka. Misalnya, dengan cara melakukan demonstrasi, aksi mogok dan
sebagainya.
d) Media Komunikasi Politik, yaitu sarana atau alat komunikasi politik dalam proses
penyampaian informasi dan pendapat politik secara tidak langsung, baik terhadap
pemerintah maupun masyarakat pada umumnya. Sarana media komunikasi ini antara
lain adalah media cetak seperti koran, majalah, buletin, brosur, tabloid dan
sebagainya. Sedangkan media elektronik seperti televisi, radio, internet dan
sebagainya. Media komunikasi diharapkan mampu mengolah serta mengedarkan
informasi.
C. Kegiatan Mandiri
Peserta didik membuat kelompok kemudian menuliskan peranan organisasi atau
kelompok yang menjadi kekuatan infrastruktur politik dalam sistem politik Indonesia
D. Tugas
peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi
sebanyakbanyaknya tentang tugas diberikan dengan indikator sebagai berikut.
a. Landasan hukum
b. Kedudukan dalam ketatanegaraan RI menurut UUD NRI Tahun 1945
c. Identifikasi 1 (satu) permasalahan yang pernah dihadapi lembaga negara tersebut
d. Solusi terkait dengan permasalahan yang dihadapi tersebut.
Bahan Ajar PKn Kelas X Semester II
Tahun Pelajaran 2018/2019

Pertemuan 2
Lembaga-Lembaga Negara RI Menurut UUD NRI Tahun 1945
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : X/Genap
Standar Kompetensi : 2.3. Bersikap peduli terhadap lembaga-lembaga di sekolah sebagai
cerminan dari lembaga-lembaga negara.
Kompetensi Dasar : 2.3. Bersikap peduli terhadap lembaga-lembaga di sekolah sebagai
cerminan dari lembaga-lembaga negara.
Indikator : 1. Membangun nilai-nilai disiplin tentang lembaga-lembaga negara
menurut UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Membangun nilai-nilai tanggung jawab tentang lembaga-lembaga
negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 Indonesia
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran:
Dengan mengikuti pembelajaran pada materi pertemuan pertama ini peserta didik
diharapkan dapat :
1) Membangun nilai-nilai disiplin dan tanggung jawab atas fungsi lembagalembaga
negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2) Mengidentifikasi Lembaga-Lembaga Negara RI menurut UUD NRI Tahun 1945
3) Menyajikan dan mengomunikasikan hasil analisis tentang kewenangan lembaga-
lembaga negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
B. Penjabaran Materi Pelajaran :
1. Lembaga-Lembaga Negara Republik Indonesia Menurut UUD NRI Tahun 1945
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
sebagai konstitusi Indonesia mengatur keberadaan lembaga-lembaga negara mulai
tugas, fungsi, wewenang sampai pada susunan dan kedudukannya. Aturan dalam
konstitusi ini dijabarkan oleh undang-undang, yaitu dalam UU Nomor 42 Tahun 2014
tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD, UU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Mahkamah
Agung, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2014 tentang Mahkamah Konstitusi, UU
Nomor 18 Tahun 2011 tentang Komisi Yudisial, dan UU Nomor 15 Tahun 2004
tentang BPK, Kekuatan suprastruktur politik yang tergolong ke dalam lembaga tinggi
negara Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
4. Presiden/Wakil Presiden
5. Mahkamah Agung
6. Mahkamah Konstitusi
7. Komisi Yudisial
8. Badan Pemeriksa Kekuangan Kedelapan lembaga negara di atas merupakan
kekuatan utama dalam supra-struktur politik negara kita.
Secara garis besar berdasarkan UUD 1945 tugas dan wewenang lembaga negara
yang merupakan kekuatan suprastruktur politik di Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
a. Anggota MPR terdiri dari DPR dan DPD (Pasal 2 (1) UUD 1945).
b. Anggota MPR berjumlah sebanyak 550 anggota dan DPD berjumlah sebanyak 4x
jumlah provinsi anggota DPD (UU Nomor 22 tahun 2003).
c. MPR adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, bukan
lembaga tertinggi negara.
d. Tugas dan wewenang MPR adalah berwenang mengubah dan menetapkan UUD,
melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden dan hanya dapat memberhentikan
Presiden dan Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD NRI Tahun 1945
sesuai Pasal 3 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3).
e. MPR juga memiliki hak dan kewajiban seperti diatur dalam UU Nomor 22 tahun
2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD.
2. Presiden
a. Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat dalam satu pasangan
calon (Pasal 6 A ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).
b. Syarat menjadi presiden diatur lebih lanjut dalam UUD NRI Tahun 1945 Pasal 6
ayat (2) UUD NRI Tahun 1945.
c. Kekuasaan presiden menurut UUD NRI Tahun 1945.
1) Membuat Undang-Undang bersama DPR (Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20)
2) Menetapkan Peraturan Pemerintah (Pasal 5 (2))
3) Memegang kekuasaan tertinggi atas angkatan darat, laut dan udara (Pasal 10)
4) Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain atas
persetujuan DPR (Pasal 11)
5) Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12)
6) Mengangkat dan menerima duta dan konsul dengan memperhatikan
pertimbangan DPR (Pasal 13)
7) Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA (Pasal
14 ayat (1))
8) Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal
14 ayat (2))
9) Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan (Pasal 15)
10) Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas memberikan pertimbangan dan
nasihat kepada presiden (Pasal 16)
11) Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara (Pasal 17)
12) Mengajukan RUU APBN (Pasal 23)
3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
a. Anggota DPR dipilih melalui Pemilu (Pasal 19 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).
b. Fungsi DPR adalah fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan
(Pasal 20 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).
c. Hak anggota DPR adalah hak interpelasi, hak angket dan hak menyatakan
pendapat (Pasal 20 A ayat (2) UUD NRI Tahun 1945).
d. Hak anggota DPR, hak mengajukan pertanyaan, hak menyampaikan usul/
pendapat dan hak imunitas (Pasal 20 A ayat (3) UUD NRI Tahun 1945).
4. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
a. BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri dengan tugas khusus untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara (Pasal 23E ayat
(1) UUD NRI Tahun 1945).
b. Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada DPR, DPD dan DPRD (Pasal 23E
ayat (2) UUD NRI Tahun 1945).

c. Kegiataan mandiri
Kegiatan pembelajaran dilakukan di lakukan dengan kegiatan diskusi kelompok.
Kelompok yang telah ditentukan topiknya pada pertemuan pertama.
d. Tugas
No Sistem Pemerintahan Republik Indonesia
1 Landasan Hukum Lembaga .......................................................................................
Negara di Indonesia .......................................................................................
.......................................................................................
2 Penjabaran Trias Politika 1.Legislatif ...................................................................
dalam Sistem ............ ..........................................................................
Pemerintahan RI ..... ...............................................................................
2.Eksekutif ...................................................................
............ ..........................................................................
..... ...............................................................................
3.Yudikatif ...................................................................
............ ..........................................................................
..... ...............................................................................
Bahan Ajar PKn Kelas X Semester II
Tahun Pelajaran 2018/2019

Pertemuan 3
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : X/Genap
Standar Kompetensi : 3.3. Menganalisis fungsi dan kewenangan lembaga-lembaga Negara
menurut UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Kompetensi Dasar : 3.3. Menganalisis fungsi dan kewenangan lembaga-lembaga Negara
menurut UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 194
Indikator :1. Membangun nilai-nilai disiplin dan tanggung jawab atas fungsi lembaga
lembaga negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.

2. Menganalisis tata kelola pemerintahan yang baik.

3. Menyajikan dan mengomunikasikan hasil analisis tentang


kewenangan lembaga-lembaga negara menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran:
Dengan mengikuti pembelajaran pada materi pertemuan pertama ini peserta didik
diharapkan dapat :
1) Membangun nilai-nilai disiplin dan tanggung jawab atas fungsi lembagalembaga negara
menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2) Menganalisis tata kelola pemerintahan yang baik.
3) Menyajikan dan mengomunikasikan hasil analisis tentang kewenangan lembaga-
lembaga negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.

B. Penjabaran Materi Pelajaran :


1. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Menurut World Bank, Good Governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen
pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip
demokrasi dengan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan
pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin
anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas
usaha. Tata kelola pemerintahan yang baik merupakan suatu konsep yang akhirakhir
ini banyak dibahas dalam ilmu politik dan administrasi publik, terutama dalam
hubungannya dengan demokrasi, masyarakat sipil, partisipasi rakyat, hak asasi
manusia, dan pembangunan masyarakat secara berkelanjutan. Dalam tata kelola
pemerintahan yang baik, terdapat 3 (tiga) unsur pokok yang bersifat sinergis.
1. Unsur pemerintah yang dipercaya menangani administrasi negara pada suatu
periode tertentu.
2. Unsur swasta/wirausaha yang bergerak dalam pelayanan publik. 3. Unsur warga
masyarakat (stakeholders).
Pada praktiknya, tata kelola pemerintahan yang baik merupakan bentuk pengelolaan
negara dan masyarakat yang bersandar pada kepentingan rakyat. Pemerintah dan
masyarakat duduk bersama untuk membicarakan masalahmasalah yang dihadapi
bersama dan sekaligus merencanakan bersama tentang sesuatu yang hendak
dilakukan dan dikerjakan di masa mendatang. Menurut Laode Ida (2002), tatakelola
pemerintahan yang baik memiliki sejumlah ciri dan karakteristik sebagai berikut.
a. Terwujudnya interaksi yang baik antara pemerintah, swasta, dan masyarakat,
terutama bekerja sama dalam pengaturan kehidupan sosial politik dan sosio-
ekonomi.
b. Komunikasi, adanya jaringan multisistem (pemerintah, swasta, dan masyarakat)
yang melakukan sinergi untuk menghasilkan output yang berkualitas.
c. Proses penguatan diri sendiri (self enforcing process), ada upaya untuk mendirikan
pemerintah (self governing) dalam mengatasi kekacauan dalam kondisi lingkungan
dan dinamika masyarakat yang tinggi.
d. Keseimbangan kekuatan (balance of force), dalam rangka mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development), ketiga elemen yang ada
menciptakan dinamika, kesatuan dalam kompleksitas, harmoni, dan kerja sama.
e. Independensi, yakni menciptakan saling ketergantungan yang dinamis antara
pemerintah, swasta, dan masyarakat melalui koordinasi dan fasilitasi.
Dalam perkembangan selanjutnya, tata pemerintahan yang baik berkaitan dengan
struktur pemerintahan mencakup hal-hal sebagai berikut.
1) Hubungan antara pemerintah dan pasar. Misalnya, pemerintah mengendalikan
harga-harga sembako agar sesuai dengan harga pasar.
2) Hubungan antara pemerintah dan rakyat. Misalnya, pemerintah memberikan
pelayanan dan perlindungan bagi rakyat.
3) Hubungan antara pemerintah dan organisasi kemasyarakatan. Misalnya,
pemerintah memberikan kesempatan kepada organisasi kemasyarakatan untuk
berpartisipasi dalam pembangunan.
4) Hubungan antara pejabat-pejabat yang dipilih (politisi) dan pejabat-pejabat yang
diangkat (pejabat birokrat). Misalnya, mengadakan pertemuan atau rembug antara
tokoh masyarakat, pejabat birokat atau politisi.
5) Hubungan antara lembaga pemerintahan daerah dan penduduk perkotaan dan
pedesaan. Misalnya, memberikan izin bertempat tinggal kepada penduduk pedesaan
yang bekerja di perkotaan.
6) Hubungan antara legislatif dan eksekutif dalam membahas rancangan undang-
undang (RUU).
7) Hubungan pemerintah nasional dan lembaga-lembaga internasional dalam
menjalin kerja sama di segala bidang untuk kemajuan bangsa.
Untuk mengimplementasikan tata kelola pemerintahan yang baik diperlukan
beberapa persyaratan sebagai berikut.
a) Mewujudkan efisiensi dalam menajemen pada sektor publik, antara lain dengan
memperkenalkan teknik-teknik manajemen perusahaan di lingkungan administrasi
pemerintah negara, dan melakukan desentralisasi administrasi pemerintah.
b) Terwujudnya akuntabilitas publik, sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah harus
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
c) Tersedianya perangkat hukum yang memadai berupa peraturan
perundangundangan yang mendukung terselenggaranya sistem pemerintahan yang
baik.
d) Adanya sistem informasi yang menjamin akses masyarakat terhadap berbagai
kebijakan dan atau informasi yang bersumber baik dari pemerintah maupun dari
elemen swasta serta LSM.
e) Adanya transparansi dalam perbuatan kebijakan dan implementasinya, sehingga
hak-hak masyarakat untuk mengetahui (rights to information) keputusan pemerintah
terjamin.
Salah satu wujud tata pemerintahan yang baik yaitu adanya citra pemerintahan yang
demokratis. Pemerintahan yang demokratis merupakan landasan terciptanya tata
pemerintahan yang baik. Pemerintahan yang demokratis menjalankan tata
pemerintahan secara terbuka terhadap kritik dan kontrol dari rakyat.
C. Kegiatan mandiri
Peserta didik diberi waktu untuk menganalisis tata kelola pemerintahan yang baik yang
terdapat dalam Bab 3, buku Teks Pelajaran PPKn Kelas X (Subbab D dengan
membandingkan dari sumber lain yang relevan (misalnya website/internet/sumber
lainnya).
D. Tugas
Peserta didik diminta untuk mengumpulkan hasil kerja analisis tentang tata kelola
pemerintahan yang baik.

Bahan Ajar PKn Kelas X Semester II


Tahun Pelajaran 2018/2019
Pertemuan 4
Partisipasi warga negara dalam sistem politik Indonesia
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : X / Genap
Standar Kompetensi : 4.3. Mendemonstrasikan hasil analisis tentang fungsi dan kewenangan
lembaga-lembaga Negara menurut UndangUndang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Kompetensi Dasar : 4.3. Mendemonstrasikan hasil analisis tentang fungsi dan kewenangan
lembaga-lembaga Negara menurut UndangUndang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Indikator : 1. Menyajikan hasil analisis tentang kewenangan lembaga-lembaga
negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
2. Mengomunikasikan hasil telaah analisis tentang kewenangan
lembaga-lembaga negara menurut Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran:
Dengan mengikuti pembelajaran pada materi pertemuan pertama ini peserta didik
diharapkan dapat :
1) Menyajikan hasil analisis tentang kewenangan lembaga-lembaga negara menurut
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2) Mengomunikasikan hasil telaah analisis tentang kewenangan lembaga-lembaga
negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

B. Penjabaran Materi Pelajaran :


Partisipasi politik adalah kegiatan yang dilakukan oleh warga negara baik secara
individu maupun kolektif, atas dasar keinginan sendiri maupun dorongan dari pihak lain
yang tujuannya untuk mempengaruhi keputusan politik yang akan diambil oleh
pemerintah, agar keputusan tersebut menguntungkannya. Partisipasi politik dapat
terwujud dalam bentuk perilaku anggota masyarakat.
Contoh partisipasi dan perilaku politik yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku
adalah:
1. Di Lingkungan Sekolah Dalam kehidupan di lingkungan sekolah, setiap siswa dapat
menampilkan pola perilaku politik yang mencerminkan pelaksanaan demokrasi
langsung, antara lain melalui kegiatan sebagai berikut.
(a). Pemilihan ketua kelas, ketua OSIS dan ketua organisasi ekstrakurikuler seperti
pramuka, pecinta alam, PMR, paskibra dan sebagainya.
(b). Pembuatan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga OSIS atau organisasi
ekstrakurikuler yang diikuti.
(c). Forum-forum diskusi atau musyawarah yang diselenggarakan di sekolah.
2. Di Lingkungan Masyarakat Perilaku politik yang merupakan cerminan dari demokrasi
langsung dapat ditampilkan warga masyarakat melalui beberapa kegiatan antara lain
adalah sebagai berikut.
(a). Forum warga.
(b). Pemilihan ketua RT, RW, kepala desa, ketua organisasi masyarakat dan sebagainya.
(c). Pembuatan peraturan yang berupa anggaran dasar dan anggaran rumah tangga bagi
organisasi masyarakat, koperasi, RT-RW, LMD dan sebagainya.
Warga masyarakat dapat menampilkan perilaku politiknya yang mencerminkan
pelaksanaan demokrasi tidak langsung melalui penyampaian pendapat atau aspirasi baik
secara lisan ataupun tertulis melalui lembaga perwakilan rakyat atau melalui media
massa seperti koran, majalah dan sebagainya. Agar dalam pelaksanaan perilaku politik
tersebut sesuai dengan aturan, maka harus diperhatikan berbagai ketentuan seperti
berikut.
(1). Pancasila dan UUD RI 1945.
(2). Peraturan perundang-undangan yang terkait, misalnya undangundang HAM,
undang-undang partai politk dan sebagainya.
(3). Peraturan yang berlaku khusus di lingkungan setempat, seperti peraturan RT-RW,
Peraturan Desa dan sebagainya.
(4). Norma-norma sosial yang berlaku.
3. Di Lingkungan Negara Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perilaku politik
yang dapat kita tampilkan secara langsung di antaranya melalui kegiatan sebagai berikut.
(a). Pemilihan umum untuk memilih anggota legislatif dan presiden
(b). Pemilihan kepala daerah secara langsung (Pilkada)
(c). Aksi demonstrasi yang tertib, damai dan santun Sedangkan perilaku politik yang
tidak langsung diwujudkan dengan penyampaian aspirasi melalui lembaga perwakilan
rakyat, partai politik, organisasi masyarakat dan media massa.
Supaya perilaku yang ditampilkan mencerminkan perilaku politik yang sesuai aturan,
harus menaati ketentuan-ketentuan sebagai berikut.
(a). Pancasila
(b). UUD RI 1945
(c). Undang-Undang seperti Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 2002 tentang Pemilu,
Undang-Undang RI Nomor 31 tentang Partai Politik, Undang-Undang RI Nomor 9
tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum dan
sebagainya
C. Kegiatan Mandiri
Peserta didik diminta mengemukakan sebanyak mungkin contoh-contoh kasus apolitis
(tidak adanya partisipasi warga negara di bidang politik) yang dilakukan warga negara.
Kemudian dari kasus-kasus itu dipilih salah satu dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis
atau jawaban sementara atas pertanyaan masalah yang disampaikan.
D. Tugas
Peserta didik secara individu ditugaskan untuk mencermati kasus-kasus apolitis (tidak
adanya partisipasi warga negara di bidang politik) yang dapat ditemukan dalam
kenyataan di masyarakat. Penemuan kasus-kasus apolitis (tidak adanya partisipasi warga
negara di bidang politik) yang dilakukan warga negara itu kemudian dipertentangkan
dengan hak dan kewajiban warga negara di bidang politik yang seharusnya.

Anda mungkin juga menyukai