Modul ini membahas tentang hakikat akhlak Islam dengan mendefinisikan akhlak, menjelaskan perspektif makna akhlak, dan mengklasifikasi ukuran baik dan buruk menurut beberapa pandangan. Modul ini juga menjelaskan pengertian moral dan etika serta jenis-jenis akhlak seperti akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah.
100%(2)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
3K tayangan4 halaman
Modul ini membahas tentang hakikat akhlak Islam dengan mendefinisikan akhlak, menjelaskan perspektif makna akhlak, dan mengklasifikasi ukuran baik dan buruk menurut beberapa pandangan. Modul ini juga menjelaskan pengertian moral dan etika serta jenis-jenis akhlak seperti akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
LK-MODUL 2 KB 1 HAKIKAT AKHLAK ISLAM MATERI PPG 2021
Modul ini membahas tentang hakikat akhlak Islam dengan mendefinisikan akhlak, menjelaskan perspektif makna akhlak, dan mengklasifikasi ukuran baik dan buruk menurut beberapa pandangan. Modul ini juga menjelaskan pengertian moral dan etika serta jenis-jenis akhlak seperti akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah.
Modul ini membahas tentang hakikat akhlak Islam dengan mendefinisikan akhlak, menjelaskan perspektif makna akhlak, dan mengklasifikasi ukuran baik dan buruk menurut beberapa pandangan. Modul ini juga menjelaskan pengertian moral dan etika serta jenis-jenis akhlak seperti akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah.
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 4
PENDALAMAN MATERI
(Lembar Kerja Resume Modul)
A. Judul Modul : HAKIKAT AKHLAK ISLAM
B. Kegiatan Belajar : KB 1 (KB 1/2/3/4)
C. Refleksi
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
A. Akhlak Dalam Islam 1. Perkataan akhlak secara etimologis, berasal dari bahasa Arab yang merupakan jama‘ dari bentuk mufradnya khuluqun (خلق (dimana kata khuluqun (( خلقmemiliki arti: budi pekerti, perangai, tingkah laku, karakter atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan Khalqun ( ( خلقyang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan Khâliq (( خالقyang berarti pencipta danMakhluq (( مخلوقyang berarti diciptakan. 2. Hablum minallah merupakan hubungan mediator yang komunikasi antara Khaliq (pencipta) dengan makhluk (yang diciptakan) secara timbal balik 3. Perspektif makna akhlak sebagai ilmu a. Sebagai ilmu tentang kebiasaan Arti ini mengikuti pendapat dari para filusuf Yunani namun definisi ini membatasi ruang lingkup ilmu akhlak yang terbatas pada perbuatan manusia yang sesuai dengan kehendaknya yang menjadi kebiasaan Peta Konsep (Beberapa dan tradisi, padahal ilmu akhlak lebih luas daripada itu, di 1 istilah dan definisi) di dalamnya juga meliputi petunjuk yang benar untuk perbuatan modul bidang studi baik dan menjauhi perbuatan buruk serta perintah untuk berpegang teguh pada tradisi dan kebiasaan yang benar. (Mu‘ti et.al, 2001: 33) b. Ilmu tentang manusia Definisi ini meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia dari berbagai macam ilmu dan pengetahuan mulai dari ilmu kedokteran, ilmu jiwa, ilmu logika, sejarah dan segala macam ilmu yang berada di sekitar manusia ( Mu‘ti et.al, 2001:33-34) c. ilmu tentang baik dan buruk Diartikan sebagai studi tentang wajib dan kewajiban. Pengertian ini terlalu ringkas karena mengabaikan sisi yang terpenting dari aspek ilmu yaitu nilai-nilai dari perbuatan manusia yang berubah nilai baik dan buruk. (Mu‘ti et.al, 2001:34) 4. Menurut al-Bustani Akhlak didefinisikan sebagai ilmu tentang keutamaan atau sifat-sifat yang utama dan bagaimana cara agar manusia senantiasa menghiasi diri dengan keutamaan tersebut, dan Ilmu yang membahas tentang keburukan-keburukan dan bagaimana cara menjaga diri agar menjauhi dari perbuatan buruk tersebut 5. Poedjawiyatna mengklasifikasi beberapa ukuran baik dan buruk a. Hedonisme, yaitu sebuah aliran klasik dari Yunani yang menyatakan bahwa ukuran tindakan kebaikan adalah done, yakni kenikmatan dan kepuasan rasa. Tokoh utama pandangan ini adalah S. Freud. b. Utilitarisme, yaitu aliran yang menyatakan bahwa yang baik adalah yang berguna. Karena ini jika berbuatan itu dilakukan atas diri sendiri maka itu disebut individual, dan jika terhadap kepentingan orang banyak disebut sosial. c. Vatalisme, yaitu aliran yang berpandangan bahwa ukuran perbuatan baik itu adalah kekuatan dan kekuasaan, bahwa yang baik adalah mencermikan kekuatan dalam hidup manusia. d. Sosialisme, yaitu aliran yang berpendapat bahwa baik nya sesuatu ditentukan oleh masyarakat. Jadi, masyarakatlah yang menentukan baik dan buruknya tindakan seseorang bagi anggotanya. e. Religiosisme, aliran yang mengatakan bahwa baik dan buruk itu adalah sesuai dengan kehendak Tuhan. Lantas, manakah yang menjadi kehendak Tuhan itu?, ini adalah tugas para theolog dalam memberikan gambaran. f. Humanisme, yaitu aliran yang berpandangan bahwa baik dan buruknya sesuatu itu adalah sesuai dengan kodrat manusia itu sendiri, atau kemanusiaannya. 6. Menurut istilah ada beberapa definisi tentang akhlak. a. Akhlak adalah kemampuan yang menimbulkan pekerjaan- pekerjaan dengan mudah tanpa harus berfikir dan terbebani (al-abd, Nd) b. Akhlak adalah kumpulan dari makna-makna dan sifat-sifat yang bersemayam di dalam jiwa yang darinya perbuatan seseorang menjadi baik atau buruk (al-Kharaiti, 14). c. Akhlaq adalah perumpamaan dari kondisi jiwa yang bersih yang memunculkan perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan pikiran. Jika keadaan jiwa itu menimbulkan perbuatan yang baik, baik secara akal maupun syariat dengan mudah, maka akhlak itu disebut dengan akhlak yang baik, dan jika yang muncul adalah perbuatan yang jelek maka disebut dengan akhlak yang buruk. 7. Ibnu Athir dalam bukunya An-Nihayah “Hakikat makna khuluq itu adalah gambaran batin manusia (yaitu jiwa dan sifat- sifatnya), sedang khalqun merupakan gambaran bentuk luarnya (raut muka, warna kulit, tinggi rendah tubuhnya, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan sikap dan perbuatan hamba)”.
8. Pengertian akhlak menurut beberapa pakar
a. Ibn Miskawaih : “Keadaan jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan- perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih dulu) b. Iman Al-Ghazali : “Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan- perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dulu). c. Ahmad Amin : Sebagian orang mengartikan bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan( karakter). Artinya, kehendak itu bila membiasakan sesuatu, kebiasaan itu dinamakan akhlak”. d. Prof. K.H. Farid Ma‘ruf : “Kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu”. e. Dr. M. Abdullah Darroz : “Akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak yang berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar (dalam hal akhlak yang baik) atau pilihan yang jahat (dalam hal akhlak yang jahat)”. 9. Pengertian moral dan etika dalam KBBI a. Moral (ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak; budi pekerti; susila:, kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dan sebagainya; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dalam perbuatan: , ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita; b. Etika : ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak) 10. Akhlak mahmudah adalah tingkah laku terpuji yang merupakan tanda keimanan seseorang. Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji ini dilahirkan dari sifat-sifat yang terpuji pula. 11. Husnuzzan artinya berprasangka baik. 12. Akhlak madzmumah adalah tingkah laku yang tercela atau perbuatan jahat yang merusak iman seseorang dan menjatuhkan martabat manusia. 1. Manfaat mempelajari akhlak Bagaimana maksud dari Prof,John Oman yang menyatakan Daftar materi bidang studi Morality without religion lacks awide heaven to bearth in ( 2 yang sulit dipahami pada moral tanpa agama kehilangan tempat yang luas untuk modul bernafas) ?
1. Klasifikasi ukuran baik dan buruk
a. Hedonisme Daftar materi yang sering b. Utilitarisme 3 mengalami miskonsepsi c. Vatalisme dalam pembelajaran d. Sosialisme e. Religiosisme f. Humanisme