Karya Monumental Umat Islam Dalam IPTEKS

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Nama : fanny kholilah nasution

Npm : 1501090093
Fakultas : fkip
Prodi : bk

Karya monumental umat islam dalam IPTEKS

A. Zaman kejayaan islam di bidang IPTEKS

Kaum muslimin, pernah memiliki kejayaan di masa lalu. Masa di mana Islam menjadi
pusat sebuah peradaban modern. Peradaban yang dibangun untuk kesejahteraan
umat manusia di muka bumi ini. Masa kejayaan itu bermula saat Rasulullah
mendirikan pemerintahan Islam, yakni Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah. Di
masa Khulafa as-Rasyiddin ini Islam berkembang pesat. Sejarawan Barat beraliran
konservatif, Montgomery Watt menganalisa tentang rahasia kemajuan peradaban
Islam, ia mengatakan bahwa Islam tidak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu
pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Andalusia, yang menjadi pusat ilmu
pengetahuan di masa kejayaan Islam, telah melahirkan ribuan ilmuwan, dan
menginsiprasi para ilmuwan Barat untuk belajar dari kemajuan iptek yang dibangun
kaum muslimin.

Terjemahan buku-buku bangsa Arab, terutama buku-buku keilmuan hampir menjadi


satu-satunya sumber-sumber bagi pengajaran di perguruan-perguruan tinggi Eropa
selama lima atau enam abad. Fakta sejarah menjelaskan antara lain, bahwa Islam
pada waktu pertama kalinya memiliki kejayaan, bahwa ada masanya umat Islam
memiliki tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina di bidang filsafat dan kedokteran, Ibnu
Khaldun di bidang Filsafat dan Sosiologi, Al-jabar dll. Islam telah datang ke
Spanyol memperkenalkan berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti ilmu ukur,
aljabar, arsitektur, kesehatan, filsafat dan masih banyak cabang ilmu yang lain lagi.
Kekhilafahan Abbasiyah tercatat dalam sejarah Islam dari tahun 750-1517 M / 132-
923 H. Diawali oleh khalifah Abu al-’Abbas as-Saffah (750-754) dan diakhiri
Khalifah al-Mutawakkil Alailah III (1508-1517). Dengan rentang waku yang cukup
panjang, sekitar 767 tahun, kekhilafahan ini mampu menunjukkan pada dunia
ketinggian peradaban Islam dengan pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi di dunia Islam. Di era ini, telah lahir ilmuwan-ilmuwan Islam dengan
berbagai penemuannya yang mengguncang dunia. Sebut saja, al-Khawarizmi (780-
850) yang menemukan angka nol dan namanya diabadikan dalam cabang ilmu

Pada abad ke-8 dan 9 M, negeri Irak dihuni oleh 30 juta penduduk yang 80% nya
merupakan petani. Hebatnya, mereka sudah pakai sistem irigasi modern dari sungai
Eufrat dan Tigris. Hasilnya, di negeri-negeri Islam rasio hasil panen gandum
dibandingkan dengan benih yang disebar mencapai 10:1 sementara di Eropa pada
waktu yang sama hanya dapat 2,5:1. Ini membuktikan bahwa ilmu pengetahuan dan
pengembangannya berdampak cukup besar bagi peradaban dan kesejahteraan umat
pada masa itu. Kecanggihan teknologi masa ini juga terlihat dari peninggalan-
peninggalan sejarahnya. Seperti arsitektur mesjid Agung Cordoba; Blue Mosque di
Konstantinopel; atau menara spiral di Samara yang dibangun oleh khalifah al-
Mutawakkil, Istana al-Hamra (al-Hamra Qasr) yang dibangun di Seville, Andalusia
pada tahun 913 M. Sebuah Istana terindah yang dibangun di atas bukit yang
menghadap ke kota Granada. Masa kejayaan Islam, terutama dalam bidang ilmu
pengetahun dan teknologi, terjadi pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid. Dia
adalah khalifah dinasti Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 786. Banyak lahir
tokoh dunia yang kitabnya menjadi referensi ilmu pengetahuan modern. Salah
satunya adalah bapak kedokteran Ibnu Sina atau yang dikenal saat ini di Barat
dengan nama Avicenna. Sebelum Islam datang, Eropa berada dalam Abad
Kegelapan. Tak satu pun bidang ilmu yang maju, bahkan lebih percaya tahayul.
Dalam bidang kedoteran, misalnya. Saat itu di Barat,  jika ada orang gila, mereka
akan menangkapnya kemudian menyayat kepalanya dengan salib. Di atas luka
tersebut mereka akan menaburinya dengan garam. Jika orang tersebut berteriak
kesakitan, orang Barat percaya bahwa itu adalah momen pertempuran orang gila itu
dengan jin. Orang Barat percaya bahwa orang itu menjadi gila karena kerasukan
setan, Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan
berharga.

Para khalifah dan para pembesar lainnya mengantisipasi kemungkinan seluas-luasnya


untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada umumnya khalifah
adalah para ulama yang mencintai ilmu, menghormati sarjana dan memuliakan
pujangga. Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia diakui sepenuhnya. Pada
waktu itu akal dan pikiran dibebaskan dari belenggu taklid, yang menyebabkan
orang sangat leluasa mengeluarkan pendapat dalam segala bidang, termasuk bidang
aqidah, falsafah, ibadah dan sebagainya.

Kecanggihan teknologi masa ini juga terlihat dari peninggalan-peninggalan sejarahnya.


Seperti arsitektur mesjid Agung Cordoba Blue Mosque di Konstantinopel. atau
menara spiral di Samara yang dibangun oleh khalifah al-Mutawakkil, Istana al-
Hamra (al-Hamra Qasr) yang dibangun di Seville, Andalusia pada tahun 913 M.
Sebuah Istana terindah yang dibangun di atas bukit yang menghadap ke kota
Granada. Saat itu “kata Lutfi” banyak lahir tokoh dunia yang kitabnya menjadi
referensi ilmu pengetahuan modern. Salah satunya adalah bapak kedokteran Ibnu
Sina atau yang dikenal saat ini di Barat dengan nama Avicenna. Pada saat itu tentara
Islam juga berhasil membuat senjata bernama ‘manzanik’, sejenis ketepel besar
pelontar batu atau api. Ini membuktikan bahwa Islam mampu mengadopsi teknologi
dari luar. Pada abad ke-14, tentara Salib akhirnya terusir dari Timur Tengah dan
membangkitkan kebanggaan bagi masyarakat Arab. Peradaban Islam memang
peradaban emas yang mencerahkan dunia. Itu sebabnya menurut Montgomery, tanpa
dukungan peradaban Islam yang menjadi dinamonya, Barat bukanlah apa-apa. Wajar
jika Barat berhutang budi pada Islam.

Berikut ini adalah beberapa penemu atau ilmuan muslim yang sangat berpengaruh
terhadap ilmu pengetahuan yang hingga sekarang masih bermanfaat dan masih
digunakan.

1. Al khawarizmi: ia adalah seorang yang menemukan ilmu aljabar di dalam


matematika.
2. ibnu sina ia adalah: membuat buku tentang kedoteran
3. jabbir ibnu hayyan: ahli kimia yang di kenal sebagai bapak kimia
4. albiruni: meletakkan dasar-dasar satu cabang keilmuan tertua yang berhubungan
dengan lingkungan fisik bumi. Dia di nobatkan sebagai bapak antropologi, idiologi
5. Abu alzahwari: penemu tehnik patah tulang dan membuat kitab untuk menyembuhkan
luka pada saat oprasi
6. ibnu haitham: dikenal sebagai bapak ilmu mata yang mengurai bagai mana mata
bekerja
7. Ar razi: orang pertama yang bia menjelaskan tentang penyakit cacar dan juga alergi
asma dan demam sebagai daya mekanisme tubuh.
Jadi wajar jika Gustave Lebon mengatakan bahwa terjemahan buku-buku bangsa Arab,
terutama buku-buku keilmuan hampir menjadi satu-satunya sumber-sumber bagi
pengajaran di perguruan-perguruan tinggi Eropa selama lima atau enam abad. Tidak
hanya itu, Lebon juga mengatakan bahwa hanya buku-buku bangsa Arab-Persia lah
yang dijadikan sandaran oleh para ilmuwan Barat seperti Roger Bacon, Leonardo da
Vinci, Arnold de Philipi, Raymond Lull, san Thomas, Albertus Magnus dan Alfonso
X dari Castella. Belum lagi ribuan buku yang berhasil memberikan pencerahan
kepada dunia. Itu sebabnya, jangan heran kalau perpustakaan umum banyak
dibangun di masa kejayaan Islam. Perpustakaan al-Ahkam di Andalusia misalnya,
merupakan perpustakaan yang sangat besar dan luas. Buku yang ada di situ
mencapai 400 ribu buah. Uniknya, perpustakaan ini sudah memiliki katalog.
Sehingga memudahkan pencarian buku. Perpustakaan umum Tripoli di daerah
Syam, memiliki sekitar tiga juta judul buku, termasuk 50.000 eksemplar al-Quran
dan tafsirnya. Dan masih banyak lagi perpustakaan lainnya. Tapi naas, semuanya
dihancurkan Pasukan Salib Eropa dan Pasukan Tartar ketika mereka menyerang
Islam.

B. Sebab kemajuan umat islam di bidang IPTEKS

Disamping secara eksternal saat itu Barat tengah tertidur lelap dalam buaian teosentrisme
dan alam pikiran yang jumud, bahkan bangsa barat saat itu dalam kondisi
terbelakang.  Islam mengalami kebangkitan intelektual dan kultural yang
sepektakuler dengan revolusi pemikiran dan budaya Islam yang bercorak peradaban
baru, menyambung matarantai peradaban sebelumnya (Yunani, Babilon, dan Persia).
Islam yang kosmopolit, humanistik, kultural, dan saintifik yang puncaknya pada era
Abasiyyah.

Secara umum menurut Arif ada beberapa faktor yang telah mendorong kemajuan sains di
dunia Islam saat itu yakni :

1. Kesungguhan dalam mengimani dan mempraktikkan ajaran Islam sehingga lahirlah


individu-individu unggul.
2. Motivasi agama.
3. Faktor sosial politik.
4. Faktor ekonomi.
5. Faktor dukungan dan perlindungan penguasa saat itu

C. Sebab – sebab kemunduran umat islam dalam IPTEKS

Kemunduran Islam ditandai dengan kekuasaan dan kerajaan yang semakin terpecah-
belah. Fase yang terjadi pada abad ke-12 hingga abad ke-18, pada umumnya
merupakan akibat dari beberapa faktor sebagai berikut :

1. Faktor ekologi dan alami


Di negara-negara Islam, kondisi tanahnya sangat gersang atau semi gersang. Kondisi
yang demikian ini juga rentan untuk bertahan dari serangan luar. Demikian pula
pada tahun 1347 hingga 1349, telah terjadi wabah penyakit yang mematikan di
Mesir, Syiria dan Iraq. Akibatnya, penduduk tidak berkonsentrasi pada suatu
kawasan tertentu dan juga terhadap dunia pendidikan.

2. Adanya orang-orang yang meninggalkan agama

Tindakan meninggalkan agama bukan hanya tindakan yang mengakibatkan dirinya


menganut agama lain. Pada masa ini, orang-orang lebih mementingkan keluarganya
sendiri dalam segala bidang. Peristiwa ini disebut juga dengan nepotisme. Misalnya
dalam urusan pemerintahan, seseorang mengutamakan keluarganya dan kemudian
mengangkat pimpinan dari keluarganya sendiri. Hal ini tidak akan menimbulkan
masalah baru jika kepemimpinannya dapat berjalan dengan baik. Namun akan
menjadi masalah yang lebih besar jika pimpinan tersebut tidak mampu mengelola
dan memberdayakan kemampuannya dengan baik.

3. Para Penguasa yang lemah dalam kepemimpinannya dan tidak menjaga dengan baik
wilayah kekuasaan yang luas

Hal ini ditunjukkan oleh peristiwa Perang salib yang terjadi pada tahun 1096 hingga
1270 dan serangan Mongol pada tahun 1220 sampai tahun 1300-an. Menurut
Bernand Lewis, Perang Salib pada dasarnya merupakan pengalaman pertama
imperialisme barat yang ekspansionis, yang dimotivasi oleh tujuan materi dengan
menggunakan agama sebagai medium psikologisnya.

Terlebih lagi setelah pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan berhasil
membumihanguskan Bagdad yang menjadi pusat kebudayaan dan peradaban Islam
yang kaya dengan ilmu pengetahuan. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1258 M. Saat
itu kekhalifahannya dipegang oleh Al Mu’tasim, penguasa terakhir Bani Abbas di
Bagdad. Setelah Bagdad di taklukkan Hulagu Khan yang beragama syamanism
tersebut, kekuatan politik Islam mengalami kemunduran yang sangat luar biasa.
Wilayah kekuasaannya terpecah menjadi beberapa kerajaan kecil yang tidak dapat
bersatu kembali. Peninggalan – peninggalan budaya dan peradaban Islam hancur dan
semakin parah lagi setelah diserang oleh pasukan yang dipimpin oleh Timur Lenk.

4. Kemunduran kerajaan besar Islam yaitu Kerajaan Safawi (18 M) dan Mughal (19 M)

Kerajaan Safawi dan Kerajaan Mughal merupakan kerajaan Islam terbesar pada
masanya. Masa keemasan kerajaan-kerajaan tersebut, tentunya menjadikan faktor
berkembangnya peradaban Islam dalam bidang politik, ekonomi, ilmu pengetahuan
dan bidang pembangunan fisik serta seni. Kemunduran kedua Kerajaan tersebut
mengakibatkan peradaban Islam turun secara drastis. Kemerosotan moral para
pemimpin serta kekuatan militer yang lemah, menjadi pengaruh besar terhadap
kemunduran kerjaan. Sehingga, eksistensi Islam terutama di bidang pendidikan ikut
mengalami kemerosotan.

5. Konflik antar kerajaan islam


Sebelumnya, penulis telah mengemukakaan bahwa salah satu penyebab kemunduran
peradaban Islam yaitu mundurnya kerajaan-kerajaan besar Islam. Seperti pada
kerajaan Safawi yang mengalami kemunduran karena terjadi konflik yang
berkepanjangan dengan kerajaan Usmani.

6. Apatis dan stagnasi dalam dunia IPTEK muslim

Awalnya, Muslim banyak mendapatkan penemuan baru terkait dengan kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Mereka sangat giat untuk melakukan hal
tersebut. Namun sangat disayangkan, penemuan yang ada hanya berhenti di sana,
tanpa adanya tindak lanjut. Kemalasan membuat mereka berhenti untuk menciptakan
karya-karya baru. Akibatnya, penemuan yang ada justru menjadi modal utama
bangsa lain sebagai dasar penemuan baru yang dapat memberikan manfaat secara
nyata dalam kehidupan manusia.

7. Krisis ekonomi

Pada saat Muslim sedang giat-giatnya melakukan pengembangan di bidang IPTEK,


semuanya hanya terfokus pada hal tersebut. Hal ini mengakibatkan perekonomian
menjadi dinomor- duakan. Mereka hanya memikirkan upaya pengembangan IPTEK
tanpa melirik kesejahteraan masyarakatnya. Akibatnya, muncul permasalahan baru
di bidang ekonomi yaitu terjadinya krisis yang cukup mengkhawatirkan.

8. Cara pandang muslim yang sempit

Memang benar, Muslim sangat taat pada agama mereka dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan. Namun, ketaatan yang berlebihan mengakibatkan Muslim menutup
sebelah mata akan perkembangan ilmu pengetahuan dari dunia luar. Mereka seakan-
akan cenderung membatasi perkembangan itu jika tidak sesuai dengan pemikiran
mereka. Sedangkan bangsa Eropa bertindak sebaliknya. Bahkan, mereka besifat
terbuka dengan dunia baru, sehingga mereka semakin bertambah ilmu
pengetahuannya.

Selanjutnya, umat Islam terlebih pada pemerintahannya melalaikan ilmu pengetahuan


dan kebudayaan yang pada mulanya, mereka memberikan kesempatan untuk
berkembang dan memperhatikan ilmu pengetahuan dengan memberikan
penghargaan yang tinggi kepada para ahli ilmu pengetahuan. Namun pada masa ini
mereka lebih mementingkan pemerintahan, begitu juga dengan para ahli ilmunya
yang telibat dalam urusan-urusan pemerintahan.

• Hubungan Kemunduran Islam dengan Kebangkitan Bangsa Eropa

Telah disebutkan pada pembahasan sebelumnya bahwa perkembangan IPTEK Muslim


mengalami pasang surut. Pada awalnya, Muslim sangat mendominasi perkembangan
ilmu pengetahuan. Namun, pada abad pertengahan hal yang sebaliknya justru terjadi.
Beberapa faktor baik internal maupun eksternal memberi dampak negatif bagi
perkembangannya. Kemajuan IPTEK Muslim justru berhenti, dan bahkan
mengalami kemunduran. Hal ini menjadi keuntungan bagi bangsa lain yang dapat
memanfaatkan kondisi dengan baik. Salah satunya adalah tindakan yang dilakukan
oleh bangsa Barat dengan kreativitasnya dapat mengambil alih periode kemajuan
IPTEK yang sebelumnya dipegang Muslim. Periode ini menjadi masa kebangkitan
Eropa atau yang biasa disebut dengan Renaissance. Beberapa hal yang telah mereka
lakukan antara lain :

1. Bangsa Barat berhasil memanfaatkan kondisi dengan menerjemahkan karya-karya


Muslim

Muslim telah banyak menciptakan karya dari hasil penemuannya. Namun, mereka tidak
memiliki semangat yang kuat untuk mengembangkan hasil penemuannya. Orang-
orang Barat lulusan sarjana Cordoba sudah memiliki kemampuan yang mumpuni
dalam bidang bahasa Arab, memanfaatkan kondisi ini dengan baik untuk bergerak.
Ilmu-ilmu Islam yang mereka peroleh diterjemahkan ke bahasa Inggris. Akhirnya,
mereka menjadi lebih tahu persis mengenai ilmu yang telah mereka perdalam
sebelumnya.

2. Bangsa Barat mengembangkan penjajahan bagi orang Muslim

Setelah mereka berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan yang pada dasarnya


merupakan hasil penemuan Muslim, mereka mulai bertindak sewenang-wenang.
Penjajahan bagi Muslim terjadi di mana-mana. Kondisi ini sangat mengenaskan.
Terlebih lagi, pada masa ini Muslim tidak diperbolehkan untuk bersekolah. Dengan
begitu, ilmu Muslim hanya akan berhenti di sana, sedangkan di sisi lain bangsa
Barat justru melejit dengan kemampuannya dalam mengembangkan IPTEK.
Akhirnya bangsa Barat dapat menguasai dunia dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi.

3. Bangsa Barat berhasil membuka jalur baru lewat laut

Pada awal kebangkitannya, bangsa-bangsa Eropa menghadapi tantangan yang sangat


berat. Dihadapan mereka masih terdapat kekuatan-kekuatan angkatan perang Islam
yang sulit dikalahkan, terutama kerajaan Usmani yang terletak di Turki. Tidak ada
jalan lain, mereka harus menembus jalan yang sebelumnya hanya dipandang sebagai
dinding yang membatasi gerak mereka.

Mereka melakukan berbagai penelitian tentang rahasia-rahasia alam, berusaha


menaklukkan lautan dan menjelajahi benua yang sebelumnya masih diliputi
kegelapan. Setelah Christopher Colombus menemukan Amerika (1492 M) dan
Vasco da Gamma menemukan jalan ke timur melalui Capetown (1498 M), Benua
Amerika dan kepulauan India segera jatuh ke tangan Eropa. Dua penemuan itu,
sungguh tak terkirakan nilainya, Eropa menjadi maju dalam dunia perdagangan
karena tidak lagi tergantung kepada jalur lama yang dikuasai umat Islam. L.
Stoddard dalam “The New World of Islam”, menggambarkan situasi tersebut dengan
kata-kata demikian “Lalu dengan sekejap mata dinding laut itu berubah menjadi
jalan raya dan Eropa yang terpojok itu menjadi yang bertuan di laut dan dengan
demikian yang dipertuan di dunia. Terjadilah perputaran nasib yang maha hebat
dalam sejarah seluruh umat manusia.”

4. Revolusi Industri Bangsa Barat


Di dalam bidang perekonomian bangsa-bangsa Eropa pun semakin maju karena daerah-
daerah baru terbuka baginya. Mereka dapat memperoleh kekayaan yang tidak
terhingga untuk meningkatkan kesejahteraan negerinya. Maka mulailah kemajuan
bangsa Barat menandingi kemajuan umat islam yang sejak lama memang berangsur-
angsur mengalami kemunduran. Kemajuan bangsa Barat itu dipercepat oleh
penemuan dan perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Penemuan mesin uap
yang kemudian melahirkan revolusi industri di Eropa semakin memantapkan
kemajuan mereka.

5. Renaissance

Renaissance adalah lahirnya kembali peradaban barat. Renaissance dari bahasa Prancis
terdiri dari kate re (kembali) dan naitre (lahir). Jadi Dalam konteks sejarah barat,
renaissance mengacu pada terjadinya kebangkitan kembali minat yang besar dan
mendalam terhadap kekayaan warisan Yunani dan Romawi kuno dalam berbagai
aspeknya. Tanpa renaissance di Eropa tidak akan mungkin menapaki abad-abad
modern begitu cepat. Renaissance membangkitkan kembali cita-cita alam pemikiran
yang menstrukturi standar dunia modern seperti optimisme, hedonisme, naturalisme,
dan individualisme.

Masa ini ditandai oleh kehidupan yang cemerlang di bidang seni, pemikiran maupun
kesusastraan yang mengeluarkan Eropa dari kegelapan intelektual abad pertengahan.
Masa Renaissance bukan suatu yang berkembang secara alami dari abad
pertengahan, melainkan sebuah revolusi budaya, suatu reaksi terhadap kakunya
pemikiran serta tradisi Abad pertengahan.

Pada masa itu, agama Kristen menjadi penghambat dalam pengembangan IPTEK. Hal ini
dikarenakan anggapan yang salah dari pihak gereja. Siapapun yang melakukan
penemuan, namun hasil penemuannya tidak disebutkan di Injil, mereka akan diusir
atau bahkan dibunuh. Namun, pemuda-pemudanya justru menjadi lebih bersemangat
dalam mengembangkan kemampuannya di bidang IPTEK. Dan sejak itulah Eropa
mengalami kebangkitan yang pesat hingga sekarang.

D. Upaya – upaya kebangkitan kembali umat islam dalam IPTEKS.


Seperti halnya sebuah roda yang berputar, peradaban Muslim juga mengalami pasang
dan surut dalam perkembangannya. Kejayaan Muslim mulai mengalami
kemunduran sejak adanya kebangkitan bangsa Eropa. Ironisnya, umat Muslim
mengalami kemerosotan tiap tahunnya dan kini Muslim telah jauh tertinggal dari
bangsa Eropa. Sebagai generasi penerus Islam, kita memiliki tanggung jawab untuk
mengejar ketertinggalan peradaban Muslim. Adapun solusi dari permasalahan
tersebut ialah sebagai berikut:

1. Terus menerus mencari ilmu

Dengan perkembangan ilmu yang cukup pesat, diharapkan Muslim selalu menuntut dan
menggauli ilmu itu sendiri. Hal ini bertujuan agar Muslim tidak tertinggal dengan
kemajuan teknologi saat ini. Maka diharapkan, Muslim selalu merasa haus akan
ilmu, bukan justru sebaliknya yang merasa berpuas diri terhadap ilmu yang telah
dikuasai. Dengan demikian, Muslim dapat mengembangkan kemampuan yang
dimiliki, sehingga dapat mengembalikan masa kejayaan peradaban Islam dalam
bidang IPTEK yang pernah diambil alih oleh bangsa Barat.

2. Menguasai teknologi yang berkembang saat ini

Pada zaman sekarang teknologi sangat diperlukan oleh manusia modern untuk
menunjang kehidupannya. Untuk itu diharapkan, manusia dapat mengikuti
perkembangan teknologi yang semakin canggih dan mengalami pembaruan setiap
saat. Dengan menguasai teknologi manusia akan lebih menggenggam dunia.

3. Umat Islam tidak menutup mata akan IPTEK

Guna menilik lebih jelas tentang kemajuan IPTEK maka haruslah Muslim untuk
membuka mata lebar-lebar mengenai perkembangan IPTEK itu sendiri. Sehingga,
dengan membuka mata Muslim diharapkan dapat mengikuti IPTEK dan selanjutnya
dapat termotivasi untuk lebih dapat menggauli bahkan mengungguli kemajuan
IPTEK bangsa Barat.

4. Mendidik keterampilan, memanfaatkan produk IPTEK bagi kesejahteraan hidup


umat manusia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya

Sama halnya dengan apa yang dilakukan bangsa Barat, muslim pun harus dapat
mengeksplorasikan berbagai ilmu atau IPTEK yang ada. Dengan berbagai inovasi,
Muslim tidak hanya dapat menciptakan hal-hal yang baru namun juga dapat
memperbarui hal-hal yang sudah ada dan menghasilkan barang baru tanpa embel-
embel plagiat atau meniru barang yang sudah jadi. Di sinilah, kreatifitas dan inovasi
sangat diperlukan. Sehingga Muslim dapat berkembang lebih pesat lagi untuk
kedepannya.

5. Menciptakan jalinan yang kuat antara ajaran agama dan IPTEK

Sebagaimana mestinya, suatu ilmu atau ajaran haruslah senada dan sejalan dengan agama
atau kitab yang diyakini. Selanjutnya, dengan terciptanya jalinan yang kuat antara
ajaran agama dan IPTEK akan menciptakan keserasian yang berujung dengan
semakin pesatnya perkembangan IPTEK itu sendiri. Sebab ajaran agama merupakan
pedoman yang mengatur segala aspek kehidupan termasuk IPTEK itu sendiri. Dalam
mengembangkan suatu ilmu haruslah mengedepankan ajaran agama guna lebih
memajukan ilmu itu sendiri.

6. Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap masa depan umat manusia
melalui kemampuan menginterpretasikan ajaran Al-Quran

Pada kenyataannya, pembiasaan pendidikan pada usia dini akan memberikan manfaat
yang lebih maksimal untuk ke depannya. Begitu pula dengan pembelajaran
mengenai Al-Quran beserta aplikasinya dalam kehidupan nyata. Dengan begitu,
diharapkan Muslim dapat lebih paham atau mengerti tentang ajaran Al-Quran yang
secara tidak langsung dapat memahami dan dapat mempelajari tentang IPTEK itu
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai