Karya Monumental Umat Islam Dalam IPTEKS
Karya Monumental Umat Islam Dalam IPTEKS
Karya Monumental Umat Islam Dalam IPTEKS
Npm : 1501090093
Fakultas : fkip
Prodi : bk
Kaum muslimin, pernah memiliki kejayaan di masa lalu. Masa di mana Islam menjadi
pusat sebuah peradaban modern. Peradaban yang dibangun untuk kesejahteraan
umat manusia di muka bumi ini. Masa kejayaan itu bermula saat Rasulullah
mendirikan pemerintahan Islam, yakni Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah. Di
masa Khulafa as-Rasyiddin ini Islam berkembang pesat. Sejarawan Barat beraliran
konservatif, Montgomery Watt menganalisa tentang rahasia kemajuan peradaban
Islam, ia mengatakan bahwa Islam tidak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu
pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Andalusia, yang menjadi pusat ilmu
pengetahuan di masa kejayaan Islam, telah melahirkan ribuan ilmuwan, dan
menginsiprasi para ilmuwan Barat untuk belajar dari kemajuan iptek yang dibangun
kaum muslimin.
Pada abad ke-8 dan 9 M, negeri Irak dihuni oleh 30 juta penduduk yang 80% nya
merupakan petani. Hebatnya, mereka sudah pakai sistem irigasi modern dari sungai
Eufrat dan Tigris. Hasilnya, di negeri-negeri Islam rasio hasil panen gandum
dibandingkan dengan benih yang disebar mencapai 10:1 sementara di Eropa pada
waktu yang sama hanya dapat 2,5:1. Ini membuktikan bahwa ilmu pengetahuan dan
pengembangannya berdampak cukup besar bagi peradaban dan kesejahteraan umat
pada masa itu. Kecanggihan teknologi masa ini juga terlihat dari peninggalan-
peninggalan sejarahnya. Seperti arsitektur mesjid Agung Cordoba; Blue Mosque di
Konstantinopel; atau menara spiral di Samara yang dibangun oleh khalifah al-
Mutawakkil, Istana al-Hamra (al-Hamra Qasr) yang dibangun di Seville, Andalusia
pada tahun 913 M. Sebuah Istana terindah yang dibangun di atas bukit yang
menghadap ke kota Granada. Masa kejayaan Islam, terutama dalam bidang ilmu
pengetahun dan teknologi, terjadi pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid. Dia
adalah khalifah dinasti Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 786. Banyak lahir
tokoh dunia yang kitabnya menjadi referensi ilmu pengetahuan modern. Salah
satunya adalah bapak kedokteran Ibnu Sina atau yang dikenal saat ini di Barat
dengan nama Avicenna. Sebelum Islam datang, Eropa berada dalam Abad
Kegelapan. Tak satu pun bidang ilmu yang maju, bahkan lebih percaya tahayul.
Dalam bidang kedoteran, misalnya. Saat itu di Barat, jika ada orang gila, mereka
akan menangkapnya kemudian menyayat kepalanya dengan salib. Di atas luka
tersebut mereka akan menaburinya dengan garam. Jika orang tersebut berteriak
kesakitan, orang Barat percaya bahwa itu adalah momen pertempuran orang gila itu
dengan jin. Orang Barat percaya bahwa orang itu menjadi gila karena kerasukan
setan, Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan
berharga.
Berikut ini adalah beberapa penemu atau ilmuan muslim yang sangat berpengaruh
terhadap ilmu pengetahuan yang hingga sekarang masih bermanfaat dan masih
digunakan.
Disamping secara eksternal saat itu Barat tengah tertidur lelap dalam buaian teosentrisme
dan alam pikiran yang jumud, bahkan bangsa barat saat itu dalam kondisi
terbelakang. Islam mengalami kebangkitan intelektual dan kultural yang
sepektakuler dengan revolusi pemikiran dan budaya Islam yang bercorak peradaban
baru, menyambung matarantai peradaban sebelumnya (Yunani, Babilon, dan Persia).
Islam yang kosmopolit, humanistik, kultural, dan saintifik yang puncaknya pada era
Abasiyyah.
Secara umum menurut Arif ada beberapa faktor yang telah mendorong kemajuan sains di
dunia Islam saat itu yakni :
Kemunduran Islam ditandai dengan kekuasaan dan kerajaan yang semakin terpecah-
belah. Fase yang terjadi pada abad ke-12 hingga abad ke-18, pada umumnya
merupakan akibat dari beberapa faktor sebagai berikut :
3. Para Penguasa yang lemah dalam kepemimpinannya dan tidak menjaga dengan baik
wilayah kekuasaan yang luas
Hal ini ditunjukkan oleh peristiwa Perang salib yang terjadi pada tahun 1096 hingga
1270 dan serangan Mongol pada tahun 1220 sampai tahun 1300-an. Menurut
Bernand Lewis, Perang Salib pada dasarnya merupakan pengalaman pertama
imperialisme barat yang ekspansionis, yang dimotivasi oleh tujuan materi dengan
menggunakan agama sebagai medium psikologisnya.
Terlebih lagi setelah pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan berhasil
membumihanguskan Bagdad yang menjadi pusat kebudayaan dan peradaban Islam
yang kaya dengan ilmu pengetahuan. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1258 M. Saat
itu kekhalifahannya dipegang oleh Al Mu’tasim, penguasa terakhir Bani Abbas di
Bagdad. Setelah Bagdad di taklukkan Hulagu Khan yang beragama syamanism
tersebut, kekuatan politik Islam mengalami kemunduran yang sangat luar biasa.
Wilayah kekuasaannya terpecah menjadi beberapa kerajaan kecil yang tidak dapat
bersatu kembali. Peninggalan – peninggalan budaya dan peradaban Islam hancur dan
semakin parah lagi setelah diserang oleh pasukan yang dipimpin oleh Timur Lenk.
4. Kemunduran kerajaan besar Islam yaitu Kerajaan Safawi (18 M) dan Mughal (19 M)
Kerajaan Safawi dan Kerajaan Mughal merupakan kerajaan Islam terbesar pada
masanya. Masa keemasan kerajaan-kerajaan tersebut, tentunya menjadikan faktor
berkembangnya peradaban Islam dalam bidang politik, ekonomi, ilmu pengetahuan
dan bidang pembangunan fisik serta seni. Kemunduran kedua Kerajaan tersebut
mengakibatkan peradaban Islam turun secara drastis. Kemerosotan moral para
pemimpin serta kekuatan militer yang lemah, menjadi pengaruh besar terhadap
kemunduran kerjaan. Sehingga, eksistensi Islam terutama di bidang pendidikan ikut
mengalami kemerosotan.
Awalnya, Muslim banyak mendapatkan penemuan baru terkait dengan kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Mereka sangat giat untuk melakukan hal
tersebut. Namun sangat disayangkan, penemuan yang ada hanya berhenti di sana,
tanpa adanya tindak lanjut. Kemalasan membuat mereka berhenti untuk menciptakan
karya-karya baru. Akibatnya, penemuan yang ada justru menjadi modal utama
bangsa lain sebagai dasar penemuan baru yang dapat memberikan manfaat secara
nyata dalam kehidupan manusia.
7. Krisis ekonomi
Memang benar, Muslim sangat taat pada agama mereka dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan. Namun, ketaatan yang berlebihan mengakibatkan Muslim menutup
sebelah mata akan perkembangan ilmu pengetahuan dari dunia luar. Mereka seakan-
akan cenderung membatasi perkembangan itu jika tidak sesuai dengan pemikiran
mereka. Sedangkan bangsa Eropa bertindak sebaliknya. Bahkan, mereka besifat
terbuka dengan dunia baru, sehingga mereka semakin bertambah ilmu
pengetahuannya.
Muslim telah banyak menciptakan karya dari hasil penemuannya. Namun, mereka tidak
memiliki semangat yang kuat untuk mengembangkan hasil penemuannya. Orang-
orang Barat lulusan sarjana Cordoba sudah memiliki kemampuan yang mumpuni
dalam bidang bahasa Arab, memanfaatkan kondisi ini dengan baik untuk bergerak.
Ilmu-ilmu Islam yang mereka peroleh diterjemahkan ke bahasa Inggris. Akhirnya,
mereka menjadi lebih tahu persis mengenai ilmu yang telah mereka perdalam
sebelumnya.
5. Renaissance
Renaissance adalah lahirnya kembali peradaban barat. Renaissance dari bahasa Prancis
terdiri dari kate re (kembali) dan naitre (lahir). Jadi Dalam konteks sejarah barat,
renaissance mengacu pada terjadinya kebangkitan kembali minat yang besar dan
mendalam terhadap kekayaan warisan Yunani dan Romawi kuno dalam berbagai
aspeknya. Tanpa renaissance di Eropa tidak akan mungkin menapaki abad-abad
modern begitu cepat. Renaissance membangkitkan kembali cita-cita alam pemikiran
yang menstrukturi standar dunia modern seperti optimisme, hedonisme, naturalisme,
dan individualisme.
Masa ini ditandai oleh kehidupan yang cemerlang di bidang seni, pemikiran maupun
kesusastraan yang mengeluarkan Eropa dari kegelapan intelektual abad pertengahan.
Masa Renaissance bukan suatu yang berkembang secara alami dari abad
pertengahan, melainkan sebuah revolusi budaya, suatu reaksi terhadap kakunya
pemikiran serta tradisi Abad pertengahan.
Pada masa itu, agama Kristen menjadi penghambat dalam pengembangan IPTEK. Hal ini
dikarenakan anggapan yang salah dari pihak gereja. Siapapun yang melakukan
penemuan, namun hasil penemuannya tidak disebutkan di Injil, mereka akan diusir
atau bahkan dibunuh. Namun, pemuda-pemudanya justru menjadi lebih bersemangat
dalam mengembangkan kemampuannya di bidang IPTEK. Dan sejak itulah Eropa
mengalami kebangkitan yang pesat hingga sekarang.
Dengan perkembangan ilmu yang cukup pesat, diharapkan Muslim selalu menuntut dan
menggauli ilmu itu sendiri. Hal ini bertujuan agar Muslim tidak tertinggal dengan
kemajuan teknologi saat ini. Maka diharapkan, Muslim selalu merasa haus akan
ilmu, bukan justru sebaliknya yang merasa berpuas diri terhadap ilmu yang telah
dikuasai. Dengan demikian, Muslim dapat mengembangkan kemampuan yang
dimiliki, sehingga dapat mengembalikan masa kejayaan peradaban Islam dalam
bidang IPTEK yang pernah diambil alih oleh bangsa Barat.
Pada zaman sekarang teknologi sangat diperlukan oleh manusia modern untuk
menunjang kehidupannya. Untuk itu diharapkan, manusia dapat mengikuti
perkembangan teknologi yang semakin canggih dan mengalami pembaruan setiap
saat. Dengan menguasai teknologi manusia akan lebih menggenggam dunia.
Guna menilik lebih jelas tentang kemajuan IPTEK maka haruslah Muslim untuk
membuka mata lebar-lebar mengenai perkembangan IPTEK itu sendiri. Sehingga,
dengan membuka mata Muslim diharapkan dapat mengikuti IPTEK dan selanjutnya
dapat termotivasi untuk lebih dapat menggauli bahkan mengungguli kemajuan
IPTEK bangsa Barat.
Sama halnya dengan apa yang dilakukan bangsa Barat, muslim pun harus dapat
mengeksplorasikan berbagai ilmu atau IPTEK yang ada. Dengan berbagai inovasi,
Muslim tidak hanya dapat menciptakan hal-hal yang baru namun juga dapat
memperbarui hal-hal yang sudah ada dan menghasilkan barang baru tanpa embel-
embel plagiat atau meniru barang yang sudah jadi. Di sinilah, kreatifitas dan inovasi
sangat diperlukan. Sehingga Muslim dapat berkembang lebih pesat lagi untuk
kedepannya.
Sebagaimana mestinya, suatu ilmu atau ajaran haruslah senada dan sejalan dengan agama
atau kitab yang diyakini. Selanjutnya, dengan terciptanya jalinan yang kuat antara
ajaran agama dan IPTEK akan menciptakan keserasian yang berujung dengan
semakin pesatnya perkembangan IPTEK itu sendiri. Sebab ajaran agama merupakan
pedoman yang mengatur segala aspek kehidupan termasuk IPTEK itu sendiri. Dalam
mengembangkan suatu ilmu haruslah mengedepankan ajaran agama guna lebih
memajukan ilmu itu sendiri.
6. Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap masa depan umat manusia
melalui kemampuan menginterpretasikan ajaran Al-Quran
Pada kenyataannya, pembiasaan pendidikan pada usia dini akan memberikan manfaat
yang lebih maksimal untuk ke depannya. Begitu pula dengan pembelajaran
mengenai Al-Quran beserta aplikasinya dalam kehidupan nyata. Dengan begitu,
diharapkan Muslim dapat lebih paham atau mengerti tentang ajaran Al-Quran yang
secara tidak langsung dapat memahami dan dapat mempelajari tentang IPTEK itu
sendiri.