Peran Guru Sebagai Motivator Untuk Menumbuhkan Minat Siswa
Peran Guru Sebagai Motivator Untuk Menumbuhkan Minat Siswa
Peran Guru Sebagai Motivator Untuk Menumbuhkan Minat Siswa
Novita Sahara*
E-mail: [email protected]
Pengantar
Menekuni profesi guru dituntut untuk memiliki kompetensi keguruan. Memilih untuk
menjadi seorang guru tidak hanya berarti mengajarkan tentang materi pelajaran tetapi juga
mengajarkan tentang segala aspek, maka dari itu guru sering disebut dengan orang tua kedua
setelah orang tua yang ada di rumah. Peran guru untuk membentuk generasi emas bagi
bangsa adalah tugas yang mulia dengan menyampirkan kata bahwa guru adalah pahlawan
tanpa tanda jasa bahkan dalam agama juga guru memiliki tempat yang mulia.
Guru memang terlihat sebagai profesi dengan kerja yang ringan tapi jika seorang guru
salah dalam memberikan sebuah pengertian maka akan rusaklah generasi bangsa. Pada zaman
generasi alpha sekarang manusia lebih dekat dengan teknologi bahkan dari sejak mereka
belum dilahirkan, dan juga dengan suasana pandemi korona saat ini baik siswa maupun wali
murid dituntut agar lebih bisa mengendalikan teknologi supaya proses pembelajaran berjalan
dengan lancar.
Disituasi pandemi saat ini, sudah ada beberapa sekolah sudah membuka pembelajaran
seperti biasa dengan dua sesi dengan syarat harus mematuhi protocol kesehatan. Model
pembelajaran yang kadang tatap muka dan lebih sering melakukan pembelajaran jarak jauh
membuat siswa motivasi untuk belajar siswa lebih rendah, maka dari itu peran guru untuk
selalu mendukung siswa sebagai motivator untuk membangkitkan minat belajar siswa.
Peran Guru
Tugas pendidik (UU No. 20/2003) adalah merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.
1
Kewajiban pendidik dalam (UU No.20/2003) antara lain 1) menciptakan suasana
pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; 2) mempunyai
komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan 3) memberi teladan
dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang
diberikan kepadanya.
Hal pendidik dalam (UU No. 20/2003) adalah 1) penghasilan dan jaminan
kesejateraan sosial pantas dan memadai; 2) penghargaan sesuai dengan tuga dan prestasi
kerja; 3) pembinaan karier sesuai dengan tuntunan pengembangan kualitas; 4) perlindungan
hukum dalam melaksanakan tugas dan ha katas hasil kekayaan intelektual; dan 5) kesempatan
untuk menggunakan saran, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan tugas.
Menurut Hosnan, belajar merupakan perubahan perilaku yang terjadi secara sadar kea
rah positif baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotirik, sedangkan menurut Kompri
belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan
acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit. (Emda 2017: 174).
2
adalah profesi yang dituntut untuk selalu bisa memaksimalkan kompetensi profesi seorang
guru.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mendorong
semangat belajar siswa. Di dalam motivasi juga terdapat keinginan dan cita-cita yang tinggi.
Sehingga siswa yang mempunyai motivasi belajar akan mengerti dengan apa yang menjadi
tujuan dalam belajar, disamping itu keadaan siswa yang baik dalam belajar akan
menyebabkan siswa tersebut semangat dalam belajar dan mampu menyelesaikan tugas
dengan baik (dalam zulhafizh 2013: 48). Sedangkan menurut Sardiman Motivasi belajar
merupakan keinginan atau dorongan untuk belajar. Motivasi belajar sangat penting dalam
belajar. Motivasi ini dapat mendorong siswa yang mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Siswa yang memiliki motivasi belajar akan berusaha mencari cara untuk memahami apa yang
dipelajarinya. (dalam Fauziah 2017: 15).
Motivasi merupakan keinginan atau dorongan dalam diri setiap individu untuk
melakukan suatu hal. Dorongan ini bisa berasal dari orang lain maupun datang dalam diri
orang tersebut. untuk itu sangat diperlukannya motivasi belajar bagi peserta didik supaya
pembelajaran bisa menjadi lebih efektif karena antusiasme terhadap belajar peserta didik
sehingga bisa mendapatkan hasil yang maksimal untuk pembelajaran yang sesuai dengan
3
tujuan pendidikan. Jadi motivasi belajar itu sangat penting, untuk itu menjadi seorang guru
tidak hanya memaksimalkan kompetensi pedagogik untuk menyampaikan materi tapi juga
harus bisa berperan menjadi seorang motivator untuk membuat peserta didik menjadi lebih
semangat.
Motivasi merupakan hal yang penting, karena dengan motivasi seseorang memiliki
alasan mengapa harus melakukan suatu tindakan bahkan jika seseorang itu tidak memiliki
suatu kepandaian dalam bidang tertentu tapi memiliki motivasi untuk bidang tersebut maka
bukan tidak mungkin bahwa orang tersebut bisa meraihnya. Itulah pentingnya sebuah
motivasi. Sama halnya dengan belajar, jika tidak memiliki motivasi semenarik apapun
seorang guru mengajarkan materi pembelajaran maka hal itu tidak akan membuat peserta
didik menjadi antusias, dengan motivasi peserta didik akan lebih minat untuk belajar seperti
termotivasi akan cita-cita yang diinginkan maka dari itu seorang gutu harus bisa memberikan
motivasi atau dukungan kepada peserta didik.
Menurut Djamarah sebagai seorang motivator, guru hendaknya bisa mendorong anak
didiknya supaya semangat dan aktif dalam belajar. Dalam hal ini, sebaiknya seorang guru
bisa menganalisis segala sesuatu yang menyebabkan anak didik malas belajar sehingga bisa
menurunkan prestasi belajarnya di sekolah. Peranan guru sebagai motivator merupakan
peranan penting dalam interaksinya dengan anak didik. Sebab, hal ini berhubungan tentang
esensi pekerjaan mendidik dari guru yang memerlukan kemahiran sosial dan sosialisasi diri.
Selain itu, dalm dunia pendidikan, bukan hal yang tidak mungkin jika ank didik merasa
kesulitan atau bahkan merasa malas dalam belajar. (dalam Dewi 2017: 11).
Guru sebagai motivator hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan
aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang
melatar belakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Motivasi
dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan anak didik. Peranan guru
sebagai motivator sangat penting dalam interaksi edukatif, karena menyangkut esensi
pekerjaan pendidik yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut performance dalam
personalisasi dan sosialisasi sosial (dalam Kristiawan 2017: 61-65).
Namun terlepas dari semua itu guru merupakan seorang pendidik dan pengajar
merupakan faktor penentu kesuksesan dalam pendidikan yang memiliki kepribadian yang
4
bersifat hakiki, individu yang tercermin pada sikap dan perbuatan yang dapat membedakan
dirinya dari yang lain. Kepribadian yang bersifat khas yang dimiliki seorang guru merupakan
kepribadian dari guru itu sendiri.
Setiap peserta didik memiliki suasana hati yang berbeda, oleh karena itu semangat
untuk belajar setiap peserta didik itu juga berbeda. Terkadang ada beberapa siswa yang
merasa kurang dalam pelajaran sehingga siswa tersebut menjadi malas untuk belajar yang
dampaknya akan semakin buruk hasil yang didapatkannya dan semakin rendah juga minat
untuk belajar. Seorang guru harus menjadi motivator untuk mendukung siswanya agar bisa
minat belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai, bukan sebagai penuntut untuk siswanya
agar memahami setiap materi pelajaran yang diajarkan.
Setiap motivasi yang berikan oleh seorang guru bukan hanya berbentuk petuah atau
kata bijak saja. Tetapi selalu bisa memberikan semangat meskipun hasil dari siswa tersebut
tidak begitu bagus, dari hal tersebutlah seorang guru harus memotivasi agar siswa lebih giat
lagi dalam proses pembelajaran.
Figur guru yang professional memiliki kompetensi yang memadai untuk mampu
melaksanakan tugas pokok dan fungsi seorang guru. Kompetensi didefinisikan dengan
berbagai cara, namun pada dasarnya kompetensi merupakan kebulatan penguasaan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja, yang diharapkan
bisa dicapai seseorang setelah menyelesaikan suatu program pendidikan (dalam Sumardi
2016: 13).
Untuk menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah untuk menekuni profesi
tersebut harus memiliki kepribadian yang luhur, karena hal tersebut sangat berpengaruh
5
kepada guru dan peserta didik yang diajarkan untuk meberikan cerminan yang baik agar
peserta didik dapat termotivasi untuk terus belajar dan bekerja keras untuk mengembangkan
potensi dirinya dalam belajar. Olehnya itu guru bukan hanya sebagai pendidik, pengajar,
pembimbing yang dapat ditiru segala sisi positifnya, akan tetapi seorang guru juga dituntut
untuk mampu membangkitkan motivasi belajar para peserta didiknya yang sedang
dihadapinya agar tujuan pembelajaran yang dicanangkan kepada peserta didik dapat terwujud
secara optimal lewat proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya.
Pentingnya peran guru untuk bisa menjadi motivator karena jika siswa tidak bisa
melakukan hal dengan baik karena dukungan seorang guru siswa tersebut bisa memiliki
minat untuk menjadi lebih baik lagi tapi sebaliknya jika seorang guru mengesampingkan
motivasi itu tidak penting maka hasil pembelajaran awal juga akan sama. Setiap motivasi atau
dukungan bisa mempengaruhi hasil belajar siswa.
Sejalan dengan penjelasan tersebut tentang betapa pentingnya peranan seorang guru
sebagai motivator dalam proses pembelajaran dimana kemampuan guru dalam memberikan
atau membangkitkan motivasi belajar peserta didik sangat berpengaruh pada upaya
mendorong perserta didik giat dalam proses belajar maupun proses pembelajaran serta upaya
untuk mewujudkan peserta peserta didik berkualitas sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
dilaksanakan.
Penutup
Berperan sebagai seorang guru harus siap menerapkan keprofesionalitas guru serta
selalu meningkatkan kompetensi untuk bisa memberikan kepada peserta didik hal yang lebih
baik lagi. Menekuni profesi guru tidak hanya memberikan materi pelajaran serta memberikan
penilaian atas pencapaian yang diperoleh perserta didik, tapi menyangkut hal kompleks
seperti memberikan semangat belajar.
Masa pandemi korona seperti saat ini. Model pelajaran yang biasanya tatap muka
harus diganti dengan pelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring. Hal itu juga menjadikan sebagian
peserta didik merasa kurang bersemangat untuk belajar, hal lain yang menjadi alasan peserta
didik malas belajar saat sekarang karena merasa banyaknya tugas yang diberikan serta ada
beberapa juga penyampaian materi yang kurang maksimal karena daring ini.
6
Peran guru sangat diperlukan untuk masa sekarang. Salah satu peran guru yang
diperlukan saat ini adalah menjadi motivator, untuk selalu mendukung dan memberikan
semangat kepada peserta didik. Pemberian pujian atau apsesiasi bisa membuat semangat
peserta didik untuk melakukan hal lebih, meskipun sebelumnya hal yang dilakukannya
bukanlah hal yang luar biasa.
Referensi
Dewi. 2017. Guru Mata Tombak Pendidikan Second Edition. Tasikmalaya: CV Jejak.
Emda. 2017. “Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran”. Jurnal Lantanida 5
(2).
Fauziah, Rosnaningsih, dan Azhar. 2017. “Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Minat
Belajar Siswa Kelas IV SDN Poris Gaga 05 Kota Tangerang”. Jurnal JPSD 4 (1).
Hanafi, Adu, & Muzakkir. 2018. Profesionalisme Guru dalam Pengelolaan Kegiatan
Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Deepublish.
Sidik dan Sobandi. 2018. “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui
Kemampuan Komunikasi Interpersonal Guru”. Jurnal Pendidikan Manajemen
Perkantoran 3 (2).
Zulhafizh, Atmasaki, & Syahrul R. 2013. “Kontribusi Sikap dan Motivasi Belajar Siswa
Terhadap Hasil Belajar Bahsa Indonesia”. Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran 1
(2).
7
*Data Penulis Novita Sahara, lahir 27 November 2000 di Desa Tanah
Bekali Kecamatan Pangean Kabupaten Kuatan Singingi,
Riau. semua jenjang pendidikan mulai dari Taman Kanak-
kanak hingga Sekolah Menengah Atas diselesaikan di desa
tempatnya di besarkan di Desa Gunung Sahilan Kecamatan
Gunung Sahilan Kabupaten Kampar,Riau. pada tahun
2018-2019 ia melanjutkan studi strata satu di program studi
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia FKIP Universitas
Riau melalui jalur SBMPTN.
Nama pena dari Novita adalah Thitha Harir. Ia telah menerbitkan beberapa karya diantaranya
Antalogi Puisi berjudul Tinta, Antalogi Quint berjudul Nuansa Aksara, Antalogi cerpen
berjudul Sangkakala, Antalogi Fabel berjudul Panca Rona, 30CM (30 Changes Mindset)
bergenre nonfiksi, dan sebuah novel berjudul Extraordinary Fate. Motto hidupnya adalah
“lebih baik gagal daripada tidak mencoba sama sekali, dan lebih baik berhasil dari pada
gagal” dan “hal nekad yang diiringi tekad akan mengalahkan sebuah bakat”.
Kontak:
Hp/WA : +6282288749365
Email : [email protected] atau [email protected]