Proposal Yanis Noveana Bab I, II, III

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH KREATIVITAS MENGAJAR TUTOR TERHADAP MOTIVASI

BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PAKET B DI SKB GUDO JOMBANG

Yanis Noveana Devi


Dr. Soedjarwo, M.S
S1 Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya
Email : [email protected]

A. Latar Belakang

Salah satu penyebab dari menurunnya motivasi peserta didik untuk belajar adalah
timbulnya masalah dalam kreativitas mengajar oleh guru. Kreativitas mengajar guru dalam
proses pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting karena dapat mempengaruhi
kondisi atau situasi di dalam kelas yang dapat kurang nyaman, membosankan, atau tidak
berkembang. Situasi seperti ini, bila dibiarkan begitu saja dapat menjadi ancaman bagi minat
dan semangat peserta didik untuk mengikuti kegiatan belajar di kelas. Sehingga muncul rasa
bosan dan malas dari peserta didik, apabila guru tidak memiliki alternatif untuk memperbaiki
cara mengajar yang lebih baik. Rendahnya kinerja guru dalam mengajar akan berdampak
buruk terhadap wibawanya saat mengajar di kelas. Karena peserta didik akan sangat
memperhatikan sebuah pembelajaran di kelas apabila kegiatan tersebut dapat membangkitkan
minat dan motivasi dalam belajarnya.

Pendidikan merupakan suatu upaya untuk merubah manusia ke arah yang lebih baik.
Pendidikan merupakan suatu proses sepanjang hayat yaitu sejak lahir sampai manusia menuju
liang lahat sehingga membentuk manusisa yang ideal. Pendidikan merupakan jembatan bagi
manusia untuk dapat berkembang dan maju. Pendidikan adalah suatu kegiatan sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Pendidikan diselenggarakan
melalui satuan pendidikan pada jalur formal, nonformal dan informal pada setiap jenjang dan
jenis pendidikan. Pendidikan menjadikan manusia yang sebelumnya tidak mengetahui apapun
menjadi tahu. Pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam kehidupan setiap
individu, yang mempengaruhi perkembangan fisiknya, daya jiwanya (akal, rasa dan
kehendak), sosial dan moralitasnya. Atau dengan perkataan lain, pendidikan merupakan suatu
kekuatan yang dinamis dalam mempengaruhi kemampuan, kepribadian dan kehidupan
individu dalam pertemuan dan pergaulannya dengan sesama dan dunia, serta dalam
hubungannya dengan Tuhan (Dwi Siswoyo, 2008:17).

Pendidikan di sekolah merupakan upaya lanjutan dari pendidikan keluarga. Di


sekolah para guru akan berperan dalam mentransfer ilmu pengetahuan dan kebiasaan kepada
muridnya. Dalam setiap proses pelaksanaan pendidikan di sekolah pada dasarnya untuk
meningkatkan kualitas sistem pendidikan, kegiatan belajar merupakan suatu hal yang paling
pokok. Berhasil atau tidaknya suatu kegiatan belajar mengajar di kelas ditentukan dari
kemampuan siswa untuk menerima pembelajaran (Hamalik, 2007: 80). Tujuan pendidikan
dapat terlaksana dengan baik melalui kreativitas mengajar guru. Dengan demikian peran guru
menjadi utama dalam pembangunan nilai keunggulan setiap anak bangsa. Tuntutan
masyarakat terhadap layanan pendidikan yang bermutu semakin mendorong guru untuk
kreatif menciptakan layanan pembelajaran yang inovatif dan berpusat pada siswa.

Mengajar merupakan kegiatan dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada seseorang


yang memerlukan tanggungjawab moral yang cukup berat. Artinya suatu keberhasilan siswa
dalam menempuh pendidikan ialah terlihat dari tanggungjawab guru dalam melaksanakan
tugasnya. Menurut Rasto dalam Nasution [ CITATION Nas82 \p 8 \n \l 1057 ] menganggap
bahwa kegiatan mengajar diartikan sebagai segenap aktivitas kompleks yang dilakukan guru
dalam mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya
dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Maka guru memiliki peran dalam proses dan
keberhasilan belajar siswa dimana hal tersebut ditentukan dalam proses belajar mengajar
yang berlangsung. Peran guru tidak hanya sekedar mengajar dalam konteks menyampaikan
informasi saja, namun perlu bertindak sebagai director and facilitator learning. Dimana guru
merupakan orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa
yang akan menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya. Hal tersebut
membuat siswa dapat aktif dalam belajar.

Kreativitas merupakan kegiatan seseorang yang memiliki daya cipta atau kemampuan
untuk mencipta. Menurut Munandar (2009: 54), kreativitas adalah kemmapuan untuk
membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Oleh
karena itu, kreativitas guru dalam mengajar sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa
dalam mengangkap materi pembelajaran, dimana semakin guru kreatif dalam menyampaikan
materi maka semakin mudah pula siswa dalam memahami pelajaran dan menjadikan siswa
lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian kreativitas tersebut sangat
diperlukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan.

Membahas tentang pendidikan, terdapat unsur dalam pendidikan yang merupakan


pemegang kunci utama dalam proses pembelajaran. Unsur tersebut adalah seorang pendidik
atau sering kita sebut guru. Dalam pendidikan nonformal, pendidik disebut sebagai tutor.
Guru memiliki peran yaitu membentuk kepribadian anak guna menyiapkan dan
mengembangkan sumber daya manusia (SDM) serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan
negara dan bangsa (Mulyasa, 2005: 36). Menurut Syaiful Sagala (2009: 38) guru adalah salah
satu faktor penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, oleh karena itu
meningkatkan mutu pendidikan berarti juga meningkatkan mutu guru. Meningkatkan mutu
guru tidak hanya pada kesejahteraannya saja, namun juga harus meningkatkan mutu
profesionalitasnya dalam hal mengajar. Maka, guru dituntut untuk mengembangkan semua
potensi yang dimilikinya secara optimal dengan menjadi guru yang kreatif, profesional, dan
menyenangkan (Mulyasa, 2005: 36).

Sebagai tenaga profesional, guru harus memiliki kompetensi sebagai guru dimana
kompetensi tersebut harus diterapkan secara optimal dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Guru yang profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai
guru dengan kemampuan yang maksimal. Kompetensi guru secara profesional akan
memberikan upaya pembelajaran yang sesuai dan maksimal kepada siswa agar mereka
memahami setiap materi yang diberikan. Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-
beda dalam memahami materi, maka diperlukan adanya kreativitas guru dalam mengajar
untuk membantu setiap anak yang memiliki kesulitan dalam memahami materi pelajaran.
Kreatif pada hakikatnya berhubungan dengan kemampuan dalam menciptakan yang
menghasilkan sesuatu yang cerdas dan imajinatif sehingga terdapat peningkatan yang berbeda
dari sebelumnya. Menurut Supriadi (Sri Narwanti, 2011: 4) menyatakan bahwa pada intinya
kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa
gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Maka
dapat dikatakan kreativitas bukan hanya sesuatu yang benar-benar baru namun bisa juga yang
telah ada dengan memberikan suatu perubahan. Dalam memberikan layanan pendidikan,
kreativitas merupakan salah satu kunci yang harus dimiliki oleh guru dalam memberikan
layanan pendidikan yang maksimal sesuai dengan kemampuan dan keahlian khusus dalam
bidang keguruan. Dalam menyusun rencana pembelajaran yang kreatif, terlebih dahulu guru
atau tutor harus memperhatikan kondisi dari peserta didik beserta lingkungan disekitar yang
mendukung adanya proses pembelajaran. Setelah itu menyesuaikan mana rencana yang cocok
untuk diterapkan, sehingga dapat mencegah sesuatu hal yang dapat menghambat proses
pembelajaran. Hal tersebut perlu diperhatikan karena salah satu tujuan diterapkannya
kreativitas mengajar guru yaitu membuat peserta didik merasa nyaman, tertarik, dan
termotivasi untuk mengikuti pelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Mengenai kreativitas mengajar tutor, alangkah pentingnya setiap tutor perlu


mengetahui kreativitas mengajar yang baik itu seperti apa agar setiap apa yang dilakukan
guru bermanfaat bagi proses pembelajaran terutama untuk membangun motivasi belajar
siswa. Menurut Kasmadi (2013: 41-42) proses pembelajaran yang dinamis serta
menyenangkan adalah dilihat dari keterampilan guru dalam mendesain pembelajaran yang
dapat mendorong peserta didik untuk selalu aktif selama pembelajaran berlangsung. Guru
mampu menjadi motivator dan inspirator bagi siswa, serta mengorganisasi belajar dengan
perencanaan yang matang. Guru diharapkan aktif dalam mendampingi peserta didik sebagai
tutor, dan berusaha aktif bertanya tentang kesulitan belajar. Guru diharapkan rajin mencari
metode baru dengan pendekatan kebutuhan siswa, menguasai sumber informasi dan sarana
belajar. Guru dapat membentuk sikap dan perilaku peserta didik yang sesuai dengan nilai-
nilai pendidikan dan budaya belajar. Setiap guru disarankan menggunakan bermacam-macam
sumber belajar yang dapat dikreasikan sesuai dengan kreativitas tutor masing-masing.

Peranan tutor di kelas adalah menciptakan suasana agar peserta didik mempunyai
keinginan dan motivasi untuk belajar. Dalam lembaga pendidikan nonformal seperti SKB
yang dihadapi oleh tutor adalah seorang peserta didik yang memiliki latar belakang yang
berbeda-beda. Ada yang merupakan anak putus sekolah, anak jalanan, broken home, bahkan
juga ada anak yang berkebutuhan khusus. Melihat dari data lapangan tersebut maka
mengakibatkan tutor harus memiliki keterampilan dalam menciptakan suasana belajar yang
tidak memberikan kebosanan bagi peserta didik dan menumbuhkan jiwa motivasi untuk
belajar. Tutor harus paham akan latar belakang dari masing-masing peserta didik. Sehingga
akan mengetahui metode pembelajaran yang bisa menunjang proses pembelajaran secara
kreatif agar peserta didik tidak merasa bosan akan kegiatan belajar.

Hamzah B. Uno (2007: 9) menyatakan motivasi adalah dorongan yang timbul oleh
adanya rangsangan-rangsangan dari dalam maupun luar sehingga seseorang berkeinginan
untuk mengadakan perubahan tingkah laku atau aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan
sebelumnya. Suatu stimulus yang diberikan oleh tutor sangat penting sehingga dapat
memberikan keinginan bagi peserta didik untuk lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran
di sekolah. Pendapat tersebut senada dengan Aunurrahman (2010: 114) bahwa motivasi
merupakan tenaga pendorong bagi seseorang agar memiliki energi atau kekuatan melakukan
sesuatu dengan penuh semangat. Begitu juga dengan pembelajaran, apabila anak memiliki
motivasi belajar yang tinggi, maka dia akan lebih fokus dan siap menerima materi yang
diberikan. Menurut Thorndike [ CITATION Bud05 \p 21 \l 1057 ] , belajar adalah proses interaksi
antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya
kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat
indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan siswa ketika belajar, yang juga
dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Dari definisi belajar tersebut maka
menurut Thorndike perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar itu dapat berwujud
kongkrit yaitu yang dapat diamati, atau tidak kongkrit yaitu yang tidak dapat diamati.

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Dalam kegiatan
belajar, motivasi merupakan kunci penting dalam menumbuhkan dorongan atau keinginan di
dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan
dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan dalam
pelaksanaan kegiatan belajar oleh peserta didik dapat tercapai. Motivasi juga memiliki peran
penting dalam menumbuhkan rasa senang, fokus, dan semangat untuk belajar. Tanpa adanya
motivasi, peserta didik tidak akan dapat menyerap materi yang diberikan dengan baik dan
bermakna. Oleh karena itu, tutor harus memiliki keterampilan yaitu kreativitas dalam
mengajar sehingga dapat menumbuhkan semangat dan motivasi peserta didik dalam
menghadapi pelajaran di sekolah. Berhasil tidaknya mengajar tergantung pada pemahaman
dan penguasaan peserta didik terhadap bahan ajar yang diberikan oleh guru/tutor. Berhasilnya
hal tersebut ditandai dengan adanya bila hasil-hasil belajar dapat meresap kedalam pribadi
peserta didik, bila bahan pelajaran dipahami dengan sebenar-benarnya, bila apa yang
dipelajari itu memberikan dampak yang lebih baik bagi kehidupan peserta didik. Mengajar
dapat dikatakan sukses apabila guru/tutor mengusahakan dalam memberikan bahan ajar yang
berwawasan, inovatif, dan kreatif, sehingga dapat bermakna bagi kehidupan peserta didik dan
dapat membentuk pribadi peserta didik dengan baik.

Berdasarkan pengamatan penulis pada saat melakukan praktik kerja lapangan di SKB
Gudo Jombang, menunjukkan bahwa masih banyak tutor yang kurang kreatif pada saat proses
pembelajaran, sehingga motivasi belajar peserta didik juga rendah. Sebagai contoh yaitu tutor
menjelaskan materi hanya melalui ceramah, tutor kurang tanggap terhadap peserta didik,
masih kurangnya komunikasi antara peserta didik dan tutor sehingga membuat siswa kurang
antusias saat mengikuti pembelajaran di kelas, tidak mengerjakan tugas yang diberikan tutor,
dan tidak memperhatikan saat tutor menjelaskan. Selain itu, tutor beranggapan bahwa
bagaimanapun cara mengajar tutor, peserta didik memang tidak memiliki semangat dalam
belajar dikarenakan latar belakang dari mereka yang berasal dari berbagai macam kondisi
sosial yang tidak baik. Meskipun hal itu terjadi, para tutor tidak berputus asa dan memberikan
perhatian lebih kepada peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang rendah. Selain itu,
dikarenakan masa pandemi saat ini membuat pelaksanaan belajar mengajar yang sebelumnya
luring menjadi daring sehingga sangat perlu memberikan perhatian khusus serta menerapkan
kreativitas mengajar yang cocok bagi keadaan saat ini. Maka, itu merupakan tugas berat bagi
tutor agar dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang kreatif. Dengan demikian, peranan
tutor dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif dan kondusif sangat penting agar
dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti memilih untuk mengadakan


penelitian mengenai “Pengaruh Kreativitas Mengajar Tutor Terhadap Motivasi Belajar
Peserta Didik Pada Paket B di SKB Gudo Jombang”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan di rumuskan oleh penulis adalah adakah pengaruh
kreativitas mengajar tutor terhadap motivasi belajar peserta didik Paket B di SKB Gudo
Jombang tahun pelajaran 2020/2021?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh kreativitas mengajar
tutor terhadap motivasi belajar peserta didik Paket B di SKB Gudo Jombang tahun pelajaran
2020/2021.
BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kreativitas Mengajar Tutor


1. Pengertian Kreativitas Mengajar Tutor
Pengertian dari kreativitas memiliki banyak makna yang berbeda-beda
sesuai dengan pemikiran orang yang mengkajinya. Arti kreatif dalam KBBI
yaitu (1) memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan; (2)
bersifat (mengandung) daya cipta (www.kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Kreatif)
merupakan penggalan dari kata kreativitas dimana memiliki artian bahwa
kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa
gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada
sebelumnya [ CITATION Sus13 \p 99 \l 1057 ].
Menurut Mulyasa (2009) yang dikutip oleh Fitranty menyatakan
bahwa kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran,
dan guru dituntut untuk mendemontrasikan dan menunjukan proses kreativitas
tersebut. Kreativitas mempunyai sifat yang universal dan merupakan ciri aspek
dunia kehidupan di sekitar kita. Kreativtas seorang guru ditandai dengan
adanya kemampuan yang unik dan berbeda dalam mengaktualisasikan dan
mengekspresikan segala potensi yang dimilikinya secara optimal dalam proses
mengajar. Dengan demikian adanya kreativitas guru diharapkan dapat
membangkitkan minat atau motivasi yang tinggi guna membina dan mendidik
peserta didik agar menjadi pribadi yang lebih baik.
Kreativitas adalah suatu kemampuan yang bisa diajarkan dan
dipelajari. Karena dalam dunia multimedia, kreativitas diibaratkan sama
pentingnya dengan pemecahan masalah, pemikiran kritis, dan kolaborasi.
Menurut Asosiasi Psikolog Amerika yang dikutip dalam tulisan “Creative
Teaching and Teaching Creativity: How To Foster Creativity in The
Classroom” oleh Lauren Cassani Davi pada tahun 2018
(http://psychlearningcurve.org/creative-teaching-and-teaching-creativity-how-
to-foster-creativity-in-the-classroom/ ), menyatakan bahwa kreativitas
dianggap sebuah basa-basi, tetapi kenyataannya sebagian besar sekolah saat
ini mengalami “Creativity Gap” (kesenjangan kreativitas) dimana terdapat
kegiatan yang jauh lebih aktif terjadi di luar sekolah. Sebagian besar psikolog
berpendapat bahwa kreativitas bukan hanya pengayaan atau tambahan di
dalam kelas, namun kreativitas merupakan seperangkat keterampilan
psikologis yang dapat didefinisikan, terukur, yang meningkatkan pembelajaran
dan akan diperlukan dalam dunia kerja pada abad ke-21. Menurut ungkapan
tersebut menunjukkan bahwa, skill atau kemampuan yaitu kreativitas
memberikan dampak yang begitu serius dalam bidang pendidikan maupun
bidang kerja. Kreativitas merupakan bagian keterampilan psikologis yang
dimiliki oleh seseorang. Kreativitas juga secara langsung dapat meningkatkan
motivasi peserta didik, memperdalam pemahaman materi dan menciptakan
suasana kelas yang menyenangkan.
Dalam jurnal yang ditulis oleh Wabisabi Learning pada tahun 2020
mengutip pandangan tentang kreativitas mengajar oleh Mia O’Brien, Dosen di
Universitas Queensland yang mengetahui tentang pentingnya mengajar secara
kreatif mengemukakan bahwa:
“In order for creativity to be a priority within schooling, we need teachers
who understand the nature of creativity snd appreciate its pedagogical value.
However, creativity is not usually high on the list of reasons for choosing
teaching.” (Agar kreativitas menjadi prioritas di sekolah, kami membutuhkan
guru yang memahami hakikat dan menghargai nilai pedagogi-nya. Namun,
kreativitas biasanya tidak menempati urutan teratas dalam daftar alasan
memilih mengajar).
Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa kreativitas merupakan tantangan yang
menarik bagi guru dalam hal mengajar. Guru tidak hanya memberikan
inspirasi kepada peserta didik, akan tetapi mereka juga harus menggali
kreativitas yang dimiliki. Bagaimanapun, mengajar secara kreatif berarti
mempertimbangkan bagaimana kreativitas dapat diterapkan pada setiap
tanggungjawab yang dimiliki oleh seorang guru. Karena dalam menerapkan
kreativitas mengajar, guru dapat menghidupkan suasana pembelajaran yang
aktif bagi peserta didik, sehingga akan memunculkan motivasi dalam diri
peserta didik.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tutor diartikan (1) orang yang
memberi pelajaran (membimbing) kepada seseorang atau sejumlah kecil siswa
(di rumah, bukan di sekolah); (2) dosen yang membimbing sejumlah
mahasiswa dalam pelajarannya. (https://kbbi.web.id/tutor.html ). Sedangkan
definisi tutor kesetaraan menurut Siswantari [ CITATION Sis11 \n \t \l 1057 ]
adalah tenaga yang berasal dari masyarakat yang bertugas dalam
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi proses pembelajaran pada
pendidikan kesetaraan.
Sebagai seorang pengajar, tutor perlu mempersiapkan secara betul
materi atau bahan ajar yang akan diberikan kepada peserta didik. Tutor yang
mampu mengetahui perubahan jaman akan dapat beradaptasi serta akan
memikirkan proses mengajar yang kreatif dan berbeda dari tahun ke tahun.
Selain itu, sebelum menerapkan kreativitasnya dalam mengajar alangkah
baiknya tutor memperhatikan kondisi peserta didik dan lingkungan sekitar
agar materi ataupun bahan ajar yang disampaikan mampu dipahami dan
diserap baik oleh peserta didik. Hal itu sangat perlu dilakukan oleh seorang
tutor agar saat proses mengajar berlangsung tidak terjadi hal yang dapat
menghambat peserta didik dalam belajar. Penerapan kreativitas tutor dalam
mengajar bertujuan membuat peserta didik merasa senang, nyaman dan
tentunya termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Ciri-Ciri Kreativitas Mengajar Tutor
Untuk menjadi tutor yang kreatif memang tidaklah mudah. Perlu
mempelajari dan memahami secara benar mengenai ciri-ciri kreativitas.
Menurut Williams dalam Munandar (2004) yang dikutip oleh Yesi [ CITATION
Yes15 \p 68 \n \t \l 1057 ] , ciri-ciri kreativitas dapat ditinjau dari dua aspek
yaitu:
a) Aspek Kognitif
Aspek ini merupakan ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan
kemampuan berpikir kreatif/divergen (ciri-ciri aptitude) yaitu: (1)
keterampilan berpikir lancar (fluency); (2) keterampilan berpikir
luwes/fleksibel (flexibility); (3) keterampilan berpikir orisinal
(originality); (4) keterampilan memperinci (elaboration); dan (5)
keterampilan menilai (evaluation). Makin kreatif seseorang, ciri-ciri
tersebut makin dimiliki.
b) Aspek Afektif
Aspek ini merupakan ciri-ciri kreativitas yang berakitan dengan sikap
dan perasaan seseorang (ciri-ciri non-aptitidue) yaitu: (1) rasa ingin
tahu; (2) bersifat imajinatif/fantasi; (3) merasa tertantang oleh
kemajemukan; (4) sifat berani mengambil resiko; (5) sifat menghargai;
(6) percaya diri; (7) keterbukaan terhadap pengalaman baru; dan (8)
menonjol dalam salah satu bidang seni.

Ciri-ciri kreativitas lainnya yaitu menurut Dedi Supriadi yang dikutip


oleh Syamsu Yusum [ CITATION Sya05 \p 247 \n \l 1057 ] , orang-orang yang
memiliki kepribadian yang kreatif ditandai dengan beberapa ciri-ciri, yaitu
sebagai berikut:
a) Terbuka terhadap pengalaman baru.
b) Fleksibel dalam berpikir dan merespon.
c) Bebas menyatakan pendapat dan perasaan.
d) Menghargai fantasi.
e) Tertarik kepada kegiatan-kegiatan kreatif.
f) Mempunyai pendapat sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh orang
lain.
g) Mempunyai rasa ingin tahu yang besar.
h) Toleran terhadap perbedaan pendapat dan situasi yang tidak pasti.
i) Berani mengambil resiko yang diperhitungkan.
j) Percaya diri dan mandiri.
k) Memiliki tanggung jawab dan komitmen kepada tugas.
l) Tekun dan tidak mudah bosan.
m) Tidak kehabisan bekal dalam memecahkan masalah.
n) Kaya akan inisiatif.
o) Peka terhadap situasi lingkungan.
p) Lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan daripada ke masa lalu.
q) Memiliki citra diri dan emosional yang baik.
r) Mempunyai minat yang luas.
s) Memilki gagasan yang orisinil.
t) Senang mengajukan pertanyaan yang baik.

Berdasarkan ciri-ciri kreativitas di atas menunjukkan bahwa seseorang


yang kreatif pasti memiliki pemikiran yang terbuka dan luas sehingga sebagai
seorang tutor yang ingin memiliki kreativitas dalam mengajar diharapkan
mampu untuk mengembangkan potensi yang dirinya miliki serta mampu untuk
menciptakan serangkaian tingkah laku yang dapat menarik motivasi peserta
didik dalam mengikuti kegitan pembelajaran. Selain itu, tutor diharapkan
mampu berpenampilan menarik agar peserta didik dapat fokus sehingga materi
yang disampaikan oleh tutor dapat terserap baik oleh peserta didik.

Untuk mengetahui tercapainya tujuan pembelajaran, hal itu bergantung


pada unsur penilaian. Penilaian merupakan tolak ukur dari pencapaian tujuan
mengajar. Pada dasarnya, proses mengajar merupakan proses mengkoordinasi
sejumlah tujuan, bahan, metode dan alat serta penilian sehingga satu sama lain
saling berhubungan dan saling berpengaruh satu sama lain secara optimal
sehingga muncul terjadinya perubahan tingkah laku pada tutor dengan tujuan
yang diharapkan.

Tutor sebagai fasilitator perlu memperhatikan hal-hal berikut:


a) Menekankan suatu suasana yang kondusif untuk belajar;
b) Menciptakan mekanisme untuk perencanaan yang saling
menguntungkan;
c) Mendiagnosis kebutuhan-kebutuhan untuk pembelajaran;
d) Memformulasikan tujuan program yang dapat memenuhi/memuaskan
kebutuhan-kebutuhan tersebut;
e) Mendesain pola belajar berpengalaman;
f) Mengarahkan belajar berpengalaman dengan metode dan bahan belajar
yang sesuai;
g) Mengevaluasi hasil belajar dan mendiagnosis ulang kebutuhan belajar
selanjutnya. [ CITATION Sul15 \l 1057 ]
Sebagai pembimbing yang ideal, karakteristik tutor dapat
diidentifikasi menjadi empat yaitu:
a) Tutor harus hangat, penuh kasih sayang, penuh perhatian dan
menerima keadaan warga belajar apa adanya
b) Tutor mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap kemampuan warga
belajar,
c) Tutor memandang dirinya sebagai mitra dialog yang sejajar dengan
warga belajar dan
d) Tutor harus terbuka terhadap perubahan dan pengalaman baru dan
mencoba untuk belajar dari kegiatan mereka. [ CITATION Sus15 \t \l 1057
]
Berdasarkan penjelasan diatas menunjukkan bahwa tutor sebagai fasilitator
dan pembimbing yang ideal dituntut untuk peka terhadap konsep diri warga
belajar dan pengalaman dari warga belajar. Berbagi pengalaman bersama
warga belajar merupakan poin penting yang harus dimiliki oleh tutor karena
akan membangun hubungan yang baik antara tutor dan warga belajar sehingga
mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan tidak memberatkan
warga belajar dalam mengikuti kegiatan belajar. Saat berbagi pengalaman
bersama, hal itu membuat tutor mampu bersikap terbuka terhadap pendapat
dan saran dari warga belajar. Fleksibel dan responsif dari tutor juga sangat
diperlukan untuk mengetahui kebutuhan dan kesiapan warga belajar dalam
mengikuti kegiatan belajar. Sebagian besar seorang tutor atau guru tidak
terlalu mementingkan apakah pelaksanaan pembelajaran dirasa dapat
dipahami dan diserap atau malah sebaliknya. Oleh sebab itu, tutor perlu
memahami akan kemampuan yang ia miliki diantaranya berhubungan dengan
kepribadian dan sikap sosial, kemampuan berkenaan dengan perencanaan
pembelajaran, kemampuan mengorganisasikan proses pembelajaran dan
kemampuan mengevaluasi hasil belajar sehingga akan tercapainya tujuan
pembelajaran yang diinginkan.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Mengajar Tutor
Untuk menumbuhkembangkan sebuah kreativitas perlu melalui proses
yang merupakan bagian dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Proses
dari berkembangnya pribadi yang dimiliki oleh seseorang secara umum
ditentukan dengan adanya faktor-faktor internal yaitu warisan dan psikologis,
serta faktor eksternal yaitu lingkungan sosial dan budaya. Faktor internal itu
sendiri merupakan faktor yang berasal dari dalam diri manusia yang
didalamnya terdapat sebuah dorongan atau keinginan untuk berkembang dan
tumbuh ke arah yang lebih baik dari sebelumnya sesuai dengan pola pikir yang
bertujuan dalam memenuhi kebutuhan akan keperluannya. Adapun sebagai
seorang tutor yang memiliki tanggungjawab dalam proses pembeljaaran pasti
menginginkan dirinya untuk meningkatkan potensinya agar bisa berkembang
dan tumbuh menjadi lebih berkualitas dan berkuantitas.
Secara umum, terdapat beberapa kemampuan yang dapat
mempengaruhi suatu kreativitas seseorang diantaranya adalah sikapnya, minat
dan motivasinya yang berdampak baik terhadap pekerjaaan yang sedang
ditekuni, serta kecapakannya dalam menyelesaikan semua tugas-tugas yang
diberikan. Membicarakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kreativaitas seorang tutor, terdapat dua faktor yakni faktor pendorong dan
faktor penghambat menurut Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad [ CITATION
Uno11 \p 155 \n \l 1057 ]
1) Faktor pendorong kreativitas terdiri dari:
a. Rasa peka seseorang dalam melihat lingkungan;
b. Rasa bebas seseorang dalam melihat lingkungan atau bertindak;
c. Tindakan yang kuat untuk maju dan berhasil;
d. Rasa optimis dan berani dalam mengambil sebuah resiko,
resiko baik maupun buruk;
e. Tekun untuk berlatih;
f. Dapat menghadapi masalah sebagai tantangan;
g. Lingkungan yang kondusif, tidak kaku dan otoriter.
2) Faktor penghambat kreativitas terdiri dari:
a. Rasa malas dalam berfikir, bertindak, berusaha dan melakukan
suatu hal;
b. Gegabah atau impulsif saat akan bertindak;
c. Menganggap tidak penting karya orang lain;
d. Mudah merasa putus asa dan cepat bosan;
e. Perasaan cepat puas;
f. Tidak punya keberanian dalam menganggung resiko;
g. Tidak percaya diri;
h. Tidak disiplin;
i. Tidak tahan akan ujian yang diberikan
B. Motivasi Belajar Peserta Didik
1. Pengertian Motivasi Belajar
Kata motivasi berasal dari kata motif yang bermakna keinginan hati yang
mendukung seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Esensi dari motif
yang ada pada diri manusia selalu dikaitkan dengan kebutuhan hidupnya yang
berupa kebutuhan biologis dan kebutuhan psikologis. Semakin besarnya
kesungguhan manusia berkeinginan dalam memenuhi kebutuhannya, maka
tidak akan ada keraguan pada motif yang melatarbelakanginya. [ CITATION
Asw16 \p 19-20 \l 1057 ]
Definisi motivasi belajar menurut Mara Samin Lubis (2016) adalah segala
daya pendorong yang terdapat dalam diri maupun luar siswa yang
menjadikannya untuk merangkai usaha dan selanjutnya diarahkan pada
kegiatan belajar, sehingga proses pembelajaran dapat tercapai dengan baik
sesuai dengan keinginan siswa. Mara juga menjelaskan bahwa ada tiga unsur
dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Motivasi timbul karena
adanya kebutuhan manusia untuk mencapai tujuan tertentu sehingga ia perlu
memiliki dorongan atau motivasi agar tujuannya dapat tercapai sesuai dengan
keinginannya.
2. Ciri-Ciri Motivasi Belajar
Motivasi dapat diartikan suatu aktivitas mental seseorang dimana dapat
dirasakan atau pun dialami yang berdampak muncul suatu kondisi hingga
terjadinya perilku. Menurut Wasty Soemanto (2003) yang dikutip oleh
Yohanes mengidentifikasi ciri-ciri motivasi berdasarkan hubungannya dengan
perilaku, dijelasakn bahwa: (1) Motivasi tidak hanya membangkitkan perilaku
tertentu saja, tetapi dapat membangkitkan berbagai kehendak dalam
berperilaku yang memberikan sebuah kemungkinan terhadap tanggapan yang
lain. (2) Adanya hubungan yang bervariasi antara kekuatan dan efisiensi
perilaku dengan kekuatan determinan. (3) Motivasi memberikan arahan
perilaku pada tujaun tertentu. (4) Kecendurangan untuk mengulang kembali
perilaku akibat dari penguatan positif (positive reinforcement). (5) Terjadinya
kelemahan dari kekuatan perilaku yang disebabkan oleh perlakuan yang
bersifat tidak enak. Selain itu, ciri-ciri dari motivasi juga dikemukakan oleh
Sadirman (2011) yang dikutip oleh Yohanes berdasar pada teori psikoanalitik,
yakni:
1) Ketekunan dalam menerima tugas, sehingga bekerja keras dalam
waktu yang lama tanpa berhenti sebelum tugas dapat diselesaikan.
2) Tidak mudah berputus asa dalam menghadapi kesulitas (ulet).
3) Memiliki rasa minat terhadap berbagai macam masalah khususnya
untuk orang dewasa, misalnya masalah pembangunan agama, politik,
ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi dan sebagainya.
4) Kecenderungan bekerja secara mandiri.
5) Mudah merasa bosan terhadap tugas yang diberikan secara rutin
meliputi tugas yang bersifat mekanis, yang diberikan berulang kali dan
kurang memberikan kreativitas.
6) Memiliki keyakinan dalam mempertahankan pendapatnya.
7) Tidak akan goyah dalam melepaskan sesuatu yang sudah ia yakini.
8) Cenderung suka dalam hal mencari dan memecahkan masalah.
[ CITATION Sap16 \p 201-202 \n \l 1057 ]
3. Macam-Macam Motivasi Belajar
Macam-macam motivasi apabila dilihat menurut proses timbulnya motivasi,
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang muncul dari dalam diri
seseorang itu sendiri dan memiliki pengaruh yang sangat dominan.
Implikasi dari motivasi intrinsik ini dapat diketahui apabila dalam
proses belajar mengajar terdapat ketekunan peserta didik dalam
mengerjakan tugas-tugas yang telah diberikan sebab peserta didik
menganggap itu sebuah kebutuhan dan berkeinginan dalam mencapai
tujuan belajar yang sesungguhnya. Contohnya: (1) rasa keingin tahuan
akan suatu hal; (2) rasa ingin maju; dan (3) rasa berkepentingan.
b. Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang muncul akibat suatu
dorongan dari luar, baik dari orang sekitar maupun kondisi lingkungan
yang dapat mempengaruhinya. Dalam proses pembelajaran, motivasi
ekstrinsik bukan berasal dari dalam diri peserta didik untuk mengikuti
kegiatan belajar, serta hal ini memilki tujuan individu tersendiri yang
tidak terlibat di dalam aktivitas belajar. Contohnya: (1) pemberian
hadiah atau penghargaan; (2) pemberian ulangan; (3) mendapatkan
pujian; dan (4) menghindari hukuman.
4. Prinsip Motivasi Belajar
Di dalam aktivitas belajar seseorang, motivasi mengambil peran yang strategis
untuk meningkatkan semangat seseorang dalam belajar. Tanpa dilandasi
dengan motivasi, seseorang tidak akan merasa tergerak untuk belajar. Yang
berarti tidak ada motivasi maka tidak akan ada aktivitas belajar tersebut. Hal
tersebut mengakibatkan diperlukannya prinsip-prinsip motivasi dalam belajar
agar peran dari motivasi dapat berjalan lebih maksimal. Prinsip-prinsip
motivasi yang kemudian harus diterangkan ke dalam aktivitas belajar
mengajar. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008) yang dikutip oleh Yohanes
[ CITATION Yoh16 \n \t \l 1057 ] menyebutkan bahwa ada beberapa prinsip-
prinsip motivasi yang penting dan sebagai guru harus memperhatikan secara
baik, prinsip tersebut diantaranya adalah: (1) Motivasi sebagai dasar
penggerak yang mendorong aktivitas belajar; (2) Motivasi intrinsik lebih
utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar; (3) Motivai yang berupa
pujian lebih baik daripada hukuman; (4) Motivasi berhubungan erat dengan
kebutuhan dalam belajar; (5) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam
belajar; (6) Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.
Prinsip-prinsip motivasi menurut pakar lainnya adalah :
1) Pujian lebih efektif daripada hukuman.
2) Semua perserta didik memiliki kebutuhan-kebutuhan psikologis (yang
bersifat dasar) tertentu yang harus mendapat kepuasan.
3) Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada
motivasi yang dipaksakan dari luar.
4) Terhadap jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keperluan
atau keinginan) perlu dilakukan usaha pemantapan (reinforcement).
5) Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar kepada orang lain.
6) Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang
motivasi.
7) Setiap perserta didik mempunyai tingkat toleransi yang berlainan.
8) Motivasi yang kuat erat hubungannya dengan kreativitas peserta didik.
[ CITATION dkk94 \l 1057 ]
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Terdapat asumsi mengenai motivasi belajar siswa yang berkaitan dengan
berbagai faktor dalam proses pembelajaran. Banyak guru yang merasa
khawatir apabila terdapat peserta didik yang terlihat cerdas namun prestasi
belajarnya tidak bagitu membanggakan. Hal tersebut dikarenakan sebagian
besar peserta didik mengalami kebosanan dan merasa tidak bersemangat
dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Hanya sedikit peserta didik yang
aktif memperhatikan guru saat mengajar dan bersemangat mengikuti diskusi
dalam memecahkan persoalan yang diberikan di kelas. Persoalan tersebut
dapat dipahami dengan adanya berbagai faktor yang terdapat dari dalam diri
dan dari luar peserta didik.
Menurut Gage dan Berliner (1984) yang dikutip oleh Martina dkk dalam
jurnalnya bahwa motivasi belajar memiliki enam faktor pendukung yaitu: (1)
faktor minat individu merupakan faktor yang ditandai dengan semakin
tingginya minat peserta didik terhadap hal yang dipelajari, maka akan
meningkatkan ketekunannya dalam mempelajari hal tersebut; (2) faktor
kebutuhan individu merupakan faktor yang ditandai dengan tingginya
keinginan dalam kebutuhan individu mempelajari suatu hal, maka akan
meningkatkan ketekunannya dalam mempelajari hal tersebut; (3) faktor
penilaian individu merupakan faktor yang ditandai dengan perasaan individu
dalam merasakan suatu nilai pada hal yang sedang dipelajarinya, maka akan
meningkatkan ketekunannya dalam mempelajari hal tersebut; (4) faktor sikap
individu merupakan faktor yang ditandai dengan semakin positif sikap
individu terhadap sesuatu yang sedang dipelajari, maka akan meningkatkan
ketekunannya dalam mempelajari hal tersebut; (5) faktor aspirasi individu
merupakan faktor yang ditandai dengan semakin besarnya aspirasi individu
untuk mencapai prestasi tinggi dalam bidang yang dipclajarinya, maka akan
meningkatkan ketekunannya dalam mempelajari hal tersebut; (6) faktor
insentif merupakan faktor yang ditandai dengan semakin tinggi insentif yang
dirasakan oleh individu dari sesuatu yang dipelajarinya, maka ia akan semakin
kuat mempelajannya.
6. Upaya Menumbuhkan Motivasi Belajar
Menurut Mara Samin Lubis (2016) upaya dalam menumbuhkan motovasi
belajar peserta didik antara lain: (1) menjelaskan tujuan belajar ke peserta
didik; (2) memberikan hadiah kepada perserta didik yang aktif mengikuti
kegiatan belajar; (3) adanya saingan atau kompetensi antar peserta didik; (4)
memberikan pujian kepada peserta didik yang berperilaku baik; (5)
memberikan hukuman bagi peserta didik yang tidak mematuhi aturan; (6)
menghidupkan kembali semangat peserta didik untuk belajar; (7) membentuk
kebiasaan belajar yang baik bagi peserta didik; (8) menggunakan metode
pengajaran yang bervariasi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Kreativitas Mengajar Tutor terhadap Motivasi
Belajar Peserta Didik Pada Paket B di SKB Gudo Jombang” menggunakan jenis
penelitian kuantitatif korelasional dengan menghubungkan dua variabel. Terdapat dua
variabel dalam penelitian ini yaitu, kreativitas mengajar tutuor (variabel bebas atau
variabel X) dan motivasi belajar peserta didik (variabel terikat atau variabel Y).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SKB Gudo Jombang Jl. Blimbing-Gudo No. 52.
Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Alasan peneliti mengambil
tempat penelitian di SKB Gudo Jombang dikarenakan adanya beberapa pertimbangan
seperti pelaksanaan kegiatan Pengenalan Lapangan Prasekolah dan Praktikum Kerja
Lapangan yang telah dilakukan oleh peneliti di SKB Gudo Jombang. Sehingga
peneliti sudah memiliki data dan peneliti sudah memahami kondisi pelaksanaan
proses pembelajaran di SKB Gudo Jombang.
Peneliti membutuhkan waktu untuk meneliti kurang lebih selama 1 bulan setelah
mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing. Penelitian selama 1 bulan
digunakan untuk mengambil data dengan angket atau kuisioner melalui google form.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi (baca: penyamarataan) yang terdiri
atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulan.
Sehingga objek dan benda-benda alam bisa dikatakan sebagai objek, bukan
hanya orang saja [ CITATION Mar10 \l 1057 ]. Adapun yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik Paket B berjumlah 80 peserta
didik secara keseluruhan yang terdiri dari kelas VII berjumlah 28 peserta
didik, kelas VIII berjumlah 34 peserta didik, kelas IX berjumlah 18 peserta
didik.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut [ CITATION Sug12 \l 1057 ]. Dikarenakan terbatasnya waktu
dan kondisi pandemi, maka peneliti memilih sampel yang dapat digunakan
dalam penelitian ini yaitu peserta didik reguler Paket B pada semua kelas
dengan kelas VII berjumlah 6 siswa, kelas VIII berjumlah 14 siswa, dan kelas
IX berjumalh 15 siswa yang tergabung ke dalam grup WhatsApp Paket B di
kelas masing-masing. Maka sampel berjumlah 39 siswa. Teknik sampling
yang digunakan adaah teknik sampling probablity sampling, yaitu
pengambilan sampel secara acak atau random dari populasi yang ada.
D. Teknik dan Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket yang digunakan
untuk keperluan memperoleh data. Menurut Arikunto (2002) angket merupakan
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Angket
berisi beberapa daftar pertanyaan yang telah disusun sesuai dengan masalah penelitian
yang kemudian diberikan kepada orang lain atau responden guna memperoleh
informasi. Jenis angket yang akan peneliti gunakan adalah jenis angket tertutup, yaitu
kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban yang tersedia.

Anda mungkin juga menyukai