Proposal Yanis Noveana Bab I, II, III
Proposal Yanis Noveana Bab I, II, III
Proposal Yanis Noveana Bab I, II, III
A. Latar Belakang
Salah satu penyebab dari menurunnya motivasi peserta didik untuk belajar adalah
timbulnya masalah dalam kreativitas mengajar oleh guru. Kreativitas mengajar guru dalam
proses pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting karena dapat mempengaruhi
kondisi atau situasi di dalam kelas yang dapat kurang nyaman, membosankan, atau tidak
berkembang. Situasi seperti ini, bila dibiarkan begitu saja dapat menjadi ancaman bagi minat
dan semangat peserta didik untuk mengikuti kegiatan belajar di kelas. Sehingga muncul rasa
bosan dan malas dari peserta didik, apabila guru tidak memiliki alternatif untuk memperbaiki
cara mengajar yang lebih baik. Rendahnya kinerja guru dalam mengajar akan berdampak
buruk terhadap wibawanya saat mengajar di kelas. Karena peserta didik akan sangat
memperhatikan sebuah pembelajaran di kelas apabila kegiatan tersebut dapat membangkitkan
minat dan motivasi dalam belajarnya.
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk merubah manusia ke arah yang lebih baik.
Pendidikan merupakan suatu proses sepanjang hayat yaitu sejak lahir sampai manusia menuju
liang lahat sehingga membentuk manusisa yang ideal. Pendidikan merupakan jembatan bagi
manusia untuk dapat berkembang dan maju. Pendidikan adalah suatu kegiatan sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Pendidikan diselenggarakan
melalui satuan pendidikan pada jalur formal, nonformal dan informal pada setiap jenjang dan
jenis pendidikan. Pendidikan menjadikan manusia yang sebelumnya tidak mengetahui apapun
menjadi tahu. Pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam kehidupan setiap
individu, yang mempengaruhi perkembangan fisiknya, daya jiwanya (akal, rasa dan
kehendak), sosial dan moralitasnya. Atau dengan perkataan lain, pendidikan merupakan suatu
kekuatan yang dinamis dalam mempengaruhi kemampuan, kepribadian dan kehidupan
individu dalam pertemuan dan pergaulannya dengan sesama dan dunia, serta dalam
hubungannya dengan Tuhan (Dwi Siswoyo, 2008:17).
Kreativitas merupakan kegiatan seseorang yang memiliki daya cipta atau kemampuan
untuk mencipta. Menurut Munandar (2009: 54), kreativitas adalah kemmapuan untuk
membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Oleh
karena itu, kreativitas guru dalam mengajar sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa
dalam mengangkap materi pembelajaran, dimana semakin guru kreatif dalam menyampaikan
materi maka semakin mudah pula siswa dalam memahami pelajaran dan menjadikan siswa
lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian kreativitas tersebut sangat
diperlukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
Sebagai tenaga profesional, guru harus memiliki kompetensi sebagai guru dimana
kompetensi tersebut harus diterapkan secara optimal dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Guru yang profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai
guru dengan kemampuan yang maksimal. Kompetensi guru secara profesional akan
memberikan upaya pembelajaran yang sesuai dan maksimal kepada siswa agar mereka
memahami setiap materi yang diberikan. Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-
beda dalam memahami materi, maka diperlukan adanya kreativitas guru dalam mengajar
untuk membantu setiap anak yang memiliki kesulitan dalam memahami materi pelajaran.
Kreatif pada hakikatnya berhubungan dengan kemampuan dalam menciptakan yang
menghasilkan sesuatu yang cerdas dan imajinatif sehingga terdapat peningkatan yang berbeda
dari sebelumnya. Menurut Supriadi (Sri Narwanti, 2011: 4) menyatakan bahwa pada intinya
kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa
gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Maka
dapat dikatakan kreativitas bukan hanya sesuatu yang benar-benar baru namun bisa juga yang
telah ada dengan memberikan suatu perubahan. Dalam memberikan layanan pendidikan,
kreativitas merupakan salah satu kunci yang harus dimiliki oleh guru dalam memberikan
layanan pendidikan yang maksimal sesuai dengan kemampuan dan keahlian khusus dalam
bidang keguruan. Dalam menyusun rencana pembelajaran yang kreatif, terlebih dahulu guru
atau tutor harus memperhatikan kondisi dari peserta didik beserta lingkungan disekitar yang
mendukung adanya proses pembelajaran. Setelah itu menyesuaikan mana rencana yang cocok
untuk diterapkan, sehingga dapat mencegah sesuatu hal yang dapat menghambat proses
pembelajaran. Hal tersebut perlu diperhatikan karena salah satu tujuan diterapkannya
kreativitas mengajar guru yaitu membuat peserta didik merasa nyaman, tertarik, dan
termotivasi untuk mengikuti pelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Peranan tutor di kelas adalah menciptakan suasana agar peserta didik mempunyai
keinginan dan motivasi untuk belajar. Dalam lembaga pendidikan nonformal seperti SKB
yang dihadapi oleh tutor adalah seorang peserta didik yang memiliki latar belakang yang
berbeda-beda. Ada yang merupakan anak putus sekolah, anak jalanan, broken home, bahkan
juga ada anak yang berkebutuhan khusus. Melihat dari data lapangan tersebut maka
mengakibatkan tutor harus memiliki keterampilan dalam menciptakan suasana belajar yang
tidak memberikan kebosanan bagi peserta didik dan menumbuhkan jiwa motivasi untuk
belajar. Tutor harus paham akan latar belakang dari masing-masing peserta didik. Sehingga
akan mengetahui metode pembelajaran yang bisa menunjang proses pembelajaran secara
kreatif agar peserta didik tidak merasa bosan akan kegiatan belajar.
Hamzah B. Uno (2007: 9) menyatakan motivasi adalah dorongan yang timbul oleh
adanya rangsangan-rangsangan dari dalam maupun luar sehingga seseorang berkeinginan
untuk mengadakan perubahan tingkah laku atau aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan
sebelumnya. Suatu stimulus yang diberikan oleh tutor sangat penting sehingga dapat
memberikan keinginan bagi peserta didik untuk lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran
di sekolah. Pendapat tersebut senada dengan Aunurrahman (2010: 114) bahwa motivasi
merupakan tenaga pendorong bagi seseorang agar memiliki energi atau kekuatan melakukan
sesuatu dengan penuh semangat. Begitu juga dengan pembelajaran, apabila anak memiliki
motivasi belajar yang tinggi, maka dia akan lebih fokus dan siap menerima materi yang
diberikan. Menurut Thorndike [ CITATION Bud05 \p 21 \l 1057 ] , belajar adalah proses interaksi
antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya
kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat
indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan siswa ketika belajar, yang juga
dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Dari definisi belajar tersebut maka
menurut Thorndike perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar itu dapat berwujud
kongkrit yaitu yang dapat diamati, atau tidak kongkrit yaitu yang tidak dapat diamati.
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Dalam kegiatan
belajar, motivasi merupakan kunci penting dalam menumbuhkan dorongan atau keinginan di
dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan
dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan dalam
pelaksanaan kegiatan belajar oleh peserta didik dapat tercapai. Motivasi juga memiliki peran
penting dalam menumbuhkan rasa senang, fokus, dan semangat untuk belajar. Tanpa adanya
motivasi, peserta didik tidak akan dapat menyerap materi yang diberikan dengan baik dan
bermakna. Oleh karena itu, tutor harus memiliki keterampilan yaitu kreativitas dalam
mengajar sehingga dapat menumbuhkan semangat dan motivasi peserta didik dalam
menghadapi pelajaran di sekolah. Berhasil tidaknya mengajar tergantung pada pemahaman
dan penguasaan peserta didik terhadap bahan ajar yang diberikan oleh guru/tutor. Berhasilnya
hal tersebut ditandai dengan adanya bila hasil-hasil belajar dapat meresap kedalam pribadi
peserta didik, bila bahan pelajaran dipahami dengan sebenar-benarnya, bila apa yang
dipelajari itu memberikan dampak yang lebih baik bagi kehidupan peserta didik. Mengajar
dapat dikatakan sukses apabila guru/tutor mengusahakan dalam memberikan bahan ajar yang
berwawasan, inovatif, dan kreatif, sehingga dapat bermakna bagi kehidupan peserta didik dan
dapat membentuk pribadi peserta didik dengan baik.
Berdasarkan pengamatan penulis pada saat melakukan praktik kerja lapangan di SKB
Gudo Jombang, menunjukkan bahwa masih banyak tutor yang kurang kreatif pada saat proses
pembelajaran, sehingga motivasi belajar peserta didik juga rendah. Sebagai contoh yaitu tutor
menjelaskan materi hanya melalui ceramah, tutor kurang tanggap terhadap peserta didik,
masih kurangnya komunikasi antara peserta didik dan tutor sehingga membuat siswa kurang
antusias saat mengikuti pembelajaran di kelas, tidak mengerjakan tugas yang diberikan tutor,
dan tidak memperhatikan saat tutor menjelaskan. Selain itu, tutor beranggapan bahwa
bagaimanapun cara mengajar tutor, peserta didik memang tidak memiliki semangat dalam
belajar dikarenakan latar belakang dari mereka yang berasal dari berbagai macam kondisi
sosial yang tidak baik. Meskipun hal itu terjadi, para tutor tidak berputus asa dan memberikan
perhatian lebih kepada peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang rendah. Selain itu,
dikarenakan masa pandemi saat ini membuat pelaksanaan belajar mengajar yang sebelumnya
luring menjadi daring sehingga sangat perlu memberikan perhatian khusus serta menerapkan
kreativitas mengajar yang cocok bagi keadaan saat ini. Maka, itu merupakan tugas berat bagi
tutor agar dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang kreatif. Dengan demikian, peranan
tutor dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif dan kondusif sangat penting agar
dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di rumuskan oleh penulis adalah adakah pengaruh
kreativitas mengajar tutor terhadap motivasi belajar peserta didik Paket B di SKB Gudo
Jombang tahun pelajaran 2020/2021?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh kreativitas mengajar
tutor terhadap motivasi belajar peserta didik Paket B di SKB Gudo Jombang tahun pelajaran
2020/2021.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Kreativitas Mengajar Tutor terhadap Motivasi
Belajar Peserta Didik Pada Paket B di SKB Gudo Jombang” menggunakan jenis
penelitian kuantitatif korelasional dengan menghubungkan dua variabel. Terdapat dua
variabel dalam penelitian ini yaitu, kreativitas mengajar tutuor (variabel bebas atau
variabel X) dan motivasi belajar peserta didik (variabel terikat atau variabel Y).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SKB Gudo Jombang Jl. Blimbing-Gudo No. 52.
Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Alasan peneliti mengambil
tempat penelitian di SKB Gudo Jombang dikarenakan adanya beberapa pertimbangan
seperti pelaksanaan kegiatan Pengenalan Lapangan Prasekolah dan Praktikum Kerja
Lapangan yang telah dilakukan oleh peneliti di SKB Gudo Jombang. Sehingga
peneliti sudah memiliki data dan peneliti sudah memahami kondisi pelaksanaan
proses pembelajaran di SKB Gudo Jombang.
Peneliti membutuhkan waktu untuk meneliti kurang lebih selama 1 bulan setelah
mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing. Penelitian selama 1 bulan
digunakan untuk mengambil data dengan angket atau kuisioner melalui google form.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi (baca: penyamarataan) yang terdiri
atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulan.
Sehingga objek dan benda-benda alam bisa dikatakan sebagai objek, bukan
hanya orang saja [ CITATION Mar10 \l 1057 ]. Adapun yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik Paket B berjumlah 80 peserta
didik secara keseluruhan yang terdiri dari kelas VII berjumlah 28 peserta
didik, kelas VIII berjumlah 34 peserta didik, kelas IX berjumlah 18 peserta
didik.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut [ CITATION Sug12 \l 1057 ]. Dikarenakan terbatasnya waktu
dan kondisi pandemi, maka peneliti memilih sampel yang dapat digunakan
dalam penelitian ini yaitu peserta didik reguler Paket B pada semua kelas
dengan kelas VII berjumlah 6 siswa, kelas VIII berjumlah 14 siswa, dan kelas
IX berjumalh 15 siswa yang tergabung ke dalam grup WhatsApp Paket B di
kelas masing-masing. Maka sampel berjumlah 39 siswa. Teknik sampling
yang digunakan adaah teknik sampling probablity sampling, yaitu
pengambilan sampel secara acak atau random dari populasi yang ada.
D. Teknik dan Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket yang digunakan
untuk keperluan memperoleh data. Menurut Arikunto (2002) angket merupakan
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Angket
berisi beberapa daftar pertanyaan yang telah disusun sesuai dengan masalah penelitian
yang kemudian diberikan kepada orang lain atau responden guna memperoleh
informasi. Jenis angket yang akan peneliti gunakan adalah jenis angket tertutup, yaitu
kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban yang tersedia.