2.audit Kas

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

KASUS AUDIT KAS

Kasus Penggelapan Uang Milik PT Prima Cosmic Screen Graphics (PCSG) yang
Dilakukan Oleh Staffnya

Disusun Oleh:
1. Linda Budi Anggraini 314019000
26
2. Makhrus Ali Syaidudin 314019002
28
3. Mega Choirun Nisa 314019002
29

FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
Daftar Isi

Halaman Sampul ................................................................................... 1

Daftar Isi ................................................................................................ 2

I.KASUS................................................................................................ 3
1.ringkasan kasus………………………………………………. 3
2. Penyebab Terjadinya Fraud…………………………………. 3

II.TEORI……………………………………………………………….4
1. Kas…………………………………………………………... 5
2.Langkah-langkah audit………………………………….........6
3. Komponen-komponen Pengendalian Internal……………….7

III.SOLUSI .......................................................................................... 10
1.Solusi dan Saran Agar Tidak Terjadi Pembobolan Kas ……………. 10
IV. Daftar Pustaka .............................................................................. 12
I. KASUS

1. Ringkasan Kasus

Penggelapan Uang Sebesar 1,214 Milliar Di Desa Butuh Kecamatan Mojorongo,


Boyolali, Jawa Tengah pada PT.PCSG yang dilakukan oleh seorang staff bernama
Pasma Hapsari (Tersangka) yang Sejak 11 april 2016 bekerja sebagai senior Akunting
di PT. PCSG Dengan Tugas Pokoknya Melakukan Pemindahan Dana Perusahaan Dari
Rekening Cimb Niaga Ke Rekening Bca.

Namun Sekarang Tersangka menggunakan kesempatan yang ada untuk Melakukan


penarikan sejumlah uang perusahaan untuk keperluan pribadi ke rekeningnya sebanyak
empat kali :

1. Pertama : 15 september 2017 melakukan kecurangan dari rekening perusahaan


untuk kebutuhan pribadi sebanyak 200 juta
2. Kedua dan ketiga: 16 oktober 2017 sebanyak 2 kali dengan nominal 275 juta dan
500 juta
3. Ke empat : 31 oktober 2017 sebayak 239,999 juta

Oleh karena itu kerugian yang di terima perusahaan PT.PCSG sebanyak 1,214 Milliar.

Atas perbuatannya tersangka akan dijerat dengan pasal 374 dan atau pasal 372 KUHP,
tentang tindak pidana penggelapan dalam jabatan, dengan ancaman hukuman maksimal
hingga 5 tahun penjara.

Barang bukti yang ditemukan oleh pihak berwajib saat pemeriksaan tersangka, antara
lain :

a. Bukti Laporan Audit Perusahaan


b. Rekening Bank Bca, Rekening Koran Cimb Niaga
c. Laporan Keuangan Yang Di Palsukan

2. Penyebab Terjadinya Fraud

Fraud atau penyimpangan internal adalah bahaya yang dapat terjadi pada sebuah
perusahaan, termasuk tentu industri perbankan. Fraud adalah tindakan penyimpangan
atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu atau memanipulasi
perusahaan, pelanggan atau pihak lain yang terjadi di lingkungan perusahaan. Fraud
dapat terjadi pada siapapun, dan dapat dilakukan oleh siapapun.

3
Fraud pada umumnya dapat terjadi karena sejumlah alasan yakni internal
kontrol yang lemah, pemahaman yang kurang terhadap peraturan sehingga kepatuhan
terhadap aturan atau ketentuan yang lemah ataupun dapat menyebabkan penetapan
kebijakan yang tidak up to date,serta monitoring yang lemah. Dari sisi pendekatan
pribadi, ada pendekatan yang disebut sebagai the fraud triangle. Ketiga alasan itu
adalah adanya tekanan, adanya peluang, dan adanya rasionalisasi.

4
II. TEORI

1. Kas

Kas merupakan salah satu istilah yang terdapat dalam dunia akuntansi. Istilah kas
biasanya digunakan untuk menggambarkan kepemilikan uang tunai perusahaan.
Semakin besar nilai kas sebuah perusahaan, maka semakin besar pula uang tunai yang
mereka miliki.

Dalam laporan keuangan, kas dimasukkan ke dalam salah satu bagian dari aset atau
pun aktiva lancar. Kedudukan kas dalam aset atau pun aktiva lancar dibuat sejajar
dengan kedudukan aktiva lancar lainnya seperti persediaan ataupun piutang dagang.

Menurut Dwi Martani, pengertian kas ini merupakan suatu aset keuangan yang
paling likuid yang dipergunakan untuk aktivitas atau kegiatan operasional perusahaan
serta juga membayar kewajiban perusahaan. (2012 : 180). Kas juga diartikan sebagai
harta lancar yang sangat menarik dan mudah untuk diselewengkan. Oleh karena itu
kas disebut aktiva liquid (cair). Karena sifatnya yang sangat liquid, kas sering menjadi
sasaran kecurangan atau pencurian. Itulah sebabnya dalam akuntansi untuk kas,
prosedur-prosedur untuk melindunginya dari pencurian dan penyalahgunaan sangat
penting. Selain itu banyak transaksi yang menyangkut penerimaan dan pengeluaran
kas. Penerimaa kas merupakan hasil dari beberapa aktivitas. Sebagai contoh kas
diterima dari transaksi pendapatan, pinjaman jangka pendek dan jangka panjang,
penerbitan modal saham, dan penjualan sekuritas, investasi jangka panjang, serta
aktiva lainnya. Risiko utama dalam memproses transaksi penerimaan kas adalah
kemungkinan pencurian kas sebelum atau sesudah catatan penerimaan dibuat. Dengan
demikian, prosedur pengendalian harus memberikan kepastian yang layak bahwa
dokumentansi penetapan tanggung jawab telah dibuat aman.
Oleh karena itu, untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kecurangan atau
penyelewengan yang menyangkut uang kas , diperlukan adanya pengendalian intern
(internal control) yang baik atas kas dan bank. Dalam perbankan, manajer dapat
melakukan pengawasan atas semua operasi melalui pengawasan langsung dan terlibat
langsung didalam operasionalnya. Akan tetapi jika perbankan telah mengalami
perkembangan yang sangat signifikan, maka kontak – kontak langsung seperti
dilukiskan di atas menjadi sulit untuk dilakukan. Untuk mengatasi hal itu, dalam

5
menjalankan kegiatannya, manajer harus mendelegasikan sebagian wewenangnya dan
mengandalkan prosedur – prosedur pengendalian intern.
Skema kecurangan kas biasanya dibagi 3 kategori :
1. Kecurangan pengeluaran kas (Fraudulent disbursements)
2. Pencurian kas di awal (Skimming)
3. Pencurian kas di akhir ( Cash larceny)
2. Langkah-langkah audit
Teori Pengujian Internal terhadap Kas
Amin Widjaja Tunggal (2010:195) “Pengendalian Internal adalah suatu proses
yang yang dijalankan oleh Dewan Komisaris, Manajemen, dan Personal entitas lain
yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga
golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan (b) Efektifitas dan
efesiensi operasi, dan (c) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.”
Pendapat lain dikemukakan oleh Mulyadi (2016 : 129) Sistem pengendalian intern
meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuranukuran yang dikoordinasikan untuk
menjaga asset organisasi, mengecek ketelitian dan kenadalan data akuntansi,
mendorong efisien dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Sistem pengendalian intern yang dirancang dengan baik akan dapat mendorong
ditetapkannya kebijakan manajemen. Selain itu juga mendorong terciptanya efisiensi
operasi, melindungi aktiva dari pemborosan, kecurangan, dan pencurian, serta
menjamin terciptanya data akuntansi yang tepat dan bisa dipercaya. Sistem
pengendalian kas (cash control system) adalah prosedur yang dianut untuk menjaga
dana kas. Sistem ini membentuk pengendalian intern yang memadai terhadap kas.
Pengendalian intern kas merupakan salah satu cara untuk menjaga agar dana kas tidak
diselewengkan. Meskipun penyelewengan itu tidak mungkin untuk dihilangkan tetapi
dengan pengendalian intern penyelewengan kas ini dapat dihindari.
Terdapat unsur pokok dari sistem pengendalian intern (Mulyadi, 2016:130)
adalah:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas
Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab fungsional
kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
pokok dalam perusahaan.

6
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikanperlindungan yang
cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya
Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat
yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh
karena itu dalam organisasi dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang
untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi dalam organisasi.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya
Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otoritas dan prosedur
pencatatan serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktik yang
sehat, semuanya sangat tergantung pada manusia yang melaksanakannya.
3. Komponen-komponen Pengendalian Internal
Komponen-komponen Pengendalian Internal Terdapat 5 komponen Pengandalian
Internal menurut Amin Widjaja tunggal (2010:196) yaitu:
1. Lingkungan Pengendalian Internal (Control Environment) Lingkungan
pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian internal
atau merupakan fondasi dari komponen lainnya.
Meliputi beberapa faktor meliputi:
a. Integritas dan Etika
b. Komitmen untuk meningkatkan kompetensi
c. Dewan komisaris dan Komite audit
d. Filosofi manajemen dan jenis operasi
e. Struktur organisasi
f. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
2. Penilaian Resiko (Risk Assesment) Terdiri dari identifikasi resiko. Identifikasi
resiko meliputi pengujian terhadap faktor-faktor eksternal seperti pengembangan
teknologi, persaingan, dan perubahan ekonomi. Faktor internal diantaranya
kompetisi karyawan, sifat dari aktivitas bisnis, dan karakterister pengolahan
sistem informasi. Sedangkan analisis resiko meliputi kemungkinan terjadinya
resiko dan bagaimana mengelola resiko.
3. Aktivitas Pengendalian (Control Aktivities) Terdiri dari kebijakan dan prosedur
yang menjamin karyawan melakanakan araham manajemen. Aktivitas
pengendalian meliputi review terhadap sistem pengendalian, pemisahan tugas,

7
dan pengendalian terhadap sistem informasi. Pengendalian terhadap sistem
informasi meliputi dua cara yaitu General Controls, mencakup kontrol terhadap
akses, perangkat lunak, dan system development dan Aplication controls,
mencakup pencegahan dan deteksi transaksi yang tidak terotorisasi. Berfungsi
untuk menjamin completeness, accuracy, authorization and validity dari proses
transaksi.
4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Sistem informasi
yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang mencakup sistem
akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat,
mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas (baik peristiwa maupun
kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas untuk asset, utang, dan ekuitas yang
bersangkutan. Kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut berdampak
terhadap kemampuan manajemen untuk membuat keputusan semestinya dalam
mengendalikan aktivitas entitas dan menyiapkan laporan keuangan yang andal.
Komunikasi yang mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dari
tanggung jawab individual berkaitan dengan pengendalian internal terhadap
pelaporan keuangan
5. Pemantauan (Monitoring) Suatu tanggung jawab manajemen yang penting adalah
membangun dan memelihara pengendalian internal. Manajemen memantau
pengendalian internal untuk mempertimbangkan apakah pengendalian tersebut
dimodifikasi sebagaimana mestinya jika perubahan kondisi menghendakinya.
Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian internal
sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi
pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi.
Pengendalian intern yang baik terhadap kas memerlukan prosedur – prosedur 
yang memadai untuk melindungi penerimaan kas. Dalam merancang prosedur – 
prosedur tersebut hendaknya diperhatikan tiga prinsip pokok pengendalian intern 
yang pertama, harus terdapat pemisahan tugas secara tepat, sehingga petugas
yang 
bertanggungjawab menangani transaksi kas dan menyimpan kas tidak merangkap 
sebagai petugas pencatat transaksi kas. Kedua, semua penerimaan kas hendaknya 

disetorkan seluruhnya ke bank secara harian. Ketiga, semua pengeluaran


kas hendaknya dilakukan dengan mengguankan cek. 

8
Bentuk-bentuk Penyalahgunaan kas diantaranya: 

1. Lapping yaitu pencatatan penerimaan kas yang tidak lengkap dan fiktif yang 

disengaja. Hal ini dimaksudkan untuk menutupi penggunaan kas


perusahaan untuk kepentingan pribadi. 

2. Menggunakan dana untuk sementara waktu tanpa melakukan pencatatan


atau dengan sengaja tidak mencatat penerimaan uang kas 

3. Mencantumkan angka penjualan pada buku kas yang lebih kecil dari
yang sesungguhnya. 

4. Menahan berbagai jenis pendapatan lain-lain. 

5. Menghapuskan piutang yang dilunasi menjadi tak tertagih dan mengantongi


hasil Penagihannya.

6. Tidak melaporkan semua kejadian transaksi yang terjadi setiap harinya. 

7. Mengantongi kelebihan kas. 

8. Membukukan pengeluaran palsu. 

9. Menyiapkan bukti voucher palsu atau pengajuan voucher untuk pembayaran dua 
kali.

10. Kitting yaitu melakukan pemindahan dana dari bank yang satu ke bank
yang lainnya dan tidak melakukan pencatatan. 

11. Menaikan jumlah uang yang tertulis dalam cek setelah


ditandatangani. 

12. Mengubah bukti pengeluaran kas kecil. 

9
III. SOLUSI

1. Solusi dan Saran Agar Tidak Terjadi Pembobolan Kas

Kas kecil atau yang biasa disebut ‘Petty Cash’ jumlahnya memang kecil, tetapi
bukan berarti bebas dari risiko pencurian (penggelapan). Tidak ada alasan untuk tidak
melakukan pengawasan atau kontrol yang serius. Berikut adalah tehnik pengawasan
yang saya rekomendasikan (untuk perusahaan berskala kecil hingga menengah):
1. Batasi penggunaan petty cash, Meskipun petty cash digunakan untuk belanja
dan pembayaran dalam jumlah kecil, pada prakteknya sering kali menjadi semakin
besar. Jika terus dibiarkan, lama-lama setiap permintaan belanja akan minta tunai
untuk alasan kepraktisan. Untuk itu perlu ditegaskan jumlah maksimal
penggunaan petty cash per request. Misalnya: pengeluaran atau pembayaran
menggunakan petty cash maksimal berjumlah Rp 300,000. Sedangkan
pengeluaran yang lebih besar dari Rp 300,000 harus menggunakan kas bank.
2. Pertimbangkan Penggunaan  Procurement Card – Procurement Card yang saya
maksudkan adalah debit card khusus untuk perusahaan (atas nama perusahaan).
Penggunaan procurement card sangat efektif jika volume arus belanja tunai cukup
besar. Hanya saja perlu disadari bahwa procurement card mungkin hanya bisa
dipergunakan untuk belanja di department store atau toko yang menerima
pembayaran via debit card. Jika menggunakan procurement card, pastikan kartu
hanya dipegang oleh pagawai yang ditunjuk. Lakukan serah-terima tertulis setiap
buka dan tutup kantor.
3. Berlakukan Otorisasi Terbatas, Misalnya: setiap permintaan belanja dengan
petty cash bernilai lebih dari Rp 100,000 memerlukan approval dari Manager.
Sedangkan pengeluaran dalam jumlah yang lebih kecil tidak memerlukan approval
khusus. Bisa saja approval diberlakukan untuk semua jumlah transaksi, hanya saja
waktu manajer akan terlalu banyak tersita oleh aktifitas approval petty cash. Tidak
efisien.
4. Batasi Persediaan Petty Cash, Misalnya: Jumlah persediaan petty cash per hari
maksimal Rp 1,000,000. Logikanya sedehana: semakin sedikit jumlah uang tunai
di dalam petty cash box, semakin kecil minat orang untuk mencuri atau

10
menggelapkan. Mereka akan menghitung, risikonya jauh lebih besar dibandingkan
hasilnya jika sampai tertangkap.
5. Pergunakan Petty Cash Voucher berseri . Setiap pengeluaran petty cash, selain
nota selalu harus disetai voucher bernomor seri. Hal ini sangat dibutuhkan agar
setiap petty cash log (jurnal) selalu disertai nomor, sehingga bisa dibandingkan
dengan bukti transaksi saat audit.
6. Lakukan Audit Fisik Petty Cash. Biasakan agar atasan pegawai yang memegang
petty cash melakukan penghitungan fisik di setiap penutupan jam kerja. Cash
manager atau treasury atau chief accounting (siapapun yang ada diantara mereka)
perlu melakukan audit fisik secara mendadak (tidak berjadwal). Audit mendadak
sangat efektif untuk menemukan keanehan-keanehan dalam penggunaan petty
cash. Jangan kaget jika pada saat audit ditemukan begitu banyak uang kecil yang
dipinjamkan atau uang kembalian yang belum disetor. Itu nyaris terjadi di setiap
perusahaan. Tegaskan bahwa itu adalah bentuk pelanggaran. Jika di audit
berikutnya masih ditemukan, berikan teguran tertulis. Saya pribadi saat menjadi
chief accountant sekitar 10 tahun yang lalu, disamping melakukan audit
mendadak, saya juga melakukan audit menyeluruh (nota, voucher, petty cash log,
amount per transaksi dan fisik) setiap kali petugas meminta otorisasi pengluaran
cek untuk mengisi petty cash box.

11
JENIS PENGENDALIAN
    Pengujian atas pengendalian (Test of Control)
Meliputi prosedur-prosedur audit yang dirancang untuk menentukan aktivitas
kebijakan dan prosedur pengendalian yang diterapkan pada perusahaan klien. Pengujian
atas pengendalian dilakukan terhadap kebijakan dan prosedur pengendalian yang
diharapkan dapat mencegah autau mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan.
Pemahaman struktur pengendalian intern yang diperoleh auditor digunakan dalam
penetapan risiko atas pengendalian. Jika diyakini bahwa kebijakan dan prosedur
pengendalian itu dirancang dengan efektif, kemudian dijalankan dengan efisien maka
auditor dapat menetapkan risiko pengendalian pada tingkat yang mencerminkan evaluasi
tersebut, dapat pada tingkat rendah, sedang atau tinggi, yang didukung oleh bahan bukti
yang diperoleh.

LANGKAH LANGKAH AUDIT :


1. Perencanaan
Sebelum audit lapangan dilakukan, PT.Prima Cosmic Screen Graphics (PCSG)
mesti ada perencanaan terlebih dahulu. Di langkah pertama ini, auditor perlu
mempertimbangkan beberapa hal, yang penting bagi perencanaan audit terutama
pada bagian keuangan agar mengetahui keuangan yang tersedia di perusahaan
supaya tidak terjadi kecurangan/ penggelapan uang berikutnya. Pertimbangan
didasarkan pada kondisi perusahaan yang akan diaudit. Kondisi itu berupa resiko
bawaan (inherent risk) yang mungkin terjadi, SDM yang dimiliki perusahaan, sistem
legal perusahaan, bidang usaha perusahaan dan elemen-elemen terkait lainnya, yang
bisa menjadi referensi auditor untuk memastikan proses audit berjalan dengan benar
dan efektif.
2. Pengujian Informasi
Setelah langkah perencanaan, auditor melakukan langkah berikutnya yaitu pengujian
informasi. Auditor dan perwakilan perusahaan(team) turun ke lapangan dan
mengumpulkan semua data yang dibutuhkan dalam proses auditing. Tahap ini
biasanya memakan waktu yang tidak sedikit karena terdapat banyak wilayah
keuangan yang harus dicermati kondisinya secara detail.

12
3. Mendapatkan Hasil
Setelah pengujian informasi selesai, langkah selanjutnya adalah mendapatkan hasil,
Auditor mulai menganalisis kumpulan data hasil observasinya. Auditor memeriksa
resiko material yang dialami oleh perusahaan. Lewat analisis ini, auditor mendaftar
kesalahan-kesalahan laporan keuangan dan kerugian yang dialami perusahaan.
4. Evaluasi
Setelah melewati langkah perencanaan, pengujian informasi dan mendapatkan hasil,
maka auditor harus melakukan langkah terakhir yaitu menyusun hasil evaluasi. Hasil
evaluasi berbentuk laporan. Laporan diserahkan oleh auditor kepada perusahaan,
sebagai hasil final dari proses auditing. Dan setelah mengetahui karyawan yang
berada pada fungsi keuangan sudah tidak lagi bergabung di perusahaan, maka
perusahaan melaporkan kasus ini ke pihak berwajib untuk selanjutnya ditindak
lanjuti.

13
Pertanyaan :
1. Ifka (Hutang)
Tindak Lanjut yang dilakukan atas kasus tersebut ?
Jawab : Untuk kasus tersebut Atas perbuatannya tersangka akan dijerat dengan pasal
374 dan atau pasal 372 KUHP, tentang tindak pidana penggelapan dalam jabatan,
dengan ancaman hukuman maksimal hingga 5 tahun penjara.

2. Nadia ( Investasi)
Dalam Kasus Tersebut Fokus ke Pengujian apa yang digunakan dan langkah-
langkahnya?
Jawab : Pengujian yang digunakan dalam kasus ini fokus ke Pengujian atas
pengendalian (Test of Control).
Langkah- langkah yang dilakukan dalam pengujian kasus ini adalah :
 Perencanaan
Sebelum audit lapangan dilakukan, PT.Prima Cosmic Screen Graphics (PCSG)
mesti ada perencanaan terlebih dahulu. Di langkah pertama ini, auditor perlu
mempertimbangkan beberapa hal, yang penting bagi perencanaan audit terutama
pada bagian keuangan agar mengetahui keuangan yang tersedia di perusahaan
supaya tidak terjadi kecurangan/ penggelapan uang berikutnya. Pertimbangan
didasarkan pada kondisi perusahaan yang akan diaudit. Kondisi itu berupa resiko
bawaan (inherent risk) yang mungkin terjadi, SDM yang dimiliki perusahaan, sistem
legal perusahaan, bidang usaha perusahaan dan elemen-elemen terkait lainnya, yang
bisa menjadi referensi auditor untuk memastikan proses audit berjalan dengan benar
dan efektif.
 Pengujian Informasi
Setelah langkah perencanaan, auditor melakukan langkah berikutnya yaitu pengujian
informasi. Auditor dan perwakilan perusahaan(team) turun ke lapangan dan
mengumpulkan semua data yang dibutuhkan dalam proses auditing. Tahap ini
biasanya memakan waktu yang tidak sedikit karena terdapat banyak wilayah
keuangan yang harus dicermati kondisinya secara detail.
 Mendapatkan Hasil
Setelah pengujian informasi selesai, langkah selanjutnya adalah mendapatkan hasil,
Auditor mulai menganalisis kumpulan data hasil observasinya. Auditor memeriksa

14
resiko material yang dialami oleh perusahaan. Lewat analisis ini, auditor mendaftar
kesalahan-kesalahan laporan keuangan dan kerugian yang dialami perusahaan.
 Evaluasi
Setelah melewati langkah perencanaan, pengujian informasi dan mendapatkan hasil,
maka auditor harus melakukan langkah terakhir yaitu menyusun hasil evaluasi. Hasil
evaluasi berbentuk laporan. Laporan diserahkan oleh auditor kepada perusahaan,
sebagai hasil final dari proses auditing. Dan setelah mengetahui karyawan yang
berada pada fungsi keuangan sudah tidak lagi bergabung di perusahaan, maka
perusahaan melaporkan kasus ini ke pihak berwajib untuk selanjutnya ditindak
lanjuti.
3. Nisrina (Aktiva Tetap Berwujud)
Apa saran klien untuk perusahaan untuk kasus yg sudah terjadi tidak terulang
kembali?
Jawab : Untuk Menanggulangi Agar kasus tersebut tidak terjadi atau terulang kembali
pada perusahaan harus meningkatkan pengendalian, karyawan bekerja sesuai dengan
SOP yang diterapkan dalam perusahaan tersebut terutama pada PT. Prima Cosmic
Screen Graphics (PCSG), Memonitoring setiap karyawan terutama pada bagian
keuangan, melakukan pemisahan fungsi tugas karyawan sesuai dengan jobdesknya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Marwoto, Bambang bengkulu.antaranews.com/berita/78884/seorang-staf-bobol-


kas-perusahaan-dengan-total-kerugian-rp1214-miliar
Ibeng, Parta. pendidikan.co.id/pengertian-kas-karakteristik-jenis-dan-menurut-para-
ahli/

Kumaat, Valery G. 2017. Internal Audit. Jakarta: Erlangga.

Mulyadi, 2016 : Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga. Penerbit Salemba Empat.


Boynton,William C, Raymond N. Johnson, and Walter G. Kell. 2003:Modern
Auditing Edisi Ketujuh. Jakarta: Salemba Empat.
accounting.binus.ac.id/2014/07/23/cara-mencegah-pencurian-penggelapan-kas/

16

Anda mungkin juga menyukai