Makalah ASP Kelompok 11 Badan Layanan Umum (Cindy)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 27

“BADAN LAYANAN UMUM”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah :

Akuntansi Sektor Publik

Dosen pembimbing :

Suci Nurulita, S.E., M.Si

Nama Kelompok 11 :

Cindy Claudya Sari (1902035953)

Rini Yuliani (1902035999)

Intan Sari (1902036070)

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan tepat waktu. Makalah yang
kami susun berjudul “Badan Layanan Umum”. Makalah ini kami susun sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Akuntansi Sektor Publik.

Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan
makalah ini, terutama kepada Ibu Suci Nurulita, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing.

Dalam penulisan makalah ini, kami berusaha semaksimal mungkin agar memperoleh hasil yang
memuaskan. Namun demikian, kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangannya, baik dalam hal kemampuan penulisan ataupun dalam pemberian informasi. Oleh sebab
itu, dengan segala kerendahan hati kami meminta maaf apabila terdapat kekurangan atau kesalahan
dalam makalah ini dan kami sangat, mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami
juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami penulis sendiri dan umumnya
bagi pembaca dan dapat dijadikan sebagai wawasan pengetahuan tentang materi ini di kehidupan
sehari-hari.

Maninjau, 15 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.................................................................................................

1.2. Rumusan Masalah............................................................................................

1.3. Tujuan Pembelajaran........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Defenisi dan Dasar Hukum BLU...................................................................

2.2. Karakteristik BLU..........................................................................................

2.3. Asas BLU.......................................................................................................

2.4. Pola Pengelolaan Keuangan BLU..................................................................

2.5. Jenis Laporan Keuangan BLU........................................................................

2.6. Tata Kelola BLU.............................................................................................

2.7. Perencanaan dan Penganggaran BLU.............................................................

2.8. Pengelolaan Keuangan BLU ..........................................................................

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Badan Layanan Umum merupakan konsep baru dalam meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Konsep ini mengadopsi paradigma yang
muncul dalam manajemen sektor publik yaitu pendekatan New Public Management (NPM)
dimana inti utama dari pendekatan ini adalah melakukan transformasi semangat wirausaha ke
dalam sektor publik sebagaimana yang disampaikan oleh Osborne dan Gabler (1996) dengan
menamakan konsep pendekatannya sebagai “Reinventing Government”.

Semangat wirausaha dimaksud adalah Badan Layanan Umum dapat menerapkan praktek
bisnis yang sehat dengan melakukan pengelolaan Keuangan secara efisien, efektif,
profesionalitas, akuntabel, dan transparan, dengan melakukan perubahan dari penganggaran
tradisional menjadi penganggaran berbasis kinerjadilingkungan pemerintah. Dengan basis
kinerja ini, arah penggunaan dana pemerintah menjadi lebih jelas dari hanya membiayai input
dan proses menjadi berorientasi pada output. Perubahan ini sangat berarti mengingat kebutuhan
dana yang semakin tinggi, sedangkan sumber daya yang dimiliki pemerintah terbatas.

Penganggaran berbasis kinerja menekankan pada prinsip bahwa setiap anggaran yang
akan direalisasikan haruslah berdasarkan kepada tujuan dan sasaran yang jelas dan terukur.
Terpenuhinya tujuan dan sasaran menandakan hasil atau kinerja dari suatu proses sudah
terealisasi. Untuk meraih kinerja yang optimal maka perlu ditetapkan suatu target kinerja yang
dalam proses pelaksanaan membutuhkan suatu perencanaan yang matang. Berdasarkan jangka
waktunya, perencanaan yang disusun oleh suatu organisasi terdiri atas : perencanaan jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa Defenisi dan Dasar Hukum BLU

2. Bagaimana Karakteristik BLU

3. Apa saja Asas BLU

4. Bagaimana Pola Pengelolaan Keuangan BLU

5. Apa saja Jenis Laporan Keuangan BLU

6. Bagaimana Tata Kelola BLU

7. Bagimana Perencanaan dan Penganggaran BLU


8. Bagimana Pengelolaan Keuangan BLU

1.3. Tujuan Pembelajaran

1. Untuk dapat mengetahui serta memahami mengenai Badan Layanan Umum

2. Untuk mengetahui bagaimana apa saja asas dan bagaimana pengelolaan BLU
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Dasar Hukum BLU

A. Pengertian BLU

BLU adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan


pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas, yang pengelolaan keuangannya diselenggarakan sesuai dengan
peraturan pemerintah terkait. BLU terdapat di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. BLU di daerah disebut Badan Layanan Umum Daerah(disingkat BLUD)

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 76 Tahun 2008 tentang Pedoman


Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum, BLU menerapkan standar akuntansi
keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia sesuai dengan jenis
industrinya, atau mengembangkan standar akuntansi spesifik dengan mengacu pada pedoman
akuntansi BLU sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran PMK nomor 76 Tahun 2008.

Sesuai dengan ketentuan, satuan kerja yang menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU
diberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan, antara lain pengelolaan pendapatan dan belanja,
pengelolaan kas, pengelolaan utang-piutang, pengelolaan investasi dan pengadaan barang/jasa,
kesempatan untuk mempekerjakan tenaga profesional non Pegawai Negeri Sipil (PNS), serta
kesempatan pemberian imbalan jasa kepada pegawai sesuai dengan kontribusinya.

Tujuan

BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka


memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan
fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan
penerapan praktik bisnis yang sehat.

B. Dasar Hukum BLU

Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004tentang Perbendaharaan Negara, pasal 68dan 69;

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004tentang Pemeriksaan Pengelolaan danTanggung


Jawab Keuangan Negara;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005tentang Pengelolaan Keuangan
BadanLayanan Umum;

Peraturan Menteri Keuangan :

1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 7/PMK.02/2006tentang PersyaratanAdministratif


Dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja InstansiPemerintah untuk
Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum(dicabut dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.05/2007);

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.02/2006tentang KewenanganPengadaan


Barang/Jasa pada Badan Layanan Umum;

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.02/2006tentang Pembentukan


DewanPengawas pada Badan Layanan Umum (dicabut dengan Peraturan
MenteriKeuangan Nomor 109/PMK.05/2007);

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.02/2006tentang PedomanPenetapan


Remunerasi bagi PejabatPengelola, Dewan Pengawas,dan PegawaiBadan Layanan
Umum sebagaimana telah diubah terakhirdengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
73/PMK.05/2007;

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66/PMK.02/2006tentang Tata CaraPenyusunan,


Pengajuan, Penetapan, dan Perubahan Rencana Bisnis dan Anggaranserta Dokumen
Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum (dicabutdengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 44/PMK.05/2009);

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2007tentang Perubahan atasPeraturan


Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.02/2006 Tentang Pedoman PenetapanRemunerasi
bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan Pegawai Badan LayananUmum;

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.05/2007tentang PembentukanDewan


Pengawas pada Badan Layanan Umum;

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.05/2007tentang PersyaratanAdministratif


dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan KerjaInstansiPemerintah untuk
Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;

9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008tentang Pedoman Akuntansidan


Pelaporan Keuangan BLU

10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2008tentang PedomanPengelolaan


Dana Bergulir Pada Kementrian Negara/Lembaga (diubahdengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 218/PMK.05/2009);
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 197/PMK.05/2008tentang Tata Cara RevisiDIPA
untuk Satuan Kerja BLU Tahun Anggaran 2008;

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 44/PMK.05/2009tentang Rencana Bisnis


danAnggaran serta Pelaksanaan AnggaranBadan Layanan Umum (dicabutdengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.05/2011);

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.05/2009tentang PengelolaanPinjaman pada


BLU;

14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.05/2009tentang PedomanPemberian


Bonus Atas Prestasi bagi Rumah Sakit Eks-Perjan yang MenerapkanPengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum;

15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218/PMK.05/2009tentang Perubahanatas Peraturan


Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2008tentang PedomanPengelolaan Dana Bergulir
Pada Kementrian Negara/Lembaga;

16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2009tentang PenghapusanPiutang


BLU;

17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.05/2011tentang Rencana Bisnis


danAnggaran serta Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum;

Peraturan Dirjen Perbendaharaan :

1. Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-30/PB/2011tentang MekanismePengesahan


Pendapatan dan Belanja Satuan Kerja Badan Layanan Umum;

2. Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-55/PB/2011tentang Tata Cara RevisiRencana


Bisnis dan Anggaran Definitif dan Revisi Daftar Isian PelaksanaanAnggaran Badan Layanan
Umum

2.2 Karakteristik BLU

BLU memiliki karakteristik khusus yang membedakan antara Badan Layanan


Umum dengan unitorganisasi atau institusi pemerintah lainnya, yakni:

1. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah (bukan kekayaan negara yang dipisahkan);

2. Menghasilkan barang/jasa yang seluruhnya/sebagian dijual kepada publik;

3. Tidak bertujuan mencari keuntungan;


4. Dikelola secara otonom dengan prinsip efisien dan produktivitas ala korporasi;

5. Rencana kerja/anggaran dan pertanggungjawaban dikonsolidasikan pada instansi induk;

6. Pendapatandan sumbangan dapat digunakan langsung;

7. Pegawai dapat terdiri dari PNS dan non-PNS;

8. Bukan sebagai subjek pajak

2.3 Asas BLU

Asas BLU adalah sebagai berikut:

1. BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian negara/lembaga/ pemerintah daerah untuk
tujuan pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang
didelegasikan oleh instansi induk yang bersangkutan;

2. BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan kementerian negara/lembaga/


pemerintah daerah dan karenanya status hukum BLU tidak terpisahdari kementerian
negara/lembaga/ pemerintah daerah sebagai instansi induk.

3. Menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab atas


pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikannya kepada
BLU dari segi manfaat layanan yang dihasilkan.

4. Pejabatyang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan


pemberian layanan umum yang didelegasikan kepadanya oleh
Menteri/pimpinanlembaga/gubernur/bupati/walikota.

5. BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian keuntungan.

6. Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU disusun dan
disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana kerja dan anggaran serta
laporan keuangan dan kinerja kementerian negara/lembaga/SKPD/ pemerintah daerah

2.4 Pola Pengelolaan Keuangan BLU

Pola pengelolaan keuangan pada BLU merupakan pola pengelolaan keuangan yang
memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang
sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan keuangan negara pada umumnya.Yang dimaksud dengan praktik bisnis yang
sehat adalah proses penyelenggaraan fungsi organisasi berdasarkan kaidah-kaidah
manajemen yang baik dalam rangka pemberian layanan yang bermutu dan
berkesinambungan.

Instansi pemerintah yang melakukan pembinaan terhadap pola pengelolaan keuangan BLU
adalah Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Ditjen
Perbendaharaan

2.5 Jenis Laporan Keuangan BLU

a. Laporan Realisasi Anggaran/Laporan Operasional


b. Neraca
c. Laporan arus kas
d. Catatan atas laporan keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi mengenai posisi keuangan,operasional


keuangan,arus kas BLU yang bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan dalam membuat dan
mengevaluasi keputusan ekonomi

Laporan keuangan disusun untuk tujuan umum, yaitu memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar
pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
Dalam rangka mencapai tujuan, laporan keuangan BLU menyajikan informasi tentang
a) Aset
b) Kewajiban
c) Ekuitas
d) Pendapatan dan biaya
e) Arus kas

A.Laporan Realisasi Anggaran/Laporan Operasional

Laporan realisasi anggaran/laporan operasional menyajikan informasi tentang operasi BLU


mengenai sumber,alokasidan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh BLU
B.Neraca

Menyediakan informasi tentang posisi keuangan BLU meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas pada
tanggal tertentu.

C. Laporan Arus Kas

Menyediakan informasi mengenai sumber ,penggunaan,perubahan kas dan setara kas selama
periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.

D.Catatan atas Laporan Keuangan

Memberikan penjelasan dan analisis atas informasi yang ada di LRA/Laporan Operasional
(LO),neraca,laporan arus kas dan informasi tambahan lainnya sehingga para pengguna mendapatkan
pemahaman yang paripurna atas laporan keuangan BLU
Ilustrasi format laporan keuangan BLU adalah sebagai berikut:

1.Ilustrasi Neraca
2.Ilustrasi format laporan aktivitas untuk BLU penuh
3.Ilustrasi format Laporan aktivitas untuk BLU bertahap
Keterangan :
*) Pos ( penyetoran) / penarikan kas Negara merupakan bagian pendapatan PNB BLU bertahap yang
tidak dapat digunakan langsungg. Pendapatan tersebut disetor ke rekenig kas Negaradan dapat ditarik
kembali melalui mekanisme pencairan PNBP
4.Ilustrasi format laporan arus kas untuk BLU penuh
5.Ilustrasi format laporan arus kas untuk BLU bertahap

Keterangan :
*) Pos(penyetoran) / penarikan kas Negara merupakan bagian pendapatan PNBP BLU bertahap yang
tidak dapat digunakan langsung. Pendapatan tersebut disetor ke rekening kas Negara dan dapat
ditarik kembali melalui mekanisme pencairan PNBP
2.6 Tata Kelola BLU

Kelembagaan
Pengelolaan Keuangan BLU dapat diterapkan oleh setiap instansi pemerintah yang secara
fungsional menyelenggarakan kegiatan yang bersifat operasional. Instansi dimaksud dapat
berasal dari dan berkedudukan pada berbagai jenjang eselon atau non eselon pada
kementerian/lembaga. Sehubungan dengan itu, apabila instansi pemerintah yang menerapkan
PK-BLU memerlukan perubahan status ataupun struktur kelembagaan, maka perubahan tersebut
berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.

Pejabat Pengelola

BLU dikelola oleh Pejabat Pengelola BLU yang terdiri atas:

a. Pemimpin BLU
Pemimpin berfungsi sebagai penanggung jawab umum operasional dan keuangan BLU yang
berkewajiban:

1. menyiapkan rencana strategis bisnis BLU

2. menyiapkan RBA tahunan;

3. mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis sesuai dengan ketentuan yang
berlaku; dan

4. menyampaikan pertanggungjawaban kinerja operasional dan keuangan BLU.

b. Pejabat Keuangan BLU


Pejabat keuangan BLU berfungsi sebagai penanggung jawab keuangan yang berkewajiban :

1. mengkoordinasikan penyusunan RBA;

2. menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran BLU;

3. melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;

4. menyelenggarakan pengelolaan kas;

5. melakukan pengelolaan utang-piutang;

6. menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap, dan investasi BLU;

7. menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan; dan


8. menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.

c. Pejabat Teknis BLU


Pejabat teknis BLU berfungsi sebagai penanggung jawab teknis di bidang masing-masing yang
berkewajiban:

1. menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya;

2. melaksanakan kegiatan teknis sesuai menurut RBA; dan

3. mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya.

Kepegawaian

Pejabat pengelola dan pegawai BLU dapat terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS)
dan/atau tenaga profesional non-PNS sesuai dengan kebutuhan BLU. Syarat pengangkatan dan
pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai BLU yang berasal dari PNS dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi PNS.
Pejabat pengelola dan pegawai BLU yang berasal dari tenaga profesional non-PNS dapat
dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak.

Dewan Pengawas

Dewan Pengawas untuk BLU di lingkungan pemerintah pusat dibentuk dengan keputusan
menteri/pimpinan lembaga atas persetujuan Menteri Keuangan.Anggota dewan pengawas terdiri
dari unsur-unsur pejabat dari kementerian negara/lembaga teknis yang bersangkutan,
Kementerian Keuangan, dan tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLU.

Remunerasi

Kepada Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan Pegawai Badan Layanan Umum
(BLU) diberikan remunerasi berdasarkan tingkat tanggung jawab dan tuntutan profesionalisme
yang diperlukan. Remunerasi dapat juga diberikan kepada Sekretaris Dewan Pengawas. Besaran
gaji pemimpin BLU ditetapkan dengan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :

1. Proporsionalitas, yaitu pertimbangan atas ukuran (size) dan jumlah aset yang dikelola
BLU serta tingkat pelayanan;

2. Kesetaraan, yaitu dengan memperhatikan industri pelayanan sejenis;

3. Kepatutan, yaitu menyesuaikan kemampuan pendapatan BLU yang bersangkutan;


4. Kinerja operasional BLU yang ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga sekurang-
kurangnya mempertimbangkan indikator keuangan, pelayanan, mutu dan manfaat bagi
masyarakat.

Gaji Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis ditetapkan sebesar 90% (sembilan puluh persen)
dari gaji Pemimpin BLU.

Honorarium Dewan Pengawas ditetapkan sebagai berikut :

1. Honorarium Ketua Dewan Pengawas sebesar 40% (empat puluh persen) dari gaji
Pemimpin BLU.

2. Honorarium anggota Dewan Pengawas sebesar 36% (tiga puluh enam persen) dari gaji
Pemimpin BLU.

3. Honorarium Sekretaris Dewan Pengawas sebesar 15% (lima belas persen) dari gaji
Pemimpin BLU.

Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas yang diberhentikan
sementara dari jabatannya memperoleh penghasilan sebesar 50% (lima puluh persen) dari
gaji/honorarium bulan terakhir yang berlaku sejak tanggal diberhentikan sampai dengan
ditetapkannya keputusan difinitif tentang jabatan yang bersangkutan.
BLU dapat memberikan tunjangan tetap, insentif, bonus atas prestasi, pesangon dan/atau pensiun
kepada Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, Sekretaris Dewan Pengawas, dan Pegawai BLU,
dengan memperhatikan kemampuan pendapatan BLU yang bersangkutan.

Pada setiap akhir masa jabatannya, Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan Sekretaris
Dewan Pengawas dapat diberikan pesangon berupa santunan purna jabatan dengan
pengikutsertaan dalam program asuransi atau tabungan pensiun yang beban premi/iuran
tahunannya ditanggung oleh BLU yang besarannya ditetapkan paling banyak sebesar 25% (dua
puluh lima persen) dari gaji/honorarium dalam satu tahun.
Besaran remunerasi untuk Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, Sekretaris Dewan Pengawas,
dan Pegawai BLU pada masing-masing BLU diusulkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga kepada
Menteri Keuangan untuk ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan.

2.7 Perencanaan dan Penganggaran BLU

Rencana Strategis Bisnis


BLU menyusun rencana strategis bisnis lima tahunan dengan mengacu kepada Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga (Renstra K/L). Rencana strategis bisnis merupakan istilah yang
pengertiannya sama dengan Renstra bagi instansi pemerintah. Oleh karena itu penyusunan
rencana strategis bisnis berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Sesuai dengan Inpres tersebut, rencana strategis mengandung visi, misi, tujuan/sasaran, dan
program yang realistis dan mengantisipasi masa depan yang diinginkan dan dapat dicapai.
Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) BLU memuat
antara lain:
1. Kondisi kinerja BLU tahun berjalan;
2. Asumsi makro dan mikro;

3. Target kinerja (output yang terukur);


4. Analisis dan perkiraan biaya per output dan agregat;
5. Perkiraan harga dan anggaran;
6. Prognosa laporan keuangan.

Perencanaan dan penganggaran BLU pada prinsipnya tidak berbeda dengan perencanaan dan
penganggaran pada kementerian/lembaga.

Pengintegrasian Rencana Bisnis dan Anggaran dalam RKA-K/L

RKA-K/L sebagai dokumen usulan anggaran (budget request) memuat sasaran terukur
yang penyusunannya dilakukan secara berjenjang dari tingkat kantor/satuan kerja ke tingkat yang
lebih tinggi (bottom-up) untuk melaksanakan penugasan dari menteri/pimpinan lembaga (top
down). Dengan demikian dalam menyusun suatu Rencana Kerja dan Anggaran BLU harus
menerapkan anggaran berbasis kinerja.BLU sebagai satuan kerja merupakan bagian dari
kementerian negara/lembaga. Oleh karena itu pengintegrasian RBA BLU ke dalam RKA-K/L
dilakukan oleh kementerian negara/lembaga bersangkutan. Tata cara pengintegrasian RBA
kedalam RKA-K/L berpedoman pada ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.

Pelaksanaan Anggaran

Dokumen Pelaksanaan Anggaran

Setelah RKA-KL dan Undang-undang APBN disahkan, pimpinan BLU menyesuaikan


usulan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) menjadi RBA Definitif. RBA definitif digunakan
sebagai acuan dalam menyusun DIPA BLU untuk diajukan dan mendapat pengesahan Menteri
Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan.

DIPA BLU sekurang-kurangnya memuat:


1. seluruh pendapatan dan belanja BLU;
2. proyeksi arus kas;
3. jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa yang dihasilkan;
4. rencana penarikan dana yang bersumber dari APBN;
5. besaran persentase ambang batas sebagaimana ditetapkan dalam RBA definitif.

Dalam hal DIPA BLU belum disahkan oleh Menteri Keuangan, BLU dapat melakukan
pengeluaran paling tinggi sebesar angka dokumen pelaksanaan anggaran tahun lalu.
DIPA BLU yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan menjadi lampiran dari contractual
performance agreement yang ditandatangani oleh menteri/pimpinan lembaga dengan pimpinan
BLU yang bersangkutan dan sekaligus menjadi dasar penarikan dana.

2.8 Pengelolaan Keuangan dan Barang BLU

Pengelolaan Kas
Pengelolaan kas BLU dilakukan berdasarkan praktek bisnis yang sehat. Dalam melaksanakan
pengelolaan kas, BLU menyelenggarakan hal-hal sebagai berikut :

1. Perencanaan penerimaan dan pengeluaran kas;


2. Pemungutan pendapatan atau tagihan;
3. Penyimpanan kas dan mengelola rekening bank;
4. Pembayaran;
5. Perolehan sumber dana untuk menutup defisit jangka pendek; dan
6. Pemanfaatan surplus kas jangka pendek untuk memperoleh pendapatan tambahan.

Pengelolaan kas BLU dapat dilakukan melalui:


1. Penarikan dana yang bersumber dari APBN dengan menerbitkan SPM;
2. Pembukaan Rekening Bank BLU oleh pimpinan BLU, sesuai dengan ketentuan yang berlaku
kecuali dalam rangka cash management;
3. Investasi jangka pendek dalam rangka cash management (jika terjadi surplus kas) pada
instrumen keuangan dengan resiko rendah.
Pengelolaan Piutang
Dalam pengelolaan keuangan, BLU dapat memberikan piutang terkait dengan kegiatannya, yang
dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab serta dapat
memberikan nilai tambah, sesuai dengan praktek bisnis yang sehat dan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
Piutang BLU dapat dihapus secara mutlak atau bersyarat oleh pejabat berwenang, yang nilainya
ditetapkan secara berjenjang. Kewenangan penghapusan piutang secara berjenjang ditetapkan
dengan Peraturan Menteri Keuangan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pengelolaan Utang
Dalam kegiatan operasional dengan pihak lain, BLU dapat memiliki utang yang dikelola secara
tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab, sesuai dengan praktek bisnis yang
sehat. Pembayaran utang BLU pada prinsipnya menjadi tanggung jawab BLU.Pengelolaan utang
harus sesuai dengan peruntukannya, utang jangka pendek ditujukan hanya untuk belanja
operasional, sedangkan utang jangka panjang hanya untuk belanja modal.
Hak tagih atas utang BLU kadaluarsa setelah lima tahun sejak utang tersebut jatuh tempo,
kecuali ditetapkan lain oleh UU.Perikatan peminjaman/utang dilakukan sesuai dengan jenjang
kewenangan yang diatur oleh Menteri Keuangan.

Pengelolaan Investasi
BLU tidak dapat melakukan investasi jangka panjang, kecuali atas persetujuan Menteri
Keuangan. Investasi jangka panjang yang dimaksud antara lain adalah penyertaan modal,
pemilikan obligasi untuk masa jangka panjang, atau investasi langsung (pendirian perusahaan).
Jika BLU mendirikan/membeli badan usaha yang berbadan hukum, kepemilikan badan usaha
tersebut ada pada Menteri Keuangan. Keuntungan yang diperoleh dari investasi jangka panjang
merupakan pendapatan BLU.

Pengelolaan Barang

Pengadaan barang dan jasa pada BLU secara khusus diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 8/PMK.02/2006, antara lain sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa pada BLU harus dilakukan berdasarkan prinsip efisiensi
dan ekonomis, sesuai dengan praktek bisnis yang sehat.
2. BLU Penuh dapat diberikan fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau seluruhnya dari
ketentuan pengadaan barang dan jasa pemerintah (Keppres 80/2003) bila terdapat alasan
efektivitas dan/atau efisiensi. Fleksibilitas sebagaimana dimaksud diberikan terhadap pengadaan
barang/jasa yang sumber dananya berasal dari:

1. jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat;


2. hibah tidak terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain; dan/atau
3. hasil kerjasama BLU dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya.

Pengadaan barang/jasa tersebut dilaksanakan berdasarkan ketentuan pengadaan


barang/jasa yang ditetapkan oleh Pemimpin BLU dengan mengikuti prinsip-prinsip transparansi,
adil/tidak diskriminatif, akuntabilitas, dan praktek bisnis yang sehat.

Pengelolaan aset BLU

1. Barang inventaris BLU dapat dihapuskan dan/atau dialihkan kepada pihak lain dengan
cara dijual, dipertukarkan, atau dihibahkan, berdasarkan pertimbangan ekonomis dan
dilaporkan secara berkala kepada menteri/pimpinan lembaga;

2. BLU tidak dapat mengalihkan dan/atau menghapus aset tetap, kecuali atas persetujuan
pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

3. Penerimaan hasil penjualan barang inventaris/aset tetap merupakan pendapatan BLU;

4. Penggunaan aset tetap untuk kegiatan yang tidak terkait langsung dengan tugas pokok
dan fungsi BLU harus mendapat persetujuan pejabat Pengelola Barang (Menteri
Keuangan) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5. Tanah dan bangunan disertifikatkan atas nama kementerian/lembaga terkait;

6. Tanah dan bangunan yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan tugas pokok dan
fungsi BLU, dapat dialihgunakan oleh menteri/pimpinan lembaga terkait dengan
persetujuan Menteri Keuangan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barangdan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalammelakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi
dan produktivitasBLU terdapat di lingkungan pemerintah pusatdan pemerintah daerah. BLU didaerah
disebut Badan Layanan Umum Daerah(disingkat BLUD).

Adapun alasan mengapa BLU diperlukan adalah:


1. Dapat dilakukan peni ngkatan pelayanan instansi pemerintah kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa;
2. Instansi pemerintah dapat memperoleh fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan
prinsip ekonomidan produktivitas dengan menerapkan praktik bisnis yang sehat;
3. Dapat dilakukan pengamanan atas aset negara yang dikelola oleh instansi terkait
DAFTAR PUSTAKA

Basri,Mutia Yesi. 2018. Akuntansi Sektor Publik. Pekanbaru : Perpustakaan nasional RI.

https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2005/23Tahun2005pp.HTM#:~:text=Pola%20Pengelolaan
%20Keuangan%20Badan%20Layanan,sehat%20untuk%20meningkatkan%20pelayanan%20kepada.

https://djpb.kemenkeu.go.id/portal/id/layanan/kantor-pusat/pembinaan-pengelolaan-keuangan-blu/157-
layanan/siklus-apbn/1675-perencanaan-dan-penganggaran.html

https://id.scribd.com/document/368414255/Makalah-BLU

Anda mungkin juga menyukai