Makalah ASP Kelompok 11 Badan Layanan Umum (Cindy)
Makalah ASP Kelompok 11 Badan Layanan Umum (Cindy)
Makalah ASP Kelompok 11 Badan Layanan Umum (Cindy)
Dosen pembimbing :
Nama Kelompok 11 :
UNIVERSITAS RIAU
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan tepat waktu. Makalah yang
kami susun berjudul “Badan Layanan Umum”. Makalah ini kami susun sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Akuntansi Sektor Publik.
Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan
makalah ini, terutama kepada Ibu Suci Nurulita, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing.
Dalam penulisan makalah ini, kami berusaha semaksimal mungkin agar memperoleh hasil yang
memuaskan. Namun demikian, kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangannya, baik dalam hal kemampuan penulisan ataupun dalam pemberian informasi. Oleh sebab
itu, dengan segala kerendahan hati kami meminta maaf apabila terdapat kekurangan atau kesalahan
dalam makalah ini dan kami sangat, mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami
juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami penulis sendiri dan umumnya
bagi pembaca dan dapat dijadikan sebagai wawasan pengetahuan tentang materi ini di kehidupan
sehari-hari.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Badan Layanan Umum merupakan konsep baru dalam meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Konsep ini mengadopsi paradigma yang
muncul dalam manajemen sektor publik yaitu pendekatan New Public Management (NPM)
dimana inti utama dari pendekatan ini adalah melakukan transformasi semangat wirausaha ke
dalam sektor publik sebagaimana yang disampaikan oleh Osborne dan Gabler (1996) dengan
menamakan konsep pendekatannya sebagai “Reinventing Government”.
Semangat wirausaha dimaksud adalah Badan Layanan Umum dapat menerapkan praktek
bisnis yang sehat dengan melakukan pengelolaan Keuangan secara efisien, efektif,
profesionalitas, akuntabel, dan transparan, dengan melakukan perubahan dari penganggaran
tradisional menjadi penganggaran berbasis kinerjadilingkungan pemerintah. Dengan basis
kinerja ini, arah penggunaan dana pemerintah menjadi lebih jelas dari hanya membiayai input
dan proses menjadi berorientasi pada output. Perubahan ini sangat berarti mengingat kebutuhan
dana yang semakin tinggi, sedangkan sumber daya yang dimiliki pemerintah terbatas.
Penganggaran berbasis kinerja menekankan pada prinsip bahwa setiap anggaran yang
akan direalisasikan haruslah berdasarkan kepada tujuan dan sasaran yang jelas dan terukur.
Terpenuhinya tujuan dan sasaran menandakan hasil atau kinerja dari suatu proses sudah
terealisasi. Untuk meraih kinerja yang optimal maka perlu ditetapkan suatu target kinerja yang
dalam proses pelaksanaan membutuhkan suatu perencanaan yang matang. Berdasarkan jangka
waktunya, perencanaan yang disusun oleh suatu organisasi terdiri atas : perencanaan jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
2. Untuk mengetahui bagaimana apa saja asas dan bagaimana pengelolaan BLU
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian BLU
Sesuai dengan ketentuan, satuan kerja yang menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU
diberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan, antara lain pengelolaan pendapatan dan belanja,
pengelolaan kas, pengelolaan utang-piutang, pengelolaan investasi dan pengadaan barang/jasa,
kesempatan untuk mempekerjakan tenaga profesional non Pegawai Negeri Sipil (PNS), serta
kesempatan pemberian imbalan jasa kepada pegawai sesuai dengan kontribusinya.
Tujuan
1. BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian negara/lembaga/ pemerintah daerah untuk
tujuan pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang
didelegasikan oleh instansi induk yang bersangkutan;
6. Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU disusun dan
disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana kerja dan anggaran serta
laporan keuangan dan kinerja kementerian negara/lembaga/SKPD/ pemerintah daerah
Pola pengelolaan keuangan pada BLU merupakan pola pengelolaan keuangan yang
memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang
sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan keuangan negara pada umumnya.Yang dimaksud dengan praktik bisnis yang
sehat adalah proses penyelenggaraan fungsi organisasi berdasarkan kaidah-kaidah
manajemen yang baik dalam rangka pemberian layanan yang bermutu dan
berkesinambungan.
Instansi pemerintah yang melakukan pembinaan terhadap pola pengelolaan keuangan BLU
adalah Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Ditjen
Perbendaharaan
Laporan keuangan disusun untuk tujuan umum, yaitu memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar
pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
Dalam rangka mencapai tujuan, laporan keuangan BLU menyajikan informasi tentang
a) Aset
b) Kewajiban
c) Ekuitas
d) Pendapatan dan biaya
e) Arus kas
Menyediakan informasi tentang posisi keuangan BLU meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas pada
tanggal tertentu.
Menyediakan informasi mengenai sumber ,penggunaan,perubahan kas dan setara kas selama
periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.
Memberikan penjelasan dan analisis atas informasi yang ada di LRA/Laporan Operasional
(LO),neraca,laporan arus kas dan informasi tambahan lainnya sehingga para pengguna mendapatkan
pemahaman yang paripurna atas laporan keuangan BLU
Ilustrasi format laporan keuangan BLU adalah sebagai berikut:
1.Ilustrasi Neraca
2.Ilustrasi format laporan aktivitas untuk BLU penuh
3.Ilustrasi format Laporan aktivitas untuk BLU bertahap
Keterangan :
*) Pos ( penyetoran) / penarikan kas Negara merupakan bagian pendapatan PNB BLU bertahap yang
tidak dapat digunakan langsungg. Pendapatan tersebut disetor ke rekenig kas Negaradan dapat ditarik
kembali melalui mekanisme pencairan PNBP
4.Ilustrasi format laporan arus kas untuk BLU penuh
5.Ilustrasi format laporan arus kas untuk BLU bertahap
Keterangan :
*) Pos(penyetoran) / penarikan kas Negara merupakan bagian pendapatan PNBP BLU bertahap yang
tidak dapat digunakan langsung. Pendapatan tersebut disetor ke rekening kas Negara dan dapat
ditarik kembali melalui mekanisme pencairan PNBP
2.6 Tata Kelola BLU
Kelembagaan
Pengelolaan Keuangan BLU dapat diterapkan oleh setiap instansi pemerintah yang secara
fungsional menyelenggarakan kegiatan yang bersifat operasional. Instansi dimaksud dapat
berasal dari dan berkedudukan pada berbagai jenjang eselon atau non eselon pada
kementerian/lembaga. Sehubungan dengan itu, apabila instansi pemerintah yang menerapkan
PK-BLU memerlukan perubahan status ataupun struktur kelembagaan, maka perubahan tersebut
berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.
Pejabat Pengelola
a. Pemimpin BLU
Pemimpin berfungsi sebagai penanggung jawab umum operasional dan keuangan BLU yang
berkewajiban:
3. mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis sesuai dengan ketentuan yang
berlaku; dan
Kepegawaian
Pejabat pengelola dan pegawai BLU dapat terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS)
dan/atau tenaga profesional non-PNS sesuai dengan kebutuhan BLU. Syarat pengangkatan dan
pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai BLU yang berasal dari PNS dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi PNS.
Pejabat pengelola dan pegawai BLU yang berasal dari tenaga profesional non-PNS dapat
dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak.
Dewan Pengawas
Dewan Pengawas untuk BLU di lingkungan pemerintah pusat dibentuk dengan keputusan
menteri/pimpinan lembaga atas persetujuan Menteri Keuangan.Anggota dewan pengawas terdiri
dari unsur-unsur pejabat dari kementerian negara/lembaga teknis yang bersangkutan,
Kementerian Keuangan, dan tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLU.
Remunerasi
Kepada Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan Pegawai Badan Layanan Umum
(BLU) diberikan remunerasi berdasarkan tingkat tanggung jawab dan tuntutan profesionalisme
yang diperlukan. Remunerasi dapat juga diberikan kepada Sekretaris Dewan Pengawas. Besaran
gaji pemimpin BLU ditetapkan dengan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
1. Proporsionalitas, yaitu pertimbangan atas ukuran (size) dan jumlah aset yang dikelola
BLU serta tingkat pelayanan;
Gaji Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis ditetapkan sebesar 90% (sembilan puluh persen)
dari gaji Pemimpin BLU.
1. Honorarium Ketua Dewan Pengawas sebesar 40% (empat puluh persen) dari gaji
Pemimpin BLU.
2. Honorarium anggota Dewan Pengawas sebesar 36% (tiga puluh enam persen) dari gaji
Pemimpin BLU.
3. Honorarium Sekretaris Dewan Pengawas sebesar 15% (lima belas persen) dari gaji
Pemimpin BLU.
Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas yang diberhentikan
sementara dari jabatannya memperoleh penghasilan sebesar 50% (lima puluh persen) dari
gaji/honorarium bulan terakhir yang berlaku sejak tanggal diberhentikan sampai dengan
ditetapkannya keputusan difinitif tentang jabatan yang bersangkutan.
BLU dapat memberikan tunjangan tetap, insentif, bonus atas prestasi, pesangon dan/atau pensiun
kepada Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, Sekretaris Dewan Pengawas, dan Pegawai BLU,
dengan memperhatikan kemampuan pendapatan BLU yang bersangkutan.
Pada setiap akhir masa jabatannya, Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan Sekretaris
Dewan Pengawas dapat diberikan pesangon berupa santunan purna jabatan dengan
pengikutsertaan dalam program asuransi atau tabungan pensiun yang beban premi/iuran
tahunannya ditanggung oleh BLU yang besarannya ditetapkan paling banyak sebesar 25% (dua
puluh lima persen) dari gaji/honorarium dalam satu tahun.
Besaran remunerasi untuk Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, Sekretaris Dewan Pengawas,
dan Pegawai BLU pada masing-masing BLU diusulkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga kepada
Menteri Keuangan untuk ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan.
Perencanaan dan penganggaran BLU pada prinsipnya tidak berbeda dengan perencanaan dan
penganggaran pada kementerian/lembaga.
RKA-K/L sebagai dokumen usulan anggaran (budget request) memuat sasaran terukur
yang penyusunannya dilakukan secara berjenjang dari tingkat kantor/satuan kerja ke tingkat yang
lebih tinggi (bottom-up) untuk melaksanakan penugasan dari menteri/pimpinan lembaga (top
down). Dengan demikian dalam menyusun suatu Rencana Kerja dan Anggaran BLU harus
menerapkan anggaran berbasis kinerja.BLU sebagai satuan kerja merupakan bagian dari
kementerian negara/lembaga. Oleh karena itu pengintegrasian RBA BLU ke dalam RKA-K/L
dilakukan oleh kementerian negara/lembaga bersangkutan. Tata cara pengintegrasian RBA
kedalam RKA-K/L berpedoman pada ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
Pelaksanaan Anggaran
Dalam hal DIPA BLU belum disahkan oleh Menteri Keuangan, BLU dapat melakukan
pengeluaran paling tinggi sebesar angka dokumen pelaksanaan anggaran tahun lalu.
DIPA BLU yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan menjadi lampiran dari contractual
performance agreement yang ditandatangani oleh menteri/pimpinan lembaga dengan pimpinan
BLU yang bersangkutan dan sekaligus menjadi dasar penarikan dana.
Pengelolaan Kas
Pengelolaan kas BLU dilakukan berdasarkan praktek bisnis yang sehat. Dalam melaksanakan
pengelolaan kas, BLU menyelenggarakan hal-hal sebagai berikut :
Pengelolaan Utang
Dalam kegiatan operasional dengan pihak lain, BLU dapat memiliki utang yang dikelola secara
tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab, sesuai dengan praktek bisnis yang
sehat. Pembayaran utang BLU pada prinsipnya menjadi tanggung jawab BLU.Pengelolaan utang
harus sesuai dengan peruntukannya, utang jangka pendek ditujukan hanya untuk belanja
operasional, sedangkan utang jangka panjang hanya untuk belanja modal.
Hak tagih atas utang BLU kadaluarsa setelah lima tahun sejak utang tersebut jatuh tempo,
kecuali ditetapkan lain oleh UU.Perikatan peminjaman/utang dilakukan sesuai dengan jenjang
kewenangan yang diatur oleh Menteri Keuangan.
Pengelolaan Investasi
BLU tidak dapat melakukan investasi jangka panjang, kecuali atas persetujuan Menteri
Keuangan. Investasi jangka panjang yang dimaksud antara lain adalah penyertaan modal,
pemilikan obligasi untuk masa jangka panjang, atau investasi langsung (pendirian perusahaan).
Jika BLU mendirikan/membeli badan usaha yang berbadan hukum, kepemilikan badan usaha
tersebut ada pada Menteri Keuangan. Keuntungan yang diperoleh dari investasi jangka panjang
merupakan pendapatan BLU.
Pengelolaan Barang
Pengadaan barang dan jasa pada BLU secara khusus diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 8/PMK.02/2006, antara lain sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa pada BLU harus dilakukan berdasarkan prinsip efisiensi
dan ekonomis, sesuai dengan praktek bisnis yang sehat.
2. BLU Penuh dapat diberikan fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau seluruhnya dari
ketentuan pengadaan barang dan jasa pemerintah (Keppres 80/2003) bila terdapat alasan
efektivitas dan/atau efisiensi. Fleksibilitas sebagaimana dimaksud diberikan terhadap pengadaan
barang/jasa yang sumber dananya berasal dari:
1. Barang inventaris BLU dapat dihapuskan dan/atau dialihkan kepada pihak lain dengan
cara dijual, dipertukarkan, atau dihibahkan, berdasarkan pertimbangan ekonomis dan
dilaporkan secara berkala kepada menteri/pimpinan lembaga;
2. BLU tidak dapat mengalihkan dan/atau menghapus aset tetap, kecuali atas persetujuan
pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4. Penggunaan aset tetap untuk kegiatan yang tidak terkait langsung dengan tugas pokok
dan fungsi BLU harus mendapat persetujuan pejabat Pengelola Barang (Menteri
Keuangan) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
6. Tanah dan bangunan yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan tugas pokok dan
fungsi BLU, dapat dialihgunakan oleh menteri/pimpinan lembaga terkait dengan
persetujuan Menteri Keuangan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barangdan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalammelakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi
dan produktivitasBLU terdapat di lingkungan pemerintah pusatdan pemerintah daerah. BLU didaerah
disebut Badan Layanan Umum Daerah(disingkat BLUD).
Basri,Mutia Yesi. 2018. Akuntansi Sektor Publik. Pekanbaru : Perpustakaan nasional RI.
https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2005/23Tahun2005pp.HTM#:~:text=Pola%20Pengelolaan
%20Keuangan%20Badan%20Layanan,sehat%20untuk%20meningkatkan%20pelayanan%20kepada.
https://djpb.kemenkeu.go.id/portal/id/layanan/kantor-pusat/pembinaan-pengelolaan-keuangan-blu/157-
layanan/siklus-apbn/1675-perencanaan-dan-penganggaran.html
https://id.scribd.com/document/368414255/Makalah-BLU