Kelompok 1
Kelompok 1
Kelompok 1
Pendahuluan
A.Latar Belakang
Manusia dalam kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, karena manusia adalah
pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup karena adanya kebudayaan,
sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau
melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak
berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan
kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan.
Hubungan yang erat antara manusia (terutama masyarakat) dan kebudayaan telah lebih
jauh diungkapkan oleh Melville J. Herkovits dan bronislaw Malinowski, yang
mengemukakan bahwa cultural determinism berarti segala sesuatu yang terdapat didalam
masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu.
(Soemardjan, Selo: 1964: 115). Kemudian Herkovits memandang kebudayaan sebagai
sesuatu yang superorganic. Karena kebudayaan berturun temurun dari generasi ke generasi
tetap hidup. Walaupun manusia yang menjadi anggota masyarakat sudah berganti karena
kelahiran dan kematian.
Lebih jauh dapat dilihat dari definisi yang dikemukakan oleh E. B. Tylor (1871) dalam
bukunya Primitive Culture: kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta
kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan lain
perkataan, kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia
sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-
pola perilaku normative. Oleh karena itu, manusia yang mempelajari kebudayaan dari
masyarakat, bisa membangun kebudayaan (konstruktif) dan bisa juga merusaknya
(destruktif).
B.Tujuan Penulisan
1. Mengerti dan memahami pengertian ilmu sosial dan budaya
2. Mengerti dan memahami masalah-masalah ilmu sosial budaya
3. Memahami dan menjelaskan ruang lingkup sosial budaya dasar
4. Memahami tujuan ilmu budaya dasar
5. Memahami dan menjelaskan kerangka kebudayaan
6. Memahami dan menjelaskan pengaruh budaya terhadap lingkungan
8. Memahami dan menjelaskan dampak sosial budaya
1
BAB 2
Pembahasan
1.Pengertian Ilmu Sosial Budaya Dasar
Sumber dari segala ilmu pengetahuan adalah filsafat (philosophia). Dari filsafat
tersebut lahirlah 3 cabang ilmu pengetahuan, diantaranya:
Ø Natural science (ilmu ilmu alam meliputi fisika, kimia, biologi dll)
Ø Social sciences (ilmu ilmu social meliputi: sejarah, politik, ekonomi dll.)
Adapun ilmu social dinamakan demikian karena ilmu tersebut engambil masyarakat atau
kehidupan bersama sebagai objek yang dipelajarinya.
Objek social science adalah manusia, sedangkan untuk membedakan antara ilmu ilmu social
adalah focus of interest (pusat perhatian)
2
· Ilmu-ilmu sosial ( social scince ) . ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji
keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal
ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil
penelitiannya tidak 100 5 benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan
dalam hubungan antara manusia initidak dapat berubah dari saat ke saat.
· Pengetahuan budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan mencari arti
kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode
pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian
diberi arti.
Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian
(disilpin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai hiding
keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic
Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-
masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain IBD menggunakan pengertian-
pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan
wawasan pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam mengkaji masalah masalah manusia
dan kebudayaan.
Ilmu budaya daar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa
Ingngris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahas inggris disebut dengan
istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai
mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang
budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-
konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.
2. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budaya sedangkan budaya adalah bentuk jamak dari
kata budi-daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari
bahasa snsekerta buddayah yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau
akal.dalam bahasa inggris kata budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa Belanda
diistilahkan dengan kata Cultuur, dalam bahasa latin, berasal dari kata corela.
2. R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan
hasil ntingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentukannya didukung dan diteruskan
oleh anggota masyarakat lainnya.
3
3.Latar belakang ilmu sosial budaya dasar
Ilmu budaya adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling
mendasar dalam kehidupan manusia sebagai mahluk berbudaya. Dan masalah-masalah yang
menyertainya, sering disebut sebagai humanities yang merupakan pengetahuan yang
diharpkan dapat memberikan pengetahuan tentang konsep-konsep yang dapat di gunakan
untuk masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Pengertian ilmu sosial budaya dasar
Sebagai integrasi ISBD dan IBD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-
konsep budaya kepada manusia sehinnga mampu mengkaji masalah sosial dan budaya secara
arif.
ISBD sebagai kajian masalah sosial, kemanusiaan dan budaya sekaligus pula memberi
dasar yang bersumber dari dasar-dasar ilmu sosial yang terintregasi.
ISBD buknlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan hanyalah suatu
pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia
sebagai mahluk sosialyang berbudaya, dan masalah masalah yang terwujud dari padanya.
Masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi benterokan antara
unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan
dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Pengertian masalah kesejahterahan sosial pada dasarnya tidak berbeda dengan
masalah sosial.Ernest Burgess, mengemukakan teori tentang massalah sosial dalam
perkembangan sosiologi dapat dikelompokan menjadi lima :
1. Masalah sosial sebagai patologi organik individual.
2. Masalah sosial sebagai patologi sosial.
3. Masalah sosial sebagai disorganisasi personal dan sosial.
4. Masalah sosial sebagai koonflik-konflik nilai.
5. Masalah sosial sebagai proses.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti
proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi
sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
4
Penjelasanya :
1. Faktor Ekonomi
Faktor ini merupakan faktor terbesar terjadinya masalah sosial. Apalagi setelah
terjadinya krisis global PHK mulai terjadi di mana-mana dan bisa memicu tindak kriminal
karena orang sudah sulit mencari pekerjaan.
2. Faktor Budaya
Kenakalan remaja menjadi masalah sosial yang sampai saat ini sulit dihilangkan
karena remaja sekarang suka mencoba hal-hal baru yang berdampak negatif seperti narkoba,
padahal remaja adalah aset terbesar suatu bangsa merekalah yang meneruskan perjuangan
yang telah dibangun sejak dahulu.
3. Faktor Biologis
Penyakit menular bisa menimbulkan masalah sosial bila penyakit tersebut sudah
menyebar disuatu wilayah atau menjadi pandemik.
4. Faktor Psikologis
Aliran sesat sudah banyak terjadi di Indonesia dan meresahkan masyarakat walaupun
sudah banyak yang ditangkap dan dibubarkan tapi aliran serupa masih banyak bermunculan
di masyarakat sampai saat ini.
A. Menjadi orang tua asuh bagi anak sekolah yang kurang mampu.
B.Tokoh agama memberikan penyuluhan tentang keimanan dan moral dalam menghadapi
persoalan sosial.
C. Para pengusaha dan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan lain ikut memberikan
beasiswa.
D. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) membantu
dalam berbagai bidang dimulai dengan penyuluhan sampai bantuan berupa materi.
E. Lembaga-lembaga dari PBB seperti UNESCO, UNICEF, dan WHO memberikan
bantuan kepada pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah sosial.
F. Para dermawan yang secara pribadi banyak memberi bantuan kepada masyarakat
sekitarnya berupa materi.
G. Organisasi pemuda seperti karang taruna yang mendidik dan mengarahkan para remaja
putus sekolah dan pemuda untuk berkarya dan berusaha mengatasi pengangguran.
H. Perguruan tinggi melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan
berbagai penyuluhan.
Selain cara-cara tersebut di atas, pemerintah juga menggalakkan berbagai program
untuk mengatasi masalah sosial antara lain :
1. Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
BOS diberikan kepada siswa-siswa sekolah mulai dari sekolah dasar sampai tingkat SLTA.
Tujuannya untuk meringankan biaya pendidikan.
2. Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT).
BLT diberikan kepada masyarakat miskin yang tidak berpenghasilan sebagai dana
kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
5
3. Pemberian Kartu Askes.
Bagi keluarga miskin pemerintah memberikan kartu Askes untuk berobat ke puskesmas
atau rumah sakit yang ditunjuk dengan biaya ringan atau gratis.
4. Pemberian Beras Untuk Masyarakat Miskin (Raskin).
Pemberian bantuan pangan dari pemerintah berupa beras dengan harga yang sangat
murah.
5. Pemberian Sembako.
Dua masalah pokok yang dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang
lingkup Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah pokok ialah:
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-
konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Ilmu
Budaya Dasar semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa
dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-
nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang
menyangkut dirinya sendiri.
Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut Ilmu Budaya Dasar Diharapkan dapat:
6
Memberi kesempatan pada mahasiwa untuk memperluas pandangan mereka tentang
masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap
persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu
berdialog satu sama lain. Para akademisi diharapkan akan lebih lancar dalam
berkomunikasi.
9. Kerangka Kebudayaan
Untuk dapat memahami ilmu budaya dasar yang merupakan perpaduan beberapa pengertian,
konsep, atau teori pengetahuan budaya, bila perlu terlebih dahulu mempelajari kerangka
kebudayaannya sendiri. Sebab apa yang dikatakan definisi, pengertian, atau teori tentang
pengetahuan budaya, semuanya merupakan komponen dari susunan suatu ilmu, yang tidak
dapat melepaskan diri dari objek materi dan objek formal suatu ilmu.
Untuk memudahkan dalam dialektika tentang kebudayaan yang wawasannya begitu luas,
perlu dipahami terlebih dahulu tentang kerangka kebudayaan, yang meliputi konsep
kebudayaan, wujud kebudayaan, unsur kebudayaan, sistem budaya, sistem sosial, kebudayaan
fisik, dan pengertian lainnya. Demikian pula dalam observasi ilmiah terkadang sulit untuk
membatasi dan memusatkan perhatian terhadap suatu gejala. Akan tetapi sering dalam
prakteknya suatu kegiatan ilmiah mengandung banyak nuansa yang tidak jelas sudut
pandangnya
7
Dampak Negatif
1. Budaya tradisional kita akan tergeser oleh budaya negara lain.
2. Erosi nilai-nilai budaya
3. Terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya berkembang menjadi budaya
massa.
4. Lenyapnya identitas kultura nasional dan lokal
5. Kehilangan arah sebagai bangsa yang memiliki jati diri
6. Hilangnya semangat nasionalisme dan patriotisme
7. Pola hidup konsumtif yang cenderung serba instan
8
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan :
1. Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang berakal, berbudi,dan berbudaya.
2. Wujud budaya dapat bersifat konkret yaitu sebagai ide,gagasan,norma dan peraturan bagi
manusia dan abstrak yaitu sebagai tindakan , peraturan, dan aktifitas manusia.
3. Kebudayaan merupakan hasil cipta, karsa,rasa manusia yang diperoleh dari perkembangan
manusia sebagai masyarakat.
Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan
pembaca. Selanjutnya pembuat makalah mengharapkan kritik dan saran pembaca demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.
9
DAFTAR PUSTAKA
gurupendidikan.net/2016/01/dampak-positif-dan-negatif-perubahan-sosial-budaya-dalam-
masyarakat.html
http://tugasteknikmesin.blogspot.co.id/2011/12/masalah-masalah-sosial-yang-ada-dalam.html
https://devilmavioso.wordpress.com/update-post/tulisan/ilmu-sosial-dasar/
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
Sumber :Ilmu Budaya DasarDr. M. Munandar Soelaeman Refika Aditama Cetakan 10 2007
Sumberhttp://nova32bhsaindo2c.blogspot.com/2011/03/pengertian-tujuan-fungsi-ilmu-
sosial.html
http://www.tugasku4u.com/2013/04/makalah-ilmu-sosial-budaya-dasar.html
Kessing, Roger, M., 1992, Antropologi Budaya suatu persepektif Kontemporer, jilid 2, terj:
Samuel Gunawan, Jakarta: Erlangga
Koentrajaningrat (Ed), 1975, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jakarta: Jambatan.
10