Makalah Penerapan Sistem Merit

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemerintah Daerah (Pemda) memiliki peran penting dalam pembangunan


negara, oleh karenanya perlu upaya serta terobosan untuk melahirkan penyelenggara
negara yang mampu membawa perubahan. Salah satunya dengan melaksanakan
reformasi birokrasi di daerah, dengan fokus perbaikan seperti akuntabilitas kinerja, zona
integritas, perbaikan SDM, penguatan kelembagaan, dan peningkatan kualitas
pelayanan publik. Setiap Pemda harus fokus terhadap hasil yang dapat memberi
manfaat pada masyarakat, tidak sekedar menjalankan program semata. Pemda tidak lagi
boleh hanya memikirkan serapan anggaran, namun yang harus dipikirkan adalah
pelaksanaan program sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat atau belum.

Saat ini Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi


tengah melakukan perbaikan sistem perencanaan dan pengadaan CPNS berdasarkan
pada kebutuhan, bukan sekedar keinginan. Selain dari itu SDM berkualitas dapat
dihasilkan melalui penerapan sistem promosi jabatan secara terbuka. Dengan demikian
hanya SDM yang berkompeten, yang dapat mengisi suatu jabatan di pemerintahan
daerah.

1.2 Rumusan Masalah

Dari penjabaran di atas, maka rumusan masalah yang diambil diantaranya:

1) Apa pengertian dari sistem merit?


2) Apa fungsi dari sistem merit?
3) Bagaimana penerapan sistem merit untuk Mekanisme Akuntabilitas
pada Pemerintah Prov. Kalimantan Tengah?

1.3 Tujuan

Tujuan pembuatan paper ini adalah untuk mengetahui tentang sistem merit,
fungsi, dan penerapannya untuk ASN di Indonesia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Merit (Merit System)

Merit system adalah salah satu sistem manajemen sumber daya manusia.
Sistem ini berkaitan dengan proses seleksi dan promosi pekerja. Dalam proses tadi,
pertimbangan utamanya adalah kompetensi dan kinerja. Oleh karena itu, hal lain seperti
koneksi atau hubungan politik tidak diperhitungkan. Sehingga, kekuatan “orang dalam”
tidak akan terpengaruh disini. Sejatinya, penerapan sistem merit berbeda-beda
bergantung pada budaya perusahaan. Beberapa negara juga punya aturan terkait
mengenai sistem ini.

Di Indonesia sendiri, sistem merit hanya diatur untuk sektor publik. Aturannya
tertuang dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Sebagai tambahan regulasi, ada juga Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Merit system adalah hal yang banyak
dipakai di sektor swasta. Salah satunya dalam perusahaan startup. Akan tetapi, di
Indonesia, ia mulai diadopsi ke pelayanan publik hingga politik. Itulah yang membuat
munculnya berbagai regulasi merit system untuk Aparatur Sipil Negara.

2.2 Sejarah Sistem Merit

Sistem merit memang kerap ditemukan di sektor swasta. Akan tetapi, tempat
merit system lahir adalah sektor publik. Tepatnya, di Amerika Serikat. Pada mulanya,
dalam sektor publik, berlaku spoil system atau patronage system. Ini adalah
kebalikan dari merit system.

Dalam sistem itu, pekerjaan didapat lewat dukungan partai politik. Hal ini
dituliskan oleh American Historical Association. Dalam sistem ini, ada tuntutan untuk
mendukung sebuah partai. Jika partai itu menang, kamu akan diberi pekerjaan bersektor
publik. Orang yang direkrut oleh penguasa sebelumnya akan kamu gantikan. Tidak ada
pertimbangan apa pun selain hal ini. Ini terjadi pada tahun 1800-an. Sayangnya, sistem
ini menurunkan kualitas pekerjaan. Pelayanan publik pun menjadi kacau balau.
Akhirnya, Kongres AS mengesahkan
Undang-undang Dinas Sipil tahun 1882. Aturan ini bisa mencegah berlakunya
patronage system dan pada akhirnya, keadilan pun bisa lebih mudah didapatkan.

2.3 Manfaat dan Prinsip Sistem Merit

Manfaat sistem merit untuk pekerja diantaranya adalah:

 proses seleksi dan promosi hanya dinilai lewat kemampuan;


 informasi lowongan posisi dan promosi diberitahukan pada semua orang;
 adanya pilihan untuk mengajukan banding ke HRD jika ada masalah dalam
seleksi dan promosi, dll.

Merit system tidak mempunyai standar tertentu. Semuanya bergantung pada


perusahaan dan aturan masing-masing. Namun, merit system memiliki enam poin
penting, disampaikan oleh Setiawan Wangsaatmaja, Deputi Bidang SDM Aparatur di
Kementerian PANRB. Enam poin penting tersebut antara lain:

 perencanaan tenaga kerja berdasarkan analisis jabatan dan beban kerja;


 tujuan perekrutan adalah mencari talenta terbaik;
 pengembangan kapasitas dan kemampuan tenaga kerja;
 penilaian kerja berkelanjutan;
 promosi yang dinamis; dan
 apresiasi layak melalui sistem pensiun dan sistem kompensasi.

Fungsi merit system adalah mencegah ketidakadilan dalam sistem perekrutan.

2.4 Reformasi Birokrasi di Indonesia

Reformasi birokrasi adalah perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola
pemerintahan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan
karakteristik adaptif, berintegritas, bersih dari perilaku korupsi kolusi dan nepotisme,
mampu melayani publik secara akuntabel, serta memegang teguh nilai-nilai dasar
organisasi dan kode etik perilaku aparatur negara. Reformasi birokrasi didasari atas
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Desain
Reformasi Birokrasi 2010-2025.
Reformasi birokrasi bertujuan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang
profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan
bebas KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang
teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara. Dalam pelaksanaan reformasi
birokrasi, pihak-pihak yang terlibat adalah: 1) Agen Perubahan, 2) Instansi Pemerintah,
3) Pimpinan dan/atau pegawai instansi pemerintah, 4) Kelompok kumpulan dari
individu-individu dalam suatu instansi pemerintah yang memiliki tujuan yang sama, 5)
Unit Kerja di lingkungan Instansi Pemerintah, 6) Forum Agen Perubahan, 7) Tim
Reformasi Birokrasi Internal (Tim RBI).

Agen perubahan berperan sebagai penggerak perubahan pada lingkungan kerja


sekaligus berperan sebagai teladan (role model) bagi setiap individu organisasi yang
lain dalam berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang dianut organisasi. Agen perubahan
juga bertanggung jawab untuk selalu mempromosikan dan menjalankan keteladanan
mengenai peran tertentu yang berhubungan dengan program yang menjadi tanggung
jawabnya. Agen perubahan ditunjuk berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan RI
Nomor KP 532 Tahun 2016 tentang Penunjukan Agen Perubahan Reformasi Birokrasi
di Lingkungan Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 dan Permenpan RB
Republik Indonesia No. 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Membangun Agen Perubahan
di Instansi Pemerintah.

2.5 Penerapan Sistem Merit Untuk ASN di Pemerintah Prov. Kalimantan


Tengah

Sistem Merit penerapannya telah diamanatkan dalam UU No 5 Tahun 2014


Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). Tujuan diterapkannya Sistem Merit adalah untuk
memastikan jabatan pegawai yang ada di birokrasi pemerintah yang memenuhi
persyaratan kualifikasi dan kompetensi. Dengan kata lain, Sistem Merit bertujuan untuk
membangun bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur dan mewujudkan pegawai
ASN yang professional, berintegritas, netral dan berkinerja tinggi.

Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H Sugianto Sabran mengatakan


“Saya tetap melakukan pertimbangan yang berdasarkan pada objektivitas,

kompetensi, kualifikasi, syarat jabatan, penilaian terhadap prestasi kerja,


kepemimpinan, kerja sama, kreativitas tanpa membedakan gender, suku, agama,

ras dan golongan,” ucapnya.

Permasalahan
Sistem merit yang diterapkan di Indonesia masih belum sepenuhnya
berlangsung optimal sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam penerapannya di
Indonesia diatur oleh undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tenteang Aparatur Sipil
Negara (ASN) yang menunjukan bahwa manajemen ASN berdasarkan atas kualifikasi,
kompetensi, dan kinerja yang dilakukan secara adil tanpa adanya KKN.
Dalam penerapannya pengangkatan jabatan ASN sistem merit sulit
diimplementasikan karena adanya politisasi birokrasi. Hal ini dibuktikan dengan adanya
praktik KKN yang lebih menekankan pada kepentingan politik dan mengesampingkan
aspek merit.
Salah satu penerapan sistem merit dalam memonitor Aparatur Sipil Negara (ASN)
adalah pelaksanaan seleksi terbuka dalam pengisian jabatan. Hal ini dilakukan untuk
menghindari pengangkatan jabatan yang didasarkan kepentingan pribadi dan politik. Pada
kenyataannya terdapat beberapa pelanggaran yang terjadi dalam penerapan sistem merit
tersebut. Misalnya fenomena yang terjadi pada Dinas Pemerintah Kabupaten Musi
Banyuasin pelaksanaan Pelantikan jabatan Kepala sekolah tidak berdasarkan prinsip
profesionalisme dan syarat objektif yang ditetapkan dan cenderung kepada kepentingan-
kepentingan politik dan tidak transparan. Diantaranya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
ditunjuk/diangkat tidak sesuai dengan aturan, di antaranya mengangkat Aparatur Sipil
Negara (ASN) golongan 3 menjadi Kepala Sekolah sedangkan di Sekolah yang
ditempatkan ada golongan 4 yang lebih senior, Selain itu Kepala sekolah yang
ditunjuk/diangkat belum ada tes cakap dan masuk daftar hitam pemeriksaan inspektorat.

Solusi
Menyikapi permasalahan tersebut pelaksanaan promosi Jabatan Aparatur Sipil Negara
(ASN) dapat dimulai dengan menginventarisasi jabatan yang lowong dan mengevaluasi
syarat jabatannya. Setelah itu, jabatan yang kosong di informasikan untuk diadakan
Pendaftaran dan seleksi. Pegawai yang dinyatakan lolos dan memenuhi syarat diajukan
untuk dibahas pada Badan Pertimbangan dan Kepangkatan untuk menempati jabatan yang
lowong.
Solusi lain yang dapat digunakan yaitu dengan melakukan pengawasan yang ketat
delam penerapan sistem merit dimana Pemerintah perlu membentuk tim sistem merit
sehingga dapat berjalan secara efektif. Penerapan sistem merit juga akan efektif bila
terdapat komitmen penuh dari segenap pihak, yaitu pimpinan dan Apartatur Sipil Negara
(ASN).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjabaran di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1) Merit system adalah salah satu sistem manajemen sumber daya manusia.
Sistem ini berkaitan dengan proses seleksi dan promosi pekerja.
2) Merit system tidak mempunyai standar tertentu. Semuanya bergantung pada
perusahaan dan aturan masing-masing. Fungsi merit system adalah mencegah
ketidakadilan dalam sistem perekrutan.
3) Sistem Merit bertujuan untuk membangun bidang Sumber Daya Manusia (SDM)
Aparatur dan mewujudkan pegawai ASN yang professional, berintegritas, netral
dan berkinerja tinggi. Untuk Pemerintah Prov. Kalimantan Tengah sedang
memfokuskan pada peningkatan sistem akuntabilitas, yaitu SAKIP. Dipaparkan
oleh Sekda Pemerintah Prov. Kalimantan Tengah, Bapak Uju, telah dilakukan
evaluasi pada Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Panjang (RPJMD),
dan juga telah melakukan perbaikan Rencana
Strategis (Renstra) juga melakukan perbaikan Renstra pasa 37 Badan dan
Dinas, serta 23 Kecamatan.

Saran

3.2 Sumber

o https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/reformasi-birokrasi-pemda-
harus-fokus
o https://glints.com/id/lowongan/sistem-merit/#.YHhDeOgzbtR
o http://dephub.go.id/post/read/memahami-reformasi-birokrasi
o https://wartakota.tribunnews.com/2020/09/20/evaluasi-sakip-pemkab-
bekasi-komitmen-tingkatkan-kualitas-akuntabilitas

Anda mungkin juga menyukai