PPPK - SMK - Desain Komunikasi Visual - PB5
PPPK - SMK - Desain Komunikasi Visual - PB5
PPPK - SMK - Desain Komunikasi Visual - PB5
A. Kompetensi
Setelah mempelajari keseluruhan materi pada pembelajaran ini, Anda diharapkan
dapat menguasai secara mendalam keterpaduan penerapan fakta, konsep,
prinsip, teori, dan prosedur.videografi untuk Desain Komunikasi Visual.
C. Uraian Materi
Ide atau gagasan iklan yang akan diproduksi terutama harus melalui proses
negosiasi atau kesepakatan antara perusahaan iklan dan perusahaan atau
pemilik produk. Tim kreatif dalam hal ini melakukan riset dan pengembangan dari
konsep-konsep yang diinginkan oleh pemilik produk, terkait citra dan bentuk
kampanye seperti apa yang akan ditampilkan dalam iklan. Ketika suatu konsep
iklan telah disepakati dan menghasilkan rangkuman kreatif (creative brief), maka
tim kreatif beserta tim produksi akan mengembangkannya dan menyusun
langkah-langkah strategis untuk produksi. Pada iklan dengan bentuk video, maka
langkah produksi berikutnya yaitu pengembangan konsep menjadi sinopsis, skrip,
storyboard, produksi video (shooting), penyuntingan dan finalisasi.
Berikutnya pada modul ini pembahasan akan difokuskan pada pembuatan skrip,
storyboard untuk video iklan; cara kerja kamera video dan pengambilan gambar
(shooting); dan prosedur dan teknik penggunaan komputer grafis untuk editing
video dan audio.
Sebagai langkah awal untuk mempelajari mengenai penulisan skrip, maka perlu
dipahami terkait struktur dasar pembuatannya berikut ini.
Hal pertama yang perlu ditekankan pada pembuka yakni merebut atensi
penonton. Buat pembukaan yang kuat dan membangkitkan minat untuk terus
menonton sampai akhir. Bagian pembuka bertujuan untuk membangun rasa
urgensi atau misteri dalam video.
1) Rumusan masalah
Pada bagian ini, mulai tampilan dengan menguraikan permasalahan yang
dihadapi penonton video. Dengan demikian, cerita dalam video telah
memperlihatkan ruang lingkup permasalahannya. Dalam hal ini perhatikan
siapa target penonton dan pemasaran produk. Misalnya targetnya adalah
sabun cuci piring. Contoh pesan yang dapat ditampilkan misalnya: “Ingin
mencuci lebih cepat dengan hasil maksimal?
2) Solusi
Disinilah produk ditampilkan sebagai solusi permasalahan yang muncul
sebelumnya. Uraian tentang produk dapat ditampilkan lebih terperinci dan
tunjukan bahwa khalayak lebih luas senang dan puas terhadap produk.
a) Ide dasar, dalam produksi iklan ide ini biasanya sudah terlebih dahulu
dirumuskan dalam rangkuman kreatif), yang memuat konsep dan gagasan
mendasar apa dan bagaimana iklan akan disampaikan, hingga sasaran
atau tujuan iklan. Rangkuman kreatif ini biasanya sudah melalui
persetujuan antara klien sebagai pemilik produk dan tim yang akan
memproduksi iklan.
d) Plot adalah kronologis peristiwa yang berupa pergerakan cerita dari satu
kejadian ke kejadian yang lain hingga saling berkaitan, sengaja
dibenturkan untuk menimbulkan ketegangan, klimaks, antiklimaks,
hingga ending..
Pada penulisan skrip, penting untuk memperhatikan format standar yang telah
ditetapkan. Format penulisan ini memuat struktur yang telah diakui bersama
dalam produksi video secara umum, di dalam format ini telah mengandung unsur-
unsur penting yang dapat membantu semua komponen produksi memahami
peran dan tugasnya. Dua jenis format yang lazim digunakan yaitu dua kolom dan
satu kolom.
Pada naskah satu kolom, penulisan deskripsi unsur audio dan visual tidak
dipisahkan. Semua ditulis berurutan tanpa pemisahan kolom. Khusus untuk
program yang akan direkam dengan multikamera dan tidak dengan teknik film
(satu kamera) perlu diperhatikan bahwa:
Adegan (scene) tidak perlu diberi nomor urut karena tahapan perekaman akan
berjalan bersamaan dengan saat penampilan. Pendekatan produksi video
(multikamera) akan memudahkan proses pascaproduksi. Contoh naskah satu
kolom:
● Fungsi Storyboard
Berikut adalah beberapa fungsi dari storyboard yang perlu untuk diketahui.
a) Media Perencanaan
Fungsi dari pembuatan storyboard yang pertama adalah sebagai media untuk
perencanaan, yakni menampilkan adegan apa saja yang akan ditampilkan. Hal ini
juga berkaitan dengan alat, setting atau properti pendukung yang perlu
dipersiapkan pada adegan tertentu. Selain itu story board memudahkan dalam
persiapan kebutuhan produksi, baik properti, pemeran, setting lokasi dan alat-alat
produksi lainnya.
Sumber: studiobinder.com
Sumber: studiobinder.com
6. Membuat Sketsa
Potongan atau cuts adalah kapanpun video diperbesar lebih dekat untuk
menyoroti tindakan, termasuk petunjuk tentang transisi dan jaan cerita video.
Untuk lebih memahami secara lebih detail cara penerapan perekaman gambar,
berikut ini dijabarkan mengenai fitur-fitur dasar dalam kamera video berikut
fungsinya, beberapa istilah dan piranti pendukung lainnya.
5) Sensor gambar, salah satu yang populer sebagai sensor gambar ini
disebut dengan CCD (Charge Coupled Device), merupakan chip di dalam
kamera yang berfungsi sebagai sensor gambar. CCD terdiri dari jutaan
kapasitor. Fungsinya yaitu saat cahaya masuk ke dalam kamera melalu
lensa, maka cahaya akan mencapai bagian CCD. Teknologi yang lebih
populer saat ini yaitu CMOS (complementary metal-oxide semiconductor)
merupakan sensor gambar dalam kamera digital yang terdiri atas sirkuit
yang terintegrasi untuk merekam suatu gambar. CMOS terdiri dari jutaan
sensor pixel yang termasuk di dalamnya sebuah photodetector. Saat
cahaya masuk ke dalam kamera, setiap photodetector akan membuat
arus listrik berdasarkan intensitas cahaya yang mengenainya. Kamera
10) Lensa, merupakan alat utama dalam perekaman gambar. Melalui lensa,
gambar akan dapat dilihat oleh kameramen, sehingga memungkinkan
untuk melakukan komposisi gambar dan mengatur fokus.
11) Frames per second (fps), istilah ini menunjukkan jumlah gambar yang
akan ditampilkan secara berurutan dalam 1 detik. Misalnya 30fps, maka
gambar akan ditampilkan sebanyak 30 buah gambar dalam waktu 1 detik.
Umumnya fps yang masih nyaman ditonton adalah 24fps-30fps.
Shot adalah unsur terkecil dari sebuah struktur film yang utuh, yang dapat dilihat
pesan dari shot itu sendiri. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan
gambar yaitu: faktor manusia, faktor ruang, faktor waktu, faktor peristiwa dramatik
dan faktor suara. Faktor manusia ditampilkan untuk melambangkan perwatakan
atau masalah dalam sebuah film. Faktor manusia menjadi bagian integral dengan
peristiwa yang ingin disajikan dalam film.
Faktor ruang ada dua macam, yaitu ruang alami dan non alami. Ruang alami
adalah ruang yang sesungguhnya untuk sebuah peristiwa yang terjadi. Ruang non
alami adalah ruang pengganti yang dipakai untuk menggambarkan suatu
peristiwa atau biasa disebut studio. Biasanya untuk non alami seperti studio
bluescreen atau green screen, sehingga dalam pengeditan latar belakang hijau
atau biru dapat diganti latar belakang ruang alami atau kreasi dari 3 dimensi.
Faktor waktu memiliki dua pengertian yaitu pengertian waktu secara fisik seperti
pagi, siang, dan malam serta waktu kejadian ketika sebuah peristiwa berlangsung.
Jadi waktu di film sangan berbeda dengan waktu sesungguhnya (real time).
Faktor suara berfungsi sebagai informasi ruang, waktu dan peristiwa. Pada
awalnya faktor ini hanya sebagai pelengkap dan penunjang visual saja.
2) Camera Angle
Posisi kamera yang mengarah pada obyek tertentu berpengaruh terhadap makna
dan pesan yang akan disampaikan. Banyak juru kamera tidak terlalu
memperhatikan sudut pandang kamera, karena dianggap sepele. Sudut
pengambilan high angle berbeda maknanya dengan low angle. Dengan low angle,
menjadikan obyek yang ditangkap menjadi lebih besar dan megah, sedangkan
high angle, menjadikan obyek terasa kecil. Pada prinsipnya teknik pengambilan
gambar meliputi sudut pengambilan, ukuran shot, gerakan obyek dan gerakan
kamera.
Sudut pengambilan gambar ada lima macam yaitu bird eye view, high angle, eye
level, low angle, dan frog eye. Masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda
sehingga karakter dan pesan yang dikandung tiap shot akan berbeda pula. Bird
view adalah suatu teknik pengambilan gambar dengan posisi kamera di atas
ketinggian obyek yang direkam. Tujuannya adalah memperlihatkan obyek-obyek
yang ditangkap terkesan lemah, sehingga penonton merasa iba dan tergerak
hatinya.
High angle adalah teknik pengambilan gambar dari atas obyek, tetapi lebih rendah
dari bird view. Tujuannya adalah obyek yang ditangkap terkesan dilemahkan dan
tak berdaya. Low angle adalah pengambilan gambar dari bawah obyek. Kesan
yang timbulkan obyek menjadi terkesan dominan dan besar.
Eye level adalah pengambilan gambar yang sejajar dengan posisi obyek. Sudut
pengambilan ini yang paling sering dilakukan oleh juru kamera. Sudut
pengambilan ini kurang mengandung kesan tertentu. Namun harus diperhatikan
komposisi pada frame agar enak dilihat. Frog eye adalah teknik pengambilan
gambar yang di mana posisi kamera sejajar dengan posisi dasar dari sebuah
obyek. Kesan yang ditimbulkan adalah dramatis karena memperlihatkan suatu
visual yang menarik tapi diambil dengan variasi tidak seperti biasanya.
Big Close Up (BCU) yaitu dari batas kepala hingga dagu obyek, memiliki kesan
menampilkan obyek untuk menimbulkan eksperesi tertentu. Close Up (CU) yaitu
dari batas kepala hingga leher bagian bawah, memiliki kesan memberikan
gambaran obyek secara jelas. Medium Close Up (MCU) yaitu dari batas kepala
hingga dada ke atas, memiliki kesan menegaskan profil seseorang.
Medium Shot (MS) yaitu dari batas kepala sampai pinggang (perut bagian bawah),
memiliki kesan memperlihatkan sesorang dengan tampangnya. Full Shot (FS)
yaitu dari batas kepala hingga kaki, memiliki makna memperlihatkan obyek
dengan lingkungan sekitar. Long Shot (LS) yaitu obyek penuh dengan latar
belakangnya, memiliki makna menonjolkan obyek dengan latar belakangnya.
Long shot
Obyek Bergerak
Tilting, gerakan kamera ke atas dan gerakan kamera ke bawah, biasanya untuk
menampilkan sosok tertentu dan menimbulkan rasa penasaran penonton, ada
dua macam tilting yaitu tilt up dan tilt down. Dolly shot, pengambilan gambar
dengan menggunakan dolly yang bisa digerakkan maju dan mundur.
Crane shot, atau biasa disebut jimmy jib, dengan panjang sekitar 9 meter, alat ini
dilengkapi tombol zoom, dan dilengkapi monitor kecil. Kelebihannya adalah dapat
menggunakan berbagai macam angle, dibanding dengan handheld.
Gambar SEQ Gambar_ \* ARABIC 86. Crane shot dan Follow shot
a) Preview; dilakukan saat editor memulai kerja. Editor perlu melihat hasil
shooting yang telah dilakukan, sehingga mengenali keseluruhan materi
yang akan disunting.
2) Titling; pemberian title atau judul, credit title dan informasi bersifat tulisan
lainnya. Perangkat lunak yang digunakan, misalnya Adobe After Effect 6.5
Salah satu hal yang membuat kualitas penyuntingan baik adalah penerapan
transisi yang tepat. Ini berperan dalam halus tidaknya perpindahan antar scene
yang dapat berimbas pada kualitas konten video secara keseluruhan. Berikut
beberapa teknik transisi yang dapat digunakan.
2) Cross fade; suatu bentuk transisi video dimana satu atau beberapa
sumber video pelan – pelan hilang (fade out) dan pada saat bersamaan
secara pelan – pelan dimunculkan gambar baru (fade in)
4) Iris, yaitu bentuk perpindahan gambar dimana gambar kedua muncul dari
gambar pertama dengan bentuk dari berbagai bidang atau kurva, seperti:
kotak, lingkaran, segitiga, bintang, dan lainnya.
adalah proses pengeditan video pasca produksi untuk memilih, mengatur, dan
memodifikasi gambar dan suara dalam urutan yang telah ditentukan sebelumnya
dan menggunakan alat atau mesin analog untuk setiap tahapannya; player,
recorder, monitor, ECU (editing control unit).
b) On Line Editing
Peralatan yang digunakan terdiri dari 2 player (VTR); 1 recorder, 1 video mixer,
1 audio mixer, 1 ECU; beberapa monitor dan kabel. Metode ini digunakan untuk
menyunting gambar dan suara dengan hasil transisi berupa cutting, disolve, fade
in – out, wipe.
Sistem ini umum digunakan dalam proses pasca produksi yang digunakan
dalam studio televisi untuk penyiaran, dimana alat yang digunakan beragam dan
berasal dari berbagai sumber gambar. Alat yang digunakan diantaranya: video
mixer, audio mixer, camera, microphone, VTR, ECU, dan lainnya.
D. Rangkuman
Berbeda dengan cara kerja fotografi, bidang keahlian videografi lebih kompleks
dan melibatkan lebih beragam kompetensi lainnya untuk menyelesaikan proyek.
Kerja tim dibutuhkan dalam kerja videografi. Untuk tujuan videografi periklanan,
maka konsep dasar merupakan hasil kompromi dan negosiasi antara pengguna
jasa (pemilik produk) dan tim periklanan. Tim kreatif bertanggungjawab untuk
merumuskan gagasan dasar ke dalam suatu creative brief atau rangkuman
kreatif.