SP - (RPK) Resiko Perilaku Kekerasan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

STRATEGI PELAKSANAAN

RESIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)

STRATEGI PELAKSANAAN KE 1
SP 1 : Mengontrol perilaku kekerasan dengan cara tarik nafas dalam dan pukul bantal
Masalah utama : Resiko Perilaku Kekerasan
Hari / tanggal :
Pertemuan ke :1
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DS :
- Klien mengatakan merasa orang lain mengancam
- Klien mengatakan orang lain jahat
DO :
- Klien terlihat matanya merah, pandangan tajam
- Nada suara tinggi dan berteriak/ menjerit
- Klien suka memukul atau merusak apapun didekatnya jika marah

2. Tujuan
a. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
b. Klien dapat mengidentifikasi tandadan gejala perilaku kekerasan
c. Klien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dialaminya
d. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan yang dilakukan
e. Klien dapat menjelaskan kembali cara mengontrol perilaku kekerasan
f. Klien dapat mempraktekan kembali cara mengontrol perilaku kekerasan
g. Klien dapat memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

3. Tindakan Keperawatan
SP 1: Membina hubungan saling percaya, identifikasi perasaan marah, tanda dan
gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang sering dilakukan dan mengontrol
perilaku kekerasan dengan cara fisik tarik nafas dalam.
B. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Fase Orientasi
a. (Salam terapeutik)
Perawat : “Assalamualaikum/Selamat pagi, Boleh saya kenalan dengan mba?”
Klien : “(Menganggukan Kepala)”
Perawat : “Kenalkan saya perawat Delia Mandalasari, senang dipanggil perawat
Delia, Mahasiswi dari STIKES Ahmad Dahlan Cirebon. “Nama mba
siapa? senang dipanggil apa? Baik mba, Saya disini sedang dinas pagi
di ruangan ini pukul 07.00-14.00 siang. Selama di rumah sakit ini
saya yang akan merawat mba.”

b. (Evaluasi Validasi)
Perawat : “Bagaimana perasaan mba hari ini?”
Klien : “Kesal”
Perawat : “Mba tahu mba sedang dimana?”
Klien : “Iyah tahu, saya ada di rumah sakit”
Perawat : “Dengan siapa mba kemari?”
Klien : “Keluarga”
Perawat : “Bagaimana dengan tidurnya tadi malam?”
Klien : “(Gelengkan Kepala)

c. (Kontrak)
Topik
Perawat : “Dari tadi saya lihat mba marah-marah dan memukul sesuatu”
“Bagaimana kalau kita berbincang tentang cara mengontrol marah
mba? Jadi mba sekarang sedang mengalami perilaku kekerasan.
Disini ada 4 cara mengontrol perilaku kekerasan yaitu :
“Pertama, cara tarik nafas dalam dan cara pukul kasur/bantal
“Kedua, cara minum obat teratur
“Ketiga, cara berbincang-bincang yang baik dan benar
“Keempat, cara spiritual
“Sekarang kita akan melakukan cara yang pertama yaitu cara tarik
nafas dalam dan cara pukul kasur/bantal.
Tempat dan Waktu
Perawat : ”Mba mau berbincang dimana? ”Mau berapa lama kita berbincang?”
Klien : “Disini saja, ”20 menit saja”
Perawat : “Baik disini saja dan 20 menit ya.”

d. (Membaca Basmallah)
Perawat : “Mba kalau boleh saya tahu agamanya apa?”
Klien : “Islam”
Perawat : “Sebelem kita melakukan kegiatan ini kita membaca Basmallah”

2. Fase Kerja
Perawat : “Apa yang menyebabkan mba marah?
Klien :
Perawat : ”Apakah sebelumnya mba pernah marah?
Klien :
Perawat : “Apa tanda gejala jika mba marah?
Klien :
Perawat : “Apa yang mba lakukan pada saat mba marah?
Klien :
Perawat : “Apabila mba sangat marah apa akibat yang mba akan rasakan?”
Klien :
Perawat : “Apakah dengan mba marah-marah, keadaan menjadi lebih baik?”
Klien :
Perawat : “Baik, sekarang kita akan belajar mengungkapkan marah dengan baik
tanpa menimbulkan kerugian. Ada beberapa cara diantaranya yaitu
cara yang pertama yaitu cara fisik untuk mengendalikan rasa marah.
Caranya seperti ini :
1. Cara yang pertama apabila tanda- gejala marah itu sudah mba
rasakan mba berdiri lalu tarik nafas dari hidung, tahan selama
hitungan 3 detik, lalu keluarkan secara perlahan-lahan dari mulut.
2. Cara kedua apabila tanda- gejala marah sudah mba rasakan mba
ambil bantal kemudian mba pukul bantal itu ke salah satu tempat
sampai rasa kesal mba berkurang. Bagaimana mba mengerti?
Sekarang coba mba ulangi kembali cara mengontrol emosi”
Klien : “(Mengulang)”
Perawat : “Wah bagus sekali, sekarang saya akan praktekkan.”
“Coba mba bisa mempraktekkannya?”
Klien : “(Mempraktekkan)”
Perawat : “Wah bagus sekali”
“Bagaimana kalau kegiatan ini kita masukkan ke jadwal kegiatan
harian mba, mau berapa kali sehari kita belajar cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara tarik nafas dalam dan
memukul bantal/kasur?”
”Baik 2 kali sehari pagi jam berapa? jam 07.00 dan Sore jam?
Jam 16.00”
Perawat : ”Ini jadwalnya, mba mau nulis sendiri atau di tuliskan?” oh baik mba
saya tuliskan, tadi mba sudah melakukan cara tarik nafas dan pukul
bantal/kasur jam 07.00, serta mba tadi melakukannya secara mandiri,
dibantu, atau tidak bisa? Baik mba secara mandiri ya, kita centang
kegiatan yang dilakukan mba tadi secara mandiri kemudian mba
tanda tangan disini ya.”
Klien : ”(Mengangguk)”
Fase Terminasi
1. Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
Perawat : “Bagaimana perasaan mba setelah berbincang-bincang tentang
kemarahan mba?
Klien : “Tenang”

b. Evaluasi Objektif
Perawat : “Coba mba sebutkan penyebab marah dan yang mba rasakan
dan apa yang mba lakukan serta akibatnya.”
“Coba bagaimana cara mengontrol marah pada saat mba
sedang marah?”
Perawat : “Wah bagus sekali” Baik mba, kita akhiri kegiatan hari ini
dengan membaca (Hamdalah)
Klien : ” Alhamdulillah”

c. Kontrak yang akan datang


Topik
Perawat : “Mba, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang cara
minum obat dengan teratur dan benar?”
Klien : “Iyah boleh”

Waktu
Perawat : “Kira-kira waktunya kapan ya?”
Klien : “Besok jam 08.00 WIB”

Tempat
Perawat : “Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok dimana?
Klien : “Disini”
Perawat : “Baiklah mba, saya permisi, Assalamualaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN KE 2
SP 2 : Mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat secara teratur
Masalah utama : Resiko Perilaku Kekerasan
Hari / tanggal :
Pertemuan ke :2
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
- Klien mengatan sudah bisa mengontrol emosi jika kesal
- Klien tampak mengepalkan tangan kanannya
- Kontak mata perawat dank lien terjalin
- Klien tampak kooperatif

2. Tujuan
a. Klien dapat mampu memvalidasi latihan sebelumnya
b. Klien dapat mengetahui nama dan warna obat
c. Klien dapat mengetahui dosis obat yang diminum
d. Klien dapat mengetahui waktu minum obat
e. Klien dapat mengetahui prinsip 6 benar minum obat
f. Klien dapat mengetahui manfaat obat yang diminum
g. Klien dapat mengetahui efek samping obat
h. Klen dapat mengetahui akibat dari tidak minum obat
i. Klien dapat memasukkan ke jadwal kegiatan harian

3. Tindakan Keperawatan
SP 2 : Memvalidasi latihan sebelumnya, mendiskusikan bersama klien mengenai
nama, warna, dosis, waktu, prinsip 6 benar, manfaat, efek samping, akibat serta
membimbing klien memasukkan ke jadwal kegiatan harian.
B. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Fase Orientasi
a. (Salam terapeutik)
Perawat : ”Assalamualaikum. Bagaimana kabarnya hari ini? mba masih ingat
dengan saya?
Klien : ”Waalaikumsalam, baik, iyah saya ingat suster delia”

b. (Evaluasi validasi)
Perawat : ”Bagaimana perasaan mba? Apakah mba masih merasa marah?”
Klien : ”Baik, kadang-kadang sus”
Perawat : ”Baik kalau begitu, kemarin kita sudah berbincang-bincang tentang
cara mengontrol emosi yang pertama yaitu cara tarik nafas dalam dan
memukul bantal ya mba. Apakah mba bisa menjelaskan kepada saya
tentang cara mengontrol emosi yang pertama yaitu dengan cara tarik
nafas dalam dan memukul bantal?”
Klien : ”Bisa, jadi pada saat saya merasa kesal atau marah saya tarik nafas
dalam sebanyak 5 kali atau dengan cara saya memukul bantal ke
tempat lain
Perawat : ” Wah, Iyah mba bagus sekali”

c. (Kontrak)
Topik
Perawat : ”Seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang-
bincang tentang cara minum obat yang teratur dan benar?”
Klien : ”Iyah”

Tempat dan Waktu


Perawat : ”Mba tempatnya mau dimana?” ”Mau berapa lama kita berbincang?”
Klien : ”Disini saja” ”10 menit saja”

d. (Membaca Basmallah)
Perawat : “Baik mba sebelem kita melakukan kegiatan ini alangkah baiknya
kita membaca Basmallah”
2. Fase Kerja
Perawat : “Baik mba, apakah mba masih merasa kesal?”
Klien : “Kadang-kadang”
Perawat : “Baik, kemarin kita sudah melakukan cara mengontrol emosi dengan
cara tarik nafas dalam dan pukul bantal, apakah mba melakukan cara
itu? Bisakah mba mempraktekkannya kepada saya”
Klien : “Bisa, (Mempraktekkan)”
Perawat : “Wah ternyata mba hebat.” Sekarang kita akan melakukan cara kedua
yaitu minum obat yang teratur.”
“Bapak sudah dapat obat dari dokter?”
Klien : “(Menganggukan Kepala)”
Perawat : “Berapa macam obat yang bapak minum?”
Klien : “(Gelengkan kepala)”
Perawat : “Baik, kalau begitu saya akan menjelaskan terlebih dahulu nama,
warna, dosis, waktu, prinsip 6 benar, manfaat, efek samping, serta
akibat tidak minum obat”
“Obatnya ada 3 macam, yaitu :
1. “Pertama namanya CPZ (Chlorpromazine), warnanya oranye,
dosisnya 25mg, gunanya agar pikiran menjadi tenang
2. “Kedua namanya THP (Trihexyphenidyl) warnanya putih,
dosisnya 15 mg, gunanya agar menjadi rileks dan tidak tegang
3. “Ketiga, namanya HLP (Haloperidol) warnanya merah jambu,
dosisnya 10 mg, gunanya agar rasa marah berkurang.
“Semuanya ini harus mba minum 3x sehari jam 7 pagi, jam 1 siang,
dan jam 7 malam”
“Disaat minum obat, mba juga harus memperhatikan ada 6 prinsip
benar minum obat yaitu benar nama, benar obat, benar dosis, benar
cara, benar waktu, benar dokumentasi.”
”Bila nanti setelah minum obat mulut mba terasa kering mba bisa
minum air putih, dan apabila kepala mba terasa berkunang-kunang
atau pusing mba beristirahat jangan beraktivitas terlebih dahulu ya”
”Jangan penah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi
dengan dokter ya mba, karena dapat terjadi kekambuhan atau mba
sakit lagi”
Perawat : ”Apakah mba bisa ulangi kembali nama, warna, dosis obat yang mba
akan minum dan prinsip benar obatnya?”
Klien : (Mengulangi)”
Perawat : “Bagus sekali! Mba sudah bisa.”
”Bagaimana kalau kegiatan ini kita masukkan ke jadwal kegiatan
harian mba. Mau berapa kali sehari kita melakukan cara minum obat
yang teratur mba?” ”Baik 3 kali sehari pagi jam berapa? jam 07.00,
Siang jam 13.00 dan Sore jam? Jam 16.00”
Perawat : ”Ini jadwalnya, mba mau nulis sendiri atau di tuliskan?” oh baik mba
saya tuliskan, tadi mba sudah melakukan cara minum obat yang
teratur jam 08.00, serta mba tadi melakukannya secara mandiri,
dibantu, atau tidak bisa? Baik mba secara mandiri ya, kita centang
kegiatan yang dilakukan mba tadi secara mandiri kemudian mba
tanda tangan disini.”
Klien : ”(Mengangguk)”
3. Fase Terminasi
1. Evaluasi
a. Evaluasi subyektif
Perawat : ”Bagaimana perasaan mba setelah berbincang-bincang
mengenai cara minum obat yang teratur dan benar?”
Klien : ”Senang dan paham”

b. Evaluasi obyektif
Perawat : ”Coba mba jelaskan lagi obat apa yang diminum tadi?
Kemudian berapa dosisnya dan warnanya ?
Klien : ” (Mengulang)”
Perawat : ”Wah bagus sekali”
” Baik mba, kita akhiri kegiatan hari ini dengan membaca
(Hamdalah)
Klien : ” Alhamdulillah”

c. Kontrak
Topik
Perawat : ”Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi
tentang cara mengontrol halusinasi dengan cara ke tiga yaitu
dengan cara verbal seperti meminta, menolak dan
mengungkapkan dengan baik”
Klien : “Iyah”

Waktu
Perawat : “Kira-kira waktunya kapan ya?”
Klien : “Besok jam 09.00 WIB”

Tempat
Perawat : “Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok dimana?
Klien : “Di ruang tamu”
Perawat : “Baiklah mba, saya permisi, Assalamualaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN KE 3
SP 3 : Mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal : meminta dengan baik
Masalah utama : Resiko Perilaku Kekerasan
Hari / tanggal :
Pertemuan ke :3
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
- Klien mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan
- Klien mengatakan pernah memukul anaknya
- Klien tampak tegang saat bercerita
- Klien tampak melotot, pandangan tajam
- Klien memukul-mukul tembok

2. Tujuan
a. Klien dapat mampu memvalidasi latihan sebelumnya
b. Klien dapat mampu mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan
cara verbal : meminta dengan baik
c. Klien dapat mampu menjelaskan dan mempraktekkan cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara verbal : menolak dengan baik
d. Klien dapat mampu menjelaskan dan mempraktekkan cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara verbal : mengungkapkan marah dengan baik
e. Klien dapat memasukkan ke jadwal kegiatan harian

3. Tindakan Keperawatan
SP 3 : Memvalidasi latihan sebelumnya, mendiskusikan bersama klien mengenai cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal : meminta, menolak serta
mengungkapkan marah dengan baik
B. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Fase Orientasi
a. (Salam terapeutik)
Perawat : ”Assalamualaikum. Bagaimana kabarnya hari ini? mba masih ingat
dengan saya?
Klien : ”Waalaikumsalam, baik, iyah saya ingat suster delia”

b. (Evaluasi validasi)
Perawat : ”Bagaimana perasaan mba? Apakah mbasudah minum obat?”
Klien : ”Baik, kadang-kadang sus”
Perawat : ”Baik kalau begitu, kemarin kita sudah berbincang-bincang tentang
cara mengontrol emosi yang pertama dan kedua yaitu cara tarik nafas
dalam dan memukul bantal serta minum obat yang benar ya mba.
Apakah mba bisa menjelaskan kepada saya tentang cara mengontrol
emosi yang pertama dan kedua yaitu dengan cara tarik nafas dalam
dan memukul bantal serta minum obat yang benar?”
Klien : ”Bisa (Mengulang)
Perawat : ” Wah, Iyah mba bagus sekali”

c. (Kontrak)
Topik
Perawat : ”Seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang-
bincang tentang cara verbal : meminta, menolak serta
mengungkapkan marah dengan baik?”
Klien : ”Iyah”

Tempat dan Waktu


Perawat : ”Mba tempatnya mau dimana?” ”Mau berapa lama kita berbincang?”
Klien : ”Disini saja” ”10 menit saja”

d. (Membaca Basmallah)
Perawat : “Baik mba sebelem kita melakukan kegiatan ini alangkah baiknya
kita membaca Basmallah”
2. Fase Kerja
Perawat : “Sekarang kita latihan cara bicara mba yang baik untuk mencegah
marah”
“Selain kita mengontrol marah dengan cara tarik nafas dalam atau
pukul kasur dan bantal serta minum obat yang benar dan teratur, kita
juga perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada 3 cara
yaitu :
1. ”Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah
serta tidak menggunakan kata-kata kasar. Kemarin mba
mengatakan penyebab marahnya karena makanan tidak tersedia,
rumah berantakan. Mba katakan: ” Tolong sediakan makan dan
bereskan rumah” Nanti biasakan dicoba disini untuk meminta
baju, minta obat dan lain-lain.
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak
ingin melakukannya, mba katakan: “maaf saya tidak bisa
melakukannya karena sedang ada kerjaan”.
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain
yang membuat kesal, mba dapat mengatakan: “Saya jadi ingin
marah karena perkataan mu itu.”
“Coba mba ulangi kembali”
Klien : “(Mengulang)”
Perawat : “Bagus sekali! Mba sudah bisa.”
”Bagaimana kalau kegiatan ini kita masukkan ke jadwal kegiatan
harian mba. Mau berapa kali sehari kita melakukan cara minum obat
yang teratur mba?” ”Baik 3 kali sehari pagi jam berapa? jam 07.00,
Siang jam 13.00 dan Sore jam? Jam 16.00”
Perawat : ”Ini jadwalnya, mba mau nulis sendiri atau di tuliskan?” oh baik mba
saya tuliskan, tadi mba sudah melakukan cara meminta, menolak dan
mengungkapkan dengan baik jam 09.00, serta mba tadi
melakukannya secara mandiri, dibantu, atau tidak bisa? Baik mba
secara mandiri ya, kita centang kegiatan yang dilakukan mba tadi
secara mandiri kemudian mba tanda tangan disini.”
Klien : ”(Mengangguk)”
3. Fase Terminasi
1. Evaluasi
a. Evaluasi subyektif
Perawat : ”Bagaimana perasaan mba setelah berbincang-bincang
mengenai cara meminta, menolak dan mengungkapkan
dengan baik?”
Klien : ”Senang dan paham”

b. Evaluasi obyektif
Perawat : ”Coba mba jelaskan kembali?”
Klien : ” (Mengulang)”
Perawat : ”Wah bagus sekali”
” Baik mba, kita akhiri kegiatan hari ini dengan membaca
(Hamdalah)
Klien : ” Alhamdulillah”

c. Kontrak
Topik
Perawat : ”Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi
tentang cara mengontrol marah dengan cara ke empat yaitu
dengan cara spiritual seperti berdoa, berwudhu, dan sholat”
Klien : “Iyah”

Waktu
Perawat : “Kira-kira waktunya kapan ya?”
Klien : “Besok jam 10.00 WIB”

Tempat
Perawat : “Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok dimana?
Klien : “Di ruang tamu”
Perawat : “Baiklah mba, saya permisi, Assalamualaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN KE 4
SP 4 : Mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual seperti berdoa, berwudhu, sholat
Masalah utama : Resiko Perilaku Kekerasan
Hari / tanggal :
Pertemuan ke :4
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
- Klien mengatakan sudah melakukan cara nafas dalam
- Klien mengatakan sudah bisa mengontrol emosi
- Klien tampak tenang memperagakan cara mengontrol marahnya dengan cara nafas
dalam
- Klien tampak curiga dan was-was

2. Tujuan
a. Klien dapat memvalidasi latihan sebelumnya
b. Klien dapat menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
spiritual seperti berdoa, berwudhu, dan sholat
c. Klien dapat mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
spiritual seperti berdoa, berwudhu, dan sholat
d. Klien dapat memasukkan kegiatan ke jadwal harian

3. Tindakan Keperawatan
SP 4 : Memvalidasi latihan sebelumnya, mendiskusikan dan mempraktekkan bersama
klien mengenai cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual seperti
berdoa, berwudhu, dan sholat
B. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Fase Orientasi
a. (Salam terapeutik)
Perawat : ”Assalamualaikum. Bagaimana kabarnya hari ini? mba masih ingat
dengan saya?
Klien : ”Waalaikumsalam, baik, iyah saya ingat suster delia”

b. (Evaluasi validasi)
Perawat : ”Bagaimana perasaan mba? Apakah latihan apa yang sudah dilakukan?”
Klien : ”Baik, sudah sus”
Perawat : ” Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”
Klien : “Tenang”
Perawat : ”Baik kalau begitu, kemarin kita sudah berbincang-bincang tentang
cara mengontrol emosi yang pertama, kedua, ketiga yaitu cara tarik
nafas dalam dan memukul bantal, minum obat yang benar, serta
meminta, menolak dan mengungkapkan dengan baik ya mba. Apakah
mba bisa menjelaskan kepada saya tentang cara mengontrol emosi
yang pertama, kedua serta ketiga?”
Klien : ”Bisa (Mengulang)
Perawat : ” Wah, Iyah mba bagus sekali”

c. (Kontrak)
Topik
Perawat : ”Seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang-
bincang tentang cara spiritual seperti berdoa, berwudhu, sholat?”
Klien : ”Iyah”

Tempat dan Waktu


Perawat : ”Mba tempatnya mau dimana?” ”Mau berapa lama kita berbincang?”
Klien : ”Disini saja” ”10 menit saja”

d. (Membaca Basmallah)
Perawat : “Baik mba sebelem kita melakukan kegiatan ini alangkah baiknya
kita membaca Basmallah”
2. Fase Kerja
Perawat : “Sekarang kita latihan cara spiritual seperti berdoa, berwudhu, sholat”
“Selain kita mengontrol marah dengan cara tarik nafas dalam atau
pukul kasur dan bantal, minum obat yang benar dan teratur serta cara
verbal, kita juga perlu cara lain yaitu cara spiritual seperti berdoa,
berwudhu, sholat. Ada 3 cara yaitu :
1. ”Pertama, kita berdoa kepada allah agar di tenangkan hati dan
pikiran kita. Caranya dengan mengkat kedua tangan setinggi bahu
lalu kita berdoa “Yallah tenangkanlah hati dan pikiran hambamu
ini”. Setelah itu kita ucapkan amin dan usapkan tangan ke wajah
kita.
2. “Kedua, kita berwudhu. Caranya yaitu :
a. Kita ambil air bersih yang mengalir lalu kita kumur-kumur 3x
b. Kedua, basuh lubang-lubang hidung kita sebanyak 3x
c. Ketiga, basuh wajah kita sebanyak 3x
d. Keempat, basuh tangan kita dari siku hingga tangan kanan 2x
kiri 2x
e. Kelima, basuh bagian depan kepala sebanyak 3x
f. Keenam, basuh daun telinga kita kanan 2x kiri 2x
g. Terakhir, basuh kedua kaki kita dari mata kaki kanan 2x kiri
2x
3. Ketiga, kita sholat. Sholat dilakukan sebanyak 5 waktu dari
Dzuhur, Ashar, Magrib, Isya, Subuh
“Coba mba ulangi kembali”
Klien : “(Mengulang)”
Perawat : “Bagus sekali! Mba sudah bisa.”
”Bagaimana kalau kegiatan ini kita masukkan ke jadwal kegiatan
harian mba. Mau berapa kali sehari kita melakukan cara minum obat
yang teratur mba?” ”Baik 3 kali sehari pagi jam berapa? jam 07.00,
Siang jam 13.00 dan Sore jam? Jam 16.00”
Perawat : ”Ini jadwalnya, mba mau nulis sendiri atau di tuliskan?” oh baik mba
saya tuliskan, tadi mba sudah melakukan cara meminta, menolak dan
mengungkapkan dengan baik jam 09.00, serta mba tadi
melakukannya secara mandiri, dibantu, atau tidak bisa? Baik mba
secara mandiri ya, kita centang kegiatan yang dilakukan mba tadi
secara mandiri kemudian mba tanda tangan disini.”
Klien : ”(Mengangguk)”

3. Fase Terminasi
1. Evaluasi
a. Evaluasi subyektif
Perawat : ”Bagaimana perasaan mba setelah berbincang-bincang
mengenai cara berdoa, berwudhu, serta sholat?”
Klien : ”Senang dan paham”
b. Evaluasi obyektif
Perawat : ”Coba mba jelaskan kembali?”
Klien : ” (Mengulang)”
Perawat : ”Wah bagus sekali”
” Baik mba, kita akhiri kegiatan hari ini dengan membaca
(Hamdalah)
Klien : ” Alhamdulillah”
c. Kontrak
Topik
Perawat : ”Besok kita ketemu lagi untuk melihat sejauh mana mba
melaksanakan kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah rasa
marah”
Klien : “Iyah”

Waktu dan Tempat


Perawat : “Kira-kira waktunya kapan ya?” “Kira-kira tempat yang enak
buat kita ngobrol besok dimana?
Klien : “Besok jam 10.00 WIB” “Disini”
Perawat : “Baiklah mba, saya permisi, Assalamualaikum”

Anda mungkin juga menyukai