Buku Pedoman Pemantauan Sampah Laut 2020 Final
Buku Pedoman Pemantauan Sampah Laut 2020 Final
Buku Pedoman Pemantauan Sampah Laut 2020 Final
PEMANTAUAN
SAMPAH LAUT
1. Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf (i) untuk penggunaan
secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
2. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau
pemegang hak cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta
sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan
atau huruf h, untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau
pemegang hak melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan atau huruf g,
untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling
lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4. Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp.
4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
PEDOMAN PEMANTAUAN
SAMPAH LAUT
Edisi Pertama
Pedoman Pemantauan Sampah Laut :
Sampah Pantai, Sampah Terapung, dan Sampah Dasar Laut.
Pengarah
Drs. M.R. Karliansyah, M.S.
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Penanggung Jawab
Ir. Dida Migfar Ridha, M.Si.
Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut
Editor
Dra. Novy Farhani
Susetio Nugroho, S.H.
Tim Penulis
Pedoman Pemantauan Sampah Pantai
Dra. Arum Prajanti, M.EM
Malik Berlianto, S.T.
Pedoman Pemantauan Sampah Terapung
Ir. Anna Mutiara Krisdiana
R. Lelawaty Simamora, S.T, M.Hut.
Pedoman Pemantauan Sampah Dasar Laut
Djanuar Arifin, S.E.
Mila Baarik Imansari, S.T
Nirwana Sari, S.Si.
Kontributor Foto
Drs. Setio Margono
Djanuar Arifin, S.E.
Mila Baarik Imansari, S.T
Malik Berlianto, S.T
Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut
Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Jalan D.I. Panjaitan No. Kav. 24 Gedung B, Lantai 6, Kebon Nanas Kota
Administrasi Jakarta Timur, DKI Jakarta 75243
Telp/Fax : (021) 85906676
https://www.ppkl.menlhk.go.id
- Pantai Tanjung, Kab. Lombok Utara
Nusa Tenggara Barat
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga
telah tersusun buku “Pedoman Pemantauan Sampah Laut”.
Buku pedoman ini sangat diperlukan di tengah upaya kita bersama untuk
menyelamatkan ekosistem pesisir dan laut sebagai penyangga kehidupan manusia dari
sampah laut. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi jumlah
sampah di laut, terutama sampah plastik, khususnya dalam rangka pelaksanaan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan
Sampah Laut, serta Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut Tahun 2018-
2025.
Buku pedoman ini disusun berdasarkan kegiatan pemantauan sampah laut yang telah
dilaksanakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sejak tahun 2017 di
berbagai lokasi di Indonesia. Kami mengharapkan buku pedoman ini dapat menjadi
acuan untuk kegiatan pemantauan sampah laut bagi para pemangku kepentingan,
meliputi unsur pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi, dunia usaha,
komunitas masyarakat, dan lembaga lainnya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada upaya-upaya kita bersama dalam melestarikan pesisir dan laut Indonesia bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Terima kasih.
Direktur Jenderal
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan,
M.R. Karliansyah
Daftar Isi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................. 1
1.2 Tujuan ................................................................................ 2
1.3 Definisi ................................................................................ 2
PEMANTAUAN
SAMPAH PANTAI
1. Pemilihan Lokasi ..................................... 5 5. Pelaksanaan Sampling ............................. 8
2. Penentuan Unit Sampling ...................... 6 .
6. Pengolahan Data dan Pelaporan ............ 19
3. Peralatan ................
.................................................... 6 ....
7. Formulir Lapangan ...................................... 21
4. Frekuensi Sampling ................................... 8
PEMANTAUAN
SAMPAH TERAPUNG
1. SAMPLING MENGGUNAKAN JARING ............................................................................................................ 29
PEMANTAUAN
SAMPAH DASAR LAUT
1. Pemilihan Lokasi ..................................... 51 5. Frekuensi Sampling ................................... 54
2. Penentuan Unit Sampling ...................... 52 6. Pelaksanaan Sampling ............................. 55
3. Personil ................
.................................................... 53 .
7. Pengolahan Data dan Pelaporan ............ 56
4. Peralatan .................................................... 54 ....
8. Formulir Lapangan ...................................... 58
LAMPIRAN
KLASIFIKASI SAMPAH LAUT
PENUTUP
1. Mekanisme Pelaporan ..................................................... 85
2. Daftar Pustaka ................................................................... 90
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
“Honesty and transparency make you vurnerable.
Be Honest and transparent anyway”
1
menghasilkan data dan informasi yang representatif mengenai sampah
laut di Indonesia tidak hanya sampah pantai, melainkan juga sampah
floating (terapung di permukaan laut) dan sampah bentik (tenggelam
di dasar laut).
Ke depannya, ketersediaan data yang teratur dan berkelanjutan
teersebut akan menunjukkan kecenderungan sampah laut di pesisir
dan laut Indonesia. Data dan informasi yang representatif akan
bermanfaat sebagai input bagi pengembangan kebijakan di tingkat
Lokal maupun Nasional. Oleh karena itu, buku pedoman ini disusun
sebagai langkah awal dari hasil evaluasi pelaksanaan pemantauan
sampah laut pada tahun-tahun sebelumnya untuk dijadikan acuan
dalam melakukan pemantauan sampah laut di Indonesia.
1.2 TUJUAN
1.3 DEFINISI
2
tidak disengaja yang dibuang ke lingkungan laut, terdiri dari
sampah laut yang tengggelam di dasar, terapung dan/atau
terdampar di pantai. (Dalam buku pedoman ini, sampah
organik seperti sisa makanan, feses, ranting dan kayu alami,
tidak termasuk sampah laut. Sedangkan sampah sisa proses
manufaktur (kayu terproses) dapat diperhitungkan. Material
alamiah seperti rumput laut, potongan-potongan alga dan
vegetasi lainnya juga tidak termasuk.)
c. Sampah pantai adalah sampah laut yang terdapat di area pantai
pada zona antara pasang dan surut (zona intertidal).
d. Sampah terapung (floating) adalah sampah yang terdapat pada
permukaan dan kolom air sampai dengan kedalaman 2 meter.
e. Sampah dasar laut (bentik) adalah sampah yang ditemukan
berada pada atau terjerat dengan benda di dasar laut dengan
kedalaman tidak lebih dari 20 meter.
f. Sampah laut dibedakan berdasarkan beberapa ukuran:
1) Sampah mikro: berukuran lebih kecil dari 0,5cm
2) Sampah meso: berukuran 0,5-2,5cm
3) Sampah makro: berukuran 2,5 cm-1m
4) Sampah mega: berukuran lebih besar dari 1m
g. Kepadatan sampah per meter persegi yaitu jumlah jenis
sampah yang ditemukan setiap meter persegi.
h. Berat sampah per meter persegi yaitu kuantitas sampah dalam
satuan berat yang dijumpai dalam setiap meter persegi.
i. Komposisi sampah adalah distribusi jenis-jenis sampah dalam
satuan berat yang dijumpai dalam setiap meter persegi. Dapat
dinyatakan dalam persentase.
j. Transek adalah lintasan garis dengan panjang minimal 100 m
sejajar dengan garis pantai.
k. Lajur adalah pembagian transek menjadi 5 bagian dengan
panjang 20 m.
l. Sub transek adalah kotak berukuran (5x5) m dalam setiap lajur
20 m.
3
m. Sub sub transek adalah kotak berukuran (1x1) m dalam setiap
kotak sub transek.
n. Blok adalah lintasan garis imajiner di permukaan laut dengan
panjang 5 km dan lebar 5 km.
o. Sub Blok adalah lintasan garis imajiner di permukaan laut
dengan panjang 1 km dan lebar 1 km yang merupakan bagian
dari Blok.
p. Jalur adalah lintasan – lintasan sejajar dengan panjang 500-
800 meter di dalam sub blok.
4
THE GUIDELINES
5
Foto : Semargo (2019)
6
- Hotel Mina Tanjung, Kab. Lombok Utara
Nusa Tenggara Barat
Pemantauan
Sampah Pantai
Metodologi pemantauan sampah laut yang berada di pantai memuat:
(1) pemilihan lokasi; (2) penentuan unit sampling; (3) peralatan; (4)
frekuensi sampling; (5) pelaksanaan sampling; dan (6) pengolahan
data dan pelaporan.
1. Pemilihan Lokasi
Pedoman ini dapat digunakan untuk pemantauan sampah
pantai di pantai berpasir atau berkerikil. Pemilihan segmen lokasi
pemantauan memerlukan kriteria sebagai berikut:
a) Dapat diakses sepanjang tahun atau musiman (untuk
kesinambungan pemantauan);
b) Berpasir atau berkerikil;
c) Tidak terdapat pemecah ombak, jetties, dermaga atau
bangunan-bangunan lainnya;
d) Minimum sepanjang 100 m, dan dapat diperpanjang hingga
1000 m sejajar dengan tepi air
e) Kemiringan landai-moderat (low-moderate 15⁰- 45⁰);
f) Tidak ada aktivitas clean up („bersih-bersih pantai‟) pada
saat yang berdekatan dengan waktu sampling selama 3
bulan;
g) Tidak ada pengelolaan sampah di lokasi tersebut;
h) Bukan merupakan habitat sensitif, atau tidak terdapat spesies
yang terancam yang mungkin terganggu akibat sampling ini;
informasi ini dapat ditanyakan kepada pihak yg berkompeten
dalam bidang konservasi.
5
Gambar 2. 1 Lokasi sampling sampah yang tepat (kiri) dan
tidak tepat (kanan)
3. Peralatan
Alat yang dipergunakan dalam kegiatan ini antara lain:
1. Timbangan (yang mampu menimbang/ketelitian sampai
dengan (mg / 0,001 gr), atau tergantung jenis dan berat
sampah), dapat pula menggunakan neraca analitik (khusus
sampah meso) dan timbangan lab (untuk sampah makro)
jika analisis sampel dilakukan di laboratorium;
6
Contoh timbangan lab
Contoh
Timbangan untuk di lapangan
(ketelitian 0,01 gr)
2. Kamera;
3. Kalkulator;
4. Alat penentu koordinat (Global Positioning System /GPS);
5. Meteran gulung dan/atau meteran roda minimal 100 meter;
6. Serokan/sekop/garpu tanah;
7. Saringan/ayakan sampah ( Ø lubang 0,5 cm dan 2,5 cm);
8. Wadah sampah, dapat berupa nampan, karung, kotak makan,
dll sesuai kebutuhan;
9. Gunting, Cutter/Pisau Lipat sesuai kebutuhan;
10. BS (beach slope) meter/klinometer/hagameter/waterpass
untuk mengukur kemiringan pantai;
11. Kaca pembesar/loop jika diperlukan;
12. Tongkat penjepit sampah (jika diperlukan);
13. Sarung tangan dan masker kain;
14. Bendera/tongkat pembatas;
15. Alat tulis (pensil, clip board, spidol permanen, spidol,
penggaris, kertas label); dan
16. Tali (tambang, rafia) minimal 100 meter dan dapat
digunakan kembali;
17. Kabel ties.
7
4. Frekuensi Sampling
Sampling dilakukan minimal dua kali dalam satu tahun
untuk setiap lokasi. Idealnya setiap lokasi dipantau 3 bulan sekali
(untuk mengetahui perubahan akibat pengaruh musim).
Jika memungkinkan, pelaksanaan sampling sebaiknya
bersamaan waktunya dengan pemantauan sampah laut terapung
dan sampah laut bentik.
5. Pelaksanaan Sampling
5.1. Penentuan lokasi transek
Tentukan area transek pada minimal sepanjang 100 m
sejajar garis pantai dengan lebar mengikuti batas belakang
pantai (lebar sangat tergantung kondisi lapangan, minimal 5
meter).
8
lapangan, minimal 5 meter). Tali rafia / tambang
reusable dan patok dapat dipakai sebagai tanda batas.
2) Membagi 100 meter area tersebut menjadi 5 lajur,
dengan masing-masing lajur berjarak 20 m. Gunakan
kembali tali rafia/tambang reusable dan patok untuk
memberi tanda batas. Perhatikan gambar berikut ini.
9
3) Menentukan kotak sub transek dengan ukuran (5x5) m
di dalam setiap lajur 20 m.
10
Gambar 2. 7 Contoh Alat Khusus untuk Membuat Sub
Transek dan Sub Sub Transek
Alat tersebut berukuran 5x5 meter dengan kotak-
kotak kecil berukuran 1x1 meter di dalamnya sebanyak
25 buah. Sehingga secara otomatis, pelaksana telah
membuat kotak sub transek dan sub sub transek. Alat
tersebut dapat dipindah-pindah ke titik subtransek
berikutnya dengan mengangkat patok pada keempat
bagian ujungnya secara bersama-sama. Proses
sampling pada kasus ini dilaksanakan secara bertahap
mulai dari lajur 20 m pertama hingga kelima.
20 m
11
20 m
20 m
12
Gambar 2. 9 Penomoran Kotak Sub Sub Transek
6) Memilih masing-masing 5 kotak dari 25 kotak sub sub
transek berukuran (1x1) m dengan sistem random
sampling. Penentuan random sampling dapat
menggunakan berbagai macam metode seperti lotre
atau menggunakan bantuan website sebagai berikut :
c. Number range?
Maksud pertanyaan : Berapa range penomoran dalam
setiap kotak sub transek ukuran (5x5)m ?
Ketentuan : terdapat 25 kotak sub sub transek ukuran
(1x1) m dalam setiap kotak sub transek ukuran (5x5) m
Jawaban : 1 - 25 Isi From 1 to 25 pada kolom
jawaban
14
e. Do you wish to sort the number that are generated?
Maksud pertanyaan : Apakah kamu ingin penomoran
diambil secara urut?
Ketentuan : sistem random sampling tidak selalu
memerlukan nomor-nomor berurutan
Jawaban : Tidak Isi No pada kolom jawaban
15
4) Kemudian akan muncul informasi masing-masing 5 nomor
kotak dalam setiap kotak (5x5) m (set #1 hingga set #5)
Gambar 2. 13 Hasil
Angka Acak
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
Perhatikan !
Langkah penentuan random sampling dari 25 kotak sub sub transek
diatas HANYA untuk pengambilan sampel SAMPAH MESO.
Penjelasan dapat dilihat pada langkah di 5.3 point 4 selanjutnya.
16
5.3. Pengumpulan dan Klasifikasi Sampah
Setelah unit sampling ditentukan dan transek telah
dibuat, maka kegiatan yang perlu dilakukan selanjutnya
adalah sebagai berikut :
1. Membuat sketsa denah transek dan sub transek sebagai
berikut :
Pasang Tertinggi
Y meter
Darat E1
A1
A2 E2
Laut X meter
Pasang Terendah
Tambahan :
1. Sementara petugas lain mengumpulkan sampah, salah
satu petugas dapat mengisi Formulir PL.02 – PL.04
Pengisian dapat dilakukan dengan menanyakan
informasi-informasi penting yang diperlukan ke
masyarakat sekitar lokasi.
2. Kegiatan point 7-11 dapat dilakukan di luar lokasi
pengambilan sampel - dengan catatan - sampel telah
terpilah dan diberi label per sub transek dengan rapi
serta tidak tercampur dengan sampel lainnya.
3. Setelah pelaksanaan sampling dilakukan pembersihan
sampah minimal di area yang dilaksanakan sampling.
4. Petugas juga wajib mengambil data real time arah arus
laut saat dilaksanakan sampling (Hari H) dan
sebelum pelaksanaan sampling (H-0 jam sampai H-
24 jam). Peta arus laut saat sampling dapat diambil
18
dalam website berikut pada bagian “WAVE MEAN
PERIODE”:
https://peta-maritim.bmkg.go.id/ofs/#
Contoh Peta :
Lokasi Sampling
Gambar 2. 15 Contoh Peta Arus Laut
19
b. Komposisi sampah dihitung persentase (%), yaitu berat
sampah per jenis per keseluruhan sampah dalam kotak
transek.
Persentase % =
6.2 Pelaporan
Pelaporan pemantauan sampah laut dilaksanakan setelah
seluruh kegiatan dilaksanakan. Format pelaporan yang
digunakan sesuai dengan yang dikeluarkan oleh Direktorat
PPKPL setiap tahunnya dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Buku Pedoman Pemantauan Sampah Laut ini.
Secara garis besar, hal-hal yang perlu disajikan dalam
laporan mencakup:
a. Nama pantai, akses menuju lokasi sampling (kendaraan,
pejalan kaki dan/atau kapal);
b. Biofisik pantai, termasuk substrat, tebing, dsb;
c. Koordinat maupun tanda-tanda lainnya untuk digunakan
sebagai patokan survei periode berikutnya;
20
d. Waktu dan jarak pasang surut;
e. Kemiringan pantai;
f. Kegiatan maupun penggunaan lahan di sekitar lokasi;
g. Habitat atau biota yang sensitif, atau kawasan konservasi
di sekitar lokasi;
h. Musim, waktu badai, gelombang, arah arus laut, atau
informasi cuaca lainnya yang dianggap penting;
i. Peruntukan pantai (misalnya rekreasi-berenang,
memancing, nelayan, selancar, akses kapal, pusat latihan
tempur, dll), lengkapi pula dengan estimasi jumlah
pengunjung per tahun;
j. Estimasi sumber atau pencetus sampah, apakah ada desa
dan sungai terdekat;
k. Kegiatan pembersihan sampah yang mungkin ada
sebelumnya.
FORMULIR LAPANGAN
[Formulir PL.01] *)
Kode Sub Transek : A Jenis Sampah : Makro
Kode Sub Sub Transek : 2, 10, 13, 17, 25
Jumlah Berat Merk/
Kode Deskripsi Produsen
(per jenis) (g)
PL02 Botol plastik kecil 20 0.86
PL03 Botol besar, wadah oli 2 tak 5 0.67
GC04 Bohlam lampu 4 0.2
PC04 Nampan kertas 10 0.35
PL19 Tas sayuran 3 18
dst
*) isi menyesuaikan dengan hasil masing-masing sub transek
21
2. Formulir PL.02 : Informasi Pantai
Pelaksana Survey
Informasi Pantai
No. Telp / Email
[Formulir PL.02]
Tanggal Survey
Informasi Umum
Nama Pantai
Alamat
Desa / Kelurahan
Kecamatan
Kabupaten
Provinsi
Koordinat Pantai Lat : Long:
Karakteristik Pantai
Panjang area pantai
Lebar area pantai
Slope garis pantai
Tipe pantai
(berpasir, berbatu, dll)
Mayoritas tipe dasar (dalam
%) (co : 70% pasir, 30%
kerikil karang)
Batas pantai (bangunan,
vegetasi, tebing, dll)
Jarak pasang surut
maksimum dan minimum
(meter) diukur dari batas
pantai (informasi dari
masyarakat setempat/data
dari pushidros)
□ Utara □ Timur Laut
Arah pantai □ Timur □ Tenggara
(pilih salah satu)
□ Barat □ Barat Daya
□ Selatan □ Barat Laut
22
3. Formulir PL.03 : Informasi Sumber Sampah
Pelaksana Survey
Informasi Sumber Sampah
No. Telp / Email
[Formulir PL.3]
Tanggal Survey
Lokasi Pantai
□ Urban □ Pinggiran Kota □ Pedesaan
(pilih salah satu)
Peruntukan Pantai
(wisata umum, pusat latihan
tempur, ekowisata, dsb)
Akses
(dapat diakses menggunakan
kendaraan umum, berjalan kaki,
atau memerlukan perahu, dsb)
Nama Desa terdekat
Jarak desa terdekat (km)
Arah desa terdekat
Nama Sungai terdekat
Jarak sungai terdekat (km)
Apakah ada sungai atau badan air Ada (sebutkan) Tidak
yang masuk ke laut
23
4. Formulir PL.04 : Pelaksanaan Pemantauan
Pelaksana Survey
Pelaksanaan Pemantauan
No Telp / Email
[Formulir PL.04]
Tanggal Survey
Nama Pantai
Titik A1 Titik A2
Lat : Lat :
Koordinat Transek Long : Long :
(dalam desimal) Titik E1 Titik E2
Lat : Lat :
Long : Long :
Panjang Transek (m)
Lebar Transek (m)
Lat :
Sub Transek A
Long :
Lat :
Sub Transek B
Long :
Koordinat per Sub Transek Lat :
Sub Transek C
(dalam desimal) Long :
Lat :
Sub Transek D
Long :
Lat :
Sub Transek E
Long :
Waktu Survey Mulai Selesai
(mulai dan selesai)
Musim saat dilaksanakan □ Angin Barat □ Peralihan 1
pemantauan
(pilih salah satu) □ Angin Timur □ Peralihan 2
Jumlah personil yang
mengumpulkan sampah
Nama Koordinator
Nama Tenaga Ahli
Nama Anggota Tim 1. 6.
24
2. 7.
3. 8.
4. 9.
5. 10.
Ada Tidak Ada
(sebutkan dan jelaskan)
Sampah berukuran besar
(berukuran lebih dari 1m)
25
Foto Transek
Dengan ini menyatakan bahwa informasi yang dituliskan sesuai dengan yang
diperoleh dan benar-benar menggambarkan kondisi real di lapangan
Koordinator Tim
(ttd dan nama terang)
Tenaga Ahli
(ttd dan nama terang)
1. 6.
2. 7.
Anggota Tim
3. 8.
(ttd dan nama
terang)
4. 9.
5. 10.
26
5. Formulir PL.05 : Contoh Tabel Pengolahan Data *)
PROVINSI ACEH
KOTA BANDA ACEH
KLASIFIKASI SAMPAH
JENIS BAHAN
P L
BERAT SAMPAH TIAP SUB TRANSEK (gram) TOTAL PERSENTASE BERAT/m2 JUMLAH SAMPAH TIAP SUB TRANSEK (pcs) TOTAL PERSENTASE KEPADATAN
A B C D E A B C D E
MAK ME MAK ME MAK ME MAK ME MAK ME MAK ME
Ma Me Ma Me Ma Me Ma Me Ma Me RO SO RO SO RO SO Ma Me Ma Me Ma Me Ma Me Ma Me RO SO RO SO RO SO
kro so kro so kro so kro so kro so kro so kro so kro so kro so kro so
PL
01
PL
02
PL
PLASTIK
03
PL
04
PL
05
PL
06
FP
01
FP
BUSA PLASTIK
02
FP
5 5
03
FP
04
FP
05
CL
01
CL
02
CL
03
KAIN
CL
04
CL
05
CL
06
dan seterusnya
*) tabel akan disediakan oleh Dit. PPKPL dalam bentuk file excel yang dapat diunduh di : bit.ly/formsampahlaut
27
“Ada lebih dari 150 juta ton plastik di
laut di seluruh dunia dan tiap
tahunnya ada 8 juta ton plastik yang
mengalir ke laut.”
— WORLD ECONOMIC FORUM, 2016
28
PEMANTAUAN
Sampah terapung
Foto : Malber (2019)
30
“We are tied to the ocean. And when
we go back to the sea, wether it is to
sail or to watch - we are going back
from whence we came.”
- John F. Kennedy -
29
Secara umum lokasi yang dipilih untuk melakukan pemantauan
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Lokasi bukan merupakan habitat spesies penting, langka,
dilindungi atau yang terancam punah (misalnya penyu,
burung-burung laut, mamalia laut dan sebagainya).
b. Lokasi sampling merupakan area yang selalu dijumpai
sampah, atau lokasi tempat sampah terakumulasi.
30
1.3. Peralatan
Alat yang digunakan:
1) Lima (5) buah kapal (dengan masing-masing minimal 5
orang petugas sampling)
2) Jaring dengan ukuran lubang maksimal 0,5 cm (meso) dan
maksimal 2,5 cm (makro). Lebar mulut jaring sampai
dengan 6 m (bisa dimodifikasi sesuai kondisi lapangan di
Indonesia)
Jalur
32
5) Sampah diambil pada permukaan sampai dengan 2 m di
bawah permukaan air;
6) Kecepatan kapal diatur 3 - 4 knot dan arah kapal
berlawanan dengan arus;
7) Catat debit air dengan menggunakan flowmeter;
8) Catat sampah yang ditemukan, maupun kondisi-kondisi
lingkungan lainnya yang signifikan. Perkaya hasil
pengamatan dengan informasi visual (misalnya foto-foto)
keadaan lapangan dan foto-foto sampel yang diperoleh;
9) Lakukan perhitungan sampah per jalur pengambilan;
10) Sampah yang diambil dipisahkan per jalur pengambilan.
Total jalur pengambilan sampah dari 3 subblok adalah 3
subblok x 5 tarikan jaring x 800 m, yaitu 12.000 meter atau
sepanjang 12 km;
11) Pilah dan identifikasi sampah sesuai tabel klasifikasi pada
Bab Lampiran kemudian catat hasilnya;
12) Lakukan penimbangan setiap jenis sampah yang
ditemukan;
13) Catat hasil pengumpulan dan klasifikasi sampah
sebagaimana contoh Formulir FL.04;
14) Lakukan tahapan 4 – 13 untuk masing-masing kelompok
ukuran sampah (Makro dan Meso).
33
Dengan asumsi panjang tarikan jaring 800 m dan total
terdapat 5 kali tarikan jaring per sub blok, maka total
panjang tarikan jaring untuk 3 sub blok adalah 15 m x 800 m
atau setara 12 km.
Atau
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑓𝑙𝑜𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑢𝑏 𝑏𝑙𝑜𝑘
M= 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑚 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑢𝑏𝑏𝑙𝑜𝑘 𝑥 𝑙 𝑚𝑢𝑙𝑢𝑡 𝑗𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑚
Persentase % =
c. Kepadatan sampah
Kepadatan sampah dihitung dari jumlah sampah per
jenis per m².
34
Catatan :
Perhitungan dibedakan untuk sampah ukuran meso (0,5cm -
2,5cm) dan makro (>2,5cm)
35
k. Peruntukan pantai (misalnya rekreasi-berenang,
memancing, nelayan, selancar, akses kapal, dll), lengkapi
pula dengan estimasi jumlah pengunjung per tahun;
l. Kegiatan pembersihan sampah yang mungkin ada
sebelumnya;
36
diamati. Akan tetapi, jumlah unit sampling disesuaikan kembali
dengan ketersediaan sumberdaya.
2.3. Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan untuk pengamatan sampah yang
terapung dan melayang di daerah terpencil tidak perlu dipersulit
jika perjalanan dengan akses kapal regular bisa diperoleh. Alat
utama yang dibutuhkan adalah GPS untuk mencatat jalur
pengamatan (transek) dengan fungsi telaah (tracking function)
dan binocular yang baik untuk meningkatkan kemampuan
mengidentifikasi jenis sampah yang terapung dengan benar.
37
5) Pengamat mencatat ukuran dan klasifikasi sampah yang
dijumpai pada formulir pemantauan.
.
2.6. Pengolahan Data dan Pelaporan
Hal-hal yang perlu disajikan dalam laporan antara lain :
a) Informasi tentang lokasi pemantauan sesuai dengan lembar
data karakteristik lokasi sampling (FL.01).
b) Rekaman data pemantauan termasuk klasifikasi dan ukuran
sampah laut yang diamati sesuai dengan lembar data
pengamatan visual (FL.02 dan FL.03).
c) Sampah berukuran besar yang terlihat selama pengamatan
(FL.05).
38
FORMULIR LAPANGAN
Nama Organisasi
Data Informasi Lokasi Nama Surveyor
[ Formulir FL.01] Kontak
Tanggal Pelaksanaan
Area Sampling
Identitas Lokasi
(Kode unik di sekitar
lokasi. Co : seberang
Pantai Wisata X, dsb)
Lokasi
(Nama yang umum
dikenal)
Kecamatan
Kota/Kabupaten
Provinsi
Titik A Titik B
Lat : Lat :
Koordinat 4 Sudut Blok 5
Long : Long :
km x 5 km
Titik C Titik D
(dalam desimal)
Lat : Lat :
Long : Long :
Karakteristik Lokasi
□ Utara □ Timur Laut
□ Timur □ Tenggara
Arah Angin
□ Barat □ Barat Daya
□ Selatan □ Barat Laut
Rata-Rata Kedalaman
Penggunaan Ruang Laut
(co : jalur pelayaran, area
tangkapan, eksplorasi
39
migas, jalur migrasi biota,
dll)
Kawasan Konservasi
Terdekat
(co : Suaka Margasatwa,
Cagar Alam, Taman
Wisata Alam,
Penangkaran Penyu, dll)
Flora/Fauna Khas
40
Catatan / Gambar Sketsa Lokasi, Blok, dan Sub Blok
(digambar sebaik mungkin, beri legenda sederhana dan arah mata angin)
41
2. Formulir FL.02 : Data Sampah Yang Terjaring
Nama Organisasi
Data Sampah
Nama Surveyor
Yang Terjaring
Kontak
[Formulir FL.02]
Tanggal Pelaksanaan
Karakteristik Kapal dan Jaring
Nama kapal
Panjang dan tonase
kapal (m)
Ukuran jaring
(Pori, ukuran, dll)
Titik jangkar
(Tinggi di atas air)
Jarak kapal dan
pengoperasian
jaring (m)
Kedalaman
maksimum (m)
Penjaringan Sampah
Lokasi Sub-Blok Sub Blok 1 =
(Sub blok diberi no Sub Blok 2 =
1-25) Sub Blok 3 =
Sub Blok 1 Sub Blok 2
Lat : Lat :
Koordinat Sub Blok Long : Long :
(dalam desimal) Sub Blok 3
Lat :
Long :
Sub Blok 1
Jalur 1= Jalur 2= Jalur 3=
Jalur 4= Jalur 5=
Jarak yang dijaring Sub Blok 2
(dalam meter) Jalur 1= Jalur 2= Jalur 3=
Jalur 4= Jalur 5=
Sub Blok 3
Jalur 1= Jalur 2= Jalur 3=
42
Jalur 4= Jalur 5=
Observasi
Jam mulai dan Mulai : Selesai :
berakhir
Arus laut
(Gelombang dan
tinggi (meter))
Kecepatan angin
(Estimasi kecepatan
dan arah angin saat
mulai sampling
dalam km/jam dan
derajat)
Catatan untuk tiap jaring
(dapat dituliskan hal-hal unik yang ditemukan di lapangan)
43
Foto Sub Blok
Dengan ini menyatakan bahwa informasi yang dituliskan sesuai dengan yang
diperoleh dan benar-benar menggambarkan kondisi real di lapangan
Koordinator Tim
(ttd dan nama terang)
Tenaga Ahli
(ttd dan nama terang)
Anggota Tim 1. 6.
(ttd dan nama terang)
2. 7.
3. 8.
4. 9.
5. 10.
44
3. Formulir FL.03 : Data Observasi Visual
Nama Organisasi
Data Sampah
Nama Surveyor
Yang Terjaring
Kontak
[Formulir FL.02]
Tanggal Pelaksanaan
Karakteristik Kapal dan Survei Visual
Nama kapal
Panjang dan tonase
kapal (m)
Kedalaman
maksimum (m)
Detail Transek Survei Visual
Jalur 1 Jalur 2
Lat : Lat :
Koordinat Jalur
Long : Long :
Transek
Jalur 3 Jalur 4
(dalam desimal,
Lat : Lat :
sesuaikan dengan
Long : Long :
banyaknya jalur
Jalur 5 Jalur 6
yang diambil)
Lat : Lat :
Long : Long :
Jarak yang dijaring Jalur 1= Jalur 2= Jalur 3=
(dalam meter) Jalur 4= Jalur 5= Jalur 6=
Observasi
Jam mulai dan Mulai : Selesai :
berakhir
Arus laut
(Gelombang dan
tinggi (meter))
Kecepatan angin
(Estimasi kecepatan
dan arah angin saat
mulai sampling
dalam km/jam dan
derajat)
45
Catatan untuk tiap jaring
(dapat dituliskan hal-hal unik yang ditemukan di lapangan)
Koordinator Tim
(ttd dan nama terang)
Tenaga Ahli
(ttd dan nama terang)
Anggota Tim 1. 6.
(ttd dan nama terang)
2. 7.
3. 8.
4. 9.
5. 10.
46
4. Formulir FL.04 : Pencatatan Hasil Pengumpulan dan
Klasifikasi Sampah Floating
[Formulir FL.04] *)
Kode Sub Blok : 1 Jenis Sampah : Makro
Kode Jalur : 1 Jarak : 829 meter
Jumlah Berat Merk/
Kode Deskripsi Produsen
(per jenis) (g)
PL02 Botol plastik kecil 20 0.86
PL03 Botol besar, wadah oli 2 tak 5 0.67
GC04 Bohlam lampu 4 0.2
PC04 Nampan kertas 10 0.35
PL19 Tas sayuran 3 18
dst
[Formulir FL.04] *)
Kode Sub Blok : 3 Jenis Sampah : Meso
Kode Jalur : 2 Jarak : 739 meter
Jumlah Berat
Kode Deskripsi
(per jenis) (g)
PL02 Botol plastik kecil 25 1.2
PL03 Botol besar, wadah oli 2 tak 7 0.6
GC04 Bohlam lampu 4 7.5
PC04 Nampan kertas 13 8
PL19 Tas sayuran 2 0.04
dst
*) isi menyesuaikan dengan hasil masing-masing sub blok
47
5. Formulir FL.05 : Data Sampah Berukuran Besar
Nama Organisasi
Nama Surveyor
Kontak
Tanggal Pelaksanaan
Data Sampah Identitas Lokasi
Berukuran Besar (Kode unik lokasi.
pada Pemantauan Co : seberang Pantai
Sampah Floating Wisata X, Laut Aru
[Formulir FL.05] 1, dsb)
Lokasi
Hanya digunakan (Nama yang umum
untuk sampah dikenal)
berukuran besar yang Kecamatan
tidak dapat diangkat
Kota/Kabupaten
Provinsi
Koordinat Lokasi Lat :
(dalam desimal) Long :
Deskripsi Sampah Berukuran Besar (berukuran lebih dari 1 meter)
Jenis (jika
memungkinkan
Latitude Longitude Deskripsi
gunakan kode
sesuai standar)
48
6. Formulir FL.06 : Contoh Tabel Pengolahan Data *)
PROVINSI ACEH
KOTA BANDA ACEH
KLASIFIKASI SAMPAH
JENIS BAHAN
P L
BERAT SAMPAH TIAP SUB BLOK (gram) TOTAL PERSENTASE BERAT/m2 JUMLAH SAMPAH TIAP SUB BLOK (pcs) TOTAL PERSENTASE KEPADATAN
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
MAK ME MAK ME MAK ME MAK ME MAK ME MAK ME
Ma Me Ma Me Ma Me Ma Me Ma Me RO SO RO SO RO SO Ma Me Ma Me Ma Me Ma Me Ma Me RO SO RO SO RO SO
kro so kro so kro so kro so kro so kro so kro so kro so kro so kro so
PL
01
PL
02
PL
PLASTIK
03
PL
04
PL
05
PL
06
FP
01
FP
BUSA PLASTIK
02
FP
5 5
03
FP
04
FP
05
CL
01
CL
02
CL
03
KAIN
CL
04
CL
05
CL
06
dan seterusnya
*) tabel akan disediakan oleh Dit. PPKPL dalam bentuk file excel yang dapat diunduh di : bit.ly/formsampahlaut
49
“Setiap 1 toko/gerai di Indonesia
menggunakan 300 kantong plastik
setiap harinya dan 50%-nya hanya
dipakai sekali kemudian dibuang
menjadi sampah.”
— KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN, 2016
50
Pemantauan
Sampah Dasar Laut
- Pantai Sanur, Kota Denpasar, Bali
- Pawan Rawal -
Pemantauan
Sampah
Dasar Laut
Metode pemantauan sampah laut yang berada di dasar laut (benthic
litter) memuat: (1) pemilihan lokasi; (2) penentuan unit sampling; (3)
peralatan; (4) frekuensi sampling; (5) pelaksanaan sampling; dan (6)
pengolahan data dan pelaporan.
1. Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi mempertimbangkan kemudahan akses,
keselamatan serta kemampuan alat dan sumber daya. Secara
umum lokasi yang dipilih untuk melakukan pemantauan harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Lokasi berada di kedalaman antara 5 – 10 meter;
b. Berpotensi sebagai tempat terjadinya timbulan sampah
dan/atau akumulasi sampah;
c. Bukan merupakan jalur pelayaran;
d. Bukan area yang berarus kuat;
e. Bukan merupakan habitat spesies yang sensitif;
f. Lokasi memiliki jarak pandang minimal 2 meter;
g. Dapat diakses dari pantai atau oleh kapal bantuan;
h. Dapat diakses sepanjang tahun;
i. Tidak mengganggu spesies yang terancam punah atau
dilindungi seperti penyu, burung pesisir/laut, mamalia laut
atau vegetasi pantai sensitif;
j. Kondisi perairan relatif tenang dan dasar laut relatif datar.
51
Area perairan yang dipilih sebagai lokasi sampling sampah
bentik diharapkan dapat mewakili salah satu dari sumber sampah
berikut :
a. Pesisir di wilayah perkotaan (urban coast); atau area perairan
yang didominasi sampah yang berasal dari daratan.
b. Pesisir di wilayah pedesaan (rural coast); atau area perairan
yang didominasi sampah yang berasal dari laut.
c. Sungai yang dekat dengan lokasi tersebut.
52
Dalam satu kali pemantauan, jumlah unit sampling dapat
lebih dari 1 unit dengan jarak minimal antar unit sampling adalah
50 meter. Unit sampling diletakkan pada lokasi sesuai kriteria
pemilihan lokasi.
10
3. Personil
Personil atau petugas sampling adalah penyelam (SCUBA
Diver) berjumlah minimal 6 orang termasuk 1 orang koordinator
dengan syarat dan kriteria sebagai berikut :
1. Berusia minimal 17 tahun;
2. Memiliki kondisi tubuh yang sehat dan layak medis
untuk menyelam yang dinyatakan dengan melengkapi
pernyataan riwayat penyakit serta surat keterangan dari dokter
sebelum pelaksanaan pemantauan;
3. Memiliki dan dapat menunjukkan lisensi sebagai penyelam
minimal A2 (Advanced Scuba Diving) untuk koordinator dan
minimal A1 (Open Water Scuba Diving) untuk anggota atau
yang setara dengan kedua jenjang tersebut. Lisensi
dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi penyelam resmi seperti
POSSI, CMAS, SSI, PADI, dsb;
53
4. Personil telah berpengalaman dan mampu bekerja secara
profesional;
5. Personil mampu mengoperasikan peralatan penyelaman dan
peralatan sampling.
4. Peralatan
Alat yang digunakan dalam kegiatan sampling sampah
bentik adalah sebagai berikut:
1. Kapal (untuk pengangkutan pemantau/penyelam dan
sampel sampah laut);
2. Alat Penentu Koordinat (GPS Underwater);
3. Penanda Apung (buoy);
4. Meteran dengan panjang minimal 100 meter;
5. Kalkulator;
6. Timbangan (sesuaikan tingkat ketelitiannya dengan
perkiraan sampel yang akan didapatkan);
7. Alat Pelindung Diri (APD);
8. Peralatan selam (SCUBA diving set);
9. Tali minimal 100 meter;
10. Pemberat untuk tali (jangkar atau penjepit);
11. Kamera bawah air;
12. Alat tulis dan alat pencatatan underwater;
13. Formulir pengamatan;
14. Wadah untuk menampung sampel sampah.
5. Frekuensi Sampling
Sampling idealnya dilakukan sebanyak 3 bulan sekali untuk
mengetahui perubahan akibat pengaruh musim.
6. Pelaksanaan Sampling
Dibutuhkan sedikitnya 6 orang petugas, atau disesuaikan
dengan jumlah unit sampling dengan pembagian tugas sebagai
berikut :
1. 2 (dua) orang bertugas untuk menarik meteran untuk
membuat garis transek
54
2. 2 (dua) orang bertugas untuk melakukan sampling sampah di
masing-masing sisi garis transek
3. 1 (satu) orang bertugas sebagai pengumpul sampel sampah
4. 1 (satu) orang bertugas untuk melakukan pengamatan visual
(Formulir BL.02, BL.03, dan BL.04) dan
mendokumentasikan kegiatan.
55
10. Sampel sampah meso dan makro yang diperoleh dibawa ke
permukaan, lalu dikering anginkan;
11. Lakukan pemilahan berdasarkan tabel klasifikasi pada Bab
Lampiran;
12. Lakukan penimbangan dan penghitungan jumlah setiap jenis
sampah yang ditemukan;
13. Masukkan data-data tersebut pada Formulir BL.01 yang
telah disiapkan.
Catatan :
Jika memungkinkan pelaksanaan sampling dilakukan bersamaan
dengan pemantauan sampah pantai dan sampah floating.
56
Persentase % =
57
FORMULIR LAPANGAN
[Formulir BL.01] *)
Kode Transek : 1 Jenis Sampah : Makro
Panjang Transek : 100 meter Lebar Transek : 4 meter
Jumlah Berat Merk/
Kode Deskripsi Produsen
(per jenis) (g)
PL02 Botol plastik kecil 20 0.86
PL03 Botol besar, wadah oli 2 tak 5 0.67
GC04 Bohlam lampu 4 0.2
PC04 Nampan kertas 10 0.35
PL19 Tas sayuran 3 18
dst
*) isi menyesuaikan dengan hasil masing-masing transek
58
2. Formulir BL.02 : Data Informasi Lokasi
Nama Organisasi
Data Informasi Nama Surveyor
Lokasi Kontak
[Formulir BL.02] Tanggal
Pelaksanaan
Area Sampling
Identitas Lokasi
(Kode unik di sekitar
lokasi. Co : seberang
Pantai Wisata X,
dsb)
Lokasi
(Nama yang umum
dikenal)
Kecamatan
Kota/Kabupaten
Provinsi
Koordinat Lokasi Lat :
(dalam desimal) Long :
Karakteristik Lokasi
Kemiringan dasar
laut (derajat)
Aspek
(Arah kompas tegak
lurus dengan
kemiringan
(derajat))
Rata-rata kedalaman
lokasi (m)
□ Pasir □ Batuan
Tipe substrat □ Kerikil □ Lanau
(pasir, batuan,
kerikil, lanau) □ Lainnya ............
59
Keseragaman subtrat
(persentase co : 10%
pasir, 90% kerikil)
Keberadaan terumbu
karang (persentase)
Keberadaan padang
lamun (persentase)
Kawasan konservasi
terdekat
Flora/Fauna khas
Karakteristik Potensial Sumber Sampah
Nama sungai terdekat
Jarak sungai terdekat (km)
Arah sungai terdekat
□
Utara □ Barat □ Timur Laut
□ Timur □ Selatan □ Tenggara
□ Barat Daya □ Barat Laut
Daerah perikanan terdekat
Arah daerah perikanan
terdekat
□ Utara □ Barat □ Timur Laut
□ Timur □ Selatan □ Tenggara
□ Barat Daya □ Barat Laut
Desa terdekat
Jarak desa terdekat (km)
Arah desa terdekat
□ Utara □ Barat □ Timur Laut
□ Timur □ Selatan □ Tenggara
□ Barat Daya □ Barat Laut
Jarak pantai terdekat (km)
Arah ke pantai terdekat
□ Utara □ Barat □ Timur Laut
□ Timur □ Selatan □ Tenggara
□ Barat Daya □ Barat Laut
60
Catatan / Sketsa Transek / Foto Transek
(digambar sebaik mungkin, beri legenda sederhana dan arah mata angin)
61
3. Formulir BL.03 : Data Pengamatan Visual
Nama Organisasi
Nama Surveyor
Kontak
Tanggal Pelaksanaan
Identitas Lokasi
(Kode unik lokasi.
Co : seberang Pantai
Data Wisata X, Laut Aru
Pengamatan
1, dsb)
Visual
BL.03 Lokasi
(Nama yang umum
dikenal)
Kecamatan
Kota/Kabupaten
Provinsi
Koordinat Lokasi
(dalam desimal)
Informasi Unit Sampel
Koordinat Awal Koordinat Akhir
Kode Transek
(dalam desimal) (dalam desimal)
Transek 1
Transek 2
Transek 3
Detail Pengamatan
Waktu Mulai : Selesai :
Transek 1 :
Panjang transek Transek 2 :
(meter) Transek 3 :
Total =
Musim saat □ Angin Barat □ Peralihan 1
pelaksanaan
pemantauan □ Angin Timur □ Peralihan 2
(pilih salah satu)
62
Kondisi laut
(Tinggi
gelombang)
Arah dan
kecepatan angin
saat sampling
dimulai (km/jam
dan derajat)
Waktu pasang
surut
Periode sejak
badai terakhir
hingga saat
pelaksanaan
pemantauan
(jumlah hari)
Dengan ini menyatakan bahwa informasi yang dituliskan sesuai dengan yang
diperoleh dan benar-benar menggambarkan kondisi real di lapangan
Koordinator Tim
(ttd dan nama terang)
Tenaga Ahli
(ttd dan nama terang)
Anggota Tim 1. 6.
(ttd dan nama terang)
2. 7.
3. 8.
4. 9.
5. 10.
63
4. Formulir BL.04 : Data Sampah Berukuran Besar
Nama Organisasi
Nama Surveyor
Kontak
Tanggal Pelaksanaan
Data Sampah Identitas Lokasi
Berukuran Besar (Kode unik lokasi.
pada Pemantauan Co : seberang Pantai
Sampah Bentik Wisata X, Laut Aru
[Formulir BL.04] 1, dsb)
Lokasi
Hanya digunakan (Nama yang umum
untuk sampah dikenal)
berukuran besar yang Kecamatan
tidak dapat diangkat
Kota/Kabupaten
Provinsi
Koordinat Lokasi Lat :
(dalam desimal) Long :
Deskripsi Sampah Berukuran Besar (berukuran lebih dari 1 meter)
Jenis (jika
memungkinkan
Latitude Longitude Deskripsi
gunakan kode
sesuai standar)
64
5. Formulir BL.05 : Contoh Tabel Pengolahan Data *)
PROVINSI ACEH
KOTA BANDA ACEH
KLASIFIKASI SAMPAH
JENIS BAHAN
P L
BERAT SAMPAH TIAP TRANSEK (gram) TOTAL PERSENTASE BERAT/m2 JUMLAH SAMPAH TIAP TRANSEK (pcs) TOTAL PERSENTASE KEPADATAN
A B C D E A B C D E
MAK ME MAK ME MAK ME MAK ME MAK ME MAK ME
Ma Me Ma Me Ma Me Ma Me Ma Me RO SO RO SO RO SO Ma Me Ma Me Ma Me Ma Me Ma Me RO SO RO SO RO SO
kro so kro so kro so kro so kro so kro so kro so kro so kro so kro so
PL
01
PL
02
PL
PLASTIK
03
PL
04
PL
05
PL
06
FP
01
FP
BUSA PLASTIK
02
FP
5 5
03
FP
04
FP
05
CL
01
CL
02
CL
03
KAIN
CL
04
CL
05
CL
06
dan seterusnya
*) tabel akan disediakan oleh Dit. PPKPL dalam bentuk file excel yang dapat diunduh di : bit.ly/formsampahlaut
65
“Puntung rokok adalah jenis sampah
terbanyak yang ditemukan sepanjang
tahun 2019 pada kegiatan
International Coastal Clean-Up yakni
sebanyak 5.716.331 kg”
— OCEAN CONCERVACY, 2019
66
KLASIFIKASI
SAMPAH
LAUT
67
“Smell the Sea and Feel the Sky
let your soul and spirit fly”
- Van Morrison -
Foto : Yanuar (2019)
68
- Puncak Batudaa Pantai, Kab. Gorontalo
Gorontalo
Klasifikasi
Sampah
Laut
Klasifikasi sampah laut mengacu pada UNEP (United Nations
Environment Programme) yang terdiri dari plastik, busa plastik, kaca
dan keramik, kain, logam, kertas dan kardus, karet, kayu, dan bahan
lainnya. Jenis sampah untuk setiap kelompok tersebut sebagaimana
disajikan pada Tabel 5.1.
67
Jenis Kode Klasifikasi
No. Klasifikasi Sampah
Bahan Sampah Sampah
Food
Wadah makanan
containers (fast
(makanan cepat saji,
6 Plastik PL06 food, cups,
cangkir, kotak makan
lunch boxes &
siang & sejenisnya)
similar)
Plastic bags Kantong plastik (buram
7 Plastik PL07 (opaque & atau bening)
clear)
Toys & party Mainan & perlengkapan
8 Plastik PL08
poppers pesta
9 Plastik PL09 Gloves Sarung Tangan
Cigarette
10 Plastik PL10 Korek Rokok
lighters
Cigarettes,
11 Plastik PL11 Rokok, puntung & filter
butts & filters
12 Plastik PL12 Syringes Jarum suntik
Baskets, crates Keranjang, krat &
13 Plastik PL13
& trays nampan
Pelampung tambat plastik
14 Plastik PL14 Plastic buoys
(buoy)
Mesh bags
(vegetable, Tas Jaring (sayuran,
15 Plastik PL15
oyster nets & jaring tiram & tas kerang)
mussel bags)
Sheeting
(tarpaulin or Terpal (terpal atau
16 Plastik PL16 other woven kantong plastik anyaman
plastic bags, lainnya, bungkus palet)
palette wrap)
Fishing gear Peralatan memancing
17 Plastik PL17 (lures, traps & (umpan, perangkap &
pots) pot)
Monofilament
18 Plastik PL18 Senar monofilamen
line
19 Plastik PL19 Rope Tali Tambang
68
Jenis Kode Klasifikasi
No. Klasifikasi Sampah
Bahan Sampah Sampah
20 Plastik PL20 Fishing net Jaring Ikan
21 Plastik PL21 Strapping Tali pita plastik
Fibreglass
22 Plastik PL22 Serpihan Fibreglass
fragments
23 Plastik PL23 Resin pellets Bijih plastik
24 Plastik PL24 Other (specify) Bahan plastik lainnya
Busa
25 FP01 Foam sponge Busa Spon
Plastik
Busa Cups & food Gelas & wadah paket
26 FP02
Plastik packs makanan
Busa
27 FP03 Foam buoys Pelampung tambat gabus
Plastik
Foam
Busa Gabus (insulasi pendingin
28 FP04 (insulation &
Plastik dan pengepakan)
packaging)
Busa
29 FP05 Other (specify) Bahan Gabus lainnya
Plastik
Clothing,
Pakaian, sepatu, topi,
30 Kain CL01 shoes, hats &
handuk
towels
Backpacks &
31 Kain CL02 Tas dan ransel
bags
Canvas,
sailcloth &
32 Kain CL03 Kanvas
sacking
(hessian)
Tali dan Tambang
33 Kain CL04 Rope & string
Kanvas
Carpet & Karpet dan perlengkapan
34 Kain CL05
furnishing furnishing
Other cloth Kategori kain lainnya
35 Kain CL06 (including (termasuk di dalamnya
rags) kain lap dan serbet)
36 Kaca dan GC01 Construction Material bangunan (Bata,
69
Jenis Kode Klasifikasi
No. Klasifikasi Sampah
Bahan Sampah Sampah
Keramik material (brick, semen, pipa)
cement, pipes)
Kaca dan
37 GC02 Bottles & jars Botol dan Toples
Keramik
Kaca dan Tableware Peralatan makan (Piring
38 GC03
Keramik (plates & cups) dan gelas)
Kaca dan Light
39 GC04 Bohlam
Keramik globes/bulbs
Kaca dan Fluorescent Lampu TL dan Lampu
40 GC05
Keramik light tubes hemat energi
Kaca dan
41 GC06 Glass buoys Pelampung/buoy kaca
Keramik
Glass or
Kaca dan Pecahan Kaca dan
42 GC07 ceramic
Keramik Keramik
fragments
Kaca dan Kategori kaca dan
43 GC08 Other (specify)
Keramik keramik lainnya
Tableware
Peralatan makan (Piring
44 Logam ME01 (plates, cups &
dan gelas)
cutlery)
Bottle caps,
45 Logam ME02 Tutup botol
lids & pull tabs
Aluminium
46 Logam ME03 Kaleng aluminium
drink cans
Other cans (<
47 Logam ME04 Kaleng lainnya (< 4 L)
4 L)
Gas bottles,
drums & Tanung gas, drums, dan
48 Logam ME05
buckets ( > 4 ember (>4 L)
L)
49 Logam ME06 Foil wrappers Bungkus foil
Fishing related
Peralatan Pancing
(sinkers, lures,
50 Logam ME07 (Bandul, umpan buatan,
hooks, traps &
pancing, bubu, rumpon
pots)
70
Jenis Kode Klasifikasi
No. Klasifikasi Sampah
Bahan Sampah Sampah
51 Logam ME08 Fragments Serpihan Logam
Wire, wire
Kawat, jaring kawat,
52 Logam ME09 mesh & barbed
kawat berduri
wire
Other (specify), Kategori logam lainnya
53 Logam ME10 including termasuk di dalamnya
appliances peralatan bekas
Paper
Kertas dan (including Kertas (Koran, Majalah,
54 PC01
Kardus newspapers & Buku)
magazines)
Cardboard
Kertas dan Kotak kardus berikut
55 PC02 boxes &
Kardus serpihannya
fragments
Cups, food Cangkir, nampan
trays, food makanan, bungkus
Kertas dan wrappers, makanan, bungkus rokok,
56 PC03
Kardus cigarette wadah minuman yang
packs, drink terbuat dari kertas
containers
Kertas dan Tubes for Selongsong bekas
57 PC04
Kardus fireworks kembang api
Kertas dan
58 PC05 Other (specify) Kategori kertas lainnya
Kardus
Balloons, balls
59 Karet RB01 Balon, Bola, dan mainan
& toys
Footwear (flip-
60 Karet RB02 Sol sandal - sepatu
flops)
61 Karet RB03 Gloves Sarung tangan
62 Karet RB04 Tyres Ban
Inner-tubes
Ban dalam dan lembaran
63 Karet RB05 and rubber
karet
sheet
64 Karet RB06 Rubber bands Karet gelang
71
Jenis Kode Klasifikasi
No. Klasifikasi Sampah
Bahan Sampah Sampah
65 Karet RB07 Condoms Kondom
66 Karet RB08 Other (specify) Kategori karet lainnya
67 Kayu WD01 Corks Gabus kayu
Fishing traps
68 Kayu WD02 Rumpon dan pot kayu
and pots
Ice-cream
sticks, chip Stik es krim, sendok
69 Kayu WD03 forks, garpu kayu, sumpit, tusuk
chopsticks & gigi, dan tusuk sate
toothpicks
Processed
Krat palet kayu dan
70 Kayu WD04 timber and
perkakas kayu
pallet crates
Matches & Batang korek kayu dan
71 Kayu WD05
fireworks lidi kembang api
72 Kayu WD06 Other (specify) Kategori kayu lainnya
Bahan Paraffin or
73 OT01 Lilin dan parafin
Lainnya wax
Sanitary
(nappies,
Alat kebersihan (popok,
Bahan cotton buds,
74 OT02 cotton buds, tampon dan
Lainnya tampon
pembalut, sikat gigi)
applicators,
toothbrushes)
Bahan Appliances &
75 OT03 Peralatan dan elektronik
Lainnya Electronics
Bahan Batteries (torch
76 OT04 Batu baterai
Lainnya type)
Bahan
77 OT05 Other (specify) Bahan-bahan lainnya
Lainnya
Sumber : UNEP, 2009
72
Contoh-contoh sampah laut sebagaimana pada Tabel 5.2 berikut ini.
Plastik Film
73
Jenis Sampah Keterangan
Botol Minuman Berasal dari minuman
ringan, jus, minuman
energi, dan bir. Kemasan
dalam berbagai ukuran dan
berwarna yang tembus
cahaya. Biasanya berbahan
polyethylene terephthalate
(PET/PETE)
Gayung, ember, botol, jerigen, atau kemasan Berasal dari berbagai tipe
plastik lainnya kemasan yang umumnya
berasal dari jerigen susu,
wadah makanan, botol
minyak pelumas, botol
larutan pembersih, ember
5 gallon. Umumnya
terbuat dari polyethylene.
74
Jenis Sampah Keterangan
Filter Cerutu Berasal dari sisa cerutu,
termasuk filter sekali
pakainya.
75
Jenis Sampah Keterangan
Tali Plastik dan Sisa Jaring Bekas Merupakan bahan serat
sintetis yang tedak
termasuk didalamnya kain.
Potongan jaring kadang
bisa dibedakan dengan tali
deilihat dari sisa
simpulnya. Umumnya
terbay=ut dari
polypropylene dan/atau
nilon.
76
Jenis Sampah Keterangan
busa plastik)
Tali Senar Pancing dan Umpan Buatan Banyak dijumpai dalam
berbagai variasi
tergantung pada jenis ikan
yang ditangkap. Dapat
berupa plastik atau dengan
tambahan unsur logam
didalamnya. Tali senar
umumnya terbuat dari
monofilament, braided,
dan fluorocarbon.
Adakalanya juga terbuat
dari nilon atau PET/PETE.
Monofilament yang paling
umum dijumpai.
77
Jenis Sampah Keterangan
78
Jenis Sampah Keterangan
Keberadaannya biasanya
berasosiasi dengan sampah
permukiman.
Kaleng Aerosol Berbahan aluminium atau
besi, dan bahan logam
campuran. Beberapa
material yang
menyertainya terkadang
berupa plastik (tutup dan
katup semprotan)
Serpihan Logam Berbagai macam serpihan
material berbahan logam
KACA
Botol Minuman Pada umumnya digunakan
untuk kemasan minuman
bersoda, air mineral,
minuman keras, bir, dan
anggur.
79
Jenis Sampah Keterangan
Pecahan Kaca Perlu kehati-hatian dalam
mengumpulkan pecahan
kaca.
KARET
Sol Sepatu/Sandal Bagian-bagian dari sepatu
dan sandal baik yang
berbahan karet 100%
maupun campuran kain,
kulit, dan karet.
80
Jenis Sampah Keterangan
Ban
KERTAS
Kardus Karton Kardus karton makain
lama terekspose di
lingkungan akan cepat
hancur karena sifatnya
yang menyerap
kelembaban.
81
Jenis Sampah Keterangan
Kardus Kertas Material ini umumnya
adalah kardus kemasan
berbahan baku kertas,
termasuk didalam
golongan ini antara lain
majalah, koran, dan buku.
Semakin lama material ini
terpapar di Lingkungan
maka makin cepat hancur.
82
Jenis Sampah Keterangan
KAIN
Pakaian Umumnya pakaian yang
terbawa air hingga ke
pantai atau pakaian dari
masyarakat nelayan.
Biasanya pakaian bekas
ditemukan terendap
didasar air.
Sarung Tangan Kain (tidak berbahan karet) Adalah jenis sarung tangan
yang berbahan kain yang
umumnya digunakan
dalam kegiatan nelayan.
83
Jenis Sampah Keterangan
Potongan Kain Kadangkala potongan kain
tidak dapat diidentifikasi
dari bahan aslinya karena
lapuk. Kadangkala kain
yang ditemukan akan
hancur saat akan diambil.
84
85
“At the End of the Day,
Be a part of the Solution
not part of the Pollution”
Foto : Mila Baarik (2019)
86
85
86
87
88
[KOP INSTANSI]
Nama :
Jabatan :
Alamat :
No. Telp / Fax :
Email :
Nama Instansi :
Alamat :
No. Telp / Fax :
Email :
Dengan ini menyatakan bahwa data dan informasi yang dituliskan dan
dilaporkan sesuai dengan yang diperoleh serta benar-benar menggambarkan
kondisi lapangan. Apabila diketahui terdapat manipulasi data dan informasi
dikemudian hari, maka saya siap untuk mempertanggungjawabkannya sesuai
dengan hukum dan undang-undang yang berlaku.
Koordinator Pelaksana,
Materai
Rp. 6000,-
(Nama Koordinator)
*coret yang tidak perlu
89
DAFTAR PUSTAKA
90
“Sebanyak 90% sampah di laut
adalah plastik. Jika ini terus
berlanjut, maka pada tahun 2050
jumlah sampah plastik akan lebih
banyak daripada ikan”
— NOAA, 2018
91
92