SESI 1. BUKU INFORMASI QS Membuat Studi Biaya Dan Solusi Alternatif
SESI 1. BUKU INFORMASI QS Membuat Studi Biaya Dan Solusi Alternatif
SESI 1. BUKU INFORMASI QS Membuat Studi Biaya Dan Solusi Alternatif
DAFTAR ISI
proyek dengan proyek yang sejenis yang sudah atau sedang berjalan. .... 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu Membuat Studi Biaya dan
Solusi Alternatif.
B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Membuat Studi
Biaya dan Solusi Alternatif yang terkait dengan Pelaksanaan Pekerjaan ini guna
memfasilitasi peserta sehingga pada akhir diklat diharapkan memiliki kemampuan
sebagai berikut:
1. Membuat perbandingan nilai proyek dengan proyek yang sejenis yang sudah atau
sedang berjalan
2. Membuat perbandingan harga pekerjaan berdasarkan model desain konstruksi
yang berbeda
3. Memberikan usulan terhadap desain atau konstruksi yang sesuai
BAB II
MEMBUAT PERBANDINGAN NILAI PROYEK DENGAN PROYEK
YANG SEJENIS YANG SUDAH ATAU SEDANG BERJALAN
A. Pengetahuan yang diperlukan untuk membuat perbandingan nilai proyek
dengan proyek yang sejenis yang sudah atau sedang berjalan.
1.3 Pengadaan
Yang dimaksud dengan pengadaan adalah kegiatan pengadaan bangunan gedung
baik melalui proses pembangunan, pembelian, hibah, tukar menukar, maupun kerja
sama pemanfaatan, bangun guna serah dan bangun serah guna.
1.4 Pembangunan
Yang dimaksud dengan pembangunan adalah kegiatan mendirikan bangunan
gedung yang diselenggarakan melalui tahap persiapan, perencanaan teknis,
pelaksanaan konstruksi dan pengawasan konstruksi/manajemen konstruksi (MK),
baik merupakan pembangunan baru, perbaikan sebagian atau seluruhnya, maupun
perluasan bangunan gedung yang sudah ada, dan/atau lanjutan pembangunan
2. Proyek B
Gambar Bestek proyek B
Proyek A
Proyek B
Daftar harga Upah yang di buat oleh konsultan perencana pada tahun 2015 di kota Medan
DAFTAR UPAH, BAHAN DAN SATUAN KERJA
Pekerjaan :
Lokasi :
Tahun Anggaran : 2015
A UPAH
Daftar harga yang di buat oleh konsultan perencana pada tahun 2015 di kota Medan
C. Sikap kerja yang diperlukan untuk Membuat perbandingan nilai proyek dengan
proyek yang sejenis
BAB III
MEMBUAT PERBANDINGAN HARGA PEKERJAAN BERDASARKAN
MODEL DESAIN KONSTRUKSI YANG BERBEDA
Pengertian Bestek
Bestek berasal dari bahasa Belanda yang artinya Peraturan dan syarat-syarat
pelaksanaan suatu pekerjaan bangunan atau proyek. Dalam arti luas, bestek adalah
suatu peraturan yang mengikat, yang diuraikan sedemikian rupa, terinci, cukup jelas dan
mudah dipahami.
1. Peraturan Umum.
2. Peraturan Administrasi.
3. Peraturan dan Teknis Pelaksanaan.
1. Gambar Situasi.
2. Gambar Denah.
3. Gambar Potongan.
4. Gambar Perspektif.
5. Gambar Rencana Atap.
6. Gambar Detail Konstruksi.
7. Gambar Pelengkap.
Bestek dan gambar bestek merupakan kunci pokok (tolok ukur) baik dalam menentukan
kualitas dan scope of work maupun dalam menyusun RAB (Rencana Anggaran Biaya)
proyek.
Untuk memeriksa dan mengevaluasi data luasan atau satuan unit lain kita perlu gambar
bestek dan data luasan bangunan atau volume pekerjaan yang sudah di hitung oleh
konsultan perencana.Pada pembahasan buku ini kita akan memeriksa dan mengevaluasi
gambar bestek lantai I
8 Pedestal Tangga P3
a. Beton Cor K - 250 0,38 m³
b. Besi 63,08 Kg
c. Bekisting 5,70 m²
9 Dinding Lift
a. Beton Cor K - 250 2,22 m³
b. Besi 384,79 Kg
c. Bekisting 24,24 m²
10 Sloof 30 x 45 cm
a. Beton Cor K - 250 29,70 m³
b. Besi 5.488,56 Kg
c. Bekisting 261,36 m²
11 Sloof 20 x 30 cm
a. Beton Cor K - 250 5,52 m³
b. Besi 994,98 Kg
c. Bekisting 73,58 m²
12 Pondasi Pile 25 x 25 cm , K-400 1.602,00 m'
13 Handling Pondasi Pile 25 x 25 cm 1.602,00 m'
14 Pemancangan Pondasi Pile 25 x 25 cm 1.602,00 m'
15 Pemotongan Ujung Pondasi Pile 25 x 25 cm 89,00 Bh
16 Penyambungan/Pengelasan Pondasi Pile 20 x 20 cm 178,00 ttk
17 Urugan Tanah Kembali 4,36 m³
Harga satuan tertinggi untuk gedung negara dibedakan untuk setiap klasifikasi
gedung sederhana dan tidak sederhana, lokasi kabupaten/kota-nya, serta untuk
bangunan bertingkat dan yang tidak bertingkat. Disamping itu juga diberlakukan
koefisien/faktor pengali untuk bangunan gedung bertingkat, dan koefisien/faktor
pengali untuk bangunan/ruang dengan fungsi khusus.
Harga satuan per-m2 tertinggi untuk bangunan rumah negara, dibedakan untuk
setiap tipe rumah negara dan lokasi kabupaten/kota-nya. Untuk harga satuan per
m2 tertinggi untuk pembangunan rumah susun (pekerjaan standar), menggunakan
pedoman harga satuan per-m2 tertinggi untuk pembangunan bangunan gedung
negara bertingkat tidak sederhana, sesuai dengan lokasi kabupaten/kota-nya.
b. Harga satuan per-m1 tertinggi untuk pembangunan pagar rumah negara, sesuai
dengan tipe rumah, letak pagar, dan lokasi kabupaten/kota-nya.
c. Harga satuan per-m1 tersebut, dengan ketentuan tinggi pagar sebagai berikut:
Harga satuan tertinggi untuk bangunan gedung negara dengan klasifikasi bangunan
khusus, ditetapkan berdasarkan rincian anggaran biaya (RAB) yang dihitung sesuai
dengan kebutuhan dan kewajaran harga yang berlaku.
C. Komponen Biaya Pembangunan
e.Pembayaran biaya konstruksi fisik dapat dilakukan secara bulanan atau tahapan
tertentu yang didasarkan pada prestasi/kemajuan pekerjaan fisik di lapangan
Bangunan yang di rencanakan adalah bangunan bertingkat 3 lantai untuk ruang belajar
dan workshop/bengkel . Pilihan atau opsi-opsi yang didapat dari data yang ada adalah
bila bangunan bertingkat sederhana biaya maximalnya untuk gedung Negara seperti
tabel di atas adalah Rp 5,385.800,- per m2 sedangkan untuk bangunan tidak sederhana
adalah Rp 7.685.700,- per m2.
Bangunan yang di rencanakan seperti gambar di atas tentunya mengacu pada
perencanaan yang berstandar nasional dan terkini, tentunya membutuhkan biaya pada
bangunan tidak sederhana karena di fasilitasi dengan Lift dan penutup lantai bahan yang
di gunakan granit. Jadi kesimpulannya menjadi bangunan gedung Negara dengan
katagori tidak sederhana.
BAB IV
MEMBERIKAN USULAN TERHADAP
DESAIN ATAU KONSTRUKSI YANG SESUAI.
Untuk mengusulkan opsi bangunan yang paling optimum atau maximal adalah
bangunan yang sudah memenuhi persyaratan bangunan gedung.Persyaratan
bangunan gedung berkaitan dengan permasalahan teknis, meliputi:
− garis sempadan bangunan gedung dengan as jalan, tepi sungai, tepi pantai,
jalan kereta api, dan/atau jaringan tegangan tinggi;
− jarak antara bangunan gedung dengan batas-batas persil, dan jarak antara as
jalan dan pagar halaman yang diijinkan pada lokasi yang bersangkutan.
Garis sempadan adalah garis yang membatasi jarak bebas minimum dari bidang
terluar suatu massa bangunan gedung terhadap batas lahan yang dikuasai, antar
massa bangunan lainnya, batas tepi sungai/pantai, jalan kereta api, rencana saluran,
dan/atau jaringan listrik tegangan tinggi. Penetapan garis sempadan bangunan
gedung oleh Pemerintah Daerah dengan mempertimbangkan aspek keamanan,
kesehatan, kenyamanan, kemudahan, serta keseimbangan dan keserasian dengan
lingkungan
Untuk menyiapkan estimasi awal biaya pembangunan sebuah gedung ialah dengan
menghitung secara kasar/taksir biaya bangunan tersebut dengan cara menghitung
luasan bangunan dan di kalikan dengan harga 1 m2 bangunan di daerah tersebut.
Misalnya:
Untuk Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari 33 kabupaten/kota, kita ambil contoh
bila gedung Negara di bangun di Kabupaten Asahan dapat kita lihat pada tabel Harga
Satuan Bangunan Gedung Negara(HSBGN) di bawah ini
Dari data diatas dapat kita ambil opsi yang paling optimum dari segi biaya apakah
mau di pilih bangunan bertingkat kelas sederhana atau bangunan bertingkat kelas
tidak sederhana (mewah).
Untuk memilih dan memutuskan opsi harus bangunan mana yang harus dipilih perlu
di rapatkan antara pemberi tugas (owner) dengan konsultan perencana.
Tentunya opsi yang jadi pilihan harus memperhitungkan anggaran yang tersedia.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Referensi
.
a. Ervianto, Wulfram I. 2007. Cara Cepat Menghitung Biaya Bangunan. ANDI
Offset, Yogyakarta
b. Sunardi, 2017,Estimasi Biaya dan Pengelolaan Bangunan, Bahan Ajar PPG,
c. H. Bachtiar I, Rencana dan Estimate real of Cost, penerbit Bumi Aksara,
Jakarta, 2003
d. Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor:
332/Kpts/M/2002, Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara,
Jakarta, Agustus 2002.
e. Irawan. Yanto, Ranala. Monica, Ariani. 2010. Panduan Praktis Menghitung
Biaya Membangun Rumah. Kawan Pustaka, Jakarta.
f. Purwito, Agus. 2009. Analisa Biaya Bangunan. Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya
g. PermenPU.No.45/PRT/M/2007,Pedoman Teknis Pembangunan Gedung
Negara,2007
h. Mukomoko,Ir.J.A,Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan,Jakarta,Gaya
Media Pratama,2003.
i. Renggo. S.W. 1997. Menghitung Biaya Membuat Rumah. Jakarta: Penebar
Swadaya
j. Soeharto, I., Manajemen Proyek Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta 1998
B. Referensi Lainnya
a. http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.co.id/2012/10/download-contoh-rab-
timeschedule-curvas-proyek.html di akses tgl 22 Januari 2018
b. http://jumantorocivilengiinering.blogspot.co.id/2015/02/download-analisa-
harga-satuan-sni.html di akses tgl 22 Januari 2018
c. https://4rab.wordpress.com/category/analisa-harga-satuan di akses tgl 22
Januari 2018
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan
DAFTAR PENYUSUN
1. Sunardi,S.Pd Widyaiswara