Modul - Pengantar Ilmu Ekonomi - 2-Terkunci
Modul - Pengantar Ilmu Ekonomi - 2-Terkunci
Modul - Pengantar Ilmu Ekonomi - 2-Terkunci
1 PENDAHULUAN
Overview
Mata kuliah ini memberikan pengetahuan dasar dan wawasan yang
komprehensif tentang ilmu ekonomi. Mahasiswa akan menperoleh materi
berupa masalah-masalah pokok dalam perekonomian, analisa makro ekonomi
dan mikro ekonomi, kebijakan ekonomi makro baik moneter dan fiskal serta
fokus pada bidang ekonomi mikro yaitu perilaku konsumen dan produsen dan
struktur pasar.
Z Tujuan
1. Memahami dan menguasai konsep dan prinsip dasar ilmu
ekonomi
2. Memahami dan menguasai berbagai konsep, prinsip dan model-model
yang mendasari kebijakan ekonomi makro dari berbagai aliran pemikiran
sejak jaman klasik hingga Neo-Keynesian
3. Memahami dan mampu mengkomunikasikan berbagai konsep, prinsip
dan model-model ekonomi mikro sebagai dasar pengambilan keputusan
manajerial dalam bidang bisnis
1-1 Pendahuluan
Politeknik Telkom Pengantar Ilmu Ekonomi
1-2 Pendahuluan
Politeknik Telkom Pengantar Ilmu Ekonomi
1-3 Pendahuluan
Politeknik Telkom Pengantar Ilmu Ekonomi
Aliran (1) dan (2) terjadi melalui pasar barang dan jasa atau pasar
komoditi, sedangkan aliran (3) dan (4) terjadi melalui pasar faktor produksi
atau pasar input. Ini berarti dalam perekonomian tersebut tidak ada tabungan,
investasi, penggantian barang-barang modal atau penyusutan. Namun
sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya sirkulasi aliran ini merupakan
penyederhanaan model, di mana hanya terdapat dua sektor saja dalam
perekonomian, yaitu rumah tangga dan perusahaan untuk memudahkan
pemahaman.
1-4 Pendahuluan
Politeknik Telkom Pengantar Ilmu Ekonomi
Kuis
1-5 Pendahuluan
Politeknik Telkom Pengantar Ilmu Ekonomi
Pilihan Ganda
1-6 Pendahuluan
Soal Aplikasi
Overview
Pasar sebagai tempat bertemunya pembeli dan penjual merupakan fenomena
tersendiri bagi konsep permintaan dan penawaran, dimana keseimbangan
pasar baik dalam jangka panjang maupun pendek merupakan tujuan dari suatu
perekonomian. Analisis dari suatu keseimbangan pasar akan sangat membantu
proses pengambilan keputusan khususnya dalam konsep harga, jumlah barang
yang diproduksi dan jumlah barang yang akan ditawarkan.
Tujuan
1. Memahami dan menguasai konsep dan prinsip dasar
pasar
2. Memahami dan menguasai konsep permintaan dan penawaran pasar
3. Memahami dan menguasai prinsip dasar dan konsep keseimbagan pasar
serta mampu menjelaskan bagaimana keseimbangan pasar tersebut
dipertahankan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang
2.1 Pasar
Pasar adalah suatu interaksi yang terorganisir antara para pembeli
dan penjual yang memungkinkan mereka untuk melakukan perdagangan atau
pertukaran. Bagi pembeli, pasar merupakan tempat atau alat sehingga pembeli
bisa membeli; bagi penjual, pasar merupakan tempat atau alat sehingga
penjual dapat menjual barangnya.
Bentuk pasar bisa bermacam-macam, ada pasar bagi barang-barang
atau komoditi nyata, seperti pasar Amerika bagi tekstil Indonesia; pasar untuk
jasa-jasa, seperti bengkel atau dokter; dan pasar untuk faktor produksi,
seperti pasar tenaga kerja bagi buruh tambang dan pasar pupuk bagi tanaman
padi.
Untuk menambah penjelasan sebelumnya kita bisa membayangkan
sedikitnya dua bentuk sistem ekonomi yang tidak memerlukan pasar. yang
pertama, suatu sistem di mana tiap unit keluarga benar-benar telah
mencukupi semua kebutuhannya sendiri. Dalam suatu masyarakat seperti itu
tiap-tiap keluarga menyediakan semua barang-barang dan jasa yang
dikonsumsi. Kedua, suatu sistem di mana suatu negara menentukan semua
produksi dan distribusi. Pemerintah menentukan sumber-sumber yang mana
akan digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa apa, dan siapa
yang akhirnya akan mengkonsumsi. Sistem lainnya di luar kedua sistem
tersebut membutuhkan pasar.
Masyarakat yang berdasarkan pada unit-unit keluarga yang
memenuhi kebutuhannya sendiri adalah sangat tidak efisien selama mereka
tidak memperoleh keuntungan dari adanya pembagian kerja atau bentuk-
bentuk spesialisasi lainnya. Sedangkan spesialisasi memerlukan pasar untuk
memudahkan pertukaran. Adam smith mengemukakan dalam bukunya The
Wealth of Nations (1776) bahwa pembagian kerja dan spesialisasi
memberikan keuntungan yang luar biasa dalam menghasilkan output. la
menulis bahwa sepuluh pekerja pada perusahaan peniti yang mengerjakan
2.2 Permintaan
Permintaan, seperti telah disebutkan di muka, didefinisikan sebagai
berbagai jumlah barang atau jasa yang diminta oleh pembeli pada berbagai
kemungkinan tingkat harga pada kurun waktu tertentu dalam suatu pasar
tertentu. Untuk memudahkan penjelasan konsep permintaan dapat
menggunakan daftar permintaan menyatakan hubungan antara berbagai
kemungkinan harga-harga dan jumlah barang dan jasa yang diminta pada
harga tersebut. Dengan perkataan lain, merupakan tabel yang
menggambarkan hubungan antara harga dengan jumlah yang diminta
konsumen perseorangan.
12.000 1
10.000 2
8.000 3
6.000 4
4.000 5
2.000 6
Bila harga televisi adalah Rp. 12.000.000,- per unit, jumlah yang
diminta hanya 1 unit per hari. Semakin murah harganya maka jumlah yang
diminta meningkat. Ini menyatakan hukum permintaan, yaitu semakin rendah
harga suatu barang, makin banyak barang tersebut yang diminta; sebaliknya,
semakin tinggi harganya, semakin sedikit permintaan akan barang tadi.
Dari daftar permintaan kemudian bisa kita gambarkan suatu grafik
yang merupakan kurva permintaan. Para ekonom menempatkan harga pada
sumbu vertikal (OY) dan jumlah yang diminta pada sumbu horisontal (OX).
Harga merupakan variabel independent dan jumlah barang yang diminta
sebagai variabel idependen. Dalam Gambar 2.1.a. titik A merupakan hasil
dua nilai : harga Rp. 12.000.000,- dan jumlah televisi yang dibeli konsumen
sebanyak 1 unit. Demikian pula titik B mempunyai nilai-nilai harga Rp.
10.000 dan jumlah yang dibeli 2 unit. Titik-titik C, D, E, dan F dibuat
dengan cara yang sama. Apabila dari enam titik tersebut kita tarik suatu garis
maka akan dihasilkan garis yang merupakan kurva permintaan (Gambar 2.1
.b.).
Tetap kita gunakan baju sebagai contoh, di sini harga televise turun dari Rp.
10.000.000,- menjadi Rp. 6.000.000,- per unit, sebagai akibatnya jumlah yang
diminta bertambah dari 2 menjadi 4 unti tiap harinya. Perpindahan dari titik B
ke D pada kurva yang sama menunjukkan bahwa suatu penurunan harga
barang tertentu menyebabkan kenaikan jumlah yang diminta akan barang
tersebut oleh konsumen. Penting untuk diingat bahwa pada saat gerakan
sepanjang kurva permintaan terjadi, pendapatan, cita rasa dan harga barang
lainnya dianggap tetap konstan (dalam bahasa Latin: ceteris paribus).
Apabila salah satu atau semua faktor yang dianggap statis tadi berubah, maka
kurva permintaan akan bergeser ke kanan atas atau ke kiri bawah,
sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2.2.b. Kurva bergeser kekanan
berarti jumlah yang lebih banyak akan terjual pada harga yang tetap
manapun; demikian pula bergesernya kurva ke kiri berarti iumlah yang lebih
sedikit akan terjual pada harga tertentu yang tetap konstan. Gambar 2.2.b.
tersebut menunjukkan bahwa 4 unit televisi mula-mula terjual pada harga
Rp.6.000.000,- per unit. Setelah kurva bergeser ke sebelah kanan, sejumlah 6
potong dapat dijual pada harga itu dan bila kurva bergeser ke kiri hanya 2 unit
yang terjual pada harga Rp. 6.000.000,-.
2-9 Pasar - Permintaan dan Penawaran
Hukum permintaan, sebenarnya hanya menekankan pada pengaruh
harga suatu barang terhadap jumlah barang itu yang diminta, tapi dalam
kenyataan permintaan suatu barang ditentukan pula oleh banyak faktor lain.
Permintaan suatu barang dapat dipengaruhi juga oleh pendapatan konsumen,
cita rasa, harga barang-barang lain yang mempunyai hubungan erat dan
jumlah penduduk. Kenaikan dalam pendapatan konsumen, biasanya akan
menyebabkan bergesernya kurva permintaan ke kanan, sedangkan suatu
penurunan dalam pendapatan biasanya menyebabkan kurva permintaan
bergeser ke kiri. Orang dapat membeli lebih banyak baju pada saat
pendapatannya lebih tinggi dan lebih sedikit bila pendapatannya berkurang.
Hanya terhadap barang-barang tertentu pada tingkat pendapatan yang lebih
tinggi menyebabkan berkurangnya barang yang diminta, yaitu untuk barang-
barang inferior. Misalnya saja, pada tingkat pendapatan yang lebih tinggi
beberapa orang akan mengurangi pembelian jagung untuk kemudian
menggantinya dengan beras. Peningkatan cita rasa konsumen untuk suatu
barang juga bisa menyebabkan bergesernya kurva permintaan ke kanan atas.
Pergeseran kurva permintaan juga akan teriadi bila harga barang-
barang yang mempunyai hubungan erat berubah. Barang-barang yang
mempunyai hubungan erat mungkin dapat dikelompokkan kedalam dua
kategori: barang-barang substitusi dan komplementer atau pelengkap. Contoh
untuk barang-barang substitusi adalah daging sapi dengan ikan, jagung
dengan beras, batu merah dengan batako, dan lain-lain. Suatu kenaikan harga
barang substitusi akan menyebabkan bergesernya kurva permintaan ke
sebelah kanan atas, dan penurunan harga barang substitusi menyebabkan
bergesernya kurva ke kiri bawah. Sedangkan barang-barang komplementer
adalah barang-barang yang dalam penggunaannya harus bersama dengan
masing-masing barang lainnya. Misalnya kendaraan bermotor dengan
bensin, kopi dengan gula, sepeda dengan bannya, dan sebagainya. Kenaikan
harga barang komplementer akan menyebabkan bergesernya ke kiri kurva
permintaan, penurunan harga barang komplementer menyebabkan kurva
bergeser ke kanan atas. Bila harga bensin naik maka kombinasi dari bensin
dan kendaraan bermotor menjadi lebih mahal, permintaan terhadap kendaraan
bermotor mungkin akan berkurang. Sebaliknya, bila harga bensin turun, lebih
banyak kendaraan bermotor akan diminta. Akhirnya, pertambahan penduduk
juga bisa menyebabkan bertambahnya permintaan, walaupun tidak selalu
demikian. Adanya jumlah penduduk yang meningkat jika diikuti dengan
kesempatan kerja yang lebih luas, akan mengakibatkan lebih banyak
orang yang menerima pendapatan dan ini berarti menambah daya beli yang
pada gilirannya akan menambah permintaan.
Overview
Produksi sebagai salah satu faktor yang dapat memuaskan kebutuhan dan
keinginan manusi senantiasa dibatasi oleh ketersediaan faktor-faktor produksi
itu sendiri dan bagaimana ekonomi pasar menentukan kontribusinya terhadap
produksi itu sendiri serta hubungasnnya dengan konsep perubahan dalam
biaya produksi.
Tujuan
3.2 Modal
Barang modal (bersama-sama dengan tenaga keria dan tanah) adalah
barang yang digunakan untuk tujuan menghasilkan barang-barang dan jasa
agar proses produksi menjadi lebih efisien. Barang –barang modal seperti
pabrik- pabrik dan mesin-mesin tidak diproduksi untuk langsung dinikmati
konsumen, tapi lebih pada untuk menghasilkan barang-barang konsumen atau
barang- barang modal lainnya pada biaya yang lebih rendah, dengan demikian
meningkatkan efisiensi. Barang-barang modal adalah buatan manusia,
bukanlah suatu "pemberian alam" seperti faktor produksi lainnya, yaitu
tanah dan tenaga kerja. Kita sering menginvestasi tenaga kerja melalui
pendidikan atau
latihan tenaga kerja, menginvestasi tanah melalui pengairan dan pemberian
pupuk, lebih banyak tenaga kerja dan tanah dapat dipakai dalam produksi
tanpa investasi secara luas. Sebaliknya dengan modal, hanya dapat diciptakan
melalui investasi. Berapa modal diperlukan, merupakan keputusan investasi
yang harus dibuat oleh pengusaha, di mana investasi didefinisikan sebagai
pembelian barang-barang modal. Walaupun penggunaan barang-barang
modal biasanya membuat produksi lebih efisien, tapi jumlah barang modal
yang ingin dibeli pengusaha adalah terbatas. Pertimbangan utama pengusaha
untuk melakukan pembelian adalah perhitungan pengembalian marginal
(marginal return) melalui biaya marginalnya (marginal cost). Misalnya, akan
membeli tambahan mesin dengan biaya Rp 50 juta. Bila pengusaha
memperkirakan mesin itu akan menambah penerimaannya kurang dari Rp 50
juta, maka mesin tidak jadi dibeli.
Bagi sebuah perusahaan yang membuat keputusan investasi, seperti
apakah membeli atau tidak suatu peralatan tertentu, baik biaya maupun
perkiraan keuntungan dari pembelian peralatan tersebut harus
diperhitungkan. Dengan demikian, modal diminta oleh perusahaan-
perusahaan apabila perkiraan keuntungannya (expected return) lebih besar
dari perkiraan biayanya. Dalam biaya modal mencakup penyusutan
termasuk risiko dan beban bunga, sedangkan hasil dari modal (return to
capital) adalah keuntungan yang diharapkan dari penggunaan barang modal.
Biaya modal mudah untuk ditentukan, yaitu dari harga barang modal
pada saat pembelian. Yang menjadi masalah adalah menghitung hasil dari
modal, sehingga dengan demikian bisa digunakan untuk membandingkan.
suatu hasil Rp 100 juta yang diterima dalam tahun 2007 adalah jauh lebih
kecil nilainya dari biaya sebanyak Rp 100 juta yang dikeluarkan tahun 1997.
Untuk memudahkan pemahaman apabila investasi tersebut didepositokan atau
untuk membeli surat berharga seperti saham bisa jadi setelah 10 nilainya
bisa menjadi dua kali lipat.
Untuk menghitung aliran pendapatan agar dapat dibandingkan
dengan biayanya, hasil dari modal harus diartikan dengan hati-hati. Dua
faktor harus diperhatikan. Pertama, hasil dari modal yang akan dihitung
merupakan biaya operasi (bersih). Misalnya, hasil dari suatu mesin adalah
nilai dari outputnya dikurangi biaya bahan bakar yang diperlukan untuk
menjalankan mesin tersebut, biaya pemeliharaan dan biaya tenaga kerjanya.
Kedua, selama hasil diterima pada saat yang akan datang, perusahaan harus
menghitung Nilai Sekarang (Present Value/PV) dari hasil itu, yaitu jumlah
uang yang akan diterima dimasa-masa mendatang yang nilainya dihitung
pada saat sekarang. Dengan
demikian, untuk menghitung Present Value kita harus memasukkan
unsur tingkat bunga yang berlaku dipasar. Rumus untuk menghitung Present
Value adalah :
PV = X
(1+i)n
di mana PV adalah present value atau nilai sekarang, X adalah hasil yang
akan diterima dimasa datang, i adalah tingkat bunga modal dan n adalah
jumlah tahun dari waktu sekarang. Kita ambil contoh, misalkan seorang
pengusaha merencanakan untuk membeli sebuah mesin seharga US$ 7 juta,
dan diperkirakan mesin tersebut dapat memberikan hasil sebanyak US$ 2 juta
per tahun selama 4 tahun. Apakah pengusaha itu akan membeli mesin itu?
Kita tidak dapat menjawab pertanyaan di atas sebelum kita menghitung
terlebih dahulu nilai sekarang dari US$ 8 juta yang akan kita terima selama 4
tahun. Apabila tingkat bunga modal dipasar adalah 8% per tahun, maka
perhitungan Nilai Sekarang-nya adalah :
pV = 2.000.000 + 2.000.000 + 2.000.000 + 2.000.000
1,08 (1,08)2 (1,08)3 (1,08)4
Maka dengan tingkat bunga modal sebesar 8% per tahun pengusaha tadi tidak
akan melakukan investasi membeli mesin karena nilai sekarang dari
hasil modal lebih kecil dari biayanya sebesar harga mesin.
3.3 Tanah
Dalam hal ini , tanah termasuk sumber-sumber alam seperti hutan
dan mineral-mineral yang terkandung di dalamnya. Tanah, yang bersama-
sama dengan modal dan tenaga kerja, merupakan faktor produksi.
Harga penggunaan tanah disebut sewa, dan seperti harga-harga dari faktor-
faktor produksi dan barang-barang lainnya, sewa ditentukan oleh permintaan
dan penawaran.
Permintaan untuk tanah merupakan permintaan turunan (derived
demand), yaitu bahwa permintaan terhadap tanah tergantung pada
permintaan untuk barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi oleh tanah
(baik langsung maupun tidak langsung). Sebagai contoh, pada awal abad 19
harga gandum di Inggris meningkat yang menyebabkan tingginya sewa
tanah. Tapi menurut pendapat David Ricardo, justru tingginya sewa tanah itu
menyebabkan tingginya harga gandum. Hal ini karena tanah dianggap
sebagai salah satu faktor produksi.
Pada pandangan sepintas, tanah tampak sebagai sesuatu yang tetap
atau tak dapat diubah. Tapi sebenarnya tidak seluruhnya benar. Kita bisa lihat
Singapura yang memperluas tanahnya dengan cara menguruk laut. Hal yang
sama juga dapat dilihat di Pluit & Muara Karang, Jakarta. Untuk kasus tanah
pertanian, penawaran dapat meningkat melalui irigasi dan dapat berkurang
dengan mempergunakan untuk keperluan lainnya. Penawaran tanah pertanian
tergantung pada harga atau sewa tanah tersebut. Apabila sewanya tinggi,
mungkin akan dilakukan irigasi, sedangkan bila sewanya rendah, akan
lebih baik untuk penggunaan tempat pemukiman atau industri.
Gambar 3.7. Penentuan Tingkat Upah Dalam Pasar Bukan Persaingan Murni
3- Faktor Produksi
1313
3.7 Diminishing Return
Hukum ini menyatakan bahwa apabila satu jenis input terus ditambah
penggunaannya dengan tambahan yang sama sedangkan input-input lainnya
tetap, maka tambahan output mula-mula meningkat, tapi setelah melalui suatu
tingkat tertentu tambahan output akan menurun. Hukum ini dapat pula
disebut sebagai hukum proporsi yang berubah-ubah (law of variable
proportions). Misalnya, bila suatu perusahaan terus menambah pekerja
sedangkan jumlah modal tetap konstan, maka tambahan output yang
dihasilkan pekerja mula-mula meningkat (karena adanya spesialisasi), tapi
pada akhirnya pertambahannya menjadi kecil . Erat kaitannya dengan
diminishing return adalah Produk Marginal (Marginal Product/MP), yaitu
perubahan jumlah output sebagai akibat perubahan 1 satuan input variabel.
Dengan demikian bentuk dari kurva MP mula-mula meningkat kemudian
kembali menurun. Sedangkan Produk Total (Total Product/TP) menunjukkan
tingkat produksi total pada berbagai tingkat penggunaan input variabel. Dan
Produk Rata-rata (Average Product/AP) merupakan hasil rata-rata persatuan
input variabel pada berbagai tingkat penggunaan input itu, atau Produk Total
dibagi dengan jumlah satuan dari input variabel. Kurva ketiganya dan
hubungan satu dengan lainnya adalah sebagai berikut.
3- Faktor Produksi
1414
Gambar 3.8, Kurva Produk Total, Produk Rata-rata dan Produk Marginal
3- Faktor Produksi
1616
Tahap I:
Digunakannya lebih banyak tenaga kerja per satuan ruangan kantor
menyebabkan bertambahnya AP dari tenaga kerja, dengan efisiensi tenaga
kerja meningkat, dan TP juga bertambah. Oleh karena itu efisiensi ruangan
kantor juga bertambah.
Tahap II :
Baik AP maupun MP semakin berkurang, tapi karena TP masih terus
bertambah maka MP masih positip. Dengan demikian semakin banyak tenaga
kerja yang digunakan efisiensinya makin berkurang, tapi pada tahap ini
efisiensi ruangan kantor masih terus bertambah (karena TP masih terus naik).
Tahap III :
AP dan TP semakin berkurang, oleh karena itu MP nya negatip. Pada tahap
ini
efisiensi tenaga kerja dan ruangan kantor keduanya menjadi berkurang. Tahap
ll menjadi tahap produksi yang relevan dan rasional (rational stage) bagi
pengusaha. Apabila ruangan kantor merupakan sumber daya yang bebas
(berarti tidak ada harganya) dan tenaga kerja merupakan sumber daya
ekonomi, pengusaha yang ingin mencapai tingkat efisiensi sebesar
mungkin dari tenaga keria akan memproduksi di mana AP mencapai
maksimum atau pada batas antara Tahap I dan II . Sebaliknya, apabila tenaga
kerja merupakan sumber daya bebas sedangkan ruangan kantor sebagai
sumber ekonomi, maka pengusaha akan menggunakan ruangan kantor sampai
pada tingkat yang paling efisien, yaitu pada batas antara Tahap II dan III.
Pada keadaan di mana kedua sumber daya tersebut harus dibeli, jelas
pengusaha akan memproduksi pada antara batas Tahap I/II dan II/III . Bila
tenaga kerja relatif lebih mahal dibanding dengan harga atau sewa ruangan
kantor, maka produksi akan dilakukan mendekati batas Tahap I/II ; dan
sebaliknya apabila sewa ruangan kantor lebih mahal dibanding dengan upah
tenaga keria, produksi akan mendekati batas Tahap II/III. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa Tahap I dan lll tidak relevan bagi pengusaha dan
merupakan daerah yang tak rasional (irrational stage). Tapi dimanapun
pengusaha berproduksi, pertimbangan yang utama adalah tercapainya
keuntungan maksimum .
3- Faktor Produksi
1818
pengembangan industri modern sampai sekarang. Menurut Smith, Pembagian
keria penting untuk diperolehnya efisiensi produki. Hal ini karena:
(1) pembagian kerja meningkatkan keterampilan atau kecekatan setiap
pekerja sehingga akan meningkatkan jumlah yang dapat dihasilkan
untuk setiap satuan waktu tertentu
(2) pembagian kerja menghemat waktu yang hilang dikarenakan
berpindah dari macam pekerjaan yang satu ke macam pekerjaan
lainnya
(3) pembagian kerja memungkinkan terciptanya penemuan-penemuan
cara kerja yang lebih efisien. Tapi di samping meningkatkan
efisiensi, spesialisasi secara luas akan menimbulkan human cost,
yaitu adanya kebosanan dan kemungkinan terjadinya kemacetan
dalam proses produksi. Kebosanan atau kejenuhan dari pada pekerja
dapat terjadi karena mereka setiap saat selalu mengerjakan tugas
yang itu-itu terus tanpa ada variasi pekerjaan yang lain. Di
samping itu dalam spesialisasi biasanya digunakan sistem kerja
"ban berjalan", sehingga apabila karena sesuatu hal terjadi
kemacetan pada salah satu bagian, maka keadaan yang demikian
akan mempengaruhi proses produksi lebih lanjut. Proses produksi
keseluruhan dimungkinkan terpengaruh oleh kemacetan yang terjadi
pada salah satu bagian dalam rangkaian proses produksi itu.
3- Faktor Produksi
1919
Economies of scale dan diseconomies of scale merupakan konsep
jangka panjang. Jangka panjang adalah suatu periode waktu yang cukup lama
bagi sebuah perusahaan untuk melakukan penyesuaian semua input yang
digunakan sesuai dengan yang diingini. Dengan kata lain, input-input yung
dalam jangka pendek dianggap tetap sebagai contoh misalnya skala produksi
atau ukuran pabrik dalam jangka panjang dapat diubah.
Kurva LAC di sini tidak dibentuk berdasarkan pada 5 kurva SAC saja,
sebagaimana terlihat dari gambar, tapi berdasarkan pada kurva-kurva SAC
yang tak terhingga banyaknya. Kurva LAC tersebut menyinggung kurva-
kurva SAC (oleh karena itu LAC disebut pula sebagai kurva amplop atau
envelope curve). Titik-titik singgung itu merupakan tingkat produksi yang
memberikan biaya minimum dalam jangka panjang. Perlu diketahui bahwa
kurva LAC tidak menyinggung kurva-kurva SAC pada titik minimumnya,
kecuali bagi ukuran pabrik di mana LAC mencapai minimum (SAC 3 dalam
contoh Gambar 3.10). Jadi, kurva LAC yang berbentuk-U ini bukanlah
dikarenakan berlakunya law of diminishing return, tapi oleh adanya
economies of scale dan diseconomies of scale.
Economies of scale bisa terjadi karena adanya kemungkinan-
kemungkinan sebagai berikut:
(a) Spesialisasi. Sebagaimana tetah disebutkan di muka, bahwa
spesialisasi akan meningkatkan efisiensi,
(b) Pengurangan harga bahan-bahan baku. Harga bahan baku akan
menjadi lebih murah dengan bertambah banyaknya jumlah
pembelian. Semakin banyak produksi, makin banyak bahan baku
yang diperlukan, dan dengan harga bahan baku yang lebih murah
maka biaya per satuan produk menjadi lebih rendah,
3- Faktor Produksi
2020
(c) Diproduksikannya produk-sampingan. Bahan-bahan baku sisa yang
tadinya terbuang, dengan adanya perluasan kapasitas pabrik dapat
dimanfaatkan untuk dibuat produk-sampingan. Bahan-bahan yang
tidak terpakai ini merupakan residu yang diciptakan oleh proses
produksi, sehingga dengan demikian dapat dimanfaatkan, karena
tidaklah efisien bila residu ini diproses oleh pabrik dengan ukuran
yang kecil,
(d) External economies, yaitu keuntungan yang disebabkan faktor-faktor
yang datangnya dari luar perusahaan. Dengan luasnya kapasitas
pabrik, mungkin akan menarik pedagang-pedagang input yang
digunakan dalam proses produksi untuk mengumpul dekat pabrik,
makin tersedianya fasilitas-fasilitas lainnya (air, listrik, jaringan
pengangkutan) yang lebih murah, dan sebagainya yang kesemuanya
akan mengurangi biaya produksi.
3.12 lsocost
Peta isoquant menggambarkan fungsi produksi suatu perusahaan untuk
semua kemungkinan-kemungkinan jumlah output yang dapat dihasilkan.
Tapi untuk dapat menentukan kombinasi faktor yang optimum bagi sebuah
perusahaan, biaya-biaya faktor produksi juga harus bisa digambarkan.
Untuk itu diperlukan pengetahuan tentang anggaran yang tersedia untuk
membeli faktor produksi dan harga dari masing-masing faktor yang
digunakan sehingga diperoleh suatu garis isocost (yang berarti biaya yang
sama).
Dengan kata lain, isoquant hanya dapat menjelaskan apa yang diingini
oleh perusahaan dengan fungsi produksi tertentu, tapi tidak menjelaskan
tentang apa yang dapat diperbuat oleh perusahaan. Untuk bisa mengetahui hal
itu, diperlukan garis isocost yang menunjukkan kombinasi yang berbeda-beda
dari faktor produksi yang dapat dibeli oleh perusahaan. Misalkan faktor
produksi tersebut adalah modal dan tenaga kerja (Lihat Gambar 3.12.).
Apabila suatu perusahaan memiliki anggaran atau budget sebesar B,
maka B = K.PK+ L.PL, d i mana PK adalah biaya modal per satuan dan PL
adalah upah tenaga kerja. Apabila perusahaan mengeluarkan seluruh
anggarannya untuk memperoleh modal, perusahaan akan mendapat B/Pk
satuan modal; sedangkan bila seluruh anggaran digunakan untuk membayar
tenaga kerja, maka akan diperoleh tenaga kerja sebanyak B/PL. Dengan
demikian dapat ditarik suatu garis biaya yang sama (isocost line) dari kedua
titik disumbu absis dan ordinat. Untuk jumlah anggaran yang lebih besar (B'),
dengan harga-harga faktor produksi yang tetap konstan, garis isocost
bergeser kearah kanan sejajar dengan garis isocost mula-mula.
3.13 Menemukan Kombinosi Faktor yong Optimum
Peta isoquant suatu perusahaan menunjukkan fungsi produksi pada
berbagai tingkat output. Sedangkan garis-garis isocost-nya menunjukkan
hubungan antara biaya-biaya faktor produksi pada berbagai biaya-biaya
pengeluaran. Apabila keduanya kita gabungkan, maka kita bisa menemukan
kombinasi faktor yang optimum bagi suatu perusahaan. Dalam Gambar 3.13.
secara bersama ditunjukkan peta isoquant dan garis-garis isocost yang
dihadapi sebuah perusahaan.
Penggabungan keduanya memungkinkan dua keadaan dapat dipilih
oleh perusahaan: (a) Dengan jumlah anggaran atau budget yang dimiliki,
berapa jumlah output maksimum yang dapat dicapai, (b) Dengan tingkat
produksi tertentu yang diingini, berapa biaya minimum diperlukan.
Gambar 3.1,3. Meminimumkan Biaya atau Memaksimumkan Output
2. Kombinasi yang optimum dari faktor produksi adalah tujuan akhir dari
perusahaan dalam jangka panjang. Untuk mencapai kondisi tersebut harus
melewati pemahaman konsep isoquant dan isocost. Bagaimanakah cara
bekerjanya kedua faktor tersebut? berikan masing-masing contohnya
untuk dua buah industri yang berbeda?
4 TEORI BIAYA
Overview
Memahami konsep teori biaya merupakan syarat mutlak untuk dapat
mengambil keputusan salahsatunya adalah harga. Ada beberapa analisis lain
disamping analisis biaya baik jangka pendek maupun jangka panjang
seperti kurva indifference, budget line dan elastisitas akan sangat membantu
dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan harga.
Tujuan
1. Memahami dan menguasai konsep teori
biaya
2. Memahami dan menguasai analisis biya baik jangka endek maupun
jangka panjang
3. Memahami dan menjelaskan konsep kurva indifference, budget line dan
elastisitas sebagai bahan pertimbangan lain dalam pengambilan
keputusan biaya dan harga
4.1 Biaya
Dari segi perusahaan, biaya adalah pengeluaran uang untuk membayar
faktor-faktor yang digunakan dalam produksi, seperti misalnya upah buruh,
gaji manajer, sewa tanah, pembelian mesin dan bahan mentah, biaya
mendirikan pabrik dan sebagainya. Dalam membicarakan biaya, dibedakan
antara biaya dalam jangka pendek dan biaya jangka panjang. Jangka pendek
didefinisikan sebagai suatu periode waktu di mana perusahaan tidak dapat
memperluas atau menciutkan ukuran pabrik. Periode ini mungkin hanya
beberapa minggu atau beberapa bulan saja.
'k~uglanmak
,inuJm pada
Un~.a.t pro
dukii rc~=•:':";..~~~~~
,, Ju111l<1h
k cun tu n,:;,,,,
(krru,6a.n)
I
Ro •
I
I
I
I
MC
'
I
ken.Jpltl ,tir ik k..
;u:r i,tunP'
: malcsim.u,n.J
•
•I ic.•U@IIIUI
••
I
I
MR
\t.euntunpn
• •, •i •3 "4 Jumlah
4.5 Analisi utilitas
Utilitas atau kepuasan (utility) mengukur selera dan preferensi dari
konsumen individual. Dan memang, teori utilitas mengasumsikan bahwa
utilitag bisa diukur, atau utilitas bersifat kardinal (satuan ukurannya disebut “
util" ).
Utilitas Total adalah jumlah kepuasan yang diperoleh dari
mengkonsumsi sejumlah barang-barang tertentu. Semakin banyak barang
yang dikonsumsi, semakin banyak pula utilitas yang diperoleh dari
barang itu. Tetapi pada suatu tingkat konsumsi tertentu, Utilitas Total
mencapai maksimum dan kemudian menurun apabila barang tersebut terus
dikonsumsi. Sedangkan Utilitos Marginal merupakan tambahan Utilitas Total
karena tambahan 1 satuan barang yang dikonsumsi. Kedua konsep utilitas tadi
dapat digambarkan pada Gambar 4.5.a. dan Gambar 4.5.b.
4- Teori Biaya
1111
Gambar 4.6.
karena disatu pihak PA naik dan dilain pihak MUB, meningkat disebabkan
berkurangnya jumlah B yang dikonsumi (hukum Gossen). Jelas keadaan
seperti itu tidak menguntungkan konsumen, karena tidak memperoleh
kepuasan yang maksimum. Oleh karena itu, dengan naiknya harga A
sampai pn menyebabkan konsumen memutuskan untuk menambah jumlah B
yang dikonsumsi dengan cara mengurangi pembelian jumlah A
sedemikian rupa
sehingga MUA2 = MUB2
PA2 PB1
Keadaan itu bisa dicapai dengan mengkonsumsi A dan B sebanyak A2 dan B2
(Gambar 4.6.).
Analisa di atas menunjukkan kepada kita bahwa dengan naiknya harga suatu
barang (barang A dalam contoh kita) menyebabkan berkurangnya jumlah
yang akan dibeli konsumen. Ini sesuai dengan Hukum Permintaan yang telah
kita ketahui sebelumnya.
pembatas bagi seseorang untuk bisa membeli barang dan jasa dapat
dinyatakan dalam bentuk garis anggaran (budget line). Garis anggaran
menunjukkan berbagai kombinasi dua macam barang yang dapat dibeli
seseorang yang memiliki pendapatan tertentu dan menghadapi harga-harga
dari barang-barang itu.
Apabila seorang konsumen membelanjakan seluruh pendapatannya
(Y) untuk A, maka konsumen dapat mengkonsumsi sebanyak Y
satuan dari barang A. PA
Demikian juga bila konsumen membelanjakan seluruh pendapatannya untuk
membeli barang B, konsumen dapat mengkonsumsi Y satuan B.
PB
Dengan demikian kita bisa menarik suatu garis anggaran, dan garis anggaran
ini mempunyai kemiringan PB
PA
Garis anggaran akan bergeser bila baik harga maupun pendapatan
berubah. Gambar 4.9.a. menunjukkan garis anggaran bergeser bila pendapatan
konsumen berubah sedangkan harga kedua barang tetap sama. Gambar 4.9.b.
menunjukkan beberapa garis anggaran pada harga-harga barang B yang
berlainan,
Sedangkan harga barang A dan pendapatan konsumen keduanya
tetap konstan. Kenaikan harga menyebabkan garis anggaran bergeser ke kiri,
dan harga turun menyebabkan garis anggaran bergeser ke kanan. Selanjutnya,
Gambar 4.9.c. menunjukkan bila harga dari barang A berubah sedangkan
harga B dan pendapatan konsumen tetap.
Gambar 4.11.
4- Teori Biaya
2020
Faktor ketiga yang menentukan elastisitas harga adalah waktu yang
diperlukan para konsumen untuk menyesuaikan harga baru: makin panjang
waktu yang diperlukan untuk menyesuaikan, akan semakin elastis permintaan
suatu barang. Apabila harga suatu barang berubah, untuk jangka waktu yang
lebih lama jumlah yang diminta akan barang itu menjadi semakin banyak.
Mengenai koefisien elastisitas harga dapat dihitung dengan dua cara
: (1) etastisitas busur (arc elasticity), dan (2) elastisitas titik (point elasticity).
Elastisitas busur adalah koefisien elastisitas harga antara dua titik
pada kurva permintaan. Dengan rumus dapat ditulis sebagai :
Hasil dari penghitungan rumus elastisitas titik di atas akan sama dengan
di mana qx1 adalah jumlah barang X yang diminta mula-mula, qx2, adalah
jumlah barang X yang diminta kemudian, Py1 adalah harga barang Y mula-
mula, dan'Pr' arilalah harga barang Y setelah terjadi perubahan.
Elastisitas silang berlaku baik bagi barang-barang substitusi maupun
barang-barang komplementer. Apabila barang-barang adalah substitusi,
kenaikan harga suatu barang akan menyebabkan kenaikan jumlah barang
lain yang diminta, dan sebaliknya. Misalkan,
bila harga batako naik, maka permintaan terhadap batu merah akan
meningkat, karena sekarang batu merah menjadi lebih murah secara relatif.
Elastisitas silang untuk barang-barang substiusi dengan demikian adalah
positip. Nilai elastisitas silang yang besar (positip) atas 2 barang berarti
barang-barang tersebut merupakan substitusi dekat. Apabila barang-barang
mempunyai hubungan komplementer, kenaikan dalam harga suatu barang
akan menyebabkan penurunan jumlah barang lain yang diminta, dan
sebaliknya. Barang-barang komplementer adalah barang-barang yang
penggunaannya bersama-sama. Misalnya antara sadel sepeda dengan ban
sepeda atau untuk kasus yang ekstrim adalah antara sepatu kiri dengan sepatu
kanan. Elastisitas silang untuk barang-barang komplementer mempunyai nilai
negatif, artinya, apabila harga barang Y meningkat maka jumlah barang X
yang diminta oleh konsumen akan berkurang. Dengan demikian, nilai
elastisitas silang yang besar (negatif) atas2 barang berarti barang-barang
tersebut merupakan komplementer dekat. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
apabila
nilai elastisitas adalah nol, berarti antara dua barang yang sedang diukur tidak
mempunyai hubungan.
4- Teori Biaya
2727
Kuis
4- Teori Biaya
2828
Pilihan Ganda
3. Garis anggaran akan berubah bergeser pada kedua sumbu X & Y bila
A. Pendapatan tetap D. Tidak ada perubahan
B. Perubahan pendapatan E. Inflasi
C. Harga berubah
Apabila perubahan harga sebesar satu akan menyebabkan perubahan
4. permintaan dengan besar yang sama maka disebut
A. Elastis D. Tidak elastis
B. Inelastis E. Unitary elastis
C. Barang giffen
4- Teori Biaya
2929
Soal Aplikasi
1. Gambarkan kurva biaya marginal dan kurva biayta total rata-rata untuk
perusahaan manufaktur ? Jelaskan mengapa kurva-kura tersebut memiliki
bentus demikian dan mengapa kurva tersebut saling berpotongan?
4- Teori Biaya
3030
5 STRUKTUR PASAR
Overview
Struktur pasar merupakan suatu fenomena menarik, mengapa karena dengan
mengetahui secara pasti dimana sebuah perusahaan berada dalam sebuah
persaingan maka semua keputusan yang diambil akan dapat menjadikan
perusahaan tersebut memenangkan persaingan dengan memperoleh
keuntungan yang maksimal baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Struktur pasar menggambarkan banyaknya jumlah pemebeli dan jumlah
penjual yang kemudian secara mikro ekonomi akan dianalisis keberadaannya
Tujuan
1. Memahami dan menguasai konsep struktur pasar dan persaingannya
2. Memahami dan menjelaskan keuntungan dalam jangka pendek dan
jangka panjang
3. Memahami dan menjelaskan ke empat struktur pasar yang ada yaitu
persaingan sempurna, oligopoly, monopolistic dan monopoli
5- Strutur Pasar
1010
Selanjutnya dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan dalam
persaingan murni selalu memperoleh hanya keuntungan normal dengan
MC=MR=AC, dengan AC yang terendah. Perusahaan-perusahaan baru yang
masuk dan perluasan kapasitas pabrik akan menyebabkan kenaikan jumlah
penawaran pasar yang pada gilirannya membuat harga turun sedemikian rupa
sehingga cukup untuk menghilangkan keuntungan di atas keuntungan normal.
Perusahaan-perusahaan yang keluar dan adanya penurunan kapasitas pabrik
menyebabkan berkurangnya jumlah penawaran pasar sehingga
meningkatkan
harga yang cukup untuk menghilangkan kerugian. Dengan demikian,
keseimbangan perusahaan jangka panjang adalah juga keseimbangan
perusahaan jangka pendek, p = LAC=SAC= LMC = SMC = MR = D. Akan
tetapi, keseimbangan perusahaan jangka pendek tidak selalu berarti
keseimbangan perusahaan dalam jangka panjang, karena seperti telah
disebutkan di muka bahwa dalam jangka pendek perusahaan bisa memperoleh
keuntungan lebih atau mungkin menderita kerugian.
Namun, keadaan seperti itu yaitu bahwa perusahaan-perusahaan selalu
menerima keuntungan normal berlaku bila diasumsikan semua faktor
produksi homogin dan harga daripada tiap faktor produksi tersebut adalah
sama. Apabila ada salah satu atau semua faktor produksi yang heterogin,
maka
dalam jangka panjang pun masih ada perusahaan yang memperoleh
keuntungan lebih. Hanya perusahaan-penusahaan dengan faktor produksi
yang efisien yang bisa memperoleh keuntungan lebih. Sedangkan
perusahaan yang
hanya menerima keuntungan normal disebut perusahaan marginal (marginal
firm), yaitu perusahaan yang dalam morgin of profitability: kalau harga turun
sedikit saja perusahaan akan terpaksa keluar dari industri. Biasanya, tidak
semua faktor produksi adalah homogin. Paling tidak, faktor produksi
pengusaha (entrepreneur) adalah merupakan faktor yang heterogin.
Oleh karena itu, dalam kenyataan keadaan pasar persaingan murni
seperti digambarkan di muka tidak pernah ada. Namun demikian model ini
dapat kita gunakan sebagai konsep yang berharga. Pertama, ada satu-dua
industri yang mendekati bentuk persaingan murni yaitu adanya beberapa
produksi di mana campur tangan pemerintah adalah kecil atau tidak ada sama
sekali, sehingga dengan demikian model persaingan murni membantu kita
guna menganalisa pasar produk tersebut dengan lebih baik. Kedua, model
persaingan murni dapat digunakan sebagai alat untuk membandingkan suatu
keadaan yang ekstrim dengan ciri-ciri industri yang nyata.
Terlepas dari apakah ada atau tidak ada bentuk pasar ini, persaingan
murni mempunyai beberapa kelebihan: (1) Dalam keseimbangan jangka
panjang dihasilkan kemungkinan harga yang paling rendah dan kemungkinan
output yang paling tinggi. perusahaan-perusahaan hanya menerima
keuntungan normal dan konsumen hanya membayar barang sebanyak biaya
marginal (MC) nya. (2) Karena dalam jangka panjang perusahaan
berproduksi pada AC minimum, maka sumber-sumber digunakan pada
produksi yang maksimum secara efisien. (3) Tidak perlu dilakukannya
advertensi/iklan selama advertensi tidak ada gunanya dalam suatu pasar di
mana perusahaan- perusahaan bisa menjual berapapun yang diingini.
Dengan demikian tidak terjadi pemborosan. Dilakukannya advertensi pada
akhirnya akan dibebankan pada konsumen berupa harga yang lebih tinggi.
Walau bagaimanapun, model pasar persaingan murni bukannya tidak
mempunyai kelemahan , antara lain yang bisa kita sebut : (1) Barang-barang
yang homogin (sama persis) mungkin sekali tidak diingini oleh konsumen.
Apabila semua orang memakai, misalnya, baju biru, bisa kita bayangkan
dunia menjadi tidak bervariasi dan kita akan cepat menjadi bosan. (2)
Perusahaan- perusahaan dalam pasar ini (dalam jangka panjang) hanya
memperoleh keuntungan normal saja. Padahal, suatu keuntungan yang lebih
mungkin diperlukan sebagai pendorong bagi perusahaan untuk melakukan
program penelitian dan pengembangan (Research and Development
Programs) secara progresif. (3) Dalam banyak industri, beberapa perusahaan
besar (Multi National Corporations/MNC) dapat memproduksi dengan AC
yang lebih
rendah (dengan mengambil keuntungan economies of scale) daripada
yang dapat diproduksi oleh banyak perusahaan berskala kecil.
Di samping terjadinya penyesuaian harga output yang diakibatkan
masuk/keluarnya perusahaan ke/dari industri, dalam jangka panjang
biaya produksi juga bisa naik atau turun. Bila terjadi kenaikan permintaan
sehingga harga output meningkat dan dalam industri tersebut terdapat
keuntungan lebih, maka beberapa perusahaan akan masuk dan
perusahaan-perusahaan yang ada memperluas kapasitas pabriknya, total
output meningkat. Akibatnya harga dari beberapa input yang
dipergunakan naik karena permintaan terhadap input-input tersebut
meningkat, dan hal ini membawa konsekuensi naiknya biaya produksi.
Pergeseran kurva-kurva biaya ke atas menyatakan external diseconomies,
yaitu kegiatan yang tidak ekonomis sebagai akibat dari faktor-faktor luar bagi
perusahaan yang bersangkutan. lndustri yang demikian disebut sebagai
industri dengan biaya yang semakin naik (increasing cost industry). Dengan
demikian penyesuaian jaangka panjang terjadi dalam dua arah: harga output
(=kurva permintaan perusahaan individual) turun dan kurva LAC
meningkat. Pada industri dengan biaya yang semakin turun (decreasing cost
industry), dengan semakin banyak input yang dipakai sebagai akibat dari
kenaikan output, harga input justru turun. Di sini kurva harga dan kurva biaya
keduanya bergerak dalam arah yang sama. Hal ini karena adanya faktor
external economies yang diterima perusahaan, yaitu faktor faktor yang terjadi
di luar perusahaan yang mempunyai pengaruh penghematan bagi perusahaan
yang bersangkutan. Selanjutnya, pada industri dengan biaya konstan
(constant cost industry) penyesuaian hanya terjadi pada harga, karena kurva-
kurva biaya tetap tidak mengalami perubahan.
5.4 Monopoli Murni
Monopoli murni adalah suatu pasar di mana hanya terdapat satu
penjual saja. Tidak ada substitusi bagi barang-barang atau jasa-jasa yang
ditawarkan monopolis. Jadi, pasar monopoli sama sekali tidak ada persaingan,
baik nyata maupun potensial. Dengan demikian tindakan seorang monopolis
tidak mempengaruhi perusahaan-perusahaan lainnya, seperti perubahan harga
atau dilakukannya advertensi, dan tindakan perusahaan-perusahaan lain juga
tidak mempengaruhi monopolis.
Monopoli murni, sebagaimana persaingan murni, adalah suatu bentuk
pasar yang ekstrim dan tidak ada dalam kenyataan. Yang ada ialah industri-
industri yang mendekati bentuk monopoli (near-monopolies), yaitu pasar
yang sebagian besar dilayani oleh satu perusahaan atau seorang penjual dalam
suatu lokasi tertentu. Sebagai contoh, seorang dokter yang membuka praktek
disebuah kota kecil di mana dia adalah satu-satunya dokter dikota itu. Disebut
mendekati monopoli karena dokter itu tidak benar-benar satu-satunya
penjual (jasa) dan bukannya tidak mempunyai saingan sama sekali. Di kota-
kota lainnya disekitarnya juga tersedia dokter. Penjual bakso satu-satunya di
kampung kita, mungkin bisa dikategorikan sebagai "near-monopoly". Pasar
yang mendekati monopoli memang biasanya bersifat lokal, tapi beberapa
industri
ada yang berskala nasional. Misalnya saja pasta gigi Pepsodent yang tersedia
diseluruh Indonesia tanpa ada saingan yang berarti dan menguasai
bagian besar dari pasar di lndonesia.
Gambar 5.7.
Gambar 5.9.
5- Strutur Pasar
2020
Keseimbangan jangka panjang (P = MC) yang merupakan ciri lain dari
pasar persaingan murni tidak pernah terjadi dalam monopoli murni. Selama
monopolis ingin memaksimumkan keuntungan (menghasilkan pada M
R=IVIC), harga akan lebih tinggi daripada MC (lihat Gambar 5.7. dan
Gambar
5.10 di mana po > mc). Berarti terjadi eksploitasi terhadap konsumen bila
harga lebih tinggi daripada MC. Eksploitasi ini juga terjadi terhadap pemilik
faktor-faktor produksi yang digunakan. Misalnya faktor produksi buruh, di
mana dibayarkan upah yang lebih rendah dari sumbangannya bila
dinilai dengan harga pasar bagi output.
5- Strutur Pasar
2121
1. Pengaturan harga.
Persoalannya adalah menentukan harga yang menclorong monopolis
untuk memproduksi jumlah yang paling besar sesuai dengan biaya-
biayanya dan permintaan konsumen.
5- Strutur Pasar
2222
2. Perpajakan.
Pengaturan monopole dapat pula dilakukan oleh pemerintah melalui
pemungutan pajak agar monopolis tidak menerima seluruh keuntungannya.
Dua macam sistem pajak dapat diterapkan terhadap monopolis :
2.1. Pajak tetap per satuan output (Specific tax). jenis pajak ini
merupakan biaya variabel bagi perusahaan, dengan demikian kurvakurva AC
dan MC bergeser ke atas sebesar jumlah pajak yang dikenakan (Iihat Gambar
5.12.).
5.12 Oligopoli
Oligopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya ada beberapa
perusahaan dari produk tertentu. Pengertian "beberapa" tidaklah dapat
dengan mudah ditentukan berapa jumlahnya tetapi masing-masing perusahaan
merasa saling tergantung satu sama lain. Perusahaan dalam oligopoli akan
mengadakan reaksi apabila lawannya melakukan suatu tindakan yang
mempengaruhi keadaan pasar, dan reaksi tersebut pada gilirannya juga
menimbulkan reaksi kembali bagi perusahaan-perusahaan lainnya.
Dengan demikian sebuah perusahaan mempunyai kedudukan yang cukup
penting dalam pasar sehingga perubahan-perubahan dalam kegiatan pasarnya
mempunyai akibat bagi perusahaan yang lain. Menyadari saling
ketergantungan itu, seorang oligopolis tidak akan merubah harga atau mutu
barangnya atau melakukan advertensi tanpa mempertimbangkan
kemungkinan-kemungkinan reaksi dari lawan-lawannya. Perang harga
mungkin akan selalu terjadi pada bentuk pasar ini. Hanya industri yang sudah
matang saja menyadari kerugian yang diakibatkan perang harga, sehingga
persaingan akan menjurus pada persaingan bukan pada harga (non-price
competition).
Dalam oligopoli, mungkin beberapa perusahaan raksasa mendominasi
industri. Lebih lanjut, perusahaan-perusahaan dalam satu industri mungkin
menjual barang-barang yang hampir identik (tanpa diferensiasi produk),
seperti industri aluminium, baja, sedangkan industri lainnya mungkin
menghasilkan diferensiasi produk, seperti industri sabun, susu dan
sebagainya. Penggolongan ini mempunyai arti penting dalam menganalisa
pasar yang oligopolistis. Semakin besar tingkat diferensiasi produk,
perusahaan semakin tidak tergantung pada kegiatan perusahaan-perusahaan
lainnya, yang berarti
lebih mudah menggambarkan kurva permintaan yang dihadapi. Hal ini
karena dalam oligopoli dengan diferensiasi produk, reaksi-reaksi dari
perusahaan- perusahaan lawan lebih mudah diperkirakan. Dalam
menggambar kurva permintaan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan,
tergantung pada kegiatan- kegiatan pasar perusahaan lainnya dalam industri
itu dan pada reaksi mereka terhadap tindakan perusahaan tersebut.
Para ahli ekonomi pada umumnya hanya berbicara tentang empat
bentuk pasar utama: persaingan murni, monopoli murni, persaingan
monopolistic dan oligopoli. Dalam semua bentuk pasar itu para. penjual
memperhatikan respon pembeli, tapi hanya dalam oligopoli para penjual juga
memperhatikan respon lawan-lawannya. Di dalam ketiga pasar yang disebut
terdahulu, kurva-kurva permintaannya diturunkan dari data tentang
konsumen. Tapi dalam oligopoli hal itu belum cukup. Seorang
oligopolis memperkirakan permintaan juga tergantung pada reaksi apa yang
akan dilakukan lawan-lawannya terhadap perubahan harga yang diambil. Ini
memang sulit diramalkan, tapi penting bagi kita untuk bisa membuat kurva
permintaannya.
5- Strutur Pasar
3232
Economies of scale sebagai rintangan masuk. Economies of scale,
sebagaimana dijelaskan sebelumnya adalah berapa output harus diproduksi
oleh sebuah perusahaan agar dapat mencapai biaya rata-rata cukup rendah
untuk bisa bersaing. Apabila perusahaan baru harus menghasilkan persentase
yang sangat besar dari output total dalam industri agar bisa mencapai biaya
rata-rata yang cukup rendah, hal itu bisa menimbulkan tambahan penawaran
(supply) yang sangat banyak dalam industri, dan dengan permintaan yang
tetap akan menyebabkan harga keseimbangan menjadi turun. Harga yang
lebih rendah jelas akan merugikan bukan saja bagi perusahaan-perusahaan
yang telah ada tapi juga bagi perusahaan baru itu sendiri, karma dengan
demikian keuntungan akan berkurang, bahkan bisa hilang sama sekali.
Rintangan-rintangan di atas bisa digolongkan sebagai rintangan-
rintangan natural. Di samping rintangan-rintangan natural, ada rintangan-
rintangan buatan (artificial).
1. Rintangan yang dibuat atau didukung oleh pemerintah. Misalnya
pemberian hak patent terhadap suatu macam produk atau cara
produksi tertentu.
2. Dengan menguasai atau mengawasi bahan-bahan mentah yang
diperlukan untuk menghasilkan produk oleh perusahaan-perusahaan
yang telah ada.
3. Politik harga yang dibuat perusahaan-perusahaan yang telah ada
dalam industri, yaitu dengan cara mengancam akan menurunkan
harga yang cukup untuk menghilangkan keuntungan lebih apabila
ada perusahaan baru masuk ke dalam industri itu. Dengan adanya
perang harga tersebut juga akan memberikan suasana yang tidak
menentu tentang kemungkinan diperolehnya keuntungan, sehingga
perusahaan-perusahaan potensial akan berpikir dua kali untuk masuk.
5- Strutur Pasar
3434
bila harga dinaikkan. Sedangkan price leadership merupakan keadaan di
mana perusahaan-perusahaan akan mengikuti pemimpinnya balk untuk harga
naik maupun harga turun. Dengan demikian teori kurva permintaan yang
patah tidaklah relevan dengan price leadership. Kurva permintaan yang patah
hanya berlaku bagi penurunan harga. Apabila pada harga yang naik
perusahaan- perusahaan lain juga akan mengikuti sebagaimana terjadi apabila
harga turun, maka hal itu akan menghapuskan "patah"nya kurva permintaan
dan dengan demikian teori kurva permintaan yang patah tidak ada.
5- Strutur Pasar
3636
perusahaan I tidak memproduksi, maka perusahaan II akan memaksimumkan
keuntungan dengan menghasilkan 1/2. Ini berarti perusahaan II bereaksi
terhadap perusahaan I. Dari arch sebaliknya kita juga bisa membuat kurva re-
aksi perusahaan I terhadap perusahaan II. Titik perpotongan dari kedua kurva
reaksi merupakan titik Cournot (Augustin Cournot adalah orang yang
menyelidiki model ini). Misalnya perusahaan I menghasilkan sebanyak qj,
maka perusahaan II akan bereaksi dengan menghasilkan q2, yang pada
gilirannya perusahaan I bereaksi dengan memproduksi cl~ dan kembali
perusahaan II akan bereaksi dengan menghasilkan q2- Demikian seterusnya
sampai tercapai
ti-A Cournot. Sehingga dengan demikian pada titik Cournot terjadi
keseimbangan yang stabil, setiap gerakan menjauhi titik itu akan didorong
untuk kembali ke titik Cournot di mana masing-masing akan menghasilkan
1/3 dari total output industri. Model ini bisa dikembangkan untuk lebih dari
dua perusahaan yang bersaing. Apabila terdapat n perusahaan dalam
industri, maka masing-masing perusahaan akan menghasilkan 1/(n+1) dari
total output industri, atau, secara bersama-sama mereka menghasilkan
sebanyak n/(n+1) dari total output industri.
Model oligopoli yang lain adalah dari Bertrand. Pada model ini yang
tetap adalah harga lawan, bukan output sebagaimana diasumsikan dalam
model Cournot. Di sini diasumsikan bahwa semua perubahan harga bisa
terjadi dengan segera. Apabila faktor biaya kita abaikan, maka analisa dari
model Bertrand dapat kita lihat melalui gambar yang berikut (Gambar 5.19.)
Overview
Setelah mempelajari seluruh aspek dalam mikro ekonomi yang terdapat pada
bab sebelumnya maka perlu mengembangkan analisis perekonomian yang
lebih tajam dan menyeluruh agar dapat memahami masalah-masalah
perekonomian makro serta kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah
suatu negara untuk mengatasi masalah tersebut.
Tujuan
1. Mahasiswa memahami konsep dasar sifat keinginan manusia dan
faktor
produksi.
2. Mahasiswa memahami pokok permasalahan dalam
perekonomian.
1. Apakah tujuan pokok mempelajari ilmu ekonomi dan apa definisi dari
ilmu ekonomi tersebut?
2. Bagaimanakah ilmu ekonomi mencoba “membatasi” keinginan manusia
yang tidak terbatas?
3. Apa saja yang dimaksud dengan faktor produksi? Jelaskan dengan
disertai contohnya!
4. Bagaimanakah ilmu ekonomi berupaya untuk memeratakan distribusi
pendapatan masyarakat ?
5. Bagaimanakah ilmu ekonomi berupaya mempertinggi efisiensi
penggunaan faktor produksi mengingat terus bertambahnya jumlah
penduduk dan diiringi dengan bertambahnya modal ?
Soal Aplikasi
Overview
Dalam upaya menganalisa dan mengatasi masalah perekonomian yang dihadapi
oleh suatu negara terlebih dahulu harus hitung dan ditentukan nilai-nilai
produksi dari berbagai sektor ekonomi. Dengan suatu sistem penghitungan
untuk menentukan nilai seluruh produksi nasional suatu negara dan susunan
nilai produksi yang diproduksi suatu negara dalam kurun waktu tertentu yang
selanjutnya disebut pendapatan nasional.
Tujuan
1. Mahasiswa memahami konsep produksi & nilai produksi suatu
negara.
2. Mahasiswa mampu menghitung pendapatan nasional dengan tiga
cara
penghitungan.
3. Mahasiswa mampu menganalisis perbedaan hasil penghitungan
pendapatan nasional.
7-1 Pendapatan Nasional dan Cara
Perhitungannya
Untuk memahami teori makro ekonomi dalam menganalisis dan
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, maka penting
untuk menghitung dan menentukan nilai-nilai produksi dari berbagai
sektor kegiatan ekonomi. Untuk itu dikembangkanlah suatu sistem p
enghitungan dengan tujuan untuk menentukan nilai seluruh produksi
nasional dan susunan dari produksi nasional yang diproduksi suatu negara
dalam kurun waktu tertentu.
Sistem penghitungan tersebut digunakan untuk menentukan:
a. Nilai seluruh produksi dari sesuatu negara dan peranan berbagai
sektor dalam menghasilkannya
b. Jenis dan jumlah pengeluaran terhadap produksi yang diproduksinya
c. Jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang
digunakan untuk menghasilkan produksi nasional tersebut dinamakan
akunting pendapatan nasional.
Untuk menghitung nilai seluruh produksi yang diproduksi oleh
suatu negara dalam kurun waktu tertentu dapat menggunakan tiga cara
penghitungan yaitu: cara pengeluaran, cara produksi dan cara pendapatan.
Dalam penghitungan dengan cara pengeluaran, nilai seluruh produksi yang
diperoleh adalah hasil penjumlahan dari pengeluaran -pengeluaran
yang dilakukan oleh rumah tangga-rumah tangga, pengusaha-pengusaha,
Pemerintah dan penduduk luar negeri yang ada didalam suatu negeri
terhadap barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan di negara
tersebut. Penghitungan dengan cara produksi adalah nilai seluruh produksi
diperoleh dari menjumlahkan nilai-nilai produksi yang diproduksi oleh
berbagai industri yang ada dalam perekonomian suatu negara.
Penghitungan dengan cara pendapatan adalah nilai seluruh produksi dalam
perekonomian diperoleh dengan menjumlahkan pendapatan faktor -faktor
produksi yang digunakan dalam proses produksi - yaitu pendapatan dari
tenaga kerja, modal harta-harta tetap (tanah dan bangunan) yang
disewakan, dan keahlian keusahawanan.
Dividen
Pembayaran
pindahan*
Gaji dan Upah
Bunga neto
=
Sewa
Pendapatan perusahaan
perseorangan
Bunga pinjaman
Konsumsi
Overview
Pertumbuhan ekonomi merupakan syarat mutlak bagi suatu negara dalam
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan. Masing-masing negara sebenarnya
sudah memiliki faktor-faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi seperti
tanah dan kekayan alam, jumlah penduduk dan lain sebagainya. Akan tetapi
justru faktor-faktor tersebut yang apada akhirnya akan membuat suatu negara
tidak lagi memiliki pertumbuhanm ekonomi
Tujuan
8- Pertumbuhan Ekonomi
1010
Kuis
8- Pertumbuhan Ekonomi
1111
Latihan
8- Pertumbuhan Ekonomi
1212
9 KEBIJAKAN FISKAL
Overview
Kebijakan fiskal bagi suatu negara adalah merupakan suatu alat untuk dapat
menstabilkan perekonomian. Tetapi kebijakan fiskal tersebut tidak selamanya
dapat membantu pemerintah, oleh karena itu maka pemahaman tentang apa
dan bagaimana kebijakan fiskal suatu negara menjadi sangat penting untuk
membantu proses pengambilan keputusan bisnis
Tujuan
1. Mahasiswa memahami konsep dasar kebijakan
fiskal
2. Mahasiswa mampu menjelaskan penstabil
automatik
3. Mahasiswa mampu mejelaskan model-model penstabil automatik
serta
arah dan kebijakan yang diambil pemerintah suatu negara
Overview
Tidak ada suatu negara di belahan dunia manapun yang tidak mengalami
masalah inflasi dan pengangguran sekalipun itu adalah negara maju. Oleh
karena itu mengetahui penyebab inflasi dan pengangguran menjadi faktor
penting dan dominan dalam makro ekonomi. Sehingga dengan memahami
penyebab inflasi dan pengangguran dapat membawa pemahaman untuk
bagaimana cara
mengatasinya.
Tujuan
10.2 Inflasi
Soal Aplikasi
1. Tidak satu pun negara yang ada didunia ini baik negara maju maupun
negara berkembang dapat lepas dari permasalahan pengangguran dan
inflasi. Oleh karena itu menutur anda bagaimanakah seharusnya semua
negara yang ada didunia harus bersikap? apa sebenarnya efek dari kedua
masalah tersebut? Adakah manfaat positifnya?
Overview
Investasi merupakan bagian penting dari suatu perekonomian negara. Investasi
sangat diperlukan untuk menopang aktivitas perekonomian, pertumbuhan
ekonomi dan keberlangsungan pembangunan suatu negara. Demikian uang
dan bank menjadi faktor yang dominan dalam perekonomian. Oleh karena itu
memahami uang dan bank merupakan bagian penting dalam membaca arah
kebijakan suatu negara sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis
Tujuan
1. Mahasiswa memahami konsep dasar investasi, uang dan
bank.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan dampak investasi
terhadap
perekonomian suatu negara
3. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep uang dan bank serta
peranannya dalam perekonomian.
11-1 InflInvestasi,Uang dan Bank
Investasi, yang lazim disebut dengan istilah penanaman modal atau
pembentukan modal, merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat
pengeluaran agregat. Dalam penjelasan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa
tabungan dari sektor rumahtangga, melalui badan-badan keuangan, akan
mengalir ke sektor perusahaan. Apabila para pengusaha menggunakan uang
tersebut untuk membeli barang-barang modal maka perbelanjaan tersebut
dinamakan investasi.
Berbeda dengan yang dilakukan oleh para konsumen, yang
membelanjakan bahagian tebesar daripada pendapatan mereka untuk membeli
barang-barang kebutuhan mereka, para pengusaha membeli barang-barang
modal bukan untuk memenuhi kebutuhan mereka tetapi untuk digunakan bagi
memperoleh keuntungan. Maka sampai di mana besarnya untung yang
diharapkan akan diperoleh besar sekali peranannya dalam menentukan tingkat
investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha, yaitu mengharapkan
harapan masa depan yang lebih baik juga untuk memperoleh laba.
Tingkat kegiatan perekonomian ditentukan oleh besarnya pengeluaran
agregat yang terjadi dalam perekonomian. Dan dalam perekonomian
pengeluaran agregat itu terdiri dari empat jenis pengeluaran, yaitu:
pengeluaran konsumsi rumah tangga, investasi oleh perusahaan-perusahaan,
pengeluaran pemerintah dan ekspor. Dari kenyataan itu dapatlah disimpulkan
bahwa naik turunnya tingkat kegiatan ekonomi adalah ditimbulkan oleh
perubahan-perubahan dari masing-masing atau gabungan faktor-faktor
tersebut. Akan tetapi masing-masing jenis pengeluaran tersebut mempunyai
kekuatan yang berbeda di dalam mempengaruhi naik turunnya tingkat
kegiatan ekonomi yang berlaku dari waktu ke waktu.
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa tingkat konsumsi rumahtangga
terutama ditentukan oleh pendapatan disposabel yang diterima oleh mereka.
Ini berarti dalam keadaan normal yaitu apabila tidak terdapat kekacauan
politik, tingkat harga-harga relative stabil, kegiatan ekonomi dalam
negeri tidak menghadapi masalah yang serius, dan tidak terdapat ancaman
terhadap kestabilan perekonomian negara dan perekonomian dunia tingkat
pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh rumah tangga-rumah tangga
terutama ditentukan oleh pendapatan yang diterima mereka. Apabila
pendapatan mereka tetap, maka dapatlah diharapkan bahwa konsumsi rumah
tangga tidak akan banyak mengalami perubahan. Hal ini telah dibuktikan oleh
beberapa penelitian empiris. Maka tidak dapatlah dikatakan bahwa
perubahan- perubahan autonomi dalam konsumsi rumah tangga adalah
sumber utama dari gerak naik turun tingkat kegiatan ekonomi.
11.1 Uang
a. Definisi dan Ciri-ciri Uang
Sudah sejak lama orang merasakan bahwa uang sangat penting
peranannya dalam melancarkan kegiatan tukar-menukar dalam perekonomian.
Peranan tersebut akan dapat sepenuhnya disadari apabila diperhatikan
kesulitan-kesulitan yang akan timbul apabila tukar-menukar dilakukan secara
barter.
1. Apa yang anda ketahui tentang uang ?, apa yang terjadi ketika uang
belum dinyatakan dalam satuan nilai?.
2. Jelaskan bagaimana peranan uang dalam masyarakat primitif dan
masyarakat modern
3. Faktor-faktor apa yang menentukan investasi jelaskan jawaban
anda dengan contohnya
4. Apa yang anda ketahui tentang bank umum ?. apa saja aktivitas dari
bank umum
5. Jelaskan perbedaan antara bank sentral dan bank umum!
Soal Aplikasi
1. Indonesia di era tahun 1990an merupakan salah satu negara yang memilki
bank umum cukup banyak yaitu sekitar 60 buah bank. Namun demikian
setelah krisis keuangan dan moneter tahun 1998, maka jumlah bank
tersebut semakin menjadi sedikit karena sebagian kecil ditutup
pemerintah ( likuidasi, bank berhenti kegiatan usaha, dibekukan
usahanya) dan sebagian lainnya melakukan merger. Fenomena apa yang
sebenarnya terjadi pada perbankan di Indonesia?
2. Bank sentral Indonesia dalam hal ini adalah Bank Indonesia merupakan
bank yang juga terkena dampak atas penutupan bank-bank swasta
tersebut. Sebenarnya apa yang telah dilakukan Bank Indonesia? Mengapa
Bank Indonesia berkewajiban melindungi bank-bank swasta di Indonesia
?
Overview
Salah satu aktivitas makro ekonomi yang penting adalah perdagangan luar
negeri. Dalam hal ini tidak satupun negara didunia yang mempu memenuhi
kebutuhannya sendiri. Ketidakmampuan suatu negara dalam memproduksi
suatu komoditas akan mendorong terjadinya perdagangan luar negeri
terhadap negara lain yang kebetulan memiliki komoditas tersebut demikian
juga sebaliknya. Selanjutnya aktivitas tersebut akan diikuti dengan kerjasama
lain yang saling menguntungkan diantara kedua belah pihak.
Tujuan
1. Mahasiswa memahami konsep dasar perdagangan luar
negeri.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan proses perdagangan luar
negeri.
Soal Aplikasi