Modul - Pengantar Ilmu Ekonomi - 2-Terkunci

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 224

Politeknik Telkom Pengantar Ilmu Ekonomi

1 PENDAHULUAN

Overview
Mata kuliah ini memberikan pengetahuan dasar dan wawasan yang
komprehensif tentang ilmu ekonomi. Mahasiswa akan menperoleh materi
berupa masalah-masalah pokok dalam perekonomian, analisa makro ekonomi
dan mikro ekonomi, kebijakan ekonomi makro baik moneter dan fiskal serta
fokus pada bidang ekonomi mikro yaitu perilaku konsumen dan produsen dan
struktur pasar.

Z Tujuan
1. Memahami dan menguasai konsep dan prinsip dasar ilmu
ekonomi
2. Memahami dan menguasai berbagai konsep, prinsip dan model-model
yang mendasari kebijakan ekonomi makro dari berbagai aliran pemikiran
sejak jaman klasik hingga Neo-Keynesian
3. Memahami dan mampu mengkomunikasikan berbagai konsep, prinsip
dan model-model ekonomi mikro sebagai dasar pengambilan keputusan
manajerial dalam bidang bisnis

1-1 Pendahuluan
Politeknik Telkom Pengantar Ilmu Ekonomi

1.1 Masalah Pokok dalam Perekonomian


Z Ilmu ekonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang
bagaimana masyarakat menentukan pilihan baik dengan atau tanpa
menggunakan uang, dengan menggunakan sumber daya yang terbatas
jumlahnya untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa serta
mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi saat ini dan dimasa
mendatang kepada berbagai golongan masyarakat, demikian menurut P.A.
Samuelson
Jadi, permasalahan ekonomi yang selalu dihadapi oleh setiap bangsa
adalah bagaimana menggunakan sumber-sumber ekonomi yang terbatas
jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang sangat banyak.
Z Ada 5 masalah ekonomi yang pokok dan harus dipecahkan oleh
masyarakat dalam suatu negara :
1 . Barang apa yang harus diproduksi dan dalam jumlah berapa.
Karena barang yang dibutuhkan masyarakat sangatlah banyak,
sedangkan sumber-sumber daya yang tersedia untuk memproduksi
barang-barang tersebut terbatas, maka harus ditentukan barang-barang
apa yang diprioritaskan untuk diproduksi serta jumlahnya.

2. Bagaimana barang-barang tersebut diproduksi. Dalam menentukan cara


menghasilkan barang-barang yang ingin diproduksi, dipertimbangkan
masalah efisiensi. Ini menyangkut persoalan pemilihan teknik produksi,
yaitu teknik produksi yang memberikan tingkat efisiensi paling besar.

3. Untuk siapa barang-barang diproduksi. Di sini termasuk masalah


penentuan distribusi barang. Distribusi barang ini ditentukan oleh
distribusi pendapatan perseorangan, bagi yang menerima pendapatan
lebih besar, mendapat bagian hasil produksi yang lebih banyak pula.
Dalam hal ini mekanisme harga barang-barang dan faktor-faktor
produksi akan menentukan distribusi barang-barang yang dihasilkan di
antara masyarakat.

4 . Bagaimana melakukan penjatahan terhadap penawaran barang-


barang yang tersedia. Penjatahan ini pada akhirnya akan membatasi
konsumsi masyarakat.

1-2 Pendahuluan
Politeknik Telkom Pengantar Ilmu Ekonomi

5. Berapa cepat perekonomian akan tumbuh. Pertanyaan ini menyangkut


tabungan dan investasi yang dapat dilakukan yang keduanya dapat
digunakan untuk mempertahankan dan mencapai pertumbuhan
ekonomi.

Gambar 1.1. sirkulasi aliran penghasilan dan pengeluaran


dalam perekonomian dua sektor

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa mekanisme harga di pasar


dapat memecahkan kelima persoalan ekonomi pokok di atas. Gambar 1 .1.
dapat membantu menjelaskan bekerjanya mekanisme tersebut, yaitu sirkulasi
aliran penghasilan dan pengeluaran dalam perekonomian (circular flow
diagram) dengan asumsi berada dalam perekonomian dua sektor yaitu
rumah tangga dan perusahaan. Dalam hal ini diasumsikan juga bahwa
pemerintah tidak ikut campur tangan dalam kegiatan ekonomi ( ini
merupakan penyederhanaan dari suatu analisa permasalahan).

1-3 Pendahuluan
Politeknik Telkom Pengantar Ilmu Ekonomi

Yang dimaksud dengan rumah tangga adalah pemilik berbagai faktor


produksi yang tersedia dalam perekonomian berupa tenaga kerja, modal,
tanah, keahlian manajemen. Mereka akan menawarkan faktor-faktor produksi
tersebut kepada sektor perusahaan dan sebagai imbal jasa atas penggunaan
faktor-faktor produksi itu maka rumah tangga akan menerima pendapatan
berupa :

1. upah atau gaji


2. bunga dari modal
3. sewa dari tanah
4. keuntungan dari keahlian manajemen

Selanjutnya pendapatan-pendapatn tersebut oleh sektor rumah tangga


dibelanjakan untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan
oleh sektor perusahaan.
Sedangkan yang dimaksud dengan perusahaan, adalah suatu organisasi
yang dibuat dan dikembangkan oleh seseorang atau sekumpulan orang dengan
tujuan menghasilkan barang atau jasa yang diperlukan masyarakat.
Perusahaan memproduksi barang bukan dengan maksud untuk memenuhi
kebutuhannya, tapi juga untuk memperoleh keuntungan yang maksimum.
Dengan demikian, perputaran aliran pendapatan dalam suatu
perekomonian biasanya hanya menunjukan aliran-aliran barang dan jasa,
pendapatan, dan pengeluaran di antara sektor rumah tangga dan sektor
perusahaan.
Penjelasan aliran uang dalam sirkulasi ini adalah hanya terdapat 4
aspek aliran uang yaitu :
(1) aliran uang sebagai biaya hidup
(2) aliran uang sebagai penerimaan perusahaan
(3) aliran uang sebagai biaya produksi
(4) aliran uang sebagai pendapatan konsumen

Aliran (1) dan (2) terjadi melalui pasar barang dan jasa atau pasar
komoditi, sedangkan aliran (3) dan (4) terjadi melalui pasar faktor produksi
atau pasar input. Ini berarti dalam perekonomian tersebut tidak ada tabungan,
investasi, penggantian barang-barang modal atau penyusutan. Namun
sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya sirkulasi aliran ini merupakan
penyederhanaan model, di mana hanya terdapat dua sektor saja dalam
perekonomian, yaitu rumah tangga dan perusahaan untuk memudahkan
pemahaman.
1-4 Pendahuluan
Politeknik Telkom Pengantar Ilmu Ekonomi

Kuis

1. Apakah persoalan pokok yang menyebabkan suatu analisis ekonomi


diperlukan ?
2. Bagaimanakah bunyi dari definisi ilmu ekonomi yang dikemukakan oleh
P.A. Samuelson ?
3. Mengapa para ekonom perlu membuat asumsi ?
4. Buatlah gambar circular flow diagram ?
5. Jelaskan peran sektor rumah tangga dan sektor perusahaan yang anda
gambarkan dalam circular flow diagram
6. Bagaimanakah aliran uang yang terjadi didalamnya
7. Mengapa dalam perekonomian dua sektor tidak terdapat tabungan,
investasi dan penggantian barang modal atau penyusutan
8. Bagaimanakah mekanisme harga barang dan faktor-faktor produksi dapat
menentukan distribusi barang-barang yang dihasilkan masyarakat
9. Apa yang anda ketahui tentang keahlian manajemen ?

1-5 Pendahuluan
Politeknik Telkom Pengantar Ilmu Ekonomi

Pilihan Ganda

1 Ada 5 masalah pokok dalam perekonomian yang harus dipecahkan salah


satunya adalah :
A. Barang apa yang D. Kebablasan produksi
diproduksi E. Semua salah
B. Jasa apa yang diproduksi
C. Kebebasan produksi

2 Sebutkan dua faktor dari faktor produksi adalah


A. Bahan bakar & kayu D. Bumbu & Minyak
B. Besi & solar E. Uang & Bank
C. Tenaga kerja dan tanah

3 Organisasi atau lembaga yang memproduksi barang atau jasa untuk


memperoleh laba disebut dengan
A. Bank D. Perusahaan
B. Koperasi E. LSM
C. Yayasan

4 Aliran uang yang melalui pasar barang adalah


A. Biaya produksi D. Pendapatan konsumen
B. Penerimaan perusahaan E. Biaya hidup & Penr.perusahaan
C. Biaya hidup

5 Aliran uang yang melalui pasar faktor produksi


A. Biaya hidup D.Biaya produksi & Pend.konsumen
B. Penerimaan perusahaan E. Biaya produksi
C. Pendapatan konsumen

1-6 Pendahuluan
Soal Aplikasi

1. Pernyataan positif adalah sesuatru yang menegaskan tentang bagaiman


dunia bekerja, sedangkan penyataan normatif adalah sesuatu yang
menegaskan tentang bagaimana dunia yang seharusnya. Jelaskan kedua
penyataan tersebut apabila dikaitkan dengan ilmu ekonomi dan
bagaimana seharusnya para ekonom bertindak

2. Di dalan aktivitas perekonomian suatu negara tidak dapat dihindari


kemungkinan selalu terjadi kenaikan-kenaikan harga. Menurut anda apa
penyebab kenaikan harga tersebut dan apa dampaknya
2 PASAR-PERMINTAAN DAN
PENAWARAN

Overview
Pasar sebagai tempat bertemunya pembeli dan penjual merupakan fenomena
tersendiri bagi konsep permintaan dan penawaran, dimana keseimbangan
pasar baik dalam jangka panjang maupun pendek merupakan tujuan dari suatu
perekonomian. Analisis dari suatu keseimbangan pasar akan sangat membantu
proses pengambilan keputusan khususnya dalam konsep harga, jumlah barang
yang diproduksi dan jumlah barang yang akan ditawarkan.

Tujuan
1. Memahami dan menguasai konsep dan prinsip dasar
pasar
2. Memahami dan menguasai konsep permintaan dan penawaran pasar
3. Memahami dan menguasai prinsip dasar dan konsep keseimbagan pasar
serta mampu menjelaskan bagaimana keseimbangan pasar tersebut
dipertahankan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang

2-1 Pasar - Permintaan dan Penawaran


Di dalam perekonomian pasar bebas harga-harga ditentukan oleh
interaksi permintaan dan penawaran. Barang-barang seperti beras, pena,
surat-surat berharga, tanah, surat-surat berharga, jasa potong rambut atau
bahkan uang itu sendiri. Harga-harganya terjadi di pasar melalui kekuatan-
kekuatan permintaan dan penawaran akan barang-barang jasa tersebut.
Barang-barang tersebut misalnya adalah barang ekonomis yaitu barang yang
mempunyai harga karena mempunyai kegunaan dan langka dimana
jumlah yang tersedia sangat sedikit bila dibandingkan dengan jumlah yang
dibutuhkan konsumen. Lawan dari barang ekonomis ini adalah barang bebas,
misalnya udara yang kita hirup. Udara sangat berguna bagi kita semua, tetapi
karena jumlahnya yang berlimpah maka udara tidak mempunyai harga.
Permintaan sesuatu barang adalah berbagai jumlah barang yang
diminta oleh konsumen dalam suatu pasar untuk periode waktu tertentu, dan
dapat terjadi pada berbagai kemungkinan tingkat harga, atau berbagai
kemungkinan tingkat pendapatan, atau berbagai tingkat harga dari barang-
barang yang mempunyai hubungan dekat pada kurun waktu tertentu.
Apabila terdapat harga suatu barang misalnya yang lebih rendah
maka lebih banyak jumlah yang akan diminta akan barang tersebut, dan
sebaliknya. Bila permintaan barang yang diminta tergantung pada berbagai
kemungkinan tingkat harga, permintaan akan barang tersebut disebut
permintaan harga. Jika jumlah yang akan dibeli tadi tergantung pada berbagai
kemungkinan pendapatan, maka disebut permintaan pendapatan, dan jika
tergantung pada berbagai kemungkinan harga-harga dari barang-barang yang
mempunyai hubungan dekat maka permintaannya disebut sebagai permintaan
silang. Dalam membicarakan permintaan terhadap suatu barang digunakan
asumsi ceteris paribus, yaitu konsumen mempunyai pendapatan tertentu serta
semua harga barang-barang lainnya tidak berubah.
Permintaan oleh seorang konsumen disebut sebagai permintaan
perseorangan. Berbagai permintaan perseorangan secara bersama-sama
merupakan permintaan pasar bagi suatu barang tertentu, selanjutnya disebut
permintaan industry. Jadi, permintaan pasar merupakan penjumlahan
permintaan perseorangan dalam pasar itu. Sedangkan permintaan perusahaan
atau permintaan penjual perseorangan menunjukkan pada berbagai jumlah
outputnya yang dapat dijual kepada para konsumen pada berbagai tingkat
harga.

2-2 Pasar - Permintaan dan Penawaran


Penawaran akan suatu barang adalah sejumlah barang yang akan
ditawarkan di pasar oleh para penjual pada berbagai tingkat harga dalam suatu
periode waktu yang tertentu pula. Suatu analisa permintaan dan penawaran
membawa secara bersama-sama informasi berkenaan dengan permintaan dan
penawaran akan sesuatu barang dalam konteks sebuah pasar, selanjutnya para
ekonom menggunakan analisa ini untuk menentukan keseimbangan harga dan
jumlah suatu barang yang akan dibeli dan dijual.

2.1 Pasar
Pasar adalah suatu interaksi yang terorganisir antara para pembeli
dan penjual yang memungkinkan mereka untuk melakukan perdagangan atau
pertukaran. Bagi pembeli, pasar merupakan tempat atau alat sehingga pembeli
bisa membeli; bagi penjual, pasar merupakan tempat atau alat sehingga
penjual dapat menjual barangnya.
Bentuk pasar bisa bermacam-macam, ada pasar bagi barang-barang
atau komoditi nyata, seperti pasar Amerika bagi tekstil Indonesia; pasar untuk
jasa-jasa, seperti bengkel atau dokter; dan pasar untuk faktor produksi,
seperti pasar tenaga kerja bagi buruh tambang dan pasar pupuk bagi tanaman
padi.
Untuk menambah penjelasan sebelumnya kita bisa membayangkan
sedikitnya dua bentuk sistem ekonomi yang tidak memerlukan pasar. yang
pertama, suatu sistem di mana tiap unit keluarga benar-benar telah
mencukupi semua kebutuhannya sendiri. Dalam suatu masyarakat seperti itu
tiap-tiap keluarga menyediakan semua barang-barang dan jasa yang
dikonsumsi. Kedua, suatu sistem di mana suatu negara menentukan semua
produksi dan distribusi. Pemerintah menentukan sumber-sumber yang mana
akan digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa apa, dan siapa
yang akhirnya akan mengkonsumsi. Sistem lainnya di luar kedua sistem
tersebut membutuhkan pasar.
Masyarakat yang berdasarkan pada unit-unit keluarga yang
memenuhi kebutuhannya sendiri adalah sangat tidak efisien selama mereka
tidak memperoleh keuntungan dari adanya pembagian kerja atau bentuk-
bentuk spesialisasi lainnya. Sedangkan spesialisasi memerlukan pasar untuk
memudahkan pertukaran. Adam smith mengemukakan dalam bukunya The
Wealth of Nations (1776) bahwa pembagian kerja dan spesialisasi
memberikan keuntungan yang luar biasa dalam menghasilkan output. la
menulis bahwa sepuluh pekerja pada perusahaan peniti yang mengerjakan

2-3 Pasar - Permintaan dan Penawaran


tugas-tugas yang berbeda-beda dapat menghasilkan lebih dari 48 ribu peniti
sehari. Tapi orang tidak dapat hidup hanya dengan peniti. Kesepuluh orang
tersebut membutuhkan pasar untuk bisa menukar penitinya atau uang yang
dipunyainya, bila mereka adalah pekerja dan tidak membayar dengan peniti,
dengan makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan hiburan.
Kelemahan sistem pasar yang kedua yang sering disebut sistem
ekonomi komando adalah tidak adanya kebebasan sama sekali. Kebebasan
memilih tidak dapat diperoleh karena pemerintah membuat semua keputusan,
baik mengenai produksi maupun distribusi barang. Negara-negara komunis
bisa disebutkan untuk contoh bentuk sistem pasar seperti ini, walaupun
mungkin tidak seperti yang digambarkan di muka di mana masyarakat sama
sekali tidak mempunyai kebebasan memilih. Pasar lebih bebas dalam negara-
negara kapitalis; pembeli dapat membeli dan penjual dapat menjual apa,
kapan dan di mana mereka inginkan. Harga dalam suatu pasar bebas
ditentukan oleh pemberi dan penjual itu sendiri.
Pasar pada dasarnya tidak memerlukan uang. Barang-barang
mungkin ditukar langsung dengan barang lainnya sebagai barter. Akan
tetapi sistem barter ini pada dirinya mempunyai kelemahan. Si A yang ingin
menjual 3 kwintal berasnya dan membutuhkan 3 potong baju dan sebuah
televisi, misalnya, akan menemui kesulitan mencari seseorang yang
membutuhkan beras sejumlah 3 kwintal dan memiliki barang-barang persis
seperti yang dibutuhkan oleh A tadi dan berasnya dipertukarkan. Padahal
kebutuhan A, tentu saja, tidak hanya baju dan televisi saja. Di sini uang
memecahkan masalah ini dengan fungsinya sebagai alat tukar (medium of
exchange). Uang adalah komoditi yang dibutuhkan oleh setiap orang karena
berfungsi memperlancar transaksi, sehingga, dalam hal ini, digunakannya
uang membuat pasar akan lebih baik.

2.2 Permintaan
Permintaan, seperti telah disebutkan di muka, didefinisikan sebagai
berbagai jumlah barang atau jasa yang diminta oleh pembeli pada berbagai
kemungkinan tingkat harga pada kurun waktu tertentu dalam suatu pasar
tertentu. Untuk memudahkan penjelasan konsep permintaan dapat
menggunakan daftar permintaan menyatakan hubungan antara berbagai
kemungkinan harga-harga dan jumlah barang dan jasa yang diminta pada
harga tersebut. Dengan perkataan lain, merupakan tabel yang
menggambarkan hubungan antara harga dengan jumlah yang diminta
konsumen perseorangan.

2-4 Pasar - Permintaan dan Penawaran


Tabel yang berikut ini menggambarkan konsep daftar Permintaan.

Tabel 2.1 Daftar Permintaan barang elektrnik

Harga (dalam ribuan rupiah) Jumlah yang diminta

12.000 1
10.000 2
8.000 3
6.000 4
4.000 5
2.000 6

Bila harga televisi adalah Rp. 12.000.000,- per unit, jumlah yang
diminta hanya 1 unit per hari. Semakin murah harganya maka jumlah yang
diminta meningkat. Ini menyatakan hukum permintaan, yaitu semakin rendah
harga suatu barang, makin banyak barang tersebut yang diminta; sebaliknya,
semakin tinggi harganya, semakin sedikit permintaan akan barang tadi.
Dari daftar permintaan kemudian bisa kita gambarkan suatu grafik
yang merupakan kurva permintaan. Para ekonom menempatkan harga pada
sumbu vertikal (OY) dan jumlah yang diminta pada sumbu horisontal (OX).
Harga merupakan variabel independent dan jumlah barang yang diminta
sebagai variabel idependen. Dalam Gambar 2.1.a. titik A merupakan hasil
dua nilai : harga Rp. 12.000.000,- dan jumlah televisi yang dibeli konsumen
sebanyak 1 unit. Demikian pula titik B mempunyai nilai-nilai harga Rp.
10.000 dan jumlah yang dibeli 2 unit. Titik-titik C, D, E, dan F dibuat
dengan cara yang sama. Apabila dari enam titik tersebut kita tarik suatu garis
maka akan dihasilkan garis yang merupakan kurva permintaan (Gambar 2.1
.b.).

2-5 Pasar - Permintaan dan Penawaran


Kurva permintaan ini menggambarkan hubungan fungsional antara
harga dan jumlah barang yang diminta. Dalam Gambar 2.1 .b. tampak bahwa
kurva permintaan menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Kurva ini
mempunyai kemiringan negatif yang berarti variabel-variabelnya bekerja
dalam arah yang berlawanan: bila harga turun, jumlah yang diminta
meningkat, dan sebaliknya. Ada dua sebab mengapa hal itu terjadi. Sebab
yang pertama adalah adanya efek pendapatan (income effect). Manakala harga
suatu barang atau jasa naik atau turun, hal itu akan mempunyai pengaruh
terhadap pendapatan nyata seseorang dalam hal ini pendapatannya sebagai
daya beli. Apabila harganya naik, berarti pendapatan nyata seseorang
berkurang dan keadaannya menjadi lebih jelek dari keadaan sebelumnya.
Demikian pula bila suatu barang harganya turun maka pendapatan nyata
seseorang meningkat yang berarti keadaannya menjadi lebih baik. Misalnya,
sebagai ilustrasi, sebuah keluarga membelanjakan Rp. 10.000 perbulan untuk
pembelian daging dari pendapatan bulanannya sebanyak Rp. 100.000.
Apabila kemudian harga daging tiba-tiba naik dua kali, maka pendapatan
nyata keluarga tadi turun sebanyak 10%; keluarga tersebut menjadi lebih
"miskin" dan harus menurunkan konsumsinya. Mungkin akan diputuskan
untuk tetap mengkonsumsi daging sebanyak sebelum ada kenaikan harga
dengan cara mengurangi belanja untuk makanan lainnya atau pakaian atau
hiburan sebanyak Rp 10.000; atau akan mengurangi pembelian daging dan
makanan lainnya dan jasa-jasa, semuanya, sebagai akibat berkurangnya
pendapatan nyata. Dengan demikian salah satu akibat dari kenaikan harga
daging adalah penurunan jumlah barang yang diminta oleh keluarga.

2-6 Pasar - Permintaan dan Penawaran


Keadaan yang sebaliknya akan terjadi, bila harga daging turun
menjadi, misalnya, setengahnya, maka pendapatan nyata keluarga naik
(dengan
5%) dan keluarga tersebut menjadi lebih “kaya”. Dengan demikian
keluarga itu dapat membeli jumlah daging yang sama dengan sebelum
adanya penurunan harga daging dan sisanya yang Rp 5.000 dapat
dibelanjakan untuk barang-barang lainnya seperti minuman, nonton film, tapi
juga bisa untuk menambah jumlah pembelian daging.
Efek pendapatan dari perubahan harga daging cukup penting
mengingat pengeluaran untuk daging bisa merupakan bagian besar dari
pendapatannya bila dibandingkan dengan, misalnya, efek pendapatan atas
perubahan harga bumbu masak seperti garam. Sebab yang kedua mengapa
kurva permintaan mempunyai kemiringan yang negative adalah adanya efek
substitusi (substitution effect), yang selalu positif. Manakala harga dari
sesuatu barang atau jasa berubah sedangkan harga barang-barang lainnya
tetap konstan, konsumen akan berusaha mengganti barang-barang yang
harganya menjadi lebih mahal dengan barang-barang yung menjadi lebih
murah, secara relatif. Misalkan harga dari daging sapi naik, kita bisa
memperkirakan banyak keluarga yang akan menambah pembelian
(mensubstitusikan) daging ayam, daging kambing atau ikan yang secara
relatif menjadi lebih murah selama harga barang-barang itu tidak berubah,
dengan cara mengurangi jumlah pembelian daging sapi. Demikian pula
sebaliknya apabila terjadi penurunan harga daging sapi di mana orang akan
mengurangi jumlah pembelian daging lainnya untuk menambah pembelian
daging sapi karena harganya menjadi lebih murah. Dengan demikian, karena
adanya efek substitusi maka permintaan akan suatu barang akan bertambah
bila harga barang tersebut turun dan akan berlurang bila harganya naik
sedangkan harga barang-barang lainnya tetap konstan.
Kita telah melihat efek pendapatan dan efek substitusi secara
terpisah; dalam kenyataan keduanya terjadi secara bersama. Bagi kebanyakan
keluarga, kenaikan harga daging sapi yang cukup banyak berarti menurunkan
pendapatan nyatanya lebih rendah dan menyebabkan mereka mengganti
daging sapi dengan daging lainnya. Efek pendapatan dan efek substitusi
keduanya menerangkan kurva permintaan yang menurun dari kiri atas ke
kanan bawah. Pengecualian bentuk kurva permintaan yang umum seperti itu
mungkin terjadi, yaitu di mana kurua permintaan menaik (mempunyai
hubungan positif antara harga dan jumlah yang diminta). Ada 4 kasus, paling
tidak, bisa disebutkan sebagai penyebab bentuk kurva yang demikian.
(1) Konsumsi yang mencolok (conspicuous consumption). Suatu barang
2-7
diminta Pasardari
karena “kenikmatan” yang diperoleh - Permintaan dan Penawaran
barang tersebut (baik nyata
atau hanya perasaan) yang disebabkan barang tadi mahal harganya. Sebagai
contoh, beberapa orang berpendapat bahwa alasan utama mengapa berlian
dibeli orang adalah karena harganya yang mahal. Hal itu memberikan
gambaran bahwa bila harga berlian jatuh menjadi hanya beberapa ribu rupiah,
misalnya, maka permintaan terhadap berlian akan berkurang.
(2) Harapan bahwa harga akan berubah. Lebih banyak barang yang diminta
pada harga yang lebih tinggi dari sebelumnya, sebab harga yang tinggi
menunjukkan kepada pembeli bahwa harga akan naik lebih lanjut. Dan lebih
sedikit barang diminta pada harga yang lebih rendah karena harga yang lebih
rendah memberikan petunjuk kepada konsumen bahwa harga akan terus
menurun. Di sini ada unsur spekulasi.
(3) Hubungan kualitas-harga. Lebih banyak barang mungkin akan diminta
pada harga yang lebih tinggi apabila konsumen beranggapan bahwa harga
barang- barang yang lebih mahal berarti kualitas barangnya lebih baik
daripada barang yang harganya lebih rendah. Masyarakat dengan informasi
yang sangat sedikit tentang barang kadang-kadang menggunakan harga
sebagai pedoman kualitas.
(4) Barang Giffen (sebagai penghormatan terhadap Robert Giffen yang
menemukan kasus ini di lrlandia, yaitu pada harga kentang yang meningkat
menyebabkan jumlah kentang yang dibeli justru bertambah, dan sebaliknya).
Dalam hal ini efek pendapatan yang negatip dari barang-barang inferior lebih
besar daripada naiknya jumlah yang diminta karena berlakunya efek
substitusi yang selalu positip. Akibatnya penurunan harga suatu barang
menyebabkan jumlah yang diminta akan barang tersebut berkurang. Sebagai
catatan, walaupun kasus barang Giffen bisa terjadi pada kurva permintaan
perseorangan, namun kurva permintaan pasar untuk barang tersebut selalu
berlaku hukum permintaan di mana kurva mempunyai kemiringan negatip.
Hal ini dikarenakan suatu barang yang oleh seseorang dianggap inferior tapi
oleh banyak orang lainnya tidak, oleh karena itu adanya penurunan harga,
jumlah yang diminta oleh para konsumen tetap bertambah. Barang inferior
adalah barang di mana jumlah yang dibeli berkurang bersamaan turunnya
harga barang tersebut, dan sebaliknya. Dengan turunnya harga barang tadi
berarti pendapatan nyata konsumen meningkat dan akan mengurangi jumlah
pembelian barang tersebut untuk kemudian menambah pembelian barang
lainnya (barang substitusi). Barang Giffen adalah barang inferior, tapi barang
inferior tidak selalu merupakan barang Giffen. Pada barang inferior bukan
Giffen, efek substitusi masih lebih besar dari efek pendapatan yang negatif,
sehingga penurunan harga masih menyebabkan kenaikan barang tersebut yang
diminta.
2-8 Pasar - Permintaan dan Penawaran
Gerakan Sepanjang Kurva Permintaan dan Pergeseran Kurva
Permintaan.
Telah disinggung di muka bahwa pada berbagai harga suatu barang tertentu,
berbagai jumlah akan dibeli konsumen. Gerakan sepanjang kurva permintaan
yang sama ditunjukkan oleh Gambar 2.2.a. yang berikut :

Tetap kita gunakan baju sebagai contoh, di sini harga televise turun dari Rp.
10.000.000,- menjadi Rp. 6.000.000,- per unit, sebagai akibatnya jumlah yang
diminta bertambah dari 2 menjadi 4 unti tiap harinya. Perpindahan dari titik B
ke D pada kurva yang sama menunjukkan bahwa suatu penurunan harga
barang tertentu menyebabkan kenaikan jumlah yang diminta akan barang
tersebut oleh konsumen. Penting untuk diingat bahwa pada saat gerakan
sepanjang kurva permintaan terjadi, pendapatan, cita rasa dan harga barang
lainnya dianggap tetap konstan (dalam bahasa Latin: ceteris paribus).
Apabila salah satu atau semua faktor yang dianggap statis tadi berubah, maka
kurva permintaan akan bergeser ke kanan atas atau ke kiri bawah,
sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2.2.b. Kurva bergeser kekanan
berarti jumlah yang lebih banyak akan terjual pada harga yang tetap
manapun; demikian pula bergesernya kurva ke kiri berarti iumlah yang lebih
sedikit akan terjual pada harga tertentu yang tetap konstan. Gambar 2.2.b.
tersebut menunjukkan bahwa 4 unit televisi mula-mula terjual pada harga
Rp.6.000.000,- per unit. Setelah kurva bergeser ke sebelah kanan, sejumlah 6
potong dapat dijual pada harga itu dan bila kurva bergeser ke kiri hanya 2 unit
yang terjual pada harga Rp. 6.000.000,-.
2-9 Pasar - Permintaan dan Penawaran
Hukum permintaan, sebenarnya hanya menekankan pada pengaruh
harga suatu barang terhadap jumlah barang itu yang diminta, tapi dalam
kenyataan permintaan suatu barang ditentukan pula oleh banyak faktor lain.
Permintaan suatu barang dapat dipengaruhi juga oleh pendapatan konsumen,
cita rasa, harga barang-barang lain yang mempunyai hubungan erat dan
jumlah penduduk. Kenaikan dalam pendapatan konsumen, biasanya akan
menyebabkan bergesernya kurva permintaan ke kanan, sedangkan suatu
penurunan dalam pendapatan biasanya menyebabkan kurva permintaan
bergeser ke kiri. Orang dapat membeli lebih banyak baju pada saat
pendapatannya lebih tinggi dan lebih sedikit bila pendapatannya berkurang.
Hanya terhadap barang-barang tertentu pada tingkat pendapatan yang lebih
tinggi menyebabkan berkurangnya barang yang diminta, yaitu untuk barang-
barang inferior. Misalnya saja, pada tingkat pendapatan yang lebih tinggi
beberapa orang akan mengurangi pembelian jagung untuk kemudian
menggantinya dengan beras. Peningkatan cita rasa konsumen untuk suatu
barang juga bisa menyebabkan bergesernya kurva permintaan ke kanan atas.
Pergeseran kurva permintaan juga akan teriadi bila harga barang-
barang yang mempunyai hubungan erat berubah. Barang-barang yang
mempunyai hubungan erat mungkin dapat dikelompokkan kedalam dua
kategori: barang-barang substitusi dan komplementer atau pelengkap. Contoh
untuk barang-barang substitusi adalah daging sapi dengan ikan, jagung
dengan beras, batu merah dengan batako, dan lain-lain. Suatu kenaikan harga
barang substitusi akan menyebabkan bergesernya kurva permintaan ke
sebelah kanan atas, dan penurunan harga barang substitusi menyebabkan
bergesernya kurva ke kiri bawah. Sedangkan barang-barang komplementer
adalah barang-barang yang dalam penggunaannya harus bersama dengan
masing-masing barang lainnya. Misalnya kendaraan bermotor dengan
bensin, kopi dengan gula, sepeda dengan bannya, dan sebagainya. Kenaikan
harga barang komplementer akan menyebabkan bergesernya ke kiri kurva
permintaan, penurunan harga barang komplementer menyebabkan kurva
bergeser ke kanan atas. Bila harga bensin naik maka kombinasi dari bensin
dan kendaraan bermotor menjadi lebih mahal, permintaan terhadap kendaraan
bermotor mungkin akan berkurang. Sebaliknya, bila harga bensin turun, lebih
banyak kendaraan bermotor akan diminta. Akhirnya, pertambahan penduduk
juga bisa menyebabkan bertambahnya permintaan, walaupun tidak selalu
demikian. Adanya jumlah penduduk yang meningkat jika diikuti dengan
kesempatan kerja yang lebih luas, akan mengakibatkan lebih banyak
orang yang menerima pendapatan dan ini berarti menambah daya beli yang
pada gilirannya akan menambah permintaan.

2- Pasar - Permintaan dan Penawaran


1010
2.3 Penawaran
Penawaran diartikan sebagai jumlah barang atau jasa yang penjual
bersedia menjual pada kurun waktu tertentu pada berbagai kemungkinan
harga. Karena kurva penawaran menerangkan keadaan pada satu saat
tertentu, jumlah barang dianggap tetap konstan. Hal ini termasuk biaya
masukan (inputs) yang dibutuhkan untuk produksi, keadaan teknologi yang
digunakan, dugaan para penjual terhadap harga barang-barang lain dan
tujuan para penjual.
Untuk memudahkan penjelasan dapat menggunakan daftar
penawaran dan kurva penawaran. Dalam asumsi yang statis di atas, daftar
penawaran menyatakan hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah
barang tersebut yang akan ditawarkan, atau dengan lain perkataan jumlah
barang yang akan ditawarkan pada berbagai tingkat harga. Anggap saja, kita
mempunyai daftar penawaran seperti di bawah ini, dimana para pedagang
menawarkan untuk dijual sejumlah sabun mandi pada harga yang rendah dan
sejumlah lebih pada harga yang lebih tinggi.
Tabel 2.2 Daftar Penawaran Pasta gigi
Harga ( dalam rupiah ) Jumlah yang ditawarkan( dalam ribuan )
2000 1
4000 2
6000 3
8000 4
10.000 5
12.000 6

Dari daftar penawaran di atas dapat dibuat suatu kurva penawaran.


Sebagaimana dalam kurva permintaan, kita tempatkan harga pada sumbu
vertikal (OY) dan jumlah yang ditawarkan pada sumbu horisontal (OX).
Harga adalah variabel independen sedangkan jumlah yang ditawarkan
merupakan variabel dependen. Enam titik bisa kita gambarkan dari daftar
penawaran seperti terlihat dalam Gambar 2.3.a. Dalam Gambar 2.3.b. titik-itik
tersebut dihubungkan satu sama lain dan membentuk suatu garis yang disebut
sebagai kurva penawaran.

2- Pasar - Permintaan dan Penawaran


1111
Dapat kita lihat bahwa kurva penawaran meningkat dari kiri bawah
ke kanan atas. Kurva dengan kemiringan positif berarti bahwa variabel-
variabelnya bekerja dengan arah yang sama yaitu sebagai kenaikan
dalam harga, jumlah yang ditawarkan meningkat, dan sebaliknya. Bentuk
kurva penawaran adalah demikian karena laba merupakan tujuan penting bagi
pedagang. Adalah menguntungkan bagi pabrik sabun mandi untuk
menjual lebih banyak pasta gigi apabila harganya mencapai Rp. 10.000,-
daripada harga itu hanya Rp. 4000,- per buah.
Bentuk kurva penawaran yang normal memang menanjak dari kiri
bawah ke kanan atas. Tapi keadaan seperti itu tidaklah selalu terjadi. Ada dua
keadaan yang ekstrim, yaitu kurva penawaran yang lurus vertikal yang
menggambarkan penawaran yang inelastis sempurna, dan kurva yang lurus
horisontal yang menggambarkan penawaran yang elastis tak terhingga
(mengenai elastisitas akan dibicarakan dalam Bab lV).

2- Pasar - Permintaan dan Penawaran


1212
Kurva penawaran yang berbentuk vertikal berarti berapapun harga
barang, jumlah yang ditawarkan tetap (q*). Sedangkan kurva penawaran yang
horisontal, apabila harga naik sedikit saja, maka jumlah yang ditawarkan
bertambah banyak sehingga harga kembali turun. Kadang-kadang dapat kita
jumpai pula adanya kurva penawaran tenaga kerja yang berbentuk lengkung
membalik (backward bending). Misalnya saja, seorang pekerja yang dibayar
berdasarkan jumlah jam kerjanya. Tabel berikut ini menunjukkan jumlah jam
yang ingin digunakan untuk bekerja (penawaran tenaga kerja) pada berbagai
tingkat upah per jam yang berbeda-beda.
Tabel 2.3. Penawaran Tenaga Kerja
Upah per jam ( dalam rupiah ) Jumlah jam kerja per minggu
2500 4
5000 12
10.000 20
15.000 30
20.000 30
25.000 24
30.000 20

2- Pasar - Permintaan dan Penawaran


1313
Dari data tersebut dapat kita buat titik-titik antara kedua variable
serta kemudian menghubungkan titik-titiknya yang membentuk suatu garis
sebagaimana tampak dalam Gambar 2.5. Pada tingkat upah yang rendah -
Rp.
2500 sampai Rp. 5000 - adalah normal, diperoleh bentuk kurva penawaran
yang positif. Pekerja tadi hanya akan bekerja 4 jam seminggunya pada upah
yang sangat rendah, Rp. 2500 per jam, tapi pada tingkat upah yang cukup
tinggi, sampai dengan Rp. 15.000 per jam, akan memberikan manfaat
baginya bila menambah jumlah jam kerja. Seandainya tingkat upah
meningkat lagi sampai Rp. 20.000 per jamnya, pekerja tersebut akan tetap
ingin bekerja 30 jam seminggu, dalam arti pekerja tersebut dapat
meningkatkan pendapatannya seminggu dengan jumlah jam kerja yang tetap.
Pada upah yang lebih tinggi lagi pekerja cenderung akan mengurangi jumlah
jam kerja yang ditawarkan untuk bekerja, dia ingin bisa lebih santai
sedangkan pendapatan yang diterimanya tetap seperti jumlah sebelumnya. Hal
ini wajar, karena pendapatannya sudah cukup tinggi, sehingga dia bisa
membeli pesawat TV, video recorder, dan lain- lain barang konsumsi, yang
kesemuanya membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk bisa menikmati.
Pekerja cukup bekerja 20 jam seminggu untuk bisa memperoleh Rp.600.000
apabila tingkat upah adalah Rp. 30.000. Dengan demikian bentuk kurva
penawaran tenaga kerjanya akan melengkung dan membalik kearah yang
berlawanan, atau kurvanya mempunyai kemiringan negatip.

2- Pasar - Permintaan dan Penawaran


1414
Gambar 2.5. Kurva Penawaran Tenaga Kerja Lengkung Membalik
(Backward bending)
Untuk lebih memahami konsep penawaran dapat menggunakan
analisis gerakan sepanjang surva penawaran dan pergeseran kurva penawaran.
Telah kita ketahui bahwa pada berbagai tingkat harga barang-barang, jasa
atau faktor produksi, berbagai jumlah akan ditawarkan oleh pedagang.
Gerakan sepanjang kurva penawaran yang sama diperlihatkan oleh Gambar
2.6.a. Pada harga US$. 800, perusahaan akan menjual 4000 unit, sedangkan
pada harga yang lebih rendah, misalnya US$ 600, hanya unit yang akan
ditawarkan untuk dijual.
Pada suatu saat harga-harga input mungkin berubah, teknologi
mungkin meningkat, harga barang-barang lain berubah atau tujuan penjualan
mungkin juga berubah. Salah satu atau kombinasi dari perubahan-
perubahan itu akan mengakibatkan pergeseran kurva penawaran. Pada
Gambar 2.6.b. kurva penawaran bergeser ke kanan dan ke kiri. Bergeser ke
kanan berarti jumlah yang lebih banyak akan ditawarkan pada sembarang
harga yang tetap, dan bergeser ke kiri berarti jumlah yang lebih sedikit akan
ditawarkan pada harga yang tetap manapun. Gambar tersebut menunjukkan
bahwa mula-mula
4000 unit ditawarkan pada harga US$ 800 per unit. setelah kurva bergeser ke
kanan, 5000 lusin akan ditawarkan pada harga itu, dan sesudah bergeser ke
kiri hanya 3000 lusin yang akan ditawarkan pada harga tetap.

2- Pasar - Permintaan dan Penawaran


1515
Suatu kenaikan biaya-biaya input seperti misalnya tingkat upah yang
lebih tinggi, biaya material yang meningkat, atau kenaikan tingkat bunga
modal akan menyebabkan perusahaan ingin menjual outputnya lebih sedikit
pada harga barang yang tidak berubah (kurva penawaran bergeser ke kiri)
selama laba akan menjadi lebih rendah. Keadaan sebaliknya akan teriadi
apabila biaya- biaya input tersebut turun dan kurva penawaran akan bergeser
kesebelah kanan.
Lebih banyak sumber-sumber akan dipakai untuk memproduksi
barang. Kemajuan di bidang pengetahuan teknologi, seperti ditemukannya
teknologi yang lebih efisien, akan mempunyai implikasi penurunan dalam
biaya produksi sehingga lebih menguntungkan. Dalam hal ini kurva
penawaran akan bergeser ke kanan. Kurva penawaran mungkin juga akan
bergeser sebagai akibat berubahnya harga barang-barang lainnya. Misalkan,
sebuah pabrik baju yang juga memproduksi kaos akan lebih senang
menentukan kombinasi produksinya berdasarkan pada perkiraan harga. Pabrik
baju itu akan memproduksi lebih banyak baju apabila dia memperkirakan
bahwa harga kaos akan turun diwaktu mendatang dan lebih sedikit baju akan
diproduksi bila perkiraan itu sebaliknya, yaitu harga kaos akan meningkat.
Dengan demikian, suatu kurva penawaran perusahaan untuk satu
barang cenderung bergeser ke kanan bila harga-harga barang lainnya turun
dan bergeser ke kiri bila harga-harga barang lainnya meningkat. Dan
akhirnya, kurva penawaran bisa bergeser kalau ada perubahan dalam motivasi
para pedagang. Diasumsikan bahwa para penjual mencari keuntungan dalam
kegiatan berdagangnya. Asumsi bahwa perusahaan-perusahaan akan lebih
memilih keuntungan yang lebih banyak daripada yang lebih sedikit
tidak berarti tidak ada motivasi lain yang berperan jiwa sosial, keinginan
berbuat "baik", rasa kepuasan, atau idealisme merupakan motivasi lain di
samping keuntungan. Sebuah perusahaan mainan anak-anak mungkin
ingin menjual lebih banyak mainan yang mempunyai unsur mendidik karena
barang itu baik untuk perkembangan anak-anak. Manajer sebagai
individu bias jadi mempunyai tujuan - yang berbeda dengan tujuan
perusahaan - yang juga bisa mempengaruhi penawaran. Berubahnya motivasi
manajer perusahaan, dengan demikian, mungkin bisa menggeser kurva
penawaran baik ke kanan maupun ke kiri.

2- Pasar - Permintaan dan Penawaran


1616
2.4 Analisa Permintaan dan Penawaran.
Analisa permintaan dan penawaran memberikan secara bersama-sama
semua informasi tentang permintaan dan penawaran suatu barang atau jasa
bagi tujuan penentuan harga dan jumlah keseimbangan yang diperjual-
belikan. Analisa permintaan dan penawaran digunakan bagi semua jenis
barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat atau bagi sumber-sumber
ekonomi seperti suatu keahlian tertentu, suatu jenis mesin tertentu, dapat
pula diterapkan pada ekonomi agregat seperti permintaan agregat dan
penawaran agregat semua barang dan jasa atau permintaan dan penawaran
uang.
Dengan telah diketahuinya konsep-konsep permintaan, penawaran,
pasar dan keseimbangan, maka akan memudahkan bagi kita untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai analisa permintaan dan penawaran secara
menyeluruh. Konsep permintaan menunjukkan (biasanya) korelasi negatif
antara harga dan jumlah yang akan dibeli, sedangkan konsep penawaran
menunjukkan kecenderungan korelasi positif antara harga dan jumlah yang
akan ditawarkan untuk dijual. Pasar adalah tempat bertemunya para
pembeli dan penjual secara bersama, dan keseimbangan tercapai pada harga
di mana jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang
ditawarkan.

2.5 Keseimbangan Harga dan Jumlah.


Suatu ilustrasi di bawah ini memperlihatkan bagaimana permintaan
dan penawaran bekerja dalam suatu pasar untuk menentukan keseimbangan
harga dan jumlah suatu barang.

Tabel 2.4. Permintaan dan Penawaran Laptop Selama Tahun 2007


Harga per satuan
Jumlah penawaran Jumlah permintaan
(dalam ribuan Rp)
30.000 12.000 4.000
24.000 1 0.000 5.500
18.000 7.000 7.000
12.000 4.000 11.000
6.000 200 18.500
2- Pasar - Permintaan dan Penawaran
1717
Tabel tersebut diatas menunjukkan berbagai jumlah laptop yang
ingin ditawarkan oleh para penjual pada berbagai tingkat harga yang berbeda
dan jumlah yang ingin dibeli oleh para konsumen pada harga-harga yang
sama. Semakin tinggi harganya, lebih banyak laptop ditawarkan untuk dijual
dan lebih sedikit yang diminta konsumen; pada harga yang lebih rendah lebih
sedikit laptop yang ditawarkan dan lebih banyak konsumen yang ingin
membeli. Hubungan ini ditunjukkan oleh Gambar 2.7.

Gambar 2.7. Kurva Permintaan dan Penawaran Laptop


Pada harga yang cukup tinggi, Rp.30.juta per unit laptop, pedagang
ingin menjual jumlah 12.000 unit, sedangkan konsumen hanya ingin
memberi
4.000 satuan. pada harga ini timbul kelebihan penawaran (excess
supply)
sebanyak 8.000 satuan (12.000 -4.000 = 8.000). Dalam usaha bisa
menjual lebih banyak barangnya, penjual menurunkan harga laptop. Pada
harga Rp. 24 juta, jumlah yang diminta meningkat 1.500 dan jumlah yang
ditawarkan berkurang (lihat Tabel 4). Tapi kelebihan penawaran masih tetap
terjadi.
Sebaliknya, bila harga sangat rendah, pada harga Rp. 6.juta per unit,
pedagang hanya bersedia menawarkan 200 satuan saja sedangkan konsumen
menghendaki jumlah 18.500. Dalam hal ini terjadi kelebihan permintaan
(excess demand). Keadaan seperti ini akan mendorong harga untuk naik
sehingga jumlah yang ditawarkan bertambah dan jumlah yang diminta
konsumen berkurang. Dengan demikian semua harga tadi menghasilkan
2- Pasar - Permintaan dan Penawaran
1818
keadaan yang tidak stabil, baik keadaan di mana penawaran melebihi
permintaan maupun permintaan melebihi penawaran. Hanya pada satu harga -

2- Pasar - Permintaan dan Penawaran


1919
Rp. 18 juta dalam contoh ini permintaan akan sama dengan penawaran dan
keadaan yang stabil terjadi. Pada harga keseimbangan Rp. 18 juta, baik
kelebihan penawaran maupun kelebihan permintaan adalah nol selama
pedagang ingin menjual 7.000 unit dan konsumen juga ingin membeli
7.000 unit laptop. Jumlah yang dijual dan dibeli pada harga keseimbangan
disebut sebagai titik keseimbangan atau sering disebut ekulibrium. Kurva
permintaan dan penawaran berapa potongan di titik E yang merupakan
keseimbangan pasar. Disebut keseimbangan pasar karena pada harga
keseimbangan tersebut jumlah barang yang ingin diberi konsumen persis
sama dengan jumlah yang ingin dijual pedagang dan posisi keseimbangan ini
biasanya stabil.
Tetapi apakh keseimbangan pasar teresbut selelu dapat dicapai, tentu
saja jawabannya adalah tidak, mengapa ?, setidaknya bila kita tinjau adanya
dua alasan, yaitu: (1) adanya kemungkinan persaingan yang lemah, dan (2)
kemungkinan kurva permintaan dan penawaran sering tergeser. Pada saat
timbul kelebihan permintaan dipasar yaitu jumlah yang diminta lebih banyak
daripada jumlah yang ditawarkan pada suatu harga tertentu, diharapkan harga
akan didorong naik. Harapan ini didasarkan pada perhitungan bahwa para
pembeli akan bersaing cukup ketat sehingga harga cenderung meningkat.
Demikian juga bila timbul kelebihan penawaran dalam suatu pasar, kita boleh
mengharap bahwa harga akan ditekan turun dan harapan ini didasarkan pada
perhitungan bahwa para penjual akan bersaing dengan ketat untuk bisa
menjual lebih banyak barangnya. Apabila baik para pembeli dalam
kasus kelebihan permintaan atau para-para penjual dalam kasus
kelebihan penawaran tidak ada persaingan yang cukup berarti, maka harga
dan jumlah keseimbangan mungkin tidak pernah bisa tercapai.
Telah kita ketahui dari pembahasan di muka mengenai beberapa
alasan mengapa kurva-kurva permintaan dan penawaran bergeser. Misalnya,
kurva permintaan suatu barang mungkin bergeser ke kanan atas bila
pendapatan konsumen meningkat, bila cita rasa mereka terhadap barang
tersebut menjadi lebih kuat, bila harga barang-barang substitusi meningkat,
atau bila harga barang-barang komplementer turun. Sedangkan kurva
penawaran bisa bergeser sebagai hasil perubahan-perubahan dalam biaya-
biaya input, pengetahuan teknologi, harga barang-barang lainnya dan
motivasi dari pengusaha. Setiap pergeseran kurva permintaan dan/atau
kurva penawaran akan membawa harga keseimbangan dan jumlah
keseimbangan pada posisi yang baru. Artinya posisi keseimbangan pasar akan
selalu berubah- rubah. Tapi kurva-kurva tersebut mungkin bergeser dengan
sangat cepat sehingga tidak cukup waktu bagi keduanya untuk melakukan
penyesuaian ke
2- Pasar - Permintaan dan Penawaran
2020
posisi keseimbangan yang manapun sebelum keseimbangan yang baru
terjadi. Dalam kasus ini harga dan jumlah keseimbangan tidak akan pernah
tercapai
Apakah persaingan cukup kuat atau tidak dan apakah cukup waktu
bagi kurva-kurva permintaan dan penawaran bergeser untuk mencapai
keseimbangan pasar, harga dan jumlah barang cenderung bergerak kearah
posisi keseimbangan. Keadaan di mana terjadi kelebihan penawaran atas
suatu barang, berarti terjadi surplus atau kelebihan barang tersebut, sedangkan
keadaan di mana terjadi kelebihan permintaan berarti terjadi kekurangan
barang dalam mayarakat. Dalam keadaan persaingan normal, surplus dan
kekurangan barang akan cenderung hilang dengan adanya penyesuaian harga
barang tersebut. Dengan demikian pemerintah mungkin bisa memainkan
peranannya dalam usaha mencegah terjadinya surplus atau kekurangan barang
sehingga tercapai suatu kesimangan yang stabil.

Gambar 2.8. Surplus dan Kekurangan Barang

Pada harga P1 pedagang ingin menjual barangnya sebanyak 1q (yang


2
1
2
qo- q1 lebih banyak daripada yang akan ditawarkan pada harga persaingan, P o),
sedangkan konsumen hanya bersedia membeli sebanyak q l (yang qo - q21 lebih
2- Pasar - Permintaan dan Penawaran
2020
sedikit daripada yang akan diminta pada harga persaingan, P o). Berarti ada

2- Pasar - Permintaan dan Penawaran


2121
kelebihan barang yang ditawarkan (surplus) sebanyak q1 1 q12. Pada harga 2P ,
sebaliknya, karena harga cukup rendah pedagang hanya mau menjual
barangnya sebanyak q2 1 dan konsumen ingin membeli sebanyak q 2. Akibatnya
terjadi kekurangan barang sebanyak q 21q22. Dengan penyesuaian-penyesuaian
2

harga, dalam keadaan persaingan normal, akan tercapai keseimbangan di mana


harga adalah Po dan jumlah yang ditransaksikan antara pembeli dan
penjual adalah q0.
Kuis

1. Apakah sebenarnya arti dari pasar dsalam perekonomian ?


2. Mengapa ada dua sistem dalam suatu perekonomian yang tidak
memerlukan pasar ?
3. Apa yang dimaksud dengan suatu asumsi ceteris paribus ?
4. Jelaskan mengapa pada zaman dahulu sistem pasar tidak memerlukan
uang ? Bagaimana caranya ?
5. Jelaskan definisi konsep permintaan barang atau jasa ?
6. Jelaskan definisi konsep penawaran barang atau jasa?
7. Bagaimanakah efek pendapatan terhadap permintaan terhadap barang?
8. Apa yang anda ketahui barang inferior ? apa bedanya dengan barang giffen
? berikan contohnya ?
9. Mengapa pasar harus senantiasa dalam keadaan seimbang ?
10. Bagaimanakah konsep analisis permintaan dan penawaran dalam
pasar pada kondisi yang seimbang?
Pilihan Ganda

1. Konsep permintaan menunjukkan korelasi apa antara harga dan jumlah


yang dibeli:
A. Positif D Negatif
B. Signifikan E. Negatif
C. Positif signifikan signifikan

2. Konsep penawaran menunjukkan korelasi apa antara harga dan jumlah


yang ditawarkan
A. Positif D Negatif
B. Signifikan E. Negatif
C. Positif signifikan signifikan

3. Apa yang dimaksud dengan titik ekulibrium


A. Penawaran D. keseimbangan
B. Permintaan E. Excess demand
C. Analisis permintaan &
penawaran

4. Barang yang akan semakin banyak dibeli jiak harganya meningkat


adalah
A. Barang normal D. Barang netral
B. Barang subtitusi E. Barang & jasa
C. Barang giffen

5. Bagaimanakah efek subtitusi akibat dari efek pendapatan yang negatif


pada barang-barang iferior
A. Positif D. Signifikan
B. Negatif E. Non signifikan
C. Nol
Soal aplikasi

1. Sebuah artikel di New York Times menggambarkan keberhasilan


kampanye pemasaran industri minuman sampanye di Perancis. Di dalam
artikel tersebut juga dinyatakan banyak pelanggan minuman tersebut
semakin gelisah karena harga minuman itu semakin mahal. Namun
mereka juga khawatir karena peningkatan harga yang sngat tajam tersbut
justru akan menurunkan permintaandan selanjutnya kan menjatuhkan
harga. Apa kesalahan analisis dari para pelanggan tersebut, lengkapi
jawaban anda dengan grafik

2. Jelaskan peranan harga dalam perekonomian pasar, fenomena apa yang


dapat dianalisis, berikan contohnya
3 FAKTOR PRODUKSI

Overview
Produksi sebagai salah satu faktor yang dapat memuaskan kebutuhan dan
keinginan manusi senantiasa dibatasi oleh ketersediaan faktor-faktor produksi
itu sendiri dan bagaimana ekonomi pasar menentukan kontribusinya terhadap
produksi itu sendiri serta hubungasnnya dengan konsep perubahan dalam
biaya produksi.

Tujuan

1. Memahami dan menguasai konsep produksi dan langkanya faktor


produksi
2. Memahami dan menguasai perubahan biaya produksi
3. Memahami dan menjelaskan diminishing return, pembagian kerja
dan
economies of scale

3-1 Faktor Produksi


3.1 Faktor Produksi
Produksi dilakukan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan
manusia, dan kemampuan untuk memproduksi dibatasi oleh tersedianya
faktor-faktor produksi yang diperlukan. Pembahasan dalam faktor produksi
difokuskan pada tiga faktor produksi utama yaitu modal, tanah, dan tenaga
kerja serta bagaimana ekonomi pasar dapat menentukan berapa masing-
masing dibayar dalam kontribusi terhadap produksi.
Selanjutnya akan dibahas juga tiga konsep mengenai perubahan-
perubahan dalam biaya produksi khususnya perubahan biaya yang terjadi
pada sektor input yaitu :
(1) Dimishing return, yaitu keadaan di mana penambahan satuan-satuan
suatu input secara terus menerus pada input-input lain yang tetap
menyebabkan tambahan output mula-mula meningkat, kemudian
setelah suatu tingkat tertentu tambahan output yang dihasilkan
menurun apabila input tersebut terus ditambah.
(2) Pembagian kerja menjelaskan pengurangan dalam biaya-biaya
karena adanya spesialisasi.
(3) Economies of scale dan diseconomies of scale menerangkan
penurunan dan peningkatan dalam biaya produksi meliputi
peningkatan dan penurunan dalam efisiensi sebagai akibat perluasan
kapasitas atau ukuran pabrik.
(4) Kombinasi faktor yang optimum (optimum faktor combination),
yaitu kombinasi faktor input yang akan meminimumkan biaya
produksi perusahaan untuk jumlah output tertentu.

3.2 Modal
Barang modal (bersama-sama dengan tenaga keria dan tanah) adalah
barang yang digunakan untuk tujuan menghasilkan barang-barang dan jasa
agar proses produksi menjadi lebih efisien. Barang –barang modal seperti
pabrik- pabrik dan mesin-mesin tidak diproduksi untuk langsung dinikmati
konsumen, tapi lebih pada untuk menghasilkan barang-barang konsumen atau
barang- barang modal lainnya pada biaya yang lebih rendah, dengan demikian
meningkatkan efisiensi. Barang-barang modal adalah buatan manusia,
bukanlah suatu "pemberian alam" seperti faktor produksi lainnya, yaitu
tanah dan tenaga kerja. Kita sering menginvestasi tenaga kerja melalui
pendidikan atau
latihan tenaga kerja, menginvestasi tanah melalui pengairan dan pemberian
pupuk, lebih banyak tenaga kerja dan tanah dapat dipakai dalam produksi
tanpa investasi secara luas. Sebaliknya dengan modal, hanya dapat diciptakan
melalui investasi. Berapa modal diperlukan, merupakan keputusan investasi
yang harus dibuat oleh pengusaha, di mana investasi didefinisikan sebagai
pembelian barang-barang modal. Walaupun penggunaan barang-barang
modal biasanya membuat produksi lebih efisien, tapi jumlah barang modal
yang ingin dibeli pengusaha adalah terbatas. Pertimbangan utama pengusaha
untuk melakukan pembelian adalah perhitungan pengembalian marginal
(marginal return) melalui biaya marginalnya (marginal cost). Misalnya, akan
membeli tambahan mesin dengan biaya Rp 50 juta. Bila pengusaha
memperkirakan mesin itu akan menambah penerimaannya kurang dari Rp 50
juta, maka mesin tidak jadi dibeli.
Bagi sebuah perusahaan yang membuat keputusan investasi, seperti
apakah membeli atau tidak suatu peralatan tertentu, baik biaya maupun
perkiraan keuntungan dari pembelian peralatan tersebut harus
diperhitungkan. Dengan demikian, modal diminta oleh perusahaan-
perusahaan apabila perkiraan keuntungannya (expected return) lebih besar
dari perkiraan biayanya. Dalam biaya modal mencakup penyusutan
termasuk risiko dan beban bunga, sedangkan hasil dari modal (return to
capital) adalah keuntungan yang diharapkan dari penggunaan barang modal.
Biaya modal mudah untuk ditentukan, yaitu dari harga barang modal
pada saat pembelian. Yang menjadi masalah adalah menghitung hasil dari
modal, sehingga dengan demikian bisa digunakan untuk membandingkan.
suatu hasil Rp 100 juta yang diterima dalam tahun 2007 adalah jauh lebih
kecil nilainya dari biaya sebanyak Rp 100 juta yang dikeluarkan tahun 1997.
Untuk memudahkan pemahaman apabila investasi tersebut didepositokan atau
untuk membeli surat berharga seperti saham bisa jadi setelah 10 nilainya
bisa menjadi dua kali lipat.
Untuk menghitung aliran pendapatan agar dapat dibandingkan
dengan biayanya, hasil dari modal harus diartikan dengan hati-hati. Dua
faktor harus diperhatikan. Pertama, hasil dari modal yang akan dihitung
merupakan biaya operasi (bersih). Misalnya, hasil dari suatu mesin adalah
nilai dari outputnya dikurangi biaya bahan bakar yang diperlukan untuk
menjalankan mesin tersebut, biaya pemeliharaan dan biaya tenaga kerjanya.
Kedua, selama hasil diterima pada saat yang akan datang, perusahaan harus
menghitung Nilai Sekarang (Present Value/PV) dari hasil itu, yaitu jumlah
uang yang akan diterima dimasa-masa mendatang yang nilainya dihitung
pada saat sekarang. Dengan
demikian, untuk menghitung Present Value kita harus memasukkan
unsur tingkat bunga yang berlaku dipasar. Rumus untuk menghitung Present
Value adalah :
PV = X
(1+i)n

di mana PV adalah present value atau nilai sekarang, X adalah hasil yang
akan diterima dimasa datang, i adalah tingkat bunga modal dan n adalah
jumlah tahun dari waktu sekarang. Kita ambil contoh, misalkan seorang
pengusaha merencanakan untuk membeli sebuah mesin seharga US$ 7 juta,
dan diperkirakan mesin tersebut dapat memberikan hasil sebanyak US$ 2 juta
per tahun selama 4 tahun. Apakah pengusaha itu akan membeli mesin itu?
Kita tidak dapat menjawab pertanyaan di atas sebelum kita menghitung
terlebih dahulu nilai sekarang dari US$ 8 juta yang akan kita terima selama 4
tahun. Apabila tingkat bunga modal dipasar adalah 8% per tahun, maka
perhitungan Nilai Sekarang-nya adalah :
pV = 2.000.000 + 2.000.000 + 2.000.000 + 2.000.000
1,08 (1,08)2 (1,08)3 (1,08)4

= 2.000.000+ 2.000.000 + 2.000.000 + 2.000.000


1,08 1,1664 1,2597 1,3605
= 1.851.851,85 + 1.714.677,65 + 1.587.679,60 + 1.470.047,75
= US$ 6.624.256,85

Maka dengan tingkat bunga modal sebesar 8% per tahun pengusaha tadi tidak
akan melakukan investasi membeli mesin karena nilai sekarang dari
hasil modal lebih kecil dari biayanya sebesar harga mesin.

3.3 Tanah
Dalam hal ini , tanah termasuk sumber-sumber alam seperti hutan
dan mineral-mineral yang terkandung di dalamnya. Tanah, yang bersama-
sama dengan modal dan tenaga kerja, merupakan faktor produksi.
Harga penggunaan tanah disebut sewa, dan seperti harga-harga dari faktor-
faktor produksi dan barang-barang lainnya, sewa ditentukan oleh permintaan
dan penawaran.
Permintaan untuk tanah merupakan permintaan turunan (derived
demand), yaitu bahwa permintaan terhadap tanah tergantung pada
permintaan untuk barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi oleh tanah
(baik langsung maupun tidak langsung). Sebagai contoh, pada awal abad 19
harga gandum di Inggris meningkat yang menyebabkan tingginya sewa
tanah. Tapi menurut pendapat David Ricardo, justru tingginya sewa tanah itu
menyebabkan tingginya harga gandum. Hal ini karena tanah dianggap
sebagai salah satu faktor produksi.
Pada pandangan sepintas, tanah tampak sebagai sesuatu yang tetap
atau tak dapat diubah. Tapi sebenarnya tidak seluruhnya benar. Kita bisa lihat
Singapura yang memperluas tanahnya dengan cara menguruk laut. Hal yang
sama juga dapat dilihat di Pluit & Muara Karang, Jakarta. Untuk kasus tanah
pertanian, penawaran dapat meningkat melalui irigasi dan dapat berkurang
dengan mempergunakan untuk keperluan lainnya. Penawaran tanah pertanian
tergantung pada harga atau sewa tanah tersebut. Apabila sewanya tinggi,
mungkin akan dilakukan irigasi, sedangkan bila sewanya rendah, akan
lebih baik untuk penggunaan tempat pemukiman atau industri.

Gambar 3.1. Kurva Penawaran Tanah Pertaniaan

Gambar di atas menunjukkan kurva penawaran tanah pertanian yang


mempunyai kemiringan positip.
Kadangkala, tanah merupakan faktor yang jumlahnya tetap. Mulai
tingkat sewa tertentu, jumlah tanah yang ditawarkan tidak bertambah,
berapapun tingginya sewa. Pada sewa yang rendah, jumlah tanah yang
ditawarkan berkurang (mempunyai bentuk yang normal).

Gambar 3,2. Kurva penwaran tanah yang tetap

Umumnya bentuk kurva penawaran tanah yang demikian terjadi di


daerah pemukiman, kawasan industri atau perkantoran. Tampak dari Gambar
3.2. bahwa sewa mulai r0 ke atas tidak akan merubah jumlah tanah yang
ditawarkan. Hal ini disebabkan oleh jumlah tanah yang tetap.

3.4 Tenaga Kerja


Tenaga kerja atau modal manusia adalah sama dengan faktor
produksi yang lainnya yaitu dapat di"beli” dan di”,jual dalam konteks
ekonomi. Pada waktu dan tempat tertentu dan kepadanya diberikan, upah atau
gaji sebagai bayaran dari jasa tenaga kerja) ditentukan oleh permintaan dan
penawaran.
Permintaan tenaga kerja, oleh Alfred Marshall disebut sebagai
permintaan turunan, karena jumlah tenaga kerja yang diminta tergantung pada
permintaan akan barang-barang atau jasa-jasa di tempat mana para pekerja
menghasilkan barang jasa itu. Apabila permintaan terhadap kendaraan
bermotor rendah, tenaga kerja yang diminta untuk industry kendaraan
bermotor juga sedikit. Jadi permintaan akan tenaga kerja timbul karena ada
permintaan akan output. Ada perbedaan yang fundamental antara permintaan
konsumen terhadap barang-barang dan jasa-jasa dengan permintaan
pengusaha terhadap pekerja. Konsumen membeli barang-barang dan jasa-jasa
untuk memenuhi kepuasan, tapi pengusaha membayar tenaga kerja untuk
memperoleh keuntungan (laba). Seorang pengusaha akan membandingkan
biaya membayar upah seorang tenaga kerja dengan perkiraan sumbangan
tenaga kerja tersebut dalam memberikan penerimaan perusahaan. Apabila
tambahan biaya per hari yang diakibatkan oleh penambahan satu tenaga kerja
lebih sedikit dibanding tambahan penerimaan per hari dari tambahan
hasilnya, maka perusahaan akan menambah jumlah pekerja. Dengan
demikian, permintaan tenaga kerja tergantung pada tambahan output yang
dapat disumbangkan tenaga kerja lainnya, harga tambahan output itu dan
biaya yang disebabkan tambahan tenaga kerja.
Dalam membicarakan permintaan tenaga kerja, dapat dibedakan
adanya 2 kasus: (a) kasus suatu pasar persaingan murni, dan (b) kasus pasar
produk kurang dari persaingan murni. Perbedaan keduanya yang penting
adalah bahwa dalam pasar persaingan murni tiap perusahaan perseorangan
dapat menjual seluruh jumlah produksi yang diinginkan pada harga pasar
yang berlaku, sedangkan sebuah perusahaan dalam suatu pasar yang kurang
dari persaingan murni agar dapat menjual tambahan produksinya pengusaha
harus menurunkan harganya (pembahasan lebih lanjut mengenai pasar
persaingan murni dan pasar bukan persaingan murni ada di Bab selanjutnya).
Nilai dari tambahan output atau kenaikan Penerimaan Total, (Total
Revenue) yang dihasilkan oleh tambahan penggunaan satu orang tenaga kerja
disebut Nilai Produk Marginal (Value of Marginal Product/VMP). Pada
kasus pasar produk persaingan murni, VMP diperoleh dari mengalikan
jumlah produk yang dihasilkan oleh tambahan pekerja dengan harga per
satuan produk itu.
Gambar 3.3. Kurva Value of Marginal Product Tenaga Kerja

Bentuk dari kurva VMPL mempunyai kemiringan negatif karena


berlakunya diminishing return yaitu tiap tambahan tenaga kerja
menambah jumlah produksi yang semakin berkurang pada output total.
Perusahaan yang beroperasi dalam pasar produk persaingan murni akan
menggunakan tenaga kerja sampai jumlah tertentu sehingga VMP dari tenaga
kerja itu sama dengan upahnya, karena tingkat penggunaan tenaga kerja
tersebut adalah optimal, yaitu tingkat yang memberikan keuntungan
maksimum. Dari Gambar 3.3. menunjukkan apabila tingkat upah adalah w1
maka jumlah tenaga kerja yang digunakan (diminta) adalah L1. Dan bila
tingkat upahnya w2 jumlah tenaga kerja yang diminta adalah 12, agar
tercapai keuntungan maksimum. Dengan demikian maka kurva VMPL
merupakan kurva permintaan tenaga kerja bagi seorang produsen (dalam
pasar produk persaingan murni). Sedangkan pada kasus pasar produk yang
bukan persaingan murni (monopoli atau persaingan monopolistis), harga
produk harus turun apabila perusahaan ingin menjual jumlah yang lebih
banyak. Ini berarti bahwa Penerimaan Marginal (Marginal Revenue) lebih
rendah dari harga produknya. Marginal Revenue adalah penerimaan
tambahan yang diterima perusahaan dari tambahan 1 satuan produk yang
dijual. Sedangkan Marginal Revenue Product (MRP) adalah nilai
tambahan output yang diakibatkan tambahan tenaga kerja lainnya. Kurva
MRP L mirip dengan kurva VMPL, hanya saja kurva MRPg mempunyai
kemiringan yang lebih tajam dan terletak di sebelah kiri VMPL.

Gambar 3.4. Kurva Marginal Revenue Product Tenaga Kerja

Pengusaha dalam pasar produk yang bukan persaingan murni akan


menggunakan tenaga kerja di mana MRPL sama dengan upahnya,
dengan demikian tercapai keuntungan maksimum baginya. Oleh karena
itu kurva MRPL adalah juga kurva permintaan produsen untuk tenaga kerja
(dalam pasar produk bukan persaingan murni). Dengan demikian, kurva
permintaan tenaga kerja (VMPL atau MRPL) tergantung pada permintaan akan
barang-barang dan jasa-jasa di mana para pekerja ikut menghasilkan. Kurva-
kurva VMPL dan MRPL akan bergeser (permintaan tenaga kerja meningkat
atau berkurang) bila produktivitas pekerja berubah. Produktivitas tenaga kerja
merupakan jumlah output yang dihasilkan oleh satu satuan input (seorang
pekerja) selama suatu fangka waktu tertentu.

3.5 Penawaran Tenaga Kerja


Penawaran tenaga kerja, sebagaimana juga penawaran faktor-faktor
dan barang-barang lainnya, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat upah.
Seperti juga penjual yang akan menawarkan jumlah produk yang lebih
banyak
pada harga yang lebih tinggi, para pekerja akan menawarkan tenaganya
(dalam jumlah jam kerja) lebih banyak pada tingkat upah yang lebih tinggi.
Namun demikian ada 2 keadaan yang mungkin terjadi: (1) Pada tingkat upah
yang sangat rendah seseorang mungkin akan bekeria keras (ingin bekerja
dalam jumlah jam yang sangat banyak) untuk bisa mencapai pendapatan
subsisten yang minimum, (2) Pada tingkat upah yang sangat tinggi seseorang
mungkin akan mengurangi jumlah jam kerjanya (menambah waktu santai
atau sering disebut leisure time) untuk dapat menikmati pendapatan yang
diperoleh.
Secara umum, kurva penawaran tenaga keria mempunyai bentuk
yang menaik dari kiri bawah ke kanan atas dan pada tingkat upah tertentu
bentuk kurvanya melengkung membalik kearah yang berlawanan, sehingga
kemudian mempunyai kemiringan yang negatip (backward-bending supply
curve of labor).
Sebagaimana dua kasus pasar produk yang berbeda yang telah
disinggung dalam membahas permintaan tenaga kerja, dalam pasar input
dapat dibedakan pula adanya 2 kasus, yaitu pasar persaingan murni untuk
tenaga kerja dan pasar tenaga kerja yang kurang dari persaingan murni.

Gambar 3.5. Kurva Tenaga Kerja

Perbedaan penting antara keduanya adalah dalam pasar tenaga kerja


yang persaingan murni, perusahan perseorangan dapat menggunakan
berapapun jumlah pekerja yang diinginkan pada tingkat upah yang tetap,
3- Faktor Produksi
1010
sedangkan suatu perusahaan yang bekerja dalam pasar tenaga kerja yang
bukan persaingan murni harus membayar lebih tinggi untuk jumlah pekerja
yang lebih banyak. Pada pasar input persaingan murni, tiap-tiap perusahaan
tidak dapat mempengaruhi tingkat harga dengan cara menambah atau
mengurangi jumlah pekerja, karena di sini terdapat sangat banyak perusahaan
yang menggunakan tenaga kerja yang mempunyai tipe yang sama; dengan
demikian kurva penawaran tenaga kerja yang dihadapi merupakan garis lurus
horisontal. Sebaliknya, kurva penawaran yang dihadapi sebuah perusahaan
dalam pasar tenaga kerja bukan persaingan murni mempunyai kemiringan
positip, dan sebagai akibatnya tambahan biaya dari penggunaan tenaga kerja
adalah lebih besar daripada upah yang mereka terima karena tingkat upah
yang dibayarkan untuk menarik tambahan tenaga kerja harus pula dibayarkan
kepada seluruh pekerja yang sudah ada.
Dengan menggambarkan secara bersama kurva-kurva permintaan
dan penawaran tenaga kerja dapat diperoleh keseimbangan harga (upah)
dengan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan. Gambar 3.6. menunjukkan
kasus di mana baik pasar produk maupun pasar tenaga kerja kerja adalah
persaingan murni.

Gambar 3.6. Penentuan Tingkat Upah Dalam Pasar Persaingan Murni

Gambar disebelah kiri merupakan permintaan dan penawaran pasar.


Harga dan jumlah keseimbangan pasar adalah w* dan L*. Sedangkan
gambar
3- Faktor Produksi
1111
kanan menunjukkan kurva-kurva permintaan dan penawaran tenaga
keriaryang dihadapi sebuah perusahaan dalam persaingan murni. Perusahaan
tersebut menerima w* sebagai tingkat upah yang tetap, oleh karena itu kurva
penawaran yang dihadapi merupakan garis lurus horisontal. Sebagaimana
telah disebutkan di muka, perusahaan akan menggunakan jumlah tenaga kerja
pada keadaan di mana VMPL sama dengan tingkat upahnya; perusahaan akan
memakai tenaga kerja sebanyak l* pada tingkat upah w*.
Pada situasi di mana pasar produk dan pasar tenaga kerja adalah
kurang dari persaingan murni digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.7. Penentuan Tingkat Upah Dalam Pasar Bukan Persaingan Murni

Kurva penawaran tenaga kerja menaik karena perusahaan harus


membayar tingkat upah yang lebih tinggi untuk menarik lebih banyak tenaga
kerja. Kurva penawaran tenaga kerja ini adalah juga kurya Average Faktor
Cost (AFC) dari tenaga kerja. MRPL adalah kurva permintaan pasar akan
tenaga kerja. Perusahaan akan memperoleh keuntungan maksimum bila
menggunakan tenaga kerja pada keadaan di mana Marginal Revenue product
daripada tenaga kerja atau kurva permintaan tenaga kerja sama dengan
Marginal Faktor cost nya (MRPL = MFCL). MFCL adalah kenaikan Biaya
Total yang disebabkan oleh
3- Faktor Produksi
1212
penggunaan tambahan satu orang tenaga kerja. Dengan demikian perusahaan
akan menggunakan jumlah tenaga kerja sebanyak L* dan membayar upah
setinggi w*. Kita dapat melihat, apabila pasar tenaga kerja adatah pasar
persaingan murni, maka tingkat upah akan terjadi pada perpotongan antara
permintaan pasar (MRPL) dengan penawaran pasar, yaitu pada tingkat w 1 dan
jumlah tenaga kerja yang digunakan adalah L1. Tampak bahwa pada pasar
tenaga kerja persaingan murni tingkat upah lebih tinggi dan jumlah
tenaga kerja yang ditransaksikan juga lebih banyak dibanding dengan pasar
tenaga kerja yang bukan persaingan murni.

3.6 Fungsi Produksi


Suatu fungsi produksi menunjukkan hubungan fisik antara input-input
atau sumber-sumber untuk proses produksi dengan output dari proses
tersebut dari suatu perusahaan atau menunjukkan hubungan antara output
dari barang atau jasa dengan faktor-faktor produksi yang digunakan untuk
menghasilkan barang/jasa itu. Secara khusus, fungsi produksi
menyatakan berapa output maksimum yang dapat dihasilkan dari jumlah
input-input yang tertentu, atau, berapa jumlah input-input yang minimum agar
dapat dihasilkan suatu jumlah output tertentu. Jadi fungsi produksi ini
menunjukkan kepada kita berapa kemungkinan produksi dapat dicapai
dengan tingkat teknologi yang ada, dan bukan berapa rata-rata perusahaan
dalam suatu industri menghasilkan secara nyata. Secara umum, fungsi
produksi untuk suatu barang atau jasa dapat dinyatakan sebagai :
X = f(a, b, c, . . . , z )
di mana X ialah jumlah output dan a, b, c, dan seterusnya ialah jumlah faktor
input yang digunakan untuk menghasilkan output itu. Dengan demikian
output yang dapat dihasilkan oleh suatu perusahaan tergantung pada: (1)
banyaknya input-input atau sumber-sumber yang digunakan dan
perbandingan kombinasinya, dan (2) teknik produksi yang digunakan. Input-
input itu bisa berupa tenaga kerja, barang-barang modal, tanah, keahlian
manajemen dan sumber-sumber alam. Apabila suatu produk (X)
membutuhkan hanya tenaga kerja (L) dan modal (K), maka fungsi
produksinya dapat kita tuliskan :
X = f(L, K)
Asumsi dari setiap fungsi produksi adalah berlakunya law of diminishing
return.

3- Faktor Produksi
1313
3.7 Diminishing Return
Hukum ini menyatakan bahwa apabila satu jenis input terus ditambah
penggunaannya dengan tambahan yang sama sedangkan input-input lainnya
tetap, maka tambahan output mula-mula meningkat, tapi setelah melalui suatu
tingkat tertentu tambahan output akan menurun. Hukum ini dapat pula
disebut sebagai hukum proporsi yang berubah-ubah (law of variable
proportions). Misalnya, bila suatu perusahaan terus menambah pekerja
sedangkan jumlah modal tetap konstan, maka tambahan output yang
dihasilkan pekerja mula-mula meningkat (karena adanya spesialisasi), tapi
pada akhirnya pertambahannya menjadi kecil . Erat kaitannya dengan
diminishing return adalah Produk Marginal (Marginal Product/MP), yaitu
perubahan jumlah output sebagai akibat perubahan 1 satuan input variabel.
Dengan demikian bentuk dari kurva MP mula-mula meningkat kemudian
kembali menurun. Sedangkan Produk Total (Total Product/TP) menunjukkan
tingkat produksi total pada berbagai tingkat penggunaan input variabel. Dan
Produk Rata-rata (Average Product/AP) merupakan hasil rata-rata persatuan
input variabel pada berbagai tingkat penggunaan input itu, atau Produk Total
dibagi dengan jumlah satuan dari input variabel. Kurva ketiganya dan
hubungan satu dengan lainnya adalah sebagai berikut.

3- Faktor Produksi
1414
Gambar 3.8, Kurva Produk Total, Produk Rata-rata dan Produk Marginal

Kurva Produk Total (TP) cekung ke atas untuk beberapa satuan


input (dalam hal ini tenaga kerja) yang pertama. lni berarti penggunaan
jumlah tenaga kerja yang sangat kecil dengan beberapa input lain yang tetap
adalah tidak efisien. Dengan menambah jumlah tenaga kerja terus menerus
maka TP meningkat, sampai titik A. Mulai titik ini law of diminishing return
berlaku, sehingga penambahan tenaga kerja dengan jumlah yang sama terus
menerus Akan menyebabkan pertambahan TP yang semakin berkurang. TP
mencapai maksimum pada penggunaan tenaga kerja sebanyak 12, sedangkan
input-input lain tetap konstan. Dan bila tenaga kerja masih ditambah lagi, TP
akan berkurang. Gambar 3.8. (bawah) adalah kurva-kurva Produk Marginal
(MP) dan Produk Rata-rata (AP). Dengan menambah jumlah tenaga kerja
sampai AP akan bertambah hingga mencapai maksimum. Apabila jumlah
tenaga kerja bertambah setelah l1 akan menyebabkan AP menurun, tapi
masih positif selama TP positif. MP mencapai maksimum pada titik A di
mana kurva TP berbalik menjadi cembung ke atas. Pada jumfah 1 2, di
mana TP adalah
3- Faktor Produksi
1515
maksimum, MP adalah nol, dan setetah l2 bertambahnya tenaga kerja akan
menyebabkan MP negatip karena TP menurun.
Dapat dikatakan bahwa :
(1) Bila AP meningkat, maka MP> AP
(2) Bila AP maksimum, maka MP = AP
(3) Bila AP semakin berkurang, maka MP < AP

Perusahaan harus memutuskan berapa tingkat penggunaan input yang


variabel pada jumlah input lain yang tetap sehingga kombinasi dari keduanya
dapat memberikan tingkat efisiensi yang paling besar, dengan demikian dapat
diperoleh keuntungan maksimum (perusahaan diasumsikan selalu berusaha
mencapai keuntungan maksimum). Misalkan suatu input variabel (tenaga
kerja) digunakan untuk menghasilkan suatu output pada input lain (ruangan
kantor) yang jumlahnya sudah tetap.

Tabel 5.1 Pengaruh Penambahan Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Produksi


Suatu perusahaan

Jumlah Input Jumlah Input TP AP MP Tahapan


tetap Variabel kegaiatan
400 0 0 0
400 1 15 15 15 TAHAP 1
400 2 40 20 25
400 3 63 21 23
400 4 75 18,75 12 TAHAP 2
400 5 85 17 10
400 6 89 14,83 4
400 7 90 12,85 1
400 8 87 10,87 -3 TAHAP 3

Luas ruang kantor adalah dalam m 2. Hasil yang semakin bertambah


terjadi pada penggunaan 2 tenaga kerja yang pertama. Mulai dengan tenaga
kerja ke-3 law of diminishing return mutai bekerja. Dengan jumlah tujuh
tenaga jumlah produk maksimum yang dapat diperoleh dari 400 m 2 luas
kantor. Tabel di atas dan Gambar 3.8. masing-masing kita bagi ke dalam
3 tahap (stage) untuk menentukan daerah kombinasi tenaga kerja dan luas
kantor yang efisien untuk menghasilkan produk.

3- Faktor Produksi
1616
Tahap I:
Digunakannya lebih banyak tenaga kerja per satuan ruangan kantor
menyebabkan bertambahnya AP dari tenaga kerja, dengan efisiensi tenaga
kerja meningkat, dan TP juga bertambah. Oleh karena itu efisiensi ruangan
kantor juga bertambah.
Tahap II :
Baik AP maupun MP semakin berkurang, tapi karena TP masih terus
bertambah maka MP masih positip. Dengan demikian semakin banyak tenaga
kerja yang digunakan efisiensinya makin berkurang, tapi pada tahap ini
efisiensi ruangan kantor masih terus bertambah (karena TP masih terus naik).
Tahap III :
AP dan TP semakin berkurang, oleh karena itu MP nya negatip. Pada tahap
ini
efisiensi tenaga kerja dan ruangan kantor keduanya menjadi berkurang. Tahap
ll menjadi tahap produksi yang relevan dan rasional (rational stage) bagi
pengusaha. Apabila ruangan kantor merupakan sumber daya yang bebas
(berarti tidak ada harganya) dan tenaga kerja merupakan sumber daya
ekonomi, pengusaha yang ingin mencapai tingkat efisiensi sebesar
mungkin dari tenaga keria akan memproduksi di mana AP mencapai
maksimum atau pada batas antara Tahap I dan II . Sebaliknya, apabila tenaga
kerja merupakan sumber daya bebas sedangkan ruangan kantor sebagai
sumber ekonomi, maka pengusaha akan menggunakan ruangan kantor sampai
pada tingkat yang paling efisien, yaitu pada batas antara Tahap II dan III.
Pada keadaan di mana kedua sumber daya tersebut harus dibeli, jelas
pengusaha akan memproduksi pada antara batas Tahap I/II dan II/III . Bila
tenaga kerja relatif lebih mahal dibanding dengan harga atau sewa ruangan
kantor, maka produksi akan dilakukan mendekati batas Tahap I/II ; dan
sebaliknya apabila sewa ruangan kantor lebih mahal dibanding dengan upah
tenaga keria, produksi akan mendekati batas Tahap II/III. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa Tahap I dan lll tidak relevan bagi pengusaha dan
merupakan daerah yang tak rasional (irrational stage). Tapi dimanapun
pengusaha berproduksi, pertimbangan yang utama adalah tercapainya
keuntungan maksimum .

3.8 Pembagian Kerja


Pembagian kerja merupakan suatu rencana produksi dengan memilah-
milahkan pekerjaan kedalam tugas-tugas yang berbeda agar diperoieh
keuntungan dari spesialisasi tenaga kerja. Konsep ini, sebagaimana telah
kemukakan sebelumnya, diperkenalkan oleh Adam Smith dalam bukunya
3- Faktor Produksi
1717
The Wealth of Notions (1976), yang pengaruhnya telah menggema
dalam

3- Faktor Produksi
1818
pengembangan industri modern sampai sekarang. Menurut Smith, Pembagian
keria penting untuk diperolehnya efisiensi produki. Hal ini karena:
(1) pembagian kerja meningkatkan keterampilan atau kecekatan setiap
pekerja sehingga akan meningkatkan jumlah yang dapat dihasilkan
untuk setiap satuan waktu tertentu
(2) pembagian kerja menghemat waktu yang hilang dikarenakan
berpindah dari macam pekerjaan yang satu ke macam pekerjaan
lainnya
(3) pembagian kerja memungkinkan terciptanya penemuan-penemuan
cara kerja yang lebih efisien. Tapi di samping meningkatkan
efisiensi, spesialisasi secara luas akan menimbulkan human cost,
yaitu adanya kebosanan dan kemungkinan terjadinya kemacetan
dalam proses produksi. Kebosanan atau kejenuhan dari pada pekerja
dapat terjadi karena mereka setiap saat selalu mengerjakan tugas
yang itu-itu terus tanpa ada variasi pekerjaan yang lain. Di
samping itu dalam spesialisasi biasanya digunakan sistem kerja
"ban berjalan", sehingga apabila karena sesuatu hal terjadi
kemacetan pada salah satu bagian, maka keadaan yang demikian
akan mempengaruhi proses produksi lebih lanjut. Proses produksi
keseluruhan dimungkinkan terpengaruh oleh kemacetan yang terjadi
pada salah satu bagian dalam rangkaian proses produksi itu.

3.9 Economies of Scale dan Diseconomies of Scale


Economies of scale terjadi bila suatu perusahaan memperoleh
kenaikan yang lebih dari proponional dalam output sebagai hasil dari
bertambahnya semua faktor-faktor inputnya. Misalnya, apabila suatu
perusahaan yang menambah semua input-inputnya dua kali lipat - tenaga
kerja, tanah, modal (termasuk pembelian bahan baku) - menghasilkan output
lebih dari dua kali, berarti perusahaan itu memperoleh economies of scale.
Berarti biaya per satuan menurun, dan hal ini dapat disebut pula sebagai
increosing returns to scale.
Sedangkan diseconomies of scale terjadi hal sebaliknya, yaitu bila
suatu
perusahaan memperoleh kenaikan output yang kurang dari proporsional dari
kenaikan seluruh input-input yang digunakan: Sebagai contoh, suatu
perusahaan yang menambah semua input-input yang digunakan untuk proses
produksi sebanyak dua kali, menghasilkan output yang kurang dari dua kali.
Ini merupakan kasus decreasing returns to scole.

3- Faktor Produksi
1919
Economies of scale dan diseconomies of scale merupakan konsep
jangka panjang. Jangka panjang adalah suatu periode waktu yang cukup lama
bagi sebuah perusahaan untuk melakukan penyesuaian semua input yang
digunakan sesuai dengan yang diingini. Dengan kata lain, input-input yung
dalam jangka pendek dianggap tetap sebagai contoh misalnya skala produksi
atau ukuran pabrik dalam jangka panjang dapat diubah.

Gambar 3.9. Economies of scale don Diseconomies of Scale

Karena dalam jangka panjang perusahaan bisa merubah kapasitas


produksinya, maka perusahaan harus menentukan besarnya kapasitas pabrik
(plant size) yang akan meminimumkan biaya produksi. Kapasitas pabrik ini
digambarkan oleh kurva Biaya Rata-rata (Average Cost/AC). Dalam
Gambar
3.10. ditunjukkan kurva AC jangka panjang serta 5 kurva AC jangka
pendek.
Misalnya, dalam jangka pendek perusahaan menghadapi kurva SAC 2 dan
menghasilkan output sebanyak q1 dan biaya produksinya adalah q1c1. Dalam
jangka pendek, kenaikan produksi sampai q 2 dapat dicapai dengan kenaikan
biaya produksi menjadi q2c2. Tapi dalam jangka panjang perusahaan dapat
memperluas ukuran pabrik sehingga sekarang perusahaan menghadapi SAC 3.
Dengan skala produksi yang baru ini jumlah produksi yang sama (q 2) dapat
dihasilkan dengan biaya setinggi q2c3 (yang lebih rendah dari sebelumnya).
Demikian setererusnya dalam jangka panjang perusahaan akan selalu
berusaha meminimumkan biaya dengan cara membuat ukuran pabrik yang
sesuai.
3- Faktor Produksi
2020
Gambar 3.10, Kurva Biaya Rata-rata Jangka Panjang

Kurva LAC di sini tidak dibentuk berdasarkan pada 5 kurva SAC saja,
sebagaimana terlihat dari gambar, tapi berdasarkan pada kurva-kurva SAC
yang tak terhingga banyaknya. Kurva LAC tersebut menyinggung kurva-
kurva SAC (oleh karena itu LAC disebut pula sebagai kurva amplop atau
envelope curve). Titik-titik singgung itu merupakan tingkat produksi yang
memberikan biaya minimum dalam jangka panjang. Perlu diketahui bahwa
kurva LAC tidak menyinggung kurva-kurva SAC pada titik minimumnya,
kecuali bagi ukuran pabrik di mana LAC mencapai minimum (SAC 3 dalam
contoh Gambar 3.10). Jadi, kurva LAC yang berbentuk-U ini bukanlah
dikarenakan berlakunya law of diminishing return, tapi oleh adanya
economies of scale dan diseconomies of scale.
Economies of scale bisa terjadi karena adanya kemungkinan-
kemungkinan sebagai berikut:
(a) Spesialisasi. Sebagaimana tetah disebutkan di muka, bahwa
spesialisasi akan meningkatkan efisiensi,
(b) Pengurangan harga bahan-bahan baku. Harga bahan baku akan
menjadi lebih murah dengan bertambah banyaknya jumlah
pembelian. Semakin banyak produksi, makin banyak bahan baku
yang diperlukan, dan dengan harga bahan baku yang lebih murah
maka biaya per satuan produk menjadi lebih rendah,
3- Faktor Produksi
2020
(c) Diproduksikannya produk-sampingan. Bahan-bahan baku sisa yang
tadinya terbuang, dengan adanya perluasan kapasitas pabrik dapat
dimanfaatkan untuk dibuat produk-sampingan. Bahan-bahan yang
tidak terpakai ini merupakan residu yang diciptakan oleh proses
produksi, sehingga dengan demikian dapat dimanfaatkan, karena
tidaklah efisien bila residu ini diproses oleh pabrik dengan ukuran
yang kecil,
(d) External economies, yaitu keuntungan yang disebabkan faktor-faktor
yang datangnya dari luar perusahaan. Dengan luasnya kapasitas
pabrik, mungkin akan menarik pedagang-pedagang input yang
digunakan dalam proses produksi untuk mengumpul dekat pabrik,
makin tersedianya fasilitas-fasilitas lainnya (air, listrik, jaringan
pengangkutan) yang lebih murah, dan sebagainya yang kesemuanya
akan mengurangi biaya produksi.

Sedangkan sebab-sebab terjadinya diseconomies of scale adalah


adanya penumpukan manajemen (pyramiding of management) yang
diakibatkan organisasi perusahaan yang sudah menjadi sangat besar dan
kompleks. Masalah pengawasan sudah tidak menjadi sesederhana seperti
sebelumnya. Keadaan seperti ini akan mengurangi efisiensi dan menyebabkan
biaya rata- rata meningkat.

3.10 Kombinasi Faktor Yang Optimum


Kombinasi faktor yang optimum merupakan kombinasi dari berbagai
faktor produksi yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk memproduksi
output yang dihasilkan pada kemungkinan biaya yang paling rendah. Untuk
menentukan kombinasi ini, perusahaan harus mengetahui baik kombinasi-
kombinasi input minimum yang dapat digunakan untuk menghasilkan
berbagai tingkat output maupun harga dari input-inputnya. Untuk
menunjukkan bagaimana kombinasi faktor yang paling mungkin ditentukan,
mula-mula akan kita bahas kombinasi dari input-input yang dapat
diberikan oleh fungsi produksi sebuah perusahaan; kemudian ditunjukkan
bagaimana harga-harga input dapat digambarkan; dan akhirnya,
menggabungkan keduanya.
3.11 lsoquant
lsoquant atau kurva produki sama, adalah suatu kurva (diturunkan dari
fungsi produksi sebuah perusahaan) yang menunjukkan semua kemungkinan-
kemungkinan efisiensi teknis dalam menghasilkan jumlah output tertentu.
Tiap titik isoquant menunjukkan berbagai kombinasi input yang dapat
digunakan untuk menghasilkan jumlah output yang sama. Misalkan suatu
perusahaan ingin memproduki suatu barang sebanyak 500 satuan. Untuk
memproduksi barang tersebut diasumsikan bahwa perusahaan hanya
menggunakan dua faktor input, yaitu tenaga kerja dan modal.

Untuk memproduksi 500 satuan tersebut, perusahaan menghadapi


isoquant tertentu (l1). Jumlah itu bisa dihasilkan dengan menggunakan
kombinasi K1 modal dan L1 tenaga kerja, atau K2 modal dan L2 tenaga kerja,
atau K3 modal dan L3 tenaga kerja. Apabila perusahaan ingin memproduksi
jumlah barang yang lebih banyak, misalnya 1000 satuan, perusahaan
menghadapi isoquant yang lebih tinggi (12). Pada tingkat produksi ini
perusahaan bisa menghasilkan output dengan jumlah modal yang tetap (K1)
dan menambah jumlah pekerja sebanyak L 1L’1, atau dengan jumrah
tenaga kerja yang tetap (L3) dan menambah modal sebanyak K3K’3, atau
dengan kombinasi-kombinasi modal dan tenaga kerja lainnya.
Sifat-sifat dari isoquant adalah: (1) Menurun dari kiri atas ke kanan
bawah, (2) cembung kearah titik origin, (3) Tidak saling memotong, dan (4)
lsoquant yang terletak di sebelah kanan atas menunjukkan tingkat produksi
yang lebih tinggi. Perusahaan menghadapi jumlah isoquant yang tak
terhingga banyaknya yang merupakan peta isoguant (isoquant map).

3.12 lsocost
Peta isoquant menggambarkan fungsi produksi suatu perusahaan untuk
semua kemungkinan-kemungkinan jumlah output yang dapat dihasilkan.
Tapi untuk dapat menentukan kombinasi faktor yang optimum bagi sebuah
perusahaan, biaya-biaya faktor produksi juga harus bisa digambarkan.
Untuk itu diperlukan pengetahuan tentang anggaran yang tersedia untuk
membeli faktor produksi dan harga dari masing-masing faktor yang
digunakan sehingga diperoleh suatu garis isocost (yang berarti biaya yang
sama).
Dengan kata lain, isoquant hanya dapat menjelaskan apa yang diingini
oleh perusahaan dengan fungsi produksi tertentu, tapi tidak menjelaskan
tentang apa yang dapat diperbuat oleh perusahaan. Untuk bisa mengetahui hal
itu, diperlukan garis isocost yang menunjukkan kombinasi yang berbeda-beda
dari faktor produksi yang dapat dibeli oleh perusahaan. Misalkan faktor
produksi tersebut adalah modal dan tenaga kerja (Lihat Gambar 3.12.).
Apabila suatu perusahaan memiliki anggaran atau budget sebesar B,
maka B = K.PK+ L.PL, d i mana PK adalah biaya modal per satuan dan PL
adalah upah tenaga kerja. Apabila perusahaan mengeluarkan seluruh
anggarannya untuk memperoleh modal, perusahaan akan mendapat B/Pk
satuan modal; sedangkan bila seluruh anggaran digunakan untuk membayar
tenaga kerja, maka akan diperoleh tenaga kerja sebanyak B/PL. Dengan
demikian dapat ditarik suatu garis biaya yang sama (isocost line) dari kedua
titik disumbu absis dan ordinat. Untuk jumlah anggaran yang lebih besar (B'),
dengan harga-harga faktor produksi yang tetap konstan, garis isocost
bergeser kearah kanan sejajar dengan garis isocost mula-mula.
3.13 Menemukan Kombinosi Faktor yong Optimum
Peta isoquant suatu perusahaan menunjukkan fungsi produksi pada
berbagai tingkat output. Sedangkan garis-garis isocost-nya menunjukkan
hubungan antara biaya-biaya faktor produksi pada berbagai biaya-biaya
pengeluaran. Apabila keduanya kita gabungkan, maka kita bisa menemukan
kombinasi faktor yang optimum bagi suatu perusahaan. Dalam Gambar 3.13.
secara bersama ditunjukkan peta isoquant dan garis-garis isocost yang
dihadapi sebuah perusahaan.
Penggabungan keduanya memungkinkan dua keadaan dapat dipilih
oleh perusahaan: (a) Dengan jumlah anggaran atau budget yang dimiliki,
berapa jumlah output maksimum yang dapat dicapai, (b) Dengan tingkat
produksi tertentu yang diingini, berapa biaya minimum diperlukan.
Gambar 3.1,3. Meminimumkan Biaya atau Memaksimumkan Output

Apabila perusahaan memiliki sejumlah anggaran tertentu (sebanyak


B 2) sebagaimana ditunjukkan oleh garis isocost IC2, maka perusahaan
tersebut dapat memaksimumkan output sebanyak 1000 satuan, yaitu
berada pada isoquant 12. Keadaan itu bisa dicapai dengan menggunakan
jumlah modal sebanyak K2 dan jumlah tenaga kerja sebanyak L2. Kombinasi
ini merupakan kombinasi yang optimum. Garis isoicost IC2 bersinggungan
dengan l2, di titik A.
12 adalah isoquant paling tinggi yang dapat dicapai dengan jumlah anggaran
yang
dimiliki. Perusahaan sebenarnya juga bisa menghasilkan di titik B dan C.
Pada
titik C perusahaan menggunakan kombinasi K1 modal dan L1 tenaga kerja.
Tetapi kombinasi faktor-faktor input ini menghasilkan tingkat produksi yang
lebih rendah, yaitu hanya sebanyak 500 satuan (berada di isoquant l1
yang lebih rendah dari l2 ). Berarti kombinasi faktor ini tidaklah optimum
bagi perusahaan.
Kuis

1. Sebutkan apa saja faktor produksi itu ?


2. Mengapa tanah dan tenaga kerja sering disebut faktor produksi turunan?
3. Dalam menghitung hasil atas biaya modal yang telah dikeluarkan
untuk investasi aspek apa saja yang perlu dipertimbangkan ?
4. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang Backward Bending Supply Curve
of
Labour?
5. Jelaskan definisi dari Law of dimninishing yang anda ketahui ?
6. Jelaskan definisi konsep economies of scale? berikan contohnya?
7. Jelaskan definisi konsep diseconomies of scale? berikan contohnya?
8. Mengapa economies of scale dan diseconomies of scale seringkali
tercapai dalam jangka panjang ?
9. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang Isoquant?
10. Jelaskan apa ytang anda ketahui tentang Isocost?
Pilihan Ganda

1. Pyramide of Management seringkali menjadi penyebab terjadi


apa dalam perusahaan
A. Kolaps D Diseconomies of Scale
B. Profit E. Tumbuh
C. Rugi

2. Salah satu penyebab terjadinya economies of scale adalah


A. Spesialisasi D Pertumbuhan
B. Pemborosan E. Kredit dari bank
C. Internal economies

3. Penawaran tenaga kerja akan sangat tergantung pada


A. karir D. Gaji atau upah
B. teknologi E. Inflas
C. System rekrutmen i

4. Permintaan atas faktor produksi tanah sangat dipengaruhi oleh


A. Barang normal D. Barang netral
B. Barang subtitusi E. Barang & jasa yang diproduksi
diatasnya
C. Barang giffen

5. Penerimaan tambahan atas tamabahan satu satuan produk yang dijual


disebut
A. Laba D. Total revenue
B. Rugi E. Marginal product
C. Marginal revenue
Soal aplikasi

1. Penawaran tenaga kerja mengindikasikan pada saat tingkat upah yang


diberikan sudah sngat tinggi maka tenaga kerja cenderung akan
mengurangi jamkerjannya untuk menikmati waktu santainya dan pada
saat upah rendah akan cenderung menambah jam kerjanya, mengapa
demikian berikan analisis anda!

2. Kombinasi yang optimum dari faktor produksi adalah tujuan akhir dari
perusahaan dalam jangka panjang. Untuk mencapai kondisi tersebut harus
melewati pemahaman konsep isoquant dan isocost. Bagaimanakah cara
bekerjanya kedua faktor tersebut? berikan masing-masing contohnya
untuk dua buah industri yang berbeda?
4 TEORI BIAYA

Overview
Memahami konsep teori biaya merupakan syarat mutlak untuk dapat
mengambil keputusan salahsatunya adalah harga. Ada beberapa analisis lain
disamping analisis biaya baik jangka pendek maupun jangka panjang
seperti kurva indifference, budget line dan elastisitas akan sangat membantu
dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan harga.

Tujuan
1. Memahami dan menguasai konsep teori
biaya
2. Memahami dan menguasai analisis biya baik jangka endek maupun
jangka panjang
3. Memahami dan menjelaskan konsep kurva indifference, budget line dan
elastisitas sebagai bahan pertimbangan lain dalam pengambilan
keputusan biaya dan harga

4-1 Teori Biaya


Jumlah barang yang ingin ditawarkan oleh sebuah perusahaan
tergantung pada keuntungan yang diharapkan. Keuntungan merupakan
perbedaan antara penerimaan dengan biaya-biaya. Untuk prospek penerimaan
yang tertentu, pada biaya perusahaan yang lebih tinggi, perusahaan akan
menghasilkan output yang lebih sedikit. Perusahaan akan selalu berusaha
membuat jarak antara penerimaan dengan biayanya paling besar untuk
memaksimumkan keuntungan.
Seperti telah diuraikan sebelumnya jumlah barang dan jasa yang akan
diminta oleh masyarakat tergantung pada pendapatannya, selera dan
preferensinya, dan harga, baik harga barang itu sendiri maupun barang-
barang lainnya. Ahli-ahli ekonomi menggunakan dua pendekatan dalam
menganalisa permintaan: Analisa Utilitas (Utility Analysis) yang
mengasumsikan bahwa konsumen dapat mengukur utilitas atau kepuasannya
dari konsumsinya. Jadi utilitas bersifat kardinal, seperti juga berat, panjang,
dan sebagainya, yang bisa diukur. Sebaliknya, Analisa lndifference
mengasumsikan bahwa utilitas bersifat ordinal, yaitu konsumen hanya dapat
menyusun preferensinya (pilihannya) diantara barang-barang konsumsi yang
berbeda-beda. Tingkat kepuasan konsumen bisa dikatakan lebih rendah atau
lebih tinggi tanpa bisa disebutkan berapa banyak.
Konsep mengenai Elastisitas Permintaan dan Elastisitas Penawaran
berhubungan dengan tanggapan atau derajat kepekaan terhadap adanya
perubahan harga dari barang-barang yang diminta dan yang ditawarkan.
Konsep-konsep di atas akan dijelaskan secara lebih terinci pada
pembahasan yang berikut.

4.1 Biaya
Dari segi perusahaan, biaya adalah pengeluaran uang untuk membayar
faktor-faktor yang digunakan dalam produksi, seperti misalnya upah buruh,
gaji manajer, sewa tanah, pembelian mesin dan bahan mentah, biaya
mendirikan pabrik dan sebagainya. Dalam membicarakan biaya, dibedakan
antara biaya dalam jangka pendek dan biaya jangka panjang. Jangka pendek
didefinisikan sebagai suatu periode waktu di mana perusahaan tidak dapat
memperluas atau menciutkan ukuran pabrik. Periode ini mungkin hanya
beberapa minggu atau beberapa bulan saja.

4-2 Teori Biaya


Dalam jangka pendek suatu perusahaan bisa saja mengubah beberapa faktor
yang digunakan, tapi tidak seluruhnya. Misalkan jumlah pekerja dan bahan
mentah mungkin bisa ditambah atau dikurangi untuk suatu periode yang
pendek, tapi untuk faktor-faktor seperti tanah, pabrik tentu membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk mengubah. Sebaliknya, dalam jangka panjang
cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk memperluas atau mengurangi
faktor-faktor yang dalam jangka pendek tetap; semua faktor input dapat
disesuaikan dan dengan demikian tidak ada biaya tetap.

4.2 Biaya jangka Pendek


Dalam jangka pendek, Biaya Total (Total Cost/TC) perusahaan terdiri
atas Biaya Tetap (Fixed Cost/FC) dan Biaya Variabel (Variable Cost/VC).
Biaya Tetap adalah biaya yang tidak berubah berapapun output yang
dihasilkan perusahaan. Termasuk Biaya Tetap antara lain sewa tanah, gaji
manajer atau staf administrasi. Karena Biaya Tetap tidak dipengaruhi oleh
jumlah output yang diperoduksi, kurvanya berbentuk garis lurus horisontal.
Sedangkan biaya- biaya yang tidak tetap, seperti pembelian bahan-bahan
baku, upah buruh, merupakan Biaya Variabel. Biaya ini dipengaruhi oleh
jumlah produksi; makin banyak output, semakin tinggi Biaya Variabel. Tapi
hubungan tersebut tidaklah proporsional.
Telah kita ketahui dari pembahasan mengenai Diminishing
Return, bahwa sesudah tahap awal kenaikan Marginal Product, Marginal
Product mengalami penurunan dan terus menurun dengan jumlah yang makin
banyak. Biaya Variabel dengan demikian meningkat dengan cepat setelah
tingkat produksi yang tertentu tadi tercapai. Biaya Total merupakan
penjumlahan dari BiayaTetap dan Biaya Variabel (lihat Gambar 4.1.). Karena
Biaya Tetap adalah konstan, maka kemiringan kurva Biaya Total adalah sama
dengan pada kurva Biaya Variabel.

4-3 Teori Biaya


Gambar 4,1. Kurva Biaya Total, Biaya Variabel dan biaya tetap

Untuk biaya.biaya persatuan, kita juga mengenal adanya tiga


penggolongan biaya rata-rata: Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed
Cost/AFC), Biaya Variabel Rata-rata (Average Variable Cost /AVC) dan
Biaya Total Rata- rata (Average Total Cost/ATC).

Ketiganya dilukiskan dalam Gambar 4.2. Disini kurva AFC terus


menurun dengan bertambahnya output dan mendekati garis absis tapi tidak
pernah sampai menyinggungnya. Kurya AVC berbentuk-U, yang mempunyai
kemiringa negatif pada tingkat-tingkat awal produksi dan kemiringan positip
pada tingkat produksi yang lebih tinggi. ATC (yang sering hanya ditulis AC)
juga mempunyai bentuk-U sebagaimana kurva AVC.

4-4 Teori Biaya


Biaya Marginal (Marginal Cost/MC) adalah tambahan Biaya Total
sebagai akibat diproduksinya tambahan satu satuan output lainnya, atau
dengan menggunakan notasi delta (Δ) dapat ditulis sebagai ΔTC/Δq, di
mana ΔTC ialah perubahan dalam biaya total dan Δq sebagai perubahan
jumlah output (biasanya 1 satuan output). MC juga berbentuk-U. Hubungan-
hubungan antara kurva MC dengan kurva-kurva AVC dan AC ditunjukkan
dalam Gambar 4.3.

MC berpotongan dengan AVC dan AC' pada titik minimumnya. Pada


saat AVC dan AC turun, MC berada di bawahnya, dan pada saat AVC dan
4-5 Teori Biaya
AC naik, MC berada di atasnya. Hanya pada saat MC = AVC maka AVC
tidak turun atau naik (pada titik minimumnya) dan hanya pada saat MC = AC
maka AC tidak turun atau naik (pada titik minimumnya).

4.3 Biaya Jangka Panjang


Dalam jangka panjang semua faktor adalah variable. Oleh karena itu
tidak ada Biaya Tetap dalam jangka panjang; ada cukup waktu bagi
pengusaha untuk membuat penyesuaian-penyesuaian yang diinginkan.
Pengusaha akan selalu berusaha menentukan ukuran pabrik untuk
menghasilkan tingkat output yang diharapkan pada hipya.yang paling rendah.
Misalkan, suatu perusahaan yang menghadapi kenaikan permintaan yang
mencolok mungkin dapat meningkatkan output dalam jangka pendek dengan
menambah jumlah pekerja dan bahan baku yang digunakan.
Namun dalam jangka panjang perusahaan dapat mendirikan pabrik baru
dan memanfaatkan teknologi canggih untuk mencapai tingkat output yang
lebih besar. Selama tidak ada Biaya Tetap dalam jangka panjang, biaya total
adalah biaya variable. Dengan demikian, dari 7 macam kurva biaya
yang dibicarakan dalam jangka pendek (FC, VC, STC, AFC, AVC, SAC dan
SMC) hanya 3 saja yang relevan dalam jangka panjang, yaitu kurva-kurva
Biaya Total jangka panjang (LTC), BiayaTotal Rata-rata jangka panjang
(LAC) dan Biaya Marginal jangka panjang (LMC). Ciri-ciri dan hubungan
antara ketiganya sama seperti dalam jangka pendek. Mengenai bentuk kurva
LAC dan hubungannya dengan SAC akan kita uraikan lebih lanjut
dibelakang.

4-6 Teori Biaya


4.4 Maksimisasi Keuntungan
Selalu diasumsikan oleh para ahli ekonomi bahwa perusahaan selalu
berusaha untuk memaksimumkan keuntungannya (atau meminimumkan
kerugiannya). Dasar dan asumsi ini ialah untuk menentukan jumlah output
yang akan dihasilkan oleh perusahaan dan harga dari output itu.
Kita bisa menggunakan dua pendekatan dalam pemecahan
memaksimumkan keuntungan (profit maximization); pertama, dengan
menggunakan Biaya Total dan Penerimaan Total (Total Revenue/TR), kedua,
menggunakan Biaya Marginal dan Penerimaan Marginal (Marginal
Revenue/MR). Biaya Total adalah semua biaya-biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk produksi, termasuk Biaya Tetap dan Biaya Variabel.
Sedangkan Peneilmaan Total adalah jumlah Pendapatan Total yang diterima
perusahaan dari menjual barang yang diproduksi. Perbedaan antara
Penerimaan Total dengan Biaya Total merupakan keuntungan atau kerugian.
TR akan naik dengan meningkatnya jumlah penjualan. Tapi tingkat kenaikan
TR itu menurun apabila penjualan bertambah.
Hal ini karena adanya asumsi kurva permintaan yang mempunyai
kemiringan negatif, artinya untuk menjual lebih banyak output perusahaan
harus bersedia menurunkan harganya. Dengan demikian kenaikan TR makin
lama semakin berkurang. TC juga naik dengan meningkatnya jumlah
yang
dihasilkan; mula-mula tingkat kenaikan TC turun ( diminishing return)
lihat
sampai tingkat produksi tertentu dicapai, setelah itu tingkat kenaikan TC naik
4-7 Teori Biaya
pada tingkat produksi yang lebih tinggi lagi. Dari data yang dimiliki
perusahaan mengenai TR dan TC, perusahaan bisa mengetahui berapa harus
diproduksi agar keuntungan bisa maksimum dan tingkat produksi berapa yang
tidak boleh dipilih karena akan memberikan kerugian baginya.
Penerimaan Marginal adalah tambahan Penerimaan Total yang
disebabkan oleh penjualan tambahan satu satuan output. Perusahaan akan
memperoleh keuntungan maksimum apabila menghasilkan output pada
tingkat di mana Penerimaan Marginal sama dengan Biaya Marginal (MR =
MC), dan pada MC yang meningkat. Perusahaan yang memaksimumkan
keuntungan tidak akan menghasilkan output kurang dari jumlah pada posisi
MR = MC. Selama MR lebih besar dari MC, tambahan output yang
dihasilkan akan memberikan tambahan penerimaan lebih banyak daripada
tambahan biayanya, dan perusahaan akan kehilangan keuntungan dengan
tidak menambah jumlah produksinya. Demikian pula, perusahaan tidak akan
menghasilkan output yang lebih besar dari jumlah pada posisi MR = MC ini
agar keuntungan yang diterimanya maksimum. Gambar 4.5. (atas)
ditunjukkan kurva-kurva Penerimaan Total, Biaya Total dan keuntungan
atau kerugian dari suatu barang tertentu. Kurva keuntungan (kerugian)
dibuat dari perbedaan antara TR dengan TC. TC lebih besar dari TR apabila
perusahaan memproduksi di bawah q2, yang berarti terjadi kerugian. Dan
kerugian ini maksimum pada q 1. Pada jumlah q2 TR = TC, dengan demikian
terjadi impas (break even). Perusahaan baru memperoleh keuntungan setelah
menghasilkan lebih dari q 2 tapi tidak lebih dari q4, karena pada q4 kembali
perusahaan hanya menerima break even. Keuntungan maksimum pada
produksi q3. Pada sembarang tingkat produksi diatas q4 Perusahaan
mengalami kerugian.
Gambar 4.5. (bawah) melukiskan kurva-kurva Biaya Marginal dan
Penerimaan Marginal barang itu. Biaya Marginal menurun pada tingkat
output awal dan kemudian meningkat setelah tingkat produksi tertentu. Kurva
Penerimaan Marginal mempunyai bentuk yang menurun. Kedua kurva ini
membentuk keuntungan atau kerugian. Pada produksi q1, Biaya Total
ditunjukkan oleh seluruh area di bawah kurva MC sampai dengan produksi q 1,
sedangkan Penerimaan Totalnya adalah area yang lebih kecil dibawah
kurva MR sampai dengan q1. Perbedaan antara kedua area tersebut sampai
dengan q1 merupakan kerugian bagi perusahaan. Demikian pula, dengan
cari yang sama, dapat kita ketahui area keuntungan pada tingkat output
q1q3 dan kembali menderita rugi pada tingkat output lebih besar dari q 3.
Ro

'k~uglanmak
,inuJm pada
Un~.a.t pro
dukii rc~=•:':";..~~~~~

,, Ju111l<1h
k cun tu n,:;,,,,
(krru,6a.n)
I
Ro •
I
I
I

I
MC
'
I
ken.Jpltl ,tir ik k..
;u:r i,tunP'
: malcsim.u,n.J

•I ic.•U@IIIUI
••
I
I
MR
\t.euntunpn

• •, •i •3 "4 Jumlah
4.5 Analisi utilitas
Utilitas atau kepuasan (utility) mengukur selera dan preferensi dari
konsumen individual. Dan memang, teori utilitas mengasumsikan bahwa
utilitag bisa diukur, atau utilitas bersifat kardinal (satuan ukurannya disebut “
util" ).
Utilitas Total adalah jumlah kepuasan yang diperoleh dari
mengkonsumsi sejumlah barang-barang tertentu. Semakin banyak barang
yang dikonsumsi, semakin banyak pula utilitas yang diperoleh dari
barang itu. Tetapi pada suatu tingkat konsumsi tertentu, Utilitas Total
mencapai maksimum dan kemudian menurun apabila barang tersebut terus
dikonsumsi. Sedangkan Utilitos Marginal merupakan tambahan Utilitas Total
karena tambahan 1 satuan barang yang dikonsumsi. Kedua konsep utilitas tadi
dapat digambarkan pada Gambar 4.5.a. dan Gambar 4.5.b.

Konsep Utilitas Marginal dapat kita gunakan untuk menganalisa


permintaan konsumen. Untuk tujuan itu, sebagaimana perusahaan yang selalu
berusaha memaksimumkan keuntungannya, di sini juga diasumsikan bahwa
konsumen selalu berusaha memperoleh Utilitas Total yang maksimum dari
pendapatannya. Dalam analisa utilitas, diasumsikan pula berlakunya law of
diminishing marginal utility selanjutnya disebuty hukum Gossen l ) , yaitu
makin banyak suatu barang dikonsumsi, maka mulai tingkat konsumsi
tertentu semakin menurun utilitas marginal yang diperoleh dari setiap satuan
tambahan
4- Teori Biaya
1010
barang yang dikonsumsi. Prinsip untuk memaksimumkan utilitas konsumen
ialah bahwa dengan pendapatannya yang tertentu konsumen akan membeli
sejumlah barang dan jasa di mana utilitas marginal suatu barang adalah sama
dengan utilitas marginal barang lainnya seharga sama (per 1 rupiah). Atau
secara ringkas dapat dirumuskan sebagai :

Jumlah pembelian barang-barang tersebut yang akan memberikan kepuasan


total bagi konsumen, masih dibatasi oleh anggaran atau pendapatan (Y) yang
dimiliki :

Untuk menganalisa permintaan seseorang, kita anggap konsumen hanya


menghadapi dua macam barang saja, barang A dan B, dan kita ingin
melihat
permintaan untuk barang A. Tentulah anggapan ini hanyalah sebagai
penyederhanaan masalah saja, karena kita tahu bahwa yang kita hadapi
dalam kenyataan adalah begitu banyak macam barang. Harga mula-mula ialah
PA1 dan PB1. dan konsumen membelanjakan seluruh pendapatannya. Dengan
demikian konsumen akan memperoleh kepuasan yang maksimum bila
membeli jumlah A dan B dimana

Pada kondis itu konsumen tersebut membeli barang-barang A dan B


sebanyak, katakanlah, A1 dan
B1.

4- Teori Biaya
1111
Gambar 4.6.

Untuk selanjutnya, kita misalkan harga barang A naik sampai p A2.


sedangkan harga B tetap, seandainya konsumen ingin mengkonsumsi jumlah
A yang tetap, dengan pendapatannya yang tetap hal itu hanya bisa dipenuhi
dengan. mengurangi jumlah B yang dibeli (menjadi B’). Dengan
demikian keadaannya sekarang ialah

karena disatu pihak PA naik dan dilain pihak MUB, meningkat disebabkan
berkurangnya jumlah B yang dikonsumi (hukum Gossen). Jelas keadaan
seperti itu tidak menguntungkan konsumen, karena tidak memperoleh
kepuasan yang maksimum. Oleh karena itu, dengan naiknya harga A
sampai pn menyebabkan konsumen memutuskan untuk menambah jumlah B
yang dikonsumsi dengan cara mengurangi pembelian jumlah A
sedemikian rupa
sehingga MUA2 = MUB2
PA2 PB1
Keadaan itu bisa dicapai dengan mengkonsumsi A dan B sebanyak A2 dan B2
(Gambar 4.6.).
Analisa di atas menunjukkan kepada kita bahwa dengan naiknya harga suatu
barang (barang A dalam contoh kita) menyebabkan berkurangnya jumlah
yang akan dibeli konsumen. Ini sesuai dengan Hukum Permintaan yang telah
kita ketahui sebelumnya.

4.6 Analisa lndifference


Analisa indifference merupakan teori tingkah laku konsumen
mengenai selera yang dinyatakan dalam kurva-kurva (kurva indifference)
yung menunjukkan pilihan-pilihannya d i antara berbagai kombinasi barang-
barang atau jasa. lni merupakan suatu pendekatan tingkah laku konsumen
yang lebih modern daripada Analisa Utilitas. Teori utilitas marginal
menyandarkan pada pengukuran selera dan preferensi secara kardinal,
sedangkan analisa indifference semata-mata menyandarkan pada ranking
atau urutan tinggi- rendahnya kepuasan (bersifat ordinal). Misalnya, teori
utilitas marginal mengasumsikan bahwa seseorang bisa menyatakan berapa
kepuasan yang diperoleh dari barang A dan B dengan jumlah util tertentu
untuk masing- masing. Dengan demikian ia mungkin merasa bahwa ia
memperoleh kepuasan
3 kali lebih banyak dari mengkonsumsi A dibanding dari B. Sebaliknya,
pendekatan indifference hanya memberikan kepada seseorang untuk
menyatakan bahwa ia lebih suka A daripada B karena A memberikan
kepuasan lebih banyak, ia tidak bisa mengatakan berapa lebih banyak. Ini
lebih relevan dengan dunia nyata yang kita hadapi.

4.7 Kurva lndifference


Kurva lndifference (lndifference Curve) adalah suatu kurva atau
tempat kedudukan yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua barang atau
jasa yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen.
Seseorang menghadapi tidak hanya satu kurva indifference saja, tapi kurva-
kurva indifference yang tak terhingga banyaknya, yang membentuk apa yang
disebut sebagai peta indifference (indifference map). Sifat-sifat dari kurva
indifference dan peta indifference adalah (1) Menurun dari kiri atas ke kanan
bawah, (2) Cembung kearah titik origin, (3) letak disebelah lebih tinggi.
Tidak saling memotong, dan (4) Kurva yang terletak disebelah kanan atas
menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
4.8 Garis anggaran
Teori tingkah laku konsumen selalu menyangkut selera dan
pendapatan konsumen serta harga barang-barang dan jasa yang dihadapi
konsumen. Sejauh ini pembahasan kita mengenai pendekatan indifference
daripada tingkah laku konsumen hanya berhubungan dengan selera (peta
indifference). Variabel pendapatan dan harga yang merupakan

pembatas bagi seseorang untuk bisa membeli barang dan jasa dapat
dinyatakan dalam bentuk garis anggaran (budget line). Garis anggaran
menunjukkan berbagai kombinasi dua macam barang yang dapat dibeli
seseorang yang memiliki pendapatan tertentu dan menghadapi harga-harga
dari barang-barang itu.
Apabila seorang konsumen membelanjakan seluruh pendapatannya
(Y) untuk A, maka konsumen dapat mengkonsumsi sebanyak Y
satuan dari barang A. PA
Demikian juga bila konsumen membelanjakan seluruh pendapatannya untuk
membeli barang B, konsumen dapat mengkonsumsi Y satuan B.
PB
Dengan demikian kita bisa menarik suatu garis anggaran, dan garis anggaran
ini mempunyai kemiringan PB
PA
Garis anggaran akan bergeser bila baik harga maupun pendapatan
berubah. Gambar 4.9.a. menunjukkan garis anggaran bergeser bila pendapatan
konsumen berubah sedangkan harga kedua barang tetap sama. Gambar 4.9.b.
menunjukkan beberapa garis anggaran pada harga-harga barang B yang
berlainan,
Sedangkan harga barang A dan pendapatan konsumen keduanya
tetap konstan. Kenaikan harga menyebabkan garis anggaran bergeser ke kiri,
dan harga turun menyebabkan garis anggaran bergeser ke kanan. Selanjutnya,
Gambar 4.9.c. menunjukkan bila harga dari barang A berubah sedangkan
harga B dan pendapatan konsumen tetap.

Gambar 4.9.c Garis Angaran Bergeser Karena Perubahan Harga A

4.9 Maksimisasi Kepuasan


Suatu peta indifference perseorangan menyatakan apa yang ingin
dikonsumsi, sedangkan garis anggarannya menunjukkan apa yang dapat ia
konsumsi. Bila keduanya digabungkan, maka kita memperoleh pola konsumsi
yang memaksimumkan kepuasan seorang konsumen.

Gambar dimuka menunjukkan bagaimana seorang konsumen harus


mengalokasikan pendapatannya antara barang A dan B sehingga
kepuasannya maksimum la akan mengambil kormbinasi E, yaitu dengan
mengkonsumsi A
sebanyak OA1 dan B sebanyak OB1. Titik E jelas akan memberikan kepuasan
yang maksimum bagi konsumen dan merupakan posisi keseimbangan
konsumen dengan pembatas pendapatan yang dimiliki, karena lC2 merupakan
kurva indifference tertinggi yang bisa dicapai oleh gar:is anggarannya
(merupakan persinggungan antara garis anggaran dengan lC 2).
Misalkan harga B turun, sedangkan pendapatan konsumen dan harga A
tetap konstan.

Gambar 4.11.

Turunnya harga B menyebabkan garis anggaran berubah dari FG


menjadi FH. Dengan demikian kombinasi barang A dan B yang memberikan
kepuasan maksimum juga akan berubah, yaitu meniadi OA2 dan OB2;
keseimbangan konsumen sekarang pada titik E 2. Garis yang menghubungkan
titik-titik keseimbangan konsumen pada berbagai harga B disebut sebagai
Kurva Konsumsi-Harga (Price-Consumption Curve). Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penurunan harga suatu barang
(barang B), maka jumlah yang diminta naik. Ini sesuai pula dengan hukum
permintaan.

4.10 Elastisitas Permintaan


Elastisitas permintaan mengukur derajat kepekaan terhadap jumlah
barang, jasa atau faktor produksi yang diminta, apabila terjadi suatu
perubahan dalam harga - baik harga barang itu sendiri maupun harga
barang lainnya - atau perubahan pendapatan konsumen. oleh karena itu kita
kenal adanya 3 konsep elastisitas permintaan:
(1) elastisitas harga,
(2) elastisitas
silang,
(3) elastisitas pendapatan.

4.10.1 Elastisitas Harga


Elastisitas harga dari permintaan mengukur derajat kepekaan atau
tanggapan dari jumlah barang, jasa atau faktor produksi yang diminta apabila
harganya berubah. Elastisitas harga, dengan demikian, adalah
perbandingan atau rasio persentase perubahan dalam jumlah yang
diminta dengan persentase perubahan dalam harga. Tanggapan ini pada
masing-masing barang berlainan. Misalnya, apabila harga garam mengalami
perubahan, maka jumlah yang dibeli tidak begitu berubah. Tetapi bila harga
TV warna atau mobil berubah, jumlah yang diminta konsumen akan banyak
berubah. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa barang-barang kebutuhan
pokok mempunyai elastisitas harga rendah, sedangkan untuk barang-barang
mewah elastisitasnya tinggi.

Ada 5 kategori elastisitas harga. Keadaan yang ekstrim adalah


elastisitas harga tak terhingga (infinite price elasticity), yaitu keadaan di
mana kurva permintaan berbentuk lurus horisontal (Gambar 4.12.a.). Apabila
harga naik sedikit saja dari po, maka jumlah yang diminta jatuh ke tingkat
nol, dan bila harga iurun sedikit saja di bawah po, jumlah yang diminta
naik dengan sangat yang tidak bisa dihituPng. Keadaan ekstrim lainnya
adalah kurva permintaan yang inelastis sempurna, yaitu kurva permintaan
yang berbentuk lurus vertikal (Gambar 4.12.b.). Di sini, elastisitas adalah
nol; jumlah yang sama (e6) akan diminta berapapun harganya. Dua
keadaan yang ekstrim di atas memang jarang ditemui dalam kenyataan.
Gambar 4.12.c. menunjukkan kurva permintaan yang elastis.
Kurva ini berbentuk agak mendatar; perubahan harga yang kecil
menyebabkan jumlah yang diminta banyak berubah. Besarnya elastisitas
adalah lebih dari 1. Dgngan demikian tingkat elastisitasnya berbeda-beda
sepanjang kurva, berkurang dari kiri ke kanan. Kurva permintaan
dengan elastisitosotuan (unitary elasticity) ditunjukkan oleh Gambar 4.12.d.
Elastisitas adalah sebesar 1, jumlah yang diminta berubah dengan persentase
yang sama dengan perubahan harga.
Terakhir adalah kurva permintaan yang inelastic (Gambar 4.12.e.), yang
digambarkan sebagai garis lurus yang curam; jumlah yang diminta
hanya berubah sedikit sekali apabila terjadi perubahan dalam harga (dalam
persentase). Besarnya elastisitas adalah kurang dari 1.
Telah disinggung di muka bahwa besarnya elastisitas harga berbeda-
beda di antara barang-barang yang berbeda (dengan contoh garam dan TV
warna). Di samping itu elastisitas harga juga bisa berbeda bagi barang yang
sama untuk jangka waktu yang berbeda. Faktor-faktor utama yang
mempengaruhi besar kecilnya elastisitas harga adalah (1) ada tidaknya
barang substitusi, (2) persentase pendapatan konsumen yang dibelanjakan
untuk barang itu, dan (3) waktu yang diperlukan untuk penyesuaian terhadap
harga baru.
Apabila tersedia substitusi dekat bagi konsumen, maka semakin tinggi
elastisitas harga suatu barang. Garam tidak mempunyai substitusi, oleh karena
itu elastisitasnya rendah (atau permintaannya inelastis). Walaupun harganya
naik sekali, orang tetap membelinya, dan seandainya harganya turun banyak,
orang tidak akan lantas memborongaram. Sebaliknya, jika harga TV
warna naik, mungkin banyak orang yang akan beralih ke TV hitam-putih.
Faktor kedua yang mempengaruhi elastisitas harga adalah proporsi
pendapatan konsumen yang dibelanjakan untuk barang atau jasa. Bila
proporsi tersebut besar, maka permintaan cenderung lebih elastis. Tapi bila
proporsi atau bagian pendapatan itu kecil, permintaan cenderung lebih
inelastis. Sebagai contoh kita ambil lagi garam dan TV. Meskipun
misalnya harga garam naik
50% kenaikan tersebut mungkin Rp.15, yang hanya bagian kecil dari
pendapatan sebagian besar keluarga: Mereka tidak akan banyak
mengurangi pembelian garam. Sebaliknya kenaikan harga TV Rp. 50.000
mungkin tidak
lebih dari 15%, tapi cukup menyebabkan sejumlah keluarga menunda
pembeliannya sampai tahun depan.

4- Teori Biaya
2020
Faktor ketiga yang menentukan elastisitas harga adalah waktu yang
diperlukan para konsumen untuk menyesuaikan harga baru: makin panjang
waktu yang diperlukan untuk menyesuaikan, akan semakin elastis permintaan
suatu barang. Apabila harga suatu barang berubah, untuk jangka waktu yang
lebih lama jumlah yang diminta akan barang itu menjadi semakin banyak.
Mengenai koefisien elastisitas harga dapat dihitung dengan dua cara
: (1) etastisitas busur (arc elasticity), dan (2) elastisitas titik (point elasticity).
Elastisitas busur adalah koefisien elastisitas harga antara dua titik
pada kurva permintaan. Dengan rumus dapat ditulis sebagai :

di mana q1 adalah jumlah yang diminta mula-mula, q2 iumlah yang diminda


kemudian, P1 harga mula-mula dan P2 adalah harga setelah berubah. Disini
diasumsikan harga cukup banyak berubah.
Apabila perubahan harga sangat kecil (mendekati nol), maka kita mengenal
elastisitas titik, yang dapat dirumuskan :

Hasil dari penghitungan rumus elastisitas titik di atas akan sama dengan

atau sama dengan atau sama dengan Dengan demikian


kita bisa mengetahui bahwa elastisitas pada tengah garis AC adalah sebesar 1.

Konsep elastisitas ini mempunyai hubungan erat dengan


penjual.
(1) Bila elastisitas > 1 (elastis), maka turunnya harga menyebabkan jumlah
penerimaan harga penjualan (TR) naik.
(2) Bila elastisitas = 1 dengan turunnya harga, jumlah TR adalah tetap
.
(3) Bila elastisitas < 1 (inelastis) maka dengan turunnya harga TR akan
turun.
4.10.2 Elastisitas Silang
Sejauh ini pembahasan kita terbatas pada hubungan.antara persentase
perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan harga
barang yang samo. Elastisitas silang berhubungan dengan persentase
perubahan jumlah suatu barang yang diminta dengan persentase perubahan
harga barang lainnya. Dengan demikian,

atau dapat dirumuskan sebagai :

di mana qx1 adalah jumlah barang X yang diminta mula-mula, qx2, adalah
jumlah barang X yang diminta kemudian, Py1 adalah harga barang Y mula-
mula, dan'Pr' arilalah harga barang Y setelah terjadi perubahan.
Elastisitas silang berlaku baik bagi barang-barang substitusi maupun
barang-barang komplementer. Apabila barang-barang adalah substitusi,
kenaikan harga suatu barang akan menyebabkan kenaikan jumlah barang
lain yang diminta, dan sebaliknya. Misalkan,
bila harga batako naik, maka permintaan terhadap batu merah akan
meningkat, karena sekarang batu merah menjadi lebih murah secara relatif.
Elastisitas silang untuk barang-barang substiusi dengan demikian adalah
positip. Nilai elastisitas silang yang besar (positip) atas 2 barang berarti
barang-barang tersebut merupakan substitusi dekat. Apabila barang-barang
mempunyai hubungan komplementer, kenaikan dalam harga suatu barang
akan menyebabkan penurunan jumlah barang lain yang diminta, dan
sebaliknya. Barang-barang komplementer adalah barang-barang yang
penggunaannya bersama-sama. Misalnya antara sadel sepeda dengan ban
sepeda atau untuk kasus yang ekstrim adalah antara sepatu kiri dengan sepatu
kanan. Elastisitas silang untuk barang-barang komplementer mempunyai nilai
negatif, artinya, apabila harga barang Y meningkat maka jumlah barang X
yang diminta oleh konsumen akan berkurang. Dengan demikian, nilai
elastisitas silang yang besar (negatif) atas2 barang berarti barang-barang
tersebut merupakan komplementer dekat. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
apabila
nilai elastisitas adalah nol, berarti antara dua barang yang sedang diukur tidak
mempunyai hubungan.

4.10.3 Elastisitas Pendapatan


Elastisitas pendapatan adalah mengukur tingkat tanggapan jumlah
suatu barang atau jasa yang diminta apabila tingkat pendapatan berubah.
Dengan demikian dapat ditulis

atau dapat dirumuskan sebagai :

di mana q1 adalah jumlah barang adalah jumlah barang yang diminta


pendapatan nyata mula-mula, dan nyata setelah ada perubahan. yang diminta
mula-mula, q2 kemudian, y1 adalah tingkat y2 adalah tingkat pendapatan.
Untuk hampir semua barang-barang dan jasa, hubungan ini adalah
positip, dengan asumsi bahwa masyarakat akan membeli lebih banyak barang
atau jasa apabila pendapatannya meningkat. Barang-barang seperti itu disebut
sebagai barang-barang normal (εy > 0). Sedangkan untuk barang-barang yang
justru lebih sedi( it jumlah yang diminta dengan meningkatnya pendapatan,
merupakan barang-barang inferior ( εy < 0). Untuk barang-barang normal yang
dapat digolongkan kedilam barang mewah biasanya
mempunyai εy > 1 .

4.11 Elastisitas Penawaran


Elastisitas harga dari penawaran selanjutnya disebut sebagai elastisitas
penawaran mengukur derajat kepekaan atau tanggapan jumlah barang, jasa
atau faktor produksi yang ditawarkan apabila harganya berubah. Dengan
demikian elastisitas penawaran dapat
ditulis
sebagai

Dalam bentuk rumus dapat ditulis sebagai

di mana q1 adalah jumlah yang ditawarkan mula-mula, q2 jumlah yang


ditawarkan kemudian, p1 harga mula-mula dan p2 adalah harga kemudian
(setelah berubah). Konsep elastisitas memang menunjukkan suatu hubungan
secara relatip (rasio antara perubahan-perubahan dalam persentase) dan tidak
secara absolut. Kita tidak menanyakan berapa jumlah yang ditawarkan
berubah secara absolut sebagai akibat terjadinya perubahan harga absolut.
Seperti dalam elastisitas permintaan, elastisitas penawaran juga dapat
dikelompokkan ke dalam 5 kategori: (1) Penawaran yang elostis tak terhingga,
yaitu penawaran berubah dengan jumlah yang tak terhingga karena perubahan
harga yang sangat kecil saja. lni memang kasus yang ekstrim dan tidak ada
dalam kenyataan. Bentuk kurva penawarannya garis lurus horisontal. (2)
Penawaran yang inelastis sempurna, yaitu keadaan di mana tidak ada
tanggapan sama sekali dari penawaran berapapun harga berubah. Ini juga
merupakan suatu kasus yang ekstrim, dan besarnya elastisitas adalah nol. (3)
Penawaran yang elastis, di mana persentase perubahan jumlah yang
ditawarkan lebih besar daripada persentase perubahan harga barang yang
bersangkutan. Besarnya elastisitas adalah lebih dari 1 dan kurva
penawarannya mendatar (Gambar 4.16.c.). (4) Penawaran dengan elastisitas
satuan terjadi apabila persentase perubahan jumlah yang ditawarkan adalah
benar-benar sama dengan persentase perubahan harganya. Besarnya
elastisitas, dengan demikian, akan selalu 1 dan kurvanya merupakan garis
lurus yang melalui titik origin. (5) Penawaran yang inelostis, yaitu suatu
keadaan di mana persentase perubahan jumlah yang ditiwarkan lebih kecil
dari persentase perubahan harganya, besarnya elastisitas lebih kecil dari 1,
dan bentuk kurvanya curam.
Politeknik Telkom Pengantar Ilmu Ekonomi

4-26 Teori Biaya


Besarnya elastisitas penawaran dalam kenyataan berbeda-beda untuk
tiap-tiap barang dan jasa. Besarnya elastisitas tersebut ditentukan oleh dua
hal: (1) Adanya perubahan dalam biaya yang disebabkan perusahian
mengubah jumlah output yang dihasirkan (yang merupakan antisipasi adanya
perubahan harga output). Apabila percenfire tertentu dari kenaikan output
yang dihasilkan perusahaan. hanya menyebabkan persentase kenaikan biaya
per satuan yang kecil, dapat diperkirakan bahwa penawaran barang
tersebutakan elastis, dan sebaliknya. (2) Waktu yang diperlukan bagi
perusahaan untuk memperluas atau menciutkan jumlah yang dihasilkan.
Suatu kenaikan harga m0ngkin hanya akan mendorong kenaikan jumlah yang
ditawarkan sedikit saja dalam jangka pendek, tapi untuk jangka waktu yang
lebih lama lagi kenaikan jumlah yang ditawarkan mungkin meningkat. Dapat
dikatakan bahwa elastisitas penawaran akan lebih tinggi dalam jangkapaniang
daripada dalam jangka pendek. Dengan demikian, penyesuaian waktu juga
merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi elastisitas penawaran.

4- Teori Biaya
2727
Kuis

1. Apa yang anda ketahui tentang analisa utilitas?


2. Apa perbedaan antara skala ordinak dengan kardinal? dalam ekonomi
mikro mana yang lebih tepat digunakan?
3. Jelaskan konsep elastisitas permintaan?
4. Jelaskankonsep elastisitas penawaran?
5. Mengapa dalam menganalisi biaya selalu dibedakan menjadi dua
bagian yaitu jangka pendek dan jangka panjang?
6. Apa yang dimaksud dengan utilitas marginal?
7. Jelaskan definisi konsep analisa indiference? berikan contohnya?
8. Bagaimana garis pendapatan mempengaruhi selera konsumen?
9. Apa yang dimaksud dengan elstisitas harga?
10. Apa yang dimaksud dengan elastisitas silang.

4- Teori Biaya
2828
Pilihan Ganda

1. Analisa yang berdasarkan hanya kepuasan disebut dengan


A. Ordinal D Diseconomies of Scale
B. Kardinal E. Tumbuh
C. Untung - Rugi

2. Garis anggaran akan berubah bergeser pada sumbu y bila


A. Harga A & B tetap D Harga A turun
B. Harga A tetap E. Harga tidak berubah
C. Harga A tetap & B berubah

3. Garis anggaran akan berubah bergeser pada kedua sumbu X & Y bila
A. Pendapatan tetap D. Tidak ada perubahan
B. Perubahan pendapatan E. Inflasi
C. Harga berubah
Apabila perubahan harga sebesar satu akan menyebabkan perubahan
4. permintaan dengan besar yang sama maka disebut
A. Elastis D. Tidak elastis
B. Inelastis E. Unitary elastis
C. Barang giffen

5. Elastisitas yang berhubungan dengan perubahan jumlah pembelian


barang terhadap harga disebut
A. Elastisitas pendapatan D. Inelastis
B. Elastisitas silang E. Untitary elastis
C. Elastisitas penawaran

4- Teori Biaya
2929
Soal Aplikasi

1. Gambarkan kurva biaya marginal dan kurva biayta total rata-rata untuk
perusahaan manufaktur ? Jelaskan mengapa kurva-kura tersebut memiliki
bentus demikian dan mengapa kurva tersebut saling berpotongan?

2. Bagaimanakah kurva biaya total rata-rata dalam jangka pendek dan


jangka panjang? Mengapa ada perbedaan diantara kedua kurva tersebut ?

4- Teori Biaya
3030
5 STRUKTUR PASAR

Overview
Struktur pasar merupakan suatu fenomena menarik, mengapa karena dengan
mengetahui secara pasti dimana sebuah perusahaan berada dalam sebuah
persaingan maka semua keputusan yang diambil akan dapat menjadikan
perusahaan tersebut memenangkan persaingan dengan memperoleh
keuntungan yang maksimal baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Struktur pasar menggambarkan banyaknya jumlah pemebeli dan jumlah
penjual yang kemudian secara mikro ekonomi akan dianalisis keberadaannya

Tujuan
1. Memahami dan menguasai konsep struktur pasar dan persaingannya
2. Memahami dan menjelaskan keuntungan dalam jangka pendek dan
jangka panjang
3. Memahami dan menjelaskan ke empat struktur pasar yang ada yaitu
persaingan sempurna, oligopoly, monopolistic dan monopoli

5-1 Strutur Pasar


Pasar bisa berbeda-beda ditinjau dari tingkat persaingannya. Misalnya,
lima puluh ribu orang membuat sepatu, tapi hanya ada satu penjual jasa
telepon dalam suatu negara. Dengan perkataan lain, tidak ada dua pasar yang
benar-benar sama dalam segala segi. Para ahli ekonomi menggolong-
golongkan pasar ke dalam beberapa bentuk pasar. Persaingan Murni
digambarkan sebagai suatu bentuk pasar di mana terdapat sangat banyak
perusahaan penjual, yang kesemuanya menjual barang homogin.
Bentuk pasar yang ekstrim lainnya adalah Monopoli Murni, yaitu
suatu pasar di mana hanya ada satu penjual. Ada dua bentuk pasar lainnya
lagi yang berada antara kedua bentuk pasar ekstrim ini. Bentuk yang pertama
adalah Persaingan Monopolistis digambarkan sebagai suatu pasar di mana
masing- masing dari banyak perusahaan menjual diferensiasi produk yaitu
barang hanya dibedakan oleh bungkus, ukuran, merk dan sebagainya.
Sedangkan bentuk yang kedua adalah Oligopoli digambarkan sebagai suatu
pasar di mana hanya ada beberapa perusahaan sebagai penjual, masing-
masing dari mereka mempertimbangkan aksi-aksi dan kemungkinan reaksi-
reaksi dari lawannya.

5.1 Persaingan Murni


Persaingan murni adalah suatu pasar di mana terdapat begitu banyak
penjual sehingga tindakan masing-masing penjual tidak bisa mempengaruhi
harga pasar yang berlaku, baik dengan merubah jumlah penawarannya
maupun harga produknya. Di bawah persaingan murni harga ditentukan oleh
pasar baginya, dengan demikian penjual dalam pasar ini adalah sebagai "price
taker"; penjual dapat menjual semua produk yang ingin dijualnya dengan
harga pasar yang berlaku.
Syarat-syarat Untuk Persaingan Murni
(1) Banyak sekali penjual.
(2) Menjual barang homogin.
(3) Tidak ada restriksi buatan atas harga dan jumlah.
(4) Mudah untuk masuk dan keluar ke dalam/dari industri.
Banyak penjual, Tidak bisa dikatakan apakah jumlah 100 perusahaan
atau 10.000 perusahaan memenuhi persyaratan ,'banyak penjual", hanya dapat
dikatakan bahwa harus terdapat cukup banyak perusahaan (penjual)
sedemikian rupa sehingga masing-masing penjual (yang karena hanya
merupakan bagian kecil daripasar) percaya bahwa penjual tidak dapat

5-2 Strutur Pasar


mempengaruhi harga pasar dengan memproduksi lebih atau kurang atau
dengan merubah harga jualnya.
Barang homogin. Apabila produk yang dijual oleh masing-masing
perusahaan dapat diperbedakan sehingga konsumen lebih memilih produk
seorang penjual daripada produk penjual lainnya, maka penjual dapat
mempengaruhi harga barang yang dijualnya dengan cara merubah
jumlah produk yang dihasilkan. Hanya apabila produk yang dihasilkan
merupakan barang homogin, maka konsumen tidak ada pilihan
(indifferent) untuk membeli barang yang manapun. Jadi barang satu dengan
lainnya adalah sama persis; produksi satu perusahaan merupakan substitusi
yang sempurna bagi hasil produksi perusahaan lainnya.
Tidak ada restriksi buatan. Restriksi atau hambatan buatan apapun
(baik oleh pemerintah, oleh gabungan produsen maupun oleh serikat-serikat
buruh) atas kebebasan gerakan harga naik turun dan/atau jumlah output akan
menghalangi keadaan pasar persaingan murni. Dengan demikian, tidak akan
terdapat persaingan murni dalam hal pemerintah menetapkan harga suatu
barang tertentu (misalnya, harga pupuk), atau penetapan harga jual dan
jumlah yang boleh dijual (quota) oleh gabungan produsen.
Mudah masuk dan keluar, penjual harus bebas dan mudah untuk masuk
dan meninggalkan industri persaingan murni, dan perusahaan yang baru
masuk harus dapat menjual hasil produksinya dengan mudah seperti juga
perusahaan- perusahaan yang lama. Adanya hambatan-hambatan untuk
masuk kedalam industri akan mengurangi persaingan.
Keempat syarat tersebut adalah perlu bagi terjaminnya pasar
persaingan murni. Untuk pasar persaingan sempurna masih diperlukan satu
tambahan syarat lagi, yaitu: semua satuan-satuan ekonomi (produsen dan
konsumen) mempunyai pengetahuan yang lengkap tentang keadaan ekonomi;
masing-masing dari mereka bisa memperoleh informasi pasar (harga yang
berlaku) dengan cepat dan tepat. Semua perbedaan harga haruslah diketahui,
sehingga konsumen datang pada penjual yang menawarkan barangnya dengan
harga lebih murah, dan penjual menjual barangnya kepada pembeli yang
bersedia membayar (menawar) dengan harga lebih tinggi. Pengetahuan ini
memaksa penjual yang menjual dengan harga lebih tinggi untuk menurunkan
harganya dan pembeli yang menawar dengan harga rendah untuk menaikkan
harga tawarannya, sampai akhirnya terjadi titik temu antara pembeli dan
penjual dalam harga (yang merupakan harga keseimbangan). Pada umumnya,
persaingan sempurna memberikan pengertian akan mobilitas sempurna dari

5-3 Strutur Pasar


sumber daya dan pada pengetahuan sempurna. Misalkan bila satu perusahaan
menemukan teknik produksi baru, maka perusahaan lainnya segera
mengetahui juga. Dalam persaingan sempurna, penyesuaian dalam permintaan
dan penawaran akan terjadi dengan segera, sedangkan dalam persaingan
murni penyesuaian itu akan memakan waktu lebih lama karena masing-
masing produsen (penjual) dan konsumen individual tidak mempunyai
pengetahuan yang lengkap mengenai keadaan Pasar.

5.2 Menentukan Harga dan Jumlah Output


Membicarakan mengenai model persaingan murni, kita pisahkan
konsep perusahaan: sebuah perusahaan individual dan industri, yaitu
kumpulan dari perusahaan-perusahaan sejenis ( lihat Gambar 5.1.). Pada saat
perusahaan dalam persaingan murni mengambil harga jual sebagai suatu yang
harus diterima, sehingga dengan demikian kurva permintaannya elastis tak
terhingga (horisontal), kurva permintaan bagi industri (pasar) dapat
diperkirakan berbentuk normal. menurun dari kiri atas ke kanan bawah.

Apabila suatu industri terdiri atas 2000 perusahaan dan masing-


masing perusahaan individual menghasilkun q 0 satuan per tahun, maka
kurva- kurva permintaan dan penawaran pasar menghasilkan jumlah
keseimbangan sebanyak 2000 qo satuan (atau Qo dalam diagram) per
tahun dan harga keseimbangan po, yang merupakan keseimbangan pasar.
Harga ini diterima oleh masing-masing perusahaan individual sebagai
sesuatu yang tidak bisa
5-4 Strutur Pasar
dirubah dan ia bisa menjual semua produk yang dihasilkan pada harga itu.
Sebenarnya ia bisa menjual dengan harga kurang dari p o, tapi ia akan "rugi"
karena dengan harga pasar tersebut (po) ia bisa menjual habis seluruh
produksinya. Dengan asumsi bahwa tiap-tiap perusahaan berusaha
memaksimumkan keuntungan, maka perusahaan akan menyamakan biaya
marginal (MC) dengan penerimaan marginal (MR) nya. Bila perusahaan
memproduksi lebih banyak sehingga tambahan biaya untuk menghasilkan
satuan terakhir melebihi tambahan penerimaan yang diperoleh sebagai akibat
penjualan satuan tambahan tadi, maka keuntungan yang diterima akan lebih
kecil daripada bila satuan yang terakhir tersebut tidak diproduksi. Demikian
juga bila perusahaan memproduksi terlalu sedikit, perusahaan masih bisa
meningkatkan keuntungannya dengan menambah produksi sampai pada
jumlah keseimbangan.
Perusahaan dalam persaingan murni menghadapi kurva MR
yang berimpit dengan kurva permintaan yang horisontal selama tambahan
keuntungan yang diterima dari penjualan satuan tambahan selalu sama dengan
harga yang berlaku. Perusahaan dalam contoh Gambar 5.1.a., dengan
demikian, akan memilih memproduksi sebanyak Qo satuan yang menjamin
tercapainya keuntungan maksimum (atau kerugian minimum) bagi
perusahaan individual itu (sebagai keseimbangan perusahaan). Perusahaan
individual mencapai keseimbangan apabira perusahaan tersebut
memperoleh keuntungan maksimum (pada saat MC=MR). Sedangkan
keseimbangan pasar terjadi apabila : (a) semua perusahaan dalam pasar itu
berada dalam posisi keseimbangan, dan (b) jumlah total produksi dari
perusahaan-perusahaan yang masing-masing berada pada posisi
keseimbangan tadi sama dengan jumlah total barang yang diminta
konsumen.
Pada umumnya, persaingan sempurna memberikan pengertian akan
mobilitas sempurna dari sumber daya dan pada pengetahuan sempurna.
Misalkan bila satu perusahaan menemukan teknik produksi baru, maka
perusahaan lainnya segera mengetahui juga. Dalam persaingan sempurna,
penyesuaian dalam permintaan dan penawaran akan terjadi dengan segera,
sedangkan dalam persaingan murni penyesuaian itu akan memakan waktu
lebih lama karena masing-masing produsen (penjual) dan konsumen
individual tidak mempunyai pengetahuan yang lengkap mengenai keadaan
Pasar.

5-5 Strutur Pasar


5.3 Keseimbangan Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Dalam jangka pendek, perusahaan-perusahaan pasar persaingan murni
mungkin bisa memperoleh keuntungan lebih besar dari keuntungan normal
(keuntungan lebih) atau kurang dari keuntungan normal (kerugian).
Keuntungan normaladalah jumlah keuntungan yang cukup tinggi
sehingga menjadikan perusahaan-perusahaan dalam industri ingin tetap
tinggal dalam industri (tidak ingin keluar dari industri itu), tetapi keuntungan
tersebut masih
begitu rendah bagi perusahaan-perusahaan di luar industri sehingga
perusahaan-perusahaan itu tidak ingin masuk ke dalam industri tersebut. Bisa
kita sebutkan adanya tiga kemungkinan posisi keseimbangan perusahaan
jangka pendek bagi suatu perusahaan.

5-6 Strutur Pasar


Posisi keseimbangan perusahaan jangka pendek terjadi bila
keuntungan perusahaan adalah maksimum atau kerugiannya minimum, yaitu
pada posisi di mana SMC = MR = P. Dalam masing-masing gambar di atas
jumlah yang diproduksi sama, yaitu qo satuan output, di mana SMC = MR.
Biaya rata-rata (AC, biaya per satuan output) pada jumlah keseimbangan
berbeda-beda dalam masing-masing gambar. Pada posisi keseimbangan, jarak
vertikal (kalau ada) antara SAC dan harga (P) merupakan selisih dengan
keuntungan normal (berupa keuntungan lebih atau kerugian). Dalam kasus
yang digambarkan 5.2.a. harga adalah Po yang sama dengan SAC,
sehingga perusahaan hanya menerima keuntungan normal saja.
Dalam keadaan ini tidak ada kecenderungan dari perusahaan-
perusahaan yang ada di dalam untuk keluar (exit) dari industri dan
perusahaan-perusahaan baru untuk masuk (entry) ke dalam industri. Gambar
5.2.b. menunjukkan perusahaan menerima keuntungan di atas keuntungan
normal, atau keuntungan lebih (excess profit). Pada keseimbangan
perusahaan, SAC = c sedangkan t = Po , sehingga keuntungannya Po - c per
satuan output, dan keuntungan itu adalah maksimum. Akhirnya, gambar 5.2.c.
menunjukkan kasus adanya kerugian, di mana SAC = c yang lebih tinggi
dari harga pasar yang berlaku. Kerugian disini adalah c-Po per satuan output,
yang merupakan kerugian minimum bagi perusahaan. Dalam kasus
terjadinya kerugian ini, karena dalam jangka pendek, maka perusahaan
dihadapkan pada dua pilihan : (a) tetap terus menghasilkan dengan rugi, atau
(b) menghentikan produksi. Untuk memutuskan satu diantara dua pilihan
tersebut perusahaan akan melihat apakah harga barang akan menutup
Biaya Variabel Rata-rata/AVC (atau apakah Penerimaan Total/TR akan
menutup Biaya Variabel Total/TVC) atau tidak. Untuk mendapatkan
gambaran yang lebih jelas, kita gunakan bantuan Gambar 5.3.

Selama harga masih di atas po, perusahaan akan memutuskan untuk


tetap berproduksi, karena dengan demikian Biaya Variabel Rata-rata/AVC
masih bisa ditutup. Misalkan, harga adalah p1 yang lebih kecil dari
SAC,
perusahaan akan memproduksi sebanyak q1. Walaupun perusahaan
mengalami kerugian sebesar p1q1 per satuan tetapi perusahaan tersebut akan
tetap berproduksi mengingat kerugian tersebut masih lebih kecil daripada
Biaya Tetap Rata-rata/AFC per satuan. TR=p1 X q1 sedangkan TVC=v1 X
q1. Dengan demikian TR masih lebih besar daripada TVC. Kelebihan tersebut
(sebesar v1p1 X q1) dapat digunakan untuk menutup TFC yang tetap harus
dibayar apakah perusahaan berproduksi atau tidak. Oleh karena itu kerugian
akan lebih kecil daripada apabila tidak berproduksi sama sekali, karena bila
perusahaan tidak menghasilkan apa-apa, perusahaan harus tetap
mengeluarkan biaya tetap, seperti biaya listrik, sewa, gaji staf /direktur, dan
sebagainya.
Bila harga turun sampai po, perusahaan memproduksi sebanyak q0 di
mana SMC = MRo, TR=po . qo=TVC. Dengan demikian TR persis menutup
TVC. Kerugian dalam hal ini adalah sebesar TFC. Bagi perusahaan, tidak ada
bedanya apakah tetap berproduksi atau tidak, karena kerugian sama dengan
TFC (ingat bahwa TC = TVC +TFC). Dan apabila harga terus turun sampai di
bawah po, lebih "menguntungkan" bagi perusahaan untuk menghentikan
produksi, karena kerugiannya "hanya" sebesar TFC saja. Bila perusahaan
tetap menghasilkan pada harga di bawah po, AVC akan lebih besar dari
harga dan TVC lebih besar dari TR. Kerugian akan sama dengan TFC
ditambah dengan bagian TVC yang tidak tertutup oleh TR.
Yang dimaksud dengan jangka pendek ialah jangka waktu di
mana setiap produsen tidak bisa menambah kapasitas pabriknya serta tidak
cukup waktu bagi perusahaan-perusahaan baru untuk membangun pabrik-
pabrik baru apabila terjadi kenaikan permintaan barang tersebut. Lain halnya
dengan jangka panjang, di mana dimungkinkan adanya baik perluasan
kapasitas pabrik oleh perusahaan-perusahaan yang ada di dalam industri
maupun dibangunnya pabrik-pabrik baru oleh perusahaan-perusahaan yang
baru masuk ke dalam industri. Jadi, dalam jangka panjang keluar masuknya
perusahaan dari/ke dalam industri dimungkinkan.
Apabila perusahaan mengalami kerugian dalam jangka pendek, dalam
jangka panjang beberapa perusahaan akan keluar dari industri dan/atau
perusahaan-perusahaan yang telah ada akan mengurangi kapasitas pabriknya.
Kalau perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut masih memperoleh
keuntungan lebih, yang akan terjadi adalah masuknya perusahaan-perusahaan
baru kedalam industri dan/atau perusahaan-perusahaan yang telah ada akan
menambah kapasitas pabriknya. Pada kasus yang terakhir, masuknya
perusahaan-perusahaan baru dan perluasan kapasitas menyebabkan jumlah
penawaran pasar bertambah. Akibatnya kurva penawaran pasar bergeser ke
kanan dan harga turun (lihat Gambar 5.4.b.). Bila harga sudah mencapai p1,
di mana P= LAC, maka tiap-tiap perusahaan hanya akan menerima
keuntungan normal.
Dengan demikian tidak ada dorongan lagi bagi perusahaan-
perusahaan baru untuk mendirikan pabrik maupun perusahaan-
perusahaan untuk
memperluas kapasitas pabriknya. Keadaan sebaliknya akan terjadi bila
perusahaan-perusahaan dalam industri mengalami kerugian, kurva penawaran
pasar bergeser ke kiri dan ini cenderung menaikkan harga (Gambar 5.4.a.).
Hasil akhirnya adalah sama, yaitu diperolehnya keuntungan normal bagi tiap-
tiap perusahaan.

5- Strutur Pasar
1010
Selanjutnya dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan dalam
persaingan murni selalu memperoleh hanya keuntungan normal dengan
MC=MR=AC, dengan AC yang terendah. Perusahaan-perusahaan baru yang
masuk dan perluasan kapasitas pabrik akan menyebabkan kenaikan jumlah
penawaran pasar yang pada gilirannya membuat harga turun sedemikian rupa
sehingga cukup untuk menghilangkan keuntungan di atas keuntungan normal.
Perusahaan-perusahaan yang keluar dan adanya penurunan kapasitas pabrik
menyebabkan berkurangnya jumlah penawaran pasar sehingga
meningkatkan
harga yang cukup untuk menghilangkan kerugian. Dengan demikian,
keseimbangan perusahaan jangka panjang adalah juga keseimbangan
perusahaan jangka pendek, p = LAC=SAC= LMC = SMC = MR = D. Akan
tetapi, keseimbangan perusahaan jangka pendek tidak selalu berarti
keseimbangan perusahaan dalam jangka panjang, karena seperti telah
disebutkan di muka bahwa dalam jangka pendek perusahaan bisa memperoleh
keuntungan lebih atau mungkin menderita kerugian.
Namun, keadaan seperti itu yaitu bahwa perusahaan-perusahaan selalu
menerima keuntungan normal berlaku bila diasumsikan semua faktor
produksi homogin dan harga daripada tiap faktor produksi tersebut adalah
sama. Apabila ada salah satu atau semua faktor produksi yang heterogin,
maka
dalam jangka panjang pun masih ada perusahaan yang memperoleh
keuntungan lebih. Hanya perusahaan-penusahaan dengan faktor produksi
yang efisien yang bisa memperoleh keuntungan lebih. Sedangkan
perusahaan yang
hanya menerima keuntungan normal disebut perusahaan marginal (marginal
firm), yaitu perusahaan yang dalam morgin of profitability: kalau harga turun
sedikit saja perusahaan akan terpaksa keluar dari industri. Biasanya, tidak
semua faktor produksi adalah homogin. Paling tidak, faktor produksi
pengusaha (entrepreneur) adalah merupakan faktor yang heterogin.
Oleh karena itu, dalam kenyataan keadaan pasar persaingan murni
seperti digambarkan di muka tidak pernah ada. Namun demikian model ini
dapat kita gunakan sebagai konsep yang berharga. Pertama, ada satu-dua
industri yang mendekati bentuk persaingan murni yaitu adanya beberapa
produksi di mana campur tangan pemerintah adalah kecil atau tidak ada sama
sekali, sehingga dengan demikian model persaingan murni membantu kita
guna menganalisa pasar produk tersebut dengan lebih baik. Kedua, model
persaingan murni dapat digunakan sebagai alat untuk membandingkan suatu
keadaan yang ekstrim dengan ciri-ciri industri yang nyata.
Terlepas dari apakah ada atau tidak ada bentuk pasar ini, persaingan
murni mempunyai beberapa kelebihan: (1) Dalam keseimbangan jangka
panjang dihasilkan kemungkinan harga yang paling rendah dan kemungkinan
output yang paling tinggi. perusahaan-perusahaan hanya menerima
keuntungan normal dan konsumen hanya membayar barang sebanyak biaya
marginal (MC) nya. (2) Karena dalam jangka panjang perusahaan
berproduksi pada AC minimum, maka sumber-sumber digunakan pada
produksi yang maksimum secara efisien. (3) Tidak perlu dilakukannya
advertensi/iklan selama advertensi tidak ada gunanya dalam suatu pasar di
mana perusahaan- perusahaan bisa menjual berapapun yang diingini.
Dengan demikian tidak terjadi pemborosan. Dilakukannya advertensi pada
akhirnya akan dibebankan pada konsumen berupa harga yang lebih tinggi.
Walau bagaimanapun, model pasar persaingan murni bukannya tidak
mempunyai kelemahan , antara lain yang bisa kita sebut : (1) Barang-barang
yang homogin (sama persis) mungkin sekali tidak diingini oleh konsumen.
Apabila semua orang memakai, misalnya, baju biru, bisa kita bayangkan
dunia menjadi tidak bervariasi dan kita akan cepat menjadi bosan. (2)
Perusahaan- perusahaan dalam pasar ini (dalam jangka panjang) hanya
memperoleh keuntungan normal saja. Padahal, suatu keuntungan yang lebih
mungkin diperlukan sebagai pendorong bagi perusahaan untuk melakukan
program penelitian dan pengembangan (Research and Development
Programs) secara progresif. (3) Dalam banyak industri, beberapa perusahaan
besar (Multi National Corporations/MNC) dapat memproduksi dengan AC
yang lebih
rendah (dengan mengambil keuntungan economies of scale) daripada
yang dapat diproduksi oleh banyak perusahaan berskala kecil.
Di samping terjadinya penyesuaian harga output yang diakibatkan
masuk/keluarnya perusahaan ke/dari industri, dalam jangka panjang
biaya produksi juga bisa naik atau turun. Bila terjadi kenaikan permintaan
sehingga harga output meningkat dan dalam industri tersebut terdapat
keuntungan lebih, maka beberapa perusahaan akan masuk dan
perusahaan-perusahaan yang ada memperluas kapasitas pabriknya, total
output meningkat. Akibatnya harga dari beberapa input yang
dipergunakan naik karena permintaan terhadap input-input tersebut
meningkat, dan hal ini membawa konsekuensi naiknya biaya produksi.
Pergeseran kurva-kurva biaya ke atas menyatakan external diseconomies,
yaitu kegiatan yang tidak ekonomis sebagai akibat dari faktor-faktor luar bagi
perusahaan yang bersangkutan. lndustri yang demikian disebut sebagai
industri dengan biaya yang semakin naik (increasing cost industry). Dengan
demikian penyesuaian jaangka panjang terjadi dalam dua arah: harga output
(=kurva permintaan perusahaan individual) turun dan kurva LAC
meningkat. Pada industri dengan biaya yang semakin turun (decreasing cost
industry), dengan semakin banyak input yang dipakai sebagai akibat dari
kenaikan output, harga input justru turun. Di sini kurva harga dan kurva biaya
keduanya bergerak dalam arah yang sama. Hal ini karena adanya faktor
external economies yang diterima perusahaan, yaitu faktor faktor yang terjadi
di luar perusahaan yang mempunyai pengaruh penghematan bagi perusahaan
yang bersangkutan. Selanjutnya, pada industri dengan biaya konstan
(constant cost industry) penyesuaian hanya terjadi pada harga, karena kurva-
kurva biaya tetap tidak mengalami perubahan.
5.4 Monopoli Murni
Monopoli murni adalah suatu pasar di mana hanya terdapat satu
penjual saja. Tidak ada substitusi bagi barang-barang atau jasa-jasa yang
ditawarkan monopolis. Jadi, pasar monopoli sama sekali tidak ada persaingan,
baik nyata maupun potensial. Dengan demikian tindakan seorang monopolis
tidak mempengaruhi perusahaan-perusahaan lainnya, seperti perubahan harga
atau dilakukannya advertensi, dan tindakan perusahaan-perusahaan lain juga
tidak mempengaruhi monopolis.
Monopoli murni, sebagaimana persaingan murni, adalah suatu bentuk
pasar yang ekstrim dan tidak ada dalam kenyataan. Yang ada ialah industri-
industri yang mendekati bentuk monopoli (near-monopolies), yaitu pasar
yang sebagian besar dilayani oleh satu perusahaan atau seorang penjual dalam
suatu lokasi tertentu. Sebagai contoh, seorang dokter yang membuka praktek
disebuah kota kecil di mana dia adalah satu-satunya dokter dikota itu. Disebut
mendekati monopoli karena dokter itu tidak benar-benar satu-satunya
penjual (jasa) dan bukannya tidak mempunyai saingan sama sekali. Di kota-
kota lainnya disekitarnya juga tersedia dokter. Penjual bakso satu-satunya di
kampung kita, mungkin bisa dikategorikan sebagai "near-monopoly". Pasar
yang mendekati monopoli memang biasanya bersifat lokal, tapi beberapa
industri
ada yang berskala nasional. Misalnya saja pasta gigi Pepsodent yang tersedia
diseluruh Indonesia tanpa ada saingan yang berarti dan menguasai
bagian besar dari pasar di lndonesia.

5.5 Penentuan Harga dan Jumlah Output


Dalam model persaingan murni kita menggambarkan diagram untuk
perusahaan individual dan untuk industri secara terpisah. Dalam monopoli
murni hanya diperlukan satu diagram, mengingat dalam monopoli murni
perusahaan adalah juga industri karena tidak ada perusahaan lain dalam
industri tersebut. Monopolis menghadapi kurva permintaan yang sama seperti
yang dihadapi oleh seluruh perusahaan dalam persaingan murni. Dengan
demikian kurva permintaan seorang monopolis - seperti kurva permintaan
pasar dalam persaingan murni - adalah mempunyai kemiringan negatif.

Gambar 5.6. Kurva Permintaan dan Penerimaan Marginal

Gambar 5.6. menunjukkan kurva permintaan untuk barang pada pasar


monopoli murni. Kurva di bawahnya adalah kurva Penerimaan Marginal
(Marginal Revenue), yaitu kenaikan Penerimaan Total (Total Revenue) yang
disebabkan oleh penjualan tambahan satu satuan output. Dalam persaingan
murni kurva MR sama dengan kurva permintaan perusahaan, karena harga
adalah tetap berapapun jumlah barang yang dijual. Dalam kasus monopoli, di
mana perusahaan individual menghadapi kurva permintaan yang menurun,
harga harus lebih rendah untuk bisa menjual jumlah barang yang lebih
banyak. Pada harga po jumlah yang bisa dijual sebanyak qo. Apabila jumlah
yang lebih banyak ingin bisa terjual (q1), monopolis harus menurunkan harga
sampai pl.
Apabila kurva-kurva D dan MR tersebut kita gabungkan dengan
kurva- kurva biaya, maka bisa kita peroleh keseimbangan perusahaan
yang juga merupakan keseimbangan pasar (karena Is adalah satu-satunya
perusahaan dalam pasar/industri) yang menjamin diperolehnya keuntungan
maksimum (pada MC=MR).
Dalam Gambar 5.7., monopolis akan memproduksi sebanyak q 0 dan
menetapkan harga maksimum po. Penerimaan Total adalah Opo X Oqo
sedangkan Biaya Totalnya Oc X Oqo. Dengan demikian monopolis
memperoleh keuntungan di atas keuntungan normal, yaitu sebagai keuntungan
lebih (daerah yang diarsir).

Gambar 5.7.

Perusahaan-perusahaan monopolis tidak selalu memperoleh


keuntungan lebih; mungkin perusahaan hanya menerima keuntungan normal,
bahkan dalam jangka pendek bisa menderita rugi. Bila monopolis
menanggung kerugian dalam jangka panjang, ia akan meninggalkan
industri. Dengan demikian dalam jangka panjang perusahaan monopoli
murni akan selalu menerima keuntungan lebih atau keuntungan normal.
Untuk kita ingat bahwa dalam pasar persaingan murni perusahaan-
perusahaan hanya menerima keuntungan normal saja dalam jangka panjang,
sebab perusahaan-perusahaan akan masuk (dan perusahaan-perusahaan
yang ada memperluas kapasitas pabriknya) bila terdapat keuntungan lebih,
sedangkan dalam pasar monopoli murni "entry" sama sekali tertutup sehingga
suatu keuntungan lebih, mungkin dapat dinikmati oleh seorang monopolis.
Ada beberapa cara agar sebuah perusahaan bisa mempertahankan
kedudukannya sebagai monopolis (agar tidak terjadi "entry") :
1. Dengan mengawasi sumber-sumber bahan mentah utama yang
dipergunakan untuk menghasilkan produknya.
2. Dengan memegang hak patent atas produknya sehingga perusahaan-
perusahaan lain tidak bisa meniru. Pasar sedemikian terbatasnya
dibanding dengan Skala perusahaan optimum, sehingga
masuknya perusahaan lain akan menekan harga sedemikian
rendahnya hingga menghilangkan keuntungan yang ada dan kedua-
duanya akan menderita rugi.

5.6 Diskriminasi Harga


Diskriminasi Harga (Price discrimination) adalah cara yang
dilakukan seorang monopolis dalam menjual barang yang sama pada saat
yang sama kepada pembeli yang berlainan dengan harga, berlainan di mana
harga dibedakan bukan karena perbedaan dalam biaya produksi. Perbedaan
Harga (Price differential) bukanlah suatu diskriminasi harga. Perbedaan harga
adalah harga yang berbeda dikenakan kepada konsumen yang berlainan.
Misalkan, se- buah pabrik di Jakarta yang menjual jam tangan di bandung
dengan harga Rp.
20.000 dan menjual barang yang sama ke Cirebon dengan harga Rp 21.000.
Beda perbedaan yang Rp. 1.000 per jam tangan tersebut disebabkan oleh
perbedaan biaya transportasi, maka hal demikian bukanlah kasus diskriminasi
harga. Dengan pendekatan lain, diskriminasi harga bisa diartikan harga yang
sama dikenakan pada pembeli yang berlainan atas barang yang sama pada
saat yang sama meskipun biaya pembuatannya berbeda.
Penjual dapat menaikkan keuntungannya melalui kebijaksanaan
diskriminasi harga bila tiga syarat yang berikut bisa dipenuhi :
1. Pasar benar-benar terpisah, sehingga konsumen yang membeli
barang dengan harga yang lebih murah tidak akan bisa menjual
kembali barang tersebut kepada konsumen lain yang bersedia
membayar dengan harga lebih tinggi. Terpisahnya pasar ini bisa
karena faktor biaya transportasi (biaya transport untuk menjual ke
konsumen lain lebih besar dari perbedaan harga barang), kurang
adanya komunikasi di antara para konsumen yang berada di pasar
yang berbeda-beda atau sifat dari barang/ jasa itu sendiri (misalnya
koran, jasa dokter, dan sebagainya).
2. Penjual harus mempunyai kekuatan pasar, yaitu kemampuan untuk
menaikkan harga tanpa kehilangan seluruh konsumen.
3. Penjual harus mampu membagi pasar ke dalam dua atau lebih
kelompok pembeli di mana fungsi permintaannya mempunyai
elastisitas yang berbeda. Dengan perkataan lain, elastisitas per-
mintaan pada masing-masing tingkat harga harus berbeda di antara
pasar-pasar agar diskriminasi menguntungkan.
Model yang paling umum adalah diskriminasi derajat ketiga (third
degree discrimination). Untuk memudahkan analisa, kita anggap bahwa
monopoli melakukan diskriminasi harga untuk dua pasar saja. Agar bisa
dicapai keuntungan maksimum dari dilakukannya diskriminasi harga, MR di
kedua pasar haruslah sama, dengan demikian tambahan persatuan penjualan
akan memberikan tam bahan TR yang paling banyak. Kita gunakan Gambar
5.8. un- tuk menjelaskan konsep ini lebih lanjut, yang mana untuk sementara
kita abaikan biaya.

Perhatikan bahwa gambar bagi pasar I berada disebelah kiri. Apabila


monopolis ingin memproduksi sebanyak q1q2, ia akan menjual sebanyak Oq1
di pasar I dan Oq2 di pasar II, di mana MR ditiap-tiap pasar sama (r).
Misalkan kita mengurangi penjualan di pasar I sebanyak 1 satuan, perusahaan
kehilangan MR sebanyak Aq1. Jika 1 satuan tersebut kemudian kita jual di
pasar II maka MR nya lebih kecil dari Aq, (yaitu sebesar Cq’2). Adalah lebih
2 menguntungkan bila perusahaan tidak mengurangi penjualannya di pasar I
untuk kemudian dijual di pasar II.
Apabila kita memasukkan unsur biaya ke dalam analisa ini, maka
persoalannya ialah menyamakan I MR dengan MC dan dengan cara demikian
diperoleh MR yang sama dimasing-masing pasar. Gambar 5.8. di atas kita
gambarkan kembali dalam satu kwadran yang kita gabungkan dengan kurva-
kurva biaya. Kurva EMR diperoleh dengan cara menjumlahkan kedua
kurva MR secara horisontal.

Gambar 5.9.

Produksi total adalah Oq yang akan dijual di dua pasar. Di pasar I


monopolis menjual sebanyak q, dengan harga p, per satuan dan di pasar 11
menjual q2 dengan harga p2 per satuan. Kita bisa lihat bahwa di pasar I yang
mempunyai kurva permintaan kurang elastis, harga lebih tinggi dibanding di
pasar II yang lebih elastis. MR dikedua pasar adalah r. Dari pasar I
monopolis memperoleh keuntungan p1c X Oq1 sedangkan dari pasar II
diperoleh p2c X Oq2.
Diskriminasi harga sering kita jumpai dalam industri-industri "public
utility". Pada perusahaan-perusahaan listrik biasanya memisahkan pasar ke
dalam 2 kelompok: konsumen komersial dan konsumen rumah tangga.
Dengan menggunakan meteran yang berbeda untuk tiap-tiap kelompok
konsumen, perusahaan clapat mempertahankan terpisahnya pasar. Konsumen
komersial biasanya dipungut harga yang lebih rendah, karena baginya tersedia
substitusi listrik yang lebih banyak daripada konsumen rumah tangga, dengan
demikian kurva permintaannya lebih elastis daripada kurva permintaan listrik
konsumen rumah tangga. Contoh lainnya ialah dalam perclagangan luar
negeri. Barang-barang yang dijual keluar negeri bisa lebih rendah
daripada harga
barang yang sama di dalam negeri. Walaupun penjual adalah seorang
monopolis di pasar dalam negeri, tapi di luar negeri monopolis mempunyai
saingan dari negara-negara lain. Adanya barang-barang substitusi bagi
produk tersebut di pasar dunia akan menambah elastisitas kurva permintaan
luar negeri yang dihadapi. Dengan demikian elastisitas kurva permintaan
untuk pasar luar negeri biasanya lebih besar daripada untuk pasar dalam
negeri. Dalam hal ini antara kedua pasar clipisahkan oleh biaya pengangkutan
dan rintangan-rintangan tariff. Selain diskriminasi harga derajat ketiga,
sebenarnya masih ada diskriminasi derajat kedua dan diskriminasi derajat
pertama atau diskriminasi sempurna, yang ticlak dibahas dalam buku
pengantar ini.

5.7 Penilaian Pasar Monopoli Murni


Para ahli ekonomi mengakui bahwa monopoli murni berproduksi
secara tidak efisien dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang
langka. Untuk mengerti mengapa demikian, marilah kita bandingkan
pemecahan keseimbangan jangka panjang dalam monopoli murni dengan
dalam persaingan murni. Kita ingat bahwa dalam persaingan murni tiap-tiap
perusahaan menghasilkan pada titik minimum AC, menerima keuntungan
normal dan menjual barangnya pada harga sama dengan MC nya. Dalam
monopoli murnipun bisa terjadi bahwa monopolis berproduksi pada titik
minimum AC atau hanya memperoleh keuntungan normal saja.
Dalam kasus ini, monopolis menghasilkan pada AC menyinggung
kurva permintaannya dan MR = MC (lihat Gambar 5.10). Jumlah yang
diproduksi dengan demikian adalah qo, dengan harga adalah po per satuan.
Pada output tersebut AC = c = po) yang berarti perusahaan hanya
memperoleh keuntungan normal dalam jangka panjang. Dalam hal ini
perusahaan memproduksi di atas titik minimum AC. Dengan demikian bagi
monopolis akan menghasilkan pada minimum AC atau hanya menerima
keuntungan normal, karena kurva AC yang berbentuk U tidak mungkin bisa
bersinggungan dengan kurva permintaan yang menurun pada titik
minimumnya. Oleh karena itu, dibanding dengan persaingan murni, monopoli
menggunakan lebih banyak sumber-sumber per satuan output, yang berarti
berproduksi secara lebih boros.

5- Strutur Pasar
2020
Keseimbangan jangka panjang (P = MC) yang merupakan ciri lain dari
pasar persaingan murni tidak pernah terjadi dalam monopoli murni. Selama
monopolis ingin memaksimumkan keuntungan (menghasilkan pada M
R=IVIC), harga akan lebih tinggi daripada MC (lihat Gambar 5.7. dan
Gambar
5.10 di mana po > mc). Berarti terjadi eksploitasi terhadap konsumen bila
harga lebih tinggi daripada MC. Eksploitasi ini juga terjadi terhadap pemilik
faktor-faktor produksi yang digunakan. Misalnya faktor produksi buruh, di
mana dibayarkan upah yang lebih rendah dari sumbangannya bila
dinilai dengan harga pasar bagi output.

5.8 Aturan-aturan dalam monopoli


Dari uraian di atas mungkin kita mempunyai kesan yang kurang balk
mengenai monopoli murni dan oleh karena itu perlu dilakukan pengaturan
terhadap monopolis. Paling tidak ada dua cara pengaturan monopoli oleh
pemerintah, yaitu melalui pengaturan harga dan perpajakan.

5- Strutur Pasar
2121
1. Pengaturan harga.
Persoalannya adalah menentukan harga yang menclorong monopolis
untuk memproduksi jumlah yang paling besar sesuai dengan biaya-
biayanya dan permintaan konsumen.

Seandainya tidak ada pengaturan harga, monopolis akan mempro-


duksi sebanyak qo dengan harga po per satuan agar keuntungannya
maksimum. Apabila pemerintah menetapkan harga maksimum sampai pl, di
mana kurva MC memotong kurva permintaan, maka berarti kurva permintaan
yang dihadapi monopolis menjadi p, AD. Berubahnya kurva permintaan
tersebut dengan sendirinya juga akan merubah kurva MR menjadi pABC.
Dengan demikian monopolis akan memproduksi sebanyak q, agar
keuntungannya tetap maksimum. Dan dengan ditetapkannya harga maksimum
tersebut maka output qo tidak lagi memaksimumkan keuntungan karena M R
> MC.
Pengaturan harga oleh pemerintah ini bisa menghilangkan
"kejelekan" monopoli murni berupa eksploitasi, karena konsumen sekarang
hanya membayar sebanyak MC nya,.dan buruh dibayar sesuai dengan
besarnya sumbangan (berupa output) yang dinilai dengan harga pasar.

5- Strutur Pasar
2222
2. Perpajakan.
Pengaturan monopole dapat pula dilakukan oleh pemerintah melalui
pemungutan pajak agar monopolis tidak menerima seluruh keuntungannya.
Dua macam sistem pajak dapat diterapkan terhadap monopolis :

2.1. Pajak tetap per satuan output (Specific tax). jenis pajak ini
merupakan biaya variabel bagi perusahaan, dengan demikian kurvakurva AC
dan MC bergeser ke atas sebesar jumlah pajak yang dikenakan (Iihat Gambar
5.12.).

Sebelum dikenakan pajak monopolis menghasilkan sebanyak qo dan


menjual dengan harga po, sehingga diperoleh keuntungan lebih PoCo per
satuan. Dengan adanya pajak AC naik menjadi ACI, sehingga jumlah
produksi turun ke q, dengan harga p1, keuntungan sekarang p1c1 yang lebih
kecil Dari sebelum adanya pajak. Pajak ini pada akhirnya ditanggung berdua:
konsumen dan produsen. Konsumen menanggung dalam bentuk kenaikan
harga yang mereka beli (sebanyak p1 po per satuan). Sedangkan yang
dibayar oleh produsen sebesar pajak itu sendiri dikurangi p, po. Jadi,
baik konsumen maupun monopolis sama-sama menanggung kerugian dengan
adanya pajak tetap per satuan: konsumen berupa naiknya harga yang harus
dibayar dan output yang lebih rendah, monopolis berupa penurunan
keuntungan.
5- Strutur Pasar
2323
2.2. Lump sum tax, yang dibebankan tanpa memperhatikan jumlah yang
diproduksi. Pajak ini mirip biaya tetap, dengan demikian hanya kurva AC
yang berpindah ke atas, sedangkan kurva MC tetap tidak berubah. Akibatnya
harga dan jumlah yang diproduksi tetap pada po dan qo (lihat Gambar 5.13).

Dalam kasus pengenaan jenis pajak ini keuntungan juga turun


dari PoCo menjadi PoC1, per satuan. Bedanya, dibanding dengan specific
tax, pajak ini ditanggung seluruhnya oleh perusahaan sendiri. Monopoli tidak
bisa melimpahkan sebagiannya kepada konsumen. Seluruh keuntungan lebih
dari monopolis dapat diambil melalui pajak ini tanpa mempengaruhi harga
dan jumlah yang akan diproduksi.
Dari ketiga cara pengaturan monopoli di atas, ditinjau dari segi
kepentingan masyarakat, kiranya pengaturan harga merupakan cara yang
paling baik karena output yang dijual lebih banyak dan dengan harga lebih
murah. Dalam hal ini eksploitasi (balk terhadap konsumen maupun pemilik
faktor produksi) dapat ditiadakan.

5.9 Persaingan Monopolistis


Persaingan monopolistis adalah suatu bentuk pasar di mana terdapat
banyak penjual, masing-masing menjual suatu macam produk tertentu yang
dengan suatu cara diperbedakan antara satu penjual dengan penjual lainnya,
yaitu terdapat unsur-unsur diferensiasi produk. Perbedaan ini bisa berupa
merk, warna, bungkus atau pelayanan penjualan. Dengan demikian
dalam
5- Strutur Pasar
2424
model pasar ini terdapat suatu derajat kekuasaan monopoli (betapapun
kecilnya), dan oleh karena itu kurva permintaan yang dihadapi perusahaan
mempunyai kemiringan negatif. Tetapi jumlah penjual sedemikian rupa
banyaknya sehingga tindakan-tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai
pengaruh yang berarti terhadap penjual lainnya, dan sebaliknya. Oleh karena
itu, kurva permintaan yang dihadapi oleh masing-masing penjual sangat
elastic. Artinya, banyak substitusi yang baik atas produk yang dihasilkan
sebuah perusahaan.

5.10 Penentuan Harga dan jumlah Output

Model persaingan monopolistis adalah mirip dalam pasar persaingan


murni. Dalam pasar ini perusahaan mungkin dapat memperoleh keuntungan
normal, atau keuntungan lebih, bahkan mungkin menderita rugi, tapi
mudahnya masuk ke dalam industri menjamin hanya diperolehnya
keuntungan normal dalam jangka panjang. Dengan demikian, selama tidak
ada dua perusahaan yang menjual barang yang persis sama, maka harga-
harga juga tidak akan sama dalam satu industri.
Gambar 5.14. di atas menunjukkan bagaimana keseimbangan per-
usahaan jangka pendek ditentukan dalam persaingan monopolistis. Kurva
permintaan mempunyai kemiringan negatif selama perusahaan tidak
kehilangan seluruh konsumen apabila harga barang meningkat dan is
harus menurunkan harga untuk bisa memperoleh tambahan konsumen.
Dalam hal
5- Strutur Pasar
2525
biaya, tidak hanya menyangkut biaya-biaya produksi saja (sebagaimana
dalam persaingan murni), tapi juga termasuk biaya-biaya yang dikeluarkan
dalam usaha untuk membedakan barangnya dari barang-barang buatan
perusahaan lain (yang menyebabkan pasar ini berbentuk persaingan
monopolis). Termasuk dalam biaya-biaya tersebut adalah biaya iklan dan
promosi, biaya perbaikan teknis, biaya pelayanan, dan sebagainya. Dengan
demikian perusahaan mengharap keuntungan maksimum dengan
memproduksi sebanyak clo, dijual seharga po per satuan (yaitu pada MR =
MC); keuntungan yang bisa diperoleh adalah poc X qo .
Namun dalam jangka panjang keuntungan lebih akan mengundang
perusahaan-perusahaan lain untuk masuk kedalam industri dan perusahaan-
perusahaan yang telah ada untuk memperluas kapasitas pabriknya. Biasanya
tidak ada hambatan-hambatan untuk masuk kedalam industri pada pasar
persaingan monopolistis. Selama semua barang merupakan substitusi yang
balk bagi masingmasing lainnya, pasar akan dibagi-bagi di antara lebih
banyak perusahaan. Artinya, kurva permintaan perusahaan atau kurva
permintaan penjual perseorangan akan bergeser kesebelah kiri.
Dilain pihak, usaha memperbesar diferensiasi produk biasanya akan
menyebabkan kurva-kurva AC dan MC bergeser ke atas (increasing cost
industry). Demikian, keduanya bekerja sampai seluruh keuntungan lebih yang
mula-mula dinikmati masing-masing perusahaan menjadi habis. Gambar
5.15. memberikan pemecahan keseimbangan perusahaan dalam jangka
panjang, di mana perusahaan menghasilkan q, (yang lebih kecil dari q.),
sedangkan harga menjadi p, (yang lebih tinggi daripada dalam jangka
pendek). jadi, apabila tidak ada hambatan-hambatan bagi perusahaan baru
untuk masuk, dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan hanya menerima
keuntungan normal (seperti halnya dalam persaingan murni).
Gambar 5.15. Keseimbangan Perusahaan Dalam jangka Panjang

5.11 Penilaian Pasar Persaingan Monopolistic


Menurut Chamberlin, persaingan monopolistis merupakan bentuk
pasar yang realistic dan dengan demikian cocok untuk digunakan dalam
menganalisa banyak industri yang ada. Persaingan monopolistis digambarkan
sebagai suatu pasar dengan begitu banyak penjual dimana masing-masing
penjual tidak saling memperhatikan tindakan dari lawan-lawannya. Tapi
dalam kenyataan sering terjadi perusahaan-perusahaan melakukan reaksi satu
sama lain dan mengantisipasi tindakan-tindakan lawan. Pertanyaan yang bisa
kita ajukan adalah mana yang lebih balk antara monopolistis dengan
persaingan murni; atau, mana yang lebih besar memberikan kesejahteraan
konsumen. Bila kita bandingkan antara keduanya, perusahaan dalam
persaingan monopolistis bekerja tidak seefisien seperti dalam persaingan
murni. Dalam jangka panjang, harga lebih tinggi dan output lebih seclikit
dalam persaingan monopolistis. MR di bawah harga, dan output tidak akan
dihasilkan pada minimum AC sebagaimana dalam persaingan murni dan
perusahaan akan mempunyai kelebihan kapasitas. Bila melihat alasan-alasan
di atas, banyak ahli ekonomi menilai bahwa pasar persaingan murni
merupakan bentuk pasar yang ideal.
Dengan demikian, dalam pasar persaingan monopolistis terjadi
pemborosan cumber-cumber dan konsumen membayar dengan harga lebih
tinggi (dibanding apabila barang tersebut dihasilkan oleh perusahaan-
perusahaan dalam persaingan murni). Akan tetapi ada pendapat bahwa
sebenarnya pemborosan tersebut tidaklah 10 terbuang dengan sia-sia, karena
konsumen menerima imbalan berupa tersedianya bermacam-macam mutu,
model, warna dari barangbarang yang dihasilkan persaingan
monopolistis. Konsumen bisa memilih barang-barang yang dikehendaki
sesuai dengan selera dan uang yang dimiliki, sehingga memberikan kepuasan
tersendiri. Apabila barang-barang tadi dihasilkan oleh pasar persaingan
murni, maka tidak ada pilihan lagi bagi konsumen karena barang-barang
adalah persis sama atau homogin (baca sub bab Persaingan Murni). Jadi,
ditinjau dari segi ini tampaknya persaingan monopolistis memberikan
kesejahteraan masyarakat lebih baik.

5.12 Oligopoli
Oligopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya ada beberapa
perusahaan dari produk tertentu. Pengertian "beberapa" tidaklah dapat
dengan mudah ditentukan berapa jumlahnya tetapi masing-masing perusahaan
merasa saling tergantung satu sama lain. Perusahaan dalam oligopoli akan
mengadakan reaksi apabila lawannya melakukan suatu tindakan yang
mempengaruhi keadaan pasar, dan reaksi tersebut pada gilirannya juga
menimbulkan reaksi kembali bagi perusahaan-perusahaan lainnya.
Dengan demikian sebuah perusahaan mempunyai kedudukan yang cukup
penting dalam pasar sehingga perubahan-perubahan dalam kegiatan pasarnya
mempunyai akibat bagi perusahaan yang lain. Menyadari saling
ketergantungan itu, seorang oligopolis tidak akan merubah harga atau mutu
barangnya atau melakukan advertensi tanpa mempertimbangkan
kemungkinan-kemungkinan reaksi dari lawan-lawannya. Perang harga
mungkin akan selalu terjadi pada bentuk pasar ini. Hanya industri yang sudah
matang saja menyadari kerugian yang diakibatkan perang harga, sehingga
persaingan akan menjurus pada persaingan bukan pada harga (non-price
competition).
Dalam oligopoli, mungkin beberapa perusahaan raksasa mendominasi
industri. Lebih lanjut, perusahaan-perusahaan dalam satu industri mungkin
menjual barang-barang yang hampir identik (tanpa diferensiasi produk),
seperti industri aluminium, baja, sedangkan industri lainnya mungkin
menghasilkan diferensiasi produk, seperti industri sabun, susu dan
sebagainya. Penggolongan ini mempunyai arti penting dalam menganalisa
pasar yang oligopolistis. Semakin besar tingkat diferensiasi produk,
perusahaan semakin tidak tergantung pada kegiatan perusahaan-perusahaan
lainnya, yang berarti
lebih mudah menggambarkan kurva permintaan yang dihadapi. Hal ini
karena dalam oligopoli dengan diferensiasi produk, reaksi-reaksi dari
perusahaan- perusahaan lawan lebih mudah diperkirakan. Dalam
menggambar kurva permintaan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan,
tergantung pada kegiatan- kegiatan pasar perusahaan lainnya dalam industri
itu dan pada reaksi mereka terhadap tindakan perusahaan tersebut.
Para ahli ekonomi pada umumnya hanya berbicara tentang empat
bentuk pasar utama: persaingan murni, monopoli murni, persaingan
monopolistic dan oligopoli. Dalam semua bentuk pasar itu para. penjual
memperhatikan respon pembeli, tapi hanya dalam oligopoli para penjual juga
memperhatikan respon lawan-lawannya. Di dalam ketiga pasar yang disebut
terdahulu, kurva-kurva permintaannya diturunkan dari data tentang
konsumen. Tapi dalam oligopoli hal itu belum cukup. Seorang
oligopolis memperkirakan permintaan juga tergantung pada reaksi apa yang
akan dilakukan lawan-lawannya terhadap perubahan harga yang diambil. Ini
memang sulit diramalkan, tapi penting bagi kita untuk bisa membuat kurva
permintaannya.

5.13 Kurva Permintaan Yang Patah


Pada akhir tahun 1930 an beberapa ahli ekonomi memperkenalkan
suatu teori harga dalam industri yang oligopolistis yang percaya adanya kurva
permintaan yang patah (kinked demand curve). Kurva permintaan ini
memang patah ke dalam pada harga yang berlaku. Latar belakang dari
bentuk kurva yang demikian adalah bahwa perusahaan-perusahaan lawan
akan ikut atau bahkan menurunkan harga lebih rendah lagi untuk
mempertahankan bagian mereka di pasar apabila satu perusahaan menurunkan
harga
Tapi apabila perusahaan menaikkan harga, perusahaan-perusahaan
lainnya tidak akan mengikuti atau kalau ikut, mereka hanya menaikkan harga
sedikit saja. Dengan demikian perusahaan tidak dapat mengharapkan
kenaikan permintaan yang cukup banyak dari penurunan harga barangnya.
Sedangkan apabila perusahaan menaikkan harga, maka ia akan banyak
kehilangan langganannya karena konsumen akan berpindah ke perusahaan-
perusahaan lain yang kini harganya menjadi relatif murah.
Gambar 5.76. Kurva Permintaan Oligopoli Yang Patch

Gambar di atas memperlihatkan kurva permintaan yang patah sebagai


yang mungkin terjadi pada sebuah perusahaan dalam industri yang
oligopolistis. Harga yang terjadi mula-mula adalah p 0' Apabila perusahaan
menurunkan harga menjadi p,, perusahaan-perusahaan lainnya akan
mengikuti menurunkan harga dan bahkan mungkin dengan harga yang lebih
rendah lagi. jumlah yang bisa dijual meningkat hanya sebanyak qoql . Di sini
terjadi perang harga di antara perusahaan-perusahaan yang ada. Kalau ia
menaikkan harga ke p2 di mana pop, = pop2, jumlah yang dapat dijual turun q
oq2 yang jauh lebih banyak dari q 0 q,. Seperti sudah disinggung di muka, hal
ini disebabkan perusahaan-perusahaan lawan tidak mengikuti jejaknya
untuk menaikkan harga.
Kurva permintaan yang patch seperti itu menjelaskan tentang
kekakuan harga, yaitu harga cenderung untuk tidak berubah. Kurva
permintaan yang demikian terjadi pada industri yangsudah matang,
dengan atau tanpa adanya diferensiasi produk. Perusahaan-perusahaan
menyadari bahwa perang harga di antara mereka akan membawa kerugian
bersama, sehingga yang terjadi adalah non-price competition, seperti perang
iklan, pemberian hadiah, dan sebagainya. Persaingan yang demikian
dimaksudkan bisa menggeser kekanan kurva permintaan yang dihadapi
perusahaan. Bentuk persaingan non-harga lainnya yang sedang menjadi mode
adalah dengan memberikan keringanan-keringanan pembayaran secara kredit,
atau kelonggaran tukar tambah, atau pemberian potongan harga bila dibayar
secara
5- Strutur Pasar
3030
kontan, atau pelayanan purna jual (after sales service), seperti yang
banyak terjadi pada penjualan kendaraan bermotor.

5.14 Penyesuaian Dalam jangka Panjang

Strategi memaksimumkan keuntungan dalam oligopoli juga dijalankan


dengan menyamakan MC dengan MR nya dalam jangka pendek.
Apabila kemudian perusahaan memperoleh keuntungan lebih,
sebagaimana dalam pasar persaingan murni, dalam jangka panjang
perusahaan-perusahaan lain akan berusaha masuk ke dalam industri dan
perusahaan-perusahaan yang ada akan memperluas kapasitas pabriknya.
Dalam hal yang terakhir, perusahaan- perusahaan yang ada akan
menghasiIkan output dengan AC yang sesedikit mungkin, yaitu dengan
membuat Skala perusahaan yang kurva AC jangka pendeknya menyinggung
kurva AC jangka panjang pada output itu. Sedangkan mengenai kemungkinan
masuknya perusahaan-perusahaan lain ke dalam industri itu tergantung pada
sampai seberapa jauh rintangan-rintangan yang ada mampu menghalangi
perusahaan-perusahaan potensial. Apabila jalan masuk ke dalam industri
mudah, maka bentuk pasar oligopoli mungkin tidak bisa dipertahankan lagi.
Oleh karena itu perusahaan-perusahaan yang ada akan selalu berusaha
merintangi masuknya perusahaan-perusahaan potensial ke dalam industri.
Rintangan-rintangan itu dapat dibagi ke dalam 4 kategori yaitu:
(1) Kebutuhan modal
(2) Diferensiasi produk
(3) Perbedaan biaya absolut
(4) Economies of scale.
Rintangan kebutuhan modal berupa jumlah modal yang diperlukan
guna memperoleh barang-barang kapital (pabrik dan peralatan) bagi
perusahaan baru untuk bisa bersaing secara memadai dengan perusahaan-
perusahaan yang telah ada dalam suatu industri. Misalnya, untuk memasuki
industri mobil atau semen diperlukan modal yang sangat besar atau Skala
perusahaan yang besar dan kompleks.
Rintangan yang kedua menyangkut diferensiasi produk. Semakin
tinggi tingkat diferensiasi produk berarti semakin besar rintangan untuk
masuk ke dalam industri. Sebagai contoh, perusahaan baru yang
menghasilkan seng mungkin tidak menemui banyak kesulitan dalam menjual
produknya dibanding apabila perusahaan tersebut akan memproduksi pasta
gigi
5-
atau sabun cuci Strutur Pasar
3131
deterjen. Konsumen biasanya sudah menerima merk-merk tertentu dari pasta
gigi atau barang-barang lain yang merupakan diferensiasi produk dan sulit
untuk mencoba produk baru yang belum diketahui. Untuk bisa diterima oleh
konsumen, produk-produk baru yang mempunyai tingkat diferensiasi produk
tinggi seringkali harus memberikan sampel-sampel secara gratis kepada para
konsumen, mempromosikan hasil produksinya secara gencar, bahkan kadang-
kadang memberikan potongan harga. Tapi itu semua membutuhkan biaya
ekstra yang tidak sedikit.
Perbedaan biaya absolut antara perusahaan-perusahaan yang sudah ada
dalam suatu industri dengan perusahaan-perusahaan yang ingin masuk ke
dalam industri (perusahaan potensial) merupakan rintangan untuk masuk.
Karena pengalamannya, perusahaan yang ada mungkin bisa menghasilkan
produk dengan biaya rata-rata yang lebih rendah dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan potensial, sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar
5.17. Bagi perusahaan-perusahaan yang telah ada mungkin mempunyai
lokasi
bahan-bahan mentah yang dibutuhkan untuk produksi yang strategic, atau
mereka bisa memperoleh pinjaman jangka panjang dengan tingkat bunga
yang rendah dibanding dengan perusahaan-perusahaan baru. Bagi perusahaan
baru, mungkin juga harus membayar/membeli mahal manajer puncak atau
teknisi yang ahli untuk bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang
sudah mapan. Dengan kata lain, perusahaan-perusahaan yang ada sering bisa
ber- operasi secara lebih efisien dibanding perusahaan potensial.

5- Strutur Pasar
3232
Economies of scale sebagai rintangan masuk. Economies of scale,
sebagaimana dijelaskan sebelumnya adalah berapa output harus diproduksi
oleh sebuah perusahaan agar dapat mencapai biaya rata-rata cukup rendah
untuk bisa bersaing. Apabila perusahaan baru harus menghasilkan persentase
yang sangat besar dari output total dalam industri agar bisa mencapai biaya
rata-rata yang cukup rendah, hal itu bisa menimbulkan tambahan penawaran
(supply) yang sangat banyak dalam industri, dan dengan permintaan yang
tetap akan menyebabkan harga keseimbangan menjadi turun. Harga yang
lebih rendah jelas akan merugikan bukan saja bagi perusahaan-perusahaan
yang telah ada tapi juga bagi perusahaan baru itu sendiri, karma dengan
demikian keuntungan akan berkurang, bahkan bisa hilang sama sekali.
Rintangan-rintangan di atas bisa digolongkan sebagai rintangan-
rintangan natural. Di samping rintangan-rintangan natural, ada rintangan-
rintangan buatan (artificial).
1. Rintangan yang dibuat atau didukung oleh pemerintah. Misalnya
pemberian hak patent terhadap suatu macam produk atau cara
produksi tertentu.
2. Dengan menguasai atau mengawasi bahan-bahan mentah yang
diperlukan untuk menghasilkan produk oleh perusahaan-perusahaan
yang telah ada.
3. Politik harga yang dibuat perusahaan-perusahaan yang telah ada
dalam industri, yaitu dengan cara mengancam akan menurunkan
harga yang cukup untuk menghilangkan keuntungan lebih apabila
ada perusahaan baru masuk ke dalam industri itu. Dengan adanya
perang harga tersebut juga akan memberikan suasana yang tidak
menentu tentang kemungkinan diperolehnya keuntungan, sehingga
perusahaan-perusahaan potensial akan berpikir dua kali untuk masuk.

5.15 Price Leadership


Price leadership atau kepemimpinan harga adalah keadaan di mana
satu atau lebih perusahaan dalam suatu industri memprakarsai perubahan
harga, dan sebagian terbesar atau semua perusahaan yang lain dalam industri
itu mengikutinya. Dengan demikian tidak ada persaingan harga bila terdapat
price leadership dalam suatu industri. Price leadership sering ditemui dalam
industri- industri barang standar, dengan demikian masing-masing barang
mempunyai substitusi yang sangat balk. Dalam industri-industri seperti itu
perusahaan- perusahaan akan banyak kehilangan bagian pasarnya bila
mereka menjual
5- Strutur Pasar
3333
barangnya dengan harga lebih tinggi dari lawan-lawannya. Ada dua alasan
mengapa perusahaan-perusahaan mengikuti perusahaan pemimpin harga: (1)
karena adanya perusahaan yang dominan dalam suatu industri, (2) karena
adanya perusahaan yang mempunyai biaya lebih rendah dalam suatu industri.
Price leadership perusahaan dominan terjadi bila satu atau lebih
perusahaan dalam suatu industri begitu kuat dibanding perusahaan-perusahaan
lainnya. Untuk dapat dijadikan perusahaan pemimpin harga, perusahaan harus
menghasilkan dengan persentase yang cukup besar dari total output industri,
sisa output industri dihasilkan oleh sejumlah besar perusahaan-perusahaan
kecil, dan semua perusahaan harus menjual barang-barang yang mendekati
barang homogin. Dengan kondisi-kondisi seperti itu masing-masing
perusahaan kecil akan bertindak seperti sebuah perusahaan dalam persaingan
murni; is tidak dapat mempengaruhi harga dan dengan demikian menerima
harga yang terjadi dalam industri. Dengan kata lain, perusahaan-perusahaan
kecil percaya bahwa mereka tidak akan dapat menjual pada harga, yang lebih
tinggi dari yang telah ditetapkan oleh perusahaan dominan, dan mereka dapat
menjual berapapun jumlah yang is inginkan pada harga yang berlaku. Harga
ditentukan oleh perusahaan dominan pada tingkat di mana akan memberikan
keuntungan yang maksimum baginya. Dengan demikian perusahaan dominan
menjadi pemimpin harga.
Price leadership juga bisa terjadi pada perusahaan yang mempunyai
biaya produksi paling rendah. Dalam hal ini timbul pertentangan
kepentingan tentang harga yang akan ditetapkan. Tapi karena perusahaan
yang mempunyai biaya rendah dapat menjual barangnya dengan harga yang
lebih rendah daripada yang bisa dijual oleh perusahaan-perusahaan
dengan biaya lebih tinggi, maka tidak ada pilihan lain bagi perusahaan-
perusahaan dengan biaya tinggi untuk menjual barangnya dengan harga yang
ditetapkan oleh perusahaan dengan biaya rendah. Dengan demikian
perusahaan dengan biaya rendah menjadi pemimpin harga.

5.16 Price Leadership dan Kurva Permintaan yang Patch


Dalam pembicaraan kita mengenai oligopoli, menerangkan tentang
teori kurva permintaan yang patah (kinked demand curve) dari reaksi lawan.
Seperti telah disinggung, hal itu didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan-
perusahaan lawan akan mempunyai kecenderungan untuk mengikuti
penurunan harga dari perusahaan yang oligopolistis, tapi tidak akan mengikuti

5- Strutur Pasar
3434
bila harga dinaikkan. Sedangkan price leadership merupakan keadaan di
mana perusahaan-perusahaan akan mengikuti pemimpinnya balk untuk harga
naik maupun harga turun. Dengan demikian teori kurva permintaan yang
patah tidaklah relevan dengan price leadership. Kurva permintaan yang patah
hanya berlaku bagi penurunan harga. Apabila pada harga yang naik
perusahaan- perusahaan lain juga akan mengikuti sebagaimana terjadi apabila
harga turun, maka hal itu akan menghapuskan "patah"nya kurva permintaan
dan dengan demikian teori kurva permintaan yang patah tidak ada.

5.17 Model-model Oligopoli Lainnya


Dalam oligopoli, kita mengenai model Cournot. Dalam model ini,
apabila diasumsikan bahwa hanya ada dua perusahaan dalam satu industri
(dengan demikian duopoli), maka masing-masing perusahaan tersebut akan
menghasilkan 1/3 dari total output industri. Dalam membahas model
Cournot, kita bisa menggunakan kurvakurva reaksi (reaction curves). Di sini
kita perlu mengasumsikan bahwa masing-masing perusahaan
menganggap
output yang lain adalah tetap dan akan berusaha memaksimumkan
keuntungannya dari bagian pasar yang tersisa.

Dari gambar di atas dapat kita baca, yaitu apabila perusahaan I


menghasilkan 1/2, maka perusahaan II akan menghasilkan 3/4; Bila
perusahaan
5- Strutur Pasar
3535
I menghasilkan I , maka perusahaan II tidak memproduksi sama sekali; dan
bila

5- Strutur Pasar
3636
perusahaan I tidak memproduksi, maka perusahaan II akan memaksimumkan
keuntungan dengan menghasilkan 1/2. Ini berarti perusahaan II bereaksi
terhadap perusahaan I. Dari arch sebaliknya kita juga bisa membuat kurva re-
aksi perusahaan I terhadap perusahaan II. Titik perpotongan dari kedua kurva
reaksi merupakan titik Cournot (Augustin Cournot adalah orang yang
menyelidiki model ini). Misalnya perusahaan I menghasilkan sebanyak qj,
maka perusahaan II akan bereaksi dengan menghasilkan q2, yang pada
gilirannya perusahaan I bereaksi dengan memproduksi cl~ dan kembali
perusahaan II akan bereaksi dengan menghasilkan q2- Demikian seterusnya
sampai tercapai
ti-A Cournot. Sehingga dengan demikian pada titik Cournot terjadi
keseimbangan yang stabil, setiap gerakan menjauhi titik itu akan didorong
untuk kembali ke titik Cournot di mana masing-masing akan menghasilkan
1/3 dari total output industri. Model ini bisa dikembangkan untuk lebih dari
dua perusahaan yang bersaing. Apabila terdapat n perusahaan dalam
industri, maka masing-masing perusahaan akan menghasilkan 1/(n+1) dari
total output industri, atau, secara bersama-sama mereka menghasilkan
sebanyak n/(n+1) dari total output industri.
Model oligopoli yang lain adalah dari Bertrand. Pada model ini yang
tetap adalah harga lawan, bukan output sebagaimana diasumsikan dalam
model Cournot. Di sini diasumsikan bahwa semua perubahan harga bisa
terjadi dengan segera. Apabila faktor biaya kita abaikan, maka analisa dari
model Bertrand dapat kita lihat melalui gambar yang berikut (Gambar 5.19.)

Gambar 5.79. Model Bertrand


Misalkan perusahaan II mula-mula menetapkan harga pada p2, maka
perusahaan I akan bereaksi dengan memasang harga yang lebih rendah pada
p1. Hal ini akan menimbulkan reaksi pada perusahaan II dengan menurunkan
harga menjadi p2, dan perusahaan I kembali bereaksi dengan menetapkan
harga pada p'1. Akhirnya harga betul-betul didorong sampai pada tingkat
persaingan, yaitu nol dalam kasus ini. H arga keseimbangan ini adalah stabil,
seperti juga keseimbangan dalam model Cournot. Apabila ada gerakan harga
naik, harga akan didorong kembali ke nol. Model Bertrand di atas juga
menganggap hanya ada 2 perusahaan saja yang bersaing (kasus duopoli).
6 MASALAH POKOK EKONOMI MAKRO

Overview
Setelah mempelajari seluruh aspek dalam mikro ekonomi yang terdapat pada
bab sebelumnya maka perlu mengembangkan analisis perekonomian yang
lebih tajam dan menyeluruh agar dapat memahami masalah-masalah
perekonomian makro serta kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah
suatu negara untuk mengatasi masalah tersebut.

Tujuan
1. Mahasiswa memahami konsep dasar sifat keinginan manusia dan
faktor
produksi.
2. Mahasiswa memahami pokok permasalahan dalam
perekonomian.

6-1 Masalah Pokok Ekonomi Makro


Manusia baik secara individu dan secara bersama-sama
menghadapi banyak masalah ekonomi. Masalah-masalah ekonomi tersebut
timbul sebagai akibat dari tidak sesuainya jumlah kebutuhan manusia yang
senantiasa tidak terbatas dibandingkan dengan jumlah barang-barang dan
jasa-jasa yang tersedia atau dapat disediakan para pengusaha untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
Di lain pihak manusia tidak pernah merasa puas dengan apa yang
mereka peroleh dan mereka capai. Kalau keinginan-keinginan pada masa
lalu telah tercapai, maka berbagai keinginan baru akan timbul. Hal itu
akan berulang-ulang terjadi. Salah satu sifat penting dalam hidup manusia
adalah bahwa mereka akan selalu mempunyai keinginan untuk mencapai
kesejahteraan yang lebih tinggi daripada yang telah mereka capai
pada masa sekarang. Dalam masyarakat yang paling makmur sekali
pun, misalnya saja seperti di Eropa dan Amerika Serikat keinginan untuk
mencapai kesejahteraan yang lebih tinggi masih tetap ada.
Sementara itu faktor-faktor produksi yang dapat digunakan oleh
manusia untuk menyediakan atau menghasilkan berbagai alat pemuas
berbagai kebutuhan mereka sangat terbatas jumlahnya. Oleh karenanya
barang-barang dan jasa-jasa yang dapat di-ciptakan oleh faktor-faktor
produksi yang tersedia adalah jauh lebih sedikit daripada jumlah
kebutuhan-kebutuhan manusia. Kedua hal tersebut diatas yang
menyebabkan timbulnya berbagai masalah ekonomi di dalam masyarakat.

6.1 Faktor Produksi


Setelah kita membicarakan masalah ekonomi ada baiknya kita
menelaah penegertian faktor produksi. Hal ini perlu dilakukan oleh karena
faktor-faktor produksi merupakan faktor penentu aktivitas perekonomian
suatu negara.
Faktor-faktor produksi adalah benda-benda yang diciptakan oleh
manusia, atau yang disediakan oleh alam, dan dapat digunakan untuk
memproduksikan berbagai jenis barang dan jasa yang mereka butuhkan,
yaitu :
Tanah. Pengertian tanah sebagai faktor produksi adalah tanah yang
tampak dimuka bumi dan mencakup berbagai kekayaan alam yang terdapat
di muka bumi baik yang terkandung di atas maupun di dalam tanah, seperti
barang-barang tambang dan hasil-hasil hutan.

6-2 Masalah Pokok Ekonomi Makro


Tenaga kerja. Pengertian tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk
yang dapat digunakan dalam proses produksi termasuk juga keahlian -
keahlian yang miliki. Oleh karena itu tenaga kerja bukan saja diartikan
sebagai besarnya tenaga jasmani yang dapat digunakan dalam proses
produksi, tetapi juga meliputi kemampuan tenaga kerja yang ada untuk
berfikir dan bekerja. Melihat kepada kesanggupan mereka untuk bekerja
dan berfikir, tenaga kerja yang ada dalam masyarakat dapat dibedakan
dalam tiga golongan yaitu:
1. Tenaga kerja yang tidak terdidik
2. Tenaga kerja terlatih
3. Tenaga kerja terdidik
Modal. Pengertian modal adalah segala barang-barang yang
diciptakan oleh manusia dengan tujuan untuk menghasilkan barang-barang
atau jasa- jasa yang akan digunakan masyarakat suatu Negara. Dalam
pengertian yang lain modal dapat diartikan juga tabungan masyarakat yang
dapat digunakan untuk membeli saham-saham perusahaan dan obligasi-
obligasi Pemerintah, atau digunakan untuk spekulasi, atau dipinjamkan
kepada orang lain, sehingga tidak dimasukan dalam faktor produksi.
Keahlian keusahawanan. Pengertian keahlian keusahawanan adalah
kemampuan seseorang untuk menjalankan sesuatu perusahaan sehingga ia
dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Sehingga pada akhirnya melihat
dari fungsinya maka keahlian ini sering disebut juga keahlian manajemen
yang akan mengabungkan berbagai jenis faktor produksi untuk
menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan masyarakat.

6.2 Pokok Permasalahan dalam Perekonomian


Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas lagi
inti pokok permasalahan dalam perekonomian dibedakan menjadi enam
masalah pokok yaitu:
1. Barang-barang dan jasa-jasa yang harus
diproduksi?
2. Bagaimanakah cara terbaik untuk memproduksi dan gabungan faktor-
faktor produksi apa yang harus digunakan untuk menghasilkan barang
- barang dan jasa-jasa tersebut?
3. Bagaimanakah pendapatan masyarakat didistribusikan untuk mencapai
kesejahteraan seluruh?
4. Bagaimanakah cara menggunakan faktor-faktor produksi yang paling
efisien?
6-3 Masalah Pokok Ekonomi Makro
5. Bagaimanakah mengatasi masalah kenaikan harga yang selalu
terjadi?
6. Bagaimanakah usaha yang harus dijalankan agar dapat bertahan
sepanjang masa?
Menentukan jenis barang-barang yang diproduksi. Mengingat
banyaknya jumlah kebutuhan manusia, sedangkan jumlah barang-
barang dan jasa-jasa yang dapat diciptakan oleh faktor-faktor produksi
yang tersedia terbatas, masyarakat harus membuat pilihan untuk
menentukan jenis barang-barang dan jasa-jasa yang harus mereka hasilkan.
Dalam mengatasi masalah ini masyarakat harus mempertimbangkan dua
hal yaitu:
(i) menentukan jenis barang-barang dan jasa-jasa yang harus
dihasilkan dan
(ii) menentukan jumlah produksi dari setiap jenis barang
tersebut.
Menentukan teknik produksi. Untuk menghasilkan sesuatu barang
biasanya ada beberapa cara yang dapat digunakan. Cara yang paling sesuai
untuk dijalankan di dalam sesuatu masyarakat tergantung kepada kondisi
keadaan masyarakat tersebut. Produktivitas akan tercapai bila cara dan
teknologi yang digunakan tepat walaupun teori mengatakan bahwa
teknologi mampu menghasilkan barang dalam jumlah besar dan
kualitas baik tetapi pada kenyataannya tidak demikian, bahkan sering kali
memakan biaya yang jauh lebih besar.
Penawaran tenaga kerja juga dapat mempengaruhi susunan
penggunaan faktor-faktor produksi yang tersedia. Seperti di negara-negara
maju lainnya kegiatan pertanian misalnya dilakukan dengan alat -alat
yang modern. Langkah seperti itu dijalankan karena tenaga kerja sektor
pertanian sukar diperoleh dan biayanya sangat tinggi serta tanah
garapannya sangat luas. Di negara-negara berkembang, di mana pada
umumnya luas tanah yang dimiliki oleh para petani tidak luas dan tenaga
kerja mudah diperoleh, penggunaan mesin yang sangat mo dern seperti di
negara-negara maju tidak akan selalu menyebabkan proses produksi
menjadi lebih efisien.
Menentukan bentuk distribusi pendapatan. Proses produksi akan
menciptakan pendapatan kepada berbagai faktor produksi yang digunakan.
Para pekerja menerima upah, para pemilik modal menerima keuntungan
dan bunga, para manager-manager perusahaan menerima analisa ekonomi
mencoba menerangkan bagaimana pendapatan dari berbagai faktor
6-4 Masalah Pokok Ekonomi Makro
produksi ditentukan. Dalam teori makro ekonomi dicoba diterangkan
faktor-faktor yang menentukan tingkat upah, faktor-faktor yang
menentukan tingkat bunga, dan juga faktor-faktor yang akan menentukan
keuntungan para pengusaha.
Mempertinggi efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi.
Setelah diamati dari berbagai keadaan yang ada di dalam setiap
perekonomian dapat dilihat bahwa faktor-faktor produksi tidak selalu
digunakan secara efisien hal ini tampak dari masih banyaknya pe
nggunaan faktor produksi secar berlebihan dan masih banyaknya faktor
produksi yang menganggur. Ini merupakan pertanda bahwa perekonomian
tidak menggunakan faktor-faktor produksi yang dimilikinya secara efisien.
Ketidakefisienan ini menyebabkan produksi yang diciptakan dalam negara
itu jumlahnya lebih rendah daripada apabila faktor-faktor produksi yang
tersedia sepenuhnya digunakan. Oleh sebab itu adalah wajar apabila
masalah ketidakefisienan dalam penggunaan faktor-faktor produksi dapat
diatasi. Langkah seperti itu akan mempertinggi tingkat kesejahteraan
masyarakat, karena lebih banyak pendapatan dan kesempatan kerja akan
dapat diciptakan.
Menentukan sebab dan cara mengatasi masalah kenaikan harga -
harga. Ketidakefisienan penggunaan faktor-faktor produksi dapat juga
menyebabkan masalah kenaikan harga-harga atau inflasi. Sejak berabad-
abad yang lalu telah disadari bahwa masalah kenaikan harga-harga
menimbulkan akibat-akibat yang tidak menguntungkan kepada
masyarakat. Perubahan harga-harga ke tingkat yang lebih tinggi dapat
menghambat berkembangnya kegiatan produksi. Di samping itu para
pekerja akan mengalami penyusutan pendapatan riil dan para penabung
mengalami penyusutan dalam nilai tabungan mereka. Akibat-akibat yang
tidak menguntungkan seperti ini, yang ditimbulkan oleh kenaikan harga-
harga, menyebabkan para ekonom menaruh perhatian kepada masalah
tersebut, yaitu apa yang menyebabkan kenaikan harga-harga. Salah satu
diantaranya adalah fakor inflasi yang akan menyebabkan masalah
pengangguran .
Mempertinggi efisiensi penggunaan tambahan faktor produksi.
Penggunaan faktor produksi akan selalu bertambah seiring dengan semakin
berkembangnya jaman. Pertambahan penduduk yang terjadi setiap waktu
menyebabkan bertambahannya jumlah tenaga kerja yang mengakibatkan
perkembangan dalam penawaran tenaga kerja. Pada beberapa negara
pertambahan penduduk bisa mencapai 5 persen per tahunnya.
Pertambahan penduduk yang cepat ini dengan sendirinya mengakibatkan
6-5 Masalah Pokok Ekonomi Makro
penambahan tenaga kerja yang cepat pula. Oleh karena itu perekonomian
setiap negara harus memikirkan bagaimana membuka lapangan pekerjaan
dengan memanfaatkan sebaik-baiknya tenaga kerja yang bertambah terus
tersebut.
Jenis faktor produksi lain yang selalu bertambah dari masa ke
masa adalah alat-alat modal. Sebagai akibat dari dilakukannya
investasi pada sesuatu masa tertentu, pada masa berikutnya jumlah alat
-alat modal akan menjadi bertambah besar. Oleh karenanya kesanggupan
perekonomian itu untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa
menjadi bertambah tinggi. Akan tetapi tidak selalu alat-alat modal yang
bertambah ini dapat secara penuh digunakan. Sering sekali alat-alat modal
yang digunakan adalah lebih rendah daripada yang tersedia.
Menghadapi keadaan seperti ini setiap perekonomian harus
memikirkan cara -cara untuk mempertinggi efisiensi penggunaan stok
modal yang selalu bertambah dari waktu ke waktu.

6-6 Masalah Pokok Ekonomi Makro


Pertanyaan Kuis

1. Apakah tujuan pokok mempelajari ilmu ekonomi dan apa definisi dari
ilmu ekonomi tersebut?
2. Bagaimanakah ilmu ekonomi mencoba “membatasi” keinginan manusia
yang tidak terbatas?
3. Apa saja yang dimaksud dengan faktor produksi? Jelaskan dengan
disertai contohnya!
4. Bagaimanakah ilmu ekonomi berupaya untuk memeratakan distribusi
pendapatan masyarakat ?
5. Bagaimanakah ilmu ekonomi berupaya mempertinggi efisiensi
penggunaan faktor produksi mengingat terus bertambahnya jumlah
penduduk dan diiringi dengan bertambahnya modal ?

Soal Aplikasi

1. Indonesia saat ini mengalami tekanan perekonomian yang cukup berat.


Naiknya harga minyak dunia dan beberapa komoditas pangan dunia ikut
mendorong semakin beratnya tekanan perekonomian di Indonesia.
Menurut anda kebijakan-kebijakan perekonomian apa saja yang telah
dilakukan pemerintah indonesia

2. Dalam mengatasi masalah perekonomian di Indonesia apakah kebijakan


perekonomian yang sudah diambil pemerintah sudah tepat? Berikan
penjelasan anda bila perlu dapat ditambahkan dengan contohnya!

6-7 Masalah Pokok Ekonomi Makro


7 PENDAPATAN NASIONAL DAN CARA
PENGHITUNGANNYA

Overview
Dalam upaya menganalisa dan mengatasi masalah perekonomian yang dihadapi
oleh suatu negara terlebih dahulu harus hitung dan ditentukan nilai-nilai
produksi dari berbagai sektor ekonomi. Dengan suatu sistem penghitungan
untuk menentukan nilai seluruh produksi nasional suatu negara dan susunan
nilai produksi yang diproduksi suatu negara dalam kurun waktu tertentu yang
selanjutnya disebut pendapatan nasional.

Tujuan
1. Mahasiswa memahami konsep produksi & nilai produksi suatu
negara.
2. Mahasiswa mampu menghitung pendapatan nasional dengan tiga
cara
penghitungan.
3. Mahasiswa mampu menganalisis perbedaan hasil penghitungan
pendapatan nasional.
7-1 Pendapatan Nasional dan Cara
Perhitungannya
Untuk memahami teori makro ekonomi dalam menganalisis dan
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, maka penting
untuk menghitung dan menentukan nilai-nilai produksi dari berbagai
sektor kegiatan ekonomi. Untuk itu dikembangkanlah suatu sistem p
enghitungan dengan tujuan untuk menentukan nilai seluruh produksi
nasional dan susunan dari produksi nasional yang diproduksi suatu negara
dalam kurun waktu tertentu.
Sistem penghitungan tersebut digunakan untuk menentukan:
a. Nilai seluruh produksi dari sesuatu negara dan peranan berbagai
sektor dalam menghasilkannya
b. Jenis dan jumlah pengeluaran terhadap produksi yang diproduksinya
c. Jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang
digunakan untuk menghasilkan produksi nasional tersebut dinamakan
akunting pendapatan nasional.
Untuk menghitung nilai seluruh produksi yang diproduksi oleh
suatu negara dalam kurun waktu tertentu dapat menggunakan tiga cara
penghitungan yaitu: cara pengeluaran, cara produksi dan cara pendapatan.
Dalam penghitungan dengan cara pengeluaran, nilai seluruh produksi yang
diperoleh adalah hasil penjumlahan dari pengeluaran -pengeluaran
yang dilakukan oleh rumah tangga-rumah tangga, pengusaha-pengusaha,
Pemerintah dan penduduk luar negeri yang ada didalam suatu negeri
terhadap barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan di negara
tersebut. Penghitungan dengan cara produksi adalah nilai seluruh produksi
diperoleh dari menjumlahkan nilai-nilai produksi yang diproduksi oleh
berbagai industri yang ada dalam perekonomian suatu negara.
Penghitungan dengan cara pendapatan adalah nilai seluruh produksi dalam
perekonomian diperoleh dengan menjumlahkan pendapatan faktor -faktor
produksi yang digunakan dalam proses produksi - yaitu pendapatan dari
tenaga kerja, modal harta-harta tetap (tanah dan bangunan) yang
disewakan, dan keahlian keusahawanan.

7.1 Pendapatan Nasional


Definisi pendapatan nasional adalah nilai seluruh produksi yang
diproduksi dalam sesuatu negara dalam kurun waktu tertentu. Oleh
karena itu pendapatan nasional biasanya juga didefinisikan sebagai nilai
seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan oleh sesuatu
negara dalam kurun waktu tertentu. Pada penghitungan pendapatan

7-2 Pendapatan Nasional dan Cara


Perhitungannya
nasional biasanya terdapat tiga istilah yang berbeda dalam memberikan
gambaran tentang pendapatan nasional dari sesuatu Negara yaitu : Produk
Nasional Bruto, Produk Domestik Bruto dan Pendapatan Nasional.
Produk Nasional Bruto adalah pendapatan nasional yang
dihitung dengan cara pengeluaran dan Produk Domestik Bruto adalah
pendapatan nasional yang dihitung secara produksi. Sedangkan
Pendapatan Nasional adalah pendapatan nasional yang dihitung secara
pendapatan
Dari penjelasan terdahulu dinyatakan bahwa pendapatan nasional
adalah nilai barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan
dalam suatu perekonomian tetapi yang dihitung bukanlah bendanya
melainkan nilai uang dari barang atau jasa yang diproduksi. Tujuannya
adalah untuk mengatasi kesulitan yang ditimbulkan dari perbedaan dalam
satuan penghitungan barang dan jasa yang dihasilkan.
Saat ini cara yang dipakai untuk menilai seluruh nilai produksi
nasional tidaklah merupakan cara yang sempurna. Sebagai akibat dari
adanya perubahan harga-harga yang terjadi setiap tahunnya, nilai
pendapatan nasional yang dihitung menurut harga-harga yang berlaku pada
tahun di mana barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan dan
dijual ke pasar tidak selalu mencerminkan perubahan jumlah produksi
barang - barang dan jasa-jasa yang sebetulnya terjadi dalam
perekonomian. Untuk mengatasi kesulitan ini, dalam membandingkan
nilai pendapatan nasional dari tahun ke tahun, harus dipastikan agar nilai-
nilai pendapatan nasional yang dibandingkan tersebut dihitung menurut
harga-harga yang tetap.
Nilai-nilai pendapatan nasional yang dihitung menurut harga-
harga yang tidak berubah dari satu tahun ke tahun lainnya
dinamakan pendapatan nasional menurut harga-harga tetap atau
pendapatan nasional riil. Sebaliknya pendapatan nasional yang dinilai
menurut harga-harga yang berlaku pada tahun dimana produksi nasional
yang sedang dinilai diproduksikan dinamakan pendapatan nasional
menurut harga yang berlaku.
Cara yang paling sederhana untuk menentukan pendapatan
nasional riil adalah dengan mendeflasikan nilai pendapatan nasional
menurut harga yang berlaku dengan menggunakan indeks harga, seperti
misalnya dengan menggunakan indeks harga konsumen. Yang
dimaksudkan dengan mendeflasikan pendapatan nasional menurut harga
yang berlaku adalah menghitung nilai pendapatan nasional riil dari
berbagai
7-3 tahun Pendapatan Nasional dan Cara
Perhitungannya
dengan menghilangkan atau menghapuskan pengaruh kenaikan harga-
harga yang terjadi dari tahun. ke tahun kepada kenaikan pendapatan
nasional pada tahun-tahun yang bersangkutan.
Untuk memperoleh suatu gambaran tentang cara menghitung
pendapatan nasional riil dari suatu tahun tertentu, berikut ini
dikemukakan suatu contoh yang sederhana mengenai cara
penghitungannya. Misalkan Negara Indonesia menggunakan tahun 2005
sebagai tahun dasar untuk menunjukkan pertumbuhan yang sebenarnya
dari produksi barang-barang dan jasa-jasa yang terjadi dari tahun ke tahun.
Tahun dasar adalah tahun di mana nilai pendapatan nasional pada tahun itu
digunakan sebagai dasar di dalam menunjukkan pertumbuhan pendapatan
nasional riil pada tahun-tahun sesudahnya. Untuk tahun tersebut indeks
harga pada umumnya yang digunakan adalah indeks harga konsumen
adalah 100. Selanjutnya diasumsikan pada tahun 2005 pendapatan
nasionalnya adalah 200 miliar rupiah dan pada tahun 2006 pendapatan
nasional menurut harga yang berlaku telah mencapai nilai 242 miliar
rupiah sedangkan indeks harga konsumen telah menjadi 110. Ini berarti
dalam tahun 2006 harga-harga mengalami kenaikan sebesar 10 persen.
Dapat dilihat bahwa kalau dibandingkan dengan tahun 2005,
pendapatan nasional menurut harga-harga yang berlaku untuk tahun 2006
telah mengalami kenaikan sebesar 21 persen kalau dibandingkan dengan
pada tahun sebalumnya. Tetapi juga indeks harga mengalami
kenaikan, yaitu sebesar 10 persen. Dengan demikian, kenaikan yang
sangat besar dari pendapatan nasional di antara kedua tahun tersebut
sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga-harga yang berlaku.
Oleh karena itu untuk mengetahui kenaikan yang sebenarnya dari
produksi barang-barang dan jasa-jasa pada tahun 2006 kalau dibandingkan
dengan tahun 2005, haruslah dihitung nilai pendapatan nasional riil
untuk
100
tahun 2006. Nilai pendapatan nasional riil pada tahun 2006 adalah x
110
242 = 220 miliard rupiah.
Dari hasil perhitungan ini dapat disimpulkan bahwa kalau
pendapatan nasional pada tahun 2006 dihitung menurut harga-harga yang
berlaku dalam tahun 2005, maka nilainya hanyalah sebesar 220 miliar
rupiah. Ini berarti di antara kedua tahun tersebut jumlah seluruh produksi
barang-barang akhir dan jasa-jasa dalam perekonomian itu telah naik
sebesar 20 miliar rupiah. Dengan demikian pendapatan nasional riil pada
7-4 Pendapatan Nasional dan Cara
Perhitungannya
| 220 200 |
tahun 2006 hanyalah : x100%  10 persen saja lebih tinggi
200)
dari dalam tahun 2005, dan bukan 21 persen.
Menghitung pendapatan nasional riil merupakan langkah yang
selalu dijalankan di berbagai negara. Salah satu tujuan dari penghitungan
pendapatan nasional adalah untuk mengetahui perkembangan ekonomi
sesuatu negara yang berlaku dari tahun ke tahun. Dari contoh di atas telah
dapat dilihat bahwa untuk mengetahui tingkat pertumbuhan sesuatu
perekonomian setiap tahunnya haruslah dihitung pendapatan nasional riil.
Tingkat perkembangan ekonomi, yaitu pertambahan pendapatan nasional
riil yang terjuadi dalam kurun waktu tertentu, dapat dihitung dengan
rumus :
GNPr1 GNPro
g x100%
GNPro
di mana GNPrl adalah pendapatan nasional riil pada tahun yang tingkat
perkembangan ekonominya akan ditentukan, GNP ro adalah pendapatan
nasional riil pada tahun sebelumnya, dan g adalah tingkat perkembangan
ekonomi yang dicapai dinyatakan dalam persentasi.
Pada negara-negara yang perekonomiannya sudah sangat maju,
penghitungan pendapatan nasional dihitung dengan cara pengeluaran. Hal
ini dilakukan karena cara tersebut dapat memberikan keterangan-
keterangan yang berguna tentang tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai.
Sehingga dapat diketahui sampai di mana baik buruknya masalah ekonomi
yang dihadapi dan tingkat kemakmuran yang sedang berlangsung. Dengan
demikian angka pendapatan nasional dan angka-angka lainnya yang
diperoleh dalam penghitungan pendapatan nasional secara pengeluaran
dapat digunakan sebagai landasan untuk mengambil kebijakan
-kebijakan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi, atau
untuk mempertahankan tingkat kemakmuran yang sedang dicapai.
Dengan cara pengeluaran, pendapatan nasional dihitung dengan
menjumlahkan nilai pengeluaran dari berbagai golongan masyarakat
terhadap barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan dalam
perekonomian tersebut. Barang-barang atau jasa-jasa yang diimpor tidak
dimasukkan dalam penghitungan ini. Begitu juga, barang-barang produksi
dalam negeri yang akan diproses kembali oleh perusahaan -perusahaan
lain untuk dijadikan barang-barang lain, dalam cara ini tidak ikut dihitung
untuk
menentukan besarnya pendapatan nasional. Barang-barang yang masih
akan diproses lagi, nilainya tidak turut dihitung di dalam penghitungan
pendapatan nasional dengan cara pengeluaran adalah untuk menghindari
berlakunya penghitungan dua kali.
Ditinjau dari sudut apakah sesuatu barang itu mengalami proses
produksi selanjutnya atau tidak, barang-barang yang diproduksikan dalam
perekonomian perlu dibedakan dalam dua jenis: barang-barang jadi dan
barang-barang setengah jadi. Barang jadi adalah barang yang tidak
mengalami proses produksi lebih lanjut, dan dapat langsung digunakan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan barang setengah
jadi adalah barang yang harus mengalami proses produksi lebih lanjut
sebelum digunakan oleh masyarakat.
Dalam menghitung nilai pendapatan nasional menurut cara
pengeluaran, adalah penting untuk membedakan dengan sebaik-baiknya di
antara barang-barang jadi dan barang-barang setengah jadi. Tindakan itu
perlu dilakukan, seperti telah dikatakan, untuk menghindari penghitungan
dua kali terhadap nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan
ke dalam pendapatan nasional. Di dalam setiap prekonomian
kebanyakan barang, sebelum menjadi barang jadi, harus melalui beberapa
tingkat proses produksi. Di dalam perekonomian seeing sekali berlaku
keadaan di mana sesuatu barang itu diproses oleh beberapa perusahaan
sebelum menjadi barang jadi. Ini berarti sesuatu barang jadi tertentu sudah
beberapa kali diperjualbelikan di pasar sebelum barang tersebut selesai
mengalami proses produksi. Sekiranya semua nilai jual beli yang
terjadi dijumlahkan ke dalam pendapatan nasional, maka nilai yang
diperoleh adalah lebih besar daripada nilai produksi nasional yang
sebenarnya telah diproduksi. Perhitungan nilai pendapatan nasional yang
terlalu besar ini terjadi karena nilai barang yang sama telah beberapa
kali dijumlahkan dalam pendapatan nasional. Untuk menghindari
terjadinya hal seperti ini, yang harus dijumlahkan di dalam menghitung
pendapatan nasional adalah:
(i) nilai barang-barang
jadi
(ii) nilai-nilai tambahan yang diproduksi dalam setiap tingkat
proses
produksi.
Penghitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran
membedakan pengeluaran terhadap pendapatan nasional dalam 4
golongan, yaitu :

1. Pengeluaran yang dilakukan oleh rumahtangga-rumahtangga terhadap


barang-barang jadi dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh berbagai
perusahaan. Pengeluaran rumah-tangga tersebut dinamakan: konsumsi
rumah tangga.
2. Pengeluaran yang dilakukan Pemerintah. Di beberapa negara, yang
digolongkan sebagai pengeluaran Pemerintah hanyalah pengeluaran
yang dilakukan Pemerintah terhadap barang-barang yang tidak
digunakan untuk investasi. Dengan demikian pengeluaran Pemerintah
itu adalah pengeluaran yang bersifat pengeluaran konsumsi
Pemerintah. Di beberapa negara lain, yang digolongkan sebagai
pengeluaran Pemerintah meliputi pengeluarannya yang bersifat
konsumsi dan yang merupakan investasi (pengeluaran Pemerintah
terhadap barang-barang modal).
3. Pengeluaran yang dilakukan oleh para pengusaha untuk membeli
barang-barang modal untuk mendirikan perusahaan atau memperluas
industri dan perusahaan yang mereka miliki. Pengeluaran ini
dinamakan pembentukan modal bruto atau investasi bruto. Di negara -
negara yang hanya menghitung pengeluaran konsumsi Pemerintah saja
ke dalam golongan pengeluaran yang dilakukan oleh Pemerintah, yang
tergolong pembentukan modal bruto meliputi juga penanaman modal
oleh Pemerintah.
4. Ekspor bersih, yaitu penjualan barang-barang dan jasa-jasa yang
diproduksikan di negara itu ke negara-negara lain dan ini disebut
sebagai ekspor bruto dikurangi dengan pengeluaran terhadap barang -
barang dan jasa-jasa yang diproduksikan di negara-negara lain oleh
penduduk negara itu dan ini adalah impor dari negara itu. Dengan
demikian ekspor neto adalah ekspor bruto dikurangi impor.
Di dalam tabel 7.1 digambarkan suatu contoh penghitungan
pendapatan nasional dengan cara pengeluaran.
Tabel 7.1 Produk Nasional Bruto Negara X
(dalam miliar dolar)

Jenis pengeluaran Nilai Persentasi

Konsumsi rumahtangga $1.510 64%


Investasi domestik bruto 387 16%
Pengeluaran pemerintah 486 20%
Ekspor bersih -5 0%
PRODUK NASIONAL BRUTO $2.369 100%

Nilai yang diperoleh dalam perhitungan itu dinamakan Produk


Nasional Bruto (GNP atau Gross National Product) menurut harga
pasar. Ini berarti bahwa barang-barang dan jasa-jasa yang termasuk
sebagai pendapatan nasional dinilai menurut harga-harga pasar mereka
masing- masing.
Cara yang kedua untuk menghitung pendapatan nasional adalah
dengan menghitung dan menjumlahkan nilai-nilai produksi yang
diproduksi dalam tiap-tiap sektor ekonomi, selanjutnya disebut cara
produksi. Nilai pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan
nilai-nilai tambahan yang diproduksi oleh tiap-tiap sektor yang ada dalam
perekonomian. Seluruh nilai tambahan yang diproduksi dalam sesuatu
sektor merupakan nilai produksi dari sektor tersebut yang dikembangkan
kepada pendapatan nasional.
Di samping untuk menunjukkan besarnya sumbangan dari tiap-
tiap sektor ekonomi kepada pendapatan nasional, penghitungan
pendapatan nasional dengan cara produksi dilakukan hanya dengan
menjumlahkan nilai-nilai tambahan yang diproduksi, adalah dengan tujuan
untuk menghindari penghitungan dua kali. Dalam proses produksi setiap
sektor akan menggunakan barang-barang setengah jadi yang dihasilkan
oleh industri-industri lain. Oleh karena itu seluruh nilai penjualan dari
sesuatu sektor bukanlah merupakan nilai produksi dari sektor itu.
Misalnya, nilai penjualan dari seluruh perusahaan-perusahaan yang
tergolong dalam industri kain tenun adalah 500 juta rupiah dan untuk
menghasilkan barang-
barang sebanyak itu diperlukan barang-barang setengah jadi (bahan
-bahan mentah) dari sektor-sektor lain yang bernilai 100 juta rupiah. Maka
apabila dalam menghitung pendapatan nasional dengan cara produksi, nilai
pro- duksi sektor industri kain tenun yang diperhitungkan adalah 500
juta rupiah, maka penghitungan dua kali akan terjadi. Nilai produksi
sebesar
500 juta rupiah telah dihitung dua kali, yaitu pada waktu menghitung
produksi sektor-sektor yang menghasilkan barang-barang setengah jadi
yang digunakan oleh industri kain tenun dan pada waktu menghitung
produksi industri kain tenun. Untuk menghindari penghitungan dua kali
ini, nilai yang harus dihitung ke dalam pendapatan nasional adalah nilai
tambahan yang diproduksi dalam tiap-tiap sektor. Dalam contoh ini, nilai
tambahan yang diproduksi oleh industri-industri kain tenun adalah 400
juta rupiah, yaitu 500 juta rupiah nilai penjualan dikurangi oleh 100 juta
rupiah nilai bahan mentah yang digunakan. Sekaligus nilai 400 juta
rupiah itu adalah nilai yang menunjukkan besarnya produksi sektor
industri kain tenun dan sumbangan industri itu kepada pendapatan
nasional.
Dalam tabel berikut digambarkan penghitungan pendapatan
nasional menurut cara produksi. Dalam contoh itu dimisalkan pendapatan
nasional itu dinilai menurut harga faktor. Oleh karena itu nilai pendapatan
nasional yang diperoleh dinamakan Produk Domestik Bruto (GDP atau
Gross Domestic Product) menurut harga faktor. Pengertian "menurut
harga faktor" berarti bahwa pendapatan nasional itu dinilai berdasarkan
kepada besarnya pembayaran terhadap faktor-faktor produksi yang
digunakan untuk menghasilkan pendapatan nasional.
Tabel 7.2 Pendapatan Nasional Menurut Jenis Usaha
(dalam miliar rupiah)
Sektor Nilai
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Rp. 2.157
2. Pertambangan dan Penggalian 466
3. Perusahaan Industri 911
4. Bangunan 271
5. Listik, Gas dan Air minum 208
6. Pengangkutan dan Komunikasi 350
7. Perdagangan Besar dan Eceran 1.150
8. Perbankan dan Lembaga-lembaga Keuangan 155
9. Pemilikan rumah (sewa rumah) 325
10. Pemerintahan dan Pertahanan 477
11. Jasa-jasa lain 850
PRODUK DOMESTIK BRUTO HARGA Rp. 7.320
MENURUT
FAKTOR

Jelas terlihat bahwa terdapat nilai pendapatan nasional yang


dihitung dengan cara pengeluaran dengan nilai pendapatan nasional yang
dihitung menurut cara produksi. Dengan cara pengeluaran tersebut
dinamakan Produk Nasional Bruto menurut harga pasar sedangk an dengan
cara produksi dinamakan Produk Domestik Bruto menurut harga faktor.
Ada dua faktor yang menyebabkan penggunaan istilah yang berbeda
tersebut. Pertama, menurut cara pengeluaran berbagai barang dan jasa
yang termasuk dalam pendapatan nasional dihitung menurut harga pasar,
yaitu harga-harga yang dibayar oleh para konsumen terhadap barang-
barang dan jasa-jasa yang mereka beli. Di dalam penghitungan
pendapatan nasional dengan cara produksi, nilai produksi yang
diproduksi oleh berbagai sektor dihitung menurut harga faktor. Harga
faktor adalah gaji dan upah, bunga, sewa dan jenis-jenis pembayaran lain
kepada faktor- faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan
berbagai jenis barang dan jasa-jasa.

7- Pendapatan Nasional dan Cara


1010 Perhitungannya
Faktor kedua yang menyebabkan penggunaan istilah yan g
berbeda itu adalah perbedaan di dalam kedua-dua cara penghitungan
pendapatan nasional itu dalam memperlakukan: pendapatan faktor-
faktor produksi yang dimiliki negara-negara lain yang digunakan di
negara tersebut dan pendapatan yang diperoleh penduduk negara tersebut
dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya, yang digunakan oleh negara-
negara lain. Perbedaan nilai di antara pernyataan tersebut di atas
dinamakan: pendapatan faktor neto dari luar negeri. Nilai dari
"pendapatan faktor neto dari luar negeri" dapat positif dan juga negatif.
Nilai yang positif berarti pendapatan faktor-faktor produksi negara itu
yang digunakan oleh negara-negara lain ("pendapatan faktor dari luar
negeri") adalah lebih besar daripada pembayaran ke luar negeri untuk
penggunaan faktor-faktor produksi negara lain di negara itu ("pembayaran
pendapatan faktor ke luar negeri"}. Sedangkan nilai negatif berarti
"pembayaran pendapatan faktor ke luar negeri" adalah lebih besar
daripada "pendapatan faktor dari luar negeri".
Dalam menghitung pendapatan nasional dengan cara pengeluaran,
yang dinyatakan sebelumnya, yaitu pendapatan faktor dari luar negeri,
dimasukkan/dihitung dalam nilai pendapatan nasional, selanjutnya
pembayaran pendapatan faktor ke luar negeri, tidak dihitung di dalam nil
ai pendapatan nasional. Nilai yang diperoleh dinamakan Produk Nasional
Bruto. Kata "Nasional" digunakan dalam istilah itu untuk menekankan
bahwa nilai seluruh produksi yang diperoleh adalah nilai barang
-barang dan jasa-jasa yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi yang
dimiliki oleh penduduk negara itu, tanpa membedakan apakah faktor
produksi tersebut berada di dalam negeri atau berada di luar negeri.
Seluruh produksi mereka termasuk dalam pendapatan nasional dari negara
itu.
Dalam penghitungan pendapatan nasional dengan cara produksi,
nilai pendapatan faktor dari luar negeri tidak termasuk dalam nilai
pendapatan nasional, akan tetapi nilai pembayaran pendapatan faktor ke
luar negeri termasuk/dihitung. Dengan demikian pada hakekatnya dalam
penghitungan pendapatan nasional dengan cara produksi, nilai pendapatan
nasional meliputi nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan
oleh semua faktor produksi, tanpa memandang apabila barang/jasa dimiliki
oleh warga negara asing atau warga negara-negara itu sendiri, yang
terdapat di dalam negeri. Oleh sebab itulah pendapatan nasional yang
diperoleh dinamakan: Produk Domestik Bruto. Penggunaan kata
"domestik" dimaksudkan untuk menekankan bahwa nilai pendapatan

7- Pendapatan Nasional dan Cara


1111 Perhitungannya
nasional yang diperoleh menggambarkan nilai seluruh produksi yang
diproduksi di dalam

7- Pendapatan Nasional dan Cara


1212 Perhitungannya
negeri, tanpa membedakan apakah produksi itu diproduksi oleh faktor
produksi yang berasal dari negara itu atau faktor produksi negara-negara
lain yang digunakan oleh negara itu. Seluruh produksi mereka termasuk ke
dalam pendapatan nasional.
Di dalam penghitungan pendapatan nasional di negara-negara
maju dan juga negara industry lainnya terdapat dua jenis istilah lain yang
selalu ditentukan nilainya dan penting untuk diketahui yaitu perndapatan
pribadi dan pendapatan disposabel. Kedua istilah tersebut tidak terdapat
di dalam sistem penghitungan pendapatan nasional di Indonesia.

7.2 Pendapatan Pribadi


Definisi pendapatan pribadi adalah semua jenis pendapatan,
termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan
apa pun, yang diterima oleh penduduk sesuatu negara. Dari arti istilah
pendapatan pribadi ini dapatlah disimpulkan bahwa di dalam pendapatan
pribadi itu telah termasuk juga pendapatan yang tidak tergolong di dalam
Pendapatan Nasional. Salah satu daripada pendapatan yang bersifat
demikian adalah pembayaran pindahan.
Setiap tahun berbagai negara, terutama negara-negara maju
banyak membuat pengeluaran yang berupa pembayaran pindahan. Pem-
bayaran tersebut merupakan pemberian-pemberian yang dilakukan oleh
Pemerintah kepada berbagai golongan masyarakat di mana para
penerimanya tidak perlu memberikan suatu balas jasa atau usaha apa pun
sebagai imbalannya. Pengeluaran Pemerintah yang dapat digolongkan
sebagai pembayaran pindahan antara lain adalah bantuan-bantuan yang
diberikan kepada para penganggur, uang pensiun yang dibayarkan kepada
pegawai Pemerintah yang tidak bekerja lagi, bantuan-bantuan kepada
orang cacat, bantuan kepada bekas prajurit, dan berbagai beasiswa yang
diberikan Pemerintah. Dengan demikian pembayaran itu bukanlah
pendapatan yang diproduksi sebagai akibat dari penggunaan sesuatu jenis
faktor produksi.
Di dalam penghitungan pendapatan nasional didapati pula satu
bentuk lain dari pembayaran pindahan, dan lebih lazim disebut dengan
istilah: subsidi atau bantuan, yaitu bantuan Pemerintah kepada perusahaan
- perusahaan yang penting artinya dalam perekonomian, dan bantuan
kepada para petani. Di banyak negara maju para petani dibantu oleh
Pemerintah dengan cara memberikan pembayaran tambahan kepada

7- Pendapatan Nasional dan Cara


1313 Perhitungannya
mereka apabila harga penjualan produksi mereka di pasar sangat rendah
sekali. Subsidi atau bantuan adalah juga tergolong sebagai pembayaran
pindahan karena penerima subsidi tidak perlu membayar kembali bantuan -
bantuan Pemerintah yang diberikan kepada mereka. Akan tetapi berbeda
dengan pembayaran pindahan yang disebutkan terdahulu, subsidi adalah
termasuk ke dalam Pendapatan Nasional karena subsidi yang dite rima oleh
perusahaan-perusahaan dan para petani dari Pemerintah adalah termasuk
ke dalam pendapatan nasional yang dihitung menurut harga faktor.
Apabila sesuatu perusahaan menerima subsidi. dari Pemerintah maka
subsidi ini pada akhirnya akan diterima oleh faktor-faktor produksi yang
digunakan oleh perusahaan itu. Dengan demikian pada akhirnya subsidi
tersebut akan merupakan pendapatan pada faktor-faktor produksi, maka
subsidi harus merupakan bagian dari Pendapatan Nasional.
Pendapatan masyarakat lain yang tidak tergolong kepada
Pendapatan Nasional tetapi termasuk di dalam pendapatan pribadi adalah
pendapatan yang berupa bunga terhadap hutang negara dan bunga
terhadap pinjaman untuk konsumsi. Sebabnya kedu jenis bunga tersebut
tidak termasuk sebagai Pendapatan Nasional telah diterangkan dalam
bagian yang lalu. Karena pendapatan pribadi meliputi semua pendapatan
masyarakat, tanpa menghiraukan apakah pendapatan itu diperoleh dari
menyediakan faktor-faktor produksi atau tidak, maka wajib kedua jenis
bunga di atas dimasukkan ke dalam pendapatan pribadi.
Penjelasan yang tersebut diatas adalah menerangkan tentang jenis
pendapatan yang tidak termasuk dalam Pendapatan Nasional tetapi
merupakan bagian dari pendapatan pribadi. Sekarang baiklah dilihat pula
keadaan yang sebaliknya, yaitu melihat pendapatan yang tergolong dalam
Pendapatan Nasional tetapi tidak termasuk sebagai pendapatan pribadi.
Pendapatan yang dimaksud adalah:
a. Laba ditahan
b. Pajak yang dikenakan Pemerintah terhadap keuntungan perusahaan
c. kontribusi yang dilakukan oleh perusahaan dan para pekerja kepada
Dana Pensiun.

7- Pendapatan Nasional dan Cara


1414 Perhitungannya
Berdasarkan kepada uraian mengenai jenis-jenis pendapatan yang
termasuk di dalam pendapatan pribadi, di dalam Gambar 7.1 ditunjukkan
sifat hubungan di antara Pendapatan Nasional dan pendapatan pribadi.
Gambar 1 menunjukkan bahwa jenis-jenis pendapatan yang termasuk
dalam Pendapatan Nasional dan termasuk pula dalam. Pendapatan pribadi
adalah: pendapatan perusahaan, bunga neto, pendapatan dari sewa, gaji
dan upah para pekerja, dan deviden. Di samping pendapatan-pendapatan
ini, pendapatan pribadi meliputi pula: pembayaran pindahan, kecuali
subsidi kepada perusahaan-perusahaan dan para petani, dan bunga
terhadap pinjaman Pemerintah dan pinjaman konsumen-konsumen. Subsidi
tidak ditambahkan di dalam menghitung pendapatan pribadi karena
nilainya sudah termasuk di dalam Pendapatan Nasional. Maka untuk
menghindari penghitungan nilai subsidi sebanyak dua kali ke dalam
pendapatan pribadi, nilai pembayaran pindahan yang harus ditambahkan
kepada pendapatan lain untuk memperoleh pendapatan pribadi tidak
meliputi subsidi yang diberikan Pemerintah kepada perusahaan
-perusahaan dan para petani.

7- Pendapatan Nasional dan Cara


1515 Perhitungannya
Pajak terhadap
keuntungan perusahaan

Keuntungan yang tidak


Keuntungan
Perusahaan dibagi

Dividen
Pembayaran
pindahan*
Gaji dan Upah

Bunga neto
=
Sewa

Pendapatan perusahaan
perseorangan

Pendapatan Nasional Pendapatan Pribadi

Gambar 7.1 Pendapatan Nasional Dan Pendapatan Pribadi


Catalan : *Tidak termasuk pembayaran pindahan yang berbentuk subsidi
dan termasuk nilai bunga terhadap hutang negara dan terhadap pinjaman
untuk konsumsi

Pendapatan Disposabel. Apabila pendapatan pribadi dikurangi


oleh pajak yang harus dibayar maka nilai yang tersisa dinamakan
pendapatan disposabel. Dengan demikian pendapatan disposabel adalah
pendapatan yang bisa dipakai untuk konsumsi oleh para penerimanya,
yaitu semua rumah tangga yang ada dalam perekonomian, untuk membeli
barang-barang dan jasa-jasa. Tetapi biasanya tidak semua pendapatan
disposabel itu digunakan untuk tujuan konsumsi, sebagian ditabung dan
sebagian lainnya digunakan untuk membayar bunga untuk pinjaman yang
digunakan untuk membeli barang-barang secara mencicil. Seperti telah

7- Pendapatan Nasional dan Cara


1616 Perhitungannya
diterangkan sebelum ini, pembayaran bunga oleh konsumen -konsumen
terhadap pinjaman-pinjaman untuk membeli barang-barang secara
mencicil tidak termasuk ke dalam Pendapatan Nasional karena pinjaman
yang dilakukan oleh konsumen-konsumen itu bukan digunakan untuk
menghasilkan pendapatan nasional.

Gambar 7.2 Pendapatan Pribadi, Pendapatan Disposabel, dan


Penggunaan Pendapatan Disposabel

Pajak perseorangan Tabungan

Bunga pinjaman

Konsumsi

Pendapatan pribadi Pendapatan penggunaan


disposabel pendapatan
disposabel
Hubungan di antara pendapatan pribadi dan pendapatan
disposabel dan bagaimana pendapatan disposabel itu akan digunakan oleh
rumah tangga-rumah tangga ditunjukkan dalam Gambar 7.2. Pajak yang
menimbulkan perbedaan di antara pendapatan pribadi dan pendapatan
disposabel dinamakan papzjak perseorangan. Pajak ini meliputi pajak
terhadap gaji dan upah para pekerja, pajak terhadap pendapatan yang
berupa bunga dan dividen, pajak terhadap perusahaan perseorangan, dan
pajak terhadap pendapatan dari sewa. Selanjutnya macam konsumsi
terhadap pendapatan disposabel dianggap digunakan untuk dua tujuan:
untuk konsumsi dan untuk disimpan sebagai tabungan.
Kuis

1. Jelaskan definisi dan arti pendapatan nasional!


2. Jelaskan bagaimanakah cara menghitung pendapatan nasional, bila
diperlukan berikan contohnya!
3. Jelaskan apa yang dimaksudkan dengan pengeluaran terhadap
pendapatan nasional! Apa saja komponen-komponen dari pengeluaran
tersebut?
4. Jelaskan arti dari pengertian-pengertian berikut:
a. Produk Domestik Bruto menurut harga faktor.
b. Produk Nasional Bruto menurut harga yang berlaku .
c. Pendapatan faktor bersih dari luar negeri.
5. Terangkan perbedaan diantara Produk Domestik Bruto menurut
harga pasar dengan Produk Nasional Neto menurut harga faktor!
Soal Aplikasi

1. Angka-angka dibawah ini menunjukkan pendapatan nasional menurut


harga yang berlaku, dan indeks harga untuk berbagai tahun. Hitunglah
pendapatan nasional menurut harga tetap (pendapatan nasional riil)
pada tahun-tahun tersebut :
Tahun Pendapatan nasional menurut Indeks
harga yang berlaku harga
2000 4.000 miliar 92 …..
2001 4.250 miliar 95 …..
2002 5.000 miliar 100 …..
2003 5.500 miliar 105 …..
2004 6.500 miliar 110 …..
2005 9.000 miliar 125 …..
2006 10.000 miliar 130 …..
2. Berdasarkan kepada angka-angka yang diberikan di bawah ini hitunglah
(nilai-nilai yang diberikan adalah dalam miliar
rupiah) :
a. Produk Nasional Bruto menurut harga pasar
b. Produk Nasional Neto menurut harga pasar
c. Pendapatan Negara
Data sebagai berikut
 gaji dan upah pekerja Rp. 1.942
 ekspor 184
 susutan nilai 118
 pajak tak langsung 594
 penanaman modal neto 130
 pembayaran pindahan 521
 bantuan/subsidi 139
 impor 8
 pajak pend.rumahtangga 165
 konsumsi rumahtangga 205
8 PERTUMBUHAN EKONOMI

Overview
Pertumbuhan ekonomi merupakan syarat mutlak bagi suatu negara dalam
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan. Masing-masing negara sebenarnya
sudah memiliki faktor-faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi seperti
tanah dan kekayan alam, jumlah penduduk dan lain sebagainya. Akan tetapi
justru faktor-faktor tersebut yang apada akhirnya akan membuat suatu negara
tidak lagi memiliki pertumbuhanm ekonomi

Tujuan

1. Mahasiswa memahami konsep pertumbuhan ekonomi.


2. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mendorong
pertumbuhan ekonomi.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan teori-teori yang mendukung
pertumbuhan ekonomi.

8-1 Pertumbuhan Ekonomi


8.1 Faktor Yang Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

a. Kekayaan alam suatu negara.


Kekayaan alam sesuatu negara meliputi luas dan kesuburan tanah,
keadaan iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutan dan hasil laut yang
dapat diperoleh, dan jumlah dan jenis kekayaan barang tambang yang
terdapat.
Kekayaan akan memudahkan usaha untuk membangun
perekonomian sesuatu negara, terutama pada masa-masa permulaan dari
proses pertumbuhan ekonomi. Di dalam setiap negara di mana
pertumbuhan ekonomi baru dimulai terdapat banyak hambatan untuk
mengembangkan berbagai kegiatan ekonomi di luar sektor primer
(pertanian dan pertambangan). Kemudian akan terjadi kekurangan modal,
kekurangan tenaga ahli dan kekurangan pengetahuan para pengusaha
untuk mengembangkan kegiatan ekonomi modern di satu pihak membatasi
kemungkinan untuk mengembangkan berbagai jenis kegiatan ekonomi.
Apabila negara tersebut mempunyai kekayaan alam yang dapat
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, hambatan yang baru saja dijelaskan
akan dapat diatasi dan pertumbuhan ekonomi dipercepat. Kemungkinan
untuk memperoleh keuntungan tersebut akan menarik pengusaha-
pengusaha dari negara yang lebih maju untuk berpartisipasi dalam
mengelola kekayaan alam tersebut. Modal yang cukup, teknologi dan
teknik produksi yang modern, dan tenaga-tenaga ahli yang dibawa oleh
pengusaha-pengusaha tersebut dari luar memungkinkan kekayaan alam itu
diusahakan secara efisien dan menguntungkan. Peranan penanaman
barang-barang pertanian untuk ekspor, dan industri pertambangan minyak
di dalam menjadi penggerak permulaan bagi pertumbuhan ekonomi di
Indonesia adalah suatu bukti yang nyata mengenai besarnya peranan ke
- kayaan alam dalam tingkat permulaan pertumbuhan ekonomi.
Peranan perkembangan industri pertambangan minyak di dalam
pertumbuhan ekonomi di negara-negara Timur Tengah adalah suatu
bukti lain dari besarnya peranan pengembangan kekayaan alam di
dalam permulaan proses pembangunan.
b. Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja.
Jumlah penduduk yang terus bertambah dari waktu-kewaktu
dapat menjadi pendorong maupun hambatan bagi pertumbuhan ekonomi.
Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan
pertambahan tersebut memungkinkan negara itu menambah produksi. Di
samping itu, sebagai akibat pendidikan, latihan, dan pengalaman
kerja, kemahiran penduduk akan selalu bertambah tinggi. Maka
produktivitas akan bertambah, dan selanjutnya menimbulkan
pertambahan produksi yang lebih cepat dari pada pertambahan tenaga
kerja. Disamping itu pengusaha adalah sebagian dari penduduk. Para
pengusaha memegang peranan yang sangat penting di dalam menentukan
luasnya kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sesuatu negara. Maka
apabila tersedianya pengusaha dalam sejumlah penduduk tertentu adalah
lebih banyak, lebih banyak kegiatan ekonomi akan dijalankan.
Dorongan lain yang timbul dari perkembangan penduduk
terhadap pertumbuhan ekonomi bersumber dari akibat pertambahan itu
kepada luas pasar. Besarnya luas pasar dari barang-barang yang dihasilkan
dalam suatu ekonomi tergantung kepada pendapatan penduduk dan jumlah
penduduk. Maka apabila penduduk bertambah dengan sendirinya luas
pasar akan bertambah pula. Karena peranannya ini maka perkembangan
penduduk akan menimbulkan dorongan kepada pertambahan dalam
produksi dan tingkat kegiatan ekonomi.
Akibat buruk dari pertambahan penduduk kepada pertumbuhan
ekonomi terutama dihadapi oleh masyarakat yang kemajuan ekonominya
belum tinggi tetapi telah menghadapi masalah kelebihan penduduk.
Sesuatu negara dipandang menghadapi masalah kelebihan penduduk
apabila jumlah penduduk adalah tidak seimbang dengan faktor -faktor
produksi lain yang tersedia, yaitu jumlah penduduk adalah jauh berlebihan.
Sebagai akibat dari ketidakseimbangan ini produktivitas marginal
penduduk adalah rendah sekali atau negatif. Ini berarti pertambahan
penggunaan tenaga kerja tidak akan menimbulkan pertambahan
dalam tingkat produksi, ataupun kalau produksi bertambah,
pertambahan tersebut adalah lambat sekali dan tidak dapat mengimbangi
pertambahan penduduk.
Apabila di dalam perekonomian sudah berlaku keadaan di mana
pertambahan tenaga kerja tidak dapat menaikkan produksi yang tingkatnya
adalah lebih cepat dari tingkat pertambahan penduduk, pendapatan per
kapita akan menurun. Dengan demikian penduduk yang berlebih-lebihan
akan menimbulkan kemerosotan ke atas kemakmuran masyarakat.
c. Barang-barang modal dan tingkat teknologi.
Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi
efisiensi pertumbuhan ekonomi. Di dalam masyarakat yang sangat kurang
maju sekalipun barang-barang modal sangat besar peranannya dalam
kegiatan ekonomi. Tanpa adanya alat-alat untuk menangkap ikan dan
berburu, alat-alat untuk bercocok tanam dan mengambil hasil hutan,
masyarakat yang kurang maju akan menghadapi kesulitan yang lebih
banyak lagi untuk mencari makanannya sehari-hari. Saat ini pertumbuhan
ekonomi dunia telah mencapai tingkat yang tinggi, yaitu jauh lebih modern
daripada kemajuan yang dicapai oleh suatu masyarakat yang masih belum
berkembang. Barang-barang modal yang sangat bertambah jumlahnya, dan
teknologi yang telah menjadi bertambah modern memegang peranan yang
penting sekali dalam mewujudkan kemajuan ekonomi yang tinggi itu.
Apabila barang-barang modal saja yang bertambah, sedangkan
tingkat teknologi tidak mengalami perkembangan, kemajuan yang
akan dicapai adalah jauh lebih rendah daripada yang dicapai pada masa
kini. Tanpa adanya perkembangan teknologi, produktivitas barang-
barang modal tidak akan mengalami perubahan dan tetap berada pada
tingkat yang sangat rendah, Oleh karena itu pendapatan kapita hanya
mengalami perkembangan yang kecil sekali.
Kemajuan ekonomi yang berlaku di berbagai negara terutama
ditimbulkan oleh kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi menimbulkan
beberapa akibat-akibat yang positif dalam pertumbuhan ekonomi, dan oleh
karenanya pertumbuhan ekonomi menjadi lebih cepat jalannya. Yang
pertama, kemajuan teknologi dapat mempertinggi efisiensi produksi
sesuatu barang. Kemajuan seperti itu akan menurunkan ongkos produksi
dan meninggikan jumlah produksi. Kedua, kemajuan teknologi
menimbulkan penemuan barang-barang baru yang belum pernah
diproduksikan sebelumnya. Kemajuan seperti itu menambah barang-
barang dan jasa-jasa yang dapat digunakan masyarakat. Di samping itu
kemajuan teknologi dapat meninggikan mutu barang-barang yang
diproduksikan.
d. Sistem sosial dan sikap masyarakat.
Sistem sosial dan sikap masyarakat memegang peranan yang
cukup penting dalam pertumbuhan ekonomi. Di dalam membicarakan
mengenai masalah-masalah pembangunan di negara-negara
berkembang ahli-ahli ekonomi telah menunjukkan bahwa sistem sosial dan
sikap masyarakat dapat menjadi penghambat yang serius kepada
pembangunan. Adat-istiadat serta kebiasaan-kebiasan yang berlaku
sering menjadi penghambat masyarakat untuk menggunakan cara-cara
produksi yang modern dan yang produktivitasnya tinggi. Oleh karenanya
pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipercepat. Juga di dalam sistem
sosial di mana sebagian besar tanah dimiliki oleh tuan-tuan tanah, atau di
mana luas tanah yang dimiliki adalah sangat kecil dan tidak ekonomis,
pembangunan ekonomi tidak akan mencapai tingkat yang diharapkan.
Sikap masyarakat juga dapat menentukan sampai di mana
pertumbuhan ekonomi dapat dicapai. Di sebagian masyarakat terdapat
sikap masyarakat yang dapat memberikan dorongan yang besar kepada
pertumbuhan ekonomi. Sikap yang demikian itu antara lain adalah sikap
berhemat yang bertujuan untuk mengumpulkan lebih banyak uang untuk
investasi, sikap yang sangat mengagumi kerja keras dan kegiatan
-kegiatan untuk mengembangkan usaha, dan sikap yang selalu berusaha
untuk menambah pendapatan dan keuntungan.
Apabila di dalam masyarakat terdapat beberapa keadaan dalam
sistem sosial dan sikap masyarakat yang sangat menghambat pertumbuhan
ekonomi, adalah tugas pemerintah untuk berusaha menghapuskan
hambatan-hambatan tersebut. Perombakan dalam sistem sosial, seperti
misalnya menghapuskan kekuasaan tuan tanah dan memberikan tanah
kepada para petani yang tidak memiliki tanah, adalah suatu langkah yang
perlu dilakukan. Juga perubahan dalam sikap masyarakat perlu diciptakan.
Perubahan itu terutama harus ditujukan agar masyarakat bersedia bekerja
lebih keras untuk memperoleh pendapatan dan keuntungan yang lebih
banyak. Salah satu langkah penting yang dapat dilakukan untuk mencapai
tujuan ini adalah dengan memperluas pendidikan.
e. Luas pasar sebagai sumber pertumbuhan.
Adam Smith dalam bukunya “The Wealth Of Nation” telah
menunjukkan bahwa spesialisasi dibatasi oleh luasnya pasar, dan
spesialisasi yang terbatas membatasi pertumbuhan ekonomi. Pandangan
Smith ini menunjukkan bahwa sejak lama orang telah menyadari tentang
pentingnya peranan luas pasar dalam pertumbuhan ekonomi. Apabila luas
pasar terbatas tidak terdapat dorongan kepada para pengusaha untuk
menggunakan teknologi modern yang tingkat produktivitasnya sangat
tinggi. Para pengusaha lebih suka menggunakan cara memproduksi yang
teknologinya rendah. Karena produktivitas yang rendah maka pendapatan
para pekerja tetap rendah, dan ini selanjutnya membatasi luas pasar. Dari
hubungan sebab-akibat tersebut diatas dapat dilihat bahwa luas pasar
menimbulkan hambatan kepada negara-negara miskin untuk membangun.
Untuk mengatasi hambatan tersebut perlulah sesuatu negara yang miskin
secara serentak melakukan pembangunan di segala bidang. Pandangan itu
dikenal sebagai teori pembangunan seimbang.

8.2 Pertumbuhan ekonomi dalam pandangan Klasik dan


Schumpeter.
Teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh ahli-ahli
ekonomi Klasik dan Schumpeter menerangkan tentang peranan sumber
daya manusia dalam pertumbuhan ekonomi. Teori Klasik menunjukkan
bagaimana perkembangan penduduk akan mempengaruhi proses
pertumbuhan ekonomi. Sedangkan dalam teori Schumpeter
memperlihatkan peranan para pengusaha dalam menciptakan pertumbuhan
ekonomi.
a. Teori pertumbuhan ahli-ahli ekonomi Klasik.
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik ada empat faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk,
jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, dan
teknologi. Walaupun disadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung
kepada banyak faktor, ahli-ahli ekonomi Klasik hanya focus pada
pengaruh pertambahan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam
teori pertumbuhan diasumsikan luas tanah dan kekayaan alam adalah
tetap jumlahnya serta tingkat teknologi tidak mengalami perubahan.
Berdasarkan kepada asumsi ini selanjutnya dianalisa bagaimana pengaruh
pertambahan penduduk kepada tingkat produksi dan pendapatan.
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik hukum Law of
Diminishing yaitu hukum hasil lebih yang semakin berkurang akan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ini berarti pertumbuhan ekonomi
tidak akan terus menerus berlangsung. Pada permulaannya, apabila
penduduk sedikit dan kekayaan alam relatif berlebihan, tingkat
pengembalian modal dari investasi yang di buat adalah tinggi. Maka para
pengusaha akan memperoleh keuntungan yang besar. Ini akan
menimbulkan investasi baru sehingga terjadi pertumbuhan
m ekonomi.
Keadaan seperti itu tidak akan terus menerus berlangsung. Apabila
penduduk sudah terlalu banyak, pertambahan akan menurunkan
e tingkat
kegiatan ekonomi karena produktivitas marginal penduduk telah menjadi
negatif. Maka kemakmuran masyarakat menurun kembali. Perekonomian
akan mencapai tingkat perkembangan yang sangat rendah. Apabila keadaan
ini terjadi, ekonomi dikatakan dalam keadaan tidak berkembang
(stationary state) dan pada kondisi tersebut maka p e ndapatan pekerja
hanya mencapai tingkat cukup hidup (subsistence).

Gambar 8.1 Pertumbuhan Ekonomi menurut Teori Klasik


Dalam Gambar 8.1 ditunjukkan pandangan ahli-ahli ekonomi
Klasik mengenai pengaruh dari pertambahan penduduk kepada proses
pertumbuhan, Kurva PN menggambarkan tingkat produksi atau
pendapatan nasional yang akan tercapai pada berbagai jumlah penduduk.
Kurva PM menunjukkan produksi marginal dari para pekerja dan kurva PR
menggambarkan pendapatan per kapita yang dicapai pada berbagai
jumlah penduduk.
Berdasarkan pada sifat-sifat dari PN, PM dan PR, pertumbuhan
ekonomi dapat dibedakan dalam empat tahap. Dalam tahap I penduduk
masih kekurangan, maka pertambahan penduduk akan menambah
produksi marginal. Sebagai akibatnya pendapatan per kapita menjadi
bertambah tinggi. Pada tahap II tidak terdapat lagi kekurangan penduduk
dan pada tahap ini hukum Law of Diminishing mulai berlaku. Maka kurva
PM mulai menurun. Walaupun demikian dalam tahap ini produksi
marginal masih lebih tinggi dari pendapatan per kapita. Maka pendapatan
per kapita, yang ditunjukkan oleh kurva PR, masih tetap mengalami
kenaikan. Pada tahap III produksi marginal telah menjadi lebih rendah dari
pendapatan per kapita. Oleh karenanya dalam tahap III pendapatan per
kapita telah mulai menurun. Ini berarti batas di antara tahap III dan tahap
IV merupakan tingkat pertumbuhan di mana pendapatan per kapita
mencapai tingkat yang tertinggi. Dalam tahap IV penduduk sudah terlalu
berlebihan sehingga produksi marginal telah menjadi negatif. Maka
pendapatan nasional akan menjadi bertambah rendah apabila penduduk
bertambah. Keadaan ini mengakibatkan pendapatan per kapita mengalami
kemerosotan yang lebih cepat lagi, dan tingkat kemakmuran mengalami
kemerosotan yang cepat pula.
b. Teori Schumpeter.
Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan
pengusaha di dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori ini
ditunjukkan bahwa para pengusaha merupakan golongan yang akan terus
menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi.
Inovasi tersebut meliputi: memperkenalkan barang-barang baru,
mempertinggikan efisiensi dalam memproduksikan sesuatu barang,
memperluas pasar sesuatu barang ke pasar yang baru, mengembangkan
sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan perubahan-perubahan
dalam organisasi perusahaan dengan tujuan mempertinggi efisiensinya.
Di dalam mengemukakan teori pertumbuhannya Schumpeter
memulai analisanya dengan memisahkan bahwa perekonomian sedang
dalam keadaan tidak berkembang. Tetapi keadaan ini tidak akan
berlangsung lama. Pada waktu keadaan tersebut terjadi segolongan
pengusaha menyadari tentang berbagai kemungkinan untuk mengadakan
inovasi yang menguntungkan. Didorong oleh keinginan memperoleh
keuntungan dari mengadakan pembaharuan tersebut, mereka akan
meminjam modal dan melakukan penanaman modal. Investasi yang baru
ini akan meninggikan tingkat kegiatan ekonomi negara. Maka pendapatan
masyarakat akan bertambah dan tingkat konsumsi menjadi bertambah
tinggi. Kenaikan tersebut akan mendorong perusahaan-perusahaan lain
untuk menghasilkan lebih banyak barang dan melakukan penanaman
modal baru.
Maka menurut Schumpeter, investasi boleh dibedakan dalam dua
golongan, penanaman modal autonomi dan penanaman modal
terpengaruh. Penanaman modal autonomi adalah penanaman modal yang
ditimbulkan oleh kegiatan ekonomi yang timbul sebagai akibat kegiatan
inovasi.
Menurut Schumpeter makin tinggi tingkat kemajuan sesuatu
perekonomian makin terbatas kemungkinan untuk mengadakan inovasi.
Maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi bertambah lambat jalannya.
Pada akhirnya akan tercapai tingkat stationary state. Akan tetapi,
berbeda dengan pandangan Klasik, dalam pandangan Schumpeter tingkat
keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat pembangunan yang
tinggi.
c. Teori Harrod Domar.
Teori ini menjelaskan kondisi yang harus dipenuhi bagi
tercapainya penggunaan barang-barang modal secara penuh sepanjang
tahun. Selanjutnya teori ini juga menjelaskan keadaan yang akan terjadi
apabila keadaan yang terjadi melebihi atau kurang dari syarat yang
diperlukan untuk mencapai penggunaan sepenuhnya dari barang-barang
modal yang tersedia dalam masyarakat.
Teori Harrod Domar menunjukkan bahwa investasi mempunyai
peranan ganda dalam perekonomian, Di satu pihak investasi merupakan
sebagian dari pengeluaran agregat, dalam hal ini termasuk pengeluaran
yang akan mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi negara. Di lain pihak,
investasi akan menambah jumlah barang-barang modal di dalam
masyarakat. Dengan demikian investasi akan meningkatkan
kemampuan sesuatu negara untuk menghasilkan barang-barang.
d. Teori pertumbuhan Neo-Klasik.
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
menurut pandangan teori Harrod domar tingkat pertumbuhan ekonomi
ditentukan oleh pertambahan dalam pengeluaran agregat. Teori Neo -
Klasik mempunyai pandangan yang sangat berbeda. Teori Neo
-Klasik berpendapat pertumbuhan ekonomi tergantung kepada
perkembangan dari faktor-faktor produksi. Dengan perkataan lain,
menurut teori Neo - Klasik, pertumbuhan ekonomi tergantung kepada
pertambahan barang- barang modal, pertambahan tenaga kerja, dan
kemajuan teknologi.

8- Pertumbuhan Ekonomi
1010
Kuis

1. Jelaskan faktor-faktor utama yang berperanani dalam menentukan


pesatnya pertumbuhan ekonomi sesuatu negara.
2. Jelaskan Teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh ahli-ahli
ekonomi klasik dan lengkapi jawaban anda dengan kurvanya?.
3. Jelaskan pengaruh dari perkembangan teknologi terhadap teori
pertumbuhan ekonomi dalam pandangan ahli-ahli ekonomi klasik!.
4. Jelaskan pendapat Schumpeter mengenai peranan para pengusaha
dalam pertumbuhan ekonomi.
5. Menurut teori Harrod-Domar peranan apakah yang dimainkan oleh
investasi dalam pertumbuhan ekonomi?

8- Pertumbuhan Ekonomi
1111
Latihan

1. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mepunyai


tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan konstan yaitu
sekitar 7 % sampai 8% pada periode tahun 1990an. Namun demikian
sejak krisis ekonomi dan moneter menghantam Indonesia pada tahun
1997 hingga 1998 pertumbuhan ekonomi yang kuat tersebut seakan
semakin sirna, dan kini pertumbuhan ekonomi riil bahkan hanya berkisar
pada angka 5% saja. Menurut anda apa yang sebenarnya terjadi pada
pertumbuhan ekonomi di Indonesia ?

2. Teori apakah yang kiranya dapat m,enjelaskan fenomena tersebut diatas ?


Dan apa selanjutnya yang harus dilakukan oleh negara Indonesia untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi diatas 7% kembali?

8- Pertumbuhan Ekonomi
1212
9 KEBIJAKAN FISKAL

Overview
Kebijakan fiskal bagi suatu negara adalah merupakan suatu alat untuk dapat
menstabilkan perekonomian. Tetapi kebijakan fiskal tersebut tidak selamanya
dapat membantu pemerintah, oleh karena itu maka pemahaman tentang apa
dan bagaimana kebijakan fiskal suatu negara menjadi sangat penting untuk
membantu proses pengambilan keputusan bisnis

Tujuan
1. Mahasiswa memahami konsep dasar kebijakan
fiskal
2. Mahasiswa mampu menjelaskan penstabil
automatik
3. Mahasiswa mampu mejelaskan model-model penstabil automatik
serta
arah dan kebijakan yang diambil pemerintah suatu negara

9-1 Kebijakan Fiskal


Saat ini secara umum diyakini bahwa kebijaksanaan fiskal
memegang peranan yang sangat penting dalam upaya menstabilkan tingkat
perekonomian suatu negara sekaligus menciptakan tingkat kegiatan
ekonomi pada tingkat yang dikehendaki. Pandangan atau keyakinan ini
sangat berbeda sekali dengan yang dianut ahli-ahli ekonomi dan pihak
Pemerintah di dalam zamannya ahli-ahli ekonomi klasik. Sampai pada
masa depresi dunia pada permulaan tahun 1930an hampir semua golongan
masyarakat berkeyakinan bahwa Pemerintah harus selalu melakukan
pengeluaran sesuai dengan pendapatan yang diperolehnya dari berbagai
jenis pajak dan pendapatan lainnya. Apabila pendapatan Pemerintah
bertambah tinggi, maka Pemerintah dapat membuat pengeluaran yang
lebih besar. Tetapi apabila pendapatan Pemerintah berkurang maka
Pemerintah juga harus mengurangi pengeluarannya. Singkatnya, di dalam
zaman Klasik orang berpandangan bahwa Pemerintah haruslah
menjalankan kebijaksanaan fiskal seimbang, yaitu pengeluarannya
haruslah sesuai atau sama dengan pendapatannya.
Setelah berlakunya depresi dunia pada permulaan tahun 1930-an
mulailah disadari bahwa melakukan kebijaksanaan fiskal seimbang seperti
baru saja dinyatakan, akan semakin memperburuk masalah ekonomi yang
sedang dihadapi. Di dalam masa depresi tingkat kegiatan ekonomi adalah
sangat rendah, dan oleh karenanya pendapatan Pemerintah yang terutama
diperoleh dari pajak akan menjadi sangat rendah pula. Pendapatan
Pemerintah yang telah menjadi bertambah rendah ini akan memaksa
Pemerintah untuk mengurangi pengeluarannya. Langkah ini akan
memperburuk masalah perekonomian karena penurunan dalam
perbelanjaan Pemerintah, akan lebih menurunkan lagi pengeluaran agregat
dan makin memperburuk keadaan perekonomian .
Di dalam masa kemakmuran ekonomi yang tinggi dan sekaligus
menimbulkan keadaan inflasi, menjalankan kebijaksanaan fiskal yang
seimbang akan memperburuk pula masalah inflasi yang dihadapi. Di
dalam masa kemakmuran pendapatan Pemerintah dari pajak akan
mengalami kenaikan yang sangat besar. Kalau keadaan ini mendorong
Pemerintah menambah pengeluarannya, maka pengeluaran agregat
menjadi bertambah besar lagi dan menimbulkan kelebihan permintaan
agregat yang lebih banyak. Keadaan seperti itu akan menimbulkan
masalah kenaikan harga - harga yang sedang dihadapi.

9-2 Kebijakan Fiskal


Pada masa ini kebijaksanaan fiskal seimbang tidaklah lagi
dianggap sebagai suatu kebijaksanaan fiskal yang harus dilakukan pada
setiap waktu. Menjalankan kebijaksanaan itu secara terus menerus tidak
akan memberi jaminan bahwa tingkat perekonomian yang tinggi tanpa
inflasi akan selalu dapat dicapai. Kebanyakan ahli-ahli ekonomi
sekarang ini berpendapat bahwa Pemerintah haruslah menjalankan
kebijaksanaan perbelanjaan defisit (yaitu pengeluaran Pemerintah adalah
melebihi dari pendapatannya) atau kebijaksanaan perbelanjaan surplus
(yaitu pengeluaran Pemerintah adalah lebih sedikit dari pendapatan nya)
apabila kebijaksanaan seperti itu diperlukan untuk mempengaruhi tingkat
kegiatan ekonomi negara ke keadaan yang dikehendaki.

9.1 Penstabil Automatik


Dalam setiap perekonomian terdapat beberapa jenis pendapatan
dan pengeluaran Pemerintah yang akan secara automatik menciptakan
kestabilan yang lebih tinggi kepada kegiatan ekonomi. Pendapatan
dan atau pengeluaran yang mempunyai sifat seperti itu dinamakan
penstabil automatik. Seperti telah sepenuhnya disadari, dari satu tahun
ke tahun lainnya tingkat kegiatan ekonomi akan selalu mengalami
perubahan. Tanpa adanya penstabil automatik perubahan-perubahan itu
akan menjadi lebih besar lagi. Berarti penstabil automatik memperkecil
gerak naik turun kegiatan ekonomi yang terjadi dari suatu waktu ke
waktu lainnya. Apabila kegiatan ekonomi mengalami kemunduran, ia akan
mengurangi keseriusan dari kemunduran ekonomi yang terjadi.
Sebaliknya, apabila kegiatan ekonomi mengalami perkembangan, ia akan
mengurangi kecepatan perkembangan tersebut. Maka penstabil automatik,
seperti halnya dengan kebijaksanaan fiskal lainnya, akan mengurangi
besarnya gelombang perusahaan yang terjadi dari waktu ke waktu.
Penstabil automatik yang paling penting adalah pajak
sebanding dan pajak progresif. Sistem pemungutan pajak biasanya
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :pajak regresif, pajak sebanding dan
pajak progresif. Pajak regresif adalah pajak yang makin menurun
tingkatnya apabila pendapatan nasional menjadi semakin bertambah tinggi.
Sistem pajak yang sebaliknya, yaitu apabila pendapatan nasional
bertambah tinggi maka tingkat pajak yang harus dibayar menjadi
semakin tinggi, dinamakan pajak progresif. Sistem pajak yang berada di
antara kedua-dua sistem pajak itu adalah pajak sebanding, yaitu sistem
pajak yang tidak mengalami perubahan pada berbagai tingkat pendapatan
nasional.
9-3 Kebijakan Fiskal
9.2 Beberapa penstabil automatik lainnya
Di berbagai negara maju pada umumnya para pekerja diharuskan
untuk membayar sejumlah uang iuran tertentu yang dinamakan asuransi
pengangguran atau asuransi jaminan sosial. Pemerintah di negara-negara
tersebut membuat undang-undang yang mengharuskan para pekerja yang
sedang bekerja untuk melakukan pembayaran secara periodik kepada dana
asuransi pengangguran tersebut. Kemudian bila terjadi kadaan sebaliknya,
maka undang-undang itu memberi hak kepada para pekerja untuk meminta
bantuan keuangan apabila mereka sedang menganggur.
Program asuransi pengangguran ini adalah termasuk sebagai salah
satu jenis penstabil automatik, karena program tersebut dapat mengurangi
besarnya gerak naik turun pendapatan nasional yang berlaku dalam jangka
panjang. Apabila perekonomian sedang mengalami kemakmuran yang
tinggi, tingkat penggunaan tenaga adalah tinggi dan pengangguran
menjadi semakin sedikit. Dalam keadaan seperti itu program tersebut akan
mengurangi pendapatan disposebel yang diterima para pekerja.
Sebaliknya, apabila terjadi kemunduran ekonomi dan pengangguran
bertambah banyak, perbelanjaan konsumsi rumahtangga tidak mengalami
penurunan yang terlalu buruk karena para penganggur mendapat bantuan
keuangan dart program tersebut dan dapat digunakan mereka untuk
konsumsi.
Bantuan-bantuan kepada para petani berupa ketetapan
pemerintah suatui Negara dalam menetapkan harga minimum hasil-hasil
pertanian tertentu juga merupakan penstabil automatik. Maksudnya adalah
kebijakan tersebut untuk menjamin agar terdapat kestabilan harga hasil -
hasil para petani dan utamanya untuk menjaga agar pendapatan petani
tidak mengalami penurunan ke tingkat yang sangat rendah sekali.
Permintaan atas hasil-hasil pertanian pada umumnya bersifat tidak elastis.
Ini berarti, setiap perubahan dalam jumlah permintaan atau penawaran
akan menimbulkan perubahan yang lebih besar kepada harga dan
pendapatan para petani yang menghasilkannya.
Kebijakan harga minimal tersebut bertujuan untuk menghindarkan
akibat yang merugikan dari kemerosotan harga yang sangat besar terhadap
hasil-hasil pertanian tertentu kepada pendapatan dan kesejahteraan para
petani. Apabila harga yang ditentukan di pasar dari sesuatu jenis barang
pertanian penting mengalami penurunan yang sangat buruk sekali, tanpa
campur tangan pemerintah, pendapatan para petani yang menghasilkannya
akan mengalami penurunan pendapatan yang sangat serius.
9-4 Kebijakan Fiskal
Dengan adanya kebijaksanaan harga minimal keadaan seperti itu
tidak akan terjadi. Pada waktu kejatuhan harga sesuatu barang pertanian
adalah serius dan telah berada di bawah tingkat harga minimal yang
ditetapkan, Pemerintah akan membeli barang pertanian itu pada harga
minimal yang ditetapkannya. Dengan demikian penurunan pendapatan
para petani tidaklah seburuk seperti sekiranya harga sepenuhnya
ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Kebijaksanaan harga
minimal tersebut, di samping menstabilkan pendapatan para petani, juga
akan mengurangi besarnya gerak naik turun kegiatan ekonomi sebagai
akibat dan perubahan-perubahan yang terjadi di sektor pertanian.

9.3 Kelemahan penstabil automatic


Penstabil automatik mempunyai kemampuan yang lebih terbatas
di dalam menciptakan kestabilan ekonomi yang selalu dicita-citakan oleh
setiap masyarakat, yaitu mencapai tingkat penggunaan tenaga penuh tanpa
inflasi. Di dalam masa inflasi, penstabil automatik tidak akan sanggup
mengatasi masalah inflasi itu. Begitu pula, pada waktu terjadi
pengangguran maka penstabilan automatik tidak akan mempunyai
kemampuan untuk mengatasi masalah itu. Kemampuan penstabil
automatik hanya terbatas kepada mengurangi besarnya masalah yang
sedang dihadapi. Tanpa adanya penstabil automatik di dalam
perekonomian, kalau timbul masalah pengangguran atau inflasi, maka
masalah itu akan lebih buruk lagi keadaannya. Kemampuannya yang
terbatas ini merupakan kelemahan terpenting dari penstabil automatik
sebagai alat untuk menstabilkan gerak naik turun tingkat kegiatan
ekonomi.
Di samping itu penstabil automatik juga dapat mengurangi
besarnya pemulihan kembali kegiatan ekonomi yang akan dicapai setelah
mengalami suatu masa resesi. Apabila suatu masa resesi menyebabkan
tingkat kegiatan ekonomi yang sebenarnya tercapai adalah jauh daripada
tingkat kegiatan ekonomi pada penggunaan tenaga penuh, adanya
pemungutan pajak sebanding dan pajak progresif menyebabkan pemulihan
kembali dalam kegiatan ekonomi yang akan dicapai adalah lebih terbatas
daripada apabila kedua-dua jenis pajak tersebut tidak terjadi. Dengan
perkataan lain, puncak yang dicapai di dalam pemulihan perekonomian
kembali tersebut adalah lebih rendah daripada apabila sistem pajak
sebanding atau progresif tidak terjadi.

9-5 Kebijakan Fiskal


Kelemahan-kelemahan yang terkandung dalam penstabil
automatik tidak perlu dipandang serius. Penstabil automatik bukanlah
kebijaksanaan fiskal Pemerintah yang utama yang digunakan untuk
menstabilkan gerak naik turun tingkat kegiatan ekonomi dari waktu ke
waktu. Dan memang sebenarnya berbagai jenis penstabil automatik itu
diciptakan bukanlah untuk tujuan menstabilkan gerak naik turun kegiatan
ekonomi tetapi untuk tujuan lain. Sistem pajak sebanding dan pajak
progresif dijadikan oleh Pemerintah dengan tujuan agar distribusi
pendapatan masyarakat dapat menjadi lebih seimbang. Bantuan kepada
para penganggur dan kebijaksanaan harga minimal ke atas beberapa jenis
barang pertanian tertentu terutama dimaksudkan agar tingkat kesejahteraan
dari beberapa golongan masyarakat tertentu tidak mengalami
kemunduran yang sangat buruk, dan bukan untuk mengendalikan
tingkat kegiatan ekonomi agar tetap stabil.

9.4 Kebijaksanaan fiskal diskresioner


Kebijaksanaan fiskal utama yang akan digunakan Pemerintah untuk
mengatasi masalah-masalah ekonomi yang sedang dihadapi dinamakan
kebijaksanaan fiskal diskresioner. Yaitu dapat diartikan sebagai langkah-
langkah Pemerintah untuk merubah pengeluarannya atau pemungutan
pajaknya dengan tujuan untuk
Mengurangi pergerakan naik turun tingkat perekonomian dari
tahun ketahun
Menciptakan suatu tingkat perekonomian yang mencapai tingkat
penggunaan tenaga yang tinggi, tidak mengalami masalah
inflasi, dan selalu mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Dari penjelasan tersebut diatas kebijakan fiskal diskresioner ini
dapat disimpulkan bahwa terdapat dua macam alat yang digun akan
oleh Pemerintah untuk menjalankan kebijaksanaan tersebut yaitu:
membuat perubahan-perubahan terhadap pengeluaran pemerintah dan
membuat perubahan-perubahan terhadap pajak yang dipungutnya.
Dalam pelaksanaannya, kedua-dua jenis alat kebijaksanaan fiskal
diskresioner tersebut dapat digunakan secara tersendiri atau merupakan
gabungan daripada kedua-duanya. Maka pada hakekatnya kebijaksanaan
fiskal diskresioner dapat dibedakan di dalam tiga bentuk, yaitu:
1. Membuat perubahan ke atas pengeluaran Pemerintah
2. Membuat perubahan ke atas sistem pemungutan pajak

9-6 Kebijakan Fiskal


3. Secara serentak membuat perubahan dalam pengeluaran Pemerintah
dan sistem pemungutan pajak.

Pada saat di mana perkonomian berada di bawah tingkat


penggunaan tenaga penuh, dan pengangguran cukup tinggi
tingkatnya, maka pemerintah harus berusaha untuk meningkatkan
tinmgkat perekonomian dan mengurangi pengangguran dengan melakukan
langkah - langkah yang akan menaikkan pengeluaran agregat. Untuk
mencapai tujuan ini Pemerintah dapat memilih salah satu daripada
beberapa perubahan berikut :
(a) Menaikkan pengeluarannya tetapi tidak membuat perubahan apa-apa
ke atas pajak yang dipungutnya.
(b) Mempertahankan tingkat pengeluarannya tetapi menurunkan pajak
yang dipungutnya.
(c) Di satu pihak menaikkan pengeluarannya dan di lain pihak
menurunkan pajak yang dipungutnya.
(d) Pengeluarannya dan pemungutan pajaknya dinaikkan, dan
kenaikan tersebut sama besarnya. Tujuan dari kebijakan seperti
ini adalah untuk menjaga agar pendapatan dan pengeluaran
Pemerintah tetap seimbang.
Selanjutnya dapat di asumsikan bahwa perubahan-perubahan
yang sebaliknya yaitu
(a) mengurangi pengeluarannya,
(b) menurunkan pajak yang dipungut,
(c) mengurangi pengeluarannya dan menaikkan pajak yang dipungut ,
(d) mengurangi pengeluarannya dan mengurangi pajak yang dipungutnya
dengan jumlah yang sama besarnya,
dapat digunakan untuk mengatasi masalah inflasi.

9-7 Kebijakan Fiskal


Kuis

1. Definisikan penstabil automatik dan terangkan bagaimana penstabil


automatik akan mempengaruhi gerak naik turun kegiatan ekonomi
negara.
2. Jelaskan perbedaan di antara penstabil automatik dan kebijaksanaan
fiskal diskresioner.
3. Jelaskan mengapa selalu dinyatakan bahwa penstabil automatik
mempunyai kemampuan yang terbatas di dalam menciptakan
kestabilan ekonomi.
4. Uraikan berbagai jenis penstabil automatik yang anda ketahui, dan
tunjukkan bagaimana mereka akan menimbulkan keadaan yang lebih
stabil dalam ekonomi.

9-8 Kebijakan Fiskal


Soal Aplikasi

1. Berdasarkan kondisi yang terjadi disuatu Negara dapatkah anda


menerangkan mengapa sistem pajak progresif dan sebanding
menyebabkan ekonomi lebih stabil, sedangkan sistem pajak regresif
tidak mempunyai pengaruh yang demikian?

2. seandainya untuk membangun lebih banyak proyek infrastruktur


Pemerintah menambah pengeluarannya sebanyak 10 miliar rupiah dan
pada saat yang bersamaan Pemerintah juga menaikkan pajak yang
sama jumlah tersebut diatas terhadap seluruh rumahtangga. Jelaskan
akibat kebijakan tersebut, bila perlu disertai dengan contoh akibat-
akibat kebijakan tersebut

9-9 Kebijakan Fiskal


10 INFLASI DAN PENGANGGURAN

Overview
Tidak ada suatu negara di belahan dunia manapun yang tidak mengalami
masalah inflasi dan pengangguran sekalipun itu adalah negara maju. Oleh
karena itu mengetahui penyebab inflasi dan pengangguran menjadi faktor
penting dan dominan dalam makro ekonomi. Sehingga dengan memahami
penyebab inflasi dan pengangguran dapat membawa pemahaman untuk
bagaimana cara
mengatasinya.

Tujuan

1. Mahasiswa memahami masalah-masalah pengangguran dan inflasi


2. Mahasiswa Mampu menjelaskan macam-macam
3. pengangguran dan inflasi
4. Mahasiswa mampu mejelaskan cara-cara penanggulangan masalah
pengangguran dan inflasi secar aplikatif

10-1 Inflasi dan Pengangguran


10.1 Pengangguran
Masalah pengangguran dapat menyebabkan tingkat pendapatan
nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensinya
yang maksimal, adalah masalah pokok makroekonomi yang paling utama.
Ahli ekonomi Keynes terdorong untuk mengembangkan teorinya mengenai
masalah penggunaan tenaga kerja dalam perekonomian, dan teori ini akhirnya
menjadi landasan dari analisa makroekonomi, karena menyadari bahwa
masalah pengangguran adalah masalah yang sering dihadapi oleh
perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar. Menurut Keynes masalah
pengangguran selalu terjadi dalam perekonomian karena permintaan efektif
yang terjadi dalam masyarakat (pengeluaran agregat) adalah lebih rendah dari
kemampuan faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian untuk
memperoduksikan barang-barang dan jasa-jasa.
Untuk mengetahui tingkat pengangguran yang terjadi pada suatu
kurun waktu tertentu perlulah terlebih dahulu diketahui jumlah tenaga kerja
atau angkatan kerja yang ada dalam perekonomian. Jumlah tenaga kerja tidak
boleh disamakan dengan jumlah penduduk. Sebagian daripada penduduk
tidak dapat digolongkan sebagai tenaga kerja karena mereka masih terlalu
muda atau sudah terlalu tua untuk dapat bekerja dengan efektif.
Golongan penduduk ini tidak termasuk ke dalam angkatan kerja.
Di banyak negara penduduk yang digolongkan sebagai angkatan
kerja adalah penduduk yang berumur di antara 15-59 tahun dan di beberapa
negara meliputi penduduk yang berumur di antara 15-64 tahun. Tetapi tidak
semua penduduk yang berada dalam lingkungan umur di atas dapat dipandang
sebagai tenaga kerja. Apabila mereka tidak bekerja dan tidak mencoba untuk
mencari pekerjaan maka, walaupun umur mereka adalah dalam lingkungan
umur di atas, mereka tidak termasuk dalam golongan angkatan kerja.
Golongan masyarakat seperti itu antara lain adalah pelajar sekolah menengah
dan sekolah-sekolah lain sebelum tingkat universitas, mahasiswa dan ibu
rumah tangga.
Dengan demikian, jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja pada
suatu waktu tertentu adalah banyaknya jumlah penduduk yang berada dalam
lingkungan umur di atas yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan.
Perbandingan di antara jumlah angkatan kerja yang menganggur dan
angkatan kerja keseluruhannya dinamakan tingkat pengangguran.

10-2 Inflasi dan Pengangguran


Walaupun keadaan di mana tingkat kegiatan ekonomi yang tercapai
adalah lebih rendah dari tingkat kegiatan ekonomi yang paling tinggi yang
mungkin dicapai adalah masalah yang paling sering dihadapi oleh setiap
perekonomian, bukanlah berarti bahwa keadaan itu adalah keadaan yang akan
tetap terjadi dalam perekonomian. Ada kalanya kegiatan ekonomi mencapai
tingkat yang sangat tinggi sekali sehingga tenaga kerja yang tersedia dalam
perekonomian dapat digunakan seluruhnya. Apabila keadaan seperti itu
tercapai maka dikatakanlah bahwa perekonomian telah mencapai tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh.
Di dalam perekonomian yang telah mencapai tingkat penggunaan
tenaga penuh pendapat nasional tidak dapat ditambah lagi, walaupun masih
terdapat pengangguran dalam faktor-faktor produksi lainnya. Penggunaan
sepenuhnya tenaga kerja tidak selalu akan bersamaan dengan penggunaan
sepenuhnya barang-barang modal. Pada umumnya pada tingkat penggunaan
tenaga penuh masih akan terdapat barang-barang modal yang masih
menganggur. Akan tetapi barang-barang modal yang menganggur ini
tidak akan dapat digunakan untuk menaikkan tingkat produksi karena tidak
terdapat tenaga kerja yang akan menggunakan barang-barang modal yang
menganggur tersebut. Maka pada tingkat penggunaan tenaga penuh tingkat
kegiatan ekonomi dan besarnya pendapatan nasional mencapai tingkat yang
maksimal. Perekonomian itu sudah tidak mempunyai kesanggupan lagi untuk
menambah produksi barang-barang dan jasa-jasa.

10.1.1 Bentuk-bentuk pengangguran


Perekonomian selalu dipandang sebagai pencapaian tingkat
penggunaan tenaga penuh apabila tenaga kerja yang tersedia seluruhnya
digunakan. Di dalam praktek yang dimaksudkan dengan tingkat penggunaan
tenaga penuh mengandung arti yang sedikit berbeda. Di dalam menentukan
apakah perkonomian telah mencapai tingkat penggunaan tenaga penuh atau
belum, yang menjadi ukuran bukanlah penggunaan tenaga kerja sebesar 100
persen, tetapi penggunaan tenaga kerja yang sedikit lebih rendah daripada itu.
Di kebanyakan negara tingkat penggunaan tenaga penuh sudah dianggap
tercapai apabila tingkat pengangguran sudah sangat rendah. Misalnya di
Amerika Serikat tingkat penggunaan tenaga penuh sudah dianggap tercapai
apabila tingkat pengangguran tidak melebihi 4 %. Berarti tingkat
pengangguran tenaga penuh sudah dianggap tercapai apabila 96 % daripada
angkatan kerja mempunyai pekerjaan.

10-3 Inflasi dan Pengangguran


Tingkat penggunaan tenaga penuh sudah dianggap tercapai dalam
keadaan yang baru dinyatakan ini karena orang telah menyadari bahwa adalah
tidak mungkin bagi suatu perekonomian untuk mencapai keadaan di mana
seluruh angkatan kerja dalam perekonomian itu dalam keadaan bekerja.
Pengangguran sebesar 2% atau 3 % dipandang sebagai keadaan yang
tidak dapat dielakkan oleh setiap perekonomian. Pada setiap masa sebagian
kecil dari angkatan kerja adalah dalam keadaan menganggur atas kemauan
sendiri. Mereka berhenti dari tempat pekerjaan yang lama dan mencari
pekerjaan yang lain. Maksud dari tenaga kerja tersebut meninggalkan
pekerjaan mereka yang lama adalah untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih
baik, memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dan memperoleh jaminan
sosial atau fasilitas lainnya yang lebih baik. Pengangguran yang ditimbulkan
dari keinginan untuk memperoleh kerja yang lebih baik ini dinamakan
pengangguran friksionel atau pengangguran normal.
Di dalam perekonomian mungkin terjadi kedaan di mana satu pihak
terdapat kekurangan tenaga kerja dalam kegiatan-kegiatan ekonomi tertentu,
tetapi di lain pihak terdapat tenaga kerja yang menganggur dan mengalami
kesulitan untuk memperoleh pekerjaan. Keadaan seperti itu terjadi karena
ketrampilan tenaga kerja yang diperlukan oleh pekerjaan tersebut tidak sesuai
dengan ketrampilan tenaga kerja yang masih menganggur. Biasanya yang
masih menganggur adalah tenaga kerja yang tidak memiliki pendidikan,
kemahiran, pengalaman dan kesanggupan yang cukup tinggi. Maka
kemampuan mereka untuk memperoleh pekerjaan lebih terbatas. Tenaga kerja
ini mungkin terdiri dari tenaga kerja yang baru saja meninggalkan sekolah dan
memasuki angkatan kerja. Tetapi sering sekali pula penganggur ini terdiri
dari tenaga-tenaga kerja yang diberhentikan dari kegiatan-kegiatan ekonomi
yang mengalami kemunduran sebagai akibat dari permintaan yang semakin
menurun terhadap barang-barang yang diproduksikan oleh mereka. Kemajuan
teknologi di kegiatan-kegiatan ekonomi lain, perubahan dalam cita rasa
masyarakat dan masuknya pesaing baru yang lebih efisien di pasar adalah
beberapa faktor yang dapat mengakibatkan kemunduran dalam sesuatu
kegiatan ekonomi. Apabila hal ini terjadi terpaksalah para pekerjanya
diberhentikan. Pengangguran yang demikian dinamakan pengangguran
struktural.
Pengangguran dapat pula ditimbulkan oleh adanya penggantian tenaga
manusia oleh mesin-mesin atau bahan-bahan kimia. Pengangguran yang
ditimbulkan oleh berlakunya penggantian tenaga kerja manusia dengan
mesin- mesin yang lebih modern dinamakan pengangguran teknologi.

10-4 Inflasi dan Pengangguran


Pengangguran friksional dan pengangguran struktural dipandang oleh
ahli-ahli ekonomi sebagai pengangguran yang tidak dapat dielakkan. Apabila
dalam perkonomian pengangguran yang terjadi adalah terdiri daripada kedua-
dua jenis pengangguran ini, maka perekonomian itu dipandang sebagai telah
mencapai tingkat penggunaan tenaga penuh. Pengangguran seperti itu
hanyalah meliputi di sekitar 2% atau 3 % dari seluruh jumlah tenaga kerja.
Sering sekali tingkat pengangguran adalah lebih tinggi daripada itu, dan
pengangguran tersebut terutama disebabkan oleh kekurangan permintaan
agregat.
Masalah pengangguran yang sangat buruk dapat bermula dari
berlakunya pertambahan yang terus menerus dalam stok barang para
produsen. Keadaan ini berarti bahwa tingkat produksi para produsen adalah
melebihi tingkat pengeluaran masyarakat atau keinginan masyarakat untuk
berbelanja ke atas barang-barang yang diproduksikan para penguasaha.
Supaya tetap memperoleh untung para produsen akan mengurangi tingkat
produksi mereka danb sebagian tenaga kerja yang digunakan mereka
akan diberhentikan. Pengurangan penggunaan tenaga kerja bukanlah karena
kekurangan keahlian, kesanggupan dan pengalaman tenaga-tenaga kerja
tersebut. Sebabnya yang utama adalah karena keadaan perekonomian secara
keseluruhan tidak memungkinkan berbagai kegiatan ekonomi
mempertahankan tingkat kegiatan mereka seperti pada masa sebelumnya.
Pengangguran yang ditimbulkan oleh keadaan yang baru dijelaskan ini
dinamakan pengangguran siklikal.
Jenis-jenis pengangguran yang baru dijelaskan di atas adalah
pengangguran mutlak. Yaitu penganggur-penganggur tersebut tidak
melakukan sesuatu kerja untuk mencari nafkah apa pun pada waktu mereka
tergolong sebagai penganggur atau dalam keadaan menganggur. Bahwa
penganggur- penganggur itu dalam keadaan menganggur dapat terlihat
dengan jelas. Pengangguran seperti itu dinamakan pengangguran terbuka.
Dengan demikian pengangguran friksional, pengangguran struktural. Dan
pengangguran siklikal dapatlah digolongkan sebagai pengangguran terbuka.
Di dalam suatu perekonomian dapat berlaku keadaan di mana
segolongan pekerja melakukan pekerjaan-pekerjaan untuk memperoleh
pendapatan, tetapi pekerjaan-pekerjaan itu pada kondisi :
 tidak akan menambah tingkat produksi yang akan dicapai,
 dilakukan di dalam masa yang singkat sehingga jam kerja
mereka adalah jauh lebih sedikit daripada jam kerja yang
semestinya dilakukan dalam suatu jangka waktu tertentu (seminggu,
sebulan dan setahun).

10-5 Inflasi dan Pengangguran


Apabila corak pekerjaan yang dilakukan oleh segolongan tenaga kerja
dalam perekonomian itu mempunyai salah satu sifat di atas, maka mereka
boleh dipandang juga sebagai penganggur. Pengangguran seperti itu banyak
terdapat di negara-negara berkembang yang kegiatan ekonominya tertumpu
di sektor pertanian.
Apabila dalam sesuatu kegiatan ekonomi jumlah tenaga kerja sangat
berlebihan, sehingga berada dalam suatu keadaan di mana walaupun sebagian
tenaga kerjanya dipindahkan ke sektor lain tetapi produksi dalam kegiatan itu
tidak berkurang, maka dalam kegiatan itu telah berlaku suatu jenis
pengangguran yang dinamakan pengangguran tersembunyi atau
pengangguran tak kentara. Jumlah penduduk yang sudah terlalu besar dan
diikuti pula oleh perkembangan penduduk yang sangat cepat di beberapa
negara-negara berkembang menyebabkan rasio perbandingan tanah-tenaga
kerja di negara- negara itu sangat kecil sekali. Kesulitan untuk mencari kerja
di sektor lain menyebabkan tenaga kerja yang bertambah dari tahun ke tahun
tetap tinggal di sektor pertanian yang sudah sangat padat penduduknya.
Tenaga kerja yang bertambah tersebut tidak dapat menimbulkan pertambahan
yang berarti kepada tingkat produksi di sektor pertanian. Dengan demikian
sebagian dari tenaga kerja yang berda di sektor pertanian adalah tidak
produktif, dan dapat dipindahkan ke sektor lain tanpa mengurangi produksi di
sektor pertanian.
Bentuk pengangguran lain yang sering sekali terjadi di sektor pertanian
di negara-negara berkembang adalah pengangguran musiman. Yang
dimaksudkan dengan pengangguran musiman adalah pengangguran yang
terjadi pada masa-masa tertentu di dalam suatu tahun. Biasanya pengangguran
seperti itu berlaku pada masa-masa di mana kegiatan bercocok tanam sedang
menurun kesibukannya. Waktu di antara menuai dan masa bertanam
berikutnya, dan waktu sesudah menanam bibit dan masa memetik hasilnya
adalah masa-masa yang kurang sibuk dalam kegiatan pertanian. Di
dalam waktu tersebut banyak di antara para petani yang tidak melakukan
pekerjaan sama sekali, berarti mereka sedang dalam keadaan menganggur.
Tetapi pengangguran itu adalah untuk sementara saja, dan berlaku dalam
waktu- waktu tertentu. Oleh sebab itu dinamakan pengangguran musiman.

10-6 Inflasi dan Pengangguran


Tekanan penduduk di sektor pertanian di negara-negara berkembang
telah menimbulkan percepatan pengaliran penduduk dari desa-desa ke kota-
kota. Penduduk yang berhijrah ini belum tentu akan memperoleh pekerjaan di
kota. Ada di antaranya yang sepenuhnya menganggur dan ada pula
yang memperoleh pekerjaan dan bekerja secara penuh. Di samping itu ada
pula yang tidak menganggur, akan tetapi jam kerjanya setiap hari/minggu
adalah jauh lebih rendah daripada jumlah jam kerja yang dilakukan seseorang
dalam masa tersebut (8 jam sehari atau 40 jam seminggu). Tenaga kerja yang
bekerja dalam jumlah jam kerja yang terbatas itu tidak dapat dianggap
sebagai sepenuhnya bekerja. Tetapi mereka juga bukanlah penganggur.
Mereka adalah dalam keadaan bekerja dengan jumlah jam lebih terbatas.
Pengangguran tenaga kerja yang bersifat demikian dinamakan setengah
menganggur.

10.1.2 Akibat buruk yang ditimbulkan oleh pengangguran


Sedapat mungkin setiap perekonomian harus berusaha untuk
menghindari atau mengurangi masalah pengangguran yang dihadapinya.
Usaha seperti itu harus dilakukan karena masalah itu menimbulkan beberapa
akibat buruk kepada masyarakat. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa
apabila ada pengangguran maka tingkat pendapatan nasional yang
sebenarnya adalah lebih rendah daripada tingkat pendapatan nasional
potensial. Keadaan ini berarti tingkat kemakmuran yang dinikmati
masyarakat adalah lebih rendah daripada tingkat kemakmuran yang mungkin
dicapainya. Makin tinggi pengangguran, makin besar perbedaan di antara
tingkat pendapatan nasional sebenarnya dengan tingkat pendapatan
nasional petensiel, dan dengan demikian makin besar pula perbedaan
di antara tingkat kemakmuran yang dinikmati masyarakat dan tingkat
kemakmuran yang mungkin dinikmati mereka. Akibat buruk dari
pengangguran yang baru dijelaskan ini dinamakan sebagai biaya ekonomi
dari pengangguran.
Di samping menimbulkan biaya yang bersifat ekonomi,
pengangguran menimbulkan pula beberapa biaya sosial, yaitu pengangguran
menimbulkan beberapa keburukan sosial. Kepada seseorang, pengangguran
dapat menyebabkan kehilangan kepercayaan kepada diri sendiri dab
perselisihan dalam keluarga. Juga para penganggur akan kehilangan
kemahiran apabila menganggur terlalu lama, dan ini akan lebih menyulitkan
lagi kepada mereka untuk memperoleh pekerjaan. Bagi masyarakat secara
keseluruhan pengangguran dapat menimbulkan masalah kriminil, mengurangi

10-7 Inflasi dan Pengangguran


tingkat kesehatan masyarakat (karena tidak ada uang untuk membeli
makanan yang

10-8 Inflasi dan Pengangguran


cukup), dan dapat menimbulkan kekacauan sosial dan politik seperti
demonstrasi dan perebutan kekuasaan.

10.2 Inflasi

10.2.1 Masalah inflasi dan penyebabnya


Dalam perekonomian seringkali terjadi suatu keadaan sebagai
berikut: walaupun seluruh faktor-faktor produksi sudah sepenuhnya
digunakan, masih terdapat permintaan ke atas barang-barang dan jasa-jasa
yang masih belum terpenuhi. Dengan perkataan lain, di dalam perekonomian
pengeluaran agregat yang terjadi adalah melebihi produksi barang-barang dan
jasa-jasa yang mungkin diciptakan oleh faktor-faktor produksi yang tersedia.
Kelebihan permintaan ini akan menimbulkan kenaikan dalam tingkat harga-
harga, selanjutnya dinamakan inflasi. Inflasi yang ditimbulkan oleh
kelebihan dalam permintaan ini dinamakan cost pull inflation. Kenaikan
harga barang- barang dan jasa-jasa dapat juga ditimbulkan oleh kenaikan
dalam biaya produksi, dan kenaikan harga-harga yang berlaku dinamakan
cost push inflation. Kenaikan biaya produksi terutama disebabkan oleh
kenaikan gaji dan upah para pekerja. Di samping itu inflasi dapat disebabkan
pula oleh kenaikan harga bahan-bahan mentah yang digunakan oleh
produsen untuk memproduksi barang jadi.
Masalah tingginya laju kenaikan harga-harga biasanya tidak akan
timbul apabila dalam perekonomian masih banyak terdapat faktor produksi
yang menganggur. Apabila tingkat pengangguran tinggi, tingkat kestabilan
harga- harga akan terjadi karena faktor-faktor produksi yang menganggur itu
akan dapat digunakan untuk menambah jumlah produksi barang-barang.
Apabila permintaan yang terjadi masih dapat dipenuhi, kelebihan dalam
permintaan tidak akan berlaku. Dengan demikian tidak akan terdapat
kekurangan dalam penawaran barang-barang yang akan menimbulkan
kenaikan harga-harga. Di samping itu adanya pengangguran yang tinggi
tersebut akan menimbulkan keengganan kepada persatuan-persatuan pekerja
untuk menuntut kenaikan upah. Oleh sebab itu kenaikan harga-harga yang
ditimbulkan oleh kanaikan biaya juga tidak akan terjadi.
Apabila permintaaan terus menerus bertambah, perekonomian harus
terus menerus meningkatkan kegiatannya untuk memenuhi pertambahan
permintaan tersebut. Tingkat kegiatan ekonomi yang terus menerus
bertambah tinggi ini akan meningkatkan penggunaan faktor-faktor produksi
yang pada mulanya menganggur. Apabila tingkat kegiatan ekonomi terus

10-9 Inflasi dan Pengangguran


meningkat dengan cepat, lama kelamaan hanya sedikit saja faktor-faktor
produksi yang masih menganggur, dan pengangguran ini pun tidak tersebar
secara merata di berbagai kegiatan ekonomi. Dalam sebagian kegiatan
ekonomi sudah tidak terdapat lagi faktor-faktor produksi yang dapat
digunakan untuk menambah produksi. Keadaan ini memungkinkan untuk
menaikkan upah para pekerja di kegiatan-kegiatan tersebut, dan selanjutnya
kenaikan upah ini akan menaikkan biaya produksi. Apabila kegiatan-kegiatan
yang mengalami kenaikan biaya tersebut adalah kegiatan-kegiatan yang
penting artinya dalam perekonomian, kenaikan harga-harga produksi barang-
barang tersebut akan menimbulkan kenaikan biaya di berbagai kegiatan-
kegiatan memproduksi lainnya. Pada tingkat ini perekonomian akan
menghadapi masalah kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh desakan
biaya.
Inflasi desakan biaya yang timbul itu akan bertambah buruk
lagi keadaannya apabila dalam perekonomian masih terjadi kelebihan
permintaan. Kelebihan permintaan itu akhirnya akan menyebabkan semua
faktor-faktor produksi akan digunakan untuk menaikkan tingkat kegiatan
ekonomi ke tingkat yang paling maksimal, yaitu pada tingkat di mana tidak
terdapat lagi pengangguran tenaga kerja. Sesudah tingkat ini dicapai,
kelebihan permintaan yang terjadi tidak akan dapat dipenuhi lagi, dan harga-
harga akan mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada pada masa
sebelumnya.

10.2.2 Inflasi merangkak dan inflasi liar


Berdasarkan kepada lajunya, inflasi dapat pula dibedakan menjadi
inflasi merangkak dan inflasi liar atau hyperinflasi. Yang dimaksudkan
dengan inflasi merangkak adalah proses kenaikan harga-harga yang
relatif lambat jalannya. Tingkat kelajuannya setiap tahun hanya mencapai 5
persen per tahun atau kurang. Sedangkan inflasi liar adalah proses kenaikatan
harga-harga yang sangat cepat sehingga tingkat harga-harga akan menjadi
dua kali lipat atau lebih dalam beberapa tahun saja. Bahkan di beberapa
negara telah pernah berlaku keadaan di mana tingkat harga-harga telah
menjadi dua kali lipat dalam masa beberapa bulan saja. Di Indonesia
misalnya, pada tahun 1965 laju kenaikan harga-harga adalah berlipat-lipat
kali dari tingkat harga-harga sebelumnya.
Beberapa ahli ekonomi yang terkemuka berpandangan bahwa inflasi
merangkak diperlukan dalam perekonomian karena inflasi dapat
menggairahkan perkembangan perekonomian. Golongan ahli ekonomi ini
berpendapat bahwa harga barang-barang lebih mudah mengalami kenaikan
10- Inflasi dan Pengangguran
10
daripada tingkat upah. Keadaan seperti ini menyebabkan di dalam masa
inflasi

10- Inflasi dan Pengangguran


11
merangkak keuntungan para pengusaha menjadi bertambah besar karena
penghasilannya bertambah lebih cepat dari kenaikan biaya produksi. Oleh
karenanya para pengusaha akan terdorong untuk mempertinggi kegiatan
mereka dan melakukan lebih banyak penanaman modal. Langkah para
pengusaha ini akan mengurangi pengangguran dan mempercepat lajunya
pertumbuhan ekonomi. Pada umumnya ahli-ahli ekonomi berkeyakinan
bahwa penggunaan tenaga penuh hanya akan dapat dicapai apabila
masyarakat bersedia menghadapi masalah kenaikan harga-harga.
Untuk menjamin agar inflasi menimbulkan akibat yang maksimal
kepada usaha untuk mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi dan
memepercepat lajunya pertumbuhan ekonomi, haruslah diusahakan agar
inflasi merangkak yang berlaku tidak bertambah kecepatannya. Haruslah
dijaga agar inflasi yang perlahan itu pada akhirnya tidak berubah menjadi
inflasi yang liar. Segolongan ahli ekonomi kurang dapat menyetujui
pandangan yang menyokong penggunaan inflasi merangkak untuk
mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi dan mempercepat pertumbuhan
ekonomi. Tantangan ini disebabkan karena mereka berkeyakinan bahwa
apabila tidak dikendalikan dengan baik inflasi merangkak pada akhirnya akan
berubah bentuk menjadi inflasi liar. Di dalam inflasi seperti itu para
pengusaha tidak terdorong lagi untuk berusaha dalam kegiatan ang produktip
karena kegiatan itu tidak memberikan keuntungan yang memuaskan. Yang
akan berkembang adalah kegiatan yang bersifat spekulasi, yaitu menimbun
barang-barang yang diangap akan mengalami kenaikan yang cepat pada masa
yang akan datang, dan membeli harta-harta tetap seperti rumah, tanah,
dan bangunan-bangunan untuk kantor dan perdagangan.
Inflasi liar biasanya berlaku dalam perekonomian yang sedang
menghadapi perang atau kekacauan politik di dalam negeri. Peristiwa seperti
itu menyebabkan Pemerintah harus melakukan pertambahan yang besar sekali
dalam anggaran belanjanya, dan kenaikan perbelanjaan ini menyebabkan
pertambahan yang sangat besar ke atas permintaan agregat. Sektor
perusahaan biasanya tidak mempunyai kesanggupan untuk memenuhi
pertambahan permintaan yang sangat besar dan secara tiba-tiba tersebut.
Maka biasanya tambahan pengeluaran Pemerintah yang terlalu besar akan
menimbulkan kenaikan harga-harga yang sangat cepat. Pemerintah tidak akan
berdiam diri di dalam menghadapi masalah kenaikan harga-harga yang sangat
cepat ini. Pemerintah akan selalu berusaha agar kenaikan pengeluarannya
yang besar tersebut tidak akan menimbulkan inflasi yang sangat buruk. Oleh
karena mengurangi pengeluaran tidak dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah inflasi yang terlalu cepat, Pemerintah mengatasi masalah itu dengan
mengendalikan
10- Inflasi dan Pengangguran
1010
harga-harga dan membatasi jumlah barang-barang yang dapat dibeli
seseorang atau suatu peruasahaan. Langkah seperti ini dapat mengurangi
kecepatan kenaikan harga-harga. Inflasi yang dikendalikan secara demikian
dinamakan inflasi ditekan. Apabila kondisi seperti yang baru dijelaskan tidak
dilakukan, kenaikan harga-harga yang berlaku dinamakan inflasi terbuka.

10.2.3 Beberapa akibat buruk yang ditimbulkan oleh inflasi


Dalam penjelasan sebelumnya telah dinyatakan bahwa inflasi yang
buruk tidak akan mendorong para pengusaha untuk melakukan kegiatan yang
bersifat produktif. Dengan sendirinya hal ini akan mengurangi investasi di
sektor itu. Kegiatan-kegiatan ekonomi yang akan berkembang adalah
kegiatan- kegiatan yang bersifat spekulatif. Perubahan corak kegiatan
ekonomi seperti ini akan mengurangi tingkat kegiatan ekonomi, menambah
pengangguran dan memeperlambat lajunya pembangunan ekonomi.
Di samping akibat buruk ini, inflasi dapat pula menimbulkan
beberapa akibat buruk lainnya. Yang pertama, inflasi akan menurunkan
pendapatan riil dari orang-orang yang berpendapatan tetap. Yaitu daya beli
pendapatan mereka makin lama makin bertambah rendah. Di masa inflasi
penyesuaian- penyesuaian akan selalu dilakukan ke atas pendapatan dari para
penerima pendapatan tetap, tetapi penyesuaian itu biasanya dilakukan
beberapa lama setelah kenaikan harga-harga berlaku. Maka sebelum
penyesuaian itu dilakukan, inflasi akan menurunkan pendapatan riil dari para
penerima pendapatan tetap.
Tidak semua golongan masyarakat dalam perekonomian adalah
penerima-penerima pendapatan tetap. Segolongan penduduk menerima
pendapatan yang berubah-ubah, dan dapat dengan mudah menaikkan
pendapatannya pada masa inflasi. Golongan penduduk ini antara lain adalah
pemilik-pemilik perusahaan (perusahaan-perusahaan besar dan perusahaan-
perusahaan perseorangan), pekerja-pekerja harian, petani-petani, dan para
pedagang. Di dalam masa inflasi pendapatan mereka akan turut mengalami
kenaikan, dan kenaikan pendapatan itu berkecenderungan akan selalu
menyesuaikan dengan kenaikan harga-harga. Adanya kenaikan
pendapatan mereka adalah lebih tinggi dari tingkat inflasi. Maka pada masa
inflasi pendapatan riil mereka tidak akan berkurang, dan bahkan akan
bertambah tinggi. Ini berarti inflasi akan merubah corak pembahagian
pendapatan dalam masyarakat. Penerima pendapatan tetap akan menerima
bahagian yang mereka peroleh sebelumnya. Sebaliknya, bahagian yang
lebih besar dari

10- Inflasi dan Pengangguran


1111
pendapatan nasional akan diterima oleh para penerima pendapatan yang
berubah-ubah.
Di masa inflasi, di samping oleh faktor yang baru diterangkan ini,
distribusi pendapatan/kekayaan yang terjadi akan bertambah buruk
keadaannya karena kenaikan nilai harta-harta dari golongan masyarakat yang
berpendapatan tinggi. Golongan masyarakat ini memiliki sebagian besar
daripada harta-benda tetap dalam perekonomian tersebut, seperti tanah,
rumah, bangunan-bangunan kantor dan pertokoan dan bangunan-bangunan
lainnya. Inflasi akan menaikkan nilai berbagai jenis harta-harta tetap tersebut.
Maka nilai uang kekayaan mereka menjadi bertambah tinggi. Sedangkan
golongan masyarakat yang berpendapatan rendah tidak mempunyai kekayaan
semacam di atas. Maka nilai kekayaan mereka tidak mengalami
perubahan yang berarti.
Nilai riil kekayaan yang berupa uang akan turun di masa inflasi.
Oleh karenanya golongan masyarakat yang menabung uang mereka di bank
atau meminjamkan kepada orang lain akan mengalami kerugian. Tabungan
masyarakat pada badan-badan keuangan akan berkurang nilai riilnya. Apabila
tingkat inflasi adalah lebih rendah daripada tingkat bunga, bunga yang
diterima masih dapat menutupi penurunan dalam nilai riil tabungan.
Walaupun demikian para penabung akan tetap mengalami kerugian
karena nilai riil tabungan ditambah bunga yang diterima adalah lebih rendah
daripada di dalam keadaan harga-harga yang stabil. Apabila tingkat inflasi
lebih tinggi dari tingkat bunga, para penabung akan sangat dirugikan oleh
inflasi. Nilai riil tabungan mereka ditambah dengan bunganya adalah lebih
rendah daripada nilai tabungan itu pada masa sebelum inflasi. Nasib yang
sama seperti yang dialami oleh para penabung akan dialamo oleh golongan-
golongan masyarakat yang meminjamkan uang mereka. Di masa inflasi salah
satu golongan masyarakat yang beruntung adalah orang-orang yang
meminjam uang, karena pada waktu mereka mengembalikan uang yang
mereka pinjam, nilai riil dari pinjaman mereka telah menjadi bertambah
rendah.

10- Inflasi dan Pengangguran


1212
Kenaikan harga-harga menimbulkan akibat yang buruk pula ke atas
perdagangan luar negeri dari negara yang mengalami inflasi. Kenaikan harga-
harga menyebabkan barang-barang yang diproduksikan di negara itu tidak
dapat bersaing dengan barang-barang yang sama di pasaran luar negeri. Oleh
karenanya ekspor negara itu akan turun dan tidak berkembang. Sebaliknya
kenaikan harga-harga dalam negeri menyebabkan barang-barang dari negara-
negara lain menjadi relatif lebih murah, dan ini akan mempercepat
pertambahan impor. Maka selanjutnya inflasi akan menyebabkan impor
menjadi lebih besar daripada ekspor. Apabila cadangan devisa negara itu
cukup besar, kelebihan impor ini dapat dibayar dari cadangan itu. Tetapi
apabila cadangan itu tidak cukup besar, pemerintah akan berusaha untuk
mengurangi impor dengan menaikkan pajak impor dan membatasi jumlah
barang-barang yang diimpor. Tindakan ini akan menimbulkan kenaikan
harga- harga lebihlanjut.

10- Inflasi dan Pengangguran


1313
Kuis

1. Apa yang anda ketahui tentang pengangguran yang terjadi dalam


suatu negara?
2. Mengapa pengangguran tersebut sering terjadi dan apa yang
menyebabkannya?
3. Apa yang anda ketahu tentang inflasi yang terjadi dalam suatu negara?
4. Mengapa inflasi tersebuit seringkali terjadi si suatu negara?
5. Bagaimanakah cara untuk mengatasi masalah inflasi dan
pengangguran tersebut?

Soal Aplikasi

1. Tidak satu pun negara yang ada didunia ini baik negara maju maupun
negara berkembang dapat lepas dari permasalahan pengangguran dan
inflasi. Oleh karena itu menutur anda bagaimanakah seharusnya semua
negara yang ada didunia harus bersikap? apa sebenarnya efek dari kedua
masalah tersebut? Adakah manfaat positifnya?

2. Apabila dilihat dari pandangan poisitf maka Indonesia adalah slah


satu negara berkembang yang sudah mulai nagkit dari krisi tahun
1998. Namun demikian saat ini justru pengangguran meningkat
dan perekopnomian Indonesi cenderung rentanterhadap perubahan
pasar maupun makro ekonomi. Bagaimanakah cara anda menerangkan
keadaan tersebut di atas? Bagaimana cara mengatasi masalah
pengangguran dan inflasi di Indonesia.

10- Inflasi dan Pengangguran


1414
11 INVESTASI, UANG DAN BANK

Overview
Investasi merupakan bagian penting dari suatu perekonomian negara. Investasi
sangat diperlukan untuk menopang aktivitas perekonomian, pertumbuhan
ekonomi dan keberlangsungan pembangunan suatu negara. Demikian uang
dan bank menjadi faktor yang dominan dalam perekonomian. Oleh karena itu
memahami uang dan bank merupakan bagian penting dalam membaca arah
kebijakan suatu negara sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis

Tujuan
1. Mahasiswa memahami konsep dasar investasi, uang dan
bank.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan dampak investasi
terhadap
perekonomian suatu negara
3. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep uang dan bank serta
peranannya dalam perekonomian.
11-1 InflInvestasi,Uang dan Bank
Investasi, yang lazim disebut dengan istilah penanaman modal atau
pembentukan modal, merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat
pengeluaran agregat. Dalam penjelasan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa
tabungan dari sektor rumahtangga, melalui badan-badan keuangan, akan
mengalir ke sektor perusahaan. Apabila para pengusaha menggunakan uang
tersebut untuk membeli barang-barang modal maka perbelanjaan tersebut
dinamakan investasi.
Berbeda dengan yang dilakukan oleh para konsumen, yang
membelanjakan bahagian tebesar daripada pendapatan mereka untuk membeli
barang-barang kebutuhan mereka, para pengusaha membeli barang-barang
modal bukan untuk memenuhi kebutuhan mereka tetapi untuk digunakan bagi
memperoleh keuntungan. Maka sampai di mana besarnya untung yang
diharapkan akan diperoleh besar sekali peranannya dalam menentukan tingkat
investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha, yaitu mengharapkan
harapan masa depan yang lebih baik juga untuk memperoleh laba.
Tingkat kegiatan perekonomian ditentukan oleh besarnya pengeluaran
agregat yang terjadi dalam perekonomian. Dan dalam perekonomian
pengeluaran agregat itu terdiri dari empat jenis pengeluaran, yaitu:
pengeluaran konsumsi rumah tangga, investasi oleh perusahaan-perusahaan,
pengeluaran pemerintah dan ekspor. Dari kenyataan itu dapatlah disimpulkan
bahwa naik turunnya tingkat kegiatan ekonomi adalah ditimbulkan oleh
perubahan-perubahan dari masing-masing atau gabungan faktor-faktor
tersebut. Akan tetapi masing-masing jenis pengeluaran tersebut mempunyai
kekuatan yang berbeda di dalam mempengaruhi naik turunnya tingkat
kegiatan ekonomi yang berlaku dari waktu ke waktu.
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa tingkat konsumsi rumahtangga
terutama ditentukan oleh pendapatan disposabel yang diterima oleh mereka.
Ini berarti dalam keadaan normal yaitu apabila tidak terdapat kekacauan
politik, tingkat harga-harga relative stabil, kegiatan ekonomi dalam
negeri tidak menghadapi masalah yang serius, dan tidak terdapat ancaman
terhadap kestabilan perekonomian negara dan perekonomian dunia tingkat
pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh rumah tangga-rumah tangga
terutama ditentukan oleh pendapatan yang diterima mereka. Apabila
pendapatan mereka tetap, maka dapatlah diharapkan bahwa konsumsi rumah
tangga tidak akan banyak mengalami perubahan. Hal ini telah dibuktikan oleh
beberapa penelitian empiris. Maka tidak dapatlah dikatakan bahwa
perubahan- perubahan autonomi dalam konsumsi rumah tangga adalah
sumber utama dari gerak naik turun tingkat kegiatan ekonomi.

11-2 InflInvestasi,Uang dan Bank


Kaitan di antara tingkat pengeluaran pemerintah dan pendapatan
nasional tidaklah seerat seperti yang terdapat di antara konsumsi rumah
tangga dan pendapatan nasional. Pengeluaran pemerintah tidak bergantung
kepada pendapatan nasional. Besar kecilnya pengeluaran pemerintah terutama
ditentukan oleh tujuan-tujuan untuk menjaga kestabilan ekonomi dan
mencapai tingkat penggunaan tenaga penuh. Dalam keadaan di mana
pengangguran tidak terdapat lagi dan kenaikan harga-harga berlaku,
Pemerintah akan mengurangi pengeluarannya untuk menghilangkan proses
kenaikan harga-harga yang berlaku. Sebaliknya, apabila dalam perkonomian
terdapat banyak pengangguran, Pemerintah akan memperbesar
pengeluarannya untuk mengurangi jumlah pengangguran dan menaikkan
tingkat kegiatan ekonomi. Berarti pihak Pemerintah biasanya menggunakan
anggaran belanjanya sebagai alat bagi menstabilkan keadaan perekonomian.
Salah satu tujuan dalam kebijakan fiskal pemerintah adalah untuk
menciptakan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan dalam suasana di mana
harga-harga tetap stabil. Oleh sebab itu pengeluaran Pemerintah juga boleh
dipandang sebagai faktor yang kurang penting di dalam menentukan gerak
naik turun tingkat kegiatan ekonomi yang berlaku.
Seperti juga dalam pengeluaran Pemerintah, investasi dan ekspor
tidak mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat pendapatan nasional.
Perubahan-perubahan dalam investasi dan ekspor tidak mempunyai kaitan
yang erat dengan tingkat pendapatan nasional. Pada suatu tingkat pendapatan
nasional tertentu, investasi dan ekspor dapat mencapai nilai yang tinggi pada
suatu waktu dan menjadi sangat berbeda pada suatu waktu lainnya. Investasi
dapat mencapai nilai yang sangat berbeda pada suatu tingkat pendapatan
nasional tertentu karena besarnya investasi sangat bergantung kepada harapan
mengenai keuntungan yang akan diperoleh pada masa yang akan datang.
Apabila ramalan mengenai keadaan masa depan adalah optimis maka
pengusaha-pengusaha akan melakukan lebih banyak investasi. Langkah ini
akan menaikkan tingkat kegiatan ekonomi dan tingkat pendapatan nasional.
Sebaliknya, apabila diramalkan keadaan masa depan akan lebih buruk
daripada keadaan sekarang, investasi cenderung mengalami penurunan.
Tingkat investasi yang rendah ini akan menurunkan tingkat kegiatan ekonomi.
Demikian pula, pada suatu tingkat pendapatan nasional tertentu,
pada waktu yang berbeda ekspor dapat mencapai tingkat yang sangat berbeda.
Pada suatu waktu tertentu ekspor dapat mencapai tingkat yang sangat tinggi
dan pada waktu lainnya tingkatnya sangat rendah sekali, walaupun
pendapatan nasional dalam kedua-dua masa tersebut tidak berbeda. Seperti
juga halnya
11-3 InflInvestasi,Uang dan Bank
dengan investasi, sifat yang terkait di antara ekspor dan pendapatan nasional
adalah seperti yang baru dinyatakan, karena pendapatan nasional bukanlah
penentu utama dari tingkat ekspor yang dicapai sesuatu negara pada suatu
tahun tertentu. Besarnya ekspor terutama tergantung kepada kemampuan
sesuatu negara untuk menghasilkan barang-barang yang mutunya paling
sedikit setaraf dengan yang dapat diproduksikan di negara-negara lain.
Menyadari mengenai ciri-ciri dari investasi dan ekspor seperti yang
baru diterangkan ini menyebabkan ahli-ahli ekonomi berkeyakinan bahwa
investasi dan ekspor merupakan komponen daripada pengeluaran agregat
yang terutama bertanggung jawab terhadap gerak naik turun yang besar dalam
tingkat kegiatan ekonomi dari tahun ke tahun. Akan tetapi tidak di semua
negara ekspor memberikan sumbangan yang besar dalam menciptakan
pendapatan nasional. Di negara-negara di mana sektor ekspor memegang
peranan yang kurang penting, yaitu hanya menciptakan beberapa persen saja
daripada pendapatan nasional, perubahan yang besar dalam ekspor tidak akan
menimbulkan perubahan yang besar dalam tingkat pendapatan nasional. Di
negara-negara seperti ini perubahan dalam investasi merupakan faktor yang
paling penting yang menimbulkan gelombang perusahaan.
Para ahli-ahli ekonomi pada umumnya sependapat bahwa investasi
terutama ditentukan oleh faktor-faktor berikut:
(1) Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan
datang.
(2) Tingkat
bunga.
(3) Perubahan dan perkembangan teknologi.
(4) Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-
perubahannya. (5) Keuntungan yang dicapai perusahaan-
perusahaan.

11.1 Uang
a. Definisi dan Ciri-ciri Uang
Sudah sejak lama orang merasakan bahwa uang sangat penting
peranannya dalam melancarkan kegiatan tukar-menukar dalam perekonomian.
Peranan tersebut akan dapat sepenuhnya disadari apabila diperhatikan
kesulitan-kesulitan yang akan timbul apabila tukar-menukar dilakukan secara
barter.

11-4 InflInvestasi,Uang dan Bank


Perdagangan secara barter akan menimbulkan beberapa kesulitan dan akan
mengurangi kelancaran jalannya perdagangan. Pertama-tama, proses tukar
menukar akan menjadi sangat rumit karena pertukaran hanya mungkin terjadi
apabila kedua pihak yang akan mengadakan pertukaran:
(i) memiliki barang yang diinginkan pihak lain
(ii) menginginkan barang yang dimiliki pihak lain.
Keadaan yang demikian dinamakan Double Coincidence of Wants.
selanjutnya, tanpa uang akan timbul kesulitan untuk memberikan nilai
terhadap sesuatu benda dan harus dinyatakan nilainya dalam bentuk nilai
tukar dengan berbagai jenis barang lain. lalu, perdagangan secara barter
menghambat kelancaran kegiatan perdagangan yang pembayarannya dicicil.
Akhirnya, tanpa uang masyarakat dan perusahaan-perusahaan akan
menghadapi kesulitan dalam menyimpan kekayaan mereka. Kekayaan hanya
boleh disimpan dalam bentuk menyimpan barang-barang yang mudah
dijual seperti rumah, bangunan, emas dan perhiasan.
Dari kesulitan-kesulitan yang akan timbul sebagai akibat
daripada ketidakadaan uang seperti yang baru diterangkan di atas dapatlah
diambil kesimpulan bahwa uang diciptakan dalam perekonomian dengan
tujuan untuk melicinkan kegiatan tukar-menukar dan perdagangan. Maka
uang selalu didefinisikan sebagai: benda-benda yang disetujui oleh
masyarakat sebagai alat perantaraan untuk mengadakan tukar-
menukar/perdagangan. Yang dimaksudkan dengan kata ”disetujui” dalam
definisi ini adalah terjadinya kata sepakat di antara anggota-anggota
masyarakat untuk menggunakan satu atau beberapa benda sebagai alat
perantaraan dalam kegiatan tukar-menukar.
Agar masyarakat menyetujui penggunaan sesuatu benda sebagai
uang, haruslah benda itu memenuhi syarat-syarat berikut: nilainya tidak
mengalami perubahan dari masa ke masa, mudah dibawa-bawa, mudah
disimpan tanpa mengurangi nilainya, tahan lama, jumlahnya terbatas (tidak
berlebih-lebihan) dan bendanya mempunyai mutu yang sama. Emas dan
perak merupakan dua benda yang dapat memenuhi syarat-syarat ini pada
masa yang lalu. Oleh sebab itu, benda tersebut telah menjadi alat
perantaraan dalam kegiatan perdagangan bagi berbagai negara di dunia ini
sejak berabad-abad lalu.
Kemajuan ekonomi dunia yang bertambah pesat sejak berlakunya
Revolusi Industri di Inggris menyebabkan perdagangan berkembang dengan
sangat pesat sekali. Transaksi-transaksi yang dijalankan telah menjadi
berkali- kali lipat nilainya. Uang, emas dan perak tidak dapat ditambah
11-5 InflInvestasi,Uang dan Bank
secepat perkembangan perdagangan yang telah berlaku tersebut. Sebagai
akibatnya

11-6 InflInvestasi,Uang dan Bank


bertambah lama bertambah bnayak negara menggantikan uang, emas dan
perak dengan uang kertas sebagai alat untuk tukar-menukar. Pada masa ini
uang kertas dan uang bank atau uang giral, yaitu uang yang diciptakan oleh
bank-bank umum/ bank perdagangan adalah alat tukar-menukar yang
terutama di semua negara di dunia ini.
Berdasarkan kepada kesulitan-kesulitan yang dinyatakan dalam
bahagian yang lalu, yang akan timbul dalam perekonomian yang tidak
menggunakan uang sebagai alat perantaraan dalam perdagangan, dalam ilmu
ekonomi peranan uang dalam melancarkan kegiatan perdagangan dibedakan
menjadi empat jenis. Mereka adalah: untuk melancarkan kegiatan tukar
menukar, untuk menjadi satuan nilai, untuk ukuran bayaran yang ditunda, dan
sebagai alat penyimpan nilai.
b. Uang sebagai alat perantaraan untuk tukar menukar
Dengan adanya uang kegiatan tukar menukar akan jauh lebih mudah
terjadinya kalau dibandingkan dengan di dalam kegiatan perdagangan secara
barter. Seseorang yang ingin memperoleh berbagai jenis barang untuk
memenuhi kebutuhannya akan dapat mudah memperolehnya apabila dia
memilki uang yang cukup untuk membeli kebutuhan tersebut. Uang yang
dimilikinya dapat dengan mudah diperoleh apabila ia memiliki uang yang
cukup untuk membeli kebutuhan tersebut. Uang yang dimilikinya dapat
dengan mudah ditukarkan dengan barang-barang yang diinginkan. Kegiatan
tukar menukar adalah lebih rumit di dalam perdagangan secara barter. Tukar
menukar baru akan berlangsung apabila seseorang dapat menawarkan sesuatu
barang yang diingini oleh seseorang lainnya, dan orang lain itu memiliki
barang yang diinginkan oleh orang yang pertama.
c. Uang sebagai satuan nilai
Keuntungan selanjutnya dari penggunaan uang dalam masyarakat
bersumber dari kesanggupannya untuk bertindak sebagai satuan nilai. Yang
dimaksudkan dengan satuan nilai adalah suatu ukuran yang menentukan
besarnya nilai dari berbagai jenis barang. Dengan adanya uang, nilai sesuatu
barang dapat dengan mudah dinyatakan, yaitu dengan menunjukkan jumlah
uang yang diperlukan untuk memperoleh barang tersebut. Di samping itu,
dengan membandingkan nilai berbagai jenis barang, akan dapat ditentukan
besarnya nilai sesuatu barang jika dibandingkan dengan nilai-nilai barang
lain. Tanpa uang nilai sesuatu barang haruslah dinyatakan dalam bentuk
membandingkan kurs pertukaran di antara sesuatu barang dengan berbagai
jenis barang lainnya.

11-7 InflInvestasi,Uang dan Bank


Penggunaan uang sebagai satuan nilai menyebabkan masyarakat
tidak perlu bersusah payah untuk menentukan nilai sesuatu barang dengan
cara menentukan nilai tukar barang tersebut dengan berbagai jenbis barang
lainnya. Dengan mengetahui bahwa harga sepatu adalah 100.000 rupiah
sepasang, baju
50.000 rupiah sebuah, dan beras 6500 rupiah perkilo, dengan mudah telah
dapat diketahui perbandingan nilai dari barang-barang tersebut. Masyarakat
tidak perlu bersusah payah mengingat bahwa satu pasang sepatu sama
nilainya dengan dua helai baju dan sama nilainya dengan 40 kilo beras.
d. Uang sebagai ukuran bayaran dicicil
Transaksi-transaksi dalam perekonomian yang sudah berkembang
banyak sekali dilakukan dengan mengadakan pembayaran diicicil. Para
pembeli memperoleh barangnya terlebih dahulu dan membayarnnya pada
masa yang akan datang. Penggunaan uang sebagai alat perantaraan dalam
tukar menukar dapat mendorong perkembangan perdagangan yang bersifat
demikian, karena para penjual akan lebih merasa yakin bahwa pembayaran
yang dicicilitu adalah sesuai dengan yang diharapkannya. Dengan perkataan
lain, mutu benda yang akan diperolehnya di masa yang akan datang
sebagai pembayaran penjualannya, yaitu uang, akan sesuai dengan yang
diharapkannya pada waktu menjual barangnya.
Satu syarat penting agar fungsi uang yang ketiga ini dapat
dijalankannya dengan baik adalah bahwa nilai uang yang digunakan harus
tetap stabil. Nilai uang dikatakan stabil apabila sejumlah uang yang
dibelanjakan akan tetap memperoleh barang-barang yang sama banyak dan
sama mutunya dari masa ke masa. Apabila syarat ini tidak dipenuhi maka
fungsi uang sebagai ukuran untuk pembayaran tertunda tidak akan dapat
dijalankan dengan sempurna. Ada kemungkinan orang lebih suka menerima
pembayaran yang tertunda dalam bentuk barang atau menghindari tukar
menukar denganpembayaran yang tertunda. Keadaan seperti itu selalu terjadi
pada waktu harga-harga barang mengalami kenaikan yang cepat dari waktu
ke waktu.
e. Uang sebagai alat penyimpan nilai
Penggunaan uang memungkinkan kekayaan seseorang disimpan
dalam bentuk uang. Apabila harga-harga barang adalah stabil, menyimpan
kekayaan dalam bentuk uang adalah lebih menguntungkan daripada
menyimpannya dalam bentuk barang. Di dalam perekonomian yang sudah
maju, jenis uang yang terutama adalah uang bank atau uang giral. Uang jenis
ini tidak memerlukan biaya untuk menyimpannya dan mudah
11-8
mengurusnya. Ini InflInvestasi,Uang dan Bank
disebabkan karena kalau seseorang memiliki uang ini, penyimpanan dan
pengurusan uang tersebut bukan dilakukan oleh pemiliknya, tetapi oleh bank
penjagaan yang ”menyimpan” uang tersebut. Walaupun uang itu tidak di
tangan pemiliknya, pemilik dapat dengan mudah menggunakan uang tersebut.
Yang perlu dilakukannya adalah menulis selembar cek yang menunjukkan
jumlah uang yang harus dibayarkan dan kepada siapa pembayaran itu harus
dilakukan.
Jenis kedua dari uang yang sekarang ini banyak digunakan adalah
uang kertas. Uang ini juga merupakan alat penyimpan nilai yang lebih baik
daripada menyimpan nilai dalam bentuk barang. Uang kertas tidak
memerlukan biaya dan ruangan yang besar untuk menyimpannya. Di dalam
menyatakan bahwa uang merupakan adalah alat penyimpan nilai yang lebih
baik daripada menyimpan kekayaan yang berupa barang, dimisalkan bahwa
nilai uang tidak mengalami perunahan yang berarti dari masa ke masa.
Apabila harga-harga selalu mengalami kenaikan nilai uang akan terus
menerus mengalami penurunan. Maka kekayaan yang berupa uang akan
mengalami penurunan nilai kalau dibandingkan dengan kekayaan yang
berbentuk barang. Dalam keadaan demikian uang bukanlah alat penyimpan
nilai yang baik. Apabila keadaan seperti itu terjadi dalam perekonomian,
masyarakat akan beramai-ramai menggantikan kekayaan yang berupa uang
menjadi kekayaan yang berbentuk barang.
f. Penggunaan emas dan perak sebagai uang
Jenis uang yang sudah sejak lama digunakan, dan yang selama
kurang lebih dua puluh lima abad merupakan mata uang yang paling banyak
digunakan oleh berbagai negara, adalah mata uang emas dan perak. Emas dan
perak mempunyai ciri-ciri yang diperlukan untuk menjadi uang yang baik.
Sifat-sifat yang menyebabkan kedua-dua jenis logam tersebut sangat sesuai
untuk digunakan sebagai uang adalah:
 Banyak orang menyukai benda tersebut karena dapat digunakan
sebagai perhiasan.
 Emas maupun perak mempunyai mutu yang sama.
 Kedua-duanya tidak mudah rusak, tetapi dapat dengan mudah dibagi-
bagi apabila diperlukan.
 Jumlahnya sangat terbatas dan untuk memperolehnya perlu biaya dan
usaha.
 kedua-dua barang itu sangat stabil nilainya karena mereka tidak
berubah mutunya dari masa ke masa dan tidak mengalami kerusakan.

11-9 InflInvestasi,Uang dan Bank


Uang yang terbuat dari emas dan perak telah mulai digunakan sejak
abad ketujuh sebelum masehi dan sampai abad yang lalu mata uang emas dan
perak adalah uang yang paling penting dan paling banyak digunakan.
Kemajuan ekonomi yang dicapai sesudah Revolusi Industri menyebabkan
perdagangan berkembang dengan pesat sekali. Permintaan terhadap emas dan
perak untuk digunakan sebagai uang bertambah dengan sangat pesat pula.
Maka kesulitan- kesulitan mulai timbul dalam menggunakan kedua-dua
logam tersebut sebagai uang. Sebab-sebab utama dari kesulitan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Emas dan perak memerlukan tempat yang cukup besar untuk
menyimpan. Pada waktu transaksi belum begitu besar nilainya, masalah
penyimpan uang belu timbul karena belum banyak ruangan yang
diperlukan. Kemajuan ekonomi yang diikuti pula oleh perkembangan
perdagangan menyebabkan nilai transaksi menjadi berkali-kali lipat
besarnya. Lebih banyak uang diperlukan untuk transaksi-transaksi
tersebut dan masalah mneyediakan tempat untuk menyimpan uang itu
mulai timbul.
2. Emas dan perak merupakan benda yang berat. Kalau nilai transaksi adalah
kecil, maka jumlah mata uang emas dan perak yang digunakan dalam
transaksi tersebut tidak terlalu banyak. Maka berat benda tersebut belum
menimbulkan kesulitan kepada kedua belah pihak yang melakukan
transaksi tersebut. Dalam perekonomian yang bertambah maju nilai
transaksi yang telah meningkat menjadi berkali-kali lipat
memerlukan mata uang emas dan perak yang banyak sekali jumlahnya,
dan ini menimbulkan masalah untuk membawanya dari satu tempat ke
tempat lain.
3. Emas dan perak sukar untuk ditambah jumlahnya, sedangkan dalam dua
abad belakangan ini perdagangan berkembang dengan sangat pesat
sekali. Ketidakseimbangan ini dapat menghalangi perkembangan
perdagangan, karena akan timbl kekurangan uang untuk melancarkan
kegiatan perdagangan yang berkembang dengan pesat tersebut.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari penggunaan mata uang
emas dan perak sebagai alat perantaraan dalam tukar menukar, mulailah
diperkenalkan orang jenis uang yang baru, yaitu uang kertas. Pada mulanya
uang kertas yang dikeluarkan digunakan untuk menggantikan sejumlah emas
yang dimiliki seseorang yang disimpankan ke dalam sesuatu bank, maka
bank tersebut akan mengeluarkan uang kertas yang sama nilainya dengan
uang emas yang disimpankan ke dalam bank tersebut. Lama kelamaan uang
kertas
11- InflInvestasi,Uang dan Bank
10
dikeluarkan oleh bank tidak lagi berdasarkan kepada jumlah uang emas
yang disimpan di dalam bank tersebut.
g. Perkembangan penggunaan uang kertas dan uang bank
Penggunaan uang kertas sebagai alat perantaraan dalam perdagangan
menjadi sangat bertambah pesat perkembangannya setelah bank-bank
mengeluarkan uang kertas tanpa terlebih dahulu mereka menerima emas dari
para nasabahnya. Apabila di dalam perekonomian telah terjadi kebutuhan
yang mendesak akan uang maka bank-bank umum, sampai kepada suatu
jumlah maksimum tertentu, akan bersedia menyediakannya. Dengan demikian
setelah masa tersebut uang kertas yang beredar telah melebihi nilai emas yang
disimpan di dalam bank tersebut.
Masyarakat masih tetap bersedia menggunakan uang yang
diciptakan secara demikian karena di atas uang kertas yang dikeluarkan itu
dijanjikan bahwa apabila pemegangnya ingin menggantikan uang tersebut
dengan emas, maka bank umum tersebut setiap waktu akan bersedia
melakukannya. Ini berarti, emas yang berada di bank-bank umum (yang
dipercayakan kepada bank-bank itu untuk disimpan); akan digunakan oleh
bank-bank tersebut sebagai cadangan untuk menciptakan lebih banyak - uang
kertas. Di dalam keadaan politik dan perekonomian yang stabil para
pemegang uang kertas yang diciptakan oleh bank-bank umum tersebut
tidak akan menukarnya dengan emas. Oleh sebab itu, walaupun uang kertas
yang diciptakan melebihi nilai emas yang disimpan, bank-bank umum akan
selalu dapat memenuhi keinginan dari beberapa pemegang uang kertas yang
ingin menukarkannya dengan emas.
Uang kertas yang sekarang digunakan di berbagai negara bukanlah
dikeluarkan oleh bank-bank umum tetapi oleh Bank Sentral, yaitu bank yang
bertindak sebagai bank untuk bank-bank umum. Sekarang ini bank umum
tidak diberi kekuasaan lagi oleh Pemerintah untuk mengeluarkan uang kertas.
Walaupun bank-bank umum sudah tidak mempunyai kekuasaan lagi untuk
mengeluarkan uang kertas, ini bukanlah berarti bahwa kekuasaannya untuk
menciptakan uang sudah tidak ada. Yang benar adalah yang sebaliknya.
Sekarang ini kuasa bank-bank umum untuk menciptakan uang telah menjadi
sangat bertambah besar. Kekuasaan itu harus dikendalikan dengan sungguh-
sungguh agar tidak menimbulkan akibat-akibat yang buruk kepada
perekonomian. Di negara-negara yang sudah maju sistem keuangannya, bank-
bank umum merupakan pencipta uang yang terutama. Uang yang diciptakan
oleh bank-bank umum dinamakan uang giral. Uang giral selalu disebut
juga
11- InflInvestasi,Uang dan Bank
1010
sebagai uang bank atau rekening koran. Oleh karena bank-bank umum
mempunyai pengaruh yang penting sekali dalam kegiatan ekonomi, adalah
penting untuk mengetahui kegiatan mereka secara lebih mendalam. Maka
dalam bahagian berikut akan diterangkan kegiatan-kegiatan yang
biasanya dilakukan oleh sebuah bank umum.
h. Keistimewaan bank umum
Telah dikatakan bahwa bank umum merupakan badan keuangan yang
paling penting dan paling berpengaruh dalam kegiatan ekonomi. Ini
disebabkan karena bank umum mempunyai beberapa keistimewaan yang
tidak dimiliki oleh badan-badan keuangan lainnya. Salah satu keistimewaan
itu adalah kemampuan bank umum untuk menciptakan tabungan yang dapat
sewaktu- waktu diambil dengan menggunakan cek, yaitu tabungan giral.
Keistimewaan untuk menciptakan tabungan yang boleh diambil dengan
menggunakan cek tidak dimiliki oleh badan-badan keuangan lainnya.
Tabungan di dalam badan- badan keuangan lain hanya boleh diambil apabila
pemiliknya datang langsung ke badan-badan tersebut.
Keistimewaan yang kedua dari bank umum bersumber dari
kemampuannya untuk menciptakan daya beli baru atau menghapuskan daya
beli yang ada di dalam perekonomian. Kegiatannya ini secara automatis akan
menimbulkan perubahan-perubahan jumlah uang yang tersedia dalam
perekonomian. Kegiatan "menciptakan" atau "menghapuskan" uang ini
dilakukan oleh bank umum apabila bank memberikan atau membatalkan
pinjaman kepada para nasabahnya. Yang ingin ditekankan di sini hanyalah
bahwa badan keuangan lainnya tidak mempunyai kekuasaan yang demikian.
Mereka hanya dapat meminjamkan tabungan-tabungan yang diperoleh dari
masyarakat. Apabila mereka ingin mengadakan lebih banyak investasi dan
peminjaman, usaha yang terutama dapat mereka lakukan adalah menarik lebih
banyak tabungan dari masyarakat. Atau mereka meminjam dari bank-bank
umum. Apabila bank umum ingin melakukan investasi dan membuat
peminjaman yang lebih banyak, di samping dengan menarik lebih
banyak tabungan, bank umum dapat melakukannya dengan menciptakan
tabungan giral/uang giral. Keistimewaannya sebagai pencipta uang inilah
yang terutama menyebabkan bank-bank umum mempunyai pengaruh.yang
penting sekali dalam kegiatan ekonomi.
Keistimewaan yang ketiga dari bank umum bersumber dari aktivitas
kegiatan meminjamkan uang yang dilakukannya. Bank umum terutama
memberikan pinjaman, jangka pendek. Ini berarti bank umum merupakan satu

11- InflInvestasi,Uang dan Bank


1111
badan yang penting peranannya kepada perusahaan-perusahaan untuk
menyesuaikan keadaan keuangannya dengan gerak naik turun kegiatan
ekonomi. Pada waktu perekonomian mencapai tingkat kegiatan yang tinggi
biasanya para pengusaha memerlukan lebih banyak modal kerja, dan bank
umum dapat dengan segera menyediakan modal yang diperlukan tersebut.
Sebaliknya, apabila kegiatan ekonomi mengalami kemunduran, perusahaan
harus mengurangi kegiatan mereka. Dengan sendirinya keperluan untuk
memperoleh tambahan modal kerja akan berkurang. Maka. para pengusaha
akan mengembalikan modal kerja yang mereka pinjam dari bank-bank umum.
i. Penciptaan tabungan giral (rekening koran)
Tabungan giral atau rekening koran yang diciptakan oleh bank umum
dapat dibedakan menjadi dua jenis: tabungan giral utama dan tabungan giral
derivatif. Bank umum akan menciptakan tabungan giral utama apabila
ia mendapat uang dari nasabahnya dalam bentuk uang tunai atau cek yang
ditarik dari bank lain. Setelah menerima uang tunai atau cek tersebut bank
umum akan menambah nilai tabungan giral dari pihak yang memasukkan
uang tunai atau cek tersebut.
Bank umum akan menciptakan tabungan derivatif apabila bank itu
memberikan pinjaman kepada nasabahnya. Contoh berikut menggambarkan
bagaimana tabungan derivatif tersebut tercipta. Misalkan seorang pengusaha
kecil datang ke suatu bank umum untuk meminjam. Bank itu akan melakukan
investigasi mengenai kemajuan aktivitas usaha pengusaha tersebut dan
terutama kemampuan pengusaha tersebut untuk membayar hutangnya.
Apabila pinjaman itu disetujui, bank akan menciptakan simpanan giral atas
nama pengecer tersebut yang nilainya adalah sama dengan pinjaman yang
diberikan. Pengusaha dapat mengambil pinjaman itu dengan secara
mengambil uang tunai dari bank itu atau dengan menggunakan cek pada
setiap waktu ia membutuhkan uang tersebut.
j. Proses penciptaan uang oleh bank-bank umum
Dalam menjelaskan proses penciptaan uang oleh bank-bank umum
perlu dibuat beberapa asumsi yaitu sebagai berikut
1. Rasio cadangan yang ditetapkan adalah 20
persen.
2. Semua kelebihan cadangan akan dipinjamkan oleh setiap bank
umum kepada nasabahnya.
3. Transaksi-transaksi selalu dibayar dengah menggunakan
cek.
4. Seluruh tabungan yang dimasukkan ke dalam setiap bank umum
11- adalah merupakan tabungan giral. InflInvestasi,Uang dan Bank
1212
Proses penciptaan uang seperti yang diterangkan di atas akan terus
menerus berlangsung sehingga kelebihan cadangan tidak ada lagi. Pada
tingkat ini bank umum yang berikut tidak dapat lagi menciptakan uang giral.
Apabila proses penciptaan uang ini berakhir, seluruh uang giral yang
diciptakan adalah berjumlah beberapa kali lipat daripada tabungan giral yang
mula-mula sekarang dibuat.

11.2 Bank Sentral


Setiap negara hampir dipastikan mempunyai Bank Sentral, yaitu
suatu bank yang diberi tugas oleh Pemerintah untuk mengatur dan mengawasi
kegiatan badan-badan keuangan yang terdapat dalam perekonomian.
Berdasarkan kepada fungsi yang harus dilaksanakannya ini Bank Sentral
dapatlah didefinisikan sebagai sebuah badan keuangan yang dimiliki
pemerintah yang diserahi tanggungjawab untuk mengatur dan mengawasi
kestabilan kegiatan badan-badan keuangan, dan untuk menjamin agar
kegiatan badan-badan keuangan itu akan menciptakan tingkat kegiatan
ekonomi yang tinggi dan stabil.
Tidak semua Bank Sentral yang ada sekarang ini dari semenjak
didirikan telah merupakan Bank Sentral. Di Inggris dan Swedia misalnya:
Bank Sentral yang sekarang ini pada mulanya adalah bank umum. Di Swedia
bank yang sekarang ini menjadi Bank Sentral didirikan pada tahun 1660,
tetapi baru pada tahun 1897 bank tersebut bertindak sebagai Bank Sentral.
Bank of England, yaitu Bank Sentral di Inggris didirikan pada tahun 1694
tetapi fungsinya sebagai Bank Sentral baru mulai dijalankan sejak tahun
1884. Di Amerika Syarikat Bank Sentralnya dinamakan Federal Reserve
System, dan badan tersebut didirikan pada tahun 1913. Di negara-negara
berkembang, ter- masuk di negara kita, Bank Sentral didirikan semenjak
mereka mencapai kemerdekaan, yaitu pada tahun-tahun sesudah Perang
Dunia Kedua. Bank Sentral di negara kita adalah Bank Indonesia.

a. Perbedaan kegiatan Bank Sentral dan bank umum

Kalau dibandingkan kegiatan yang dijalankan oleh Bank Sentral dan


bank umum, maka akan dapat dilihat bahwa di antara kedua-duanya terdapat
beberapa perbedaan. Perbedaan-perbedaan itu adalah:
1. Dalam perekonomian hanya terdapat satu Bank Sentral, sedangkan bank
umum mempunyai jumlah yang lebih banyak. Walaupun demikian Bank
Sentral mempunyai kemampuan yang lebih besar di dalam
mempengaruhi
11- InflInvestasi,Uang dan Bank
1313
kegiatan ekonomi, jika dibandingkan dengan kemampuan yang dimiliki
bank umum. Sebabnya adalah karena, seperti yang akari diuraikan lebih
lanjut kemudian, Bank Sentral diberi tugas oleh Pemerintah untuk
mengatur kegiatan-kegiatan bank umum
2. Bank umum banyak yang dimiliki oleh pihak swasta, sedangkan Bank
Sentral dimiliki atau dikuasi oleh Pemerintah. Di beberapa negara,
misalnya di negara kita adakalanya bank umum yang dimiliki
Pemerintah rnerupakan sebagian besar dari bank umum yang ada, tetapi
managemennya dan kegiatannya tidak berbeda dengan bank umum
swasta yang biasa. Yaitu kegiatan mereka terutama adalah untuk
memberi pinjaman dan melakukan investasi, dan dalam menjalankan
kegiatan ini mereka harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang telah
ditetapkan oleh Bank Sentral.
3. Tujuan dari bank umum yang terutama adalah berusaha agar kegiatan
mereka dapat menghasilkan dan memberikan keuntungan yang maksimal
kepada para pemiliknya. Sedangkan Bank Sentral didirikan bukanlah
untuk tujuan tersebut. Salah satu tujuan penting daripada mendirikan
Bank Sentral adalah untuk mengatur dan mengawasi kegiatan bank-bank
umum dan badan-badan keuangan lainnya. Tujuan penting
lainnya dari mendirikan Bank Sentral adalah untuk membantu
menciptakan kegiatan ekonomi yang tinggi dan stabil. Di dalam jangka
panjang salah satu tugas penting dari Bank Sentral adalah untuk
melancarkan proses pertumbuhan ekonomi dan mengusahakan
tercapainya tingkat pertumbuhan ekonomi yang maju.
4. Bank Sentral diberi hak oleh Pemerintah untuk mencetak mata uang,
yaitu mengeluarkan uang logam dan uang kertas. Bank-bank umum tidak
mempunyai kekuasaan yang demikian. Sejak abad yang lalu Pemerintah
tidak memberi kekuasaan lagi kepada bank-bank umum untuk
mengeluarkan mata uang yang dapat digunakan untuk tukar menukar.
Dengan ketiadaan kekuasaan untuk mencetak uang ini bukanlah berarti
bahwa bank-bank umum tidak mempunyai kuasa untuk mempengaruhi
jumlah uang beredar: Seperti telah diterangkan dalam Bab Tiga Belas,
mereka mempunyai kemampuan untuk menciptakan uang bank atau uang
giral. Di negara-negara yang sudah maju perekonomiannya uang ini
merupakan bahagian yang terbesar dari jumlah uang beredar

11- InflInvestasi,Uang dan Bank


1414
b. Tugas-Tugas Bank Sentral
Kalau diperhatikan peranan dan kegiatan yang dijalankan oleh
Bank Sentral di berbagai negara, maka akan didapati bahwa pada
umumnya Bank Sentral ditugaskan oleh Pemerintah untuk menjalankan lima
kegiatan berikut: (i) bertindak sebagai bank kepada Pemerintah,
(ii) bertindak sebagai bank kepada bank-bank umum,
(iii) mengawasi kegiatan bank umum dan badan-badan keuangan lainnya,
(iv) mengawasi aktivitas perdagangan luar negeri
(v) mencetak uang logam dan uang kertas yang diperlukan untuk
melancarkan kegiatan.produksi dan perdagangan.

c. Bank Sentral sebagai bank kepada Pemerintah


Pemerintah dapatlah dipandang sebagai suatu perusahaan raksasa.
Setiap harinya ia harus membuat pengeluaran-pengeluaran dan menerima
berbagai jenis pendapatan - seperti pendapatan dari pajak pendapatan, pajak
penjualan dan pajak impor. Untuk mengurus pengeluaran dan pendapatan
Pemerintah tersebut ia memerlukan jasa: jasa bank, dan Bank Sentral
didirikan untuk memenuhi kebutuhan ini. Bank Sentral bertindak sebagai
badan keuangan yang terutama yang menyimpan uang yang dimiliki
Pemerintah, dan Pemerintah menggunakan jasa-jasa Bank Sentral untuk
membayar dan mengirimkan uang kepada Pemerintah Daerah dan
departemendepartemen Pemerintah yang lain.
Adakalanya Pemerintah berbelanja lebih banyak daripada
pendapatan yang diperolehnya, oleh sebab itu Pemerintah harus meminjam.
Di negara- negara maju, seperti di Inggris, salah satu caranya
adalah dengan mengeluarkan treasury bill yaitu pinjaman Pemerintah yang
akan dibayar kembali di dalam jangka pendek. Treasury bill itu biasanya
berjangka tiga bulan, tetapi ada juga yang berjangka enam bulan, sembilan
bulan atau satu tahun. Treasury bill tersebut akan dijual kepada badan-badan
keuangan dan masyarakat, dan juga kepada Bank Sentral. Di dalam
penjualan treasury bill Bank Sentral, memegang perartan yang sangat
penting. Misalnya Bank Sentral diberi kekuasaan oleh Pemerintah'untuk
menentukan dan merubah tingkat bunga dari treasury bill tersebut.
Cara lain yang dapat dilakukan oleh Pemerintah untuk membiayai
defisit dalam pengeluarannya adalah dengan mengeluarkan surat pinjaman
(obligasi) jangka panjang atau dengan meminjam langsung dari Bank Sentral.
Apabila peminjaman kepada Bank Sentral itu sangat berlebih-lebihan,
maka
11- InflInvestasi,Uang dan Bank
1515
Bank Sentral harus mencetak lebih banyak uang. Langkah yang demikian
dapat menimbulkan inflasi. Untuk menghindari keadaan yang tidak diingini
ini beberapa negara membuat undang-undang mengenai besarnya pinjaman
yang dapat diambil Pemerintah dari Bank Sentral.

d. Bank Sentral sebagai bank kepada bank umum


Bank Sentral selalu disebut juga sebagai "bank kepada bank"
("bankers' bank") atau "sumber pinjaman terakhir" ("lender of last-resort").
Artinya Bank Sentral.adalah bank dari bank-bank lainnya dan ia merupakan
sumber terakhir dari pinjaman apabila bank-bank umum tidak dapat
memperoleh lagi pinjaman dari sumber lainnya.
Bank Sentral disebut sebagai bank dari bank-bank lainnya
karena jasa-jasa yang diberikannya kepada bank umum adalah sama sifatnya
dengan jasa bank umum kepada masyarakat. Ini jelas dapat dilihat dari
keadaan berikut. A menerima sejumlah uang dalam bentuk cek dari B dan
cek itu adalah cek dari bank M. Oleh A cek tersebut dimasukkan ke dalam
bank N. Maka sekarang bank M berhutang kepada bank N, dan untuk
membayarnya dapat digunakan jasa Bank Sentral. Bank M akan meminta
Bank Sentral untuk mengurangi dari tabungannya dalam Bank Sentral sebesar
hutangnya kepada bank N, dan memasukkannya ke dalam rekening bank N.
Di samping untuk tujuan seperti yang digambarkan di atas, bank
umum akan menyimpan sebagian dari uang tunai yang dimilikinya di Bank
Sentral untuk menenuhi undang-undang Pemerintah. Bank umum, seperti
telah diterangkan, harus menyimpan sebagian dari tabungan masyarakat yang
diterimanya sebagai cadangan. Biasanya undang-undang Pemerintah
mengharuskan pula agar sebagian dari cadangan tersebut disimpan di dalam
Bank Sentral.
Selanjutnya Bank Sentral disebut sebagai bank dari bank-bank
lainnya karena bank-bank umum dapat meminjam dari Bank Sentral apabila
bank umum itu mengalami kekurangan cadangan. Di samping meminjam,
cara lain yang dapat dilaksanakan oleh bank umum-untuk mengatasi
masalahnya adalah dengan menjual surat berharga yang dimiliki oleh bank
umum kepada Bank Sentral. Tugasnya ini, yaitu Bank Sentral harus
memberikan bantuan pinjaman atau bersedia membeli surat-surat berharga
yang dijual oleh bank umum apabila bank umum itu menghadapi masalah
dalam cadangannya, menyebabkan Bank Sentral dinamakan juga sebagai
"sumber pinjam,an terakhir" atau "lender of last resort". Maksudnya, dalam
keadaan di mana bank umum tidak dapat
11- InflInvestasi,Uang dan Bank
1616
memperoleh uang tunai untuk memperbaiki keadaan cadangannya, Bank
Sentral akan bertindak sebagai badan yang akan menyediakan uang tunai
yang diperlukan tersebut.
e. Mengawasi kegiatan bank umum dan badan keuangan lainnya.
Badan-badan keuangan, termasuk bank umum, merupakan
perusahaan yang mencari keuntungan dari meminjamkan uang yang
dimilikinya atau yang ditabungkan kepadanya. Untuk memperoleh
keuntungan yang maksimal mereka haruslah meminjamkan kepada
perusahaan-perusahaan dan perorangan-perorangan sebanyak yang mungkin
mereka pinjamkan. Apabila tujuan ini terlalu ditekankan oleh badan-badan
keuangan tersebut, maka akan timbul akibat-akibat buruk kepada masyarakat
dan perekonomian.
Badan-badan keuangan mungkin memberi terlalu banyak pinjaman
sehingga uang tunai yang ditinggalkan sebagai cadangan sangat sedikit sekali.
Pada ketika di mana masyarakat menarik lebih banyak uangnya dari badan-
badan keuangan tersebut, mereka tidak akan mempunyai cukup uang untuk
melakukan pembayaran tersebut. Keadaan seperti itu akan menghilangkan
kepercayaan masyarakat kepada badan-badan keuangan. Di samping itu,
pinjaman yang tidak diawasi akan menyebabkan badan keuangan
meminjamkan uangnya kepada usaha-usaha yang sangat tinggi resikonya.
Apabila usaha itu gagal mereka tidak akan dapat. memperoleh kembali
uang yang mereka pinjamkan. Keadaan demikian dapat menyebabkan badan
keuangan tersebut menutup usahanya dan tidak dapat membayar kembali
tabungan dari para nasabahnya. Juga mungkin terjadi, apabila Pemerintah
tidak mengawasi kegiatan mereka, badan-badan keuangan memberi pinjaman
yang berlebih- lebihan pada masa perekonomian mencapai kemakmuran
yang tinggi dan perekonomian sedang mengalami masalah inflasi. Tindakan
ini akan memperburuk masalah inflasi yang sedang dihadapi.
Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa apabila tidak diawasi,
kegiatan badan-badan keuangan, terutama bank-bank umum, dapat merugikan
masyarakat dan mempengaruhi kestabilan dan perkembangan perekonomian
negara. Untuk menghindari akibat-akibat yang tidak diharapkan dari kegiatan
berbagai badan keuangan, Bank Sentral diberi kekuasan oleh Pemerintali
untuk mengawasi dan memberi petunjuk-petunjuk kepada badan-badan
keuangan yang ada dalam perekonomian mengenai kebijakan yang perlu
mereka jalankan. Dari masa ke masa Bank Sentral akan mengeluarkan
undang- undang dan tindakan lain untuk mengawasi kegiatan dari badan-
badan keuangan tersebut.
11- InflInvestasi,Uang dan Bank
1717
Di dalam usaha untuk menstabilkan tingkat kegiatan ekonomi,
menjamin agar perekonomian tetap mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja
yang tinggi, dan perkembangan ekonomi berjalan secara efisien, Bank Sentral
dapat melaksanakan beberapa langkah yang digolongkan sebagai kebijakan
moneter. Tujuan utama daripeda kebijakan moneter adalah untuk
menpengaruhi jumlah uang beredar atau tingkat bunga yang terjadi dalam
perekonomian. Maka kebijakan moneter dapatlah diartikan sebagai kebijakan-
kebijakan Bank Sentral yang bertujuan untuk mempengaruhi tingkat kegiatan
ekonomi dengan mengawasi jumlah uang beredar atau tingkat bunga, atau
kedua-duanya.
Kebijakan moneter yang dapat dilaksanakan oleh Bank Sentral
dibedakan dalam dua golongan: yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat
kualitatif. Yang dimaksudkan dengan kebijakan moneter yang bersifat
kuantitatif adalah kebijakan moneter yang terutama bertujuan untuk
mempengaruhi jumlah uang beredar dalam perekonomian. Dalam masa
deflasi jumlah uang beredar perlu ditambah untuk memberikan dorongan agar
kegiatan ekonomi dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi. Sebaliknya, pada
waktu menghadapi inflasi jumlah uang beredar perlu dikurangi untuk
menjaga agar kegiatan ekonomi tidak menjadi terlalu berlebih-lebihan.
Kebijakan moneter yang bersifat kuantitatif adalah kebijakan yang akan
digunakan Bank Sentral untuk menciptakan keadaan tersebut. Kebijakan
keuangan yang bersifat kualitatif adalah kebijakan yang terutama bertujuan
untuk, mempengaruhi dan mengawasi bentuk dan corak peminjaman-
peminjaman dan investasi-investasi yang dilakukan oleh berbagai bank
umum.
f. Mengawasi aktivitas perdagangan luar negeri
Salah satu usaha yang perlu dilakukan untuk menciptakan kestabilan
ekonomi adalah dengan mempertahankan kestabilan nilai kurs mata uang
asing. Untuk mencapai tujuan ini pertama-tama haruslah dijaga agar terdapat
keseimbangan di antara ekspor dan aliran masuk modal di satu pihak, dengan
impor dan aliran ke luar modal di lain pihak. Selanjutnya harus pula dijaga
agar terdapat cukup cadangan mata uang asing yang dapat sewaktu-waktu
digunakan untuk membiayai pembayaran uang asing yang berlebihan ke
negara-negara lain karena aliran ke luar untuk pembayaran impor dan
kebutuhan lain adalah lebih besar daripada aliran masuk yang diterima dari
ekspor dan pendapatan dari luar lainnya.

11- InflInvestasi,Uang dan Bank


1818
Menjamin agar keadaan seperti itu selalu dapat diterjadikan
merupakan salah satu tugas penting dari Bank Sentral. Sebagai contoh,
apabila terdapat tekanan-tekanan yang akan menjatuhkan nilai kurs mata
uang asing, Bank Sentral haruslah melakukan usaha untuk menghapuskan
tekanan ini. Salah satu langkah yang dapat dilakukan ialah menaikkan
tingkat bunga. Dengan naiknya tingkat bunga, investasi dan menyimpan uang
menjadi lebih menguntungkan di negara tersebut dan akan menggalakkan
aliran masuk modal. Langkah lainnya adalah dengan berusaha membatasi
impor. Salah satu faktor yang dapat menjatuhkan nilai mata uang adalah
keadaan perdagangan luar negeri di mana impor melebihi ekspor. Maka
untuk menjaga agar nilai kurs mata uang tetap stabil Bank Sentral haruslah
membuat langkah-langkah yang menjamin agar masyarakat tidak mengimpor
secara berlebih-lebihan dari negara lain.
Berdasarkan kepada contoh di atas dapatlah dikatakan bahwa Bank
Sentral merupakan salah satu badan Pemerintah yang bertugas untuk menjaga
kestabilan kegiatan impor, ekspor, dan aliran modal luar negeri dengan tujuan
untuk menjamin tercapainya kestabilan perekonomian negara.
g. Mencetak uang dan menjamin agar uang tersedia cukup.
Mata uang yang beredar dalam perekonomian dikeluarkan oleh Bank
Sentral. Pemerintah memberi kekuasaan kepada Bank Sentral untuk mencetak
uang yang dip erlukan untuk melicinkan kegiatan perdagangan dan
produksi. Di dalam menjalankan tugas ini Bank Sentral haruslah menentukan
besarnya jumlah uang yang harus disediakannya pada suatu masa tertentu. Di
samping itu dari satu masa ke masa lainnya ia harus pula menentukan
pertambahan jumlah uang yang perlu dilakukan agar kegiatan
perdagangan dan produksitetap dapat berjalan dengan lancar, dan
perkembangan ekonomi yang teguh terus berlangsung. Dalam suatu
perekonomian yang berkembang nilai transaksi yang dilakukan masyarakat
bertambah besar. Ini berarti, dalam suatu perekonomian yang berkembang
diperlukan lebih banyak uang. Menentukan besarnya uang beredar yang harus
ditambah dari masa ke masa merupakan tugas dari Bank Sentral. Karena
tugasnya ini adakalanya organisasi Bank Sentral dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu satu bagian bertugas hanya untuk mengeluarkan uang dan
bahagian lainnya menjalankan tugas-tugas Bank Sentral yang lain.

11- InflInvestasi,Uang dan Bank


1919
Kuis

1. Apa yang anda ketahui tentang uang ?, apa yang terjadi ketika uang
belum dinyatakan dalam satuan nilai?.
2. Jelaskan bagaimana peranan uang dalam masyarakat primitif dan
masyarakat modern
3. Faktor-faktor apa yang menentukan investasi jelaskan jawaban
anda dengan contohnya
4. Apa yang anda ketahui tentang bank umum ?. apa saja aktivitas dari
bank umum
5. Jelaskan perbedaan antara bank sentral dan bank umum!

Soal Aplikasi

1. Indonesia di era tahun 1990an merupakan salah satu negara yang memilki
bank umum cukup banyak yaitu sekitar 60 buah bank. Namun demikian
setelah krisis keuangan dan moneter tahun 1998, maka jumlah bank
tersebut semakin menjadi sedikit karena sebagian kecil ditutup
pemerintah ( likuidasi, bank berhenti kegiatan usaha, dibekukan
usahanya) dan sebagian lainnya melakukan merger. Fenomena apa yang
sebenarnya terjadi pada perbankan di Indonesia?

2. Bank sentral Indonesia dalam hal ini adalah Bank Indonesia merupakan
bank yang juga terkena dampak atas penutupan bank-bank swasta
tersebut. Sebenarnya apa yang telah dilakukan Bank Indonesia? Mengapa
Bank Indonesia berkewajiban melindungi bank-bank swasta di Indonesia
?

11- InflInvestasi,Uang dan Bank


2020
12 PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Overview
Salah satu aktivitas makro ekonomi yang penting adalah perdagangan luar
negeri. Dalam hal ini tidak satupun negara didunia yang mempu memenuhi
kebutuhannya sendiri. Ketidakmampuan suatu negara dalam memproduksi
suatu komoditas akan mendorong terjadinya perdagangan luar negeri
terhadap negara lain yang kebetulan memiliki komoditas tersebut demikian
juga sebaliknya. Selanjutnya aktivitas tersebut akan diikuti dengan kerjasama
lain yang saling menguntungkan diantara kedua belah pihak.

Tujuan
1. Mahasiswa memahami konsep dasar perdagangan luar
negeri.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan proses perdagangan luar
negeri.

12-1 Perdagangan Luar Negeri


Mengapakah berbagai negara melakukan perdagangan satu sama
lain? Alasannya adalah karena setiap negara tidak mampu menghasilkan
semua barang yang dibutuhkannya. Negara-negara maju membutuhkan karet
alam, tetapi barang tersebut tidak dapat dihasilkan dari negara-negara
mereka. Maka mereka terpaksa mengimpor barang-barang tersebut dari
negara-negara di Asia Tenggara, terutama dari Indonesia, Malaysia, dan
Thailand. Sebaliknya pula negara-negara di Asia Tenggara belum mampu
menghasilkan sendiri barang-barang industri modern seperti kapal
terbang, kapal pengangkut minyak dan mesin-mesin industri. Maka, negara-
negara itu harus mengimpor barang-barang tersebut dari negara-negara maju.
Apabila barang yang diimpor oleh suatu negara adalah sangat
penting peranannya didalam kegiatan ekonomi negara tersebut, perubahan
harga dan perubahan penawaran barang tersebut akan menimbulkan akibat
yang sangat luas terhadap perekonomian tersebut. Hal ini jelas dapat dilihat
dari pengaruh perubahan harga minyak sebagai bahan-bahan bakar
bagi alat-alat pengangkutan dan mesin-mesin industri. Tidak semua
negara mempunyai barang yang sangat penting tersebut. Oleh sebab itu
mereka harus mengimpor dari negara-negara yang memproduksinya, yaitu
dari negara- negara timur tengah.
Sejak beberapa waktu belakangan ini negara-negara penghasil
minyak telah beberapa kali menaikkan harganya, dan kenaikan itu sangat
tinggi. Langkah tersebut telah menimbulkan akibat yang buruk sekali kepada
perekonomian dunia secara keseluruhan terutama pada negara-negara yang
mengimpor minyak. Pada saat yang bersamaan dnegn masalah inflasi
tinggi yang dihadapi negara tersebut mereka juga menghadapi masalah
pengangguran yang tingkatnya cukup tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang
sangat lambat. Masalah seperti itu dinamakan masalah stagflasi, yaitu
keadaan perekonomian yang sedang menghadapi resesi yang serius dan
diikuti oleh masalah inflasi yang buruk. Negara-negara produsen
memperoleh keuntungan yang sangat besar dari kenaikan harga minyak
yang sangat tinggi tersebut. Mereka memperoleh uang yang banyak dari
ekspor minyak mereka dan ini telah mempercepat pembangunan ekonomi
negara-negara tersebut. Di samping itu saat ini penduduknya telah mencapai
taraf kemakmuran yang sangat tinggi. Beberapa diantara negara-negara
tersebut pendapatan per kapita penduduknya yaitu angka yang selalu
digunakan sebagai ukuran kasar dari kemakmuran penduduk suatu negara
adalah lebih tinggi dari pada di negara- negara maju.

12-2 Perdagangan Luar Negeri


Memperoleh keuntungan yang ditimbulkan oleh spesialisasi.
Sebab utama dari kegiatan perdagangan luar negri adalah untuk memperoleh
keuntungan yang ditimbulkan oleh spesialisasi diantara berbagai negara.
Walaupun sesuatu negara dapat memproduksikan barang-barang yang sama
jenisnya dengan yang dihasilkan di negara lain, tetapi mungkin negara
tersebut lebih suka mengimpor barang-barang tersebut dari luar negeri dan
bukan menghasilkannya sendiri. Sebagai gantinya negara itu akan
memperluas kegiatannya didalam menghasilkan barang-barang yang dapat
dijual dengan menguntungkan ke luar negeri. Dengan cara ini negara itu
dapat menggunakan faktor-faktor produksi yang dimilik secara lebih efisien,
dan penduduk negara tersebut akan dapat menikmati lebih banyak barang
daripada apabila negara itu tidak melakukan spesialisasi dan perdagangan.
Di dalam membahas mengenai keuntungan yang diperoleh dari
spesialisasi dan perdagangan luar negeri perlu dibedakan diantara pengertian
keuntungan mutlak dan keuntungan berbanding.
Yang dimaksud keuntungan mutlak adalah keuntungan yang
diperoleh suatu negara dari yang melakukan spesialisasi dalam kegiatan
menghasilkan produksinya kepada barang-barang yang efisiensinya lebih
tinggi daripada negara-negara lain.
Perdagangan luar negeri dapat pula berlangsung diantara dua negara
dimana salah satu negara tersebut lebih efisien dari negara lain di dalam
menghasilkan kedua barang yang diperdagangkan, dan kedua belah pihak
akan memperoleh keuntungan dari perdangangan tersebut. Perdangan itu
dimungkinkan oleh terhadapnya suatu bentuk keuntungan yang dinamakan
keuntungan berbanding.
Untuk memperoleh keuntungan dari spesialisasi haruslah setiap
negara menghasilkan barang-barang yang memiliki keuntungan mutlak atau
berbanding. Dengan melakukan spesialisasi tersebut suatu negara dapat
mempertinggi efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan penduduknya
dapat menikmati lebih banyak barang.
Keuntungan lainnya dari perdangangan luar negeri adalah untuk
memperluas pasar bagi produksi-produksi yang tidak dapat dinaikkan lagi
penjualannya di dalam negri dan untuk mengimpor mesin-mesin industri
yang lebih modern yang pengetahuan teknik maupun manajemennya lebih
baik.

12-3 Perdagangan Luar Negeri


Beberapa jenis industri telah dapat memenuhi permintaan dalam negeri
sebelum mesin-mesin sepenuhnya digunakan. Ini berarti bahwa industri masih
dapat meningkatkan produksinya dam memperbesar keuntungan apabila
masih terdapat pasar bagi barang-barang yang dihasilakan oleh industri itu.
Karena seluruh permintaan dari dalam negeri telah dipenuhi, satu-satunya
cara untuk memperoleh pasar adalah dengan mengekspornya ke luar negeri.
Apabila kapasitas dari mesin-mesin yang digunakan masih
sangat rendah sehingga penggunaan mesin-mesin itu belum mencapai tingkat
yang optimal, ekspor ke luar negeri akan mempertinggi efisiensi mesin-mesin
yang digunakan dan mengurangi ongkos produksi. Dengan demikian,
untuk industri-industri yang mempunyai sifat seperti itu, perdagangan luar
negeri bukan saja akan menambah produksi dan memperbesar keuntungan,
tetapi juga dapat menurunkan ongkos produksi. Faktor yang belakangan ini
selanjutkan akan menimbulkan keuntungan yang lebih banyak lagi.
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk
mempelajari teknik produksi yang lebih modern dan cara-cara memimpin
perusahaan yang lebih modern. Lebih penting lagi perdagangan LUAR
NEGERI memungkinkan negara tersebut mengimpor mesin-mesin atau alat-
alat yang lebih modern untuk memenghasilkan teknik produksi dan cara
produksi yang lebih baik. Keuntungan ini terutama akan dinikmati oleh
negara-negara berkembang. Di negara-negara berkembang. Di negara-negara
tersebut kegiatan ekonomi masih banyak yang menggunakan teknik produksi
dana manajemen yang tradisional. Oleh karena produktivitasnya masih rendah
dan produksinya sangat terbatas. Dengan mengimpor teknologi yang lebih
modern negara tersebut dapat menaikkan tingkat produktivitasnya dan ini
akan mempercepat pertambahan produksi nasional.

12-4 Perdagangan Luar Negeri


Kuis

1. Apa yang anda ketahui tentang perdagangan luar negeri ?


2. Mengapa suatu negara memanfaatkan perdagangan luar negeri
sebagai cara untuk lebih efisien dalam kegiatan menghasilkan barang
?.
3. Keuntungan apa yang diperoleh suatu negara dalam aktivitas
perdagangan luar negeri ?.
4. Bagaimanakah prose dari suatu perdagangan luar negeri?, bila
perlu jawaban anda dapat disertai dengan contohnya!.
5. Apa yang dimaksud dengan spesialisasi

Soal Aplikasi

1. Indonesi saat ini sudah memasuki ” perangkap ” dari negara-negara


pengekspor komoditas utama seperti beras, daging dan kedelai. Apa yang
terjadi sebenarnya dengan negara kita ini ?, mengapa Indonesia
yang dahulu dikenal kaya raya sebagai negara swasembada pangan
sekarang justru sangat tergantung pada negara lain ?, jelaskan ?

2. Bagaimanakah hubungan kondisi tersebut diatas jika dikaitkan


dengan keuntungan spesialisasi dalam perdagangan luar negeri ?,
jelaskan!

12-5 Perdagangan Luar Negeri


Politeknik Telkom Pengantar Ilmu Ekonomi

Anda mungkin juga menyukai