Bju Ilmu Negara Selvia Ulandari

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa : Selvia Ulandari

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043401563

Tanggal Lahir : Jombang 22 Juni 1999

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4209/Ilmu Negara

Kode/Nama Program Studi : 311/Ilmu Hukum

Kode/Nama UPBJJ : 50/Samarinda

Hari/Tanggal UAS THE : Sabtu/10 Juli 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Selvia Ulandari


NIM : 043401563
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4209/Ilmu Negara
Fakultas : FHISIP
Program Studi : Ilmu Hukum
UPBJJ-UT : Samarinda

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Samarinda, 10 Juli 2021
Yang Membuat Pernyataan

Selvia Ulandari
NO JAWABAN
1. a. Tentukan alasan mengapa Aristoletes dalam Ajaran Realisme bahwa adanya
negara pada hakikatnya berdasarkan kodrat manusia sebagai zoon politicon?

Bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia itu sebagai makhluk,
pada dasarnya selalu ingin bergaul dalam masyarakat. Karena, sifatnya ingin bergaul
satu sama lain, maka manusia disebut sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai
makhluk sosial adalah manusia yang senantiasa hidup dengan manusia lain
(masyarakatnya). Ia tidak dapat merealisasikan potensi hanya dengan dirinya sendiri.
Manusia akan membutuhkan manusia lain untuk hal tersebut, termasuk dalam
mencukupi kebutuhannya. Adanya hal tersebut mendorong sebuah proses terjadinya
interaksi sosial, yang mana manusia tidak dapat melakukannya sendiri sehingga
manusia membutuhkan manusia yang lain untuk hidup saling berpasang-pasangan
antara laki-laki dengan perempuan, untuk itu manusia melakukan sebuah perkawinan.

b. Tentukan mengapa Aristoteles berprinsip parameter bahwa kebahagiaan negara


menjadi tolok ukur kebahagiaan warga negara?

Aristoteles berpendapat bahwa pengertian negara hukum itu timbul dari polis yang
mempunyai wilayah negara kecil, seperti kota dan berpenduduk sedikit, tidak seperti
negara-negara sekarang ini yang mempunyai wilayah luas dan berpenduduk banyak
(vlakte staat). Dalam polis itu segala urusan negara dilakukan dengan musyawarah
(ecclesia), dimana seluruh warga negaranya ikut serta dalam urusan penyelenggaraan
negara. Pada masa itu yang dimaksud dengan negara hukum ialah negara yang berdiri
di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga negaranya. Keadilan merupakan
syarat bagi tercapainya kebahagiaan hidup untuk warga negaranya, dan sebagai dasar
dari pada keadilanitu perlu di ajarkan rasa susila kepada setiap manusia agar ia
menjadi warga negara yang baik.
Oleh karena itu menurut Aristoteles, bahwa yang penting adalah mendidik manusia
menjadi warga negara yang baik,karena dari sikapnya yang adil akan terjamin
kebahagiaan hidup warga negaranya.
Dengan demikian kebahagiaan negara menjadi tolok ukur kebahagiaan warga negara
nya.
c. Tentukan alasan mengapa Marselius pada prisipnya sepikir dengan Aristoteles
berkaitan hakikat negara?
Aristoteles ( mengembangkan ajaran realism ) berpendapat bahwa Negara itu
merupakan suatu kesatuan yang tujuannya mencapai kebaikan yang tertinggi, yaitu
kesempurnaan diri manusia sebagai anggota dari negara. Kemudian Marsilius, hakikat
Negara adalah suatu badan atau organisme yang mempunyai dasar – dasar hidup dan
mempunyai tujuan tertinggi yakni menyelenggarakan perdamaian.
Dari pendapat kedua tokoh tersebut, saya bisa menarik kesimpulan bahwasanya
pandangan atau pendapat marsilius sangat dipengaruhi oleh ajaran aristoteles. Dimana
marsilius berpandangan hakikat Negara mempunyai tujuan tertinggi yaitu kedamaian
dan kebaikan, dimana suatu organisme , yaitu suatu keutuhan yang mempunyai dasar –
dasar hidup.

Referensi : BMP HKUM4209/2SKS/MODUL 1-6

2. a. Telaahlah mengapa Mac Iver menyamakan antara bentuk negara sama dengan
bentuk pemerintahan ?
MacIver menyebut negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan ketertiban di dalam
suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang
diselenggarakan oleh suatu pemerintah. Sedangkan pemerintah adalah sebagai suatu
organisasi dari orang-orang yang mempunyai kekuasaan bagaimana manusia itu bisa
diperintah.
Dari pengertian diatas, saya menyimpulkan bahwa menurut Mac Iver negara dan
bentuk pemerintah saling terikat, dimana negara diselenggarakan oleh suatu
pemerintahan itu sendiri.

b. Coba ditelaah dari perspektif klasifikasi Negara Modern berdasarkan kriteria


konstitusi menurut Mac Iver mengapa negara Malaysia termasuk Monarki
Terbatas/Konstitusional bukan republik?
Menurut telaah saya, Malaysia termasuk Monarki Terbatas / Konstitusional karena
Malaysia ini negara yang dikepalai oleh seorang raja dengan menempatkan parlemen
(DPR) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. kekuasaan, eksekutif dipegang oleh
kabinet (perdanan menteri) dan bertanggung jawab kepada parlemen. Fungsi raja
hanya sebagain kepala negara (simbol kekeuasaan) yang kedudukannya ridak dapat
diganggu gugat. Sistem pemerintahan di Malaysia bermodelkan sistem
parlementer Westminster, warisan Penguasa Kolonial Britania. Tetapi di dalam
praktiknya, kekuasaan lebih terpusat di eksekutif daripada di legislatif, dan yudikatif
diperlemah oleh tekanan berkelanjutan dari pemerintah selama zaman Mahathir,
kekuasaan yudikatif itu dibagikan antara pemerintah persekutuan dan pemerintah
negara bagian.
c. Coba ditelaah dari perspektif klasifikasi Negara Modern berdasarkan ekonomi
menurut Mac Iver negara Malaysia apakah termasuk bentuk negara feodal
mengingat ada struktur raja (diPertuan Agong)?
Negara Feodal adalah sistem sosial atau politik yang memberikan kekuasaan yang
besar kepada golongan bangsawan. Dilihat dari sistem pemerintahan di malaysia,
menurut saya malaysia termasuk dari negara feodal karena sistem pemerintahan masih
menganut sistem kerajaan. Kepala negara persekutuan Malaysia adalah Yang di-
Pertuan Agong, biasa disebut Raja Malaysia. Yang di-Pertuan Agong dipilih dari dan
oleh sembilan Sultan Negeri-Negeri Malaya, untuk menjabat selama lima tahun secara
bergiliran; empat pemimpin negeri lainnya, yang bergelar Gubernur, tidak turut serta di
dalam pemilihan.

Referensi : BMP HKUM4209/2SKS/MODUL 1-6

3. a. Coba telaah alasan mengapa pilihan negara bagian untuk menjadi bagian dari
negara bersusunan jamak/federasi daripada sebagai negara merdeka yang
berdiri sendiri?
Sebagai tatanan konstitusional dan kelembagaan poloitik,federsi lebih desentralis
dibandingkan”Devolusi”kepada pemerintahan perdesaan, perkotaan,
metropolitan/daerah. selain itu desentralisasi dalam tatanan federal berbeda dari
devolusi karena badan badan pemerintahan memperoleh kekuaaaan nya tidak dari
pemerintahan nasional (seperti dalam negara kesatuan),melainkan dari konstitusi yang
juga menjadi sumber ketentuan yuridiksi pemerintahan pusat.dalam hal
ini,keduanya,yaitu pemerintahan pusat dan federal dan satu satuan yang tercakup
didalamnnya bersifat koordinat dan independen satu sama lain.
Sehingga negara negara bagian memilih mengadakan ikatan kerjasama yang efektif dan
negara-negara itu masih ingin mempunyai wewenang-wewenang yang dapat diurus
sendiri.

b. Telaahlah apakah negara bagian dalam negara federal memiliki wewenang untuk
mengurus dan mengatur urusan yang diatur sendiri lepas dari pemerintah
federal?
Ada satu prinsip yang mereka rasa harus ditegakkan yaitu hal hal yang berhubungan
dan penting untuk seluruh negara bagian diatur oleh kekuasaan federal. Contohnya,
dalam hal mencetak uang, perjanjian internasional dan lainnya. Contoh hal hal yang
dapat negara bagian atur tanpa adanya campur tangan negara bagian lain atau
kekuasaan federal adalah kebudayaan, kesehatan dan beberapa ketentuan minor
lainnya
Penyelenggaraan kedaulatan ke luar dari negara-negara bagian diserahkan sepenuhnya
kepada pemerintahan Federal
Masing-masing negara bagian memiliki beberapa otonomi khusus dan pemerintahan
pusat mengatur beberapa urusan yang dianggap nasional. Dalam sebuah federasi setiap
negara bagian biasanya memiliki otonomi yang tinggi dan bisa mengatur pemerintahan
dengan cukup bebas.

c. Coba ditelaah mengapa masing-masing negara itu mengadakan kesepakatan


membentuk sebuah negara federal?
Setiap negara dari suatu bangsa pada umumnya didirikan melalui proses penyatuan.
Dalam konteks ini, proses penyatuan merupakan suatu alasan sekaligus pendekatan
atau cara membentuk negara termasuk di dalamnya membentuk negara
faktor esternal yang mempengaruhi pembentukan negara federal adalah motif
ekonomi. Adapun, proses pembentukan negara federal melalui perubahan bentuk
negara dari negara kesatuan menjadi negara federal seringkali di sebabkan oleh
ketentuan ketentuan internal.

Referensi : BMP HKUM4209/2SKS/MODUL 1-6

4. a. Coba ditelaah apakah dengan checks and balances system maka masing-masing
tidak menyebabkan kekuasaan dapat melampaui batas kewenangannya?
Kalau kita tarik garis besar dari mekanisme Checks and Balances, bahwa mekanisme
ini bertujuan untuk mengimbangi pembagian kekuasaan yang dilakukan agar tidak
terjadi penyalahgunaan kekuasaan atau bertindak sewenang – wenang oleh lembaga
pemegang kekuasaan tertentu. sehingga didalam hubungan antara lembaga – lembaga
negara ini terdapat sikap saling mengawasi, saling menguji sehingga tidak mungkin
masing – masing lembaga negara itu melampaui batas kekuaaan yang telah ditentukan,
dengan demikian akan terdapat perimbangan kekuasaan antar lembaga – lembaga
negara tersebut. Jadi tidak ada celah untuk terjadinya penyalahgunaan wewenang atau
melampaui kewenangan lembaga lain. Seperti halnya di negara Indonesia, cheks and
balances diperkuat semenjak UUD 1945 di Amandemen, hal ini agar bertujuan
terciptanya pemerintahan yang saling mengawasi satu dengan yang lain, seperti contoh
pemuatan undang – undang, dimana DPR memeliki wewenang untuk membuat undang
– undang, namun dalam pelaksanaanya membutuhkan kerjasama dengan Eksekutif
yaitu presiden, bahkan suatu ketentuan UU yang telah mendapatkan persetujuan
bersama Eksekutif dan Legislatif serta telah disahkan dan diundangkan pun dapat
dinyatakan tidak mempunyai kekeuatan hukum mengikat oleh MK jika dinyatakan
bertentangan dengan UUD 1945. Jadi disini jelas dengan chekcs and balances tidak
terjadi penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang.
Dengan catatan ketika tidak ada mekanisme cheks and balances atau terdapat oknum
di tiap – tiap lembaga yang melakukan penyimpangangan, maka akan terjadi
penyalahgunaan wewenang atau kekuasaan di masing – masing lembaga pemegang
wewenang tertentu, sehingga berjalan nya pemerintah tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
b. Coba ditelaah apakah kekuasaan yudikatif yang prinsipnya merdeka dari
kekuasaan lain dengan adanya checks balances system apakah para hakim dapat
netral dalam memutuskan perkara?
Dalam kekuasaan YUDIKATIF ( Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi ),
berfungsi / bertujuan sebagai pemegang kekuasaan dan wewenang kehakiman dalam
sistem hukum di Indonesia serta menjadi pengawal, pengawas dan menjaga proses
berjalanya UUD, peraturan dan ketentuan hukum lainya yang harus ditaati dengan
menjatuhkan sanksi terhadap setiap pelanggar hukum. Dengan adanya check and
balances maka setiap keputusan hakim pasti akan netral dalam memutuskan perkara
sebuah perkara. Dikarenakan di pihak Legislatif atau DPR juga berperan bersama untuk
memberikan cheks and balances seperti penentuan pengangkatan dan pemberhentian
hakim agung, dengan pembentukan komisi yudisial untuk mengawasi segi – segi
administrasi kekuasaan kehakiman, kemudian di Eksekutif ( Presiden ) diberi hak
untuk memberikan grasi, abolisi, dan amnesti. Sehingga tidak terdapat kepentingan
pribadi dari lembaga tersebut yang nantinya bisa menjadi penyalahgunaan
kewenangan

c. Coba ditelaah bagaimana pelaksanaan kontrol yurisdiksional dan kontrol UU


dalam checks and balances system?
Kontrol Yuridiksionil ialah adanya peraturan – peraturan hukum yang menentukan hak
– hak atau kekuasaan – kekuasaan tersebut, dan yang semuanya itu pelaksanaanya
diawasi dan dilindungi oleh organ – organ pengadilan dari lembaga lainya dengan
tujuan membatasi kekuasaan penguasa, melainkan juga terjadi pemberian kekuasaan
kepada lembaga pengadilan untuk mengontrol, mengatur, serta mengendalikan
lembaga – lembaga politik dan lembaga – lembaga administrasi.
Sedangkan kontrol UU, dimana DPR memeliki wewenang untuk membuat undang –
undang, namun dalam pelaksanaanya membutuhkan kerjasama dengan Eksekutif yaitu
presiden, bahkan suatu ketentuan UU yang telah mendapatkan persetujuan bersama
Eksekutif dan Legislatif serta telah disahkan dan diundangkan pun dapat dinyatakan
tidak mempunyai kekeuatan hukum mengikat oleh MK jika dinyatakan bertentangan
dengan UUD 1945. Jadi disini jelas dengan chekcs and balances tidak terjadi
penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang.

Refrensi : BMP HKUM4209/MODUL 6 HAL 6.21 – 2.25

Anda mungkin juga menyukai