SKRIPSI ELLIS Siap Ujian

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 104

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN

GASTRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LINAU


KABUPATEN KAUR
TAHUN 2021

SKRIPSI

Oleh:
ELLIS DEWI SARTIKA P
NPM. 19220068 P

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT S-1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN 2021
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN
GASTRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LINAU
KABUPATEN KAUR
TAHUN 2021

SKRIPSI

Diajukan sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan


masyarakat pada Program Studi Strata-1 Kesehatan masyarakat
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu

Oleh:
ELLIS DEWI SARTIKA P
NPM. 19220068 P

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT S-1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN 2021

i
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN
GASTRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LINAU
KABUPATEN KAUR
TAHUN 2021

SKRIPSI

Oleh:
ELLIS DEWI SARTIKA P
NPM. 19220068 P

Disetujui Oleh:

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Fiya Diniarti, SKM. M.Kes Julius Habibi, SKM. MPH


NIDN: 02-0905-8601 NIDN: 02-2007-8802

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat (SI)

Fiya Diniarti, SKM. M.Kes


NIDN: 02-0905-8601

ii
MOTTO

1. Keteguhan dan kesabaran adalah kunci meraih cita-cita, kejujuran dan


kepercayaan adalah kunci meraih kesuksesan.
2. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka jika kamu
telah selesai (dari segala urusan) kerjakan dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain. Dan hanya pada Tuhan Mu hendaknya kamu
berharap.
3. Ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah
4. Menunda Pekerjaan adalah kemunduran, jauhkan ketakutan dirimu jika
ingin menjadi pemenang

PERSEMBAHAN

Padahari yang penuh kebahagiaan ini setelah menempuh perjalanan dalam menuntut
ilmu yang akan menjadi bekal dalam menjalani kehidupan ini, kupersembahkan
Skripsi ini untuk :

1. Kupersembahkan keberhasilan ini untuk Rajaku diatas segala Raja yang telah
membuatku yakin bahwa perjalanan hidup adalah anugerah-Mu yang semua
itu adalah kehendak-Mu dan akan kembali kepada-Mu… ALLAH SWT…
2. Suami ku (Thavib Setiawan, S.Sos) dan anak-anak ku (M Wildan Praja
Prathama dan M.Witan Wirayudha) tersayang yang telah mensupport dan
memberi semangat setiap waktu
3. Untuk Ayahanda tercinta yang selalu mensupport dan mendo’akan ku
4. Teman-teman seperjuangan terima kasih atas kebersamaannya dalam suka
maupun duka dalam menempuh pendidikan di Universitas Dehasen Bengkulu
5. Almamater ku dan kampus tercinta Universitas Dehasen Bengkulu yang
memberikan banyak kenangan dan pengalaman untukku…

iii
Daftar Riwayat Hidup
Penulis bernama ELLIS DEWI SARTIKA yang
kesehariannya biasa dipanggil ELLIS dilahirkan di
Bintuhan, 14 Desember 1990. Yang berlamat di Jl. Pasar
Lama, Kec.Kaur Selatan, Kab.Kaur. Buah cinta dari
pasangan Ayahanda ENDI NOVIAN dan Ibunda
HARTINI Alm .
Jenjang Pendidikann yang pernah ditempuh oleh penulis :
 SDN 02 KAUR SELATAN TAHUN 2002

 MTSN KAUR SELATAN TAHUN 2005

 SMAN 1 KAUR TAHUN 2008

 D III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES

BENGKULU 2011

 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

DEHASEN BENGKULU TAHUN 2019- 2021

iv
ABSTRAK
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GASTRITIS DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS LINAU
TAHUN 2021

Oleh :
Ellis Dewi Sartika P 1)
Fiya Diniarti2)
Julius Habibi 2)

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut,


kronik difus, atau lokal. Karakteristik dari peradangan ini antara lain anoreksia,
rasa penuh atau tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah.. World Health
Organization (WHO) insiden gastritis di dunia sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah
penduduk setiap tahunnya, di Inggris (22%), China (31%), Jepang (14,5), Kanada
(35%), dan Perancis(29,5 World Health Organization (WHO) pada tahun 2015.
dikatakan bahwa angka kejadian gastritis di Indonesia sebesar 40,8%.. Tahun 2018 di
Provinsi Bengkulu gastritis merupakan penyakit terbanyak kedua setelah ISPA
dengan jumlah kasus 44.593 kasus. Tahun 2020 di kabupaten Kaur angka kejadian
gastritis sebanyak 1491 kasus tertinggi terdapat di puskesmas Linau sebanyak 317
kasus (Dinkes Kaur, 2020). Penelitian ini diketahuinya Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Kejadian Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Linau Tahun 2021 .
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
rancangan Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 56 responden,
teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental sampling. jenis data dalam
penelitian ini adalah data primer yang di peroleh dari wawancara dengan responden
yang kemudian di analisis menggunakan SPSS.
Hampir sebagian responden (35,7%) mengalami stress berat. hampir sebagian
dari responden (33,9%) berumur diatas 50 tahun. lebih dari sebagian responden
(58,9%) memiliki jenis kelamin perempuan, hampir sebagian Responden (42,9%)
merupakan penderita gastritis. Hasil Chi-Square didapat nilai (p)= (0,028 artinya ada
hubungan antara Stress dengan kejadian gastritis, ada hubungan antara umur dengan
kejadian gastritis dengan nilai (p)=0,023, ada hubungan antara jenis kelamin dengan
kejadian gastritis dengan nilai (p)=0,046 di wilayah kerja Puskesmas Linau
Kabupaten Kaur tahun 2021.
Disarankan petugas kesehatan meningkatkan pelayanan kesehatan pada
masyarakat khususnya pada pencegahan gastritis salah satunya dengan cara
pemberian penyuluhan atau informasi tentang gastritis dan penerapan diet gastritis.
Kata Kunci : stress,umur,jenis kelamin,gastritis
Ket : 1 Calon Sarjana
2 Pembimbing

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamiin, segala puji bagi Allah SWT yang selalu

melimpahkan rahmat-Nya dalam setiap langkah kehidupan ini, serta dengan

bimbingan taufik dan hidayah dari-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Skripsi

yang berjudul “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Gastritis Di Wilayah

Kerja Puskesmas Linau Tahun 2021 “. Shalawat dan salam selalu kita iringkan

kepada Allah SWT semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah

Muhammad SAW, sahabat dan juga keluarganya yang agung, semoga kita kelak

akan mendapat syafa′at dari beliau di yaumil akhir nanti. Aamiin.

Skripsi merupakan salah satu syarat untuk melakukan penelitian guna

memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Program Studi kesehatan

masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas Dehasen Bengkulu. Dalam

proses penyelesaian Skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dari berbagai

pihak, sehingga Skripsi ini dapat selesai dengan baik. Untuk itu, peneliti

mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Kamaludin, SE. MM , Rektor Universitas Dehasen Bengkulu.

2. Ibu Dr. Hj. Rita Prima Bendriyanti, SE, M.Kom, Wakil Rektor II Universitas

Dehasen Bengkulu.

3. Ibu Dr. Ida Samidah, S.Kp, M.Kes, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan.

vi
4. Ibu Fiya Diniarti, SKM M.Kes, Ketua program studi SI kesehatan masyarakat

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu. Pembimbing Utama

yang telah banyak memberikan bimbingan, saran dan masukan dalam

penyusunan Skripsi ini..

5. Bapak Julius Habibi, SKM. MPH Pembimbing Pendamping yang telah banyak

memberikan bimbingan, saran dan masukan dalam penyusunan Skripsi ini.

6. Orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan

selama kami menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Kesehatan Dehasen

Bengkulu.

7. Seluruh staf dan dosen Universitas Dehasen Bengkulu.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun.

Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, Juli 2021

Penulis

vii
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... vii
DAFTAR BAGAN ....................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
1. Tujuan Umum .................................................................................... 6
2. Tujuan Khusus ................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 8


A. Gastritis ..................................................................................................... 8
1. Pengertian Gastritis .......................................................................... 8
2. Anatomi Fisiologi Gastritis ............................................................... 9
3. klasifikasi Gastritis ............................................................................ 13
4. Etiologi ............................................................................................ 14
5. Penata Laksanaan ............................................................................ 18
6. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Gastritis ................................... 22
B. Hubungan Stress Dengan Gastritis .......................................................... 36
C. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis ................................. 37
D. Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kejadian Gastritis .............................. 38
E. Kerangka Teori ......................................................................................... 39

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN


HIPOTESIS PENELITIAN ..................................................................... 40
A. Kerangka Konsep ...................................................................................... 40
B. Hipotesis Penelitian................................................................................... 40

viii
C. Definisi Operasional.................................................................................. 41

BAB IV METODELOGI PENELITIAN ............................................................... 42


A. Desain Penelitian ...................................................................................... 42
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 42
C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 42
1. Populasi ............................................................................................ 42
2. Sampel .............................................................................................. 43
D. Metode Pengumpulan data ....................................................................... 43
E. Pengolahan Data ....................................................................................... 43
F. Analisis Data ........................................................................................... 44
G. Etika Penelitian ........................................................................................ 46

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 48


A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 48
1. Gambaran umum lokasi penelitian ................................................... 48
2. Jalan nya penelitian ........................................................................... 49
3. Analisis Univariat ............................................................................. 50
4. Analisis Bivariat ............................................................................... 52
B. Pembahasan ............................................................................................. 55
1. Gambaran Distribusi Frekuensi Stress di wilayah kerja Puskesmas
Linau Kabupaten Kaur tahun 2021 .................................................... 55
2. Gambaran Distribusi Frekuensi Umur di wilayah kerja Puskesmas
Linau Kabupaten Kaur tahun 2021 ................................................... 56
3. Gambaran Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin di wilayah kerja
Puskesmas Linau Kabupaten Kaur tahun 2021 ................................ 57
4. Hubungan Stress dengan kejadian Gastritis di wilayah kerja
Puskesmas Linau Kabupaten Kaur tahun 2021 ................................ 58
5. Hubungan Umur dengan Kejadian Gastritis di wilayah kerja
Puskesmas Linau Kabupaten Kaur tahun 2021 ................................ 59
6. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Gastritis di wilayah
kerja Puskesmas Linau Kabupaten Kaur tahun 2021 ........................ 60

BAB VI PENUTUP .................................................................................................. 62


A. Kesimpulan .............................................................................................. 62
B. Saran ........................................................................................................ 63

DAFTAR PUSTAKA

ix
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Hal


Tabel 3.1 Defenisi Operasional 41
Tabel 5.1 Ditribusi Frekuensi Responden Berdasarkan tingkat 51
Stress di Puskesmas Linau Tahun 2021

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur 51


responden di Puskesmas LinauTahun 2021

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis 52


Kelamin di Puskesmas LinauTahun 2021

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan 52


KejadianGastritis di Puskesmas LinauTahun 2021

Tabel 5.5 Hubungan Stress dengan Kejadian Gastritis di Wilayah 53


Puskesmas LinauTahun 2021

Tabel 5.6 Hubungan antara Umur dengan Kejadian Gastritis 54


di Wilayah Puskesmas Linau Tahun 2021

Tabel 5.7 Hubungan Jenis Kelamin dengan kejadian Gastritis di 55


Wilayah Puskesmas Linau Tahun 2021

xi
DAFTAR BAGAN

Bagan Judul Bagan Hal


Bagan 2.1 Kerangka Teori 39
Bagan 3.1 Kerangka Konsep 40

xii
DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul

1 Permohonan Menjadi Responden

2 Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden

3 Kuesioner

4 Lembar Konsultasi

5 Surat izin penelitian dari Kesbangpol

6 Surat izin penelitian dari Puskesmas

7 Surat selesai penelitian

8 Master tabel hasil penelitian

9 Hasil analisis data penelitian

10 Dokumentasi

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut,

kronik difus, atau lokal. Karakteristik dari peradangan ini antara lain anoreksia,

rasa penuh atau tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah. Peradangan

lokal pada mukosa lambung ini akan berkembangan bila mekanisme protektif

mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lainnya. (Ida, 2017)

Penyakit gastritis merupakan penyakit saluran pencernaan bagian atas

yang sifatnya menetap sehingga kemungkinan mengalami kekambuhan cukup

besar, faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya kekambuhan penyakit

gastritis tersebut salah satu faktornya adalah karena stres, infeksi virus,obat-obat

penghilang nyeri seperti aspirin, alkohol, merokoL kebiasaan makan dan minum

yang bisa merangsang asam lambung. Kondisi seseorang yang sedang

mengalami stress sangat berpengaruh terhadap terjadinya kekambuhan gastritis

karena stres dapat merangsang produksi asam lambung sehingga menyebabkan

keradangan, Kebiasaan makan yang tidak teratur dan kebiasan mengkonsumsi

makanan yang pedas, asam dan panas juga bisa menyebabkan kekambulian pada

penyakit gastritis karena makanarl tersebut bisa merusak mukosa lambung dan

meningkatkan asam lambung, sehingga timbul rasa nyeri, kembung, atau rasa

penuh pada perut bagian atas (Ardiyansyah, 2014)

World Health Organization (WHO) insiden gastritis di dunia sekitar 1,8-

1
2

2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya, di Inggris (22%), China (31%),

Jepang (14,5), Kanada (35%), dan Perancis(29,5). Di Asia Tenggara sekitar

586.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Presentase dari angka kejadian

gastritis di Indonesia adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis di Indonesia cukup

tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus (WHO, 2017).

World Health Organization (WHO) pada tahun 2015. dikatakan bahwa

angka kejadian gastritis di Indonesia sebesar 40,8%. Angka kejadian gastritis

pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus

dari 235.452. 952 jiwa penduduk. Berdasarkan Data Profil Kesehatan lndonesia

tahun 2013 terhadap sepuluh penyakit terbanyak di rumah sakit di Indonesia,

pada pasien rawat inap gastritis berada pada posisi keenam dengan jumlah kasus

sebesar 33.580 kasus yang 60,86% tejadi pada perempuan. Pada pasien pasien

rawat jalan gastritis berada pada posisi ketujuh dengan jumlah kasus 201.083

kasus yang 77,74% terjadi pada perempuan (Kementrian Kesehatan RI, 2017).

Berdasarkan data program dari 10 penyakit terbanyak di provinsi

Bengkulu gastritis merupakan penyakit terbanyak kedua setelah ISPA dengan

jumlah kasus 44.593 kasus (Dinkes Prov Bengkulu, 2017)

Di Kaur pada Tahun 2017 adalah sebanyak 1503 kaus gastritis, kasus

tertinggi terdapat di puskesmas Linau sebanyak 299 kasus dan kasus terendah

terdapat di puskesmas Lungkang Kule sebanyak 55 kasus. Tahun 2018 ada

sebanyak 1559 kasus gastritis kasus tertinggi terdapat di puskesmas Linau

sebanyak 410 kasus dan kasus terendah terdapat di puskesmas Gedung Wani
3

sebanyak 50 kasus. Pada tahun 2019 angka kejadian gastritis sebanyak 1572

kasus tertinggi terdapat di puskesmas Linau sebanyak 307 kasus dan kasus

terendah terdapat di puskesmas Gedung Wani sebanyak 57 kasus. Sedangkan

pada tahun 2020 angka kejadian gastritis sebanyak 1491 kasus tertinggi terdapat

di puskesmas Linau sebanyak 317 kasus dan kasus terendah terdapat di

puskesmas Gedung Wani sebanyak 40 kasus Hal ini menunjukkan bahwa angka

kejadian gastritis masih tinggi bahkan terus bertambah(Profil Dinkes Kaur 2020).

Puskesmas linau merupakan puskesmas yang angka kejadian gastritis nya

paling tinggi selama kurun waktu 3 tahun terakhir, pada tahun 2018 kasus

gastritis di puskesmas Linau sebanyak 410 kasus gastritis,pada tahun 2019

sebanyak 307 kasus gastritis dan tahun 2020 sebanyak 317 kasus gastritis (Profil

Dinkes Kaur 2020).

Menurut (Smetzer dalam Bagas, 2016) faktor-faktor resiko yang sering

menyebabkan gastritis diantaranya mengkonsumsi obat obatan kimia,

mengkonsumsi obat-obatan golongan NSAIDS (Nonstreoid Anti Inflammation

Drugs), konsumsi alkohol, pola makan mengkonsumsi makanan pedas dan asam,

kondisi stress dan trauma

Penelitian sebelumnya oleh Radeef & Ghazi p=0,000 (<0,005) berarti

terdapat hubungan antara tingkat stress dengan penyakit gastritis. Penelitian

tersebut membuktikan bahwa tingkat stress lebih tinggi dibandingkan dengan

mahasiswa biasa berkisar dari 25% hingga 75%. Hal ini disebabkan stresor relatif

lebih tinggi.
4

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Diatsa tahun 2016 dari

hasil peneitian nya di peroleh hasil nilai yang signifikansi sebesar 0,000 < α

(0,05) maka hipotesis di terima yang artinya ada hubungan yang signifikan antara

pola makan dengan kejadian gastritis. Hubungan ini juga di tunujukkan dengan

nilai korelasi sebesar 0,636 dengan kategori kuat.

Berdasarkan hasil survey awal yang peneliti lakukan di puskesmas linau

kabupaten Kaur diperoleh hasil bahwa dari 7 orang yang menderita gastritis 4

orang mempunyai tingkat stress berat seperti mereka sering emosi yang tidak

terkontrol, merasa cemas dan gugup yang berlebihan dan 3 orang mempunyai

pola makan yang buruk seperti makan tidak teratur sering terlambat makan.

Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan tujuan untuk mengetahui hubungan stres dan pola makan terhadap

kejadian gastritis pada pasien gastritis di Puskesmas Linau Tahun 2020.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diketahui masyarakat sering

menganggap gastritis merupakan penyakit yang ringan. Padahal jika penyakit ini

terus dibiarkan akan berakibat semakin parah dan akhirnya asam lambung akan

membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak lambung bahkan bisa

juga disertai dengan muntah darah, Keadaan stress menyebabkan produksi

cairan asam lambung meningkat. Cairan asam lambung ini bisa mengikis

dinding lambung sehingga luka dan terasa perih bila terkena bahan asam.
5

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti ingin melihat apakah ada

hubungan antara stress dan pola makan dengan kejadian gastritis?

C. Tujuan Penelitian

1. TujuanUmum

Diketahuinya Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Gastritis Di

Wilayah Kerja Puskesmas Linau Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya distribusi frekuensi kejadian Gastritis di Puskesmas Linau

Kabupaten Kaur Tahun 2020.

b. Diketahuinya distribusi frekuensi stres di Puskesmas Linau Kabupaten

Kaur Tahun 2020

c. Diketahuinya distribusi frekuensi umur di Puskesmas Linau Kabupaten

Kaur Tahun 2020.

d. Diketahuinya distribusi frekuensi jenis kelamin di Puskesmas Linau

Kabupaten Kaur Tahun 2020.

e. Diketahuinya hubungan stres dengan kejadian gastritis di Puskesmas Linau

Kabupaten Kaur Tahun 2020.

f. Diketahuinya hubungan umur dengan kejadian gastritis di Puskesmas

Linau Kabupaten Kaur Tahun 2020.

g. Diketahuinya hubungan jenis kelamin dengan kejadian gastritis di

Puskesmas Linau Kabupaten Kaur Tahun 2020.


6

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat bagi peneliti diharapkan penelitian ini dapat menambah

pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai faktor apa saja yang

berpengaruh kejadian Gastritis dan kedepannya diharapkan dapat menjadi

sumber informasi bagi rekan-rekan maupun masyarakat luas mengenai

faktor resiko Gastritis

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Fikes Dehasen

Sebagai tambahan literatur dan masukkan bagi pihak akademik

yang dapat digunakan oleh pihak akademik yang merupakan salah satu

institusi pendidikan kesehatan di Provinsi Bengkulu

b. Bagi Puskesmas

Manfaat bagi instansi pelayanan kesehatan, penelitian ini

diharapkan mampu memberikan masukan dan sumbang saran sehingga

instansi pelayanan kesehatan mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya penyakit gastritis sehingga dapat merumuskan

pemecahan masalah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan pada

masyarakat diwilayah kerjanya.

c. Bagi peneliti
7

Sebagai bahan pertimbangan untuk ikut berpartisipasi dalam

upaya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang bahaya nya

penyakit gastritis yang lambat di tangani.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gastritis

1. Pengertian

Gastritis merupakan suatu per adangan mukosa lambung yang dapat

bersifat akut, kronik difus, atau lokal. dan jenis gastritis yang paling sering

terjadi adalah gastritis superfisialis akut dan gastritis atrofik kronik (Lestari,

2016).

Gastritis adalah proses infiainasi pada mukosa dan submukosa lambung.

Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang paling sering dijumpai di

klinik karena diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala klinis bukan

pemeriksaan histopatologi (Lestari, 2016),

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gastritis adalah suatu

peradangan atau perdarahan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor

iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam pola makan misalnya makan terlalu

banyak, cepat, telat makan, makan makanan yang terlalu banyak bumbu dan

pedas. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya gastritis..

2. Anatomi Fisiologi

Lambung (Ventrikultis) merupakan Sebuah kantong muskular yang

letaknya antara esofagus dan usus hams, sebelah kiri abdomen, di bawah

diafragma bagian depan pankreas dan limpa. Lambung merupakan saluran

8
9

yang dapat mengembang karena adanya gerakan peristaltik, terutama di

daerah epigaster. Variant dari bentuk lambung sesuai dengan jumlah makanan

yang masuk, adanya gelombang peristaltik tekanan organ lain, dan postur

tubuh (Syaifuddin, 2014).

Struktur lambung sebagai berikut.

a. Fundus ventrikuli: bagian ini menonjol ke atas, terletak di sebelah kiri

jantung, biasanya berisi gas. Pada perbatasan dengan esofagus terdapat

katup sfingter kardiak.

b. Korpus ventrikuli: bagian ini merupakan segitiga osteum kardiakum.

Suatu lekukan padat pada bagian bawah kurvatura minor merupakan

bagian utama dari lambung,

c. Antrum pilorus: bagian ini merupakan bagian lambung yang berbentuk

tabung dan mempunyai otot yang tebal membentuk sfingter piloius.

Antrum pilorus merupakan muara bagian distal doin berlanjut ke

duodenum.

d. Kurvatura minor: kurvatura min‹ir ada di sebelah kanao lambung,

terbentang dari osteum kardiak sampai ke piloius. Kurvatura minor

dihubungkan ke hati oleh osteum minor, suatu lipatan ganda dari

peritoneum.

e. Kurvatura mayor: bagian ini terbentang pada sisi kiri osteum kardiakum

melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior.


10

Kurvatura mayor lebih panjang dari kurvatura minor dan dihubungkan

dengan kolon transversum oleh omentuna mayor, lipatan ganda dari

peritoneum.

f. Osteum kardiakum: osteum ini merupakan tempat esofagus bagian

abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorus

yang tidak mempunyai sfingter khusus, tetapi hanya berbentuk cincin

yang membuka dan menutup osteum dengan cara kontraksi dan

relaksasi. Osteum dapat tertutup oleh lipatan membran mukosa d‹in

serat otot pada dasar esophagus

Lapisan lambung sebagai berikut.

a. Lapisan selaput lendir (mukosa). Bila lambung dikosongkan lapisan ini

berlipat-lipat yang disebut rugae.

b. Lipatan otot melingkar (muskular aurikularis). Lapisan ini merupakan

jaringan otot yang kuat.

c. Lapisan otot miring (muskulus obligue), mempunyai otot bergaris miring.

d. Lapisan otot memanjang {muskulus longitudinal). Lapisan ini merupakan

susunan lapisan otot lambung yang panjang.

e. Jaringan ikat peritoneum/serosa. Jaringan ini melapisi lambung bagian

luar

Sekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan. Apabila

melihat, mencium, dan merasakan makan maka sekresi lambung akan


11

Merangsang karena pengaruh saraf sehingga menimbulkan rangsangan

kimiawi yang menyebabkan dinding lambung melepaskan hormon yang

disebut sekresi getah lambung. Sekresi getah lambung, mengalami 3 fase

sebagai berikut (Syaifuddin, 2014).

a. Fase serebral: rangsangan dari makanan menyebabkan stimulus

merambat dari otak ke nervus vagus yang merupakan kelenjar yang

terstimulasi untuk menyekresi hormon gastrin yany disekresi oleh

membran mukosa dan kanalis pilorus lambung.

b. Fase gastrik: pada fase ini gastrin lebih banyak diproduksi.

c. Fase intestinal: masuknya darah ke dalam intestinum menyebabkan

sekresi getah lambung membentuk lebih banyak gastrin.

Apabila makanan ditelan, otot polos di fundus dan korpus lambung secara

refieks akan melemah sebelum m‹ikanan sampai di lambung sehingga volume

getah lambung meningkat liter tanpa peningkatan tekanan nyata. Reseptif

relaksasi berlangsung dengan perantaraan nervus vagus dan dikoordinasikan

oleh pusat menelan. Setelah lambung terisi penuh maka kontraksi mulai

melemah di daerah fundus dan korpus sehingga menekan isi lambung.

Kontraksi ini untuk beberapa waktu tidak menimbulkan pencampuran isi

lambung dengan getah lambung. Kontraksi akan meningkatkan tonus lambung

sampai menyebar ke daerah korpus dan hanya dapat dilewati oleh partikel

berukuran kecil 1 mm (Syaifuddin, 2014).


12

Keaktifan di antrum akan mencainpur dan mengaduk isi lambung dengan

cepat dan cermat dengan sekresi lambung, membelah makanan menjadi partikel

yang lebih kecil, dan mencurahkan isi lambung yang sudah dalam bentuk

setengah cair (khimus), perlahan masuk ke duodenum karena pompaan antrum

pylorus Sfingter pilorus mengendalikan pengosongan lambung walaupun

pilorus tetap terbuka. Kontraksi antrum akan diikuti oleh kontraksi pilorus dan

duodenum. Apabila suatu gelombang peristaltik terjadi sangat kuat sampai di

antrum maka tekanan isi antrum akan naik dan diikuti oleh kontraksi pilorus

lalu mendorong isi antrum yang masih padat ke korpus lambung. Sejumlah

kecil isi antrum akan masuk ke duodenum setiap kontraksi. Pengosongan

lambung membutuhkan waktu 5 jam dan dapat lebih lama apabila makanan

banyak mengandung lemak. Fungsi pilorus pada pengendalian lambung terbatas

karena pengosongan berjalan normal walaupun pilorus tetap terbuka. Kontraksi

antmm akan di ikuti oleh kontraksi pilorus yang berlangsung sedikit lebih lama

dari kontraksi duodenum (Syaifuddin, 2014).

3. Klasifikasi Gastritis

Menurut Ardiyansyah (2014), klasifikasi gastritis berdasarkan tingkat

keparahannya sebagai berikut

h. Gastritis akut

Gastritis akut merupakan peradangan pada mukosa lambung yang

menyebabkan erosif dan pendarahan pada mukosa lambung setelah


13

terpapar oleh zat iritan. Gastritis disebut erosif apabila kerusakan yang

terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis. Erosinya juga tidak

mengenai lapisan otot lambung

Ulserasi superfisial yang dapat terjadi dan dapat menimbulkan

Hemoragi, ketidak nyamanan abdomen (dengan sakit kepala mual dan

anoreksia) dan dapat terjadi muntah, serta cegukan beberapa pasien adalah

asimtomatik, kolik dan diare dapat terjadi jika makanan pengiritasi tidak

dimuntahkan, tetapi mencapai usus besar, pasien biasanya sembuh kira-kira

dalam sehari meskipun nafsu makan kurang atau menurun selama 2 sampai

3 hari. Keluhannya bervariasi, mulai dari yang sangat ringan sampai

asimtomatik sampai sangat berat yang dapatmembawa kematian.

i. Gastritis Kronik

Gastritis kronis merupakan suatu peradangan bagian permukaan

mukosa lambung yang sifatnya menahun dan berulang. Peradangan

tersebut tejadi di bagian permukaan mukosa lambung dan berkepanjangan,

yang bisa disebabkan karena ulkus lambung jinak maupun ulkus lambung

ganas, bisa juga karena bakteri Helicobacter pylori. Gastritis ini dapat pula

terkait dengan artropi mukosa gaslrik, sehingga produksi HCI menurun dan

menimbulkan kondisi achlorhidria dan ulserasi peptic ftukak pada saluran

pencernaan).
14

4. Etiologi

Komplikasi Gastritis disebabkan oleh inféksl kuman Helicobocter

pylon dan pada awal lnfeksi mukosa lambung menujukkan respons inflamasi

akut dan jika diabalkan akin menjadi kronik, Etiologi gastritis berdasarkan

jenisnya sebagai berikut (Nurarif dan Kusuma, 2016).

a. Gastritis akut

a. Gastritis akut tanpa perdarahan

b. Gistritis akut dengan perdarahan (gastritis hemoragik atau gastritis

erosive) Gastritis akut berasal dari makan terlalu banyak atau terlalu cepat

makan-makanan yang terlalu berburnbu atau yang mengandung

mikroorganisme penyebab penyakit, iritasi beban semacam alcohol,

aspirin, NSAID, lisol, serta bebao korosif lain, refluks empedu atau cairan

pankreas

b. Gastritis Kronik

Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus beningna atau

maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory

c. Gastritis becterial

Gastritis bacterial yang diset›ut juga gastritis lnfektlosa, disebabkan

oleh refluks dan duodenum. Gangguan pada pencernaan, oleh masyarakat

sering disebut dengan penyakit maag. Secara umum, penyakit maag atau

gangguan fungsi lambung disebabkan oleh tingginya kadar asam dalam


15

lambung. Dalam keadaan normal, lapisan mukosa atau selaput lendir

melindungi dinding lambung terhadap pengaruh asam dan enzim yang

biasanya terdapat di dalam cairan lambung, Apabila lapisan itu rusak, asam

akan inerusak dinding lambung dan menyebabkan tukak atau luka.

Tingginya katlar asam lambung disebabkan oleh produksi asam yang

berlebihan.

Penyakii maag yang diakibatkan oleh produksi asam lambung yang

berlebihan dapat diperparah oleh kondisi kondisi sebagai berikut (Bangun,

2014).

a. Umur

Usia tua memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita

gastritis dibandingkan dengan usia inuda. Hal ini menunjukkan bahwa

seiring dengan bertambahnya usia mukosa gaster cenderung menjadi

tipis sehingga lebih cenderung memiliki infeksi H. Pylori atau

gangguan autoimun daripada orang yang lebih muda. Sebaliknya jika

mengenai usia muda biasanya lebih berhubungan dengan pola hidup

yang tidak sehat dan pola makan yang tidak teratur (Okviani, 2016).

b. Jenis Kelamin

Perempuan lebih berisiko terkena gastritis kronik. Hal ini

disebabkan karena perempuan takut gemuk sehingga sering diet terlalu

ketat, makan tidak teratur, selain itu perempuan lebih emosional


16

dibandingkan dengan laki-laki, sehingga ketika inenghadapi suatu

masalah/ beban pikiran cenderung berlarut ha1 ini ‹ikan rnenyebabkan

produksi asam lambung meningkat (Nutjanah, 2016).

c. Waktu makan yang tidak teratur.

Usahakan mengasup makanan dengan menambah frekuensi

makan yaitu setiap 3-4 jam sekali dengan porsi yang tidak terlampau

banyak. Karena lambung yang penuh akibat makanan yang berlebihan

akan memberikan tekanan ekstra pada katup UPS (Lower Esophageal

Sphfncter) yang akan meningkatkan peluang terjadinya aliran balik

asam lambung ke kerongkongan (refluks). Katup LES adalah katup

yang terletak antara lambung dan kerongkongan. Selain itu, makanan

yang masuk baru akan dicema oleh asam lambung setelah 3 jam dalam

lambung, dengan demikian makanan yang masuk tidak akan dicema

secara berlebihan.

d. Denis makanan yang kurang cocok atau sulit dicerna.

Makanan yang diasup hams cukup Karbohidrat dan Protein,

selain itu kandungan Lemak jenuh juga harus dikurangi. Yang

terpenting, semua makanan harus mudah dicerna dan mengandung

serat makanan yang halus, seperti kita jumpai pada makanan seperti

gado-gado. Gado-gado memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap

yaitu sefat yang cukup diwakili oleb sayur mayur yang ada
17

didalamnya, protein pada bumbu kacang atau telur rebus, dan

karbohidrat di lontong atau tentang rebus. Untuk buah bagi penderita

maag sebenarnva tidak mutlak dihindari selama buah-buah tersebut

tidak asam. Yang terpenting, sebaiknya mengkonsumsi buah/ jus pada

saat setelah makan atau saat perut sudah terisi, karena bila perut dalam

keadaan kosong maka akan memicu maag kambuh kembali.

e. Stres dan kurang istirahat.

Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan

oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh

lingkungan maupun penampilan individu di dalam lingkungan

tersebut. Sehingga bisa disimpulkan stres merupakan faktor yang

berpengaruh dalam terjadinya gastritis.

5. Penatalaksanaan Medik

Manifestasi klinis dan gangguan ini cukup bervariasi, mulai dari keluhan

ringan hingga muncul pendarahan pada saluran cema bagian atas. Pada

beberapa pasien, gangguan ini tidak menimtiulkan gejala yang khas.

Manifestasi gastritis akut dan kronis hampir sama. Berikut penjelasannya

(Ardiyansyah, 2014).

1. Manifestasi Gastritis Akut

a. Manifestasi gastritis akut dan gejaia-gejalanya adalah:

b. Anoreksia
18

c. Nyeri pada epigastrium

d. Mual dan muntah

e. Perdarahan saluran cema (hematcmesis melena)

f. Anemia (tanda lebih lanjut)

2. Manifestasi Gastritis Kronis

Manifestasi gastritis kronis dan gejala-gejalanya adalah:

a. Mengeluh nyeri ulu hati

b. Anoreksia

c. Nausea.

6. Penata laksanaan

Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk

menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien

mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala

menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan tejadi,

maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk

hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh

mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari

pengenceran dan penetralisasian agen penyebab (Smeltzer dan Bare, 2014).

Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umurn (mis., aluminium

hidroksida) untuk menetralisasi alkali, digunakan jus lemon encer atau cuka

encer. Bika korosi luas atau berat, emetik dan lavase dihindari karena bahaya
19

perforasi. Terapi pendukung mencakup intuba.st, analgesik dan sedatif,

antasida, serta cairan intravena. Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan.

Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau

jaringan perforasi. Gastrojejunostomi atau reseksi lambung mungkin

diperlukan untuk mengatasi obstruksi pilorus. Gastritis kronis diatasi dengan

memodifikasi diet pasien meningkatkan istirahat, mengufan, i stres, dan

memulai farmakoterapi. H, pylon dapat diatasi dengan antibiotik (seperti

tetrasikiin atau amoksisilin) dan garam bismut (Pepto-Bismol). Pasien dengan

gastritis A biasanya mengalami malabsorpsi vitamin B yang disebabkan oleh

adanya antibodi terhadap faktor intrinsic (Smeltzer dan Bare, 2014).

B. Faktor faktor yang Mempengaruhi Gastritis

Menurut (Elsanti, 2009), mengelompokkan menjadi dua yaitu faktor resiko

yang tidak dapat dikontrol dan faktor resiko yang dapat dikontrol.

1. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :

a. Umur

Pada Negara yang sedang berkembang terjadi pada usia dini dan

pada Negara maju sebagian besar dijumpai pada usia tua. Di Inggris 6-

20% menderita gastritis pada usia 55 tahun dengan prevalensi 22%

insiden total untuk segala umur 16 kasus/ 1000 pada kelompok umur

45-64 tahun. Insiden sepanjang usia untuk gastritis analah 10%

(Riyanto, 2008).
20

Usia menyangkut perubahan-perubahan pada individu sehubungan

dengan perubahan kondisi fisik dan sebagai unsur biologis yang

menunjukkan kematangan organ fisik seseorang. Kematangan fisik

termasuk di dalamnya peningkatan daya tahan tubuh terhadap beberapa

kuman pathogen yang masuk ke dalam lambung menyertai makanan yang

dimakan kemudian akan mengiritasi lambung (Hariyanto, 2007).

Semakin bertambah usia semakin meningkatkan resiko gastritis

disebabkan karena dinding mukosa lambung semakin menipis akibat usia.

Pada usia tua lebih mudah untuk terinfeksi H. Pyllori atau penyakit

autoimun daripada usia muda (Jackson, 2006). Pengelompokan umur

berdasarkan jenjang menurut WHO yaitu umur dalam tahun

dikelompokkan menjadi tiga kelompok jenjangumur (kelompok bayi dan

anak <15, kelompok muda dan dewasa 15-50, kelompok tua >50).

b. Jenis Kelamin

Secara umum beberapa penyakit memberi karakteristik penderitanya

secara khas seperti penyakit prostat khas terjadi pada laki-laki, sedangkan

kejadian gastritis dapat terjadi pada semua jenis kelamin (Pradono, 2007).

Beberapa faktor yang berhubungan dengan gastritis dari hasil

penelitian para pakar, didapatkan jumlah penderita gastritis antara pria

dan wanita. Temyata gastritis lebih banyak pada wanita dan dapat

menyerang sejak usia dewasa muda hingga lanjut usia (Riyanto,

2008).
21

Jenis kelamin perempuan lebih banyak menderita gastritis karena

perempuan rentan secara psikologis untuk mengalami stress. Secara

teori psikologis juga disebutkan bahwa perempuan lebih banyak

menggunakan perasaan dan emosi daripada rasio sehingga mudah atau

rentan untuk mengalami stress psikologis (Gupta 2008).

Perempuan lebih besar secara signipikan untuk mengalami defresi

daripada laki-laki. Perempuan juga lebih cepat mengalami kelelahan,

kecemasan, somatic symtoms dan mild psychological disorder dibanding

laki-laki. Sumber stress yang dialami wanita antara lain stress sehari-hari,

kekhawatiran terhadap usia dan kematian, ketidakpuasan terhadap

kehidupan perkawinan dan peran serta perempuan dalam mengatur

kehidupan rumah tangga dan keluarganya (Maulidiyah, 2006).

c. Riwayat gastritis keluarga

Riwayat gastritis keluarga merupakan pengkajian riwayat kesehatan

keluarga inti dan riwayat kesehatan keluarga yang meliputi tahap

perkembangan keluarga saat ini, perkembangan keluarga yang belum

terpenuhi, riwayat keluarga inti dan riwayat keluarga sebelumnya.

Riwayat keluarga yang dimaksudkan bukanlah dikarenakan adanya

hubungan secara genetik yang diturunkan dari orang tua responden,

melainkan lebih kearah kebiasaan dalam keluarga sehingga terdapat

anggota keluarga yang gastritis (Olfa, 2004).


22

2. Faktor resiko yang dapat dikontrol :

a. Pola makan

Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah

danjenis makanan dengan informasi gambaran dengan meliputi

mempertahankan kesehatan, satatus nutrisi, mencegah atau membantu

kesembuhan penyakit(Depkes RI 2010). Pola makan merupakan berbagai

informasi yang memberi gambaran macam dan model bahan makanan

yang dikonsumsi setiap hari, yangmeliputi frekuensi makan, jenis

makanan dan porsi makan Possion (2009). Pola makan atau food pattern

adalah cara seseorang atau sekelompok orang memenfaatkan pangan yang

tersedia sebsgsi reaksi terhadap tekanan ekonomi dansosial-budaya yang

dialaminya berkaitan dengan pola makan (Almatsier, 2010).

Keteraturan makan berkaitan erat dengan waktu makan setiap hari.

Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh melalui sistem pencernaan

mulai dari mulut sampai usus halus. Jika rata-rata lambung kosong antara

3-4 jam, maka jadwal makan ini pun menyesuaikan dengan kosongnya

lambung (Oktaviani, 2011).

Salah satu penyebab utama meningkatnya asam lambung adalah pola

makan yang tidak teratur. Makanan atau minuman yang dikonsumsi dan

masuk masuk kedalam lambung berfungsi mengurangi kepekatan asam

lambung sehingga sampai menggerogoti lambung (Megawati & Nosi,

2014)
23

b. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap obyek melaui indera yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga dan sebagainya). Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup

apa yang Untuk mengetahui oleh seseorang terhadap cara–cara memelihara

kesehatan (Notoatmodjo, 2015).

Handoko dalam Harya (2012) mengatakan bahwa semakin baik

pengetahuan responden, semakin baik pula perilaku seseorang terhadap

kesehatannya dan sebaliknya jika pengetahuan tidak baik maka upaya

perlindungan dirinya terhadap penyakit rendah

c. Konsumsi Alkohol

Mengkonsumsi alkohol walaupun dalam jumlah sedikit akan

merangsang produksi asam lambung berlebih, nafsu makan berkurang,

dan mual. Mengkonsusmsi alkohol secara berlebihan dapat mengiritasi

dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding

lambung rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal.

Alkohol yang terdapat dalam minuman seperti bir, anggur, dan minuman

keras lainnya terdapat dalam bentuk etil alkohol atau etanol (Almatsier,

2007).

Konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak mukosa lambung,

memperburuk gejala tukak peptik, dan mengganggu penyembuhan tukak


24

peptik. Alkohol mengakibatkan menurunnya kesanggupan mencerna dan

menyerap makanan karena ketidak cukupan enzim pancreas dan

perubahan morfologi serta fisiologi mukosa gastrointesinal ( Beyer, 2004).

Seperti yang dikemukakan oleh Olfa (2004) yang menunjukkan bahwa

orang yang mengonsumsi alkohol lebih berisika 2,647 kab dibanding

dengan yang tidak mengonsumsi alkohol.

d. Kebiasaan Meminum Kopi

Kopi adalah minuman yang terdiri dari berbagai jenis bahan dan

senyawa kimia; termasuk lemak, karbohidrat, asam amino, asam nabati

yang disebut dengan fenol, vitamin 9 dan mineral. Kopi diketahui

merangsang lambung untuk memproduksi asam lambung sehingga

menciptakan lingkungan yang lebih asam dan dapat mengiritasi

lambung. Iritasi lambung tersebut menyebabkan penyakit maag atau

gastritis. Orang yang mengidap penyakit maag mempunyai asam

lambung yang sensitif. Kafein di dalam kopi bisa mempercepat proses

terbentuknya asam lambung. Hal ini membuat produksi gas dalam

lambung berlebih dan membuat perut terasa kembung.

Kopi adalah minuman yang terdiri dari berbagai jenis bahan dan

senyawa kimia, termasuk lemak, karbohidrat, asam amino, asam nabati

yang disebut dengan fenol, vitamin dan mineral. Kopi diketahui

merangsang lambung untuk memproduksi asam lambung sehingga


25

menciptakan lingkungan yang lebih asam dan dapat mengiritasi mukosa

lambung(Rahma M, 2013).

Kafein di dalam kopi dapat mempercepat proses terbentuknya asam

lambung. Hal ini membuat produksi gas dalam lambung berlebih sehingga

sering mengeluhkan sensasi kembung di perut. Responden yang sering

meminum kopi beresiko 3,57 kali menderita gastritis dibandingkan dengan

yang tidak sering meminum kopi (Pancardo DCT,2012)

e. Merokok

Rokok mengandung ± 4000 bahan kimia asap yang terkandung dalam

rokok mengandung berbagai macart zat yang sangat reaktif terhadap

lambung.Rokok adalah silinder kertas yang berisi daun tembakau cacah.

Dalamsebatang rokok, terkandung berbagai zat-zat kimia berbahaya yang

berperan seperti racun. Dalam asap rokok yang disulut, terdapat

kandungan zat-zat kimia berbahaya seperti gas karbonmonoksida, nitrogen

oksida, amonia, benzene, methanol, perylene, hidrogen sianida, akrolein,

asetilen, bensaldehid, arsen, benzopyrene, urethane, coumarine, ortocresol,

nitrosamin, nikotin, tar, dan lain-lain. Selain nikotin, peningkatan paparan

hidrokarbon, oksigen radikal, dan substansi racun lainnya turut

bertanggung jawab pada berbagai dampak rokok terhadap kesehatan

(Budiyanto, 2010).

Efek rokok pada saluran gastrointestinal antara lain melemahkan katup

esofagus dan pilorus, meningkatkan refluks, mengubah kondisi alami


26

dalam lambung, menghambat sekresi bikarbonat pankreas, mempercepat

pengosongan cairan lambung, dan menurunkan pH duodenum. Sekresi

asam lambung meningkat sebagai respon atas sekresi gastrin atau

asetilkolin. Selain itu, rokok juga mempengaruhi kemampuan cimetidine

(obat penghambat asam lambung) dan obat-obatan lainnya dalam

menurunkan asam lambung pada malam hari, dimana hal tersebut

memegang peranan penting dalam proses timbulnya peradangan pada

mukosa lambung

Nikotin dan kadmium adalah dua zat yang sangat reaktif yang dapat

mengakibatkan luka pada lambung. Ketika seseorang merokok, nikotin

akan mengerutkan dan melukai pembuluh darah pada dinding lambung.

Iritasi ini memicu lambung memproduksi asam lebih banyak dan lebih

sering dari biasanya (Caldwell, 2009).

Nikotin juga memperlambat mekanisme kerja sel pelindung dalam

mengeluarkan sekresi getah yang berguna untuk melindungi dinding dari

serangan asam lambung. Jika sel pelindung tidak mampu lagi

menjalankan fungsinya dengan baik, maka akan timbul gejala dari

penyakit gastritis. Merokok merupakan faktor risiko kejadian gastritis.

Hal tersebut menunjukkan bahwa responden yang merokok berisiko 3,57

kali menderita gastritis dibandingkan dengan yang tidak merokok

(Caldwell, 2009).
27

f. Stress

Stres merupakan respons tubuh yang bersifat tidak spesifik

terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Berdasarkan pengertian

tersebut dapat dikatakan stres apabila seseorang mengalami beban atau

tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang

dibebankan itu, maka tubuh akan beresepons dengan tidak mampu

terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami stres.

Sebaliknya apabila seseorang yang dengan beban tugas yang berat tetapi

mampu mengatasi beban tersebut dengan tubuh berespons dengan baik,

maka orang itu tidak mengalami stress (Hidayat, 2014).

Stres merupakan emosi ganda {multi emotion) yang bukan emosi

tunggal. Menurut Wahyuni (2014), stres adalah suatu perasaan ragu

terhadap kemampuannya untuk mengatasi sesuatu. Definisi yang

sederhana ini menghubungkan komponen dari stres, yaitu antara tuntutan

(bersifat eksternal) dan respon atau tanggapan (bersifat internal).

a. Factor penyebab Stres

Ada berbagai faktor yang menyebabkan stres kerja, yaitu dari

faktor individu (masalah keluarga, ekonomi, dan kepribadian), faktor

organisasi (tuntutan tugas, tuntutan peran, dan tuntutan hubungan

interpersonal), serta faktor lingkungan (ketidakpastian ekonomi,

ketidakpastian politik, dan perubahan teknologi). Salah satu sumber


28

stres adalah karakteristik pekerjaan yang biasanya ditunjukkan dengan

konflik peran, ambiguitas peran, dan beban kerja yang berlebihan.

Konflik peran (role conflict) tejadi ketika ekspektasi seseorang

terhadap pekerjaan tidak sesuai dengan yang dilakukan r›ebenarnya,

misalnya seorang sarjana yang berharap menjadi supervise ketika

menerima pekerjaan barunya namun temyata diposisikan di bagian

operator, Anibiguitas peran (role ambfguity) muncul ketika tugas dan

tanggung jawab seseorang tidak didefinisikan dengan jelas, misalnya

seorang karyawan baru di bagian pemasaran namun tidak dipercaya

oleh rekan kerjanya untuk menangani aktivitas peinasaran. Beban

kerja berlebihan (role overloads terjadi ketika seseorang merasa

kurang dalam keahliannya atau sumber daya (waktu) untuk

menyelesaikan pekerjaan tertentu, misalnya seorang karyawan yang

tidak bisa menyelesaikan proyek tepat pada waktunya (Tama dan

Hardiningtyas, 2017)

b. Gejala stress

Ada beberapa gejala stres dapat dilihat dan berbagai faktor

yang menunjukkan adanya perubahan, baik secara fisiologis,

psikologis, maupun sikap, Perubahan fisiologis ditandai oleh adanya

gejala-ge jala seperti merasa letih/ lelah, kehabisan tenaga, pusing.

Gangguan pencernaan, sedangkan perubahan psikologis ditandai oleh


29

adanya kecemasan berlarut-larut, sulit tidur, napas tersengal-sengal,

dan berikutnya perubahan sikap sepeDi keras kepala, mudah marah,

dan tidak puas terhadap apa yang dicapai (Wijono, 2015).

c. Tingkatan Stres

Menurut Wijayaningsih (2014) inengklasifikasikan tingkat stres, yaitu:

1. Stress tingkat I

Tahapan ini merupakan tint'kat stress yang paling ringan,

dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut:

a. Semangat besar

b. Penglihatan tajam tidak sebagaimana biasanya.

c. Energi dan gugup berlebihan, kemampuan menyelesaikan

pekerjaan lebih dari biasanya.

d. Tahapan ini biasanya menyenangkan dan orang menjadi

bertambah semangat, tanpa disadari bahwa sebenarnya

cadangan energinya sedang menipis

2. Stress Tingkat II

Dalam tahapan ini dampak stress yang menyenangkan

mulai menghilang dan timbul keluhan-keluhan dik:irenakan

cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari. Keluhan-keluhan

yang sering dikemukakan sebagai berikut:

a. Merasa letih sewaktu bangun pagi.


30

b. Merasa lelah sesudah makan siang.

c. Merasa lelah menjelang sore hari.

d. Terkadang gangguan dalam sistem pencernaan

(gangguan usus, perut kembung), kadang-kadang pula

jantung berdebar-debar.

e. Perasaan tegang pada otot-otot t›unggung dan tengkuk

(belakang leher).

f. Perasaan tidak bisa santai.

3. Stress tingkat III

Pada tahapan ini keluhan keletihan semakin nampak disertai

dengan gejala- gejala:

a. Gangguan usus lebih terasa (sakit perut, mulas, sering ingin ke

belakang).

b. Otot-otot terasa lebih tegang.

c. Perasaan tegang yang semakin meningkat.

d. Gangguan tidur (sukar tidur, sering terbangun malam dan sukar

tidur kembali atau bangun terlalu pagi).

e. Badan terasa oyong, rasa-rasa mau pingsan (tidak sampai jatuh

pingsan).

f. Pada tahapan ini penderita su‹Jah harus berkonsultasi pada

dokter, kecuali kalau beban stress atau tuntutan-tuntutan


31

dikurangi dan tubuh mendapat kesempatan untuk beristirahat

atau relaksasi, guna memulihkan suplai energi.

4. Stress tingkat IV

Tahapan ini sudah menunjukkan keadaan yang lebih buruk yang

ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Untuk bisa bertahan sepanjang hari terasa sangat sulit.

b. Kegiatan-kegiatan yang semula irenyenangkan kini terasa sulit.

c. Kehilangan kemampuan untuk menanggapi situasi, pergaulan

sosial dann kegiatan-kegiatan rutin lainnya terasa berat.

d. Tidur semakin sukar, mimpi-mimpi menegangkan dan

seringkali terbangun dini hari.

e. Perasaan negativistik.

f. Kemampuan berkonsentrasi menurun tajam.

g. Perasaan takut yang tidak dapat dijelaskan, tidak mengerti

mengapa

5. Stress tingkat V

Tahapan ini merupakan keadaan yang lebih mendalam dari

tahapan IV di atas, yaitu:

a. Keletihan yang mendalam

b. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang sederhana saja tefasa kurang

mampu.
32

c. Gangguan sistem pencernaan (!›akit maag dan usus) lebih sering,

sukar buang air besar atau sebaliknya feses cair dan sering ke

belakang

6. Stress tingkat V

Tahapan ini merupakan tahapan puncak yang merupakan

keadaan gawat darurat. Tidak jarang penderita dalam tahapan ini di bawa

ke ICCU. Gejala-gejala pada tahapan ini cukup mengerikan.

1. Debar jantung terasa amat ki•ras, hal ini disebabkan zat adrenalin

yang dikeluarkan, karena stres tersebut cukup tinggi dalam

peredaran darah.

2. Nafas sesak.

3. Badan gemetar, tubuh dingin, ki:ringat bercucuran.

4. Tenaga untuk hal-ha1 yang ringan sekalipun tidak kuasa lagi,

pingsan atau collaps.

5. Bilamana diperhatikan, maka dalam tahapan stres di atas,

menunjukkan manifestasi pada elemen fisik dan psikis.

6. Fisik mengalami kelelahan, sedangkan elemen psikis mengalami

keceinasan dan depresi. Hal ini dikarenakan penyediaan energi

fisik maupun mental yang mengalami defisit terus-menerus.

7. Sering buang air kecil dan sukm tidur merupakan pertanda dari

depresi
33

e. Alat Ukur Tingkat Stress

Alat ukur tingkat stres adalah kuesioner dengan sistem scoring

yang akan diisi oleh responden dalam suatu penelitian. Ada beberapa

kuesioner yang sering dipakai untuk mengetahui tingkat stres antara

lain sebagai berikut (Carolin, 2014).

1. Kessler Psychological Distress Scale

Kessler Psychological Distress Scnle (KPDS) terdiri dari 10

pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan skor 1 untuk

jawaban dimana responden tidak pernah mengalami stres, 2 untuk

jawaban dimana responden jarang mengalami stres, 3 untitk jawaban

dimana responden kadang-kadang mengalami stres, 4 untuk jawaban

dimana responden sering mengalami stress dan 5 untuk jawaban

dimana responden selalu mengalami stres dalam 30 hari terakhir.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal. Tingkat stres

dikategorikan sebagai berikut.

1. Skor di bawah 20 : tidak mengalami stres

2, Skor 20-24 stres ringan

3. Skor 25-29 stres sedang

4. Skor L 30 stres berat.

2. Perceived Stress Scale (PSS-10)

Percefved Stress Scale (PSS-10) merupakan self-report


34

questionnaire yang terdiri dari 10 pertanyaan dan dapat

mengevaluasi tingkat stres beberapa bulan yang lalu dalam

kehidupan subjek penelitian, Skor PSS diperolehi dengan reversing

responses kemudian menjumlahkan skor jawaban masing-masing

pertanyaan. Soal dalam perceived stress scale ini akan menanyakan

tentang perasaan dan pikiran responden dalam satu bulan terakhir

ini. Anda akan diminta untuk mengindikasikan seberapa sering

perasaan ataupun pikiran dengan membulatkan jawaban atas

pertanyaan.

1. Tidak pernah diberi skor 0

2. Hampir tidak pernah diberi skor 1

3. Kadang-kadang diberi skor 2

4. Cukup sering skor 3

5. Sangat sering diberi skor 4


Semua penilaian diakumulasikan, kemudian disesuaikan dengan

tingkatan stres sebagai berikut:

1. Stres ringan (total skor 1-14)

2. Stres sedang (total skor 15-26)

3. Stres berat (total skor >26)

3. Hassles Assessment Scale for Student in College (HASS/Col)

Hassles Assessment St.ale for Student in College

(HASS/Col) terdiri dari 54 pertanyaan yang menipakan suatu skala


35

yang terdiri dari kejadian umum yan8 tidak menyenangk:in. Setiap

kejadian tersebut diukur berdasarkan frekuensi terjadinya dalam satu

bulan, dalam bentuk skala sebagai berikut:

1. Tidak pernah diberi skor 0

2. Sangat jarang diberi skor 1

3. Beberapa kali diberi skor 2

4. Sering diberi skor 3

5. Sangat sering diberi skor 4

6. Hampir setiap saat diberi skor 5

Semua penilaian diakumulasikan, kemudian disesuaikan dengan tingkatan

stres. Skor kurang dari 75 menunjukkan seseorang mengalami stres

ringan, skor 75-135 menunjukkan seseorang mengalami stres sedang,

skor lebih dari 135 menunjukkan seseorang mengalami stres berat

g. Penggunaan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)

Mengonsumsi obat-obat tertentu dapat menyebabkan gastritis, obat

anti inflamasi non steroid (OAINS) merupakan jenis obat yang memiliki

efek menyebabkan gastritis. Obat anti inflamasi non steroid bersifat

analgesik, antipiretik, dan anti-inflamasi. Sebagai analgesik, obat anti

inflamasi hanya meringankan gejala nyeri dan inflamasi yang berkaitan

dengan penyakitnya secara simtomatik.


36

Pemberian aspirin dan obat anti inflmasi non steroid juga dapat

menurunkan sekresi bikarbonat dan mukosa oleh lambung sehingga

kemampuan factor defensive lambung akan terganggu. Jika pemakaian

obat-obattan tersebut hanya sesekali makan kemungkinan terjadi masalah

lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiaannya dilakukan secara terus

menerus atau berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan ulkus

peptikum. Pemakaian setiap hari minimal 3 bulan dapat menyebabkan

gastritis (Rosniyanti, 2010)

C. Hubungan Stress Dengan Kejadian Gastritis

Individu, sebagai suatu sistem, menghadapi stresor fisiologis,

psikososial, lingkungan, dan stresor Jam. Stresor ini dapat menghasilkan

respons koping adaptif, atau stresor ini mengakibatkan perubahan fisik

yang menjadi patofisiologis. Penelitian terhadap efek stres pada tubuh

manusia dipelopori oleh Selye. Ia meneliti respons non-spesifik tubuh

terhadap tuntutan dan diketahui kemampuan individu berbeda untuk

menghadapinya meskipun tuntutannya sama. Ia mendefinisikan stres

sebagal sindrom spesifik yang diakibatkan oleh hal yang tidak spesifik, ia

juga mendefinisikan stresor sebagai stimuli yang menghasilkan

ketegangan yang secara potensial dapat menyebabkan disekuilibrium

(Tambayong, 2014).

Tingkat stresor yang dirasakan ini penting dan berbeda-beda di


37

antara individu. Banyak penelitian telah dilakukan dalam upaya

menghubungkan efek stres dengan timbulnya penyakit aktual. Stresor

psikologis dan fisik telah diteliti untuk menghubungkan sifat kepribadian,

predisposisi genetik, dan faktor lingkungan, emosional, pekerjaan, serta

sosial dengan penyakit tertentu, Respons mal adaptif tubuh terhadap

stressor meningkatkan risiko terhadap timbulnya penyakit. Stresor

dengan kekuatari dan intensitas yang cukup dapat menyebabkan

perubahan pada fiangsi normal tubuh. Bila seseorang mempunyai

kerentanan genetik atau herediter terhadap stresor, perubahan-perubahan

ini dapat dimanifestasikan sebagai penyakit (Tambayong, 2014)

D. Hubungan Umur dengan kejadian gastritis

Umur menyangkut perubahan-perubahan pada individu sehubungan

dengan perubahan kondisi fisik dan sebagai unsur biologis yang menunjukkan

kematangan organ fisik seseorang. Kematangan fisik termasuk di dalamnya

peningkatan daya tahan tubuh terhadap beberapa kuman pathogen yang masuk

ke dalam lambung menyertai makanan yang dimakan kemudian akan

mengiritasi lambung (Hariyanto, 2017).

Pada Negara yang sedang berkembang gastritis terjadi pada usia dini

dan pada Negara maju sebagian besar dijumpai pada usia tua. Di Inggris 6-

20% menderita gastritis pada usia 55 tahun dengan prevalensi 22% insiden

total untuk segala umur 16 kasus/ 1000 pada kelompok umur 45-64 tahun.

Insiden sepanjang usia untuk gastritis adalah 10% (Riyanto, 2018)


38

E. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Gastritis

Beberapa faktor yang berhubungan dengan gastritis dari hasil penelitian

para pakar, didapatkan jumlah penderita gastritis antara pria dan wanita.

Ternyata gastritis lebih banyak pada wanita dan dapat menyerang sejak usia

dewasa muda hingga lanjut usia (Riyanto, 2018).

Jenis kelamin perempuan lebih banyak menderita gastritis karena

perempuan rentan secara psikologis untuk mengalami stress. Secara teori

psikologis juga disebutkan bahwa perempuan lebih banyak menggunakan

perasaan dan emosi daripada rasio sehingga mudah atau rentan untuk

mengalami stress psikologis (Gupta, 2018).

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Maulidiyah (2066) dimana perempuan lebih besar secara signifikan untuk

mengalami defresi daripada laki-laki. Perempuan juga lebih cepat mengalami

kelelahan, kecemasan, somatic symtoms dan mild psychological disorder

dibanding laki-laki. Sumber stress yang dialami wanita antara lain stress

sehari-hari, kekhawatiran terhadap usia dan kematian, ketidak puasan

terhadap kehidupan perkawinan dan peran serta perempuan dalam mengatur

kehidupan rumah tangga dan keluarganya.


39

F. Kerangka Teori

Faktor resiko yang tidak dapat


di kontrol :

1. Umur

2. Jenis kelamin

3. Riwayat gastritis keluarga

Faktor resiko yang dapat


Kejadian Gastritis
dikontrol :

1. Pola Makan
2. Konsumsi alkohol
3. Kebiasaan meminum kopi
4. Merokok
5. Stress

Keterangan: Diteliti

Tidak Diteliti

Bagan 2.1
Kerangka teori : (Elsanti, 2009), (Riyanto, 2008), (Jackson, 2006),
(Musakim, 2009), (Almatsier 2007), (Candwell, 2009)
BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka pikir yang dipergunakan dengan menggunakan pendekatan

komponen input yakni karakteristik individu meliputi stress, Pola makan dan

riwayat gastritis keluarga

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Stress

Umur Kejadian Gastritis

Jenis Kelamin

B. Hipotesis

1. Ada hubungan antara Stress dengan kejadian gastritis di Puskesmas Linau

Kabupaten Kaur tahun 2021.

2. Ada hubungan antara umur dengan kejadian gastritis di Puskesmas Linau

Kabupaten Kaur tahun 2021.

3. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian gastritis di Puskesmas

Linau Kabupaten Kaur tahun 2021.

40
41

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Hasil Ukur Skala


Ukur Ukur
1 Kejadian Diagnosa yang Kuisioner 0. Gastritis Nominal
Gastritis ditegakkan berdasarkan 1. Tidak
keluhan pasien dan hasil gastritis
pemeriksaan medis oleh
dokter
2 Stress Respon dari kondisi Kuisioner 0. Stres ringan Nominal
yang terjadi ketika jika skor 1-
individu merasa 14
tertekan karena 1. Stres Sedang
ketidakmampuannya
jika skor 15-
menyesuaikan diri
26
dengan tuntutan yang
diberikan kepadany
2. Stres berat
jika skor >26
3 Umur Masa kehidupan Kuisioner 1. <15 tahun Ordinal
responden sejak lahir (Remaja)
sampai sekarang yang 2. 15-50 tahun
dinyatakan dalam tahun (Dewasa)
(standar baku WHO) 3. >50 tahun
(Lansia)
4 Jenis Penggolongan orang ke Kuisioner 0. Laki-laki Nominal
Kelamin dalam dua kelompok 1. Perempuan
biologis
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode analitik dengan

menggunakan rancangan Cross Sectional yaitu melihat keadaan variabel

independen (stress, umur dan jenis kelamin) dan variabel dependen (Kejadian

gastritis) dalam waktu tertentu saja. Cross sectional yaitu suatu penelitian yang

dilakukan dengan mengambil waktu tertentu yang relatif pendek dan tempat

tertentu, dilakukan pada beberapa objek yang berbeda taraf (Sujarweni, 2014).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Linau Kaur tahun

2021.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini laksanakan pada tanggal 28 Juni - 10 Juli 2021.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dan suatu objek (Arikunto,

2002). Populasi penelitian ini adalah pasien yang berkunjung ke Puskesmas

Linau kapuaten Kaur tahun 2020 sebanyak 2.728 orang.

42
43

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh

populasi tersebut. Dalam mengambil sampel penelitian ini menggunakan cara

atau teknik-teknik tertentu, sehinga sampel tersebut dapat mewakili populasi.

Teknik ini biasanya disebut sampling. Teknik sampling adalah merupakan

tehnik pengambilan sampel. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel

berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja

bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik (ciri-cirinya) maka

orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel (Notoatmodjo, 2015),

D. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan melalui penyebaran

kuisioner langsung pada responden di Puskesmas linau kabupaten Kaur

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari laporan tahunan dan

buku register Puskesmas Linau Kaur .

E. Pengolahan Data

1. Pengolahan Data

a. Pemeriksaan Data (Editing)

Data yang telah dikumpulkan akan diperiksa sesegera mungkin

mencakup kelengkapan data.


44

b. Pengkodean (Coding)

Pengkodean dilakukan untuk mempermudah pengolahan data.

Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan kode dengan angka yang

telah ditetapkan sebelumnya dan mengisi kuisioner yang telah disusun

sebelumnya.

c. Pengkodean Ulang (Recoding)

Melakukan kode ulang pada jawaban yang belum dikelompokkan

menjadi kategori tertentu untuk memudahkan dalam analisa lebih

lanjut.

d. Pemasukan Data (Data Entry)

Memindahkan data yang telah lengkap ke komputer ke dalam isian

yang telah disiapkan.

e. Pengecekan dan Pembersihan Data (Cheking and cleaning Data)

Dilakukan untuk melihat kualitas dan konsistensi isian data dengan

membuat tabel distribusi frekuensi dan bila ditemukan jawaban yang tidak

konsistensi dengan pertanyaan sebelumnya maka dilalatkan perbaikan.

F. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis yang digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi

masing-masing variabel tentang kejadian gasfitis, stress dan pola makan yang

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui variasi

proporsi. Dengan perhitungan persentase sebagai berikut :


45

Keterangan:

P : Jumlah persentase yang dicari

F : Jumlah frekuensi pada cehk list

N : Jumlah objek penelitian

Dari rumus di atas kualitas proporsi didapat dalam bentuk presentase

diinterprestasikan dengan menggunakan skala :

0% = Tidak satupun dari responden

I -25 % = Sebagian kecil dari responden

26 - 49 % = Hampir sebagian dari responden

50 % = Setengah dari responden

5l -75% = Sebagian dari responden

76 - 99 % = Hampir seluruh responden

100 % = Seluruh responden (Arikunto, S,2006)


46

2. Analisis Bivariat

Analisis yang digunakan untuk melihat hubungan antara variable

independen (stress dan pola makan) dengan variable dependen (kejadian

gastritis) dengan menggunakan uji statistic yaitu chi-square dengan tingkat

signifikan 95%, α :0,05. Jadi untuk melihat hubungan tersebut maka

diperoleh:

a. Bila p value < 0,05 artinya ada hubungan antara stress dan pola makan

dengan kejadian gastritis.

b. Bila p value > 0,05 artinya tidak ada hubungan antara stress dan pola

makan dengan kejadian gastritis.

G. Etika Penelitian

Sebelum mengumpulkan data terlebih dahulu peneliti meminta surat

pengantar dari pihak pendidikan yang selanjutnya akan digunakan untuk

meminta izin dan surat rekomendasi dari institusi yang akan menjadi tempat

penelitian. Setelah menerima surat rekomendasi, peneliti mengumpulkan data

awal untuk penyusunan proposal ini. Selanjutnya pada saat penelitian nanti,

sebelum melakukan wawancara dan observasi, peneliti akan menjelaskan tujuan

dan manfaat penelitian kepada calon responden serta meminta persetujan untuk

mengikuti penelitian. Setelah mendapat persetujuan, baru peneliti akan

melakukan wawancara dan observasi pada responden guna mengumpulkan data

yang dibutuhkan dalam penelitian. Berikut beberapa masalah etika penelitian

yang akan di jelaskan pada responden (Alimul dalam Harya, 2012) :


47

1. Infrom Consent (Lembar Persetujuan).

Lembar persetujuan yang akan di berikan kepada calon responden yang akan

di teliti. Lembar persetujuan di berikan kepada responden dengan memberi

penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian yang akan di lakukan, serta

menjelaskan manfaat yang akan di peroleh jika bersedia menjadi responden.

Jika calon responden bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar

persetujuan, bila calon responden menolak peneliti tidak boleh memaksa.

2. Anonymity (Tanpa Nama).

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak

mencantumkan nama responden melainkan hanya kode nomor atau kode

tertentu pada lembar pengumpulan data yang akan diisi oleh responden

sehingga identitas responden tidak di ketahui oleh publik.

3. Confidential (Kerahasiaan)

Penelitian tidak akan menyebarkan informasi yang diberikan oleh responden

dan kerahasiaannya akan dijamin oleh peneliti. Hanya kelompok data

tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Linau merupakan salah satu Unit Pelayanan Kesehatan

yang ada di Kecamatan Maje dengan wilayah kerja sebanyak 19 (sembilan

belas) desa Dengan Luas Kecamatan : 33.378.0 Ha.

Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

(Dukcapil) Kabupaten kaur jumlah penduduk Kecamatan maje pada tahun

2020 sebesar 13.533 jiwa. Desa Kedataran dengan jumlah penduduk tertinggi

adalah (1.587 jiwa) sedangkan jumlah penduduk paling sedikit di

penyandingan (226 jiwa).

Wilayah Kerja Puskesmas Linau berbatas dengan:

1. Utara : Bukit Barisan Selatan

2. Selatan : Lautan Hindia

3. Barat :Kecamatan Kaur Selatan

4. Timur : Kecamatan Nasal

Puskesmas Linau dipimpin oleh Kepala Puskesmas dengan jumlah dan

klasifikasi tenaga terdiri dari:

a. Dokter umum : 2 orang

b. S1 kesehatan masyarakat : 7 orang

48
49

c. S1 Keperawatan : 6 orang

d. D3 keperawatan : 3 orang

e. DIV Kebidanan : 2 orang

f. D3 kebidanan : 8 orang

g. D3 kesehatan lingkungan : 1 orang

h. D3 analis : 0 orang

i. D3 Gizi : 0 orang

j. D1 Kebidanan : 1 orang

k. SPK : 1 orang

Sarana Kesehatan yang ada di dalam dan luar gedung terdiri :

a. Puskesmas :1

b. Pustu :3

c. Polindes :1

d. Poskesdes :4

e. Ambulance :1

f. Sepeda Motor :8

2. Jalannya Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Linau. Untuk

memperoleh data peneliti meminta izin dari Fikes Dehasen Bengkulu Prodi

Kesmas yang ditujukan kepada Kepala Puskesmas Linau dan setelah

mendapat izin dari kepala Puskesmas Linau, peneliti melakukan penelitian.


50

Setelah peneliti memastikan bahwa responden tersebut dapat peneliti jadikan

sampel lalu peneliti meminta izin pada responden yang bersangkutan,

kemudian peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti untuk mengambil

data dari responden. Setelah ada persetujuan dari responden peneliti

memberikan surat pernyataan bersedia menjadi responden. Selanjutnya

setelah surat pernyataan tersebut ditanda tangani, peneliti memberikan

kuisioner pada responden untuk diisi.

Pengambilan data peneliti lakukan langsung dari bulan Juni sampai

dengan bulan Juli 2021 menggunakan kuisioner yang dibagikan. Data yang

diperoleh kemudian dilakukan pengolahan dan analisa data yang terdiri dari

beberapa tahap yaitu editing, coding, tabulating, recoding, data entry, cheking

and cleaning data, analisa univariat dan analisa bivariat untuk mengetahui

faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis di wilayah kerja

Puskesmas Linau Kabupaten Kaur tahun 2021.

3. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi

masing-masing variabel tentang kejadian gastritis, stress, umur dan jenis

kelamin yang disajikan dalam bentuk tabel ditribusi frekuensi untuk

mengetahui variasi proporsi. Adapun hasil analisis univariat dalam penelitian

ini sebagaimana tertera pada tabel 5.1 sampai dengan 5.4 di bawah ini.
51

Tabel 5.1 Ditribusi Frekuensi Responden Berdasarkan tingkat Stress di


Puskesmas Linau Tahun 2021

No Stress Frekuensi Persentase (%)


1 Berat 20 35,7

2 Sedang 15 26,8

3 Ringan 21 37,5

Total 56 100

Berdasarkan tabel 5.1 di atas dapat diketahui bahwa hampir sebagian

responden (35,7%) mengalami stress berat.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur responden


di Puskesmas LinauTahun 2021

No Umur Frekuensi Persentase (%)


1  50 tahun 19 33,9

2 15 – 50 tahun 22 39,3

3 < 15 tahun 15 26,8

Total 56 100

Berdasarkan tabel 5.2 di atas dapat diketahui bahwa hampir sebagian dari

responden (33,9%) berumur diatas 50 tahun.


52

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


di Puskesmas LinauTahun 2021

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)


1 Laki laki 23 41,1

2 Perempuan 33 58,9

Total 56 100

Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat diketahui bahwa lebih dari

sebagian responden (58,9%) memiliki jenis kelamin perempuan.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Gastritis


di Puskesmas LinauTahun 2021

No Gastritis Frekuensi Persentase (%)


1 Gastritis 24 42,9

2 Tidak Gastritis 32 57,1

Total 56 100

Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat diketahui bahwa hampir sebagian

Responden (42,9%) merupakan penderita gastritis.

4. Analisa Bivariat

Analisa Bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stress,

umur, dan jenis kelamin dengan kejadian gastritis di wilayah kerja Puskesmas

Linau Kabupaten Kaur tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut :
53

Tabel 5.5. Hubungan Stress dengan Kejadian Gastritis di Wilayah


Puskesmas LinauTahun 2021
.

Gastritis
Tidak Total
No Stress Gastritis P
Gastritis
F % f % F %
1 Berat 13 65,0 7 35,0 20 100
2 Sedang 6 40,0 9 60,0 15 100
0,028
3 Ringan 5 23,8 16 76,2 21 100
Total 24 42,9 32 57,1 56 100

Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 5.5 di atas, dari 20 responden yang

mengalami stress berat, ada 13 responden (65,0%) mengalami gastritis, dan 7

responden (35,0%) tidak mengalami gastritis, dari 15 responden yang mengalami

stress sedang ada 6 responden (40,0%) yang mengalami gastritis dan 9 responden

(60,0%) tidak mengalami gastritis dan dari 21 responden yang mengalami stress

ringan ada 5 responden (23,8%) mengalami gastritis dan 16 responden (76,2%)

tidak mengalami gastritis. Hasil uji Chi Square di peroleh nilai dari pearson Chi-

square p (0,028) > α 0,05, maka Ha diterima, artinya ada hubungan antara Stress

dengan kejadian gastritis di wilayah kerja Puskesmas Linau Kabupaten Kaur

tahun 2021.
54

Tabel 5.6 Hubungan antara Umur dengan Kejadian Gastritis


di Wilayah Puskesmas Linau Tahun 2021

Gastritis
Tidak Total
No Umur Gastritis P
gastritis
F % F % F %
1  50 Tahun 11 57,9 8 42,1 19 100
2 15 – 50 Tahun 11 50,0 11 50,0 22 100
0,023
3 < 15 Tahun 2 13,3 13 86,7 5 100
Total 24 42,9 32 57,1 56 100

Berdasarkan hasil analisa data pada tabel 5.6 di atas, dari 19 responden yang

berumur > 50 tahun ada 11 responden (57,9%) mengalami gastritis, dan 8

responden (42,1%) tidak mengalami gastritis, dari 22 responden yang berumur

15-50 tahun ada 11 responden (50%) yang mengalami gastritis dan 11 responden

(50%) tidak mengalami gastritis dan dari 5 responden yang berumur < 15 tahun

ada 2 responden (13,3%) yang mengalami gastritis dan 13 responden (86,7%)

tidak mengalami gastritis. Hasil uji Chi Square di peroleh nilai dari pearson Chi-

square p (0,023) < α 0,05 maka Ha diterima, artinya ada hubungan antara umur

dengan kejadian gastritis di wilayah kerja Puskesmas Linau Kabupaten Kaur

tahun 2021.
55

Tabel 5.7 Hubungan Jenis Kelamin dengan kejadian Gastritis di Wilayah


Puskesmas Linau Tahun 2021

Gastritis
Tidak Total
No Jenis Kelamin Gastritis P
gastritis
F % f % F %
1 Laki laki 14 60,9 9 39,1 23 100
2 Perempuan 10 30,3 23 69,7 33 100 0,046
Total 24 42,9 32 57,1 56 100

Berdasarkan hasil analisa data pada tabel 5.7 di atas, dari 23 responden laki

laki ada 14 responden (60,9%) mengalami gastritis, dan 9 responden (39,1%)

tidak mengalami gastritis, dari 33 responden perempuan ada 10 responden

(30,3%) mengalami gastritis, dan 23 responden (69,7%) tidak mengalami

gastritis. Hasil uji Chi Square di peroleh nilai dari Continuity Correction p

(0,046) < α 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada hubungan antara jenis kelamin

dengan kejadian gastritis di wilayah kerja Puskesmas Linau Kabupaten Kaur

tahun 2021.

B. Pembahasan

1. Gambaran Distribusi Frekuensi Stress di wilayah kerja Puskesmas Linau

Kabupaten Kaur tahun 2021

Berdasarkan tabel 5.1 di atas dapat diketahui bahwa hampir sebagian

responden (35,7%) mengalami stress berat. Dari hasil penelitian di lapangan

dari 56 responden yang di wawancarai hanya 20 orang responden yang


56

mengalami stress berat, 15 orang responden mengalami stress sedang dan 21

orang responden mengalami stress ringan.

Dari 20 orang responden yang mengalami stress berat terlihat dari

hasil wawancara di lapangan bahwa mereka sering marah marah yang tak

terduga, mereka merasa tidak mampu mengontrol emosi mereka, mudah

tersinggung, mereka merasa bahwa mereka sering merasa tertekan, gelisah

dan mereka merasa bahwa mereka tidak bisa menyelesaikan maslah yang

mereka hadapi,merasa bahwa mereka lebih lemah dari orang lain.

Dari 15 orang yang mengalami stress sedang dimana mereka merasa

sering tersinggung, kurang bisa mengontrol emosi, terkadang mereka sering

marah marah sering merasa apa yang mereka kerjakan belum maksimal,

terkadang mereka merasa gelisah. Sedangkan dari 21 orang mengalami stress

ringan dari wawancara terlihat sedikit mereka untuk marah marah dalam

keseharian mereka, mereka masih mampu mengontrol emosi mereka

walaupun terkadang mereka mudah merasa tersinggung, mereka masih

percaya diri untuk menyelesaikan maslah yang mereka hadapi.

Stres merupakan respons tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap

setiap tuntutan atau beban atasnya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat

dikatakan stres apabila seseorang mengalami beban atau tugas yang berat

tetapi orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka

tubuh akan beresepons dengan tidak mampu terhadap tugas tersebut, sehingga

orang tersebut dapat mengalami stres. Sebaliknya apabila seseorang yang


57

dengan beban tugas yang berat tetapi mampu mengatasi beban tersebut

dengan tubuh berespons dengan baik, maka orang itu tidak mengalami stress

(Hidayat, 2014).

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Dhanang Prasetyo 2016

bahwa mayoritas responden dengan stres pada tingkat sberat yaitu sebanyak

28 orang (40,0%), dimana mayoritas responden mengalami merasa sulit

tenang setelah marah dan merasa sensitif. Stres adalah respon tubuh tidak

spesifik terhadap kebutuhan tubuh yang terganggu. Stres merupakan suatu

fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat

dihindari dan akan dialami oleh setiap orang. Stres memberikan dampak

secara total pada individu seperti dampak fisik, sosial, intelektual, psikologis,

dan spiritual.

2. Gambaran Distribusi Frekuensi Umur di wilayah kerja Puskesmas Linau

Kabupaten Kaur tahun 2021

Berdasarkan tabel 5.2 di atas dapat diketahui bahwa hampir sebagian dari

responden (33,9%) berumur diatas 50 tahun, Dari hasil penelitian di lapangan

dari 56 responden yang di wawancarai 19 orang responden yang berumur >

50 tahun, 22 orang responden berumur 15 – 50 tahun dan 15 orang responden

berumur < 15 tahun.

Pada penelitian ini dilakukan bisa kita lihat bahwa pasien yang berkunjung

ke puskesmas Linau ini bisa dikatakan mencakup semua umur, ini kita lihat

dari hasil penelitian ini, jumlah responden penelitian ini tidak terlihat interval
58

yang terlalu jauh jumlah antara kelompok umur, jumlahnya hamprr merata

antara jumlah kelompok umur ≥ 50 tahun, kelompok umur 15-50 tahun dan

kelompok umur <50 tahun.

Pada Negara yang sedang berkembang terjadi pada usia dini dan

pada Negara maju sebagian besar dijumpai pada usia tua. Di Inggris 6-

20% menderita gastritis pada usia 55 tahun dengan prevalensi 22%

insiden total untuk segala umur 16 kasus/ 1000 pada kelompok umur

45-64 tahun. Insiden sepanjang usia untuk gastritis analah 10%

(Riyanto, 2008).

Usia menyangkut perubahan-perubahan pada individu sehubungan

dengan perubahan kondisi fisik dan sebagai unsur biologis yang menunjukkan

kematangan organ fisik seseorang. Kematangan fisik termasuk di dalamnya

peningkatan daya tahan tubuh terhadap beberapa kuman pathogen yang masuk

ke dalam lambung menyertai makanan yang dimakan kemudian akan

mengiritasi lambung.

3. Gambaran Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin di wilayah kerja

Puskesmas Linau Kabupaten Kaur tahun 2021

Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat diketahui bahwa lebih dari sebagian

responden (58,9%) memiliki jenis kelamin perempuan Dari hasil penelitian di

lapangan dari 56 responden yang di wawancarai 23 orang responden laki laki

dan 33 orang responden perempuan.


59

Secara umum beberapa penyakit memberi karakteristik penderitanya

secara khas seperti penyakit prostat khas terjadi pada laki-laki, sedangkan

kejadian gastritis dapat terjadi pada semua jenis kelamin (Pradono, 2007).

Beberapa faktor yang berhubungan dengan gastritis dari hasil penelitian

para pakar, didapatkan jumlah penderita gastritis antara pria dan wanita.

Temyata gastritis lebih banyak pada wanita dan dapat menyerang sejak usia

dewasa muda hingga lanjut usia (Riyanto, 2008).

4. Hubungan Stress dengan kejadian Gastritis di wilayah kerja Puskesmas

Linau Kabupaten Kaur tahun 2021

Berdasarkan hasil analisis data pada tabel di atas, dari 56 responden

ada 20 responden yang mengalami stress berat, ada 13 responden (65,0%)

mengalami gastritis, dan 7 responden (35,0%) tidak mengalami gastritis. Hasil

uji Chi Square menunjukkan nilai P (0,028) > 0,05 maka Ha diterima, artinya

ada hubungan antara Stress dengan kejadian gastritis di wilayah kerja

Puskesmas Linau Kabupaten Kaur tahun 2021.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulfa

Sari 2018 hasil uji statistic dengan metode uji chi square (X2) memperlihatkan

bahwa p Value 0,000 (p<0,005) artinya terdapat hubungan antara tingkat

stress terhadap penyakit gastritis mahasiswa angkatan 2017 Fk Unismuh

Makassar.

Dari hasil penelitian wawancara di lapangan bahwa tingginya tingkat

stress ini juga di pengaruhi oleh situasi yang terjadi saat ini dimana pandemi
60

yang terjadi saat ini sangat banyak memberikan dampak yang negative seperti

stress slah satunya, masyarakat banyak mengalami stress baik itu stress berat

maupun ringan, stress yang terjadi di masyarakat ini banyak menyebabkan

berbagai penyakit diantaranya Gastritis, yang disebabkan dengan tidak teratur

pola makan bahkan gastritis ini terjadi karena memang menu konsumsi

makanan yang kurang memenuhi standar kebutuhan yang seharus di penuhi.

Stres yang berkepanjangan merupakan salah satu faktor pemicu karena

mengakibatkan peningkatan produksi asam lambung.Hal ini menyebabkan

kejadian gastritis dihubungkan dengan keadaan psikologis seseorang.

Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stres, seperti beban

kerja yang berlebihan, cemas, takut, atau diburu-buru. Kadar asam lambung

yang meningkat ini akan menimbulkan ketidaknyamanan pada lambung. Hasil

penelitianjuga menunjukkan bahwa masih terdapat 21 responden yang

mengalami stress ringan namun 5 orang menderita gastritis. Hal ini

dikarenakan kebanyakan responden memiliki pola makan yang tidak

teratur seperti: frekuensi makan responden kurang dari 3 kali sehari, selalu

makan tidak tepat waktu dan suka makan makanan yang pedas. Sementara itu

16orang yang mengalami stress ringan namun tidak menderita gastritis. Hal

ini dikarenakan responden selalu menjaga pola makannya sehingga responden

tidak mengalami kejadian gastritis walaupun mengalami stress.

Stres merupakan emosi ganda {multi emotion) yang bukan emosi

tunggal. Menurut Wahyuni (2014), stres adalah suatu perasaan ragu terhadap
61

kemampuannya untuk mengatasi sesuatu. Stres merupakan respons tubuh

yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan stres apabila seseorang

mengalami beban atau tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat

mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan beresepons dengan

tidak mampu terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut dapat

mengalami stres. Sebaliknya apabila seseorang yang dengan beban tugas yang

berat tetapi mampu mengatasi beban tersebut dengan tubuh berespons dengan

baik, maka orang itu tidak mengalami stress (Hidayat, 2014).

Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan saluran pencernaan

yang paling sering terjadi. Gastritis lambung merupakan gangguan umum

diskontinuitas dari mukosa lambung, yang disebabkan oleh berbagai faktor

seperti alkohol, stres, obat antiinflamasi, dan lain-lain. Penderita gastritis

umumnya mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas, berupa nafsu

makan menurun, perut kembung dan perasaan penuh di perut, mual, muntah,

dan bersendawa (Boyers, 2010).

5. Hubungan Umur dengan Kejadian Gastritis di wilayah kerja Puskesmas

Linau Kabupaten Kaur tahun 2021

hasil analisa data pada tabel di atas, dari 56 responden diperoleh 19

responden berumur > 50 tahun. Dari 19 responden yang berumur > 50

tahun ada 11 responden (57,9%) mengalami gastritis, dan 8 responden

(42,1%) tidak mengalami gastritis. Hasil uji Chi Square menunjukkan nilai
62

P (0,023) < 0,05 maka Ha diterima, artinya ada hubungan antara umur

dengan kejadian gastritis di wilayah kerja Puskesmas Linau Kabupaten

Kaur tahun 2021.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Maulidiyah

(2006) dimana umur responden tidak ada hubungan yang signifikan dengan

kejadian gastritis dengan p=0,628.

Dari hasil penelitian ini bahwa umur 15 - 50 tahun merupakan umur

yang beresiko terkena gastritis karena pada usia ini disebut usia produktif

dikarenakan pada usia ini masih banyak yang kurang peduli dengan

kesehatan dan pada usia produktif banyak melakukan kegiatan pekerjaan

atau melakukan kesibukan lainnya, pada umur ini dimana masyarakat sibuk

dengan pekerjaan sehingga kurang memperhatikan pola makan sehingga

dengan tidak teraturnya pola makan sehingga dalam waktu yang lama bisa

menyebabkan gastritis.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian marjannah tahun 2017

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara umur

dengan kejadian gastritis. Dimana nilai Odds Ratio 17,333>1 dan Cl 4,903-

61,273 (tidak mencakup angka 1) menunjukkan bahwa responden umur

>40 tahun mempunyai risiko untuk terkena gastritis 17,333 kali bila

dibandingkan dengan responden yang umurnya <40 tahun.

Pada Negara yang sedang berkembang gastritis terjadi pada usia dini

dan pada Negara maju sebagian besar dijumpai pada usia tua. Di Inggris
63

6-20% menderita gastritis pada usia 55 tahun dengan prevalensi 22%

insiden total untuk segala umur 16 kasus/ 1000 pada kelompok umur 45-64

tahun. Insiden sepanjang usia untuk gastritis adalah 10% (Riyanto, 2008).

Semakin bertambah usia semakin meningkatkan resiko gastritis

disebabkan karena dinding mukosa lambung semakin menipis akibat usia.

Umur menyangkut perubahan-perubahan pada individu sehubungan

dengan perubahan kondisi fisik dan sebagai unsur biologis yang

menunjukkan kematangan organ fisik seseorang. Kematangan fisik

termasuk di dalamnya peningkatan daya tahan tubuh terhadap beberapa

kuman pathogen yang masuk ke dalam lambung menyertai makanan yang

dimakan kemudian akan mengiritasi lambung (Hariyanto, 2007).

3. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Gastritis di wilayah kerja

Puskesmas Linau Kabupaten Kaur tahun 2021

Hasil analisa data pada tabel di atas, dari 56 responden diperoleh ada

23 responden mempunyai jenis kelamin laki laki. Dari 23 responden laki

laki ada 14 responden (60,9%) mengalami gastritis, dan 9 responden

(39,1%) tidak mengalami gastritis. Hasil uji Chi Square menunjukkan nilai

P (0,046) < 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada hubungan antara jenis

kelamin dengan kejadian gastritis di wilayah kerja Puskesmas Linau

Kabupaten Kaur tahun 2021.

Beberapa faktor yang berhubungan dengan gastritis dari hasil

penelitian para pakar, didapatkan jumlah penderita gastritis antara pria dan
64

wanita. Ternyata gastritis lebih banyak pada wanita dan dapat menyerang

sejak usia dewasa muda hingga lanjut usia (Riyanto, 2008).

Jenis kelamin perempuan lebih banyak menderita gastritis karena

perempuan rentan secara psikologis untuk mengalami stress. Secara teori

psikologis juga disebutkan bahwa perempuan lebih banyak menggunakan

perasaan dan emosi daripada rasio sehingga mudah atau rentan untuk

mengalami stress psikologis (Gupta, 2008).

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laki laki berisiko terkena

gastritis. Hal ini disebabkan karena laki laki pada umumnya di wilayah

kerja puskesmas Linau ini mempunyai pekerjaan petani buruh pekerja

serabutan dan nelayan, sehingga kegiatan mereka lebih sering di luar

rumah, sehingga membuat meraka makan tidak teratur, selain itu juga laki

laki pada saat ini khususnya pada situasi pandemic ini mereka banyak yang

mengalami stress karena keterbatasan kegiatan yang dilakukan sedangkan

mereka mempunyai kegiatan yang harus keluar rumah untuk mencari

nafkah demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka, bahkan ada

yang harus keluar kota untuk bekerja untuk kebutuhan hidup sehari hari

mereka, dengan adanya pandemic ini mereka yang beraktivitas ke luar kota

di batasi sehingga menimbulkan beban dan meningkatkan stress bagi

mereka karena kebutuhan dan beban hidup keluarga yang mereka penuhi

tetapi untuk memperoleh itu kegiatan mereka di batasi. Dengan kondisi


65

seerti ini pola makan dan menu makan mereka sudah tidak lagi teratur

sehingga menimbulkan terjadi gastritis.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan

Maulidiyah (2016) dimana perempuan lebih besar secara signifikan untuk

mengalami defresi dari pada laki-laki. Perempuan juga lebih cepat

mengalami kelelahan, kecemasan, somatic symtoms dan mild psychological

disorder dibanding laki-laki. Sumber stress yang dialami wanita antara lain

stress sehari-hari, kekhawatiran terhadap usia dan kematian, ketidak puasan

terhadap kehidupan perkawinan dan peran serta perempuan dalam

mengatur kehidupan rumah tangga dan keluarganya.


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian gastritis di wilayah kerja Puskesmas Linau Kabupaten Kaur

tahun 2021 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hampir sebagian responden (35,7%) mengalami stress berat

2. Hampir sebagian dari responden (33,9%) berumur diatas 50 tahun.

3. Bahwa hampir sebagian responden (41,1%) memiliki jenis kelamin laki

laki.

4. Hampir sebagian Responden (42,9%) merupakan penderita gastritis.

5. Ada hubungan antara Stress dengan kejadian gastritis di wilayah kerja

Puskesmas Linau Kabupaten Kaur tahun 2021

6. Ada hubungan faktor umur dengan kejadian gastritis di wilayah kerja

Puskesmas Linau Kabupaten Kaur tahun 2021.

7. Ada hubungan faktor jenis kelamin dengan kejadian gastritis di wilayah

kerja Puskesmas Linau Kabupaten Kaur tahun 2021.

66
67

B. Saran

1. Bagi Puskesmas

Agar menentukan langkah strategis untuk dapat meningkatkan

pelayanan kesehatan pada masyarakat khususnya pada pencegahan

gastritis salah satunya dengan cara pemberian penyuluhan atau informasi

tentang gastritis dan penerapan diet gastritis.

2. Bagi Responden

Hindari kebiasaan makan makanan yang berisiko menimbulkan

gastritis sehingga tingkat kekambuhan gastritis dapat di cegah.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Karena keterbatasan penelitian maka sebaiknya dilakukan penelitian

lanjutan untuk mencari faktor risiko lain yang berkaitan dengan kejadian

gastritis.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier (2010), Asuhan Keperawatan Gastritis diakses tanggal 04 Februari 2021


dari http ://www.almr.Com
Azwar, Saifuddin. 2013. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset
Bagas.2016. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis Pada Remaja Di
Pondok AL - HIKMAH Trayon Karanggede Boyolali. (online)
http://eprints.ums.ac.id/47262/ (diakses pada tanggal 16 maret 2021).
Dahlan.Sopiyudin .M. 2014. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta:
Salemba Mendika. Depkes RI, 2008. Profil PP &PL dari
http://www,pppl.depkes.go.id diakses 5 Maret 2021
Dinkes Bengkulu, 2017. Profil Kesehatan Profinsi Bengkulu
Dinkes kaur,20l7. Profil Kesehatan kabupaten kaur
Dinkes kaur,20l8. Profil Kesehatan kabupaten kaur
Dinkes kaur,20l9. Profil Kesehatan kabupaten kaur
Dinkes kaur,2020. Profil Kesehatan kabupaten kaur
Gupta (2008), Faktor Yang Mempengaruhi Gastritis, Universitas Jakarta
Hariyanto (2007), Jenis Sakit Maag dan Obat Maag-nya diakses tanggal 28 maret
2021 dari www.pdpersi.co.id
Kemenkes (2013), Profil Kesehatan Indonesia. Depkes RI, Jakarta
Kemenkes RI, 2015. Profil Kesehatan Nasional, Jakarta
Kemenkes RI, 2017. Profil Kesehatan Nasional, Jakarta
Notoatmodjo (2015), Metodeologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta: Jakarta
Olfa (2004), Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Gastritis. Fakultas
Kesehatan Masyarakat : Universitas Hasanuddin.
Pangestu (2003), Patofisiologi edisi 4 Buku I. EGC : Jakarta
Riyanto.(2008), Gastritis kronik diakses tanggal 03 Maret 2021 dari
http :www.riyanto.co.id
Smeltzer, Syannne. C. (2006). Keperawatan Medikal Bedah.EGC : Jakarta
Supriatna (2009), Gastritis diakses tanggal 21 maret 2021 dari
http ://en.wikipedia.com
World Health Organization, Presentase Jumlah Kejadian Gastritis. Tahun
2015
World Health Organization, Presentase Jumlah Kejadian Gastritis. Tahun
2017
Wibowo (2009), Penyebab gastritis diakses tanggal 5 Februari 2021 dari
www.pdpersi.co.id
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,

..................

Di-

Tempat

Dengan hormat,

Saya adalah mahasiswa yang sedang menyelesaikan Pendidikan Sarjana Kesehatam


Masyarakat di FIKes Dehasen Bengkulu. Sebagai salah satu persyaratan
menyelesaikan Pendidikan sarjanakesehatan masyarakat setiap mahasiswa diwajibkan
untuk melakukan penelitian.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, saya bermaksud mengadakan penelitian


dengan judul ” Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Gastritis Di Wilayah
Kerja Puskesmas Linau Tahun 2021” Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat
buruk dan merugikan saudara/saudari sebagai responden. Semua kerahasiaan
informasi yang diberikan akan dijaga dan digunakan untuk kepentingan penelitian.
Apabila saudara/saudari menyetujui maka dengan ini saya mohon kesediaan
saudara/saudari untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan

Atas perhatian dan kerjasama saudara/i saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya

Peneliti
PERNYATAAN SETUJU MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama responden :.....................................

Umur :......................................

Menyatakan bersedia berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang


dilakukan mahasiswi FIKes Dehasen Bengkulu tentang “Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Kejadian Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Linau Tahun 2021”
sebagai responden saya akan memberikan informasi yang jujur dan sebenar-benarnya
serta tanpa paksaan. Saya mengetahui bahwa keterangan yang saya berikan akan
bermanfaat bagi penelitian ini.

Kaur, Juni 2021

Yang membuat
pernyataan

(..................................)
KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN


GASTRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LINAU
TAHUN 2021

I. Keterangan Wawancara
A. No. Urut Kuesioner :
B. Tanggal Wawancara :
II. Identitas Responden
A. Idenditas Responden :
B. Umur Responden :
C. Pekerjaan :
D. Jenis Kelamin :
E. Alamat :
III. Kejadian Gastritis
Apakah anda mengalami penyakit gastritis/maag?

Ya Tidak

IV. STRESS
Berilah tanda ( √ ) pada kolom TP, HTP, KK,CS, SS sesuai pendapat anda.
Keterangan :
SS : Sangat Sering
CS : Cukup Sering
KK : Kadang-Kadang
HTP : Hampir Tidak Pernah
TP : Tidak Pernah

Jawaban
No SS CS KK HTP TP
Pernyataan
(4) (3) (2) (1) (0)
1 Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda
marah karena sesuatu yang tak terduga
2 Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda
merasa gelisah dan tertekan
3 Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda
meraasa tidak mampu mengontrol hal hal yang
penting dalam kehidupan anda
4 Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda
merasa yakin terhadap kemampuan diri untuk
mengatasi masalah pribadi
5 Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda
merasa segala sesuatu yang terjadi tidak sesuai
harapan anda
6 Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda
merasa tidak mampu menyelesaikan hal hal
yang harus dikerjakan
7 Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda
mampu mengontrol rasa mudah tersinggung
dalam kehidupan anda
8 Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda
merasa tidak mampu mengatasi masalah jika
dibandingkan dengan orang lain
9 Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda
marah karena adanya masalah yang tidak dapat
anda kendalikan
10 Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda
merasakan kesulitan yang menumpuk sehingga
anda tidak mampu untuk mengatasinya.

Sumber : Penelitian Ulfa Sari Albahmi Tahun 2018 Hubungan Tingkat Stress
Dengan Penyakit Gastritis Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Makasar Tahun 2018
TABEL HASIL ANALISIS DATA PENELITIAN

Stress Jenis
No Total Stress Kode Umur Kode Kode Gastritis Kode
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Kelamin
< 15 Tidak
1 3 2 2 1 0 2 2 0 1 1 14 Ringan 2 2 Laki Laki 0 1
Tahun Gastritis
15-50
2 3 3 3 4 3 2 1 1 1 0 21 Sedang 1 1 Perempuan 1 Gastritis 0
Tahun
15-50
3 3 4 3 2 3 3 1 3 4 3 29 Berat 0 1 Laki Laki 0 Gastritis 0
Tahun
> 50 Tidak
4 2 2 2 2 0 2 1 0 1 1 13 Ringan 2 0 Perempuan 1 1
tahun Gastritis
15-50 Tidak
5 3 2 3 2 1 2 1 3 2 3 22 Sedang 1 1 Perempuan 1 1
Tahun Gastritis
< 15 Tidak
6 2 0 2 1 0 1 2 0 1 1 10 Ringan 2 2 Perempuan 1 1
Tahun Gastritis
15-50
7 3 4 3 3 1 3 1 3 4 3 28 Berat 0 1 Laki Laki 0 Gastritis 0
Tahun
< 15 Tidak
8 3 2 3 2 1 2 1 3 2 3 22 Sedang 1 2 Laki Laki 0 1
Tahun Gastritis
15-50
9 1 2 2 1 0 1 2 0 1 1 11 Ringan 2 1 Perempuan 1 Gastritis 0
Tahun
> 50
10 4 4 3 2 1 3 3 3 4 3 30 Berat 0 0 Laki Laki 0 Gastritis 0
tahun
> 50 Tidak
11 2 1 2 1 1 2 1 0 1 1 12 Ringan 2 0 Perempuan 1 1
tahun Gastritis
15-50 Tidak
12 4 3 3 2 2 3 1 3 4 3 28 Berat 0 1 Perempuan 1 1
Tahun Gastritis
> 50
13 2 2 1 1 0 2 1 0 0 1 10 Ringan 2 0 Laki Laki 0 Gastritis 0
tahun
15-50
14 1 1 2 1 0 1 1 0 2 1 10 Ringan 2 1 Perempuan 1 Gastritis 0
Tahun
< 15 Tidak
15 1 1 2 1 0 2 2 0 1 1 11 Ringan 2 2 Laki Laki 0 1
Tahun Gastritis
15-50 Tidak
16 4 4 3 2 1 3 2 3 4 3 29 Berat 0 1 Perempuan 1 1
Tahun Gastritis
> 50
17 3 2 3 2 1 2 1 3 2 2 21 Sedang 1 0 Perempuan 1 Gastritis 0
tahun
< 15 Tidak
18 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 19 Sedang 1 2 Perempuan 1 1
Tahun Gastritis
> 50
19 3 2 3 2 1 2 1 2 2 1 19 Sedang 1 0 Laki Laki 0 Gastritis 0
tahun
15-50 Tidak
20 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 29 Berat 0 1 Perempuan 1 1
Tahun Gastritis
< 15 Tidak
21 2 2 2 1 0 2 1 0 1 1 12 Ringan 2 2 Perempuan 1 1
Tahun Gastritis
15-50 Tidak
22 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 23 Sedang 1 1 Laki Laki 0 1
Tahun Gastritis
> 50
23 4 3 3 2 1 3 2 3 4 3 28 Berat 0 0 Laki Laki 0 Gastritis 0
tahun
< 15 Tidak
24 2 1 2 1 0 2 1 0 1 1 11 Ringan 2 2 Perempuan 1 1
Tahun Gastritis
< 15
25 2 2 1 1 0 2 0 0 1 1 10 Ringan 2 2 Perempuan 1 Gastritis 0
Tahun
> 50
26 4 4 3 2 1 3 2 3 4 3 29 Berat 0 0 Laki Laki 0 Gastritis 0
tahun
< 15 Tidak
27 3 2 2 2 1 2 1 2 2 2 19 Sedang 1 2 Laki Laki 0 1
Tahun Gastritis
15-50 Tidak
28 4 3 4 2 2 3 2 3 4 3 30 Berat 0 1 Perempuan 1 1
Tahun Gastritis
29 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 23 Sedang 1 < 15 2 Perempuan 1 Tidak 1
Tahun Gastritis
15-50 Tidak
30 2 1 2 1 0 2 1 0 0 1 10 Ringan 2 1 Laki Laki 0 1
Tahun Gastritis
> 50 Tidak
31 3 2 2 2 1 2 1 2 2 2 19 Sedang 1 0 Perempuan 1 1
tahun Gastritis
> 50
32 1 2 2 1 0 2 2 0 0 1 11 Ringan 2 0 Perempuan 1 Gastritis 0
tahun
< 15
33 4 4 3 2 2 3 1 3 4 3 29 Berat 0 2 Laki Laki 0 Gastritis 0
Tahun
15-50 Tidak
34 1 2 2 1 0 1 2 0 1 1 11 Ringan 2 1 Perempuan 1 1
Tahun Gastritis
> 50
35 4 3 3 2 3 3 1 3 2 3 27 Berat 0 0 Laki Laki 0 Gastritis 0
tahun
15-50 Tidak
36 3 2 2 2 1 2 1 2 2 3 20 Sedang 1 1 Perempuan 1 1
Tahun Gastritis
> 50 Tidak
37 3 1 2 1 1 2 1 0 1 1 13 Ringan 2 0 Perempuan 1 1
tahun Gastritis
< 15 Tidak
38 1 2 2 1 0 2 2 0 0 1 11 Ringan 2 2 Laki Laki 0 1
Tahun Gastritis
15-50
39 3 4 3 2 1 3 1 3 4 3 27 Berat 0 1 Perempuan 1 Gastritis 0
Tahun
> 50
40 3 2 2 2 1 2 1 3 2 2 20 Sedang 1 0 Laki Laki 0 Gastritis 0
tahun
15-50 Tidak
41 1 2 2 1 1 2 1 0 1 1 12 Ringan 2 1 Perempuan 1 1
Tahun Gastritis
> 50
42 4 3 2 4 3 2 2 3 2 2 27 Berat 0 0 Perempuan 1 Gastritis 0
tahun
< 15 Tidak
43 2 2 1 2 1 0 2 0 1 1 12 Ringan 2 2 Perempuan 1 1
Tahun Gastritis
15-50 Tidak
44 4 2 3 3 3 2 2 3 2 3 27 Berat 0 1 Perempuan 1 1
Tahun Gastritis
> 50 Tidak
45 2 2 2 2 2 0 0 3 1 1 15 Ringan 2 0 Laki Laki 0 1
tahun Gastritis
15-50
46 4 2 2 3 3 4 3 3 2 2 28 Berat 0 1 Perempuan 1 Gastritis 0
Tahun
15-50
47 4 3 4 3 4 3 2 3 3 2 31 Berat 0 1 Laki Laki 0 Gastritis 0
Tahun
> 50 Tidak
48 3 4 3 2 3 3 1 3 4 3 29 Berat 0 0 Perempuan 1 1
tahun Gastritis
15-50
49 3 2 3 2 1 2 2 3 2 3 23 Sedang 1 1 Laki Laki 0 Gastritis 0
Tahun
< 15 Tidak
50 2 2 2 2 1 0 1 1 2 1 14 Ringan 2 2 Perempuan 1 1
Tahun Gastritis
> 50
51 3 2 2 2 1 2 1 3 2 2 20 Sedang 1 0 Laki Laki 0 Gastritis 0
tahun
< 15 Tidak
52 4 3 3 2 2 3 2 3 2 3 27 Berat 0 2 Perempuan 1 1
Tahun Gastritis
15-50
53 3 4 3 2 1 3 2 3 4 3 28 Berat 0 1 Perempuan 1 Gastritis 0
Tahun
> 50 Tidak
54 3 2 2 2 0 2 1 0 2 1 15 Ringan 2 0 Laki Laki 0 1
tahun Gastritis
15-50
55 4 3 3 2 1 3 1 3 4 3 27 Berat 0 1 Laki Laki 0 Gastritis 0
Tahun
> 50 Tidak
56 3 2 2 3 2 2 1 1 1 2 19 Sedang 1 0 Perempuan 1 1
tahun Gastritis
HASIL ANALISIS DATA PENELITIAN

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GASTRITIS DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS LINAU KABUPATEN KAUR
TAHUN 2021

Frequencies

Statistics
Stress Umur Jenis_Kelamin Gastritis
N Valid 56 56 56 56
Missing 0 0 0 0
Mean 1.02 .93 .59 .57
Std. Deviation .863 .783 .496 .499
Minimum 0 0 0 0
Maximum 2 2 1 1

Frequency Table
Stress
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Berat 20 35.7 35.7 35.7
Sedang 15 26.8 26.8 62.5
Ringan 21 37.5 37.5 100.0
Total 56 100.0 100.0

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid > 50 tahun 19 33.9 33.9 33.9
15-50 Tahun 22 39.3 39.3 73.2
< 15 Tahun 15 26.8 26.8 100.0
Total 56 100.0 100.0
Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki Laki 23 41.1 41.1 41.1
Perempuan 33 58.9 58.9 100.0
Total 56 100.0 100.0

Gastritis
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Gastritis 24 42.9 42.9 42.9
Tidak Gastritis 32 57.1 57.1 100.0
Total 56 100.0 100.0

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Stress * Gastritis 56 100.0% 0 .0% 56 100.0%
Umur * Gastritis 56 100.0% 0 .0% 56 100.0%
Jenis_Kelamin * Gastritis 56 100.0% 0 .0% 56 100.0%
Stress * Gastritis
Crosstab

Gastritis

Gastritis Tidak Gastritis Total


Stress Berat Count 13 7 20
Expected Count 8.6 11.4 20.0
% within Stress 65.0% 35.0% 100.0%
Sedang Count 6 9 15
Expected Count 6.4 8.6 15.0
% within Stress 40.0% 60.0% 100.0%
Ringan Count 5 16 21
Expected Count 9.0 12.0 21.0
% within Stress 23.8% 76.2% 100.0%
Total Count 24 32 56
Expected Count 24.0 32.0 56.0
% within Stress 42.9% 57.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 7.165 2 .028
Likelihood Ratio 7.345 2 .025
Linear-by-Linear Association 6.952 1 .008
N of Valid Cases 56
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 6.43.

Risk Estimate

Value
Odds Ratio for Stress (Berat / a
Sedang)
a. Risk Estimate statistics cannot be
computed. They are only computed for a
2*2 table without empty cells.

Umur * Gastritis

Crosstab

Gastritis

Gastritis Tidak Gastritis Total


Umur > 50 tahun Count 11 8 19
Expected Count 8.1 10.9 19.0
% within Umur 57.9% 42.1% 100.0%
15-50 Tahun Count 11 11 22
Expected Count 9.4 12.6 22.0
% within Umur 50.0% 50.0% 100.0%
< 15 Tahun Count 2 13 15
Expected Count 6.4 8.6 15.0
% within Umur 13.3% 86.7% 100.0%
Total Count 24 32 56
Expected Count 24.0 32.0 56.0
% within Umur 42.9% 57.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 7.552 2 .023
Likelihood Ratio 8.343 2 .015
Linear-by-Linear Association 6.314 1 .012
N of Valid Cases 56
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 6.43.

Risk Estimate

Value
Odds Ratio for Umur (> 50 a
tahun / 15-50 Tahun)
a. Risk Estimate statistics cannot be
computed. They are only computed for a
2*2 table without empty cells.

Jenis_Kelamin * Gastritis

Crosstab

Gastritis

Gastritis Tidak Gastritis Total


Jenis_Kelamin Laki Laki Count 14 9 23
Expected Count 9.9 13.1 23.0
% within Jenis_Kelamin 60.9% 39.1% 100.0%
Perempuan Count 10 23 33
Expected Count 14.1 18.9 33.0
% within Jenis_Kelamin 30.3% 69.7% 100.0%
Total Count 24 32 56
Expected Count 24.0 32.0 56.0
% within Jenis_Kelamin 42.9% 57.1% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5.171 1 .023
b
Continuity Correction 3.998 1 .046
Likelihood Ratio 5.212 1 .022
Fisher's Exact Test .030 .023
Linear-by-Linear Association 5.079 1 .024
b
N of Valid Cases 56
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.86.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper


Odds Ratio for Jenis_Kelamin
3.578 1.168 10.956
(Laki Laki / Perempuan)
For cohort Gastritis = Gastritis 2.009 1.089 3.706
For cohort Gastritis = Tidak
.561 .322 .980
Gastritis
N of Valid Cases 56
LEMBAR KONSUL SKRIPSI
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT S1 FIKES UNIVERSITAS DEHASEN
BENGKULU TAHUN 2021

Nama : Ellis Dewi Sartika P


NPM : 19220068 P
Judul Skripsi : Hubungan Stress Dan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis
Di Wilayah Kerja Puskesmas Linau Tahun 2020

Pembimbing Utama : Fiya Diniarti, SKM M.Kes

No Hari/tanggal Masukan Pembimbing Paraf

Mengetahui

Ka Prodi Kesehatan Masyarakat

Fiya Diniarti, SKM. M.Kes


LEMBAR KONSUL SKRIPSI
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT S1 FIKES UNIVERSITAS DEHASEN
BENGKULU TAHUN 2021

Nama : Ellis Dewi Sartika P


NPM : 19220068 P
Judul Skripsi : Hubungan Stress Dan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis
Di Wilayah Kerja Puskesmas Linau Tahun 2020

Pembimbing : Julius Habibi, SKM. MPH

No Hari/tanggal Masukan Pembimbing Paraf

Mengetahui

Ka Prodi Kesehatan Masyarakat

Fiya Diniarti, SKM. M.Kes

Anda mungkin juga menyukai