Henrika Meylina Setiayanti
Henrika Meylina Setiayanti
Henrika Meylina Setiayanti
Oleh
HENRIKA MEYLINA SETIAYANTI
20142019009.P
Oleh
HENRIKA MEYLINA SETIAYANTI
20142019009.P
ii
ABSTRACT
BINA HUSADA COLLEGE OF HEACTH SCIENCE
NURSING STUDY PROGRAM
Student Thesis, 25 Juni 2022
The Relationship between Knowledge and Actions for Diet Implementation with
Blood Sugar Levels in Diabetes Mellitus (DM) Patients at uptd Puskesmas
Gumawang Belitang, East OKU Regency in 2022
(xvii + 69 pages, 6 tables, 2 charts, 9 attachments)
iii
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Identitas
Nama : Henrika Meylina Setiayanti
Npm : 20142019009.P
Tempat/Tanggal Lahir : Belitang / 01 Mei 1985
Agama : Khatolik
Anak Ke : 1 dari 3 bersaudara
Nama Orang Tua : Y. Suryono & R. Endang Widianti
Nama Suami : Sriwibowo
Nama Anak : 1. Wika Cahyani
2. Lidwina Shinta Cahyani
3. Gennaro Wisnu Cahyadi
Alamat : Ds. Argokoyo Kecamatan Belitang Kabupaten
OKU Timur
No.Hp : 081271732929
Email/Fb : [email protected]
Riwayat Pendidikan
1. SD Xaverius II Mojosari (Tahun 1990-1996)
2. SMP Xaverius 03 Mojosari (Tahun 1996-1999)
3. SMA Xaverius Pringsewu Lampung (Tahun 1999-2002)
4. Akademi Keperawatan Perdhaki Charitas (Tahun 2002-2005)
5. STIK Bina Husada Palembang (Tahun 2020-2022)
vi
PERSEMBAHAN DAN MOTTO
PERSEMBAHAN
Teruntuk kedua orang tuaku tercinta Bapak Y. Suryono dan
kalian nak
MOTTO
vii
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga peneliti dapat
Pelaksanaan Diet dengan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus (DM) di UPTD
menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan,
baik dari isi maupun cara penulisannya. Dengan demikian peneliti sangat
mengharapkan masukan yang membangun berupa kritik dan saran untuk perbaikan
Dalam penyusunan Skripsi ini, peneliti mendapat bantuan dan pengarahan serta
dukungan dan masukan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini peneliti ingin
1. Ersita, S.Kep, Ners, M.Kes selaku Ketua STIK Bina Husada Palembang.
2. Kardewi, S.Kep, Ners, M.Kes selaku Ketua Program Ilmu Keperawatan STIK
3. Peneliti menyadari dalam pembuatan Skripsi ini masih jauh dari sempurna.
4. Hili Aulianah, S.Kep., Ners., M.Kes selaku Dosen pembimbing yang telah
viii
5. Dian Emiliasari, S.Kep., Ners., M.Kes selaku penguji I yang telah banyak
oleh sebab itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan kearah yang lebih baik di masa akan datang. Semoga skripsi bisa
bermanfaat untuk kita semua. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ridhanya.
Amin ya rabballalamin.
peneliti
ix
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 5
1.3 Pertanyaan Penelitian .................................................................. 6
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
1.4.1 Tujuan umum .................................................................. 6
1.4.2 Tujuan khusus ................................................................. 6
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
1.5.1 Bagi Puskesmas Gumawang ........................................... 7
1.5.2 Bagi STIK Bina Husada .................................................. 7
1.5.3 Bagi Peneliti Selanjutnya ................................................. 8
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 8
x
2.2.3 Domain Perilaku .......................................................... 19
2.3 Kerangka Teori......................................................................... 24
2.4 Penelitian Terkait ..................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR BAGAN
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
penting dan menjadi salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas yang
menjadi target tindak lanjut oleh para pemimpin dunia. Jumlah kasus dan
(Febrinasari, 2020).
ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah dan disertai dengan gangguan
insulin. Bahaya penyakit diabetes melitus jika tidak terkontrol akan menyebabkan
memperkirakan sedikitnya terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun di Dunia
menderita diabetes pada tahun 2019 atau setara dengan angka prevalensi sebesar
2
9,3% dari total penduduk pada usia yang sama. Prevalensi diabetes diperkirakan
meningkat seiring penambahan umur penduduk menjadi 19,9% atau 111,2 juta
orang pada umur 65-79 tahun. Angka diprediksi terus meningkat hingga
mencapai 578 juta ditahun 2030 dan 700 juta di tahun 2045. Negara di wilayah
Arab-Afrika utara dan pasifik barat menempati peringkat pertama dan ke-2
dengan prevalensi diabetes pada penduduk umur 20-79 tahun tertinggi diantara 7
regional di dunia, yaitu sebesar 12,2% dan 11,4%. Wilayah Asia Tenggara
Data statistic pasien diabetes mellitus di Sumatera Selatan tahun 2019 yaitu
sebanyak 71.031 pasien, dan terjadi peningkatan jumlah pasien yaitu sebanyak
172.044 pasien, dan terus terjadi peningkatan jumlah pasien dengan penyakit
diabetes mellitus yaitu sebanyak 279.345 pasien di tahun 2021 (Profil Kesehatan
pasien diabetes melitus di kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2019 sebesar
dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 17,9% (sebesar 10%) (Profil Kesehatan
OKU, 2020).
manusia dan meningkatnya biaya kesehatan yang cukup besar, oleh karena itu
3
semua pihak baik masyarakat maupun pemerintah sudah seharusnya ikut serta
hidup. Oleh karena itu diperlukan edukasi kepada pasien dan keluarganya untuk
all, 2021).
Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 20 Maret tahun 2022
yaitu sebanyak 3466 orang pasien, mengalami penurunan pada tahun 2020 yaitu
sebanyak 2706 orang pasien serta meningkat kembali pada tahun 2021 yaitu
sebanyak 3820 orang pasien, sedangkan pada tahun 2022 sampai dengan bulan
febuari tercatat sebanyak 167 orang pasien dengan penyakit diabetes mellitus
orang pasien mengetahui bagaimana diet pada penderita diabetes mellitus dan 6
orang lainnya tidak mengetahui bagaimana aturan diet pada penderita diabetes
4
difokuskan pada pola makan, gaya hidup dan aktivitas fisik. Pada penderita
diabetes tipe 2, pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa
tindakan seperti diet, penurunan berat badan dan berolahraga (Haryono, 2013).
Pengaturan pola makan berupa diet khusus yang dilakukan pada pasien
(Sulastri, 2022).
diet dengan status gizi dan kadar glukosa darah penderita diabetes mellitus rawat
jalan di BLUD Rumah Sakit Umum Daerah, dengan hasil penelitian yaitu tingkat
pengetahuan sampel, sebagian besar 76,3% kurang, perilaku diet sebagian besar
62,7% cukup, lama menderita DM sebagian besar 57,6% ≥ 5 tahun, kadar gula
darah sebagian besar 59,3% tinggi dan status gizi sebagian besar 35,6% masing-
masing kurang dan normal. Ada hubungan pengetahuan, perilaku diet dan lama
menderita DM dengan status gizi penderita DM rawat jalan serta ada hubungan
5
pengetahuan dan perilaku diet dengan kadar gula darah penderita DM rawat jalan
kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus (DM) di UPTD Puskesmas
Angka kejadian penyakit diabetes mellitus dimasyarakat makin tinggi hal ini
penderita diabetes mellitus yang tidak mematuhi aturan diet yang telah
dianjurkan. Hal tersebut disebabkan banyaknya masyarakat yang tidak tau tentang
diet yang harus diterapkan pada pasien dengan diabetes mellitus. Bahaya penyakit
diabetes melitus jika tidak terkontrol akan menyebabkan gangguan metabolik akut
hubungan pengetahuan dan tindakan pelaksanaan diet dengan kadar glukosa darah
“apakah ada hubungan antara pengetahuan dan tindakan pelaksanaan diet dengan
kadar gula darah pada pasien diabetes melitus (DM) di UPTD Puskesmas
kadar gula darah pada pasien diabetes melitus (DM) di UPTD Puskesmas Gumawang
3. Diketahuinya distribusi frekuensi kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus
4. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan kadar gula darah pada pasien
5. Diketahuinya hubungan antara tindakan pelaksanaan diet dengan kadar gula darah
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perawat, staf puskesmas
serta masyarakat di wilayah kerja puskesmas sebagai referensi untuk dapat menjaga
kadar gula darah dengan memperhatikan diet yang dianjurkan pada pasien diabetes
mellitus.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan dan referensi
pelaksanaan diet dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus (DM) di
2022”. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16 Mei sampai dengan 31 Mei
Sampel dalam penelitian ini adalah Pasien dengan Diabetes mellitus yang datang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah
dan disertai dengan gangguan metabolism karbohidrat, lipid, dan protein sebagai
yang merupakan akibat dari sejumlah faktor. Pada diabetes mellitus didapatkan
defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin. Diabetes melitus
(Decroli, 2019).
dalam mengolah makanan yang anda makan. Jika anda makan terlalu
10
dalam darah (glikogen). Jika hal ini berlangsung setiap hari, maka dapat
kemasan, permen, aneka jajanan kue, dan lain-lain. Semua makanan dan
Yang patut diwaspadai adalah gula yang terkandung dalam makanan dan
3. Kurang tidur
diabetes.
4. Merokok
Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang tidak baik selain minum
Selain merusak paru-paru, merokok juga dapat merusak hati dan pankreas
Gaya hidup naik mobil ketika berangkat kerja, naik lift ketika berada
terjadilah penumpukan lemak didalam tubuh yang lambat laun berat badan
(sering kencing), polidipsia (sering merasa haus), dan polifagia (sering merasa lapar),
serta penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya. Selain hal-hal
tersebut, gejala penderita DM lain adalah keluhkan lemah badan dan kurangnya
energi, kesemutan di tangan atau kaki, gatal, mudah terkena infeksi bakteri atau
jamur, penyembuhan luka yang lama, dan mata kabur. Namun, pada beberapa kasus,
1. Sering Kencing
2. Cepat Lapar
12
3. Sering haus
2. Kesemutan.
7. Penglihatan kabur.
8. Cepat lelah.
9. Mudah mengantuk.
2.1.4 Patofisiologi
kerusakan fungsi sel beta pancreas. Resistensi insulin adalah kondisi ketika sel tubuh
mengabaikan atau menolah sinyal dari hormone insulin, akibatnya tubuh tidak
memberikan respons yang layak terhadap hormone ini. Insulin tidak dapat bekerja
secara optimal di sel otot, lemak dan hati sehingga memaksa pancreas
mengkompensasi untuk memproduksi insulin lebih banyak. Ketika sel beta pancreas
tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup untuk mengkompensasi
13
peningkatan resistensi insulin, maka akan terjadi peningkatan kadar glukosa darah
mellitus, disfungsi sel beta pancreas terjadi akibat kombinasi factor genetic dan factor
lingkungan. Jumlah dan kualitas sel beta pancreas dipengaruhi oleh beberapa hal
antara lain proses regenerasi dan kelangsungan hidup sel beta itu sendiri, mekanisme
selular sebagai pengatur sel beta, kemampuan adaptasi sel beta ataupun kegagalan
mengkompensasi beban metabolic dan proses apoptosis sel. Pada orang dewasa sel
beta memiliki waktu hidup 60 hari. Pada kondisi normal, 0,5% sel beta mengalami
apoptosis tetapi diimbangi dengan replikasi dan neogenesis. Normalnya ukuran sel
beta relative konstan sehingga jumlah sel beta dipertahankan pada kadar optimal
difokuskan kepada pola makan, gaya hidup dan aktivitas fisik. Pada penderita
diabetes melitus, pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa
tindakan seperti diet, penurunan berat badan, dan berolah raga. Jika hal ini tidak
mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet diabetik akan
diabetik tidak berhasil mengatasi pengontrolan kadar gula darah (Haryono, 2013).
2. Mengatur pola makan sesuai dengan diet untuk penyakit diabetes melitus.
3. Melakukan latihan fisik secara teratur dan tepat dengan prinsip BBTT (Baik,
5. Monitoring kadar glukosa darah sesuai petunjuk dokter Obat hanya bermanfaat
bila disertai dengan pola makan yang seimbang dan latihan fisik secara teratur
dan tepat
dari konsentrasi glukosa plasma. Komplikasi metabolik yang paling sering terjadi
2013).
jantung, stroke, kebutaan akibat glukoma, penyakit ginjal, dan luka yang tidak
dapat sembuh hingga infeksi sehingga harus diamputasi bahkan taraf yang paling
secara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, perawat serta pasien dan
kandungan kalori, terutama pada mereka yang menggunakan obat yang meningkatkan
sekresi indulin atau terapi insulin itu sendiri (Soelistijo, dkk. 2015).
kebutuhan kalori.
2. Lemak, lemak tidak jenuh ganda <10%, selebihnya dari lemak tidak jenuh
tunggal. Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung
lemak jenuh dan lemak trans antara lain : daging berlemak dan susu full
protein yang baik adalah ikan, udang, cumi, daging tanpa lemak, ayam tanpa
sehat yaitu <2300 mg/hari, penderita DM yang juga menderita hipertensi perlu
adalah garam dapur, vetsin, soda, dan bahan pengawet seperti natrium
kadar glukosa darah mendekati normal (glukosa puasa berkisar 90-130 mg/dl,
glukosa darah 2 jam setelah makan < 180 mg/dl, kadar AIc < 7%), mengendalikan
tekanan darah < 130/80 mmHg, pengendalian profil lipid (kolesterol LDL <100
mg/dl, kolesterol HDL > 40 mg/dl dan trigliserida < 150 mg/dl) dan mencapai berat
Perilaku hidup sehat pada pasien diabetes mellitus adalah memenuhi anjuran
(PERKENI, 2021) :
yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas
dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain :
yang merupakan hasil bersama atau resultant antara berbagai factor, baik factor
internal maupun eksternal. Perilaku manusia dibagi menjadi tiga domain yaitu
adalah respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang
lain.
terbuka, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
19
2016) :
a. Faktor Predisposisi
b. Factor pendukung
c. Factor pendorong
Yang mencakup sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, petugas
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah orang
(Simbolon, 2021).
didasari oleh pengetahuan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari pengetahuan.
seseorang :
sarana.
pengetahuan yaitu :
a. Tahu (Know)
21
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
b. Memahami (Comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
c. Aplikasi (Aplication)
d. Analisis (Analysis)
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa
pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila
e. Sintesis (Synthesis)
f. Evaluasi (Evaluation)
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan
sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-
2. Sikap
terhadap sesuatu stimulus ataupun objek. perwujudan sikap tidak bisa dilihat,
dari dalam diri orang buat berkelakuan dengan pola-pola tertentu terhadap
sesuatu objek akibat pendirian serta perasaan terhadap objek tersebut. sikap
tidak bisa dilihat namun bisa ditapsirkan terlebih dulu dari sikap yang tertutup
(Induniasih, 2019).
3. Tindakan
a. Respons terpimpin
dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh yang diberikan oleh
b. Mekanisme
c. Adopsi
dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang telah lalu. Pengukuran
yaitu hubungan tingkat pengetahuan terkait pola makan dan aktivitas fisik
dengan status kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus, dengan hasil
pola makan dengan status kadar gula darah pasien diabetes melitus dengan nilai
p= 0.014 < 0,05. Serta terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat
pengetahuan aktivitas fisik dengan status kadar gula darah pasien diabetes
2. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Saldeva (2021) dengan judul penelitian
peningkatan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus, dengan hasil
0,000) terhadap peningkatan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus di
3. Penelitian yang dilakukan oleh Nurmina (2021) dengan judul penelitian yaitu
hubungan pengetahuan, perilaku diet dengan status gizi dan kadar glukosa
darah penderita diabetes mellitus rawat jalan di BLUD Rumah Sakit Umum
besar 76,3% kurang, perilaku diet sebagian besar 62,7% cukup, lama
besar 59,3% tinggi dan status gizi sebagian besar 35,6% masing-masing
kurang dan normal. Ada hubungan pengetahuan, perilaku diet dan lama
26
hubungan pengetahuan dan perilaku diet dengan kadar gula darah penderita
darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2, dengan hasil penelitian yaitu
(p=0,000).
5. Penelitian lainnya yang juga sejalan yaitu penelitian yang dilakukan oleh
kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus yang dilakukan dengan Uji
diterima.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan survey yaitu
jenis penelitian dimana peneliti melakukan pengambilan sampel dari suatu populasi
penelitian survey menggunakan individu sebagai unit analisis terkecil meskipun tidak
menutup kemungkinan bias juga keluarga (Sucipto, 2020). Pada penelitian ini peneliti
ingin mengetahui hubungan pengetahuan dan tindakan pelaksanaan diet dengan kadar
gula darah pada pasien diabetes mellitus (DM) di UPTD Puskesmas Gumawang
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 16 Mei sampai dengan 31 Mei
Timur.
28
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
Jumlah besar sample pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin adalah
sebagai berikut :
N
n= N.𝑒 2 +1
Keterangan
n = jumlah sampel
N = Jumlah populasi
167
n= 167.0,12 +1
167
n= 1+1,67
167
n= 2,67
n = 62,54 sampel
dibulatkan menjadi n = 63 sampel
sampling yaitu cara pengambilan sampel berdasarkan unit / individu yang dijumpai
29
ditempat dan waktu penelitian tanpa sistematika tertentu. Dengan kriteria inklusi dan
Kriteria Inklusi :
Kriteria Eksklusi :
Pada penelitian ini yang akan diteliti adalah hubungan pengetahuan dan
tindakan pelaksanaan diet dengan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus
Tahun 2022.
30
Bagan 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan pasien
tentang diabetes melitus
Kadar Gula Darah
Pada Pasien Diabetes
tindakan pelaksanaan Melitus
pada pasien diabetes
melitus
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Sumber :
Nurmina,
2021
jika nilai
≤ 49,8
Sumber :
Nurmina,
2021
3.6 Hipotesis
Ha : Ada hubungan pengetahuan dan tindakan pelaksanaan diet dengan kadar gula
Proses pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan mengambil data
primer yang diperoleh langsung dari pasien Diabetes melitus dengan menggunakan
lembar quesioner dan alat pemeriksaan kadar gula darah (Glukometer), lembar
32
kuesioner tentang pengetahuan dan juga perilaku diet pasien diabetes mellitus
penelitian
Pada tahapan pengolahan data, setelah semua data penelitian telah terkumpul
maka dilakukan klasifikasi dalam beberapa kelompok menurut variabel yang ada,
data yang terkumpul pada penelitian ini akan diolah melalui langkah sebagai berikut :
33
1. Editing
data pengetahuan responden, data tindakan pelaksanaan diet pada pasien diabetes
mellitus, dan mengukur kadar darah glukosa, apakah sudah lengkap, jelas dan
2. Coding
responden. Menetapkan kode skoring untuk jawaban responden atau hasil observasi
3. Processing
dianalisis. Dalam penelitian ini peneliti memasukkan data yang sudah diberi kode
sebelumnya yang sudah dikelompokan oleh peniti, dan penliti menggunakan SPSS.
4. Cleaning
dalam komputer untuk memastikan tidak terdapat kesalahan dalam data sehingga
1. Analisa Univariat
sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berguna menjadi informasi yang
berguna (Sujarweni, 2020). Analisa data yang disajikan adalah distribusi frekuensi
2. Analisa Bivariat
dependen yang diteliti. Analisis bivariate pada penelitian ini di uji dengan
menggunkan uji Chi Square dengan program komputer SPSS. Untuk melihat hasil
BAB IV
tepatnya di Desa Gumawang yang berjarak 54 km dari kota Martapura ibu Kota
Kabupaten OKU Timur, dengan luas wilayah kerja 73,04 km2 dan berada pada jalur
lintas provinsi. Wilayah kerja UPTD Puskesmas Gumawang juga meliputi 23 desa
Dibeberapa desa terdapat sentra produksi dan industri kecil dan lain sebagainya,
kecelakaan akibat kerja, KLB atau penyebaran penyakit yang dapat diakibatkan dari
faktor migrasi penduduk serta dapat juga disebabkan vektor serangga dan nyamuk.
Visi
Belitang Sehat”
Misi
MOTTO
Motto UPTD Puskesmas Gumawang adalah “Melayani dengan Hati, Kesehatan anda
Kepuasan Kami”
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus (DM) di
UPTD Puskesmas Gumawang Kecamatan Belitang Kabupeten OKU Timur
Tahun 2022
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Tindakan Pelaksanaan Diet Pada Pasien Diabetes Melitus
(DM) di UPTD Puskesmas Gumawang Kecamatan Belitang Kabupaten
OKU Timur Tahun 2022
sebagian besar responden memiliki tindakan pelaksanaan diet yang baik yaitu sebesar
38
yang kurang
Distribusi frekuensi Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus dapat
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus (DM) di
UPTD Puskesmas Gumawang Kecamatan Belitang Kabupaten OKU Timur
Tahun 2022
gula darah yang tinggi (>200 mg/dl) sebanyak 33 responden (52,4%) lebih banyak
dibandingkan dengan responden dengan kadar gula darah normal (≤200 mg/dl).
independen dan variabel dependen bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel
1. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes
Mellitus.
39
gula darah pada pasien diabetes melitus maka dilakukan uji chi-Square dapat
Tabel 4.4
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes
Melitus (DM) di UPTD Puskesmas Gumawang Kecamatan Belitang
Kabupaten OKU Timur Tahun 2022
dengan tingkat pengetahuan baik terdapat 25 responden (58,1%) yang memiliki kadar
gula darah normal, lebih banyak dibandingkan responden dengan gula darah tinggi
kurang hanya terdapat 5 responden (25%) memiliki kadar gula darah normal lebih
sedikit dibandingkan responden dengan kadar gula darah tinggi yaitu sebanyak 15
responden (75%). Berdasarkan uji statistik dengan uji Chi-Square didapatkan nilai p
value = 0,014 (< dari α 0,05) yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti
ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kadar gula darah pada
2. Hubungan Tindakan Pelaksanaan Diet dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien
Diabetes Mellitus
kadar gula darah pada pasien diabetes melitus maka dilakukan uji chi-Square dapat
Tabel 4.5
Hubungan Tindakan Pelaksanaan Diet dengan Kadar Glukosa Darah Pasien
Diabetes Melitus (DM) di UPTD Puskesmas Gumawang Kecamatan Belitang
Kabupaten OKU Timur Tahun 2022
dengan tindakan pelaksanaan diet yang baik terdapat 22 responden (61,1%) memiliki
kadar gula darah normal, lebih banyak dibandingkan dengan responden dengan kadar
gula darah tinggi yaitu sebanyak 14 responden (38,9%) dan dari 27 responden dengan
tindakan pelaksanaan diet kurang, hanya terdapat 8 responden (29,6%) dengan kadar
gula darah normal, lebih sedikit dibandingkan dengan responden dengan kadar gula
darah tinggi yaitu sebanyak 19 responden (70,4%). Berdasarkan uji statistik dengan
uji Chi-Square didapatkan nilai p value = 0,013 (< dari α 0,05) yang artinya Ho
ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan yang bermakna antara tindakan
pelaksanaan diet dengan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus di UPTD
41
4.3 Pembahasan
4.3.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien
Diabetes Mellitus.
baik terdapat 25 responden (58,1%) yang memiliki kadar gula darah normal, lebih
responden (41,9%) dan dari 20 responden dengan pengetahuan kurang hanya terdapat
5 responden (25%) memiliki kadar gula darah normal lebih sedikit dibandingkan
responden dengan kadar gula darah tinggi yaitu sebanyak 15 responden (75%).
Berdasarkan uji statistik dengan uji Chi-Square didapatkan nilai p value = 0,014 (<
dari α 0,05) yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus
2022.
kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah dan
disertai dengan gangguan metabolism karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat
(Puskesmas, Klinik Pratama), Fasilitas kesehatan lainnya seperti Rumah Sakit, hal ini
terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan
pengetahuan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan
(Induniasih, 2019).
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
terkait pola makan dan aktivitas fisik dengan status kadar gula darah pada pasien
diabetes mellitus, dengan hasil penelitian yaitu t erdapat hubungan yang bermakna
antara tingkat pengetahuan pola makan dengan status kadar gula darah pasien diabetes
melitus dengan nilai p= 0.014 < 0,05. Serta terdapat hubungan yang bermakna antara
tingkat pengetahuan aktivitas fisik dengan status kadar gula darah pasien diabetes
Penelitian lainnya yang juga sejalan yaitu yang dilakukan oleh oleh Wirdhani
(2021) dengan judul penelitian hubungan pengetahuan dengan kepatuhan diet pada
43
penelitian yaitu ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan diet pada penderita
diabetes melitus yang dilakukan dengan Uji Spearman Rank, diperoleh nilai p =
Berdasarkan hasil penelitian, teori serta penelitian terkait diatas maka peneliti
berasumsi bahwa pengendalian tekanan darah pada pasien diabetes melitus dapat
dilakukan dengan baik jika pasien diabetes melitus maupun keluarganya memiliki
4.3.2 Hubungan Tindakan Pelaksanaan Diet dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien
Diabetes Mellitus
pelaksanaan diet yang baik terdapat 22 responden (61,1%) memiliki kadar gula darah
normal, lebih banyak dibandingkan dengan responden dengan kadar gula darah tinggi
pelaksanaan diet kurang, hanya terdapat 8 responden (29,6%) dengan kadar gula
darah normal, lebih sedikit dibandingkan dengan responden dengan kadar gula darah
tinggi yaitu sebanyak 19 responden (70,4%). Berdasarkan uji statistik dengan uji Chi-
Square didapatkan nilai p value = 0,013 (< dari α 0,05) yang artinya Ho ditolak dan
Ha diterima yang berarti ada hubungan yang bermakna antara tindakan pelaksanaan
44
diet dengan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus di UPTD Puskesmas
difokuskan pada pola makan, gaya hidup dan aktivitas fisik. Pada penderita diabetes
tipe 2, pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan
kadar glukosa darah mendekati normal (glukosa puasa berkisar 90-130 mg/dl,
glukosa darah 2 jam setelah makan < 180 mg/dl, kadar AIc < 7%), mengendalikan
tekanan darah < 130/80 mmHg, pengendalian profil lipid (kolesterol LDL <100
mg/dl, kolesterol HDL > 40 mg/dl dan trigliserida < 150 mg/dl) dan mencapai berat
menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, perawat serta pasien dan
kandungan kalori, terutama pada mereka yang menggunakan obat yang meningkatkan
sekresi indulin atau terapi insulin itu sendiri (Soelistijo, dkk. 2015).
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nurmina (2021) dengan judul penelitian yaitu hubungan pengetahuan, perilaku diet
45
dengan status gizi dan kadar glukosa darah penderita diabetes mellitus rawat jalan di
BLUD Rumah Sakit Umum Daerah, dengan hasil penelitian yaitu tingkat
pengetahuan sampel, sebagian besar 76,3% kurang, perilaku diet sebagian besar
62,7% cukup, lama menderita DM sebagian besar 57,6% ≥ 5 tahun, kadar gula darah
sebagian besar 59,3% tinggi dan status gizi sebagian besar 35,6% masing-masing
kurang dan normal. Ada hubungan pengetahuan, perilaku diet dan lama menderita
DM dengan status gizi penderita DM rawat jalan serta ada hubungan pengetahuan
dan perilaku diet dengan kadar gula darah penderita DM rawat jalan di BLUD RSUD
Kabupaten Bombana.
Penelitian lainnya yang juga sejalan yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Saldeva (2021) dengan judul penelitian hubungan tingkat pengetahuan dan kepatuhan
pengobatan terhadap kejadian peningkatan kadar gula darah pada pasien diabetes
mellitus, dengan hasil penelitian yaitu hasil penelitian didapatkan hasil 69 responden
kepatuhan pengobatan yang rendah, dan 64 responden (63,4%) memiliki kadar gula
peningkatan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus di wilayah Kecamatan
Ngawi.
Berdasarkan hasil penelitian, teori terkait serta penelitian terkait diatas maka
peneliti berasumsi bahwa pengendalian kadar gula darah pasien diabetes melitus
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
sebagai berikut :
pengetahuan kurang
3. Distribusi Frekuensi kadar gula darah pada pasien diabetes melitus didapatkan
sebanyak 33 responden (52,4%) dengan kadar gula darah tinggi dan 30 responden
4. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pelaksanaan dengan kadar gula
darah pada pasien diabetes mellitus dengan p value 0,014 (< 0,05)
5. Ada hubungan yang bermakna antara tindakan pelaksanaan diet dengan kadar
gula darah pada pasien diabetes mellitus dengan p value 0,013 (< 0,05)
48
5.2 Saran
berikut :
bagi perawat untuk meningkatkan perannya dalam perawatan pasien diabetes mellitus
pengetahuan bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang pasien diabetes
DAFTAR PUSTAKA
Decroli Eva. 2019. Diabetes Melitus Tipe 2. Pusat Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Http://repo.unand.ac.id
/21867/1/BukuDiabetesMelitus (lengkap).pdf.
Febrinasari Puspita Ratih, dkk. 2020. Buku Saku Diabetes Melitus Untuk Awam.
Cetakan 1 Edisi 1. Surakarta : UNS Press.
Haryono rudi. Setianingsih sulis. 2013. Awas Musuh-musuh Anda Setelah Usia 40
Tahun. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
International Diabetes Federation. 2019. IDF Diabetes Atlas Ninth Edition. Genewa:
IDF.
Kemenkes RI. 2019. Hasil Utama Riskesdas 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. 2020. Pusat Data & Informasi Kementerian Kesehatan RI.
www.Pusdatin.Kemkes.go.id
Nurmina ode wa. 2021. Hubungan Pengetahuan, Perilaku Diet Dengan Status Gizi
dan Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di BLUD
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bombana. http://repository.poltekkes-
kdi.ac.id/2224/2/JURNAL%20WA%20ODE%20NURMINA.pdf
Nursihhah meliana. Dwi septian wijaya. 2020. Hubungan Kepatuhan Diet Terhadap
Pengendalian Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2.
Jurnal Medika Hutama volume 2 nomor 3. http://jurnalmedikahutama.com/
index.php/JMH/article/view/203
50
Pinzon Taslim Rizaldy, Dyah Wulaningsih Retno Edi. 2021. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta : Andi Offset.
Saldeva daul luke. Dhlan luluh rommawati. Hamidatus daris. 2021. Hubungan
Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan Pengobatan Terhadap Kejadian
Peningkatan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus di Wilayah
Kecamatan Ngawi. Media Publikasi Penelitian volume 9 nomor 1.
http://jurnal.akperngawi.ac.id/index.php/cakra/article/view/88/85
Soelistijo, dkk. 2015. Konsesus Pengolahan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe
2 di Indonesia. Jakarta : Perkeni.
Sulastri. 2022. Buku Pintar Perawatan Diabetes Melitus. Jakarta : Trans Info Media
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut
NPM : 20142019009.P
2022.
merugikan bagi saya dan jawaban yang saya berikan adalah yang sebenarnya sesuai
dengan apa yang saya ketahui tanpa ada paksaan dan pihak lain.
Responden
53
( )
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINDAKAN PELAKSANAAN DIET
DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES
MELITUS DI UPTD PUSKESMAS GUMAWANG
KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2022
Tanggal pengisian :
Petunjuk pengisian :
a. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan alternative jawaban yang tersedia
b. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dan sesuai dengan
pendapat dengan memberi tanda check (√) pada kolom yang tersedia.
c. Sebelum mengumpulkan kuesioner ini, periksa dan baca sekali lagi serta yakinkan
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Lama menderita DM :
54
B. PENGETAHUAN
Petunjuk : Berilah tanda contreng pada setiap pertanyaan yang tersedia jika
pilihan tersebut menjadi jawaban anda, bila ada yang kurang mengerti langsung
tanyakan pada peneliti yang bersangkutan :
No Pernyataan Setuju Tidak
Setuju
Pilihlah jawaban yang menurut anda tepat sesuai dengan keseharian anda.
2. Untuk memenuhi kebutuhan gizi, apa sajakah yang anda makan setiap kali anda
makan?
a. Nasi + lauk + sayur + buah
b. Nasi + lauk + sayur
c. Nasi + lauk
3. Dari sumber protein hewani berikut mana yang sering anda konsumsi (lebih dari 3
kali dalam seminggu)?
a. Daging sapi dengan lemak
b. Daging ayam dengan kulit
c. Daging ikan
d. Daging sapi tanpa lemak
e. Daging ayam tanpa kulit
f. Udang
g. Cumi-cumi
h. Kepiting
i. Telur
57
4. Dari sumber protein nabati berikut ini mana yang sering anda konsumsi (lebih
dari 3 kali seminggu)?
a. Tempe
b. Tahu
c. Kacang kedelai
d. Kacang tanah
e. Kacang mete
f. Kacang hijau
8. Dalam seminggu, berapa kali anda mengkonsumsi makanan cepat saji (Fast
Food)?
a. 3 kali atau lebih
b. Kurang dari 3 kali
58
11. Berapa kali anda mengkonsumsi makanan manis (kue/roti) atau makanan ringan
(chiki, dll) dalam seminggu?
a. 3 kali atau lebih
b. Kurang dari 3 kali
c. Kurang dari 1 kali
12. berapa kali anda mengkonsumsi minuman seperti teh manis, sirup atau minuman
yang mengandung gula dalam sehari?
a. 3 kali atau lebih
b. Kurang dari 3 kali
c. 1 kali
d. Kurang dari sekali
Frequencies
Statistics
PengetahuanD TindakanPelaks KadarGulaDara
M anaanDiet hPasienDM
Valid 63 63 63
N
Missing 0 0 0
Mean 1.32 1.43 1.48
Median 1.00 1.00 1.00
Std. Deviation .469 .499 .503
Variance .220 .249 .253
Range 1 1 1
Minimum 1 1 1
Maximum 2 2 2
Frequency Table
PengetahuanDM
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Baik 43 68.3 68.3 68.3
Valid Kurang 20 31.7 31.7 100.0
Total 63 100.0 100.0
TindakanPelaksanaanDiet
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Baik 36 57.1 57.1 57.1
Valid Kurang 27 42.9 42.9 100.0
Total 63 100.0 100.0
60
KadarGulaDarahPasienDM
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tinggi 33 52.4 52.4 52.4
Valid Normal 30 47.6 47.6 100.0
Total 63 100.0 100.0
61
62
63
Crosstabs
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 6.010a 1 .014
b
Continuity Correction 4.755 1 .029
Likelihood Ratio 6.234 1 .013
Fisher's Exact Test .017 .014
Linear-by-Linear 5.915 1 .015
Association
N of Valid Cases 63
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.52.
b. Computed only for a 2x2 table
64
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for .240 .074 .781
PengetahuanDM (Baik /
Kurang)
For cohort .558 .362 .861
KadarGulaDarahPasienDM
= Tinggi
For cohort 2.326 1.045 5.177
KadarGulaDarahPasienDM
= Normal
N of Valid Cases 63
Crosstabs
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 6.130a 1 .013
Continuity Correctionb 4.933 1 .026
Likelihood Ratio 6.264 1 .012
Fisher's Exact Test .021 .013
Linear-by-Linear 6.033 1 .014
Association
N of Valid Cases 63
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.86.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for .268 .092 .776
TindakanPelaksanaanDiet
(Baik / Kurang)
For cohort .553 .343 .890
KadarGulaDarahPasienDM
= Tinggi
For cohort 2.063 1.091 3.900
KadarGulaDarahPasienDM
= Normal
N of Valid Cases 63
66
DOKUMENTASI PENELITIAN
69
70
71
Pembimbing Skripsi,
72
Pembimbing Skripsi,
73
Yang menyatakan,