Proposal Perancangan 06082021
Proposal Perancangan 06082021
Proposal Perancangan 06082021
OLEH :
MUHAMMAD NUR
D5116512
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKUKLTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
i
DAFTAR ISI
2. Arsitektural .................................................................................................................. 2
1. Tujuan.......................................................................................................................... 3
i
a) Pengertian Stadion..................................................................................................... 20
4. Kesimpulan................................................................................................................ 40
A. Jenis Pembahasan.......................................................................................................... 41
ii
E. Sistematika Pembahasan ............................................................................................... 42
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Dokumentasi pembongkaran stadion andi mattalatta ............................................ 14
Gambar 2. Dokumentasi pembongkaran stadion andi mattalatta Kesalahan! Bookmark tidak
ditentukan.
Gambar 3. Dokumentasi pembongkaran stadion andi mattalatta Kesalahan! Bookmark tidak
ditentukan.
Gambar 4. Dokumentasi pembongkaran stadion andi mattalatta ............................................ 15
Gambar 5. Dokumentasi pembongkaran stadion andi mattalatta Kesalahan! Bookmark tidak
ditentukan.
Gambar 6. pemilihan Lokasi Stadion Andi Mattalatta di untia oleh Pemkot Makasssar ........ 19
Gambar 7. Lokasi Stadion Gelora Bung Karno ....................................................................... 36
Gambar 8. Analisis Skala Bangunan yang Relative Besar ...................................................... 37
Gambar 9. Analisis Bentuk Atraktif dan Menarik ................................................................... 38
Gambar 10. Analisis Unsur Kekuatan ..................................................................................... 38
Gambar 11. Analisis Lokasi Strategis...................................................................................... 40
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini olahraga yang paling populer di dunia adalah sepak bola dengan
penggemar lebih dari 4 milliar. Sama halnya di Indonesia sepak bola merupakan salah
satu olahraga yang paling di gemari oleh masyarakatnya. Olahraga ini merupakan
olahraga yang digemari dari berbagai macam kelompok umur dan berbagai macam
strata sosial. Itu artinya, sepak bola merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan
dan diterima oleh semua kalangan tanpa terkecuali. Selain itu alasan mengapa sepak
bola dapat diterima oleh semua kalangan, karena sepak bola adalah olahraga yang
mudah dan meriah. Disebut mudah karena hanya terdapat 3 dasar dalam olahraga ini,
yaitu dribble (menggiring), passing (mengumpan) dan shooting (menendang).
Di Indonesia sepak bola di naungi oleh Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia
(PSSI) dan memiliki kompetisi domestic seperti, Indonesia Super Leagua (Divisi
Utama), Liga Indonesia (Devisi 1), Copa Indonesia, dan beberapa kompetisi wilayah.
Di Makassar ada Persatuan Sepak bola Makassar (PSM) yang merupakan klub terbesar
dan satu-satunya klub lokal yang mewakili Sulawesi Selatan dalam kompetisi Nasional,
Karena alasan tersebut membuat masyarakat di Makassar lebih dominan Mendukung
dan fanatic terhadap PSM.
Di Makassar PSM memiliki Stadion Andi Mattalatta sebagai “homebase” jika
PSM melakoni laga kandang dan Stadion Brombong yang masih dalam tahap
pembangunan yang telah terbengkalai dan tidak terawat. Mengulas sedikit sejarah dari
Stadion Andi Mattalatta, stadion ini mampu menampung kurang lebih 30.000
penonton. Stadion ini dulunya bernama Mattoanging. Nama Mattoanging berasal dari
bahasa Makassar, yaitu mattoa yang berarti melirik atau menengok dan kata anging
yang berarti angin. Nama tersebut diberikan karena tempat di sekitar stadion dulunya
1
adalah daerah pantai tempat berlabuhnya perahu Pinisi yang para awaknya biasanya
menengok angin sebagai tanda bahwa cuaca saat itu dalam keadaan baik dan siap untuk
berlayar. Sedangkan sekarang nama stadion ini diubah menjadi Stadion Andi
Mattalatta, sesuai dengan nama pemrakarsa stadion ini. Namun keadaan stadion Andi
Mattalatta untuk saat ini sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan tim dan masyarakat
untuk masa sekarang. Hal ini disebabkan oleh perbandingan penduduk pada masa
Stadion Andi Mattalatta baru dibangun dengan masa sekarang. Stadion Andi Mattalatta
pernah mengadakan renovasi besar-besaran pada tahun 2001. Pada saat itu PSM
menjadi tuan rumah perdelapan final AFC (Liga Champions Asia), namun hal tersebut
tidak menambah kapasitas tempat duduk penonton dan karena kurang perawatan
Stadion Andi Mattalatta sudah termasuk Stadion yang kurang layak untuk
menyelenggarakan pertandingan.
Dari permasalahan diatas redesain menjadi salah satu cara agar stadion ini bisa
difungsikan kembali dengan melihat segala kekurangan dan masalah-masalah yang ada
sekarang, yang nantinya bisa dipikirkan solusi dan kualitas yang dibutuhkan dizaman
modern sekarang dan yang akan datang. Sehingga nantinya kebutuhan masyarakat bisa
diwadahi dan bisa meningkatkan kembali prestasi-prestasi dunia olahraga Sulawesi
Selatan. Dengan mengangkat tema Redesain Stadion Andi Mattalatta dengan
pendekatan struktur space truss sebagai estetika pada bangunan dengan harapan
menjadi ciri khas dari Stadion Andi Mattalatta ini, diharapkan bangunan ini menjadi
icon yang modern di Kota Makassar dengan tidak menghilangkan identitas bangunan
sebelumnya yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung yang baru dan bisa
menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat atau pengunjung dari Stadion Andi
Mattalatta ini.
B. Rumusan Masalah
1. Non Arsitektural
Ada dua masalah non-arsitektural yang dihadapi dalam proses Redesain Stadion
Andi Mattalatta dengan pendekatan asritektur ikonik, yaitu:
a. Pengkajian tentang Redesain, Stadion sepak bola dan teori yang terkait dengan
arsitektur ikonik.
b. Filosofi dan prinsip yang perlu diperhatikan pada penerapan Konsep redesain
Stadion Andi Mattalatta dengan pendekatan arsitektur ikonik.
2. Arsitektural
2
Terdapat beberapa masalah arsitektural yang dihadapi dalam proses Redesain
Stadion Andi Mattalatta Sebagai Bangunan Ikonik Kota Makassar, yaitu:
1. Tujuan
2. Sasaran Pembahasan
Adapun sasaran untuk mencapai tujuan dalam Redesain Stadion Andi Mattalatta
dengan pendekatan arsitektur ikonik sebagai berikut:
a. Non Arsitektural
1) Mengkaji teori tentang pengertian, fungsi, studi tipologi, persyaratan,
standar-standar perencanaan dan perancangan, prinsip serta teori-teori lain
mengenai stadion sepak bola, Redesain dan Arsitektur Ikonik.
2) Menguraikan kegiatan-kegiatan dalam stadion sebagai wadah yang
menampung kegiatan olahraga sepak bola, pengelolaan tempat, dan hal-hal
lain yang dilakukan oleh pengguna bangunan serta prinsip dari arsitektur
ikonik yang akan diterapkan pada bangunan.
3) Membuat analisis-analisis yang digunakan dalam Redesain Stadion Andi
Mattalatta dengan pendekatan arsitektur ikonik.
b. Arsitektural
1) Mengadakan studi tentang tata fisik makro, meliputi:
a) Kondisi eksisting
b) Penentuan tapak
3
c) Pola tata lingkungan
2) Mengadakan studi tentang tata fisik mikro, meliputi:
a) Pengelompokan tata ruang
b) Kebutuhan dan besaran ruang
c) Pola organisasi ruang
d) Bentuk ruang
e) Sistem struktur dan utilitas
c. Struktural
1) Melakukan analisa bahan dan material Struktur pada bangunan Redesain
Stadion Andi Mattalatta
2) Melakukan analisa kekuatan struktur dengan menggunakan bantuan
software ETABS (Extended Three Dimension Analysis of Building System)
D. Lingkup Pembahasan
Pembahasan di titik beratkan pada hal-hal yang berkaitan dengan disiplin ilmu
arsitektur terutama yang terkait dengan konsep Redesain Stadion Andi Mattalatta
dengan pendekatan Arsitektur ikonik di kota Makassar. Referensi di luar disiplin ilmu
arsitektur yang menunjang pembahasan menjadi referensi sekunder yang diasumsikan
memberi kontribusi besar dalam merumuskan konsep Redesain yang selanjutnya
menjadi dasar dalam transformasi Redesain Stadion.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Terminologi Judul
Judul yang dijadikan sebagai tugas akhir adalah Redesain Stadion Andi Mattalatta
di Makassar. Untuk dapat memahami pengertian dari judul tersebut, perlu diuraikan
terlebih dahulu pengertian dari masing-masing kata yang menyusunnya, yaitu:
a. Redesain
Menurut John M. redesain adalah kegiatan perencanaan dan perancangan
kembali suatu bangunan sehingga terjadi perubahan fisik tanpa mengubah
fungsinya baik melalui perluasan, perubahan atau pemindahan
lokasi.(etheses.uin-malang.ac.id/2427/6/08660046_Bab_2.pdf, diakses, 28 Juni
2021)
b. Stadion
Sebuah bangunan yang umumnya digunakan untuk menyelenggarakan acara
olahraga dan konser, di mana di dalamnya terdapat lapangan atau pentas yang
dikelilingi tempat berdiri atau duduk bagi penonton.Stadion umunya merujuk
pada bangunan yang menyelenggarakan kegiatan di luar ruangan (outdoor),
sementara bagi kegiatan dalam ruangan bangunannya disebut
gelanggang.Stadion biasanya juga diasumsikan sebagai lapangan olahraga yang
berdinding tembok di sekelilingnya di mana sebagian atau seluruh kelilingnya
diberi tempat duduk/bangku. (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1990:857)
c. Andi Mattalatta
Mayjen H. Andi Mattalatta adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan asal
Bugis yang juga tokoh olahraga Indonesia terutama dalam olahraga renang, ski
air dan tinju. Ia juga merupakan ketua penyelenggara PON IV di Makassar. Ia
juga merupakan ayah dari penyanyi Indonesia, Andi Meriem Matalatta.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Andi_Mattalata, diakses pada tanggal 28 Juni
2021)
d. Makassar
5
Merupakan Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan.
Berdasarkan jabaran terminologi arti kata di atas, maka secara terminologi
pengertian dari redesain Stadion Andi Mattalatta di Makassar dapat
didefenisikan sebagai berikut: merancang/mendesain ulang sebuah bangunan
tempat penyelenggaraan olahraga sepak bola yang berlokasi di Kota Makassar
dengan fasilitas olahraga seperti lapangan sepak bola dan fasilitas penunjang
lainnya yang dapat mendukung fungsi utamanya.
e. Struktur
Menurut Dian Ariestadi dalam bukunya Teknik Struktur Bangunan,
Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
tempat kedudukan baik yang di atas atau di bawah tanah dan menyatu dengan
tempat kedudukan di air (Ariestadi, 2008: 1)
a. Redesain
Redesain berasal dari kata redesign terdiri dari 2 kata, yaitu re- dan design.
Dalam bahasa Inggris, penggunaan kata re- mengacu pada pengulangan atau
melakukan kembali, sehingga redesign dapat diartikan sebagai design ulang.
Beberapa definisi redesain dari beberapa sumber:
1) Menurut American heritage Dictionary (2006) “redesign means to make a
revision in the appearance or finction of”, yang dapat diartikan membuat
revisi dalam penampilan atau fungsi.
2) Menurut Collins English Dictionary (2009), “redesigh is to change the
desigh of (something)”, yang dapat diartikan mengubah desain dari
(sesuatu).
3) Menurut Salim’s Ninth Collegiate English-Indonesia Dictonary (2000),
redesain berarti merancang kembali.
6
Suskiyanto (2007), mengartikan kata-kata membangun kembali dengan
membongkar secara seksama dan atau memperbaiki kesalahan yang telah
dibangun.Membangun kembali juga berarti menggunakan kembali gedung
yang sudah ada tetapi tidak dimanfaatkan lagi seperti fungsi semula.
b. Stadion
Pengertian dari stadion menurut beberapa sumber yaitu:
1) ‘Stadium as a venue of sport’ Stadion sebagai ajang pertunjukan olahraga di
mana olahraga menjadi sebuah tontonan yang penting dan bersejarah.
Olahraga menjadi sebuah pertunjukan drama di mana hal- hal yang penting
sedang dimainkan; keberanian, hasrat, pengkhianatan, perjuangan dan
ketakutan dan di mana keanggunan dan kesuksesan menakjubkan di depan
kita (David Robinson, mantan editor olahraga The Sunday Times). (Geraint
John and Rod Sheard, Stadia A Design and Development Guide,
Architectural Press, British Library, Second Edition, 1997:1)
2) Stadion adalah lapangan olahraga yang pada setiap sisinya terdapat tempat
duduk. (kamus Bahasa Indonesia kontemporer, Drs. Peter salim, MA Yenny
Salim, B. Sc, Modern English Press, Jakarta 1995)
3) Stadion adalah lapangan olahraga yang dikelilingi tempat duduk. Tempat
duduk tersebut berupa tribun yang dibedakan ke dalam kelas- kelas seperti
VVIP, VIP, dan lain sebagainya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1990:857)
4) Stadion adalah sebuah bangunan yang umumnya digunakan untuk
menyelenggarakan acara olahraga dan konser, di mana di dalamnya terdapat
lapangan atau pentas yang dikelilingi tempat berdiri atau duduk bagi
penonton. Stadion tertua yang kita kenal adalah sebuah stadion di Olympia,
Peloponnesos, Yunani yang telah menyelenggarakan Olimpiade kuno sejak
tahun 776 SM
7
Stadion umumnya digunakan untuk merujuk kepada bangunan yang
menyelenggarakan kegiatan luar ruangan (outdoor), sementara bagi kegiatan
dalam ruangan bangunannya disebut gelanggang. (Wikipedia Indonesia)
c. Sepak bola
Menurut Muhajir (2007:22), “Sepak bola adalah suatu permainan yang
dilakukan dengan jalan menyepak, yang mempunyai tujuan untuk memasukkan
bola kegawang lawan dengan mempertahankan gawang tersebut agar tidak
kemasukan bola”.
Menurut Luxbacher (2008:2) menyatakan bahwa pertandingan sepak
bola dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 orang.
Masing-masing tim mempertahankan gawang dan berusaha menjebol gawang
lawan.
Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sepak bola adalah
permainan antara dua (2) regu yang masing-masing regu terdiri dari 11 orang
dan dimainkan dengan kaki, kecuali penjaga gawang, boleh menggunakan
tangan dan lengan. Setiap tim berusaha untuk memasukkan bola ke gawang
lawan sebanyak-banyaknya dan menjaga gawangnya dari kemasukan bola oleh
serangan lawan dan permainan ini dilakukan selama 2x45 menit.
(http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2014/03/seputar-pengertian- sepak-
bola.html, diakses, 1 Juli 2021)
8
c. Struktur
Sebelum desain struktural dari bangunan baru dimulai, sistem struktur
bangunan yang ada harus ditiinjau kecukupannya untuk menagani efek dari
penambahan baru.Jika penambahan baru berdekatan dengan pijakan yang ada
dan dinding pondasi, harus dirancang dan dibangun sangat hati- hati untuk
menghindari mengganggu stabilitas bangunan yang ada.
d. Sistem mekanikal dan elektrikal
Sistem mekanikal dan elektrikal dalam sebuah bangunan umumnya telah
dirancang sesuai dengan kebutuhan dari bangunan tersebut.Dengan adanya
penambahan baru pada bangunan tentunya membutuhkan sistem mekanikal dan
elektrikal baru yang dapat menajawab kebutuhan baru, baik yang berasal dari
bangunan lama dan bagian tambahan dari bangunan.
9
1) Kerusakan ekologi perkotaan
2) Kerusakan amenitas kawasan
e. Kerusakan bentuk dan ruang kota tradisi lokal
1) Destruksi diri sendiri
2) Destruksi akibat kreasi baru
f. Pudarnya tradisi sosial dan budaya setempat dan kesadaran publik
1) Pudarnya tradisi
2) Lemahnya kesadaran publik
10
(differential settlement) yang mengakibatkan timbulnya tegangan ekstra pada
komponen bangunan.
c. Faktor angin
Diantaranya angin kencang berdasarkan lokasi suatu daerah. Angin dapat
mengakibatkan daya hisap ataupun daya tekan pada bangunan, selain itu, pada
bangunan asimetris akan mengakibatkan gaya torsi (puntir). Terutama pada
bangunan bertingkat tinggi.Olehnya itu bentuk dengan ketinggian bangunan
perlu diperhitungkan.
d. Faktor gempa
Berdasarkan terhadap bangunan di mana getaran paling berbahaya adalah
gelombang pendek. Di mana gaya gempa diasumsikan akan bekerja mendatar
pada elevasi lantai bangunan dan dikenal dengan sebutan gaya lateral.
e. Faktor kualitas bahan
Di mana berdasarkan proses dan komposisi pembuatannya baik bahan alami
maupun buatan dengan mempertimbangkan tujuan pengguna, yaitu apakah
bangunan sementara, bangunan permanen atau bangunan dengan tujuan spesifik
tertentu seperti tahan terhadap zat reaktif, kebakaran, tahan terhadap radiasi dan
lain sebagainya.
f. Faktor kualitas perencanaan
Perlunya pemahaman oleh para perencana bahwa karakteristik suatu wilayah,
bahan bangunan yang akan dipakai dan filosofi mekanika struktur yang tepat
perlu dipertimbangkan dengan matang. Kesalahan dalam penentuan asumsi-
asumsi akan mengakibatkan kerusakan bangunan baik pada saat pelaksanaan
maupun selama masa usia pakainya.
g. Faktor kesalahan pelaksanaan
Di mana kesalahan biasanya terjadi karena pelaku pembangunan seperti
pengawas dan pelaksana tidak melaksanakan secara tepat sesuai dengan
spesifikasi oleh perencana. Selain itu kurangnya pemahaman akan
perkembangan teknologi dalam dunia industri yang pemahamannya belum
mampu dicapai/dikejar oleh para pelaku pembangunan.
h. Perubahan fungsi dan bentuk bangunan
Di mana terjadi perubahan fungsi dan bentuk bangunan menyebabkan
terjadinya penambahan atau pembongkaran di luar dari konsep dan perhitungan
11
awal perencanaan yang akhirnya mempengaruhi beban yang bekerja dan
selanjutnya akan dapat mempengaruhi stabilitas atau usia layan bangunan.
Tahap-tahap Redesain
Redesain terjadi melauli beberapa tahapan dan membutuhkan kurun waktu tertentu
serta meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Intervensi fisik
Intervensi fisik mengawali kegiatan fisik redesain dan dilakukan secara
bertahap, meliputi perbaikan dan peningkatan kualitas dan kondisi fisik
bangunan, tata hijau, sistem penghubung, sistem tanda/reklame dan ruang
terbuka kawasan (urban realm).
Mengingat citra bangunan sangat erat kaitannya dengan kondisi visual
lingkungan, khususnya dalam menarik kegiatan pengunjung, intervensi fisik ini
perlu dilakukan.Isu lingkungan (environmental sustainability) pun menjadi
penting, sehingga intervensi fisik pun sudah semestinya memperhatikan
konteks lingkungan.Perencanaan fisik tetap harus dilandasi pemikiran jangka
panjang (Mardiana, 2011:16).
b. Rehabilitasi ekonomi
12
Redesain yang diawali dengan proses peremajaan artefak bangunan harus
mendukung proses rehabilitasi kegiatan ekonomi. Perbaikan fisik bangunan
yang bersifat jangka pendek, diharapkan bisa mengakomodasi kegiatan
ekonomi informal dan formal (local economi development), sehingga mampu
memberikan nilai bagi bangunan stadion. Dalam konteks redesain perlu
dikembangkan fungsi campuran yang bisa mendorong terjadinya aktifitas
ekonomi dan sosial (Mardiana, 2011:17).
c. Redesain sosial/institusional
Keberhasilan redesain suatu bangunan akan terukur bila mampu menciptakan
bangunan yang menarik (interesting), jadi bukan sekedar membuat beautiful
place. Maksudnya, kegiatan tersebut harus berdampak positif serta dapat
meningkatkan dinamika dan kehidupan sosial masyarakat/warga (public
realms). Sudah menjadi tuntutan yang logis, bahwa kegiatan perancangan dan
pembangunan kota untuk menciptakan lingkungan sosial yang berjati diri (place
making) dan hal ini pun selanjutnya perlu didukung oleh suatu pengembangan
institusi yang baik (Mardiana, 2011:17).
Menurut Rezady Munaf (2003) bila struktur tidak memiliki kekuatan nominal
struktur atau elemen tidak cukup maka dapat dilakukan dengan perkuatan
(strengthening).Merupakan peningkatan kemampuan kapasitas/kinerja penampang
untuk memikul beban. Teknik/metode perkuatan yang lazim yaitu:
13
d. Fungsi dan estetika bangunan yang ada
e. Tingkat pengawasan mutu
f. Kecukupan kekakuan, kekuatan, dan daktilitas
g. Kapasitas pondasi yang masih mencukupi
h. Perbaikan material dan teknologi yang tersedia Penguatan struktur beton yang
optimal ditempuh dengan tiga tahapan penting yaitu: investigasi, evaluasi, dan
pelaksanaan.
(Sumber : https://www.bola.com/indonesia/read/4388265/ditandai-pembongkaran-
secara-simbolis-pembangunan-stadion-andi-mattalatta-mattoangin-resmi-dimulai)
14
Gambar 2. Dokumentasi pembongkaran stadion andi mattalatta
(Sumber : https://foto.bisnis.com/view/20201109/1315369/renovasi-stadion-andi-
mattalatta-mattoanging-makassar-telan-biaya-rp-1-triliun)
Pembangunan Renovasi Baru Stadion Andi Mattalatta Mattoanging
Makassar yang kini sekarang terhambat pembangunannya banyak keluhan dari
kalangan pecinta sepak bola khusus nya warga masyarakat kota makassar yang sampai
sekarang masih menunggu renovasi dari stadion tersebut awal pembongkaran stadion
terjadi pada tahun 2020 tepat nya pada oktober tanggal 21, Namun banyaknya keluhan
dari pecinta sepak bola di makasssar yang memang mengingin secepatnya
pembangunan atau renovasi tersebut bisa terlaksanakan, Adapun keluhan dari Suporter
atau Pendukung fanatik dari Club PSM MAKASSAR
''Ya tentunya kami sangat berharap stadion bisa terenovasikan dengan baik yah
sebagaimana kami juga sebagai pendukung PSM MAKASSAR butuh stadion untuk
bisa mendukung club yang kami cintai dan saya rasa juga stadion Andi Mattalatta
Mattoanging punya banyak sejarah sebab tim ini dijuluki tim tertua di indonesia yang
berdiri sejak tahun 1915'' kata Aryono Septian sebagai suporter Psm Makassar.
Pembangunan stadion atau renovasi ulang stadion akan memakan waktu yang
lama sebab ada banyak nya utang-utang yang harus diselesaikan oleh pemprov yah
perlu kita ketahui juga masih ada utang yang harus dilunaskan mengingat juga soal
pembangunan infrastruktur yang mengarah ketempat wisata atau pembangunan-
pembangunan yang memakan banyak dana sehingga stadion pun kena imbas dana dari
yang begitu kurang, Untuk bisa secepat nya untuk melakukan renovasi stadion
15
(https://www.kompasiana.com/riyanmizardburhanuddin3785/60890696d541df5c9754
5a03/terhambatnya-proses-pembangunan-stadion-andi-mattalatta-mattoanging,
diakses pada tanggal 2 Agustus 2021)
Stadion Andi Mattalatta di kawasan Mattoanging ini mulai dibangun atas inisiasi
Gubernur Nurdin Abdullah dengan anggaran Rp 1,1 triliun. Andi Arwin beberapa
waktu lalu mengatakan anggaran sebesar itu diharapkan bisa dimanfaatkan agar
Pembangunan Mattoanging selesai sesuai target pada 2022.
"Alokasi anggaran tersedia di APBD 2021 hingga 2022 sebesar Rp 1,1 triliun, dan
manajemen konstruksi Rp 30 miliar. Sehingga ini dipastikan kegiatan pembangunan
stadion Mattoanging berjalan sesuai kita harapkan bersama," kata Arwin melalui
keterangannya, Rabu (10/2/2021) lalu.
Namun penolakan datang dari Danny Pomanto. Dia meminta amdal lalin proyek
Stadion Andi Mattalatta di kawasan Mattoanging dikaji ulang.
16
"Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) bukan salah satu persyaratan
membangun (stadion), tetapi harus ada namanya, advice planning (AP), izin peruntukan
tepat atau tidak itu belum ada, apalagi IMB," kata Danny kepada wartawan di DPRD
Kota Makassar, Selasa (2/3/2021).
"Kalau soal itu, siapa pun yang bikin amdal itu dan mengatakan amdal itu benar, sini
berdebat sama saya, saya tahu ini barang. Ini (pembangunan Mattoanging) tidak sesuai
dengan kondisi, ini teman-teman di Unhas sampaikan komplainnya sama saya, jadi
saya bilang tunggu saja, jadi bukan hanya macet tapi ini macet sekali," jelasnya.
Ada dua megaproyek yang disoroti Danny Pomanto di Makassar. Dua proyek tersebut
adalah pembangunan Stadion Mattoanging dan pembangunan Gedung Twin Tower di
kawasan Center Point of Indonesia (CPI).
"Ide desain Twin Tower, ide desain Stadion (Mattoanging) itu bagus, tapi tempatnya
yang salah. Maka kalau ide itu mau digunakan, silakan cari tempat yang pas tata
ruangnya," kata Danny kepada wartawan di Makassar, Rabu (3/3/2021).
Danny menegaskan 2 megaproyek yang digagas Nurdin Abdullah itu melanggar aturan
tata ruang yang ada di Kota Makassar. Dia tidak terima jika aturan tata ruang harus
dilanggar demi sebuah proyek pembangunan yang besar.
"Apa gunanya kita bikin tata ruang kalau untuk dilanggar, itu contoh yang kurang
bagus. Masa kalau pelanggaran tata ruang orang kecil ditindaki terus kita suka-suka
dengan tata ruang (kalau untuk pembangunan besar)," ujarnya.
Menurut Danny, jika Pemprov Sulsel hendak membangun kawasan olahraga, lokasi
pembangunannya secara aturan tata ruang harus berada di wilayah Barombong.
"Jadi seperti Stadion (Mattoanging) itu idenya bagus, desainnya bagus, tempatnya yang
salah. Kalau tempat olahraga itu (tata ruangnya) di Barombong," tegasnya.
17
"Atau siapa tahu Stadion Barombong (yang terhenti pembangunannya) itu tidak mau
(dibangun), silakan bangun 2 stadion di situ. Pertama di dunia 2 stadion bersampingan,"
lanjutnya.
Danny mengaku akan segera berkoordinasi dengan Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman
terkait penolakannya terhadap pembangunan Mattoanging. Dia menegaskan,
pelanggaran pembangunan Mattoanging terhadap Peraturan Daerah (Perda) Kota
Makassar tentang rencana tata ruang tidak bisa ditawar.
"Kalau pelanggaran harus bilang pelanggaran, kalau baik harus bilang baik, saya kan
bilang, itu Stadion ide bagus, desain juga bagus, tapi tempatnya yang salah kan," kata
Danny.
Atas adanya Perda itu, Danny menegaskan sulit bagi Pemkot Makassar menerima
kelanjutan pembangunan Mattoanging, meski nantinya ada rapat koordinasi bersama
Plt Gubernur Sulsel.
"Sama dengan sepak bola juga, semangat sepak bola, tetapi (ruang terbuka) hijau kita
bikin. Di situ legenda-legenda sepakbola (PSM Makassar) kita bikin semua di situ,
patungnya Ramang (Andi Ramang legenda pemain PSM Makassar), jadi kita bisa bikin
di situ khusus untuk sepakbola, selesai persoalan," jelasnya.
Lalu apa kata Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman? Andi Sudirman hanya
mengisyaratkan, semua proyek yang sedang digarap Pemprov Sulsel saat ini berpotensi
dilanjutkan, hanya melihat kesiapan anggaran.
"Semua berpotensi dilanjutkan, tinggal kita melihat nanti anggaran yang mana kita
punya, yang mana kita kerjakan," kata Andi Sudirman kepada wartawan di Makassar,
Senin (8/3/2021).
18
Jadi kesimpulan yang dapat kita ambil dari kasus di atas bahwa proyek
pembangunan ulang Stadion Andi Mattalatta atau Stadion Mattoangin tidak dapat di
lanjutkan karna bertentangan dengan Peraturan Daerah (perda) terkait lokasi Stadion
tersebut. Pemerintah Kota Makassar membuat kebijakan dengan mengganti
pembangunan Stadion menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan di isi 10 lapangan
mini dan patung-patung legenda PSM Makassar di lokasi Stadion tersebut dan
kebijakan lokasi pembangunan Stadion Pemprov menyediakan lokasi di untia seluas 6
hektar di Untia untuk Pembangunan ulang Stadion Andi Mattalatta.
Gambar 3. pemilihan Lokasi Stadion Andi Mattalatta di untia oleh Pemkot Makasssar
Sumber : https://sport.detik.com/sepak bola/liga-indonesia/d-5509182/pemkot-
makassar-siapkan-6-hektar-lahan-untuk-stadion-baru
Setelah berbagai pertimbangan akhirnya Pemerintah Kota
Makassar mengusulkan pembangunan Stadion Andi Mattalatta dipindahkan lokasinya.
Ada 6 hektar lahan Pemkot yang disiapkan untuk Stadion Andi Mattalatta. di kawasan
19
Untia, Biringkanaya Makassar, Pemkot mengusulkan sebagai lokasi baru Stadion Andi
Mattalatta.
"Usulan tentang Stadion itu layak sekali di (Untia) karena kapasitasnya besar sekali,
nanti sampai ke Pelabuhan itu, di sana PIP," kata Wali Kota Makassar, Danny Pomanto,
dikonfirmasi, Jumat (26/3/2021). Danny menjelaskan ada 18 hektar lahan milik
Pemerintah Kota Makassar di kawasan tersebut, pihaknya menyiapkan 6 hektar untuk
stadion. Lokasi ini dianggap sangat layak dibangun stadion lantaran bisa terhubung
langsung ke Makassar New Port hingga Lantebung”
"Ini sampai di Pelabuhan, baru tembus Lantembung dan Makassar New Port. Kalau
saya usul tentang Stadion di sini sangat layak, stadion itu butuh 6 hektar kita 18 hektar
lahan disini," (https://sport.detik.com/sepakbola/liga-indonesia/d-5509182/pemkot-
makassar-siapkan-6-hektar-lahan-untuk-stadionbaru, di akses pada tanggal 13 Juni
2021)
a) Pengertian Stadion
20
d. Berdasarkan terjemahan dari Hand Book of Sport and Recreation: Stadion
adalah lapangan lomba lari di kota-kota, tempat penyelenggaraan pertandingan,
dan pada akhirnya digunakan untuk pertunjukkan atletik lainnya. Stadion dapat
berarti pula lapangan atau lintasan untuk lomba atletik atau tim dalam sebuah
arena yang dikelilingi oleh tribunmenaik untuk akomodasi penonton berdiri
atau duduk, dengan penutup atap yang menutupi atau tidak menutupi
lapangannya.
e. Berdasarkan terjemahan dari Hand Book of Sport and Recreation: Stadion
adalah lapangan lomba lari di kota-kota, tempat penyelenggaraan pertandingan,
dan pada akhirnya digunakan untuk pertunjukkan atletik lainnya. Stadion dapat
berarti pula lapangan atau lintasan untuk lomba atletik atau tim dalam sebuah
arena yang dikelilingi oleh tribunmenaik untuk akomodasi penonton berdiri
atau duduk, dengan penutup atap yang menutupi atau tidak menutupi
lapangannya.
Olahraga
21
Sumber : Geraint John and Rod Stadia & Desain and Development Guide,
Architectural Press, British Library, Second Edition, 1997, hal 24
Usaha untuk memaksimalkan pengguna stadion melalui beberapa event, tanpa
mengakibatkan fungsi utamanya terganggu, sudah menjadi kebijaksanaan
manajemen pengelola.Menentukan fungsi/penggunaan stadion adalah langkah
pertama yang harus dalam program perencanaan stadion, karena dapat
mempengaruhi desain pada tahap awal perencanaan.
c) Klasifikasi Stadion
Tipe
A B C
Kapasitas Penggunaannya Penggunaannya Penggunaannya
Penonton dan melayani melayani melayani
Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah
Pelayanan Provinsi dengan Kabupaten Kecamatan
kapasitas tempat dengan kapasitas dengan kapasitas
22
duduk mencapai tempat duduk tempat duduk
30.000-50.000 mencapai 10.000- mencapai 5000-
kursi 30.000 kursi 10.000 kursi
Jumlah 100 m 8 8 8
Lintasan
Lari 400 m 8 6 6
Minimal
Sumber: tata cara pelaksanaan Teknik bangunan Stadion
Dengan menguraikan secara jelas sasaran utama sejak awal, maka akan didapat
suatu pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan yang mungkin didapat.
Secara sederhana sasaran-sasaran utama yang ingin dicapai yaitu:
a. Kontinuitas Visual
Kontinuitas visual yang diinginkan terjadi adalah pada area penonton, sehingga
dari setiap bagian, penonton dapat menikmati jalannya pertandingan.
b. Keamanan
Keamanan yang diinginkan adalah keselamatan, baik jiwa maupun harta benda
setiap pengguna stadion pada saat datang, beraktifitas maupun saat
meninggalkan lokasi stadion.
c. Kemudahan
Kemudahan yang diinginkan adalah tingkat aksesbilitas yang baik bagi setiap
pengguna dalam beraktifitas, termasuk para penyandang cacat tubuh
d. Kenyamanan
Pada masa lalu hal ini sering kali diabaikan, terutama kenyamanan saat
menyaksikan jalannya pertandingan. Kenyamanan yang ingin dicapai adalah:
perlindungan penonton terhadap cuaca, angin, pencahayaan, tempat duduk yang
tidak berdesakan dan lalu lalang orang yang tidak mengganggu kebutuhan
makan-minum, serta toilet.
e. Fleksibilitas
Fleksbilitas yang dimaksud adalah penataan ruang-ruang di dalam stadion, serta
hubungan antar ruang yang memungkinkan pihak manajemen menggunakan
stadion untuk berbagai fungsi.
e) Kegiatan Utama Stadion
23
Kegiatan utama di stadion dikelompokkan dalam bebarapa jenis menurut sifatnya.
(Geraint John et al, 2007)
a. Kegiatan olahraga, yaitu kegiatan yang meliputi latihan dan pertandingan
olahraga yang biasa dilakukan oleh para atlet seperti sepak bola dan atletik.
b. Kegiatan menonton olahraga, yaitu kegiatan yang sifatnya menyaksikan
jalannya latihan dan pertandingan olahraga
c. Kegiatan servis, yaitu kegiatan yang meliputi pelayanan operasional bangunan
stadion, baik saat ada kegiatan olahraga maupun tidak ada kegiatan olahraga,
seperti: keamanan, perawatan bangunan stadion beserta fasilitasnya, serta
mechanical electrical engineering.
d. Kegiatan manajerial, yaitu kegiatan yang sifatnya mengelola manajemen suatu
stadion. Biasanya dilakukan oleh pengelola stadion.
e. Kegiatan bisnis, yaitu kegiatan yang bersifat ekonomi melalui penyewaan
ruang-ruang untuk perdagangan dan aktifitas pendukung lainnya.
f. Kegiatan rekreasi, yaitu kegiatan yang bersifat santai dengan waktu kegiatan
yang tidak terjadwal dengan memanfaatkan lokasi dan fasilitas pendukung yang
terdapat pada sebuah bangunan stadion, seperti menjadi wedding venue atau
tempat konser.
24
pertandingan internasional memiliki tempat duduk yang menyediakan kapasitas
minimal 40.000 kursi penonton.
Dalam perencanaan sirkulasi dalam stadion ada 2 hal penting yang harus
diperhatikan yaitu keamanan dan kenyamanan. Sirkulasi merupakan suatu
pergerakan dalam suatu periode waktu yang melewati tahapan ruang. Dalam
memudahkan pola pergerakan di dalam stadion, maka dilakukan pemasangan
rambu atau tanda-tanda khusus yang disediakan baik untuk umum, partisipan
maupun untuk penyandang cacat.
25
memunculkan gambar bangunan seperti Piramida di Mesir, Opera House di Sydney,
Menara kembar Petronas di Malaysia dll.
Gagasan ikonitas muncul dan diawali pada diskusi tentang hubungan antara
bentuk dan isi terhadap arsitektur ikonik. Terkait hubungan antara bentuk dan isi
yaitu sebagai penanda dan petanda, dalam semiotika terkait membahas ikon
menurut Charles Pierce dalam Broadbent (1980) mengklasifikasikan ikon terbagi
menjadi tiga jenis diantaranya ikon, simbol, dan indeks. Salah satu contohnya
indikasi ikonitas yaitu monumen tugu yang menjadi suatu ikonik atau tanda pada
kota Yogyakarta.
Ikonik tidak hanya pada dunia arsitektur saja melainkan pada aspek
kebudayaan manusia yang lainnya, Contohnya batik yang merupakan kebudayaan
bangsa indonesia, Ka’bah sebagai penanda umat muslim. Tidak hanya itu tentang
ikonik tempat juga menjadi salah satu penanda di setiap kawasannya, diantaranya
yaitu Danau Toba, Gunung bromo, Malioboro dll. Sehingga adanya ikonik mampu
mempresentasikan wajah kota setiap kawasannya (SUTRISNO, 2014).
3. Konsep Modern Ikonik
Di zaman modern masyarakat mulai menggunakan bangunan ikonik untuk
dikagumi dan menjadi alat berkomunikasi sebagai simbol status kota serta untuk
menarik perhatian pengunjung karena mampu memainkan peran utama dalam
mempromosikan gambar kota (Müge Riza, 2011). Adapun contoh empat bangunan
ikonik yang dipilih karena terkenal memiliki citra kota yang kuat diantaranya:
Rumah Menari oleh Frank Owen Gehry, Piramida Louvre di Paris, Guggenheim
Museum di Bilbao, dan gedung kantor Re-Swiss.
Arsitektur modern sangat menekankan kesederhanaan dalam suatu desain,
oleh karena itu para arsitek yang menganut arsitektur modern menerapkan prinsip
form follow function yaitu bangunan arsitektur mengikuti fungsi bangunan.
Arsitektur modern memiliki karakter beragam jenis bentuk kebudayaan, dengan
prinsip kesederhanaan atau less is more bangunan yang dirancang memiliki bentuk
fungsional dan juga sederhana sehingga tidak banyak ornamen yang ditonjolkan
pada fasad bangunan. Perancangan bangunan modern memiliki penekanan pada
ruang maka desain terlihat sederhana, karakter modern yang sangat mudah
diterapkan pada area bangunan yaitu dengan cara bidang bukaan dibuat lebar serta
banyak menggunakan bentuk geometri dasar dan material yang ditonjolkan apa
adanya dengan diekspos secara polos, adapun tujuannya bangunan memiliki kesan
26
tersendiri dari materialnya dan contohnya beton memiliki kesan berat, baja
memiliki kesan kokoh dan kaca memiliki kesan ringan (Gossel, 1991).
Sedangkan arsitektur ikonik yaitu bangunan penanda tempat atau zaman
yang memiliki karakteristik antara lain: memiliki lokasi yang strategis, memiliki
skala bangunan yang megah, memiliki bentuk yang menarik dan memiliki
kekokohan pada bangunan. dalam (Virgoayu, Gandarum, & Walaretina, 2018)
Maka dapat disimpulkan karakteristik konsep modern ikonik adalah sebagai
berikut:
a. Letak posisi bangunan yang strategis
b. Memiliki skala bangunan yang megah
c. Memiliki bentuk yang menarik
• Menonjolkan bentuk yang sederhana
• Menonjolkan bentuk yang fungsional
• Menonjolkan bentuk yang geometris
d. Memiliki kekokohan yang tinggi
• Menonjolkan ekspresi struktur konstruksi
• Menonjolkan ekspresi material
27
Tabel 4. Abstraksi Bangunan Ikonik
Menara Petronas
Tinggi dibandingkan Terdapat tugu Bagian dasar
bangunan sekitar aoi dengan yang lebar
material emas membuat kesan
kokoh
Monas
Sumber : jurnal arsitektur ZONASI : Vol. 3 No. 2, Juni 2020
Menurut Pawitro (2012) dalam bangunan ikonik memiliki ciri – ciri utama yaitu:
28
keindahannya sehingga memberikan kesan spiritualitas dan agung bagi seorang
yang melihatnya.
b. Memiliki bentuk yang atraktif dan menarik
yaitu bangunan harus memiliki daya tarik, baik dari bentuk maupun
tampilan fasadnya, bahkan konsep yang diterapkan harus komunikatif sehingga
menjadi fokus perhatian dan pembeda terhadap bangunan yang ada di
sekitarnya. Contohnya Adanya permainan warna yang kontras dan penggunaan
bahan material yang estetik atau berseni pada selubung bangunan serta
permainan struktur yang terekspos, sehingga memberikan perbedaan terhadap
bangunan sekitarnya dan dibuatnya ketinggian bangunan yang berbeda 50% -
70% dari eksistingnya.
c. Memiliki unsur kekuatan, besar sehingga memiliki umur yang Panjang
Yaitu bangunan dengan konsep arsitektur ikonik harus bersifat
permanen dan tidak mudah rusak karena biasanya bangunan ikonik
diperuntukkan untuk masyarakat umum dan mampu menampung kapasitas
orang banyak, sehingga dalam perancangan dan perencanaan harus
memperhatikan struktur yang digunakan mulai dari struktur bagian bawah,
tengah dan atas bangunan. maintenance bangunan ikonik harus diperhatikan
dengan baik karena dapat mempengaruhi kekuatan bangunan, sehingga
bangunan ikonik tetap dikenal walaupun sudah berumur panjang. Bangunan
ikonik harus selalu kontras di masa depan agar menjadi bangunan penanda dan
menjadi kebanggaan masyarakat karena memiliki bangunan ikonik.
d. Letak posisi yang strategis
Yaitu menurut KBBI online baik letaknya dan berhubungan.
Maksudnya ketika membangun suatu bangunan lahan harus berdekatan dengan
persimpangan jalan, taman, dan ruang terbuka yang besar sekitar titik kumpul
manusia yang beraktivitas. Sehingga mudah diakses pengunjung untuk
mencapai lokasi bangunan karena terhubung dengan moda transportasi umum.
Bangunan dengan konsep ikonik yang dibangun juga harus terencana dengan
baik agar dapat dikenali oleh masyarakat banyak.
29
G. 5 Bangunan Ikonik Kota Makassar
1. Monumen Mandala
30
Benteng Ujung Pandang atau lebih terkenal dengan nama Benteng Fort
Rotterdam ini terletak di Jln. Ujung Pandang. Posisinya tak jauh dari Pantai Losari.
Bagi masyarakat Makassar, Fort Rotterdam juga kerap disebut dengan nama
Benteng Pannyua (penyu). Bentuknya memang sangat mirip seekor penyu yang
sedang merangkak ke arah laut jika dilihat dari atas.
Saat ini Benteng Fort Rotterdam difungsikan sebagai museum untuk
menyimpan barang-barang peninggalan sejarah. Salah satu tempat yang paling
ramai dikunjungi wisatawan di dalam kompleks Fort Rotterdam adalah museum La
Galigo.
3. Menara Phinisi
31
4. Masjid Terapung
32
Table 5 Abstraksi bangunan Ikonik Kota Makassar
Studi Kasus Bangunan Skala Bangunan Bentuk Kokoh dan
Abstraksi
Ikonik Megah Menarik Berumur Panjang
Tinggi dibandingkan Terdapat relief Bentuk kokoh dan
bangunan sekitar api dan bambu material yang di
runcing di gunakan
sekelilingnya
Monumen Mandala
Bermassa dengan area Bentuk Bangunan bersejarah
yang luas menyerupaii dari zaman
penyu penjajahan
Menara Phinisi
satu-satunya bangunan Masjid pertama Terwujudnya pada
terapung di atas laut di indonesia bahan material yang
pantai losari di gunakan pada
bangunan di atas laut
Masjid Terapung
Tinggi dibandingkan Memiliki 99 Terlihat kokoh
bangunan sekitar kubah dengan desain atap
yang kompleks dapat
menahan 99 kubah
Masjid 99 Kubah
33
Contohnyan: denah
3. Bidang
Bidang adalah sebuah garis yang diteruskan kearah yang berbeda dari arah
asalnya.Sebuah bidang memiliki panjang dan lebar tapi tidak memiliki tinggi.
4. Ruang
Ruang adalah Gabungan dari beberapa bidang.
Unsur pembentuk ruang yaitu:
a. Harus ada pembatas.
b. Harus ada benda/manusia.
5. Bentuk
Bentuk adalah karakteristik pengenal volume yang utama.Bentuk juga adalah ciri
utama yang menunjukkan suatu volume, hal ini ditentukan oleh volume, wujud, dan
hubungan antara bidang-bidang yang menggambarkan batas-batas.Secara
konseptual volume mempunyai 3 dimensi yaitu panjang, lebar dan tinggi.
6. Tekstur
Tekstur adalah gambaran mengenai sifat permukaan suatu benda yang dapat
menimbulkan kesan-kesan tertentu seperti kasar, halus licin, mengkilat dan buram
7. Warna
Warna adalah intensitas dan nilai pada permukaan bentuk.
Fungsi utama warna dalam karya perancangan adalah:
a. Meningkatkan kualitas atau member nilai tambah.
b. Sebagai media komunikasi yang memiliki makna untuk penyalur kesan dan
informasi .
c. Untuk menutupi kelemahan atau kekurangan suatu permukaan bentuk atau
benda yang di anggap kurang menarik
I. Prinsip-Prinsip Perancangan Arsitektur
Beberapa prinsip-prinsip perancangan yang dipetik digital tanggal 07 Juli 2021,
http://arsitekpemuda.blogspot.com/2013/03/prinsip-prinsip-desain-dalam
arsitektur.html
1. Keseimbangan
Keseimbangan/balance adalah suatu kualitas nyata dari setiap obyek di mana
perhatian visual dari dua bagian pada dua sisi dari pusat keseimbangan (pusat
perhatian) adalah sama.
2. Irama
34
Irama adalah elemen desain yang dapat menggugah emosi atau perasaan yang
terdalam.Didalam seni visual irama merupakan suatu obyek yang ditandai dengan
sistem pengulangan secara teratur.Cara yang paling meyakinkan untuk
mendapatkan irama adalah dengan memberi pola pada keadaan- keadaan tertentu.
Pola yang dapat dikenal dan diingat dengan mudah. Contohnya kumpulan titik-titik
sembarangan akan sukar untuk diingat letaknya, apabila kumpulan titik-titik
tersebut dikelompokkan sedemikian dengan cara pengulangan bentuk yang mudah
dikenal, kumpulan tadi satu sama lainnya menjadi berkaitan dan memiliki pola.
3. Tekanan
Tekanan adalah vokal point atau pusat perhatian dalam sebuah
komposisi/bangunan, yaitu berupa area yang pertama kali ditangkap oleh
pandangan mata. Tekanan ini sangat dominan, bagian-bagian atau kelompok lain
dari komposisi atau bangunan berkaitan padanya.
4. Skala
Skala adalah suatu system pengukuran (alat pengukur) yang menyenangkan, dapat
dalam satuan cm, inchi atau apa saja dari unit-unit yang akan diukur. Dalam
arsitektur yang dimaksud dengan skala adalah hubungan harmonis antara bangunan
beserta komponen-komponennya dengan manusia. Skala- skala itu ada beberapa
jenis yaitu: skala intim, skala manusiawi, skala monumental/megah, skala kejutan.
5. Proporsi
Menurut Vitruvius proporsi berkaitan dengan keberadaan hubungan tertentu antara
ukuran bagian terkecil dengan ukuran keselurahan. Proporsi merupakan hasil
perhitungan bersifat rasional dan terjadi bila dua buah perbandingan adalah sama.
Proporsi dalam arsitektur adalah hubungan antar bagian dari suatu desain dan
hubungan antara bagian dengan keseluruhan.
6. Urutan–urutan
Menurut H.K Ishar (1992:110-121) urut-urutan adalah suatu peralihan atau
perubahan pengalaman dalam pengamatan terhadap komposisi.urut-urutan yang
baik peralihan atau perpindahan ini mengalir dengan baik, tanpa kejutan yang tak
terduga, tanpa perubahan yang mendadak. Tujuan penerapan prinsip urut-urutan
seperti dalam arsitektur adalah untuk membimbing pengunjung ketempat yang
dituju dan sebagai persiapan menuju klimaks.
7. Unity/Kesatuan
35
Unity/kesatuan adalah keterpaduan yang berarti tersusunnya beberapa unsur
menjadi satu kesatuan yang utuh dan serasi. Dalam hal ini seluruh unsur saling
menunjang dan membentuk satu kesatuan yang lengkap, tidak berlebihan, dan tidak
kurang. Cara membentuk kesatuan adalah dengan penerapan tema desain. Ide yang
dominan akan membentuk kekuatan dalam desain tersebut. Unsur-unsur rupa yang
dipilih disusun dengan atau untuk mendukung tema.
J. Studi Kasus : Stadion Gelora Bung Karno
1. Stadion Gelora Bung Karno
Stadion Gelora Bung Karno merupakan stadion sepak bola dan kompleks
olahraga bertaraf internasional, GBK juga dibangun pada tanggal 8 februari 1960 di
bagian arah selatan yang merupakan bagian batas antara Jakarta kota dan satelit
Kebayoran baru. Sehingga letaknya yang strategis membuat masyarakat Jakarta
menjadikan bangunan ini sebagai ikon kota Jakarta, bahkan pemerintah Jakarta
menjadikan bangunan ini sebagai cagar budaya juga agar masyarakat dapat menjaga
dan melestarikan bangunan ini. Stadion sepak bola terbesar ke 28 dunia ini memiliki
banyak fasilitas kegiatan olahraga sebanyak 36 venues, bisnis, rekreasi dan pariwisata.
Stadion sepak bola ini juga pernah menjadi pembukaan Asian games ke IV tahun 1962
dan tahun 2018.
36
Lokasi : Jl. Pintu Satu Senayan, Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Kota
Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10270
Luas Bangunan : 65.888,52 m2
3. Analisis Studi Kasus Stadion Utama Gelora Bung Karno
a. Memiliki skala bangunan yang relative besar dan cenderung megah
37
b. Memiliki bentuk yang atraktif dan menarik
38
Stadion utama dibangun pada tahun 1962 dengan konsep yang terencana dengan
memperhatikan struktur bangunan maupun struktur atap yang dibantu oleh
arsitek uni soviet. Dalam perawatannya bangunan ini pernah mengalami
renovasi pada tahun 2007 dengan memperluas lapangan stadion menjadi lebih
besar sehingga bangunan ini masih digunakan kegiatan olahraga sepak bola
bahkan masih aktif menjadi tuan rumah dalam ajang pesta olahraga seAsia,
tidak hanya struktur atap yang direncanakan dengan baik, pada stadion ini juga
sangat memperhatikan struktur pada bagian bangunan baik kolom ataupun
baloknya sehingga stadion ini mampu menampung banyak penonton dengan
kapasitas 100.000 orang. Dalam pengembangannya stadion ini banyak
penambahan fasilitas pendukung seperti tempat makan, toko sport dan kursi
penonton yang diperbaharui, sehingga mampu menarik banyak pengunjung dan
menjadikan stadion ini menjadi sebuah kebanggaan bagi rakyat Indonesia.
Tidak hanya itu banyaknya penerapan teknologi tinggi pada bangunan Stadion
Utama Gelora Bung Karno menjadikan bangunan ini tetap terlihat kokoh
bangunannya hingga sekarang dan akan terlihat kontras di masa depan.
d. Lokasi Strategis
39
Gambar 8. Analisis Lokasi Strategis
Sumber : jurnal arsitektur ZONASI : Vol. 3 No. 2, Juni 2020
Stadion utama ini berlokasi strategis karena terletak di pusat kota Jakarta
dekat dengan perkantoran kementerian Pendidikan dan kebudayaan bahkan
terdapat banyak plaza atau pusat perbelanjaan di sekitaran menuju kompleks
olahraga Senayan, dengan posisi lokasi yang berada dekat pusat keramaian
orang berkegiatan sehingga stadion Utama Gelora Bung Karno mudah terlihat
dan dikenali masyarakat. Dalam kompleks olahraga Senayan, Stadion Utama
Gelora Bung Karno berada di pusat poros dari stadion olahraga lainnya
sehingga dapat diakses dari mana saja dan menjadi penghubung ke stadion
lainnya. Untuk mencapai ke lokasi stadion ternyata masih mudah diakses oleh
pengunjung karena di luar kompleks GBK terdapat fasilitas moda transportasi
umum seperti halte tempat pemberhentian bus, sehi ngga masyarakat yang jauh
dari lokasi masih bisa mengunjungi Stadion Utama Gelora Bung Karno.
4. Kesimpulan
Bangunan Ikonik adalah bangunan yang dijadikan penanda tempat atau
zaman karena karakter dan makna yang ditonjolkan pada bangunan itu sendiri,
sedangkan analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan ciri-ciri
ikonik menurut Pawitro (2012), diantaranya bangunan ikonik harus memiliki skala
bangunan yang relatif besar dan megah, memiliki bentuk yang atraktif dan menarik,
memenuhi unsur kekuatan besar sehingga memiliki umur yang Panjang dan letak
posisi yang strategis. Berdasarkan analisis yang dibahas dengan konsep arsitektur
ikonik pada bangunan fasilitas olahraga bentang lebar dengan studi kasus yaitu,
Stadion Utama Gelora Bung Karno. Dapat disimpulkan obyek tersebut memenuhi
kriteria bangunan ikonik dan dapat dijadikan sebagai bangunan penanda tempat.
40
Tabel 5. Hasil Analisis Penelitian jurnal arsitektur ZONASI
BAB III
METODE PEMBAHASAN
A. Jenis Pembahasan
Jenis pembahasan adalah kualitatif deskriptif, yaitu metode yang
menggambarkan semua data arsitektural dan non-arsitektural. Data arsitektural
diperoleh dengan melakukan studi literatur mengenai bangunan sejenis dan membuat
tabulasi, sebagai perbandingan pada proses perancangan. Data juga diperoleh berbagai
sumber serta mengikuti standar dan peraturan nasional atau internasional untuk
dijadikan acuan pada perancangan sesuai dengan fungsi bangunan. Data non-
arsitektural diperoleh melalui peraturan-peraturan pemeritah, serta standar-standar
yang berlaku secara nasional, kemudian menyimpulkan data terkait dengan
menggunakan diagram, tabulasi, dan data statistik.
B. Waktu Pengumpulan Data
41
Proses mulai pengumpulan data, analisis data, hingga kesimpulan penelitin
dilakukan bulan Juni-Juli 2021.
C. Pengumpulan Data
1. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mencari dan mengumpulkan data mengenai
rancangan Stadion. Data yang dibutuhkan dapat bersumber dari buku, karya ilmiah,
dan atau jurnal berupa hasil kajian terdahulu yang berkaitan dengan rancangan yang
akan dibahas.
2. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai Redesain,
stadion, dan mengetahui standar-standar serta persyaratan-persyaratan stadion, dan
hal lain yang berkaitan dengan perencanaan Stadion
3. Studi Komperasi
Studi komperasi atau studi banding dilakukan untuk mendapatkan informasi
mengenai kelebihan dan kekurangan proyek sejenis yang telah ada, sebagai
pertimbangan dalam menyelesaikan masalah rancangan.
D. Teknik Analisis Data
1. Melakukan studi pustaka mengenai tinjauan terhadap stadion andi mattalatta,
struktur bentang lebar dan bangunan ikonik makassar.
2. Melakukan studi literatur dan studi komperensi terhadap bangunan yang serupa
dengan Stadion, dengan menggunakan tabel perbandingan, kemudian menerapkan
hasil perbandingan yang sesuai pada perancangan bangunan Stadion.
3. Melakukan analisis mengenai lokasi yang sesuai dengan fungsi bangunan melalui
Peta Rencana Pola Ruang.
4. Melakukan analisis jenis pengguna dari redesain Stadion melalui pelaku-pelaku
kegiatan.
5. Melakukan analisis mengenai kegiatan dan kebutuhan ruang dari redesain Stadion
andi Mattalatta melalui jenis pengguna dari Stadion.
E. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan disusun dengan urutan dan rincian sebagai berikut:
1. BAB I. Pendahuluan
Merupakan pengenalan dengan mengemukakan latar belakang, ungkapan masalah,
tujuan, dan sasaran pembahasan, dan batasan lingkup pembahasan.
2. Bab II. Tinjauan Pustaka
42
Pada bab ini berisi tentang tinjauan umum yang berhubungan Redesain Stadion
Andi Mattalatta Dengan Pendekatan Struktur Space Struss melalui studi pustaka,
yaitu mencari data-data terkait yang bersumber dari buku, jurnal, karya ilmiah, dan
internet. Selain itu data-data juga diperoleh melalui studi literatur
3. Bab III. Metode Pembahasan
Berisi tentang metode pembahasan dari Redesain Stadion Andi Mattalatta Dengan
Pendekatan Arsitektur Ikonik di Kota Makassar, meliputi jenis pembahasan, waktu
pengumpulan data, pengumpulan data yang terdiri dari studi pustaka, studi literatur,
studi komperasi dan survey lapangan, teknik analisis data, dan sistematika
pembahasan.
4. Bab IV. Tinjauan Perancangan
Membahas tentang tinjauan khusus tentang proyek, yaitu Redesain Stadion Andi
Mattalatta Dengan Pendekatan Arsitektur Ikonik di Kota Makassar, meliputi lokasi
yang sesuai dengan Redesain Stadion Andi Mattalatta, pelaku, kegiatan dan
kebutuhan ruang, analisa fisika bangunan, analisa visual bentuk bangunan dan
Analisa Struktur kekuatan struktur.
5. Bab V. Konsep Dasar Perancangan
Berisi kesimpulan mengenai hal-hal yang akan dijadikan sebagai konsep dasar
acuan dalam Redesain Stadion Andi Mattalatta Dengan Pendekatan Arsitektur
Ikonik di Kota Makassar. Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai konsep dasar
mulai dari konsep bentuk, konsep massa, konsep interior dan eksterior, konsep
lanskap, konsep struktur, hingga konsep mekanikal elektrikal dan plumbing.
43
F. Kerangka berpikir
Latar Belakang
Faktor umur bangunan dan untuk saat ini sudah tidak dapat
memenuhi kebutuhan tim dan masyarakat untuk masa sekarang
Pengelolaan Analisis
Menganalisa permasalahan
yang kemudian diterapkan
dalam perancangan
Konsep Perancangan
Sesuai dengan maksud dan
tujuan serta kesimpulan
dari hasil analisis
Hasil Perancangan
44
DAFTAR PUSTAKA
Geraint John and Rod Sheard, (1997) Stadia A Design and Development Guide, Architectural
Press, British Library
Nurlinda Adelia Dedy. (2019). “Stadion Internasional Dengan Pendekatan Desain Universal”. Skripsi.
Fakultas Teknik, Teknik Arsitektur, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Ali, Lukman, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tim Penyusun Kamus. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, PN. Balai Pustaka, 1995
Ariestadi. (2008). Teknik Struktur Bangunan
etheses.uin-malang.ac.id/2427/6/08660046_Bab_2.pdf, diakses, 28 Juni 2021
https://sport.detik.com/sepak bola/liga-indonesia/d-5509182/pemkot-makassar-siapkan-6-
hektar-lahan-untuk-stadion-baru
45