Penerapan Material Kaca Dalam Arsitektur
Penerapan Material Kaca Dalam Arsitektur
Penerapan Material Kaca Dalam Arsitektur
Kaca merupakan bahan bangunan yang mulai dikenal dan menjadi trend dari arsitektur masa kini.
Berbagai sifat dan tipe dari bahan kaca dikembangkan untuk memperoleh sifat yang positif. Kemampuan
dalam menampilkan suatu estetika yang indah didukung oleh sifat yang memiliki ketahanan terhadap
panas, tingkat radiasi yang tinggi dan kemampuan akustik dianggap sebagai kelebihan dari bahan kaca.
Kelebihan yang dimiliki material kaca menjadikan material ini dapat dimanfaatkan hampir diseluruh
bagian bangunan baik sebagai kulit bangunan maupun struktur. Berbagai konsep muncul dengan
memanfaatkan kelebihan material kaca yang transparan. Konsep transparansi merupakan salah satu
contoh gagasan konsep yang muncul dengan memanfaatkan material kaca untuk mendukung konsep
kontinuitas visual dan konektivitas antara bangunan dengan lingkungan maupun ruang dalam dengan
ruang luar.
a. Kaca Normal (Annealed Glass). Kaca normal merupakan kaca datar dengan permukaan jernih dan
tingkat distorsi yang rendah. Kaca normal biasa digunakan untuk aplikasi pada bangunan perumahan,
shoppingmall, hotel atau restoran. Penggunaannya untuk bagian bangunan seperti jendela, pintu, dinding
partisi, display, atrium, railing, green house dll.
b. Kaca laminasi (Laminated Glass) Kaca laminasi merupakan kaca yang terdiri dari 2 atau lebih lapisan
dengan satu atau lebih lapisan transparan dengan penambahan bahan plastic Polyvinyl butiral [PVB]
diantara kedua lapisannya. Sifat kaca diperkuat dengan adanya lapisan PVB. Aplikasi penggunaan kaca
laminasi antara lain untuk bangunan perkantoran, bank, museum, toko perhiasan dll. Penggunaannya
untuk bagian bangunan seperti atap (gambar 3), lantai, skylight, ruang observatorium hewan, akuarium,
pelindungan terhadap gempa dan angin kecepatan tinggi dan kepentingan akustik
c. Tempered or Toughened Glass Tempered glass merupakan kaca yang sangat kuat yang diproduksi
dengan perlakuan pemanasan seragam pada suhu sekitar 6500 C yang kemudian didinginkan dengan
cepat.
d. Heat strengthened glass. Heat strengthened glass merupakan jenis tempered glass yang diperkuat secara
termal dengan menginduksi tekanan permukaan. Jenis kaca ini banyak digunakan untuk aplikasi pada
dinding pemisah, lantai, atap dan kaca struktural. Kaca ini memiliki kekuatan mekanik 2 kali
dibandingkan tempered glass biasa. Lebih tahan terhadap kerusakan akibat suhu dan pengurangan
terhadap distorsi.
e. Heat Soaked Tempered Glass Heat Soaked Tempered Glassm erupakan jenis kaca yang diproduksi
dengan teknik perendaman untuk mengurangi resiko kerusakan yang diakibatkan proses produksi. Jenis
kaca ini banyak digunakan untuk aplikasi pada bagian bangunan yang memerlukan kekuatan terhadap per
f. Kaca reflektif (Reflective glass) Kaca reflektif merupakan kaca yang dilapisi logam pada salah satu nya
untuk meningkatkan reflesi panas dan cahaya. Jenis kaca ini memiliki kelebihan pada estetikanya dan
mengurangi panas dan silau pada eksterior bangunan. Jenis kaca ini juga dapat mengurangi beban AC.
Salah satu jenis reflective glass adalah kaca reflektif surya yang dapat merefleksi cahaya tanpa
mengurangi sifat transparansi pada kaca tersebut.
g. Insulating Glass Unit (Double Glazing) Insulating Glass Unit merupakan jenis kaca pabrikasi yang
terbuat dari 2 atau lebih kaca panel dengan rongga udara diantara lapisan kacanya. Rongga ini bisa diisi
dengan udara kering atau gas agar memiliki kinerja termal lebih baik. Sistem seperti ini memiliki
kelebihan karena dapat mengurangi transmisi panas dibandingkan kaca normal.
h. Cermin atau Mirror Cermin merupakan jenis kaca reflektif dengan tingkat refleksi yang tinggi. Dapat
memberikan bayangan pada objek di depannya. Penggunaannya pada bangunan seperti pada kamar
mandi, ruang ganti atau dinding dekoratif.
Aplikasi Material Kaca Pada Bangunan
Daftar Pustaka