Menganalisis Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

MENGANALISIS PROSES KERJA PEMBUATAN

PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN


(PKK)
KELAS XI

SMK NEGERI 1 DENPASAR


TAHUN PELAJARAN 2020-2021
KOMPETENSI DASAR :

3.5 Menganalisis proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa


4.5 Membuat alur dan proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa

MATERI AJAR
A. Prototype
Prototipe merupakan penafsiran produk yang dapat diklasifikasikan melalui dua
dimensi yaitu dimensi yang pertama adalah tingkat dimana sebuah prototipe merupakan
bentuk fisik. Dimensi kedua adalah tingkatan dimana sebuah prototipe merupakanProses
kerja pembuatan prototypeprototipe yang menyeluruh. prodkPrototipe yang menyeluruh
mengimplementasikan sebagian besar atau semua atribut dari produk. Prototipe
menyeluruh merupakan prototipe yang diberikan kepada pelanggan untuk mengidentifikasi
kekurangan dari desain sebelum memutuskan diproduksi.

B. Tahapan – Tahapan Pembuatan Prototype Produk


Setiap tahapan dalam proses pengembangan konsep melibatkan banyak bentuk
model dan prototipe. Hal ini mencakup, antara lain model pembuktian konsep yang akan
membantu tim pengembangan dalam menunjukkan kelayakan :model “hanya bentuk”
dapat ditunjukkan pada pelanggan untuk mengevaluasi keergonomisan dan gaya,
sedangkan model lembar kerja adalah untuk pilihan teknis.

Berikut tahapan prototype:


1) Pendefinisian produk merupakan penerjemahan konsep teknikal yang
berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk
perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang
melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.
2) Working model
Working model tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara
keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya. Working model juga
dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan
prototipe rekayasa.
3) Prototipe rekayasa (engineering prototype)
Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional
dan kebutuhan rancangan sistem produksi.
4) Prototipe produksi (production prototype) bentuknya dirancang dengan
seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode
produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data
kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.

5) Qualified production item dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh
dan diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan
produk memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan yang
diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada
umum.

6) Model
Merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–
models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik
dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan
produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun
lingkungan user (Eris Kusnadi, 2007).

C. Kegunaan Prototype

Dalam proyek pengembangan produk, prototipe digunakan untuk empat tujuan yaitu:

1) Pembelajaran
Prototipe sering digunakan untuk membuat dua tipe pertanyaan "akankah dapat
bekerja?" dan "sejauh mana dapat memenuhi kebutuhan pelanggan?" saat harus
menjawab pertanyaan semacam ini, prototipe dilakukan sebagai alat
pembelajaran.

2) Komunikasi
Prototipe memperkaya komunikasi dengan manajemen puncak, penjual, mitra,
keseluruhan anggota tim, pelanggan dan investor. Hal ini benar karena sebuah
gambar, alat tampil tiga dimensi dari produk lebih mudah dimengerti dari pada
penggambaran verbal, bahkan sebuah sketsa produk sekalipun.

3) Penggabungan
Prototipe digunakan untuk memastikan bahwa komponen dari produk bekerja
bersamaan seperti yang diharapkan. Prototipe fisik menyeluruh paling efektif
sebagai alat penggabung dalam proyek pengembangan produk karena prototipe
ini membutuhkan perakitan dan keterhubungan fisik dari seluruh bagian dan sub-
assembly yang membentuk sebuah produk.

4) Milestones
Dalam tahap pengembangan produk berikutnya, prototipe digunakan untuk
mendemonstrasikan bahwa produk yang telah mencapai tingkat kegunaan yang
diinginkan. Prototipe milestones menyediakan hasil nyata memperlihatkan
kemajuan dan disiapkan untuk menjalankan jadwaI.

D. Produk Barang dan Jasa


Pengertian produk menurut Alma (2004:139) adalah seperangkat atribut baik
berwujud maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya warna, harga, nama baik pabrik,
nama baik toko yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer,
yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.
Menurut Kotler dan Armstrong dalam Ginting (2011:90), pengertian produk adalah
segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk perhatian, penggunaan dan konsumsi
yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk dalam arti yang luas mencakup
komponen fisik, jasa, orang, organisasi, gagasan, atau gabungan dari semuanya.
Menurut Alma (2004:141), ada beberapa tingkatan produk, sedangkan untuk tiap
tingkatan ada nilai tambahnya. Pembagian tingkatan produk sebagai berikut:

1. Produk utama atau inti (core benefit) adalah produk yang manfaat sebenarnya
dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk atau yang
paling dasar dari produk adalah manfaat inti. Contohnya dalam bisnis makanan
dan minuman.
2. Produk generik (generic product) adalah produk dasar yang mampu memenuhi
fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi)
atau bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.
Produk makanan dan minuman yang sudah terkenal biasanya mempunyai merek
tertentu, sehingga merek tersebut akan selalu mudah diingat oleh konsumen.
3. Produk harapan (expected product) adalah produk formal yang ditawarkan pada
konsumen dengan berbagai atribut dan kondisinya layak diharapkan dan
disepakati untuk dibeli.

4. Produk makanan dan minuman (food & beverage) yang dibeli wajib
mengutamakan mutu, kualitas, kebersihan, dan jaminan kehalalan yang dapat
dipertanggung jawabkan kepada konsumen.

5. Produk pelengkap (augmented product) adalah berbagai atribut produk yang


mendapat tambahan pelengkap meliputi berbagai manfaat dan layanan, sehingga
dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk
pesaing. Produk makanan dan minuman yang dijual juga harus disertai dengan
jaminan. Hal ini bertujuan agar konsumen lebih yakin dengan produk tersebut.

6. Produk potensial (potential product) adalah segala macam tambahan dan


perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang.
Produk makanan dan minuman yang sudah ada dikembangkan lagi sesuai dengan
permintaan konsumen dan penambahan daerah pemasaran.

E. Kelebihan dan Kekurangan Produk dan Jasa


Kelebihan dari produk antara lain:
 Menghasilkan produk dalam bentuk fisik.

 Memiliki alur proses produksi yang jelas.

Kekurangan dari produk antara lain:


 Membutuhkan tempat untuk memajang hasil produk.
 Membutuhkan tempat untuk penyimpanan barang berupa gudang.
 Membutuhkan banyak karyawan sehingga menghemat menambah beban
pengeluaran untuk komponen gaji.
Kelebihan dari jasa antara lain:
 Tidak membutuhkan tempat untuk memajang hasil produk.
 Tidak membutuhkan tempat untuk penyimpanan barang berupa gudang.
 Tidak membutuhkan banyak karyawan sehingga menghemat pengeluaran untuk
komponen gaji.

Kekurangan dari jasa antara lain:


 Tidak menyediakan produk dalam bentuk fisik.
 Jasa yang ditawarkan bisa berbeda-beda antar konsumen.
 Membutuhkan promosi berupa testimoni konsumen sebanyak-banyaknya.

F. Pemetaan Keberagaman Produk dan Jasa


Salah satu peluang pasar dapat dilihat dengan cara mengamati konsumen, focus
pengamatannya meliputi :

- Barang dan jasa apa yang paling dibutuhkan konsumen ?


- Berapa banyak yang mereka butuhkan ?
- Kualitas yang mana yang paling tepat ?
- Berapa banyaknya ?

Cara dalam merekayasa produk barang dan jasa agar diminati oleh konsumen, diantaranya

- Jenis-jenisnya diperbarui
- Kualitasnya dibeda-bedakan dan ditingkatkan
- Model dan desainnya bermacam-macam dan dibedakan
- Kemasan, warna, bentuk, ukuran, standart, merek dibuat sedmikian rupa sehingga
lebih menarik.

Pengembangan produk merupakan rangkaian aktivitas yang dimulai dengan analisa


perpepsi dan peluang. Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin yang
membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada di perusahaan, namun tiga
fungsi yang selalu paling penting bagi proyek pengembangan produk, diantaranya :

a. Pemasaran
Fungsi pemasaran menjembatani interaksi antara perusahaan dengan
pelanggan. Peranan lainnya adalah menfasilitasi proses identifikasi peluang
produk, pendefinisian segmen pasar, dan identifikasi kebutuhan pelanggan.
Bagian pemasaran juga secara khusus merancang komunikasi antara
perusahaan dengan pelanggan, menetapkan target harga dan merancang
peluncuran serta promosi produk.
b. Perancangan (Desain)
Fungsi perancangan memegang peranan penting dalam mendefinisikan bentuk
fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam konteks
tersebut tugas bagian perancangan mencakup desain engineering (mekanik,
elektrik, software, dan lain-lain) dan desain industri (estetika, ergonomics,
user interface).

c. Manufaktur
Fungsi manufaktur terutama bertanggung jawab untuk merancang dan
mengoperasikan sistem produksi pada proses produksi produk. Fungsi ini
mencakup pembelian, instalasi, dan distribusi. Proses pengembangan produk
dalam suatu perusahaan umumnya melalui 6 tahapan proses, yaitu sebagai
berikut :

1) Fase 0 : Perencanaan Produk : Kegiatan perencanaan sering dirujuk


sebagai “zero fase” karena kegiatan ini mendahului persetujuan proyek
dan proses peluncuran pengembangan produk actual.

2) Fase 1 : Pengembangan Konsep : Pada fase pengembangan konsep,


kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternative konsep-konsep produk
dibangkitkan dan dieveluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk
pengembangan dan percobaan lebih jauh.

3) Fase 2 : Perancangan Tingkat Sistem : Fase perancangan tingkat sistem


mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi
subsistem-subsistem serta komponen-komponen.

4) Fase 3 : Perancangan Detail : Fase perancangan detail mencakup


spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan toleransi-toleransi dari
seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen
standar yang dibeli dari pemasok.

5) Fase 4 : Pengujian dan Perbaikan : Fase pengujian dan perbaikan


melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam versi
produksi awal produk.
6) Fase 5 : Produksi Awal : Pada fase produksi awal, produk dibuat
dengan menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari
produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam
memecahkan permasalahan yang timbul pada proses produksi
sesungguhnya. Peralihan dari produksi awal menjadi produksi
sesungguhnya biasanya tahap demi tahap. Pada beberapa titik pada
masa peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai disediakan untuk
didistribusikan.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Desain Produk


Faktor-faktor yang mempengaruhi desain produk adalah sebagai berikut :
a.Fungsi Produk
Setiap produk yang akan dihasilkan mempunyai fungsi atau kegunaan yang
berbeda, hal ini tergantung untuk keperluan apa produk itu dibuat. Dengan
demikian bahwa desain produk itu berhubungan bentuk dan fungsi dari suatu
produk.

b.Standar dan Spesifikasi Desain


Dalam hal spesifikasi dan standar desain suatu produk akan terlihat dari :
1) Sambungan-sambungan
Dalam hal ini perusahaan harus merencanakan bagaimana menyambung
bagian-bagian supaya tidak terlihat ada bagian yang kosong.

2) Bagian
Bagian ini berfungsi untuk menyesuaikan ukuran keserasian desain
disambung dengan bagian lainnya, sehingga apabila disatukan menjadi
satu kesatuan yang kuat

3) Bentuk
Pada waktu mendesain bentuk perlu diperhatikan mengenai keindahan
dengan penyesuaian menurut fungsi dan kegunaannya.

4) Ukuran
Yaitu merencanakan ukuran yang seimbang dari bagian – bagian produk
secara keseluruhan.

5) Mutu
Mutu suatu produk harus disesuaikan menurut fungsi produk tersebut,
apabila akan digunakan dalam jangka waktu lama, maka mutu produk
tersebut harus tinggi bila dibandingkan dengan produk yang akan
digunakan dalam jangka waktu yang pendek.

6) Bahan
Apabila produk yang akan digunakan ingin mempunyai mutu yang baik,
maka bahan yang dipergunakan pun harus dapat menunjang agar semua
yang diharapkan dapat terwujud dan pelanggan merasakan kepuasan
tersendiri.

7) Warna
Warna mempunyai arti tersendiri bagi konsumen, karena tiap orang
mempunyai ciri dan kesukaan yang khas terhadap warna tertentu. Dan hal
inilah yang harus dicermati oleh perusahaan agar dapat bersaing dengan
perusahaan lain yang sejenis.

c.Tanggungjawab Produk
Salah satu tanggung jawab dari produsen sebagai pembuat produk kepada
konsumen akan keselamatan dan kenyamanan pemakai produk tersebut. Oleh
karena itu faktor ini menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan oleh
perusahaan pada waktu mendesain produk tersebut.

d.Harga dan Volume


Harga dihubungkan dengan jumlah produk yang akan dibuat, untuk produk
yang akan dibuat berdasarkan pesanan biasanya harga jualnya akan berbeda
dengan produk yang dibuat untuk dipasarkan kepada konsumen luas yang
harganya relatif lebih murah sehingga desain produknya akan berbeda pula.

e.Prototype
Prototype merupakan model produk yang pertama yang akan dibuat, prototype
ini memperlihatkan bentuk serta fungsi yang sebenarnya, sehingga sebelum
perusahaan memproduksi maka prototype diusahakan untuk dibuat terlebih
dahulu.
Dari pengujian prototype tersebut, apabila lulus uji coba mungkin memberikan
gambaran mengenai perubahan-perubahan yang perlu dilakukan serta sebagai
informasi dalam penyusunan terakhir desain produk.

G. Proses Kerja Pembuatan Prototype


Rancangan proses harus didefinisikan terlebih dahulu dengan cermat karena
rancangan proses ini memiliki dampak berjangka panjang terhadap kinerja proses,
termasuk efesiensi, evektifitas, dan produktivitas sistem. Namun demikian, desain proses
ini harus singkron dengan tipe produk atau jasa yang akan dihasilkan. Desain produk
(Product Design) menetapkan jenis bahan yang lebih baik digunakan untuk membuat suatu
produk, menentukan standar dan batas toleransi serta dimensinya, menggambarkan
penampilan produk, sekaligus menetapkan standar kinerja produk yang bersangkutan.
Desain jasa (Service Design) menetapkan bentuk penampilan fisik, gaya, manfaat
kenikmatan, dan manfaat psikollogis yang akan diterima oeh pelanggan yang memakai
jasa yang bersangkutan. Dengan keadaan dan sifat seperti yang dikemukakan di atas, suatu
desain akan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap mutu suatu produk atau jasa.

Agar suatu proses desain efektif, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Selaraskan karakteristik produk atau jasa dengan persyaratan kebutuhan
pelanggan.

2) Penuhi persyaratan kebutuhan pelanggan secara paling sederhana dan murah.

3) Kurangi waktu yang diperlukan untuk mendesain suatu produk atau jasa baru.

4) Perkecil revisi yang diperlukan untuk membuat suatu desain yang dapat
dikerjakan (Russel dan Tailor 2000).

Strategi Proses Desain


Dilihat dari sudut strategis, desain mendefinisikan pelanggan sasaran perusahaan
dan juga perusahaan pesaingnya. Untuk dapat menhasilkan desain yang baik, desain
harus memaksimalkan pemanfaatan kompetensi inti perusahaan. kompetensi ini pada
dasarnya merupakan kapasitas atau kemampuan personil perusahaan untuk melakukan
sesuatu berdasarkan keahlian, pengetahuan, dan pengalaman yang dimilikinya.
Kemampuan personil perusahaan dapat dilihat menurut apa yang sekarang ini
dikuasi dan diterapkan, kapasitas potensial yang dimiliki sekarang, dan kapasitas
potensial di masa yang akan datang. Kapasitas itu merupakan wujud keseimbangan
antara pemikiran kritis dan pemikiran bersifat membangun (yang memperhatikan
kompleksitas pengolahan) serta tingkatan pengembangan dan aspirasi pribadi.

Teknik manufaktur merupakan ilmu yang berkaitan dengan produksi yang


meliputi:

- Desain produk (perancangan produk);


- Desain proses produksi (perancangan proses produksi)
- Manajemen produksi pengelolaan sistem manufaktur (Laksana, 2016)

H. Tahapan Kegiatan Desain Produk

Dalam merencanakan suatu produk, seorang product designer harus melakukan tahapan –
tahapan sebagai berikut :

1) Memformulasikan hasil marketing research


Adapun yang menjadi titik tolak dalam tahapan kegiatan Desain Produk adalah
riset pemasaran. Untuk mengetahui produk yang diinginkan pelanggan, product
designer dapat memperoleh data dari riset pemasaran yang langsung berhubungan
dengan pelanggan. Riset ini dilakukan baik untuk produk yang betul – betul baru
maupun untuk produk yang sudah ada. Pengembangan suatu riset dalam
perusahaan akan menghasilkan sebuah gagasan atau ide untuk membuat suatu
produk, dimana ide tersebut diperoleh dari data yang didapatkan saat riset itu
sendiri dilakukan.

2) Mempertimbangkan kemampuan fasilitas perusahaan


Untuk melaksanakan kegiatan pembuatan suatu produk, maka desainer harus
mempertimbangkan kemampuan dari perusahaan itu sendiri, diantaranya : tenaga
kerja, mesin – mesin, peralatan penunjang dan perkakas lainnya. Dalam membuat
produk, desainer harus mempertimbangkan biaya yang seekonomis mungkin.
3) Membuat sketsa
Dalam membuat sketsa, bentuk dari produk yang akan dibuat akan terlihat jelas
satu dengan yang lainnya. Sketsa tersebut dibuat untuk mempermudah dalam
pembuatan gambar kerja ( bluePrint ), sketsa dari masing – masing produk
walaupun sketsa ini tidak menunjukan ukuran – ukuran yang sebenarnya, tapi dapat
terlihat dal skala perbandingan.

4) Membuat gambar kerja


Pembuatan gambar kerja ini adalah merupakan tahap akhir dalam kegiatan Desain
Produk, dimana dalam gambar kerja ini dapat digambarkan bentuk dan ukuran
yang sebenarnya dengan skala yang diperkecil. Selain itu, dalam gambar kerja juga
diperlihatkan bahan – bahan yang akan dipergunakan dalam pembuatan produk
tersebut. Setelah gambar kerja tersebut selesai dirancang, kemudian diserahkan
kepada pelaksana kegiatan untuk segera dipelajari dan dikerjakan lebih lanjut cara
proses produksinya.

Anda mungkin juga menyukai