Resume Keperatan Jiwa Ii

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

RESUME

KEPERAWATAN JIWA II

“Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan”

Disusun Oleh:

Adilla permata syafni(183310797)

Dosen Pembimbing:
Heppi Sasmita, S.Kp.M.Kep.Sp.Jiwa

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

puji syukur kami panjatkan atas kehadirat tuhan yang maha esa karena atas berkat dan
rahmat-nyalah kami dapat menyelesaikan makalah keperawatan jiwa tentang “Asuhan
Keperawatan Perilaku Kekerasan” tepat pada waktunya dalam penyusunan makalah ini kami
sadar karena kemampuan kami sangat terbatas. maka makalah ini masih mengandung banyak
kekurangan untuk itu kami harapkan para pembaca bersedia memberi saran dan pendapat
untuk makalah ini.

             akhirnya kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini,
kami atas nama kelompok penyusun menyampaikan terimakasih yang tak terhingga. semoga
tuhan yang maha pemurah memberkati kita, sehingga upaya kecil ini besar manfaatnya bagi
kita semua.

Jambi, 5 Agustus 2020

Adilla permata syafni


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Marah adalah perasaan jengkel dan tidak nyaman karena tidak terpenuhinya/ancaman
kebutuhan: fisik, psikologik dan sosial. Perilaku kekerasan adalah respon terhadap
perasaan marah yang dapat membahayakan diri, orang lain dan lingkungan
intervensi, agar pasien dapat mengontrol perilakunya. Asuhan keperawatan RISIKO
PERILAKU KEKERASAN diberikan, agar pasien dapat mengontrol perilakunya dan
keluarga mampu melakukan perawatan risiko perilaku kekerasan.

B. Tujuan umum
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu melakukan asuhan keperawatan
RISIKO PERILAKU KEKERASAN

C. Tujuan khusus
a. Menjelaskan konsep RISIKO PERILAKU KEKERASAN
b. Menguraikan langkah-langkah proses keperawatan RISIKO PERILAKU
KEKERASAN:
1) Melakukan pengkajian risiko perilaku kekerasan
2) Menetapkan diagnosis keperawatan risiko perilaku kekerasan
3) Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien risiko perilaku
kekerasan
4) Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien risiko
perilaku kekerasan
5) Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien
risiko perilaku kekerasan
6) Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien risiko perilaku
kekerasan
c. Mempraktikkan asuhan keperawatan RISIKO PERILAKU KEKERASAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Risiko perilaku kekerasan merupakan perilaku yang memperlihatkan individu tersebut
dapat mengancam secara fisik, emosional dan atau seksual kepada orang lain
(Herdman, 2012).
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis.
Perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, dan atau fisik yang diarahkan pada
diri sendiri, orang lain dan lingkungan
B. Faktor predisposisi
a. Biologis
Heriditer, gangguan jiwa, riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat
penggunaan NAPZA.
b. Psikologis
Pengalaman gagal kehidupan yang mengakibatkan perasaan frustasi , gagal
dan tidak berguna.
c. Sosiokultural
Pembelajaran sosial yang membenarkan perilaku kekerasan:
1) korban kekerasan
2) kontrol sosial yang kurang (pembenaran perilaku kekerasan)
C. Faktor presipitasi
a. Presipitasi dapat bersifat faktor eksternal maupun internal dari individu.
b. Faktor internal:
- Perasaaan gagal dan kehilangan
c. Faktor eksternal:
- Korban kekerasan, lingkungan yang stresful (ribut, padat, dihina).
D. Tanda dan Gejala
a. Data Subjektif:
1) Ungkapan perasaan kesal, kecewa
2) Ungkapan ingin memukul
b. Data Objektif:
1) Wajah memerah dan tegang
2) Pandangan tajam
3) Mengatupkan rahang dengan kuat
4) Mengepalkan tangan
5) Bicara kasar
6) Suara tinggi, menjerit atau berteriak
7) Mondar-mandir
8) Melempar atau memukul benda/orang lain
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN RISIKO KEKERASAN

A. Pengkajian
a. Wawancara:
1) Apa penyebab perasaan marah?
2) Apa yang dirasakan saat terjadi kejadian/penyebab marah?
3) Apa yang dilakukan saat marah?
4) Apa akibat dari cara marah yang dilakukan?
5) Apakah dengan cara yang digunakan penyebab marah hilang?
b. Observasi
1) Wajah memerah dan tegang
2) Pandangan tajam
3) Mengatupkan rahang dengan kuat
4) Mengepalkan tangan
5) Bicara kasar
6) Mondar mandir
7) Nada suara tinggi, menjerit atau berteriak
8) Melempar atau memukul benda/orang lain

B. Diagnosis
a. Perilaku kekeran
b. Resiko perilaku kekerasan
C. Tindakan keperawatan
DX PERENCANAAN
NO INTERVENSI
KEP. TUJUAN KRITERIA EVALUASI
1 Risiko TUM: Setelah dilakukan ...x 20 menit  Beri salam / panggil nama
Perilaku  Klien interaksi diharapkan klien klien.
kekerasa dapat dapat mencegah tindakan  Sebut nama perawat sambil
n melanjutk kekerasan pada diri sendiri, berjabat tangan
an orang lain, maupun  Jelaskan maksud hubungan
hubungan lingkungan. interaksi
peran Kriteria Evaluasi :  Beri rasa nyaman dan sikap
sesuai a. Klien mau membalas empatis
tanggung salam.  Lakukan kontrak singkat tapi
jawab. b. Klien mau berjabat tangan sering
c. Klien menyebutkan Nama
TUK 1: d. Klien tersenyum
Klien dapat e. Klien ada kontak mata
membina
f. Klien tahu nama perawat
hubungan
g. Klien menyediakan waktu
saling percaya
untuk kontrak
TUK 2: a. Klien dapat  Beri kesempatan untuk
Klien dapat mengungkapkan mengungkapkan perasaannya.
mengidentifi perasaannya.  Bantu klien untuk
kasi b. Klien dapat menyebutkan mengungkapkan marah atau
penyebab perasaan marah / jengkel jengkel.
marah / amuk
TUK 3: a. Klien dapat  Anjurkan klien mengungkapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaan perasaan saat marah /jengkel.
mengidentifi saat marah /jengkel.  Observasi tanda perilaku
kasi tanda b. Klien dapat menyimpulkan kekerasan pada klien
marah tanda-tanda jengkel / kesal
TUK 4: a. Klien mengungkapkan  Anjurkan klien mengungkapkan
Klien dapat marah yang biasa marah yang biasa dilakukan
mengungkap dilakukan  Bantu klien bermain peran
kan perilaku b. Klien dapat bermain peran sesuai perilaku kekerasan yang
marah yang dengan perilaku marah biasa dilakukan.
sering yang dilakukan  Bicarakan dengan klien apa
dilakukan c. Klien dapat mengetahui dengan cara itu bisa
cara marah yang dilakukan menyelesaikan masalah
menyelesaikan masalah
atau tidak
TUK 5: a. Klien dapat menjelaskan  Bicarakan akibat / kerugian cara
Klien dapat akibat dari cara yang yang dilakukan
mengidentifi digunakan  Bersama klien menyimpulkan
kasi akibat cara yang digunakan klien
perilaku  Tanyakan klien : ”Apakah mau
kekerasan tahu cara marah yang sehat?”
TUK 6: a. Klien dapat melakukan  Tanyakan pada klien apakah
D. Evaluasi
1. Klien dapat melanjutkan hubungan peran sesuai tanggung jawab.
2. Klien dapat membina hubungan saling percaya
3. Klien dapat mengidentifikasi penyebab marah / amuk
4. Klien dapat mengidentifikasi tanda marah
5. Klien dapat mengungkapkan perilaku marah yang sering dilakukan
6. Klien mengidentifikasi cara konstruksi dalam berespon terhadap perilaku kekerasan

DAFTAR ISI

Aprisunadi. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta Selatan :


Dewan Pengurus Pusat.

Aprisunadi. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Jakarta Selatan :


Dewan Pengurus Pusat.

Aprrisunadi. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Jakarta Selatan :


Dewan Pengurus Pusat.

Anda mungkin juga menyukai