Laporan Penelitian Kimia Uji Protein Dan Uji Karbohidrat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Laporan Penelitian Kimia

Uji Protein & Uji Karbohidrat

Disusun oleh:
XII IPA 1
Adam Ghaviyasha (11)
Azizah Rahastin S. D. (09)
Omar Al Faatih (24)
Zahra Nur Shabrina (34)
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

i. Sampul

ii. Kata Pengantar

iii. Daftar Isi

1. Bab 1: Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian

2. Bab 2: Landasan
2.1 Teori

3. Bab 3: Metode Penelitian


3.1 Alat dan Bahan
3.2 Cara Kerja

4. Bab 4: Pembahasan
4.1 Hasil Pengamatan
4.2 Pertanyaan

5. Bab 5: Penutup
5.1 Kesimpulan
BAB 1: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk menguji adanya kandungan protein dalam beberapa jenis bahan makanan.

1.4 Manfaat Penelitian


Mengetahui bahan makanan apa saja yang di dalamnya terkandung protein.
BAB 2: LANDASAN

2.1 Teori
A. Uji Protein
Protein terbentuk dari molekul asam amino. Molekul-molekul asam amino ini saling
terikat dengan ikatan yang disebut dengan ikatan peptida. Adanya ikatan peptida dalam
protein dapat diuji dengan uji biuret yang memberikan endapan berwarna ungu. Protein
yang mengandung inti benzena dapat diuji dengan uji xantoproteat yang memberikan
endapan berwarna jingga. Jika protein mengandung belerang, hal ini dapat diketahui
dengan mengujinya menggunakan kertas timbal asetat yang akan memberikan warna
hitam.

B. Uji Karbohidrat
Karbohidrat terdapat pada makanan dan menjadi sumber energi yang sangat penting.
Karbohidrat ada dalam bentuk monosakarida (gula tunggal), disakarida (gula ganda), dan
polisakarida (gula banyak).
Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang sukar larut
dalam pelarut organik tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida). Karbohidrat
dibagi dalam tiga golongan yaitu:
1. Monosakarida merupakan gula sederhana yang memiliki satu atom karbon
asimetrik.
Contoh: glukosa, galaktosa, fruktosa, manosa, dan ribosa.
2. Oligosakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh molekul
monosakarida yang digabungkan oleh ikatan kovalen. Biasanya dikenal dengan
disakarida.
Contoh: maltosa, laktosa, dan sukrosa.
3. Polisakarida adalah karbohidrat yang mengandung lebih dari sepuluh
monosakarida yang berikatan. Bila dihidrolisis dapat menghasilkan lebih dari
enam molekul monosakarida.
Contoh: glikogen dan amilum (merupakan polimer grukosa, berfungsi untuk
menyimpan karbohidrat)
Ada beberapa metode uji kualitatif karbohidrat:
1. Uji fehling
2. Uji iodin
3. Uji molisch, dll.
BAB 3: METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


A. Uji protein
Alat Bahan
1. Gelas kimia 250 ml 1. Larutan putih telur 1:1
2. Pipet tetes 2. Pereaksi biuret
3. Tabung reaksi 3. Larutan NaOH 6 M
4. Rak tabung reaksi 4. Larutan CH3COOH 3M
5. Penjepit tabung 5. Larutan HNO3 pekat
6. Pembakar spirtus 6. Larutan Pb(CH3COO)2
7. Kaki tiga dan kawat kasa 7. Susu bubuk
8. Botol semprot 8. Agar-agar (plain)
9. Spatula besi 9. Gelatin
10. Kertas saring diameter 3 cm
11. Air
12. Tempe

B. Uji Karbohidrat
Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. Larutan glukosa 1%
2. Pipet tetes 2. Larutan fruktosa 1%
3. Rak tabung reaksi 3. Larutan sukrosa 1%
4. Gelas kimia 4. Larutan laktosa 1%
5. Penjepit tabung reaksi 5. Larutan amilum 1%
6. Kaki tiga 6. Larutan galaktosa 1%
7. Kasa asdes 7. Larutan maltose 1%
8. Pembakar spirtus 8. Pereaksi fehling
9. Lumpang porselen 9. Pereaksi lugol
10. Kertas lakmus merah biru 10. Aquades
11. Larutan H2SO4 pekat
12. Larutan NaOH 6 M
13. Daun
14. Amilum
15. Apel, pisang, dan roti

3.2 Cara Kerja


A. Uji Protein
a. Uji Biuret
1. Pada 1 ml larutan putih telur, tambahkan 2-3 tetes pereaksi Biuret. Aduk
larutan dan amati perubahan yang terjadi.
2. Ulangi langkah ke-1 dengan menggunakan susu, gelatin, agar-agar, dan tempe
sebagai pengganti larutan putih telur pada masing-masing tabung reaksi. Jika
bahan yang diujikan berwujud padat maka gerus terlebih dahulu dengan
mortar alu kemudian encerkan dengan menambahkan sedikit aquades.
b. Uji Xantoproteat
1. Isi tabung reaksi dengan 1 ml larutan putih telur, tambahkan larutan HNO 3
pekat. Panaskan 1-2 menit dengan penangas air. Setelah dingin, tambahkan
larutan NaOH 6 M tetes demi tetes hingga berlebih. Amati warna yang terjadi.
2. Ulangi langkah ke-1 dengan menggunakan susu, gelatin, agar-agar, dan tempe
sebagai pengganti larutan putih telur pada masing-masing tabung reaksi. Jika
bahan yang diujikan berwujud padat maka gerus terlebih dahulu dengan
mortar alu kemudian tambahkan terlebih dahulu 5-10 tetes air sebelum diberi
pereaksi.
c. Uji Timbal Asetat
1. Ke dalam tabung reaksi yang berisi kira-kira 0,5 ml larutan NaOH 6 M,
tambahkan 1 ml larutan putih telur. Didihkan selama 2 menit dengan penangas
air, lalu dinginkan. Kemudian asamkan dengan kira-kira 2 ml CH 3COOH 3 M.
Tutuplah tabung dengan kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan
Pb(CH3COO)2.
2. Panaskan tabung reaksi itu dengan penangas air dan amati perubahan yang
terjadi pada kertas saring (di kertas saring yang terkena langsung uap larutan).
3. Ulangi praktikum ini menggunakan susu, gelatin, agar-agar, dan tempe
sebagai pengganti larutan putih telur pada masing-masing tabung reaksi.
Bahan-bahan tersebut tidak perlu dilarutkan terlebih dahulu, dapat berupa zat
padat dan gunkan kira-kira sejumlah putih telur yang digunakan. Satat semua
pengamatan Anda.

B. Uji Karbohidrat
a. Uji Molisch
1. Siapkan sampel makana yang dibawa kelompok pada masing-masing tabung
reaksi berlabel terpisah. Sampel makanan sebelumnya telah dihaluskan dengan
mortar dan alu.
2. Memasukkan setetes reagen molisch pada masing-masing tabung, kemudian
digoyangkan.
3. Memasukkan 16 tetes H2SO4 ke dalam masing-masing tabung melalui dinding
tabung.
4. Tabung yang telah ditambah H2SO4 digoyangkan dengan menggunakan
penjepit tabung. Amati perubahan warna yang terjadi kemudian catat pada
tabel pengamatan.
b. Uji Fehling
1. Tambahkan 1 ml larutan 1% glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, galaktosa,
maltosa, amilum, dan sampel makanan yang dibawa kelompok pada masing-
masing tabung reaksi berlabel terpisah.
2. Kemudian tambahkan 2 ml pereaksi fehling untuk masing-masing tabung.
3. Panaskan tabung reaksi dalam penangas air mendidih sampai terjadi
perubahan warna dan catat pengamatan Anda.
c. Uji Lugol
1. Tambahkan 1 ml larutan 1% glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, galaktosa,
maltose, dan amilum masing-masing pada tabung reaksi berlabel terpisah.
2. Kemudian tambahkan 3 tetes pereaksi lugol untuk masing-masing tabung.
3. Persiapkan tabunglain dengan 1 ml aquades dan 3 tetes pereaksi lugol. Ini
adalah larutan kontrol/pembanding.
4. Bandingkan warna setiap larutan dengan larutan kontrol/pembanding,
kemudian amati dan catat hasil pengamatan Anda.
d. Hidrolisis Selulosa dan Amilum
1. Letakkan daun ke dalam lumpang porselen. Tambahkan 10 tetes H2SO4 pekat
tetes demi tetes sambil digerus sampai daun itu larut. Kemudian, tambahkan
15 ml air.
2. Pindahkan larutan tersebut ke dalam gelas kimia dan didihkan selama
beberapa menit.
3. Netralkan larutan dengan larutan NaOH 6 M (kira-kira 3 kali sebanyak H 2SO4
yang digunakan). Gunakan kertas lakmus untuk mengetahui kenetralannya. pH
cenderung basa.
4. Larutan yang telah netral dibagi ke dalam dua tabung reaksi.
5. Tambahkan 3 tetes pereaksi lugol ke dalam tabung reaksi pertama. Amati
perubahan yang terjadi.
6. Tambahkan 5 tetes pereaksi fehling ke dalam tabung reaksi kedua dan
panaskan. Amati perubahan yang terjadi.
7. Ulangi langkah 1-6 dengan menggunakan 2 spatula amilum sebagai pengganti
kertas saring. Bandingkan hasilnya.
BAB 4: PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

A. Uji Protein
Putih Agar-
Praktikum Susu Gelatin Tempe
Telur agar
a. Uji Biuret Tidak
Ungu Ungu Ungu Ungu
ungu
b. Uji Xantoproteat Oranye
Oranye Oranye Oranye Oranye
pekat
c. Uji Timbal Asetat Pekat Samar Samar Samar Tidak

B. Uji Karbohidrat
1. Uji Molisch
Pengamatan setelah Penambahan
Larutan Sampel Makanan
H2SO4
Larutan roti + pereaksi molisch Hitam kecoklatan
Larutan apel+ pereaksi molisch Cokelat
Larutan pisang+ pereaksi molisch Cokelat tua

2. Uji Fehling

Larutan Pengamatan setelah Pemanasan


Larutan glukosa + pereaksi Fehling Coklat tua
Larutan fruktosa + pereaksi Fehling Merah tua
Larutan sukrosa + pereaksi Fehling Merah darah (terang)
Laturan laktosa + pereaksi Fehling Coklat tua
Larutan amilum + pereaksi Fehling Biru
Larutan galaktosa + pereaksi Fehling Coklat tua
Larutan maltose + pereaksi Fehling Jingga
Larutan apel + pereaksi Fehling Merah kecoklatan
Larutan roti + pereaksi Fehling Merah terang
Larutan pisang + pereaksi Fehling Coklat keruh

3. Uji Iodine

Larutan Pengamatan
Larutan glukosa + pereaksi lugol Kuning terang
Larutan fruktosa + pereaksi lugol Kuning terang
Larutan sukrosa + pereaksi lugol Kuning lebih terang dibanding glukosa
dan fruktosa
Laturan laktosa + pereaksi lugol Kuning lebih terang dibanding glukosa
dan fruktosa
Larutan amilum + pereaksi lugol Ungu kehitaman
Larutan galaktosa + pereaksi lugol Kuning terang
Larutan maltose + pereaksi lugol Kuning terang
Larutan apel + pereaksi lugol Kuning terang
Larutan roti + pereaksi lugol Hitam
Larutan pisang + pereaksi lugol Hitam

4. Hidrolisis Selulosa dan Amilum

Percobaan Pengamatan
Hasil hidrolisis selulosa (daun) dengan
pereaksi lugol
Hasil hidrolisis amilum dengan pereaksi
lugol
Hasil hidrolisis selulosa (daun) dengan
pereaksi fehling
Hasil hidrolisis amilum dengan pereaksi
fehling

4.2 Pertanyaan

A. Uji Protein
1. Dari hasil uji bahan-bahan tersebut, yang mana:
a. Protein yang mengandung inti benzena dan belerang? Jelaskan!
Jawab:
-Inti bezena: Putih telur, Susu, Gelatin, Tempe, Agar-agar. Karena protein yang
mengandung inti benzena setelah diuji Xantoproteat dan diberi larutan asam nitrat
pekat dan larutan NaOH akan menghasilkan warna kuning jingga serta endapan.

b. Protein yang hanya mengandung ikatan peptida saja? Jelaskan!


Jawab:
Susu dan Gelatin. Karena jika bereaksi dengan biuret akan menghasilkan warna
ungu.

c. Mana yang bukan protein? Jelaskan!


Jawab:
Agar-agar paling kecil tingkat proteinnya karena pada uji biuret tidak terjadi
perubahan warna menjadi ungu.

2. Andaikata zat yang diuji tidak memberikan hasil positif seperti yang diberikan oleh
putih telur, kesimpulan apa yang dapat diambil?
Jawab:
Maka zat tersebut tidak mengandung protein.
3. Asam amino jenis apakah yang menjadi penyusun protein? Berikan satu contoh
struktur asam amino penyusun protein yang terdapat pada sampel yang diuji!
Jawab:

4. Tunjukkan bagaimana terjadinya ikatan peptida dalam protein


Jawab:
Protein merupakan polimer yang tersusun dari asam amino sebagai monomernya.
Monomer-monomer ini tersambung dengan ikatan peptida, yang mengikat gugus
karboksil milik satu monomer dengan gugus amina milik monomer di sebelahnya.
Reaksi penyambungan ini disebut translasi secara alami terjadi di sitoplasma dengan
bantuan ribosom dan RNAt.
Pada polimerisasi asam amino, gugus -OH yang merupakan bagian gugus karboksil
satu asam amino dan gugus -H yang merupakan bagian gugus amina asam amino
lainnya akan terlepas dan membentuk air. Maka dari itu, reaksi ini tremasuk dalam
reaksi dehidrasi. Molekul asam amino yang telah melepasakan molekul air dikatakan
disebut dalam bentuk residu asam amino.
B. Uji karbohidrat
1. Kelompokkan larutan uji di atas ke dalam:
a. Monosakarida: glukosa, galaktosa, fruktosa
b. Disakarida: sukrosa, maltosa, laktosa,
c. Polisakarida: amilum

2. Pengamatan mana yang menunjukan bahwa hasil hidrolisis selulosa dan amilum
adalah glukosa? Jelaskan!
Jawab:

3. Bagaimana Anda membedakan amilum dan glukosa?


Jawab:
Amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk
putih, tawar dan tidak berbau. Sedangkan, glukosa adalah suatu karbohidrat
sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama.

4. Jelaskan perbedaan uji fehling dan uji iodine!


Jawab:
Gula pereduksi yaitumonosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dapat ditunjukkan
dengan pereaksi Fehling. Gula pereduksi bereaksi dengan pereaksi
Fehling menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). Uji Fehling bertujuan untuk
mengetahui adanya gugus aldehid.
Uji atau tes ini digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung
dalam larutan tersebut. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna
menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan
kompleks antara amilum dengan iodin.

5. Jelaskan gugus yang menyusun monosakarida!


Jawab:
Monosakarida tersusun atas atom-atom karbon dengan gugus aktif yang dapat berupa
aldehida atau keton ini kemudian bergabung menjadi misalnya aldoheksosa dan
ketonase. Selanjutnya tiap atom karbon yang mengikat gugus hidroksil bersifat optis
aktif sehingga menghasilkan beberapa karbohidrat yang berlainan meskipun struktur
dasar sama.
BAB 5: PENUTUP

5.1 Kesimpulan
A. Uji Protein
Protein merupakan makromolekul yang terdiri dari satu atau lebih polimer.Setiap
Polimer tersusun atas monomer yang di sebut asam amino. Uji
biuret menggunakan prinsip reaksi antara reagen dengan senyawa CuSO4 pada suasana
basa sehingga menghasilkan larutan berwarna violet (ungu).

B. Uji karbohidrat

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton, atau senyawa hasil
hidrolisis keduanya. Pengujian karbohidrat dengan uji kualitatif dapat dilakukan dengan
uji Molisch, uji Seliwanoff, uji Benedict, dan uji Iodin. Uji Molisch adalah uji umum
karbohidrat. Aquades, fruktosa, glukosa, sukrosa, pati menunjukan reaksi negative pada
pereaksi Molisch. Uji Seliwanoff digunakan untuk menguji adanya gugus keton pada
karbohidrat. Aquades, glukosa dan pati negatif, sedangkan fruktosa dan sukrosa positif
pada uji Seliwanoff. Uji Benedict digunakan untuk mengidentifikasi jenis karbohidrat
berdasarkan gula pereduksi. Hasil glukosa dan sukrosa positif merah, aquades, fruktosa,
pati tidak mengalami perubahan. Uji Iodin untuk mengidentifikasi polisakarida. Hasil
positif ditunjukan oleh pati.

Anda mungkin juga menyukai