Pengaruh SUHU, SUBSTRAT, PH TERHADAP AKTIVITAS ENZIM
Pengaruh SUHU, SUBSTRAT, PH TERHADAP AKTIVITAS ENZIM
Pengaruh SUHU, SUBSTRAT, PH TERHADAP AKTIVITAS ENZIM
00
Landasan Teori
enzim dan membuat kurva pengaruh konsentrasi enzim tersebut
terhadap aktivitasnya.
Enzim sebagai katalisator juga mempunyai sifat- sifat seperti katalis pada
umumnya, yaitu ikut bereaksi, tetapi pada akhir reaksi akan didapat kembali dalam
bentuk semula. Hal tersebut mengakibatkan emzim dapat dipakai kembali setelah
melaksanakan aktivitasnya, sehingga tubuh kita tidak membutuhkan enzim dalam
jumlah yang besar. Jumlah atau kadar enzim yang besar. Jumlah atau kadar enzim
yang yang kecil tersebut menimbulkan kesulitan tersendiri bagi kita untuk mengukur
aktivitas enzim, sehingga memerlukan teknik yang rumit. Secara klinis pengukuran
aktivitas enzim sangat penting dilakukan.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas enzim antara lain(1)
suhu; (2) pH; (3) konsentrasi enzim; (4) konsentrasi substrat; (5) aktivator; (6)
inhibitor. Pada percobaan kali ini akan dilakukan pengaruh konsentrasi enzim
terhadap aktivitasnya. Pada penentuan aktivitas dialkukan pada pH optimum dengan
konsentrasi substrat dan ko-faktor berrlebih (mendekati jenuh), sehingga laju reaksi
yang terjadi merupakan laju reaksi tingkat ke nol terhadap konsentrasi enzim.
Kecepatan reaksi yang dikatalisis oleh suatu enzim umumnya dilaporkan
-1), karena kecepatan
paling tinggi terjadi pada suatu keadaan dimana produk reaksi belum terbentuk. Pada
keadaan ini konsentrasi substrat paling besar dan enzim belum dihambat secara
umpan balik oleh produknya. Plot produk reaksi yang terbentuk terhadap waktu pada
reaksi enzimatis menunjukkan bahwa pada tahap awal terjadi grafik linier, kemudian
diikuti oleh penurunan kecepatan reaksi karena sebagian substrat sudah digunakan
dalam reaksi atau aktivitas enzim menurun. V0 diperoleh dengan menarik garis lurus
melalui bagian linier kurva mulai pada titik waktu nol (gambar 1). Kemiringan garis
lurus sama dengan V0.
Satuan Unit enzim
Aktifitas enzim dapat diungkapkan dengan berbagai cara. Ungkapan yang
paling umum adalah dengan kecepatan awal dari reaksi yang dikatalisis (V0)
pada kondisi optimal enzim bersangkutan. Katal merupakan satuan SI dari aktivitas
enzim yang didefinisikan sebagai aktivitas katalitik yang dapat meningkatkan
kecepatan reaksi sebanyak satu mol per detik dalam system khusus. Jika kita ingin
mengubah diantara satuan-satuan aktivitas enzim, kita dapat menggunakan hubungan
-1 = 1U = 16,67 nanokat. Istilah aktivitas (atau aktivitas total) mengacu
pada satuan total enzim dalam sample, sedangkan aktivitas spesifik adalah jumlah unit
enzim per milligram protein (unit mg-1). Aktivitas spesifik adalah ukuran kemurnian
enzim. Selama pemurnian enzim, aktivitas spesifiknya meningkat serta nilai aktivitas
spesifiknya menjadi maksimal dan konstan jika enzim murni.
4. Konsentrasi substrat
Ketergantungan kecepatan reaksi enzimatis pada konsentrasi substrat ([S])
sebagai berikut. Pada konsentrasi substrat rendah, jika konsentrasi substrat dinaikkan
dua kali, maka kecepatan reaksi awal (V0) meningkat dua kali lipat. Ini berarti bahwa
pada konsentrasi substrat rendah kecepatan reaksi enzimatis berorde satu. Akan tetapi,
pada konsentrasi substrat yang lebih tinggi, peningkatan konsentrasi substrat akan
menyebabkan perubahan V0 sangat kecil dan pada konsentrasi substrat yang sangat
tinggi, peningkatan konsentrasi substrat tidak akan mempengaruhi harga V0 (harga
V0 konstan). Keadaan ini disebabkan oleh enzim telah jenuh oleh substrat, atau
dengan kata lain semua sisi aktif enzim telah mengikat substrat. Kecepatan reaksi
secara keseluruhan tergantung pada kecepatan disosiasi produk dari enzim dan
penambahan substrat lebih lanjut tidak akan mempengaruh V0. Plot V0 terhadap [S]
berbentuk hiperbolik (gambar 2),
5. Konsentrasi enzim
Pada keadaan enzim telah jenuh oleh molekul-molekul susbtrat (yaitu semua
molekul enzim mengikat substrat), peningkatan kecepatan reaksi awal secara linier.
Ini akan menghasilkan kurva garis lurus jika V0 diplot terhadap konsentrasi enzim
6. Suhu
Suhu mempengaruhi reaksi yang dikatalisis oleh enzim dengan dua cara.
Pertama, peningkatan suhu akan meningkatkan energi termal molekul-molekul
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA- INYOMAN TIKA 70
substrat. Keadaan ini akan meningkatkan proporsi molekul-molekul substrat yang
memiliki energi yang
kecepatan reaksi meningkat. Akan tetapi, pada temperatur tinggi, di samping energi
termal molekul-molekul substrat meningkat, struktur protein enzim akan rusak yang
diakibatkan oleh putusnya interaksi non kovalen (ikatan hidrogen, gaya van der
Waals, interaksi elektrostatik dan sebagainya). Interaksi non kovalen ini
sesungguhnya mempertahankan struktur tiga dimensi protein enzim. Akibat lebih jauh
adalah terjadinya denaturasi enzim. Perubahan kecil pada struktur tiga dimensi enzim
dapat mengubah struktur sisi aktif enzim yang akan menyebabkan penurunan aktivitas
katalitik. Pengaruh secara keseluruhan dari peningkatan suhu pada kecepatan reaksi
enzim adalah kesetimbangan antara dua pengaruh yang bertentangan ini. Grafik
temperatur diplotkan terhadap V0 menunjukkan suatu kurva dengan temperatur
optimum (gambar 3a). Untuk beberapa enzim mamalia, temperatur optimum
umumnya sekitar 370C, tetapi ada juga organisme yang mempunyai enzim yang
bekerja pada suhu lebih tinggi atau lebih rendah. Sebagai contoh, polymerase Taq
yang digunakan dalam polymerase chainreaction (PCR) ditemukan dalam bakteri
yang hidup pada suhu tinggi dalam sumber air panas, sehingga enzim ini bekerja
optimal pada suhu tinggi.
Ketika suhu bertambah sampai suhu optimum, kecepatan reaksi enzim naik
karena energi kinetik bertambah. Hal tersebut akan mengakibatkan aktivitas enzim
turun karena tidak terbentuk komplek enzim substrat, sehingga konsentrasi produk
rendaH
Enzim biasanya diuji pada pH tinggi (optimum), pada suhu antara 25oC sampai
dengan suhu 38oC dan pada konsentrasi substrat mendekati jenuh. Pada keadaan ini,
laju reaksi awal biasanya sebanding dengan konsentrasi enzim. Dengan mengetahui
konsentrasi enzim yang digunakan dalam reaksi, maka akan terlihat pengaruhnya
terhadap aktivitas enzim. Assay enzim secara konvensional dilakukan dengan
pengukuran kecepatan terbentuknya produk atau kecepatan hilangnya substrat. Jika
substrat atau produk menyerap sinar pada panjang gelombang yang spesifik,
perubahan konsentrasi substrat atau produk dapat diukur melalui perubahan
absorbansi pada panjang gelombang tertentu. Untuk itu, dapat dilakukan dengan
mengunakan spektrofotometer. Karena absorbansinya berbanding lurus dengan
konsentrasi, maka kecepatan perubahan absorbansi berbanding lurus dengan
Prosedur Keja
Dapat dilihat dalam tabel berikut
Uji aktivitas enzim terhadap variasi pH
Catatan
Catatan
2. Tabel yang sama dibuat untuk shu 37 C dan 40 C
2. Inkubasi 0 menit
Dalam tabung reaksi berisi pengaduk, dimasukkan
larutan buffer fosfat dan larutan tripsin sesuai dengan
Metode ANSON
Kedalam 2 mL filtrat yang dihasilkan ditambahkan 4
mL NaOH 0,5 M. Kemudian ditambahkan 1 mL
reagen Folin-Ciocalteu, lalu aduk.
Pertanyaan
1. Buatlah kesimpulan dari percobaan yang dibuat
2. Jelaskan mengapa suhu, konsentrasi substrat dan pH dapat
mempengaruhi kecepatan reaksi enzim matis
3. Buatlah garfik hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi
substrat, pH dan suhu yang digunakan
Daftar Pustaka
JAWABAN PERTANYAAN
4. Maksud dan tujuan dari penyaringan adalah untuk memperoleh filtrat yang bebas
dari endapan yang terbentuk dari koagulasi dari enzim dan protein. Hal ini
dilakukan karena dalam pengukuran spektronik-20, sampel harus dal;am keadaan
cair sehingga dapat absorbansinya.
5. Pengukuran absorbansi pada t = 0 menit dilakukan sebagai pembanding
kecepatan enzim jika tidak diinkubasi dengan yang diinkubasi selama 20 menit.
6. Kurva yang menggambarkan pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitasnya
adalah sebagai berikut: