189 - Rekomendasi Sumber Anestesi Dari Luar
189 - Rekomendasi Sumber Anestesi Dari Luar
189 - Rekomendasi Sumber Anestesi Dari Luar
TENTANG
1
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Nama KMSAnestesi dari luar Rumah Sakit Umum Inanta Padangsidimpuan:
Nama : Dr. MUHAMMAD DAHRIL TANHAR , Sp.An
Pendidikan : Dokter Spesialis Anestesiologi
No. STR/SIP :
Asal Rumah Sakit : RSUD TAPANULI SELATAN
Domisili : JL. ALBION HUTABARAT
Kedua : Bahwa nama KMS tersebut diatas telah dinyatakan memenuhi syarat seleksi
sebagai KMS Anestesi di Rumah Umum Inanta Padangsidimpuan
Ketiga Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila ada kekeliruan
dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Tembusan Yth :
1. Ketua Komite Medis Rumah Umum Inanta Padangsidimpuan
2. Ka. Ruangan Rumah Umum Inanta Padangsidimpuan
3. Arsip
1
LAMPIRAN : Keputusan Direktur Rumah Umum Inanta
Padangsidimpuan
Nomor : ..../PER/RSUI/...../20....
Tanggal : ....................................
A. Tugas Supervisi
1. Tugas :
a. Mengawasi pelaksanaan pelayanan anestesia setiap hari;
b. Mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan anestesia
c. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan membuat laporan kegiatan berkala.
2. Tanggung jawab :
a. Menjamin terlaksananya pelayanan anestesi yang profesional dengan
mengutamakan keselamatan pasien;
b. Pelaksanaan program menjaga mutu pelayanan anestesia.
B. Dokter anestesi
1. Pra-Anestesia
a. Konsultasi dan pemeriksaan oleh dokter spesialis anestesiologi harus dilakukan
sebelum tindakan anestesia/ sedasi untuk memastikan bahwa pasien berada dalam
kondisi yang layak untuk prosedur anestesi/ sedasi.
b. Dokter spesialis anestesiologi bertanggung jawab untuk menilai dan menentukan
status medis pasien pra-anestesia/sedasi berdasarkan prosedur sebagai berikut :
1) Anamnesis dan pemeriksaan pasien.
2) Meminta dan/atau mempelajari hasil-hasil pemeriksaan dan konsultasi yang
diperlukan untuk melakukan anestesia.
3) Mendiskusikan dan menjelaskan tindakan anestesia/ sedasi yang akan
dilakukan.
4) Memastikan bahwa pasien telah mengerti dan menandatangani persetujuan
tindakan.
5) Mempersiapkan dan memastikan kelengkapan alat anestesia dan obat-obat
yang akan dipergunakan.
c. Pemeriksaan penunjang pra-anestesia/ sedasi dilakukan sesuai Standar Profesi dan
Standar Prosedur Operasional.
d. Tersedianya oksigen dan gas medik yang memenuhi syarat dan aman.
Lampiran 1
e. Pelayanan pra-anestesia ini dilakukan pada semua pasien yang akan menjalankan
tindakan anestesia. Pada keadaan yang tidak biasa, misalnya gawat darurat yang
ekstrim, langkah-langkah pelayanan praanestesia sebagaimana diuraikan di atas,
dapat diabaikan dan alasannya harus didokumentasikan di dalam rekam medis
pasien.
2. Pelayanan Intra Anestesia
a. Dokter spesialis anestesiologi dan tim pengelola harus tetap berada dikamar operasi
selama tindakan anestesia umum dan regional serta prosedur yang memerlukan
tindakan sedasi.
b. Selama pemberian anestesia harus dilakukan pemantauan dan evaluasi secara
kontinual terhadap oksigenasi, ventilasi, sirkulasi, suhu dan perfusi jaringan, serta
didokumentasikan pada catatan anestesia.
c. Pengakhiran anestesia harus memperhatikan oksigenasi, ventilasi sirkulasi, suhu
dan perfusi jaringan dalam keadaan stabil.
3. Pelayanan Pasca-Anestesia
a. Setiap pasien pasca tindakan anestesia harus dipindahkan ke ruang pulih (Unit
Rawat Pasca-anestesia/RR) atau ekuivalennya kecuali atas perintah khusus dokter
spesialis anestesiologi atau dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien
tersebut, pasien juga dapat dipindahkan langsung ke unit perawatan kritis (ICU).
b. Fasilitas, sarana dan peralatan ruang pulih harus memenuhi persyaratan yang
berlaku.
c. Sebagian besar pasien dapat ditatalaksana di ruang pulih, tetapi beberapa di
antaranya memerlukan perawatan di unit perawatan kritis (ICU).
d. Pemindahan pasien ke ruang pulih harus didampingi oleh dokter spesialis
anestesiologi atau anggota tim pengelola anestesia. Selama pemindahan, pasien
harus dipantau/dinilai secara kontinual dan diberikan bantuan sesuai dengan
kondisi pasien.
e. Setelah tiba di ruang pulih dilakukan serah terima pasien kepada perawat ruang
pulih dan disertai laporan kondisi pasien.
f. Kondisi pasien di ruang pulih harus dinilai secara kontinual.
g. Tim pengelola anestesi bertanggung jawab atas pengeluaran pasien dari ruang
pulih.
Lampiran 2