Bab I

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Psikologi pendidikan adalah studi yang begitu sistematis pada proses dan
segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan.

Sedangkan pendidikan adalah suatu proses dimana terdapat suatu


pertumbuhan yang berlangsung melalui kegiatan-kegiatan yang mengutamakan
belajar di kelas maupun diluar kelas. Oleh karena itu dengan adanya hubungan yang
begitu erat tersebut antara psikologi pendidikan dengan kegiatan belajar dikelas
maupun diluar kelas. Maka, tidak mengherankan apabila banyak ahli psikologi
pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah
soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan begitu memusatkan perhatianya
pada persoalan yang berkaitan dengan dengan proses dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan tindakan belajar.

Psikologi juga mempunyai manfaat yang begitu signifikan bagi pendidik


maupun peserta didik sehingga psikologi pendidikan merupakan disiplin ilmu yang
wajib di ketahui oleh pendidik maupun peserta didik ataupun orang yang bekerja
dilingkup dunia pendidikan.

Untuk memperjelas pertimbangan-pertimbangan mengenai psikologi


pendidikan yang melibatkan peserta didik, berikut ini akan dijelaskan uraian
mengenai pengertian psikologi pendidikan, sejarah psikologi pendidikan, objek dan
metode psikologi pendidikan, manfaat psikologi pendidikan.

1|Psikologi Pendidikan Agama Islam


1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Psikologi Pendidikan ?
2. Bagaimana Sejarah Psikologi Pendidikan ?
3. Bagaimana Objek dan Metode psikologi Pendidikan ?
4. Apa Manfaat Psikologi Pendidikan ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Pengertian Psikologi Pendidikan.
2. Untuk mengetahui Sejarah Psikologi Pendidikan.
3. Untuk mengetahui Objek dan Metode Psikologi Pendidikan
4. Untuk mengetahui Manfaat Psikologi Pendidikan.

2|Psikologi Pendidikan Agama Islam


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Psikologi Pendidikan


Psikologi” berasal dari perkataan Yunani “psyche” yang artinya jiwa, dan
“logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata)
psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam
gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya, atau disebut dengan ilmu jiwa.

Psikologi lebih dikaitkan dengan kehidupan organisme manusia. alam


hubungan ini, psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang berkaitan erat dengan
perilaku manusia, alasan dan cara manusia itu berperilaku, dan juga memahami
bagaimana makhluk tersebut berfikir dan berperasaan.

Chaplin dalam dictionary of Psychology mendefinisikan psikologi sebagai


ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap
organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan
dalam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan.1

Dari pengertian psikologi dimana mempunyai arti ilmu yang membahas


mengenai jiwa, maka alangkah baiknya terlebih dahulu kita membedakan antara jiwa
dengan nyawa. Nyawa adalah daya jasmaniah yang adanya tergantung pada hidup
jasmani dan menimbulkan perbuatan badaniah, yaitu perbuatan yang di timbulkan
oleh proses belajar. Misalnya : insting, refleks, nafsu dan sebagainya. Jika jasmani
mati, maka mati pulalah nyawanya.

Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang menjadi
penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi (personal
behavior) dari hewan tingkat tinggi dan manusia. Perbuatan pribadi ialah perbuatan
sebagai hasil proses belajar yang di mungkinkan oleh keadaan jasmani, rohaniah,
1
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya.
2003), h. 7.

3|Psikologi Pendidikan Agama Islam


sosial dan lingkungan. Proses belajar ialah proses untuk meningkatkan kepribadian
(personality) dengan jalan berusaha mendapatkan pengertian baru, nilai-nilai baru,
dan kecakapan baru, sehingga ia dapat berbuat yang lebih sukses, dalam menghadapi
kontradiksi-kontradiksi dalam hidup. Jadi jiwa mengandung pengertian-pengertian,
nilai-nilai kebudayaan dan kecakapan-kecakapan.

Pengertian psikologi diatas menunjukkan beragamnya pendapat para ahli


psikologi. Perbedaan tersebut bermuasal pada adanya perbedaan titik berangkat para
ahli dalam mempelajari dan membahas kehidupan jiwa yang kompleks ini. Dan dari
pengertian tersebut paling tidak dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu, dimana
individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya.

Pendidikan dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan me sehingga
menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara
dan memberi akhlak dan kecerdasan pikiran.2 Selanjutnya, “pendidikan” menurut
KBBI adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.3

Psikologi Pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang menyelidiki


masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan. Sedangkan menurut
ensiklopedia amerika, Pengertian psikologi pendidikan adalah ilmu yang lebih
berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan-penemuan dan
menerapkan prinsip-prinsip dan cara untuk meningkatkan keefisien di dalam
pendidikan.4

Dari uraian yang sudah dijelaskan di atas, maka kita dapat mengetahui
pengertian dari psikologi dan pengertian pendidikan.Sepanjang atau selagi kita masih
berpendapat bahwa psikologi adalah suatu ilmu yang berusaha menyelidiki semua
aspek kepribadian dasar tingkah laku manusia, baik yang bersifat jasmaniah maupun
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991. H. 232.
3
Muhibbin Syah, Op. Cit
4
ibid

4|Psikologi Pendidikan Agama Islam


rohaniah, baik secara teoritis maupun dengan melihat kegunaannya di dalam praktek,
baik secara individual maupun dalam hubungannya dengan manusia lain atau
lingkungannya, mungkin kita akan mengatakan bahwa ‘psikologi pendidikan’ itu
sebenarnya sudah termasuk di dalam psikologi, dan tidak perlu dipersoalkan atau
dipisahkan menjadi sesuatu disiplin ilmu tersendiri.

Psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang dalam penguraian dan
penelitiannya lebih menekankan pada masalah pertumbuhan dan perkembangan anak,
baik fisik maupun mental, yang sangat erat hubungannya dalam masalah pendidikan
terutama yang mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar.5

2.2 Sejarah Psikologi Pendidikan


Psikologi adalah suatu pengetahuan rohaniah yang masih muda dibanding
dengan ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, yang baru saja berdiri sendiri, terlepas dari
filsafat pada pertengahan abad ke-19. Psikologi mempunyai kedudukan penting
dalam masyarakat dan dapat menarik perhatian para ahli maupun masyarakat
umumnya, maka dalam waktu perkembangannya yang singkat, telah mencapai
kemajuan yang pesat. Hal ini jelas bagi kita dengan adanya berbagai jenis-jenis
psikologi yang timbul, antara lain; psikologi umum, psikologi anak, psikologi
kedokteran, psikologi pendidikan dan sebagainya. Oleh karena masih muda, maka
belum ada persesuaian pendapat antara para ahli, sehingga timbul berjenis-jenis aliran
di dalam psikologi.

Sejarah khusus yang mengungkapkan secara cermat dan luas tentang


psikologi pendidikan, hingga kini sesungguhnya masih perlu dicari. Hal ini terbukti
karena kebanyakan karya tulis yang mengungkapkan “riwayat hidup” psikologi
pendidikan masih sangat langka. Karya tulis yang membahas riwayat psikologi yang
ada sekarang pada umumnya tentang berbagai psikologi yang dicampur aduk menjadi
satu, sehinggga menyulitkan identifikasi terhadap jenis psikologi tertentu yang ingin
kita ketahui secara spesifik.

5
ibid

5|Psikologi Pendidikan Agama Islam


Uraian kesejarahan yang khusus berkaitan dengan psikologi pendidikan konon
pernah dilakukan secara alakadarnya oleh beberapa orang ahli seperti Boring &
Murphy pada tahun 1929 dan Burt 1957, tetapi terbatas untuk psikologi pendidikan
yang berkembang di wilayah Inggris. Sudah tentu riwayat psikologi pendidikan yang
mereka tulis itu tak dapat kita jadikan acuan bukan hanya karena keterbatasan
wilayah pengembangannya saja, melainkan juga karena telah daluarsanya karya-
karya tulis tersebut.

Kenyataan yang tak dapat dimungkiri bahwa penggunaan psikologi dalam


dunia pendidikan sudah berlangsung sejak zaman dahulu meskipun istilah psikologi
pendidikan sendiri pada masa awal pemanfaatannya belum dikenal orang. Namun,
seiring dengan perkembangan sains dan teknologi, akhirnya lahir dan berkembanglah
secara resmi sebuah cabang khusus psikologi yang disebut psikologi pendidikan itu.
Menurut David dalam bukunya Muhibbin Syah menyebutkan bahwa pada umumnya
para ahli memandang Johann Friederich Herbart adalah bapak psikologi pendidikan
yang konon menurut sebagian ahli masih merupakan disiplin sempalan psikologi.6

Herbart adalah seorang filosof dan pengarang kenamaan yang lahir di


Oldenburg,Jerman, pada tanggal 4 mei 1776. Pada usia 29 tahun ia menjadi dosen
filsafat di Gottingen dan mencapai puncak kariernya pada tahun 1809 ketika dia
diangkat menjadi ketua Jurusan Filsafat di Konosberg sampai tahun 1833. Ia
meninggal di Gottingen pada tanggal 14 Agustus 1841.

Nama Hebart kemudian di abadiakan sebagai nama sebuah aliran psikologi


yang disebut Herbartianisme pada tahun 1821-an. Konsep utama pemikiran
Herbartianisme ialah appercertive mass, sebuah istilah yang khusus diperuntukkan
bagi pengetahuan yang telah dimiliki individu. Dalam pandangan Hebart, proses
belajar atau memahami sesuatu bergantung pada pengenalan individu terhadap
hubungan-hubungan antara ide-ide baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
kondep ini sampai sekarang masih digunakan secara luas dalam dunia pengajaran,

6
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,hal 22

6|Psikologi Pendidikan Agama Islam


yakni yang kita kenal dengan istilah apersepsi sebagai salah satu tahapan dalam
kegiatan mengajar-belajar.

Aliran pemikiran Herbartianisme, menurut Heber adalah pendahulu pemikiran


psikoanalisis Freud dan berpengaruh besar terhadap pemikiran psikologi
eksperimental Wundt. Ia juga dianggap sebagai pencetus gagasan-gagasan pendidikan
gaya baru yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang.7

Psikologi mamang sangat penting, terutama dalam bidang pendidikan dan


pengajaran., orang tua dan pendidik, pada umumnya menghadapi anak-anak yang
memiliki sifat-sifatpsikis yang berbeda-beda,baik dalam pikiran, kemauian , perasaan,
latar belakang keluarga, struktur jasmani, psikostruktur dan sebagainya. Oleh karena
itu pemikiran pendidikan perlu dan penting adanya psikologi pendidikan.

Adanya kemajuan dalam masyarakat, berarti juga bertambahnya kebutuhan


baru. Dalam mana, bahwa setiap kebutuhan baru yang timbul, senantiasa diiringi
dengan munculnya pengetahuan baru.juga, setiap lapangan hidup, dimana
didiamioleh manusia tertentu, senantiasa memperlihatkan gejala-gejala jiwa yang
berbeda. Jadi tegasnya, bahwa dalam situasi tertentu, baik dalam lapangan
keagamaan, kebudayaan, maupun dalam lapangan industri, semuanya pasti
memerlukan pengetahuan psikologi tertentu. Memang psikologi yang dalam berbagai
macam teorinya telah memberikan cara-cara tentang bagaimana yang lebih tepat
dalam pemecahan permasalahan kemanusiaan yang timbul dalam kehidupan.
Disinilah terasa, betapa pentingnya psikologi terapan, sehingga timbul psikologin
pendidikan disamping psikologi teoritis.8

Selanjutnya, psikologi pendidikan lebih pesat berkembang di Amerika


Serikat, meskipun tanah kelahirannya sendiri di Eropa. Kemudian, dari negara
adidaya tersebut psikologi pendidikan menyebar ke seluruh benua hingga sampai ke
Indonesia. Meskipun perkembangan psikologi pendidikan di Eropa dianggap tidak

7
Ibid hal 23
8
Mahfudh Shalahudin, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Surabaya; PT. Bina Ilmu, 1990),19

7|Psikologi Pendidikan Agama Islam


seberapa, kenyataannya psikologi tersebut tidak lenyap atau tergeser oleh
perkembangan psikologi pengajaran. Salah satu bukti masih dipakai dan
dikembangkannya psikologi tersebut di Eropa, khususnya di Inggris adalah masih
tetap diterbitkannya sebuah jurnal internasional yang bernama British Journal Of
Educational Psychology.

Sekarang, semakin dewasa usia psikologi pendidikan, semakin banyak pakar


psikologi dan pendidikan yang berminat mengembangkannya. Hal ini terbukti dengan
semakin banyaknya fakultas psikologi dan fakultas pendidikan di universitas-
universitas terkenal di dunia yang membuka jurusan atau spesialisasi keahlian
psikologi pendidikan dengan fasilitas belajar yang lengkap dan modern. Sayang, di
Negara kita jurusan psikologi pandidikan – yang biasanya digabung dengan
bimbingan dan penyuluhan (BP) itu sudah amat jarang diselenggarakan pada fakultas
keguruan baik negeri maupun swasta.

Kenyataan lain yang menunjukkan kepesatan perkembangan psikologi


pendidikan adalah semakin banyaknya ragam cabang psikologi dan aliran pemikiran
psikologis yang turut berkiprah dalam riset-riset psikologis pendidikan. Cabang dan
aliran psikologi yang datang silih berganti menanamkan pengaruhnya terhadap
psikologi pendidikan, diantaranya yang paling menonjol adalah:

1. Aliran humanism dengan tokoh-tokoh utama J.J Rousseau, Abraham Maslaw,


C Rogers;

2. Aliran behaviorisme dengan tokoh utama J.B. Watson, E.L. Thorndike, dan
B.F. Skinner;

3. Aliran psikologi kognitif dengan tokoh-tokoh utama J. Piaget, J. Bruner, dan


Ausbel.

8|Psikologi Pendidikan Agama Islam


Adapun sejarah Psikologi Pendidikan, pada garis besarnya seperti halnya yang
terdapat dalam bukunya Mahfudh Shalahuddin9dapat diklasifikasikan ke  dalam
masa-masa sebagai berikut;

a. Masa permulaan Psikologi Pendidikan (1880-1900)

Masa ini ditetapkan sebagai masa permulaan Psikologi Pendidikan. Pada masa
ini mengemukakan penemuan eksperimen yang pertama tentang aliran Asosiasi.

Beberapa tokoh pada masa ini adalah;

1. Sir Francis Galton

Pada tahun 1869 ia telah mengemukakan hasil penelitiannya tentang “Genius


turun temurun” yang menunjukkan bahwa manusia istimewa di Inggris cenderung
menunjukkan kepada; “sebagai keluarga yang tersendiri”. Galton juga menekankan,
tentang pentingnya perbedaan yang turun-temurun sehingga menimbulkan perbedaan
individual.

2. G. Stanley Hall

Meskipun pengaruh Hall, secara langsung sangat dirasakan dalam ilmu jiwa
anak, tetapi sudah sepatutnua jika ia disebut-sebut dalam membahas tentang sejarah
psikologi pendidikan. Sebab, konsepsinya mendasarkan pada teori evolusi biologis
dan rekapitulasi, artinya bahwa akal manusia terlihat tumbuh melalui serangkaian
tingkatan. Adapun kegiatan Hall yang tampak menonjol adalah antara tahun 1890-
1915.

3. William James

Boring, menyebut William James sebagai “Self start”. Sebab ia berusaha


sendiri, berkembang sendiri, dengan tanpa banyak bimbingan. Bukunya yang
berjudul “Principles of Psycology” terbit pada tahun 1890, adalah sebuah buku yang
sangat besar pengaruhnya terhadap psikologi sebagai suatu ilmu pengetahuan.
9
Ibid., 19

9|Psikologi Pendidikan Agama Islam


Sedangkan sumbangan James terhadap Psikologi Pendidikan, adalah melalui
kecakapan sebagai pembicaraan di depan umum dan populariser (orang yang menjadi
terkenal diantara rakyat).  Maka, bukunya yang berjudul “Talks to Teacher” yang
terbit pada tahun 1899, adalh sebuah buku yang sangat cemerlang.

4. James Mc. Keen Cattell

Pekerjaan yang mula-mula diselesaikan oleh James Mc. Keen Cattel adalah;
adanya perbedaan individu sewaktu reaksi dilaboratorium Wundt. Masalh ini, adalah
sangat berguna dalam psikologi pendidikan.

5. Alfred Binet

Alfred Binet, orang yang banyak sekali jasa-jasanya dalam bidang psikologi
pendidikan. Ia telah mengembangkan penggunaan tes intelegensi secara individual.
Juga pada tahun 1899, Binet dan laboratoriumnya menggabungkan diri dengan
sarbone, sampai ia meninggal duania (1911). Adapun hasil kerjanya yang utama
adalah tentang problem-problem psikologi abnormal. Akhirnya, berkat kerjasama dan
bantuan Theophile Simon, maka dikembangkan skala Binet yang pertama, dan
akhirnya mereka menyusun tes untuk anak normal dan abnormal.

6. John Dewey

Walaupun telah didahului oleh William James, John Dewey juga membantu
dalam menemukan fungsionalisme sebagai sekolah psikologi, pada akhir tahun 1890,
bersama-sama dengan taman-temannya, seperti; Tufts, Mead, Moore dan Angel, ia
mengembangkan psikologi fungsionalis di Sekolah Chicago. Sedang dalam psikologi
pendidikan, ia dikenal sebagai bapak Pendidikan Progresif, yang menekankan pada
interes personal (pribadi), faktor-faktor sosial dan kegiatan-kegiatan yang bersifat
praktis.

b. Masa Pertumbuhan Psikologi Pendidikan (1900-sekarang)

10 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m
Apabila permulaan munculnya ilmu jiwa mengambil waktu tahun 1900, maka
sesudah tahun 1900, adalah merupakan periode pertumbuhan.

Tokoh-tokoh Psikologi Pendidikan pada masa ini adalah;

1. Edward L. Thorndike

Adalah orang pertama yang dapat disebut sebagai ahli dalam psikologi
pendidikan, dalam arti modern. Hampir seluruh hidupnya dicurahkan sebagai guru di
Teacher College, Universitas Columbia, kurang lebih 40 tahun. Ia senantiasa
berkecimpung pada problem-problem yang dihadapi psikologi pendidikan. Ia
berpendapat, bahwa prosedur pendidikan dalam semua jenis, hendaknya berdasar
pada hasil riset, dan bukan pada pendapat umum. Ini berarti, bahwa perhatian
mengenai belajar, adalah besar sekali. Akhirnya Thorndike dan Woodworth
mengemukakan kertas kerjanya yang sangat populer, yakni “Transfer of training”.

2. Charles H. Judd

Adalah seorang pionir psikologi pendidikan, yang telah memperoleh latihan


dari Wundt di Leipziq dan dapat meraih gelarnya pada tahun 1896. Bukuny yang
berjudul “Genetic Psycology for Teacher” adalh membahas tentang, psikologi
membaca, psikologi menulis, psikologi berhitung dan memperkuat doktrin tentang
perkembangan biologis dan psikologis.

3. H. Goddard, F. Kuhlmann dan L.M. Terman

Pada tahun 1908, Goddard menterjemahkan skala Binet ke dalam bahasa


Inggris dan kemudian dikenakan pada anak-anak. Juga pada tahun 1912 Kuhlmann
mengataka revisi atas tes Binet di Amerika Serikat, dan pada tahun 1916 Terman
memperluas dan mengubah skala Binet, menerima yang baik dan menghilangkan
beberapa kelemahannya, sehingga tes itu, sesuai untuk digunakan di Amerika Serikat.
Maka, pada saat masa inkubasiini dikembangkan apa yang disebut “Tes

11 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m
Achievement”, yakni tes prestasi, dalam suatu rangkaian tes standar, dan biasanya
bersifat pendidikan.

2.3 Objek dan Metode Psikologi Pendidikan

2.3.1 Objek Kajian Psikologi


Objek Psikologi dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Objek Material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari atau diselidiki,


atau suatu unsure yang ditentukan atau sesuatu yang dijadikan sasaran
pemikiran, objek material mencakup apa saja, baik hal-hal konkret
(kerohanian, nilai-nilai, ide-ide). Objeknya yaitu manusia.
2. Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan
oleh seorang peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip
yang digunakannya. Objek formal juga digunakan sebagai pembeda
ilmu yang satu dengan ilmu yang lain ( psikologi, antropologi,
sosiologi, dan lain-lain). Objeknya yaitu dari segi tingkah laku
manusia, objek tersebut bersifat empiris atau nyata, yang dapat
diobservasi untuk memorediksi, menggambarkan sesuatu yang dilihat.
Caranya melihat gerak gerik seseorang bagaimana ia melakukan
sesuatu dan melihat dari matanya.

Dalam makalah ini tidak akan dibicarakan psikologi yang membicarakan


hewan atau psikologi hewan, melainkan membicarakan tentang psikologi yang
berobyekkan manusia. Yang sampai saat ini dibedakan menjadi dua, yaitu :

1) Psikologi Umum

Psikologi umum adalah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari


kegiatan-kegiatan atau aktifitas-aktifitas psikis manusia pada umumnya yang
dewasa, yang normal, dan yang beradab (berkultur)10

Macam-macam psikologi umum :


10
Agus Sujanto, Psikologi Umum, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hal.41

12 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m
a. Psikologi perkembangan

Psikolgi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa


bayi sampai tua yang mencakuo psikologi anak, psikologi puber atau adolesensi (
psikologi pemuda ), psikologi orang dewasa, psikologi orang tua.

b. Psikologi sosial

Psikologi yang khusus membicarakan tentang tingkah laku atau aktivitas-


aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi sosial.

c. Psikologi pendidikan

Psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-


aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya
bagaimana cara menarik perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah diterima,
bagaimana cara belajar dan sebagainya.

d. Psikologi kepribadian dan tipologi

Psikologi yang khusus menguraikan tentang struktur pribadi manusia,


mengenai tipe-tipe kepribadian manusia.

e. Psikopatologi

Psikologi yang khusus menguraikan mengenai keadaan psikis yang tidak


norman atau abnormal

f. Psikologi Kriminil

Psikologi yang khusus berhubungan dengan soal-soal kejahatan atau


kriminalitas.

g. Psikologi perusahaan

13 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m
Psikologi yang khusus berhubungan dengan soal-soal perusahaan

2) Psikologi Khusus

Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari segi-segi kekhususan dari


aktivitas-aktivitas psikis manusia. Hal-hal yang khusus yang menyimpang dari hal-
hal yang umum dibicarakan dalam psikologi khusus.

2.3.2 Objek Kajian Psikologi Pendidikan


Objek kajian psikologi pendidikan tanpa mengabaikan persoalan psikologi
guru terletak pada peserta didik. Karena hakikat pendidikan adalah pelayanan khusus
diperuntukkan bagi peserta didik. Oleh karena itu objek kajian psikologi pendidikan,
selain teori-teori psikologi pendidikan sebagai ilmu, tetapi lebih condong pada aspek
psikologis peserta didik, khususnya ketika mereka terlibat dalam proses
pembelajaran.

Menurut Glover dan Ronning bahwa objek kajian psikologi pendidikan


mencakup topik-topik tentang pertumbuhan dan perkembangan peserta didik,
hereditas dan lingkungan, perbedaan individual peserta didik, potensi dan
karakteristik tingkah laku peserta didik, pengukuran proses dan hasil pendidikan dan
pembelajaran, kesehatan mental, motivasi dan minat, serta disiplin lain yang relean.11

Sedangkan menurut Syaodih Sukmadinata dalam Syaiful Sagala mengatakan


bahwa objek kajian psikologi pendidikan adalah interaksi antara pendidik dengan
peserta didik untuk meningkatkan kemampuan peserta didik, dengan dukungan
sarana dan fasilitas tertentu yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.12

Psikologi pendidikan berusaha untuk mewujudkan tindakan psikologis yang


tepat dalam interaksi antar setiap faktor pendidikan. Pengetahuan psikologis tentang
peserta didik menjadi hal yang sangat penting dalam pendidikan. Karena itu,

11
Danim dan Khairil, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru (Bandung Alfabeta, 2010).
12
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2010).

14 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m
pengetahuan tentang psikologi pendidikan seharusnya menjadi kebutuhan bagi para
guru, bahkan bagi tiap orang yang menyadari dirinya sebagai pendidik.

Secara garis besar banyak ahli membatasi objek kajian psikologi pendidikan
menjadi tiga macam:

1. Mengenai “belajar”, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan ciri-ciri


khas perilaku belajar peserta didik, dan sebagainya;
2. Mengenai “proses belajar”, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa yang
terjadi dalam kegiatan belajar peserta didik;
3. Mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan keadaan lingkungan, baik
bersifat fisik maupun nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar
peserta didik.

2.3.3 Metode-metode psikologi pendidikan


Ketika membahas mengenai metode-metode psikologi pendidikan akan ada 5
motode yang kesemuanya akan dibahas dibawah ini, berikut metode-motode
psikologi pendidikan tersebut:

1. Metode Experimental

Istilah eksperimen (percobaan) dalam psikologi, dapat diartikan sebagai suatu


pengamatan secara teliti terhadap gejala-gejala jiwa yang kita timbulkan dengan
sengaja. Hal ini dimaksudkan untuk menguji hipotesa pembuat eksperimen
tentang reaksi-reaksi individu atau kelompok dalam situasi tertentu atau di bawah
kondisi tertentu. Jadi, tujuan metode eksperimen adalah untuk mengetahui sifat-
sifat umum dalam gejala kejiwaan. Misalnya mengenai pikiran, perasaan,
kemauan, ingatan, dan lain sebagainya.13

Kelebihan metode eksperimen adalah dapat melakukan pengontrolan secara


ketat terhadap faktor-faktor/variabel-variabel yang diperkirakan dapat
“mencemari dan mengotori” hasil penelitian. Metode ini menggunakan suatu
13
Mahfudh Shalahudin, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Surabaya; PT. Bina Ilmu, 1990),23

15 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m
prosedur sistematik yang disebut sebagai eksperimental design (rancangan
eksperimen). Rancangan ini memiliki dua pengertian:

Adanya langkah-langkah sistematik seperti langkah-langkah penelitian ilmiah:

 Ada masalah (problem)


 Kumpulan konsep/teori yang sesuai problem
 Alternatif jawaban/hipotesis
 Di uji secara empiris sesuai dengan data lapangan
 kesimpulan dan generalisasi.14
2. Metode Questionare

Metode ini adalah suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan


topik-topik psikologis, sosial, pendidikan, dan lain sebagainya yang ditunjukkan
atau diberikan kepada suatu kelompok individu, dengan objek untuk memperoleh
data dengan memperhatikan masalah-masalah tertentu yang kadang-kadang juga
dipakai untuk tujuan-tujuan diagnostik atau untuk menilai ciri-ciri kepribadian.

Adapun keistimewaan metode ini antara lain adalah:

 Tidak terlalu memakan biaya.


 Bahwa dengan metode ini, dalam waktu yang relatif singkat dapat
mengumpulkan data yang banyak.

Adapun kelemahannya antara lain terletak pada kebenaran jawaban yang


kadang-kadang menyangsikan.15

3. Metode Klinis

14
Prabowo & Puspitasari, Metode-metode dalam Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Gunadarma, 2002)
hal 12
15
Mahfudh Shalahudin, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Surabaya; PT. Bina Ilmu, 1990),25

16 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m
Menurut James Drawer dalam kamus “The Penguin Dictionary of
Psychology”, istilah “clinic” dapat diartikan sebagai tempat diagnosa dan
pengobatan berbagai gangguan, fisik, perkembangan atau kelakuan. Dengan
demikian metode klinis ialah jenis metode dalam psikologi yang berusaha
menyelidiki sejumlah individu yang memiliki kelainan-kelainan secara teliti dan
intensif serta dalam batas waktu yang lama.16

Ada beberapa macam cara dalam metode klinis yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah:

 Studi kasus klinis: digunakan untuk menyelesaikan masalah disamping


kesukaran belajar, gangguan emosional, juga untuk masalah kenakalan
remaja.
 Studi kasus perkembangan: digunakan untuk mengetahui bagaimana
jalannya perkembangan dari satu aspek ke aspek tertentu. Contohnya
bagaimana perkembangan anak umur 6-9 tahun sehingga kita dapat
menentukan metode pengajaran matematika yang tidak menimbulkan
terlalu banyak kecemasan.
 Cara longitudinal: Penelitian ini dilakukan secara terus menerus dalam
janga waktu tertentu pada subjek yang sama, pada contoh di atas kita
mengamati anak tersebut dalam jangka waktu 3 tahun (6-9 tahun).
 Cara cross sectional: Penelitian ini dilakukan dengan cara memakai
sampel-sampel yang mengawakili usia anak yang ingin diteliti (misal
pada contoh di atas, kita menggunakan sekelompok anak usia 6;00
untuk mengetahui emosi anak usia 6;00, sekolompok anak usia 6;06
untuk mengetahui emosi anak usia 6;06, sekelompok anak usia 7;00
untuk mengetahui emosi anak usia 7;00, dan seterusnya sampai
akhirnya kita ambil sampel dari sekelompok anak usia 9;00
untuk mengetahui emosi anak usia 9;00. Dari kelompok-kelompok
tersebut dapat diambil kesimpulan perkembangan emosi setiap tingkat
16
ibid

17 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m
usia dapat disimpulkan perkembangan emosi anak usia 6;00 sampai
9;00.17
4. Metode Case Study

Metode case study atau study kasus adalah suatu catatan tentang pengalaman
seseorang, penyakit yang pernah diderita, pendidikan, lingkungan, perawatan dan
pada umumnya juga semua fakta yang relevan untuk masalah-masalah tertentu
yang tersangkut dalam suatu kasus medis atau klinik.

Metode ini dapat berhasil dengan baik apabila observasi dan pencatatan-
pencatatan data-datanya dilakukan dengan sebaik-baiknya. Adapun yang di
observasi dan dicatat adalah data tingkah lakunya bukan interpretasi dari kelakuan
tersebut.18

5. Metode Introspeksi

Merupakan metode penelitian dengan cara melakukan pengamatan ke dalam


diri sendiri yaitu dengan melihat keadaan mental pada waktu tertentu. Metode ini
dipakai dan dikembangkan dalam disiplin psikologi oleh kelompok
strukturaklisme (Wilhem Wundt). Mereka mendefinisikan psikologi sebagai ilmu
yang mempelajari tentang pengalaman-pengalaman sadar individu. Menurut
mereka introspeksi dapat dipakai untuk mengetahui

proses mental yang sedang berlangsung pada diri seseorang, sebagaimana


pikiran, perasaan, motif-motif yang ada pada dirinya pada waktu tertentu. Disini
individu mengamati proses mental, menganalisis, dan kemudian melaporkan
perasaan yang ada dalam dirinya.19

17
Prabowo & Puspitasari, Metode-metode dalam Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Gunadarma,2002)
hal 10
18
Mahfudh Shalahudin, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Surabaya; PT. Bina Ilmu, 1990),26
19
Prabowo & Puspitasari,Metode-metode dalam Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Gunadarma,2002) hal
9

18 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m
2.4 Manfaat Psikologi Pendidikan
Didalam mempelajari suatu disiplin ilmu pastinya orang yang mempelajari
akan mendapatkan manfaat, termasuk mempelajari psikologi pendidikan, berikut
manfaat belajar psikologi pendidikan menurut beberapa ahli :

Menurut Chaplin (1972) beliau menitik beratkan manfaat atau kegunaan


mempelajari psikologi pendidikan untuk memecahkan rnasalah-masalah yang
terdapat dalam dunia pendidikan dngan cara rnenggunakan metode-metode yang
telah disusun secara rapi dan sistematis. Kemudian Lindgren berpendapat bahwa
manfaat mempelajari psikologi pendidikan ialah untuk membantu para guru dan
calon guru dalam mengembangkan pemaharnan yang lebih baik rnengenai
pendidikan dan prosesnya. Pemecahan berbagai masalah pendidikan tidak perlu
dibedakan apakah masalah-masalah psikologis itu dan pihak guru, siswa, atau
situasi belajar mengajar yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran.20

Secara umum manfaat dan kegunaan psikologi pendidikan menurut pendapat


Muhibinsyah bahwa psikologi pendidikan merupakan alat bantu yang penting bagi
penyelenggara pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Psikologi pendidikan
dapat dijadikan landasan berpikir dan bertindak bagi guru, konselor, dan juga tenaga
profesional kependidikan laiannya dalam mengelola proses belajar dan mengajar.
Sedangkan proses pembelajaran tersebut adalah unsur utama dalam pelaksanaan
setiap sistem pendidikan.21

Manfaat dan kegunaan psikologi pendidikan juga membantu untuk memahami


karakteristik peserta didik apakah termasuk anak yang lambat belajar atau yang
cepat belajar, dengan mengetahui karakteristik ini guru dapat mendesain pendekatan
belajar untuk anak didik yang berbeda-beda tersebut, sehingga pembelajaran dapat
dilaksanakan secara optimal untuk seluruh karakteristik anak didik.

20
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya.
2003), h. 9
21
Ibid h. 18

19 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m
20 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang dalam penguraian dan
penelitiannya lebih menekankan pada masalah pertumbuhan dan perkembangan anak,
baik fisik maupun mental, yang sangat erat hubungannya dalam masalah pendidikan
terutama yang mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar.

Psikologi pendidikan lebih pesat berkembang di Amerika Serikat, meskipun


tanah kelahirannya sendiri di Eropa. Kemudian, dari negara adidaya tersebut
psikologi pendidikan menyebar ke seluruh benua hingga sampai ke Indonesia.

Psikologi pendidikan juga mempunyai metode tersendiri dimana motode


tersebut adalah metode experimental, metode klinis, metode quistionere, metode case
study, metode instropeksi.

Secara garis besar banyak ahli membatasi objek kajian psikologi pendidikan
menjadi tiga macam yaitu Mengenai belajar, Mengenai proses belajar, Mengenai
“situasi belajar

Manfaat psikologi pendidikan dapat dijadikan landasan berpikir dan bertindak


bagi guru, konselor, dan juga tenaga profesional kependidikan lainya dalam
mengelola proses belajar dan mengajar.

21 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m
DAFTAR PUSTAKA

Danim dan Khairil, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru (Bandung Alfabeta,
2010).

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991. H. 232.

Mahfudh Shalahudin, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Surabaya; PT. Bina Ilmu,


1990),19

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja


Rosdakarya. 2003

Prabowo & Puspitasari, Metode-metode dalam Psikologi Pendidikan, (Jakarta:


Gunadarma, 2002) hal 12

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2010).

22 | P s i k o l o g i P e n d i d i k a n A g a m a I s l a m

Anda mungkin juga menyukai