Resume Trik Ok 8 Rinotomy Lateralis

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

RESUME

INSTRUMENTASI TEHNIK
RHINOTOMY LATERAL DEXTRA PADA PASIEN
GRANULOMA CAVUM NASI DEXTRA
DI OK 8 (OK THT)

OLEH:
TRI HIJRIYAWATI, A.Md.Kep

INSTALASI BEDAH SENTRAL


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAIFUL ANWAR MALANG
2014
RESUME
INSTRUMENTASI TEKNIK
PENDEKATAN RHINOTOMY LATERAL PADA PASIEN
GRANULOMA CAVUM NASI DEXTRA
DI OK 8 (OK THT)

1. Pengertian

Cavum nasi Adalah rongga yang dimulai pada nostrils


(apertura nasalis anterior = nares anterior) dan berakhir pada nares
posterior (= choanae).

Terbagi dua oleh septum nasi yang terletak pada linea


mediana.Septum nasiMerupakan dinding medial dari cavum nasi
yang dibentuk oleh vomer di bagian posterior-inferior, lamina
perpendicularis ossis ethmoidalis di bagian postero-superior dan
cartilago septalis yang berada di bagian anterior di antara kedua
tulang yang tersebut tadi.

Granuloma adalah istilah histopatologi yang mengacu pada


koleksi kecil sel-sel makrofag yang terbentuk ketika sistem imun
mencoba untuk menyekat zat-zat penyusup yang tidak dapat
dihilangkan. Granuloma terbentuk sebagai tanggapan terhadap benda
asing, infeksi tertentu (tuberkulosis, kusta) dan penyakit kulit inflamasi
(granuloma anular, granuloma fasial, sarkoidosis).

granuloma cavumnasi adalah suatu keadaan klinis yang


dikarakteristik dengan adanya pembesaran tumor pada
cavumnasi.Yaitu merupakan tumor ekstranodal yang berasal dari sel
NK, dengan predileksi pada cavum nasi
Rinotomy lateralis adalah merupakan suatu tindakan bedah di sebut
reseksi dengan pendekatan rinotomy lateralis untuk mengangkat
tumor cavum nasi (http:Repository. Unand.ac.id)
2. Indikasi
a) Tumor hidung
b) Tumor sinus

3. Kontra Indikasi
- Pasien dengan KU jelek
- Faal hemostasis memanjang

4. Persiapan
4.1. Persiapan Pasien
1) Serah terima pasien dari petugas RR ke perawat instrument
2) Pasien telah menandatanggani persetujuan tindakan
kedokteran
3) Pasien menanggalkan perhiasan yang dipakai.
4) Pasien puasa 6-8 jam.
5) Side marking .
6) Jumlah cairan yg sudah masuk, TTV, Pemeriksaan laborat,
radiology, konsultasi, lavement
7) Memasang catheter, profilaksis, skiren kumis, persiapan
implant, management nyeri, perlengkapan baju operasi
8) Mendokumentasikan data pasien pada buku register di kamar
operasi.
4.2. Persiapan Lingkungan
1) Mengatur dan mengecek fungsi mesin suction, lampu
operasi, meja operasi , meja mayo dan meja instrumen,
lampu kepala.
2) Memberikan perlak/ upad steril dan duk pada meja operasi
3) Mempersipakan linen dan instrumen steril yang akan
dipergunakan.
4) Mempersiapkan tempat sampah agar mudah dijangkau.
4.3. Persiapan Alat
4.3.1. Persiapan Instrumen
a) Instrumen steril yang ada di meja mayo
1 Washing & Dressing klem 1
2 Towel Klem (duk klem) 3
3 Dissecting klem (pinset chirurgi) 1
4 Pinset adson (bebek) cirrurgi 1
5 Tissue Forcep (pinset anatomi) 1
panjang
6 Tissue Forcep (pinset anatomi) 1
sedang
7 Scalp blade & handle no 3 (hand vast 1
mess)
8 Mosquito klem pean bengkok kecil 1
9 Hemostatic forcep pean (Pean 1
bengkok)
10 Hemostatic forceps Kocher 1
11 Gunting metzenboum 1
12 Gunting Mayo (kasar) 1
13 Surgical scissor ( gunting benang 1
lurus)
14 Needle holder kecil 1

b) Instrumen Tambahan
1 Speculum hidung 1
2 Pinset bayonet 1
3 Magil 1
4 Spatula lidah (tongue spatel) 1
5 Raspatorium 1
6 Hak kombinasi (seen miller) 1
7 Beklesley lurus besar / kecil 1 set
8 Beklesley bengkok atas besar/kecil 1/1
9 Canul Suction hipofaring/panjang 1/1
10 Canul suctin (hidung ) 1
11 Canul suction Kecil 1
12 Tampon tang 1
13 Klem 90 1
14 Gunting konka 1
c) Instrumen Penunjang
1) Instrumen Penunjang Steril
1 Handpiece couter bipolar 1
2 Slang suction 1
3 Bengkok 2
4 Cucing 1
6 Kom sedang 1
7 Mangkok 2
8 Pegangan lampu 2
2) Instrumen Penunjang On Steril
1 Lampu kepala 3
2 Mesin couter bipolar 1
3 Mesin Suction 1
4 Lampu operasi 2
6 Meja operasi 1
7 Meja instrumen 1
8 Meja mayo 1
9 Standar infus 3
10 Troli waskom 1
11 Tempat sampah 1
12 Gunting 1
4.3.2. Set Linen THT
1 Duk besar 4
2 Alas meja instrumen 2
3 Duk kecil 4
4 Sarung meja mayo 1
5 Perlak karet besar dan kecil 1/1
6 Handuk kecil (handuk tangan) 6
7 Schort (gaun operasi) 6
8 Duk lubang 2
4.3.3. Bahan Habis Pakai
1 Methylen blue 1 cc
2 Mess no 15 1
3 Handscoon sesuai ukuran 6
4 Cairan normal saline 0,9 % 1
5 Adrenalin 1
6 Pehacain 1
7 Vicryl 3.0 taper 1
8 Prolen 4.0 Cuting 1
10 Deppers 5
11 Kasa sedang 30
12 Povidon iodine (betadin 10 %) 100 cc
13 Alkohol 70 % secukupnya
14 Kasa roll Tampon bor salp 2 glg
15 Kasa roll tampon tanpa bor salp 1 glg
17 Underpad steril 1
18 Sofratule 1
19 Spuit 3 cc 1
20 Foley cath no 16 1
21 Spuit 10 cc 2
22 Urobag 1
23 Hipavix secukupnya
5. Instrumentasi Teknik
1. Perawat instrumen menyiapkan alat, linen dan bahan habis
pakai yang akan di gunakan.
2. Perawat instrumen scrubing, gowning, dan gloving
3. Mengeluarkan dan memberikan korentang steril pada perawat
sirkuler
4. Perawat instrumen menyiapkan meja instrumen yang meliputi
memasang perlak steril, duk besar dan tebal kemudian duk
sedang.
5. Menata linen di meja instrumen yang meliputi skoret, duk
besar, duk sedang, duk lubang, handuk tangan dll.
6. Menyiapkan meja mayo meliputi sarung meja mayo, perlak
steril, duk sedang
7. Perawat instrumen menyiapkan alat di meja mayo dan di meja
instrumen sesuai kebutuhan, kemudian menutupi dengan duk
sedang
8. Serah terima pasien dari perawat RR ke perawat instrument
9. Pasien dipindahkan ke meja operasi posisi supine.
SIGN IN
- Konfirmasi identitas pasien.
- Konfirmasi apakah pasien sudah tahu dengan tindakan
yang akan dilakukan.
- Ada persetujuan tindakan kedokteran dan sudah di tanda
tangannya.
- Penandaan lokasi operasi.
- Tanyakan pada pasien apakah ada riwayat alergi obat dan
makanan.
- Tanyakan pada perawat anasthesi apakah mesin anasthesi
dan pulse oksimetri berfungsi dengan baik.
- Tanyakan juga persiapan obat-obat anasthesi dan faktor
penyulit.
10. Pasien dilakukan tindakan pembiusan dengan general
anesthesi.
11. Setelah dilakukan induksi, perawat sirkuler membantu
mengatur posisi supine dengan bahu diganjal bantal agar
posisi kepala sedikit fleksi dan kepala sedikit miring ke arah
yang sehat kemudian memasang catheter, memasang plat
diatermi, perlak on steril di bawah kepala.
12. Perawat instrumen melakukan cuci tangan, memakai gaun
operasi dan sarung tangan steril.
13. Perawat instrumen memakaikan gaun operasi dan sarung
tangan steril kepada tim operasi.
14. Perawat instrumen memberikan desinfeksi klem dan cucing
yang berisideppers, betadinedan alkohol untuk antisepsis area
operasi.
15. Operator melakukan antisepsis pada lapang operasi yaitu area
sekitar hidung dengan povidone iodine selanjutnya dengan
alkohol, kemudian di keringkan dengan deppers kering.
16. Perawat instrumen mempersiapkan:
a) Larutan adrenalin 1: 200.000 yaitu 1 ampul adrenalin di
tambah NS 0,9 % 199 cc untuk mengurangi perdarahan.
b) Larutan pehacain 1 : 1 yaitu 1 ampul pehacain ( 2 cc) di
tambah dengan NS 0,9 % 2 cc untuk infiltrasi
17. Dilakukan drapping dengan memasang dobel duk kecil untuk
drapping daerah kepala, duk kecil bagian atas disatukan
hingga menutupi leher, kemudian di fiksasi dengan duk klem.
Duk kecil bagian bawah disatukan hingga menutupi rambut
dan mata kemudian di fiksasi dengan duk klem.Memberikan 1
duk besar kemudian duk lubang untuk drapping area wajah
sampai kaki. Satu duk sedang untuk kaki
18. Pasang slang suction dan and piece couter ikat dengan kasa
dan fiksasi pada draping dengan duk klem.
TIME OUT
Lakukan time out, klarifikasi identitas, nama dan umur pasien,
jenis kelamin dan register serta asal ruangan tempat rawat
inap. Kemudian sebutkan diagnosa dan tindakan operasi yang
akan dilakukan serta sebutkan nama2 semua team operator
dan anesthesi. Sebutkan antibiotic profilaksis bila ada.
Kemudian tanyakan pada dokter operator apakah ada tindakan
darurat di luar prosedur, estimasi lama operasi dan bagaimana
antisipasi kehilangan darahnya. Kemudian tanyakan pada
dokter anesthesia apakah ada perhatian khusus pada
pembiusan, kemudian tanyakan pada instrument apakah alat
sudah di sterilkan lalu apa ada perhatian khusus pada
peralatan dan perlukah instrument radiologi. Kemudian untuk
dokter operator memimpin untuk berdo’a.
19. Memasang tampon hipofaring dengan memberikan magil,
spatel lidah, langen back untuk membuka mulut atas dan
berikan roll tampon yang dibasahi ns dan dipegang dengan
kokker. Kalau perlu sambil di sution dengan ujung sution yang
panjang. Beri deppers sedang yg dipegang dengan klem 90
untuk tampon adenoid kanan.
20. Memberikan methylen blue untuk marking area operasi, lalu
area operasi di infiltrasi dengan pehacain.
21. Berikan injeksi pehacain 1:1 untuk injeksi infiltrasi dengan spuit
1cc
22. Memberikan mess no. 15 pada operator untuk marking ulang
dengan bagian mess yang tumpul. setelah itu insisi kulit, dan
memberikan kasa kering dan mosquito / pinset chirurgi pada
asisten untuk merawat perdarahan. Insisi di perdalam dengan
menggunakan mess sampai ketemu otot.
23. Memberikan mess 15 dan pinset chirurgi kepada operator
untuk insisi otot sampai ketemu tulang (os maxilaris)
sementara asisten memperluas lapang pandang dengan
menggunakan haak kombinasi dan pinset chirurgi, bila ada
perdarahan rawat dengan coater coagulan / mosquito.
24. Memberikan raspatorium untuk memisahkan jaringan/mukosa
dari tulang dengan cavumnasi.
25. Berikan klem pean untuk memberi lobang kemudian kassa rol
untuk tegel. Tumor di explore dgn jari tangan. Beri gunting
mascembung untuk memperlebar area. Kemudian berikan
couter pada operator untuk memotong tumor hidung.
26. Setelah tumor hidung terangkat semua dilakukan evaluasi
perdarahan, dengan cara dicuci dengan NS 0,9 % lalu di
suction. Setelah di pastikan tidak ada perdarahan,tegel dilepas.
SIGN OUT
Hitung jumlah kassa dan tampon apakah sudah sesuai serta
kelengkapan alat pada instrument.. Kemudian tanyakan pada
dokter operator hal-hal yang harus diperhatikan pada saat di
ruang pemulihan, tanyakan jg apa perlu pemeriksaan laborat
PA. kemudian tanyakan jg pada dokter anesthesia hal-hal yang
harus diperhatikan di ruang pulih sadar.
27. Menutup luka lapis demi lapis dengan memberikan vicryl 3.0
atraumatik untuk menjahit otot dan lemak, kemudian menjahit
kulit dengan prolene 4.0.
28. Memberikan tampon tang dan speculum hidung untuk
memasang tampon boor zalp pada cavun nasal dan sinus
nasal. Tampon tersebut di keluarkan melalui lubang hidung
29. Memberikan naldvooder, pinset chirurgidan prolen 4.0 untuk
menandai tampon agar mudah waktu melepas tampon.
30. Melepas tampon hipofaring dengan memberikan langen back,
untuk membuka mulut atas, spatel lidah dan magil pada
operator.
31. Memberikan sofratule dan kasa kering untuk menutup luka, lalu
di tutup dengan hipafix
32. Bersihkan pasien dengan hand towl. Operasi selesai
33. Perawat instrumen menginventaris alat alat dan bahan habis
pakai pada depo farmasi, kemudian mencuci dan menata
kembali alat alat pada instrumen serta merapikan ruangan.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Sudarth (2000), Buku Medikal Bedah, Ed. 2. EGC. Jakarta
Adam at al (1997), Buku Ajar Penyakit THT, Ed.6. EGC
Sjamsuhidayat & Jong (1997) Buku Ajar Ilmu Bedah, ECG. Jakarta.
Iskandar N.eds. Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, edisi 6. Jakarta BP FK UT
Roezin, A. Et al (2007) Tumor Hidung, Ed.5. EGC Jakarta
Tim RSUD Dr. Sutomo (1994), Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit
THT RSUD dr. Sutomo Surabaya.
Price & Wilson (1995) Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit, Ed.4.
EGC Jakarta
http: / repository. Unand, ac,id.
Interactive Netter's Atlas of Human Anatomy [book on CD-ROM].

Malang, 7 November 2014


Pembimbing OK 8

(Dian Dwi Utami, A.Md.Kep)

Anda mungkin juga menyukai