OK 9 VP - Shunt

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

RESUME TEKNIK INSTRUMENTASI VENTRICULO PERITONEAL SHUNT ( VP-SHUNT)

PADA PASIEN Tn. “M” (48 tahun) DENGAN HYDROCEPALUS


DI OK IX ( NEUROSURGERY) RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

OLEH:
DIAN AGUS M.

INSTALASI BEDAH SENTRAL


RSUD DR SAIFUL ANWAR MALANG
2015
RESUME TEKNIK INSTRUMENTASI VENTRICULO PERITONEAL SHUNT ( VP-SHUNT)
PADA PASIEN Tn. “M” (48 tahn) DENGAN HYDROCEPALUS

I. TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Hidrosepalus adalah kelebihan akumulasi cairan serebrospinal di dalam ventrikel serebral,
ruang arachnoid, atau ruang subdural (cindy smith,1998). Hidrosepalus adalah suatu keadaan
dimana terjadi peningkatan tekanan intrakranial yang disebabkan karena adanya penumpukan
cerebrospinal fluid di dalam ventrikel otak (Sharon & Terry: 1993;292) Jadi Hidrosepalus
adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh produksi yang tidak seimbang dan penyerapan dari
cairan cerebrospinal (CSF) di dalam sistem Ventrikular.
Meningo-ensefalokel dan meningokel adalah herniasi selaput otak dengan atau tanpa
jaringan otak melalui defek tulang cranium. Pada umumnya meningokel adalah lunak,
berpulsasi dan isi kantungnya dapat ditekan ke dalam ruang intracranial sedangkan meningo-
ensefalokel adalah sebaliknya. Herniasi ini bisa melalui tulang wajah, cranium ataupun tulang
dasar tengkorak (patofisiologi corwin).
VP Shunt Adalah singkatan dari ventriculoperitonial shunt yaitu prosedur pembedahan
yang dilakukan unruk membebaskan tekanan intrakranial yang diakibatkan oleh terlalu
banyaknya cairan serebrospinal (hidrocefalus). Cairan ini dialirkan otak menuju peritonium.
B. PATOGENESIS
Gangguan aliran cairan otak berdasarkan riset NINDS ( National Institute of
Neurology Disorders And Stroke ) ada 3 jenis yaitu
1. Gangguan aliran karena adanya hambatan sirkulasi ( tu otak yang terdapat pada ventrikel
2. Aliran cairan otak tidak tersumbat tetapi produksi CSS berlebihan akibatnya cairan otak
bertambah banyak ( pada ca otak yang sel-selnya memproduksi cairan yang berlebihan )
3. Cairan otak (CSS) yang mengalir jumlahnya normal dan tidak ada sumbatan tetapi ada
gangguan dalam proses penyerapan cairan ke pembuluh darah balik,sehingga otomatis
cairan akan meningkat ( meningitis,adanya trauma disekitar penyerapan ). Keseimbangan
antara produksi dan penyerapan dapat perlahan/progresif yang mengakibatkan ventrikel
otak membesar dan menekan jaringan otak sekitar.

C. INDIKASI
1. Megaensefali
2. Hidranensefali
3. Tumor otak
4. Cairan subdural (subdural effusion)
5. Brainstem Gliomas
6. Childhood Migraine Variants
7. Craniopharyngioma
8. Epidural Hematoma
9. Frontal and Temporal Lobe Dementia
10. Frontal Lobe Epilepsi
11. Frontal Lobe Syndromes
12. Glioblastoma Multiform
13. Intracranial Hemorrage
14. Meningioma
15. Mental Retardation
16. Oligodendroglioma
17. Pituitary Tumors
18. Primary CNS Lymphoma
19. Pseudomotor Cerebri
20. Subdural Empyema
21. Subdural Hematoma
22. Sudden Visual Loss

D. KONTRA INDIKASI
 Terjadi infeksi
II. TINJAUAN KASUS
A. PERSIAPAN LINGKUNGAN
1. Mengatur dan mengecek fungsi mesin suction, mesin ESU, lampu operasi, meja mayo
dan meja instrument
2. Memasang U- Pad on steril dan doek besar on teril pada meja operasi.
3. Memasang blankat penghangat dibawah duk meja operasi, serta mengatur suhu 37º
4. Mempersiapkan linen dan instrument steril yang akan dipergunakan.
5. Mempersiapkan dan menempatkan tempat sampah medis agar mudah dijangkau.
6. Mengatur suhu ruangan.
7. Menyiapkan/menata instrumen untuk operasi

B. PERSIAPAN ALAT
1. Instrumen Dasar
a. Handlemess no.3 dan 7 :2/1
b. Gunting mayo (surgical scissor curve) :1
c. Gunting metzenboum (metzenboum scissor) :1
d. Pinset Anatomy (tissue forceps) :2
e. Pinset Chirurgi (disecting forceps) :2
f. Pinset bebek (adson dissecting forceps) :2
g. Desinfeksi klem (washing and dressing forceps) :1
h. Doek klem (towel klem) :5
i. Mosquito klem (hemostatic forceps mosquito) :6
j. Klem pean panjang/manis :1
k. Klem kocher :4
l. Elis klem :1
m. Klem sepatu :2
n. Nald foeder (needle holder) :2

2. Instrumen tambahan
a. Hak Kombinasi (Seen Miller) : 2 buah
b. Adson / Desektor : 1 buah
c. Sprider kecil : 1 buah
d. Raspatorium : 1 buah
e. Spanner panjang : 2 buah

3. Alat Penunjang steril


a. Handpiece ESU bipolar :1
b. Selang Suction / EMP :1
c. Bengkok :2
d. Kom :1
e. cucing :2
f. 1 set bor cranium :1

4. Alat Penunjang Tidak Steril


a. Meja operasi :1
b. Mesin ESU :1
c. Mesin Suction :1
d. Troli baskom :2
e. Tempat sampah medis / non medis :1/1
f. Meja instrument :1
g. Meja mayo :1
h. Standart infus :1

5. Set linen steril


a. 1 paket linen
 Doek besar : 3 buah
 Doek super (sedang) : 4 buah
 Doek kecil : 4 buah
 Sarung meja 1 mayo : 1buah
b. Handuk kecil : 5 buah
c. Skort : 6 buah

6. PERSIAPAN BAHAN HABIS PAKAI


a. Handscoon steril (sesuai kebutuhan) : 4 pasang
b. Povidone iodine dan alkohol 70 % :sesuai kebutuhan
c. Underped steril : 2 buah
d. Mess no 11, 15 & 10 : 1 / 1 /1
e. Benang vicril 3-0 / 4-0 :1/1
f. Premilen 4-0 :1
g. Mersilk 3-0 tanpa jarum :1
h. Urobag/catheter no.16 : 1/1
i. Jelly :sesuai kebutuhan
j. Kassa steril : 30 buah
k. Deppers : 10 buah
l. Spuit 10 cc / 3 cc : 2/ 1buah
m. Adrenalin : 1 ampul
n. Lidocain : 2 ampul
o. Opsite besar : 3 buah
p. Hepavic :sesuai kebutuhan
q. Supratule : 1 buah
r. Spidol marker : 1 buah
s. Bone wax : 1 buah
t. Surgical : 1 buah
u. VP Shunt set (Perionial drain, Ventricular drain, Chamber) : 1 set

C. PERSIAPAN PASIEN
Persiapan Pasien
1. Pasien dipersiapkan dalam kondisi bersih dan mengenakan pakaian khusus masuk
kamar operasi.
2. Pasien memakai gelang identitas pasien dengan benar
3. Pasien harus puasa.
4. Pasien telah menandatangani persetujuan tindakan operasi.
5. Lepas gigi palsu dan semua perhiasan bila ada.
6. Pasien diberikan anastesi general anastesi.

D. TEKNIK INSTRUMENTASI
1. Pasien datang ke ruang premedikasi, melakukan sign in yang meliputi:
a. Identitas pasien, umur, jenis kelamin, asal ruangan dan register.
b. Apakah pasien sudah dikonfirmasikan identitas, area operasi, tindakan operasi,
dan lembar persetujuan (sudah/belum)
c. Penandaan area operasi (sudah/belum/tidak perlu)
d. Persiapan mesin dan obat anesthesi (sudah/belum)
e. Fungsi pulse oksimeter (ya/tidak)
f. Riwayat alergi pasien (tidak/ya, ….)
g. Resiko aspirasi (tidak/ya, tapi telah tersedia peralatan untuk mengatasinya)
h. Antisipasi kehilangan darah > 500cc atau 7 cc/kgBB (untuk anak), (ya tapi telah
direncanakan 2 iv line atau akses vena sentral).
2. Menulis identitas pasien di buku register dan membuat askep, lembar depo, SSC dan
catatan operasi.
3. Tim anesthesi melakukan induksi dengan general anastesi.
4. Perawat sirkuler atau operator memasang catheter no. 16 dan urobag (bila belum
terpasang).
5. Perawat sirkuler dan anesthesi memposisikan pasien dengan posisi supinasi leher
diganjal dengan ganjalan donat atau doek besar dilipat ataupun yang lainnya dan
kepala dimiringkan kekanan.
6. Mengatur posisi supine, onloop kemudian mencuci lapang operasi dengan
chlorhexidine dan keringkan.
7. Perawat instrumen melakukan cuci tangan, memakai gaun operasi dan sarung tangan
steril.
8. Perawat instrumen membantu menggunakan gaun operasi dan sarung tangan steril
kepada tim operator dan asisten operator.
9. Perawat instrumen memberikan pada operator desinfeksi klem dan cucing yang berisi
deppers betadhine dan kemudian deppers alkohol untuk disinfeksi area operasi
kemudian keringkan dengan deppers kering.
10. Melakukan drapping pada area operasi dan kemudian tutup dengan opset.
a. Berikan U-Pad steril dan 2 doek kecil di bawah kepala. Bungkus kepala
dengan doek kecil dan fiksasi dengan doek klem
b. Pasang doek sedang dibawah, lalu doek kecil kanan kiri dari perut
c. Pasang duk besar (1) dipasang melingkari kepala
d. Pasang doek besar (1) untuk menutupi bawah perut sampai kaki tidak
kelihatan
e. Pasang opsite pada area yang akan diincisi
11. Dekatkan selang suction, bor cranium dan ESU kemudian cek fungsi, ikat dengan kasa
dan fiksasi pada drapping dengan duk klem Dekatkan meja mayo dan meja instrument
ke dekat meja operasi. (NB : Cara membuat larutan adrenalin 1/200.000 → adrenalin
1 amp/1 cc + NS 9cc, lalu ambil 1cc + 2 ampul lidocain/4cc + 5cc NS = 10 cc, ambil
5cc larutan tsb + 5cc NS = 10cc, ganti jarum spuit 10cc dengan jarum spuit 3cc).
12. Perawat sirkuler melakukan time out (sebelum insisi)
Time out meliputi : Konfirmasi nama pasien, umur, ruangan atau bangsal, diagnosa,
jenis tindakan, tim operasi, antibiotik proflaksis, lama operasi dan antisipasi kejadian
kritis perdarahan, dan resiko anestesi,serta kesiapan instrumen dan perhatian khusus
pada instrumen, serta persiapan radiologi ( C-Arm) . hitung jumlah instrument dan
kasa yang digunakan ( jumlah instrument 33 turun 1 dan jumlah kasa 30, deppers 10)
13. Pembacaan doa sebelum operasi dipimpin oleh operator.
14. Operator melakukan marking atau menandai area operasi berikan pinset chirurgi.
15. Berikan larutan adrenalin pada operator untuk infiltrasi area kepala yang akan diincisi.
16. Operator melakukan insisi area operasi berikan mess 1 (handle mess no.3 dengan
paragon mess no.10) untuk insisi dan pinset chirugis.
17. Insisi diperdalam dengan mess 2. Berikan handle mess no. 3 dengan paragon mess
no.15
18. Berikan mosquito dan kassa kering pada asisten untuk rawat perdarahan. Berikan
couter bipolar pada operator untuk rawat perdarahan saat menggunakan couter bipolar
lakukan spolling NS 0,9%.
19. Berikan duk klem pada asisten untuk fiksasi kulit kepala yang terbuka.
20. Berikan kepada operator rasparatorium untuk membersihkan jaringan periosterom.
21. Berikan bor cranium pada operator untuk membuka tulang kepala sampai tampak
duramater, berikan spoling NS 0,9%. kepada asisten.
22. Berikan desektor dan suction kepada operator dan berikan mosquito dan kasa kepada
asisten untuk mengambil sisa tulang dan taruh di dalam kasa basah.
23. Berikan bone wax pada operator unuk rawat perdarahan. ( bila diperlukan )
24. Insisi pindah ke abdomen, berikan kasa basah kepada operator untuk menutup insisi di
kepala.
25. Pindah abdomen → insisi abdomen secara paramedian dengan mess I diperdalam
dengan mess 2 sampai lemak hingga tampak fasia.
26. Berikan spreider abdomen untuk memperluas lapang pandang operasi ke arah cranial.
27. Spanner dimasukkan atas fasia / lemak dari abdomen ke arah cranial. Catheter
peritoneal dimasukkan melalui ujung spanner, pangkal spanner ditarik perlahan
melalui lemak - fasia di abdomen. Spull catheter dengan Ns dan kemudian Catheter
peritoneal diklem dengan klem sepatu kemudian tutup kassa basah, taruh di atas
bengkok.
28. Pindah ke cranial → berikan speed mess → handvat mess no.7, paragon mess no.11
untuk membuka duramater, rawat perdarahan dengan bipolar dan spull NS.
29. Siapkan catheter ventrikel diperkuat dengan mandrin, masukkan ke dalam lubang
duramater kemudian klem ventrikel catheter dengan klem sepatu.
30. Operator mengukur panjang ventrikel catheter, berikan gunting mayo untuk
menggunting ventrikel kateternya. (anak – anak : 30 – 45 cm, dewasa : 30 cm)
31. Pasang konektor dan flashing device pada ujung catheter ventrikel. Cek liquor yang
keluar sudah adekuat (aliran lancar tanpa sumbatan) apa belum. Fiksasi konektor
dengan zeide 3-0 tanpa jarum dengan loss nald.
32. Pindah ke mini laparatomi, berikan kocher untuk jepit fasia (anak2 dengan mosquito
klem) serta gunting metzemboum. Gunting fasia sampai tampak peritoneum. Setelah
tampak peritoneum, jepit peritoneum dengan mosquito 4 buah dan berikan vycri 3-0
untuk jahit tobacco sak.
33. Bersihkan catheter peritoneal dengan kassa, berikan double pinset anatomis untuk
membantu memasukkan catheter peritoneal ke dalam rongga peritoneum.
34. Sign out meliputi :
 Perawat membacakan :
- Jenis tindakan? ( VP - SHUNT).
- Kecocokan jumlah instrument, kassa, jarum sebelum dan sesudah operasi.
(cocok dan lengkap)
- Label pada specimen (membacakan identitas pasien, jenis specimen, register,
ruangan yang tertera pada label). (tidak ada speciemen).
- Apakah ada permasalahan pada alat-alat yang digunakan. (tidak ada
masalah).
 Intrumen +anatesi+operator
- Apa yang menjadi perhatian khusus pada saat masa pemulihan (recovery).

35. Operator melakukan penutupan, jahit peritoneum → berikan vicryl 3-0 jarum
atraumatik round + pinset anatomis. Berikan vicril 3-0 untuk jahit facia dan lemak.
Jahit kulit dengan premilen 4-0 jarum atraumatik cutting + pinset chirugis.
36. Pindah ke kepala, jahit periosteum dengan vycril 3-0 serta pinset chirurgis, dilanjutkan
dengan subkutis dengan vycril 3-0 dan kulit dengan premilen 4-0 jarum cutting.
37. Bersihkan area operassi dengan kassa basah kemudian keringkan dengan kassa kering
(T towel). Tutup luka insisi dengan sofratule + kassa kering kemudian hipafix.
38. Operasi selesai, bereskan semua instrument, bor listrik, selang suction dan kabel
couter dilepas.
39. Rapikan pasien, bersihkan bagian tubuh pasien dari bekas betadin yang masih
menempel dengan menggunakan kassa basah dan keringkan.
40. Pindahkan pasien ke brankart, dorong ke ruang recovery.
41. Semua instrument didekontaminasi menggunakan larutan enzimatik detergent dalam
air. Rendam selama 10 - 15 menit lalu cuci, bersihkan dan keringkan, kemudian alat
diinventaris dan diset kembali bungkus dengan kain siap untuk disterilkan.
42. Bersihkan ruangan dan lingkungan kamar operasi, rapikan dan kembalikan alat- alat
yang dipakai pada tempatnya.
43. Inventaris bahan habis pakai pada depo farmasi.

Catatan : insisi pada VP shunt ada 2 titik, yaitu :


1. Titik Kocher yaitu titik pada kepala yang berada pada 1 – 2 cm dari sutura coronaria
dan sejajar dengan pupil. Titik ini paing sering digunakan
2. Titik Keen Point ( parietal posterior )

Pembimbing OK 9

[Zakfar Efendi Amd. Kep]

Anda mungkin juga menyukai