Agung Pratama (E1c119014) Teknik Tenaga Listrik
Agung Pratama (E1c119014) Teknik Tenaga Listrik
Agung Pratama (E1c119014) Teknik Tenaga Listrik
OLEH :
Agung Pratama
E1C119014
A. Latar Belakang
Energi listrik merupakan energi yang tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat.
Kegiatan dan kebutuhan manusia dalam kesehariannya tidak terlepas dengan adanya listrik.
Negara Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki potensi sumber energi terbarukan
yang hingga kini belum di manfaatkan secara optimal. Potensi energi terbarukan yang sudah
di manfaatkan sebagian besar berupa sungai yang air-nya cenderung terbuang ke laut.
Padahal setiap kilometer sungai dapat dimanfaatkan sebagai sumber tenaga untuk
menggerakan pembangkit listrik tenaga mikro hidro. Pemanfaatan energi terbarukan ini dapat
dioptimalkan terutama di lokasi pedesaan atau kampung, yang umumnya tersebar dan juga
tidak memungkinkan untuk mendapatkan layanan jaringan PLN. Karena itu perlu dilakukan
beberapa usaha, yakni membangun pembangkit sendri yang terpisah dari jaringan PLN. Salah
satunya adalah pembangkit listrik tenaga mikro hidro sebagai salah satu alternatif energi
nasional. Melalui konsep mikro hidro “Power Pal System” ini, masyarakat di wilayah
perkampungan di Provinsi Papua Barat yang belum menikmati listrik dapat terpenuhi.
B. Perumusan Masalah
Kampung Sasnek merupakan salah satu kampung yang terletak di Distrik Sawiat
Kabupaten Sorong Selatan Provinsi Papua Barat. Kampung ini terdiri dari ± 170 KK dan
merupakan salah satu kampung terpencil yang sampai saat ini belum dapat menikmati adanya
penggunaan listrik. Sehingga kerap kali masyarakat di kampung ini merasakan adanya
ketidakadilan dalam hal kebijakan PLN dalam melistriki Papua, karena sampai saat ini
kampung tersebut belum dapat dialiri sumber daya listrik PLN. Kampung sasnek memiliki 3
(tiga) aliran sumber air terjun, yang pada dasarnya memiliki kapasitas jika dimanfaatkan
untuk membangkitkan listrik. Hal ini menjadi alasan utama peneliti untuk dapat memberikan
kontribusi ilmu pengetahuan dengan melakukan kajian dan studi tentang pembangunan
PLTMH di kampung sasnek Distrik Sawiat Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat.
C. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan studi perencanaan
dalam menyiapkan suatu sistem energi listrik dengan memanfaatkan energi potensial air yang
tersedia di Kampung Sasnek, yang berlokasi di Distrik Sawiat Kabupaten Sorong Selatan
Provinsi Papua Barat. Sehingga dalam implementasi pembangunan PLTMH tersebut
kedepannya, dapat memberikan manfaat langsung bagi warga kampung Sasnek, guna
peningkatan produktivitas ekonomi dan keberlangsungan hidup masyarakat kampung Sasnek.
Konsep Mikrohidro
Menurut (Parabelem T.D. Rompas, Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 16, Nomor 2,
Oktober 2011) ; Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik
yang menggunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya
(resources) penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketinggian tertentu dan
instalasi. Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari instalasi maka semakin
besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik Prinsip dasar
mikrohidro adalah memanfaatkan energi potensial yang dimiliki oleh aliran air pada jarak
ketinggian tertentu dari tempat instalasi pembangkit listrik. Sebuah skema mikrohidro
memerlukan dua hal yaitu, debit air dan ketinggian jatuh (head) untuk menghasilkan tenaga
yang dapat dimanfaatkan (Gambar 2.1). Hal ini adalah sebuah sistem konversi energi dari
bentuk ketinggian dan aliran (energi potensial) ke dalam bentuk energi mekanik dan energi
listrik. Daya yang masuk (Pgross) merupakan penjumlahan dari daya yang dihasilkan (Pnet)
ditambah dengan faktor kehilangan energi (loss) dalam bentuk suara atau panas. Daya yang
dihasilkan merupakan perkalian dari daya yang masuk dikalikan dengan efisiensi konversi
(∑Ƞ).
Menurut (Sri Sukamta dan Adhi Kusmantoro, Jurnal Teknik Elektro Universitas
Negeri Semarang, Jurnal Teknik Elektro Vol. 5 No. 2 Juli - Desember 2013) ; Aliran sungai
dibendung agar mendapatkan debit air (Q) dan tinggi jatuh air (H), kemudian air yang
dihasilkan disalurkan melalui saluran penghantar air menuju kolam penenang, Kolam
penenang dihubungkan dengan pipa pesat, dan pada bagian paling bawah di pasang turbin air.
Turbin air akan berputar setelah mendapat tekanan air (P), dan perputaran turbin
dimanfaatkan untuk memutar generator, Setelah mendapat putaran yang constan maka
generator akan menghasilkan tegangan listrik, yang dikirim kekonsumen melalui saluran
kabel distribusi (JTM atau JTR).
Menurut (Ir. Janter Napitupulu, MT, Jurnal DA, Jurusan Teknik Elektro Universitas
Darma Agung Medan, 2012) ; Diagram skematis PLTMH dapat digambarkan sebagai berikut
.
5. Turbin merupakan peralatan yang tersusun dan terdiri dari beberapa peralatan
suplai air masuk turbin, diantaranya sudu (runner), pipa pesat (penstock), rumah
turbin (spiral chasing), katup utama (inlet valve), pipa lepas (draft tube), alat
pengaman, poros, bantalan (bearing), dan distributor listrik.
6. Generator, Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik
dari sumber energi mekanis.
7. Draftube atau disebut pipa lepas, air yang mengalir berasal dari turbin.
12. Jalur Transmisi, berfungsi menyalurkan energi listrik dari PLTMH menuju
rumahrumah.
Dimana :
- Q = Debit Air
- H = Head
- g = Konstanta gravitasi
P = 9, 81 x Q x H ( k W )
Sedangkan besarnya energi yang hilang ini di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
1. Kerugian / losses pipa pesat / penstock
2. Efisiensi Turbin
3. Efisiensi Generator
4. Efisiensi Trafo
5. Efisiensi Jaringan
Dari beberapa referensi dapat di ketahui juga bahwa untuk sistem pembangkit kecil,
sebagai acuan kasar dapat digunakan harga Et = 50 %. Sehingga di misalkan debit 0,574 dan
head 3,62, maka dapat di hitung potensi mikrohidro sebagai
= 10,4 KW
Terdapat banyak metode pengukuran debit air. Menurut (Sri Sukamta dan Adhi
Kusmantoro, Jurnal Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang, Jurnal Teknik Elektro Vol.
5 No. 2 Juli - Desember 2013) ; Untuk sistem konversi energi skala besar, pengukuran debit
dapat berlangsung bertahun-tahun. Sedangkan untuk sistem konversi energi skala kecil waktu
pengukuran dapat lebih pendek, misalnya untuk beberapa musim yang berbeda saja.
Pengukuran luas permukaan sungai, dan kecepatan aliran sungai dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pengukuran kedalaman sungai yang dilakukan di beberapa titik berbeda (X1 – Xn)
2. Jika lebar sungai (L), maka untuk memperoleh luasan dapat dilakukan perhitungan
dengan rumusan berikut :
Xrata =
Langkah menentukan kecepatan sungai (v) diatas, dilakukan lima (5) kali
berturut-turut, kemudian dilakukan pencatatan waktu tempuh pelampung (t0 – t1)
dengan menggunakan stopwatch. Untuk perhitungan waktu tempuh rata-rata,
digunakan rumusan sebagai berikut :
Q = A x V (m3 /detik)
Karena kurangnya data , maka sebagai acuan di misalkan luas area pengukuran 20
m2 dan kecepatan air rata-rata 0,5 m/d sehingga
Dik :
A = 20m2
V = 0,5 m/d
Dit : Q= . . . (m3/detik)
Penye :
Q = A x V (m3/detik)
= 20 x 0,5
=10 m3/detik
KESIMPULAN