4 - Bab I
4 - Bab I
4 - Bab I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui budaya sekolah di SMPN 1 Cileunyi.
2. Untuk mengetahui karakter religius siswa di SMPN tersebut.
3. Untuk mengetahui pengaruh budaya sekolah terhadap karakter religius
siswa di SMPN tersebut.
E. Kerangka Berpikir
Pada hakekatnya makna pendidikan secara umum merupakan upaya sadar
dan terencana untuk membentuk karakter manusia agar menjadi lebih baik.
Pendidikan bukan sekedar berkecimpung dalam ranah kognitif saja, lebih dari
itu pendidikan haruslah memperhatikan pada ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Lebih khusus lagi pendidikan Islam mengkaji dan bertujuan
menjadikan peserta didik memiliki akhlak yang mulia.
Pendidikan akhlak atau yang lebih dikenal dengan karakter adalah
serangkain prinsip dasar moral dan keutamaan sikap serta watak atau tabiat
yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak masa pemula
hingga menjadi mukallaf, yakni siap untuk memengarungi lautan kehidupan
(Busroli, 2019). Salah satu upaya pembentukan karakter dapat diciptakan dalam
lingkungan pendidikan itu sendiri. Lingkungan pendidikan sangat mendukung
dan berperan penting bagi karakter siswa. Lingkungan sekolah yang sehat
berdampak positf pada karakter siswa, sebaliknya lingkungan sekolah yang
tidak sehat berdampak buruk pula pada karakter siswa.
Karakter bukan hanya dibentuk oleh lingkungan sekolah saja, pendidikan
dan pengasuhan orangtua juga berperan penting dalam pembentukan karakter
siswa. Keluarga adalah fondasi pengembangan karakter (moral atau akhlak) dan
intelektual. Dengan demikian, baik atau tidaknya karakter anak-anak tergantung
pada seberapa baik karakter bagaimana upaya orang tua dalam membimbing
dan mengarahkan mereka. Orangtua yang memiliki karakter yang baik dan
mampu menerapkan pada anak-anaknya tentu akan membuat anak-anaknya
memiliki karakter yang baik. (Dedih, Zakiyah, & Melina, 2019). Akan tetapi
sekarang ini siswa setiap hari banyak menghabiskan waktunya di sekolah
dengan program full day school yang dicanagngakan pemerintah sekarang.
Maka lingkungan sekolah haruslah bisa menjadi pengaruh terbesar dalam
pembentukan karakter siswa.
Karakter religius adalah suatu sifat yang melekat pada diri seseorang atau
benda yang menunjukkan identitas, ciri, kepatuhan ataupun pesan keislaman
Karakter Islam yang melekat pada diri seseorang akan mempengaruhi orang
disekitarnya untuk berperilaku Islami juga. Karakter Islam yang melekat pada
diri seseorang akan terlihat dari cara berpikir dan bertindak, yang selalu dijiwai
dengan nilai-nilai Islam. Bila dilihat dari segi perilakunya, orang yang memiliki
karakter islami selalu menunjukkan keteguhannya dalam keyakinan,
kepatuhannya dalam beribadah, menjaga hubungan baik sesama manusia dan
alam sekitar (Kusno, 2014).
Lingkungan sekolah yang baik didukung dengan budaya sekolah yang baik
pula. Dengan adanya budaya sekolah yang baik maka keseharian dan aktivitas
siswa di sekolah dapat terpengaruhi oleh budaya sekolah yang ada. Seiring
berjalannya waktu, budaya sekolah dapat membentuk juga menjadikannya
karakter dan kepribadian siswa. Pembiasaan dan penerapan budaya sekolah
yang berulang-ulang dan terus menerus seriap harinya, diharapkan bisa
menjadikan karakter yang kuat bagi siswa dan berpengaruh terhadap
kepribadian baik mereka, ketika di dalam ataupun diluar sekolah, khususnya
karakter religius yang menjadi pondasi utama.
Berikut beberapa contoh budaya sekolah yang ada di SMPN 1 Cileunyi dan
akan peneliti analisis: sapa pagi, tadarus al-quran sebelum pembelajaran
dimuali, menyanyikan hymne SMPN 1 Cileunyi, pungut sampah, pemutaran
lagu “buanglah sampah pada tempatnya”, shalat duha & jum’at berjama’ah,
literasi, ekstra kurikuler, kencleng jum’at, pemutaran lagu “trimakasihku”.
Semua bentuk budaya sekolah tersebut memiliki tujuan tersendiri yang
diingankan oleh pihak sekolah, salahsatunya untuk menjadikannya kebiasaan
dan kepribadian dalam diri siswa (karakter) yang dapat dibawa dan melekat di
dalam maupun diluar sekolah. Adapun indikator budaya sekolah itu sendiri
adalah nilai yang dianut (aturan yang berlaku), sikap yang dimiliki (interaksi
sosial), kebiasaan yang ditampilkan, tindakan yang ditunjukkan (Komariah &
Triatna, 2010).
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif dan bisa mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (RI, 2003)
Tugas utama sekolah adalah membantu peserta didik untuk menemukan,
mengembangkan, dan membangun kemampuan yang akan menjadikannya
berkesanggupan secara efektif untuk menunaikan tugas-tugas individu dan
sosialnya pada saat sekarang serta mendatang (Margono, 1994). Peningkatan
kualitas pendidikan sangat menekankan pentingnya peranan sekolah sebagai
salah satu pelaku dasar utama yang otonom serta peranan orang tua dan
masyarakat dalam mengembangkan pendidikan. Sekolah perlu diberikan
kepercayaan untuk mengatur dan mengurus dirinya sendiri guna mencapai
tujuan-tujuan pendidikan, salah satunya dengan melaksanakan budaya sekolah
(Admodiworo, 2000).
Budaya sekolah merupakan nilai nilai yang melandasi perilaku, tradisi,
kebiasaan keseharian dan simbol simbol yang dipraktikan oleh semua warga
sekolah dan masyarakat sekitar sekolah. Melalui budaya sekolah dapat
membentuk karakter karena setiap siswa diharapkan untuk bisa mengikuti
kebiasaan yang dilaksanakan di sekolahan tersebut. Karakter peserta didik dapat
dibentuk melalui budaya sekolah yang kondusif. Pendidikan karakter dan
pendidikan kecakapan hidup akan efektif bilamana disemaikan dalam budaya
sekolah, bukan sekedar diinformasikan dan dilatihkan, karena melalui budaya
sekolah yang kondusif, sekolah akan mampu mendudukan dirinya sebagai
lembaga penyemaian bagi tumbuh dan berkembangnya kecakapaan pribadi,
kecakapan sosial, kecakapan akademik khususnya karakter religius pada diri
peserta didik.
Pengaruh
Siswa