Makalah Model Pembelajaran POGIL

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN POGIL

NAMA : ELFIN LOPE

NIM : 17 506 002

KELAS :B

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
PENDIDIKAN KIMIA 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita sehingga saya dapat
menyelesaian makalah yang berjudul “Model Pembelajaran POGIL”.
Adapun pembuatan makalah ini adalah sebagai tugas individu yang
diberikan oleh dosen mata kuliah Seminar Kimia. Dengan selesainya makalah
ini, kritik dan saran dari semua pihak yag bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kemajuan dalam hal penyusunan makalah dikemudian hari.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak dan serta dan
tidak lupa saya ucapkan terima kasih banyak kepada beliau sebagai dosen
mata kuliah Seminar Kimia.

penulis
Elfin Lope

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................i

BAB I
PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 4

2.1 Apa itu model pembelajaran POGIL………………………………………4


2.2 Apa tujuan dari model pembelajaran POGIL…………………….…….….7
2.3 Bagaimana tahap-tahap model pembeljaran POGIL………………………8
2.4 Apa kelebihan dari model pembelajaran POGIL……...……………….….9
2.5 Apa kekurangan dari model pembelajaran
POGIL……………………….17

BAB III PENUTUP .........................................................................................18


3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 18

3.2 Saran……………………………………………………………………...19

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pengembangan pendidikan yang berkualitas tidak terlepas dari

kegiatan belajar dan mengajar. Melalui proses pembelajaran yang baik

peserta didik dapat menumbuhkembangkan minat, bakat dan kepribadian

sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik.

Pembelajaran yang baik bagi peserta didik inilah yang membawa pengaruh

penting dalam pengembangan diri untuk menjadi individu yang

berkompetensi dibidangnya.

Salah satu bidang pendidikan yang penting untuk dipelajari dan

dipahami adalah ilmu kimia. Kimia memuat rumus-rumus, hukumhukum

dan konsep yang menghubungkan materi satu dengan yang lainnya, dalam

pembelajaran siswa dituntut untuk memahami, mengaitkan, dan

mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Penguasaan konsep kimia merupakan hal paling penting dalam

pembelajaran kimia (Saragih dalam Manampiring, 2019). Pembelajaran

kimia merupakan bahan pelajaran yang bersifat abstrak sehingga sukar

dipahami. (Chang dalam putri, 2021).

Menyikapi permasalahan tersebut, diperlukan strategi yang dapat

melibatkan siswa secara aktif selama pembelajaran untuk meningkatkan

4
prestasi belajar peserta didik. Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat

diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Salah satu strategi pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara

aktif adalah Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL). Strategi

POGIL merupakan pembelajaran inkuiri terbimbing yang berorientasi

pada proses dan berpusat pada peserta didik dalam suatu pembelajaran

aktif yang menggunakan kelompok belajar, aktivitas guided inquiry untuk

mengembangkan pengetahuan, pertanyaan untuk meningkatkan

kemampuan berfikir, memecahkan masalah, metakognisi, dan tanggung

jawab individu (Hanson dalam Yusuf, 2019).

Model pembelajaran POGIL dirancang dalam peningkatan keaktifan

peserta didik sehingga peserta didik menjadi pusat pembelajaran dan dapat

mengembangkan proses berpikir dalam menentukan hasil dari suatu

permasalahan secara individual. Model ini memiliki 5 tahapan, masing-

masing tahapan memiliki kelebihan bagi peserta didik yaitu kegiatan

proses pembelajaran lebih tertata, teratur, dan terpimpin serta tercapainya

tujuan pembelajaran dan pemanfaatan waktu yang efektif (Erna dalam

putri, 2021).

5
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa itu model pembelajaran POGIL?

1.2.2 Apa tujuan dari model pembelajaran POGIL?

1.2.3 Bagaimana tahap-tahap model pembeljaran POGIL?

1.2.4 Apa kelebihan dari model pembelajaran POGIL?

1.2.5 Apa kekurangan dari model pembelajaran POGIL?

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pembelajaran POGIL

Model Pembelajaran POGIL merupakan salah satu pembelajaran

yang melibatkan peserta didik secara aktif. Model pembelajaran POGIL

adalah suatu pendekatan instruksional yang memadukan inkuiri

terbimbing dan pembelajaran kooperatif dimana peserta didik terlibat

dalam proses pembelajaran (Sen dalam Manampiring, 2019). Dasar

pembelajaran dalam model POGIL adalah inkuiri terbimbing, dimana

model ini menempatkan peserta didik sebagai pusat belajar (student

center) (Aulia dalam putri, 2021).

Pembelajaran secara POGIL terbukti dapat meningkatkan

keterampilan generik sains dan prestasi belajar siswa, karena dalam proses

pembelajarannya siswa selalu disajikan dengan suatu permasalahan sains

yang harus dipecahkan secara kritis dan analis baik individu maupun

kelompok. Disisi lain hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori belajar

Piaget, ketika proses pembelajaran dan diskusi siswa juga akan menjadi

pribadi yang lebih aktif karena adanya suatu permasalahan sains yang

harus didiskusikan bersama, sehingga pembelajaran yang terjadi menjadi

lebih bermakna sesuai dengan teori belajar bermakna yang dikemukakan

oleh Ausubel.

7
POGIL merupakan penyempurnaan dari inkuiri terbimbing yang

dapat mempermudah pelaksanaan pembelajaran secara inkuiri baik dikelas

maupun di laboratorium (Indraswari dalam Rahayu, 2019). Pembelajaran

dengan model POGIL mengutamakan penyelidikkan dalam menemukan

konsep pada proses pembelajaran sehingga berpusat pada aktivitas siswa

(student centered). Proses pembelajaran POGIL menggunakan kegiatan

yang dirancang khusus dan pembelajaran kooperatif untuk mengajar

konten secara aktif melibatkan para siswa dalam penyelidikan, berpikir

analitis dan kerja sama tim sehingga keterampilan proses dan keterampilan

generik siswa semakin berkembang (Simonson dalam Rahayu, 2019).

Pembelajaran berbasis inquiry bertujuan untuk mendorong siswa semakin

berani dan kreatif dalam berimajinasi, sehingga siswa dapat menciptakan

penemuanpenemuan, baik dari yang pernah ada maupun menciptakan ide,

gagasan, atau alat yang belum pernah ada sebelumnya (Anam dalam

Rahayu, 2019).

Upaya dalam meningkatkan pemahaman konsep lebih efektif

dengan menggunakan model pembelajaran POGIL karena model

pembelajaran POGIL merupakan modelpembelajaran konstrutivisme yang

menekankan pada proses konstruktivisme sehingga memfasilitasi siswa

untuk membangun kognitifnya sendiri dan juga pada pembelajaran POGIL

siswa aktif dalam mencari tahu jawaban atas permasalahan yang telah

disediakan dan menggunakan konsep yang telah dimiliki siswa

sebelumnya dan sehingga memudahkan siswa untuk memahami suatu

8
konsep khususnya pada konsep larutan penyangga. Berdasarkan

pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran POGIL

dapat berdampak positif terhadap pemahaman konsep siswa pada konsep

larutan penyangga. Namun, terdapat beberapa kendala yang dialami pada

saat penerapan model pembelajaran ini dikelas, salah satunya adalah

waktu yang belum bisa dialokasikan dengan baik. Hal tersebut

dikarenakan siswa masih belum terbiasa menggunakan model

pembelajaran POGIL, sehingga siswa masih sulit untuk diarahkan yang

mengakibatkan proses pembelajaran yang kurang efektif.

9
2.2 Tujuan POGIL

Tujuan dari POGIL adalah untuk melibatkan peserta didik dalam

proses pembelajaran dan membantu peserta didik menguasai materi

melalui pemahaman konseptual serta pengembangan kemampuan belajar

esensial daripada belajar dengan cara mengingat dan menghapal (Sulalah

& Suyuno, dalam Yusuf, 2019). Pembelajaran berbasis inquiry bertujuan

untuk mendorong siswa semakin berani dan kreatif dalam berimajinasi,

sehingga siswa dapat menciptakan penemuan-penemuan, baik dari yang

pernah ada maupun menciptakan ide, gagasan, atu alat yang belum pernah

ada sebelumnya ( Anam dalam Rahayu, 2019)

10
2.3 Tahap-Tahap Model Pembelajaran POGIL

Tahap metode POGIL ada lima yaitu orientasi, eksplorasi, pembentukan

konsep, aplikasi, dan penutup (Yusuf, 2019)

Tabel 2.1 Tahapan POGIL


Tahapan POGIL
Tahap 1 Tahap orientasi merupakan tahap mempersiapkan siswa untuk
Orientasi belajar dengan memberikan motivasi untuk menumbuhkan minat dan
rasa ingin tahu siswa untuk penyelidikan terhadap masalah yang
dihadapi serta memberikan apersepsi yang behubungan dengan topik
yang akan dipelajari.

Tahap 2 Tahap eksplorasi dilakukan dengan memberikan siswa kesempatan


Eksplorasi untuk melakukan pengamatan, merancang dan melakukan
percobaan, mengumpulkan dan menganalisa data, mengusulkan,
menanyakan dan merumuskan.

Tahap 3 Tahap pembentukan konsep adalah konsep diciptakan dan dibentuk


Pembentukan sebagai hasil dari eksplorasi. Proses dalam tahap eksplorasi
Konsep dirangkai dengan menyediakan pertanyaan yang menuntun untuk
berpikir kritis dan analitis siswa.

Tahap 4 Tahap aplikasi adalah konsep diidentifikasi dan dipahami,


Aplikasi selanjutnya konsep tersebut akan diperkuat dan diperluas dengan
mengaplikasikan dalam latihan, masalah dan situasi penelitian.

Tahap 5 Tahap penutup adalah siswa membuat kesimpulan,


Penutup mempresentasikan temuan dan kesimpulan kepada guru dan siswa
lainnya serta menerima saran dan tanggapan dari pendengar.

11
Tabel 2.2 Langkah Pembelajaran dengan Strategi POGIL

Kegiatan Awal
Tahap 1 Orientasi

1. Guru membuka pembelajaran dengan salam kepada peserta didik.

2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menunjuk ketua kelas

untuk memimpin doa, memeriksa kehadiran peserta didik, kebersihan dan

kerapian kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan.

3. Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada peserta didik.

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.


Kegiatan Inti
1. Peserta didik diminta duduk di dalam kelompok yang terdiri 4 orang dengan

masing-masing memiliki tugas yang berbeda (manager, spokesperson,

recorder, dan strategy analyst). Pada pertemuan berikutnya ke empat tugas

dilakukan rolling supaya masing-masing individu didalam kelompok mendapat

tugas yang berbeda untuk setiap pertemuan.

Tahap 2: Eksplorasi

Mengamati

2. Peserta didik dibimbing untuk mengembangkan pemahaman tentang konsep

dengan berusaha memahami buku paket kimia mengenai pokok bahasan yang

akan dipelajari.

3. Peserta didik yang dipimpin oleh manager bekerja sama membangun

pengetahuan dasar tentang konsep dan memastikan anggota kelompok

berpatisipasi dalam memahami pokok bahasan yang dipelajari.

Menanya

12
4. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan hal

yang belum dipahami. Jika peserta didik tidak bertanya, maka guru

mengarahkan peserta didik untuk bertanya.

Mengumpulkan data

5. Guru membagikan LKPD.

6. Guru membimbing peserta didik untuk mengembangkan pemahamannya

melalui menjawab pertanyaan yang terdapat pada LKPD.

7. Peserta didik yang berperan sebagai strategy analyst dalam mengerjakan

LKPD mencari sumber informasi yang relevan (melalui bahan ajar, buku

kimia,dll) serta memeriksa dan menganalisis informasi yang didapatkan dengan

penuh rasa tanggung jawab dan melaporkan ke anggota kelompok.

8. Peserta didik yang dipimpin oleh manager memastikan anggota kelompok

berpatisipasi dalam menjawab lkpd pada pokok bahasan yang dipelajari.

Mengasosiasi

Tahap 3: Pembentukan Konsep

9. Peserta didik dengan teliti menjawab soal bagian penemuan atau

pembentukan konsep pada LKPD dengan penuh rasa tanggung jawab.

10. Guru memberikan bimbingan kepada setiap kelompok dalam menjawab

latihan yang diberikan.

Tahap 4: Aplikasi

11. Peserta didik menerapkan konsep yang diperoleh untuk mengerjakan soal

yang diberikan pada bagian tahap aplikasi konsep.

12. Guru membimbing peserta didik dalam penerapan konsep dan latihan soal.

13
13. Peserta didik yang berperan sebagai recorder membantu mencatat hasil

pengamatan dan jawaban pertanyaan pada LKPD Mengkomunikasikan

14. Guru menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompok. Peserta didik yang akan menyajikan hasil diskusi kelompok adalah

peserta didik yang berperan sebagai spokesperson.

15. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya,

memberikan pendapat atau sanggahan mengenai apa yang ditampilkan.

16. Guru memberikan penguatan serta meluruskan konsep yang belum sesuai

dengan tujuan.

17. Guru meminta peserta didik mengumpulkan LKPD yang telah dikerjakan.
Kegiatan Penutup
Tahap 5 Penutup

1. Guru meminta peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran secara logis

sekaligus memberi penguatan terhadap kesimpulan peserta didik.

2. Peserta didik mengerjakan evaluasi yang diberikan guru secara individu.

3. peserta didik diberikan tanggung jawab untuk mempelajari materi

selanjutnya.

4. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.

2.4 Keunggulan Model Pembelajaran POGIL

 Keunggulan penerapan pembelajaran POGIL terhadap pemahaman

konsep siswa ditunjukkan oleh hasil penelitian (Rajan & Marcus

dalam Vishnumolakala, 2017) yaitu siswa yang dibelajarkan

dengan pembelajaran dengan inkuiri terbimbing berorientasi proses

14
(POGIL) unggul dalam membangun pemahaman konsep kimia dan

menerapkannya untuk memecahkan masalah.

 Strategi POGIL membantu peserta didik untuk memahami konsep

materi secara mendalam. Hal ini disebabkan oleh beberapa

karakteristik yang dimiliki oleh model pembelajaran POGIL yaitu:

1) implementasi POGIL menuntut siswa untuk bekerja sama dalam

proses pembelajaran,

2) siswa beraktivitas dalam kegiatan pembelajaran dengan

didampingi guru yang berperan sebagai fasilitator, dan

3) siswa selalu dibimbing dengan pertanyaan berpikir kritis yang

disusun secara sistematis (Chase dalam Yusuf, 2019).

 Selain itu menurut hasil penelitian dari (Yusuf, 2019) Strategi

POGIL memberikan pengaruh terhadap peningkatan prestasi

belajar peserta didik kelas eksperimen karena strategi yang

diterapkan menarik perhatian peserta didik. Interaksi aktif antara

peserta didik dan guru lebih banyak terjadi dan peserta didik lebih

aktif untuk menemukan konsep dan mengembangkan pemahaman

konsep secara berkelompok sehingga menumbuhkan rasa percaya

diri ketika mengikuti proses pembelajaran. Dampak dari hal

tersebut adalah peningkatan prestasi belajar peserta didik. Hal ini

sesuai dengan pernyataan (Alamanda dan Novita dalam Yusuf,

2019) yang menyebutkan bahwa pengalaman belajar dengan

15
strategi POGIL dapat meningkatkan kepercayaan diri sekaligus

membantu peserta didik untuk memahami dan mengingat lebih

lama dengan memberi bimbingan yang cukup untuk

memungkinkan kedalaman pembelajaran dan pemahaman peserta

didik dan akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik.

 Menurut Rahayu (2019) dari hasil penelitiannya keterampilan

generik sains siswa dapat meningkat secara signifikan yaitu dari

71% menjadi 87%. Peningkatan tersebut disebabkan oleh beberapa

faktor, yaitu: (1) Adanya penerapan model POGIL yang tahap-

tahap pembelajarannya menunjang indikator-indikator pada

keterampilan generik sains siswa. Melalui tahaptahap pembelajaran

POGIL, siswa dilatih untuk aktif dalam berpikir secara sains, hal

tersebut dilakukan pada tahap menghubungkan pengetahuan

sebelumnya, eksplorasi, pemahaman dan pembentukan konsep.

Selain itu, siswa juga akan terampil untuk dapat menyelesaikan

masalah sains, hal tersebut dilakukan pada tahap pembelajaran

pemahaman dan pembentukan konsep, mengaplikasikan

pengetahuan ke dalam konteks baru. Kerjasama siswa pun akan

meningkat ketika siswa diminta untuk melakukan presentasi dan

juga ketika berdiskusi.

Peningkatan keterampilan generik sains siswa disebabkan oleh

faktor selanjutnya yaitu: (2) Adanya penggunaan media tambahan

berupa penggunaan LKS larutan penyangga yang telah disusun

16
berbasiskan inkuiri. Pada LKS tersebut telah disusun dengan

format yang membuat siswa mampu menemukan konsep

pengetahuan dengan disertai sedikit bimbingan oleh guru, sehingga

akan mendorong terjadinya student centered learning. Adanya

penggunaan LKS ini juga mendorong siswa untuk aktif dalam

berpikir secara kritis, terbiasa menganalisis masalah dan

memecahkan masalah bersama dengan kelompoknya. Oleh karena

itu, siswa tidak hanya menghafal materi ataupun rumus saja

melainkan siswa juga paham akan konsep dalam pembelajaran.

 Langkah-langkah pembelajaran POGIL ini membuat siswa dapat

berperan aktif dalam pembelajaran, menemukan pengetahuan

sendiri namun tidak lepas dari bimbingan dan bekerja sama dalam

kelompok. Siswa tertarik dan berperan aktif dalam pembelajaran

sehingga hasil beljar yang diperoleh siswa yang diajarkan dengan

metode POGIL lebih besar dari hasil belajar siswa yang dajarkan

dengan metode konvensional (Manampiring, 2019)

 Penggunaan model pogil membuat peserta didik terlibat aktif

dalam proses pembelajaran di kelas (Syafaati dalam Putri, 2021).

Selain itu, dalam tahapan model POGIL terdapat beberapa tahap

yaitu eksplorasi dan penemuan konsep, dimana peserta didik

dituntut untuk mengenali dan mengolah informasi yang telah

didapat, sehingga peserta didik menemukan konsep yang

dimaksud.

17
Penggunaan model POGIL dalam proses pembelajaran telah

terbukti mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik ranah

kognitif. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Akmalia

dalam Putri, (2021) menyatakan bahwa hasil belajar peserta didik

dengan proses pembelajaran yang menggunakan model POGIL

berpengaruh positif.

 Hasil studi yang didapatkan menyatakan bahwa penggunaan model

POGIL memberikan dampak yang positif berupa peningkatan

hasil belajar dan hasil penelitian secara kualitatif menyatakan

peserta didik lebih menyukai pembelajaran POGIL dibangdingkan

pembelajaran konvensional atau tradisional yang terfokus pada

guru (teacher centered) (Dougals & Chiu dalam Putri, 2021)

(Barthlow & Watson dalam Putri, 2021). Penerapan model

pembelajaran POGIL di Indonesia juga menunjukkan hasil yang

positif, (Saragih dalam Putri, 2021) menjelaskan bahwa penerapan

model POGIL pada materi stoikiometri memberikan dampak yang

positif terhadap motivasi dan hasil belajar ranah kognitif peserta

didik. Amitul & Dasna (2020) juga menyatakan dampak model

POGIL pada materi kesetimbangan kimia terhadap peserta didik,

bahwa model ini dapat

Meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar akibat

adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal peserta

18
didik yang belajar dengan model POGIL dengan peserta didik yang

tidak belajar dengan model POGIL.

 Dalam penelitian (Sulalah dalam Putri, 2021) juga didapatkan hasil

tentang bagaimana pengaruh penerapan model pogil dalam

pembelajaran kimia pada materi stoikiometri, yang mana pada

materi ini peserta didik mengalami kesulitan dalam

menghubungkan model dengan fenmena kimia yang bersifat

abstrak sehingga banyaknya rendahnya hasil belajar peserta didik

akibat banyaknya peserta didik mengalami miskonsepsi. Dari hasil

penerapan model POGIL terlihat bahwa jumlah peserta didik yang

mengalami miskonsepsi setelah belajar menggunakan model ini

mengalami penurunan sehingga mengakibatkan hasil belajar

peserta didik juga meningkat (Sulalah, 2014). Terlihat dari hasil

penelitian tersebut bahwa penerapan model POGIL menunjukkan

hasil yang positif.

19
2.5 Kendala Model Pembelajaran POGIL

Kendala atau kekurangan yang dialami pada saat pembelajaran

dengan menggunakan metode pembelajaran POGIL ini adalah masalah

waktu yang belum bisa dialokasikan dengan baik, ketertiban siswa saat

pembelajaran, sikap pasif siswa, dan kemauan siswa untuk mencari

referensi tambahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Zawadzki (2010) yang

menyatakan kelemahan metode POGIL diantaranya sangat sulit

dilaksanakan bila sarana seperti buku paket tidak disediakan di sekolah

dan jika dilaksanakan di kelas yang sulit diarahkan untuk pembelajaran

maka pembelajaran tidak akan efektif. Guru dalam menggunakan metode

pembelajaran POGIL harus dapat menciptakan situasi pembelajaran yang

membuat siswa merasa nyaman dan aktif terlibat di dalamnya. Siswa akan

belajar dengan segenap kemampuannya apabila menyukai apa yang

dipelajari dan akan aktif terlibat di dalamnya. Sebelum memulai

pembelajaran lebih baik diberikan dulu penjelasan kepada siswa mengenai

langkah-langkah pada metode pembelajaran POGIL, sehingga proses

pembelajaran akan berjalan sesuai yang diharapkan.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa model POGIL

membantu peserta didik untuk memahami konsep materi secara

mendalam. Hal ini disebabkan oleh beberapa karakteristik yang dimiliki

oleh model pembelajaran POGIL yaitu:

1) implementasi POGIL menuntut siswa untuk bekerja sama dalam proses

pembelajaran,

2) siswa beraktivitas dalam kegiatan pembelajaran dengan didampingi

guru yang berperan sebagai fasilitator, dan

3) siswa selalu dibimbing dengan pertanyaan berpikir kritis yang disusun

secara sistematis (Chase dalam Yusuf, 2019).

4) model POGIL memiliki tahapan pembelajaran yang menuntun siswa

berperan secara aktif.

21
3.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan

pada makalah ini, maka penerapan strategi POGIL dapat

direkomendasikan untuk dijadikan salah satu alternatif strategi

pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik khususnya

pada pembelajaran kimia pada materi tertentu.

22
DAFTAR PUSTAKA

Manampiring G., Ignatius S., Ardi K., 2019. Penerapan Metode POGIL
Pada Materi Konsep Mol Di Kelas X IPA SMA Negeri 2
Langowan. Oxygenius:JOURNAL OF CHEMISTRY EDUCATION
Vol. 1, No. 2: 72 – 76

Putri V.W., Fauzana G., 2021. Studi Literatur Model Pembelajaran


POGIL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada
Pembelajaran Kimia. Journal of Multidisciplinary Research and
Development. Volume 3. Issue 2

Rahayu H. A., Ashadi., Suryadi B. U., 2019. PENERAPAN PROCESS-


ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN
PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI LARUTAN
PENYANGGA. Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 8 No. 2

Vishnumolakala V. R., Daniel C. S., David F. T., Mauro M., Sheila Q.,
2017. Students’ attitudes, self-efficacy and experiences in a
modified process-oriented guided inquiry learning undergraduate
chemistry classroom. The Royal Society of Chemistry. Chem.
Educ. Res. Pract., 2017, 18, 340

Yusuf, N. J., Herdini., Radjawali, U. R., 2019. Penerapan Strategi


Procces-
Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Kimia.

23

Anda mungkin juga menyukai