Bab 2 Karakter Wirausaha

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

2 25

KARAKTER WIRAUSAHA

Deskripsi
Bab ini membahas tentang karakter yang menjadi ciri khusus seorang wirausahawan, yaitu
kemampuan mengenali peluang, kemampuan mengambil risiko, kreativitas dan kemampuan
berinovasi.

Capaian Pembelajaran
1. Menjelaskan karakter kemampuan mengenali peluang menurut Short, dkk (2010), dan Ardichvili
& Cardozo (2000).
2. Menjelaskan karakter kemampuan mengambil risiko menurut Leigh (1999).
3. Menjelaskan karakter kreativitas dan kemampuan berinovasi menurut Okpara (2007), Hisrich, dkk
(2010) dan Robertson (1967).
4. Mengidentifikasi karakter mengenali peluang, pengambilan risiko dan kemampuan inovasi yang
dimiliki seorang wirausahawan dengan membuat profil seorang wirausaha yang mendirikan,
mengelola, mengembangkan suatu usaha, dan menghasilkan produk yang bernilai tambah, melalui
wawancara.
5. Mengidentifikasi karakter diri dengan menggunakan tes Brain Color menurut Glazov (2007).

Waktu
2 x Pertemuan (4 x 50 Menit)

EDISI UJI COBA


26 BAB 2 KARAKTER WIRAUSAHA

Setiap individu memiliki keunikan dan perbedaan masing-masing, namun


para ahli telah menyepakati bahwa terdapat karakteristik khusus yang
dimiliki oleh seorang wirausaha yang membedakannya dari individu lain.
Memang tidak ada resep khusus untuk membuat seorang individu sukses
dalam berwirausaha, namun demikian telah banyak penelitian yang
membuktikan bahwa sejumlah karakteristik khusus dapat berpengaruh
terhadap keberhasilan berwirausaha.
Karateristik khusus yang dimiliki wirausaha sukses adalah berorientasi
pada tindakan (action oriented), berorientasi pada hasil (result oriented),
percaya diri, antusias dan energik, berkomitmen dan mencintai hal-hal
yang dilakukannya (passion), mampu mengerjakan banyak hal sekaligus
(multi tasker), mampu menyelesaikan pekerjaan hingga tuntas, bersedia
bekerja keras, mampu memotivasi diri untuk mencapai prestasi, optimistik,
aktif sebagai anggota tim (team player), terampil berkomunikasi, tidak
mudah menyerah, mampu memimpin dan menginspirasi orang lain, selalu
belajar untuk meningkatkan kemampuan diri, berani mengambil risiko,
mampu mengenali dan memanfaatkan peluang, kreatif, dan inovatif. Dari
berbagai karakteristik tersebut, terdapat tiga ciri yang paling sering
disebutkan oleh para ahli, yaitu kemampuan mengambil risiko,
kemampuan mengenali peluang, serta kreatif dan inovatif.

KEMAMPUAN MENGENALI PELUANG


Salah satu ciri yang membedakan seorang wirausaha dengan yang bukan
wirausaha adalah memiliki kemampuan untuk mengenali peluang bisnis.
Hal ini penting dalam proses wirausaha terutama dalam pengembangan
suatu bisnis. Short, dkk., (2010:55) mendefinisikan ‘peluang’ (opportunity)
sebagai “an idea or dream that discovered or created by an entrepreneurial
entity and that is revealed through analysis over time to be potentially
Peluang
Ide atau mimpi yang lucrative”. Dari pengertian tersebut, terdapat tiga hal mendasar. Pertama,
ditemukan atau diciptakan, peluang berasal dari ide atau mimpi. Kedua, peluang ditemukan atau
dan dianalisis dari waktu ke
waktu agar berpotensi
diciptakan. Ketiga, peluang diperoleh melalui analisis dari waktu ke waktu
menguntungkan untuk menjadi ide atau mimpi yang berpotensi menguntungkan. Artinya,
seorang wirausaha tidak menunggu diberikan peluang, tetapi dirinyalah
yang menjadi sumber peluang. Selain itu, suatu ide atau mimpi belum
dapat disebut peluang, kecuali telah dianalisis dengan matang untuk
menjadi potensi yang menguntungkan. Karenanya, dibutuhkan usaha terus-
menerus dari seorang wirausaha untuk memikirkan ide-ide pengembangan
bisnis. Suatu peluang bisnis dapat diciptakan lagi walaupun bisnis yang
27

sedang dijalankan telah memberikan keuntungan bagi pemiliknya. Suatu


peluang bisnis adalah kesempatan bagi wirausaha untuk memenuhi
kebutuhan konsumen yang belum terpuaskan.
Mengidentifikasi dan mengevaluasi peluang adalah kegiatan yang sulit
dilakukan. Peluang bisnis yang baik tidak akan muncul begitu saja, tetapi
dihasilkan dari kewaspadaan seorang wirausaha terhadap berbagai
kemungkinan yang ada, atau pada kasus tertentu, merupakan hasil dari
suatu mekanisme yang sengaja dibuat untuk mengidentifikasi peluang
yang potensial. Contoh, jika seorang wirausaha menanyakan pada
kenalannya apakah dari produk yang biasa mereka gunakan masih ada
yang belum sesuai dengan harapan mereka, maka wirausaha tersebut
sebenarnya sedang mencari tahu kebutuhan dan peluang untuk
menciptakan suatu produk yang lebih baik. Contoh lain, seorang wirausaha
yang selalu mengamati kebiasaan bermain anak-anak di sekitarnya,
merupakan cara yang digunakannya untuk mencari tahu apa saja
permainan unik baru yang bisa diproduksinya dan disukai oleh anak-anak.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui bagaimana model
proses pengenalan peluang dapat terjadi. Salah satu model adalah yang
diajukan oleh Ardichvili dan Cardozo (Hisrich, dkk., 2010), yang dapat
dilihat pada Gambar 2.1. Dalam model tersebut, pengenalan suatu peluang
biasanya dihasilkan dari pengetahuan dan pengalaman pribadi seorang
wirausaha dalam menjalankan proses bisnis. Pengetahuan yang telah
dimiliki sebelumnya merupakan hasil dari kombinasi antara pendidikan
dan pengalaman yang relevan dengan bisnis yang digelutinya. Pengalaman
yang relevan dapat diperoleh dari pekerjaan atau hasil dari berbagai
pengalaman pribadi atau berbagai peristiwa yang dialaminya. Untuk
berhasil dalam berwirausaha, seorang wirausaha harus mengenali
pengetahuan dan pengalamannya, serta harus memiliki keinginan untuk
memahami dan menggunakan keduanya dalam menjalankan proses bisnis.
Faktor lain yang juga penting dalam proses mengenali peluang adalah
kewaspadaan kewirausahaan (entrepreneurial alertness) dan jejaring
kewirausahaan (entrepreneurial networks). Terdapat efek interaksi antara
kewaspadaan kewirausahaan dengan pengetahuan yang dimiliki seorang
wirausaha mengenai pasar dan permasalahan konsumen. Wirausaha yang
memiliki kemampuan untuk mengenali peluang bisnis akan memeroleh
posisi strategis untuk berhasil menyelesaikan proses perencanaan dan
pengembangan dalam mendirikan perusahaan baru (Hisrich, dkk., 2010).

EDISI UJI COBA


28 BAB 2 KARAKTER WIRAUSAHA

Sumber: Ardichvili dan Cardozo (Hisrich, dkk., 2010)

Education Prior Knowledge of


market and customer
problems

Output:
Successful
Experience Eentrepreneurial
opportunity
alertness
recognition

Personal Work experience Networking


experience

Gambar 2.1. Model Proses Pengenalan Peluang

KEMAMPUAN MENGAMBIL RISIKO


Salah satu faktor yang menyebabkan orang takut berwirausaha adalah
risiko jika bisnisnya mengalami kegagalan. Kerugian akibat bisnis yang
bangkrut dapat menimbulkan efek yang menyulitkan bagi seseorang, baik
dari segi materi maupun dari segi moral. Semangatnya dapat hilang,
bahkan dapat menimbulkan stres bagi dirinya. Namun, suatu bisnis tidak
dapat berkembang jika pemiliknya tidak berani untuk mengambil risiko.
Kemampuan mengambil risiko inilah yang membedakan seorang
wirausaha dari individu lainnya.
Menurut Leigh (Lejuez, dkk., 2002), perilaku pengambilan risiko adalah
Perilaku Mengambil Risiko
Perilaku yang mengandung perilaku yang mengandung potensi menimbulkan kerugian, namun juga
potensi bahaya atau memberikan kesempatan untuk memeroleh keuntungan. Ketika seseorang
kerusakan, namun juga
memberikan kesempatan memutuskan untuk memulai suatu bisnis, maka keputusan tersebut
untuk memeroleh reward sebenarnya sudah merupakan risiko. Dalam proses pengembangan
bisnisnya, semakin banyak risiko yang dihadapi. Langkah demi langkah
adalah risiko bagi dirinya yang harus diperhitungkan sebelum mengambil
suatu keputusan.
Risiko berwirausaha memiliki sisi negatif dan positif. Dari sisi negatif,
risiko muncul karena situasi yang dihadapi dalam berbisnis tidak pasti.
Berbagai kemungkinan dapat terjadi dalam situasi yang tidak dapat
ditebak. Contoh, banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan akibat
krisis moneter dunia yang terjadi pada tahun 1997-1998. Krisis ekonomi di
Indonesia bahkan tercatat sebagai yang terparah di Asia Tenggara pada
29

saat itu. Kondisi global yang fluktuatif merupakan faktor lingkungan yang
sulit untuk dikendalikan oleh seorang wirausaha. Dari sisi positif, jika
wirausaha dapat memperhitungkan risiko secara tepat, maka keuntungan
bisnis justru akan diperoleh. Banyaknya risiko yang ditemui seharusnya
membuat seorang wirausaha justru selalu berusaha untuk
memperhitungkan strategi bisnis dengan cerdas, agar dapat meminimalisir
kerugian dan memaksimalkan keuntungan.

KREATIVITAS DAN INOVASI


Semua inovasi dimulai dengan ide-ide kreatif. Kreativitas adalah titik awal
untuk sebuah inovasi. Kreativitas diperlukan, tetapi bukan merupakan
kondisi yang harus ada untuk melakukan sebuah inovasi. Inovasi adalah
implementasi dari inspirasi kreatif.

Kreativititas
Kreativitas ditandai dengan kemampuan untuk membuat dan menciptakan
sesuatu menjadi bentuk yang baru, untuk menghasilkan sesuatu melalui
Kreativitas
keterampilan imajinatif. Kreativitas adalah kemampuan untuk Kemampuan
menghasilkan ide baru dengan menggabungkan, mengubah, atau menghasilkan ide-ide
baru dengan
memodifikasi ide yang telah ada. Sejumlah ide kreatif dapat menakjubkan menggabungkan,
dan brilian atau sederhana dan praktis, dan ada juga ide yang belum pernah mengubah, atau memoles
terpikirkan sebelumnya (Okpara, 2007). Setiap orang memiliki ide yang sudah ada
kemampuan kreatif, namun ada yang tidak menyadarinya. Berkomitmen
untuk membangkitkan kembali semangat adalah yang dibutuhkan dalam
berkreativitas.
Kreativitas juga merupakan sikap, kemampuan untuk menerima perubahan
dan kebaruan, keberanian untuk bermain dengan ide dan berbagai
kemungkinan, dan fleksibilitas dalam cara pandang. Kreativitas juga
adalah proses, orang yang kreatif akan bekerja keras dan terus-menerus
meningkatkan ide dan solusi, dengan membuat perubahan dan perbaikan
secara bertahap terhadap karya-karya mereka. Sebuah produk disebut
kreatif ketika produk itu "baru" dan "tepat". Produk yang baru merupakan
produk yang orisinil, sedangkan produk yang tepat adalah yang sesuai
dengan kebutuhan konsumen dan tepat waktu.

EDISI UJI COBA


30 BAB 2 KARAKTER WIRAUSAHA

Berpikir Kreatif
Setiap ide adalah hasil dari pemikiran dan setiap produk adalah manifestasi
Pemikir yang kreatif
Orang yang melihat suatu
dari ide seseorang. Para pemikir yang kreatif adalah orang yang melihat
masalah sebagai suatu suatu masalah sebagai suatu kesempatan untuk meningkatkan dan
kesempatan untuk melakukan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lebih baik. Mereka adalah
meningkatkan dan
melakukan sesuatu yang baru orang yang selalu menanamkan dua pertanyaan penting dalam pikiran
atau sesuatu yang lebih baik mereka, yaitu "Apa yang bisa saya lakukan untuk memperbaiki sesuatu
yang telah ada?”, atau “Apa yang bisa saya lakukan untuk membuat
sesuatu yang lebih baik dari yang telah ada?” (Okpara, 2007).
Tujuan dari pertanyaan pertama adalah untuk meningkatkan produktivitas
dan efisiensi, mempercepat proses, meningkatkan kenyamanan, memeroleh
keuntungan, dan sebagainya. Sementara tujuan dari pertanyaan kedua
adalah untuk menghasilkan berbagai alternatif dalam membuat sesuatu
menjadi lebih baik, menghasilkan berbagai perubahan menuju evolusi ide
dan proses yang baru, atau perubahan total dari hal-hal yang konvensional
(Okpara, 2007). Apapun tujuannya, berpikir adalah alat yang sangat
diperlukan dalam kehidupan semua wirausaha sukses. Banyak hal yang
dinikmati saat ini adalah hasil pemikiran kreatif yang tidak terjadi secara
kebetulan. Contoh, Bill Gate menciptakan komputer, Graham Bell
menciptakan telepon, Michael Faraday memikirkan listrik, Isaac Newton
memikirkan hukum fisika dari ilmu pengetahuan, dan Wright Brothers
yang menghasilkan pesawat terbang.
Mengajukan pertanyaan yang tepat dan relevan secara terus-menerus
merupakan cara untuk memprovokasi kreativitas. Berpikir kreatif akan
Strategi menghasilkan strategi dalam rangka menanggapi isu-isu dan menemukan
Cara mengatur sumber daya hal-hal baru. Strategi adalah cara mengatur sumber daya untuk mencapai
untuk mencapai hasil,
langkah-langkah,
tujuan. Dalam strategi terdapat langkah-langkah, pendekatan, waktu dan
pendekatan, waktu, posisi posisi yang harus dibuat. Wirausaha sukses muncul bukan dengan
dan hal yang harus dilakukan kekuatan atau kekerasan, tetapi dengan strategi unggul melalui pemikiran
kreatif. Ada banyak peluang bisnis yang dapat diciptakan melalui berpikir
kreatif untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia terhadap produk barang
dan jasa, misalnya kebutuhan untuk memeroleh rumah, pekerjaan dan
kehidupan yang lebih baik (Okpara, 2007).
31

Kemampuan Inovasi
“Innovative genius is 1 percent inspiration and 99 percent perspiration”.
Thomas Edison
Dari pernyataan Thomas Edison tersebut, seorang jenius inovasi hanya
membutuhkan satu persen inspirasi, namun untuk berhasil mewujudkan
idenya dibutuhkan 99 persen kucuran keringat. Artinya, ide yang
cemerlang sekalipun tidak akan berhasil jika tidak didukung dengan usaha
yang maksimal. Inovasi membutuhkan usaha terus-menerus untuk
mewujudkan ide-ide baru.
Inovasi didefinisikan sebagai “menambahkan sesuatu yang baru terhadap Inovasi
suatu produk atau proses yang ada” (Okpara, 2007). Produk atau proses Menambahkan sesuatu yang
yang telah dibuat sebelumnya mungkin telah berlangsung cukup baik. baru terhadap suatu produk
atau proses yang telah ada.
Ketika dilakukan perubahan agar produk atau prosesnya menjadi lebih Eksploitasi ide-ide baru
baik, maka saat itu terjadi inovasi. Inovasi adalah keberhasilan dalam
mengeksploitasi ide-ide baru (Okpara, 2007).
Inovasi adalah kunci untuk melakukan pengembangan pada perusahaan,
wilayah, atau bahkan pengembangan suatu negara. Seiring dengan
terjadinya perubahan teknologi, maka penjualan berbagai produk lama
akan mengalami penurunan, demikian pula terjadi pengurangan atau
penutupan industri-industri lama. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai
penemuan baru maupun inovasi untuk memperkuat perkembangan
ekonomi masa depan.

Jenis-jenis Inovasi
Inovasi memiliki beberapa tingkatan, tergantung pada keunikan ide-ide
yang dihasilkan. Hisrich, dkk., (2010) mengajukan tiga tingkatan inovasi
Breakthrough innovation
seperti terlihat pada Gambar 2.2, yaitu breakthrough innovation, Inovasi yang sangat unik,
technological innovation, dan ordinary innovation. Inovasi yang paling paling jarang dilakukan,
merupakan bentuk inovasi
jarang dilakukan adalah jenis inovasi breakthrough. Inovasi yang sangat awal dari suati area yang
unik ini biasanya digunakan sebagai bentuk awal untuk memperkuat suatu sedang dikembangkan
area yang sedang dikembangkan. Karena inovasi jenis ini menjadi platform
bagi inovasi selanjutnya, maka inovasi tersebut harus dilindungi melalui
hak paten, menjadi rahasia perusahaan, atau hak cipta. Yang termasuk
inovasi breakthrough adalah penemuan penicillin, mesin uap, komputer,
pesawat, kendaraan, internet dan teknologi nano.

EDISI UJI COBA


32 BAB 2 KARAKTER WIRAUSAHA

Salah satu ilmuan di bidang teknologi nano yang menemukan solusi atas
permasalahan di bidang mesin adalah Chung-Chiun Liu, seorang profesor
dan direktur Pusat Pemrosesan Mikro dan Nano di Universitas Case
Western Reserve. Profesor Liu adalah seorang ilmuwan kelas dunia yang
ahli dalam teknologi sensor dan menemukan serta membangun sistem
sensor untuk kendaraan, biomedis, komersial dan industri terapan. Selain
sering mempublikasikan hasil temuannya, Dr. Liu juga memegang 12 hak
paten elektrokimia dan teknologi sensor, yang sebagian besarnya telah
berlisensi.

Breakthrough innovation

Technological innovation
Keunikan

Ordinary innovation

Jumlah
Sumber: Hisrich, dkk., (2010)

Gambar 2.2. Diagram Inovasi

Salah satu penemuan Profesor Liu adalah teknologi untuk sistem sensor
elektrokimia, yang dapat menganalisis kondisi minyak kendaraan dari
dalam mesin. Temuannya yang lain adalah alat nano untuk mengukur
kadar gula darah. Temuan terakhirnya adalah alat untuk mendeteksi bom
yang tersembunyi, pendeteksi obat-obat terlarang, juga alat pendeteksi
rayap di rumah.
Technological innovation Jenis inovasi kedua adalah inovasi technological, yang lebih sering muncul
Inovasi yang muncul setelah setelah inovasi breakthrough. Walaupun inovasi ini tidak sama dengan
breakthrough innovation,
merupakan inovasi penemuan dan pengembangan ilmiah, namun tetap memiliki arti penting
pengembangan dari inovasi untuk pengembangan suatu produk atau pasar. Inovasi ini juga
awal
membutuhkan perlindungan hukum. Contoh inovasi teknologi adalah
penemuan PC (personal computer), pesan suara dan teks, dan pesawat jet.
33

Analiza Inc., adalah perusahaan biosains yang telah beroperasi selama 12


tahun dan menemukan, mengembangkan, serta menjual suatu sistem yang
dapat membantu pabrik obat-obatan. Sistem tersebut digunakan untuk
mendeteksi secara cepat komposisi kimia yang paling tepat untuk
menciptakan obat baru yang sesuai dengan tubuh manusia. Perusahaan ini
juga mengeksplorasi lebih jauh inovasi teknologi lainnya, seperti alat tes
darah untuk mendiagnosis kanker dan alat tes kehamilan pada sapi.
Jenis inovasi yang terakhir adalah inovasi ordinary, yaitu inovasi yang
Ordinary innovation
paling umum dijumpai. Jenis inovasi ini umumnya merupakan Inovasi yang paling umum
pengembangan dari suatu inovasi teknologi untuk menghasilkan produk dan sering dilakukan,
merupakan pengembangan
barang atau jasa yang lebih baik atau yang lebih sesuai dengan selera dari inovasi teknologi untuk
pasar. Inovasi ini biasanya dilakukan setelah melakukan analisis pasar, menghasilkan produk atau
bukan karena dorongan faktor teknologi. Dengan kata lain, pasar memiliki jasa yang lebih baik

efek yang kuat terhadap inovasi (market pull) daripada pengaruh teknologi
(technology push). Salah satu inovasi ordinary yang umum saat ini adalah
inovasi di bidang pangan dalam menciptakan makanan instan, misalnya mi
instan dan bumbu dapur instan. Sebagai contoh, kreasi nasi liwet instan
dari beras Garut yang diciptakan oleh Andris Wijaya, dengan nama ‘Seribu
Satu’. Nasi liwet instan yang dikemas dalam kemasan plastik berukuran
250 dan 500 gram tersebut memiliki beragam rasa, mulai dari rasa original,
pete, jengkol, cumi, teri dan jambal. Sejak mendirikan bisnisnya pada
tahun 2011, bisnis nasi liwet instan ini segera merebut pasar nasional
bahkan mulai diekspor ke Amerika Serikat, karena sangat praktis dan
proses pembuatannya jauh lebih cepat dari nasi liwet yang aslinya.

Menentukan Suatu Inovasi Baru


Salah satu dilema yang sering ditemui oleh seorang wirausaha adalah
bagaimana menentukan suatu produk adalah baru atau bagaimana
mengidentifikasi kebaruan dari suatu ide. Contoh, gaya busana jeans
menjadi sangat populer saat ini, walaupun konsep blue jeans bukan lagi hal
yang baru. Yang baru adalah penggunaan istilah seperti sassoon,
vanderbilt dan chic pada jeans. Contoh lain, Sony membuat Walkman
menjadi produk baru yang sangat populer pada tahun 1980an, walaupun
konsep pemutar kaset telah ada sejak bertahun-tahun yang lalu (Hisrich,
dkk., 2010).
Menciptakan jenis lain dari suatu produk dengan melakukan sedikit
modifikasi atau perubahan, tidak harus merupakan konsep baru, juga dapat

EDISI UJI COBA


34 BAB 2 KARAKTER WIRAUSAHA

disebut sebagai sesuatu yang baru. Misalnya, mengganti kemasan lama


dengan kemasan baru. Industri minuman yang tadinya hanya menggunakan
kemasan botol plastik kemudian memperkenalkan kemasan baru, yakni
minuman kaleng, dapat disebut sebagai inovasi. Walaupun sebenarnya isi
minumannya tetap sama, yang berubah kemasannya saja, namun sebagian
konsumen menganggapnya sebagai produk baru. Contoh lain adalah
perusahaan detergen yang mengganti warna kemasan lalu menambahkan
kata “baru” pada kemasan dan mempromosikannya sebagai produk baru.
Ada juga perusahaan yang menambahkan satu produk jenis baru, misalnya
sebuah perusahaan yang telah memproduksi sabun cuci piring dalam
bentuk batangan, kemudian menciptakan detergen pencuci piring, dapat
mengiklankan detergennya sebagai produk baru. Dalam hal ini, produk
tersebut dianggap sebagai produk baru oleh perusahaan, namun bagi
konsumen bukanlah sesuatu yang baru. Penambahan produk baru tersebut
disebut diversifikasi produk. Diversifikasi produk menjadi hal yang
umum saat ini, terutama untuk mencari pasar baru agar dapat
meningkatkan keuntungan dan mengefektifkan penggunaan sumber daya
yang dimiliki perusahaan. Perusahaan juga dapat melakukan perubahan
pada satu atau lebih dari elemen pemasaran untuk memberikan citra baru
pada produk lama (Hisrich, dkk., 2010).

Klasifikasi Produk Baru


Kebaruan dapat dilihat dari sudut pandang konsumen, juga dapat dilihat
Klasifikasi produk baru
Dari sudut pandang dari sisi perusahaan. Seorang wirausaha harus jeli menganalisis ketika
konsumen terdiri dari ingin menciptakan suatu produk, karena tujuan dari penciptaan suatu
continuous innovation,
dynamically continuous
produk serta persepsi konsumen terhadap tujuan tersebut akan menentukan
innovation, dan keberhasilan atau kegagalannya dalam menciptakan produk baru. Berikut
discontinuous innovation adalah klasifikasi produk baru dari sudut pandang konsumen maupun dari
sudut pandang perusahaan menurut Hisrich, dkk., (2010):
Dari sudut pandang konsumen. Suatu produk dianggap baru atau tidak
oleh konsumen, bisa menjadi interpretasi yang sangat luas. Salah satu
usaha untuk menggolongkan tingkat kebaruan suatu produk adalah dengan
melihat seberapa banyak terjadinya perubahan perilaku atau pembelajaran
yang dibutuhkan ketika konsumen menggunakan produk baru tersebut.
Teknik ini melihat kebaruan dari efek yang ditimbulkannya pada
konsumen, bukan karena perusahaan yang mengatakan produk tersebut
baru, atau karena dikemas berbeda, atau karena bentuk fisiknya berubah,
atau karena merupakan versi baru dari produk lama.
35

Pada tahun 1967, Thomas Robertson mengemukakan tiga kategori


kebaruan pada tahun 1967 (Hisrich, dkk., 2010) seperti terlihat pada
Gambar 2.3, yakni continuous innovation, dynamically continuous
innovation, dan discontinuous innovation. Kebanyakan produk baru
digolongkan pada kategori pertama, yaitu “continuous innovations”.
Contohnya, perubahan model kendaraan setiap tahun, perubahan gaya
busana setiap musim, perubahan bentuk kemasan, atau perubahan ukuran
atau warna produk, yang terjadi secara terus-menerus secara berkala.
Produk seperti CD (compact disc), Sony Walkman, dan iPod cenderung
digolongkan pada kateogori kedua, yaitu “dynamically continuous”.
Produk ini tidak terlalu sering terjadi dan mengalami perubahan secara
dinamis, dimana produk yang beredar saat ini merupakan pengembangan
dari produk sebelumnya. Sedangkan produk yang benar-benar baru, atau
disebut “discontinuous innovations”, sangat jarang ditemui dan
membutuhkan proses belajar ketika akan digunakan oleh konsumen.
Produk ini memiliki fungsi yang benar-benar baru atau fungsi yang telah
ada harus digunakan dengan cara yang baru. Salah satu contohnya adalah
internet, yang secara radikal telah mengubah gaya hidup masyarakat.
Mengidentifikasi produk baru sesuai efeknya terhadap pola konsumsi
konsumen identik dengan filosofi pemasaran, yakni “memuaskan
kebutuhan pelanggan” (Hisrich, dkk., 2010).

Continuous Dynamically Discontinuous


Innovations Continuous Innovations
Innovations

Sedkit pengaruh disrupting Beberapa pengaruh Terjadi pola konsumsi yang


pada pola konsumsi disrupting pada pola baru dan penciptaan produk
konsumsi yang belum diketahui
sebelumnya
Sumber: Robertson (Hisrich, dkk., 2010)

Gambar 2.3. Kontinum Klasifikasi Produk Baru

Dari sudut pandang perusahaan. Hisrich, dkk., (2010) juga mengatakan


bahwa klasifikasi produk baru juga dapat dilihat dari sudut pandang
perusahaan. Perusahaan yang inovatif akan menyadari pentingnya
mengklasifikasikan produk-produk baru mereka untuk mengenali persepsi

EDISI UJI COBA


36 BAB 2 KARAKTER WIRAUSAHA

konsumen. Salah satu cara yang obyektif untuk mengklasifikasi produk


baru adalah dengan melihat dari sudut produk baru dan pasar baru. Produk
baru dilihat dari seberapa banyak teknologi berkembang yang digunakan
untuk menciptakan produk, sementara pasar baru (atau pengembangan
pasar) didasarkan pada penciptaan segmentasi pasar yang baru.

Kebaruan Teknologi
Tujuan Tanpa Perubahan Mengembangkan Teknologi Teknologi baru
Kebaruan Produk Teknologi
Pasar Tidak ada Reformation Penggantian
perubahan Mengubah formula atau bentuk fisik Mengganti produk yang telah ada
pasar produk untuk mengoptimalkan dengan yang baru berdasarkan
pembiayaan dan kualitas teknologi yang berkembang
Memperkuat Remerchandising Pengembangan Profuk Penambahan jangka waktu
pasar Meningkatkan penjualan Meningkatkan kegunaan produk produk
pada konsumen yang telah bagi konsumen Menambah produk baru yang sejenis;
ada melayani lebih banyak konsumen
berdasarkan teknologi baru
Pasar baru Pengguna baru Perluasan Pasar Diversifikasi
Menambah segmen baru Menambah segmen baru dengan Menambah pasar baru dengan produk
yang akan menggunakan memodifikasi produk yang telah ada baru yang dikembangkan dari
produk yang telah ada teknologi baru
Sumber: Hisrich, dkk., (2010)

Gambar 2.4. Sistem Klasifikasi Produk Baru

Situasi dimana terdapat teknologi baru dan pasar baru adalah situasi yang
paling kompleks dan sulit, serta memiliki risiko yang paling besar. Produk
yang baru akan membutuhkan teknologi baru dalam proses pembuatannya.
Produk baru juga membutuhkan pasar baru yang belum diketahui saat ini.
Oleh karena itu, perusahaan akan membutuhkan strategi pemasaran yang
baru dan harus hati-hati dalam mengambil keputusan pemasaran.
Penggantian produk, perluasan atau pengembangan produk, formulasi
ulang, dan pengiklanan ulang akan menjadi tugas yang sulit bagi
perusahaan. Proses ini tergantung dari pengalaman yang telah dimiliki
sebelumnya ketika menggunakan produk yang serupa ataupun ketika
menyasar target pasar yang sama (Hisrich, dkk., 2010).
37

TES BRAIN COLOR


Tes Brain Color adalah tes yang diciptakan oleh Sheila N. Glazov pada
tahun 2007. Tes ini didasarkan pada teori Jung mengenai empat fungsi
kepribadian, yaitu Sumber Energi (Extraversion atau Intraversion), Proses
Informasi (Sensing atau Intuition), Pengambilan Keputusan (Thinking atau
Feeling), dan Menjalankan Kehidupan (Judgment atau Perceiving). Tes ini
dapat membantu untuk memahami persamaan dan perbedaan antara diri
sendiri dengan orang lain dalam berpikir dan cara bertindak.
Menurut Glazov (2007) setiap orang adalah campuran dari empat warna,
yakni kuning, biru, hijau, dan oranye. Pemahaman yang lebih baik
mengenai warna otak dapat membantu mengembangkan komunikasi yang
lebih efektif, resolusi konflik yang lebih baik, dan kerja sama tim yang
lebih baik di tempat kerja. Dengan mengetahui tipe-tipe kepribadian,
seseorang dapat lebih mudah menerima, menghormati, dan menghargai
orang lain.

Petunjuk Mengerjakan Tes Brain Color


Perhatikan setiap kata pada pernyataan di lembar tes. Pada setiap
nomor/baris pernyataan, Anda diminta untuk memberikan skor dari yang
paling tinggi sampai yang paling rendah dari 4, 3, 2, dan 1. Dalam
pernyatan ini, Anda akan menemukan sejumlah kata, ada yang mewakili
diri Anda dan ada pula yang tidak mewakili diri Anda. Berikanlah skor 4
pada kata-kata yang mewakili diri Anda, dan 1 untuk kata-kata yang tidak
mewakili diri Anda. Berikan skor 3 atau 2 untuk kata-kata yang mendekati
karakter Anda.
Harap diperhatikan bahwa Anda harus mengisi berdasarkan baris secara
horizontal, bukan vertikal. Anda dapat mengerjakan baris berikutnya
apabila sudah menyelesaikan baris sebelumnya. Apabila telah selesai
memberikan penilaian, jumlahkan secara vertikal semua nilai Anda dan
tuliskan hasil penjumlahan masing-masing kolom pada baris yang paling
bawah. Lingkari nilai total tertinggi yang Anda dapatkan. Dosen Anda
akan menerangkan apa warna otak Anda atau pemikiran apa yang Anda
punyai.

EDISI UJI COBA


38 BAB 2 KARAKTER WIRAUSAHA

Tes Brain Color

Berikan Nilai Diri Anda


4 = Sangat sesuai diri saya
3 = Mendekati
2 = Agak kurang
1 = Sangat tidak sesuai dengan diri saya
No A B C D

1. _____ Terorganisasi _____ Kreatif _____ Mandiri _____ Antusias


Rasa ingin
2. _____ Tepat waktu _____ Komunikatif _____ tahu _____ Kesenangan

3. _____ Detail _____ Fleksibel _____ Sabar _____ Kompetitif


Bertanggung
4. _____ jawab _____ Perhatian _____ Analitis _____ Panjang akal

5. _____ Berkomitmen _____ Sensitif _____ Berusaha _____ Berani

6. _____ Berhati-hati _____ Kooperatif _____ Teknikal _____ Energetik


Dapat
dipertanggung-
7. _____ jawabkan _____ Hangat _____ Otonom _____ Petualang

8. _____ Respektif _____ Original _____ Kompeten _____ Pemurah

9. _____ Dapat diduga _____ Mengasuh _____ Investigatif _____ Spontan


10. Ketika membuat keputusan, Saya cenderung ......
membuat mendiskusikan
alternatif dengan orang berdasarkan berdasarkan
_____ perencanaan _____ lain _____ fakta-fakta _____ naluri
11. Ketika bekerja sama dengan orang lain, Saya cenderung sebagai .....
problem trouble
_____ coach _____ team player _____ solver _____ shooter
12. Saya merasa nyaman dengan lingkungan kerja yang ....
memberikan memberikan
_____ stabil / tenang _____ harmonis _____ privasi _____ kebebasan

_____ =Total A _____ =Total B _____ =Total C _____ =Total D


39

Empat Warna Otak


Dari tes Brain Color, jika jumlah skor Anda lebih tinggi pada total A,
maka warna otak Anda adalah kuning. Jika skor tertinggi pada total B,
berarti warna otak Anda adalah biru. Jika pada total C, berarti warna hijau,
dan skor tertinggi pada total D menunjukkan warna otak oranye.

Otak Kuning
 Dapat diandalkan, bertanggung jawab, hati-hati, dan pengambil
keputusan yang disiplin.
 Cenderung detail dan ingin memberikan perintah, cenderung unggul
dalam bidang/posisi sebagai bankir, CEO, manajer, administrator dan
pendidik.
 Di tempat kerja mereka siap, akurat dan terorganisir, serta memimpin
dengan rencana, langkah demi langkah.
 Menghargai kesetiaan, keteguhan dan rasa moral yang kuat mengenai
apa yang benar dan yang salah.
 Mudah frustrasi jika terdapat ketidakteraturan (disorganisasi) sehingga
cenderung menghakimi dan keras kepala (birokratis dan pengendali)
 Bekerja dengan baik di lingkungan yang terorganisir, tahu apa yang
diharapkan dari mereka, dan dapat menyelesaikan tugas tepat waktu.
 Bila salah dipahami, orang-orang ini dapat menjadi pencemas.

Otak Biru
 Antusias, kreatif, ramah, pemimpin yang mengayomi, hangat, penuh
perhatian, kalem dan komunikatif.
 Disukai banyak orang karena ingin membantu dan cenderung unggul
dalam bidang/posisi sebagai artis, penyedia layanan kesehatan, tempat
penitipan anak, musisi dan kerja sosial.
 Memotivasi, menginspirasi dan interaktif di tempat kerja.
 Menghargai integritas, empati dan pemahaman.
 Mudah frustrasi jika kurang terjalin kerjasama dalam kelompok kerja,
dianggap terlalu idealis, sensitif dan tergantung perasaan.
 Bekerja dengan baik dalam lingkungan yang mendukung kepercayaan,
keselarasan dan fleksibilitas. Menunjukkan kreativitas yang tinggi
ketika antusiasisme, perhatian dan integritas mereka diakui.
EDISI UJI COBA
40 BAB 2 KARAKTER WIRAUSAHA

 Bila salah dipahami, mereka dapat dengan mudah menjadi patah


semangat dan emosional.

Otak Hijau
 Independen, teknis, pemecah masalah, pemimpin yang visioner.
 Orang-orang ini ingin mengumpulkan dan menganalisis data untuk
membuat keputusan, kalkulatif dan unggul di bidang/posisi sebagai
akuntan, teknisi komputer, pengacara, ahli kimia/fisika, peneliti dan
insinyur.
 Di tempat kerja, mereka bekerja dengan baik secara mandiri/pemain
tunggal dan asyik dengan pekerjaan mereka sendiri.
 Sulit mengikuti kehendak orang lain, karena kritis dan rasional, serta
sangat mengandalkan fakta. Tidak mudah percaya pada gosip atau
mitos.
 Menghargai inovasi, pengetahuan, penelitian, kompetensi, keadilan,
dan berpegang pada sesuatu yang logis dan ilmiah.
 Jika menghadapi orang-orang yang tidak kompeten, mereka cenderung
kurang toleran dan kurang komunikatif. Hal ini dapat dirasakan oleh
orang lain sebagai sikap yang mengintimidasi, dingin dan kurang
terampil menghadapi orang lain.
 Efisien di tempat kerja ketika kecerdasan, kompetensi dan rasa ingin
tahu mereka diakui. Mereka akan merasa lebih dihargai ketika
lingkungan mereka mengutamakan kejujuran. Senang dengan
lingkungan kerja yang menyediakan teknologi.
 Cenderung menarik diri dan bimbang bila salah dipahami.

Otak Oranye
 Berani, bersemangat, antusias, pemimpin yang mampu mengambil
risiko.
 Menyelesaikan masalah secara teknis (trouble shooter), banyak akal,
membuat keputusan secara spontan dan cenderung unggul dalam
bidang/posisi sebagai pemadam kebakaran, atlet, pekerja konstruksi
dan penjualan.
 Di tempat kerja, mereka adalah tipe wirausaha dan mampu bekerja
dalam lingkungan yang tidak terstruktur, luwes, mudah bergaul, dan
terbuka.
41

 Menghargai hasil, sumber daya dan kegigihan, berani mengambil


risiko, mampu melihat peluang dan mengubah ancaman menjadi
peluang.
 Tidak menyukai konflik. Bila terjadi konflik, mereka ingin
mendamaikan.
 Berurusan dengan terlalu banyak aturan dapat membuat mereka
frustrasi, memicu ketidaktaatan mereka dan menjadi emosional.
Kurang toleran terhadap rutinitas dan hal yang berulang-ulang. Cara
berpikirnya kadang terlihat tidak sistematis dan dianggap berbeda
dengan orang lain pada umumnya.
 Berkembang di tempat kerja saat ide-ide, kemampuan multitasking dan
kerendahan hati mereka diakui. Bekerja dengan baik ketika diberi
kebebasan dan berkompetisi, serta tidak harus mengikuti aturan orang
lain.
 Cenderung kasar dan akan meninggalkan tempat bila salah dipahami.

Dengan memahami tipe warna otak, seorang wirausaha juga dapat


merencanakan penempatan karyawannya pada posisi tertentu sesuai warna
otaknya. Misalnya, menempatkan otak oranye sebagai konseptor, orang
kuning di struktur manajemen, atau menempatkan orang-orang yang
memiliki perpaduan dengan kedua warna ini (multicolor) di salah satu
posisi pemimpin. ‘Team player’ adalah orang yang memiliki otak biru dan
akan menyelesaikan masalah dengan bekerjasama dengan orang lain,
hangat dan perhatian, dapat diserahi posisi sebagai pengelola SDM.
Sementara orang yang memilik otak hijau, yang hati-hati, teliti, penyendiri
dan cenderung melakukan penelitian dan pekerjaan secara independen
daripada bergabung dengan tim, dapat diserahi tugas yang dikerjakan
secara individual, misalnya di bagian keuangan atau di bagian produksi.

EDISI UJI COBA

Anda mungkin juga menyukai