Proposal Ronde TB Paru
Proposal Ronde TB Paru
Proposal Ronde TB Paru
Disusun oleh :
1. 2106277002 Ade Ayu Sinar Mayawati
2. 2106277008 Amalia Maryam
3. 2106277014 Diah Nil Hakimah
4. 2106277020 Erna Daniati
5. 2106277016 Fidya Anisa Firdaus
6. 2106277032 Himmatul Khoirunnisa
7. 2106277038 Lia Yuliana
KELOMPOK 2
1. Pendahuluan
3. Manfaat
1. Bagi Pasien
a. Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa
penyembuhan.
b. Mendapat perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien
c. Memenuhi kebutuhan pasien
2. Bagi Perawat
a. Meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor perawat.
b. Meningkatkan kerjasama antar tim kesehatan.
c. Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
3. Bagi rumah sakit
a. Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.
b. Menurunkan lama hari perawatan pasien.
RONDE KEPERAWATAN
1. Pengertian Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan klien, dilakukan dengan melibatkan pasien untuk membahas
dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh
perawat primer dengan konselor, kepala ruangan, perawat assosiate serta melibatkan
seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2011)
2. Manfaat
1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional
4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan benar.
3. Kriteria klien
Klien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah klien yang
memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan
tindakan keperawatan
2. Klien dengan kasus baru atau langka
b. Memberikan reinforcement
c. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta
rasional tindakan
d. Mengarahkan dan koreksi
e. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajar
5. Alur Pelaksanaan Ronde Keperawatan
TAHAP PP
2
PRA
RONDE
Penetapan Pasien Pasien
Persiapan Pasien :
Informed Concent
Hasil Pengkajian/
Validasi data
Apa masalah & diagnosis keperawatan?
3
TAHAP Data apa yang mendukung?
4 PELAKSANAA Penyajian Masalah Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?
5 N DI NURSE Apa hambatan yang ditemukan?
STATION
6
Kesimpulan dan
rekomendasi
solusi masalah
1
6. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur :
3. Evaluasi Hasil :
1. Usia
Usia bayi kemungkinan besar mudah terinfeksi karena imaturitas imun tubuh
bayi. Pada masa puber dan remaja terjadi masa pertumbuhan cepat namun
kemungkinan mengalami infeksi cukup tinggi karena asupan nutrisi tidak adekuat.
2. Jenis kelamin
Angka kematian dan kesakitan lebih banyak terjadi pada anak perempuan
pada masa akhir kanak-kanak dan remaja.
3. Herediter
Daya tahan tubuh seseorang diturunkan secara genetik.
4. Keadaan stres
Situasi yang penuh stres menyebabkan kurangnya asupan nutrisi sehingga
daya tahan tubuh menurun.
C. Manifestasi Klinis
Tanda-tanda klinis dari tuberculosis adalah terdapatnya keluhan-keluhan berupa
1. Batuk lebih dari dua minggu
2. Sputum mukoid atau purulent
3. Nyeri dada
4. Hemoptisis
5. Dispnea
6. Demam dan berkeringat terutama pada malam hari
7. Berat badan berkurang
8. Anoreksia
9. Malaise
10. Ronki basah di apeks paru.
11. Wheezing (mengi) yang terlokalisir.
Gejala klinis yang tampak tergantung dari tipe infeksinya.Pada tipe infeksi
yang primer dapat tanpa gejala dan sembuh sendiri atau dapat berupa gejala
pneumonia, yakni batuk dan panas ringan.Gejala tuberculosis paru, primer dapat
juga terdapat dalam bentuk pleurtis dengan efusi pleura atau dalam bentuk yang
lebih berat lagi, yakni berupa nyeri pleura dan sesak napas.Tanpa pengobatan tipe
infeksi primer dapat menyembuh dengan sendirinya, hanya saja tingkat
kesembuhannya hanya berkisar sekitar 50% (Rab, 2010).
Pada tuberculosis postprimer terdapat gejala penurunan berat badan, keringat
dingin pada malam hari, temperatur subfebris, batuk berdahak lebih dari dua
minggu, sesak napas, hemoptisis akibat dari terluka nya pembuluh dara disekitar
bronkus, sehingga menyebabkan bercak-bercak darah pada sputum, sampai kebatuk
darah yang masif. Tuberculosis postprimer dapat menyebar ke berbagai organ
sehingga menimbulkan gejala-gejala sperti meningitis, tuberculosis milier,
peritonitis dengan fenomena papan catur, tuberculosis ginjal, sendi, dan tubekulosis
pada kelenjar limfe dileher yakni berupa skrofuloderma (Rab, 2010).
D. Patofisiologi
Tempat masuk kuman Mycobacterium tuberculosis adalah saluran pernapasan,
saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit.Kebanyakan infeksi tuberculosis paru
terjadi melalui udara yaitu melalui inhalansi droplet yang mengandung kuman-kuman
basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.
Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran relatif padat dan seperti
keju disebut nekrosis kaseosa. Daerah yang mengalami nekrosis kaseosa dan jaringan
granulasi disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid da fibroblast menimbukan respon
berbeda.Jaringan granulasi mnjadi lebih fibrosa, membentuk suatu kapsul yang
mengelilingi tuberkel(Price, 2012).
Lesi primer paru disebut focus ghon dan gabungan terserangnya kelenjar getah
bening regional dan lesi primer disebut kompleks ghon. Kompleks ghon yang
mengalami perkapuran ini dapat dilihat pada orang sehat yang kebetulan menjalani
pemeriksaan radiogram rutin. Namun kebanyakan
infeksi tuberculosis paru tidak terlihat secara klinis atau dengan radiografi
(Price, 2012).
Respon lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah pencairan, yaitu
bahan cair lepas kedalam bronkus yang berhubungan dan menimbulkan kavitas.
Bahan tubercular yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk kedalam
percabangan trakeobronkhial. Proses ini dapat berulang kembali dibagian lain diparu,
atau basil dapat terbawa sampai kelaring, telinga tengah atau usus (Price, 2012).
E. Komplikasi
Penyakit Tuberculosis bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan
komplikasi. Komplikasi tersebut terbagi atas :
1. Komplikasi dini
a. Pleurtis
b. Efusi pleura
c. Emfisema
d. Laringitis
2. Komplikasi lanjut
a. Obstruksi jalan napas
b. Kor pulmonal
c. Amiloidosis
d. Karsinoma paru
e. Sindrom gagal napas
F. Penatalaksanaan
1. Medis
a. Isoniazid
Adalah obat anti tuberculosis yang sangat efektif saat ini, bersifat bakterisid
dan sangat efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif (kuman yang
sedang berkembang), dan bersifat bakteriostatik terhadap kuman yang diam. Obat
ini efektif pada intrasel dan ekstrasel kuman, dapat berdifusi kedalam seluruh
jaringan dan cairan tubuh termasuk CSS, cairan pleura, cairan asites, jaringan
kaseosa, dan memiliki angka reaksi simpang yang sangat rendah. Isonozaid
diberikan secara oral. Dosis harian yang biasa diberikan adalah 5-
15mg/KgBB/hari, maksimal 300mg/hari, dan dalam bentuk sirup 100mg/5 ml.
b. Rifampisin
Rifampisin bersifat bakterisid pada intrasel dan ekstrasel, dapat memasuki
semua jaringan, dan dapat membunuh kuman semidorman yang tidak dapat
dibunuh oleh isonozaid.Rifampisin diabsorbsi dengan baik melalui sister
gastrointestinal pada saat perut kosong.Rifampisin diberikan dalam bentuk oral
dengan dosis 10-20mg/KgBB/hari, dengan dosis satu kali pemberian dalam 1
hari.Jika diberikan bersamaan dengan isonozaid, dosis rifampisin tidak melebihi
15mg/KgBB/hari.
Efek samping rifampisin lebih sering terjadi dari pada isonoziad. Efek
yang kurang menyenangkan bagi pasien adalah perubahan warna urine, ludah,
keringat, sputum, dan air mata, menjadi warna oranye kemerahan.Selain itu, efek
samping rifampisin adalah gangguan gastrointestinal (muntah dan mual), dan
hepatotoksik (ikterus/hepatitis). Rifampisin juga dapat dapat menyababkan
tromositopenia, dan menyebabkan kontrasepsi oral menjadi tidak efektif.
c. Pirazinamid
Pirazinamid adalah derivate dari nikotinamid, berpenetrasi baik pada
jaringan dan cairan tubuh dan diabsorbsi dengan baik pada saluran
pencernaan.Pemberian pirazinamid secara oral sesuai dosis 15- 30
mg/KKgBB/hari dengan dosis maksimal 2 gram/hari. Penggunaan pirazinamid
aman bagi anak.
G. Pemeriksaan penunjang
1. Uji tuberculin
Tuberculin adalah komponen protein kuman TB yang mempunyai sifat
antigenic yang kuat. Jika disuntikan secara intrkutan kepada seseorang yang telah
terinfeksi, maka akan terjadi reaksi berupa indurasi di lokasi suntikan.
Uji tuberculin negatif dapat dijumpai pada tiga keadaan yaitu tidak ada
infeksi TB, dalam masa inkubasi infeksi TB, anergi.Anergi merupakan keadaan
dimana penekanan system imun oleh berbagai keadaan, sehingga tubuh tidak
memberikan reaksi terhadap tuberculin.
2. Uji interferon
Uji interferon adalah pemeriksaan specimen darah, dan diharapkan dapat
membedakan infeksi TB dan sakit TB. Uji interferon (interferon Gamma Release
Assay,IGRA) terdapat dua jenis, pertama adalah inkubasi darah dengan Early
Sacretory Antigenic Target-6(ESAT-6) dan Cultur Filtrate Protein-10.Kedua
adalah pemeriksaan Enzyme- Linked Immuno Spot. Prinsip yang digunakan adalah
merangsang limfosit T dengan antigen tertentu, diantaranya dengan antigen dari
kuman TB.
3. Radiologi
Secara umum, gambaran radiologis yang sugestif TB adalah sebagai berikut
a. Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan/tanpa infiltrate.
b. Konsolidasi segmen/lobar.
c. Milier
d. Kalsifikasi dengan infiltrat.
e. Atelektasis.
f. Kavitas.
g. Efusi pleura.
h. Tuberculoma.
4. Mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi yang dilakukan terdiri dari tiga macam, yaitu
pemeriksaan mikroskopis asupan langsung untuk menemukan BTA, pemeriksaan
biakan kuman M. tuberculosis dan pemeriksaan PCR.
KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN
1. Pelaksanaan Kegiatan
Topik : Asuhan keperawatan klien dengan diagnosa TB Paru dengan
masalah keperawatan utama
Sasaran : Tn. N dengan diagnosa medis TB Paru
Hari/Tanggal : Sabtu, 09 Oktober 2021
Waktu : 60 menit (Pukul 10.00-11.00)
Tempat : Ruang Aster RSUD Soekardjo
2. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Ners S
PP 1 : Ners A
PP 2 : Ners C
PA 1 : Ners D
Perawat Konselor : Ners E
3. Materi :
Paparan asuhan keperawatan Tn N dengan diagnosa medis TB Paru di Ruang
Aster RSUD soekardjo
4. Metode
1. Ronde Keperawatan
2. Diskusi dan tanya jawab
5. Media
1. Dokumentasi klien (status)
2. Materi yang disampaikan secara lisan
3. Sarana diskusi : Alat tulis : kertas dan bollpoin
Mekanisme Kegiatan
KEGIATAN
TAHAP KEGIATAN TEMPAT PELAKSANA WAKTU
KLIEN
Pra Pra Ronde Ruang PP 1, PA1 - Dua hari
Ronde a) Menetapkan kasus dan Aster sebelum
topik RSUD pelaksanaan
dr.
b) Menentukan tim ronde. ronde
Soekar
c) Mencari sumber dan
djo
literatur.
d) Membuat proposal
e) Mempersiapkan klien
f) Informed consent
kepada keluarga
Ronde Ronde
I. Pembukaan: Nurse Kepala Mendengarkan 5 Menit
a) Salam pembukaan Statio Ruangan
b) Memperkenalkan n
klien dan tim ronde
c) Menjelaskan tujuan
kegiatan ronde
d) Mempersilahkan PP1
menyampaikan
kasusnya
6. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Persiapan dilakukan dua hari sebelum pelaksanaan ronde keperawatan
2) Penyusunan proposal ronde keperawatan
3) Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
4) Konsultasi dengan pembimbing dilaksanakan sehari sebelum pelaksanaan ronde
keperawatan
5) Penentuan pasien dan kasus yang akan dilaksanakan ronde
6) Membuat informed consent dengan pasien dan keluarga
b. Evaluasi Proses
Pelaksanaan ronde keperawatan berjalan dengan lancar. Masing-masing dapat
menjalankan perannya dengan baik.
c. Evaluasi Hasil
Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan permasalahan pasien.
RESUME KEPERAWATAN
Data Umum
Nama Pasien : Tn N
Usia : 26 tahun
No RM : 17050425
Alamat : Tasikmalaya
Tgl MRS : 03-10-2021
1. Pelaksanaan Kegiatan
Hari : Sabtu
Tanggal : 09 Oktober 2201
2. Struktur Pengorganisasian
Narator :M
3. Materi : Asuhan keperawatan Tn. N dengan diagnosa medis TB Paru di Ruang Aster
RSUD dr. Soekardjo
4. Metode
1. Presentasi
2. Diskusi dan tanya jawab
5. Media
3. Dokumentasi klien (status)
4. Materi yang disampaikan secara lisan
5. Sarana diskusi : Alat tulis : kertas dan bollpoin
6. Persiapan
Persiapan ronde keperawatan dilakukan oleh kelompok pada minggu
keenam. Persiapan kasus dilakukan 2 hari sebelum pelaksanaan, dengan uraian
sebagai berikut:
a. Menyusun proposal kegiatan ronde keperawatan dengan menetapkan pasien
yang akan dilakukan ronde keperawatan.
b. Penanggung jawab kegiatan menyusun resume kasus ronde keperawatan
c. Menyiapkan resume keperawatan pasien selama dirawat
d. Meminta informed concent ronde keperawatan sesuai jenis kasus.
7. Pelaksanaan
Topik : Ronde Keperawatan
Sasaran :Pasien dan keluarga pasien Nn. N dengan diagnosa
medis TB Paru di Ruang Aster RSUD dr. Soekardjo
Hari/tanggal : Sabtu, 09 Oktober 2021
Waktu : 10.00- 11.00 WIB
Tempat : Ruang Aster RSUD dr. Soekardjo
INFORMED CONSENT
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : …………………………………..
Umur : …………………………………..
Alamat : …………………………………..
Menyatakan SETUJU/TIDAK SETUJU
Untuk dilakukan ronde keperawatan terhadap diri saya sendiri/ suami/
istri/ orang tua/ anak/ ayah/ ibu/ nenek/ kakek, dengan :
Nama : …………………………………..
Umur : …………………………………..
Jenis Kelamin : ......................................................
Alamat : …………………………………..
Ruang : Ruang Aster RSUD dr. Soekardjo
Saksi-saksi :
1. …………………………….. (……………………)
2. …………………………….. (..…………………..)
DOKUMENTASI RONDE KEPERAWATAN
I. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Ruangan / Bed :
Rekam Medis No. :
Diagnosa Medis :
III. SARAN
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
......................................................
Tasikmalaya, 08 Oktober 2021
Kepala Ruangan Perawat Primer
( ) ( )
LEMBAR PENGESAHAN
Hari : Sabtu
Tanggal : 09 Oktober 2021
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Ruang Aster RSUD dr. Soekardjo
Pembimbing Klinik