Revisi Lagi1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM DALAM

MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN UPT SMP NEGERI 4 TELLU


SIATTINGE

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan Prodi Manajemen Pendidikan Islam
pada Fakultas Tarbiyah IAIN Bone

Oleh

JULWITA
NIM: 02.14.3063

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BONE
2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan tuntutan globalisasi, pendidikan menjadi salah satu

kebutuhan pokok manusia. Dengan pendidikan manusia memiliki kemampuan

untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dalam era globalisasi. Pendidikan

juga merupakan sebuah investasi bagi terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM)

berkualitas. Dalam pengertian yang sempit, pendidikan diartikan sebagai

perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan dan dalam

pengetahuan yang lebih luas pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-

metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara

bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan.1

Oleh karena itu, pendidikan memiliki peranan penting dalam kemajuan

sumber daya manusia, sehingga perlu adanya perkembangan dalam pendidikan

terutama mutu pendidikan itu senidri.

Menurut Syaiful Anwar Dhartamuda, mutu pendidikan adalah

pembelajaran yang diselenggarakan terhadap anak didik sesuai dengan standar

ideal beserta tenaga kependidikan yang terlatih sesuai standar nasional.2


1Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999), h. 10
2Menurut Syaiful Anwar Dhartamuda, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. 2015, h. 20

2
Peningkatan mutu pendidikan merupakan sarana yang dipakai manusia

dalam mencapai cita-citanya. Hal ini menyebabkan kedudukan pendidikan yang

dilembagakan dalam berbagai bentuk atau model dalam masyarakat. Pendidikan

bagi bangsa yang sedang berkembang seperti bangsa Indonesia merupakan

kebutuhan mutlak yang harus diselenggarakan sejalan dengan tuntutan

pembangunan secara bertahap. Pendidikan sebagai salah satu faktor yang sangat

penting dalam pembangunan Naasional, pendidikan dijadikan andalan utama

untuk meningkatkan kualitas hidup sumber daya manusia, di mana Iman dan

Takwa kepada Tuhan Yaang Maha Esa menjadi sumber motivasi di segala bidang.

ۗۡ‫ِإ َّن ٱلل َّ َه ل َا يُ َغ ِي ّ ُر َما ِبقَو ٍۡم َحتّ َٰىي ُ َغ ِي ّ ُروا ْ َما ِبأَنفُ ِس ِهم‬

Artinya:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum

mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”3 (Ar-Ra’d ayat 11)

Ayat di atas menjelaskan bahwa kesiapan melakukan suatu perubahan

dengan memiliki konsep yang jelas dan terarah sesuai dengan manajemen yang

ada. Seperti halnya melalui berbagai macam proses baik perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan hingga evaluasi. Dengan pelaksaan

seperti itu, tenunya target pencapaian pada tujuan akan lebih mendekatkan pada

tujuan organisasi, utamanya pada peningkatan mutu pendidikan yang secara

dinamis akan selalu mengalami perbaikan dari waktu ke waktu demi sistem dan

mutu pendidikan yang lebih baik.

3Kementerian Agama RI, Syaamil Al-Qur’an: Miracle The Reference, Cet. 1, h. 497

3
Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia No 57 tahun

2021 tentang Standar Nasional Pendidikan mencakup standar kompetensi lulusan,

standar isi, standar proses, standar penilaian Pendidikan, standar tenaga

kependidikan, tandar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar

pembiayaan.

Kemudian hasil percakapan penulis dengan salah satu guru bahwa pada

dasarnya pelaksanaan strategi pengembangan kurikulum yang harus diterapkan di

sekolah memiliki beberapa kendala, di antaranya: guru yang tidak sepenuhnya

memahami teknologi, kurang pemahaman terhadap kurikulum itu sendiri serta

implementasinya terhadap siswa.

Berdasarkan latar belakang inilah penulis mengadakan penelitian tentang

strategi yang digunakan lembaga pendidikan untuk mempertahankan keberadaan

lembaganya, utamanya dalam meningkatkan mutu pendidikan. Maka dari itu

penulis mengambil judul Strategi Pengembangan Kurikulum dalam

Meningkatkan Mutu Pendidikan UPT SMP Negeri 4 Tellu Siattinge.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan pada latar belakang di atas, maka penulis

merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana Strategi Pengembangan Kurikulum dalam Meningkatkan Mutu

Pendidikan di UPT SMP Negeri 4 Tellu Siattinge?

2. Bagaimana Kontribusi Tenaga Pendidik dalam mengembangkan

kurikulum?

C. Definisi Operasional

4
Untuk menghindari kekeliruan dalam memahami makna yang terkandung

dalam skripsi, maka penulis merasa perlu untuk memberikan pengertian kata-kata

yang dianggap penting pada judul skripsi ini, sebagai berikut:

Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai

sasaran khusus.4 Strategi juga sering diartikan sebagai ilmu siasat perang, muslihat

untuk mencapai sesuatu.5 Strategi dalam penelitian ini berkaitan dengan cara yang

dilakukan oleh pihak UTP SMP Negeri 4 Tellu Siattinge, bersangkutan dengan

pengembangan kurikulum demi mendapatkan output yang lebih baik.

Menurut Hasan Langgulung, kurikulum adalah sejumlah pengalaman

pendidikan, kebudayaan, sosial, olahraga dan kesenian yang disediakan oleh

sekolah bagi siswa di dalam dan di luar sekolah untuk mengembangkan

kedewaasaan berpikir dan mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan

pendidikan.6 Sedangkan pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan

kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses

ini berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai komponen situasi

belajar mengajar, antara lain penetapan jadwal pengorganisasian kurikulum dan

spesifikasi tujuan yang disarankan, mata pelajaran, kegiatan, sumber dan alat

pengukur pengembangan kurikulum yang mengacu pada kreasi sumber-sumber

unit, rencana unit, dan garis pelajaran kurikulum ganda lainnya, untuk

memudahkan proses belajar mengajar.7

4Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa,Kamus Besar


Bahasa Indonesia, (Cet. III;Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h.32
5Windy Novia, Kamus Ilmiah Populer, (Cet. I; Wipres, 2009), h. 443
6Beni Ahmad Saebani dan H. Koko Komaruddin, Filsafat Manajemen Pendidikan h. 141
7H. Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Cet. I; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 20007), h. 183

5
Mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,

manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau

melebihi harapan pelanggan (konsumen).8 Sedangkan pendidikan adalah suatu

tindakan yang dilakukan oleh manusia terhadap sesamanya, dalam satu proses

yang telah direncanakan dengan baik dan teratur dalam rangka peningkatan

kualitas hidup manusia kearah yang lebih baik.9

Berdasarkan pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa, mutu

pendidikan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh sekolah dalam

meningkatkan komponen-komponen sekolah untuk mencapai tujuan yang di

inginkan.

D. Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis, memahami, dan

mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan Strategi Pengembangan Kurikulum dalam Meningkatkan

Mutu Pendidikan.

2. Mendeskripsikan Kontribusi Tenaga Pendidik dalam Mengembangkan

kurikulum demi peningkatan mutu pendidikan.

Dengan adanya penelitian tentang strategi pengembangan kurikulum

dalam meningkatkan mutu pendidikan UPT SMP Negeri 4 Tellu Siattinge

diharapkan dapat berguna sebagai:

1. Kegunaan ilmiah

8Jerry H. Makawimbang, Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan h. 46


9Jerry H. Makawimbang, Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan h. 7

6
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi sumbangsi dan kontribusi

terhadap perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan kurikulum

pada khususnya.

2. Kegunaan praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi sumbangsi pemikiran dan

masukan terhadap individu dan instansi yang terkait dalam merumuskan

pembangunan masyarakat, bangsa, negara, dan agama terkhususnya dalam

mengembangkan kurikulum dan menjadi paradigma bagi para pengelola

pendidikan.

E. Tinjauan Pustaka

Bagian ini berisi uraian hasil penelusuran peneliti tentang penelitian-

penelitian yang telah atau pernah dilakukan oleh orang lain dalam tema yang sama

sehingga mempunyai relevansi dengan penelitian penulis.10 Penelitian-penelitian

tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Bambang Hartanto Nim.

102018224132 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Manajemen

Pendidikan pada tahun 2007 menulis skripsi berjudul “Strategi Pengembangan

Kurikulum di MTs Al-Munawwar Grogol Jakarta Barat” dalam penelitian ini

menjelaskan bagaimana strategi sekolah dalam mengembangkan kurikulum.

Dalam skripsi ini lebih mengarah kepada pelaksanaan strategi pengembangan

kurikulum di MTs Al-Munawwarah, strategi guru dalam upaya mengembangkan

10Pusat Penjaminan Mutu (P2M), Pedoman Penulisan Makalah dan Skripsi Mahasiswa
STAIN Watampone, (Cet. I; Watampone: Pusat Penjaminan Mutu (P2M), 2016), h. 11

7
program pengajaran di kelas dan sekolah mengevaluasi proses pembelajaran yang

dilakukan guru di kelas. Adapun tekhnik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu tekhnik analisis deskriptif kualitatif. Namun dalam beberapa

hal penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dengan menggunakan

presentase. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan strategi

pengembangan kurikulum di MTs Al-Munawwarah, strategi guru dalam upaya

mengembangkan program pengajaran di kelas dan sekolah mengevaluasi proses

pembelajaran yang dilakukan guru dikelas sangat berpengaruh positif dan

signifikan terhadap perkembangan yang ada di MTs Al-Munawwarah Grogol

Jakarta Barat.11

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Mohammad Yusuf, Nim.

3211083101, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Pendidikan Agama Islam,

Institute Agama Islam Negeri Tulungagung pada tahun 2015 menulis skripsi

berjudul “Strategi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di MAN 2

Tulungagung”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis

alasan yang mendasari pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam,

komponen kurikulum yang dikembangkan dan strategi pengembangan kurikulum

Pendidikan Agama Islam di MAN 2 Tulunggung. Pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan metode observasi, interview, dan dokumentasi. Adapun

tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah reduksi data,

penyajian data, dan verifikasi.12

11Bambang Hartanto, “Strategi Pengembangan Kurikulum”, Hasil Penelitian, Program


Studi Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007, h. i
12Mohammad Yusuf, “Strategi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di
MAN 2 Tulungagung”, Hasil Penelitian, Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas

8
Penelitian yang dilakukan oleh Maliyah Mubaroqah. Nim 0314001,

Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri

Malang pada tahun 2008, menulis skripsi berjudul “Strategi Manajamen sebagai

Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan”. Penelitian ini membahas tentang

problem manajemen kurikulum dan strategi manajemen kurikulum sebagai upaya

peningkatan kualitas pendidikan. Pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan metode observasi, interview, dan dokumentasi. Adapun analisis

data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif artimya memberikan predikat

kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

F. Kerangka Pikir

Langkah berikutnya adalah membuat diagram (skema) yang

menggambarkan alur berpikir penulis dalam menguraikan fokus penelitian atau

variabel judul. Pernyataan-pernyataan konseptual yang ada dalam diagram

tersebut harus diuraikan hubungan antara satu dengan lainnya sehingga tampak

jelas alur berpikir peneliti.13

Strategi Kontribusi Tenaga


Pengembangan Pendidik/Impleme
Kurikulum ntasi

Output/Mutu
Pendidikan

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institute Agama Islam Negeri Tulungagung, 2015, h. 9
13Pusat Penjaminan Mutu, Pedoman Penulisann Makalah dan Skripsi Mahasiswa
STAIN Watampone, (Cet. I; Watampone: Pusat Penjaminan Mutu (P2M), 2016), h. 11

9
Gambar. 1 kerangka pikir

Berdasarkan kerangka pikir di atas dapat dijelaskan bahwa ostrategi

pengembangan kurikulum dapat terlaksana dengan baik apabila mendapatkan

kotribusi dari pihak tenaga pendidik, sehingga pengimplementasiannya terhadap

pembelajaran dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh peserta didik. Ketika

implementasi telah dilakukan, maka kita dapat menentukan bagaimana output

yang dihasilkan.

G. Metode Penelitian

Metode pendekatan penelitian dalam penulisan ini disesuaikan dengan

disiplin ilmu yang ditekuni, menurut bidang ilmu yang ditekuni sehingga

memungkinkan digunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pada bagian ini

diuraikan tentang:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian lapangan

dengan bentuk deskriptif kualitatif yaitu suatu penelitian yang menghasilkan

data secara deskriptif (penggambaran) yang berupa fakta-fakta tertulis

maupun lisan dari setiap perilaku orang yang dicermati. Menurut Jalaluddin

Rahmat penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang bertujuan

melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau

bidang tertentu secara faktual dan cermat.14

14Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Kualitatif (Cet. I; Raja Grafindo Persada,


2000), h. 15

10
Field research yaitu suatu jenis penelitian yang digunakan untuk

mendapatkan data di lapangan, dalam hal ini ketua fakultas, ketua prodi, dan

lainnya yang bersangkutan dengan pengembangan kurikulum prodi MPI.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian merupakan proses perbuatan, cara mendekati,

usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan

orang lain yang diteliti.15 Adapun pendekatan penelitian yang digunakan

dalam penulisan skripsi ini adalah:

a. Pendekatan manajemen adalah ilmu yang mempelajari perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap sumber daya

manusia untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Sumber daya

manusia adalah tanggung jawab setiap pemimpin.16

b. Pendekatan sosiologis adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama

dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang

menguasai hidupnya itu.17 Oleh karena itu, pendekatan sosiologis perlu

karena dalam penelitian ini penulis akan banyak berinteraksi dengan

masyarakat, tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan untuk lebih

mudah mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

15Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. VI;
Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h. 218
16Astuti, Manajemen Pendidikan (Cet. I; Samata Gowa:Gunadarma Ilmu, 2016), h.19
17Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Cet. I; Bandung:
Alfabeta, 2011), h. 34

11
c. Pendekatan psikologis atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa

seseorang melalui gejala perilaku yang dapat diamati. 18 Pendekatan ini

digunakan karena penulis akan melibatkan aspek kejiwaan atau tingkah

laku manusia.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di UPT SMP Negeri 4 Tellu Siatingge, Desa

Tajong, Kecamatan Tellu Siattinge, Kabupaten Bone..

4. Data dan Sumber Data

Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai segala hal yang

berkaitan dengan tujuan penelitian. Dengan demikian, segala informasi atau

keterangan merupakan data. Data adalah sebagian dari informasi yang

berkaitan dengan penelitian.19 Adapun sumber data dari penelitian ini yaitu

sebagai berikut:

a. Data primer

Data primer adalah jenis data yang diperoleh dari sumber utamaya

(sumer asli), baik berupa data kualitatif maupun data kuantitatif. 20 Data

primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh

secara langsung dari objek/subjek penelitian baik melalui individu maupun

kelompok.

18Abudin Nata, Metodologi Studi Islam Ed. I (Cet. VIII; Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2011), h. 50
19Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian (Cet. III; Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1995), h. 130
20Muhammad Teguh, Metode Penelitian Ekonomi (cet. II; Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2001), h. 121

12
Sumber data primer (informal) dalam penelitian ini yaitu: Kepala

Sekola, Wakil Bidang Kurikulum, dan Tenaga Pendidik.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah jenis data yang diperoleh dan digali melalui

hasil pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian lapangan, baik berupa

data kualitatif maupun kuantitatif.21 Data yang diperoleh secara tidak

langsung dari sumbernya dan bukan diusahakan sendiri oleh penulis atau

peneliti. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data dari

bahan pustaka atau buku-buku referensi dan informasi lain yang

berhubungan dengan penelitian strategi pengembangan kurikulum.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data dilapangan.22 Adapun instrumen penelitian yang

digunakan adalah:

a. Pedoman wawancara yaitu daftar pertanyaan dalam melakukan tanya

jawab atau dialog langsung antar peneliti dengan informan yakni ketua

fakultas, ketua prodi, staf, dan mahasiswa dan juga menggunakan alat

rekaman yaitu handphone.

b. Pedoman observasi yaitu instrumen berupa alat yang digunakan untuk

mencatat gejala-gejala yang terjadi di lokasi penelitian. Adapun

21Muhammad Teguh, Metode Penelitian Ekonomi, h. 122


22Suharsini Arikunto, Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Cet. XII; Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h. 137

13
instrumen yang dimaksud adalah alat tulis menulis seperti buku dan

pulpen.

c. Dokumentasi yaitu data yang diperoleh di lapangan berupa dokumen-

dokumen penting terkait dengan topik penelitian, adapun instrumen yang

digunakan berupa foto-foto dan catatan lapangan berupa catatan

deskriptif.

Adapun kisi-kisi instrumen penelitian (mechanical devise) sebagai berikut:

No Variabel Dimensi Indikator

1. Strategi - Langkah-langkah - Menyusun program kerja


pengembangan - Komunikasi - Mengetahui apa situasi dan
kurikulum - Alur kondisi sekolah
pengembangan - Menggerakkan tenaga
kurikulum pendidik yang
berhubungan dengan
pengembangan kurikulum
- Memanfaatkan sarana dan
prasarana sekolah
- Pertemuan dan rapat
membahas perkembangan
kurikulum
- Memiliki komunikasi yang
baik antar tenaga pendidik
dan msiswa
- Memiliki gagasan baru
mengenai pengembangan
kurikulum

2. Peningkatan mutu Partisipasi dan - Pengetahuan dan keahlian


pendidikan (Output) profesionalisme - Sumbangsi pemikiran dan

14
tenaga pendidik tenaga
- Pengalaman

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa strategi pengembangan


kurikulum terdiri dari dua dimensi yaitu langkah-langkah dan alur pengembangan
kurikulum yang menjadi acuan dalam strategi pengembangan kurikulum
dijabarkan dalam beberapa indikator. Begitu pula dengan variabel peningkatan
mutu pendidikan dapat didukung dengan partisipasi dan profesionalisme tenaga
pendidik, baik berupa pengalaman, pengetahuan, dan keahlian serta sumbangsi
pemikiran dan tenaga.

6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam rangka membahas draft skripsi ini, maka penulis


menggambarkan beberapa metode pengumpulan data antara lain:

a. Library Research (Riset perpustakaan) yaitu pengumpulan data dengan


jalan membaca dan menelaah berbagai macam informasi atau buku yang
berkaitan dengan topik pembahasan.
b. Field Research (Riset lapangan) yaitu pengumpulan data dengan terjun
langsung ke lapangan penelitian dengan menggunakan tiga metode
secara bersamaan yaitu metode observasi, wawancara dan dokumentasi.23
1) Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala pada
objek penelitian.24
2) Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog secara
lisan antara pewaancara dan responden dengan tujuan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.25
3) Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang dilakukan
dengan menganalisis isi dokumen yang berhubungan dengan masalah

23Abdullah K., Tahap dan Langkah-Langkah Penelitian (Cet. 1; Watampone: Lukman


al-Hakim Press, 2013), h. 2
24S. Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian (Cet. 1; Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012), h. 46
25S. Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, h. 40

15
yang diteliti. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang
sudah tersedia dalam catatan dokumen, seperti konsep teori yang
berkaitan dengan variabel yang diteliti.26
7. Teknik Analisis Data

Teknik pengelolaan dan penulisan menggunakan cara yang


berdasarkan pada penjelasan yang telah dikembangkan oleh Sugiono dapat
dijelaskan secara ringkas sebagai berikut:

a. Reduksi data (data reduction), dalam tahap ini peneliti merangkum,


memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,
dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
b. Penyajian data (data display,) setelah data direduksi maka langkah
selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif,
penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk uraian dengan teks yang
bersifat naratif.
c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan dalam penelitian
kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang
sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti
menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis
atau teori.27
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode sebagai
berikut:
1) Cara berpikir deduktif yaitu mengambil beberapa fakta yang bersifat
umum. Yang selanjutnya dianalisis untuk di terapkan ke hal yang
bersifat khusus.
2) Cara berpikir induktif yaitu mengambil beberapa fakta yang bersifat
khusus untuk diterapkan kepada hal-hal yang bersifat umum.28

26S. Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, h. 49


27Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Cet. VIII; Bandung: Alfabeta, 2013), h. 92
28Abdullah K., Tahap dan Langkah-Langkah Penelitian, h. 30

16
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Strategi Pengembangan Kurikulum


1. Pengertian Strategi Pengembangan Kurikulum

Melakukan pengembangan kurikulum dalam dunia pendidikan,


maka terlebih dahulu harus dipahami mengenai arti dari strategi
pengembangan kurikulum itu sendiri.

Strategi berasal dari bahasa yunani “Strategos” (Stratos = Militer


dan Ag = Memimpin) yang berarti “generalship” atau sesuatu yang
dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana dalam
memenangkan perang.29 Sedangkan secara umum definisi strategi yaitu
sebagai garis besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.30 Strategi inilah yang berperan penting dalam segala kegiatan,
strategi yang baik akan menjadikan kegiatan terlaksana secara efektif dan
efisien.

Pengembangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah


proses, cara, perbuatan mengembangkan.31 Sedangkan definisi kurikulum
adalah niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atau
program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah. 32 Menurut
Al-Kauly yang dikutip oleh Muhaimin menyatakan bahwa “kurikulum
adalah seperangkat rencana dan media untuk mengantarkan lembaga
pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan”.33

29Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berfikir Strategik


(Cet. 1, Jakarta: Bina Aksara, 1996), h.19
30A. Tabrani Rusyan, dkk, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar (Cet.1,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1984), h. 165
31Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Ed. 3, Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h.
1121
32Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah (Bandung: Sinar
Baru, 1989), h. 4
33Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2005), h. 1

17
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi
pengembangan kurikulum adalah suatu cara, rencana dalam
mengembnagkan kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan yang ada
secara efektif dan efisien.

2. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum


semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Suatu
kurikulum diharapkan memberikan landasan, isi, dan menjadi pedoman
bagi pengembnagan kemampuan siswa secara optimal sesuai dengan
tuntutan dan tantangan perkembangan masyarakat. Adapun prinsip-prinsip
yang ada dalam pengembangan kurikulum, yaitu:

a. Prinsip Umum34

Prinsip pertama adalah relevansi. Ada dua relevansi yang harus


dimiliki kurikulum, yaitu relevan keluar dan relevan di dalam
kurikulum itu sendiri. Relevansi keluar maksudnya tujuan, isi, dan
proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan
dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Sedangkan
relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian atau konsistensi antara
kompnen-komponen kurikulum, yaitu tujuan, isi, proses penyampaian,
dan penilaian. Relevansi internal ini menunjukkan suatu keterpaduan
kurikulum.

Prinsip kedua adalah fleksibilitas yaitu kurkulum hendaknya


memiliki sifat lentur. Kurikulum mempersiapkan anak untuk kehidupan
sekarang dan masa akan datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak
yang memiliki latar belakang dan kemampuan berbeda.

Prinsip ketiga adalah kontinuitas yaitu kesinambungan.


Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara
34Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik (Cet. 1,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), h. 150-151

18
berkesinambungan, tidak terputus-putus atau berhenti-henti. Oleh
karena itu, pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum
juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan
kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan pendidikan
lainnya, dan antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.

Prinsip keempat adalah praktis, mudah dilaksanakan,


menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga murah. Prinsip ini
juga disebut prinsip efisiensi. Betapapun bagus dan idealnya suatu
kurikulum kalau menuntut keahlian-keahlian dan peralatan yang sangat
khusus dan mahal pula biayanya, maka kurikulum tersebut tidak praktis
dan sukar dilaksankan.

Prinsip kelima adalah efektivitas, waluapun kurikulum tersebut


harus sederhana dan murah tetapi keberhasilannya tetap harus
diperhatikan. Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini baik secara
kuantitas maupun kualitas.

b. Prinsip Khusus35

Prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum berkenaan


dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar, dan penilaian.
Adapun prinsip yang dimaksud, yaitu:

Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, tujuan menjadi


pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan
komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan.
Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada ketentuan dan kebijakan
pemerintah, survei mengenai persepsi orang tua/masyarakat, survei
tentang pandangan para ahli mengenai bidang-bidang tertentu, survei
tentang manpower, pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang
sama, dan penelitian.

35Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik , h. 152-


154

19
Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, yaitu sesuai
dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para perencana
kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal, seperti perlu
penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk perbuatan
hasil belajar yang khusus dan sederhana, isi bahan pelajaran harus
meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan, kemudian unit-unit
kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.

Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar,


pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya
memperhatikan mengenai metode/teknik yang digunakan apakah sesuai
atau tidaknya mengenai pembelajaran.

Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran,


proses belajar mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan
media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat.

Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.


Penilaian merupakan bagian integral dari pengajaran, harus
memperhatikan bagian penyusunan alat penilaian (test). Dalam
merencanakan suatu penilaian hndaknya diperhatikan beberapa hal,
seperti bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang
akan di tes. Dalam pengolahan suatu hasil penialain hendaknya
diperhatikan norma yang digunakan dalam pengolahan test, skor
standar yang digunaan, dll.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan


kurikulum yaitu:

a. Perguruan Tinggi
Kurikulum minimal mendapat dua pengaruh dari Perguruan Tinggi.
Pertama, dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

20
dikembangkan di perguruan tinggi umum. Kedua, dari pengembnagan
ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru di perguruan
tinggi keguruan.
b. Masyarakat
Sekolah ataupun perguruan tinggi merupakan bagian dari masyarakat
dan mempersiapkan anak untuk kehidupan masyarakat. Isi kurikulum
hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat memenuhi tuntutan dan
kebutuhan masyarakat di sekitarnya.
c. Sistem Nilai
Dalam kehidupan masyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral,
keagamaan, sosial, budaya maupun nilai politis. Sekolah sebagai
lembaga masyarakat juga bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan
penerusan nilai-nilai. Sistem nilai yang akan dipelihara dan diteruskan
harus terintegrasikan dalam kurikulum.36
4. Artikulasi dan Hambatan

Artikulasi dalam pendidikan berarti “kesatupaduan dan koordinasi


segala pengalaman belajar”. Untuk merealisasikan artikulasi kurikulum,
perlu meneliti kurikulum secara menyeluruh, membuang hal-hal yang
tidak diperlukan, menghilangkan duplikasi, merevisi metode serta isi
pengajaran, mengusahakan perluasan dan kesinambungan kurikulum.

Untuk menyusun artikulasi kurikulum diperlukan kerja sama dari


berbagai pihak: para administrator, kepala sekolah, guru, orang tua, dan
tokoh masyarakat. Dalam mengusahakan artikulasi kurikulum tersebut
murid pun perlu megeluarkan pendapatnya tentang hubungan pelajaran
yang satu dengan yang lainnya, hubungan antara satu tingkat dengan
tingkat berkutnya. Salah satu hal yang sering dipandang menghambat
artikulasi adalah pembagian menurut tingkat belajarnya. Hal itu
menyebabkan tersusunnya organisasi mata pelajaran yang kaku.37

36Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik , h. 158-


159
37Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik , h. 160

21
B. Perjalanan Kurikulum di Indonesia

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945 telah mengalami

beberapa kali perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975,

1984, 1994, 2004, dan tahun 2006. Perubahan tersebut merupakan

konsekuensi dan implikasi terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya,

ekonomi dan perkembangan iptek.38 Orientasi setiap kurikulum yang berlaku

dalam pendidikan di Indonesia berbeda-beda, yang tidak lepas dari rancangan

konsep rancangan awal kurikulum.

Kurikulum sebagai salah satu instrumental input dalam mencapai

tujuan pendidikan nasional dikembangkan secara dinamis sesuai dengan

tuntutan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Semua kurikulum

nasional dikembangkan mengacu pada landasan yuridis Pancasila dan UUD

1945, perbedaan tiap kurikulum terletak pada penekanan pokok dari tujuan

pendidikan dan pendekatan dalam mengimplementasikan kurikulum tersebut.

Adapun perkembangan kurikulum yang terjadi di Indonesia sebagai berikut:

a. Rencana Pelajaran 1947

Kurikulum pertama yang lahir pada setelah Indonesia merdeka

disebut rencana pelajaran atau dalam bahasa Belanda leer plan. Perubahan

orientasi pendidikan lebih bersifat plitis: dari orientasi pendidikan belanda

kepada kepentingan nasional. Rencana pelajaran 1947 dilandasi semangat

zaman dan suasana kehidupan berbangsa dengan spirit merebut

kemerdekaan maka pendidikan lebih menekankan pada pembentukan

38Sholeh Hidayat,Pengembangan Kurikulum Baru (Cet. I ; Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2013), h.1

22
karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar

dengan bangsa lain, kesadaran bernegara dan bermasyarakat.

b. Kurikulum 1952

Pada tahun 1952 ini, pemerintah Indonesia melalui Kementerian

Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan menerbitkan buku Pedoman

Kurikulum SD yang lebih merinci pada setiap mata pelajaran kemudian

diberi nama Rencana Pelajaran Terurai 1952 yang berfungsi membimbing

para guru dalam kegiatan mengajar di Sekolah Dasar.

c. Kurikulum 1964

Penghujung era pemerintahan Presiden Soekarno menjelang tahun

1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di

Indonesia. Kurikulum ini diberi nama Rencana Pembelajaran 1964 atau

kurikulum 1964. Pokok-pokok kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari

kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat

mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD,

sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana. Fokus

kurikulum 1964 ini pada pengembangan Pancawardhana, yaitu: a) Daya

cipta, b) Rasa, c) Karsa, d) Karya, dan e) Moral.39

d. Kurikulum 1968

Lahirnya kurikulum 1968 sebagai perubahan dari kurikulum 1964

dipengaruhi oleh perubahan sistem politik dari pemerintahan rezim Orde

Lama ke rezim Orde Baru. Kurikulum 1968 melakukan perubahan struktur

kurikulum dari Pancawardhana dan menekankan pendekatan organisasi


39Sholeh Hidayat,Pengembangan Kurikulum Baru, h.3

23
mata pelajaran menjadi pokok pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan

dasar, dan kecakapan khusus.

e. Kurikulum 1975/1976

Pembaruan kelima terjadi dengan diterbitkannya Kurikulum

1975/1976. Kurikulum 1975 untuk SD/SMP sedangkan Kurikulum 1976

untuk sekolah keguruan yaitu SPG dan Sekolah Menengah Kejuruan

(STM, SMEA).40

f. Kurikulum 1984

Kurikulum 1975 hingga menjelang 1983 dianggap sudah tidak

relevan lagi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Dalam GBHN 1983 hasil Sidang Umum MPR

1983 menyiratkan keputusan politik yang menghendaki perubahan

kurikulum dari kurikulum 1975 kepada kurikulum 1984. Karena itu pada

tahun 1984 pemerintah menetapkan pergantian Kurikulum 1975 menjadi

Kurikulum 1984.

Atas dasar perkembangan itu, maka menjelang tahun 1983 antara

kebutuhan atau tuntutan masyarakat dan perkembangan ilmu

pengetahuan/teknologi terhadap pendidikan, Kurikulum 1975 dianggap

sudah tidak sesuai lagi karena itu diperlukan perubahan kurikulum.

Kurikulum 1984 lahir sebagai perbaikan atau revisi terhadap Kurikulum

1975.41

g. Kurikulum 1994

40Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, h. 4


41Sholeh Hidayat,Pengembangan Kurikulum Baru, h. 8-9

24
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan Kurikulum 19984

dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 1989

tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada sistem ini menekankan pada

pembelajaran yang cukup padat. Selama dilaksanakan Kurikulum 1994

muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai akibat dari

kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi, diantaranya beban

belajar siswa terlalu berat dan meteri pelajaran dianggap terlalu sukar.

h. Kurikulum Berbasis Kompetensi Tahun 2002 dan 2004

Usaha pemerintah maupu pihak swasta dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan terutama meningkatkan hasil belajar siswa

dalam berbagai mata pelajaran terus menerus dilakukan, seperti

penyempurnaan kurikulum, materi pelajaran, dan proses pembelajaran.

Kurikulum yang dikembangkan diberi nama Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada

pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas

tertentu sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan.

Kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan

pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa,

penilaian, kegiatan pembelajaran dan pemberdayaan sumber daya

pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. Pendidikan berbasis

kompetensi berorientasi pada: (1) hasil dan dampak yang diharapkan

muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar

25
yang bermakna,dan (2) keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai

dengan kebutuhannya.42

i. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan

kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi, serta efisiensi

manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan

dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan

diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya

melalui olahhati, olahpikir, oahrasa, dan olahraga agar memiliki daya saing

dalam menghadapi tantangan global.

Secara substansial, pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang ada,

yaitu PP No. 19/2005. Akan tetapi esensi isi dan arah pengembangan

pembelajaran tetap masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi

(dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah subjek matter).43

j. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari Kurikulum Berbasis


Kompetensi yang pernah diujicobakan pada tahun 2004. KBK dijadikan
acuan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan dan sikap)
dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur
pendidikan sekolah.44

42Sholeh Hidayat,Pengembangan Kurikulum Baru, h.13


43Sholeh Hidayat,Pengembangan Kurikulum Baru, h. 16
44H.E Mulyasa, Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013 (Cet. 4; Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2014), h. 66

26
Implementasi kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum
dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta
didik. Implementasi kurikulum membutuhkan kemampuan dan keaktifan
guru dalam menciptakan berbagai macam kegiatan yang telah
diprogramkan.

Ada beberapa faktor yang diharapkan dapat membantu guru untuk


menangani kesulitan belajar yang dihadapi siswa, di antaranya: Rumusan
tujuan, indentifikasi sumber belajar, monotoring, evaluasi proses,
perbaikan, dan redesain kurikulum.45

Terkait implementasi kurikulum 2013, ada berbagai metode yang


dapat diterapkan dan digunakan dalam proses pembelajaran. Metode-
metode tersebut telah disesuaikan dengan kondisi dan karaktersistik yang
ada pada kurikulum. Metode yang dapat digunakan antara lain: Metode
ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab, metode eksperimen,
metode penyelesaian masalah, dan metode keteladanan.46

C. Mutu Pendidikan

Mutu pendidikan merupakan dua istilah yang berasal dari mutu


dan pendidikan, artinya menunjuk pada kualitas produk yang di hasilkan
lembaga pendidikan atau sekolah. Yaitu dapat di identifikasi dari
banyaknya siswa yang memiliki prestasi, baik prestasi akademik maupun
yang lain, serta lulusan relefan dengan tujuan.

Mutu menurut Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional) dalam


konteks pendidikan meliputi input, proses dan output pendidikan. pendidikan
merupakan proses berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain.

45Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013


Memahami Berbagai Aspek dalam Kurikulum 2013, (Jakarta: Kata Pena, 20140, h. 5-7
46M. Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,
& SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h. 187-188

27
mutu pendidikan adalah perpaduan sumber daya manusia, perangkat
pembelajaran, penunjang pembelajaran, manajemen sekolah yang
menunjukkan kemampuan dan kepuasan dalam memenuhi kebutuhan dan
kepuasan bahkan melebihi harapan warga sekolah, warga masyarakat dan
stakeholder, baik yang tersurat maupun yang tersirat. Dalam rangka
mewujudkan cita-cita.

Mencapai pendidikan bermutu tidak hanya melakukan pemenuhan


pada aspek input dan output saja, namun yang lebih penting adalah
aspek proses yang dimaksud adalah pengembilan keputusan, pengelolaan
program, proses pengelolaan kelembagaan, proses belajar mengajar dan
proses monitoring dan evaluasi dengan catatan bahwa proses belajar
mengajar memiliki tingkat kepentingan tertinggi dibandingkan dengan
proses-proses yang lain.

Jadi, pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mampu


memenuhi harapan dan mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan
masyarakat, untuk mewujutkan harapan masyarakat, sekolah dan guru harus
mempunyai harapan yang tinggi terhadap siswa, bukan berebut jabatan dan
selalu merasa paling benar.47

DAFTAR RUJUKAN

Abdullah K.Tahap dan Langkah-Langkah Penelitian, Cet. 1; Watampone:


Lukman al-Hakim Press, 2013.

47Amrullah Aziz, Jurnal Studi Islam Pendidikan Mutu Pendidikan, Volume 10, No. 2
Desember 2015.

28
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam. Ed. I, Cet. VIII; Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2011.
Amirin, Tatang M.Menyusun Rencana Penelitian, Cet. III; Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1995.

Astuti. Manajemen Pendidikan, Cet. I; Samata Gowa: Gunadarma Ilmu, 2016.


Arikunto, Suharsini. Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cet. XII; Jakarta:
Rineka Cipta, 2002.

Bambang Hartanto, “Strategi Pengembangan Kurikulum”, Hasil Penelitian,


Program Studi Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2007.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.


VI; Jakarta: Balai Pustaka, 1995.

Hamalik, H. Oemar.Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Cet. I; Bandung:


Remaja Rosdakarya, 20007.

Kementerian Agama RI, Syaamil Al-Qur’an: Miracle The Reference, Cet. 1.

Makawimbang, Jerry H. Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung:


Alfabeta, 2011.

Mohammad Yusuf, “Strategi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam


di MAN 2 Tulungagung”, Hasil Penelitian, Program Studi Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institute Agama Islam
Negeri Tulungagung.

Novia, Windy. Kamus Ilmiah Populer, Cet. I; Wipres, 2009.


Rahmat, Jalaluddin.Metode Penelitian Kualitatif, Cet. I; Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2000.

Saebani, Beni Ahmad dan H. Koko Komaruddin, Filsafat Manajemen


Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2016.

29
Syah, Muhibbin Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999.

Syaiful Anwar Dhartamuda, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.


Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. 2015.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, Cet. VIII; Bandung: Alfabeta, 2013.

Sugiono.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi, Cet. I;


Bandung: Alfabeta, 2011.

Sukmadinata, Nana Syaodih.Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik, Cet.


1, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997.

Teguh, Muhammad.Metode Penelitian Ekonomi, Cet. II; Jakarta: Raja Grafindo


Persada, 2001.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa.Kamus Besar


Bahasa Indonesia, Cet. III;Jakarta: Balai Pustaka, 1990.

Pusat Penjaminan Mutu, Pedoman Penulisann Makalah dan Skripsi Mahasiswa


STAIN Watampone, Cet. I; Watampone: Pusat Penjaminan Mutu (P2M),
2016.

Widoyoko, S. Eko Putro. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, Cet. 1;


Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

Mulyasa E, Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013 (Cet. 4; Bandung:


Remaja Rosdakarya, 2014), h. 66

Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013


Memahami Berbagai Aspek dalam Kurikulum 2013, (Jakarta: Kata Pena, 20140, h. 5-7
M. Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, &
SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h. 187-188
Amrullah Aziz, Jurnal Studi Islam Pendidikan Mutu Pendidikan, Volume 10, No. 2
Desember 2015

30
Amrullah Aziz, Jurnal Studi Islam Pendidikan Mutu Pendidikan, Volume 10, No. 2
Desember 2015.

31

Anda mungkin juga menyukai