RKKS

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 168

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

SD NEGERI TURI I
KEC. TAMBAKREJO – KAB. BOJONEGORO

Oleh :
MOH. KURDI, S.Pd
NIP. 19660904 198606 1 001

DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN BOJONEGORO
TAHUN 2024

Perencanaan Pembelajaran MI/SD |i


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmad, Taufik, dan Hidayah-Nya
sehingga penulisan buku Perencanaan Pembelajaran MI/SD
Merancang Pembelajaran dalam Mencapai Kompetensi dapat
selesai dengan baik. Penulisan buku ini dimaksudkan sebagai
upaya memberikan pengetahuan konsep teoritik mengenai
perencanaan pembelajaran MI/SD. Buku
perencanaan pembelajaran MI/SD ini diharapkan dapat
menjadi buku pegangan bagi para pengelola MI/SD, akademisi
maupun praktisi dalam memahami tentang perencanaan
pembelajaran MI/SD.
Setiap lembaga pendidikan MI/SD secara
universal memiliki tujuan pendidikan yaitu mengoptimalkan
tumbuh kembang jasmani maupun rohani peserta didik. Untuk
mencapai tujuan pendidikan tersebut maka diperlukan suatu
perencanaan dalam setiap proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Kualitas perencanaan pembelajaran yang baik
diharapkan mampu menghasilkan output sumber daya manusia
yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas merupakan aset
bagsa yang sangat berharga dalam memajukan bangsa. Dengan
demikian, peranan perencanaan pembelajaran penting untuk
dipelajari dan diterapkan sebagi sarana mencapai visi, misi dan
tujuan lembaga pendidikan, khususnya lembaga pendidikan
MI/SD.
Buku ini ditulis guna merespon pesatnya pertumbuhan
lembaga-lembaga MI/SD di Indonesia. Disamping itu, buku ini
dapat digunakan sebagai pedoman mahasiswa dan pengelola
kelas pemula. Buku ini terdiri dari tiga belas bab yang diuraikan
secara terperinci, dilengkapi dengan rangkuman dan latihan soal.
Sebagai penutup saya berharap buku ini dapat
bermanfaat. Penulis menyadari bahwa buku ini jauh dari
sempurna. Mohon maaf atas kurang lebihnya. Kritik dan saran
penulis harapkan demi sempurnanya buku ini
Terimakasih
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pamekasan, 15 Mei 2024


Penulis

Perencanaan Pembelajaran MI/SD | iii


BAB I

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN

A. PENDAHULUAN
Pengembangan kualitas sumberdaya manusia sebagai
rangkaian upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya dan
masyarakat Indonesia seluruhnya serta untuk kesejahteraan
bangsa mencakup pengembangan manusia, baik sebagai insan
maupun sebagai sumberdaya pembangunan. Manusia sebagai
insan menjadi perhatian karena dalam peningkatan
sumberdaya, manusia menjadi dasar dari kehidupan dirinya.
Tentunya keberhasilan membangun manusia sebagai insan
seutuhnya akan menentukan keberhasilan membangun
manusia pada sisi lainnya, yaitu pelaku dalam membangun
diri dan lingkungannya.
Dilihat dari berbagai bentuk pengembangan kualitas
sumberdaya manusia, pendidikan dapat dikatakan sebagai
katalisator utama pengembangan sumberdaya manusia.
Berkenaan perbincangan pendidikan, dalam konteks ke
Indonesiaan, maka hal tersebut identik dengan pendidikan
formal di sekolah yang paradigma, pendekatan, bentuk,
pengelolaan, kurikulum dan manajemennya dari pemerintah.
Meskipun telah dilakukan upaya peningkatan pendidikan
oleh pemerintah dengan melakukan perubahan paradigma dan
kurikulum, namun perubahan tersebut dari masa ke masa
masih belum memberikan hasil yang memuaskan.
Dalam sebuah kutipan Adang Rukhiyat tentang survey
mutu pendidikan Internasional, Indonesia setia menempati
peringkat bawah. Human Development Index (HDI)
memposisikan Indonesia di peringkat 102 dari 106 negara
yang disurvey. Sementara PERC (The Political Economic Risk
Consultation) menempatkan sistem pendidikan Indonesia
pada peringkat ke-12 dari 12 negara yang disurvey, satu
peringkat di bawah Vietnam.1
Dengan melihat data tersebut, maka diperlukan upaya
keras untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Upaya terkecil yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan

viii | Perencanaan Pembelajaran MI/SD


adalah dengan membuat perencanaan pendidikan atau
pembelajaran. Dengan adanya perencanaan yang strategis
akan dengan mudah mengukur dan mencapai tujuan yang
diimpikan. Tentunya dalam membuat perencanaan
pembelajaran tersebut harus melihat dan melibatkan
komponen-komponen yang ada dalam lingkungan pendidikan.

B. PENYAJIAN MATERI
1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan adalah proses pengambilan keputusan atas
sejumlah alternatif (pilihan) mengenai sasaran-sasaran dan
cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang
guna mencapai tujuan yang dikehandaki, serta pemantauan
dan penilaiannya atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan2.
Pembelajaran menurut bahasa adalah proses, cara
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Menurut
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
Perencanaan pembelajaran adalah suatu dokumen rasional
yang disusun berdasarkan hasil analisis sistematis tentang
perkembangan peserta didik dengan tujuan agar pembelajaran
lebih efektif dan efisien sesuai dengan tuntutan kebutuhan
siswa-siswi dan masyarakat.
Perencanaan pembelajaran adalah proses menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang terdiri atas
kegiatan memilih dan menetapkan kompetensi inti (KI),
memilih dan menetapkan kompetensi dasar (KD),
mengembangkan indikator, memilih dan mengembangkan
bahan ajar, memilih dan mengembangkan strategi
pembelajaran, memilih dan mengembangkan media/sumber
belajar, dan mengembangkan instrumen penilaian.
Konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang, yaitu:
a. Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi adalah suatu
perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik
yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-
teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem
pengajaran.
b. Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem adalah
subuah susunan dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur
untuk menggerakkan pembelajaran. Pengembangan sistem
pengajaran melalui proses yang sistematik selanjutnya
diimplementasikan dengan mengacu pada sistem
perencanaan itu.
c. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin adalah
cabang dari pengetahuan yang senantiasa memperhentikan
hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi pengajaran
dan implementasinya terhadap strategi tersebut.
d. Perencanaan pembelajaran sebagai sains (science) adalah
mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengembangan,
implementasi, evaluasi, dan pemeliharaan akan situasi
maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas
maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dengan
segala tingkatan kompleksitasnya.
e. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses adalah
mengembangkan pengajaran secara sistematik yang
digunakan secara khusus atas dasar teori-teori
pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas
pembelajaran. Dalam perencanaan ini dilakukan analisis
kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang sistematik
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di
dalamnya melakukan evaluasi terhadap materi pelajaran
dan aktifitas-aktifitas sistematik.
f. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah realitas adalah
ide pengajaran dikembangkan dengan memberikan
hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam suatu
proses yang dikerjakan perencana dengan mengecek secara
cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan
sains dan dilaksanakan secara sistematik3.

2. Masalah Pokok dalam Perencanaan Pembelajaran


Beberapa permasalahan pokok yang harus diperhatikan
dan dicarikan solusi pemecahannya yaitu:
a. Masalah Arah atau Tujuan
Masalah yang sering terjadi dalam penentuan arah atau
tujuan pengajaran adalah : rumusan masalah yang dibuat
oleh guru terlalu luas dan tidak operasional, sehingga sulit
diukur dan diobservasi yang berakibat tujuan pengajaran
tidak dipahami oleh siswa.
b. Masalah Evaluasi
Masalah yang muncul dalam evaluasi, berkisaran antara
lain : Prosedur evaluasi yang tidak dikenal oleh siswa yang
berakibat evaluasi yang dilaksanakan tidak adil, dan
memuaskan para siswa. Rumusan instrumen penilaian tidak
jelas, alat penilaian di buat secara sembarang, kurang atau
tidak memenuhi syarat validitas, serta tingkat reliabilitas
yang rendah. Tingkat daya pembeda soal yang kurang baik
yaitu tidak dapat membedakan mana siswa pintar dan mana
siswa yang kurang pintar.
c. Masalah Isi dan Urutan Materi Pelajaran
Masalah yang muncul adalah bagaimana memilah-milah
mana materi pelajaran yang harus didahulukan
penyajiannya secara runtun, logis dan sistematis. Lalu
apabila materi pelajaran yang disajikan tidak serasi dan
tidak terorganisasi dengan baik maka akibatnya terjadi
kegagalan dalam menyampaikan uraian materi pelajaran.
Penyebab kegagalan penyampaian materi disebabkan guru
membuat instrumen penilaian yang isinya menghendaki
jawaban materi pelajaran yang sebenarnya belum atau tidak
diajarkan.
d. Masalah Metode
Masalah yang berkaitan dengan metode pengajaran adalah
kurang atau tidak tepat sasaran dalam pemilahan metode
yang digunakan, bersifat monoton dan tidak sesuai dengan
tujuan, strategi, model serta pendekatan pengajaran yang
digunakan.
e. Hambatan-hambatan
Hambatan-hambatan bisa datang dari siswa (kurangmampu
mengikuti pelajaran, memiliki perbedaan indvidual), dari
guru (kurang berminat mengajar), faktor institusional
(terbatasnya ruang kelas, laboratorium serta alat-alat
peraga).
3. Langkah-langkah Menyusun Perencanaan Pembelajaran
Berbagai langkah yang harus dipersiapkan dalam
menyusun perencanaan pembelajaran antara lain:
a. Menetapkan Misi dan Tujuan
Dalam pendidikan misi dan tujuan pengajaran mengacu
kepada misi dan tujuan pendidikan mulai dari tujuan
pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler,
tujuan pengajaran atau tujuan instruksional baik umum
maupun khusus (standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikator hasil belajar).
b. Diagnosa Hambatan dan Peluang
Diagnosa hambatan dan peluang termasuk kedalam bagian
dari analisis SWOT (Strengths Weakness Opportunities
Threats). Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
dihadapi suatu lembaga atau organisasi. Analisis SWOT
bila diterapkan secara akurat akan membawa keberhasilan
suatu program kegiatan yang direncanakan. Peluang adalah
situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan
madrasah. Ancaman merupakan situasi-situasi penting yang
tidak menguntungkan bagi lembaga dan merupakan
gangguan terhadap eksistensi lembaga di masa sekarang
maupun di masa yang akan datang. Ancaman terhadap
lembaga pendidikan Madrasah bisa datang dari pesaing
baru, kebijakan pemerintah, kondisi makro serta mikro
ekonomi yang sulit dan kesadaran yang rendah dari
masyarakat tentang pentingnya pendidikan Madrasah.
c. Menilai Kekuatan dan Kelemahan
Kekuatan adalah sumber daya yang dimiliki baik sumber
daya personal maupun sumber daya material, maupun
sumber daya keuangan. Kelemahan adalah kekurangan atau
keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki lembaga yang
berkaitan dengan sumber daya manusia dengan kualitas dan
kapabilitasnya, sumber daya material yang terbatas baik
kualitas maupun kuantitasnya, sumber daya keuangan yang
terbatas, serta kecintaan dan loyalitas yang kurang baik dari
guru, pegawai maupun siswa.
d. Mengembangkan Tindakan Alternatif
Setelah analisis SWOT maka kepala sekolah dan guru
membuat perencanaan pengajaran harus dapat memilih
alternatif tindakan dan langkah-langkah yang terbaik yang
dapat digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran yang
telah ditetapkan.
e. Mengembangkan Rencana Strategi
Dalam perencanaan pengajaran strategi yang dikembangkan
adalah strategi pengajaran. Strategi pengajaran adalah
tindakan guru dalam melaksanakan rencana pengajaran
dengan menggunakan berbagai komponen pengajaran
(tujuan, bahan, metode, alat, sumber serta evaluasi) agar
dapat mempengaruhi siswa untuk melakukan kegiatan
belajar dalam ranga mencapai tujuan belajar dan
pengajaran yang telah ditetapkan.
f. Mengembangkan Rencana Strategi
Pengembangan rencana strategi pengajaran dilakukan
dengan membuat model pengembangan sistem pengajaran.
Model pengembangan merupakan kerangka dasar yang
dijadikan acuan dalam melakukan pengajaran yang meliputi
dua dimensi yaitu dimensi rencana dan dimensi proses yang
nyata. Dimensi rencana: prosedur dan langkah-langkah yang
seharusnya dilakukan dalam mempersiapan proses belajar
mengajar. Dimensi proses yang nyata: interaksi belajar
mengajar yang berlangsung di kelas.
g. Mengembangkan Rencana Operasional
Diawali dengan melakukan analisis materi pelajaran yang
terdapat dalam kurikulum, analisis terhadap kalender
pendidikan, pembuatan program tahunan, program
semester serta pembuatan silabus dan sistem penilaian.

4. Macam-macam Perencanaan Pembelajaran


Perencanaan pengajaran dapat dilihat dari beberapa segi,
antara lain sebagai berikut:
a. Berdasarkan jangka waktu
Dapat di bedakan lagi menjadi :
1) Perencanaan Jangka Panjang
Rencana jangka panjang adalah perencanaan yang
meliputi kurun waktu 10, 20, atau 25 tahun. Parameter
atau ukuran keberhasilannya bersifat sangat umum,
global dan tidak terperinci. Namun demikian
perencanaan jangka panjang dapat memberi arah untuk
jangka menengah dan jangka pendek.
2) Perencanaan Jangka Menegah
Perencanaan jangka menengah adalah perencanaan yang
dilaksanakan dalam kurun waktu antara 4-7 tahun.
Perencanaan jangka menengah merupakan penjabaran
dari perencanaan jangka panjang dan perlu dijabarkan
dalam perencanaan jangka pendek.
3) Perencanaan Jangka Pendek
Merupakan perencanaan dengan kurun waktu antara 1
sampai 3 tahun dan merupakan penjabaran dari
perencanaan jangka menengah.
b. Berdasarkan luas jangkauannya.
Dibedakan pula menjadi :
1) Perencanaan Makro
Perencanaan makro adalah perencanaan yang bersifat
menyeluruh (umum) dan bersifat nasional.
2) Perencanaan Mikro
Perencanaan mikro adalah perencanaan yang memiliki
ruang lingkup terbatas, hanya untuk satu institusi.
Perencanaan ini lebih rinci, konkrit dan operasional
dengan memperhatikan karakteristik lembaga, namun
tidak boleh bertentangan dengan perencanaan makro
atau nasional.
c. Perencanaan Dilihat dari Telaahnya
Dibedakan menjadi :
1) Perencanaan Strategis
Merupakan rencana yang berkaitan dengan kegiatan
menetapkan tujuan, pengalokasian sumber-sumber untuk
mencapai tujuan. Biasanya diambil oleh pucuk pimpinan
yang kadang kurang didukung oleh data-data statistik
2) Perencanaan Manajerial
Merupakan perencanaan yang ditujukan untuk
menggerakan dan mengarahkan proses pelaksanaan agar
tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Dalam perencanaan ini sudah lebih terperinci
dan didukung data-data statistik.
3) Perencanaan Operasional
Merupakan rencana apa yang akan dikerjakan dalam
tingkat pelaksanaan di lapangan. Perencanaan ini
bersifat konkret dan spesifik serta berfungsi memberikan
petunjuk teknis mengenai aturan, prosedur serta
ketentuan-ketentuan lain yang telah ditetapkan.

5. Manfaat dan Pentingnya Perencanaan Pembelajaran


Banyak manfaat yang diperoleh dari perencanaan
pembelajaran dalam proses belajar mengajar yaitu:
a. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
b. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang
bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.
c. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru
maupun unsur murid.
d. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga
setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.
e. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan
kerja.
f. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.
Perencanaan memiliki arti penting sebagai berikut:
a. Dengan adanya perencanaan diharapkan tumbuhnya suatu
pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan
kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan
pembangunan.
b. Dengan perencanaan, maka dapat dilakukan suatu
perkiraan (fore-casting) terhadap hal-hal dalam masa
pelaksanaan yang akan dilalui.
c. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih
berbagai alternatif tentang cara terbaik ( the best alternatif)
atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang
terbaik (the best combination).
d. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas.
e. Dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat
pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan
atau evaluasi kinerja usaha atau organisasi, termasuk
pendidikan.
C. RANGKUMAN
1. Perencanaan adalah proses pengambilan keputusan atas
sejumlah alternatif (pilihan) mengenai sasaran-sasaran
dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang
akan datang guna mencapai tujuan yang dikehandaki,
serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil
pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan.
Beberapa permasalahan pokok yang harus diperhatikan
dan dicarikan solusi pemecahannya yaitu: Masalah Arah
atau Tujuan, Masalah Evaluasi, Masalah Isi dan Urutan
Materi Pelajaran, Masalah Metode, Hambatan-
hambatan.
2. Berbagai langkah yang harus dipersiapkan dalam
menyusun perencanaan pembelajaran antara lain:
menetapkan misi dan tujuan, diagnosa hambatan dan
peluang, menilai kekuatan dan kelemahan,
mengembangkan tindakan alternatif, mengembangkan
rencana strategi, mengembangkan rencana strategi,
mengembangkan rencana operasional.
3. Perencanaan pengajaran dapat dilihat dari beberapa
segi, antara lain sebagai berikut: berdasarkan jangka
waktu, berdasarkan luas jangkauannya, perencanaan
dilihat dari telaahnya.
Banyak manfaat yang diperoleh dari perencanaan
pembelajaran dalam proses belajar mengajar yaitu:
Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan,
Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang
bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan, Sebagai
pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru
maupun unsur murid, Sebagai alat ukur efektif tidaknya
suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui
ketepatan dan kelambatan kerja, Untuk bahan
penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
D. LATIHAN/ TUGAS/ EKSPERIMEN
1. Jelaskan definisi perencanaan pembelajaran sesuai dengan
pemahanan anda!
2. Uraikan berbagai permasalahan pokok yang harus
diperhatikan dan dicarikan solusi pemecahannya!
3. Sebut dan jelaskan berbagai langkah yang harus
dipersiapkan dalam menyusun perencanaan pembelajaran!
4. Sebut dan jelaskan macam-macam perencanaan
pembelajaran!
5. Apa saja manfaat yang diperoleh dari perencanaan
pembelajaran dalam proses belajar mengajar!
BAB II
DESAIN PEMBELAJARAN TEMATIK

A. PENDAHULUAN
Desain pelaksanaan pembelajaran tematik dikelas sangat
penting dan harus dikuasai oleh guru sebelum melakukan atau
melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Desain
pelakasanaan pembelajaran tematik ini harus dirancang
terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran di kelas
dengan menggunakan model pembelajaran tematik agar dapat
memudahkan para guru dalam memadukan dan
menghubungkan berbagai macam mata pelajaran dalam
menunjang keberhasilan secara efektif dalam proses
pembelajaran.
Adapun beberapa devinisi tentang desain pelaksanaan
pembelajaran tematik disekolah yaitu : menurut kamus besar
bahasa Indonesia desain atau design merupakan suatu
rancangan, kerangka bentuk, atau motif dan pelaksanaan
pembelajaran merupakan suatu proses yang dijalankan atau
suatu proses yang ditempuh untuk membelajarkan anak,
sedangkan tematik merupakan suatu pendekatan yang
melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa. Jadi desain pelaksanaan
pembelajaran tematik di kelas adalah suatu rancangan proses
pelaksanaan pembelajaran dengan melibatkan berbagai mata
pelajaran dalam suatu kerangka bentuk dalam mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan di dalam kelas.
Memperhatikan uraian diatas, maka diharapkan kepada
setiap guru dalam kegiatan belajar mengajar disekolah
hendaknya menggunakan dan menerupakan desain
pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas guna
meningkatkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran
dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis berpendapat bahwa guru
yang menguasai desain pelaksanaan pembelajaran tematik di
kelas dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
Dilihat dari realita banyak guru yang kurang menguasai
dan menerapkan pembelajaran tematik di kelas, di karenakan
guru tidak menguasai cara membuat rancangan pelaksanaan
tematik di kelas atau membuat desain pelaksanaan
pembelajaran tematik di kelas, oleh karena itu, penulis tertarik
untuk membahas dan menguraikan materi tersebut.

B. PENYAJIAN MATERI
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga memberikan pengalaman belajar yang
bermakna kepada siswa, Indrawati 2009. Pembelajaran
tematik adalah yang dirancang berdasarkan tema-tema
tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari
berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh, tema “Air” dapat
ditinjau dari mata pelajaran fisika, biologi, kimia, dan
matematika. Lebih luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari
bidang studi lain, seperti IPS, bahasa, dan seni.
Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan
kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan
yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika
dalam pendidikan. Unit yang tematik adalah epitome dari
seluruh bahasa pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk
secara produktif menjawab pertanyaan yang dimunculkan
sendiri dan memuaskan rasa ingin tahu dengan penghayatan
secara alamiah tentang dunia di sekitar mereka.
Pembelajaran Tematik merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang dapat diterapkan pada siswa kelas rendah
(yaitu: siswa kelas I, II dan III) di Sekolah Dasar. Konsep
pembelajaran tematik telah tercantum di dalam KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Di dalam KTSP
tersebut dijelaskan bahwa pembelajaran tematik adalah
pendekatan yang harus digunakan dalam pelaksanaan
pembelajaran di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Karena
itu, bagi guru SD terutama guru kelas rendah (I, II dan III)
yang peserta didiknya masih berperilaku dan berpikir secara
konkret, kegiatan pembelajaran sebaiknya dirancang terpadu
dengan menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan
pembelajarannya. Dengan cara ini maka pembelajaran untuk
siswa kelas I, II, dan III dapat menjadi lebih bermakna, lebih
utuh dan sangat kontekstual dengan dunia anak-anak.
Artinya, dalam pembelajaran bahasa siswa tidak hanya
berkutat pada konstrak teori bahasa, tetapi ditekankan pada
sikap dan pemakaian bahasa yang kontekstual.
Arti Penting Pembelajaran Tematik menurut Departemen
Pendidikan Nasional November, 2006
a. Menekankan keterlibatan siswa dalam proses belajar secara
aktif sehingga siswa memperoleh pengalaman langsung dan
terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai
pengetahuan yang dipelajarinya.
b. Menekankan penerapan konsep belajar sambil melakukan.

2. Ciri khas Pembelajaran Tematik


Berikut ini adalah ciri-ciri pembelajaran Tematik :
a. Pembelajaran berpusat pada anak.
b. Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan
c. Belajar melalui pengalaman langsung.
d. Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata.
e. Sarat dengan muatan keterkaitan.
Dalam sumber lain menyebutkan beberapa ciri-ciri
pembelajaran tematik, yaitu :
1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan
tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia dini
2) Kegiatan – kegiatan yang dipilih dalam pembelajaran
tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa
3) Kegiatan belajar lebih bermakna dan berkesan bagi siswa
sehingga hasil belajar bertahan lebih lama.
4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa
5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai
dengan permasalahan yang sering ditemui / dialami siswa
dalam lingkungannya.
6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti
kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap
gagasan orang lain.

3. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Tematik


Sebelum kita mengetahui tujuan pembelajaran tematik,
maka kita pelajari dulu tentang tujuan pemberian tema yang
diantaranya adalah:
a. Menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh
b. Memperkaya perbendaharaan kata anak
c. Pemilihan tema dalam kegiatan pembelajaran hendaknya
dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan
anak,sederhana, serta menarik minat anak.
d. Mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas.
e. Memudahkan anak untuk memusatkan perhatian pada satu
tema.
f. Anak dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan
berbagai bidang pengembangan.
g. Pemahaman terhadap materi lebih mendalam dan berkesan.
h. Belajar terasa bermanfaat dan bermakna.
i. Anak lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi
dalam situasi nyata.
j. Dapat menghemat waktu karena bidang pengembangan
disajikan terpadu.
Setelah kita mengetahui tujuan pemberian tema, maka
kita dapat mengetahui/ memahami tentang tujuan
pembelajaran tematik. Tujuan pembelajaran tematik ialah :
1) Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya
secara lebih bermakna.
2) Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan
memanfatkan informasi.
3) Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan
nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan.
4) Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja
sama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat
orang lain.
5) Meningkatkan gairah dalam belajar.
6) Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan
kebutuhannya.
Pada sumber lain terdapat tujuan pembelajaran tematik
yang tidak jauh berbeda dari tujuan di atas, yakni :
a) Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang tematik.
b) Memberikan pemahaman tentang pembelajaran yang sesuai
untuk anak
Adapun manfaat pembelajaran tematik, antara lain:
a. Banyak topik-topik yang tertuang
b. Pada pembelajaran terpadu memungkinkan siswa
memanfaatkan keterampilannya yang dikembangkan dari
mempelajari keterkaitan antar mata pelajaran
c. Pembelajaran terpadu melatih siswa semakin banyak
membuat hubungan inter dan antar mata pelajaran,
sehingga siswa mampu memproses informasi dengan cara
yang sesuai daya pikirnya dan memungkinkan
berkembangnya jaringan konsep-konsep.
d. Pembelajaran terpadu membantu siswa dapat
memecahkan masalah dan berpikir kritis untuk dapat
dikembangkan melalui keterampilan situasi kehidupan
nyata.
e. Daya ingat (retensi) terhadap materi yang dipelajari siswa
dapat ditingkatkan dengan jalan memberikan topik-topik
dalam berbagai ragam situasi dan ragam kondisi.
f. Dalam pembelajaran terpadu, transfer pembelajaran dapat
mudah terjadi bila situasi pembelajaran dekat dengan
situasi kehidupan nyata.

4. Desain Pelaksanaan Pembelajaran Tematik


Sebelum kita melaksanakan suatu pembelajaran tentu
saja kita harus membuat suatu perencanaan / konsep
pembelajaran tersebut atau dengan kata lain kita mendesain
pembelajaran yang akan kita laksanakan. Berikut desain /
prosedur dalam pelaksanaan pembelajaran :
a. Hal pertama yang harus kita lakukan dalam mendesain
pembelajaran terpadu / tematik adalah Memilih dan
mengembangkan tema. Tema untuk pembelajaran terpadu /
tematik dapat bersumber dari minat anak, peristiwa-
peristiwa khusus, kejadian yang tidak terduga, guru, dan
orang tua, serta misi lembaga.
b. Langkah yang kedua ialah penjabaran Tema. Tema yang
dipilih harus dijabarkan ke dalam sub-sub tema dan konsep-
konsep yang di dalamnya terkandung istilah, fakta, dan
prinsip, kemudian jabarkan ke dalam bidang – bidang
pengembangan dan kegiatan belajar yang lebih operasional.
c. Setelah kita melakukan penjabaran maka kita membuat
perencanaan. Perencannaan ini harus dibuat secara tertulis
sehinga memudahkan guru untuk mengetahui langkah-
langkah apa saja yang harus ditempuh.
d. Kemudian tahap selanjutnya adalah Pelaksanaan. Pada
tahap pelaksaan lakukan dan kembangkanlah kegiatan
belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun.
e. Pada tahap akhir dilakukan Penilaian. Penilaian dilakukan
pada pelaksanaan dan akhir pembelajaran dengan tujuan
untuk mengamati proses dan kemajuan yang dicapai anak
melaui kegaitan pembelajaran terpadu / tematik.
Dalam sumber lain disebutkan bahwa desain pelaksanaan
pembelajaran tematik ialah :
1. Pemetaan Jaringan Tema
Tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan
berbagai konsep kepada peserta didik secara utuh. Dalam
pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyaukan isi
kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya
perbendaharaan bahasa peserta didik dan membuat
pembelajaran lebih bermakna.
Dalam menentukan tema, kita harus memperhatikan
prinsip-prinsip sbb :
a. Kedekatan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema
yang terdekat dengan kehidupan anak kemudian ke tema
yang semakin jauh dengan kehidupan anak.
b. Kesederhanaan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari
tema-tema yang sederhana ke tema yang lebih rumit bagi
anak.
c. Kemenarikan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari
tema-tema yang menarik minat.
d. Kesesuaian, artinya tema disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang ada dilingkungan sekitar.
Ketika akan melakukan pembelajaran, guru menentukan
tema yang akan dibahas sesuai dengan situasi dan kondisi
lingkungan setempat. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam menentukan tema, yaitu :
1) Mengidentifikasi tema yang sesuai dengan hasil belajar dan
indikator dalam kurikulum.
2) Menata dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip-prinsip
pemilihan tema.
3) Menjabarkan tema ke dalam sub-sub tema agar cakupan
tema lebih terurai.
4) Memilih sub tema yang sesuai.
Contoh-contoh tema yang dapat dikembangkan dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik pada anak sekolah dasar.
a. Diri sendiri
b. Lingkunganku
c. Kebutuhanku
d. Binatang
e. Tanaman
f. Rekreasi
g. Pekerjaan
h. Air, udara, dan api
i. Alat komunikasi
j. Tanah airku
k. Alam semesta

2. Pengembangan silabus
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan
kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil
belajar. Terdapat beberapa komponen utama dalam setiap
silabus antara lain :
a) Standar Perkembangan atau Kompetensi
Yaitu pengembangan potensi anak yang diwujudkan dalam
bentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dimiliki oleh anak didik sesuai dengan tahapan usianya.
b) Perkembangan (Kompetensi) Dasar
Yaitu pernyataan yang diharapkan dapat diketahui,
disikapi, dan dilakukan oleh anak didik, yang merupakan
cerminan pengetahuan, keterampilan, dan sikap anak yang
dicapai dari suatu tahapan pengalaman belajar dalam
seluruh aspek perkembangan.
c) Hasil Belajar
Yaitu pernyataan kemampuan peserta didik yang
diharapkan dalam menguasai sebagian atau seluruh
kompetensi yang dimaksud.
d) Indikator
Yaitu perkambangan dasar yang lebih spesifik dan
operasional yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai
ketercapaian hasil belajar.
a. Perencanaan Tahunan
Merupakan program pembelajaran yang dipetakan berisi
jaringan tema, bidang pengembangan, kompetensi dasar, hasil
belajar, dan indikator yang disusun secara urut dan sistematis,
alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap jaringan tema,
dan sebarannya ke dalam semester 1 dan 2. Langkah-langkah
pengembangan program tahunan yaitu :
1) Mempelajari dokumen kurikulum
2) Menetukan tema yang dapat mempersatuka kompetensi–
kompetensi untuk setiap kelompok dalam dua semester.
3) Membuat “matriks hubungan kompetensi dasar dengan
tema.
4) Menetapkan pemetaan jaringan tema dengan
memperhatikan keleluasaan cakupan pembahasan tema dan
sub – sub tema serta minggu efektif sekolah, sesuai dengan
alokasi waktu yang ditetapkan.
b. Perencanaan Semester
Merupakan penjabaran dari perencanaan tahunan yang
berisi kegiatan- kegiatan dalam rangka mencapai indikator
yang telah direncanakan.dalam satu semester sesuai dengan
keluasan pembahasan tema dan subtema. Perencanaan
Mingguan dapat disusun dalam bentuk Silabus dalam model
pembelajaran kelompok dan model pembelajaran berdasar
minat
c. Perencanaan Harian
Merupakan penjabaran dari Silabus yang memuat
kegiatan – kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan
secara individual, kelompok, maupun klasikal dalam satu hari.

5. Kekurangan dan Kelebihan Pembelajaran Tematik


Pembelajaran tematik mempunyai kelebihan yakni:
a. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan
peserta didik.
b. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar
yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan
peserta didik.
c. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan
dan bermakna.
d. Mengembangkan keterampilan berpikir peserta didiksesuai
dengan persoalan yang dihadapi.
e. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama
f. Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap
gagasan orang lain.
g. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan
persoalan yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik.
Sedangkan Menurut Departemen Pendidikan Nasional
November 2006 keuntungan pembelajaran tematik ialah:
1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema
tertentu,
2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan
mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar
matapelajaran dalam tema yang sama;
3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan
berkesan;
4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan
mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman
pribadi siswa;
5) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar
karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;
6) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi
dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu
kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus
mempelajari matapelajaran lain;
7) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang
disajikan dapat dipersiapkaan sekaligus.
Selain kelebihan di atas pembelajaran tematik memiliki
beberapa kelemahan. Kelemahan pembelajaran tematik
tersebut terjadi apabila dilakukan oleh guru tunggal. Misalnya
seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam
penjabaran tema sehingga dalam pembelajaran tematik akan
merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan mateti pokok
setiap mata pelajaran. Di samping itu, jika skenario
pembelajaran tidak menggunakan metode yang inovatif maka
pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak
akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang kering
tanpa makna.

C. RANGKUMAN
1. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu
yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa
mata pelajaran sehingga memberikan pengalaman
belajar yang bermakna kepada siswa
2. Berikut ini adalah ciri-ciri pembelajaran Tematik:
pembelajaran berpusat pada anak, menekankan
pembentukan pemahaman dan kebermaknaan, belajar
melalui pengalaman langsung, lebih memperhatikan
proses daripada hasil semata, sarat dengan muatan
keterkaitan.
3. Tujuan pembelajaran tematik ialah: meningkatkan
pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih
bermakna. mengembangkan keterampilan menemukan,
mengolah, dan memanfatkan informasi.
menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik,
dan nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan.
menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti
kerja sama, toleransi, komunikasi, serta menghargai
pendapat orang lain. meningkatkan gairah dalam
belajar. memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan
kebutuhannya.
4. Desain / prosedur dalam pelaksanaan pembelajaran: hal
pertama yang harus kita lakukan dalam mendesain
pembelajaran terpadu / tematik adalah Memilih dan
mengembangkan tema. Langkah yang kedua ialah
penjabaran Tema. Setelah kita melakukan penjabaran
maka kita membuat perencanaan. Perencannaan ini
harus dibuat secara tertulis sehinga memudahkan guru
untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang harus
ditempuh. Kemudian tahap selanjutnya adalah
Pelaksanaan. Pada tahap akhir dilakukan Penilaian.
Penilaian dilakukan pada pelaksanaan dan akhir
pembelajaran dengan tujuan untuk mengamati proses
dan kemajuan yang dicapai anak melaui kegaitan
pembelajaran terpadu / tematik.
5. Pembelajaran tematik mempunyai kelebihan yakni:
Menyenangkan karena berangkat dari minat dan
kebutuhan peserta didik. Memberikan pengalaman dan
kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan peserta didik, Hasil
belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan
bermakna, Mengembangkan keterampilan berpikir
peserta didiksesuai dengan persoalan yang dihadapi,
Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama,
Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap
terhadap gagasan orang lain, Menyajikan kegiatan yang
bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi
dalam lingkungan peserta didik.
D. LATIHAN/ TUGAS/ EKSPERIMEN
1. Jelaskan definisi pembelajaran tematik sesuai dengan
pemahanan anda!
2. Sebut dan jelaskan ciri-ciri pembelajaran tematik!
3. Mengapa pembelajaran tematik penting untuk diterapkan
dalam pembelajaran!
4. Bagaimanakah prosedur dalam melaksanakan pembelajaran
tematik!
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan dalam penerapan
pembelajaran tematik!
BAB III
KOMPETENSI INTI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

A. PENDAHULUAN
Pendidikan Nasional ternyata belum mampu menciptakan
manusia Indonesia yang terdidik dan “melek” Tekhnologi. Hal
ini dapat dilihat dari hasil studi terbatas yang dilakukan oleh
Pusat Penelitian Balitbang, Depdiknas dan UNICEF tahun
1998 di lima propinsi ternyata kelulusan Kohort SD dalam 6
tahun terakhir hanya mencapai 49%. Dalam 7 tahun
meningkat menjadi 65% dan untuk 8 tahun naik menjadi 70%
(Tim Pelatihan Pakem SD/MI dan SMP/MTs,
2009:2). Berdasarkan data di atas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa siswa tidak belajar dengan benar. Oleh
karena itu maka tidak mengherankan jika kualitas SDM
Indonesia rendah, dari 43 negara, hampir dalam seluruh
kehidupan Indonesia berada pada urutan 10 terakhir. Index
pengembangan sumber daya manusia (Human Development
Index/HDI) Indonesia hanya menempati urutan 109 dari 174
negara yang terukur (Mulyasa, 2007:5). Bahkan refleksi dari
hasil PISA 2009 (Program for Internasional Student
Assessment) hampir semua siswa Indonesia hanya menguasai
pelajaran sampai level 3 saja, sementara negara lain banyak
yang sampai level 4, 5, bahkan
6. Dengan keyakinan bahwa semua manusia diciptakan sama,
interpretasi dari hasil ini hanya satu, yaitu: yang kita ajarkan
berbeda dengan tuntutan zaman sehingga diperlukan
penyesuaian kurikulum.
Jika hal tersebut dibiarkan maka manusia Indonesia akan
sulit bersaing dalam kancah globalisasi. Oleh karena itu
diperlukan pengembangan kurikulum yang memperhatikan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK).
Dalam analisis ini, penulis hanya akan menganalisis
tentang sejauh mana dampak penetapan Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar terhadap pemahaman peserta didik dalam
konsep IPA secara menyeluruh. Memahami bahwa mereka
merupakan bagian dari alam semesta yang wajib menjaga
kelestarian lingkungannya dengan mengedepankan perilaku
sosial yang terpuji.
B. PENYAJIAN MATERI
1. Pengertian Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau
operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam
bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah
menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu
atau jenjang pendidikan tertentu. Bisa juga diartikan sebagai
gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan atau sering
disebut afektif, kognitif, dan psikomotor yang harus dipelajari
peserta didik untuk suatu jenjang sekolah. Kompetensi Inti
harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara
pecapaian hard skill dan soft skill4.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi
Kompetensi Dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi
Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan
horisontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi
Dasar artinya keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar
dari suatu kelas ke jenjang kelas berikutnya sehingga terjadi
suatu akumulasi yang berkesinambungan konten yang
dipelajari siswa. Sedangkan organisasi horisontal Kompetensi
Dasar artinya keterkaitan antara konten kompetensi dasar
satu mata pelajaran dan mata pelajaran lain yang berbeda
sehingga terjadi proses saling memperkuat materi satu dengan
lainnya. Kompetensi dirancang dalam empat kelompok yang
saling terkait, yaitu:
a. Kompetensi Inti 1, berkaitan dengan sikap spiritual
b. Kompetensi Inti 2, berkaitan dengan sikap sosial
c. Kompetensi Inti 3, berkaitan dengan pengetahuan
d. Kompetensi Inti 4, berkaitan dengan keterampilan
Keempat kelompok itu menjadi acuan dari kompetensi
dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa
pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan
dengan spiritual dan sikap sosial diterapkan secara tidak
langsung (indirect teaching) ketika peserta didik belajar
tentang KI 3 yang berkaitan dengan pengetahuan dan KI 4
yang berkaitan dengan keterampilan.
2. Pengertian Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi setiap
mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari
Kompetensi inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau
kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang bersumber pada kompentensi inti yang
harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, kemampuan awal serta ciri dari suatu mata pelajaran.
Sesuai pemaparan Soekoer (1994) untuk mengkaji Kompetensi
Dasar pelajaran sebagaimana tercantum pada isi dilakukan
dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan
atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai
dengan urutan yang ada di standar isi
b. Keterkaitan antara Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar dalam mata pelajaran
c. Keterkaitan antara Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar antar mata pelajaran
Pada dasarnya rumusan Kompetensi Dasar itu ada yang
operasinal ataupun yang tidak operasional, karena setiap kata
kerja tindakan yang berada pada kelompok pemahaman dan
juga pengetahuan yang tidak bisa digunakan untuk rumusan
Kompetensi Dasar. Sehingga langkah-langkah untuk
menyusun Kompetensi Dasar oleh Soekoer (1994) adalah
sebagai berikut:
a. Menjabarkan Kompetensi Dasar yang dimaksud
b. Tulislah rumusan kompetensi dasarnya
c. Mengkaji KD tersebut untuk mengidentifikasi
indikatornya dan rumuskan indikatornya yang dianggap
relevan tanpa memikirkan urutannya terlebih dahulu.
d. Kajilah semua indikator tersebut setelah
mempersentasikan KD nya
e. Lakukanlah analisis untuk menemukan indikator-
indikator lain yang kemungkinan belum teridentifikasi
f. Tambahkan indikator lain sebelum dan sesudah indikator
yang sudah teridentifikasi
g. Mengubah rumusan yang kurang tepat dengan lebih
akurat dan pertimbangkan urutannya5.
Perumusan Kompetensi Dasar memiliki prinsip-prinsip
yang harus diperhatikan dalam merumuskannya, antara lain:
a. Meluas, artinya peserta didik memperoleh kesempatan
yang luas untuk mengembangkan pengalaman tentang
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang berkaitan
pada saat pembelajaran berlangsung.
b. Seimbang, artinya dimana setiap peserta, kompetensi
perlu dapat dicapai melalui alokasi waktu yang cukup
untuk pembelajaran yang efektif.
c. Relevan, artinya dimana setiap kompetensi terkait dengan
penyiapan peserta didik untuk meningkatkan mutu
kehidupan melaui kesempatan pengalaman .
d. Perbedaan, artinya merupakan upaya pengalaman
individual dimana peserta didik perlu memahami apa yang
perlu untuk dipelajari, bagaimana berpikir, bagaiaman
berbuat utuk mengembangkan kompetensi serta
kebutuhan individu masing-masing. 6

Adapun syarat yang harus dipenuhi untuk dapat


merumuskan KD yang baik adalah sebagai berikut:
a. Rumusan tujuan yang dibuat harus berpusat pada siswa,
mengacu kepada perubahan tingkah laku subjek
pembelajaran yaitu siswa sebagai peseta didik.
b. Rumusan KD harus mencerminkan tingkah laku
operasional yaitu tingkah laku yang dapat diamati dan
diukur yang dirumuskan dengan menggunakan kata-kata
operasional.
c. Rumusan KD harus berisikan makna dari pokok bahasan
atau materi pokok yang akan diajarkan pada saat kegiatan
belajar-mengajar

3. Pengertian Indikator
Indikator merupakan penanda KD yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan7. Indikator dikembangkan
sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, dan dirumuskan dalam kata kerja
operasional yang terukur atau dapat diobservasi 8. Adapun ciri-
ciri Indikator sebagai berikut:
a. Konsisten dengan standar kompetensi mata pelajaran
b. Dinyatakan dengan jelas
c. Dapat diukur dengan jelas
d. Realistik dan dapat dilakukan
e. Sesuai dengan tingkat berfikir peserta didik, dan
f. Dapat dicapai dalam kurun waktu yang tersedia9.
Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua
hal, yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media
pencapaian kompetensi, unsur-unsur secara lengkap dikenal
dengan ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree).
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan
menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator
sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat
kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian
kompetensi10.
Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan
beberapa ketentuan sebagai berikut:
a. Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga
indikator
b. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi
yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK
dan KD. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi
minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi
minimal sesui dengan potensi dan kebutuhan peserta didik
c. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan
hirarki kompetensi
d. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua
aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran
e. Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata
pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional
yang sesuai
f. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa
indikator penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik11.

C. RANGKUMAN
1. Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau
operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang
telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan
tertentu atau jenjang pendidikan tertentu.
2. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi setiap
mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari
Kompetensi inti.
3. Indikator merupakan penanda KD yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

D. LATIHAN/ TUGAS/ EKSPERIMEN


1. Jelaskan definisi kompetensi inti sesuai dengan pemahanan
anda!
2. Jelaskan beserta contohnya kompetensi dasar yang anda
ketahui!
3. Buatlah tiga KI, KD, dan Indikator sesuai dengan
kurikulum 2013!
BAB IV
PEMETAAN TEMA

A. PENDAHULUAN
Istilah pembelajaran tematik sering disebut juga
pembelajaran terpadu dan dipersamakan dengan integrated
teaching and learning, integrated curriculum approach, a
coherent curriculum approach. Konsep ini telah lama di
kemukakan oleh John Dewey sebagai upaya untuk
mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa-
siswi dan kemampuan pengetahuannya. Pembelajaran tematik
adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa, Tema
adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang emnjadi
pembicaraan, Dengan tema diharapkan akan memberikan
keuntungan. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada
penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu. Oleh
karena itu, guru harus merancang pengalaman belajar yang
akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman
belajar menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual yang
menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.
Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari
akan membentuk skema, sehingga siswa memperoleh
keutuhan dan kebulatan pengetahuan, selain itu, dengan
penerapan pembelajaran tematik disekolah dasar akan sangat
membantu siswa, hal ini dilihat dari tahap perkembangan
siswa yang, masih melihat segala sesuatu sebagai satu
keutuhan.

B. PENYAJIAN MATERI
1. Pemetaan Tema
Tema pembelajaran tematik sebagai alat/wahana
pemersatu dari standar kompetensi setiap mata pelajaran yang
dipadukan. Dalam penentuan tema dapat ditetapkan sendiri
oleh guru dan/atau bersama peserta didik.
Pemetaan tema adalah suatu kegiatan untuk memperoleh
gambaran secara menyeluruh dan utuh semua kompettensi
inti, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata
pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih.
Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran
yang mengintegrasikan materi pengajaran dan pengalaman
pelajar melalui keterpaduan tema. Tema menjadi pengikat
keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
lainnya. Contoh Kegiatan untuk memperoleh gambaran secara
menyeluruh dan utuh semua standart kompetensi, kompetensi
dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang
dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan
adalah:
a. Penjabaran standart kompetensi dan kompetensi dasar
kedalam indikator
1) Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan
hal-hal berikut :Indikator dikembangkan sesuai dengan
karakteristik peserta didik.
2) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran.
3) Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur
dan dapat diamati.
b. Menentukan tema
Dalam menentukan tema yang bermakna, kita harus
memperhatikan dan mempertimbangkan pemikiran
konseptual, pengembangan keterampilan dan sikap, sumber
belajar, hasil belajar yang terukur dan terbukti,
kesinambungan tema, kebutuhan siswa, keseimbangan
pemilihan tema, serta aksi nyata, antara lain :
1) Pemikiran konseptual, tema yang baik tidak hanya
memberikan fakta-fakta kepada siswa. Tema yang baik
bisa mengajak siswa untuk menggunakan keterampilan
berpikir yang lebih tinggi.
2) Pengembangan keterampilan dan sikap. apakah tema
yang sudah disepakati bisa mengembangkan
keterampilan siswa. Misalnya, keterampilan berfikir,
berkomunikasi, sosial, eksplorasi, mengorganisasi, dan
pengembangan diri. Pembentukan sikap juga harus bisa
di akomodasi dalam pilihan tema, seperti sikap
menghargai, percaya diri, kerja sama, komitmen,
kreativitas, rasa ingin tahu, berempati, antusias,
mandiri, jujur, menghormati dan toleransi.
3) Kesinambungan Tema. Kath Murdock dalam bukunya
Clasroom Connection-Strategies for Integrated Learning
menjelaskan bahwa tema yang baik bisa mengakomodasi
pengetahuan awal yang dimiliki siswa sebelum belajar
tentang sesuatu yang baru. Pengetahuan awal itu tentu
sudah dipelajari siswa sebelumnya.
4) Materi Belajar Utama dan Tambahan. Materi dan
sumber pembelajaran tematik biasa kita bagi menjadi
dua sumber dan materi, yaitu utama dan tambahan.
Contoh sumber atau materi belajar utama adalah para
ahli atau orang-orang yang mempunyai profesi atau
kompetensi dasar dalam bidang terentu, tempat-tempat
yang bisa dipelajari, suasana belajar didalam kelas,
lingkungan, komunitas, dan kesenian. Sedangkan musik,
materi audio visual, literature, progam computer, dan
internet adalah sumber materi pembelajaran tambahan
bagi siswa. Dengan demikian, pemlihan tema harus juga
memperhatikan kesediaan kedua sumber belajar itu.
5) Terukur dan Terbukti, Guru juga perlu memperhatikan
hasil pembelajaran apa yang akan siswa capai dalam
pembelajaran tematik. Apa yang bisa siswa kerjakan
dalam proses pembelajaran tematik. Perlu juga
menunujukkan bukti-bukti itulah yang dinilai guru dan
dicatat sebagai bukti bagaimana siswa menguasai tema
yang diajarkan. Yang pada akhirnya akan dijadikan
bahan evaluasi dan laporan kepada orang tua siswa.
6) Kebutuhan Siswa, dalam memilih tema, guru perlu
memperhatikan kebutuhan siswa. Apakah tema yang kita
pilih bisa menjawab kebutuhan siswa. secara kognitif,
Gardner dalam bukunya Five Minds For The Future
menyebutkan bahwa manusia pada era informasi ini
harus dibekali lima cara berfikir, yaitu : pikiran yang
terlatih, terampil, dan disiplin, pikir mensintesis; pikiran
mencipta; pikiran merespek, dan pikiran etis. Apakah
tema yang dipilih sudah bisa membekali siswa dengan
lima cara berfikir untuk masa depan. Kebutuhan siswa
yang lain bisa juga dilihat melalui perkembangan
psikologi (imajinasi), perkembangan motorik, dan
perkembangan kebahasaan siswa.
7) Keseimbangan Pemilihan Tema. Seperti telah dijelaskan
diatas bahwa pembelajaran yang cocok dengan
pembelajaran terpadu adalah pembelajaran tematik.
Dalam satu tahun pembelajaran biasanya siswa bisa
mempelajari 5-6 tema. Para guru hendaknya bisa
memilih tema yang bisa mengakomodasi mata pelajaran
bahasa, ilmu sosial, lingkungan, kesehatan, dan sains
saja, tetapi tema-tema lain yang bervariasi.
8) Aksi Nyata. Pembelajaran tematik hendaknya tidak
hanya mengembangkan pengetahuhan dan sikap siswa,
namun juga bisa membimbing siswa untuk melakukan
aksi yang bermanfaat. Aksi yang dilakukan siswa akan
memperkaya siswa dengan pengetahuan lain serta
memberikan dampak bagi kehidupan orang lain dan
lingkungan dimana siswa hidup.
c. Identifikasi dan analisis KI, KD, dan Indikator.
Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap standar
kompetensi, kompetensi dasar dan indicator yang cocok untuk
setiap tema sehingga semua kompetensi, kompetensi dasar
dan indikator terbagi habis.

2. Cara Pemetaan Tema dalam Pembelajaran Tematik Terpadu


Pemetaan tema dapat dilakukan dengan berbagai cara,
namun demikian tidak ada cara yang terbaik untuk
menentukan tema tapi tergantung dari situasi dan kondisi
karena pada dasarnya pembelajaran tematik bergantung pada
situasi dan kondisi kelas, sekolah, guru, atau lingkungan
sehingga prosedur penentuan tema disesuaikan dengan situasi
dan kondisi tempat. Menurut Tim Puskur dari Departemen
Pendidikan Nasional 2006 menentukan tema dapat dilakukan
dengan dua cara. Cara pertama, guru mempelajari standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam
masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan
menentukan tema yang sesuai. Cara kedua, guru menetapkan
terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk
menentukan tema tersebut, guru dapat bekerja sama dengan
peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan
anak.
Perbedaan antara cara pertama dengan cara yang kedua
terletak pada penentuan tema. Cara yang pertama penentuan
tema dilakukan setelah guru melakukan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator. Tema
ditentukan setelah melihat keterhubungan antara kompetensi
satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
Sedangkan pada cara yang kedua guru menentukan tema
terlebih dahulu baru mencari keterhubungan antara tema
dengan kompetensi dasar dengan indikator dari berbagai mata
pelajaran. Apabila guru menentukan tema terlebih dahulu,
guru bisa memilih tema dari :
a. Topik-topik dalam kurikulum
b. Isu-isu
c. Masalah-masalah
d. Event-event khusus
e. Minat siswa
f. Literatur
Tema–tema dalam pembelajaran tematik, juga dapat
dikembangkan berdasarkan kriteria berikut :
1) Minat siswa yang pada umumnya dapat menarik untuk
dijadikan kriteria penentuan tema, seperti hari libur.
Kegiatan hari libur sangat menyenangkan bagi siswa.
Banyak yang dapat dilakukan oleh siswa seperti bermain
bola, ke sawah dan sebagainya.
2) Minat guru yang berhubungan dengan sekolah, siswa atau
proses atau proses pembelajaran yang disesuaikan dengan
pemahaman siswa. Misalnya, guru dapat memilih tema
koperasi sekolah. Guru dapat mengembangkan pernyataan-
pertanyaan seperti apa yang dijual di koperasi sekolah? Apa
keuntungan koperasi sekolah?
3) Kebutuhan siswa, seperti perkelahian antar siswa yang
perlu pemecahan dan jalan keluar. Siswa dapat dilibatkan
dalam mengambil pemecahan perkelahian antara siswa.
Oleh karena itu, perkelahian dapat dijadikan sebagai tema.
Selain kriteria tersebut, terdapat beberapa persyarat yang
harus dipenuhi dalam penentuan tema, yaitu:
a. Penentuan tema merupakan hasil ramuan dari berbagai
disiplin ilmu.
b. Tema diangkat sebagai sarana untuk mencapai sasaran
materi pelajaran dan prosedur penyampaian.
c. Tema sesuai dengan karakteristik belajar siswa sehingga
perkembangan anak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
d. Tema harus bersifat cukup problematik sehingga
kemungkinan luas untuk melaksanakan kegiatan belajar
yang lebih efektif dibanding dengan proses belajar mengajar
yang konvensional.
Penentuan tema dapat ditempuh dengan prosedur sebagai
berikut:
1) Menumbuhkan minat siswa pada suatu tema
2) Mempertimbangkan sumber-sumber yang diperlukan. Bila
perlu guru mempersiapkan rencana antisipasi, misalnya
karya wisata.
3) Mengidentifikasi apa yang telah diketahui oleh siswa dan
apa saja yang ingin diketahui.
4) Menentukan fokus pada tema tertentu, pemahaman, nilai-
nilai, pengetahuan, atau sikap.
5) Menentukan cara-cara untuk melakukan eksplorasi
pertanyaan-pertanyaan dan mempertimbangkan
ketrampilan-ketrampilan yang harus dimiliki siswa.
6) Mengumpulkan sumber-sumber belajar.
7) Mengacu pada pertanyaan-pertanyaan fokus.
8) Penilaian yang dilakukan berulang-ulang dan mengkaji
hasilnya pada kegiatan akhir.
Ada tiga model penentuan tema, yaitu :
a. Tema di tentukan oleh guru dan dikembangkan dalam sub-
sub tema
b. Tema ditentukan bersama-sama antara guru dan siswa
c. Tema ditentukan oleh siswa.

3. Prinsip Pengembangan dan Pemilihan Tema


Menurut Tim Pusat Kurikulum dari Departemen
Pendidikan Nasional dalam menetapkan tema perlu
memperhatikan beberapa prinsip, yaitu:
a. Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa.
Tema yang dipilih sebaiknya tema-tema yang ada dalam
kehidupan sehari-hari dan dialami anak. Mengangkat
realita sehari-hari dapat dapat menarik minat siwa dan
meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran tematik, anak belajar tentang dunia
nyata sehingga pencapaian kompetensi dikaitkan dengan
konteks kehidupan sehari-hari. Kebermaknaan
pembelajaran sangat penting karena dapat memberikan
pencerahan (insight) pada anak, juga membuat anak
termotivasi dalam belajar sehingga mereka memiliki minat
tinggi dalam pembelajaran.
b. Dari yang termudah menuju yang sulit. Dari yang
sederhana menuju yang kompleks. Pada tahapan usia
sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara
bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang
lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar
materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi
c. Dari yang konkret menuju yang abstrak. Anak tidak belajar
hal yang abstrak, tetapi belajar dari fenomena kehidupan
dan secara bertahap belajar memecahkan problem
kehidupan,dunia anak adalah dunia nyata. Tingkat
perkembangan mental anak selalu dimulai dengan tahap
berfikir nyata. Anak-anak biasanya melihat peristiwa atau
obyek yang didalamnya memuat sejumlah konsep/materi
beberapa mata pelajaran. Misalnya, dalam berbelanja di
pasar, anak-anak dihadapkan pada hitung-menghitung
(Matematika), aneka ragam makanan sehat (IPA), dialog
tawar menawar (Bahasa Indonesia), penggunaan uang (IPS),
tata cara dan etika jual beli (Agama), dan mata pelajaran
lainnya. Anak belajar beranjak dari hal-hal yang konkret
yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba dan
diotak-atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan
lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar
yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan
dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan
yang dialami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih
bermakna, dan kebenarannya lebih dapat
dipertanggungjawabkan.
d. Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses
berpikir pada diri siswa dan membangun pemahaman
konsep karena adanya sinergi pemahaman antar konsep
yang dikemas dalam tema.
e. Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan
perkembangan siswa, termasuk minat dan kebutuhan.
Dalam pembelajaran tematik, berbagai mata pelajaran
dihubungkan dengan tema yang cocok dengan kehidupan
sehari-hari anak, bahkan diupayakan yang merupakan
kesenangan anak pada umumnya sehingga siswa tertarik
untuk mengikuti pelajaran. Ketertarikan siswa pada apa
yang dipelajari merupakan pintu pertama belajar dan
menjadi kunci keberhasilan belajar. Sebaliknya, jika siswa
tidak tertarik belajar bisa menjadi faktor kegagalan dalam
belajar bagi siswa.
f. Tema yang dipilih, menurut dapat mengembangkan tiga
ranah sasaran pendidikan secara bersamaan, yaitu kognitif
(seperti gagasan konseptual tentang lingkungan dan alam
sekitar) ketrampilan (seperti memanfaatkan informasi,
menggunakan alat, dan mengamati gejala alam), dan sikap
(jujur, teliti, tekun, menghargai perbedaan dan sebagainya).

4. Prosedur Pemetaan Tema


Pemetaan tema dilakukan untuk memperoleh gambaran
secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran
yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan ini,
menurut Tim Puskur Departemen Pendidikan Nasional, dapat
dilakukan dengan:
a. Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke
dalam indikator melakukan kegiatan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap mata
pelajaran ke dalam indikator. Dalam mengembangkan
indicator perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik
peserta didik
2) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran
3) Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur
dan dapat diamati.
b. Menentukan tema
Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan cara
berikut:
1) Mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran,
dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.
2) Menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat
keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru
dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai
dengan minat dan kebutuhan anak.
3) Identifikasi dan Analisis Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar dan Indikator.disesuaikan dengan
setiap tema sehingga semua standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indicator terbagi habis.

C. RANGKUMAN

1. Tema pembelajaran tematik sebagai alat/wahana


pemersatu dari standar kompetensi setiap mata
pelajaran yang dipadukan. Dalam penentuan tema dapat
ditetapkan sendiri oleh guru dan/atau bersama peserta
didik.
2. Pemetaan tema dapat dilakukan dengan berbagai cara,
namun demikian tidak ada cara yang terbaik untuk
menentukan tema tapi tergantung dari situasi dan
kondisi karena pada dasarnya pembelajaran tematik
bergantung pada situasi dan kondisi kelas, sekolah, guru,
atau lingkungan sehingga prosedur penentuan tema
disesuaikan dengan situasi dan kondisi tempat.
3. Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa
prinsip, yaitu: memperhatikan lingkungan yang terdekat
dengan siswa. dari yang termudah menuju yang sulit.
dari yang konkret menuju yang abstrak. tema yang
dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir
pada diri siswa dan membangun pemahaman konsep
karena adanya sinergi pemahaman antar konsep yang
dikemas dalam tema. ruang lingkup tema disesuaikan
dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat
dan kebutuhan. tema yang dipilih.
4. Pemetaan tema dilakukan untuk memperoleh gambaran
secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata
pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih.

D. LATIHAN/ TUGAS/ EKSPERIMEN


1. Sebut dan jelaskan kegiatan yang dilakukan dalam
menentukan tema!
2. Bagaimanakah cara memetakan tema dalam pembelajaran
tematik terpadu!
3. Sebut dan jelaskan prinsip-prinsip yang diperlukan dalam
menetapkan tema!
4. Sebut dan jelaskan prosedur dalam pemetaan tema!
BAB V
DESAIN PROGRAM TAHUNAN

A. PENDAHULUAN
Jika mendengar tentang guru sudah pasti yang kita ingat
atau pikirkan adalah kegitan pembelajaran yang guru lakukan
kepada peserta didiknya. Dalam kegiatan pembelajaran yang
diakukan guru tesebut ternyata tidak asal guru
menyampaikan materi yang ada tetapi ternyata terdapat
beberapa hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang guru
sebelum melakukan kegiatan pembelajaran dikelas.
Hal-hal tersebut antaranya seperti rencana untuk
memperlancar suatu sistem pendidikan dan pembelajaran
yang efektif maka diperlukan adanya perencanaan yang
matang, seperti program satu tahun, program semester dan
juga kalender pendidikan. Kita sebagai calon guru juga harus
bisa menyusun prpgram tahunan, program semester, dan juga
kalender pendidikan, sehingga nantinya proses kegitan belajar
mengajar (pembelajaran) yang kita inginkan dapat tercapai
sesuai dengan tujuannya. Dengan adanya kebutuhan ini maka
kami akan menjelaskan mengenai program tahunan dan cara
menyusunya.

B. PENYAJIAN MATERI
1. Pengertian Program
Program merupakan pernyataan yang berisi kesimpulan
dari beberapa harapan atau tujuan yang saling bergantung dan
saling terkait, untuk mencapai suatu sasaran yang sama.
Biasanya suatu program mencakup seluruh kegiatan yang
berada di bawah unit administrasi yang sama, atau sasaran-
sasaran yang saling bergantung dan saling melengkapi, yang
semuanya harus dilaksanakan secara bersamaan atau
berurutan12.
Program sering dikaitkan dengan perencanaan, persiapan,
dan desain atau rancanagan. Desain berasal dari bahasa
Inggris yaitu dari kata decine. Jadi desain dalam perspektif
pembelajaran adalah rencana pembelajaran. Rencana

12Muhaimin, Suti’ah, dan Sugeng Listyo Prabowo, Manajemen Pendidikan, (Jakarta:


Kencana, 2009), hal 349
pembelajaran disebut juga dengan program pembelajaran13.
Berbagai defenisi tentang desain saling berbeda antara satu
dengan yang lainnya misalnya, dalam kamus bahasa Indonesia
disebutkan bahwa desain berartikerangka, persiapan atau
rancangan. Menurut Harjanto mengemukakan bahwa desain
ialah berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan14.

2. Fungsi Program Bagi Guru


Fungsi Program bagi Guru Berkaitan dengan kinerja guru,
wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam
proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru
merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan
pembelajaran, dan menilai hasil belajar15.
Adapun fungsi atau keguanaan desain pemebelajaran
adalah :
a. Sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanan
pembelajaran. Barangkali kita semua sepakat bahwa sekecil
apapun bentuk dan jenis suatu pekerjaan, mesti didahului
oleh rancanagan atau planning. Semakin matang rencana
yang dipersiapkan maka akan semakin bagus pula usaha itu
dilakasanakan karena rencana yang sudah disususun akan
menjadikan acuan ataupun patokan ketika pelakasanaan
usaha tersebut16.
b. Menjadikan guru lebih siap dan percaya diri dalam
menjalankan tugas mengajar. Percaya diri itu akan
sempurna jika seseorang itu memiliki kesiapan untuk
melakukan sesuatu. Sebagai seorang guru persiapan atau
desain itu juga berfungsi menjadikan guru itu siap untuk
melaksanakan tugasnya sebagai pengajar karena desain
yang disusun oleh guru adalah sebuah indikator jika guru
tersebut telah menguasai bahan yang akan disuguhkan
dihadapan peserta didik
c. Meningkatkan kemampuan guru. Dengan adanya desain
bagi seorang guru, akan dapat meningkatkan kemampuan
guru dalam mengajar dan akhirnya akan menjadikan
pembelajaran akan berkualitas dan bermakna bagi peserta
didik17.
d. Karena adanya perencanaan maka pelaksanaan pengajaran
menjadi baik dan efektif.
Dengan perencanaan, maka dapat dilakukan suatu
perkiraan (forecasting) terhadap hal-hal dalam masa
pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan menegnai
potensis-potensi dan prospek-prospek perkembangan tetapi
juga mengenai hambatan-hambatan dan resiko-resiko yang
mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan upaya ketidak
pastian dapat dibatasi sedini mungkin18. Untuk
mengembangkan suatu rencana, seseorang harus mengacu ke
masa depan (forecast)19. Setiap akan mengajar, ia perlu
membuat persiapan mengajar dalam rangka melaksanakan
sebagian rencana bulanan dan rencana tahunan20.
Perencanaan ini berfungsi sebagi rencana jangka panjang
(general long-range planning) untuk sekolah. Disusun
berdasarkan kurikulum course of studies yang memberikan
bahan-bahan tentang penegtahuan dan keterampilan yang
diperlukan bagi peserta didik pada setiap kelas/tingkat. Setiap
course of study berisikan pokok-pokok pelajaran. Kalau
kurikulum atau course itu belum teruraikan maka sebaiknya
guru berusaha membuat uraiannya dalam bentuk suatu
rencana tahunan, untuk setiap mata pelajaran21.

3. Langkah Penyusunan Program Tahunan


Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan program tahunan adalah
a. Lihat berapa jam alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran
dalam seminggu dan struktur kurikulum seperti yang telah
ditetapkan pemerintah, analisis berapa minggu efektif
dalam satu semester, seperti yang telah ditetapkandalam
gambar alokasi waktu efektif
b. Melalaui analisis tersebut kita bisa menentukan berapa
minggu waktu yang tersedia untuk pelaksanan proses
pembelajaran.
c. Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif,belajar, waktu pembelajaran efektif (per
minggu). Hari-hari libur meliputi:
1) Jeda tengah semester
2) Jeda antar semester
3) Libur akhir tahun pelajara
4) Hari libur keagaman
5) Hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional
6) Hari libur khusus
d. Menghitung jumlah minggu efektif setiap bulan dan
semester dalam satu tahun dan memasukkan dalam format
matrik yang tersedia.
e. Medistribusikan olokasi waktu yang disediakan untuk suatu
mata pelajaran, pada setiap KD dan topik bahasannya pada
minggu efektif, sesuai ruang lingkup cakupan materi,
tingkat kesulitan dan pentingnya materi tersebut, serta
mempertimbangkan waktu ulangan serta review materi.
Sumber-sumber yang dapat dijadikan bahan
pengembangan program tahunan antara lain:
a. Daftar Standard Kompetensi sebagai konsensus nasional
yang dikembangkan dalam buku Garis-Garis Besar Program
Pengajaran (GBPP) setiap mata pelajaran yang akan
dikembangkan
b. Skope dan Sekuensi setiap Kompetensi untuk mencapai
tujuan pembelajaran diperlukan materi pembelajaran,
materi pembelajara tersebut disusun dalam pokok-pokok
pembahasan yang mengandung ide-ide pokok yang sesuai
kompetensi dan tujuan pembelajaran . Skope adalah
ruanglingkupdan batasan-batasan keluasan setiap pokok
dan sub pokok bahasan sedangkan Sekuesi adalah urutan
logis daripokok dan sub pokok bahasan. Pengembangan
skope dan skuensi ini bias dilakukan oleh masing-masing
guru mata pelajaran, dan dapat dikembangkan dalam
kelompok kerja guru ( KKG ) untuk setiap mata pelajaran.
c. Kalender pendidikan penyusunan kalender pendidikan
selama satu tahun pelajaran mengacu pada efesiensi,
efektifitas dan hak-hak peserta didik.
CONTOH PROGRAM TAHUNAN ( PROTA )

Satuan Pendidikan : SD Negeri Turi I


Kelas : I ( Satu )
Tahun Pelajaran : 2023/ 2024

ALOKASI WAKTU
NO TEMA SUBTEMA
( MINGGU EFEKTIF )
1 Aku dan Teman Baruku 1
2 Tubuhku 1
1 DIRIKU
3 Bersyukur atas keberagaman 1
4 Aku Istimewa 1

1 Gemar Berolahraga 1
KEGEMARAN 2 Gemar Bernyanyi dan Menari 1
2
KU 3 Sikap Menggambar 1
4 Gemar membaca 1

1 Kegiatan Pagi hari 1


2 Kegiatan Siang Hari 1
3 KEGIATANKU
3 Kegiatan Sore Hari 1
4 Kegiatan Malam Hari 1

1 Anggota Keluargaku 1
KELUARGAK 2 Kegiatan Keluargaku 1
4
U 3 Kegiatan Besarku 1
4 Kebersamaan dalam keluarga 1

1 Pengalaman Masa Kecil 1


PENGALAMA 2 Pengalaman Bersama Teman 1
5
NKU 3 Pengalaman Di Sekolah 1
4 Pengalaman yang berkesan 1

LINGKUNGA 1 Lingkungan Rumahku 1


N BERSIH , 2 Lingkungan Sekitar Rumahku 1
6
SEHAT , DAN 3 Lingkungan Sekolahku 1
ASRI 4 menjaga kebersihan 1
Benda Hidup dan benda tak
BENDA , 1 1
hidup di sekitarku
HEWAN DAN
2 Hewan disekitarku 1
7 TANAMAN
3 Tanaman disekitarku 1
DISEKITARK
Bentuk, Warna , Ukuran dan
U 4 1
Permukaan Benda

1 Cuaca 1
PERISTIWA 2 Musim Kemarau 1
8
ALAM 3 Musim Penghujan 1
4 Bencana Alam 1
JUMLAH 32

Mengetahui, Jakarta, 17 Juli 2019


Kepala MI Annur Indonesia Guru Kelas IB

.
NIP. 19620312 198305 1009 NIP .
196204211982112001

C. RANGKUMAN
1. Program merupakan pernyataan yang berisi kesimpulan
dari beberapa harapan atau tujuan yang saling
bergantung dan saling terkait, untuk mencapai suatu
sasaran yang sama
2. Fungsi Program bagi Guru Berkaitan dengan kinerja
guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan
guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana
seorang guru merencanakan pembelajaran,
melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil
belajar
3. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan program tahunan adalah lihat berapa
jam alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran dalam
seminggu dan struktur kurikulum seperti yang telah
ditetapkan pemerintah, analisis berapa minggu efektif
dalam satu semester, seperti yang telah ditetapkandalam
gambar alokasi waktu efektif, Melalaui analisis tersebut
kita dapat menentukan berapa minggu waktu yang
D. LATIHAN/ TUGAS/ EKSPERIMEN
1. Jelaskan definisi dari program yang anda fahami!
2. Apa saja fungsi program bagi guru berkaitan dengan kinerja
guru!
3. Bagaimanakah langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam mengembangkan program tahunan!
4. Buatlah sebuah program tahunan sesuai dengan kurikulum
terbaru!
BAB VI
DESAIN PROGRAM SEMESTER

A. PENDAHULUAN
Dalam pembelajaran, mengajar memang peranan yang
vital dalam pembelajaran. Mengajar adalah proses
membimbing kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu, penting
sekali bagi guru untuk memahami sebaik-baiknya tentang
proses belajar siswa, agar ia dapat memberikan bimbingan dan
menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi
siswa.
Pengajaran harus direncanakan untuk mempermudah
proses belajar mengajar agar lebih bermakna. Guru yang baik
akan berusaha sedapat mungkin agar pengajarannya berhasil.
Salah satu faktor yang bisa membawa keberhasilan itu, ialah
guru tersebut senantiasa membuat perencanaan mengajar
sebelumnya. Guru juga harus menyadari bahwa tujuan
pengajaran adalah untuk membentuk kepribadian peserta
didik dengan cara membekalinya dengan seperangkat materi
pengajaran.
Hal ini menunjukan bahwa guru harus mempersiapkan
perangkat yang harus dilaksanakan dalam merencanakan
program. Hidayat dalam Abdul Majid (2005: 21)
mengemukakan bahwa perangkat yang harus dipersiapkan
dalam perencanaan pembelajaran antara lain adalah
menyusun Program pengajaran dan melaksanakan program
pengajaran.
Perencanaan memegang peranan penting dalam ruang
lingkup pendidikan karena menjadi penentu dan sekaligus
memberi arah terhadap tujuan yang ingin dicapai. Dengan
perencanaan yang matang, suatu pekerjaan tidak akan
berantakan dan tidak terarah. Sebagai seorang calon guru,
hendaknya selalu membuat perencanaan berkaitan dengan
proses belajar mengajar salah satunya adalah dengan
merencanakan program semester.

B. PENYAJIAN MATERI
1. Pengertian Program Semester
Semester adalah satuan waktu yang digunakan untuk
penyelenggaraan program pendidikan. Kegiatan yang
dilaksanakan dalam semester itu ialah kegiatan tatap muka,
praktikum, keraja lapangan, mid semester, ujian semester dan
berbagai kegiatan lainya yang diberi penilaian keberhasilan.
Dalam program pendidikan semester dipakai satuan
waktu terkecil, yaitu satuan semester untuk menyatakan
lamanya satu program pendidikan. Masing-masing program
semester sifatnya lengkap dan merupakan satu kebulatan dan
berdiri sendiri. Pada setiap akhir semester segenap bahan
kegiatan program semester yang disajikan harus sudah selesai
dilaksanakan dan mahasiswa yang mengambil program
tersebut sudah dapat ditentukan lulus atau tidak.
Program semester berisikan garis-garis besar mengenai
hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester
tersebut. Program semester ini merupakan penjabaran dari
program tahunan22.
Kalau program tahunan disusun untuk menentukan
jumlah jam yang diperlukan untuk mencapai kompetensi
dasar, maka dalam program semester diarahkan untuk
menjawab minggu keberapa atau kapan pembelajaran untuk
mencapai kompetensi dasar itu dilakukan23. Pada umumnya
program semester ini berisikan tentang bulan, pokok bahasan
yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan, dan
keterangan-keterangan24.

2. Urgensi Program Semester


Bila seorang guru mengajar tanpa membuat prota dan
promes maka yang terjadi adalah banyak guru yang keteteran
menyelesaikan materi yang akan diberikan kepada siswanya,
bahkan ada guru yang tidak dapat menyelesaikan materinya25.
Pertama, Kemungkinan keterlambatan materi disebabkan
oleh kurangnya siswa menangkap materi yang disajikan
sehingga guru harus mengulang-ulang materi agar kelas yang
diampunya dapat tuntas. Konsekuensinya adalah menambah
alokasi waktu untuk materi tersebut, dampaknya justru
berpengaruh pada SK dan KD yang lain.
Kedua, Tidak ada peta materi dalam hitungan semester
dan tahun, peta materi penting untuk mengetahui distribusi
materi terhadap alokasi waktu. Peta materi yang dimaksud
tidak lain adalah Program tahunan (Prota) dan Program
semester (Promes), kedua program ini disusun untuk menjadi
pedoman dan batasan guru untuk menyajikan materi terhadap
alokasi waktu, apakah selama satu semester atau selama satu
tahun pelajaran.
Beberapa akibat yang timbul oleh tidak adanya Prota dan
Promes, antara lain:
a. Materi tidak tuntas
b. Tidak jelas alokasi waktu per SK dan KD
c. Ulangan tidak terkontrol berdasarkan SK dan KD
d. Pemetaan SK dan KD tidak terstruktur dan sistematik
e. Pembagian materi per semester tidak jelas26
Dan masih banyak lagi, karena begitu pentingnya Prota
dan Promes maka guru sebelum melaksanakan pembelajaran
harus menyelesaikan kedua program ini. Sebagian guru
menjelaskan bahwa sebelum menyusun RPP sebagai rencana
skenario pembelajaran, maka Promes dan Prota harus
disiapkan terlebih dahulu, sehingga pembagian pertemuan
pembelajaran dapat terdistribusi secara keseluruhan
berdasarkan SK dan KD dengan mempertimbangkan alokasi
waktu yang tersedia.

3. Unsur-unsur Promes
Unsur-unsur yang biasanya terkandung di dalam program
semester meliputi :
a. Tujuan
Tujuan yang dicantumkan dalam program semester adalah
tujuan-tujuan yang masih bersifat umum yang diambil dari
SK KD yaitu tujuan kurikuler dan tujuan instruksional.
b. Pokok Bahasan
Pokok bahasan merupakan judul materi yang akan
dipelajari atau diajarkan dalam satu caturwulan yang
bersangkutan. Perencanaan pembelajaran menyusun pokok
bahasan dan sub pokok bahasan dalam satu semester,
dengan memperhitungkan bahwa pokok bahasan tersebut
dapat diselesaikan dalam satu semester dengan pemenuhan
kualitas yang disyaratkan.
c. Evaluasi Pengajaran
Dalam program semester hendaknya dicantumkan kegiatan-
kegiatan evaluasi yang dilaksanakan di luar masing-masing
pokok bahasan, seperti evaluasi/ tes sumatif. Evaluasi
digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Evaluasi digunakan juga
untuk memperbaiki bahan ataupun juga metode pengajaran.
d. Waktu
Untuk setiap pokok bahasan dan kegiatan evaluasi dalam
semester yang bersangkutan, perlu dicantumkan jumlah
waktu yang dialokasikan, sehingga dapat diketahui sejak
awal apakah program semester yang dibuat tersebut dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.

4. Langkah Penyusunan Program Semester


Langkah-langklah yang harus diperhatikan dalam
menyusun Program semester antara lain sebagai berikut:
1) Memasukkan KD, topik dan sub topik bahasan dalam
format Program Semester.
2) Menentukan jumlah jam pada setiap kolom minggu dan
jumlah tatap muka per minggu untuk mata pelajaran.
3) Mengalokasikan waktu sesuai kebutuhan bahasan topik dan
sub topik pada kolom minggu dan bulan.
a. Hitung alokasi waktu dalam setahun berdasarkan kalender
pendidikan yang diterbitkan oleh satuan pendidikan.
Hal – hal yang diperhatikan adalah :
1) banyaknya pekan dalam setiap bulan
2) jumlah pekan efektif per bulan (pekan dimana terjadi KBM)
3) jumlah pekan tidak efektif (pekan dimana tidak terjadi KBM
misal HUT Sekolah, Hari libur umum dan lain-lain)
4) total pekan, pekan efektif, pekan tidak efektif per tahun.
b. Hitung alokasi waktu per semester
Hal-hal yang diperhatikan sama dengan perhitungan alokasi
waktu dalam setahun.
c. Menentukan jumlah jam efektif per
semester Hal-hal yang diperhatikan adalah :
1) Banyaknya pekan efektif pada perhitungan alokasi waktu
per semester dikurangi pekan tidak efektifnya. Contoh :
Pekan dalam semester ini 26 pekan, yang tidak efektif 9
pekan maka pekan efektif adalah 26-9=17 Pekan.
2) Jam efektif semester adalah hasil perkalian pekan efektif
dengan jumlah jam pelajaran per minggu. Misal :
Matematika kelas I Jumlah jam per minggu 2 jam/ kelas.
Maka jam pelajaran efektif per semester adalah 17 x 2 jam
pel = 34 jam pel.
d. Distribusi alokasi waktu
Hal-hal yang diperhatikan adalah :
1) Hitung banyaknya kompetensi dasar dalam semester
berjalan.
2) Tentukan kedalaman dan keluasan materi pada Kompetensi
Dasar tersebut.
3) Sebarkan jam efektif yang telah dihitung pada setiap
Kompetensi Kasar berdasarkan keluasan dan
kedalamannya.
4) jabarkan hasil penyebaran tersebut pada matriks yang telah
dilengkapi dengan bulan dan minggu selama 1 semester
dengan memperhatikan juga minggu / hari tidak efektif.
5) Membuat catatan atau keterangan untuk bagian-bagian
yang membutuhkan penjelasan.

Contoh Format Program Semester

Materi SK. Alokasi Juli Ag stu S epte ber Oktober Nove be Des mbe
Pokok KD Waktu u s m m r e r
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Dari format program semester tersebut, terlihat jelas


bahwa program ini pada dasarnya sebagai penjabaran dari
program tahunan. Cara pengisian format tersebut sebagai
berikut.
a. Tentukan Standar Kompetensi (SK) yang ingin dicapai.
Dalam hal ini guru tidak perlu merumuskan SK dan KD,
sebab semuanya sudah ditentukan dalam Standar Isi (SI),
yakni pada Kurikulum 2013, kecuali kalau memang
diharuskan merumuskan SK dan KD sendiri, misalnya
dalam merumuskan kurikulum Muatan Lokal (Mulok).
b. Lihat program tahunan yang telah kita susun untuk
menentukan alokasi waktu atau jumlah jam pelajaran
setiap SK dan KD itu.
c. Tentukan pada bulan dan minggu keberapa proses
pembelajaran KD itu akan dilaksanakan.

5. Manfaat Promes
Adapun manfaat program semester yakni27:
a. Mempermudah seorang guru dalam proses pembelajaran
selama satu semester.
b. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang dilakukan
c. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang
bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan
pembelajaran
d. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik guru maupun
murid
e. Sebagai alat ukur keefektifan suatu proses pembelajaran
sehingga setiap saat dapat diketahui ketepatan dan
kelambanan kerja
f. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan
kerja
g. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya

C. RANGKUMAN
3. Semester adalah satuan waktu yang digunakan untuk
penyelenggaraan program pendidikan. Kegiatan yang
dilaksanakan dalam semester itu ialah kegiatan tatap
muka, praktikum, keraja lapangan, mid semester, ujian
semester dan berbagai kegiatan lainya yang diberi
penilaian keberhasilan
4. Beberapa akibat yang timbul oleh tidak adanya Prota
dan Promes, antara lain: Materi tidak tuntas, Tidak jelas
alokasi waktu per SK dan KD, Ulangan tidak terkontrol
berdasarkan SK dan KD, Pemetaan SK dan KD tidak
terstruktur dan sistematik, Pembagian materi per
semester tidak jelas.
3. Unsur-unsur yang biasanya terkandung di dalam
program semester meliputi : tujuan yang dicantumkan
dalam program semester adalah tujuan-tujuan yang
masih bersifat umum yang diambil dari SK KD yaitu
tujuan kurikuler dan tujuan instruksional, pokok
bahasan merupakan judul materi yang akan dipelajari
atau diajarkan dalam satu caturwulan yang
bersangkutan, evaluasi pengajaran digunakan untuk
mengetahui tingkat pencapaian tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Evaluasi digunakan juga untuk
memperbaiki bahan ataupun juga metode pengajaran,
perlu dicantumkan jumlah waktu yang dialokasikan,
sehingga dapat diketahui sejak awal apakah program
semester yang dibuat tersebut dapat diselesaikan tepat
pada waktunya,
4. Langkah-langklah yang harus diperhatikan dalam
menyusun Program semester antara lain sebagai
berikut: Memasukkan KD, Menentukan jumlah jam
pada setiap kolom minggu dan jumlah tatap muka per
minggu untuk mata pelajaran. Mengalokasikan waktu
sesuai kebutuhan bahasan topik dan sub topik pada
kolom minggu dan bulan.
5. Manfaat program semester yakni: Mempermudah
seorang guru dalam proses pembelajaran selama satu
semester. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan, Sebagai
pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi
setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan
pembelajaran, Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur,
baik guru maupun murid, Sebagai alat ukur keefektifan
suatu proses pembelajaran sehingga setiap saat dapat
diketahui ketepatan dan kelambanan kerja, Untuk
bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan
kerja, Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan
biaya
D. LATIHAN/ TUGAS/ EKSPERIMEN
1. Jelaskan definisi dari program semester!
2. Seberapa penting program semester bagi guru dalam
mengajar?
3. Apa saja unsur-unsur yang terkandung dalam program
semester!
4. Bagaimanakah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
menyusun program semester!
5. Apa saja manfaat yang didapatkan dengan adanya promes
dalam proses pebelajran!
6. Buatlah sebuah program semester tentang mata pelajaran
Akidah Akhlaq Kelas III Madrasah Ibtidaiyah!
BAB VII
DESAIN MATERI PEMBELAJARAN

A. PENDAHULUAN
Materi pembelajaran menempati posisi yang penting dari
keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar
pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran
tersebut harus sesuai dengan Standart Komptensi dan
Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik.
Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran
hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya
Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar, serta tercapainya
indikator. Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005
Pasal 20, juga mengsyaratkan bahwa guru diharapkan
mengembangkan materi pembelajaran. Berkenaan dengan
pemilihan materi pembelajaran ini, secara umum masalah
dimaksud meliputi cara penentuan jenis materi, kedalaman,
ruang lingkup, urutan penyajian, perlakuan (treatment)
terhadap materi pembelajaran, dan sebagainya.
Masalah lain yang berkenaan dengan materi pembelajaran
adalah memilih sumber di mana bahan ajar itu didapatkan.
Ada kecenderungan sumber bahan ajar dititikberatkan pada
buku. Padahal, banyak sumber bahan ajar selain buku yang
dapat digunakan. Buku pun tidak harus satu macam dan tidak
harus sering berganti seperti terjadi selama ini. Berbagai buku
dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar.
Selain itu, masalah yang sering dihadapi pengajar
berkenaan dengan materi pembelajaran adalah pengajar
memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas
atau terlalu sedikit, terlalu mendalam atau terlalu dangkal,
urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi bahan ajar
yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh
mahasiswa.
Sehubungan dengan itu, perlu disusun rambu-rambu
pemilihan dan pemanfaatan materi pembelajaran untuk
membantu pengajar agar mampu memilih materi
pembelajaran dan memanfaatkannya dengan tepat.
Ramburambu dimaksud antara lain berisikan konsep dan
prinsip pemilihan materi pembelajaran, penentuan cakupan,
urutan, kriteria dan langkah-langkah pemilihan,
perlakuan/pemanfaatan, serta
sumber materi pembelajaran. Oleh karena itu, dalam materi
kali ini kami akan membahasa sedikit tentang desain materi
pembelajaran.

B. PENYAJIAN MATERI
1. Pengertian Desain Materi Pembelajaran
Ada beberapa pengertian tentang desain pembelajaran
menurut para ahli pada bukunya Hamza Uno yang dikutip dari
para ahli mengatakan beberapa pendapat tentang pengertian
desain pembelajaran yaitu :
a. Cunningham mengemukkan desain ialah menyeleksi dan
menghubungkan pengetahuan, fakta-fakta, imajinasi-
imajinasi, dan asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang
dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang
diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku
dalam batas-batas yang dapt diterima yang akan digunakan
dalam penyelesaian.
b. Stephen P. Robbins memberikan definisi desain yaitu suatu
cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan
perubahan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas Hamzah Uno
memberikan kesimpulan bahwa Desain yakni suatu cara yang
memuaskan untuk membuat suatu kegiatan dapat berjalan
dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipasif
guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan
tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Secara umum, pengertian materi telah disinggung dalam
bagian yang lalu. Dalam perancanaan pengajaran, materi yang
perlu ditetapkan dalam langkah ketiga (setelah perumusan
tujuan dan penyusunan alat evaluasi) baru berupa:
a) Pokok-pokok bahan; dan
b) Rincian setiap pokok bahan28.
Sedangkan Hamza Uno memberikan definisi tentang
pembelajaran yang dikutip dari pendapat degeng adalah upaya
untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara
implicit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih,
menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diingikan. Dalam pembelajaran memiliki
hakekat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai
upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam
belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai
salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan
keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Pengajaran atau proses belajar mengajar adalah proses
yang diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah
tertentu agar pelaksanaannya mencpai hasil yang diharapkan.
Pengaturan ini dituangkan dalam bentuk perencanaan
pembelajaran/ desain pembelajaran.
Materi pembelajaran atau materi ajar (instructional
materials) adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standart
kompetensi yang telah ditentukan. Materi pembelajaran pada
hakikatnya merupakan pengetahuan, nilai-nilai dan
keterampilan sebagai isi dari suatu mata pelajaran yang
diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga
dapat dikatakan bahwa materi pelajaran adalah berbagai
pengalaman yang akan diberikan kepada siswa selama
megikuti proses pendidikan atau proses pembelajaran.
Bahan atau materi pembelajaran (learning materials)
adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus
dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam
rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran
dalam satuan pendidikan tertentu. Materi pelajaran
merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran,
bahkan dalam pembelajaran yang berpusat pada materi
pelajaran (subject-centered teaching), mater pelajaran
merupakan inti dari kegiatan pembelajaran. Menurut subject
sentered teaching keberhasilan suatu proses pembelajara
ditentukan oleh seberapa banyak siswa dapat menguasai
materi kurikulum. Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi :
a. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan menunjuk pada informasi yang disampaikan
dalampikiran (mind) siswa, dengan demikian pengetahuan
berhubungan dengan berbagai informasi yang harus dihafal
dan dikuasai oleh siswa, sehingga manakala diperlukan
siswa dapat mengungkapkan kembali.
b. Keterampilan (skill)
Menunjuk pada tindakan tindakan- tindakan (fisik dan non
fisik) yang dilakukan seseorang dengan cara yang kompeten
untuk mencapai tujuan tertentu.
c. Sikap (attitude)
Sikap menunjuk pada kecerdasan seseorang untuk
bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang diyakini
keberadaannya oleh siswa.

2. Merancang dan Mengorganisasikan Materi Pembelajaran


Untuk mendesain materi, langkah pertama sebelum
seorang guru memulai mendesain materi-materi pembelajaran
dalam bentuk apapun adalah mengumpulkan sebanyak
mungkin informasi-informasi yang berkaitan langsung atau
tidak langsung dengan mata pelajaran yang hendak diajarkan.
Informasi-informasi itu mungkin didapatkan dalam bentuk
hard copy, soft copy melalui perpustakaan, internet dan atau
konsultasi dari beberapa sumber, di antaranya adalah:
a. Referensi baik yang utama atau sekunder
b. Jurnal-jurnal ilmiah
c. Hasil penelitian terbaru
d. Buku ajar yang sudah dipakai sebelumnya
e. RPP yang ada sebelumnya
f. Silabus, kurikulum
g. Konsultasi dengan guru senior
h. Konsorsium keilmuan
Menurut konsep penyusunan desain instruksional secara
sistematis, buku-buku teks hanyalah merupakan salah satu
sumber untuk memilih materi (bahan) pelajaran. Materi yang
harus diajarkan untuk suatu bidang studi adalah dinamis,
dalam arti berubah dari waktu ke waktu, tidak statis seperti
tercantum di dalam buku-buku teks. Oleh karena itu, para
guru atau dosen di dalam memilih sumber materi perlu
memperhatikan penerhitan-penerbitan berkala seperti
majalah, jurnal, para konsultan yang berpengalaman,
termasuk pengalaman praktek para guru/dosen sendiri di
dalam mengadakan penelitian dan lain-lain sumber yang
sesuai dengan bidang studi yang diajarkan.
Adapun aspek-aspek dalam mendesain suatu materi
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Fakta
b. Konsep
c. Prosedur
d. Prinsip
e. Nilai
f. Keterampilan
Cara yang paling mudah untuk mengetahui apakah materi
yang akan diajarkan termasuk fakta, konsep, prosedur atau
prinsip ialah dengan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
sebagai berikut:
a. Apakah siswa diminta untuk mengingat nama suatu obyek,
simbol atau suatuperistiwa? Kalau jawabannya "ya", maka
materi pelajaran tersebut termasuk dalam kategori "fakta".
Contoh: Seorang guru mengajarkan bentuk dan susunan
negara RI, seorang guru SD mengajarkan nama-nama ibu
kota propinsi di seluruh Indonesia.
b. Apakah siswa diminta untuk menyatakan suatu definisi,
menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan beberapa
contoh sesuai dengan suatu definisi? Kalau "ya" berarti yang
diajarkan tersebut adalah "konsep". Contoh: Seorang guru
mengajarkan definisi atau pengertian mubtada’ dan khabar,
kemudian member contoh sesuai definisi masing-masing.
c. Apakah siswa diminta untuk menjelaskan langkah-langkah,
prosedur secara urut, atau memecahkan suatu masalah atau
membuat sesuatu? Bila "ya", maka materi pelajaran
tersebut termasuk "prosedur" .Contoh: Seorang dosen
mengajarkan bagaimana proses penyusunan undang-
undang. Seorang guru mengajarkan bagaimana membuat
magnit buatan.
d. Apakah siswa diminta untuk mengemukakan hubungan
antara beberapa konsep, atau menerangkan keadaan
ataupun hasil hubungan antara berbagai macam konsep?
Bila "ya", berarti materi pelajaran tersebut termasuk dalam
kategori "prinsip". Contoh: Dosen menerangkan hubungan
antara penawaran dan permintaan suatu barang dalam lalu
lintas ekonomi. Guru menerangkan sebab-sebab terjadinya
gerhana bulan atau matahari.
Nilai akhir dari sebuah informasi terletak pada kegunaan
praktisnya. Karena itu tujuan utama sebagian besar program
program pengajaran adalah menyiapkan siswa untuk
menerapkan fakta dan konsep yang telah dipelajarinya.
Persiapan ini dilakukan dengan meminta siswa untuk
memecahkan masalah, menjelaskan situasi, mencari penyebab,
meramalkan akibat, dan seterusnya. Istilah pemecahan
masalah umumnya digunakan untuk menunjukkan jenis
kegiatan ini sebagai tingkat tertinggi dalam kegiatan
intelektual.
Materi dikemas berdasarkan tujuan, kompetensi dan
indikator belajar yang telah dikembangkan sebelumnya.
Kesesuaian materi yang dikemas dengan tujuan, kompetensi
dan indikator merupakan jaminan bagi tercapainya hasil
belajar yang diharapkan, demikian juga sebaliknya, bila materi
dikemas tidak merujuk pada tujuan, kompetensi dan indikator,
maka akan menjauhkan kea rah capaian hasil belajar yang
optimal. Dalam merancang materi pembelajaran terdapat
beberapa kriteria khusus yang harus difahami oleh guru, yaitu:
a. Terdapat strategi belajar mengajar.
b. Sesuai dengan kriteria tujuan instruksional.
c. Materi pelajaran supaya terjabar.
d. Relevan dengan kebutuhan siswa.
e. Kesesuaian dengan kondisi masyarakat.
f. Materi pelajaran mengandung segi-segi etik.
g. Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan
yang sistematik dan logis.
h. Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku,
pribadi guru yang ahli, dan masyarakat.
Bidang studi yang diajarkan terkait dengan ilmu yang
terstruktur. Pokok bahasan sajian akan membantu
merumuskan tujuan instruksional sebagai patokan atau
sarsaran yang harus dicapai oleh guru. Tujuan instruksional
ini memang telah digariskan secara umum dalam GBPP pada
setiap pokok pembelajaran, akan tetapi tujuan instruksional
khusus atau tujuan secara terinci akan dirancang oleh guru
yang mengajar.
Alat dan sumber berupa buku pelajaran yang akan
digunakan oleh guru sebagai rujukan harus disesuaikan
dengan kurikulum. Muatan pelajaran biasanya selalu berubah-
ubah karena diperkaya dengan infornasi yang komplek. Materi
atau bahan pembelajaran merupakan bagian terpenting bagi
terleksananya proses pembelajaran, yang tertuang dalam
kurikulum yang harus dikuasai oleh guru dan peserta
didik.Sumber-sumber materi pelajaran antara lain meliputi:
a. Tempat atau lingkungan
b. Orang atau narasumber
c. Objek
d. Bahan Cetak dan non cetak
Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Pengetahuan menunjukkan kepada
informasi yang disimpan dalam pikiran (mind) peserta didik,
dengan demikian pengetahuan berhubungan dengan berbagai
informasi yang harus difahami dan dikuasai peserta didik.
Keterampilan (skill) menunjukkan pada tindakan-
tindakan(baik fisik maupun non fisik) yang dilakukan oleh
seseorang dengan cara yang kompeten untuk mencapai tujuan
tertentu. Sikap menunjukkan kepada kecenderungan
seseorang untuk bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang
diyakini kebenarannya oleh peserta didik.
Materi atau bahan pelajaran yang telah dirancang oleh
guru harus sudah terseleksi dan terorganisir disesuaikan
dengan tingkat kemampuan belajar siswa yang akan belajar,
apakah muatan itu pada ranah pengetahuan pada tingkat
rendah, menengah atau tinggi. Demikian juga ranah
pemahaman dan ranah keterampilan. Guru memberi materi
yang terstruktur mulai dari tingkat yang paling mudah sampai
pada tingkat yang sulit.
Dalam memperhatikan tujuan pembelajaran, guru
mengkaji perilaku awal siswa yang akan dibawa sampai ke
perilaku sesuai dengan tujuan, hal ini sisesuaikan dengan
taksonomi Benyamin S. Bloom bahwa anak didik terdiri dari
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Ranah kognitif mencakup pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, evaluasi. Secara hierarkis guru
memberikan pengetahuan kepada peserta didik dimulai dari
jenjang awal yaitu pengetahuan. Pengetahuan ini sebagai
dasar untuk mengembangkan informasi lebih lanjut, sehingga
setelah itu siswa dapat meningkatkan pemahamannya.
Pengetahuan dan pemahaman digolongkan pada tingkat
rendah. Sedangkan pengetahuan tingkat menengah siswa
adalah ketika siswa mampu menerapkan dan menganalisis
informasi. Siswa mampu melakukan pengetahuan tingkat
menengah jika mereka telah dibekali pengetahuan awal atau
rendah. Selanjutnya pengetahuan tingkat tinggi adalah siswa
dapat mensintesis dan mengevaluasi informasi. Sedangkan
menurut Merril, berpikir kognitif mencakup ragam
pengetahuan fakta, konsep, prosedur, dan prinsip. Ragam
pengetahuan fakta hanya perluuntuk diingat saja. Sedangkan
konsep, seperti rumus, dapat diingat atau dihafal, diterapkan
dan ditemukan (rumus baru). Demikian pula halnya dengan
prinsip dan prosedur29.
Ranah afektif mencakup menerima, menanggapi,
berkeyakinan, penerapan, karya dan ketelitian. Ranah ini
menyangkut sikap dan apresiasi. Ranah ini juga memperinci
tujuan instruksional lebih sukar dalam istilah yang dapat
diamati dan diukur. Misalnya bagaimana seseorang bisa
mengukur sikap orang yang loyal kepada atasannya atau
seseorang menghargai gagasan atau karya tulis orang lain.
Ranah psikomotorik mencakup persepsi, kesiagaan,
respon terarah, dan adaptasi. Demikian juga ranah ini tidak
hirarkis, tetapi sekedar mengklasifikasi saja, sehingga gerakan
seluruh badan tidak lebih tinggi dibanding dengan gerakan
yang terkoordinasi komunikasi non verbal bukan lebih tinggi
atau lebih rendah dibanding kebolehan dalam berbicara.

3. Kriteria Pemilihan Materi Pembelajaran


Materi pembelajaran berada dalam ruang lingkup isi
kurikulum. Karena itu, pemilihan materi pelajaran tentu saja
harus sejalan dengan ukuran-ukuran (kriteria) yang
digunakan untuk memilih isi kurikulum bidang studi
bersangkutan. Secara garis besar, Kriteria pemilihan materi
pembelajaran:
a. Kriteria Tujuan Pembelajaran
Suatu materi pelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran khusus atau tujuan-tujuan
tingkah laku. Karena itu, materi tersebut supaya sejalan
dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.
b. Materi Pelajaran Supaya Terjabar
Perincian materi pelajaran berdasarkan pada tuntutan. Ini
berarti terdapat keterkaiatan yang erat antara spesifikasi
tujuan dan spesifikasi materi pelajaran.
c. Relevan Dengan Kebutuhan Siswa
Kebutuhan siswa yang pokok adalah bahwa mereka ingin
berkembang berdasarkan potensi yang dimilikinya. Karena
setiap materi pelajaran yang akan disajikan hendaknya
sesuai dengan usaha untuk mengembangkan pribadi siswa
secara bulat dan utuh. Beberapa aspek diantaranya adalah
pengetahuan sikap, nilai dan keterampilan.
d. Kesesuaian Dengan Kondisi Masyarakat
Siswa dipersiapkan untuk menjadi warga masyarakat yang
berguna dan mampu hidup mandiri. Dalam hal ini, materi
pelajaran yang dipilih hendaknya turut membantu mereka
memberikan pengalaman edukatif yang bermakna bagi
perkembangan mereka menjadi manusia yang mudah
menyesuaikan diri.
e. Materi Pelajaran Mengandung Segi-Segi Etik
Materi pelajaran yang akan dipilih hendaknya
mempertimbangkan segi perkembangan moral siswa kelak.
Pengetahuan dan keterampilan yang bakal mereka peroleh
dari materi pelajaran yang telah mereka terima diarahkan
untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia yang etik
sesuai dengan sistem nilai dan norma-norma yang berlaku
dimasyarakatnya.
f. Materi Pelajaran Tersusun Dalam Ruang Lingkup dan
Urutan Yang Sistematik dan logis.
Setiap materi pelajaran disusun secara bulat dan
menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya dan terpusat pada
satu topik masalah tertentu. Materi disusun secara
berurutan dengan mempertimbangkan faktor
perkembangan psikologis siswa. Dengan cara ini diharapkan
isi materi tersebut akan lebih mudah diserap oleh siswa dan
dapat segera dilihat keberhasilannya.
g. Materi Pelajaran Bersumber Dari Buku Yang Baku,
Pribadi Guru Yang Ahli, dan Masyarakat.
Ketiga faktor ini perlu diperhatikan dalam memilih materi
pelajaran. Buku sumber yang baku umumnya disusun oleh
para ahli dalam bidangnya dan disusun berdasarkan GBPP
yang berlaku, kendatipun belum tentu lengkap sebagaimana
yang diharapkan. Guru yang ahli penting, oleh sebab
sumber yang diharapkan. Guru yang ahli penting, oleh
sebab sumber utama memang guru itu sendiri. Guru dapat
menyimak semua hal yang dianggapnya perlu untuk
disajikan kepada para siswa berdasarkan ukuran
pribadinya. Masyarakat juga merupakan sumber yang luas,
bahkan dapat dikatakan sebagai materi belajar yang paling
besar.

4. Manfaat dan Peranan Menyusun Materi Pembelajaran


Manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru jika
mengembangkan bahan ajar sendiri, yakni antara lain:
Pertama, diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan
kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.
Kedua, tidak lagi tergantung kepada buku teks yang
terkadang sulit untuk diperoleh.
Ketiga, bahan ajar menjadi labih kaya karena
dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi.
Keempat, menambah khasanah pengetahuan dan
pengalaman guru dalam menulis bahan ajar.
Kelima, bahan ajar akan mampu membangun komunikasi
pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa karena
siswa akan merasa lebih percaya kepada gurunya.
Adapun peranan bahan ajar adalah:
a. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tajam dan
inovatif mengenai pengajaran serta mendemonstrasikan
aplikasinya dalam bahan ajar yang disajikan.
b. Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah
dibaca dan bervariasi, sesuai dengan minat dan kebutuhan
para peserta didik.
c. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan
bertahap.
d. Menyajikan metode-metode dan sarana-sarana pengajaran
untuk memotivasi peserta didik.
e. Menjadi penunjang bagi latihan- latihan dan tugas- tugas
praktis.
f. Menyajikan bahan/ sarana evaluasi dan remedial yang
serasi dan tepat guna.
5. Mendesain Materi Pembelajaran
Dalam mendesain materi pembelajaran ada beberapa hal
penting yang harus dilakukan oleh seorang guru, hal ini pula
yang akan menentukan sempurna atau tidaknya desain
materi pembelajaran, yaitu:
a. Pengumpulan Informasi
Sebelum seorang guru memulai pelajarannya di minggu
pertama hari sekolah atau di dalam kelas, tentu ia melakukan
persiapan-persiapan dalam beberapa aspek desain mata kuliah
atau mata pelajaran. Persiapan ini dapat dikatakan sebagai
satu usaha pembuktian akuntabilitas profesionalisme
pembelajaran seorang guru kepada siswa yang telah
memberikan kepercayaan kepada madrasahnya. Paling tidak
ada empat elemen yang harus dipersiapkan seorang guru
dalam mendesain satu mata pelajaran, yaitu:
1) Elemen materi-materi mata pelajaran,
2) Elemen kompetensi atau tujuan pembelajaran atau hasil
belajar,
3) Elemen strategi pembelajaran atau metode pembelajaran,
dan
4) Elemen evaluasi pembelajaran
Keempat elemen itu memiliki karakter yang bersifat
holistik, serasi, sekata, senada. Meskipun wujudnya masing-
masing elemen berbeda, tetapi hakekatnya adalah sama.
Untuk mendesain materi, langkah pertama sebelum seorang
guru memulai mendesain materi-materi perkuliahan dalam
bentuk apapun, ia seharusnya mulai mengumpulkan sebanyak
mungkin informasi-informasi yang berkaitan langsung atau
tidak langsung dengan matakuliah yang akan diampu.
Informasi-informasi itu mungkin didapatkan dalam bentuk
hard copy, soft copy melalui perpustakaan, internet dan atau
konsultasi dari beberapa sumber:
1) Referensi baik yang utama atau sekunder
2) Jurnal-jurnal ilmiah
3) Hasil penelitian terbaru
4) Out-line matakuliah yang ada sebelumnya
5) Satuan acara perkuliahan yang ada sebelumnya
6) Silabus, kurikulum
7) Konsultasi dengan dosen senior bagi mereka asisten dosen
8) Konsorsium keilmuan
Di samping itu, sangat perlu sebelum memulai
mengorganisasikan atau mendesain bahan ajar
mempertimbangkan butir-butir berikut: semua informasi itu
belum lengkap kalau materi mata pelajaran itu belum
dikomunikasikan dengan visi, misi dan program studi atau
jurusan yang mengembangkan matakuliah itu. Langkah
kedua, setelah informasi materi dianggap memadai, maka ada
beberapa alternatif yang mungkin dilakukan oleh seorang
dosen atau guru untuk mendesain materi perkuliahan atau
pembelajaran yang relatif siap disajikan atau di-share kepada
siswa.
a). Alternatif Pertama Mendesain Materi
Desain materi dalam bentuk satu daftar topik-topik materi
yang tersusun secara naratif dan linier sesuai dengan urutan
atau skuensi topik bahasan yang diinginkan. Contoh dibawah
ini, daftar topik-topik bahasan relatif global.
Contoh:
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : VI (Enam)
1) Sejarah Perkembangan Penelitian Sastra
2) Paradigma Penelitian Sastra
3) Pendekatan, Teori, Metodologi, Metode dan Tekhnik
4) Teori Penelitian Sastra I: Teori Strukturalisme I
5) Teori Penelitian Sastra II Teori Strukturalisme II Robert
Stanton
6) Teori Penelitian Sastra III Teori Strukturalisme Genetik I
7) Teori Penelitian Sastra IV Teori Strukturalisme Genetik II
Lucian Goldmann
8) Teori penelitian sastra V teorib). Alternatif kedua
mendesain materi
Di samping mendesain materi dalam bentuk linier,
alternatif kedua adalah dalam sebuah gambar yaitu peta
konsep (concept map).

b. Peta Konsep
Peta konsep adalah merupakan diagram yang menunjukan
hubungan antara konsep-konsep yang mewakili pembelajaran.
Peta konsep juga diartikan tampilan dari sebuah gambar atau
bagan tentang konsep-konsep materi yang tersusun sesuai
dengan tabiat ilmu pengetahuan itu sendiri tanpa
mengindahkan urutan atau skuensi topik bahasan yang
diinginkan.
1). Langkah-Langkah Membuat Peta Konsep
Untuk mendesain materi perkuliahan untuk satu semester
dalam bentuk sebuah peta konsep, ada beberapa langkah yang
mutlak dilakukan khususnya bagi dosen pemula, guru bantu
atau guru.
a) Brainstormingatau curah gagasan,
b) Menentukan 8-12 konsep (topik) besar (mayor) atau utama,
c) Menulis dan menyusun konsep-konsep dalam satu bentuk
gambar,
d) Menghubungkan konsep-konsep dengan garis,
e) Memberi label di atas garis panah.
Langkah pertama melakukan Brainstormingatau curah
gagasan, anda berusaha menuangkan segala topik atau konsep
yang berkaitan dengan materi mata kuliah dengan leluasa,
bebas tanpa beban takut salah. Seperti ketika melakukan
Brainstorming atau curah gagasan untuk mata kuliah Kritik
Sastra/ Naqd al-Adab, si dosen mencurahkan semaksimal
mungkin segala konsep, ide, topic terkait, seperti:
a) Sastra/al-Adab
b) Novel
c) Cerpen
d) Drama
e) Puisi/al-Shi`r
f) al-Nasr/Prosa
g) kritik/al-Naqd
h) Semantik
i) Semiotik
j) Strukturalisme
Langkah kedua, setelah melakukan Brainstorming atau
curah gagasan, Anda menyeleksi konsep-konsep atau topik-
topik dari dua puluh delapan menjadi sekitar 8 sampai 12
konsep yang lebih besar. Dalam penyeleksian konsep-konsep,
mungkin ada beberapa konsep yang bisa dicarikan jenisnya
atau konsep yang lebih besar. Konsep novel, cerpen, drama,
puisi dan prosa dapat dijadikan dalam satu konsep yang lebih
besar yaitu konsep sastra. Sebagai hasil seleksi konsep yang
lebih besar, umpamanya dapat disebut sebagai berikut:
a) Ma`na al-Naqd wa al-Adab
b) Ma al-Shi`r wa al-Nashr
c) Metode Strukturalisme
d) Metode Genesis Strukturalisme
Langkah ketiga, setelah menyeleksi atau mensortir
konsep-konsep menjadi lebih besar yang terdiri dari sekitar 8
sampai 12 konsep, Anda menggambar satu peta konsep dalam
satu halaman. Jika anda melihat peta bumi yang memuat nama-
nama kota besar.
Langkah keempat, setelah menggambar satu peta konsep,
anda memberi tanda hubungan arah antara konsep-konsep
sebagaimana anda menemukan pada peta bumi yang memuat
garis penghubung antara nama-nama kota besar. Dalam peta
konsep anda melihat hubungan panah antara nama-nama
konsep besar.
Langkah kelima atau terakhir, setelah memberi tanda
hubungan arah antara konsep-konsep, anda mutlak memberi
makna pada garis penghubung atau satu label di atas tanda
panah. Label ini menjadi penjelas sifat hubungan antara satu
konsep dengan konsep yang lain. Setelah semua garis panah
memiliki label, maka sebuah peta konsep dinyatakan telah jadi
sebagai draft permulaan.
2). Bagaimana Memperbaiki Peta Konsep (Concept Map)
Untuk memperbaiki draft sebuah peta konsep, ada
beberapa langkah yang sebaiknya dicoba. Perbaikan bisa
bersifat tekhnis atau substansi. Untuk memperbaiki hal-hal
yang tekhnis, anda kembali memeriksa peta konsep untuk
memastikan point-point di bawah ini.
a) Pastikan semua konsep sebagai konsep besar atau utama.
b) Pastikan semua telah memiliki hubungan antar konsep.
c) Apa yang terjadi jika Anda memindahkan konsep “X” ke
tempat lain?
d) Apa yang terjadi jika And memindahkan “Y” ke tempat lain?
e) Apa yang terjadi jika Anda mengubah arah panah?
f) Apakah bentuk peta konsep ini yang terbaik?
Untuk memperbaiki hal-hal yang substansi, Anda kembali
memerisa peta konsep untuk memastikan point-point di
bawah ini.
a) Pastikan semua label antara konsep bersifat substansi,
mungkin hubungan itu besifat kausalitas (sebab-akibat),
logis atau substansial.
b) Apakah peta konep itu telah menggambarkan tabiat
(natural0 bangunan struktur ilmu itu,
c) Bisa juga dengan membandingkan denga karakteristik
bentuk gambar yang lain, seperti Flow-Chart atau Mind
Map.
3). Karakteristik Concept Map
Salah satu perangkat pengorganisasian bahan ajar disebut
dengan “Concept Map” atau peta konsep. Dalam konteks
pengorganisasian bahan ajar guna persiapan mengajar untuk
satu semester tertentu, Concept Map dapat digunakan sebagai
cara untuk membangun struktur pengetahuan para guru
dalam merencanakan bahan ajar.
Desain bahan ajar berdasarkan concept Map ini memiliki
karakteristik khas. Pertama, ia hanya memiliki konsep-konsep
atau ide-ide pokok (sentral, mayor, utama), kedua, ia memiliki
hubungan yang mengaitkan antara satu konsep dengan konsep
yang lain. Ketiga, ia memiliki label yang membunyikan arti
hubungan yang mengaitkan antara konsep-konsep. Keempat,
desain itu terwujud sebuah diagram atau peta yang merupakan
satu bentuk representasi konsep-konsep atau materi bahan
ajar yang penting.
Concept Map sebagai satu tekhnik telah digunakan secara
ekstensif dalam pendidikan. Tekhnik Concept Map ini diilhami
oleh teori belajar asimilasi kognitif (subsumpition) David P.
Ausubel yang mengatakan bahwa belajar bermakna
(meaningful learning) terjadi dengan mudah apabila kosep-
konsep baru proses balajar terjadi bila siswa mampu
mengasimilasi pengetahuan yang ada dia miliki dengan
pengetahuan yang baru.
Berkaitan dengan mendesain bahan ajar, tekhnik Concept
Map ini memberikan sejumlah keuntungan. Pertama, sesuai
dengan tabiatnya, ia akan memberikan visualisasi konsep-
konsep utama dan pendukung yang telah terstruktur di dalam
otak guru ke dalam kertas yang dapat dilihat secara empiris.
Perpresentasi yang ada di atas kertas (baca:peta konsep)
adalah satu gambar yang utuh yang saling berhubungan
antara satu konsep/topic/materi dengan konsep/topic/materi
yang lain. Kedua, gambar konsep-konsep menunjukkan bentuk
hubungan antara satu dengan yang lain; mungkin linier,
vertikal, satu arah, dua arah atau dua arah yang bertolak
belakang, mungkin garis tidak putus yang menunjukkan
hubungan intensif atau garis terputus-putus yang
menunjukkan hubungan yang jarang. Ketiga, Concept map
memberikan bunyi hubungan dinyatakan dengan kata-kata
yang menjelaskan bentuk-bentuk hubungan antara satu
konsep dengan konsep yang lain baik itu utama atau
pendukung.
4). Karakteristik Tehnik Concept Map
Ada beberapa karakteristik sebagai teknik mendesain
bahan ajar, yaitu:
a) Biasanya berstruktur hirarkis, dengan lebih inklusif,
konsep-konsep general di bagian atas kemudian kurang
inklusif, konsep-konsep khusus diletakkan di bagian bawah
peta
b) Kata-kata yang menghubungkan selalu ada di atas garis-
garis yang mneghubungkan konsep-konsep.
c) Concept Map mengalir dari atas ke bawah halaman. Tanda
panah digunakan untuk menunjukkan arah hubungan.
d) Sebuah Concept Map representasi atau gambaran
pemahaman seseorang tentang sebuah masalah (mata
pelajaran, topik persoalan).
e) Kekuatan Concept Map berasal dari inter-koneksi diantara
dan antara konsep-konsep.
f) Perasaan seseorang mungkin terekspresikan ke dalam
sebuah Concept Map dengan memasukkan konsep-konsep
yang bernada empatis tentang sebuah konsep atau perasaan
tidak suka terhadap sebuah konsep, atau perasaan stress,
seperti ketakutan, kemarahan, kesenanagan, ketertekanan
dll..
5). Urgensi Concept Map
Ada beberapa urgensi concept map ditinjau dari beberapa
kepentingan ide-ide yang berhubungan. Artinya, Concept map
merupkan satu bentuk diagram atau gambar visualisasi
konsep-konsep yang saling berhubungan, kedua, concept map
mampu menunjukkan arti hubungan-hubungan itu dalam
bentuk label.
a) Concept Map Bisa Digunakan Untuk Tekhnik Mengajar:
Ada beberapa kegunaan Concept map sebagai tekhnik
mengajar, yaitu:
i. Ia bisa digunakan untuk memperkenalkan mata pelajaran.
Ia bisa digunakan guru untuk memperkenalkan mata
pelajarannya secara utuh keseluruhan materi dalam satu
lembar dalam bentuk gambar dan dalam waktu yang
sama.
ii. Ia bisa digunakan sebagai dasar untuk merencanakan
pemilihan urutan materi perkuliahan. Seorang guru
dengan leluasa dapat merencanakan pemiliha secara
berurutan konsep-konsep yang akan di sampaikan di
dalam proses pembelajaran.
iii. ia bisa berpern sebagai satu panduan proses pembelajaran
materi-materi perkuliahan, sehingga menjaga tidak terjadi
kesesatan penyampaian bahan ajar yaitu tidak keluar dari
peta perjalanan mata pelajaran.
iv. ia juga mendapat konsistensi pengontrolan penyampain
materi dan menjaga batas-batas informasi luar masuk
kedalam mater-bahan ajar.
v. ia dapat membuat transisi antar unit bahan ajar karena ia
dengan mudah dapat menunjukkan letak konsep-konsep
sehingga dengan mudah seorang guru dapat membuat
skala prioritas penyampain bahan ajar.
vi. Daya ingat akan gambar jauh lebih kuat bertahan dalam
otak dibandingkan dengan mengingat susunan kalimat.
vii. Ia dapat juga beperan untuk meringkas bahan ajar.
Karena ia hanya menunjukkan butir-butir penting tentang
materi bahan ajar.
viii. ia juga dapat digunakan sebagai alat pertimbangan dalam
pemilihan strategi-strategi pembelajaran yang tepat.
Karena konsep-konsep yang tertera dalam concept mapo
dapat juga menunjukkan bobot informasi yang
dikandungnya.
b) Concept Map Dapat Digunakan Untuk Strategi Belajar
Bermakna
Ada beberapa kegunaan Concept map sebagai strategi
belajar siswa :
i. Ia dapat sebagai sarana belajar denagn membandingkan
konsep map-konsep siswa dengan guru. Seorang guru
dapat melakukan evaluasi terhadap sejauh mana
penguasaan siswa terhadap materi-materi perkuliahan
yang akan atau/dan telah disampaikan. Karena peta-peta
yang telah dihasilkan dapat menunjukkan tingkat
penguasaan apa lagi jika dibandingkan dengan concept
map yang baru dibuat guru.
ii. Ia dapat digunakan sebagai cara lain mencatat pelajaran
sewaktu belajar. Siswa dapat menggunakannnya sebagai
alternative cara membuat catatan kelas yang biasanya
bersifat naratif, kadang relatif panjang dan berpikir linier.
Ini belajar aktif individual.
iii. Ia dapat juga digunakan siswa secara individual sebagai
alat belajar dengan membandingkan peta konsep yang
dibuat di awal denagn diakhir sebuah kelas. Siswa
melakukan penilain mandiri terhadap sejauh mana
penguasaan terhadap bahan ajar dengan mencoba melihat
perbedaan antara dua peta konsep yang dibuat di awal
perkuliahan dengan di akhir perkuliahan.
iv. Concept map dapat meningkatkan daya ingat siswa dalam
belajar. Siswa belajar semakin efektif dan efisien karena
siswa belajar berpikir reduktif dengan merangkum
informasi yang banyak ke dalam konsep-konsep utama
yang saling berhubungan ke dalam sebuah diagram atau
gambar yang mengcover keseluruhan konsep-konsep yang
dipelajari. Daya ingat pikiran kan sebuah gambar jauh
lebih kuat dibandingkan dengan mengingat sebuah
susunan kalimat.
c) Guna Concept Map Dalam Pembelajaran
Disamping urgensi di atas, Concept Map dapat juga
digunakan dalam pembelajaran bila dilihat dari sebelum dan
sesudah siswa mengetahui tekhnik pembuatannya. Seorang
guru mungkin menggunakan Concept Map sebagai tekhnik
untuk beberapa kesempatan, (sebelum siswa mengetahui
langkah-langkah membuat konsep map), yaitu:
i. Persiapan desain materi untuk semester. Anda akan
menemukan Concept map dapat mempetakan konsep-
konsep utama yang akan diajarkan selama satu semester
dengan menunjukkan organisasi konseptual mata
pelajaran. Cuma Concept map ini tidak mencatumkan
konsep-konsep kecil atau minor.
ii. Persiapan mengajar persepsi. Mempetakan konsep-konsep
informasi yang akan diajarkan di dalam pertemuan-
pertemuan akan membantu guru menghubungkan rincian
bahan ajar ke dalam bingkai konsep utama.
iii. Persiapan mengajar per-topik bahasan. Pembuatan peta
konsep pertopik bahasan mata pelajaran akan membantu
guru menunjukkan kepada siswa letak hubungan konsep-
konsep per-topik ke atau dengan bingkai konsep utama
khususnya dalam pertemuan per-sesi kelas.
iv. Menghubungkan sesi kelas dengan tutorial, laboratorium
atau studi tour misalnya atau seminar. Kegiatan tutorial,
laboratorium dan seminar-seminar adalah kegiatan yang
menjabarkan atau memperjelaskan atau memperluas atau
memperdalam materi-materi yang didapatkan sewaktu
kelas. Concept map akan membantu siswa memahami
hubungan penting antara kelas di dalam kelas dengan
kegiatan tutorial, laboratorium atau seminar-seminar.
Contoh: Concept map kan menjelaskan posisi antara kelas
teori di dalam kelas dengan praktek di laboratorium.
v. Menghubungkan kelas sebelumnya dengan kelas yang
akan diajarkan. Concept map dapat digunakan untuk
menunjukkan urgensi dan posisi hubungan konsep-konsep
yang akan diajarkan. Sehingga siswa akan lebih mudah
mengikuti materi pelajaran karena mereka mencoba
memahami hubungan antara konsep-konsep yang
berhubungan.
Apabila siswa telah mengetahui cara membuat concept
map, seorang guru dapat memanfaatkannya untuk beberapa
kesempatan aktifitas pembelajaran:
i. Membuat rangkuman teks bacaan sebagai alternatif cara
belajar seorang guru mungkin meminta siswanya untuk
membuat satu rangkuman dalam bentuk concept map hasil
bacaan mereka dari sejumlah buku yang ditentukan untuk
dibaca. Bahakn anda mungkin meminta concept map siswa
sebelum mulai kelas. Hal ini akan mendorong siswa
membaca sebelum kelas.
ii. Menentukan pemahaman sebelumnya. Sebelum anda
mengajarkan sebuah topic, anda mungkin meminta siswa
membuat sebuah concept map tentang sejumlah konsep
untuk memastikan anda sejauh mana siswa telah
mengetahui topik itu. Keperdulian guru terhadap prior
knowledge siswa membuat guru mengembangkan ilmu
pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa.
iii. Melokasi kesalahan pengertian. Dengan meminta siswa
membuat satu concept map sebelum atau sesudah
diajarkan materi-bahan ajar dapat memberi perhatian
kepada anda (guru) tentang kesalahan-pahaman ini dapat
juga digunakan untuk memberi informasi kepada sesi
kelas berikutnya.
iv. Mengembangkan rangkuman tugas-tugas semester.
Setelah siswa anda memahami mata pelajaran yang
dikembangkan, pengetahuan mereka semakin berkembang
dan mereka akan dapat membuat koneksi-koneksi antara
konsep-konep. Concept map mereka akan memantulkan
perkembangan pemahamannya.
v. Merangkum catatan-catatan ceramah kelas. Dengan
tekhnik concept map ini mendorong siswa mem-peta-kan
catatan-catatan kelasnya. Demikian itu membuat siswa
merasa bertanggungjawab terhadap belajarnya.
vi. Membuat kertas kerja-kertas kerja. Kadangkala siswa
menemukan kesulitan dalam merencanakan dan
mengurutkan informasi yang mereka akan sajikan dalam
sebuah tugas kelas. Dengan mem-peta-kan tugas itu dapat
membantu mereka mengurutkan materi dan melahirkan
satu makalah yang utuh dan koheren.
vii. Evaluasi dan penilaian. Anda mnugkin meminta
mahasiswa mem-peta-kan sejumlah konsep sebagai bagian
dari ujian, kuis, atau ujian (dibawa pulang0. menurut
Concept map adalah salah satu tekhnik diagnostik yang
ekselen.
6). Keuggulan concept map
Keunggulan concept map terletak pada pemahaman yang
terwakili di dalam concept map yang dihasilkan, pada proses
pembuatan concept map-concept map, dan di dalam potensi
proses memfasilitasi satu hubungan yang lebih antara guru
dengan siswa:
a) Berbagi pemahaman
Concept map adalah satu tekhnik pendidikan yang penuh
kekuatan karena baik siswa maupun guru dapat membuat
dan berbagi concept map-concept map agar tercipta berbgai
pengertian/pemahaman tentang topic. Dalam realitas,
sesorang mungkin berusaha menjelaskan struktur
kognisinya denagn banyak cara, termasuk narasi bicara,
ringkasan tertulis, dan pembicaraan formal dan informal.
Keterbatasan format-format itu terletak pada garis lurus
yang membatasi kapasitas untuk menggambarkan secara
utuh hubungan-hubungan yang dibuat seseorang antara dan
diantara konsep-konsep. Denagn sebuah concept map,
hubungan diantara dan antara secara eksplisit dinyatakan
dan semua inter-koneksi diantara satu konsep dengan yang
lain di dalam peta konsep dapat dilihat pada sekaligus.
b) Proses Pembuatan concept map
Proses aktualisasi pemetaan konsep-konsep menuntut
individu untuk menetukan hirarki konsep-konsep, memilih
konsep-konsep untuk disaling-hubungkan , dan melukiskan
tabiat yang tepat kesaling-hubungan diantara konsep-
konsep itu. Sesaat menghasilkan sebuah peta konsep, ini
adalah sebuah proses actual pengkonstruksian peta yang
mendororng siswa mengkonstruksikan arti-arti.
c) Hubungan
Concept Map dapat membantu memfasilitasi hubungan
yang lebih sepadan antara guru (yang lebih berkuasa)
dengan siswa (yang kurang berdaya). Dalam pandangan
siswa, ada dua potensi penting dalam satu keadaan yang
kurang berdaya dari pada guru yang lebih berkuasa;
i. menahan usaha-usaha hegemonitas guru
ii. melepaskan semua tuntutan untuk berkuasa,
melepaskan pengawasan (kontrol) dan rasa
tanggungjawab hanya semata di tangan guru.
Proses pemetaan konsep memberikan siswa sejumlah
kemerdekaan. Mengurangi kemungkinan siswa melawan
dan mensabotase atau tergantung pasif.

6. Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi Pembelajaran


Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran. Prinsip-
prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip
relevansi, konsistensi, dan kecukupan.
Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran
hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya
dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi
dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan
ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan
hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai
kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu
sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak.

7. Langkah-langkah Pengembangan Materi Pembelajaran


Berbagai langkah yang harus dilakukan dalam
mengembangkan materi pembelajaran yaitu:
a. Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar
Sebelum mengembangkan materi pembelajaran terlebih
dahulu perlu di identifikasi aspek-aspek keutuhan kompetensi
yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek
tersebut perlu ditentukan, karena setiap standar kompetensi
dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-
beda dalam kegiatan pembelajaran. Harus ditentukan apakah
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai
peserta didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah
afektif.
1) Ranah Kognitif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
penilaian.
2) Ranah Psikomotor jika kompetensi yang ditetapkan
meliputi gerak awal, semirutin, dan rutin.
3) Ranah Afektif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi
pemberian respons, apresiasi, penilaian, dan internalisasi.
b. Identifikasi Jenis-jenis Materi Pembelajaran
Identifikasi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi
pembelajaran dengan tingkatan aktivitas /ranah
pembelajarannya. Materi yang sesuai untuk ranah kognitif
ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan
berpikir. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk
ranah kognitif adalah fakta, konsep, prinsip dan prosedur.
Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah afektif
ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara
penyesuaian diri. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai
untuk ranah afektif meliputi rasa dan penghayatan, seperti
pemberian respon, penerimaan, internalisasi, dan penilaian.
Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah psikomotor
ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek
keterampilan motorik. Dengan demikian, jenis materi yang
sesuai untuk ranah psikomotor terdiri dari gerakan awal,
semirutin, dan rutin. Misalnya tulisan tangan, mengetik,
berenang, mengoperasikan komputer, mengoperasikan mesin
dan sebagainya.
Materi yang akan dibelajarkan perlu diidentifikasi secara
tepat agar pencapaian kompetensinya dapat diukur. Di
samping itu, dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang
akan dibelajarkan, maka guru akan mendapatkan ketepatan
dalam metode pembelajarannya. Sebab, setiap jenis materi
pembelajaran memerlukan strategi, metode, media, dan sistem
evaluasi yang berbeda-beda. Misalnya metode pembelajaran
materi fakta atau hafalan bisa menggunakan “jembatan
keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode
pembelajaran materi prosedur dengan cara “demonstrasi”.

C. RANGKUMAN
1. Desain yakni suatu cara yang memuaskan untuk
membuat suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik,
disertai dengan berbagai langkah yang antisipasif guna
memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan
tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Untuk mendesain materi, langkah pertama sebelum
seorang guru memulai mendesain materi-materi
pembelajaran dalam bentuk apapun adalah
mengumpulkan sebanyak mungkin informasi-informasi
yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan
mata pelajaran yang hendak diajarkan. Informasi-
informasi itu mungkin didapatkan dalam bentuk hard
copy, soft copy melalui perpustakaan, internet dan atau
konsultasi dari beberapa sumber.
3. Materi pembelajaran berada dalam ruang lingkup isi
kurikulum. Karena itu, pemilihan materi pelajaran tentu
saja harus sejalan dengan ukuran-ukuran (kriteria) yang
digunakan untuk memilih isi kurikulum bidang studi
bersangkutan.
4. Peranan bahan ajar adalah: Mencerminkan suatu sudut
pandang yang tajam dan inovatif mengenai pengajaran
serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan ajar
yang disajikan. Menyajikan suatu sumber pokok
masalah yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi,
sesuai dengan minat dan kebutuhan para peserta didik.
Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan
bertahap. Menyajikan metode-metode dan sarana-
sarana pengajaran untuk memotivasi peserta didik.
Menjadi penunjang bagi latihan- latihan dan tugas-
tugas praktis. Menyajikan bahan/ sarana evaluasi dan
remedial yang serasi dan tepat guna.
5. Ada empat elemen yang harus dipersiapkan seorang
guru dalam mendesain satu mata pelajaran, yaitu:
Elemen materi-materi mata pelajaran, Elemen
kompetensi atau
tujuan pembelajaran atau hasil belajar, Elemen strategi
pembelajaran atau metode pembelajaran, dan Elemen
evaluasi pembelajaran
6. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran
meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.
Artinya pembelajaran hendaknya relevan atau ada
kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian
standar kompetensi dan kompetensi dasar.
7. Berbagai langkah yang harus dilakukan dalam
mengembangkan materi pembelajaran yaitu: Identifikasi
standar kompetensi dan kompetensi dasar, Identifikasi
Jenis-jenis Materi Pembelajaran.

D. LATIHAN/ TUGAS/ EKSPERIMEN


1. Bagaimanakah pengertian desain materi pembelajaran!
2. Jelaskan langkah-langkah dalam mendesain materi!
3. Bagaimanakah kriteria dalam memilih materi
pembelajaran!
4. Apa manfaat dan peranan dengan adanya penyusunan
materi pembelajaran!
5. Hal apa saja yang perlu diperhatikan seorang guru dalam
mendesain materi pembelajaran!
6. Bagaimanakah prinsip-prinsip pengembangan materi
pembelajaran!
7. Sebut dan jelaskan langkah-langkah pengembangan materi
pembelajaran!
BAB VIII
DESAIN STRATEGI PEMBELAJARAN

A. PENDAHULUAN
Pendidikan secara umum, merupakan suatu usaha untuk
menambah kecakapan, pengertian dan sikap belajar dan
pengalaman yang diperlukan untuk mementingkan
kelangsungan hidup serta mencapai tujuan hidup. Belajar
mengajar sebagai salah satu proses merupakan suatu sistem
yang tidak terlepas dari komponen-komponen yang saling
berinteraksi di dalamnya antara satu komponen dengan
komponen yang lainnya. Salah satunya ialah strategi
pembelajaran, dalam desain pembelajaran komponen ini
menjadi penting untuk diperhatikan karena akan sangat
berpengaruh pada minat belajar peserta didik. Olehnya itu
dalam desain pembelajaran seorang pendidik harus mampu
meranvang sebuah pembelajaran yang dapat membangun
suasana belajar menjadi kondusif sehingga peserta didik
dengan mudah untuk memahami pesan pembelajaran dengan
baik.
Masalah yang sering dihadapi pendidik berkenaan dengan
proses pembelajaran adalah bagaimana menyampaikan pesan
materi dengan menggunakan strategi pembelajaran. Strategi
pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu
strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja
belum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk mencapai
tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari semua
keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan,
sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran,
pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya
diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Namun
sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang
dapat diukur keberhasilannya.
Sehubungan dengan itu, perlu disusun rambu-rambu
pemilihan dan pemanfaatan strategi pembelajaran untuk
membantu pengajar agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik, efektif dan efisien sehingga dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena
itu, dalam bab ini kami akan membahas tentang desain
strategi pembelajaran, yang mungkin bisa menambah
pengetahuan dalam mengembangkan desain strategi
pembelajaran.

B. PENYAJIAN MATERI
1. Pengertian Desain Strategi Pembelajaran
Desain dapat diartikan keseluruhan, struktur, kerangka
ataupun outline. Desain menurut Smith dan Ragan merupakan
proses perencanaan yang sistematis yang dilakukan sebelum
tindakan pengembangan atau pelaksanaan sebuah kegiatan
atau proses sistematis yang dilakukan dengan
menterjemahkan prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran
menjadi rancangan yang diimplementasikan dalam bahan dan
aktivitas pembelajaran. Desain yakni suatu cara yang
memuaskan untuk membuat suatu kegiatan dapat berjalan
dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipasif
guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan
tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Desain pembelajaran didefinisikan sebagai prosedur yang
terorganisasi dimana tercangkup langkah-langkah dalam
menganalisis, mendesain, mengembangkan,
mengimplementasikan, dan mengadakan evaluasi. Desain
pembelajaran lebih memerhatikan pada pemahaman,
pengubahan, dan penerapan metode-metode pembelajaran.
Hal ini mengarahkan untuk memilih dan menentukan metode
apa yang dapat digunakan untuk mempermudah penyampaian
bahan ajar agar dapat diterima dengan mudah oleh siswa30.
Sedangkan strategi, secara bahasa, strategi bisa diartikan
sebagai “siasat”, ”kiat”, ”trik”, atau “cara”. Sedang secara
umum strategi ialah suatu garis besar haluan dalam bertindak
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Strategi belajar
mengajar bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan murid-
guru dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan atau sejumlah langkah
yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan
pengajaran tertentu31.
Menurut Dick and Carey (1990) menjelaskan bahwa
strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi
pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar
yang atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut
mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas prosedur
atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga
pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang
akan disampaikan kepada peserta didik.
Jadi, desain strategi pembelajaran merupakan proses
perencanaan yang sistematis atas seluruh komponen materi
pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar
yang atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu, bukan
hanya terbatas prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja,
melainkan termasuk juga pengaturan materi atau paket
program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta
didik.

2. Kedudukan Strategi Pembelajaran


Strategi pembelajaran merupakan rencana, aturan-aturan,
langkah-langkah serta sarana yang prakteknya akan
diperankan dan akan dilalui dari pembukaan sampai
penutupan dalam proses pembelajaran di dalam kelas guna
merealisasikan tujuan32.
Karena strategi mengajar merupakan operasionalisasi
metode, maka akan memuat gaya yang dilakukan guru dalam
menyusun pelajaran, seni yang ditampilkan guru dalam proses
pembelajaran serta media dan sarana dalam berbagai
bentuknya yang digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran.
Pengaturan, penyusunan, dan gaya mengajar sangat
tergantung pada guru serta keterampilannya dalam mengelola
kelas, serta sangat dipengaruhi oleh perbedaan situasi, kondisi
dan karakteristik siswa. oleh sebab itu, kita tidak dapat
mengatakan bahwa seluruh strategi tertentu yang terbaik dan
paling cocok untuk segala situasi dan kondisi pembelajaran.
Perbedaan tujuan, materi, karakteristik siswa serta perbedaan
guru membutuhkan strategi yang berbeda dalam prateknya.
Strategi pembelajaran adalah cara/metode yang akan
dilakukan oleh pengajar supaya tercapai tujuan pembelajaran
atau sebagai kunci peningkatan jaminan kualitas
pembelajaran. Adapun kedudukan strategi pembelajaran
sebagai berikut:
a. Interaksi
Kedudukan strategi pembelajaran dalam interaksi yakni
proses interaksi atau proses saling berhubungan yang
dilakukan antar pendidik dengan peserta didik dalam
proses pembelajaran. Interaksi tersebut harus dilakukan
oleh pendidik dengan peserta didik dengan selalu memiliki
banyak cara dan trik yang jitu. Pendidik harus memiliki
keahlian dalam membaca situasi dan kondisi peserta didik
harus cepat dan tepat. Pendidik harus merancang prosedur
untuk melakukan interaksi dengan peserta didik.
b. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan serangkaian aktivitas yang
sengaja diciptakan dengan maksud untuk memdahkan
terjadinya proses belajar. Strategi pembelajaran merupakan
rencana, aturan-aturan, langkah-langkah serta sarana yang
prakteknya akan diperankan dan akan dilalui dari
pembukaan sampai penutupan dalam proses pembelajaran
di dalam kelas guna merealisasikan tujuan. Jadi,
pembelajaran termasuk di dalamnya startegi pembelajaran.
c. Materi
Strategi pembelajaran merupakan suatu proses yang sangat
terkait dengan penyampaian materi dalam upaya mencapai
kompetensi. Dalam menentukan strategi pembelajaran
perlu memperhatikan dua hal yaitu : 1) jenis kompetensi 2)
jenis materi yang diajarkan. Untuk mengajarkan
kompetensi yang berjenis kognitif, atau kompetensi berjenis
psikomotor, atau kompetensi yang berjenis afektif pasti
akan membutuhkan strategi pembelajaran yang berbeda.
Demikian pula jika mengajarkan materi dari jenis materi
yang berbeda pasti akan memerlukan strategi pembelajaran
yang berbeda pula.
d. Hasil belajar
Belajar merupakan proses aktivitas yang memiliki
keterukuran secara jelas. Ukuran keberhasilan belajar
dalam pengertian yang operasional adalah penguasaan
suatu bahan ajar yang dinyatakan tujuan pembelajaran
khusus dan memiliki konstribusi bagi tujuan di atasnya.
Keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajar
mengajar merupakan sebuah ukuran atas proses
pembelajaran. Strategi pembelajaran yang didalamnya
termasuk terjadinya interaksi antara pendidik dan peserta
didik merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam
pembelajaran.

3. Strategi yang Sesuai dengan Tingkat Hasil Belajar


Strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran harus berorientasi pada tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Selain itu, juga harus disesuaikan dengan
jenis materi, karakteristik peserta didik, serta situasi atau
kondisi dimana proses pembelajaran tersebut akan
berlangsung.
Strategi dapat di klasifikasikan menjadi 4, yaitu:
a. Strategi pembelajaran langsung
Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran
yang banyak diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk
menentukan informasi atau membangun keterampilan
tahap demi tahap. Pembelajaran langsung biasanya bersifat
deduktif.Kelebihan strategi ini adalah mudah untuk
direncanakan dan digunakan, sedangkan kelemahan
utamanya dalam mengembangkan kemampuan-
kemampuan, proses-proses, dan sikap yang dipergunakan
untuk pemikiran kritis dan hubungan interpersonal serta
belajar kelompok. Agar peserta didik dapat
mengembangkan sikap dan pemikiran kritis, strategi
pembelajaran langsung perlu dikombinasikan dengan
strategi pembelajaran yang lain.
b. Strategi pembelajaran tak langsung
Strategi pembelajaran tak langsung sering disebut induktif.
Berlawanan dengan strategi pembelajaran langsung.
Pembelajaran tak langsung umumnya berpusat pada
peserta didik, meskipun kesempatan peserta didik untuk
bereaksi terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan, dan
pengetahuan guru atau temannya dan untuk membangun
cara alternatif untuk berfikir dan merasakan.
c. Strategi pembelajarn empirik
Strategi pembelajaran empirik berorientasi pada kegiatan
induktif, berpusat pada peserta didik, dan berbasis
aktivitas. Refleksi pribadi tentang pengalaman dan
formulasi perencanaan menuju penerapan pada konteks
yang lain merupakan faktor kritis dalam pembelajaran
empirik yang efektif.
d. Strategi pembelajaran mandiri
Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang
bertujuan untuk membangun inisiatif individu,
kemandirian, dan peningkatan diri. Fokusnya adalah pada
perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan
bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan
teman atau sebagai bagian dari kelompok kecil. Dua strategi
tersebut dapat saling melengkapi. Peranan guru bergeser
dari seorang penceramah menjadi fasilitator.

4. Kesesuaian Antar Kompetensi dan Aktivitas dengan Strategi


Pembelajaran
Kompetensi dasar merupakan penjabaran Standar
Kompetensi yang cakupan materinya lebih sempit dibanding
dengan standar kompetensi. Standar kompetensi sendiri
adalah ukuran kemampuan minimal yang mencakup
pengetahuan, keterampilan dan siakp yang harus dicapai,
diketahui, dan mahir dilakukan oleh peserta didik pada setiap
tingkatan dari suatu materi yang diajarkan.
Kompetensi dasar diturunkan menjadi indikator, dari
indikator digunakan untuk menyusun tujuan pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran didasarkan pada tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai, dari evaluasi inilah dapat diketahui hasil
belajar peserta didik.
Strategi pembelajaran merupakan suatu proses yang
sangat terkait dengan penyampaian materi dalam upaya
mencapai kompetensi. Dalam menentukan strategi
pembelajaran perlu memperhatikan dua hal yaitu : 1) jenis
kompetensi 2) jenis materi yang diajarkan. Untuk mengajarkan
kompetensi yang berjenis kognitif, atau kompetensi berjenis
psikomotor, atau kompetensi yang berjenis afektif pasti akan
membutuhkan strategi pembelajaran yang berbeda. Demikian
pula jika mengajarkan materi dari jenis materi yang berbeda
pasti akan memerlukan strategi pembelajaran yang berbeda
pula33.
Terdapat berbagai strategi pembelajaran yang dapat
dikembangkan dalam upaya mencapai kompetensi. Strategi
pembelajaran pada dasarnya digunakan untuk mencapai
kompetensi siswa secara tepat dalam waktu dan biaya yang
seefisien mungkin34.
a. Dalam proses pembelajaran yang bersifat kognitif adalah
upaya menanamkan materi pembelajaran dalam memori di
otak siswa. materi-materi pada kompetensi yang bersifat
kognitif merupakan materi yang berjenjang dari sesuatu
yang kongkrit kepada sesutau yang bersifat abstrak. Pada
aspek kognitif ini proses pembelajaran akan berusaha untuk
menjadikan sesuatu yang bersifat abstrak kepada sesuatu
yang bersifat kongkrit. Proses ini tentu bukanlah sesuatu
yang mudah, untuk itulah kemudian dikembangkan strategi
pembelajaran. Dengan demikian, strategi pembelajaran
dalam aspek kognitif pada dasarnya adalah untuk
memudahkan penerimaan siswa dengan cara merubah dari
sesuatu yang bersifat abstrak menuju ke arah yang
kongkrit. Perubahan tersebut dengan harapan akan dapat
memudahkan siswa untuk memahami dan kemudian
menyimpannya di dalam memorinya dalam waktu yang
lama.
b. Pada aspek psikomotorik, strategi pembelajaran digunakan
untuk menanamkan kemahiran kepada siswa terhadap
keterampilan yang hendak dikuasai. Strategi pembelajaran
pada aspek ini digunakan untuk membuat sederhana
berbagai gerakan yang kompleks yang harus diajarkan oleh
guru kepada siswa, sehingga kemudian siswa dapat
melakukannya dengan lebih mudah. Misalnya untuk dapat
mengajarkan kepada siswa suatu keterampilan “memasang”
atau “membongkar” maka guru harus memiliki strategi
yang tepat agar teknik “memasang” atau “membongkar”
tersebut dapat mudah dipahami oleh siswa, dan kemudian
dapat ditirukannya dengan mudah atau bahkan dapat
dimodifokasinya menjadi keterampilan yang lebih baik lagi.
c. Sedangkan pada aspek afektif, strategi pembelajaran
digunakan untuk menjadikan aspek-aspek nilai sebagai
pembentuk sikap menjadi sesuatu yang diimplementasikan
dalam kehidupan siswa dalam keseharian, menjadi pola
hidup dalam kehidupan siswa sehari-hari. Misalnya untuk
dapat mengajarkan kepada siswa tentang peduli sesama
maka siswa harus diinternalisasikan nilai-nilai tersebut
atau disadarkan pentingnya nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk menginternalisasikan nilai-
nilai tersebut siswa harus ditunjukkan contoh-contoh dari
perilaku yang mengadopsi nilai-nilai tersebut dan
keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dengan
diimplementasikannya nilai-nilai tersebut. Pemberian
contoh-contoh perilaku dapat dilakukan dengan berbantuan
media pembelajaran. Selain itu contoh-contoh perilaku
dapat diajarkan dengan menggunakan strategi
pembelajaran sosio drama atau strategi pembelajaran yang
memberikan tugas kepada siswa untuk mengamati perilaku
pada tokoh tertentu. Namun demikian, akan sangat tepat
jika pemberian contoh-contoh tersebut melalui pemberian
keteladanan oleh guru dalam perilaku sehari-hari. Dengan
keteladanan tersebut itulah diharapkan kemudian siswa
akan menirukan apa yang telah dilakukan oleh guru.
Dengan demikian jelaslah bahwa strategi pembelajaran
dapat digunakan sebagai upaya mencapai kompetensi siswa
yang telah direncanakan secara efektif san efisien. Berikut
akan dipaparkan berbagai strategi pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mencapai kompetensi sisiwa dalam berbagai
jenis, menginternalisasikan berbagai kecakapan hidup, dan
memberikan variasi belajar.
Nama sekolah : SD Negeri Turi I
Mata pelajaran : Aqidah Akhlak
Kelas/semester : VI / Ganjil
Alokasi waktu : 12 X 35 menit
Standar kompetensi : memahami akhlak terpuji terhadap
lingkungan sosial
Kompetensi dasar : menjelaskan tentang akhlak terpuji
terhadap sesama manusia

Indikator:
a. Menjelaskan pengertian akhlak terpuji terhadap sesama
manusia
b. Menyebutkan macam-macam akhlak terpuji terhadap
sesama manusia
c. Menjelaskan pengertian ta’aruf, tafahum, ta’awun, tasamuh,
jujur, adil, amanah, dan menepati janji

Metode pembelajaran
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi
Langkah pembelajaran :
a. Kegiatan awal
1) Siswa membaca kemudian guru menerangkan
2) Siswa mengartikan sifat-sifat terpuji
3) Siswa menyebutkan macam-macam sifat terpuji
4) Siswa membedakan antara sifat terpuji dengan sifat
tercela
b. Kegiatan
inti
1) Eksplorasi
a) Guru menjelaskan kepada siswa tentang materi yang
akan diajarkan
b) Siswa memperhatikan dan mengajukan beberapa
pertanyaan yang kurang jelas
2) Konsolidasi pembelajaran
a) Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang materi
tersebut
c. Kegiatan akhir
1) Mengingatkan kembali agar siswa dapat mempelajari dan
mengulang kembali pelajaran tersebut

5. Jenis dan Macam Strategi Pembelajaran


Terdapat beberapa jenis dan macam strategi pembelajaran
yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran. Berikut ini
terdapat beberapa strategi yang akan kami jelaskan secara
singkat untuk memudahkan proses Pembelajaran.
a. Klasifikasi Jenis Strategi Pembelajaran :
1) Strategi pembelajaran langsung
Strategi pembelajaran langsung merupakan
pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru. Bahan
pelajaran disajikan dalam bentuk jadi dan siswa dituntut
untuk menguasai bahan tersebut. pembelajaran langsung
biasanya bersifat deduktif.
2) Strategi pembelajaran tak langsung
Strategi pembelajaran tak langsung ini sering juga
disebut dengan inkuiri, induktif, pemecahan masalah,
pengambilan keputusan, dan penemuan. Pembelajaran
ini berpusat pada peserta didik, sedangkan guru hanya
sebagai fasilitator dan pengelola lingkungan belajar,
peserta didik diberi kesempatan untuk terlibat dan
berperan secara aktif dalam proses pembelajaran
tersebut.
3) Strategi pembelajaran interaktif
Pembelajaran ini menekankan pada diskusi dan sharing
diantara peserta didik. Diskusi dan sharing memberi
kesempatan peserta didik untuk bereaksi secara aktif
terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan,
pengetahuan guru atau teman sebaya serta untuk
membangun cara berfikir dan merasakan.
4) Strategi pembelajaran empiric (experiential)
Strategi Pembelajaran empirik berorientasi pada
kegiatan induktif, berpusat pada peserta didik, dan
berbasis aktivitas.
5) Strategi pembelajaran mandiri
Strategi pembelajaran mandiri merupakan strategi
pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif
individu, kemandirian, dan peningkatan diri36.
b. Macam – macam Strategi pembelajaran :
Beberapa model, strategi dan metode pembelajaran yang
dapat dikembangkan dalam mengelola pembelajaran adalah:
1) Model Pembelajaran
a) Model Pembelajaran Ekspositori
Ekspositori strategi ini merupakan strategi pembelajaran
yang menitik beratkan pada proses penyampaian materi
secara verbal dari guru kepada peserta didiknya. Tujuan
dari strategi yang menerapkan penyampaian materi
secara verbal yakni agar supaya peserta didik mampu
menguasai materi pelajaran dari guru sehingga mampu
membawa hasil positif yaitu prestasi.
b) Model Pembelajaran Konsektual
Pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif
individu, kemandirian, dan peningkatan diri. untuk
membantu siswa agar memahami dan menguasai materi
pembelajaran strategi berseta pemecahan masalah.
c) Model Pembelajaran mencari dan bermakna
Dalam prosesnya siswa diberi tugas / masalah yang harus
diselesaikan sendiri dalam jangka waktu tertentu
d) Model Pembelajaran berbasis pengalaman
Maksudnya yaitu guru dominan dalam pembelajaran
berbasis pengalaman, guru menyuruh – siswa
melakukan, guru bertanya – siswa menjawab.
e) Model Pembelajaran terpadu
Yang menjadi ciri utama dari model pembelajaran yang
satu ini adalah bahwa seorang tenaga pendidik
mempunyai peran utama dalam jalannya pembelajaran
atau dapat diartikan bahwa seorang tenaga pendidik
harus aktif dalam menyampaikan materi-materi
pelajaran kepada para peserta didiknya
f) Model Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
Pembelajaran cooperative, dalam prosesnya siswa diberi
tugas untuk menyelesaikannya secara berkelompok.
g) Model Pembelajaran latihan inquiry
Didalam model strategi ini terdapat beberapa konsep
yang harus dilakukan sehingga memudahkan proses
pembelajaran. Salah satunya adalah strategi
pembelajaran inquiry yang merupakan rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menitik beratkan pada
proses pemikiran secara kritis dan analitis untuk
menemukan setiap jawaban dari suatu pertanyaan.
2) Metode Pembelajaran
a) Pembelajaran Teori
I. Pembelajaran Ekspositori (ceramah, tanya jawab,
dan demonstrasi)
II. Pembelajaran Kegiatan Kelompok (diskusi, kelompok
kerja, simulasi, bermain peran, dan seminar)
III. Pembelajaran Berbuat (eksperimen, pengamatan,
penelitian sederhana, pemecahan masalah)
b) Pembelajaran Praktik
I. Pembelajaran Praktik
II. Pembelajarn Magang di lingkungan kerja37.

6. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran


Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah
bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan
untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap
strategi memiliki kekhasan tersendiri, karena itu pendidik
harus mampu memilih strategi yang dianggap paling cocok,
guru juga perlu memahami prinsip – prinsip umum
penggunaan strategi pembelajaran.
Berikut beberapa prinsib dalam Strategi Pembelajaran :
a. Berorientasi pada tujuan.
Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen
yang utama. Segala aktivitas guru dan peserta didik,
mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Ini sangat penting, sebab mengajar adalah
proses yang bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan suatu
strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Guru dituntut
untuk menyadari tujuan dari kegiatan mengajarnya dengan
titik tolak kebutuhan siswa.
b. Aktivitas.
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi.
Belajar adalah berbuat; dan memperoleh pengalaman
tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu,
strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas
peserta didik. Aktivitas tidak dimaksudkan tidak terbatas
pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang
bersifat psikis seperti aktivitas mental. Dinamika
perkembangan psikologis dan fisiologis yang normal dan
baik akan sangat mendukung proses pembelajaran dan
pencapaian hasilnya.
c. Individualitas.
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu
siswa, dan pada hakekatnya yang ingin dicapai adalah
perubahan perilaku setiap siswa. Walaupun yang diajar
adalah kelompok siswa dan standar keberhasilan guru
ditentukan setinggi-tingginya. Semakin tinggi standar
keberhasilan ditentukan, maka semakin berkualitas proses
pembelajaran.
d. Integritas.
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan
seluruh pribadi siswa. Strategi pembelajaran harus dapat
mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara
terintegrasi. Penggunaan metode diskusi misalnya, guru
harus dapat merancang strategi pelaksanaan diskusi tak
hanya terbatas pada pengembangan aspek intelektual saja,
tetapi harus mendorong siswa agar mereka bisa
berkembang secara keseluruhan. Mendorong siswa agar
dapat menghargai pendapat orang lain, mendorong siswa
agar berani mengeluarkan gagasan atau ide-ide yang
orisinil, mendorong siswa untuk bersikap jujur, tenggang
rasa, dan lain sebagainya.
Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 menyebutkan
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik38.

7. Penerapan Strategi Pembelajaran


Penerapan Strategi Pembelajaran menyangkut tiga hal
pokok yakni:
a. Strategi pengorganisasian (penataan materi pembelajaran)
merupakan cara untuk menata isi suatu bidang studi, dan
kegiatan ini berhubungan dengan tindakan pemilihan isi
atau materi, penataan isi, pembuatan diagram, format, dan
sejenisnya.
b. Strategi Penyampaian (cara menyampaikan materi
pembelajaran) yaitu cara untuk menyampaikan
pembelajaran pada peserta didik dan atau untuk menerima
serta merespons masukan dari peserta didik.
c. Strategi pengelolaan (penataan interaksi siswa dan variabel
lainnya) adalah cara untuk menata interaksi antara peserta
didik dan variabel pembelajaran (variabel Strategi
pengorganisasian dan Strategi penyampaian)39.

C. RANGKUMAN

1. Desain pembelajaran didefinisikan sebagai prosedur


yang terorganisasi dimana tercangkup langkah-langkah
dalam menganalisis, mendesain, mengembangkan,
mengimplementasikan, dan mengadakan evaluasi
2. Keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajar
mengajar merupakan sebuah ukuran atas proses
pembelajaran. Strategi pembelajaran yang didalamnya
termasuk terjadinya interaksi antara pendidik dan
peserta didik merupakan salah satu faktor keberhasilan
dalam pembelajaran.
3. Strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran harus berorientasi pada tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu, juga harus
disesuaikan dengan jenis materi, karakteristik peserta
didik, serta situasi atau kondisi dimana proses
pembelajaran tersebut akan berlangsung.
D. LATIHAN/ TUGAS/ EKSPERIMEN
1. Jelaskan sesuaia pemahaman anda terkait pengertian
desain strategi pembelajaran!
2. Bagaimanakah kedudukan strategi pembelajaran?
3. Apa saja strategi yang sesuai dengan tingkat hasil belajar?
4. Bagaimana Kesesuaian Antar Kompetensi dan Aktivitas
dengan Strategi Pembelajan?
5. Sebut dan jelaskan jenis dan macam strategi pembelajaran!
6. Apa saja prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran?
7. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran?
BAB IX
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN

A. PENDAHULUAN
Evaluasi merupakan bagian penting dari sistem
pendidikan dan pengajaran dalam berbagai bentuk dan waktu
pengajarannya. Istilah evaluasi pemakaiannya sering di
pertukarkan karena konsep yang mendasarinya kurang di
pahami oleh penggunannya. Istilah yang dimaksud adalah
penilaian, pengukuran dan tes. Dengan demikian, konsep-
konsep dasar yang terkait langsung perlu diketahui oleh setiap
pembelajar.
Evaluasi/ penilaian pada dasrnya bertujuan menentukan
evektivitas dan evisiensi kegiatan pembelajaran dengan
indikator utama pada keberhasilan atau kegiatan pembelajar
dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang di tetapkan.
Selanjutnya menjadi balikan bagi perbaikan dan
pengembangan proses belajar mengajar berikutnya.

B. PENYAJIAN MATERI
1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Dalam perencanaan dan desain system pembelajaran
rancangan evaluasi merupakan hal yang sangat penting untuk
dikembangkan. Hal ini disebabkan melalui evaluasi yang tepat,
dapat menentukan efektivitas program dan keberhasilan siswa
melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga informasi
kegiatan evaluasi seorang desainer pembelajaran dapat
mengambil keputusan apakah program pembelajaran yang
dirancangnya perlu diperbaiki atau tidak, bagian-bagian yang
mana yang dianggap memiliki kelemahan sehingga perlu
perbaikan40. Evaluasi merupakan salah satu komponen system
pembelajaran pada khususnya, dan system pendidikan pada
umumnya41.
Istilah evaluasi bukan lagi merupakan sesuatu hal yang
baru dalam kehiduapan masa sekarang. Apalagi bagi orang
yang terlibat dalam dunia pendidikan42. Istilah evaluasi
berasal dari bahasa Inggris yaitu Evaluation yang artinya
penilaian. Evaluasi memiliki banyak arti yang berbeda,
menurut Wang dan Brown dalam buku yang berjudul
Essentials of Educational Evaluation, dikatakan bahwa
“Evaluation refer to the act or process to determining the
value of something”, artinya “evaluasi adalah suatu tindakan
atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu”43.
Suchman memandang,”evaluasi sebagai sebuah proses
menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang
direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan ”.44
Defenisi lain dikemukakan oleh Stutflebeam mengatakan
bahwa,” evaluasi merupakan proses penggambaran pencarian
dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi
pengambil keputusan dalam menentukan alternative
keputusan ”.45
Pengertian evaluasi lebih dipertegas lagi oleh Sudjana “
dengan batasan sebagai proses memberikan atau menentukan
nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu
”.46 Lebih lanjut Arifin mengatakan, “ evaluasi adalah suatu
proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari
kegiatan evaluasi adalah kualitas sesuatu, baik yang
menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk
sampai pada pemberian nilai atau arti itu adalah evaluasi ”.47
Selanjutnya ada beberapa pengertian evaluasi, Guba dan
Lincoln mendefinisikan evaluai itu merupakanm suatu proses
memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu
yang dipertimbangkan, Sesuatu yang dipertimbangkan itu bisa
berupa orang, benda, kegiatan, keadaan atau sesuatu kesatuan
tertentu. Dari konsep tersebut ada dua hal yang menjadi
karakteristik evaluasi yaitu :48
a. Evaluasi merupakan suatu proses, artinya dalam suatu
pelaksanaan evaluasi mestinya terdiri dari berbagai macam
tindakan yang harus dilakukan, dengan demikian evaluasi
bukanlah hasil atau produksi, akan tetapi rangkaian
kegiatan.

b. Evaluasi berhubungan dengan pemberian nilai atau arti,


berdasarkan hasil pertimbangan evaluasi apakah sesuatu
itu mempunyai nilai atau tidak.
Seorang pendidik harus dapat mana yang termasuk
kegiatan evaluasi hasil belajar dan mana yang termasuk
kegiatan evaluasi pembelajaran. Evaluasi hasil belajar
menekankan pada informasi tentang sejauh mana hasil
evaluasi yang dicapai oleh siswa sesuain dengan tujuan yang
telah ditetapkan. Sedangkan evaluasi pembelajaran
merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh

Perencanaan Pembelajaran MI/SD |


155
informasi tentang keefektifan kegiatan pembelajaran dalam
membantu siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara optimal. Dengan demikian, evaluasi hasil belajar akan
menetapkan baik buruknya hasil dari kegiatan pembelajaran.
Sementara evaluasi pembelajaran akan menetapkan baik
buruknya proses dari kegiatan pembelajaran49.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa
evaluasi merupakan suatu alat yang digunakan untuk
menimbang serta menentukan nilai dan arti akan sesuatu yang
dapat berupa orang, benda, kegiatan, keadaan maupun suatu
kesatuan tertentu berdasarkan seperangkat kriteria yang telah
disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Fungsi Evaluasi Pembelajaran


Evaluasi sering dianggap sebagai salah satu hal yang
menakutkan bagi siswa, karena memang melalui kegiatan ini
dapat ditentukan nasih siswa dalam pembelajaran selanjutnya,
anggapan seperti ini harus diluruskan, evaluasi mestinya
dipandang sebagai suatu yang wajar, yakni sebagai sesuatu
bagi integral dari suatu proses pembelajaran. Ada beberapa
fungsi evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut :50
a. Alat yang penting sebagai umpan balik bagi siswa.
b. Alat yang penting untuk mengetahui bagaimana
ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah
ditentukan, siswa akan mengetahui bagaian mana yang
perlu dan tidak perlu dipelajari.
c. Memberikan informasi untuk mengembangkan program
kurikulum.
d. Memberikan keputusan untuk mengambil keputusan
khususnya untuk menentukan masa depan.
e. Berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya
dalam menentukan kejelasan tujuan yang ingin dicapai.
f. Berfungsi sebagai umpan balik untuk semua yang
berkepentingan dengan pendidikan di sekolah.
Tindak lanjut dari kegiatan evaluasi adalah merupakan
fungsi evaluasi yang masing-masing dapat dilakukan melalui
pengadaaan tes berikut:51
a. Evaluasi penempatan
Evaluasi jenis ini sebaiknya dilaksanakan sebelum siswa
mengikuti program pembelajaran yang permulaan atau
siswa tersebut baru akan mengikuti pendidikan disuatu
tingkat tertentu, hal ini untuk mengetahui keadaan siswa
dan mengukur kesiapan siswa serta tingkat pengetahuan
yang telah dicapai sehubungan dengan pelajaran yang akan
diikutinya sehingga ia dapat ditempatkan pada posisi yang
tepat berdasarkan bakat, minat, kesanggupan, dan keadaan
lainnya agar tidak mengalami hambatan dalam mengikuti
setiap program atau bahan yang disajikan.52
b. Evaluasi formatif
Evaluasi ini dilakukan ditengah-tengah program
pembelajaran, yang bermaksud untuk memantau dan
memonitor kemajuan belajar siswa guna memberkan
memberikan umpan balik, baik kepada siswa maupun
kepada pendidik. Siswa dapat mengetahui bagian mana dari
bahan pelajaran yang belum dikuasainya agar dapat
mengupayakan perbaikan, sementara pendidik mengetahui
bagian mana yang umumnya belum dikuasai oleh peserta
didik.
c. Evaluasi Diagnostic
Evaluasi jenis ini berfungsi untuk mengetahui masalah-
masalah apa yang dialami siswa ketika ia mengalami
kesulitan dalam belajar, pendidik akan mengetahui
kelemahan siswa dan factor-faktor penyebab terjadinya hal
tersebut, dengan demikian pendidik dapat membantu
mengatasi kesulitan dan hambatan yang dialami oleh siswa
ketika mengikuti kegiatan pembelajaran pada suatu bidang
studi.

Perencanaan Pembelajaran MI/SD |


157
d. Evaluasi sumatif
Evaluasi ini biasa dibartikan pada akhir tahun pelajaran
atau akhir suatu jenjang pendidikan yang dimaksudkan
untuk mengetahi sejauh mana suatu program berhasil
diterapkan dan hal ini tentunya tergantung dari berbagai
factor, yaitu faktor pendidik, siswa, kurikulum, metode
mengajar dan sebagainya.
Selain itu Fungsi Evaluasi Pembelajaran meliputi :
a. Untuk mengetahui kemajuan, perkembangan dan
keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan
kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu.
b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program
pengajaran maksudnya mengetahui sejauh mana suatu
program berhasil diterapkan.
c. Untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap
siswanya (selektif).
d. Untuk keperluan bimbingan dan konseling.
e. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum
sekolah yang bersangkutan53.

3. Tujuan Dan Makna Evaluasi Pembelajran


Mengenai tujuan dari evaluasi pembelajaran dikategorikan
kepada dua jenis yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah sebagai
berikut :54
a. Mengumpulkan data yang akan dijadikan sebagai bukti
mengenai taraf perkembangan atau kemajuan yang dialami
siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
b. Memungkinkan para pendidik dalam menilai aktivitas atau
pengalaman mengajar yang telah dilaksanakan.
c. Mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode
mengajar yang telah dipergunakan.
Semenatara itu yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan
evaluasi adalah sebagai berikut:55
a. Merangsang kegiatan siswa dalam menempuh program
pendidikan, artinya tanpa adanya evaluasi maka tidak akan

53 Suharsimi Arikumto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,


2010), hal 10
54 Mukhtar, Desain..., hal 152-153
55 Ibid., hal 153
menimbulkan kegairahan pada diri siswa untuk
meningkatkan dan memperbaiki.
b. Mencari dan menentukan factor-faktor penyebab
keberhasilan atau kegagalan siswa dalam mengikuti
program pendidikan.
c. Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan
perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan.
d. Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa
yang diperlukan oleh orang tua dan lembaga.
e. Memperbaiki mutu proses pembelajaran.
Dalam dunia pendidikan, khususnya pembelajaran,
evaluasi memiliki makna yang dapat ditinjau dari beberapa
aspek yaitu :
1) Makna bagi siswa
a) Dapat diketahui tenkat kesiapan siswa, apakah ia sudah
sanggup menduduki jenjang pendidikan tertentu.
b) Dapat mengetahui sejauh mana hasil yang telah
dicapainya dalam mengikuti pembelajaran yang telah
diberikan oleh pendidik.
2) Makna bagi pendidik
a) Pendidik dapat mengetahui para siswa yang berhak
melanjutkan pelajarannya.
b) Pendidik dapat mengetahui apakah materi yang
diajarkannya sudah tepat bagi siswa, sehingga ia dapat
mengadakan perubahan pada pengajaran yang akan
dating.
c) Pendidik akan mengetahui apakah metode yang
digunakan sudah tepat atau belum.
3) Makna bagi sekolah
a) Dapat menjadi cermin dari kualitas suatu sekolah dengan
mengetahui apakah kondisi belajar sudah sesuai atau
tidak.
b) Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi
perencanaan sekolah untuk masa yang akan dating.
c) Pedoman bagi sekolah mengenai aktivitas yang
dilaksanakannya apakah sudah memenuhi standar atau
belum56.

Perencanaan Pembelajaran MI/SD | 97


4. Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran
Dalam mendesain dan melakukan proses atau kegiatan
evaluasi seorang guru hendaknya mempertimbangkan prinsip-
prinsip berikut:57
a. Prinsip berkesinambungan (continuity)
Maksud Prinsip ini adalah kegiatan evaluasi dilaksanakan
secara terus-menerus. Evaluasi tidak hanya dilakukan
sekali setahun atau persemester, tetapi dilakukan secara
berkelanjutan mulai dari proses pembelajaran dengan
memperhatikan peserta didik hingga ia tamat dari institusi
tersebut.
b. prinsip menyeluruh (comprehensive)
Prinsip ini maksudnya adalah dalam melakukan evaluasi
haruslah melihat keseluruhan dari aspek berfikir (domain
kognitif),aspek nilai atau sikap (domain afektif), maupun
aspek keterampilan ( domain psikomotor) yang ada pada
masing-masing peserta didik.
c. Prinsip objektivitas (objektivity)
Maksud dari prinsip ini adalah bahwa Objektivitas artinya
mengevaluasi berdasarkan keadaan yang sesungguhnya,
tidak dipengaruhi oleh hal-hal lain yang bersifat emosional
dan irasional.

d. Prinsip valididitas (validity)


Validitas artinya keshahihan yaitu bahwa evaluasi yang
digunakan benar-benar mampu mengukur apa yang
hendak diukur atau yang diinginkan. Validitas juga selalu
disamakan dengan ketepatan, misalnya untuk mengukur
partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran bukan
dievaluasi dengan melihat nilai ketika ulangan tetapi dilihat
juga mulai dari kehadiran, keaktifan dan sebagainya.
e. Prinsip penggunaan criteria
Pada saat memasuki tingkat pengukuran,baik pengukuran
dengan standar mutlak maupun dengan relative, misalnya
apabila angka 70 menunjukkan siswa telah menguasai
materi, maka siswa dinyatakan berhasil apabila mendapat
nilai tersebut.
f. Prinsip kegunaan
Dengan maksud bahwa evaluasi yang dilakukan merupakan
sesuatu yang bermanfaat bagi siswa maupun bagi pendidik.

57 Ibid., hal 156-157


56 Ibid., hal 156

96 | Perencanaan Pembelajaran MI/SD


g. Prinsip Praktikabilitias
Evaluasi harus bersifat praktis mudah dilaksanakan dan
mudah diadministrasinya.
h. Mendidik
Evaluasi dilakukan untuk memperbaiki proses
pembelajaran bagi guru dan meningkatkan kulalitas belajar
bagi siswa, yang memberikan sumbangan positif bagi siswa.
i. Terbuka
Prinsip terbuka ini mengandung arti bahwa prosedur
evaluasi, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

5. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran


Secara garis besar ruang lingkup evaluasi pembejaran
terdiri dari beberapa hal:58
a. Dalam perspektif domain hasil belajar tediri dari: kognitif,
afektif dan psikomotor
b. Dalam perspektif sistem pembelajran terdiri dari:
c. Program pembelajaran (tujuan, materi, metode, media dll)
d. Pelaksanaan pembelajran (kegitan, guru ,dan peserta didik)
e. Hasil belajar (jangka pendek,menengah dan jangka
panjang)
f. Dalam perspektif penilaian berbasis kelas
g. Penilaian kompetensi dasar mata pelajran
h. Penilaian kompetensi rumpun pelajaran
i. Penilaian kompetensi lintas kurikulum
j. Penilaian kompetensi tamatan
k. Penilaian kompetensi life skill

6. Jenis dan Bentuk Evaluasi Pembelajaran


Dilihat dari pengertian, tujuan, fungsi, ruang lingkup, dan
sistem pembelajaran, maka pada hakikatnya pembelajaran
adalah suatu program. Artinya, evaluasi yang digunakan
dalam pembelajaran adalah evaluasi program, bukan penilaian
hasil belajar. Penilaian hasil belajar hanya merupakan bagian
dari evaluasi pembelajaran. Sebagai suatu program, evaluasi
pembelajaran dibagi menjadi lima jenis yaitu:
a. Evaluasi perencanaan dan pengembangan yaitu hasil
evaluasi ini sangat diperlukan untuk mendesain program
pembelajaran. Sasaran utamanya adalah memberikan
bantuan tahap awal dalam penyususnan program
pembelajaran.
b. Evaluasi monitoring yaitu evaluasi ini untuk memeriksa
apakah program pembelajaran mencapai sasran secara
efektif dan program pembelajran terlaksanan sebagaimana
mestinya yang hasilnya untuk mengetahui kemungkinan
pemborosan sumber-sumber dan waktu pelaksanaan
pembelajaran.
c. Evaluasi dampak yaitu evaluasi ini untuk mengetahui
dampak yang ditimbulkan oleh suatu program
pembelajaran yang dapat diukur berdasarkan kriteria
keberhasilan sebagai indikator tercapainya tujuan
pembelajaran.
d. Evaluasi efisiensi ekonomis yaitu evaluasin ini untuk
menilai tingkat efisiensi pelaksanaan program pembelajaran
sehingga perbandingan antara jumlah biaya tenaga dan
waktu yang diperlukan dalam program pembelajaran
dengan prpgram laiannya memiliki tujuan yang sama.
e. Evaluasi program komprehensif yaitu evaluasi ini untuk
menilai program pembelajaran secara menyeluruh seperti
perencanaan program, pelaksanaan program, monitoring
pelaksanaan, dampak program, tingkat keefektifan dan
efisiensi.59
Adapun bentuk-bentuk evaluasi pembelajaran adalah
sebagai berikut yaitu :
a. Evaluasi Formatif
Evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan
suatu pokok bahasan/topic, dan di maksudkan untuk
mengetahui sejauh manakah proses pembelajaran telah
berjalan sebagaimna yang direncanakan.
b. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada
setiap akhir satu satuan waktu yang didalamnya tercakup
lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat
berpindah dari satu unit ke unit yang berikutnya.
c. Evaluasi Diagnostic
Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang digunakan untuk
mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan yang ada
pada siswa sehingga dapat di berikan perlakuan yang
tepat60.

7. Teknik Evaluasi atau Penilaian dalam Pembelajaran


Teknik evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran
terbagi menjadi berbagai bentuk antara lain sebagai berikut:
a. Evaluasi atau Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja atau perbuatan adalahj perbautan
tindakan atau tes praktik yang secara efektif dapat digunakan
untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang
bentuk perilaku yang diharap muncul dalam diri siswa.
Dilakukan dengan mengamati siswa dalam melakukan
sesuatu. Penilaian ini perlu mempertimbangkan hal-hal
berikut:
1) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan
peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu
kompetensi.
2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai.
3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas
4) Upayakan kemampukan yang dinilai tidak terlalu banyak.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penilaian
unjuk kerja ini adalah sebagai berikut :
1) Identifikasi semua langkah penting yang diperlukan atau
yang mempengaruhi hasil akhirnya.
2) Tulislah perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang
penting diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
3) Rumuskan criteria kemampuan yang akan diukur.
4) Definisikan dengan jelas criteria kemampuan-kemampuan
yang akan diukur atau karakteristik produk yang
dihasilkan.
5) Urutkan criteria kemampuan yang akan diukur
berdasarkan urutan yang akan diamati.
Selanjutnya untuk mengamati unjuk kerja peserta didik
dapat mengunakan alat atau instrument berikut :
1) Daftar cek, pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan
daftar cek ,peserta didik mendapat nilai apabila criteria
penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh
penilai.

60 Ibid., hal 54
2) Skala rentang, memungkinkan penilai memberi nilai tengah
terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena
pemberian nilai secara kontinium dimana pilihan kategori
lebih dari dua.

b. Penilaian Sikap
Secara umum, objek sikap yang perlu diamati dalam
proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
1) Sikap terhadap materi pelajaran.
2) Sikap terhadap guru.
3) Sikap terhadap proses pembelajaran
4) Sikap yang berkaitan dengan nilai-nilai tertentu yang
berhubungan dengan suatu materi pelajaran.
5) Sikap yang berhubungan dengan kompetensi afektif
kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran.
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara
atau teknik sebagai berikut :
1) Perilaku seseorang umumnya menunjukkan kecendrungan
seseorang dalam sesuatu hal, oleh karena itu guru dapat
melakukan observasi terhadap peserta didik yang
dibinanya. Observasi perilaku disekolah dapat dilakukan
dengan menggunakan buku cacatan khusus tentang
kejadian-kejadian yang berkaitan dengan peserta didik
disekolah. Dan juga dapat digunakan daftar ceklist yang
memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul
dari peserta didik.
2) Pertanyaan langsung, dapat juga dilakukan dengan
mananyakan tentang sikap seseorang berkaitan dengan
suatu hal. Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil
dalam member jawaban dapat dipahami sikap peserta didik
itu terhadap objek sikap.
3) Laporan pribadi, peserta didik diminta membuat ulasan
yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu
masalah, kedaan yang menjadi objek sikap.

c. Penilaian tertulis
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan test tertulis
yang merupakan test soal dan jawaban yang diberikan kepada
peserta didik dalam berbentuk tulisan.[36] Adapun teknik
penilaian, terdapat dua bentuk soal tes tertulis yaitu sebagai
berikut :
1) Soal dengan memilih jawaban
a) Pilihan ganda
b) Dua pilihan (benar-salah, ya – tidak)
c) Menjodohkan.
2) Soal dengan menyuplai jawaban
a) Isian atau melengkapi
b) Jawaban singkat atau pendek
c) Soal uraian.
Tes objektif harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut
antara lain:
1) Memiliki validitas yang tinggi, artinya mampu
mengungkapkan aspek hasil belajar tertentu secara tepat.
2) Memiliki reliarbilitas yang tinggi, mampu memberikan
gambaran yang relative tetap dan konsisten tentang
kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.
3) Tiap butir soal memiliki daya pembeda yang memadai.
4) Tingkat kesukaran tes berdasar kelompok yang akan dites.
5) Pokok permasalahan harus dirumuskan dengan jelas.
6) Hindari penyataan yang bersifat negative.
7) Option atau pilihan homogen atau sama menariknya.
8) Option yang berbentuk angka susunlah dari angka yang
paling kecil.
9) Usahakan tidak ada petunjuk untuk jawaban yang benar.
Dalam menyusun soal-soal bentuk tes uraian hendaknya
diperhatikan kaidah sebagai berikut:
1) Batasi ruang lingkup materi dengan memilih materi
pelajaran yang esensial yang dapat mewakili materi lainnya.
2) Gunakan bahasa yang baik dan benar, sehingga mudah
dipahami dan dimengerti.
3) Jangan mengulang-ulang pertanyaan terhadap materi yang
sama.
4) Tulisan jawaban yang ideal sebelum menulis soal.
5) Gunakan kata-kata kerja perintah.
6) Tuliskanlah skor untuk masing-masing soal bagi jawaban
yang benar.

d. Penilaian Proyek
Merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
harus diselesaikan dalam periode waktu tertentu, tugas
tersebut berupa suatu investigasi sejak perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, dan penyajian data.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada tiga hal yang perlu
dipertimbangkan sebagai berikut:
1) Kemampuan mengelola, memilih topic dan mencari
informasi.
2) Relevansi, keseasuaian dengan mata pelajaran, dengan
mempertimbangkan tahap pengetahuan, keterampilan, dan
pemahaman dalam pembelajaran.
3) Keaslian, proyek yang dilakukan peserta didik harus
merupakan hasil karyanya sendiri. Penilaian cara ini dapat
dilakukan mulai perencanaan, proses selama mengerjakan
tugas, dan terhadap hasil akhir proyek, dengan demikian
guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu
dinilai. Pelaksanaan penilaian ini dapat dilakukan dengan
berupa daftar cek ataupaun skala rentang.

e. Penilaian produk
Penilaian produk adalah keterampilan dalam membuat
produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian ini tidak hanya
diperoleh dari hasil akhir, tetapi juga proses pembuatannya.
Pengembangan produk meliputi tiga tahap dan dalam setiap
tahapan perlu diadakan penilaian yaitu sebagai berikut :[43]
1) Tahap persiapan, meliputi menilai kemampuan peserta
didik merencanakan, menggali, dan mengembangkan
gagasan dan mendesain produk.
2) Tahap pembuatan, meliputi menilai kemampuan peserta
didik menyeleksi dan menggunakan bahan alat dan teknik.
3) Tahap penilaian, meliputi kemampuan peserta didik
membuat produk sesuai dengan kegunaannya dan
memenuhi criteria keindahan.

f. Penilaian portofolio
Merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan infornmasi yang menunjukkan kemampuan peserta
didik dalam suatu periode tertentu.[44] Hal-hal yang perlu
diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan
portofolio disekolah antara lain:
1) Saling percaya antara peserta didik dan guru.
2) Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik.
3) Milik bersama antara peserta didik dan guru.
4) Kepuasan
5) Kesesuaian
6) Penilaian proses dan hasil
7) Penilaian dan pembelajaran.
Adapaun teknik portofolio dalam kelas memerlukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Jelaskan kepada peserta didik maksud penggunaan
portofolio yang tidak semata-mata merupakan kumpulan
hasil peserta didik yang digunakan oleh guru untuk
penilaian.
2) Tentukan bersama peserta didik contoh-contoh portofolio
apa saja yang akan dibuat.
3) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik.
4) Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi
perkembangan peserta didik.
5) Tentukan criteria penilaian contoh-contoh portofolio peserta
didik beserta pembobotannya bersama para peserta didik
agar mencapai kesepakatan.
6) Mintalah peserta didik untuk menilai karyanya secara
berkesinambungan.
7) Setelah karya dinilai dan tertanya nilainya belum
memuaskan, kepada peserta didik dapat diberikan
kesempatan untuk memperbaikinya.

8. Prosedur Evaluasi Pembelajaran


Prosedur yang dimaksud adalah langkah-langkah pokok
yang harus ditempuh dalam kegiatan evaluasi, yaitu:
a. Membuat perencanaan evaluasi
Perencanaan evaluasi dimaksudkan agar hasil yang
diperoleh dari evaluasi dapat lebih maksimal. Perencanaan ini
penting bahkan mempengaruhi prosedur evaluasi secara
menyeluruh. Perencanaan evaluasi dilakukan untuk
memfasilitasi pengumpulan data, sehingga memungkinkan
membuat pernyataan yang valid tentang pengaruh sebuah efek
atau yang muncul di luar program, praktik, atau kebijakan
yang di teliti.
1) Menyusun Kisi-Kisi.
Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang
menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau
pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu yang
berfungsi sebagai pedoman untuk menulis soal atau merakit
soal menjadi perangkat tes. Kisi-kisi yang baik akan
memperoleh perangkat soal yang relatif sama sekalipun
penulis soalnya berbeda. Kisi-kisi penting dalam perencanaan
penilaian hasil belajar karena di dalamnya terdapat sejumlah
indikator sebagai acuan dalam mengembangkan instrumen
(soal) dengan persyaratan.
a) Representatif, yaitu harus betul-betul mewakili isi
kurikulum sebagai sampel perilaku yang akan di nilai
b) Komponen-komponennya harus terurai/terperinci, jelas,
dan mudah dipahami
c) Soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk
soal yang diterapkan.

2) Uji Coba
Jika soal dan perangkatnya sudah disusun dengan baik,
maka perlu diuji cobakan terlebih dahulu di lapangan.
Tujuannya untuk melihat soal-soal mana yang perlu diubah,
diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali. Soal yang baik adalah
soal yang sudah mengalami beberapa kali uji coba dan revisi,
yang didasarkan atas analisis empiris dan rasional. Hal ini
dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan
setiap soal.

b. Pelaksanaan evaluasi
Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara
melaksanakan suatu evaluasi sesuai dengan perencanaan
evaluasi. Dengan kata lain tujuan evaluasi, model dan jenis
evaluasi, objek evaluasi, instrumen evaluasi, sumber data,
semuanya sudah dipersiapkan pada tahap perencanaan
evaluasi yang pelaksanaannya bergantung pada jenis evaluasi
yang digunakan. Jenis evaluasi yang digunakan akan
mempengaruhi seorang evaluator dalam menentukan
prosedur, metode, instrumen, waktu pelaksanaan, sumber data
dan sebagainya, yang pelaksanaannya dapat dilakukan dengan:
1) Non-tes yang dimaksudkan untuk mengetahui perubahan
sikap dan tingkah laku peserta didik setelah mengikuti
proses pembelajaran, pendapat terhadap kegiatan
pembelajaran, kesulitan belajar, minat belajar, motivasi
belajar dan mengajar dan sebagainya. Instrumen yang
digunakan: (1) angket; (2) pedoman observasi; (3) pedoman
wawancara; (4) skala sikap; (5) skala minat; (6) daftar chek;
(7) rating scale; (8) anecdotal records; (9) sosiometri; (10)
home visit
2) Untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi
menggunakan bentuk tes pensil dan kertas (paper and
pencil test) dan bentuk penilaian kinerja (performance),
memberikan tugas atau proyek dan menganalisis hasil kerja
dalam bentuk portofolio.

c. Pengolahan data
Setelah data kita kumpulkan, baik data itu dari kita
langsung yang mengadakan kegiatang evaluasi maupun dari
orang lain yang melakukan evaluasi orang yang kita maksud,
data tersebut harus kita olah. Mengolah data berarti ingin
memberikan nilai dan makna kepada testee mengenai kualitas
hasil pekerjaannya.

d. Penafsiran hasil evaluasi


Memberikan penafsiran maksudnya adalah membuat
pernyataan mengenai hasil pengolahan data. Penafsiran yang
dilakukan terhadap suatu hasil evaluasi didasarkan atas
kriteria tertentu yang disebut norma.

e. Laporan
Semua kegiatan dan hasil evaluasi harus dilaporkan
kepada berbagai pihak yang berkepentingan, seperti kepala
pimpinan atau kepala sekolah, pemerintah, dan peserta didik
itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar hasil yang dicapai
peserta didik dapat diketahui oleh berbagai pihak dan dapat
menentukan langkah selanjutnya. Disamping itu, laporan juga
penting bagi peserta didik itu sendiri agar ia mengetahui
kemampuan yang dimilikainya, dan atas dasar itu ia
menentukan kemana arah yang harus ditempuhnya serta apa
yang harus dilakukannya.

C. RANGKUMAN
1. Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu
Evaluation yang artinya penilaian. Istilah yang
dimaksud adalah penilaian, pengukuran dan tes. Dengan
demikian, konsep-konsep dasar yang terkait langsung
perlu diketahui oleh setiap pembelajar.
2. Fungsi evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut:
Alat yang penting sebagai umpan balik bagi siswa. Alat
yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian
siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan.
Memberikan informasi untuk mengembangkan program
kurikulum. Memberikan keputusan untuk mengambil
keputusan khususnya untuk menentukan masa depan.
Berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya
dalam menentukan kejelasan tujuan yang ingin dicapai.
Berfungsi sebagai umpan balik untuk semua yang
berkepentingan dengan pendidikan di sekolah.
3. Secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah
sebagai berikut: Mengumpulkan data yang akan
dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan
atau kemajuan yang dialami siswa dalam mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Memungkinkan para
pendidik dalam menilai aktivitas atau pengalaman
mengajar yang telah dilaksanakan. Mengetahui tingkat
efektivitas dari metode-metode mengajar yang telah
dipergunakan.
4. Dalam mendesain dan melakukan proses atau kegiatan
evaluasi seorang guru hendaknya mempertimbangkan
prinsip-prinsip berikut: Prinsip berkesinambungan
(continuity), prinsip menyeluruh (comprehensive),
Prinsip objektivitas (objektivity), Prinsip valididitas
(validity), Prinsip penggunaan criteria, Prinsip
kegunaan, Prinsip Praktikabilitias, Mendidik, Terbuka
5. Secara garis besar ruang lingkup evaluasi pembejaran
terdiri dari beberapa hal: Dalam perspektif domain hasil
belajar tediri dari: kognitif, afektif dan psikomotor,
Dalam perspektif sistem pembelajran terdiri
dari:Program pembelajaran (tujuan, materi, metode,
media dll), Pelaksanaan pembelajran (kegitan, guru ,dan
peserta didik), Hasil belajar (jangka pendek,menengah
dan jangka panjang), Dalam perspektif penilaian
berbasis kelas, Penilaian kompetensi dasar mata
pelajaran, Penilaian kompetensi rumpun pelajaran,
Penilaian kompetensi lintas kurikulum, Penilaian
kompetensi tamatan, Penilaian kompetensi life skill
6. evaluasi pembelajaran dibagi menjadi lima jenis yaitu:
Evaluasi perencanaan, Evaluasi monitoring, Evaluasi
dampak, Evaluasi efisiensi ekonomis, Evaluasi program
komprehensif
7. Teknik evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran
terbagi menjadi berbagai bentuk antara lain sebagai
D. LATIHAN/ TUGAS/ EKSPERIMEN
1. Bagaimanakah pengertian evaluasi pembelajaran?
2. Seperti apa fungsi evaluasi dalam pembelajaran?
3. Apa saja tujuan dan makna evaluasi pembelajran?
4. Sebut dan jelaskan prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran!
5. Apa saja ruang lingkup evaluasi pembelajaran?
6. Apa saja jenis dan bentuk evaluasi pembelajaran?
7. Bagaimanakah teknik evaluasi atau penilaian dalam
pembelajaran?
8. Bagaimana prosedur evaluasi pembelajaran?
BAB X
DESAIN SILABUS PEMBELAJARAN

A. PENDAHULUAN
Tuntutan globalisasi dalam bidang pendidikan juga perlu
dipertimbangkan agar hasil pendidikan nasional dapat
bersaing dengan negara-negara maju. Upaya ke arah ini kini
sudah mulai diwujudkan dengan diperkenalkannya konsep
pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan dari sentralistik
ke desentralistik.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan ini diarahkan oleh
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional
Pendidikan, landasan hukum tersebut mengamanatkan agar
kurikulum pendidikan bagi pendidikan tingkat dasar dan
tingkat menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan
mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Hal ini harus diwujudkan dalam pengembangan silabus
dan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan
kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah.
Dengan demikian, daerah atau sekolah memiliki kewenangan
untuk merancang dan menentukan hal - hal yang akan
diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan
menilai keberhasilan suatu proses belajar dan mengajar.
Seiring dengan adanya upaya untuk memberdayakan peran
serta daerah dan masyarakat dalam pengelolaan pendidikan,
Pemerintah telah memberlakukan otonomi dalam bidang
pendidikan yang diwujudkan dalam PP No. 25 tahun 2000
pasal 2 ayat 2 yang menyatakan bahwa pemerintah (Pusat)
memiliki kewenangan dalam menyusun kurikulum dan
penilaian hasil belajar secara nasional, hal-hal yang
berhubungan dengan implementasinya dikembangkan dan
dikelola oleh pelaksana di daerah terutama di daerah tingkat II
dan sekolah.
Hal ini berarti daerah perlu menyusun silabus dengan cara
melakukan penjabaran terhadap stá ndar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam bentuk silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran, yang memuat materi setempat
yang relevan, serta penyusunan kurikulum daerah yang sesuai
dengan kondisi, kebutuhan serta potensi setempat.

B. PENYAJIAN MATERI
1. Pengertian Desain Silabus
Silabus adalah ancangan pembelajaran yang berisi
rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan
kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokkan,
pengurutan, dan penyajian materi kurikulum, yang
dipertimbangkan berdasarkan cirri dan kebutuhan daerah
setempat.
Menurut pendapat beberapa ahli tentang apa itu desain
silabus: yang pertama menurut Abdul Majid, silabus adalah
ancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata
pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai
hasil dari seleksi, pengelompokkan, pengurutan, dan penyajian
materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan
kebutuhan daerah setempat.
Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara
sistematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan
untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu
kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaraan, indicator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
Dari beberapa definisi silabus di atas dapat disimpilkan
bahwa silabus adalah seperangkat rencana yang berisi garis
besar atau pokok-pokok pembelajaran yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaraan,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam
pengembangan pembelajaran, seperti pembuatan rencana
pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan
pengembangan sistem penilaian. Silabus merupakan sumber
pokok dalam penyusunan perencanaan pembelajaran, baik
rencana pembelajaran untuk standar kompetensi maupun satu
kompetensi dasar. Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman
untuk merencanakan pengelolaan kegiatan belajar secara
klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran secara individual.
Demikain pula silabus sangat bermanfaat untuk
mengembangkan sistem penilaian, yang dalam pelaksanaan
pembelajaran berbasis kompetensi sistem penilaian mengacu
pada standar kompetensi dasar, dan pembelajaran yang
terdapat dalam silabus.
Hubungan dengan kurikulum dan pengajaran dalam
bentuk lain ialah dokumen kurikulum yang biasanya di sebut
silabus yang sifatnya lebih terbatas dari pada pedoman
kurikulum, sebagaimana kemukakan oleh mulyani sumantri
yang di kutip oleh Abdul Majid, bahwa dalam silabi hanya
tercakup bidang studi atau mata pelajaran yang diajarkan
selama waktu setahun atau satu semester. Pada umumnya
suatu silabus paling sedikit harus mencakup unsur-unsur:
a. Tujuan mata pelajaran yang akan di ajarkan.
b. Sasaran-sasaran mata pelajaran.
c. Ketrampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata
pelajaran tersebut dengan baik.
d. Urutan topik-topik yang di ajarkan.
e. Aktifitas dan sumber-sumber pendukung keberhasilan
pengajaran.
f. Berbagai teknik evalluasi yang digunakan61.

2. Prinsip-prinsip Pengembangan Silabus


Silabus merupakan produk pengembangan kurikulumdan
pembelajaran yang berisikan garis-garis besar materi
pembelajaran. Berikut beberapa prinsip yang mendasari
penyusunan silabus:
a. Ilmiah
Seluruh materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus benar dan dapat dipertanggung jawabkan
secara keilmuan.
b. Relevan
Cakupan, kedalaman tingkat keuskaran dan urutan
penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa baik secara sosial, emosional, dan
spiritual.

c. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara
fungsional dalam mencapai kompetensi.
d. Konsisten
Adanya hubungan ang konsisten (ajeg, taat asa) anatara
kompetensi dasar, indicator, materi pokok/ pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan system
penilaian.
e. Memadai
Cakupan idikator, materi pokok,/ pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan system
penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi
dasar.
f. Actual dan kontekstual
Semua komponen memperhatikan perkembangan ilmu,
teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan
peristiwa yang terjadi.
g. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi
keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika
perubahan yang tterjadi disekolah dan tuntutan
masyarakat.
h. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah
kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor)

3. Langkah-langkah Penyusunan Silabus


Dalam menyusun silabus diperlukan delapan langkah
yang harus di lewati, antara lain:
a. Mengkaji dan Menentukan Kompetensi Inti
Dalam hal ini guru harus memperhatikan disiplin ilmu/
tingkat kesulitan materi, keterkaitan antara kompetensi inti
dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran, dan
keterkaitan kompetensi inti dan kompetensi dasar
antarmata pelajaran.
b. Mengkaji dan Menentukan Kompetensi Dasar
c. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok yaitu mempertimbangkan
:
1) Potensi peserta didik
2) Relevansi dengan karakteristik daerah
3) Tingkat pengembangan fisik, intelektual, emosional,
sosial, dan spiritual peserta didik
4) Kebermanfaatan bagi peserta didik
5) Struktur keilmuan
6) Aktualisasi, kedalaman, dan keluasan materi
pembelajaran
7) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan
lingkungan
8) Alokasi waktu
d. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu meliputi memberikan
bantuan guru agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran secara professional, memuat rangkaian
kegiatan yang harus dilakukan peserta didik secara
berurutan untuk mencapai kompetensi dasar, penentuan
urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan konsep
materi pembelajaran.
e. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Prinsip pengembangan indikator adalah sesuai dengan
kepentingan (urgensi), kesinambungan (kontinuitas),
kesesuaian (relevansi), dan konstektual.
f. Menentukan Jenis Penilaian
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan
penilaian, diantaranya adalah untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik yang dilakukan berdasarkan
indicator, menggunakan acuan kriteria, menggunakan
sistem penilaian berkelanjutan, hasil penilaian dianalisis
untuk menentukan tindak lanjut, sesuai dengan
pengalaman belajar yang ditempuh dalam kegiatan
pembelajaran.
g. Menentukan Alokasi
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar
didasarkan pada jumlah per minggu efektif dan alokasi
waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan,
kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan.
h. Menentukan sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan/ bahan yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar
dapat berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan
sumber belajar didasarkan pada kompetensi inti dan
kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi .
62

4. Format Sliabus
Format silabus meliputi unsur umum dan khusus . unsur
umum meliputi: a) mata pelajaran; b) kelas; dan c) semester.
Unsur khusus meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, kegiata waktu, pembelajaran,
penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar63.
CONTOH SILABUS TEMATIK KELAS I

Tema 1 : Diriku
Subtema 1 : Aku dan Teman Baru

KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di
sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Mata Kompetensi Dasar Indikator Materi Kegiatan Penilaian Alokasi Sumber


Pelajaran Pembelajaran Pembelajaran Waktu Belajar
Pendidikan 1.2 Menunjukkan 1.2.1 Mematuhi  Tata • Bertanya Sikap: 24 JP  Buku
Pancasila sikap patuh sikap patuh tertib/aturan di jawab • Jujur Guru
dan aturan agama aturan rumah mengenai • Disiplin  Buku
Kewargane yang dianut agama yang  Keberagaman pentingnya • Tanggung Siswa
garaan dalam dianut dalam karakteristik berpamitan Jawab  Internet
kehidupan kehidupan individu di kepada orang • Santun  Lingkung
sehari-hari di sehari-hari di rumah tua sebelum • Peduli an
rumah. rumah. berangkat ke • Percaya diri
2.2 Melaksanakan 2.2.1 Menjalankan sekolah. • Kerja Sama
aturan yang aturan yang • Bertanya
berlaku dalam berlaku jawab Jurnal:
kehidupan dalam mengenai • Catatan
sehari-hari di kehidupan pentingnya pendidik
rumah. sehari-hari di memberi salam tentang
3.2 Mengidentifi- rumah. sikap peserta
kasi aturan 3.2.1 Menggali didik saat di
yang berlaku informasi sekolah
dalam hal-hal yang maupun
kehidupan harus informasi
sehari- hari di dilakukan dari orang
rumah. sehubungan lain
4.2 Menceritakan dengan
kegiatan sesuai aturan di Penilaian Diri:
dengan aturan rumah • Peserta didik
yang berlaku 4.2.1 Memprak- mengisi
dalam tekkan hal- daftar cek
kehidupan hal yang tentang
sehari-hari di harus sikap peserta
rumah. dilakukan didik saat di
sehubungan rumah, dan
dengan di sekolah
aturan di
rumah Pengetahuan
Bahasa 3.1 Mengenal 3.1.3 Menunjuk-  persiapan • Menyanyikan Tes tertulis
Indonesia kegiatan kan gambar mengenal lagu yang • Memahami
persiapan cara huruf untuk bertema Gerakan
membaca dan perkenalan cepat dan
membaca memegang
menulis dengan teman lambat
permulaan buku dan
permulaan baru.
(cara duduk membalik  lambang bunyi • Melakukan • Memahami
wajar dan baik, halaman saat vokal dan permainan hal-hal yang
jarak antara membaca konsonan untuk harus
mata dan 3.1.4 Menunjuk-  kosa kata berkenalan dilakukan
buku, gerakan kan gambar tentang dengan teman terhadap
anggota tubuh baru adik
mata dari kiri posisi cahaya
dan panca (permainan
ke kanan, yang benar • Mengetahui
indera serta lempar bola,
memilih saat perawatannya permainan manfaat
tempat dengan membaca  kosakata dan tebak suara gerakan
cahaya terang) 4.1.3 Mendemon- ungkapan teman dengan meliukkan
perkenalan mata tertutup) tubuh
dengan cara strasikan diri, keluarga, • Menyanyikan
yang benar cara dan orang- lagu bertema • mengetahui
4.1 Memprak- memegang orang di teman baru ungkapan
tempat untuk sayang untuk
tikkan buku/objek
tinggalnya mengenal sahabat
kegiatan bacaan dan  puisi warna suara.
persiapan membuka anak/syair lagu • mengetahui
membaca atau (berisi ungkapan
permulaan membalik ungkapan sayang
(duduk wajar halaman kekaguman, terhadap adik
dan baik, jarak buku saat kebanggaan,
hormat kepada • memahami
antara mata membaca
orang tua, kalimat
dan buku, cara 4.1.4 Mendemon- matematika
kasih sayang,
memegang strasikan atau untuk
buku, cara pencahayaan persahabatan) pengurangan
membalik yang baik yang
halaman buku, saat diperdengarka • memahami
gerakan mata membaca n dengan ungkapan
tujuan untuk terima kasih
dari kiri ke 3.3.4 Menunjuk-
kesenangan untuk guru
kanan, kan huruf
memilih vokal dalam • Mengenal
tempat dengan suatu kata ungkapan
cahaya terang) yang terkait sayang kepada
dengan cara dengan orang tua
yang benar tubuhku
• memahami
3.3 Menguraikan 3.3.5 Menunjuk-
kalimat
lambang bunyi kan huruf matematika
vokal dan konsonan untuk
konsonan dalam suatu pengurangan
dalam kata kata yang
bahasa terkait • memahami
Indonesia atau dengan ungkapan
bahasa daerah tubuhku sayang kepada
4.3 Melafalkan 4.3.4 Melafalkan kakak
bunyi vokal huruf vokal
• Mengetahui
dan konsonan suatu kata hal-hal yang
dalam kata yang terkait harus berbagi
bahasa dengan dengan adik
Indonesia atau tubuhku
bahasa daerah 4.3.5 Melafalkan Keterampilan
3.4 Menentukan huruf
Praktik/Kinerja
kosakata konsonan
tentang suatu kata

anggota tubuh yang terkait
Mendiskusik
dan pancaindra dengan
an gerakan
serta tubuhku
cepat dan
perawatannya 3.4.1 Mengiden-
gerakan
melalui teks tifikasi
lambat
pendek (berupa gambar dan

gambar, kata anggota
Memeragaka
tulisan, slogan tubuh dengan
n gerak cepat
sederhana, tepat
dan lambat
dan/atau syair 4.4.1 Mengguna-
lagu) dan kan kosa

eksplorasi kata tentang
Memeragaka
lingkungan anggota
n gerakan
4.4 Menyampaikan tubuh
meliukkan
penjelasan dengan tepat
tubuh
(berupa dalam
• Membaca
gambar dan bahasa lisan
puisi tentang
tulisan) atau tulisan
tentang persahabata
anggota tubuh n
dan panca •
indera serta Mengomunik
perawatannya asikan hal-
menggunakan hal baik yang
kosakata harus
bahasa dilakukan
Indonesia terhadap
dengan adik
bantuan • Menghitung
bahasa daerah pengurangan
secara lisan dengan
dan/atau tulis menghitung
mundur
Pendidikan 3.8 Memahami 3.8.1 Mengiden-  gerak dasar  Bermain tebak-
Jasmani, bagian-bagian tifikasi lokomotor sikap tebakan •
Olahraga tubuh, bagian bagian- tubuh (duduk, tentang bagian Mempraktik
dan tubuh yang bagian tubuh membaca, tubuh kan
Kesehatan boleh dan tidak 4.8.1 Menceritakan berdiri, jalan) rangkaian
boleh disentuh guna bagian-
gerak
orang lain, cara bagian
menjaga tubuh. meliukkan
kebersihannya, tubuh
dan kebersihan
pakaian. • Menyanyi
4.8 Menceritakan dan menari
bagian-bagian dengan
tubuh, bagian
gerakan
tubuh yang
boleh dan cepat dan
tidak
boleh disentuh
orang lain, cara lambat
menjaga
kebersihannya, • Menyanyikan
dan kebersihan
lagu Bunda
pakaian.
Piara
Matematika 3.1 Menjelaskan 3.1.5 Menyatakan  bilangan cacah • Melakukan
makna banyak sampai 99 permainan • Menulis soal
bilangan cacah anggota  lambang untuk cerita
sampai dengan suatu bilangan membilang pengurangan
99 sebagai kumpulan operasi hitung bilangan cacah
banyak objek dengan bilangan cacah 1 – 10

anggota suatu bilangan (penjumlahan • Menulis
lambang Mendiskusik
kumpulan yang tepat (1 dan
objek sampai pengurangan) bilangan cacah an hal-hal
4.1 Menyajikan dengan 10) sampai 99 1 – 10 melalui yang harus
bilangan cacah *(diberikan permainan. dilakukan
sampai dengan setelah terhadap
99 yang mengenal adik
bersesuaian lambang • Membedakan
dengan banyak bilangan)
kalimat
anggota 4.1.5 Mengelom-
kumpulan pokkan pengurangan
objek yang benda sesuai dengan
disajikan dengan penjumlahan
3.2 Menjelaskan bilangan
bilangan yang
sampai dua diberikan (1
angka dan nilai sampai
tempat dengan 10)
penyusun 3.2.1 Membaca
lambang nama
bilangan bilangan 1
menggunakan sampai
kumpulan dengan 10
benda konkret 4.2.1 Menulis
serta cara lambang
membacanya bilangan 1
4.2 Menuliskan sampai
lambang dengan 10
bilangan secara
sampai dua lengkap
angka yang
menyatakan
banyak
anggota suatu
kumpulan
objek dengan
ide nilai
tempat

Seni 3.3 Mengenal 3.3.1 Mengidenti-  karya ekspresi • Menyanyikan


Budaya dan gerak anggota fikasi gerak dua dan tiga lagu yang
Prakarya tubuh melalui anggota dimensi bertema
 elemen musik mengenal huruf
tari tubuh
 gerak anggota (misalnya lagu a,
4.3 Memeragakan (kepala,
tubuh melalui b, c)
gerak anggota badan, tari • Melakukan
tubuh melalui tangan, dan  karya dari permainan untuk
tari. kaki) dalam bahan alam mengenal huruf
suatu tarian vocal (misalnya
4.3.1 Memprak- permainan
tekan gerak menggunakan
kartu nama,
anggota
menyusun nama
tubuh dengan kartu
melalui tari. huruf, bermain
tebak nama)
• Melakukan
permainan untuk
mengenal huruf
konsonan
(misalnya
permainan
menggunakan
kartu nama,
menyusun nama
dengan kartu
huruf, bermain
tebak nama)

Mengetahui Indonesia, 16 Desember 2019


Kepala Madrasah, Guru Kelas 1

……………………………… ………………………………
NIP. ………………………… NIP………………………….
C. RANGKUMAN

1. Silabus adalah ancangan pembelajaran yang berisi


rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang
dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi,
pengelompokkan, pengurutan, dan penyajian materi
kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan
kebutuhan daerah setempat.
2. Berikut beberapa prinsip yang mendasari penyusunan
silabus: Ilmiah, Relevan, Sistematis, Konsisten,
Memadai, Actual dan kontekstual, Fleksibel,
Menyeluruh.
3. Dalam menyusun silabus diperlukan delapan langkah
yang harus di lewati, antara lain: Mengkaji dan
Menentukan Kompetensi Inti, Mengidentifikasi Materi
Pokok/Pembelajaran, Mengembangkan Kegiatan
Pembelajaran, Merumuskan Indikator Pencapaian
Kompetensi, Menentukan Jenis Penilaian, Menentukan
Alokasi, Menentukan sumber Belajar.
4. Unsur-unsur yang ada dalam silabus meliputi unsur
umum dan khusus . dalam unsur umum meliputi: a)
mata pelajaran; b) kelas; dan c) semester. Sedangkan
pada unsur khusus meliputi: standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiata
waktu, pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan

D. LATIHAN/ TUGAS/ EKSPERIMEN


1. Jelaskan pengertian desain silabus!
2. Bagaimana prinsip-prinsip pengembangan silabus?
3. Sebut dan jelaskan langkah-langkah penyusunan silabus!
4. Buatlah format silabus kelas II Tema 1 sub Tema 2!
BAB XI
DESAIN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A. PENDAHULUAN
Kiranya tidak asing lagi apabila mendengar guru-guru
Agama yang menyatakan keluhan-keluhan tentang pengajaran
materi bahasa arab. Hal ini disebabkan karena adanya faktor
ketakutan dari siswa itu sendiri yang menganggap materi
pendidikan agama adalah materi yang paling menyulitkan
untuk dipelajari atau bahkan di anggap remeh karena materi
bahasa arab sering di jumpai, Ketika seorang guru
memberikan materi bahasa arab saat itu juga siswa merasa
kurang berminat, kurang termotivasi untuk mempelajari atau
untuk menerimanya. Akibatnya, dapat mengurangi keefektifan
proses belajar mengajar.
Faktor lain adalah karena basic (dasar) dari siswa.
Mayoritas siswa yang belajar di sekolah-sekolah umum
memiliki dasar yang minim sekali tentang bahasa arab. Atau
mereka bisa dikatakan orientasinya kepada pendidikan agama
kurang. Akibatnya, ketika siswa dihadapkan pada materi
bahasa arab khususnya pembelajaran nahwu/sharaf, siswa
akan mengalami kesulitan pada proses belajarnya.
Demikian juga alokasi waktu yang diberikan untuk mata
pelajaran bahasa arab di sekolah-sekolah umum (1 x
pertemuan dalam seminggu / 1 x 40 menit). Bagaimana
mungkin siswa dapat membaca dengan fasih, menulis dengan
tepat dan benar, menghafal dengan cepat. Dengan latar
belakang basic bahasa arab yang minim sekali sementara
waktu yang diberikan untuk materi pendidikan nahwu/sharaf
sangat sedikit sekali. Hal inilah yang menjadi penghalang
ketercapaian hasil yang memuaskan. Akan berbeda sekali
dengan siswa madrasah pada umumnya yang telah memiliki
latar pendidikan bahasa arab. Lebih mudah untuk membaca,
mudah dalam menulis dan menghafal sehingga tidak terdapat
kesulitan-kesulitan untuk mempelajari materi bahasa arab
akan tetapi tidak menutup kemungkinan adanya kesulitan-
kesulitan yang dihadapi oleh anak didik baik dari faktor intern
ataupun ekstern.
B. PENYAJIAN MATERI
1. Pengertian dan Tujuan RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana
yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.
Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup satu
kompetensi dasar yang terdiri atas satu indicator atau
beberapa indicator untuk satu kali pertemuan atau lebih. RPP
merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum
mengajar. Persiapan disini dapat diartikan persiapan tertulis
maupun persiapan mental, situasi emosional yang ingin
dibangun, lingkungan belajar yang produktif, termasuk
meyakinkan pembelajar untuk mau terlibat secara penuh.
Berdasarkan Permendiknas No 41 tahun 2007 tertanggal
23 November tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah, bahwa pengembangan RPP
dijabarkan dari Silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar
peserta didik dalam upaya mencapai Kopetensi Dasar (KD).
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang
penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan
dengan penjadwalan pelajaran di satuan pendidikan64.
Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk:
a. mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil
proses belajar mengajar.
b. Memberi kesempatan bagi pendidik untuk merancang
pembelajaran sesuai denga kebutuhan peserta didik,
kemampuan pendidik dan fasilitas yang dimiliki sekolah.
c. dengan menyusun rencana pembelajaran secara
profesional, sistematis dan berdaya guna, maka guru akan
mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan
memprediksi program pembelajaran sebagai kerangka kerja
yang logis dan terencana65.

64 Masnur Muslich, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, cet 2, (Jakarta


: Bumi Aksara, 2007), hal 53
65 Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), hlm

184
2. Pentingnya RPP untuk Guru
Kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyak guru
tidak menyusun RPP. Faktor peyebab guru tidak menyusun
RPP antara lain tidak memahami dengan benar apa
sesungguhnya hakikat RPP, bagaimana prinsip-prinsip
penyusunan RPP serta apa pentingnya RPP disusun. Bagi para
pendidik yang terpenting adalah hadir dikelas dan siswa
mendapat pelajaran. Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri
bahwa RPP wajib disusun oleh guru sebelum guru masuk ke
kelas. RPP merupakan bukti kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh guru. Beberapa alasan mengapa RPP penting disusun oleh
guru, antara lain:
a. Guru akan mempunyai tujuan pembelajaran yang jelas
sehingga memungkinkan target pencapaian materi yang
berdasarkan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar akan
tercapai secara optimal.
b. Guru akan menguasai materi yang akan disampaikan
dengan baik.
c. Guru akan mempunyai metode yang tepat dalam proses
belajar mengajar sehingga materi akan mudah dipahami
oleh siswa.
d. Guru akan memiliki pemilihan media yang tepat, sehingga
memungkinkan siswa sangat tertarik terhadap materi yang
disampaikan.
e. Guru akan memiliki standar yang jelas dalam memberikan
evaluasi kepada siswa bahkan memungkinkan para siswa
dapat menjawab semua soal dengan tepat.

3. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP


Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara
individu maupun berkelompok dalam Kelompok Kerja Guru
(KKG) di gugus sekolah, di bawah koordinasi dan supervisi
oleh pengawas atau dinas pendidikan. Setiap guru pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi secara aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik dan
psikologis peserta didik.
Beberapa prinsip penyusunan RPP adalah:
a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan
awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi
belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan
khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma,
nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
b. Partisipasi aktif peserta didik.
c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat
belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi,
inovasi dan kemandirian.
d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang
dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,
pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam
berbagai bentuk tulisan.
e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat
rancangan program pemberian umpan balik positif,
penguatan, pengayaan, dan remedi.
f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar
dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu,
keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan
keragaman budaya.
h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi
dan kondisi.
Dengan demikian pada prinsip penyusunan pada RPP
KTSP dan Kurikulum 13 hampir sama namun hanya
susunannya yang berbeda, tetapi sebenarnya tidak. Kita dapat
lihat, misalnya pada kompetensi dasar. Pada KTSP,
Kompetensi dasar dan indikator berdiri sendiri sementara
Kurikulum 2013 kompetensi dasar digabung dengan indikator.
Tidak hanya itu, dalam pembuatan kompetensi dasar,
indikator, dan tujuan pembelajaran RPP kurikulum 2013 guru
harus memodifikasi sedemikian rupa sehingga ketiganya juga
terkait dalam pencapaian peserta didik dalam hal karakter.
4. Komponen-komponen RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memiliki
komponen-komponen yang menjadi kerangka suatu mata
pelajaran yang di antaranya sebagai berikut:
a. Identitas Mata Pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan,
kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran
atau tema materi pelajaran yang dibahas, dan jumlah jam
pertemuan.
b. Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi atau
kemampuan minimal peserta didik dalam menguasai
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan
dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu
mata pelajaran.
c. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus
dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu
sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam
suatu pelajaran.
d. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur
dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian
kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian
mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional
yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
e. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil
belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai
dengan kompetensi dasar
f. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip,
prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir‐butir
uraian sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi.
g. Alokasi Waktu
Lokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar.
h. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan guru hendaknya
dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif agar
peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang telah
ditetapkan. Pemilihan metode disesuaikan dengan situasi
dan kondisi peserta didik, serta mata pelajaran.
i. Kegiatan Pembelajaran
1) Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu
pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk
membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian
peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran (pemberian appersepsi).
2) Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, dan
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik
melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
3) Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan
dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian
dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
j. Penilaian Hasil Belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar
disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan
mengacu pada Standar Penilaian.
k. Sumber Belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi66.
5. Contoh Format RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SD Negeri Turi I


Kelas / Semester : I (Satu) / 1
Tema 1 : Diriku
Sub Tema 1 : Aku dan Teman Baru
Pembelajaran :1
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (6 x 35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman dan guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati mendengar, melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang
jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang
estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR


Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar (KD) :
3.4. Mengenal teks cerita diri/personal tentang keluarga
secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis
yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk
membantu penyajian
4.4. Menyampaikan teks cerita diri/personal tentang
keluarga secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan
dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa
daerah untuk membantu penyajian
Indikator :
◾ Mengidentifikasi cara cara memperkenalkan diri
◾ Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama
lengkap
◾ Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama
panggilan
◾ Menyebutkan nama temanny
PPKn
Kompetensi Dasar (KD) :
3.2. Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku dalam
kehidupan sehari-hari di rumah dan di sekolah
4.2. Melaksanakan tata tertib dan aturan yang berlaku
dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan di sekolah
Indikator :
◾ Mengidentifikasi aturan permainan di sekolah
◾ Menjalankan peraturan pada permainan di sekolah
PJOK
Kompetensi Dasar (KD) :
3.3 Mengetahui konsep gerak dasar manipulatif sesuai
dengan dimensi anggota tubuh yang digunakan, arah,
ruang gerak, hubungan, dan usaha, dalam berbagai
bentuk permainan sederhana dan atau permainan
tradisional.
4.3 Mempraktikkan pola gerak dasar manipulatif sesuai
dengan dimensi anggota tubuh yang digunakan, arah,
ruang gerak, hubungan, dan usaha, dalam berbagai
bentuk permainan sederhana dan atau permainan
tradisional.
Indikator :
◾ Mengidentifikasi gerakan melempar bola sebagai gerak
manipulatif
◾ Melakukan gerakan melempar bola
◾ Melakukan gerakan menangkap bola
SBdP
Kompetensi Dasar (KD) :
3.1. Mengenal cara dan hasil karya seni ekspresi
4.1. Menggambar ekspresi dengan mengolah garis, warna
dan bentuk berdasarkan hasil pengamatan di
lingkungan sekitar
Indikator :
◾ Mengidentifikasikan cara menghias kartu nama
◾ Memberi hiasan pada kartu nama
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Teman Baru
◾ Setelah mengikuti permainan lembar bola, siswa dapat
memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama
panggilan secara benar.
◾ Dengan melakukan permainan siswa dapat
menyebutkan nama lengkap dengan benar.
Menghias Kartu Nama
◾ Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat
menghias kartu nama dengan rapi.

E. MATERI PEMBELAJARAN
◾ Perkenalan diri
◾ Peraturan permainan
◾ Permainan memperkenalkan diri
◾ Gerakan melempar dan menangkap
◾ Menghias gambar kartu nama
◾ Lirik lagu “Siapa Namamu”

F. METODE PEMBELAJARAN
◾ Pendekatan : Saintifik
◾ Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya
jawab, penugasan dan ceramah

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan ⚫ Guru memberikan salam dan mengajak 10
semua siswa berdo’a menurut agama menit
dan keyakinan masing-masing.
⚫ Guru mengecek kesiapan diri dengan
mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi
dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
⚫ Menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang ”Aku dan
Teman Baru”.
⚫ Guru menyampaikan tahapan kegiatan
yang meliputi kegiatan mengamati,
menanya, mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan menyimpulkan.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Inti Teman Baru 35
⚫ Pada awal pelajaran, guru Menit
memperkenalkan diri kepada X 30
siswa. (Mengasosiasi) JP
⚫ Guru meminta siswa membuka buku
siswa hal. 1-3. (Mengamati)
⚫ Guru menunjukkan cara berkenalan,
seperti yang dilakukan Edo dan Beni di
buku siswa hal. 3. (Mengekplorasi)
⚫ Siswa diajak untuk saling berkenalan
melalui sebuah permainan lempar
bola dan guru menjelaskan aturan
bermainnya. (siswa diminta
melingkar, boleh duduk atau berdiri,
dan guru mencontohkan cara
melempar dan menangkap bola
dengan tepat). (Mengekplorasi)
⚫ Permainan dimulai dari guru dengan
memperke-nalkan diri, ”Selamat pagi,
nama saya Ibu/ Bapak... nama
panjang.... biasa dipanggil Ibu/ Bapak....
kemudian, melempar bola pada salah
satu siswa (hindari pelemparan bola
dengan keras) (Mengekplorasi)
⚫ Siswa yang berhasil menangkap bola
harus menyebutkan nama lengkap dan
nama panggil an. Kemudian, dia
melempar kepada teman lain. Teman
yang menangkap lemparan bola,
menyebutkan nama lengkap dan nama
panggilan. (Mengekplorasi)
⚫ Setelah semua memperkenalkan diri,
guru mengajak siswa untuk bernyanyi
sambil mengingat kembali nama-nama
teman di kelas. Guru bisa menggunakan
lagu yang ada di buku siswa.
(Mengkomunikasikan)

Lirik lagu “Siapa Namamu”


Ciptaan A.T. Mahmud
1 2 / 3 . / 3 4 / 5 ./
Sia pa kah na ma mu
5 4 / 3 . / 3 3 /1 . //
Na ma ku .............
(sebutkan nama anak)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
⚫ Siswa tetap berada pada posisi
lingkaran. Guru menyanyi sambil
menepuk salah satu siswa, lalu siswa
itu menyebutkan namanya. Lalu siswa
tersebut sambil menyanyi “Siapakah
Namamu” menepuk teman di
sebelahnya dan teman tersebut
menyebutkan namanya sambil
mengikuti irama lagunya dan
seterusnya. (Mengkomunikasikan)
⚫ Kegiatan ditutup dengan diskusi
pentingnya saling mengenal, karena tak
kenal maka tak sayang, upayakan guru
memberikan penguatan tentang
pentingnya saling mengenal.
(Mengasosiasi)
⚫ Setelah diskusi tentang pentingnya
saling mengenal, guru menjelaskan
bahwa untuk dapat mengenal nama
teman, kita bisa juga menggunakan
kartu nama. (Mengkomunikasikan)

Menghias Kartu Nama


⚫ Guru menyampaikan bahwa siswa akan
membuat kartu nama mereka masing-
masing.
⚫ Guru membagikan potongan-potongan
karton seukuran kartu nama.
⚫ Guru membagikan kertas bertuliskan
nama siswa kepada masing-masing
siswa untuk dijadikan contoh untuk
menulis.
⚫ Lalu, Siswa diminta menuliskan
namanya di karton kartu nama dan
menghias atau mewarnai kartu nama
mereka masing-masing.
⚫ Setelah itu, guru menjelaskan bahwa
kartu nama tersebut akan digunakan
selama berada di sekolah atau
dipajang di kelas.

Penutup ⚫ Bersama-sama siswa membuat 15


kesimpulan / rangkuman hasil belajar menit
selama sehari
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
⚫ Bertanya jawab tentang materi yang
telah dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
⚫ Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk menyampaikan
pendapatnya tentang pembelajaran
yang telah diikuti.
⚫ Melakukan penilaian hasil belajar
⚫ Mengajak semua siswa berdo’a
menurut agama dan keyakinan masing-
masing (untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran)

H. SUMBER, ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN


◾ Buku Siswa Tema : Diriku Kelas 1 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2014, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2014).
◾ Bola plastik atau bola dari kertas bekas yang dibuat
menjadi bentuk bola
◾ Karton/kertas/kardus bekas yang sudah dipotong-potong
dan diberi nama masing-masing siswa
◾ Pensil warna/spidol yang bisa digunakan untuk
menghias kartu yang sudah disediakan
◾ Tali/peniti/alat lain untuk memasangkan kartu nama

I. PENILAIAN PEMBELAJARAN
1. Penilaian Sikap
Perubahan Tingkah Laku
Nama Percaya Diri Disiplin Bekerjasama
No
Siswa BT MT MB SM BT MT MB SM BT MT MB SM
1 Ekal
2 Aisy
3 Zidan
4 ………
Keterangan:
BT : Belum Terlihat
MT : Mulai Terlihat
MB : Mulai Berkembang
SM : Sudah Membudaya
Berilah tanda centang (🗸) pada kolom yang sesuai
2. Penilaian Pengetahuan
Instrumen penilaian: tes tertulis (lembar kerja)

3. Penilaian Pengetahuan
a. Penilaian : Unjuk Kerja
Memperkenalkan diri lewat permainan
Perlu Bim-
No Kriteria Baik Sekali 4 Baik 3 Cukup 2
bingan 1
1. Kemampuan Siswa mampu Siswa mampu Siswa hanya Siswa belum
memperkenal menyebutkan menyebutkan mampu mampu
kan diri nama nama Menyebutkan memperkenal
panjang dan panjang nama kan diri
nama panggilan
panggilan
2. Kemampuan Siswa mampu Siswa mampu Siswa mampu Siswa belum
menjalankan melakukan melakukan melakukan mampu
peraturan permainan permainan permainan melakukan
pada sesuai dengan sesuai aturan sesuai permainan
permainan instruksi tetapi dengan aturan, tetapi sesuai dengan
tanpa 1 kali arahan dengan lebih aturan
pengarahan ulang dari 1 kali
ulang arahan ulang
3. Kemampuan Siswa mampu Siswa Siswa Siswa belum
melakukan melempar melempar melempar mampu
gerakan dan dan dan melempar
melempar menangkap menangkap menangkap dan
dan bola dengan bola, tetapi 1- bola, tetapi menangkap
menangkap akurat (tidak 2 kali meleset lebih dari 3 bola
pernah kali meleset
meleset)

b. Penilaian : Unjuk Kerja


Rubrik Penilaian Membuat Kartu
Nama
Perlu Bim-
No Kriteria Baik Sekali 4 Baik 3 Cukup 2
bingan 1
1. Komponen Memenuhi 3 Memenuhi Hanya Tidak
kartu nama komponen 2 dari 3 memnuhi 1 memenuhi 3
(gambar/foto diri, komponen dari 3 komponen
hiasan, dan komponen
bentuk yang
unik)
2. Jumlah Mengguna-kan 4 Mengguna- Mengguna- Mengguna-
warna yang warna atau lebih kan 3 kan 2 warna kan 1 warna
digunakan warna

Mengetahui Indonesia, 16 Desember 2019


Kepala Madrasah Guru Kelas 1

( ) ( )
NIP .................................. NIP ..................................
C. RANGKUMAN
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah
rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan
dijabarkan dalam silabus.
2. RPP penting disusun oleh guru, antara lain: Guru akan
mempunyai tujuan pembelajaran yang jelas. Guru akan
menguasai materi yang akan disampaikan dengan baik.
Guru akan mempunyai metode yang tepat dalam proses
belajar mengajar, Guru akan memiliki pemilihan media
yang tepat, Guru akan memiliki standar yang jelas
dalam memberikan evaluasi kepada siswa.
3. Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara
individu maupun berkelompok dalam Kelompok Kerja
Guru (KKG) di gugus sekolah, di bawah koordinasi dan
supervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan. Setiap
guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun
RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi secara aktif.
4. Komponen-komponen yang menjadi kerangka suatu
mata pelajaran yang di antaranya sebagai berikut:
Identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar,Indikator Pencapaian Kompetensi,
Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Alokasi
Waktu, Metode Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran,
Penilaian Hasil Belajar, Sumber Belajar

D. LATIHAN/ TUGAS/ EKSPERIMEN


1. Bagaimana pengertian dan apa tujuan RPP?
2. Sepenting apa RPP untuk guru?
3. Sebut dan jelaskan prinsip-prinsinp dalam penyusunan
RPP?
4. Apa saja komponen-komponen dalam RPP?
5. Buatlah sebuah RPP Sesuai dengan Kurikulum terbaru saat
ini!
BAB XII
DESAIN PROGRAM REMEDIAL

A. PENDAHULUAN
Proses Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang
integral antara siswa sebagai pelajar dan guru sebagai
pengajar. Dalam kegiatan ini, khususnya pembelajaran
MI/SD terjadi interaksi reciprocal, yaitu hubungan antara
guru dengan para siswa dalam situasi pembelajaran.
Para siswa dalam situasi pembelajaran ini menjadi
tahapan kegiatan belajar melalui interaksi dengan kegiatan
dan tahapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dalam
proses pembelajaran sekolah, tidak semua siswa memiliki
kemampuan belajar yang sama dan tidak semua pembelajaran
berjalan dengan mulus. Seringkali siswa mengalami kesulitan
belajar pada mata pelajaran tertentu, sedangkan kita tahu
semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk
memperoleh pengajaran dan memperoleh hasil maksimal
dalam proses pembelajaran.
Kesulitan belajar yang dialami siswa di sekolah bisa
bermacam-macam, baik dalam hal menerima pelajaran,
menyerap pelajaran atau kedua-duanya. Selain itu ada banyak
faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar tersebut,
baik dalam kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar
belakang keluarga, kebiasaan, maupun pendekatan belajar
yang tepat untuknya. Penanganan kasus kesulitan belajar-
mengajar tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan
pendekatan program perbaikan ( remedial ).
Seyogyanya kegiatan remedial ini merupakan suatu
bentuk kegiatan yang sudah disusun ( didesain ) secara
sistematis sedemikian rupa sehingga berimplikasi pada
kenyataan bahwa kegiatan ini bukan semata-mata merupakan
inisiatif guru pada saat-saat tertentu, pada saat mereka
menemui kesulitan belajar yang dialami oleh para siswa.
Oleh karena itu, dalam melakukan diagnosis kesulitan
belajar yang dialami oleh siswa, maka setidaknya para guru
benar-benar memahami permasalahan- permasalahan yang
dihadapi siswa dalam kegiatan belajarnya khususnya yang
berkaitan dengan nilai ketuntasan belajar siswa. Untuk itu
perlu bagi guru untuk mengetahui dan memahami tentang
suatu cara untuk mendesain program perbaikan pengajaran
maupun pembelajaran (remedial teaching) secara sistematis
dan tepat guna sehingga mampu meningkatkan prestasi siswa.
Melalui makalah ini penulis mencoba untuk mengadakan
pembahasan tentang materi desain program remedial MI/SD.

B. PENYAJIAN MATERI
1. Pengertian Desain Program Remidial
Remedial merupakan program pengajaran perbaikan yang
khusus diberikan guru kepada siswa (individu/kelompok)
karena siswa tersebut memiliki masalah dalam belajar
(kurang/tidak menguasai materi belajar). Menurut Dr.
Suharsimi Arikunto, remedial adalah kegiatan yang diberikan
kepada siswa yang belum menguasai bahan pelajaran yang
diberikan oleh guru, dengan maksud meningkatkan
penguasaan terhadap bahan pelajaran tersebut. Remediasi
mempunyai padanan remediation dalam bahasa Inggris. Kata
ini berakar kata ‘toremedy’ yang bermakna menyembuhkan.
Remediasi merujuk pada proses penyembuhan. Remedial
merupakan kata sifat. Karena itu dalam bahasa Inggris selalu
bersama dengan kata benda, misalnya ‘remedial work’, yaitu
pekerjaan penyembuhan, ‘remedial teaching’, pengajaran
penyembuhan.
Di Indonesia, istilah ‘remedial’ sering ditulis berdiri sendiri
sebagai kata benda. Mestinya dituliskan menjadi pengajaran
remedial, atau kegiatan remedial. Dalam bagian ini istilah
remediasi dan remedial digunakan bersama-sama, yang
merujuk pada suatu proses membantu siswa mengatasi
kesulitan belajar terutama mengatasi miskonsepsi-
miskonsepsi yang dimiliki.
Menurut Petunjuk Teknis No. 166/113. VI/91 tentang
penilaian dan analisis hasil evaluasi belajar serta program
perbaikan dan adalah “ Apabila seorang siswa dalam ulangan
(tes formatif/tes sumatif) mencapai nilai kurang dari 7,5
atau daya serapnya kurang dari 75%, maka yang bersangkutan
harus mengikuti perbaikan. Bagi siswa yang sudah menguasai
minimal 75% diberikan pengayaan. Program remedial
(perbaikan) dan pengayaan diperlukan dalam rangka
ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar adalahtercapainya
penguasaan minimal yang ditetapkan untuk setiap unit bahan
pelajaran, individu maupun kelompok67.

2. Ciri-ciri Pembelajaran Remedial


Untuk memperjelas perbedaan antara pembelajaran
remedial dengan bentuk pengajaran biasa berikut ini
dikemukakan ciri-ciri pembelajaran remedial menurut User
Usman dan Lilis Setiawati yang dibandingkan dengan
pengajaran biasa (regular).
a. Kegiatan pembelajaran biasa sebagai program belajar
mengajar di kelas dan semua siswa ikut berpartisipasi.
Pembelajaran remedial diadakan setelah diketahui
kesulitan belajar kemudian diadakan pelayanan khusus.
b. Tujuan pembelajaran biasa dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang
berlaku dan sama untuk semua siswa. Pembelajaran
remedial tujuannya disesuaikan dengan kesulitan belajar
yang dihadapi siswa.
c. Metode yang digunakan dalam pembelajaran biasa sama
untuk semua siswa, sedangkan metode pembelajaran
remedial bersifat diferensial disesuaikan dengan sifat, jenis
dan latar belakang kesulitan belajar.
d. Pembelajaran biasa dilaksanakan oleh guru kelas atau guru
bidang studi, sedangkan pembelajaran remedial
dilaksanakan melalui kerjasama berbagai pihak, guru
pembimbing, konselor dan sebagainya.
e. Pendekatan dan teknik pembelajaran remedial disesuaikan
dengan kesulitan belajar yang dihadapi siswa, sedangkan
pembelajaran biasa bersifat umum dan sama.
f. Alat dan evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran
remedial disesuaikan dengan kesulitan belajar yang
dihadapi siswa, sedangkan pembelajaran biasa evaluasinya
menggunakan alat yang bersifat seragam dan kelompok.

3. Tujuan Pembelajaran Remedial


Pembelajaran remedial mempunyai berbagai tujuan dalam
proses pembelajaran, tujuan pembelajaran remedial antara
lain adalah sebagai berikut:
a. Siswa memahami dirinya khususnya yang menyangkut
prestasi belajar yang meliputi kelebihan dan kelemahannya,
jenis dan sifat kesulitan yang dihadapi.
b. Siswa dapat mengubah atau memperbaiki cara belajar ke
arah yang lebih baik sesuai dengan kesulitan belajar yang
dihadapi.
c. Siswa dapat mengatasi hambatan belajar yang menjadi latar
belakang kesulitannya.
d. Siswa dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara
tepat untuk mengatasi kesulitan belajar.
e. Siswa dapat mengembangkan sifat dan kebiasaan baru yang
dapat mendorong tercapainya prestasi belajar yang lebih
baik.
f. Siswa dapat mengerjakan tugas lebih baik.
Dari uraian di atas maka jelaslah bahwa tujuan
pembelajaran remedial adalah agar siswa memahami
kesulitan-kesulitan yang dihadapi sehingga ia dapat
memperbaiki cara belajarnya ke arah yang lebih baik. Dengan
demikian siswa mampu mengatasi hambatan belajarnya yang
akan memberi motivasi kepada dirinya untuk mencapai
prestasi belajar yang diharapkan.

4. Fungsi Pembelajaran Remedial


Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, fungsi
kegiatan remedial adalah sebagai berikut:
a. Memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru
(Fungsi Korektif)
Fungsi korektif ini dilaksanakan guru berdasarkan hasil
kesulitan belajar siswa yang diketemukan. Bertolak dari
hasil analisis tersebut, guru memperbaiki berbagai aspek
kesulitan proses pembelajaran, mulai dari rumusan
indikator hasil belajar, materi ajar, pengalaman belajar,
penilaian dan evaluasi, serta tindak lanjut pembelajaran.
Rumusan kompetensi dan indikator hasil belajar untuk
remedial dibuat berdasarkan kesulitan belajar yang dialami
siswa. Selanjutnya guru mengorganisasi dan
mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengantaraf
kemampuan siswa, memilih dan menerapkan alat dan
berbagai media serta sumber belajar untuk memudahkan
siswa belajar, memilih dan menetapkan pengalaman belajar
yang sesuai.
b. Meningkatkan pemahaman guru dan siswa terhadap
kelebihan dan kekurangan dirinya (Fungsi Pemahaman)
Kegiatan remedial memberikan pemahaman lebih baik
kepada siswa maupun guru. Bagi seorang guru yang akan
melaksanakan kegiatan remedial terlebih dulu harus
memahami kelebihan dan kelemahan kegiatan
pembelajaran yang dilakukannya. Untuk kepentingan itu
maka guru terlebih dulu mengevaluasi kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakannya. Dari evaluasi
tersebut akan diketahui apakah strategi dan metode
pembalajarannya sudah tepat, apakah pengalaman belajar
yang dipilih sudah sudah sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa, apakah media dan alat yang
digunakan sudah membantu mempermudah pemahaman
siswa. Dari hasil evaluasi inilah guru memperbaiki proses
pembelajarannya.
Pemahaman yang diharapkan terbentuk pada diri siswa
dari kegiatan remedial adalah siswa memahami kelebihan
dan kelemahan cara belajarnya. Apakah selama
pembelajaran siswa sudah berperan aktif apa belum,
Apakah sudah mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh
apa belum, Nah dari pemahaman akan kelemahan dan
kelebihan dirinya ini siswa akan dengan kesadaran sendiri
memperbaiki sikap dan cara belajarnya sehingga dapat
mencapai hasil belajar yang lebih baik.
c. Menyesuaikan Pembelajaran dengan Karakteristik Siswa
(Fungsi Penyesuaian)
Fungsi penyesuaian dalam kegiatan remedial adalah
penyesuaian guru terhadap karakteritik siswa. Untuk
menentukan hasil belajar siswa dan materi pembelajaran
disesuaikan dengan kesulitan yang dihadapi siswa.
Kegiatan pembelajaran guru harus menerapkan kekuatan
yang dimiliki individu siswa melalui penggunaan berbagai
metode dan alat/media pembelajaran.
d. Mempercepat Penguasaan Siswa terhadap Materi Pelajaran
(Fungsi Akselerasi)
Kegiatan remedial mempunyai fungsi akselerasi terhadap
pembelajaran karena siswa dapat dipercepat penguasaan
terhadap materi pelajaran melalui penambahan waktu dan
frekuensi pembelajaran. Tanpa penambahan frekuensi
pembelajaran maka siswa akan semakin tertinggal jauh dari
teman-temannya yang telah menguasai materi pelajaran.
e. Memperkaya Pemahaman Siswa tentang Materi
Pembelajaran (Fungsi Pengayaan)
Fungsi pengayaan menurut Mulyadi dimaksudkan agar
pembelajaran remedial dapat memperkaya proses belajar
mengajar. Bahan pelajaran yang tidak dismpaikan dalam
pelajaran reguler dapat diperoleh melalui pembelajaran
remedial. Pengayaan lain adalah dalam segimetode dan alat
yang dipergunakan dalam pembelajaran remedial.
Pendapat Mulyadi diatas sependapat dengan pendapat Abu
Alumardi dan Widodo Supriyono bahwa maksud
pembelajaran remedial itu dapat memperkaya proses
belajar mengajar. Pengayaan dapat melalui atau terletak
dalam pengajaran perbaikan, sehingga hasil yang diperoleh
lebih banyak, lebih dalam atau dengan singkat prestasi
belajarnya lebih kaya.
f. Membantu Mengatasi Kesulitan Siswa dalam Aspek Sosial-
Pribadi (Fungsi Terapeutik).
Fungsi teurapeutik ditunjukkan dengan kegiatan membatu
siswa yang mengalami kesulitan dalam aspek sosial dan
pribadi. Perlu diketahui bahwa siswa yang merasa kurang
berhasil dalam belajar sering merasa rendah diri atau
terisolasi dalam pergaulan dari teman-temannya. Guru yang
membantu siswa mencapai prestasi belajar yang lebih baik
melalui kegiatan remedial berarti guru telah membantu
siswa meningkatkan rasa percaya dirinya. Tumbuhnya rasa
percaya diri ini membuat siswa menjadi tidak merasa
rendah diri lagi dan dapat bergaul dengan teman-temannya.

5. Prinsip-prinsip Perbaikan Pembelajaran (Remedial


Teaching)
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai
pelayanan khusus antara lain:
a. Adaptif
Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh
karena itu program perbaikan (remedial) hendaknya
memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan
kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing .
Dengan kata lain, pembelajaran remedial harus
mengakomodasi perbedaan individual siswa.
b. Interaktif
Pembelajaran perbaikan (remedial teaching) hendaknya
memungkinkan siswa untuk secara intensif berinteraksi
dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini
didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar siswa
yang bersifat perbaiakan perlu selalu mendapatkan
monitoring dan pengawasan agar diketahui kemajuan
belajarnya. Jika dijumpai adanya siswa yang megalami
kesulitan segera diberikan bantuan.
c. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian
Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar siswa
yang berbeda-beda maka dalam pembelajaran remedial
perlu digunakan berbagai metode mengajar dan metode
penilaian yang sesuai dengan karakteristik siswa.
d. Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin
Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada siswa
mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera
mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun
konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan umpan
balik dapa dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut
yang dialami siswa.
e. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian
Pelayanan
Program pembelajaran regular dengan pembelajaran
remedial merupakan satu kesatuan, dengan demikian
program pembelajaran regular dengan remedial harus
berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar
setiap saat siswa dapat mengaksesnya sesuai dengan
kesempatan masing-masing.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
remedial:
1) Analisis indikator mana yang belum mencapai ketuntasan
belajar
2) Perencanaan program mencakup waktu pelaksanaan dan
ruangan yang akan digunakan
3) Pemberian tugas singkat dengan memperhatikan waktu
penyelesaian tugas
4) Pemberian penjelasan secukupnya mengenai tugas yang
akan diberikan
5) Jauhkan ruangan untuk kegiatan remedial dari pengaruh
yang dapat merusak konsentrasi
6) Memotivasi para siswa
7) Usahakan kondisi mental siswa dalam keadaan stabil dan
tenang68.
Faktor-faktor yang terdapat dalam kegiatan remedial:
a. Sifat kegiatan remedial
b. Jumlah siswa yang mengikuti remedial
c. Setting kegiatan remedial
d. Orang yang memberikan remedial
e. Metode yang digunakan untuk remedial
f. Tingkat kesulitan belajar siswa69.
Berdasarkan faktor-faktor di atas, maka dapat ditentukan
bentuk pelaksanaan kegiatan remedial antara lain :
a. Menjelaskan kembali materi yang sedang dipelajari
b. Memberikan tugas tambahan kepada tiap siswa dengan
individu atau kelompok
c. Bimbingan secara khusus
d. Penyederhanaan materi, penyajian atau soal pertanyaan
yang akan disajikan.

6. Langkah-Langkah Mendesain Program Remedial


Sebelum mendesain program pengajaran remedial
MI/SD, maka guru dapat mengetahui tingkat kemampuan
siswa terhadap materi termasuk materi agama dengan
mengadakan evaluasi. Yang dimaksud dengan evaluasi
Pendidikan Agama ialah: suatu kegiatan untuk menentukan
taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan agama.
Evaluasi adalah alat untuk mengukur sampai dimana
penguasaan siswa terhadap bahan pendidikan yang telah
diberikan.
Adapun ruang lingkup kegiatan evaluasi pendidikan
agama mencakup penilaian terhadap kemajuan belajar (hasil
belajar) siswa dalam aspek pengetahuan, ketrampilan dan
sikap sesudah mengikuti program pengajaran.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut maupun dari proses
kegiatan pembelajaran agama berlangsung bilamana guru
mengetahui dan menemukan permaslahan atau kesulitan
siswa terhadap pemahaman materi agama yang diberikan
maka guru perlu mengadakan program perbaikan
pembelajaran dan pengajaran yang dikenal dengan istilah
remedial teaching. Untuk itu guru harus mengetahui tentang
bentuk kegiatan pembelajaran perbaikan (remedial).
Diantara bentuk kegiatan pembelajaran perbaikan
(remedial) adalah sebagai berikut:
a. Penjelasan kembali oleh guru (re-teaching), yaitu kegiatan
perbaikan yang dilakukan oleh guru dengan menerangkan
kembali materi yang sama (belum kompeten) dengan
contoh yang lebih riil, metode lebih variatif dan strategi
yang lebih sesuai dengan kemampuan siswa.
b. Penggunaan media dan alat peraga dalam mendukung
metode pembelajaran yang sesuai. Dalam remedial ini
diharapkan guru mampu memberikan pelayanan
pembelajaran yang lebih baik kepada siswa. Oleh sebab itu,
penggunaan media pembelajaran maupun alat peraga
sangat diutamakan.
c. Studi kelompok (study group), dengan memanfaatkn siswa
yang telah kompeten (lebih pandai) berperan sebagai tutor
sebaya sementara guru memantau kegiatan dan
memberikan bimbingan bila diperlukan.
d. Tugas-tugas perseorangan dengan cara diberi tugas untuk
belajar mandiri dengan buku, atau media belajar lain seperti
internet.
e. Bimbingan lain, artinya proses perbaikan dilakukan secara
kolaboratif antara guru dengan wali kelas, guru bimbingan
dan konseling, tutor, serta orang tua siswa terutama dalam
mengatasi kesulitan belajar.
Setelah memahami bentuk kegiatan pembelajaran
perbaikan (remedial) di atas kemudian guru dapat mendesain
program remedial mata pelajaran agama dengan menganalisis
tingkat kesukaran materi dengan tingkat kemampuan (daya
tangkap) siswa khususnya bagi siswa yang memiliki kesulitan
dalam memahami dan mengamalkan materi agama tersebut.
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Identifikasi Kasus, Yaitu menentukan siapa-siapa siswa
yang mengalami gangguan atau kesulitan dalam belajar.
b. Menentukan gejala kesulitan belajar yang dialami siswa dan
mengetahui dimanakah kelemahan-kelemahan itu dapat
dialokasikan.
c. Menganalisis berbagai faktor yang berkaitan dengan
timbulnya kesulitan belajar dan mengetahui mengapa
kelemahan-kelemahan itu dapat terjadi.
d. Menyusun Rekomendasi (saran-saran) penyembuhan yang
akan dipergunakan dalam pengajaran remedial.
e. Menentukan bagaimana upaya penyembuhan atau
pencegahan terhadap kelemahan atau kesulitan dalam
belajar tersebut.
Berikut ini disajikan satu contoh kasus pengajaran
remedial MI/SD sebagai berikut:
Ada enam orang siswa kelas VI MI/SD yang mempunyai
kesulitan belajar yang sama dalam bidang agama, yaitu dalam
menyebutkan contoh-contoh bacaan Mad dalam Ayat Al
Qur’an. Setelah mengidentifikasi kesulitan belajar yang
dialami oleh enam siswa tersebut ternyata guru dapat
informasi/masukan bahwa mereka termasuk anak-anak yang
normal, sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat kesulitan
belajar yang mereka alami relatif sedang, Maka waktu yang
diperlukan untuk mengadakan kegiatan remedial tidak terlalu
lama, cukup sekitar 15 sampai 20 menit, dengan membawa
mereka keluar kelas. Kemudian guru membimbing mereka
secara bersama-sama dengan menggunakan metode ceramah,
demontrasi, maupun praktek (latihan) kemudian diadakan
penilaian, Sedangkan bagi siswa yang ada di dalam kelas
(tidak remidi) diberi materi atau soal pengayaan oleh guru.
CONTOH PROGRAM REMEDIAL

Sekolah : SD Negeri Turi I


Kelas / Semester : VI (Enam) / Ganjil
Mata Pelajaran : Tematik IPS
Ulangan Harian ke 1
Tanggal Ulangan Harian : ………………….
Bentuk Soal UH : Uraian
Materi UH (KD/Indikator) : 1.1. Mendeskripsikan
keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan, dan
dampaknya terhadap kehidupan.
1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk muka bumi daratan dan
dasar laut
2. Mendeskripsikan proses alam endogen yang menyebabkan
terjadinya bentuk muka bumi.
3. Mendeskripsikan gejala diastropisme dan vulkanisme
serta sebaran tipe gunung api.
4. Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab terjadinya gempa
bumi dan akibat yang ditimbulkannya.
5. Mendeskripsikan proses pelapukan
6. Mendeskripsikan proses erosi, dan faktor-faktor
penyebabnya, dampaknya.
7. Memberikan contoh bentukan yang dihasilkan oleh proses
sedimentasi.
8. Mengidentifikasi dampak positif dan negatif dari tenaga
endogen dan eksogen bagi kehidupan serta upaya
penanggulangannya.

Rencana Ulangan Remidial : ...........................


KKM 70

Indikator Bentuk Nomor Soal


Nilai
Nama Nilai yang Pelaksanaan yang dikerjakan
No. Tes Ket.
Siswa Ulangan tidak Pembelajaran dalam
dikuasai Remidial Tes Remidial Rem
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Diberikan
1. Tugas
khusus
Diberikan
Bimbingan
2.
Khusus dan
tugas
Individu

Diberikan
Bimbingan
3. Khusus dan
tugas Kelomp
ok
Tugas
4.
Rumah

Indonesia, 12 Desember 2024


Guru Kelas VI

Sri Suryaningsih, S.Pd.SD


NIP.

Keterangan :
 Pada kolom ( 6 ), masing-masing indikator dibuatkan 1 atau
2 nomor soal dengan tingkat kesukaran berbeda-beda
Misalnya: Indikator 2 menjadi 2 soal yaitu nomor 1, 2
Indikator 3 menjadi 2 soal yaitu nomor 3, 4
 Pada kolom ( 7 ), nilai yang diperoleh hanya digunakan untuk
menentukan tercapai atau tidak tercapainya dari siswa yang
telah ikut remidial, karena nilai yang akan diolah adalah
nilai batas ketuntasan. Artinya bahwa siswa yang remidial
memperoleh nilai setelah remidial masing- masing 70 (batas
ketuntasan).

Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial


1. Cara yang dapat ditempuh
a. Pemberian bimbingan secara khusus dan perorangan bagi
peserta didik yang belum atau mengalami kesulitan dalam
penguasaan KD tertentu.
b. Pemberian tugas-tugas atau perlakuan (treatment) secara
khusus, yang sifatnya penyederhanaan dari pelaksanaan
pembelajaran regular. Bentuk penyederhanaan itu dapat
dilakukan guru antara lain melalui:
1) Penyederhanaan strategi pembelajaran untuk KD
tertentu
2) Penyederhanaan cara penyajian (misalnya:
menggunakan gambar, model, skema, grafik,
memberikan rangkuman yang sederhana, dll.)
3) Penyederhanaan soal/pertanyaan yang diberikan.
2. Materi dan waktu pelaksanaan program remedial
a. Program remedial diberikan hanya pada KD atau
indikator yang belum tercapai.
b. Program remedial dilaksanakan setelah mengikuti
tes/ulangan KD tertentu atau sejumlah KD dalam satu
kesatuan

Teknik pelaksanaan penugasan/pembelajaran remedial:


1. Penugasan individu diakhiri dengan tes (lisan/tertulis) bila
jumlah peserta didik yang mengikuti remedial maksimal
20%.
2. Penugasan kelompok diakhiri dengan tes individual
(lisan/tertulis) bila jumlah peserta didik yang mengikuti
remedi lebih dari 20% tetapi kurang dari 50%. Pembelajaran
ulang diakhiri dengan tes individual (tertulis) bila jumlah
peserta didik yang mengikuti remedi lebih dari 50 %.

C. RANGKUMAN
1. Remedial merupakan program pengajaran perbaikan
yang khusus diberikan guru kepada siswa
(individu/kelompok) karena siswa tersebut memiliki
masalah dalam belajar (kurang/tidak menguasai materi
belajar).
2. Ciri pembelajaran remedial yaitu kegiatan pembelajaran
biasa sebagai program belajar mengajar di kelas dan
semua siswa ikut berpartisipasi. Pembelajaran remedial
diadakan setelah diketahui kesulitan belajar kemudian
diadakan pelayanan khusus.
3. Tujuan pembelajaran remedial antara lain adalah
sebagai berikut: Siswa memahami dirinya khususnya
yang menyangkut prestasi belajar yang meliputi
kelebihan dan kelemahannya, jenis dan sifat kesulitan
yang dihadapi. Siswa dapat mengubah atau memperbaiki
cara belajar ke arah yang lebih baik sesuai dengan
kesulitan belajar yang dihadapi. Siswa dapat mengatasi
hambatan belajar yang menjadi latar belakang
kesulitannya. Siswa dapat memilih materi dan fasilitas
belajar secara tepat untuk mengatasi kesulitan belajar.
Siswa dapat mengembangkan sifat dan kebiasaan baru
yang dapat mendorong tercapainya prestasi belajar yang
lebih baik. Siswa dapat mengerjakan tugas lebih baik.
4. Fungsi kegiatan remedial adalah sebagai berikut:
Memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru
(Fungsi Korektif), Meningkatkan pemahaman guru dan
siswa terhadap kelebihan dan kekurangan dirinya
(Fungsi Pemahaman), Menyesuaikan Pembelajaran
dengan Karakteristik Siswa (Fungsi Penyesuaian),
Mempercepat Penguasaan Siswa terhadap Materi
Pelajaran (Fungsi Akselerasi), Memperkaya Pemahaman
Siswa tentang Materi Pembelajaran (Fungsi Pengayaan),
Membantu Mengatasi Kesulitan Siswa dalam Aspek
Sosial-Pribadi (Fungsi Terapeutik).
5. prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran
remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan
khusus antara lain: Adaptif, Interaktif, Fleksibilitas
dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian, Pemberian
Umpan Balik Sesegera Mungkin, Kesinambungan dan
Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan
6. Adapun ruang lingkup kegiatan evaluasi pendidikan
agama mencakup penilaian terhadap kemajuan belajar
(hasil belajar) siswa dalam aspek pengetahuan,
ketrampilan dan sikap sesudah mengikuti program
pengajaran.

D. LATIHAN/ TUGAS/ EKSPERIMEN


1. Jelaskan pengertian desain program remedial!
2. Jelaskan ciri-ciri pembelajaran remedial!
3. Sebut dan jelaskan tujuan pembelajaran remedial!
4. Apa fungsi dari pembelajaran remedial!
5. Bagaimana prinsip-prinsip perbaikan pembelajaran?
6. Bagaimana langkah-langkah mendesain program remedial?
BAB XIII
DESAIN PROGRAM PENGAYAAN

A. PENDAHULUAN
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan
disekolah adalah melalui proses pembeljaran. Guru sangat
berperan penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran,
guru diharapkan mampu mengembangkan dan memilih
strategi yang tepat demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Suasana belajar siswa sangat tergantung pada kondisi
pembelajaran dan kesanggupan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar
isi dan standar kompetensi lulusan, pelaksanaan atau proses
pembelajaran perlu diusahakan agar interaksi, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan kesempatan yang cukup
bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kendati demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa untuk
mencapai tujuan dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut
pasti dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan
atau masalah belajar.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, setiap satuan
pendidikan perlu menyelenggarankan program pembelajaran
remedial atau perbaikan dan pengayaan. Untuk
mengantisipasi potensi lebih yang dimiliki peserta didik
tersebut, setiap satuan pendidikan perlu menyelenggarakan
program pembelajaran pengayaan.

B. PENYAJIAN MATERI
1. Pengertian Pengayaan
Pengayaan adalah kegiatan tambahan yang diberikan
kepada siswa yang telah mencapai ketentuan dalam belajar
yang dimaksudkan untuk menambah wawasan atau
memperluas pengetahuannya dalam materi pelajaran yang
telah dipelajarinya. Di samping itu, pembelajaran pengayaan
juga bisa diartikan memberikan pemahaman yang lebih dalam
dari pada sekedar standar kompetensi dalam kurikulum.
Pembelajaran pengayaan juga dilakukan untuk memberi
kesetaraan kesempatan bagi siswa yang belajar lebih cepat.
Hal ini dilaksanakan tetap pada suatu keyakinan bahwa
pelajaran merupa kan suatu yang menyenangkan dan
sekaligus menantang .70

Kegiatan pengayaan ini ada dua macam, yaitu:


a. Pengayaan horizontal, yaitu upaya memberikan tugas
sampingan yang akan memperkaya pengetahuan siswa
mengetahui materi yang sama, karena dalam suatu kelas,
siswa dan teman-temannya yang memiliki perbedaan
tingkat pengetahuan, mungkin akan merasa bosan atau
jenuh bila seseorang guru tetap menerangkan bahan yang
sudah dikuasainya.
b. Pengayaan vertikal, yaitu kegiatan pengayaan yang berupa
peningkatan dari tingkat pengetahuan yang sedang
diajarkan ke tingkat yang lebih tinggi yang akan diajarkan,
sehingga siswa maju dari satuan pelajaran yang sedang
diajarkan kesatuan pelajaran berikutnya menurut
kemampuan dan kecerdasannya sendiri.

2. Tujuan Kegiatan Pengayaan


Adapun tujuan program pengayaan selain untuk
meningkatkan pemahaman dan wawasan tehadap materi yang
sedang atau telah dipelajarinya juga agar siswa dapat belajar
secara optimal baik dalam hal pendayagunaan kemampuannya
maupun perolehan dari hasil belajar.

3. Prosedur Pelaksanaan Program Pengayaan


Kegiatan program pengayaan diawali dari kegiatan
pembelajaran atau penyajian pelajaran terlebih dahulu dengan
mengacu kepada kriteria belajar tuntas.
Pelaksaan program pengayaan didasarkan pada hasil tes
formatif atau sumatif yang fungsinya sebagai feedback bagi
guru dalam rangka memperbaiki kegiatan pembelajaran akan
terdapat dua kemungkinan:
a. Bagi siswa yang taraf penguasaannya kurang dari 75%
perlu diberikan perbaikan ( remidial teaching).
b. Bagi siswa yang taraf penguasaannya lebih dari 75% perlu
diberikan pengayaan.
Pelaksanaan kegiatan pengayaan ini bisa dilakukan baik
dari dalam atau di luar jam tatap muka71.
4. Jenis Kegiatan Pengayaan
Ada tiga jenis pembelajaran pengayaan, yaitu:
a. Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang
untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian dimaksud
berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, dsb,
yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.
b. Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik
agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi
terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran
mandiri.
c. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik
yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa
pemecahan masalah nyata dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan
investigatif/ penelitian ilmiah. Pemecahan masalah
ditandai dengan:
1) identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan;
2) penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan;
3) penggunaan berbagai sumber;
4) pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan;
5) analisis data; dan
6) penyimpulan hasil investigasi.
Sekolah tertentu, khususnya yang memiliki peserta didik
lebih cepat belajar dibanding sekolah-sekolah pada umumnya,
dapat menaikkan tuntutan kompetensi melebihi standari isi.
Misalnya sekolah-sekolah yang menginginkan memiliki
keunggulan khusus.
5. Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
Pemberian pembelajaran pengayaan pada hakikatnya
adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang memiliki
kemampuan lebih, baik dalam kecepatan maupun kualitas
belajarnya. Agar pemberian pengayaan tepat sasaran maka
perlu ditempuh langkah-langkah sistematis, yaitu (1)
mengidentifikasi kelebihan kemampuan peserta didik, dan (2)
memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran pengayaan.
a. Identifikasi Kelebihan Kemampuan Belajar
1) Tujuan
Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik
dimaksudkan untuk mengetahui jenis serta tingkat
kelebihan belajar peserta didik. Kelebihan kemampuan
belajar itu antara lain meliputi:
a) Belajar lebih cepat. Peserta didik yang memiliki
kecepatan belajar tinggi ditandai dengan cepatnya
penguasaan kompetensi (SK/KD) mata pelajaran
tertentu.
b) Menyimpan informasi lebih mudah Peserta didik yang
memiliki kemampuan menyimpan informasi lebih
mudah, akan memiliki banyak informasi yang tersimpan
dalam memori/ ingatannya dan mudah diakses untuk
digunakan.
c) Keingintahuan yang tinggi. Banyak bertanya dan
menyelidiki merupakan tanda bahwa seorang peserta
didik memiliki hasrat ingin tahu yang tinggi.
d) Berpikir mandiri. Peserta didik dengan kemampuan
berpikir mandiri umumnya lebih menyukai tugas mandiri
serta mempunyai kapasitas sebagai pemimpin.
e) Superior dalam berpikir abstrak. Peserta didik yang
superior dalam berpikir abstrak umumnya menyukai
kegiatan pemecahan masalah.
f) Memiliki banyak minat. Mudah termotivasi untuk
meminati masalah baru dan berpartisipasi dalam banyak
kegiatan.

2) Teknik
Teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara
lain melalui : tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan,
dsb.
a) Tes IQ (Intelligence Quotient) adalah tes yang digunakan
untuk mengetahui tingkat kecerdasan peserta didik. Dari
tes ini dapat diketahui tingkat kemampuan spasial,
interpersonal, musikal, intrapersonal, verbal,
logik/matematik, kinestetik, naturalistik, dsb.
b) Tes inventori. Tes inventori digunakan untuk
menemukan dan mengumpulkan data mengenai bakat,
minat, hobi, kebiasaan belajar, dsb.
c) Wawancara. Wanwancara dilakukan dengan
mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk
menggali lebih dalam mengenai program pengayaan yang
diminati peserta didik.
d) Pengamatan (observasi). Pengamatan dilakukan dengan
jalan melihat secara cermat perilaku belajar peserta
didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat
diketahui jenis maupun tingkat pengayaan yang perlu
diprogramkan untuk peserta didik.

b. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan


Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan
dapat dilakukan antara lain melalui:
1) Belajar Kelompok. Sekelompok peserta didik yang memiliki
minat tertentu diberikan pembelajaran bersama pada jam-
jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-
temannya yang mengikuti pembelajaran remedial karena
belum mencapai ketuntasan.
2) Belajar mandiri. Secara mandiri peserta didik belajar
mengenai sesuatu yang diminati.
3) Pembelajaran berbasis tema. Memadukan kurikulum di
bawah tema besar sehingga peserta didik dapat
mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.
4) Pemadatan kurikulum. Pemberian pembelajaran hanya
untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta
didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik
untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau
bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan
kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.
Perlu diperhatikan bahwa penyelenggaraan pembelajaran
pengayaan ini terutama terkait dengan kegiatan tatap muka
untuk jam-jam pelajaran sekolah biasa. Namun demikian
kegiatan pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan
dengan kegiatan tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur.
Sekolah dapat juga memfasilitasi peserta didik dengan
kelebihan kecerdasan dalam bentuk kegiatan pengembangan
diri dengan spesifikasi pengayaan kompetensi tertentu,
misalnya untuk bidang sains. Pembelajaran seperti ini
diselenggarakan untuk membantu peserta didik
mempersiapkan diri mengikuti kompetisi tingkat nasional
maupun internasional seperti olimpiade internasional fisika,
kimia dan biologi.
Sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran,
kegiatan pengayaan tidak lepas kaitannya dengan penilaian.
Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama
dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam
bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah
(lebih) dari peserta didik yang normal.
CONTOH PROGRAM PENGAYAAN

Sekolah : SD Negeri Turi I


Kelas / Semester : VI (Enam) / Ganjil
Mata Pelajaran : Tematik IPS
KKM 70
Bentuk Soal UH : Uraian
Materi UH (KD/Indikator) : 1.1. Mendeskripsikan keragaman
bentuk muka bumi, proses pembentukan, dan dampaknya terhadap
kehidupan.
1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk muka bumi daratan dan dasar
laut
2. Mendeskripsikan proses alam endogen yang menyebabkan
terjadinya bentuk muka bumi.
3. Mendeskripsikan gejala diastropisme dan vulkanisme serta
sebaran tipe gunung api.
4. Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab terjadinya gempa bumi
dan akibat yang ditimbulkannya.
5. Mendeskripsikan proses pelapukan
6. Mendeskripsikan proses erosi, dan faktor-faktor penyebabnya,
dampaknya.
7. Memberikan contoh bentukan yang dihasilkan oleh proses
sedimentasi.
8. Mengidentifikasi dampak positif dan negatif dari tenaga endogen
dan eksogen bagi kehidupan serta upaya penanggulangannya.
No. Nama Siswa Nilai Ulangan Bentuk Pengayaan
1. 1. Memberikan soal-soal yang
berkaitan dengan bentuk
2. muka bumi
2. Memanfaatkan siswa yang
3. tidak diremidial untuk
menjadi Tutor Sebaya

Indonesia, 18 Desember 2024


Guru Kelas VI

Sri Suryaningsih, S.Pd.SD


NIP.
Pelaksanaan Program Pengayaan
1. Cara yang dapat ditempuh:
a. Pemberian bacaan tambahan atau berdiskusi yang bertujuan
memperluas wawasan bagi KD tertentu
b. Pemberian tugas untuk melakukan analisis gambar, model,
grafik, bacaan, dll.
c. Memberikan soal-soal latihan tambahan yang bersifat
pengayaan
d. Membantu guru dalam membimbing teman-temannya yang
belum mencapai ketuntasan.
2. Materi dan waktu pelaksanaan program pengayaan
a. Materi Program pengayaan diberikan sesuai dengan KD-KD
atau indikator yang dipelajari , bisa berupa penguatan materi
yang dipelajari maupun berupa pengembangan materi
b. Waktu pelaksanaan program pengayaan adalah:
 Setelah mengikuti tes/ulangan KD tertentu atau kesatuan
KD tertentu, dan atau
 Pada saat pembelajaran dimana siswa yang lebih cepat
tuntas dibanding dengan teman lainnya maka dilayani
dengan program pengayaan
Sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran, kegiatan
pengayaan tidak lepas kaitannya dengan penilaian. Penilaian hasil
belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan
pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus
dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal.

C. RANGKUMAN
1. Pengayaan adalah kegiatan tambahan yang diberikan
kepada siswa yang telah mencapai ketentuan dalam
belajar yang dimaksudkan untuk menambah wawasan
atau memperluas pengetahuannya dalam materi
pelajaran yang telah dipelajarinya.
2. Adapun tujuan program pengayaan selain untuk
meningkatkan pemahaman dan wawasan tehadap
materi yang sedang atau telah dipelajarinya.
3. Kegiatan program pengayaan diawali dari kegiatan
pembelajaran atau penyajian pelajaran terlebih dahulu
dengan mengacu kepada kriteria belajar tuntas.
4. Ada tiga jenis pembelajaran pengayaan, yaitu: Kegiatan
eksploratori. Keterampilan proses, Pemecahan masalah.
D. LATIHAN/ TUGAS/ EKSPERIMEN
1. Jelaskan definisi dari program pengayaan yang anda
fahami!
2. Apa saja tujuan program pengayaan?
3. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan program pengayaan!
4. Sebut dan jelaskan jenis program pengayaan!
5. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran pengayaan?
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal, Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur ,


(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011).
Arikunto, Suharsimi dan Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi
Program Pendidikan Pedoman Praktis Bagi Mahasiswa dan
Praktisi pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2010).
, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010).
Darwansyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Diadit Media,
2009).
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:
Rineka Cipta , 2006).
Fathurrohman, Pupuh, Startegi Belajar Mengajar. (Bandung:
Refika Aditama, 2007).
Fihris, Desain Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di
Madrasah Ibtidaiyah (MI) (semarang: Pustaka Zaman, 2013),
hlm 59-64
Hakim, Lukmanul, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV
Wacana Prima, 2009).
Hamalik, Oemar, Manajemen Pengembangan
Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya , 2010).
Hamruni, Strategi Dan Model-model Pembelajaran Aktif
Menyenangkan (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan
Kalijaga, 2009).
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2010).
Hayati, Mardia, Desain Pembelajaran Berbasis
Karakter, (Pekanbaru: Al- Mujtahadah Press, 2012).
Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1996).
Kunandar, Guru Profesional KTSP dan Sukses Dalam
Sertifikasi, (Jakarta : Raja Wali Press, 2010).
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan
Standar Kompetensi Guru, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2011).
, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012).
, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja
Posdakarya, 2011).
Martiyono, Perencanaan Pembelajaran, (Yogyakarta: Aswaja
Pressindo, 2012).
Mudasir, Desain Pembelajaran, Indragiri (Hulu : STAI Nurul
Falah, 2012).
Muhaimin, Suti’ah, dan Sugeng Listyo Prabowo, Manajemen
Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2009).
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
, (Jakarta: Misaka Geliza, 2003).
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2008).
Muslich, Masnur, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual, cet 2, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007).
Mustofa, Bisri,. Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab.
(Malang: UIN-Malang Press, 2012).
Nurhayati, Ai Sri, Petujuk Pelaksanaan Pembuatan RPP
terintegrasi TIK, (Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan
Komunikasi Pendidikan (PUSTEKOM) Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD) 2012). hal 8-
10.
Prabowo, Sugeng Listyo dan Faridah Nurmaliyah, Perencanaan
Pembelajaran, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010).
Prawiladilaga, Dewi Salma, Prinsip Desain Pembelajaran,
(Jakarta: Prenada Media Group, 2008)
Pusat Bahasa DEPDIKNAS. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Edisi Ketiga. (Jakarta: Balai Pustaka. 2005).
Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran,
(Jakarta:Kencana, 2009).
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2009).
Sa’ud, Udin Syaefudin, Perencanaan Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009).
Sanjana, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2007).
, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Cet.3
(Jakarta: Kencana, 2010).
, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta : Kencana
Prenada Media Grup, 2008).
, Perencanan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta :
Kencana, 2008).
Soekoer, Perumusan Tujuan Belajar, (Jakarta : Rajawali Pres,
1994).
Sumantri, Mulyani Dan Permana, Strategi Belajar Mengajar
(Bandung: CV. Mulana, 2001).
Suparman, Desain Instruksional, (Jakarta: PT. Harapan Mulia,
2005).
Suryosubroto, B., Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2009).
, Tata Laksana Kurikulum, (Jakarta : Rineka
Cipta,1998).
Sutikno, Sobry, Belajar Dan Pembelajaran (Lombok : Holostica,
2013).
W, Ischak S., Dkk, Program Remedial Dalam Proses Belajar

Anda mungkin juga menyukai