Karakteristik Morfometri Dan Hidrologi Daerah Aliran Sungai Way Apu
Karakteristik Morfometri Dan Hidrologi Daerah Aliran Sungai Way Apu
Karakteristik Morfometri Dan Hidrologi Daerah Aliran Sungai Way Apu
ABSTRAK
Karakteristik morfometri penting untuk memahami proses hidrologis pada suatu DAS. Tujuan penelitian ini (1)
mengkaji karakteristik morfometri DAS Way Apu, (2) menganalisis debit banjir rencana dan hidrograf satuan untuk
mendukung perencanaan pengembangan bangunan air di DAS Way Apu. Analisis data meliputi karakteristik lahan
morfometri DAS, dan hidrologi DAS. Distribusi frekuensi hujan dihitung dengan metode Log-Pearson Type III,
Gumbel, Normal, Log-Normal. Hujan dan debit rencana dihitung dengan kala ulang 2, 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun
untuk masing-masing metode. Debit banjir rencana dihitung dengan metode Rasional, sedangkan model unit
hidrograf DAS Way Apu dihitung dengan metode Nakayasu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk DAS
kategori lonjong atau memanjang, dengan 4 orde sungai, pola aliran dendritik, dan kemiringan sungai kecil. Curah
hujan rencana untuk periode ulang 2, 5, 10, 20, 25, 50 dan 100 tahun berkisar 37,59 – 185,14 mm (Log Pearson
Type III), 41,32 – 180,28 mm (Gumbel), 47,68 – 139,98 mm (Normal), dan 36,82 – 203,66 mm (Log-Normal).
Hasil uji Smornov-Kolmogorof menunjukkan bahwa metode Log-Pearson Type III, Gumbel, dan Log-Normal dapat
digunakan untuk perhitungan debit banjir rencana. Data debit banjir rencana Gumbel dapat digunakan untuk umur
bangunan air 25 tahun, sedangkan bila bangunan airnya dibangun untuk umur 100 tahun, Log-Normal lebih cocok.
Berdasarkan Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu, kapasitas tampung DAS Way Apu adalah 21,37 m3/dtk, dan
kondisi ini tidak mampu menampung debit banjir yang terjadi.
Kaca Kunci: Karakteristik morfometri DAS, debit banjir rencana, DAS Way Apu
9
Osok, et al, 2020. Karakteristik Morfometri Dan ...
Kerapatan sungai ∑ ( )
Kerapatan sungai Dihitung menggunakan S Log X =
rumus: Dd = A/Ln (km/km2), dimana, Ln :
total panjang alur (km), A= luas DAS (km2) Metoda Distribusi Log Pearson Type III
Log XT = (Log Xrata) + KT x (S Log X),
Bentuk DAS. dimana, Log XT = Nilai log hujan dengan
Bentuk DAS diperkirakan dengan periode ulang T, Log Xrata = Nilai rata-rata
menggunakan nilai nisbah memanjang dari Log X, S Log X = Standar Deviasi dari
(elongation ratio) dan nisbah kebulatan Log X.
(circularity ratio). Nisbah kebulatan dihitung
dengan rumus: Rc = 4πA/ρ2, dan nisbah Distribusi Probabilitas Gumbel
XT = Xrata + S x K, dimana, XT= hujan atau
memanjang dihitung dengan rumus: Re =
debit rencana dengan periode ulang T, Xrata=
1.129 [A1/2/Lb], dimana, Rc dan Re faktor
nilai rata-rata dari data hujan atau debit (Xi),
bentuk, A luas DAS (km2), Lb panjang sungai
S= standar deviasi dari data hujan atau debit
utama (km), dan p keliling (perimeter) DAS
(Xi), K=faktor reduksi Gumbel, dihitung
(km).
dengan persamaan: K= (Yt – Yn)/Sn, dimana,
Yt = reducted variate, dihitung dengan
Analisis hidrologi
rumus:
Analisis hidrologi meliputi:
Yt = - Ln - Ln(T-1)/T; Yn= Reduced mean;
1. Menghitung curah hujan rencana Sn= reduced standard deviation.
a. Menganalisis hujan harian maksimum
daerah penelitian menggunakan data 10 Distribusi Probabilitas Normal
[-(x-) 2 ]
tahun (2009 - 2018). 1
. e 2
2
P'(X) =
b. Menghitung distribusi frekuensi hujan di 2
DAS Way Apu dengan metode distribusi Keterangan : = varian, = rata-rata.
Log-Normal, Log-Pearson Type III,
Gumbel, Normal, berdasarkan parameter c. Menghitung hujan rencana dengan kala
statistik curah hujan yang telah dihitung ulang (T) 2, 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun
[10,11]
. untuk masing-masing metode.
Probabilitas Log Normal d. Melakukan uji distribusi probabilitas
Log XT =Log Xrata) + KT x (S Log X). dengan metode Smirnov- Kolmogorov
Keterangan : Log XT = nilai logaritma hujan untuk mengetahui apakah persamaan
dengan periode ulang T, Log Xrata = nilai rata- distribusi probabilitas yang dipilih dapat
rata dari Log Xi, S Log X= deviasi standar mewakili distribusi statistik sampel data
dari Log Xi, dihitung dengan persamaan: analisis. Prosedur pengujiannya adalah
sebagai berikut :
11
Osok, et al, 2020. Karakteristik Morfometri Dan ...
12
AGROLOGIA: Volume 9, Nomor 1, April 2020, halaman 09-19
p-ISSN 2301-7287; e-ISSN 2580-9636
Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa harian maksimum tertinggi di DAS Way Apu
luas DAS Way Apu adalah 1819,01 km2 dan terjadi pada bulan November 2011 sebesar
tergolong DAS sedang (berdasarkan kriteria 301 mm dan terendah pada bulan September
luas DAS dari Dirjen BPDAS-PS, 2013). 2009 sebesar 6.0 mm. Dengan memper-
Karakteristik morfometri DAS mempunyai timbangan penyebaran nilai dari data yang
pengaruh pada pola aliran sungai dan ada, maka jumlah data hujan harian
karakteristik banjir [12]. Faktor bentuk DAS maksimum yang digunakan sejumlah n=103,
sangat mempengaruhi hidrograf yang data ini kemudian digunakan sebagai salah
dihasilkan. Bentuk DAS Way Apu seperti satu data untuk perhitungan hujan rencana
kipas agak memanjang dan pola drainase dan debit banjir rencana DAS Way Apu.
dentritik menghasilkan hidrograf yang tajam
Pola distribusi hujan
(Gambar 4). Hasil analisis distribusi hujan
Karakteristik hidrologi menggunakan metode distribusi Gumbel,
distribusi Normal, distribusi Log-Normal, dan
Analisis curah hujan harian maksimum
Perhitungan besarnya curah hujan Log Pearson Type III disajikan pada Tabel 2,
rencana yang terjadi di wilayah DAS Way 3 4, dan 5. Analisis distribusi frekuensi
meliputi standar deviasi, koefisien variasi,
Apu dilakukan dengan menggunakan data
curah hujan harian selama 10 tahun (2009- koefisien kemencengan dan kurtosis. Dari
2018). Data curah harian yang diperoleh harga parameter statistik tersebut dipilih
terlebih dahulu dianalisis untuk mendapatkan jenis distribusi yang paling sesuai
data curah hujan harian maksimum. Hasil berdasarkan syarat-syarat yang ada.
penelitian menunjukkan bahwa curah hujan
Tabel 2. Rekapitulasi hasil perhitungan curah hujan rencana kala ulang DAS Way Apu
(distribusi Gumbel)
Hujan rencana (mm)
T YT Sd Yn Sn K
X = Xrt + (S*K)
2 0,3665 39,61 0,5602 1,2069 -0,1605 41,32
5 1,4999 39,61 0,5602 1,2069 0,7786 78,52
10 2,2504 39,61 0,5602 1,2069 1,4004 103,15
20 2,9702 39,61 0,5602 1,2069 1,9968 126,78
25 3,1985 39,61 0,5602 1,2069 2,1860 134,27
50 3,9019 39,61 0,5602 1,2069 2,7688 157,36
100 4,6001 39,61 0,5602 1,2069 3,3474 180,28
Sumber: Hasil Analisis, 2019
13
Osok, et al, 2020. Karakteristik Morfometri Dan ...
Tabel 3. Rekapitulasi hasil perhitungan Curah Hujan Rencana kala ulang DAS Way Apu
(distribusi Normal)
Faktor Frekuensi
Hujan rencana (mm)
T Xrt Sd Probabilitas Normal
XT = Xrt + (Sd*KT)
(mm) (Kt)
2 47,68 39,61 0,8400 47,68
5 47,68 39,61 -2,1800 80,95
10 47,68 39,61 0,0000 98,38
20 47,68 39,61 0,8400 112,64
25 47,68 39,61 1,2800 115,35
50 47,68 39,61 1,6400 128,88
100 47,68 39,61 1,7083 139,98
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Tabel 4. Rekapitulasi hasil perhitungan Curah Hujan Rencana kala ulang DAS Way Apu
(distribusi Log-Normal)
Hujan rencana
logXT = rt dari
T P(%) S Kt* SlogX*KT antilog dari logXT
logXi + (S*KT)
logX (mm)
2 50 0,3188 0,0000 0,0000 1,5661 36,8214
5 20 0,3188 0,8400 0,2678 1,8339 68,2182
10 10 0,3188 1,2800 0,4080 1,9742 94,2323
20 5 0,3188 1,6400 0,5228 2,0889 122,7157
25 4 0,3188 1,7083 0,5446 2,1107 129,0328
50 2 0,3188 2,0500 0,6535 2,2196 165,8059
100 1 0,3188 2,3300 0,7428 2,3089 203,6573
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Tabel 5. Rekapitulasi hasil perhitungan Curah Hujan Rencana kala ulang DAS Way Apu dengan
Metode Log-Pearson Type III
Hujan
rencana
logXT = rt dari
T P(%) S logX Cs KT* SlogX*KT antilog dari
logXi + (S*KT)
logXT
(mm)
2 50 0,3188 -0,172 0,0282 0,0090 1,5751 37,59
5 20 0,3188 -0,172 0,8488 0,2706 1,8367 68,66
10 10 0,3188 -0,172 1,2616 0,4022 1,9683 92,96
20 5 0,3188 -0,172 1,5477 0,4934 2,0595 114,68
25 4 0,3188 -0,172 1,6908 0,5390 2,1051 127,38
50 2 0,3188 -0,172 1,9615 0,6253 2,1914 155,38
100 1 0,3188 -0,172 2,2002 0,7014 2,2675 185,14
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Tabel 2,3,4,5 menunjukkan hasil Pearson Type III periode ulang 2, 5, 10, 20,
analisis distribusi hujan maksimum dengan 25 dan 100 tahun. Untuk mengetahui data
metode Gumbel, Log-Normal dan Log- distribusi mana yang dapat digunakan
14
AGROLOGIA: Volume 9, Nomor 1, April 2020, halaman 09-19
p-ISSN 2301-7287; e-ISSN 2580-9636
selanjutnya untuk perhitungan debit banjir dengan pola yang konsisten, sedangkan
rencana, maka dilakukan uji kecocokan distribusi Normal tidak menunjukkan
dengan menggunakan metode Smirnov- distribusi hujan yang maksimal dan tidak
Kolmogorof. konsisten pada pola distribusinya. Hal ini
berarti bahwa metode Gumbel, Log-Normal,
Uji kecocokan distribusi frekuensi hujan
dan Log Pearson III paling sesuai untuk DAS
Tabel 6 dan Gambar 2 menunjukkan Way Apu dibandingkan distribusi Normal,
rekapitulasi hasil pengujian terhadap sehingga data curah hujan Gumbel, Log-
distribusi curah hujan maksimum terpilih di Normal, dan Log Pearson III dapat digunakan
DAS Way Apu yang dihitung untuk periode selanjutnya untuk menghitung debit banjir
ulang 2, 5, 10, 20, 25, 50, dan100 tahun rencana DAS Way Apu. Namun demikian
(Tabel 2,3,4,5). distribusi Log-Normal dapat dijadikan pilihan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terbaik untuk menghitung debit banjir rencana
metode Gumbel, Normal, Log-Normal, dan periode ulang karena memiliki curah hujan
Log Pearson Tipe III mempunyai distribusi yang maksimum (Gambar 2).
yang relatif sama (tidak berbeda besar)
250
200
Distribusi Frekuensi (mm)
Tabel 6. Rekapitulasi hasil perhitungan pemilihan curah hujan rencana di DAS WayApu dan
hasil uji Smirnov-Kolmogorov
Distribusi hujan
Return
No Log Pearson Type III Gumbel Type I Normal Log Normal
Period
mm mm mm mm
1 2 37,59 41,32 47,68 36,82
2 5 68,66 78,52 80,95 68,22
3 10 92,96 103,15 98,38 94,23
4 20 114,68 126,78 112,64 122,72
5 25 127,38 134,27 115,35 129,03
6 50 155,38 157,36 128,88 165,81
7 100 185,14 180,28 139,98 203,66
Smirnov-Kolmogorov Log Pearson Type III Gumbel Type I Normal Log Normal
ΔP Kritis 0,1340 0,1340 0,1340 0,1340
ΔP-maks (analisis) 0,0339 0,0794 0,1380 0,0997
15
Osok, et al, 2020. Karakteristik Morfometri Dan ...
1200
Debit Rencana (m3/det)
1000
800
Debit Rencana
600 (m3/det) Gumbel
Debit Rencana
400 (m3/det) Log-Normal
Debit Rencana
200 (m3/det) Log-Pearson
0
2 5 10 20 25 50 100
Periode Ulang (Tahun)
24,00
21,37
22,00 Qp = Debit puncak
20,00 18,64
18,00 16,26
16,00 13,80
Qa = 14,19
Debit Q (m3/det)
kayu putih ini menyebabkan tanaman lain kelonjongan 0.86 masuk dalam kategori
tidak dapat tumbuh di sekitarnya. Kondisi bentuk seperti kipas agak memanjang.
ini menyebabkan banyak lahan terbuka, Mempunyai orde Orde 1 sepanjang
sehingga dengan kondisi lereng agak 1231,65 km, Orde 2 1024,28 km, orde
curam (30-45%) yang dominan maka air ketiga (Orde 3) panjang 61,14 km, dan
sungai atau debit banjir akan cepat orde keempat (Orde 4) 61,79 km, dengan
meningkat seperti ditunjukkan hidrograf total panjang sungai 2378,86 km.
Nakayasu. b. Pola aliran DAS Way Apu adalah
c. Tenggang waktu 6,08 jam yang dendritik yang merupakan perakitan
diperlukan mulai dari permulaan banjir anak-anak sungai dengan sungai utama
hingga terjadi debit banjir puncak dengan Indeks Kerapatan drainase/
berkaitan dengan waktu konsentrasi aliran kepadatan aliran (drainage density) 1,31
permukaan anak-anak sungai masuk ke km/km2.
aliran terdekat, dan selanjutnya mengalir c. Kemiringan sungai DAS Way Apu
ke sungai utama yaitu sebesar 4,34 jam. adalah 0,01 yang menunjukkan tingkat
Hal ini sangat terkait dengan sifat kecuraman sungai yang tidak curam
morfometri DAS Way Apu. Berdasarkan d. Curah hujan rencana untuk periode ulang
kondisi topografi, daerah tangkapan 2, 5, 10, 20, 25, 50 dan 100 tahun
terbentuk oleh anak-anak sungai dengan berkisar 37,59 – 185,14mm (metode Log
pola dendritik pada hulu sungai, dan pola Pearson Type III), 41,32 – 180,28mm
memanjang mengikuti arah lereng pada (metode Gumbel), 47,68 – 139,98mm
bagian tengah sungai menuju sungai (metode Normal), dan 36,82 – 203,66mm
utama. Bentuk daerah pengaliran yang (metode Log-Normal).
demikian menyebabkan perjalanan banjir e. Distribusi hujan Log-Pearson Type III,
pada bagian hulu agak lambat karena dari Gumbel, dan Log-Normal mempunyai
anak sungai berbeda-beda waktunya, distribusi hujan rencana yang dapat
tetapi berjalan cepat pada aliran cocok untuk untuk perhitungan debit
memanjang hingga sungai utama. Oleh banjir rencana di DAS Way Apu
sebab itu, debit banjir relatif kecil pada f. Debit banjir rencana di DAS Way Apu
hulu tetapi terjadi peningkatan yang cepat untuk periode ulang 2 tahun adalah 214
di bagian hilir karena datangnya aliran m3/dtk (Gumbel), 191,57 m3/dtk (195,58
hampir bersamaan, dan dapat menyebab- m3/dtk (Log-Pearson), untuk periode
kan banjir besar. ulang 50 tahun 818,70 m3/dtk (Gumbel),
Bila dikaitkan dengan debit banjir rencana 862,65m3/dtk (Log-Normal, dan
periode ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 20 808,41m3/dtk (Log-Pearson), sedangkan
tahun, 50 tahun dan 100 tahun atau debit untuk periode 100 tahun 937,93m3/dtk
maksimum (Tabel 7), maka dengan kapasitas (Gumbel), 1059,58m3/dtk (Log-Normal),
tampung 21,37 m3/dtk, maka DAS Way Apu 963,24m3/dtk (Log-Pearson).
tidak mampu menampung debit banjir yang g. Data debit banjir rencana Gumbel dapat
terjadi. Hal ini cocok dengan kondisi DAS digunakan untuk umur bangunan air 25
Way Apu saat ini yang terus mengalami tahun, sedangkan bila bangunan airnya
banjir saat musim hujan. dibangun untuk umur 100 tahun maka
debit banjir rencana Log-Normal lebih
cocok.
h. Berdasarkan Hidrograf Satuan Sintetik
KESIMPULAN Nakayasu, kapasitas tampung DAS Way
Apu adalah 21,37 m3/dtk.
a. DAS Way Apu memiliki Nisbah
kebulatan DAS 0,46 dan nilai
18
AGROLOGIA: Volume 9, Nomor 1, April 2020, halaman 09-19
p-ISSN 2301-7287; e-ISSN 2580-9636
DAFTAR PUSTAKA Journal for Technology and Science,
28(1):
[1] BPDAS Waihapu-Batumerah (2011). [7] Said, S., Siddique, R. and M. Shakeel.
Rencana Pengelolaan DAS Wae Apu 2018. Morphometric analysis and sub-
Terpadu Kabupaten Buru watersheds prioritization of Nagmati
Provinsi Maluku. Laporan Desember River watershed, Kutch District,
2011. Gujarat using GIS based approach.
[2] Supangat, A.B., 2012. Karakteristik Journal of Water and Land
hidrologi berdasarkan parameter Development, No. 39 (X–XII): 131–
morfometri DAS Di Kawasan Taman 139.
Nasional Meru Betiri. Jurnal [8] Nadia, F., Fauzi, M. dan A.
Penelitian Hutan Konservasi Alam, 9 Sandhyavitri. 2015. Ekstraksi
(3): 275-283. morfometri (DAS) di Wilayah Kota
[3] Kahirun, La Baco, dan U. O. Hasani, Pekanbaru untuk Analisis Hidrograf
2017. Karakteristik Morfometri Satuan Sintetik. Annual Civil
Menentukan Kondisi Hidrologi Das Engineering Seminar 2015,
Rorayae. Ecogreen 3(2): 105-115 Pekanbaru, hal. 202-206
[4] Jesuleye, L.A., Okeke, U.H., Atijosan, [9] Rahayu S, Widodo RH, van
A.O., Badru, R.A., Adewoyin, J.E. Noordwijk M, Suryadi I dan Verbist
and A.T. Alaga, 2016. Morphometry B. 2009. Monitoring air di daerah
Assessment of Oba River Basin aliran sungai. Bogor, Indonesia. World
Andits Implication for Flood. Journal Agroforestry Centre - Southeast Asia
of Geography, Environment and Earth Regional Office. 104 p
Science International 8(3): 1-10. [10] Hadisusanto, N. 2011. Aplikasi
[5] Abdel-Fattah, M., Saber, M., Hidrologi. Jogya Media Utama 5(2):
Kantoush, D.S., Khalil, M.F., Sumi, 189–198.
T., and A.M. Sefelnas. 2017. A [11] Kamiana, I.M. 2011. Teknik
Hydrological and Geomorphometric Perhitungan Debit Rencana Bangunan
Approach to Understanding the Air. Cetakan I. Penerbit Graha Ilmu.
Generation of Wadi Flash Floods. Yogjakarta.
Water 9: 553 [12] Sobatnu, F., Irawan, F.A. dan A.
[6] Tunas, I.G., Anwar, N. and U. Salim, 2017. Identifikasi dan
Lasminto. 2017. Analysis of Main pemetaan morfometri DAS Martapura
Morphometry Characteristic of menggunakan teknologi SIG. Jurnal
Watershed and It’s Effect to The Gradasi Teknik Sipil, 1 (2).
Hydrograph Parameters. IPTEK, The
19