Karakteristik Morfometri Dan Hidrologi Daerah Aliran Sungai Way Apu

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

AGROLOGIA: Volume 9, Nomor 1, April 2020, halaman 09-19

p-ISSN 2301-7287; e-ISSN 2580-9636

Karakteristik Morfometri Dan Hidrologi Daerah Aliran Sungai Way Apu


Kabupaten Buru
Rafael M. Osok1*, Silwanus M. Talakua1, Alfredo Manusama2, Pieter, J. Kunu1
1
Program Studi Pengelolaan Lahan, Program Pasca Sarjana Universitas Pattimura
Jln. Ir. M. Putuhena, Kampus Poka Ambon 97233
2
Dinas Pekerjaan Umum Privinsi Maluku. Jl. Tulubakessy Mardika Ambon
*Korespondensi: [email protected]

ABSTRAK
Karakteristik morfometri penting untuk memahami proses hidrologis pada suatu DAS. Tujuan penelitian ini (1)
mengkaji karakteristik morfometri DAS Way Apu, (2) menganalisis debit banjir rencana dan hidrograf satuan untuk
mendukung perencanaan pengembangan bangunan air di DAS Way Apu. Analisis data meliputi karakteristik lahan
morfometri DAS, dan hidrologi DAS. Distribusi frekuensi hujan dihitung dengan metode Log-Pearson Type III,
Gumbel, Normal, Log-Normal. Hujan dan debit rencana dihitung dengan kala ulang 2, 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun
untuk masing-masing metode. Debit banjir rencana dihitung dengan metode Rasional, sedangkan model unit
hidrograf DAS Way Apu dihitung dengan metode Nakayasu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk DAS
kategori lonjong atau memanjang, dengan 4 orde sungai, pola aliran dendritik, dan kemiringan sungai kecil. Curah
hujan rencana untuk periode ulang 2, 5, 10, 20, 25, 50 dan 100 tahun berkisar 37,59 – 185,14 mm (Log Pearson
Type III), 41,32 – 180,28 mm (Gumbel), 47,68 – 139,98 mm (Normal), dan 36,82 – 203,66 mm (Log-Normal).
Hasil uji Smornov-Kolmogorof menunjukkan bahwa metode Log-Pearson Type III, Gumbel, dan Log-Normal dapat
digunakan untuk perhitungan debit banjir rencana. Data debit banjir rencana Gumbel dapat digunakan untuk umur
bangunan air 25 tahun, sedangkan bila bangunan airnya dibangun untuk umur 100 tahun, Log-Normal lebih cocok.
Berdasarkan Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu, kapasitas tampung DAS Way Apu adalah 21,37 m3/dtk, dan
kondisi ini tidak mampu menampung debit banjir yang terjadi.

Kaca Kunci: Karakteristik morfometri DAS, debit banjir rencana, DAS Way Apu

Morphometric and Hidrological Characteristics of Way Apu Watershed


Regency Of Buru
ABSTRACT

Morphometry is important characteristics to understand hydrological processes of a catchment.The research purpose


was to study the morphometry and flood discharge characteristics of the Way Apu Watershed. Morphometrics data
were measured using topographic maps and SIG-ArcView. The frequency distribution of rain was calculted using
the Log-Pearson Type III, Gumbel, Normal, Log-Normal methods, and the design rainfall was determined according
to 2, 5, 10, 25, 50, and 100 years return periods. The flood discharge was calculated using the rational method, while
the hydrograph unit was established using the Nakayasu method. The result showed that the watershed roundness
ratio is 0.46 and the elongated ratio is 0.86 indicating the elongate watershed form. The design Rainfall of the return
periods of 2, 5, 10, 20, 25, 50 and 100 years range from 37.59 - 185.14 mm (Log Pearson Type III), 41.32 - 180.28
mm (Gumbel), 47, 68 - 139,98 mm (Normal), and 36,82 - 203,66 mm (Log-Normal). The Smornov-Kolmogorof test
results show that the Log-Pearson Type III, Gumbel, and Log-Normal methods are suitable to calculate the design
flood discharge. Data of the design flood discharge of Gumbel is suited for 25 years of waterwork plan, while Log-
normal is suited for 100 years plan. Based on the Nakayasu Synthetic Hydrograph Unit, the river capacity of the
Way Apu watershed is 21.37 m3/sec.

Keywords: Watershed morphometry, flood discharge, Way Apu watershed

9
Osok, et al, 2020. Karakteristik Morfometri Dan ...

PENDAHULUAN morfometri sungai (luas, lebar dan bentuk


Pulau Buru merupakan wilayah sungai DAS, orde sungai, pola aliran sungai, dan
lintas Kabupaten berdasarkan Peraturan kerapatan sungai) diperoleh melalui analisis
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan peta topografi Skala 1:20.000 dengan
Rakyat Nomor 4 Tahun 2015. Wilayah menggunakan SIG-ArcView. Data hidrologi
Sungai Buru terdiri atas 53 Daerah Aliran diperoleh melalui pengukuran langsung di
Sungai (DAS), dan salah satunya adalah DAS lapangan dengan menggunakan metode cross
Way Apu yang merupakan DAS terluas di P. section dan floating method. Pengukuran
Buru. DAS Way Apu juga merupakan debit dilakukan pada sungai utama, jaringan
merupakan salah satu sentra produksi padi di primer, jaringan sekunder dan jaringan tersier.
Maluku karena memiliki potensi sumber daya Daerah irigasi (DI) yaitu DI Way Tele, DI
air yang sangat besar. Way Tala, DI Way Leman, DI Way Lo, DI
Salah satu permasalahan yang terjadi Way Tina, DI Way Geren, dan sungai Way
saat ini di DAS Way Apu adalah sering Apu.
terjadinya banjir dan tingginya sedimentasi
akibat erosi dan abrasi tebing sungai. Kondisi Analisis data
ini berdampak pada menurunnya fungsi Analisis morfometri DAS
bangunan irigasi sebagai penyedia air bagi Luas, panjang dan lebar DAS.
lahan sawah di wilayah DAS Way Apu, Luas dan panjang DAS diukur dengan
sehingga pemanfaatan sumber daya air sungai menggunakan peta topografi dan SIG-
Way Apu untuk mendukung produktivitas ArcView, sedangkan lebar DAS dihitung
lahan sawah tidak maksimal. Laporan dengan rumus [9]:
BPDAS Waihapu-Batumerah bahwa banjir W = A/Lb
yang sering terjadi tersebut sangat berkaitan W= lebar DAS (km), A= luas DAS (km2),
dengan karakteristik morfometri dan kondisi Lb= panjang sungai utama (km)
biofisik DAS Way Apu seperti geologi, tanah, Kemiringan atau gradien sungai.
topografi, vegetasi dan tutupan lahan di DAS Kemiringan sungai dihitung dengan
Way Apu [1]. persamaan : [9]
Kajian karakteristik morfometri dan Su = (h85 – h10) / 0,75Lb
banjir di Pulau Buru belum banyak diteliti. Su : kemiringan alur sungai utama
Hasil-hasil kajian menunjukkan bahwa h85 : ketinggian titik/elevasi pada jarak
informasi karakteristik morfometri DAS 0,85
sangat penting guna memahami karakteristik (85%) dari outlet DAS)
hidrologis DAS [2,3], karakteristik banjir [4,5] h10 : ketinggian titik/elevasi pada jarak
dan untuk monitoring dan perencanaan 0,10
manajemen sumberdaya air [6,7]. Morfometrik (10%) dari outlet DAS
atau karakteristik fisik DAS seperti luas DAS, Lb : panjang sungai utama (m)
panjang sungai utama, orde sungai, lebar Orde dan tingkat percabangan sungai.
sungai, kerapatan sungai dan kemiringan Orde dan tingkat percabangan sungai
sungai sangat berpengaruh terhadap bentuk ditetapkan dengan metode Strahler [9], yaitu
hidrograf banjir [8]. Penelitian ini dilakukan alur sungai paling hulu yang tidak
dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik mempunyai cabang disebut dengan orde 1,
morfometriki dan debit banjir rencana DAS pertemuan antara orde 1 disebut orde 2,
Way Apu Kabupaten Buru. demikian seterusnya sampai pada sungai
utama ditandai dengan nomor orde yang
BAHAN DAN METODE paling besar (Gambar 1).
Penelitian ini dilaksanakan di DAS
Way Apu, Kabupaten Buru, Maluku. Data
10
AGROLOGIA: Volume 9, Nomor 1, April 2020, halaman 09-20
p-ISSN 2301-7287; e-ISSN 2580-9636

Gambar 1. Sistem orde sungai metode Strahler [9].

Kerapatan sungai ∑ ( )
Kerapatan sungai Dihitung menggunakan S Log X =
rumus: Dd = A/Ln (km/km2), dimana, Ln :
total panjang alur (km), A= luas DAS (km2) Metoda Distribusi Log Pearson Type III
Log XT = (Log Xrata) + KT x (S Log X),
Bentuk DAS. dimana, Log XT = Nilai log hujan dengan
Bentuk DAS diperkirakan dengan periode ulang T, Log Xrata = Nilai rata-rata
menggunakan nilai nisbah memanjang dari Log X, S Log X = Standar Deviasi dari
(elongation ratio) dan nisbah kebulatan Log X.
(circularity ratio). Nisbah kebulatan dihitung
dengan rumus: Rc = 4πA/ρ2, dan nisbah Distribusi Probabilitas Gumbel
XT = Xrata + S x K, dimana, XT= hujan atau
memanjang dihitung dengan rumus: Re =
debit rencana dengan periode ulang T, Xrata=
1.129 [A1/2/Lb], dimana, Rc dan Re faktor
nilai rata-rata dari data hujan atau debit (Xi),
bentuk, A luas DAS (km2), Lb panjang sungai
S= standar deviasi dari data hujan atau debit
utama (km), dan p keliling (perimeter) DAS
(Xi), K=faktor reduksi Gumbel, dihitung
(km).
dengan persamaan: K= (Yt – Yn)/Sn, dimana,
Yt = reducted variate, dihitung dengan
Analisis hidrologi
rumus:
Analisis hidrologi meliputi:
Yt = - Ln - Ln(T-1)/T; Yn= Reduced mean;
1. Menghitung curah hujan rencana Sn= reduced standard deviation.
a. Menganalisis hujan harian maksimum
daerah penelitian menggunakan data 10 Distribusi Probabilitas Normal
[-(x-) 2 ]
tahun (2009 - 2018). 1
. e 2
2
P'(X) =
b. Menghitung distribusi frekuensi hujan di  2
DAS Way Apu dengan metode distribusi Keterangan :  = varian,  = rata-rata.
Log-Normal, Log-Pearson Type III,
Gumbel, Normal, berdasarkan parameter c. Menghitung hujan rencana dengan kala
statistik curah hujan yang telah dihitung ulang (T) 2, 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun
[10,11]
. untuk masing-masing metode.
Probabilitas Log Normal d. Melakukan uji distribusi probabilitas
Log XT =Log Xrata) + KT x (S Log X). dengan metode Smirnov- Kolmogorov
Keterangan : Log XT = nilai logaritma hujan untuk mengetahui apakah persamaan
dengan periode ulang T, Log Xrata = nilai rata- distribusi probabilitas yang dipilih dapat
rata dari Log Xi, S Log X= deviasi standar mewakili distribusi statistik sampel data
dari Log Xi, dihitung dengan persamaan: analisis. Prosedur pengujiannya adalah
sebagai berikut :
11
Osok, et al, 2020. Karakteristik Morfometri Dan ...

 Data diurutkan dari besar ke kecil atau Keterangan :


sebaliknya dan ditentukan besarnya Q = debit puncak (m3/dtk)
peluang dari masing-masing data C = koefisien run off, tergantung pada
tersebut : X1, P(X1), X2, P(X2), Xm, karakteristik DAS (tak berdimensi)
P(Xm), Xn, P(Xn). I = intensitas curah hujan, untuk durasi hujan
 Menentukan nilai masing-masing (D) sama dengan waktu konsentrasi (Tc)
peluang teoritis dari persamaan (mm/jam)
distribusinya: X1, P’, (X1), X2, A = luas DAS (km2)
P’(X2), Xm, P’(Xm), Xn, P’(Xn). Konstanta 0,277 adalah faktor konversi debit
 Dari kedua nilai peluang tersebut puncak ke satuan (m3/dtk).
tentukan selisih terbesarnya antara Metode Nakayasu
peluang pengamatan dengan peluang Rumus dari hidrograf satuan nakayasu adalah:
teoritis, dihitung dengan persamaan: .
Qp = , .( , . )
Pi = P(Xi) – P’(Xi)
 Tentukan apakah Pi < P kritis, jika Keterangan: Qp = debit puncak banjir
tidak artinya distribusi probabilitas (m3/det), R0 = hujan satuan (mm), Tp=
yang dipilih tidak dapat diterima, tenggang waktu dari permulaan hujan sampai
demikian sebaliknya. puncak banjir (jam) T0,3 = waktu yang
diperlukan oleh penurunan debit, dari puncak
2. Perhitungan Debit Banjir Rencana sampai 30 % dari debit Puncak, A = luas
Nilai debit rencana DAS Way Apu daerah tangkapan sampai outlet.
diperoleh menggunakan dua metode yaitu
metode Rasional dan Nakayasu dan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
periode ulang 2, 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun. Karakteristik Morfometri
Metode Rasional
Rasional sebagai berikut [10] : Karakteristik morfometri DAS Way Apu
disajikan pada Tabel 1.
Q = 0,277 C I A,

12
AGROLOGIA: Volume 9, Nomor 1, April 2020, halaman 09-19
p-ISSN 2301-7287; e-ISSN 2580-9636
Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa harian maksimum tertinggi di DAS Way Apu
luas DAS Way Apu adalah 1819,01 km2 dan terjadi pada bulan November 2011 sebesar
tergolong DAS sedang (berdasarkan kriteria 301 mm dan terendah pada bulan September
luas DAS dari Dirjen BPDAS-PS, 2013). 2009 sebesar 6.0 mm. Dengan memper-
Karakteristik morfometri DAS mempunyai timbangan penyebaran nilai dari data yang
pengaruh pada pola aliran sungai dan ada, maka jumlah data hujan harian
karakteristik banjir [12]. Faktor bentuk DAS maksimum yang digunakan sejumlah n=103,
sangat mempengaruhi hidrograf yang data ini kemudian digunakan sebagai salah
dihasilkan. Bentuk DAS Way Apu seperti satu data untuk perhitungan hujan rencana
kipas agak memanjang dan pola drainase dan debit banjir rencana DAS Way Apu.
dentritik menghasilkan hidrograf yang tajam
Pola distribusi hujan
(Gambar 4). Hasil analisis distribusi hujan
Karakteristik hidrologi menggunakan metode distribusi Gumbel,
distribusi Normal, distribusi Log-Normal, dan
Analisis curah hujan harian maksimum
Perhitungan besarnya curah hujan Log Pearson Type III disajikan pada Tabel 2,
rencana yang terjadi di wilayah DAS Way 3 4, dan 5. Analisis distribusi frekuensi
meliputi standar deviasi, koefisien variasi,
Apu dilakukan dengan menggunakan data
curah hujan harian selama 10 tahun (2009- koefisien kemencengan dan kurtosis. Dari
2018). Data curah harian yang diperoleh harga parameter statistik tersebut dipilih
terlebih dahulu dianalisis untuk mendapatkan jenis distribusi yang paling sesuai
data curah hujan harian maksimum. Hasil berdasarkan syarat-syarat yang ada.
penelitian menunjukkan bahwa curah hujan

Tabel 2. Rekapitulasi hasil perhitungan curah hujan rencana kala ulang DAS Way Apu
(distribusi Gumbel)
Hujan rencana (mm)
T YT Sd Yn Sn K
X = Xrt + (S*K)
2 0,3665 39,61 0,5602 1,2069 -0,1605 41,32
5 1,4999 39,61 0,5602 1,2069 0,7786 78,52
10 2,2504 39,61 0,5602 1,2069 1,4004 103,15
20 2,9702 39,61 0,5602 1,2069 1,9968 126,78
25 3,1985 39,61 0,5602 1,2069 2,1860 134,27
50 3,9019 39,61 0,5602 1,2069 2,7688 157,36
100 4,6001 39,61 0,5602 1,2069 3,3474 180,28
Sumber: Hasil Analisis, 2019

13
Osok, et al, 2020. Karakteristik Morfometri Dan ...

Tabel 3. Rekapitulasi hasil perhitungan Curah Hujan Rencana kala ulang DAS Way Apu
(distribusi Normal)
Faktor Frekuensi
Hujan rencana (mm)
T Xrt Sd Probabilitas Normal
XT = Xrt + (Sd*KT)
(mm) (Kt)
2 47,68 39,61 0,8400 47,68
5 47,68 39,61 -2,1800 80,95
10 47,68 39,61 0,0000 98,38
20 47,68 39,61 0,8400 112,64
25 47,68 39,61 1,2800 115,35
50 47,68 39,61 1,6400 128,88
100 47,68 39,61 1,7083 139,98
Sumber: Hasil Analisis, 2019

Tabel 4. Rekapitulasi hasil perhitungan Curah Hujan Rencana kala ulang DAS Way Apu
(distribusi Log-Normal)

Hujan rencana
logXT = rt dari
T P(%) S Kt* SlogX*KT antilog dari logXT
logXi + (S*KT)
logX (mm)
2 50 0,3188 0,0000 0,0000 1,5661 36,8214
5 20 0,3188 0,8400 0,2678 1,8339 68,2182
10 10 0,3188 1,2800 0,4080 1,9742 94,2323
20 5 0,3188 1,6400 0,5228 2,0889 122,7157
25 4 0,3188 1,7083 0,5446 2,1107 129,0328
50 2 0,3188 2,0500 0,6535 2,2196 165,8059
100 1 0,3188 2,3300 0,7428 2,3089 203,6573
Sumber: Hasil Analisis, 2019

Tabel 5. Rekapitulasi hasil perhitungan Curah Hujan Rencana kala ulang DAS Way Apu dengan
Metode Log-Pearson Type III
Hujan
rencana
logXT = rt dari
T P(%) S logX Cs KT* SlogX*KT antilog dari
logXi + (S*KT)
logXT
(mm)
2 50 0,3188 -0,172 0,0282 0,0090 1,5751 37,59
5 20 0,3188 -0,172 0,8488 0,2706 1,8367 68,66
10 10 0,3188 -0,172 1,2616 0,4022 1,9683 92,96
20 5 0,3188 -0,172 1,5477 0,4934 2,0595 114,68
25 4 0,3188 -0,172 1,6908 0,5390 2,1051 127,38
50 2 0,3188 -0,172 1,9615 0,6253 2,1914 155,38
100 1 0,3188 -0,172 2,2002 0,7014 2,2675 185,14
Sumber: Hasil Analisis, 2019

Tabel 2,3,4,5 menunjukkan hasil Pearson Type III periode ulang 2, 5, 10, 20,
analisis distribusi hujan maksimum dengan 25 dan 100 tahun. Untuk mengetahui data
metode Gumbel, Log-Normal dan Log- distribusi mana yang dapat digunakan

14
AGROLOGIA: Volume 9, Nomor 1, April 2020, halaman 09-19
p-ISSN 2301-7287; e-ISSN 2580-9636
selanjutnya untuk perhitungan debit banjir dengan pola yang konsisten, sedangkan
rencana, maka dilakukan uji kecocokan distribusi Normal tidak menunjukkan
dengan menggunakan metode Smirnov- distribusi hujan yang maksimal dan tidak
Kolmogorof. konsisten pada pola distribusinya. Hal ini
berarti bahwa metode Gumbel, Log-Normal,
Uji kecocokan distribusi frekuensi hujan
dan Log Pearson III paling sesuai untuk DAS
Tabel 6 dan Gambar 2 menunjukkan Way Apu dibandingkan distribusi Normal,
rekapitulasi hasil pengujian terhadap sehingga data curah hujan Gumbel, Log-
distribusi curah hujan maksimum terpilih di Normal, dan Log Pearson III dapat digunakan
DAS Way Apu yang dihitung untuk periode selanjutnya untuk menghitung debit banjir
ulang 2, 5, 10, 20, 25, 50, dan100 tahun rencana DAS Way Apu. Namun demikian
(Tabel 2,3,4,5). distribusi Log-Normal dapat dijadikan pilihan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terbaik untuk menghitung debit banjir rencana
metode Gumbel, Normal, Log-Normal, dan periode ulang karena memiliki curah hujan
Log Pearson Tipe III mempunyai distribusi yang maksimum (Gambar 2).
yang relatif sama (tidak berbeda besar)

250

200
Distribusi Frekuensi (mm)

Distribusi Frekuensi Log


Pearson Type III (mm)
150
Distribusi Frekuensi Gumbel
(mm)
100
Distribusi Frekuensi Normal
(mm)
50
Distribusi Frekuensi Log
Normal (mm)
0
2 5 10 20 25 50 100
Return Period (Year)

Gambar 2. Karakteristik distribusi hujan rencana dengan metode Gumbel, distribusi


Normal, Log-Normal dan distribusi Log-Pearson Type III

Tabel 6. Rekapitulasi hasil perhitungan pemilihan curah hujan rencana di DAS WayApu dan
hasil uji Smirnov-Kolmogorov
Distribusi hujan
Return
No Log Pearson Type III Gumbel Type I Normal Log Normal
Period
mm mm mm mm
1 2 37,59 41,32 47,68 36,82
2 5 68,66 78,52 80,95 68,22
3 10 92,96 103,15 98,38 94,23
4 20 114,68 126,78 112,64 122,72
5 25 127,38 134,27 115,35 129,03
6 50 155,38 157,36 128,88 165,81
7 100 185,14 180,28 139,98 203,66
Smirnov-Kolmogorov Log Pearson Type III Gumbel Type I Normal Log Normal
ΔP Kritis 0,1340 0,1340 0,1340 0,1340
ΔP-maks (analisis) 0,0339 0,0794 0,1380 0,0997
15
Osok, et al, 2020. Karakteristik Morfometri Dan ...

Hipotesis Diterima Terima Ditolak Diterima


Sumber : hasil analisis, 2019

Tabel 7. Hasil perhitungan debit banjir rencana dengan metode rasional


Debit Rencana (m3/det)
Periode Ulang (Tahun)
Gumbel Log-Normal Log-Pearson
2 214,98 191,57 195,58
5 408,53 354,92 357,22
10 536,67 490,27 483,65
20 659,59 638,46 596,67
25 698,59 671,33 662,73
50 818,70 862,65 808,41
100 937,93 1059,58 963,24
Sumber: Hasil perhitungan, 2019

1200
Debit Rencana (m3/det)

1000

800
Debit Rencana
600 (m3/det) Gumbel
Debit Rencana
400 (m3/det) Log-Normal
Debit Rencana
200 (m3/det) Log-Pearson

0
2 5 10 20 25 50 100
Periode Ulang (Tahun)

Gambar 3. Karakteristik debit banjir rencana dengan metode rasional

Analisis debit banjir rencana rencana menggunakan metode Rasional


berdasarkan data curah hujan rencana
Metode Rasional
Hasil analisis data debit banjir rencana Gumbel, Log-Normal dan Log-Pearson Type
dengan metode rasional menunjukkan bahwa III pada periode ulang 2 tahun, 5 tahun, 10
kecepatan waktu tiba banjir di DAS Way Apu tahun, 20 tahun, 50 tahun dan 100 tahun
2,1875 m/dtk. Hasil perhitungan waktu menunjukkan bahwa metode Gumbel
konsentrasi (tc) di DAS Way Apu memberi debit banjir maksimum pada periode
menunjukkan bahwa waktu perjalanan yang ulang 2 tahun – 25 tahun, sedangkan metode
diperlukan air dari pertama masuk saluran Log-Normal memberi hasil debit maksimum
sampai titik keluaran pada bagian, tc = 8,63 50–100 tahun. Oleh sebab itu, data debit
jam dengan koefisien pengaliran DAS (C) banjir rencana Gumbel dapat digunakan untuk
0,45. Hasil perhitungan debit banjir rencana umur bangunan air 25 tahun, sedangkan bila
DAS Way Apu juga menunjukkan pola yang bangunan airnya dibangun untuk umur 100
semakin meningkat selama periode ulang. tahun maka debit banjir rencana Log-Normal
Rekapitulasi hasil perhitungan debit banjir lebih cocok.
rencana disajikan pada Tabel 7 dan Gambar Metode hidrograf sintetik Nakayasu
3. Hasil penelitian perhitungan debit banjir
16
AGROLOGIA: Volume 9, Nomor 1, April 2020, halaman 09-19
p-ISSN 2301-7287; e-ISSN 2580-9636
Metode Nakayasu merupakan cara Hasil penelitian menunjukkan bahwa
untuk mendapatkan hidrograf banjir rencana dengan kondisi morfometri DAS Way Apu,
dari suatu DAS dengan mempertimbangkan debit banjir puncak di DAS Way Apu sebesar
karakteristik dan pola distribusi hujan dan 21,37m3/dtk, koefisien hidrograf sebesar
hujan efektif yang jatuh di DAS tersebut. 2,03, waktu satuan hujan (waktu dimana
Untuk memperoleh angka-angka mulai terjadi debit banjir setelah hujan
kemungkinan besaran debit banjir yang terjadi) 2,17 jam, tenggang waktu yang
diakibatkan oleh luapan sungai, penelitian ini diperlukan mulai dari permulaan banjir
menggunakan data curah hujan harian hingga terjadi debit banjir puncak adalah
maksimum yang sudah terjadi. Hasil 6,08 jam, sedangkan waktu yang diperlukan
perhitungan parameter hidrograf sintetik untuk penurunan dari debit banjir puncak
Nakayasu untuk DAS Way Apu disajikan menjadi 30% adalah 8,81 jam.
dalam Gambar 4.

24,00
21,37
22,00 Qp = Debit puncak
20,00 18,64

18,00 16,26
16,00 13,80
Qa = 14,19
Debit Q (m3/det)

14,00 Debit 12,38


lengkung naik
12,00 10,80
9,42
10,00 8,08
8,21
7,17
8,00 6,30
5,76
5,25 4,80
6,00 4,05 4,38
3,33 3,11 2,90
4,00 2,71 2,53
1,53
2,00
0,29
0,00
0,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Waktu (jam)

Gambar 4. Grafik Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu DAS Way Apu

Hubungan karakteristik morfometri sungai di bagian hilir yang cepat.


DAS dengan kondisi penggunaan lahan Tingginya sedimen ini dapat dikaitkan
dengan karakteristik debit banjir rencana di dengan abrasi tebing sungai, dan sedimen
DAS Way Apu, sebagai berikut: dari bagian atas DAS akibat erosi. Erosi
a. Debit puncak banjir rencana 21,37 m3/dtk yang terjadi di DAS Way Apu sangat
menunjukkan bahwa kapasitas tampung dipengaruhi oleh jenis tanah dan
sungai Way Apu di bagian hilir sangat penggunaan lahan.
rendah sehingga banjir (air meluap) akan b. Lengkung naik debit yang cepat sangat
terjadi dengan cepat. Kondisi ini terjadi terkait dengan kondisi tataguna lahan di
selain dipengaruhi oleh karakteristik DAS Way Apu. Semak belukar dan hutan
morfometri DAS, karena karakteristik lahan kering sekunder merupakan
morfologi mempengaruhi waktu penggunaan lahan dominan di DAS Way
konsentrasi dan debit puncak. Banjir juga Apu dengan vegetasi utama tanaman
terjadi karena penurunan kapasitas minyak kayu putih tanpa penutup lahan,
tampung sungai akibat pendangkalan karena sifat alelopati dari tanaman minyak
17
Osok, et al, 2020. Karakteristik Morfometri Dan ...

kayu putih ini menyebabkan tanaman lain kelonjongan 0.86 masuk dalam kategori
tidak dapat tumbuh di sekitarnya. Kondisi bentuk seperti kipas agak memanjang.
ini menyebabkan banyak lahan terbuka, Mempunyai orde Orde 1 sepanjang
sehingga dengan kondisi lereng agak 1231,65 km, Orde 2 1024,28 km, orde
curam (30-45%) yang dominan maka air ketiga (Orde 3) panjang 61,14 km, dan
sungai atau debit banjir akan cepat orde keempat (Orde 4) 61,79 km, dengan
meningkat seperti ditunjukkan hidrograf total panjang sungai 2378,86 km.
Nakayasu. b. Pola aliran DAS Way Apu adalah
c. Tenggang waktu 6,08 jam yang dendritik yang merupakan perakitan
diperlukan mulai dari permulaan banjir anak-anak sungai dengan sungai utama
hingga terjadi debit banjir puncak dengan Indeks Kerapatan drainase/
berkaitan dengan waktu konsentrasi aliran kepadatan aliran (drainage density) 1,31
permukaan anak-anak sungai masuk ke km/km2.
aliran terdekat, dan selanjutnya mengalir c. Kemiringan sungai DAS Way Apu
ke sungai utama yaitu sebesar 4,34 jam. adalah 0,01 yang menunjukkan tingkat
Hal ini sangat terkait dengan sifat kecuraman sungai yang tidak curam
morfometri DAS Way Apu. Berdasarkan d. Curah hujan rencana untuk periode ulang
kondisi topografi, daerah tangkapan 2, 5, 10, 20, 25, 50 dan 100 tahun
terbentuk oleh anak-anak sungai dengan berkisar 37,59 – 185,14mm (metode Log
pola dendritik pada hulu sungai, dan pola Pearson Type III), 41,32 – 180,28mm
memanjang mengikuti arah lereng pada (metode Gumbel), 47,68 – 139,98mm
bagian tengah sungai menuju sungai (metode Normal), dan 36,82 – 203,66mm
utama. Bentuk daerah pengaliran yang (metode Log-Normal).
demikian menyebabkan perjalanan banjir e. Distribusi hujan Log-Pearson Type III,
pada bagian hulu agak lambat karena dari Gumbel, dan Log-Normal mempunyai
anak sungai berbeda-beda waktunya, distribusi hujan rencana yang dapat
tetapi berjalan cepat pada aliran cocok untuk untuk perhitungan debit
memanjang hingga sungai utama. Oleh banjir rencana di DAS Way Apu
sebab itu, debit banjir relatif kecil pada f. Debit banjir rencana di DAS Way Apu
hulu tetapi terjadi peningkatan yang cepat untuk periode ulang 2 tahun adalah 214
di bagian hilir karena datangnya aliran m3/dtk (Gumbel), 191,57 m3/dtk (195,58
hampir bersamaan, dan dapat menyebab- m3/dtk (Log-Pearson), untuk periode
kan banjir besar. ulang 50 tahun 818,70 m3/dtk (Gumbel),
Bila dikaitkan dengan debit banjir rencana 862,65m3/dtk (Log-Normal, dan
periode ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 20 808,41m3/dtk (Log-Pearson), sedangkan
tahun, 50 tahun dan 100 tahun atau debit untuk periode 100 tahun 937,93m3/dtk
maksimum (Tabel 7), maka dengan kapasitas (Gumbel), 1059,58m3/dtk (Log-Normal),
tampung 21,37 m3/dtk, maka DAS Way Apu 963,24m3/dtk (Log-Pearson).
tidak mampu menampung debit banjir yang g. Data debit banjir rencana Gumbel dapat
terjadi. Hal ini cocok dengan kondisi DAS digunakan untuk umur bangunan air 25
Way Apu saat ini yang terus mengalami tahun, sedangkan bila bangunan airnya
banjir saat musim hujan. dibangun untuk umur 100 tahun maka
debit banjir rencana Log-Normal lebih
cocok.
h. Berdasarkan Hidrograf Satuan Sintetik
KESIMPULAN Nakayasu, kapasitas tampung DAS Way
Apu adalah 21,37 m3/dtk.
a. DAS Way Apu memiliki Nisbah
kebulatan DAS 0,46 dan nilai
18
AGROLOGIA: Volume 9, Nomor 1, April 2020, halaman 09-19
p-ISSN 2301-7287; e-ISSN 2580-9636
DAFTAR PUSTAKA Journal for Technology and Science,
28(1):
[1] BPDAS Waihapu-Batumerah (2011). [7] Said, S., Siddique, R. and M. Shakeel.
Rencana Pengelolaan DAS Wae Apu 2018. Morphometric analysis and sub-
Terpadu Kabupaten Buru watersheds prioritization of Nagmati
Provinsi Maluku. Laporan Desember River watershed, Kutch District,
2011. Gujarat using GIS based approach.
[2] Supangat, A.B., 2012. Karakteristik Journal of Water and Land
hidrologi berdasarkan parameter Development, No. 39 (X–XII): 131–
morfometri DAS Di Kawasan Taman 139.
Nasional Meru Betiri. Jurnal [8] Nadia, F., Fauzi, M. dan A.
Penelitian Hutan Konservasi Alam, 9 Sandhyavitri. 2015. Ekstraksi
(3): 275-283. morfometri (DAS) di Wilayah Kota
[3] Kahirun, La Baco, dan U. O. Hasani, Pekanbaru untuk Analisis Hidrograf
2017. Karakteristik Morfometri Satuan Sintetik. Annual Civil
Menentukan Kondisi Hidrologi Das Engineering Seminar 2015,
Rorayae. Ecogreen 3(2): 105-115 Pekanbaru, hal. 202-206
[4] Jesuleye, L.A., Okeke, U.H., Atijosan, [9] Rahayu S, Widodo RH, van
A.O., Badru, R.A., Adewoyin, J.E. Noordwijk M, Suryadi I dan Verbist
and A.T. Alaga, 2016. Morphometry B. 2009. Monitoring air di daerah
Assessment of Oba River Basin aliran sungai. Bogor, Indonesia. World
Andits Implication for Flood. Journal Agroforestry Centre - Southeast Asia
of Geography, Environment and Earth Regional Office. 104 p
Science International 8(3): 1-10. [10] Hadisusanto, N. 2011. Aplikasi
[5] Abdel-Fattah, M., Saber, M., Hidrologi. Jogya Media Utama 5(2):
Kantoush, D.S., Khalil, M.F., Sumi, 189–198.
T., and A.M. Sefelnas. 2017. A [11] Kamiana, I.M. 2011. Teknik
Hydrological and Geomorphometric Perhitungan Debit Rencana Bangunan
Approach to Understanding the Air. Cetakan I. Penerbit Graha Ilmu.
Generation of Wadi Flash Floods. Yogjakarta.
Water 9: 553 [12] Sobatnu, F., Irawan, F.A. dan A.
[6] Tunas, I.G., Anwar, N. and U. Salim, 2017. Identifikasi dan
Lasminto. 2017. Analysis of Main pemetaan morfometri DAS Martapura
Morphometry Characteristic of menggunakan teknologi SIG. Jurnal
Watershed and It’s Effect to The Gradasi Teknik Sipil, 1 (2).
Hydrograph Parameters. IPTEK, The

19

Anda mungkin juga menyukai