Hakikat, Instrumentasi Dan Praksis Demokrasi Indonesia Berlandaskan Pancasila Dan Uud 1945

Unduh sebagai odt, pdf, atau txt
Unduh sebagai odt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

HAKIKAT, INSTRUMENTASI DAN PRAKSIS DEMOKRASI

INDONESIA BERLANDASKAN PANCASILA DAN UUD 1945

DOSEN : RAFIQA MAULIDIA

Disusun oleh :

Kelompok 5
Nama npm
Nama npm
Nama npm
Nama npm
Nama npm

Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Gunadarma
2020/2021
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap warga negara mendambakan pemerintahan demokratis yang menjamin
tegaknya kedaulatan rakyat. Hasrat inidilandasi pemahaman bahwa pemerintahan 
demokratismemberi peluang bagi tumbuhnya prinsip menghargai
keberadaanindividu untuk berpartisipasi dalam kehidupan
bernegara secara maksimal. 
Karena itu, demokrasi perluditumbuhkan, dipelihara, dan dihormati oleh 
setiap warganegara tentunya dengan berlandaskan pancasila danUUD NKRI 1945.
Demokrasi intinya adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyatdan untuk rakyat. 
Bukan untuk para oknum-oknum penguasa yang mementingkan golongannya 
masing-masing. 

1.2 Rumusan Masalah


1.      Konsep dan Urgensi Demokrasi yang bersumber dari Pancasila
2.      Mengapa diperlukannya Demokrasi yang bersumber dari Pancasila?
3. Bagaimana sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Demokrasi yang
bersumber dari pancasila?

4.      Bagaimana deskripsi esensi dan urgensi Demokrasi pancasila?

1.3 Tujuan Masalah


1.      Mengetahui dan memahami Konsep dan Urgensi Demokrasi yang bersumber
dari Pancasila
2.      Mengetahui dan memahami diperlukannya Demokrasi yang bersumber dari
Pancasila
3. Mengetahui dan memahami sumber Historis, Sosiologis, dan Politik
tentang Demokrasi yang bersumber dari Pancasila
4.    Mengetahui dan memahami esensi dan urgensi Demokrasi pancasila?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan Urgensi Demokrasi yang bersumber dari Pancasila


Secara etimologis, demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos
yang berarti rakyat dan cratos atau cratein yang berarti pemerintahan atau
kekuasaan. Jadi, demos-cratein atau demos-cratos berarti pemerintahan
rakyat atau kekuasaan rakyat. Abraham Lincoln mantan Presiden Amerika
Serikat, yang menyatakan bahwa “demokrasi adalah suatu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” atau “the government from the people,
by the people, and for the people”.

1. Teori Aristotelian Klasik


Demokrasi merupakan salah satu bentuk pemerintahan, yakni
pemerintahan oleh seluruh warganegara yang memenuhi syarat
kewarganegaraan.
2. Teori Abad Pertengahan
Demokrasi yang pada dasarnya menerapkan “Roman law” dan konsep
“popular souvereignity” menempatkan suatu landasan pelaksanaan
kekuasaan tertinggi di tangan rakyat
3. Doktrin kontemporer.
Demokrasi menerapkan konsep “republik” dipandang sebagai bentuk
pemerintahan rakyat yang murni.

Demokrasi yang dianut di Indonesia adalah demokrasi yang berdasarkan


Pancasila yang masih terus berkembang dan sifat dan ciri-cirinya terdapat
perbagai tafsiran dan pandangan.
Menurut Moh. Hatta, negara sudah mengenal tradisi demokrasi jauh sebelum
Indonesia merdeka, yakni demokrasi desa. Demokrasi desa atau desa-
demokrasi merupakan demokrasi asli Indonesia, yang bercirikan tiga hal yakni
1) cita-cita rapat, 2) cita-cita massa protes, dan 3) cita-cita tolong menolong.
Dengan demikian, demokrasi diyakini dan diterima sebagai sistem politik yang
baik guna mencapai kesejahteraan bangsa.

2.2  Alasan diperlukannya Demokrasi yang bersumber dari Pancasila


Terjadinya krisis partisipasi rakyat disebabkan karena tidak adanya peluang
untuk berpartisipasi atau karena terbatasnya kemampuan untuk berpartisipasi
dalam politik. Secara lebih spesifik penyebab rendahnya partisipasi politik itu
adalah:

1. Pendidikan yang rendah sehingga menyebabkan rakyat kurang aktif dalam


melaksanakan partisipasi politik

2. Tingkat ekonomi rakyat yang rendah

3.  Partisipasi politik rakyat kurang mendapat tempat oleh pemerintah.

Munculnya penguasa didalam demokrasi ditandai oleh menjamurnya “dinasti


politik” yang menguasai segala segi kehidupan masyarakat : pemerintahan,
lembaga perwakilan, bisnis, peradilan, dan sebagainya oleh satu keluarga atau
kroni. Adapun perihal demokrasi membuang kedaulatam rakyat terjadi akibat
adanya kenyataan yang memperihatinkan bahwa setelah tumbangnya struktur
kekuasaan “otokrasi” ternyata bukan demokrasi yang kita peroleh melainkan
oligarki dimana kekuasaan terpusat pada sekelompok kecil elit, sementara
sebagian rakyat (demos) tetap jauh dari sumber-sumber kekuasaan
(wewenang, uang, hukum, informasi, pendidikan, dan sebagainya). 

2.3   Sumber Historis, Sosiologis dan Politik tentang Demokrasi yang


bersumber dari Pancasila
Sebagaimana telah dikemukakan Mohammad Hatta, demokrasi Indonesia
yang bersifat kolektivitas sudah berurat berakar di dalam pergaulan hidup
rakyat. Sebab itu ia tidak dapat dilenyapkan untuk selama-lamanya. Menurut
Moh. Hatta, demokrasi bisa tertindas karena kesalahannya sendiri, tetapi
setelah ia mengalami cobaan yang pahit, ia akan muncul kembali dengan penuh
keinsyafan.  
Setidak-tidaknya ada tiga sumber yang menghidupkan cita-cita demokrasi
dalam kalbu bangsa Indonesia. Pertama, tradisi kolektivisme dari
permusyawaratan desa. Kedua, ajaran Islam yang menuntut kebenaran dan
keadilan Ilahi dalam masyarakat serta persaudaraan antarmanusia sebagai
makhluk Tuhan. Ketiga, paham sosialis Barat, yang menarik perhatian para
pemimpin pergerakan kebangsaan karena dasar-dasar perikemanusiaan yang
dibelanya dan menjadi tujuannya.

1.   Sumber Nilai yang Berasal dari Demokrasi Desa


Mengenai adanya anasir demokrasi dalam tradisi desa kita akan meminjam
dua macam analisis berikut:
a)  Paham kedaulatan rakyat sebenarnya sudah tumbuh sejak lama di
Nusantara. Di alam Minangkabau misalnya, Raja sejati di dalam kultur
Minangkabau ada pada alur (logika) dan patut (keadilan). Alur dan
patutlah yang menjadi pemutus terakhir sehingga keputusan seorang Raja
akan ditolak apabila bertentangan dengan akal sehat dan prinsip-prinsip
keadilan (Malaka,2005).
b) Tradisi demokrasi asli Nusantara tetap bertahan sekalipun dibawah
kekuaaan feodalisme raja-raja Nusantara karena di banyak tempat di
Nusantara, tanah sebagai faktor produksi yang penting tidaklah dikuasai
oleh raja melainkan dimiliki bersama oleh masyarakat desa.

2.   Sumber Nilai yang Berasal dari Islam


Inti dari keyakinan Islam adalah pengakuan pada Ketuhanan Yang
maha Esa. Konsekuensinya, semua bentuk pengaturan hidup dengan
menciptakan kekuasaan mutlak pada semasa manusia merupakan hal yang
tidak adil dan tidak beradap. Kelanjutan logis dari prinsip Tauhid adalah
paham persamaan manusia di hadapan Tuhan, yang melarang adanya
perendahan martabat dan pemaksaan kehendak antar  sesama manusia.
Bahkan seorang utusan Tuhan tidak berhak melakukan pemaksaan itu.
Dalam perkembangannya, Hatta juga memandang stimulasi Islam sebagai
salah satu sumber yang menghidupkan cita-cita demokrasi sosial di kalbu
para pemimpin pergerakan kabangsaan.

3.  Sumber Nilai yang Berasal dari Barat


Pusat pertumbuhan demokrasi terpenting di Yunani adalah kota
Athena, yang sering dirujuk sebagai contoh pelaksanaan Demokrasi
Partisipatif dalam negara-negara abad ke-5 SM. Selanjutnya muncul pula
praktik pemerintahan sejenis Romawi, tepatnya di kota Roma (Italia).  Yakni
sistem pemerintahan Republik. Model pemerintahan demokratis model
Athena dan Roma ini kemudian menyebar ke kota lain di sekitarnya, seperti
Florence dan Veniece.
Kehadiran Kolonialisme Eropa, khususnya Belanda, di Indonesia
membawa dua sisi dari koin peradaban Barat: Sisi Represi imprealisme-
kapitalisme dan sisi humanisme-demokrasi.
Sumber inspirasi dari anasir demokrasi desa, ajaran Islam, sosiologi
demokrasi barat, memberikan landasan persatuan dan keragaman. Segala
keragaman ideologi-politik yang dikembangkan, yang bercorak keagamaan
maupun sekuler. Semuanya memiliki titik temu dalam gagasan-gagasan
demokrasi sosialitik (kekeluargan) dan secara umum menolak
individualisme.

2.4   Esensi dan Urgensi Demokrasi Pancasila


Demokrasi kita selain memiliki sifat yang universal, juga memiliki sifat
khas
sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Sebagai demokrasi yang berakar pada budaya bangsa, kehidupan demokratis
yang kita kembangkan harus mengacu pada landasan idil Pancasila dan
landasan konstitusional UD NKRI Tahun 1945.

Pentingnya Demokratis dalam kehidupan pada hakikatnya sebuah negara


dapat disebut sebagai negara yang demokratis, apabila di dalam pemerintahan
tersebut rakyat memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembuatan
keputusan, memiliki persamaan di muka hukum, dan memperoleh pendapatan
yang layak karena terjadi distribusi pendapatan yang adil.
Penerapan Demokrasi dalam Pemilihan Pemimpin Politik dan Pejabat Negara
Seorang  pemimpin harus yang memiliki kemampuan memadai, sehingga ia ma
mpumelindungi dan mengayomi rakyatnya dengan baik.

Oleh karena itu, seorang pemimpinharus  memenuhi syarat-syarat tertentu. 
Berdasarkan sistem demokrasi yang kita anutseorang pemimpin itu harus 
beriman dan bertawa, bermoral, berilmu, terampil, dan demokratis.
 
Sikap seseorang yang memperoleh kepercayaan sebagai pemimpin? Sikap 
terbaik jikamemperoleh kepercayaan adalah mensyukurinya, sebab hakikatnya
merupakan nikmat dari Tuhan.
Salah satu cara untuk bersyukur adalah selalu ingat akan tugas kepemimpinan 
yang diembannya, yakni memimpin umat mencapai tujuan dengan ridha Tuhan
Apabila ia beriman dan bertakwa maka tugas-tugas kepemimpinannya itu akan
disyukuri sebagai amanah dan sebagai kewajiban mulia agar mampu
dilaksanakan dengan baik.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hakikat demokrasi indonesia berlandaskan pancasila dan UUD NKRI 1945 adalah peran
utama rakyat dalam pross sosial politik, hal ini sesuai dengan tiga pilar penegak demokrasi
yaitu pemerintahan dari rakyat, pemerintahan oleh rakyat dan pemerintahanuntukrakyat.
Instrumentasi demokrasi indonesia berlandaskan pancasila dan UUD NKRI 1945 adalah
majelis permusyawaratan rakyat (MPR), dewan perwakilan rakyat (DPR), dan
dewanperwakilandaerah(DPD).
Praktik demokrasi pancasila berjalan sesuai dengan dinamika perkembangan kehidupan
kenegaraan indonesia. Prinsip-prinsip demokrasi pancasila secara ideal telah terumuskan,
sedang dalam tataran empiris mengalami pasang surut.
Daftar Pustaka

http://sukesti.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/82740/6_Buku_PKWN_VI.pdf
https://www.coursehero.com/file/p6s5o9o/3-Pemikiran-tentang-Demokrasi-
Indonesia-Pada-bagian-pengantar-telah-dikemukakan/
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=http%3A%2F
%2Falimirwan.blogspot.com%2F2018%2F12%2Fhakikat-instrumentasi-dan-
praksis.html
https://www.academia.edu/34971836/BAB_II_MAKALAH_PKN_TENTANG_DEMOK
RASI_DI_INDONESIA_DAN_CONTOH_KASUS_DEMOKRASI_docx
https://irvanhermawanto.blogspot.com/2018/09/konsep-dan-urgensi-demokrasi-yang-
bersumber-pancasila.html
https://irvanhermawanto.blogspot.com/2018/09/sumber-historis-sosiologis-politik-
demokrasi-yang-bersumber-pancasila.html

Anda mungkin juga menyukai