Di Garap Ulang - Jatmiko Wisnu Adi - D0A021101 - 3f - DTU 3 - Maria Amantika

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR TERNAK UNGGAS

“Struktur dan Morfologi Telur Unggas”

DISUSUN OLEH :

NAMA : JATMIKO WISNU ADI


NIM : D0A021101
KELOMPOK : 3F
ASISTEN : MARIA AMANTIKA

LABOLATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2021
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Struktur telur adalah ilmu yang mempelajari bagian telur dari luar kedalam dan
sebaliknya. Proporsi telur ada 3 yatu : kerabang telur,putih telur,kuning telur .
Struktur telur dari luar kedalam yaitu, Kurtikula, Kerabang telur, Membran sel, Air
SAC, Albumen, Claza, Membran vitalin, Yolk, Germinal disk. Albumen dalam struktur
telur memiliki 3 bagian yaitu: Outer thin white, Thick white, Inner thin white.
Indeks telur yaitu perbandingan antara diameter lebar dengan diameter
panajang yang dinyatakan dengan %, berfungsi untuk melihat bentuk telur normal,
lonjong atau bulat. untuk melihat keadaan telur balik atau tidaknya. Indeks telur
yang ideal yaitu: 70-75%, namun jika indeks telur < dari 70% maka telur tersebut
lonjong, jika indeks telur > dari 80% maka telur tersebut bulat. Cara menghitung
indeks telur menggunakan jangka sorong.
Morfologi telur yaitu ilmu yang mempelajari mengenai bentuk karakter telur,
morfologi telur dibagi menjadi 3 baguan yaitu: bentuk telur, kualiatas kerabang, dan
bobot telur. Bentuk telur dipengaruhi beberapa faktor yaitu: umur, stress, dan
penyakit. Penyakit pada hewan ternak unggas ada 3 yaitu: infeksius larino trokealis
(ILT), Esydope Sydrome (EDS), Avian Influenza (AI).
I.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui struktur telur
2. Mahasiswa dapat memahami indeks telur
3. Mahasiswa dapat mengetahui morfologi telur
4. Mahasiswa dapat mengetahui bobot telur
I.3 Waktu dan Tempat
Praktikum Dasar Ternak Unggas dilaksanakan pada hari Selasa 21 September
2021 pukul 14:50 WIB secara daring melalui platform gmeet
TINJAUAN PUSTAKA

Telur merupakan bahan pangan yang dimanfaatkan sebagaii pemenuh kebutuhan


protein hewani bagi manusia. Protein telur memiliki susunan asam amino esensial yang
lengkap sehingga dijadikan standar untuk menentukan mutu protein dari bahan lain. Telur
mengandung protein bermutu tinggi karena mengandung susunan asam amino esensial
lengkap sehingga telur dijadikan patokan dalam menentukan mutu protein berbagai bahan
pangan (Wardana, 2010).
Struktur telur tersusun atas : kulit telur, lapisan kulit telur (kutikula), membran kulit
Telur, kantung udara, chalaza,putih telur (albumen), membrane vitelin,kuning telur (yolk)
Dan bakalan anak unggas (germ spot). Telur mengandung protein 13%, lemak 12% serta
Vitamin dan mineral. Jenis telur unggas dan hewan lain yang dalam perkembangbiakkannya.
Dengan cara bertelur pada umumnya mempunyai struktur yang sama (Sukma et al., 2012).
Bentuk telur dipengaruhi oleh jenis unggas. Bentuk telur yang baik dipengaruhi oleh
indeks telur. Indeks telur merupakan salah satu cara agar mengetahui telur yang baik
(Febrianti, dkk., 2018). Telur yang ideal memiliki indeks sebesar 70-75%. Artinya tidak telalu
lonjong atau terlalu bulat melainkan berbentuk oval. Bentuk telur dinyatakan dengan indeks
telur, yaitu perbandingan antara diameter lebar dan diameter panjang telur yang
dinyatakan dalam persen (%).
Bobot telur dipengaruhi oleh kandungan kalsium, protein, dan energi yang terkandung
dalam pakan serta umur ayam. Bobot telur dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
(herediter), umur pertama bertelur, ransum yang dikonsumsi, serta manajemen
pemeliharaannya. Faktor umur ayam berperan penting dalam menentukan bobot telur yang
diproduksinya (Yuwanta 2004).

MATERI DAN METODE


3.1 Materi
3.1.1 Alat
1. Pisau
2. Kalkulator
3. Plastik
4. Tissue
5. Kantong kresek kecil
6. Mikrometer sekrup
7. Jangka sorong

3.1.2 Bahan
1. Berbagai telur unggas

3.2 Metode
3.2.1 Struktur telur
Pecahkan telur mentah secara hati-hati dan isinya dituang ke dalam cawan petri

Diamati bagian-bagiannya

Gambar hasil pada buku laporan

3.2.2 Bentuk Telur


Diukur diameter panjang dan diameter lebar berbagai telur unggas

Dihitung indeks telur

Diklarifikasi bentuk telur

Digambar bentuk telur

3.2.3 Kualitas Kerabang Telur


Diamati berbagai warna kerabang telur unggas

Diukur dan dihitung ketebalan kerabang

Diamati tekstur kerabang telur

Diamati kebersihan telur


Ditulis hasil dari pengamatan

3.2.4 Bobot Telur


Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Struktur Telur
4.1.2 Morfologi Telur
1). Ukur dan hitung indeks telur pada masing-masing jenis telur dibawah ini,
dari kelompokkan telur berdasarkan bentuknya
Jenis Telur Diameter Diameter
Lebar(mm) Panjang(mm)
Telur ayam 40 50
Kampung
Telur Angsa 74 113
Telur Ayam 42,5 57,2

Rumus Indeks Telur = x 100%


1) Hasil pengukuran ketebalan kerabang telur menggunakan mikrometer
Bagian Ketebalan
Kerabang bagian Tengah 0,46 mm
Kerabang bagian Tumpul 0,6 mm
Kerabang bagian Lancip 0,12 mm
Rumus Ketebalan Kerabang =

4.2 Pembahasan
4.1.1 Struktur Telur
Struktur telur adalah ilmu yang mempelajari bagian telur dari luar ke dalam dan
sebaliknya. Proporsi telur ada 3: 1. Kerabang telur 9-11%; 2. Putih telur 56-61%; 3.
Kuning telur (yolk) 27-31%. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ensminger dan
Nesheim. (1992) yang menyatakan bahwa telur mempunyai tiga komponen
pokokyaitu cangkang telur (11%), putih telur (58%) dan kuning telur (31%).
Struktur telur dari luar ke dalam terdiri dari kutikula, kerabang telur, air sac,
albumen, Calaza, membran vitelin, kuning telur (yolk), dan germinal disk. Hal
tersebut sesuai dengan Pendapat Sukma et al. (2012) yang menyatakan bahwa
struktur telur tersusun atas : kulit Telur, lapisan kulit telur (kutikula), membran kulit
telur, kantung udara, chalaza,putih telur (albumen), membrane vitelin,kuning telur
(yolk) dan bakalan anak unggas (germ spot). Telur Mengandung protein 13%, lemak
12% serta vitamin dan mineral. Jenis telur unggas dan Hewan lain yang dalam
perkembangbiakkannya dengan cara bertelur pada umumnya Mempunyai struktur
yang sama.
Kutikula mempunyai sifat sementara pada lapisan luar telur. Kutikula berfungsi
untuk Melindungi telur dari masuknya organisme. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Suawa (2018) yang menyatakan bahwa kutikula merupakan lapisan terluar
dari telur yang Mengandung bahan organik dan zat pewarna kerabang, yang
berfungsi sebagai pelindung Untuk mencegah masuknya bakteri kedalam telur
melalui pori-pori. Kutikula merupakan Lapisan organik yang mengandung 90%
protein dan 10% lemak yang dideposisikan pada Permukaan telur pada 1-1,5 jam
sebelum ovoposisi.

4.2.2 Bentuk Telur


Bentuk telur berbagai jenis unggas pada umumnya memiliki bentuk oval atau
lonjong. Bentuk telur ini secara umum dikarenakan faktor genetis (ketrunan). Bentuk
telur dipengaruhi Oleh faktor umur, stres, dan penyakit. Umur induk yang semakin
tua, maka terlur yang Dihasilakan akan semakin besar dan lonjong. Bentuk telur yang
normal yakni lonjong tumpul Bagian atas dan runcing bagian bawah. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Kurnianto (2019) Yang menyatakan bahwa bentuk telur
dipengaruhi oleh faktor genetik
Indeks telur adalah perbandingan antara diameter lebar dengan diameter
panjang Yang dinyatakan dalam persentase (%). Indeks telur berfungsi untuk melihat
telur tersebut Normal, lonjong, atau bulat, untuk melihat keadaan telur tersebut baik
atau tidak. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Dirgahayu (2016) yang menyatakan
bahwa Indeks telur Adalah nilai yang menentukan ideal atau tidaknya bentuk telur.
Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk telur antara lain umur, sifat fisiologis,
penyakit, dan tingkat sress. Sedangkan menurut (Rosidi, 2020) bentuk telur secara
umum dikarenakan faktor genetis. Menurut pendapat yang lain, beberapa faktor
yang mempengaruhi indeks bentuk telur antara lain bangsa, status produksi, genetik,
variasi individu dan kelompok (Roesdiyanto, 2002). Dari uraian tersebut faktor utama
yang mempengaruhi bentuk telur adalah genetik.
4.2.3 Kualitas Kerabang Telur
Kerabang telur merupakan lapisan terluar dari telur untuk mencegah
kontaminasi dari Mikroorganisme, kerusakan fisik maupun penguapan. Kualitas
kerabang telur adalah Ketebalan dan strukturnya. Kerabang telur hampir 100%
terdiri kalsium karbonat maka faktor Nutrisi utama dalam pembentukan
sempurnanya adalah kalsium. Kadar vitamin D yang cukup Diperlukan untuk absorpsi
kalsium. Fosfor dan defisiensi mangan yang terlalu banyak dapat Menimbulkan
kerabang telur yang tipis dan tidak kuat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Widyantara (2017) yang menyatakan bahwa kerabang telur merupakan bagian
terluar yang Membungkus isi telur dan berfungsi mengurangi kerusakan fisik
maupun biologis, serta Dilengkapi dengan pori-pori kerabang yang berguna untuk
pertukaran gas dari dalam dan Luar kerabang telur.
Pigmen warna menentukan kualitas kerabang telur karena pada warna dapat
diketahui kandungan nutrisi pada telur tersebut. Warna kerabang telur ayam ras
dibedakan menjadi dua warna utama, putih dan coklat. Perbedaan warna ini
dipengaruhi oleh genetik dari masing-masing ayam (Romanoff, 1963).
Faktor yang mempengaruhi kerabang ketebalan kerabang ada pakan, obat, dan
umur.Faktor yang mempengaruhi kualitas kerabang ada suhu, stres, dan warna
kerabang. Stres berpengaruh terhadap nafsu makan ayam petelur dapat
menyebabkan penurunan produksi Telur, berat dan ukuran telur serta kualitas
kerabang. Suhu panas unggas akan cenderung Minum dan sedikit makan yang akan
membuat telur menjadi tipis. Hal tersebut sesuai dengan Pendapat Maimunah
(2018) yang menyatakan bahwa tebal tipisnya kerabang telur Dipengaruhi oleh strain
ayam, umur induk, pakan, stres dan penyakit pada induk.
4.2.4 Bobot telur
Bobot dan besar telur unggas sangat bervariasi tergantung pada jenis unggas.
PadaSatu flok ayam juga bervariasi besar dan bobot telurnya, yang disebabkan
antara lain adalah: 1. Faktor genetik; 2. Pakan dan cuaca; 3. Periode peneluran. Hal
tersebut sesuai dengan Pendapat Nurjannah et al. (2018) yang menyatakan bahwa
bobot telur dipengaruhi oleh Beberapa faktor, diantaranya genetik, umur saat
dewasa kelamin, suhu lingkungan, tipe Kandang, pakan, air dan penyakit.
Unggas yang memiliki genetik yang berbeda akan menghasilkan telur yang
berbeda Pula. Faktor genetis yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ova, yolk
yang lebih besar Menghasilkan telur yang besar sedangkan yolk yang kecil
menghasilkan telur yang kecil. Hal Tersebut sesuai dengan pendapat Ismoyowati dan
Purwantini (2013) yang menyatakan bahwa Faktor genetik akan berpengaruh pada
periode pertumbuhan ovum dan kemampuan ovum Mengovulasikan yolk (kuning
telur), sehingga akan berpengaruh pada yolk yang dihasilkan, Semakin tinggi besar
yolk yang diproduksi, maka bobot telur yang dihasilkan akan semakin Tinggi dan
sebaliknya.
Faktor Periode peneluran, telur yang dihasilkan pada awal periode lebih kecil
Dibanding periode berikutnya. Pakan dan cuaca juga berpengaruh terhadap bobot
telur,Ketika cuaca panas ayam akan cenderung minum dan nafsu makan berkurang.
Hal tersebut Sesuai dengan pendapat Suprijatna et al. (2005) yang menyatakan
bahwa telur pertama yang Dihasilkan induk lebih kecil dari pada yang dihasilkan
berikutnya, ukuran telur akan meningkat Sesuai dengan mulai teraturnya induk
bertelur. Ukuran telur akan meningkat dengan Meningkatnya kandungan protein
pakan. Cuaca juga berpengaruh karena cuaca panas akan Mempengaruhi kondisi
kandang dan menyebabkan menurunya ukuran telur.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Struktur telur adalah ilmu yang mempelajari bagian telur dari luar kedalam
dan sebaliknya. Proporsi telur ada 3 yatu : kerabang telur 9-11%, putih telur
56-61%, kuning telur 27-31%.
2. Indeks telur yaitu perbandingan antara diameter lebar dengan diameter
panajang yang dinyatakan dengan %, berfungsi untuk melihat bentuk telur
normal, lonjong atau bulat.
3. Morfologi telur yaitu ilmu yang mempelajari mengenai bentuk karakter telur,
morfologi telur dibagi menjadi 3 baguan yaitu: bentuk telur, kualiatas
kerabang, dan bobot telur.
4. Bobot telur Bobot telur dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya,
genetik, periode peneluran, dan pakan serta cuaca.
5.2 Saran
1.Asisten diharapkan dapat menjelaskan lebih jelas lagi materi praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Argo, L. B., Tristiarti, T., dan Mangisah, I. 2013. Kualitas fisik telur ayam arab petelur fase I
Dengan berbagai level Azolla microphylla. Animal agriculture Journal. 2(1): 445-457.

Fitriani, E., Isdadiyanto, S., dan Tana, S. 2016. Kualitas Kerabang Telur pada Berbagai Itik
Petelur Lokal di Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Non Ruminansia (BPBTNR),
Ambarawa. Bioma: Berkala Ilmiah Biologi. 18(2): 107-113.

Jazil, N., Hintono, A., dan Mulyani, S. 2013. Penurunan kualitas telur ayam ras dengan
Intensitas warna coklat kerabang berbeda selama penyimpanan. Jurnal Aplikasi
Teknologi Pangan. 2(1): 43-47

Sukma, A. W., Hintono, A., dan Setiani, B. E. 2012. Perubahan mutu hedonik telur asin
sangrai Selama penyimpanan. Animal Agriculture Journal. 1(1): 585-598.

Suprijatna, E. U, Atmomarsono. R, Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar


Swadaya. Jakarta.

Nurjannah, N., Yanto, S., dan Patang, P. 2018. Pemanfaatan Keong Mas (Pomacea
canaliculata L) Dan Limbah Cangkang Rajungan (Portunus Pelagicus) Menjadi Pakan
Ternak Untuk Meningkatkan Produksi Telur Itik. Jurnal Pendidikan Teknologi
Pertanian. 3(2): 137-147.

Anda mungkin juga menyukai