7014 18525 1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Volume 9 No 1 Hal 171 – 178, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090


FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN


DIET PASIEN HIPERTENSI
Winnellia Fridina Sandy Rangkuti*, Halina Rahayu, Betty Hutapea
Poltekkes Kemenkes Pontianak, Jl. 28 Oktober, Siantan Hulu, Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan
Barat, Indonesia 78241
*[email protected]

ABSTRAK
Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupkan penyakit yang mendapat
perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat dampak yang ditimbulkannya baik jangka
pendek maupun jangka panjang sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang
menyeluruh dan terpadu.Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan dukungan
sosial keluarga dengan kepatuhan diet pasien hipertensi. Metode penelitian: Penelitian ini
menggunakan metode observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Tempat penelitian adalah
Puskesmas Singkawang Utara 2, dengan jumlah sampel sebanyak 75 orang. Tehnik sampling
menggunakan Accidental sampling yaitu mengambil sampel yang kebetulan datang berkunjung pada
saat melakukan penelitian.Sebanyak 55 responden atau 73,33% yang memiliki dukungan sosial
keluarga baik sedangkan sebanyak 20 responden atau 26,67 % memiliki dukungan sosial keluarga
kurang. Sebanyak 56 responden atau 74,67% yang memiliki kepatuhan diet,19 responden atau 25,33%
memiliki ketidak patuhan diet. Ada hubungan dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan diet pasien
hipertensi dengan nilai p value = 0,001.

Kata kunci: dukungan sosial keluarga; kepatuhan diet

FAMILY SOCIAL SUPPORT RELATED TO HYPERTENSION PATIENT DIET


COMPLIANCE

ABSTRACT
High blood pressure, which is better known as hypertension, is a disease that has received attention
from all circles of society, given the effects it has both short and long term, so it requires
comprehensive and integrated long-term management. The aim of this study was to determine the
relationship of family social support with dietary compliance of hypertension patients This study used
an analytical observation method with aapproach cross sectional. The place of research is , with a
total sample of 75 people. The sampling technique uses accidental sampling, which is to take samples
that happened to come to visit the Public Health Center 2, North Singkawang when conducting
research. A total of 55 respondents or 73.33% had good family social support while 20 respondents or
26.67% had less family social support. A total of 56 respondents or 74.67% had dietary compliance,
19 respondents or 25.33% had dietary disobedience. There is a correlation between family social
support and dietary compliance of hypertension patients, with a p value = 0.001.

Keywords: diet compliance; family social support

PENDAHULUAN mengemukakan hipertensi merupakan


Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal prioritas utama dalam masalah kesehatan
sebagai hipertensi merupkan penyakit yang seluruh dunia, karena dalam jangka
mendapat perhatian dari semua kalangan panjang peningkatan tekanan darah
masyarakat, mengingat dampak yang berlangsung lama akan menyebabkan
ditimbulkannya baik jangka pendek resiko kejadian vaskuler.
maupun jangka panjang sehingga
membutuhkan penanggulangan jangka World Health Organization (WHO) 2015
panjang yang menyeluruh dan terpadu. memperkirakan lebih dari satu dari setiap
Sebagaimana Tumenggung (2013) tiga orang dewasa atau sekitar satu miliar

171
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 1 Hal 171 - 178, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

orang di dunia, menderita tekanan darah akan semakin baik pula kepatuhan diet
tinggi. Setiap tahun, tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi. Sebaliknya
menyumbang kepada kematian hampir 9,4 semakin rendah pendampingan perilaku
juta orang akibat penyakit jantung dan diet hipertensi, maka semakin rendah pula
stroke, dan jika digabungkan, kedua kepatuhan diet pada penderita hipertensi.
penyakit ini merupakan penyebab
kematian nomor satu di dunia. Hipertensi Survey pendahuluan dilakukan terhadap
juga meningkatkan risiko gagal ginjal, pasien hipertensi, bahwa pendidikan
kebutaan, dan beberapa kondisi lain. kesehatan tentang pola diet hipertensi
sudah diberikan kepada pasien yang
Menurut data yang diterima oleh riset mengalami hipertensi, namun tingkat
kesehatan dasar tahun 2013 penduduk kepatuhan tentang diet belum sepenuhnya
Indonesia menderita penyakit hipertensi. dilakukan oleh penderita tersebut. Tingkat
Jika saat ini penduduk Indonesia sebesar kepatuhan yang rendah pada penderita
252.124.458 jiwa maka terdapat hipertensi tersebut juga dipengaruhi oleh
65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi. beberapa faktor, diantaranya kurangnya
Suatu kondisi yang mengejutkan. Terdapat dukungan dari orang-orang terdekatnya,
13 provinsi yang persentasenya melebihi yaitu keluarga, yang ditunjukkan melalui
angka nasional, dngan tertinggi di Provinsi sikap dari anak/ibu/bapak/istri/suami yang
Bangka Belitung (30,9%) atau secara berupa perhatian dan bimbingan sehingga
absolut sebanyak 30,9% = 426.655 jiwa. pasien tidak patuh dalam melakukan diet
hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan mengetahui hubungan antara dukungan
Singkawang tahun 2015 bahwa kota sosial keluarga dengan kepatuhan diet
Singkawang terdapat 15.246 jiwa yang pasien hipertensi dengan jenis penelitian
terdiri dari laki laki 5.573 dan perempuan kuantitatif.
8.673 jiwa yang menderita hipertensi.
Sedangkan untuk UPT. Puskesmas METODE
Singkawang Utara II sendiri terdapat 969 Desain penelitian yang akan digunakan
jiwa yang terdiri dari laki laki 330 jiwa dan dalam penelitian ini adalah desain
perempuan 639 jiwa. penelitian asosiatif dengan pendekatan
cross sectional. Penelitian ini dilakukan
Menurut hasil penelitian Effendy & Rosyid pada pasien hipertensi. Adapun populasi
(2011) menunjukkan bahwa rendahnya dalam penelitian ini adalah seluruh
angka kepatuhan terhadap diit rendah penderita hipertensi. Berdasarkan survey
garam membuat meningkatnya angka awal, diperoleh data jumlah pasien
kejadian kekambuhan hipertensi, sehingga hipertensi rawat jalan dari sekitar 274
perlu dilakukan perbaikan intervensi lain pasien sehingga besaran sampel dalam
untuk meningkatkan angka kepatuhan diet penelitian adalah 73 responden. Metode
rendah garam pada penderita hipertensi. pengambilan sampel dalam penelitian ini
Partilia Nainggolan (2012) mengatakan akan menggunakan metode purposive
bahwa ada hubungan yang signifikan sampling dengan uji statistic chi square.
antara dukungan keluarga dengan
kepatuhan diit rendah garam dan tidak ada HASIL
hubungan antara dukungan keluarga Karakteristik Responden
dengan keteraturan kontrol tekanan darah. Tabel 1 menunjukan bahwa dari 75
responden didapatkan sebanyak 27
Hasil penelitian Rosiana (2014) responden atau 36% berjenis kelamin laki-
menyimpulkan bahwa semakin baik laki sedangkan sebanyak 48 responden
pendampingan perilaku diet hipertensi atau 64% berjenis kelamin perempuan.

172
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 1 Hal 171 – 178, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Berdasarkan umur diketahui sebanyak 39 yang tidak patuh 35 orang Dari kelompok
atau 52 % memiliki umur 35-60 tahun responden pekerjaan petani sebanyak 14
sedangkan sebanyak 36 responden atau 48 orang sebagian yang tidak patuh 6 orang
% memiliki umur 61-85 tahun. dan sebagian yang patuh 8 orang.
Berdasarkan pekerjaan diketahui sebanyak
10 responden atau 13,3 % memiliki Dukungan Sosial Keluarga
pekerjaan sebagai swasta, sebanyak 1 Tabel 3 menunjukan bahwa dari 75
responden atau 1,3 % memiliki pekerjaan responden di dapatkan sebanyak 20
sebagai wiraswasta, sebanyak 3 responden responden atau 26,67% memiliki kurang
atau 4,0 % memiliki pekerjaan sebagai dukungan sosial keluarga dan sebanyak 55
pensiun, sedangkan sebanyak 47 responden atau 73,33 % memiliki
responden atau 62,7 % memiliki pekerjaan dukungan sosial keluarga dengan kategori
sebagai ibu rumah tangga (IRT) dan baik.
sebanyak 14 responden atau 18,7 %
memiliki pekerjaan sebagai tani. Kepatuhan Diet Pasien Hipertensi
Tabel 4 menunjukan bahwa kepatuhan diet
Kepatuhan Diit Berdaskan Jenis pasien hipertensi dari 75 responden yang
Kelamin, Umur dan Pekerjaan diteliti, 56 responden dikategorikan baik
Tabel 2 menunjukan bahwa dari 75 (74,67%). Hal ini dapat disebabkan oleh
responden didapatkan sebanyak 20 faktor usia di mana sebagian besar pasien
responden atau 26,7% yang memiliki berusia dewasa tua yang pada umumnya
kepatuhan sedangkan sebanyak 7 sudah lebih arif dan bijak menerima
responden atau 9,3% yang memiliki tidak kondisi kesehatannya. Meskipun demikian,
kepatuhan pada jens kelamin laki-laki, usaha keras diperlukan pada pasien
sedangkan 36 responden atau 48,0% yang hipertensi untuk menjaga gaya hidup, diet
memiliki kepatuhan sedangkan sebanyak dan aktivitasnya dan minum obat yang
12 responden atau 16,0% yang memiliki diresepkan secara teratur. Usaha seperti itu
tidak kepatuhan pada jens kelamin sering dirasakan tidak masuk akal bagi
perempuan. Kepatuhan diit berdasarkan sebagian orang. Penyuluhan dan dorongan
kelompok responden yang ber umur35-60 secara terus menerus biasanya diperlukan
tahun sebanyak 39 orang sebgian besar agar penderita hipertensi tersebut mampu
dari responden tidak patuh sebanyak 11 melaksanakan rencana yang dapat diterima
orang dan sebagian dari responden yang untuk bertahan hidup dengan hipertensi
patuh sebanyak 28 orang Dari kelompok dan mematuhi aturan terapinya (Smeltzer
responden yang berumur 61-85 tahun & Bare, 2002).
sebnayk 36 orang sebagian besar dari
responden tidak patuh sebanyak 8 orang Hubungan Dukungan Sosial Keluarga
dan sebagian lagi yang patuh sebanyak 38 dengan Kepatuhan Diet Pasien
orang.Dari jumlah responden 75 Orang. Hipertensi
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari Tabel 5 menunjukan bahwa Dukungan
kelompok responden yang memiliki Sosial Keluarga dikategorikan baik
pekerjaan swasta 10 orang sebagian sejumlah 55 orang, dimana 55 orang
responden tidak patuh 1 orang sebagian (100%) di antaranya patuh dalam
lagi yang patuh 9 orang dari kelompok melaksanakan diet. Sedangkan 19 orang
pekerjaan wiraswasta sebanyak 1 orang yang Dukungan Sosial Keluarga dengan
sebagian responden tidak patuh 0 orang kategori rendah, (95%) tidak patuh dalam
sebagian yang patuh 1 orang Dari menjalankan diet hipertensi.
kelompok responden pekerjaannya
pensiunan sebanyak 3 orang sebagian yang
tidak patuh 12 orang dan sebagian lagi

173
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 1 Hal 171 - 178, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Tabel 1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, dan Pekerjaan (n=75)
Variabel f %
Jenis kelamin
Laki-laki 48 64
Perempuan 27 36
Umur (tahun)
35-60 39 52
61-85 36 48
Pekerjaan
Swasta 10 13,3
Wiraswasta 1 1,3
Pensiun 3 4,0
IRT 47 62,7
Tani 14 18,7

Tabel 2.
Kepatuhan Diit Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, dan Pekerjaan (n=75)
Variabel Kepatuhan diit Total
Patuh Tidak patuh
f % f % f %
Jenis kelamin
Laki-laki 20 26.7 7 9.3 27 36
Perempuan 36 48.0 12 16.0 48 64
Umur (tahun)
35-70 28 37.3 11 14.7 39 52
61-85 28 37.3 8 10.7 36 48
Pekerjaan
Swasta 9 16.0 1 5.26 10 13.3
Wiraswasta 1 1.3 0 0 1 1.3
Pensiun 3 5.3 0 0 3 4.0
IRT 35 62.5 12 63.15 47 62.7
Tani 8 14.28 6 31.59 14 18.7

Tabel 3.
Dukungan Sosial Keluarga Pasien Hipertensi (n=75)
Dukungan Sosial Keluarga f %
Baik 55 73,33
Kurang 20 26,67

Tabel 4.
Kepatuhan Diet Pasien Hipertensi
Kepatuhan Diet Pasien Hipertensi f %
Baik 56 74,67
Kurang 19 25,33

174
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 1 Hal 171 – 178, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Tabel 5.
Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kepatuhan Diet Pasien Hipertensi (n=75)
Kepatuhan
Jumlah p
Dukungan Sosial Keluarga Patuh Tidak Patuh
value
f % f % f %
Tinggi 55 100 0 0 55 100 0,001
Rendah 1 5 19 95 20 100
Jumlah 56 74,67 19 25,33 75 100

PEMBAHASAN (13,3 %), sebagian kecil dari responden


Umur mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tangga yaitu 47 orang ( 67,2 %) dan
sebagian dari responden berasal dari sangat sedikit dari responden yang
kelompok umur 35-60 tahun yaitu mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta
sebanyak 39 orang (52,0 %), sebagian dari 1 orang (1,3 %) dan pensiunan 3 orang (
responden yang berasal dari kelompok 4,0 %) dan petani 14 orang (18,7 %).
umur 61-85 tahun yaitu sebanyak 36 orang
(48,0%). Umur adalah usia individu yang Pekerjaan erat kaitannya dengan
terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat pengalaman. Dengan bekerja seseorang
beberapa tahun. Semakin cukup umur dapat yang bernilai, bermanfaat dan
tingkat kematangan dan tingkat kekuatan memperoleh berbagai pengalaman. Oleh
seseorang akan lebih matang dalam sebab itu pengalaman pribadi pun dapat
berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan digunakan untuk memperoleh
masyarakat yang lebih dewasa akan lebih pengetahuan. Hal ini dilakuakn dengan
percaya dari pada orang belum cukup cara mengualang kembali pengalaman
tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai yang diperoleh dalam memecahkan
akibat dari pengalaman jiwa permsalahan yang dihadapi pada masa lalu.
(Notoadmodjo, 2003). Menurut Notoadmodjo (2003), seseorang
yang bekerja, tingkat pengetahuan akan
Responden pada penelitian ini berumur 35- lebih luas dari orang yang tidak bekerja,
60 tahun. Usia tersebut tergolong dalam karena dengan bekerja seseorang akan
usia produktif. Jadi dalam penelitian ini mempunyai banyak informasi dan
dimungkinkan dapat mempengaruhi pengalaman.
pengetahuan responden, makin
meningkatnya pengetahuan, memori atau Jenis Kelamin
daya ingat seseorang itu salah sataunya Hasil penelitian terhadap Jenis kelamin
dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini dan kejadian hipertensi serta setelah
dapat disimpulkan bahwa dalam dilakukan perhitungan dengan
bertambahnya umur seseorang dapat menggunakan spss, maka didapatkan hasil
berpengaruh pada bertambahnya bahwa nilai p value adalah 0,01. Hal ini
penegtahuan yang diperoleh, tetapi pada menunjukkan tidak ada hubungan antara
umur-umur tertentu atau menjelang usia jenis kelamin dan kejadian hipertensi di
lanjut. wilayah kerja Puskesmas Singkawang
Utara II tahun 2017. Menurut peneliti hal
Pekerjaan ini terjadi karena memang kebiasaan dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan antara jenis kelamin laki laki
sebagian dari responden mempunyai dan perempuan tidak jauh berbeda. Semua
pekerjaan sebagai swasta yaitu 10 orang warga masyarakat baik laki laki ataupun

175
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 1 Hal 171 - 178, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

perempuan sama sama memiliki mempengaruhi kepatuhan pasien termasuk


kebiasaaan pola makan yang kurang baik, kepatuhan dalam melaksanakan program
seperti suka mengkonsumsi makanan diet yaitu: 1) pemahaman tentang instruksi,
berlemak, jeroan dan makan makanan yang 2) kualitas interaksi, 3) sikap dan
mengandung bahan pengawet. kepribadian pasien dan 4) dukungan sosial
Hal ini sesuai dengan penelitian yang keluarga. Hasil penelitian ini semakin
dilakukan oleh Haryati (2010), yang menguatkan pendapat bahwa dukungan
meneliti tentang faktor faktor yang sosial keluarga merupakan salah satu
mempengaruhi terjadinya hipertensi. faktor yang memiliki hubungan yang
Penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa sangat erat dengan kepatuhan pasien dalam
tidak ditemukan hubungan antara jenis melaksanakan program diet. Dengan
kelamin dengan terjadinya hipertensi di demikian dukungan sosial keluarga tidak
daerah tersebut. Menurut Bahsin (2009), dapat diabaikan begitu saja, karena
baik laki laki maupun perempuan dukungan sosial keluarga merupakan salah
mempunyai peluang yang sama besarnya satu dari faktor yang memiliki kontribusi
untuk menderita hipertensi. Hal ini karena yang cukup berarti dan sebagai faktor
hipertensi lebih banyak disebabkan oleh penguat yang mempengaruhi kepatuhan
gaya hidup dan faktor keturunan, melaksanakan diet pasien hipertensi.
sedangkan di zaman sekarang, laki laki dan Selain itu penyakit hipertensi merupakan
perempuan mempunyai gaya hidup yang penyakit kronis yang dapat hilang timbul
hampir sama dengan laki laki. atau dapat kambuh kapan saja jika pasien
tidak mengikuti program yang telah
Hubungan Dukungan Sosial Keluarga ditetapkan oleh petugas kesehatan.
dengan Kepatuhan Diet Pasien Demikian pula pengobatannyapun tidak
Hipertensi cukup 1-2 bulan saja tetapi butuh waktu
Hasil analisis univariat pasien hipertensi yang lama dan penderita dalam hal ini
terbanyak berjenis kelamin laki-laki pasien tidak bisa melakukannya sendiri.
berjumlah 48 (64%), usia antara 35 – 60
berjumlah 39 (52%), dukungan sosial Efek dari dukungan sosial yang berasal
keluarga berjumlah 55 (73,33%) serta dari keluarga terhadap kesehatan dan
kepatuhan diet hipertensi berjumlah 56 kesejahteraan berfungsi bersamaan. Secara
(74,67 %). Sedangkan untuk analisis lebih spesifik, keadaan dukungan sosial
bivariat uji statistic yang digunakan uji yang adekuat terbukti berhubungan dengan
fisher’s exact karena tidak memenuhi menurunnya mortalitas, lebih mudah
syarat uji Chi-square dengan hasil yaitu p sembuh dari sakit, menunjang fungsi
value 0.001 < α 0.05 maka terdapat kognitif, fisik dan kesehatan emosi. Di
hubungan antara dukungan keluarga samping itu pengaruh positif dukungan
dengan kepatuhan diet pasien hipertensi di sosial keluarga adalah pada penyesuaian
wilayah kerja UPT. Puskesmas terhadap kejadian dalam kehidupan yang
Singkawang Utara II. Hasil penelitian ini penuh dengan stress (Friedman, 2000).
sesuai dengan penelitian Tumenggung
(2013) di RSUD Toto Kabila Kabupaten Dukungan sosial keluarga sangat penting
Bone Bolango, terdapat hubungan dalam meningkatkan dan menyemangati
dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pasien jika penyakit hipertensi menjadi
penderita hipertensi dengan nilai p 0,001. parah. Dukungan sosial dari keluarga
berupa dukungan emosional diharapkan
Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan dapat membantu mengurangi ansietas yang
Feuer Stein et al (1998) dalam Niven disebabakan oleh komplikasi penyakit
(2002) bahwa ada beberapa faktor yang hipertensi, mengingat penyakit ini

176
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 1 Hal 171 – 178, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

merupakan penyakit yang dapat Effendy,N & Rosyid, FN, (2011).


menimbulkan berbagai komplikasi Hubungan kepatuhan diet rendah
penyakit yang berbahaya serta mengancam garam dan terjadinya kekambuhan
jiwa pasien. Berkaitan dengan hal itu, pada pasien hipertensi di wilayah
maka perlu upaya untuk meningkatkan Puskesmas Pasongsongan
dukungan sosial keluarga yang positif lagi Kabupaten Sumenap Madura. Jurnal
baik itu dukungan emosional, instrumental, Ilmu Kesehatan Masyarakat
informasional ataupun penghargaan Universitas Muhamadiyah Surabaya.
kepada pasien antara lain dengan
mengikutsertakan keluarga dalam setiap Friedman, Marilyn. M, (2010), Buku Ajar
program pengobatan, pada program Keperawatan Keluarga:Riset, Teori
penyuluhan dan pemantauan tekanan dan Praktek Edisi 5. Jakarta: Buku
darah. Kedokteran EGC.

SIMPULAN Imran Tumenggung. (2013). Hubungan


Ada hubungan dukungan sosial keluarga Dukungan Sosial Keluarga Dengan
dengan kepatuhan diet pasien hipertensi Kepatuhan Diet Pasien Hipertensi
dipuskesmas singkawang utara II tahun Di Rsud Toto Kabila Kabupaten
2017, yang mana hal ini ditunjukkan Bone Bolango Jurnal Health and
dengan dilakukan perhitungan melalui spss Sport Vol 07, No 01
didapatkan nilai p signifikansi = 0,001.
Niven, (2000). Psikologi Kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Almatsier, (2008). Penuntun Diet edisi
Notoadmodjo, S. (2003). Kesehatan
baru. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta :
Utama.
Rineka Cipta.
Arikunto, S (2010). Prosedur
Palmer, A & Williams, B, (2007), Tekanan
Penelitian:Suatu pendekatan praktik.
Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga
Jakarta: Rineka Cipta
Partilia N.DF, (2012). Hubungan
AS, M., (2010), Hidup Bersama
Dukungan Keluarga dengan
Hipertensi. Yogyakarta: In Book.
Kepatuhan Diit Rendah Garam dan
Ayu Rosiana. (2014). Pengaruh Keteraturan Kontrol Tekanan Darah
Pendampingan Perilaku Diet pada Penderita Hipertensi di
Hipertensi Terhadap Kepatuhan Diet Poliklinik RSUD Tugurejo
Pada Penderita HIpertensi Di Semarang. STIKES Telogorejo
Kampung Sanggrahan. Jurnal Semarang
Program Studi Ilmu Keperawatan
Rifinda Finny, Runtukahu Sefty Rompas,
STIKES Kusuma Husada. Surakarta.
Linnie Pondaag. (2015). Analisis
Azwar, S. (2010). Reliabilitas dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan
validitas. Yogyakarta: Pustaka Dengan Kepatuhan Melaksanakan
Pelajar. Diet Pada Penderita Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolaang
Carpenito. (1998). Diagnosa keperawatan Kecamatan Langowan Timur.
aplikasi pada praktik klinis Eedisi 6. ejournal keperawatan (e-Kp) Volume
Jakarta: Buku Kedokteran EGC 3, Nomor: 2, Mei

177
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 1 Hal 171 - 178, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Riyanto,A, (2011). Metodologi Penelitian


Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika

Setiadi,(2008). Konsep dan Proses


Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Smeltzer, S.C & Bare, B.G., (2001). Buku


Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, Edisi 8
Volume 2, Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.

Sofia D, Digi F, (2012). Hidup Bahagia


dengan Hipertensi, Jogjakarta: A+
Plus Books

Sugiyono,(2010). Statiska untuk


Penelitian. Bandung: CV.Alfabeta.

Tedjakusuma, P., (2012). Tatalaksana


Hipertensi, Cermin Dunia
Kedokteran, Volume 39 no. 4 tahun
2012

Wawan A & Dewi M, (2010). Teori dan


Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta:
Nuha Medika,

WHO, (2003). Adherence To Long-Term


Therapies. Switzerland: WHO
Library Cataloguing.

Widyasari, DF & Candrasari, A (2010).


Pengaruh Pendidikan tentang
Hipertensi terhadap Perubahan
Pengetahuan dan Sikap Lansia di
Desa Makamhaji Kartasura
Sukoharjo. Jurnal Biomedika
Fakultas Kedokteran Universitas
UMS, Vol.2 No.2

178

Anda mungkin juga menyukai