Salinan - Peraturan BRIN No 12 Tahun 2021 Tentang Pelaksanaan Pembayaran Tukin

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

-1-

SALINAN

PERATURAN BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2021
TENTANG
PELAKSANAAN PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI
DI LINGKUNGAN BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan pembayaran tunjangan kinerja


pegawai di lingkungan Badan Riset dan Inovasi Nasional,
perlu menetapkan Peraturan Badan Riset dan Inovasi
Nasional tentang Pelaksanaan Pembayaran Tunjangan Kinerja
Pegawai di Lingkungan Badan Riset dan Inovasi Nasional;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem


Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 148,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6374);
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6573);
-2-

3. Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2021 tentang Badan


Riset dan Inovasi Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 192);
4. Peraturan Badan Riset dan Inovasi Nasional Nomor 1
Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Riset dan Inovasi Nasional (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 977);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
TENTANG PELAKSANAAN PEMBAYARAN TUNJANGAN
KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN RISET DAN
INOVASI NASIONAL.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan:
1. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai aparatur sipil negara
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan.
2. Pegawai di Lingkungan Badan Riset dan Inovasi Nasional
yang selanjutnya disebut Pegawai adalah PNS dan pegawai
lainnya yang berdasarkan keputusan pejabat yang
berwenang diangkat dalam suatu jabatan dan bekerja
secara penuh pada satuan organisasi di lingkungan
Badan Riset dan Inovasi Nasional.
3. Pegawai Lainnya adalah pegawai yang diangkat pada
jabatan yang telah mendapat persetujuan dari menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi.
4. Capaian Kinerja adalah hasil kerja Pegawai berdasarkan
penilaian kinerja Pegawai.
-3-

5. Kinerja Pegawai adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap


Pegawai pada organisasi/unit kerja sesuai dengan sasaran
kinerja Pegawai dan perilaku kerja.
6. Sasaran Kinerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP
adalah rencana kinerja dan target yang akan dicapai oleh
seorang Pegawai yang harus dicapai setiap tahun.
7. Perilaku Kerja adalah setiap tingkah laku, sikap, atau
tindakan yang dilakukan oleh Pegawai atau tidak
melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
8. Tugas Belajar adalah penugasan yang diberikan oleh
pejabat pembina kepegawaian kepada PNS untuk
meningkatkan kompetensi PNS melalui pendidikan formal
pada perguruan tinggi baik di dalam negeri maupun di
luar negeri dalam rangka memenuhi kebutuhan standar
kompetensi jabatan dan pengembangan karier PNS.
9. Tugas Belajar Mandiri adalah peningkatan kompetensi
PNS melalui pendidikan formal pada perguruan tinggi
dengan pembiayaan mandiri atau PNS yang mendapatkan
Tugas Belajar karena perpanjangan jangka waktu.
10. Pelatihan adalah penugasan yang diberikan oleh pejabat
pembina kepegawaian kepada pegawai negeri sipil untuk
meningkatkan kompetensi pegawai negeri sipil melalui
pendidikan nonformal dalam bentuk Pelatihan yang
dilaksanakan lebih dari 6 (enam) bulan baik di dalam
maupun di luar negeri dalam rangka memenuhi
kebutuhan standar kompetensi jabatan dan
pengembangan karier pegawai negeri sipil.
11. Program Belajar Berbasis Riset (By Research) adalah
penugasan yang diberikan oleh pejabat pembina
kepegawaian kepada PNS untuk meningkatkan
kompetensi PNS melalui pendidikan formal berbasis
penelitian, pengembangan, dan/atau pengkajian ilmu
pengetahuan dan teknologi tanpa meninggalkan tugas
kedinasan.
12. Badan Riset dan lnovasi Nasional yang selanjutnya
disingkat BRIN adalah lembaga pemerintah yang berada di
-4-

bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dalam


menyelenggarakan penelitian, pengembangan, pengkajian,
dan penerapan, serta invensi dan inovasi,
penyelenggaraan ketenaganukliran, dan penyelenggaraan
keantariksaan yang terintegrasi.
13. Organisasi Riset yang selanjutnya disingkat OR adalah
organisasi nonstruktural yang menyelenggarakan teknis
penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan,
serta invensi dan inovasi, penyelenggaraan
ketenaganukliran, dan/atau penyelenggaraan
keantariksaan.
14. Unit Kerja adalah satuan organisasi yang dipimpin oleh
pejabat pimpinan tinggi, pejabat administrasi, pejabat
pengawas, atau pejabat fungsional di lingkungan BRIN.

BAB II
DASAR PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA

Pasal 2
(1) Tunjangan kinerja diberikan setiap bulan berdasarkan
Capaian Kinerja.
(2) Capaian Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
Kepala Badan.

Pasal 3
Persentase besaran pemberian tunjangan kinerja berdasarkan
penilaian Kinerja Pegawai sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini.

Pasal 4
(1) Besaran tunjangan kinerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ditentukan berdasarkan kelas jabatan sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
-5-

(2) Kelas jabatan dan besaran tunjangan kinerja sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Badan ini.

BAB III
PEGAWAI PENERIMA TUNJANGAN KINERJA

Bagian Kesatu
Pegawai Penerima Tunjangan Kinerja

Pasal 5
Setiap Pegawai berhak menerima tunjangan kinerja setiap
bulan sesuai Capaian Kinerja.

Pasal 6
(1) Kepala OR diberikan tunjangan kinerja dengan kelas
jabatan setingkat pejabat pimpinan tinggi madya atau
pejabat eselon I.a.
(2) Kepala Pusat di lingkungan OR diberikan tunjangan
kinerja dengan kelas jabatan setingkat pejabat pimpinan
tinggi pratama atau pejabat eselon II.a.

Pasal 7
(1) Pegawai yang ditunjuk sebagai pelaksana tugas dalam
jabatan yang setingkat dengan jabatan definitifnya selama
paling singkat 1 (satu) bulan, diberikan tambahan
tunjangan kinerja sebesar 20% (dua puluh persen) dari
tunjangan kinerja jabatan sebagai pelaksana tugas.
(2) Pegawai yang ditunjuk sebagai pelaksana tugas dalam
jabatan yang setingkat lebih tinggi dari jabatan
definitifnya selama paling singkat 1 (satu) bulan,
diberikan tunjangan kinerja sebesar 100% (seratus
persen) dari tunjangan kinerja jabatan sebagai pelaksana
tugas.
-6-

(3) Pegawai yang ditunjuk sebagai pelaksana tugas


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak menerima
tunjangan kinerja dalam jabatan definitifnya.
(4) Pembayaran tunjangan kinerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan pada bulan
pembayaran tunjangan kinerja berikutnya.

Pasal 8
(1) Pegawai yang menduduki jabatan rangkap, diberikan
tunjangan kinerja sesuai dengan jabatan yang dipilihnya.
(2) Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
pegawai yang menduduki jabatan fungsional merangkap
jabatan pimpinan tinggi, jabatan administrator, atau
jabatan pengawas sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
(3) Pemberian tunjangan jabatan harus sesuai dengan
tunjangan kinerja yang dipilih sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).

Pasal 9
Calon Pegawai Negeri Sipil diberikan tunjangan kinerja 100%
(seratus persen) disetarakan pejabat pelaksana dengan kelas
jabatan 7 (tujuh).

Pasal 10
Pegawai yang melaksanakan Tugas Belajar diberikan
tunjangan kinerja dari kelas jabatan sesuai dengan jenjang
pendidikan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pegawai pelajar program sarjana (S1) disetarakan pejabat
pelaksana dengan kelas jabatan 5 (lima);
b. Pegawai pelajar program magister (S2) disetarakan pejabat
pelaksana dengan kelas jabatan 7 (tujuh); dan
c. Pegawai pelajar program doktor (S3) disetarakan pejabat
fungsional ahli muda dengan kelas jabatan 9 (sembilan).
-7-

Pasal 11
(1) Pegawai yang melaksanakan pendidikan nonformal dalam
bentuk Pelatihan diberikan tunjangan kinerja dari kelas
jabatan sesuai dengan jenis Pelatihan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Pegawai yang mengikuti Pelatihan postdoctoral
disetarakan pejabat fungsional ahli madya dengan
kelas jabatan 11 (sebelas);
b. Pegawai yang mengikuti Pelatihan magang riset atau
magang industri disetarakan pejabat fungsional ahli
muda dengan kelas jabatan 9 (sembilan); dan
c. Pegawai yang mengikuti Pelatihan teknis substansi
sesuai dengan kompetensi disetarakan pejabat
fungsional ahli pertama dengan kelas jabatan 8
(delapan).
(2) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan Pelatihan yang dilaksanakan lebih dari 6
(enam) bulan baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Pasal 12
Pegawai yang melaksanakan Tugas Belajar Mandiri diberikan
tunjangan kinerja 100% (seratus persen) dari jabatan definitif
sesuai dengan Capaian Kinerja Pegawai yang bersangkutan.

Pasal 13
Pegawai yang melaksanakan Program Belajar Berbasis Riset
(By Research) diberikan tunjangan kinerja 100% (seratus
persen) dari jabatan definitif sesuai dengan Capaian Kinerja
Pegawai yang bersangkutan.

Pasal 14
Pegawai yang ditugaskan sebagai koordinator dan
subkoordinator diberikan tunjangan kinerja sesuai dengan
kelas jabatan definitifnya.
-8-

Bagian Kedua
Pegawai Yang Tidak Menerima Tunjangan Kinerja

Pasal 15
Tunjangan kinerja tidak diberikan kepada Pegawai yang:
a. tidak mempunyai jabatan tertentu;
b. diberhentikan untuk sementara atau dinonaktifkan;
c. diberhentikan dari jabatan organiknya dengan diberikan
uang tunggu dan belum diberhentikan sebagai Pegawai;
d. menjalani cuti di luar tanggungan negara atau dalam bebas
tugas untuk persiapan masa pensiun; dan
e. ditugaskan pada badan layanan umum yang telah
mendapatkan remunerasi sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum.

Pasal 16
(1) Pegawai yang diberhentikan sementara atau dinonaktifkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b karena
terkena kasus hukum dan/atau dilakukan penahanan
oleh pihak yang berwajib, tidak diberikan tunjangan
kinerja, terhitung sejak ditetapkannya keputusan
pemberhentian sementara atau penonaktifan.
(2) Dalam hal Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dinyatakan tidak bersalah berdasarkan putusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, tunjangan
kinerja Pegawai dapat dibayarkan kembali terhitung sejak
ditetapkannya keputusan pengaktifan kembali.
-9-

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 17
Pada saat Peraturan Lembaga ini mulai berlaku:
a. Peraturan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Pemberian
Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional Nomor 7 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional Nomor 7 Tahun 2018 tentang
Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai di
Lingkungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 857);
b. Peraturan Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 1 Tahun
2019 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja
Pegawai di Lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
937); dan
c. Peraturan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 12
Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Pembayaran Tunjangan
Kinerja Pegawai di Lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 235),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 18
Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
-10-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Badan ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22 September 2021

KEPALA
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

LAKSANA TRI HANDOKO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 24 September 2021

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

BENNY RIYANTO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2021 NOMOR 1090

Salinan sesuai dengan aslinya


BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
Plt. Kepala Biro Hukum dan Kerja Sama,

Dokumen ini ditandatangani secara


Mila Kencana elektronik menggunakan sertifikat dari
BSrE, silahkan lakukan verifikasi pada
dokumen elektronik yang dapat diunduh
dengan melakukan scan QR Code
-11-

SALINAN
LAMPIRAN I
PERATURAN BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2021
TENTANG
PELAKSANAAN PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA
PEGAWAI DI LINGKUNGAN
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL

PERSENTASE BESARAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA


BERDASARKAN PENILAIAN KINERJA PEGAWAI
Persentase (nilai mutlak) Persentase Nilai
Prestasi Kerja Tunjangan Kinerja Penilaian Kinerja
> 91,66% (> 109,99) 100% sangat baik
85,01% - 91,66% (102,01 – 109,99) 100 % baik
80,01% - 85,00% (96,01 – 102,00) 90% baik
75,01% - 80,00% (90,01 – 96,00) 80 % baik
70,01% - 75,00% (84,01 – 90,00) 70 % cukup
58,34% - 70,00% (70,00 – 84,00) 60 % cukup
41,68% - 58,33% (50,01 – 69,99) 50 % kurang
< 41,67% (≤ 50,00) 40 % sangat kurang

KEPALA
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

LAKSANA TRI HANDOKO


Salinan sesuai dengan aslinya
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
Plt. Kepala Biro Hukum dan Kerja Sama,

Mila Kencana
-12-

SALINAN
LAMPIRAN II
PERATURAN BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2021
TENTANG
PELAKSANAAN PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA
PEGAWAI DI LINGKUNGAN
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL

DAFTAR TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI


DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

Kelas Tunjangan Kinerja Per Kelas Jabatan


No.
Jabatan Angka Terbilang
1 17 Rp33.240.000,00 tiga puluh tiga juta dua ratus empat puluh
ribu rupiah
2 16 Rp27.577.500,00 dua puluh tujuh juta lima ratus tujuh
puluh tujuh ribu lima ratus rupiah
3 15 Rp19.280.000,00 sembilan belas juta dua ratus delapan
puluh ribu rupiah
4 14 Rp17.064.000,00 tujuh belas juta enam puluh empat ribu
rupiah
5 13 Rp10.936.000,00 sepuluh juta sembilan ratus tiga puluh
enam ribu rupiah
6 12 Rp9.896.000,00 sembilan juta delapan ratus sembilan
puluh enam ribu rupiah
7 11 Rp8.757.600,00 delapan juta tujuh ratus lima puluh tujuh
ribu enam ratus rupiah
8 10 Rp5.979.200,00 lima juta sembilan ratus tujuh puluh
sembilan ribu dua ratus rupiah
9 9 Rp5.079.200,00 lima juta tujuh puluh sembilan ribu dua
ratus rupiah
10 8 Rp4.595.150,00 empat juta lima ratus sembilan puluh lima
ribu seratus lima puluh rupiah
-13-

Kelas Tunjangan Kinerja Per Kelas Jabatan


No.
Jabatan Angka Terbilang
11 7 Rp3.915.950,00 tiga juta sembilan ratus lima belas ribu
sembilan ratus lima puluh rupiah
12 6 Rp3.510.400,00 tiga juta lima ratus sepuluh ribu empat
ratus rupiah
13 5 Rp3.134.250,00 tiga juta seratus tiga puluh empat ribu
dua ratus lima puluh rupiah
14 4 Rp2.985.000,00 dua juta sembilan ratus delapan puluh
lima ribu rupiah
15 3 Rp2.898.000,00 dua juta delapan ratus sembilan puluh
delapan ribu rupiah
16 2 Rp2.708.250,00 dua juta tujuh ratus delapan ribu dua
ratus lima puluh rupiah
17 1 Rp2.531.250,00 dua juta lima ratus tiga puluh satu ribu
dua ratus lima puluh rupiah

KEPALA
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

LAKSANA TRI HANDOKO

Salinan sesuai dengan aslinya


BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
Plt. Kepala Biro Hukum dan Kerja Sama,

Mila Kencana

Anda mungkin juga menyukai