2044 7682 1 PB
2044 7682 1 PB
2044 7682 1 PB
Abstract
This study aims to determine the components in the development of ecotourism of Siberut
national park in the Mentawai Islands. It is a strategic plan that can be developed for
ecotourism development and aims to improve the welfare of the community. This research
uses descriptive qualitative method with reference to the concept of ecotourism
development. The population in this research is in the form of social situation with the
participants in it are government, stakeholder, tourists and community. Instrument in
this research were observation, and interview used coding model, interpretation and
congrulation. The results of this study indicate that the development ecotourism of
national parks in the Mentawai islands can be seen in the aspects of nature conservation
flora fauna, socio-cultural empowerment of local communities economy as well aspects of
learning and education directly to the government, stakeholder, tourists and the
community development in the region area.
Abstraks
PENDAHULUAN
Ekowisata (Ecotourism) atau wisata ekologis pada dasarnya dapat di
kembangkan dalam berbagai kawasan hutan seperti hutan produksi, lindung dan
konservasi dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan
sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan.
Kgiatan ekowisata merupakan konsep yang memadukan kegiatan pariwisata
dengan konservasi dan banyak dikenal juga sebagai pariwisata berwawasan
lingkungan “Ecotourism is responsible travel to natural areas that conserves the
environment and improve the wall being of local people (Economic Ecotourism Society 1991).
Istilah ekowisata menurut kerjasama Dektorat Produk Pariwisata, Dektorat
Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata, Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata serta WWF(World Wide Fund for Nature) Indonesia (2009) dapat diartikan
sebagai perjalanan oleh seorang wisatawan ke daerah terpencil dengan tujuan
menikmati dan mempelajari mengenai alam, sejarah dan budaya di suatu daerah di
mana pola wisatanya membantu ekonomi masyarakat lokal dan mendukung
pelestarian alam.
Ekowisata dapat juga di katakan sebagai sebuah perjalanan ke tempat-tempat
yang masih alami dan relatif belum terganggu atau tercemari dengan tujuan untuk
mempelajari, mengagumi, menikmati pemandangan, flora dan fauna serta bentuk-
bentuk manifestasi budaya masyarakat yang ada baik di masa lampau maupun di
masa kini. Taman Nasional Siberut Kepulauan Mentawai adalah kawasan
konservasi ekosistem cagar biosfer melalui project man dan biosphere UNESCO,
terletak di Siberut Kepulauan Mentawai Provinsi Sumatera Barat.Taman Nasional
Siberut terletak di Pulau Siberut Kepulauan Mentawai Provinsi Sumatera Barat
dengan luas 190.500 ha sebagaimana yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan
Menteri Kehutanan 407/kpts-II/1993.yang sebelumnya pada tahun 1981 pulau ini
sudah di tetapkan sebagai cagar biosfer melalui projek Man and Biosphere UNESCO.
Di kawasan tersebut terdapat empat Spesies Primata Endemik yang terancam
punah, endemik tersebut adalah Siamang Mentawai (Bilou,Hylobates Klossii), lutung
(Joja,Presbytis Potenziani), monyet Mentawai (Simakobu,Simias Concolor) dan beruk
[135]
Jurnal Pariwisata Pesona Volume 03 No 2, Desember 2018
[136]
Jurnal Pariwisata Pesona Volume 03 No 2, Desember 2018
[137]
Jurnal Pariwisata Pesona Volume 03 No 2, Desember 2018
[138]
Jurnal Pariwisata Pesona Volume 03 No 2, Desember 2018
ekowisata (Peraturan Menteri Dalam Negeri No.33 tahun 2009) yaitu Ekowisata
bahari, Ekowisata hutan, Ekowisata pegunungan dan/atau, Ekowisata karst.
Penelitian terdahulu menjadi acuan penulis dalam melakukan penelitian
sehingga sehingga dapat memperkaya teori yang di gunakan dalam mengkaji
penelitian yang di lakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan
penelitian dengan judul yang sama dengan penulis. Namun penulis mengangkat
beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada
penelitian penulis. Berikut ini penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait
dengan penelitian yang di lakukan penulis:
Tabel 1. Penelitian Terdahulu
METODE
Dalam rangka pengumpulan data pennulis menggunakan data Primer dan
sekunder. Sedangkan dalam rangka pengumpulan data primer, peneliti melakukan
[139]
Jurnal Pariwisata Pesona Volume 03 No 2, Desember 2018
observasi langsung dan juga melakukan studi dokumentasi selama beberapa hari di
lapangan. Dalam proses ini, peneliti juga melakukan wawancara tidak terstruktur
terhadap warga sekitar kawasan wisata. Pengolahan data dilakukan setelah data
terkumpul. Dalam proses pengolahan data ini dilakukan proses pemilahan dan
pengelompokan terhadap data yang diperoleh langsung di lapangan serta data
sekunder. Hasil dari pengklasisfikasian tersebut kemudian dibuatkan ke dalam
narasi data yang untuk kemudian ditarik menjadi kesimpulan. Kesimpulan ini
diharapkan akan mewakili perspektif masyarakat, organisasi kelembagaan,
wisatawan, dan keseluruhan stakeholder yang terpaut di kawasan tersebut.
Hal yang di kaji penulis dalam penelitian ini adalah mengenai
pengembangan ekowisata Taman Nasional Siberut Kepulauan Mentawai. Penelitian
ini di lakukan berdasarkan observasi langsung oleh peneliti langsung di lokasi
obyek penelitian. Sedangkan, untuk data sekunder, peneliti juga mendapatkan
bantuan dari Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang berkutat di masalah
ekowisata yaitu Dinas Kehutanan, Dinas Pariwisata. Wawancara, observasi, dan
studi dokumentasi adalah berbagai macam cara dan metode yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data.
[140]
Jurnal Pariwisata Pesona Volume 03 No 2, Desember 2018
Wisatawan. Faktor-faktor tersebut bisa dikatakan sebagai wujud abstrak dari nilai
usaha dalam rangka (1) meningkatkan daya saing dan nilai tambah bagi produk
wisata daerah (kawasan destinasi wisata); (2) dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi masyarakat setempat; serta (3) mengoptimalkan pengelolaan potensi
sumber daya pariwisata. Ketiga hal ini diharapkan dapat meningkatkan dan
menjadikan kawasan tersebut sebagai daerah tujuan wisata di Kepulauan Mentawai
Provinsi Sumatera Barat.
[141]
Jurnal Pariwisata Pesona Volume 03 No 2, Desember 2018
KESIMPULAN
Dari hasil temuan dan analisis pengembangan ekowisata Taman Nasional
Siberut Kepulauan Mentawai secara keseluruhan dapat disimpulkan dua hal.
Kesimpulan yang pertama bahwa secara umum atraksi masih kurang di tampilkan (
Dinas Kehutanan Siberut 2016). Kesimpulan yang kedua adalah bahwa pemahaman
terhadap pengembangan pariwisata warga juga masih rendah. Sebagai kawasan
destinasi ekowisata yang berada langsung di Provinsi Sumatera Barat semestinya
menjadi kawasan yang diunggulkan oleh masyarakat. Dengan demikian ke
depannya akan datang keuntungan baik secara finansial maupun melalui hal lain
yang bisa meningkatkan kesejahteraan. Berbagai macam sosialisasi dan usaha yang
gencar dilakukan oleh para pemangku kepentingan terasa belum terpadu dan belum
terkoneksi antara satu dan lainnya dengan baik. Sehingga secara langsung jumlah
wisatawan yang berkunjung kurang maksimal dan terkesan tidak stabil
pertumbuhannya. Padahal sebagai daerah tujuan wisata sudah memiliki potensi
untuk berkembang menjadi lebih baik lagi. Kedepannya hal ini dapat ditingkatkan
kembali melalui beberapa kegiatan yaitu (1) peningkatan kapasitas sumberdaya
manusia dan alam; (2) koordinasi antar lembaga kepariwisataan daerah. (3)
Merencanakan konsep Pengembangan ekowisata dengan melibatkan lintas sektoral
Terkait dengan peningkatan kapasitas sumber daya bisa dilakukan melalui kegiatan
pelatihan bagi kelompok sadar wisata terkait pemahaman tentang ekowisata
terhadap masyarakat secara langsung.
Pelatihan bisa berbentuk pelatihan pemandu (Guide) bagi para remaja dan
pemuda yang ada. Selain memberikan mereka pendapatan hal ini juga bisa
membantu peningkatan kualitas destinasi. Selain itu sumber daya lainnya juga perlu
[142]
Jurnal Pariwisata Pesona Volume 03 No 2, Desember 2018
diperbaiki seperti peningkatan atraksi wisata bagi wisatawan. dan juga pembuatan
sarana informasi lainnya bisa juga meningkatkan kualitas dari kawasan ekowisata
tersebut.
Dalam rangka meningkatkan koordinasi antara lembaga kepariwisataan yang
ada di kawasan ini bisa dilakukan dengan pelaksanaan berbagai aktivitas seperti
melalui pembentukan focus group discussion, mendukung peran serta asosiasi
pariwisata seperti Assosiasi Travel Agent, Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia,
Badan Promosi Pariwisata dan Himpunan Pramuwisata Indonesia, Badan
Lingkungan Hidup untuk pengembangan kawasan tersebut. Dengan adanya
koordinasi antar lembaga yang baik bisa saja kedepannya dibuatkan satu paket
perjalanan yang saling mendukung. Selain itu, dukungan tersebut bisa saja didorong
dalam bentuk promosi kawasan bersama dengan destinasi lainnya di lingkungan
Provinsi Sumatera Barat. Hal-hal tersebut apabila dilakukan ke depannya akan
menjadi penting dalam rangka membantu sinergisitas antara stakeholder untuk
meningkatkan peranan antara stakeholder. Selain itu, konsep pengembangan tersebut
dapat didorong melalui intensifikasi dan penekanan atas ke terlibatan serta peran
dari berbagai institusi yang ada di dalam lingkungan destinasi seperti sekolah atau
perguruan tinggi yang bercirikan kepariwisataan, kehutanan dan lingkungan,
perusahaan swasta dalam bentuk corporate social responsibility secara langsung bagi
masyarakat dan juga melalui penyerapan atau pelatihan tenaga kerja putera daerah
yang memiliki keahlian atau minat untuk bekerja di bidang pariwisata. Dua hal-hal
ini akan menjadi peningkatan yang lebih berkualitas dalam pengembangan
ekowisata taman nasional siberut di kepulauan mentawai propinsi sumatera barat.
DAFTAR RUJUKAN
Damanik ,J. (2013). Pariwisata Indonesia: antara Peluang dan Tantangan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
[143]
Jurnal Pariwisata Pesona Volume 03 No 2, Desember 2018
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. (2016 ). Data Potensi, Kebijakan dan daya Tarik
Bidang Destinasi Pariwisata Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Julius Sakeletuk, Ngaire dkk (2013). Jurnal Persepsi Masyarakat tentang konservasi
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya (studi kasus di kawasan Taman
Nasional Siberut Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan
Mentawai). Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI. Sumatera
Barat.
TIES (The International Ecotourism Society. (2015). Fact Sheet: Global Ecotourism.
Update edition, www.ecotourism.org.
[144]