Strategi Pengembangan Ekowisata Danau Kaenka Berdasarkan Komponen 4A Di Desa Fatukoto, NTT Dwi Novita Cahyaningtyas Permatasari
Strategi Pengembangan Ekowisata Danau Kaenka Berdasarkan Komponen 4A Di Desa Fatukoto, NTT Dwi Novita Cahyaningtyas Permatasari
Strategi Pengembangan Ekowisata Danau Kaenka Berdasarkan Komponen 4A Di Desa Fatukoto, NTT Dwi Novita Cahyaningtyas Permatasari
P-ISSN 2774-1923
Abstract
Abstrak
1. Pendahuluan
Pengembangan daya tarik wisata merupakan upaya untuk
meningkatkan eksistensi pariwisata dalam suatu daerah. Namun seiring
dengan perubahan paradigma kepariwisataan dunia maka telah terjadi
pergeseran orientasi dari pariwisata bersifat massal kepada pariwisata
minat khusus. Hal ini terjadi akibat semakin banyaknya wisatawan yang
cenderung mengunjungi objek berbasis alam dan budaya penduduk lokal.
Wisata minat khusus salah satunya dikenal dengan ekowisata.
Provinsi NTT merupakan salah satu dari 10 provinsi yang
ditetapkan oleh Pemerintah menjadi destinasi unggulan wisata. Desa
Fatukoto merupakan salah satu desa di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Potensi unggulan di Desa Fatukoto adalah Danau Kaenka, Gunung
Fatunausus dengan pemandangan perbukitan Desa Fatukoto yang indah
dan Kawasan perkebunan. Pengembangan ekowisata di daerah ini menjadi
penting dalam kaitannya untuk melestarikan potensi wisata baik itu berupa
sumber daya alam maupun budaya masyarakat setempat untuk dijadikan
sebagai sumber ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.
Pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di kawasan ini
belum berkembang karena masyarakat tidak memiliki pengetahuan tentang
alam serta budaya yang menjadi potensi dan nilai jual sebagai daya tarik
wisata. Selain itu, masyarakat juga tidak memiliki keahlian yang
berkualitas untuk mengelola atau terlibat secara langsung dalam kegiatan
1. Pengertian Pariwisata
Wardiyanto (2011:3), mengemukakan bahwa secara
etimologis kata “pariwisata” diidentikan dengan kata “travel” dalam
bahasa inggris yang diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan
berkali-kali dari suatu tempat ke tempat lain.
2. Pengertian Ekowisata
Ekowisata menurut The Internasional Ecotourism Society
(2015) adalah perjalanan yang bertanggung jawab ke daerah-daerah
alami yang melestarikan lingkungan, menopang kesejahteraan
masyarakat setempat melibatkan interpretasi serta pendidikan
lingkungan hidup.
3. Daya Tarik Wisata Berdasarkan Komponen 4 A
Daya tarik wisata adalah sesuatu yang dapat dilihat untuk
dinikmati yang layak dijual ke pasar wisata (Zaenuri, 2012:16).
Menurut Cooper dkk dalam Sunaryo (2013:159) menjelaskan bahwa
kerangka pengembangan destinasi pariwisata terdiri 4 komponen
utama yaitu: Atraksi yang mencakup keunikan dan daya tarik berbasis
alam, budaya, maupun buatan/artificial, aksebilitas yang mencakup
kemudahan sarana dan sistem transportasi, amenitas yang mencakup
fasilitas penunjang, dan ancilary sevice serta institusi yang mendukung
kegiatan pariwisata.
4. Strategi Pengembangan
Strategi pengembangan ekowisata danau Kaenka berdasarkan
komponen 4A di desa Fatukoto, NTT menggunakan analisis SWOT,
yaitu metode yang digunakan untuk membuat evaluasi faktor internal
dan eksternal terdiri dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
bisnis.
2.2 Teori
Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan
proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik,
melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk
menjelaskan dan meramalkan fenomena (Neuman, 2003). Konsep dan
teori mendeskripsikan tentang teori-teori yang menjadi landasan dalam
pelaksanaan penelitian ini, diantaranya adalah ekowisata berbasis
masyarakat dan strategi pengembangan daya tarik wisata.
1. Ekowisata Berbasis Masyarakat
Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menarik perhatian
besar terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan sebagai
salah satu isu utama. Potensi pengembangan ekowisata berbasis
masyarakat atau Community Based Ecotourism (CBE) merupakan
konsep pengembangan ekowisata dengan melibatkan dan
menempatkan masyarakat lokal yang mempunyai kendali penuh
dalam manajemen dan pengembangannya sehingga memberikan
kontribusi terhadap masyarakat berupa peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan keberlanjutan kebudayaan lokal. Adapun syarat
mendasar dalam pengembangan ekowisata berbasis masyarakat yaitu
(Denman, 2001):
a. Lanskap atau flora dan fauna yang dianggap menarik bagi para
pengunjung
b. Ekosistem masih dapat menerima kedatangan pengunjung dalam
jumlah tertentu tanpa menimbulkan kerusakan.
c. Komonitas lokal yang sadar akan kesempatan-kesempatan
potensial, resiko dan perubahan yang akan terjadi serta memiliki
ketertarikan untuk menerima kedatangan pengunjung.
d. Adanya struktur yang potensial untuk pengambilan keputusan
komunitas yang efektif
e. Tidak adanya ancaman yang nyata dan tidak bisa dihindari atau
dicegah terhadap budaya dan tradisi lokal.
f. Penaksiran pasar awal menunjukan adanya permintaan yang
potensial untuk ekowisata dan terdapat cara yang efektif untuk
mengakses pasar tersebut. Pasar potensial tersebut tidak banyak
menerima penawaran ekowisata.
Komoditas lokal yang terlibat dalam pengembangan
ekowisata berbasis masyarakat perlu memenuhi beberapa aspek yaitu:
a. Kemampuan menjadi tuan rumah penginapan
b. Keterampilan dasar Bahasa inggris
c. Keterampilan computer
d. Keterampilan pengelolaan keuangan
e. Keterampilan pemasaran
f. Keterbukaan terhadap pengunjung
Keunikan dalam pengembangan ekowisata yang melibatkan
masyarakat lokal, yaitu:
a. Jumlah wisatawan berskala kecil sehingga lebih mudah di
koordinir dan dampak yang akan ditimbulkn terhadap alam
relative kecil di bandingkan pariwisata massal.
b. Ekowisata berbasis masyrakat lokal memiliki peluang dalam
mengembangkan atraksi-atraksi wisata yang berskala kecil
sehingga dapat dikelola dan lebih mudah diterima oleh masyarakat
lokal.
c. Dengan peluang yang dimiliki masyarakat lokal dalam
mengembangkan objek-objek wisata yang ada disekitarnya
memberikan peluang lebih besar pula dalam partisipasi
masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan.
3. Metode
Penelitian ini didesain sebagai sebuah penelitian deskriptif
kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui potensi daya tarik
wisata berbasis ekowisata dan strategi pengembangan daya tarik wisata
berbasis ekowisata berdasarkan komponen 4A di Desa Fatukoto. Lokasi
penelitian berada di Desa Fatukoto. Desa Fatukoto terletak di Kabupaten
Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Lokasi ini dapat ditempuh
sekitar 3 jam dari Pusat Kota Kupang dengan menggunakan kendaraan
roda empat.
Data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini berupa: a) data
gambaran umum lokasi penelitian, b) data informasi mengenai
karakteristik Desa Fatukoto sebagai destinasi wisata, c) data hasil
wawancara mengenai strategi pengembangan Desa Fatukoto sebagai
destinasi wisata. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk angka maupun
perhitungan. Data kuantitatif yang digunakan berupa: a) data tabulasi
karakteristik informan, b) data jumlah wisatawan yang mengunjungi Desa
Fatukoto, dan c) jumlah kunjungan wisatawan. Instrumen penelitian adalah
alat-alat bantu seperti alat tulis, alat rekam, kamera, kuisioner dan
pedoman wawancara. Metode pengumpulan data yang digunakan pada
3. Atraksi Wisata
Di DTW Danau Kaenka Desa Fatukoto selain memiliki
keindahan alam, masyarakat lokal menyiapkan berbagai kain tenunan
di lokasi Danau Kaenka Desa Fatukoto dengan tujuan agar wisatawan
yang datang berkunjung bukan hanya menikmati keindahan alam saja,
tetapi juga mempelajari budaya masyarakat setempat sehingga dapat
diketahui di berbagai daerah bahkan sampai ke luar negeri. Wisatawan
dapat membeli kain tenunan masyarakat lokal dengan harga yang
berbeda tergantung ukuran besar/kecilnya kain tenun tersebut.
4. Fasilitas
Di Lokasi DTW Danau Kaenka Desa Fatukoto memilki salah
satu kantin milik masyarakat lokal dimana kantin tersebut menyiapkan
berbagai makanan lokal untuk wisatawan yang berkunjung bukan
hanya menikmati keindahan alam tetapi juga dapat menikmati
makanan lokal masyarakat setempat. Di Lokasi DTW Danau Kaenka
Desa Fatukoto memilki 3 buah tempat sampah yang disediakan oleh
masyarakat lokal sehingga wisatawan yang berkunjung tidak
membuang sampah sembarangan tempat begitu juga masyarakat
setempat. Terdapat lampu penerangan yang disediakan di area sekitar
DTW Danau Kaenka Desa Fatukoto. Masyarakat dan
wisatawan/pengunjung bisa beraktivitas sampai malam hari dan bisa
menikmati makanan disediakan oleh masyarakat lokal.
5. Aksesibilitas
Dalam pengembangan suatu daerah wisata perlu adanya
aksesibilitas ke daerah tujuan wisata. Salah satunya DTW Danau
Kaenka Desa Fatukoto. Akses menuju DTW Danau Kaenka Desa
Fatukoto mudah di jangkau dari Kota Kupang karena jalan raya yang
sudah di hotmix dan juga kendaraan roda empat dan roda dua yang
bisa digunakan dan untuk harga roda empat Rp.300.000 dan roda dua
kepang, sendra tari Baru Klinting dan lain sebagainya. Dalam Piagam
Pariwisata Berkelanjutan bahwasanya pembangunan wisata yang
berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat didukung secara ekologi
sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial tehadap
masyarakat, sehingga terdapat upaya terpadu dan terorganisir untuk
mengembangkan kualitas hidup. Hal tersebut meliputi pengaturan
penyediaan, pengembangan, pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya
secara berkelanjutan. Hal tersebut dapat terlaksana dengan sistem
penyelenggaraan kepemerintahan yang baik yang melibatkan partisipasi
antara Pemerintah, swasta dan masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan
kerjasama antara Pemerintah, pihak swasta dan masyarakat lokal yang ada
di DTW Danau Kaenka Desa Fatukoto.
Dalam pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dibutuhkan
pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah proses yang
dijalani individu untuk ikut terlibat dalam berbagai kejadian untuk
mengembangkan diri dan mengeluarkan potensi diri untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
di DTW Danau Kaenka Desa Fatukoto yakni pemberdayaan berupa
peningkatan partisipasi masyarakat dalam memberikan aspirasi dalam
pengambilan keputusan. Masyarakat penting dilibatkan dalam
pengambilan keputusan ketika ada rapat dimana masyarakat dapat
memberikan ide serta dapat mengawasi aktivitas wisata di lingkungan
DTW Danau Kaenka Desa Fatukoto (masyarakat tinggal di kawasan
wisata). Selain hal tersebut pemberdayaan masyarakat juga dilakukan
dalam pengelolaan DTW Danau Kaenka Desa Fatukoto. Pembekalan yang
dilakukan terhadap masyarakat ini meliputi pemanfaatan daun lontar untuk
kerajinan tangan.
Dari segi politik pemerintah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Desa Fatukoto perlu kembali mensosialisasikan upaya pengembangan
Daftar Pustaka
Demartoto, A. (2009). Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat.
Sebelas Maret University Press: Surakarta.
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT. (2016). Buku
Database Kepariwisataan Dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Kupang
Fitriyani, E.N. (2016). Kesempatan Kerja Dan Usaha Masyarakat Lokal
Di Industri Pariwisata Guci (Kasus Desa Guci, Kecamatan
Bumijawa, Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah).
Hadiwijoyo, S. S. (2012). Perencanaan Pariwisata Pedesaan Berbasis
Masyarakat. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Margono, S. (2011). Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam
Pembangunan Pedesaan. IPB Press: Bogor.
Profil Penulis
Dwi Novita Cahyaningtyas Permatasari adalah Dosen Program Studi D-IV
Pengelolaan Konvensi & Peristiwa di Politeknik Internasional Bali. Lahir
di Bantul, 30 November 1989, menempuh Pendidikan S1 bidang
manajemen dan kebijakan publik di UGM, dan menyelesaikan S2 double
degree program UGM dan Hochschule Osnabrueck di bidang ilmu
manajemen dan bisnis internasional.