Strategi Pengembangan Ekowisata Danau Kaenka Berdasarkan Komponen 4A Di Desa Fatukoto, NTT Dwi Novita Cahyaningtyas Permatasari

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

JOURNEY 4 [1]: 1-18 E-ISSN 2654-9999

P-ISSN 2774-1923

STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DANAU KAENKA


BERDASARKAN KOMPONEN 4A DI DESA FATUKOTO, NTT

Dwi Novita Cahyaningtyas Permatasari


Email: [email protected]
Politeknik Internasional Bali

Abstract

Development of attractions in destinations is important for the


existence of tourism. The purpose of this study is to analyse the potential
for ecotourism-based tourist attractions and strategies for developing
ecotourism-based tourist attractions based on the 4A component in
Fatukoto Village, Kupang. Respondents in this study were the Head of the
South-Central Timor Regency Tourism Office, the Head of Fatukoto
Village, the Hamlet Head, Community leaders, Pokdarwis, visitors and
visitors visiting Fatukoto Village. Techniques using data through
observation, interviews, study documentation of Fatukoto Village,
literature study from Fatukoto village reports. The analysis technique uses
data reduction, data presentation, and SWOT analysis. The results showed
that the potential in Fatukoto Village is Lake Kaenka, Mount Fatunausus,
Beautiful Hills View of Fatukoto Village and Plantation. The development
strategy based on the 4A component is directed at increasing community
participation in tourism activities and implementing events to increase
tourist visits because the 4A component in Fatukoto Village is very
supportive.

Keywords: Development Strategy, Attraction, Ecotourism, 4A Components

Abstrak

Pengembangan daya tarik wisata merupakan upaya untuk


meningkatkan eksistensi pariwisata dalam suatu daerah. Tujuan dari
penelitian ini untuk menjawab masalah, yaitu untuk mengetahui potensi
daya tarik wisata berbasis ekowisata dan strategi pengembangan daya tarik
wisata berbasis ekowisata berdasarkan komponen 4A di Desa Fatukoto
Kupang. Responden dalam penelitian ini yakni Kepala Dinas Pariwisata
Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kepala Desa Fatukoto, Kepala Dusun,
Tokoh masyarakat, Pokdarwis dan Pengunjung atau wisatawan yakni
orang yang berkunjung ke Desa Fatukoto. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, wawancara, studi dokumentasi Desa Fatukoto,
studi kepustakaan dari laporan desa Fatukoto. Teknik analisis dengan
menggunakan data reduksi, penyajian data, dan Analisis SWOT. Hasil

JOURNEY Volume 4 Nomor 1, Juni 2021 1


Dwi Novita Cahyaningtyas Permatasari

Penelitian menunjukkan bahwa potensi di Desa Fatukoto adalah Danau


Kaenka, Gunung Fatunausus, Pemandangan Perbukitan Desa Fatukoto
yang Indah dan Perkebunan. Strategi Pengembangan Berdasarkan
komponen 4A diarahkan pada peningkatan partisipasi masyarakat dalam
kegiatan wisata dan pelaksanaan event untuk meningkatkan kunjungan
wisatawan karena komponen 4A di Desa Fatukoto sudah sangat
mendukung.

Kata Kunci: Strategi Pengembangan, DTW, Ekowisata, Komponen 4A

1. Pendahuluan
Pengembangan daya tarik wisata merupakan upaya untuk
meningkatkan eksistensi pariwisata dalam suatu daerah. Namun seiring
dengan perubahan paradigma kepariwisataan dunia maka telah terjadi
pergeseran orientasi dari pariwisata bersifat massal kepada pariwisata
minat khusus. Hal ini terjadi akibat semakin banyaknya wisatawan yang
cenderung mengunjungi objek berbasis alam dan budaya penduduk lokal.
Wisata minat khusus salah satunya dikenal dengan ekowisata.
Provinsi NTT merupakan salah satu dari 10 provinsi yang
ditetapkan oleh Pemerintah menjadi destinasi unggulan wisata. Desa
Fatukoto merupakan salah satu desa di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Potensi unggulan di Desa Fatukoto adalah Danau Kaenka, Gunung
Fatunausus dengan pemandangan perbukitan Desa Fatukoto yang indah
dan Kawasan perkebunan. Pengembangan ekowisata di daerah ini menjadi
penting dalam kaitannya untuk melestarikan potensi wisata baik itu berupa
sumber daya alam maupun budaya masyarakat setempat untuk dijadikan
sebagai sumber ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.
Pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di kawasan ini
belum berkembang karena masyarakat tidak memiliki pengetahuan tentang
alam serta budaya yang menjadi potensi dan nilai jual sebagai daya tarik
wisata. Selain itu, masyarakat juga tidak memiliki keahlian yang
berkualitas untuk mengelola atau terlibat secara langsung dalam kegiatan

2 JOURNEY Volume 4 Nomor 1, Juni 2021


Strategi Pengembangan Ekowisata Danau Kaenka Berdasarkan Komponen 4A Di Desa Fatukoto,
NTT

pariwisata. Kurangnya pengetahuan masyarakat bahwa ekowisata berbasis


masyarakat dapat menciptakan kesempatan kerja dan mengurangi
kemiskinan turut menjadi masalah dalam penelitian ini. Penentuan biaya
untuk wisatawan dan penghasilan ekowisata seperti biaya pemandu, biaya
transportasi, penyediaan homestay sebagai akomodasi, cinderamata,
pemeliharaan obyek wisata pada dasarnya menjadi tanggungjawab
masyarakat setempat.
Peran masyarakat belum terlalu optimal dikarenakan masyarakat
lebih mementingkan pertanian, masyarakat di sekitar lokasi pariwisata
sebenarnya memiliki potensi yang sangat besar terutama dalam hal
menjaga keberlanjutan keberadaan daerah tujuan wsisata tersebut.
Keterlibatan masyarakat secara aktif diperlukan unutk memberikan nilai
tambah bagi pemerintah, swasta maupun masyarakat sendiri. Dari latar
belakang diatas, maka pada penelitian ini penulis berupaya menyusun
strategi pengembangan 4A (atraksi, aksesibilitas, amenitas, dan anciliary)
berbasis ekowisata di Desa Fatukoto sehingga pengembangan tersebut
dapat terlanjutkan dengan baik dan menjadikan Desa Fatukoto sebagai
salah satu daerah tujuan wisata yang siap menerima kunjungan wisatawan
dan berkembang semakin baik sebagai daya tarik wisata. Tujuan dari
penelitian ini untuk untuk mengetahui potensi daya tarik wisata berbasis
ekowisata dan strategi pengembangan.

2. Konsep dan Teori


2.1 Konsep
Pada konsep diuraikan definisi operasional penelitian agar tidak
menimbulkan persepsi yang berbeda antara penulis/peneliti dengan
pembaca. Adapun konsep yang digunakan adalah sebagai berikut ini:

JOURNEY Volume 4 Nomor 1, Juni 2021 3


Dwi Novita Cahyaningtyas Permatasari

1. Pengertian Pariwisata
Wardiyanto (2011:3), mengemukakan bahwa secara
etimologis kata “pariwisata” diidentikan dengan kata “travel” dalam
bahasa inggris yang diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan
berkali-kali dari suatu tempat ke tempat lain.
2. Pengertian Ekowisata
Ekowisata menurut The Internasional Ecotourism Society
(2015) adalah perjalanan yang bertanggung jawab ke daerah-daerah
alami yang melestarikan lingkungan, menopang kesejahteraan
masyarakat setempat melibatkan interpretasi serta pendidikan
lingkungan hidup.
3. Daya Tarik Wisata Berdasarkan Komponen 4 A
Daya tarik wisata adalah sesuatu yang dapat dilihat untuk
dinikmati yang layak dijual ke pasar wisata (Zaenuri, 2012:16).
Menurut Cooper dkk dalam Sunaryo (2013:159) menjelaskan bahwa
kerangka pengembangan destinasi pariwisata terdiri 4 komponen
utama yaitu: Atraksi yang mencakup keunikan dan daya tarik berbasis
alam, budaya, maupun buatan/artificial, aksebilitas yang mencakup
kemudahan sarana dan sistem transportasi, amenitas yang mencakup
fasilitas penunjang, dan ancilary sevice serta institusi yang mendukung
kegiatan pariwisata.
4. Strategi Pengembangan
Strategi pengembangan ekowisata danau Kaenka berdasarkan
komponen 4A di desa Fatukoto, NTT menggunakan analisis SWOT,
yaitu metode yang digunakan untuk membuat evaluasi faktor internal
dan eksternal terdiri dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
bisnis.

4 JOURNEY Volume 4 Nomor 1, Juni 2021


Strategi Pengembangan Ekowisata Danau Kaenka Berdasarkan Komponen 4A Di Desa Fatukoto,
NTT

2.2 Teori
Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan
proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik,
melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk
menjelaskan dan meramalkan fenomena (Neuman, 2003). Konsep dan
teori mendeskripsikan tentang teori-teori yang menjadi landasan dalam
pelaksanaan penelitian ini, diantaranya adalah ekowisata berbasis
masyarakat dan strategi pengembangan daya tarik wisata.
1. Ekowisata Berbasis Masyarakat
Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menarik perhatian
besar terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan sebagai
salah satu isu utama. Potensi pengembangan ekowisata berbasis
masyarakat atau Community Based Ecotourism (CBE) merupakan
konsep pengembangan ekowisata dengan melibatkan dan
menempatkan masyarakat lokal yang mempunyai kendali penuh
dalam manajemen dan pengembangannya sehingga memberikan
kontribusi terhadap masyarakat berupa peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan keberlanjutan kebudayaan lokal. Adapun syarat
mendasar dalam pengembangan ekowisata berbasis masyarakat yaitu
(Denman, 2001):
a. Lanskap atau flora dan fauna yang dianggap menarik bagi para
pengunjung
b. Ekosistem masih dapat menerima kedatangan pengunjung dalam
jumlah tertentu tanpa menimbulkan kerusakan.
c. Komonitas lokal yang sadar akan kesempatan-kesempatan
potensial, resiko dan perubahan yang akan terjadi serta memiliki
ketertarikan untuk menerima kedatangan pengunjung.
d. Adanya struktur yang potensial untuk pengambilan keputusan
komunitas yang efektif

JOURNEY Volume 4 Nomor 1, Juni 2021 5


Dwi Novita Cahyaningtyas Permatasari

e. Tidak adanya ancaman yang nyata dan tidak bisa dihindari atau
dicegah terhadap budaya dan tradisi lokal.
f. Penaksiran pasar awal menunjukan adanya permintaan yang
potensial untuk ekowisata dan terdapat cara yang efektif untuk
mengakses pasar tersebut. Pasar potensial tersebut tidak banyak
menerima penawaran ekowisata.
Komoditas lokal yang terlibat dalam pengembangan
ekowisata berbasis masyarakat perlu memenuhi beberapa aspek yaitu:
a. Kemampuan menjadi tuan rumah penginapan
b. Keterampilan dasar Bahasa inggris
c. Keterampilan computer
d. Keterampilan pengelolaan keuangan
e. Keterampilan pemasaran
f. Keterbukaan terhadap pengunjung
Keunikan dalam pengembangan ekowisata yang melibatkan
masyarakat lokal, yaitu:
a. Jumlah wisatawan berskala kecil sehingga lebih mudah di
koordinir dan dampak yang akan ditimbulkn terhadap alam
relative kecil di bandingkan pariwisata massal.
b. Ekowisata berbasis masyrakat lokal memiliki peluang dalam
mengembangkan atraksi-atraksi wisata yang berskala kecil
sehingga dapat dikelola dan lebih mudah diterima oleh masyarakat
lokal.
c. Dengan peluang yang dimiliki masyarakat lokal dalam
mengembangkan objek-objek wisata yang ada disekitarnya
memberikan peluang lebih besar pula dalam partisipasi
masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan.

6 JOURNEY Volume 4 Nomor 1, Juni 2021


Strategi Pengembangan Ekowisata Danau Kaenka Berdasarkan Komponen 4A Di Desa Fatukoto,
NTT

d. Memberikan pemahaman pentingnya keberlanjutan budaya


(cultural sustainability) serta meningkatkan penghargaan
wisatawan terhadap kebudayaan lokal.
CBE mempunyai prinsip yang dapat digunakan sebagai sarana
pengembangan komunitas bagi masyarakat lokal (Muallisin, 2007)
yakni:
a. Mengakui, mendukung dan mempromosikan pariwisata yang
dimiliki masyarakat.
b. Melibatkan anggota masyarakat sejak awal pada setiap aspek.
c. Mempromosikan kebanggaan masyarakat.
d. Meningkatkan kualitas hidup.
e. Menjamin keberlanjutan lingkungan.
f. Memelihara karakter dan budaya lokal yang unik.
g. Membantu mengembangkan cross-cultural learning.
h. Menghormati perbedaan-perbedaan kultural dan kehormtan
manusia.
i. Mendistribusikan keuntungan secara adil diantara anggota
masyarakat.
j. Menyumbang presentase yang ditentukan bagi income proyek
masyarakat.

2. Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata


Strategi merupakan sarana bersama dengan tujuan jangka
panjang yang hendak dicapai disertai upaya untuk mencapai tujuan
(David 2011: 18). Strategi bisnis dapat meliputi ekspansi, akuisi,
pengembangan produk, diversifikasi, pengetatan, penetrasi pasar,
divestai, likuidasi dan usaha petungan atau joint venture. Menurut
Rangkuti (2013: 183). Strategi adalah perencanaan induk yang
komperehensif, yang menjelaskan bagaimana perusahaan akan

JOURNEY Volume 4 Nomor 1, Juni 2021 7


Dwi Novita Cahyaningtyas Permatasari

mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang


telah ditetapkan sebelumnya. Menurut UU nomor 10 tahun 2009
tentang kepariwisataan, daerah tujuan wisata yang selanjutnya disebut
sebagai destinasi pariwista adalah kawasan geografis yang spesifik
berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya
terdapat kegiatan kepariwisataan disertai dengan keberadaan daya
tarik wisata, fasilitas umum, aksebilitas serta masyarakat yang saling
bersinergi. Adapun kerangka pengembangan destinasi 4A meliputi
atraksi, aksebilitas, amenitas, ancilary sevice.

3. Metode
Penelitian ini didesain sebagai sebuah penelitian deskriptif
kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui potensi daya tarik
wisata berbasis ekowisata dan strategi pengembangan daya tarik wisata
berbasis ekowisata berdasarkan komponen 4A di Desa Fatukoto. Lokasi
penelitian berada di Desa Fatukoto. Desa Fatukoto terletak di Kabupaten
Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Lokasi ini dapat ditempuh
sekitar 3 jam dari Pusat Kota Kupang dengan menggunakan kendaraan
roda empat.
Data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini berupa: a) data
gambaran umum lokasi penelitian, b) data informasi mengenai
karakteristik Desa Fatukoto sebagai destinasi wisata, c) data hasil
wawancara mengenai strategi pengembangan Desa Fatukoto sebagai
destinasi wisata. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk angka maupun
perhitungan. Data kuantitatif yang digunakan berupa: a) data tabulasi
karakteristik informan, b) data jumlah wisatawan yang mengunjungi Desa
Fatukoto, dan c) jumlah kunjungan wisatawan. Instrumen penelitian adalah
alat-alat bantu seperti alat tulis, alat rekam, kamera, kuisioner dan
pedoman wawancara. Metode pengumpulan data yang digunakan pada

8 JOURNEY Volume 4 Nomor 1, Juni 2021


Strategi Pengembangan Ekowisata Danau Kaenka Berdasarkan Komponen 4A Di Desa Fatukoto,
NTT

penelitian ini adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi


kepustakaan. Sedangkan teknik analisis data dilakukan melalui data
reduksi, data display, analisis SWOT, dan matriks SWOT.

4. Hasil dan Pembahasan


4.1 Potensi Danau Kaenka Berbasis Ekowisata Berdasarkan Komponen
4A Di Desa Fatukoto
1. Potensi Wisata Alam Desa Fatukoto
Panorama alam pegunungan dan lembah sangat indah untuk
dinikmati dari ketinggian 1.500 m di atas permukaan laut. Di
perjalanan menuju ke Fatunausus pengunjung dapat melihat
pemandangan hutan yang ditumbuhi dengan tanaman eucaliptus alba
dan eucaliptus europhila. Kawanan hewan berupa sapi dan kuda
berlari menambah suasana yang sangat menarik.
2. Potensi Budaya
Di Desa Fatukoto disamping memiliki potensi alam, juga
memiliki potensi budaya dari kehidupan sosial budaya masyarakat
lokal yang unik dan bisa dijadikan sebagai DTW yang menjadi
pendukung potensi utama, yaitu pemanfaatan tanaman lontar menjadi
alat musik sasando atau barang kerajinan lainnya, dan pengelolaan air
sadapan pohon lontar untuk dimanfaatkan menjadi gula. Pada pagi dan
sore hari jika wisatawan berkunjung ke Desa Fatukoto dan Danau
Kaenka, wisatawan juga bisa melihat dan menyaksikan masyarakat
setempat melakukan pemanjatan pohon lontar yang unik dan menarik.
Adapun makanan tradisional yang disediakan oleh masyarakat lokal di
lokasi wisata Danau Kaenka Desa Fatukoto kepada
wisatawan/pengunjung. Biasanya wisatawan/pengunjung yang
berkunjung ke Danau Kenka Desa Fatukoto sebagian besar mencicipi
makanan tradisional yang disebut pisang gepe (pisang bakar).

JOURNEY Volume 4 Nomor 1, Juni 2021 9


Dwi Novita Cahyaningtyas Permatasari

3. Atraksi Wisata
Di DTW Danau Kaenka Desa Fatukoto selain memiliki
keindahan alam, masyarakat lokal menyiapkan berbagai kain tenunan
di lokasi Danau Kaenka Desa Fatukoto dengan tujuan agar wisatawan
yang datang berkunjung bukan hanya menikmati keindahan alam saja,
tetapi juga mempelajari budaya masyarakat setempat sehingga dapat
diketahui di berbagai daerah bahkan sampai ke luar negeri. Wisatawan
dapat membeli kain tenunan masyarakat lokal dengan harga yang
berbeda tergantung ukuran besar/kecilnya kain tenun tersebut.
4. Fasilitas
Di Lokasi DTW Danau Kaenka Desa Fatukoto memilki salah
satu kantin milik masyarakat lokal dimana kantin tersebut menyiapkan
berbagai makanan lokal untuk wisatawan yang berkunjung bukan
hanya menikmati keindahan alam tetapi juga dapat menikmati
makanan lokal masyarakat setempat. Di Lokasi DTW Danau Kaenka
Desa Fatukoto memilki 3 buah tempat sampah yang disediakan oleh
masyarakat lokal sehingga wisatawan yang berkunjung tidak
membuang sampah sembarangan tempat begitu juga masyarakat
setempat. Terdapat lampu penerangan yang disediakan di area sekitar
DTW Danau Kaenka Desa Fatukoto. Masyarakat dan
wisatawan/pengunjung bisa beraktivitas sampai malam hari dan bisa
menikmati makanan disediakan oleh masyarakat lokal.
5. Aksesibilitas
Dalam pengembangan suatu daerah wisata perlu adanya
aksesibilitas ke daerah tujuan wisata. Salah satunya DTW Danau
Kaenka Desa Fatukoto. Akses menuju DTW Danau Kaenka Desa
Fatukoto mudah di jangkau dari Kota Kupang karena jalan raya yang
sudah di hotmix dan juga kendaraan roda empat dan roda dua yang
bisa digunakan dan untuk harga roda empat Rp.300.000 dan roda dua

10 JOURNEY Volume 4 Nomor 1, Juni 2021


Strategi Pengembangan Ekowisata Danau Kaenka Berdasarkan Komponen 4A Di Desa Fatukoto,
NTT

Rp. 150.000 dengan waktu + 1 jam perjalanan. Jarak menuju DTW


Danau Kaenka Desa Fatukoto dari Kota Kupang kurang lebih 100KM.
Arah penunjuk arah juga jelas menuju ke lokasi DTW Danau Kaenka
Desa Fatukoto sehingga wisatawan yang berkunjung tidak sesat dalam
perjalanan.
6. Pelayanan Tambahan
Desa Fatukoto merupakan salah satu destinasi wisata yang
menjadi tempat kunjungan para wisatawan baik wisatawan lokal,
wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. Dari berbagai
potensi dan DTW yang terdapat di Desa Fatukoto dapat merespon
masyarakat tuan rumah untuk mengembangkan segala potensi dan
DTW yang ada di Desa Fatukoto. Dalam pengembangan dan
pengelolaan potensi dan DTW di Desa Fatukoto, pemerintah Desa
Fatukoto, sebagai peran utama dalam pengembangan dan pegelolaan
potensi dan DTW tersebut. Pihak instansi atau lembaga pemerintah
yang mengelola seluruh potensi dan DTW yang ada di Desa Fatukoto
adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Desa Fatukoto. Salah
satunya potensi DTW Danau Kaenka Desa Fatukoto yang tahun ini
pemerintah Desa Fatukoto akan kembangkan potensi tersebut. Untuk
pelayanan tambahan di Danau Kaenka Desa Fatukoto dalam proses
pembangunan untuk menarik kunjungan wisatawan salah satunya
penginapan (homestay).

4.2 Pembahasan Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata Berbasis


Ekowisata Berdasarkan Komponen 4A Di Desa Fatukoto
Adapun kondisi eksternal atau kondisi luar area DTW Danau
Kaenka Desa Fatukoto. Yang berpengaruh terhadap pengembangan DTW
Danau Kaenka Desa Fatukoto baik yang bersifat positif yakni mendorong
maupun bersifat negatif yang mengancam pengembangan DTW Danau

JOURNEY Volume 4 Nomor 1, Juni 2021 11


Dwi Novita Cahyaningtyas Permatasari

Kaenka Desa Fatukoto. Kondisi eksternal dan internal DTW Danau


Kaenka Desa Fatukoto terdiri dari faktor peluang yang bersifat positif dan
faktor ancaman yang bersifat negatif.
Tabel 1.
Identifikasi Faktor Internal Dan Faktor Eksternal
Faktor Internal Faktor Eksternal
Kekuatan Peluang
1) Jalan menuju lokasi wisata 1) Daya tarik wisata Danau
Danau Kaenka Desa Fatukoto Kaenka Desa Fatukoto
mudah dijumpai/dihotmix. menjadi perhatian masyarakat
2) DTW Danau Kaenka Desa setempat dan pemerintah Desa
Fatukoto letaknya yang strategis Fatukoto.
yaitu berada di Desa Fatukoto 2) Daya tarik wisata Danau
3) Lokasi DTW Danau Kaenka Kaenka Desa Fatukoto
Desa Fatukoto yang bersih. menjadi icon Desa Fatukoto.
4) Keramahan masyarakat 3) Trend berfoto di Danau
terhadap para pengunjung. Kaenka Desa Fatukoto guna
5) Souvenir shop mudah dijumpai. pontingan di sosial media.
6) Toilet umum yang bersih. 4) Dapat menciptakan
7) Daya tarik wisata Danau kesempatan kerja di bidang
Kaenka Desa Fatukoto memiliki pariwisata.
cerita bersejarah yang unik. 5) Membantu meningkatkan taraf
8) Adapun spot foto. hidup.
9) Adapun oleh-oleh seperti kain 6) Banyak usaha di bidang
sarung dan alat musik sasando. perikanan.
Kelemahan Ancaman
1) Tidak tersedianya Local Guide 1) Terdapat DTW lain yang lebih
2) Fasilitas pada daya tarik wisata menarik.
Danau Kaenka Desa Fatukoto 2) Krisis ekonomi global
masih belum memadai. mempengaruhi kemampuan
3) Kurangnya penguasaan bahasa seseorang untuk melakukan
baik bahasa Indonesia maupun perjalanan wisata.
bahasa asing 3) Rendahnya minat investor
4) Sampah yang masih dibuang nasional maupun internasional
sembarangan. untuk menanamkan modalnya
5) Belum optimalnya kegiatan dalam industri pariwisata di
promosi. Desa Fatukoto
6) Kurangnya SDM dengan latar 4) Situasi sosial politik nasional
belakang di bidang pariwisata. dan daerah berakibat pada
ketertiban dan keamanan yang
belum kondusif

12 JOURNEY Volume 4 Nomor 1, Juni 2021


Strategi Pengembangan Ekowisata Danau Kaenka Berdasarkan Komponen 4A Di Desa Fatukoto,
NTT

Strategi pengembangan ekowisata pada DTW Danau Kaenka Desa


Fatukoto ini dengan menekankan pada kelima aspek yaitu Ekonomi,
Sosial, Budaya, Lingkungan dan Politik, menjadi suatu tolak ukur untuk
masyarakat yang ada di Danau Kaenka Desa Fatukoto. Masyarakat yang
ada di Desa Fatukoto memilki karakteristik yang berbeda-berbeda baik
dari usia, dan jenjang pendidikan, masyarakat lebih mendominasi pada
usia lanjut dan berpendidikan rendah atau hanya tamatan Sekolah Dasar,
untuk itu perlu adanya motivasi yang tinggi untuk generasi-generasi
sekarang untuk bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan kembali
mengembangkan DTW Danau Kaenka Desa Fatukoto. Kerja sama antar
pemerintah, pelaku usaha pariwisata serta masyarakat sudah sangat baik
untuk itu suatu tantangan yang besar untuk masyarakat setempat untuk
terus meningkatkan potensi yang ada baik itu potensi sumber daya alam
maupun sumber daya manusia.
Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis SWOT untuk
mengetahui strategi yang digunakan untuk pengembangan pariwisata
berkelanjutan yang ada di DTW Danau Kaenka Desa Fatukoto. Strategi
yang diusulkan peneliti adalah strategi membekali masyarakat
sekitar/memberikan wawasan terhadapat masyarakat tentang DTW Danau
Kaenka Desa Fatukoto oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Desa
Fatukoto. Hal tersebut dilakukan dengan mengadakan pertemuan dengan
masyarakat melalui Camat/Kepala Desa.
Masyarakat sangat penting untuk dibekali mengingat masyarakat
berada di kawasan wisata. Pembekalan yang dilakukan terhadap
masyarakat mencakup 5 dimensi yang sesuai dengan wisata yang
berkelanjutan (lingkungan, ekonomi, sosial, budaya, politik). Pemerintah
akan memberikan pembekalan terhadap masyarakat berkaitan dengan
pengelolaan lingkungan. Dilihat dari segi ekonomi, bahwasanya wisata
juga memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Selain hal tersebut juga

JOURNEY Volume 4 Nomor 1, Juni 2021 13


Dwi Novita Cahyaningtyas Permatasari

dapat membangun kapasitas ekonomi daerah untuk memperbaiki masa


depan ekonomi dan kualitas hidup yang dalam hal ini dibutuhkan kerja
sama masyarakat dan Pemerintah.
Secara sosial budaya juga dilakukan pembekalan terhadap
masyarakat untuk tetap menjaga nilai-nilai budaya yang ada sehingga
budaya lokal tidak hilang. Secara keseluruhan pembekalan yang dilakukan
terhadap masyarakat untuk mengembangkan wisata yang berkelanjutan
adalah sebagai berikut. Lingkungan memiliki nilai untuk menjadi aset
wisata yang pemanfaatannya berkelanjutan untuk masa yang akan datang.
Dalam hal ini pengelolaan lingkungan penting dilakukan. Pengelolaan
lingkungan dilakukan dengan cara menyediakan tempat sampah organik
dan non organik. Sampah organik dapat dikelola menjadi pupuk dan dapat
digunakan di kemudian hari sebagai pupuk yang bermanfaat untuk
tanaman-tanaman di DTW Danau Kaenka Desa Fatukoto. Dari segi
ekonomi, pembekalan yang dilakukan adalah memberikan nomor
keanggotaan setiap pemilik kios dimana di DTW Danau Kaenka Desa
Fatukoto terdapat 5 kios masyarakat. Hal ini dilakukan agar Pemerintah
mengetahui secara keseluruhan kios-kios yang ada di wisata tersebut
Mengikutkan/memberikan tempat bagi para pemiliki kios dalam event-
event kepariwisataan yang dapat meningkatkan penghasilan bagi
masyarakat. Dengan demikian, hasil-hasil sumber daya alam yang
dikembangkan menjadi cinderamata/kerajinan khas dari DTW Danau
Kaenka Desa Fatukoto dijual dan dikenali oleh masyarakat luar yang
datang di event tersebut.
Dari segi sosial budaya, pihak desa mengundang pakar budaya
untuk dapat menjelaskan lebih detail tentang sejarah DTW Danau Kaenka
Desa Fatukoto dan budaya-budaya lainnya sebagai ikon dari wisata DTW
Danau Kaenka Desa Fatukoto. Selain itu melakukan pertunjukan budaya
di wisata juga mengenalkan budaya – budaya yang ada, contohnya jaran

14 JOURNEY Volume 4 Nomor 1, Juni 2021


Strategi Pengembangan Ekowisata Danau Kaenka Berdasarkan Komponen 4A Di Desa Fatukoto,
NTT

kepang, sendra tari Baru Klinting dan lain sebagainya. Dalam Piagam
Pariwisata Berkelanjutan bahwasanya pembangunan wisata yang
berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat didukung secara ekologi
sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial tehadap
masyarakat, sehingga terdapat upaya terpadu dan terorganisir untuk
mengembangkan kualitas hidup. Hal tersebut meliputi pengaturan
penyediaan, pengembangan, pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya
secara berkelanjutan. Hal tersebut dapat terlaksana dengan sistem
penyelenggaraan kepemerintahan yang baik yang melibatkan partisipasi
antara Pemerintah, swasta dan masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan
kerjasama antara Pemerintah, pihak swasta dan masyarakat lokal yang ada
di DTW Danau Kaenka Desa Fatukoto.
Dalam pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dibutuhkan
pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah proses yang
dijalani individu untuk ikut terlibat dalam berbagai kejadian untuk
mengembangkan diri dan mengeluarkan potensi diri untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
di DTW Danau Kaenka Desa Fatukoto yakni pemberdayaan berupa
peningkatan partisipasi masyarakat dalam memberikan aspirasi dalam
pengambilan keputusan. Masyarakat penting dilibatkan dalam
pengambilan keputusan ketika ada rapat dimana masyarakat dapat
memberikan ide serta dapat mengawasi aktivitas wisata di lingkungan
DTW Danau Kaenka Desa Fatukoto (masyarakat tinggal di kawasan
wisata). Selain hal tersebut pemberdayaan masyarakat juga dilakukan
dalam pengelolaan DTW Danau Kaenka Desa Fatukoto. Pembekalan yang
dilakukan terhadap masyarakat ini meliputi pemanfaatan daun lontar untuk
kerajinan tangan.
Dari segi politik pemerintah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Desa Fatukoto perlu kembali mensosialisasikan upaya pengembangan

JOURNEY Volume 4 Nomor 1, Juni 2021 15


Dwi Novita Cahyaningtyas Permatasari

wisata terhadap masyarakat lokal terkhususnya Desa Daiama. Sehingga


masyarakat lokal mengerti cara mengelola daerah wisata terkhususnya di
DTW Danau Kaenka Desa Fatukoto. Oleh karena itu dengan
mengimplementasikan hal- hal tersebut, maka konsep yang diterapkan di
DTW Danau Kaenka Desa Fatukoto menuju pariwisata yang
berkelanjutan.

5. Simpulan dan Rekomendasi


Berdasarkan hasil penelitian tentang strategi pengembangan
ekowisata pada daya tarik wisata Danau Kaenka Desa Fatukoto Desa
Daiama Desa Fatukoto, maka kesimpulan yang diambil oleh penulis
adalah: Ekowisata dapat dilihat sebagai suatu konsep pengembangan
pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya
pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi
masyarakat. Pengembangan patut dilakukan untuk mewujudkan Danau
Kaenka Desa Fatukoto sebagai destinasi wisata secara berkelanjutan
pengembangan potensi wisata alam dan persiapan infrastruktur, promosi,
perbaikan SDM dan pemberdayaan masyarakat lokal. Berdasarkan analisis
SWOT tentang strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan pada daya
tarik wisata Danau Kaenka Desa Fatukoto, langkah yang dapat dirumuskan
dalam menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang yaitu adanya
kerjasama dengan para stakehokder dalam berinovasi memberdayakan
hasil pangan untuk dijadikan cinderamata. Dengan kata lain,
pengembangan kelembagaan, pendidikan, pelatihan manajemen pariwisata
kepada masyarakat lokal perlu dilakukan guna membuka peluang dan
kesempatan kerja bagi masyarakat setempat.
Dari kesimpulan di atas, dapat diberikan saran-saran yang bersifat
kontruktif dan sekiranya berguna dalam pengembangan daya tarik wisata

16 JOURNEY Volume 4 Nomor 1, Juni 2021


Strategi Pengembangan Ekowisata Danau Kaenka Berdasarkan Komponen 4A Di Desa Fatukoto,
NTT

Danau Kaenka Desa Fatukoto sebagai ekowisata yang berkelanjutan


diantaranya:
a. Pemerintah Desa Fatukoto perlu meningkatkan sumber daya manusia
masyarakat lokal agar dapat berpartisipasi secara aktif dalam
pengembangan lokasi wisata Danau Kaenka Desa Fatukoto untuk
mendukung kemajuan dan kesejahteraan masyarakat lokal.
b. Perlu adanya promosi agar Danau Kaenka Desa Fatukoto dapat
diketahui oleh masyarakat luas.
c. Pihak pengelola hendaknya mulai menyusun program pengembangan
pariwisata berkelanjutan dalam mengoptimalkan pengembangan
lokasi wisata Danau Kaenka sebagai daya tarik wisata unggulan.
d. Dalam pengembangan pariwisata Danau Kaenka Desa Fatukoto
dikatakan berkelanjutan apabila kerjasama dan partisipasi antar pihak
staheholders ditingkatkan dalam proses perencanaan, pengembangan,
dan pengelola sesuai dengan perannya masing-masing sehingga bisa
mencapai hasil dan tujuan yang diharapkan. Partisipasi dari
masyarakat lokal perlu dikedepankan karena masyarakat lokal yang
bersentuhan langsung dengan keadaan dan keberadaan lokasi wisata
Danau Kaenka Desa Fatukoto.

Daftar Pustaka
Demartoto, A. (2009). Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat.
Sebelas Maret University Press: Surakarta.
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT. (2016). Buku
Database Kepariwisataan Dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Kupang
Fitriyani, E.N. (2016). Kesempatan Kerja Dan Usaha Masyarakat Lokal
Di Industri Pariwisata Guci (Kasus Desa Guci, Kecamatan
Bumijawa, Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah).
Hadiwijoyo, S. S. (2012). Perencanaan Pariwisata Pedesaan Berbasis
Masyarakat. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Margono, S. (2011). Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam
Pembangunan Pedesaan. IPB Press: Bogor.

JOURNEY Volume 4 Nomor 1, Juni 2021 17


Dwi Novita Cahyaningtyas Permatasari

Nurdiyanto, S. (2015). Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan


Desa Wisata (Studi di Desa Wisata Bleberan, Kecamatan Playen,
Kabupaten Gunung Kidul).
Pitana, I Gede dan I Ketut Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata.
Andi Offset: Yogyakarta.
Rahayu, S. (2015). Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat
(Community Based Tourism) di Kabupaten Kulon Progo Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Riyani, E. (2018). Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Obyek
Wisata Alam Air Terjun Jumog Dan Dampak Terhadap Kondisi
Ekonomi Masyarakat (Studi Di Desa Berjo Kecamatan
Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah).
Rukminto, A.I. (2007). Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset
Komunitas: dari pemikiran menuju penerapan. FISIP UI Press:
Depok.
Siagian, S. T. (1998). Partisipasi masyarakat dalam Memberi Sumbangsi
bagi Pembangunan. Andi Press: Jakarta.
Sunaryo, B. (2013). Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata
Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Gava Media: Yogyakarta.
Suranti. (2013). Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Pantai
Baru Dusun Ngentak, Poncosari, Srandakan, Bantul.
Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Pasal 19 ayat
2.

Profil Penulis
Dwi Novita Cahyaningtyas Permatasari adalah Dosen Program Studi D-IV
Pengelolaan Konvensi & Peristiwa di Politeknik Internasional Bali. Lahir
di Bantul, 30 November 1989, menempuh Pendidikan S1 bidang
manajemen dan kebijakan publik di UGM, dan menyelesaikan S2 double
degree program UGM dan Hochschule Osnabrueck di bidang ilmu
manajemen dan bisnis internasional.

18 JOURNEY Volume 4 Nomor 1, Juni 2021

Anda mungkin juga menyukai