EDOUWAR MONTET (Orientalis Barat)
EDOUWAR MONTET (Orientalis Barat)
EDOUWAR MONTET (Orientalis Barat)
AL - QURAN
Putri Ghoida’ Habibilah (19240002), Mu'thiyah Shinfal Afroh (19240043),
'Uzair Hanif (19240075)
Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Mata kuliah Kajian Barat Atas al – Qur’an
Abstrak
Orient dalam bahasa Prancis dan mustasyriq dalam bahasa arabnya, dan kita mengenalnya
dengan istilah orientalis, suatu istilah yang sudah begitu dekat dengan telinga dunia akademisi.
Studi orientalis terus mengalami perkembangannya dari masa kemasa, dengan berbagai macam
dinamika yang terus berkembang. Tidak henti-hentinya dunia Barat meneliti tentang segala
aspek yang berhubungan dengan ke-Timuran, mulai dari Jerman Belanda, hingga Prancis
semua seakan berlomba lomba mengkajinya. Tentunya hal ini juga menjadi perhatian bagi kita
terhadap keseriusan dalam orientalismenya. Satu sisi yang menarik untuk penulis uraikan
adalah salah satu tokoh orientalis ang berasal dari Prancis dengan pemikirannya, ia adlah
Edouwar Montett. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif penulis akan membahas lebih
detail yang meliputinya.
Pembahasan
Selayang Pandang Edouward Montett
Kitikan mengenai silam terus memang selalu ada, apalagi peatnya kajian mengenai dunia timur
juga semakin berkembang. Banyak orang yan tertarik untuk mendalaminya termasuk Edouard
Montet. Dia adalah orientalis yan bernama lengkap Edouard Louis Montet yan dilahirkan pada
12 Juni 1856 disebuah kota yang benama Lyon di Prancis 1. Minat edward terhadap keilmuan
memang sudah nampak sejak kecil dibuktikan dengan kegigihannya yang konsisten terus ia bawa
saat menempuh pendidikan sarjana di Jenewa, Berlin ditahun 1874 yang kemudian melanjutkan
S2 di almamater yang sama. Tak heran jika Edwar bisa berargumen kuat mengenai studi
1
Mansur, Syafi'in, Memetakan Tuduhan Orientalis Terhadap Nabi Muhammad Saw. (Banten: Pusat Penelitian Dan
Penerbitan Lp2m Uin Smh Banten. 2020), 35
ketimuran karena memang dalam studinya ia fokus pada bidang studi Teologi 2. Selepas
menyelesaikan studi S2 Edward menikah dengan Natahalie Dinner yakni anak perempuan dari
pasangan Aguste dan Andre. Kemudian pada tahun 1883 ia menempuh S3 yang kemudian lulus
bergelar Ph.D. sepak terjang Edward tak berhenti, kemudian Pada tahun 1885 ia diangkat
menjadi Profesor bahasa negara timur dan terus berkiprah pada dunia keilmuan. Berikut adalah
catatan karir seorang Edward Montet :
2
Muhammad, Sumber Al-Quran Versi Orientalis: Studi terhadap Pemikiran Edouard Montet (Penelitian), 26
3
Muhammad, Sumber Al-Quran Versi Orientalis: Studi terhadap Pemikiran Edouard Montet (Penelitian), 28
Edouard Montet dalam pemikirannya terhadap sumber-sumber al-Quran, membagi menjadi tiga
bagian, yaitu:4
Edouard Montet yang memiliki karya, Le Coran cukup menyita perhatian pembacanya.
Pada karya terjemahan ini di temui penulisan nama “MAHOMET atau dalam bahasa indonesia
“Muhammad” di sampul luar dan halaman judul. Tentu hal semacam ini bukankah tanpa maksud
dan tujuan tertentu. Penulisan nama itu telah menjadi representasi dari pemikirannya mengenai
4
Muhammad, Sumber Al-Quran Versi Orientalis: Studi terhadap Pemikiran Edouard Montet (Penelitian), 31
5
Ibrahim Audh, “al-Mustasyriq “Montet” wa haditsuhu an al-Quran”, https://www.alukah.net/sharia/0/44120/
(diakses pada 28 september 2020, puku 22:49)
al-Quran yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad adalah yang menulis Al-Qur'an itu sendiri
dan bukanlah sebuah wahyu yang datang dari tuhan. Hal ini tentu tidak sesuai dengan orentasi
ilmiah sama sekali. Para orientalis ini tidak mengakui Al-Qur'an sebagai wahyu ilahi, melainkan
karya Rasulullah SAW. Walaupun begitu, tidak semestinya ia menulis nama “Muhammad” di
sampulnya, seperti yang telah di katakan sebelumnya . Karena tidak ada Al-Qur'an yang
mencantumkan nama nabi di sampulnya. Maka sebagai seorang yang sebatas berperan sebagai
penerjemah, seharusnya mengantisipasi akan hal seperti ini yang tentu bisa saja menyesatkan
pembaca, khususnya di wilayahEropa.
Selain tidak percaya bahwa al-Quran ialah wahyu dan menganggap al-Qur’an sebagai
karya Nabi Muhammad, ia juga sering melanggar amanat ilmiah. Dia ini berkali-kali mencampur
aduk hubungan antara satu ayat menjadi lebih dari satu ayat, dan menggabungkan dua ayat ke
dalam satu ayat tanpa adanya tendensi apa pun, juga tanpa usaha apapun untuk menguatkan
pendapatnya yang keliru ini.
Karya terjemahan yang dibuat oleh Edouard Montet banyak di pengaruhi oleh kesalahan
yang menggelikan dan juga berbahaya. Kesalahan-kesalahan itu tidak seharusnya dilakukan oleh
seseorang yang sudah mendapatkan gelar profesor bahasa ketimuran dan dekan kehormatan dari
universitas terkemuka seperti Universitas Jenewa. Berikut contoh kesalahan terjamah yang
dilakukan Edouard Montet;
Pada surat al-Baqarah ayat 98, Edouard Montet menerjamah منsyarat yang seharusnya
berarti “barangsiapa” menjadi منistifham yang mempunyai arti tanya.
]98 : َم ْن َكانَ َع ُد ًّوا هَّلِل ِ َو َماَل ئِ َكتِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ِجب ِْري َل َو ِمي َكا َل فَإ ِ َّن هَّللا َ َع ُد ٌّو لِ ْل َكافِ ِرينَ [البقرة
Satu ayat tersebut oleh Edouard Montet dijadikan dua jumlah yang dipisahkan dan bukan
َ ه َو ُر ُسلِ ِه َو ِجب ِْري َل َو ِمي َكnِ ِ َم ْن َكانَ َع ُد ًّوا هَّلِل ِ َو َماَل ئِ َكتdijadikan jumlah istifham
sebuah satu-kesatuan. Pertama, ال
yang seharusnya menjadi jumlah syarat. Jumlah yang kedua adalah َ فَإ ِ َّن هَّللا َ َع ُد ٌّو لِ ْل َكافِ ِرينdijadikan
jumlah kedua yang tidak terkait sama sekali dengan yang pertama, sehingga menjadikannya
pemahaman ayat ini menjadi kacau dan tidak utuh.6
Kesimpulan
Edouward Montett merupakan orientalis asal Pranciss yang sejak kecil sudah mendalami
Theologi. Sejarah kehidupan edward tak lepas dari dunia keilmuan sehingga dalam karirnya
edouward tercatat sbegai orang yang cukupberpengaruh pada masanya. Pemikiran edouward
menenai quran tak lepas dari gagasan orientalis lain. Tuduhannnya mengnai al – Quran juga tak
lepas aka konsepberpikirnya yang menganggap bahwa quran ditanmisikan dari lisan ke lisan,
quran yan tak lepas dengan syair arab, dan kecerdasan Nabi muhammad dalam proses pembuatan
al – quran. Dari 3 konsep ini melahrkan argumennya terhadap Quran bahwa bukanlah wahyu
dari tiha, tidak ada batas ayat, dan terdapat banyak kesalahan dam terjemah al – Quran.
Refrensi
Ibrahim Audh, “al-Mustasyriq “Montet” wa haditsuhu an al-Quran”,
https://www.alukah.net/sharia/0/44120/ (diakses pada 28 september 2020, puku 22:49)
Mansur, Syafi'in. 2020. Memetakan Tuduhan Orientalis Terhadap Nabi Muhammad
Saw. (Banten: Pusat Penelitian)
Muhammad. 2017. Sumber Al-Quran Versi Orientalis: Studi terhadap Pemikiran Edouard
Montet (Penelitian), 26
6
Ibrahim Audh, “al-Mustasyriq “Montet” wa haditsuhu an al-Quran”, https://www.alukah.net/sharia/0/44120/
(diakses pada 28 september 2020, puku 22:49)